Anda di halaman 1dari 26

BAB I PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Banyak sekali hal yang menjadi hambatan bagi seseorang yang belum
mengalami pengalaman kerja untuk terjun ke dunia pekerjaan, seperti halnya ilmu
pengetahuan yang diperoleh kampus bersifat statis (pada kenyataannya masih
kurang adaptif atau kaku terhadap kegiatan dalam dunia kerja yang nyata) teori
yang di peroleh belum tentu sama dalam dunia kerja di lapangan, dan keterbatasan
waktu ruang yang mengakibatkan ilmu pengetahuan yang diperoleh masih
terbatas. maka salah satu tujuan program studi Teknik Sipil Fakultas Teknik
Universitas Jenderal Achmad Yani adalah Praktik Kerja.
Praktik Kerja (PK) merupakan salah satu mata kuliah wajib khususnya di
Jurusan Teknik Sipil Universitas Jenderal Achmad Yani untuk memperoleh gelar
sarjana teknik sipil strata satu (S1), dan untuk mendapatkan gambaran nyata
tentang dunia kerja kepada mahasiswa berdasarkan pengalaman yang dilakukan
pada salah satu perusahaan baik secara langsung maupun tidak langsung.

Tempat proyek yang kami jadikan sebagai tinjauan Praktik Kerja (PK) adalah
Proyek Pemeliharaan Periodik (SFO) dan Rekonstruksi Rigid Pavement Ruas Tol
Cipularang Jalur B Tahun 2018 dan topik yang kami ambil pada PK ini yaitu
Rekonstruksi Rigid Pavement Ruas Tol Cipularang Jalur B Tahun 2018. Adapun
pekerjaan tersebut kami tinjau tersebut berdasarkan metode pelaksanaanya
sehingga sesuai dengan kompetensi lulusan strata satu (S1).

1.2. Tujuan Praktik Kerja


Dalam melaksanakan Praktek Kerja Lapangan terdapat beberapa tujuan
diadakannya Praktek Kerja Lapangan, antara lain:
1. Sebagai salah satu syarat penyelesaian studi di Universitas Jenderal
Achmad Yani Cimahi.
2. Mahasiswa dapat memperoleh kesempatan untuk menerapkan dan
membandingkan pengetahuan yang telah di peroleh dalam perkuliahan dan
di lapangan kerja.

I-1
I-2

3. Menerapkan ilmu pengetahuan teori dengan pelaksanaan di lapangan.


4. Mendapatkan pengalaman kerja.

1.3. Ruang Lingkup Praktik Kerja


Proyek Pekerjaan Rekonstuksi Rigid Pavement (Perkerasan Kaku) Ruas Tol
Cipularang Jalur B terdiri dari beberapa pekerjaan seperti Rekonstruksi,Scrapping
dan grouting. Dengan adanya beberapa pekerjaan tersebut, maka laporan praktek
kerja ini membatasi masalah yang akan dibahasagar mendapatkan hasil
pembahasan yang maksimal.
Masalah yang akan dibahas pada laporan praktek kerja ini meliputi segala
sesuatu yang berkaitan dengan metode pelaksanaan rekonstruksi dengan
mendefinisikan persoalan, mengumpulkan informasi-informasi, melakukan
analisis, menetapkan batasan-batasan perencanaan, menetapkan alternatif-
alternatif perencanaan, memilih alternatif terbaik, menyiapkan pelaksanaan yang
lebih rinci, melakukan pemeriksaan ulang terhadap rencana yang diusulkan.
Dalam menyajikan gambaran yang jelas, dalam penyusunan laporan praktek
kerja ini penulis mengumpulka data sebanyak-banyaknya sesuai yang dibutuhkan.
Laporan praktek kerja ini pada hakikatnya melaporkan hasil pengamatan atau
peninjauan selama pelaksanaan proyek di lapangan. Adapun metode metode yang
penulis gunakan sebagai berikut :
1. Mengacu pada pedemon praktek kerja yang diberikan oleh pihak jurusan
Teknik Sipil Universitas Jenderal Achmad Yani.
2. Mengikuti arahan yang diberikan oleh pembimbing baik pembimbing
lapangan maupun pembimbing dari kampus.

1.4. Manfaat Praktik Kerja


Manfaat dari Praktik Kerja, antara lain:
1. Menambah wawasan dan ilmu pengetahuan mahasiswa.
2. Dapat mengaplikasikan ilmu dan keterampilan yang telah diperoleh
pada masa kuliah dan sekalian menambah wawasan dan pengalaman.
3. Dapat mengetahui perbandingan antara teori dan ilmu yang diperoleh
selama perkuliahan dengan praktek di lapangan.
I-3

4. Meningkatkan kedisiplinan dan tanggung jawab dalam kerja.

1.5. Waktu dan Tempat Pelaksanaan Praktik Kerja


1.5.1. Waktu
Waktu pelaksanaan praktek kerja ini mulai dari tanggal 16 Juli 2018 sampai
10 Agustus 2018.

1.5.2. Tempat Pelaksanaan


Tempat pelaksanaan praktek kerja ini pada Ruas Tol Cipularang Jalur B STA
117+226 sampai 001+475 dengan titik yang di tinjauan 070+900 sampai
070+885. Sedangkan kantor bertempat Alamat Site Office : Jl. Gang Rusa II
Nagri Kidul, Kecamatan : Purwakarta, Kabupaten: Purwakarta, Provinsi : Jawa
Barat.
BAB II ORGANISASI PROYEK

2.1. Deskripsi Proyek


Proyek Pemeliharaan Periodik (SFO) dan Rekonstruksi Rigid Pavement
Ruas Tol Cipularang Jalur B ini di kerjakan oleh PT. Bina Karya (persero) sebagai
konsultan perencana, PT.JMTM KSO PT.3M (Marga Maju Mapan) sebagai
kontraktor dan PT. Gienda Putra sebagai sub kontraktor. Perjanjian kontrak
Proyek Pemeliharaan Periodik (SFO) dan Rekonstruksi Rigid Pavement Ruas Tol
Cipularang Jalur B di tandatangani pada tanggal 13 Februari 2018. PT. JMTM
KSO PT 3M (Marga Maju Mapan), PT. Bina Karya dan PT.Gienda Putra setelah
berhasil memenangkan tender yang ditetapkan berdasarkan surat penetapan
pemenang pelelangan Proyek Pemeliharaan Periodik (SFO) dan Rekonstruksi
Rigid Pavement Ruas Tol Cipularang Jalur B, Nomor : 02/2018/PAN-
LELANG/PM.01.Cplr.Jalur-B.15 tertanggal 02 Februari 2018 dengan yang
bertandatangan Reza Febriano, General Manager PT.JASA MARGA (Persero)
Tbk, yang berkedudukan di Plaza Tol Pasteur Jalan Dr. Djundjunan No.257,
Bandung 40164 sebagai disebut (Pihak Pertama) dan Roy Ardian Darwis, Kuasa
Kerja Operasi (KSO),”JLP-3M,KSO”, yang berkedudukan di Komplek Bina
Marga No.02 Kelurahan Cipayung, Kecamatan Cipayung Jakarta Timur sebagai
disebut (Pihak Kedua).
Jalan Tol Cipularang Jalur B yaitu jalur yang menghubungkan kota
Bandung dan Jakarta yang melintasi kabupaten Karawang, kabupaten Purwakarta
dan Cikampek. Proyek Pemeliharaan Periodik (SFO) dan Rekonstruksi Rigid
Pavement Ruas Tol Cipularang Jalur B di kerjakan mulai dari KM 117+268
sebelum jembatan Cikubang sampai KM 000+095 akses Sadang. Tertanggal 16
juli 2018 pada saat mahasiswa pertama kali melaksanakan praktek kerja
lapangan,kondisi proyek sudah di tentukan oleh pembimbing lapangan kepada
mahasiswa. di lokasi tersebut proyek rekonstruksi sedang di laksanakan.

II-1
II-2

Gambar 2.1 Lokasi Proyek Pemeliharaan Periodik (SFO) dan


Rekonstruksi Rigid Pavement Ruas Tol Cipularang Jalur B

Gambar 2.2 Lokasi tinjauan pekerjaan rekonstruksi dan grouting

2.1.1. DataUmum Proyek


Adapun data Proyek Pemeliharaan Periodik (SFO) dan Rekonstruksi Rigid
Pavement Ruas Tol Cipularang Jalur B yaitu sebagai berikut :
1. Nama Pekerjaan : Proyek Pemeliharaan Periodik (SFO) dan
Rekonstruksi Rigid Pavement Ruas Tol
Cipularang Jalur B Tahun 2018
2. Pemilik Proyek : PT. JASAMARGA Cabang Bandung
3. Sumber Dana : RKAP Tahun 2018 PT Jasa Marga (Persero) Tbk,
II-3

4. Panjang Proyek : 505 slab ( 1 slab = 5 meter)


5 x 505 slab = 2525 meter
5. Konsultan : PT. Bina Karya (Persero)
6. Tinjauan Rekon : Sta 070+900 – 070+885 (15 Meter)
7. Kontraktor : PT. JMTM KSO PT 3M

2.1.2. Data Administrasi Proyek


1. Nomor Kontrak : No. CH.HK.08.016
2. Tanggal Kontrak : 13 Februari 2018
3. Nilai Proyek : Rp 55,278,540,900.00 (include PPN 10%)
4. Waktu Pelaksanaan : 330 (tiga ratus tiga puluh ) Hari Kelender
5. Jangka Waktu
Pemeliharaaan : 365 (tiga ratus enam puluh lima) Hari kalender,
terhitung sejak di tandai perjanjian kontrak
6. Cara Pembayaran : Unit Price

2.2. Tujuan Proyek


Tujuan dari proyek ini adalah untuk menyediakan sistem
transportasi yang baik,untuk mendukung pertumbuhan ekonomi nasional,
meningkatkan distribusi barang dan jasa, untuk memberikan rasa nyaman
kepada pengguna jalan

2.3. Bentuk Dan Struktur Organisasi Proyek


Dalam suatu pekerjaan konstruksi akan terdapat suatu hubungan
beberapa pihak yang saling terkait yang bertujuan untuk mendapatkan
hasil pekerjaan konstruksi yang sesuai dengan hasil yang diinginkan
bersama.
Organisasi proyek adalah sebagai sarana dalam pencapaian tujuan
dengan mengatur dan mengorganisir sumber daya, tenaga kerja, material,
peralatan dan modal secara efektif dan efisien dengan menerapkan sistem
manajemen sesuai dengan kebutuhan proyek. (Abrar Husen, 2008)
II-4

Usaha-usaha untuk mewujudkan sebuah bangunan dalam hal ini jalan


diawali dari tahap ide hingga tahap pelaksanaan. Pihak-pihak yang terlibat
dalam
proyek konstruksi dari tahap perencanaan sampai pelaksanaan
dapat dikelompokkan menjadi tiga pihak, yaitu pihak pemilik proyek
(owner) ,pihak pengawas/konsultan (consultan) dan pihak
pelaksana/kontraktor (aannemer).

2.3.1. Struktur Organisasi Pemilik Proyek

Pemilik proyek (pemberi tugas atau pengguna jasa) adalah orang/badan


yang memiliki proyek dan memberikan pekerjaan atau menyuruh memberikan
pekerjaan kepada pihak penyedia jasa dan yang membayar biaya pekerjaan
tersebut. Pengguna jasa dapat berupa perseorangan, badan/lembaga/instansi
pemerintah maupun swasta. Dalam pelaksanaan Pekerjaan Pemeliharaan Periodik
(SFO) dan Rekonstruksi Rigid Pavement Ruas Tol Cipularang Jalur B Tahun
2018, pemilik proyek adalah PT Jasa Marga Cabang Bandung.
Hak dan kewajiban pengguna jasa (sumber : buku manajemen proyek
konstruksi disusun oleh Wulfram I.Ervianto)

1. Menunjuk penyedia jasa (konsultan dan kontraktor)

2. Meminta laporan secara periodik mengenai pelaksanaan pekerjaan yang


telah dilakukan oleh penyedia jasa.

3. Memberikan fasilitas baik berupa sarana dan prasarana yang dibutuhkan


oleh pihak penyedia jasa untuk kelancaran pekerjaan.

4. Menyediakan lahan untuk tempat pelaksanaan pekerjaan.

5. Menyediakan dana dan kemudian membayar kepada pihak penyedia jasa


sejumlah biaya yang diperlukan untuk mewujudkan sebuah bangunan.
II-5

6. Ikut mengawasi jalannya pelaksanaan pekerjaan yang direncanakan dengan


cara menempatkan atau menunjuk suatu badan atau orang untuk bertindak
atas nama pemilik.

7. Mengesahkan perubahan dalam pekerjaan (bila terjadi)

8. Menerima dan mengesahkan pekerjaan yang telah selesai dilaksanakan oleh


penyedia jasa jika produknya telah sesuai dengan apa yang dikehendaki.

Gambar 2.3 Struktur Organisasi Pemilik Proyek

Wewenang pemberi tugas adalah :


1. Memberitahukan hasil lelang secara tertulis kepada masing-masing
kontraktor.
2. Dapat mengambil alih pekerjaan secra sepihak dengan cara
memberitahukan secara tertulis kepada kontraktor jika telah terjadi
hal-hal diluar kontrak yang ditetapkan.

2.3.2 Struktur Organisasi Konsultan


Konsultan pengawas adalah orang/badan yang ditunjuk pengguna jasa
untuk membantu dalam pengelolaan berupa pengawasan terhadap pelaksanaan
pekerjaan pembangunan mulai awal hingga berakhirnya pekerjaan tersebut agar
sesuai dengan perencanaan, yang menjadi konsultan pengawas pada Kegiatan
II-6

Pekerjaan Pemeliharaan Periodik (SFO) dan Rekonstruksi Rigid Pavement Ruas


Tol Cipularang Jalur B Tahun 2018, pemilik proyek adalah PT Bina Karya

Gambar 2.4.Strukur organisasi Konsultan

Hak dan kewajiban konsultan pengawas (sumber : buku manajemen


proyek konstruksi disusun oleh Wulfram I. Ervianto)
1. Menyelesaikan pelaksanaan pekerjaan dalam waktu yang telah ditetapkan.
2. Membimbing dan mengadakan pengawasan secara perodik dalam
pelaksanaan pekerjaan.
3. Melakukan perhitungan prestasi pekerjaan.
4. Mengkoordinasi dan mengendalikan kegiatan konstruksi serta aliran
informasi antara berbagai bidang agar pelaksanaan pekerjaan berjalan
lancar.
5. Menghindari kesalahan yang mungkin terjadi sedini mungkin serta
menghindari pembengkakan biaya.
6. Mengatasi dan memecahkan persoalan yang timbul di lapangan agar
dicapai hasil akhir sesuai kualitas, kuantitas serta waktu pelaksanaan yang
telah ditetapkan.
7. Menerima atau menolak material/peralatan yang didatangkan dari
kontraktor.
II-7

8. Menghentikan sementara bila terjadi penyimpangan dari peraturan yang


berlaku.
9. Menyusun laporan kemajuan pekerjaan (harian, mingguan, bulanan).
10. Menyiapkan dan menghitung adanya kemungkinan pekerjaan
tambah/kurang.

Dalam proyek pekerjaan pemeliharaan periodik Scraping Filling Overlay


(SFO) dan rekonstruksi rigid pavement ruas tol Cipularang jalur B terdapat
struktur organisasi yang dapat mempermudahkan pekerjaan dengan peran dan
wewenangnya masing-masing, Secara garis besar pihak pihak yang terlibat dalam
suatu proyek yaitu sebagai berikut :
1. Supervisi Engineer
a. Memimpin pelaksanaan dan bertangung jawab penuh
terhadap keberhasilan pekerjaan,
b. Mewakili Pemilik Kegiatan dalam hal pengawasan secara
berkala serta meneliti hasil- hasil yang telah dilaksanakan oleh
Penyedia Jasa,
c. Mengkoordinir staf-staf pelaksana pada pekerjaan pelaksanaan
pekerjaan proyek secara keseluruhan,
d. Memberikan instruksi atau koreksi kepada Penyedia Jasa
apabila terjadi hal- hal yang menyimpang dari standar
perencanaan,
e. Menyelenggarakan rencana pekerjaan,
f. Menolak pekerjaan yang tidak sesuai dengan spesifikasi dan
berhak memerintahkan untuk mengadakan pemeriksaan khusus
terhadap bagian pekerjaan tertentu yang dianggap menyimpang
dari perencanaan.

2. Administration
a. Mengatur segala kegiatan administrasi.
b. Mengatur masalah pembukuan mengenai jalannya keuangan
pada proyek.
II-8

c. Memeriksa pembukuan, asuransi, usaha dibidang keselamatan


kerja dan masalah yang berhubungan dengan perburuhan.
d. Mengatur terselenggaranya permintaan dan realisasi
pendistribusian pada proyek.

3. Computer Operator
a. Melakukan pengetikan pada komputer dan mencetaknya.
b. Memberikan bantuan untuk foto copy.
c. Memberikan bantuan untuk hal-hal yang bersifat umum.

4. Drafter
a. Menggambar data survey dari lapangan ke gambar design.
b. Menyiapkan gambar dari revisi design dan detail design jika
dibutuhkan di lapangan.

5. Quality Engineer
a. Melaksanakan pengecekan mutu dari bahan-bahan yang digunakan
dalam proyek
b. Merekomendasikan kepada Pemilik proyek terhadap suatu mutu
dan kelayakan pemakaian suatu komponen dalam konstruksi
proyek.
c. Membuat laporan kualitas bahan yang dipergunakan secara periodik
sesuai dengan kebutuhan proyek.

6. Labolatory Technician
a. Melakukan pengujian di labolatorium terhadap kelayakan
suatu konstruksi.
b. Melakukan pengujian terhadap bahan yang akan dipergunakan
dalam proyek
c. Melaporkan kepada Site Engineer apabila terdapat hal-hal yang
tidak memenuhi syarat dalam pengujian.
d. Bertanggung jawab keberadaan alat-alat labolatorium
II-9

7. Chief Inspector
a. Bersama dengan Pengawas dari pihak Direksi, untuk
melakukan pengawasan secara langsung terhadap jalannya
proyek di lapangan.
b. Melaporkan kepada Site Engineer bila terdapat penyimpangan
dalam hal perencanaan dengan kenyataan yang dilaksanakan di
lapangan.
c. Memberikan pengarahan teknis pelaksanaan kepada
Kontraktor secara rutin.
d. Mereview dan memeriksa perhitungan yang dibuat
Kontraktor,
e. Memberi masukan kepada kontraktor jika terjadi
permasalahan.
f. Bertanggung jawab dalam pengawasan kualitas dan
kuantitas pekerjaan.

2.3.3 Struktur Organisasi Kontraktor


Kontraktor adalah orang/badan yang menerima pekerjaan dan
menyelenggarakan pelaksanaan pekerjaan sesuai biaya yang telah ditetapkan
berdasarkan gambar rencana dan peraturan serta syarat-syarat yang telah
ditetapkan. Kontraktor dapat berupa perusahaan perseorangan yang berbadan
hukum atau sebuah badan hukum yang bergerak didalam bidang pelaksanaan
pekerjaan. Pada kegiatan Pekerjaan Pemeliharaan Periodik (SFO) dan
Rekonstruksi Rigid Pavement Ruas Tol Cipularang Jalur B Tahun 2018,
kontraktor proyek adalah PT. Jasamarga Tollroad Maintenance (PT.JMTM) KSO
PT. Marga Maju Mapan (3M)

Hak dan kewajiban kontraktor (sumber : buku manajemen proyek konstruksi


disusun oleh Wulfram I. Ervianto)

1. Melaksanakan pekerjaan sesuai gambar rencana, peraturan dan syarat-


syarat, risalah penjelasan pekerjaan (aanvulings) dan syarat-syarat
tambahan yang telah ditetapkan oleh pengguna jasa.
II-10

2. Membuat gambar-gambar pelaksanaan yang disahkan oleh konsultan


pengawas sebagai wakil dari pengguna jasa.

3. Menyediakan alat keselamatan kerja seperti yang diwajibkan dalam


peraturan untuk menjaga keselamatan kerja pekerja dan masyarakat.

4. Membuat laporan hasil pekerjaan berupa laporan harian, mingguan, dan


bulanan.

5. Menyerahkan seluruh atau sebagian pekerjaan yang telah diselesaikan


sesuai ketetapan yang berlaku.

Gambar 2.5.Struktur Organisasi Kontraktor

Dalam proyek pekerjaan pemeliharaan periodic Scraping Filling Overlay


(SFO) dan rekonstruksi rigid pavement ruas tol Cipularang jalur B terdapat
struktur organisasi yang dapat mempermudahkan pekerjaan dengan peran dan
wewenangnya masing-masing, Secara garis besar pihak pihak yang terlibat dalam
suatu proyek yaitu sebagai berikut :
II-11

1. Board Of Management / Direksi ( Pusat )


Board Of Management mempunyai tugas dan wewenang sebagai
berikut :
a. Direksi wajib dengan iktikad baik dan penuh tanggung jawab
menjalankan tugas pengurusan perseroan dengan tetap
memperhatikan keseimbangan kepentingan seluruh pihak yang
berkepentingan dengan aktivitas perseroan;
b. Mewakili perseroan, baik di luar pengadilan (perjanjian,
kesepakatan, dll.) maupun di dalam pengadilan. Tidak ada pihak lain
yang dapat bertindak atas nama perseroan kecuali diberikan kuasa
oleh direksi yang berwenang;
c. Direksi wajib tunduk pada ketentuan peraturan perundang-undangan
yang berlaku, AD dan keputusan RUPS dan memastikan seluruh
aktivitas perseroan telah sesuai dengan ketentuan peraturan-
peraturan perundang-undangan yang berlaku, AD, keputusan RUPS
serta peraturan-peraturan yang ditetapkan oleh perseroan;
d. Direksi dalam memimpin dan mengurus perseroan semata-mata
hanya untuk kepentingan dan tujuan perseroan dan senantiasa
berusaha meningkatkan efisiensi dan efektivitas perseroan;
e. Direksi senantiasa memelihara dan mengurus kekayaan perseroan
secara amanah dan transparan, jika diperlukan direksi membutuhkan
persetujuan komisaris atau RUPS dalam setiap pengambilan
keputusannya. Untuk itu, direksi mengembangkan sistem
pengendalian internal dan sistem manajemen resiko secara
terstruktural dan komprehensif;
f. Direksi akan menghindari kondisi dimana tugas dan kepentingan
perseroan berbenturan dengan kepentingan pribadi.
II-12

2. General Manager ( Pusat )


General Manager mempunyai tugas dan wewenang sebagai berikut :
a. Menetapkan kebijakan perusahaan dengan menentukan rencana dan
tujuan perusahaan baik jangka pendek maupun jangka panjang
b. Mengkoordinir dan mengawasi seluruh aktivitas yang dilaksanakan
dalam perusahaan.
c. Membantu peraturan itern pada perusahaan yang tidak bertentangan
dengan kebijakan perusahaan.
d. Memperbaiki dan menyempurnakan segi penataan agar tujuan
organisasi dapat tercapai dengan efektif dan efisien.
e. Menjadi perantara dalam mengkomunikasikan ide, gagasan dan
strategi antara pimpinan dan staf.
f. Membimbing bawahan dan mendelegasikan tugas-tugas yang dapat
dikerjakan oleh bawahan secara jelas

3. General Superintendent ( Operasional )


General Superintendent adalah unit organisasi kontraktor
pelaksana yang berada dilapangan. General Superintendent merupakan
wakil mutlak dari perusahaan. General Superintendent mempunyai
tugas dan wewenang sebagai berikut :
a. Mengkoordinir seluruh pelaksanaan pekerjaan di lapangan.
b. Bertanggung jawab atas seluruh pelaksanaan proyek dari awal
sampai selesai.
c. Melaksanakan pekerjaan sesuai dengan ketentuan kontrak.
d. Memotivasi seluruh stafnya agar bekerja sesuai dengan ketentuan
dan sesuai dengan tugasnya masing- masing.

4. Deputy General Superintendent ( Operasional )


General Superintendent mempunyai tugas dan wewenang sebagai
berikut :
a. Bertanggung jawab kepada general superintendent.
II-13

b. Mengambil keputusan yang berkenaan dengan proyek atas


persetujuan general superintendent.
c. Membantu general superintendent dalam mengkoordinir pelaksanaan
proyek dari awal sampai selesai.

5. Administrasi Teknik ( Operasional )


Administrasi Teknik mempunyai tugas dan wewenang sebagai berikut :
a. Melakukan proses entry data
b. Melakukan proses sesi dokumentasi.
c. Menjaga dan Mengecek Inventory Kantor
d. Mengecek Biaya Operasional dan Membuat Reiburstment Ke Pusat
e. Membuat Surat Jalan
f. Membuat Data Absensi dan Lembur
g. Merapikan Dokumen Dan Membuat Salinan Dari Tiap Dokumen
Yang Ada

6. Quantity Engineer ( Operasional )


Quality Engineer mempunyai tugas dan wewenang sebagai berikut :
a. Bertanggung jawab kepada Site Engineer.
b. Melakukan pengawasan terhadap pekerjaan kontraktor apakah sesuai
dengan kuantitas yang telah ditentukan.
c. Menolak pekerjaan kontraktor yang kuantitasnya tidak sesuai dengan
ketentuan.
d. Memberikan laporan tertulis pada pelaksanaan kegiatan atas hal-hal
yang menyangkut masalah pengendalian kuantitas.

7. Drafter ( Operasional )
Drafter mempunyai tugas dan wewenang sebagai berikut :
a. Membuat gambar-gambar kerja yang diperlukan dalam proyek.
b. Bertanggung jawab atas data-data pengukuran di lapangan.
c. Melakukan pengukuran sebelum dan sesudah pelaksanaan proyek.
II-14

8. Surveyor ( Operasional )
Surveyor mempunyai tugas dan wewenang sebagai berikut :
a. Bertanggung jawab langsung kepada Quantity Engineer.
b. Melakukan pengawasan ketelitian pengukuran oleh kontraktor
terhadap titik-titik penting sehingga tidak terjadi selisih dimensi
maupun elevasi.
c. Mengumpulkan semua data pekerjaan yang dilaksanakan di lapangan
dan bertanggung jawab atas ketlitian yang didapat.

9. Site Manager ( Operasional )


Site Manager mempunyai tugas dan wewenang sebagai berikut :
a. Bertanggung jawab kepada pemilik proyek.
b. Mengadakan penilaian terhadap kemajuan pekerjaan, memberikan
petunjuk-petunjuk atas wewenang yang diberikan pelaksana
kegiatan.
c. Mengatur atau menggerakkan kegiatan teknis agar dicapai efisiensi
pada setiap kegiatan (pekerjaan yang harus ditangani).
d. Mengecek dan menandatangani dokumen tentang pengendalian mutu
dan volume pekerjaan.

10. Pelaksana ( Operasional )


Pelaksana mempunyai tugas dan wewenang sebagai berikut :
a. Melaksanakan pekerjaan harian sesuai dokumen kontrak.
b. Mengkoordinir pekerja agar bekerja efektif dan efisien.
c. Melaksanakan pekerjaan harian lapangan.

11. Quality & Highway ( Operasional )


Quality & Highway mempunyai tugas dan wewenang sebagai berikut :
a. Bertanggung jawab kepada Site Engineer.
b. Menyerahkan kepada Site Engineer himpunan data bulanan
pengendalian mutu paling lambat 14 bulan berikutnya. Himpunan
II-15

data harus mencakup semua tes laboratorium dan lapangan secara


jelas dan terperinci.
c. Melakukan semua analisa semua tes, termasuk usulan komposisi
campuran (job mix formula) dan justifikasi teknik atas persetujuan
dan penolakan usul tersebut.
d. Memerintahkan kontraktor untuk membongkar dan memperbaiki
kembali pekerjaan yang kualitasnya tidak sesuai dengan ketentuan.
e. Menolak material dan peralatan kontraktor yang tidak memenuhi
syarat dan ketentuan yang berlaku.
f. Memeriksakan hasil pekerjaan dari kontarktor apakah sesuai mutu
dan kualitas yang ditentukan.
g. Menganalisa data survey lapangan, data lain yang tersedia seperti
tipe dan volume lalu lintas dan meyiapkan detai desain, perkiraan
jumlah dan biaya, serta pekerjaan dan usulan perubahan.
h. Menyiapkan rencana kerja detail pekerjaan untuk menyelidiki
termasuk pengeboran atau sondir jika diperlukan dan
mengkoordinasikan semua kegiatan tim supervisi dalam
melaksanakan rencana kerja di lapangan.
i. Melaksanakan review design dan usulan perubahan design serta
biaya, meyiapkan gambar teknis untuk membuat laporan pada
pelaksanaan kegiatan pengawasan.

12. Ahli K3 Konstruksi ( Operasional )


Ahli K3 Konstruksi mempunyai tugas dan wewenang sebagai berikut :
1. Menerapkan ketentuan peraturan perundang-undangan tentang dan
terkait K3 Konstruksi
2. Mengkaji dokumen kontrak dan metode kerja pelaksanaan
konstruksi
3. Merencanakan dan menyusun program K3
4. Membuat prosedur kerja dan instruksi kerja penerapan ketentuan K3
II-16

5. Melakukan sosialisasi, penerapan dan pengawasan pelaksanaan


program, prosedur kerja dan instruksi kerja K3
6. Melakukan evaluasi dan membuat laporan penerapan SMK3 dan
pedoman teknis K3 konstruksi
7. Mengusulkan perbaikan metode kerja pelaksanaan konstruksi
berbasis K3, jika diperlukan
8. Melakukan penanganan kecelakaan kerja dan penyakit akibat kerja
serta keadaan darurat

13. Safety Supervisor ( Operasional )


Safety Supervisor mempunyai tugas dan wewenang sebagai berikut :
a. Membuat perencanaan kegiatan Kesehatan dan keselamatan kerja
b. Bersama dengan Safety Team Merencanakan sasaran dan program
kerja urusan Kesehatan dan Keselamatan Kerja
c. Merencanakan kebutuhan APAR dan peralatan K3
d. Mengatur kegiatan operasional Kesehatan dan keselamatan kerja
e. Melakukan koordinasi dengan divisi terkait untuk Kesehatan dan
keselamatan kerja
f. Mengatur kegiatan tanggap darurat K3 proyek
g. Melakukan koordinasi dengan divisi terkait peralatan dan pelanggaran
standar K3
h. Melakukan koordinasi dengan instansi terkait (RS, Jamsostek, pihak
kepolisian dan aparat setempat)
i. Melaksanakan kegiatan operasional Kesehatan dan keselamatan kerja
j. Menjamin dipatuhinya peraturan penggunaan peralatan K3
k. Menginventarisasi perlengkapan K3 di proyek
l. Mengidentifikasi, menginventarisasi dan membuat laporan tertulis
tentang semua potensi kejadian kebakaran, kecelakaan kerja dan
penyakit akibat kondisi kerja
II-17

m. Melakukan Safety Control dengan menerbitkan Surat Ijin Bekerja


untuk pekerjaan beresiko tinggi dan melakukan Safety Patrol setiap
hari dan mencatat hasilnya
n. Melaksanakan pelatihan K3 dan pemadaman kebakaran bagi setiap
unit kerja, serta mengevaluasi dan membuat laporan hasil pelatihannya
o. Menindaklanjuti kejadian kecelakaan kerja, membuat Laporan
Kecelakaan, Investigasi dan Penyelesaian

2.4. Hubungan kerja antar unsur pelaksana


Dalam suatu proyek pasti memerlukan sistem koordinasi yang efektif dan
efisien, yang bertujuan untuk mewujudkan kelancaran dan lebih terjaminnya
pelaksanaan suatu proyek.
Hubungan antar unsur-unsur dalam Pekerjaan Pemeliharaan Periodik
(SFO) dan Rekonstruksi Rigid Pavement Ruas Tol Cipularang Jalur B Tahun
2018 dilihat pada Gambar 2.6 di bawah ini.

OWNER
PT. JASAMARGA
CABANG BANDUNG

Kontraktor
Konsultan Perencana
PT. JMTM KSO
PT. BINA KARYA
PT 3M

Sub Kontraktor
-

Keterangan : Garis Perintah


Garis Koordinasi

Gambar 2.6. Hubungan Kerja Antara Unsur-Unsur Pelaksana


Proyek
II-18

Berdasarkan gambar di atas dapat diketahui bahwa Owner hanya memberi


perintah kepada kontraktor dan Konsultan perencana serta owner berkoordinasi
dengan Konsultan perencana dan kontraktor
Sistem hubungan kerja antara unsur - unsur pelaksana proyek dapat
dijelaskan sebagai berikut:
1. Antara owner dengan Konsultan Perencana
Ikatan yang terjadi berdasarkan kontrak. Pemilik proyek memberikan
tanggung jawab pada konsultan perencana dalam hal perencanaan seluruh
kegiatan proyek. Serta memberikan biaya jasa atas konsultasi yang
diberikan oleh konsultan . Sedangkan konsultan perencana memberikan
layanan konsultasi dimana produk yang dihasilkan berupa gambar-gambar
rencana dan peraturan serta syarat-syarat.

2. Antara Owner dengan Kontraktor Pelaksana


Ikatan yang terjadi berdasarkan kontrak. Kontraktor memeberikan layanan
jasa professionalnya berupa bangunan sebagai realisasi dari keinginan
owner yang telah dituangkan kedalam gambar rencana dan peraturan serta
syarat-syarat oleh konsultan. Sedangkan, owner memberikan biaya jasa
professioanal kepada kontraktor.

3. Antara kontraktor dengan Konsultan Perencana


Ikatan yang terjadi berdasarkan peraturan pelaksanaan. Konsultan
perencana memberikan gambar rencana dan peraturan serta syarat-syarat ,
kemudian kontraktor harus meralisasikan menjadi sebuah bangunan.

4. Antara Kontraktor dan Sub Kontraktor


Ikatan yang terjadi berdasarkan kontrak. kontraktor memberikan
tanggung jawab sebagian pekerjaan atau meminta sub kontraktor bersedia
untuk menjadi penyedia alat dan bahan (supplier) dalam suatu proyek.
Sementara sub kontraktor mengerjakan tugas yang diberiikan oleh
kontraktor atau bertindak sebagai penyedia alat dan bahan yang
dibutuhkan oleh kontraktor dalam suatu proyek. Sub kontraktor hanya
II-19

memiliki hubungan dengan kontraktor saja tanpa ada hubungan dengan


elemen-elemen dalam proyek selain kontraktor ikatan kontrak hanya
terjadi dengan kontraktor .

2.5. Pengadaan Proyek


2.5.1 Pelelangan
Pelelangan adalah sistem penawaran dimana setiap rekanan yang diundang
diberi kesempatan untuk mengajukan besarnya anggaran biaya pelaksana proyek
yang ditawarkan. Melalui persaingan yang sehat diantara para kontraktor yang
memasukkan penawaran maka diperoleh kontraktor yang benar-benar mampu dan
memenuhi syarat administratif, teknis dan keuangan (finansial) untuk
melaksanakan suatu proyek. Tujuan diadakan pelelangan ini adalah agar didapat
suatu harga penawaran yang rendah dan dapat di pertanggung jawabkan
Berdasarkan Keppres No.70 tahun 2012 pelelangan dapat di bagi menjadi
4 macam, yaitu :

1. Pelelangan Umum
Pelelangan umum adalah metode pemilihan penyedia barang/jasa yang
dilakukan secara terbuka dengan pengumuman secara luas melalui media
massa dan papan pengumuman resmi untuk penerangan umum sehingga
masyarakat luas dunia usaha yang berminat dan memenuhi kualifikasi dapat
mengikutinya.

2. Pelelangan Terbatas
Pelelangan Terbatas dilakukan secara terbatas dengan mengundang
beberapa rekanan yang dianggap mampu dan terseleksi. Rekanan yang
diundang di seleksi lewat tahap prakualifikasi berdasarkan kemampuan
teknis, administrasi dan bonafide dari rekanan tersebut.

3. Penunjukan Langsung
Penunjukan Langsung adalah penunjukkan rekanan sebagai pelaksana
pemborong atau pembelian tanpa melalui pelelangan umum atau pelelangan
II-20

terbatas dan dilakukan diantara sekurang-kurangnya tiga penawar dan


rekanan yang tercatat dalam Daftar Rekanan Mampu (DRM).

4. Pengadaan Langsung
Pengadaan Langsung adalah pelaksanaan pemborongan atau pembelian
yang dilakukan dari rekanan dari golongan ekonomi lemah tanpa melalui
pelelangan umum atau pelelangan terbatas, bahkan penunjukkan langsung.

Pelelangan Proyek Pekerjaan Pemeliharaan Periodik (SFO) & Rekonstruksi


Rigid Pavement Jalan Tol Cipularang Jalur B merupakan Pelelangan Umum.
Tata cara pelelangan umum sebagai berikut:
A. Pada tahap Pra Kualifikasi:
1. Download dokumen kualifikasi
2. Upload formulir isian kualifikasi
3. Evaluasi Kualifikasi
4. Pembuktian Kualifikasi
5. Undangan Penawaran
B. Tahap Penawaran:
1. Download dokumen pemilihan
2. Pemberian penjelasan
3. Peninjauan lapangan
4. Upload dokumen penawaran
5. Pembukaan penawaran
6. Evaluasi penawaran
7. Pengumuman Pemenang
C. Tahap Penyusunan Dokumen Kontrak:
1. Penunjukkan penyedia barang/jasa
2. Penandatanganan kontrak
3. Penyusunan dokumen kontrak
4. Serah terima lahan
5. Penerbitan surat perintah mulai kerja
D. Lain-lain.
II-21

Pelelangan pada proyek ini menggunakan cara E-Lelang yaitu proses


Pelelangan Umum/Sederhana/Terbatas/Seleksi Umum melalui sarana
elektronik/E-Procurement System yang dapat diikuti oleh Penyedia
Barang/Pekerjaan Konstruksi/Jasa Lainnya yang telah memenuhi persyaratan,
prosedur dan peraturan yang berlaku, dalam rangka menyelesaikan suatu
pekerjaan sesuai Spesifikasi/TOR yang ditentukan.

Dalam proyek Pemeliharaan Periodik (SFO) dan Rekonstruksi Rigid


Pavement Ruas Tol Cipularang Jalur B tahun 2018 terdapat beberapa perusahaan
atau instansi yang mengikuti proses pelelangan sebagai berikut :

Tabel 2.1.Peserta Pelelangan proyek Pemeliharaan Periodik (SFO) dan


Rekonstruksi Rigid Pavement Ruas Tol Cipularang Jalur B tahun 2018
Harga Harga Skor Skor
No Nama Perusahaan Kualifikasi Administrasi Teknis Pemenang
Penawaran Terkoreksi Harga Akhir
1 PT.JMTM    Rp 55.278.540.900.000 Rp 55.278.540.900.000 95,27 90,54 
2 PT.Apta Locita Futurakon 0.00 0.00
3 PT.Multi Karya Cemerlang 0.00 0.00
4 PT.Budi Mulya Jaya 0.00 0.00
5 CV. Dharma Karya 0.00 0.00
6 CV. Ferry Pratama Tunggal 0.00 0.00
7 PT.Sumber Batu    Rp 52.664.534.230.00 Rp 52.664.605.400.00 100.00 86.00
8 PT.Widya Sapta Contractor 0.00 0.00
9 PT.Satria Desa Hakindo 0.00 0.00
10 PT. Gienda Putra 0.00 0.00
11 PT.Amber Hasya 0.00 0.00
12 PT.Dirgantara Yudha Artha    Rp 53.355.817.900.00 Rp 53.346.934.300.00 98.72 85.63
13 PT.Jaya kosntruksi Manggala 0.00 0.00
14 CV.Panji Jaya Sri 0.00 0.00
15 PT.Barindo Prima Agung 0.00 0.00
16 PT.Kadi international    Rp 57.477.478.300.00 Rp 59.002.078.300.00 89.26 84.23
17 PT.Multhi Phi Beta 0.00 0.00
18 PT. Marga Maju Mapan  0.00 0.00
19 PT. Yasa Patria Perkasa 0.00 0.00
20 PT. Aremix Planindo   0.00 0.00

2.5.2 Jenis Kontrak


Kontrak merupakan kesepakatan atau perjanjian secara sukarela antara dua
pihak yang mempunyai kekuatan hukum. Kesepakatan itu di capai setelah satu
pihak menerima penawaran yang diajukan oleh pihak lain untuk melakukan segala
sesuatu yang tercantum dalam penawaran tersebut. Kontrak kerja terdiri atas
beberapa jenis, yaitu:
II-22

1. Kontrak Lump Sum


Merupakan kontrak jasa atas penyelesain seluruh pekerjaan dalam
jangka waktu tertentu dengan jumlah harga yang pasti dan tetap, serta
semua resiko dalam penyelesaian pekerjaan sepenuhnya ditanggung oleh
penyedia jasa sepanjang gambar dan spesifikasi tidak berubah.
Pembayaran dalam Kontrak Lumsum dengan harga pasti dan tetap,
senilai dengan harga yang dicantumkan dalam Kontrak. Pembayaran dapat
dilakukan sekaligus berdasarkan hasil/keluaran atau pembayaran secara
bertahap pekerjaan berdasarkan tahapan atau bagian keluaran yang
dilaksanakan.

2. Kontrak Harga Satuan (Unit Price)


Merupakan kontrak jasa atas penyelesaian seluruh pekerjaan dalam
jangka waktu tertentu berdasarkan harga satuan yang pasti dan tetap untuk
setiap satuan pekerjaan dengan spesifikasi tertentu, dengan volume
pekerjaan didasarkan pada hasil pengukuran bersama atas volume pekerjaan
yang benar-benar telah dilaksanakan.
Dalam Kontrak Harga Satuan pembayaran dilakukan berdasarkan harga
satuan yang tetap untuk masing-masing volume pekerjaan dan total
pembayaran (final price) tergantung kepada total kuantitas/volume dari hasil
pekerjaan. Pembayaran dilakukan berdasarkan pengukuran hasil pekerjaan
yang dituangkan dalam sertifikat hasil pengukuran (contoh monthly
certificate). Kontrak Harga Satuan digunakan misalnya untuk kegiatan
pembangunan gedung atau infrastruktur, pengadaan jasa boga pasien di
rumah sakit.

3. Kontrak Gabungan Lump sum dan Harga Satuan (Unit Price)


Merupakan kontrak jasa atas penyelesaian seluruh pekerjaan dalam
waktu tertentu dengan beberapa bagian pekerjaan dengan harga tetap dan
sebagian lagi berdasarkan harga satuan. Kontrak ini dapat terjadi dengan
II-23

mempertimbangkan pekerjaan yang sulit di perhitungkan secara pasti,


sehingga menggunakan sistem harga satuan.
Kontrak Gabungan Lumsum dan Harga Satuan digunakan dalam hal
terdapat bagian pekerjaan yang dapat dikontrakkan menggunakan Kontrak
Lumsum dan terdapat bagian pekerjaan yang dikontrakkan menggunakan
Kontrak Harga Satuan. Kontrak Gabungan Lumsum dan Harga Satuan
digunakan misalnya untuk Pekerjaan Konstruksi yang terdiri dari pekerjaan
pondasi tiang pancang dan bangunan atas

4. Kontrak Terima Jadi (Turn Key)


Merupakan kontrak jasa atas penyelesaian seluruh pekerjaan
dengan pelaksanaannya dan penyediaan dananya diatur oleh dan
dikerjakan oleh kontraktror. Kontrak Terima Jadi digunakan
dalam hal Kontrak Pengadaan Pekerjaan Konstruksi atas
penyelesaian seluruh pekerjaan dalam batas waktu tertentu
dengan ketentuan sebagai berikut:
a. jumlah harga pasti dan tetap sampai seluruh pekerjaan
selesai dilaksanakan; dan
b. pembayaran dapat dilakukan berdasarkan termin sesuai
kesepakatan dalam Kontrak.

Dalam proyek ini, kontrak yang di tetapkan adalah kontrak Unit Price dengan
sistem pembayaran bulanan sesuai dengan pekerjaan yang telah di selesaikan.

Anda mungkin juga menyukai