Anda di halaman 1dari 40

LAPORAN KERJA PRAKTEK

S1TEKNIK SIPIL-FAKULTAS TEKNIK

2015

BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Kesesuaian ilmu pengetahuan dalam bentuk teori maupun praktek sangat
diperlukan. Hingga saat ini masih terdapat kesenjangan antara dunia kerja dengan
dunia pendidikan. Hal ini dikarenakan adanya beberapa perbedaan antara ilmu
yang diperoleh mahasiswa di bangku pendidikan dengan realita di dunia kerja.
Untuk mengantisipasi hal ini, maka mahasiswa diwajibkan melaksanakan kegiatan
kerja praktek. kegiatan kerja praktek ini diharapkan mampu menjembatani
kesenjangan antara dunia kerja dan dunia pendidikan.
Mata Kuliah Kerja Praktek sebagai salah satu syarat wajib kelulusan dan
kegiatan penunjang yang nyata bagi mahasiswa di Program Studi S1 Teknik Sipil
Universitas Jember. Kerja praktek menjadi sarana untuk penerapan materi
pendidikan yang telah diberikan dalam masa perkuliahan. Dengan adanya mata
kuliah ini mahasiswa tidak hanya dituntut untuk menguasai teori, namun
mahasiswa juga harus memiliki kemampuan untuk menerapkan ilmu yang telah
didapatnya.
Kegiatan kerja praktek ini dilaksanakan pada sebuah proyek konstruksi
bangunan, dengan harapan dapat mengenal metode pelaksanaan konstruksi dalam
proyek dan sistem manajemen proyek di lapangan. Untuk memenuhi tugas
praktek ini dipilih Proyek Terminal LPG Pressurized Banyuwangi. Konstruksi
pada bangunan ini tidak seperti bangunan pada umumnya. Terdapat tangki baja
pada struktur atasnya. Tangki baja yang nantinya berisi gas inilah yang akan
menjadi beban yang harus disangga. Tangki baja ini berbentuk bulat seperti bola.
Karenanya pondasi yang digunakan untuk menyangga tangki tersebut diposisikan
melingkar sebanyak 12 buah pondasi di setiap satu tangki baja. Dengan demikian
diharapkan mahasiswa dapat mempelajari pelaksanaan pekerjaan pondasi tersebut.

Proyek Pembangunan Terminal LPG


Banyuwangi

LAPORAN KERJA PRAKTEK


S1TEKNIK SIPIL-FAKULTAS TEKNIK

2015

1.2 Rumusan Masalah


Masa kerja praktek yang dilaksanakan adalah selama 30 hari. Karena
keterbatasan waktu kerja praktek tersebut, maka tidak dapat melakukan
pengamatan pelaksanaan pekerjaan secara menyeluruh sehingga pembahasan
selanjutnya akan difokuskan pada masalah pelaksanaan pekerjaan yang terkait
dengan:
1) Apa saja kegiatan selama kerja praktek di Proyek Terminal LPG Pressurized
Banyuwangi?
2) Bagaimana pelaksanaan pekerjaan konstruksi pilecap dan pedestal pada
bangunan Spherical Tank?
3) Bagaimana penerapan Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja
(SMK3) di Proyek Terminal LPG Pressurized Banyuwangi?
1.3 Tujuan
Adapun tujuan dari kegiatan kerja praktek ini adalah sebagai berikut:
1) Melaksanakan tugas yang diberikan selama pelaksanaan kegiatan kerja
praktek dengan baik.
2) Mempelajari dan memahami pelaksanaan konstruksi pilecap dan pedestal
pada bangunan spherical tank.
3) Mempelajari dan memahami penerapan Sistem Manajemen Keselamatan dan
Kesehatan Kerja (SMK3) di Proyek Terminal LPG Pressurized Banyuwangi.
1.4 Manfaat
Manfaat yang dapat diambil dari kegiatan kerja praktek ini adalah sebagai
berikut:
1)

Mahasiswa dapat melihat dan membandingkan antara teori


yang diperoleh pada kegiatan perkuliahan dengan kebutuhan praktis di
lapangan.

2)

Mahasiswa dapat mengembangkan kreativitas dan daya pikir


di lapangan untuk mengaplikasikan pengetahuan teoritisnya dan dapat
memberikan solusi cerdas atas permasalahan yang ada.

1.5 Ruang Lingkup


Proyek Pembangunan Terminal LPG
Banyuwangi

LAPORAN KERJA PRAKTEK


S1TEKNIK SIPIL-FAKULTAS TEKNIK

2015

Dalam kerja praktek ini ruang lingkup pembahasan dibatasi pada:


a. Proses penulangan dan pengecoran pilecap dan pedestal pada bangunan
spherical tank.
b. Penerapan Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja di Proyek
Terminal LPG Pressurized Banyuwangi.
1.6 Metodologi
1.6.1 Tahapan Pelaksanaan Kerja Praktek
Tahapan keseluruhan pelaksanaan kerja praktek dapat digambarkan dalam
flowchart berikut:
Mulai
Survei
Proye
k

Mengajukan ijin
permohonan KP

Propos
al
Kerja
Praktek
Diterima
Kerja
Praktek

Pengumpulan data:
observasi, wawancara,
dokumen
Mengolah data: pelaporan

Tidak
diterima

Mengajukan
permohonan dosen
pembimbing
Melengkapi
administrasi KP

Penyusunan
Laporan
Pengecekan akhir laporan
KP
Persiapan seminar KP
Seminar Kerja
Praktek

1.6.2 Tahapan Pengumpulan Data


Proyek Pembangunan Terminal LPG
Banyuwangi

LAPORAN KERJA PRAKTEK


S1TEKNIK SIPIL-FAKULTAS TEKNIK

2015

a. Pengamatan dan peninjauan langsung di lapangan meliputi jenis pekerjaan,


metode pelaksanaan, dan pemecahan masalah yang terjadi di lapangan.
Selain itu juga dipelajari tentang metode pelaksanaan, struktur organisasi,
dan lain-lain.
b. Wawancara dan

penjelasan

dari

pihak-pihak

yang

terkait

dalam

pembangunan proyek tersebut, antara lain adalah pihak kontraktor,


konsultan pengawas, mandor, dan pekerja. Tanya jawab yang dilakukan
meliputi material dan cara kerja yang digunakan. Metode ini efektif untuk
mengetahui kondisi di lapangan dan berbagai cara untuk pemecahan
masalah di lapangan. Selain itu juga untuk melatih mahasiswa dalam
berkomunikasi.
c. Literatur, gambar-gambar kerja, dokumentasi dan sumber lain.
d. Konsultasi atau asistensi dilakukan kepada dosen pembimbing kerja
praktekdan kepada asisten pembimbing di lapangan dengan tujuan untuk
memantau pelaksanaan kerja praktek dan mengkonsultasikan permasalahanpermasalahan yang ditemui di lapangan.
Objek pekerjaan yang diamati selama kerja praktek adalah pekerjaan
pembesian, bekisting, pengecoran pilecap dan pedestal. Dalam pelaksanaan kerja
praktek, penyusun mengamati pembangunan proyek sampai pedestal dikarenakan
keterbatasan waktu.
1.7 Sistematika Penulisan
Penyusunan dan pembahasan masalah yang berhubungan dengan pelaksanaan
kerja praktek lapangan ini disusun secara sistematis yang terbagi dalam lima bab,
yaitu:
Bab I, memuat pengantar yang berisi mengenai latar belakang, maksud dan
tujuan dilakukannya kerja praktek, ruang lingkup, metodologi pelaksanaan kerja
praktek serta sistematika penulisan.
Bab II, memuat tentang tinjauan umum proyek yang berisi tentang data
teknis proyek dan organisasi penyelenggara proyek.
Bab III, memuat tentang pelaksanaan kegiatan kerja praktek yang dilakukan
di Proyek Terminal LPG Pressurized Banyuwangi selama satu bulan.
Bab IV, memuat pembahasan yang berisi tentang pengecoran pilecap dan
pedestal serta sistem manajemen kesehatan dan keselamatan kerja pada proyek.
Proyek Pembangunan Terminal LPG
Banyuwangi

LAPORAN KERJA PRAKTEK


S1TEKNIK SIPIL-FAKULTAS TEKNIK

2015

Bab V, memuat kesimpulan dari penyusunan laporan kerja praktek dan berisi
saran yang memberikan manfaat bagi penyusun maupun pihak yang terkait pada
pelaksanaan proyek.

BAB 2
TINJAUAN UMUM PROYEK
b.1 Gambaran Umum Proyek
Proyek Terminal LPG Pressurized Banyuwangi merupakan proyek yang
dimiliki dan dikelola anak usaha Bosowa yakni PT Misi Mulia Petronusa.
Terminal LPG ini dibangun di atas lahan seluas 9 hektar disebelah bangunan
Pabrik Semen Bosowa. Proyek Terminal LPG Pressurized Banyuwangi nantinya
juga terdapat beberapa fasilitas yakni berupa jetty berkapasitas 6.500 dwt, 4 tangki
LPG masing-masing 2.500 mt, 6 unit filling shed, control room dan fasilitas
lainnya.
Lingkup pekerjaan Terminal LPG Pressurized Banyuwangi adalah pekerjaan
sipil, pekerjaan mekanikal dan elektrikal, pengujian peralatan dan fasilitas, yang
meliputi:
Proyek Pembangunan Terminal LPG
Banyuwangi

LAPORAN KERJA PRAKTEK


S1TEKNIK SIPIL-FAKULTAS TEKNIK

2015

1) Pekerjaan sipil, yaitu:


a. Pekerjaan persiapan lahan
b. Pekerjaan infrastruktur ( jalan, pagar, drainase, dan gabion )
c. Pekerjaan penyangga pipa
d. Pekerjaan pondasi pada spherical tank
e. Pekerjaan dinding penahan
f. Pekerjaan water pond
g. Bangunan-bangunan pendukung (filling shed, pos jaga, metering house,
admin house, control room, dll)
2) Pekerjaan mekanikal dan elektrikal, yaitu:
a. Pekerjaan LPG spherical tank
b. Pekerjaan perpipaan
c. Pekerjaan aksesoris dan peralatan mesin
d. Pekerjaan elektrikal
3) Pengujian semua peralatan dan fasilitas yang diperlukan untuk mendapatkan
SKPP (Surat Kelayakan Penggunaan Peralatan) dan SKPI Migas atas nama
pemilik pekerjaan.
b.2 Lokasi Proyek
Proyek Terminal LPG Pressurized Banyuwangi berlokasi di Jalan Gatot
Subroto Km 5 No.157 Kelurahan Bulusan, Kecamatan Kalipuro, BanyuwangiJawa Timur.

Gambar 2.1 : Lokasi Proyek Terminal LPG Pressurized Banyuwangi

b.3 Nilai Kontrak


Proyek Pembangunan Terminal LPG
Banyuwangi

LAPORAN KERJA PRAKTEK


S1TEKNIK SIPIL-FAKULTAS TEKNIK

2015

Besarnya nilai kontrak Proyek Terminal LPG Pressurized banyuwangi adalah


Rp 687.500.000.000,00 (Enam Ratus Delapan Puluh Tujuh Milyar Lima Ratus
Juta Rupiah) untuk kontraktor pelaksana yaitu PT PP (Persero) Tbk.
b.4 Data Umum Proyek
Berikut ini adalah data-data umum proyek Terminal LPG Pressurized
Banyuwangi sebagai berikut:
1) Nama Proyek
2) Lokasi Proyek
3) Pemilik Proyek

: Terminal LPG Pressurized Banyuwangi


: Jl. Gatot Subroto Km 5 No.157 Banyuwangi
: PT. Misi Mulia Petronusa

4) Kontraktor EPC

: PT. PP (Persero) Tbk.

5) Biaya

: Rp 687.500.000.000,00

6) Jenis Kontrak

: Lumpsum Fixed Price

7) Waktu Pelaksanaan

: 22 Bulan

8) Waktu Pemeliharaan : 365 Hari


b.5 Manajemen Proyek
2.5.1 Umum
Proyek Terminal LPG Pressurized Banyuwangi merupakan salah satu jenis
kontrak proyek EPC (Engineering Procurement Construction). EPC adalah salah
satu bentuk konsep manajemen proyek yang melimpahkan tanggung jawab atas
perencanaan/desain (engineering), pengadaan material/peralatan (procurement)
dan pelaksanaan kontruksi (contruction) kepada kontraktor EPC. Proyek EPC
merupakan proyek langka yang biasanya hanya ditemukan pada proyek skala
besar seperti kilang minyak, pabrik pupuk dan proyek yang membutuhkan dana
besar dengan ribuan item pekerjaan. Proyek EPC tidak pernah diterapkan pada
proyek bangunan gedung, proyek semacam ini biasanya pembangunan ditujukan
untuk menghasilkan suatu produk dengan spesifikasi tertentu misalnya gas dengan
tekanan tertentu, listrik dengan daya tertentu, minyak dengan jumlah tertentu.
Tujuan dari proyek EPC tidak berbeda dengan proyek pembangunan pada
umumnya yakni tercapainya persyaratan biaya, mutu dan waktu. Dengan
menggabungkan kegiatan desain, pengadaan, dan konstruksi maka akan
dihasilkan waktu penyelesaian proyek yang lebih singkat dengan tujuan agar
Proyek Pembangunan Terminal LPG
Banyuwangi

LAPORAN KERJA PRAKTEK


S1TEKNIK SIPIL-FAKULTAS TEKNIK

2015

proyek lebih cepat beroperasi. Pengeluaran biaya yang serendah mungkin dengan
pengembalian investasi yang semaksimal mungkin dapat dicapai dengan cara
memperpendek waktu penyelenggaraan konstruksi, mengurangu risiko yang
mungkin terjadi, melakukan perencanaan yang cukup lama agar mendapatkan
hasil yang matang, dengan begini maka biaya overhead proyek dapat lebih
berkurang. Proyek EPC mempunyai tingkat kesulitan lebih tinggi dan jumlah
kegiatan lebih banyak (dapat mencapai ribuan item kegiatan) dibanding proyek
pada umumnya, karena itu diperlukan standar mutu yang jelas berupa spesifikasi
yang tercantum pada kontrak sebagai acuan waktu dan biaya.
Proyek EPC untuk memudahkan mengatur antara pihak-pihak yang terlibat
dalam proyek membutuhkan struktur organisasi. Dengan adanya struktur
organisasi tersebut, tanggung jawab masing-masing pihak menjadi lebih jelas.
Struktur organisasi yang biasa dipakai pada proyek EPC yaitu turnkey dimana
pemilik menyerahkan tanggung jawab dan pelaksanaannya pada satu kontraktor
utama dimana pada proyek ini yaitu PT PP (Persero) Tbk.
2.5.2 Struktur Organisasi Proyek
Pada proyek EPC terdapat dua

pihak

utama yang terlibat dalam

pembangunan mulai dari tahap ide sampai dengan tahap pelaksanaan secara garis
besar adalah sebagai berikut:
1)

Pemilik Proyek/Owner
Pemilik proyek atau pemberi tugas atau pengguna jasa adalah orang/badan

yang memiliki proyek dan memberikan pekerjaan atau menyuruh memberikan


pekerjaan kepada pihak penyedia jasa dan membayar biaya pekerjaan tersebut.
Dalam hal ini pemilik Proyek Terminal LPG Pressurized Banyuwangi
adalah PT Misi Mulia Petronusa. Pemilik proyek memiliki hak dan kewajiban
sebagai berikut :
a. Menunjuk penyedia jasa (konsultan dan kontraktor).
b. Memberikan konsep, masukan dan evaluasi pada perencanaan.
c. Meminta laporan secara periodik mengenai pelaksanaaan pekerjaan yang
telah dilakukan oleh penyedia jasa.
Proyek Pembangunan Terminal LPG
Banyuwangi

LAPORAN KERJA PRAKTEK


S1TEKNIK SIPIL-FAKULTAS TEKNIK

2015

d. Menyediakan fasilitas baik berupa sarana dan prasarana yang dibutuhkan


oleh pihak penyedia jasa untuk kelancaran pekerjaan.
e. Menyediakan lahan untuk pelaksanaan pekerjaan.
f. Menyediakan dana dan kemudian membayar kepada pihak penyedia jasa
sejumlah biaya yang diperlukan untuk mewujudkan sebuah bangunan.
g. Ikut mengawasi jalannya pelaksanaan pekerjaan yang direncanakan dengan
jalan menempatkan atau menunjuk suatu badan atau orang untuk bertindak
atas nama pemilik.
h. Mengesahkan perubahan dalam pekerjaan (bila terjadi).
i. Menerima dan mengesahkan pekerjaan yang telah selesai dilaksanakan oleh
penyedia jasa jika produknya telah sesuai dengan apa yang dikehendaki.
Sedangkan wewenang PT Misi Mulia Petronusa sebagai pemilik proyek
antara lain :
a. Memberitahukan hasil lelang secara tertulis kepada masing-masing
kontraktor.
b. Dapat mengambil alih pekerjaan secara sepihak dengan cara memberitahu
secara tertulis kepada kontraktor jika terjadi hal-hal di luar kontrak yang
ditetapkan.
2)

Kontraktor EPC
Kontraktor EPC adalah suatu perusahaan atau badan usaha konstruksi yang

disewa oleh owner untuk mendesain dan membangun secara lengkap suatu
fasilitas. Dalam hal ini kontraktor proyek EPC adalah PT PP (Persero) Tbk.
Peranan dan tugas kontraktor EPC dalam suatu proyek EPC secara garis
besar adalah sebagai berikut:
a. Engineering (Basic and Detailed Engineering)
Perencanaan merupakan proses mewujudkan gagasan menjadi kenytaan
dengan totalitas sistem dengan memperhatikan efektifitas sistem menyeluruh
sampai pada operasi dan pemeliharaan. Tahapan pada proses ini adalah:
a) Konseptual desain yang dilakukan pada waktu studi kelayakan,
merumuskan garis besar dasr pemikiran teknis mengenai sistem yang
akan diwujudkan, dan mengemukakan berbagai alternatif yang
Proyek Pembangunan Terminal LPG
Banyuwangi

LAPORAN KERJA PRAKTEK


S1TEKNIK SIPIL-FAKULTAS TEKNIK

2015

didasarkan atas perkiraan kasar, untuk dikaji lebih lanjut dari berbagai
aspek.
b) Basic engineering atau perencanaan dasar yakni menjabarkan segala
sifat atau fungsi pokok dari produk suatu proyek, termasuk menentukan
metode pelaksanaan yang akan digunakan selama proyek berlangsung.
c) Detail

engineering

berpengalaman,

yang

meliputi:

dilaksanakan
peletakan

oleh
dasar

engineer
kriteria

yang
desain;

mengumpulkan data teknis yang deperlukan untuk desain; membuat


spesifikasi material; merancang gambar kerja dari berbagi bisang ilmu
seperti sipil, mekanikal, elektrikal, piping; menentukan spesifikasi
peralatan.
b. Manajemen Proyek
Manajemen proyek adalah gabungan antara sarana, sistem, prosedur, dan
sumber daya manusia, untuk mengendalikan proyek agar memenuhi
persyaratan yang ditentukan.
Dalam menejemen proyek membutuhkan masukan atau input, yaitu: lingkup
pekerjaan (scope of work) yang akan dikerjakan; identifikasi komponen
pekerjaan; desain dasar dan perubahannya; validasi data dari pemilik
pekerjaan; detail master engineering planning; spesifikasi teknis material atau
produk.
Setelah memperoleh data masukan maka proses manajemen poyek
dilaksanakan dengan tahapan sebagai berikut:
a) Membuat daftar kegiatan proyek
b) Membuat perencanaan kebutuhan, dan perencanaan subkontraktor.
c) Merinci metode pelaksanaan yang akan digunakan.
d) Menentukan oerganisasi proyek.
e) Memperkirakan waktu dan biaya yang dibutuhkan selama proyek
berlangsung.
f) Menjadwalkan seluruh pekerjaan proyek.
g) Membuat anggaran pelaksanaan proyek.
h) Menentukan tugas dan tanggung jawab masing-masing anggota proyek.
Proyek Pembangunan Terminal LPG
Banyuwangi

10

LAPORAN KERJA PRAKTEK


S1TEKNIK SIPIL-FAKULTAS TEKNIK

2015

i) Mengidentifikasi dan menganalisa risiko serta merencanakan respon


terhadap risiko yang muncul.
j) Membuat work break down structure.
k) Memonitor dan mengevaluasi progres dari pekerjaaan proyek.
l) Melakukan koordinasi dengan engineering, procurement, vendor, dan
owner jika ada perubahan desain, baik yang datang dari lapangan
maupun dari owner.
m) Memonitor aktivitas proyek untuk kesesuaian dengan lingkup pekerjaan
dalam kontrak dan menyusun Change Contract Order (CCO).

c. Pengadaan
Tugas utama yang dilakukan pengadaan adalah membeli atau mengadakan
serta mengendalikan mutu untuk seluruh peralatan dan material yang
dibutuhkan selama proyek berlangsung. Di samping tugas tersebut pengadaan
juga menetukan kapan dan bagaimana pengadaan itu dilakukan, memilih dan
merencanakan kontrak dengan penyedia barang dan jasa.
d. Pengendalian Material
Pengendalian material berpa aktivitas sebagai berikut:
a) Membuat laporan penerimaan material.
b) Mengatur area penyimpanan material.
c) Mengatur sistem pergudangan.
d) Mengatur pengeluaran material.
e) Mendata ketersediaan meterial konstruksi.
e. Pabrikasi dan Konstruksi
Proses yang berlangsung di pabrikasi dan konstruksi antara lain:
a) Menyiapkan keseluruhan perencanaan konstruksi.
b) Melaksanakan pabrikasi sesuai dengan perencanaan dan daftar
fabrikasi.
c) Mengelola dan mengawasi pekerjaan subkontraktor.
d) Memahami teknis konstruksi.
Proyek Pembangunan Terminal LPG
Banyuwangi

11

LAPORAN KERJA PRAKTEK


S1TEKNIK SIPIL-FAKULTAS TEKNIK

2015

e) Mengevaluasi gambar yang diterima di lapangan.


f) Mengatur pelaksanaan konstruksi sesuai dengan metode pelaksanaan
yang direncanakan.
g) Koordinasi dengan bagian engineering, procurement, material control,
owner dan pekerja untuk segala perubahan yang terjadi.
h) Melaksanakan komponen K3.
i) Mengawasi aktivitas di lapanga.
j) Melaksanakan konstruksi sipil, mekanikal dan elektrikal.
k) Mengeluarkan bukti penyelesaian pekerjaan.

f. Commisioning (Pengetesan)
Aktivitas pengetesan dari hasil pekerjaan dilaksanakan berdasarkan
petunjuk dari owner atau perencana sesuai dengan lingkup pekerjaan yang
tertera pada kontrak. Selain melekukan pengujian pada tahap ini juga dilakukan
perencanaan pemeliharaan hasil pekerjaan.
Dengan demikian untuk mewujudkan kegiatan proyek industri dibutuhkan
peran

multidisiplin

dari

pihak-pihak

yang

terkait

dalam

pelaksanaan

pembangunan. Keahlian masing-masing sumber daya manusia tidak terbatas pada


suatu disiplin tetapi saling bekerjasama antar disiplin ilmu. Hal ini disebabkan
karena kompleksnya masalah pada proyek yang dihadapi. Sebagai contoh adalah
saling ketergantungaan antar aktivitas yang ada, fase overlaps antar masingmasing aktivitas tersebut, pemecahan aktivitas menjadi aktivitas-aktivitas
pekerjaan yang lebih detail, dan ketidakpastian dalam akurasi prediksi yang
timbul selama masa pelaksanaan.
b.6 Struktur Organisasi Kontraktor EPC
Setiap Proyek memiliki Struktur Organisasi yang menyesuaikan kebutuhan
proyek tersebut. Struktur organisasi tersebut biasanya diperjelas dengan adanya
diagram strutur organisasi. Diagram struktur organisasi PT PP (Persero) Tbk.
Proyek Pembangunan Terminal LPG
Banyuwangi

12

LAPORAN KERJA PRAKTEK


S1TEKNIK SIPIL-FAKULTAS TEKNIK

2015

Terlampir. Penjelasan mengenai struktur organisasi kontraktor EPC adalah sebagai


berikut:
1) Project Manager (Manajer Proyek)
Project manager adalah orang yang diberi wewenang dan tanggung jawab
untuk mengelola proyek sesuai cakupan tugasnya sehingga target yang
direncanakan bisa terealisasi dengan baik. Dalam hal ini Project Manager
mengatur pelaksanaan di lapangan dengan bantuan staf yang menempati
bidang masing-masing. Project manager bertanggung jawab langsung kepada
kepala cabang.
2) Site HSE (Health Safety Environmental)
Kepala bagian Kesehatan Keselamatan Kerja (K3) merupakan orang yang
diberikan wewenang untuk merencanakan penerapan K3 dalam proyek
konstruksi serta mengkoordinasi tugas-tugas kepada Field HSE dan HSE
Man.
3) Field HSE
Bertanggung jawab pada pengawasan pelaksanaan K3 di area kerja,
pengaturan jalur aman untuk alat berat yang digunakan dalam proyek.
4) HSE Man
HSE man adalah orang yang ditunjuk untuk melaksanakan atau mengatur K3
dalam bidang house keeping, mengatur keindahan dan kenyamanan kantor
dan direction keet termasuk di dalamnya.
5) Quality Control & Lab
Quality control & lab adalah orang yang bertugas mengontrol kualitas,
mengetes dan memeriksa semua proses yang terlibat dalam produksi produk
dan produk itu sendiri.
6) Administration Manager
Adalah orang yang mengurusi persiapan pelaksanaan pembangunan sampai
dengan pemeliharaan dan penutupan kontrak kerja. Selain itu juga
mengkoordinir tugas staf admin.
7) Site Engineer
Proyek Pembangunan Terminal LPG
Banyuwangi

13

LAPORAN KERJA PRAKTEK


S1TEKNIK SIPIL-FAKULTAS TEKNIK

2015

Site engineer merupakan kepala perencana yang dalam hal ini bertanggung
jawab terhadap pengawasan dan review hasil kerja Quantity surveyor dan
Procurement lead.
8) Quantity Surveyor
Quantity surveyor adalah orang yang menghitung volume tiap item pekerjaan
dalam suatu proyek, meminimalisir waste yang mungkin terjadi pada
penggunaan material, menentukan bentuk serta potongan efektif

untuk

digunakan sebagai pedoman pelaksanaan fabrikasi.


9) Procurement
Procurement adalah orang yang melaksanakan pembelian bahan-bahan yang
dibutuhkan, mengawasi persediaan bahan di workshop, membuat laporan
mengenai pembelian, penggunaan, maupun persediaan bahan.

10) Senior Site Engineer


Senior site engineer bertanggung jawab pada perencanaan, pekerjaan dan
penyelesaian masalah pada hal-hal yang sifatnya teknis dalam suatu pekerjan
proyek serta mengkoordinasi tugas-tugas kepada mechanical engineer, civil
& architect engineer , dan drafter.
11) Mechanichal Engineer
Mechanichal

engineer

adalah

orang

yang

merencanakan

pekerjaan

mechanical elektrical termasuk di dalamnya pekejaan perpipaan dan instalasiinstalasi kelistrikan.


12) Civil & Architect Engineer
Civil & architect engineer adalah orang yang bertanggung jawab untuk
menghitung dan merencanakan pekerjaan sipil dan arsitektural, seperti
perhitungan pondasi, perhitungan kekuatan suatu bangunan, desain bentuk
bangunan dari segi keindahan dan pekerjaan lainnya.
13) Drafter
Drafter adalah orang yang membuat konsep atau rancangan tentang gambar
sehingga memudahkan dalam melakukan pelaksanaan di proyek. Drafter
bertanggung jawab penuh atas kesesuaian pelaksanaan di lapangan, dengan
Proyek Pembangunan Terminal LPG
Banyuwangi

14

LAPORAN KERJA PRAKTEK


S1TEKNIK SIPIL-FAKULTAS TEKNIK

2015

gambar yang ada dalam dokumen kontrak yang telah disepakati oleh kedua
belah pihak.
14) Construction Manager
Construction manager adalah orang yang berwenang dan bertanggung jawab
atas lingkup pekerjaan konstruksi, mengkoordinasi tugas-tugas dari pengawas
lapangan, pelaksana lapangan, surveyor, dan perlengapan proyek.
15) General Superintendent
Orang yang ditunjuk sebagai kepala pengawas oleh kontraktor untuk
mengendalikan dan mengatur pekerjaan dari pelaksana dan surveyor, menguji
progress schedule dan finansial budgeting beserta realisasinya, mengadakan
pengawasan dan pengendalian terhadap pelaksanaan pekerjaan di lapangan,
membuat laporan-laporan kegiatan pekerjaan di lapangan.
16) Surveyor
Bagian survey atau surveyor merupakan bagian yang sangat penting karena
bertugas menentukan dan memastikan letak titik-titik bangunan, letak tiang
pancang, elevasi, sudut lengkung, titik koordinat, dan lain sebagianya,
sehingga bangunan dapat berdiri dengan kokoh dan sesuai dengan shop
drawing. Alat yang digunakan oleh surveyor dalam melaksanakan tugasnya
adalah waterpass dan theodolit.
17) Superintendent
Pengawas Lapangan adalah orang yang memberi petunjuk dan mengarahkan
mandor dan subkontraktor sehubungan dengan pelaksanaan pekerjaan,
meninjau dan menguji semua data perhitungan teknis dan desain, meneliti dan
menguji

kebenaran

serta

kelengkapan

dokumen

kontrak

dan

melaksanakannya, menguji program mobilisasi subkontraktor kontraktor


seperti kedatangan alat, ketetapan, waktu dan lain-lain,
18) Equipment Lead
Equipment lead orang yang berwenang untuk menyediakan peralatan meliputi
mesin-mesin yang digunakan dalam proses pelaksanaan proyek, dan juga
bertanggung jawab atas perbaikan mesin-mesin tersebut.
Proyek Pembangunan Terminal LPG
Banyuwangi

15

LAPORAN KERJA PRAKTEK


S1TEKNIK SIPIL-FAKULTAS TEKNIK

2015

BAB 3
PELAKSANAAN KEGIATAN KERJA PRAKTEK
3.1 Pelaksanaan Kegiatan Kerja Praktek
Praktek Kerja Lapangan dilaksanakan selama kurang lebih satu bulan dimulai
tanggal 05 Januari sampai dengan 01 Februari 2015 di Proyek Terminal LPG
Pressurized Banyuwangi. Berikut daftar kegiatan kerja praktek tersebut dalam
table 3.1
Tabel 3.1 Kegiatan Kerja Praktek
NO
1

HARI/
TANGGAL
Senin/
05 Januari
2015

BAGIAN

KEGIATAN

HSE

- Perkenalan proyek
- Mengamati pemasangan tulangan
sloof dan pengecoran pilecap

Proyek Pembangunan Terminal LPG


Banyuwangi

16

LAPORAN KERJA PRAKTEK


S1TEKNIK SIPIL-FAKULTAS TEKNIK

Selasa/
06 Januari
2015

HSE,
Equipment
Staff dan Site
Engineer Civil

Rabu/
07 Januari
2015

HSE dan
Superintendent

Kamis/
08 Januari
2015

HSE,
Site Engineer
Civil dan
Quality control

Jumat/
09 Januari
2015

HSE,
Procurement
Staff

Sabtu/
10 Januari
2015

HSE

2015

- Pengenalan alat dan material


pembesian
serta
mempelajari
bending dan cutting
- Mengamati gambar dan situasi di
lapangan
- Diskusi umum oleh engineer
- Mengamati pemasangan tulangan
pilecap
- Pengenalan alat dan material
pengelasan
- Menghitung berat besi pada sloof
- Mengamati pemasangan tulangan
pedestal.
- Melengkapi surat ijin bekerja
- Surat ijin bekerja pengecoran dan
pemasangan
bekisting
serta
penggalian waterponds
- Briefing gambar detail pondasi
- Cheklist quality control pekerjaan
pembesian, bekisting dan pengecoran
- Surat ijin bekerja pabrikasi besi,
pembesian pilecap, pemasangan
bekisting dan peralatan tanah di
spherical tank
- Memahami pemberian pertolongan
pertama pada kecelakaan
- Safety talk sebagai acara pembukaan
hari jumat secara rutin
- Diskusi umum dari Procurement staff
- Surat ijin bekerja pengecoran dan
pemasangan
bekisting
pilecap,
penggalian felling shed, peralatan
tanah di spherical tank dan
pemadatan area waterponds
- Pengecekan rambu-rambu K3
- Pengukuran area persiapan akses alat
berat di area spherical tank
- Persiapan pemindahan sisa material
pancang
- Mengamati pengecoran pilecap
Proyek Pembangunan Terminal LPG
Banyuwangi

17

LAPORAN KERJA PRAKTEK


S1TEKNIK SIPIL-FAKULTAS TEKNIK

Minggu/
11 Januari
2015

HSE

Senin/
12 Januari
2015

HSE, Site
Engineer Civil
dan Quality
Surveyor Site
Engineer

Selasa/
13 Januari
2015

HSE,
Procurement
Staff, General
Superintendent
Civil

10

Rabu/
14 Januari
2015

HSE,
Superintendent

11

Kamis/
15 Januari
2015
Jumat/
16 Januari
2015

HSE,
Superintendent

12

13

14

15

Sabtu/
17 Januari
2015
Minggu/
18 Januari
2015
Senin/
19 Januari
2015

HSE,
Superintendent

2015

- Surat ijin bekerja pembongkaran dan


pemasangan bekisting
- Pengecekan rambu K3
- Update papan informasi harian
- Pemasangan rambu K3
- Surat ijin bekerja penbongkaran dan
pemasangan bekisting, penggalian
tanah area filling shed, dan
merapikan area waterponds
- Pengecekan rambu K3
- Update papan informasi harian
- Diskusi bersama engineer
- Mengamati pemasangan plat 6t
- Surat ijin bekerja pabrikasi dan
pemasangan bekisting, penggalian
filling shed, dan perapian dan
pemadatan waterponds
- Diskusi bersama engineer
- Mengamati pemasangan connector
angkur spherical tank
- Pengecekan pagar yang rusak untuk
renovasi atau redesign
- Surat ijin bekerja
- Evaluasi gambar filling shed
- Pengecekan pagar rusak
- Surat ijin bekerja
- Perhitungan buistat metering house
(footplate, pedestal, sloof)
- Safety talk
- Surat ijin bekerja
- Perhitungan besi metering house
Off

Off

Site Engineer
Civil

- Diskusi bersama site engineer civil


- Cek keadaan area yang akan digali
dan ditimbun
Proyek Pembangunan Terminal LPG
Banyuwangi

18

LAPORAN KERJA PRAKTEK


S1TEKNIK SIPIL-FAKULTAS TEKNIK

16

Selasa/
20 Januari
2015
Rabu/
21 Januari
2015
Kamis/
22 Januari
2015

Site Engineer
Civil, Surveyor

19

Jumat/
23 Januari
2015

HSE, Site
Engineer Civil

20

Sabtu/ 24
Januari 2015
Minggu/
25 Januari
2015
Senin/
26 Januari
2015
Selasa/
27 Januari
2015

17

18

21

22

23

24

25

26

27

Rabu/
28 Januari
2015
Kamis/
29 Januari
2015
Jumat/
30 Januari
2015
Sabtu/

Site Engineer
Civil

HSE
Site Engineer
Civil

2015

- Perhitungan tugas pondasi


- Melakukan pengukuran galian dan
timbunan
- Mengerjakan tugas pondasi
- Pengukuran galian di belakang
control room dan timbunan di area
pantai (shore protection)
- Pemasangan patok untuk pengukuran
galian di lahan belakang control room
dan timbunan di area pantai
- Pengamatan elevasi dan panjang
pagar
- Pengamatan pemancangan di laut
- Safety talk
- Menggambar
hasil
pengamatan
elevasi dan panjang pagar (Auto
CAD)
- Menghitung profil baja pada dudukan
pipa dan pondasinya
- Mengamati pemancangan di laut
(pembangunan jetty)
- Mengamati shore protection

Off

HSE,
Superintendent

- Cutting rambu-rambu K3
- Mempelajari gambar filling shed
- Menghitung besi D 19 mm untuk
kebutuhan pondasi filling shed
Off

- Membuat persiapan presentasi

Superintendent

- Mengamati timbunan batu di area


shore protection

Superintendent,

- Leveling galian pondasi di area filling


Proyek Pembangunan Terminal LPG
Banyuwangi

19

LAPORAN KERJA PRAKTEK


S1TEKNIK SIPIL-FAKULTAS TEKNIK

28

31 Januari
2015

Surveyor

Minggu/
01 Februari
2015

Contrution
manager
Engineer
Quantity
surveyor
HSE

2015

shed
- Mengamati timbunan di area shore
protection
- Presentasi hasil selama kerja praktek
di
Proyek
Terminal
LPG
Pressurized Banyuwangi

3.2 Hambatan Pelaksanaan Kegiatan Kerja Praktek


Selama pelaksanaan kegiatan kerja praktek terdapat beberapa hambatan yang
dihadapi, yakni :
1) Jalan akses utama lokasi spherical tank yang menjadi area fokus pengerjaan
proyek selama kegiatan kerja praktek berlangsung adalah melalui jembatan
karena area tersebut terpisah oleh sungai. Apabila turun hujan sungai tersebut
meluap dan merendam jembatan, sehingga aktivitas proyek yang dikerjakan
di area spherical tank terpaksa dihentikan.
2) Proses adaptasi dengan aktivitas di lapangan yang merupakan kegiatan baru
dan cuaca yang tidak stabil menyebabkan kondisi kesehatan sempat
memburuk sehingga beberapa hari tidak hadir dalam kegiatan kerja praktek
tersebut.
3) Tingkat kesibukan staf/karyawan proyek yang tinggi menyebabkan waktu
untuk belajar terbatas.
4) Waktu pelaksanaan kegiatan kerja praktek terbatas sehingga pelajaran yang
diperoleh hanya bagian struktur bawah saja.

Proyek Pembangunan Terminal LPG


Banyuwangi

20

LAPORAN KERJA PRAKTEK


S1TEKNIK SIPIL-FAKULTAS TEKNIK

2015

BAB 4
PEMBAHASAN
4.1 Konstruksi Pilecap dan Pedestal
Pada masa kerja praktek pembangunan proyek sedang fokus pada area
spherical tank yang merupakan bangunan utama dari Terminal LPG Pressurized
Banyuwangi. Saat itu pembangunan berada dalam tahap struktur bawah dari
bangunan spherical tank tersebut yaitu tahap pembuatan pilecap dan pedestal.
Pilecap dan pedestal merupakan bangunan yang berfungsi sebagai dudukan
kolom penyangga tangki baja LPG.
Bangunan ini menggunakan pondasi tiang pancang sebagai media untuk
menerima dan meneruskan atau menyalurkan beban dari struktur atas sampai ke
tanah. Tiang pancang yang digunakan mempunyai diameter luar 0,6 m dan
diameter dalam adalah 0,4 m. Pancang tersebut dipasang terlebih dahulu sebelum
pembuatan pilecap dan pedestal karena struktur ini menumpu di atasnya.
Proyek Pembangunan Terminal LPG
Banyuwangi

21

LAPORAN KERJA PRAKTEK


S1TEKNIK SIPIL-FAKULTAS TEKNIK

2015

Pemasangan tiang pancang merupakan tahap awal dari suatu bangunan dan
penulis tidak mengamati pelaksanaan pekerjaan proyek pada

saat dimulai

pemancangan, sehingga penulis hanya mengamati pembuatan pilecap dan


pedestal.
Pada bangunan spherical tank dibangun 12 buah pilecap yang diposisikan
secara melingkar dengan diameter sloof 21,216 m. Setiap pilecap dibuat
berukuran 3,75 x 3,75 x 0,8 m sedangkan ukuran pedestal adalah 1,80 x 1,80 x 0,8
m. Untuk tahapan-tahapan pembuatan pilecap dan pedestal di Proyek Terminal
LPG Pressurized Banyuwangi akan dibahas di bawah ini.
4.1.1 Lantai Kerja
Lantai kerja merupakan pelat dari beton.yang dibuat untuk mempermudah
pekerjaan agar pada waktu pemasangan pembesian, besi tidak kotor dan diperoleh
permukaan dasar yang rata. Pada proyek ini lantai kerja dibuat dengan ukuran
4,05 x 4,05 x 0,05 m.
Sebelum dilakukan pembuatan lantai kerja, terlebih dahulu dilakukan
perbaikan tanah dengan cara mengurug pasir setebal 15-20 cm. Pasir disiram
dengan air sampai kondisi air jenuh untuk mendapatkan hasil yang baik. Air yang
meresap ke bawah membangkitkan daya hisap pada lapisan tanah. Apabila terjadi
lekukan-lekukan pada permukaan tanah harus ditambah pasir lalu disiram lagi.
Hal ini dilakukan untuk memperoleh permukaan pasir yang datar.
Untuk memastikan bahwa lantai kerja tersebut datar dilakukan pengecekan
menggunakan waterpass. Setelah diperoleh lapisan datar yang padat selanjutnya
adalah pengecoran untuk lantai kerja.
4.1.2 Marking
Marking merupakan pengukuran-pengukuran untuk keperluan pekerjaan di
atas lantai kerja dan dipasang tanda berupa garis pada lantai kerja. Misalnya
pengukuran batas pengecoran yang nantinya akan dipasang bekisting dan
pengukuran garis tengah untuk acuan pekerjaan pembesian. Alat yang digunakan
dalam proses marking adalah total station.
Proyek Pembangunan Terminal LPG
Banyuwangi

22

LAPORAN KERJA PRAKTEK


S1TEKNIK SIPIL-FAKULTAS TEKNIK

2015

4.1.3 Pabrikasi
Pabrikasi yang dilakukan pada Proyek Terminal LPG Pressurized
Banyuwangi, khususnya area spherical tank ada dua macam, yaitu pabrikasi besi
dan pabrikasi bekisting.
1) Pabrikasi Besi
Material baja yang digunakan untuk penulangan beton menggunakan mutu
baja U-39 untuk tulangan ulir dan mutu baja U-24 untuk tulangan polos.
Proses pabrikasi besi terdiri dari dua macam, yaitu:
a. Proses Bar Cutting
Proses bar cutting merupakan proses pemotongan besi tulangan sesuai
dengan ukuran yang dibutuhkan. Proses ini dilakukan dengan
menggunakan alat yang disebut bar cutter.

b. Proses Bar Bending


Proses bar bending merupakan proses pembengkokkan besi tulangan
dengan diameter dan sudut yang dapat diatur sesuai dengan kebutuhan.
Besi tulangan yang digunakan untuk pembuatan pilecap adalah besi ulir
dengan diameter 32 mm. Besi tersebut dibentuk menyerupai huruf U dengan
panjang total adalah 5 m. Panjang sisi bawah besi tersebut adalah 3,67 m dan
sisanya merupakan panjang sisi-sisi samping dengan ukuran sama panjang.
Pembengkokan sisi-sisi tersebut dengan sudut sebesar 90.
Sedangkan untuk pedestal digunakan besi yang dibentuk menyerupai huruf
L dengan diameter besi tulangan yang sama. Cara pemotongan dan
pembengkokannya sama dengan besi tulangan untuk pilecap. Hanya ukuran
yang dipakai berbeda yakni panjang total besi tulangan untuk pedestal adalah 2
m dengan sisi panjang 1,56 m dan sisi pendeknya adalah 0,44 m. Sudut yang
digunakan adalah sama yaitu 90.

Proyek Pembangunan Terminal LPG


Banyuwangi

23

LAPORAN KERJA PRAKTEK


S1TEKNIK SIPIL-FAKULTAS TEKNIK

2015

Tulangan sengkang yang dipakai pada pedestal memiliki diameter ulir 25


mm berbentuk persegi dengan panjang sisi 1,72 m. Sedangkan sengkang yang
dipasang pada sloof berdiameter 19 mm berbentuk persegi panjang.
2) Pabrikasi Bekisting
Bekisting adalah cetakan sementara yang digunakan untuk menahan beton
selama beton dituang dan dibentuk sesuai dengan kebutuhan. Terdapat tiga
macam jenis bekisting yang dipakai dalam pengerjaan konstruksi, yaitu
bekisting konvensional (bekisting tradisional), bekisting knock down, dan
bekisting fiberglas.
a. Bekisting Konvensional (Bekisting Tradisional)
Bekisting konvensional adalah bekisting yang menggunakan kayu.
Dalam proses pengerjaannya dipasang dan dibongkar pada bagian
struktur yang akan dikerjakan. Pembongkaran bekisting dilakukan
dengan melepas bagian-bagian bekisting satu persatu setelah beton
mencapai kekuatan yang cukup. Jadi bekisting ini pada umumnya hanya
dipakai untuk satu kali pekerjaan, namun jika material kayu masih
memungkinkan untuk dipakai maka dapat digunakan kembali untuk
bekisting pada elemen struktur yang lain.
b. Bekisting Knock Down
Dengan berbagai kekurangan metode bekisting konvensional tersebut
maka direncanakan sistem bekisting knock down yang terbuat dari pelat
baja dan besi hollow. Untuk satu unit bekisting ini biayanya jauh lebih
mahal jika dibandingkan dengan bekisting kayu, namun bekisting ini
lebih awet dan tahan lama sehingga dapat digunakan seterusnya sampai
pekerjaan selesai.
c. Bekisting Fiberglas
Material fiber mempunyai keunggulan yang lebih baik daripada kayu.
Selain untuk kepentingan pelestarian lingkungan, bekisting fiber tidak
gampang rusak oleh air sehingga cocok untuk konstruksi bawah tanah
dan lingkungan berair.
Proyek Pembangunan Terminal LPG
Banyuwangi

24

LAPORAN KERJA PRAKTEK


S1TEKNIK SIPIL-FAKULTAS TEKNIK

2015

Pabrikasi bekisting adalah suatu rangkaian pekerjaan dari beberapa


komponen material dirangkai menjadi suatu bentuk salah satu konstruksi
sehingga dapat dipasang menjadi sebuah bentuk bangunan.
Pada proyek ini bekisting yang digunakan adalah bekisting konvensional
dengan ukuran bekisting untuk pilecap 3,95 x 1 m dan untuk pedestal 2 x 1,1
m. Material yang digunakan untuk bekisting ini adalah jenis plywood dengan
kondisi layak pakai. Untuk membuat bekisting diperlukan peralatan dan bahan
sebagai berikut:
a. Kayu
b. Paku
c. Palu
d. Tang
e. Gergaji
f. Meteran
Kayu papan dipotong sesuai dengan kebutuhan. Kemudian diberikan
bingkai pada sisi belakang untuk perkuatan sehingga pada saat beton dituang
bekisting tersebut tidak melengkung atau mengalami perubahan bentuk. Pada
sisi atas bekisting dilubangi untuk jalan kawat pada saat pemasangan bekisting.
4.1.4 Pembesian
1) Alat dan Bahan
Peralatan yang digunakan dalam pekerjaan pembesian meliputi:
a. Tang
b. Kawat bendrat
c. Meteran
2) Besi Pilecap
Tulangan pilecap menggunakan besi ulir diameter

32 mm yang telah

difabrikasi sebelumnya dengan bentuk menyerupai huruf U. Untuk cara


pemasangannya adalah sebagai berikut:
a. Besi U diposisikan rapi dalam posisi tidur sebanyak 15 batang. Kemudian
besi-besi tersebut diikatkan pada satu besi polos yang berdiameter 10 mm
Proyek Pembangunan Terminal LPG
Banyuwangi

25

LAPORAN KERJA PRAKTEK


S1TEKNIK SIPIL-FAKULTAS TEKNIK

2015

dengan jarak antar besi 0,26 m. Besi polos digunakan untuk membantu
mengaitkan besi-besi U sehingga memudahkan untuk berdiri secara
bersamaan.
b. Dengan cara yang sama besi-besi U 15 batang yang lain diposisikan di atas
besi U yang pertama sehingga saling berpotongan tegak lurus membentuk
kubus terbuka. Talikan dengan kawat bendrat setiap perpotongan besi-besi
tersebut.
c.

Pemasangan besi tulangan sloof.

d. Besi-besi U dipasang secara terbalik dari kedua sisi sehingga membentuk


kubus tertutup.
3) Besi Sloof
Sloof pada bangunan spherical tank mempunyai diameter 21,216 m dengan
lebar 0,8 m. Pemasangan sloof menggunakan besi tulangan ulir diameter 25
mm dan tulangan sengkang yang digunakan berdiameter 19 mm. Berikut cara
pemasangannya:
a. Besi tulangan ulir dengan diameter 25 mm dipasang lonjoran secara
bersambung hingga membentuk lingkaran sloof. Mulanya dua besi
tulangan dipasang di bagian atas untuk menopang besi tulangan sengkang.
b. Dua besi tulangan selanjutnya dipasang di bagian sloof paling bawah
sehingga posisi sengkang sesuai dengan perencanaan dan tidak berubah.
c. Posisi bawah ditambah tiga besi tulangan sehingga pada posisi tersebut
menjadi lima besi tulangan dengan diameter yang sama.
d. Pada posisi atas terdapat sembilan buah tulangan yang dipasang menjadi
dua baris atas lima dan di bawahnya empat buah tulangan.
e. Di tengah sloof dipasang empat buah tulangan menjadi dua sisi tepi,
masing-masing dua buah tulangan.
4) Besi Pedestal
Besi tulangan pedestal menggunakan besi dengan diameter 32 mm. Besi ini
berbentuk menyerupai L seperti yang telah dijelaskan pada proses pabrikasi
sebelumnya. Dalam pemasangan besi ini terdapat beberapa tahap sebagai
berikut:
Proyek Pembangunan Terminal LPG
Banyuwangi

26

LAPORAN KERJA PRAKTEK


S1TEKNIK SIPIL-FAKULTAS TEKNIK

2015

a. Menentukan penempatan besi tulangan sengkang menggunakan untingunting dan benang (unting-unting dipasang di ujung benang) dengan
mengacu pada garis tanda yang ada pada lantai kerja.
b. Memasang besi tulangan sengkang dengan diameter 25 mm dan dilekatkan
pada besi tulangan pilecap menggunakan kawat bendrat.
c. Memasang empat buah besi tulangan L di setiap sisi pojok besi tulangan
sengkang tersebut. Besi tulangan L berada di posisi bawah dengan sisi
pendek besi tersebut dipasang secara berlawanan, sehingga ujung besi
tulangan L tidak saling bertemu.
d. Setiap sisi pendestal ditambah 17 besi tulangan L sehingga jumlah tiap
sisinya adalah 19 besi tulangan L.
e. Memasang 6 besi tulangan sengkang dimulai dari bagian paling atas
sehingga ukuran besi tulangan pedestal sesuai dengan posisi bagian bawah
dan tidak terjadi kemiringan.
f. Dilakukan pengecekan kesesuaian posisi pedestal menggunakan alat total
station.
5) Sepatu Kolom
Sepatu kolom merupakan besi berbentuk L yang menjadi pembatas dan
acuan pemasangan bekisting. Cara pemasangannya dengan menggunakan las
dikaitkan pada besi tulangan pilecap. Pada setiap sisi pilecap dipasang tiga
buah sepatu kolom yaitu di sisi tepi kanan, tepi kiri, dan di tengah.
4.1.5 Pemasangan Bekisting
1) Alat dan Bahan
a. Solar
b. Kawat
c. Paku
d. Beton decking
e. Palu
f. Tang
g. Besi tulangan diameter 32 mm
Proyek Pembangunan Terminal LPG
Banyuwangi

27

LAPORAN KERJA PRAKTEK


S1TEKNIK SIPIL-FAKULTAS TEKNIK

2015

h. Scaffolding
2) Pemasangan Bekisting
Setelah selesai pekerjaan pembesian proses selanjutnya adalah pemasangan
bekisting. Sebelum dipasang bekisting dilumuri solar terlebih dahulu dengan
tujuan untuk memudahkan saat pelepasan bekisting.
Bekisting dipasang pada setiap sisi pilecap yang akan dicor. Pemasangan
bekisting sesuai dengan sepatu kolom yang telah dipasang dan harus benarbenar rapat agar pada saat pengecoran tidak terjadi kebocoran. Selain
kebocoran, bekisting yang tidak rapat dapat menimbulkan rongga pada beton.
Apabila dibutuhkan, bisa dipasangkan beton decking sehingga pemasangan
bekisting sesuai dan tidak terjadi hal-hal yang dapat merugikan.
Untuk menahan bekisting tersebut pada proyek ini menggunakan besi
tulangan dan scaffolding. Besi tulangan dipasang di belakang bekisting yang
diikat kawat. Kawat tersebut dikaitkan dengan tulangan pilecap yang berada di
sisi dalam bekisting melalui lubang pada bekisting. Sedangkan scaffolding
dipasang di belakang bekisting dengan bertumpu pada pasak. Pasak tersebut
dapat berupa kayu atau besi tulangan yang telah dipotong pendek. Dengan
demikian bekisting lebih kuat dan kemungkinan berubah posisi semakin kecil.
4.1.6 Pengecoran
Pengecoran adalah pekerjaan penuangan beton segar ke dalam cetakan suatu
elemen struktur yang telah dipasangi besi tulangan.
4.1.6.1 Pengecoran Pilecap
1) Pengukuran Top Cor Pilecap
Apabila

pemasangan

bekisting

telah

selesai

dilanjutkan

dengan

pengukuran top cor pilecap. Pengukuran ini dimaksudkan untuk menandai


ukuran tinggi pilecap yang akan dicor sehingga beton yang dihasilkan sesuai
dengan yang direncanakan dan ketinggian setiap sisinya rata. Ukuran tinggi
pilecap yang akan dicor 0,8 m dari lantai kerja. Alat yang digunakan untuk
mengukur ketinggian ini adalah waterpass.
Proyek Pembangunan Terminal LPG
Banyuwangi

28

LAPORAN KERJA PRAKTEK


S1TEKNIK SIPIL-FAKULTAS TEKNIK

2015

Langkah yang pertama adalah menyiapkan waterpass agar penembakan


top cor tepat dan tidak terjadi kesalahan. Kemudian menentukan top cor dan
ditandai menggunakan paku.
2) Pelaksanaan Pengecoran
Alat dan bahan yang diperlukan dalam pekerjaan pengecoran adalah
sebagai berikut:
a. Beton ready mix K400
b. Addibond
c. Air
d. Mixer truck
e. Concrete vibrator
f. Air compressor
g. Cangkul
h. Ember/timba
i. Talang
j. Cetakan benda uji kubus
k. Cetakan uji slump
Sebelum dilakukan pengecoran, area pilecap yang akan dicor harus
dibersihkan terlebih dahulu menggunakan air compressor. Kotoran atau sisa
material yang ada di area akan menyebabkan mutu beton tidak bagus. Selain
itu pengikatan pelat beton lantai kerja dengan beton pilecap lebih susah.
Setelah dibersihkan area pilecap diberi cairan perekat agar pelat beton
lantai kerja yang telah mengeras dan beton yang akan dituang saling
mengikat. Dalam hal ini perekat yang digunakan yaitu addibond. Addibond
berwarna putih dan dituang menggunakan ember.
Pada saat beton ready mix yang dipesan dari PT Duta Bangsa tiba di area
proyek dengan mixer truck hal pertama yang dilakukan adalah menguji nilai
slump dan membuat benda uji berbentuk kubus sebanyak tiga buah. Hal ini
dimaksudkan untuk mengetahui apakah beton yang didatangkan telah sesuai
dengan pesanan. Untuk pembuatan pilecap dan pedestal mutu beton yang
dipesan adalah K400 dengan nilai slump 10 2.
Proyek Pembangunan Terminal LPG
Banyuwangi

29

LAPORAN KERJA PRAKTEK


S1TEKNIK SIPIL-FAKULTAS TEKNIK

2015

Kebutuhan beton untuk satu pilecap dengan ukuran 3,75 x 3,75 x 0,8 m
adalah 11,25 m3. Dalam pekerjaan ini mixer truck yang digunakan
mempunyai volume 6 m3, sehingga untuk memenuhi kebutuhan pilecap
tersebut diperlukan dua mixer truck beton ready mix. Secara matematis beton
yang dipesan lebih banyak daripada beton yang dibutuhkan. Hal ini
disebabkan banyak faktor. Misalnya pada saat penuangan beton tercecer
karena debit beton yang keluar dari mixer truck tidak sesuai dengan kapasitas
talang sebagai media penuangan beton ke dalam bekisting, sehingga
kebutuhan di lapangan lebih banyak.
Beton dituang dari mixer truck di sisi kanan kiri pilecap agar beton
tersebut tidak mengumpul. Karena hal itu menyebabkan beton sulit untuk
diratakan. Beton diratakan menggunakan cangkul.
Selama penuangan dilakukan pemadatan beton menggunakan concrete
vibrator. Vibrator merupakan alat penggetar mekanik yang digunakan untuk
menggetarkan adukan beton yang belum mengeras, dengan tujuan
menghilangkan rongga-rongga udara yang ada sehingga dapat dihasilkan
beton yang padat dan bermutu sesuai dengan perencanaan. Selang penggetar
dimasukkan ke dalam adukan beton yang telah dituang ke dalam bekisting.
Dengan demikian beton cair dapat memadat dan meminimalkan terjadinya
rongga pada beton yang dapat mengurangi kekuatan dan mutu beton.
Apabila penuangan sudah sampai pada ketinggian top cor, permukaan
beton dihaluskan menggunakan semen. Kemudian dipasang besi tulangan
secara vertikal dengan panjang 25 cm sebagai pasak tumpuan untuk
menahan bekisting pada saat pengecoran pedestal, sehingga penyangga
bekisting tidak menumpu pada tanah.
Bekisting yang digunakan untuk mencetak pilecap dilepas setelah satu hari
usia pengecoran. Alat yang digunakan untuk melepas bekisting adalah tang
dan palu pencabut paku.
4.1.6.2 Pengecoran Pedestal
Pedestal dapat dicor setelah proses pemasangan angkur dan pelat baja.
Ketinggian angkur berada 0,265 m di atas pedestal. Sedangkan pelat baja
Proyek Pembangunan Terminal LPG
Banyuwangi

30

LAPORAN KERJA PRAKTEK


S1TEKNIK SIPIL-FAKULTAS TEKNIK

2015

menumpu pada angkur. Pada pelat baja terdapat tiga lubang. Dua lubang
digunakan untuk angkur yang terletak di tepi dan satu lubang di tengah untuk
akses pengecoran. Pelat baja dipasang tidak secara permanen, namun hanya
untuk menempatkan angkur sesuai dengan koordinat yang direncanakan
sehingga antara angkur yang satu dengan yang lain saling berkaitan. Metode
pemasangan angkur tidak dibahas lebih lanjut karena pembahasan difokuskan
pada pedestal.
Tahap berikutnya adalah pemasangan bekisting. Proses pemasangannya
sama dengan pemasangan bekisting pada pilecap. Hanya ukuran bekisting
tersebut yang membedakan. Bekisting untuk pedestal berukuran 2 x 1,1 m.
Selanjutnya adalah proses pengecoran. Ukuran pedestal yang akan dicor
adalah 1,8 x 1,8 x 1 m. Dengan demikian volume yang dibutuhkan adalah
3,24 m3 tiap pedestal. Tahapnya tidak jauh beda dengan pengecoran pilecap.
Pelepasan bekistingnya pun juga sama.
4.2 Penerapan Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja
(SMK3)
4.2.1 Kebijakan K3
Dalam hal kebijakan K3 ini ditetapkan untuk mencegah dan menanggulangi
terjadinya insiden kecelakaan yang merugikan, peningkatan efisiensi dan
produktivitas perusahaan. Ada beberapa kebijakan yang digunakan dalam
penerapan K3, antara lain sebagai berikut:
1) Pimpinan dan seluruh jajaran PT PP (Persero) Tbk sepakat untuk mencegah
terjadinya kecelakaan, kebakaran, ledakan, penyakit akibat kerja lainnya
senantiasa akan:
a. Membina dan melaksanakan SMK3
b. Mengkomunikasikan kepada semua pihak yang berkepentingan.
2) Adanya organisasi K3 untuk memastikan terlaksananya SMK3.
4.2.2 Organisasi K3
Proyek Pembangunan Terminal LPG
Banyuwangi

31

LAPORAN KERJA PRAKTEK


S1TEKNIK SIPIL-FAKULTAS TEKNIK

2015

Project Manager
Deddy Susanto
Site HSE
Mahendra R Yanuar
Field HSE
Rio Ardiffa
HSE Man
Supriyanto
1) Project Manager
Dalam hal ini Project Manager mengatur pelaksanaan di lapangan dengan
bantuan staf yang menempati bidang masing-masing termasuk K3.
2) Site HSE
Kepala bagian Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) merupakan orang
yang diberikan wewenang untuk merencanakan penerapan K3 dalam
proyek konstruksi serta mengkoordinasikan tugas-tugas kepada Field HSE
dan HSE Man.
3) Field HSE
Bertanggung jawab pada pengawasan pelaksanaan K3 di area kerja,
pengaturan jalur aman untuk alat berat yang digunakan dalam proyek.
4) HSE Man
HSE Man adalah orang yang ditunjuk untuk melaksanakan atau mengatur
K3 dibidang house keeping, mengatur keindahan dan kenyamanan kantor
dan direction keet termasuk didalamnya.
4.2.3 Peraturan dan Tata Tertib K3
Pada PT PP (Persero) Tbk telah dilaksanakan penerapan SMK3 pada Proyek
Terminal LPG Pressurized Banyuwangi. Terdapat beberapa peraturan dan tata
Proyek Pembangunan Terminal LPG
Banyuwangi

32

LAPORAN KERJA PRAKTEK


S1TEKNIK SIPIL-FAKULTAS TEKNIK

2015

tertib K3 yang harus dilaksanakan oleh setiap staf, karyawan maupun pekerja
sebagai berikut:
1) Menggunakan helm lengkap dengan tali dagu
2) Menggunakan sepatu safety
3) Menggunakan safety vest (rompi bereflektif)
4) Menggunakan alat pelindung diri lainnya sesuai dengan jenis pekerjaan
seperti: sarung tangan, carplug, kacamata, kedok las (bagi pekerja las) dan
lain-lain.
5) Menggunakan sabuk keselamatan (safety belt) jika bekerja di ketinggian 2
meter atau lebih dan menggunakan full body harness lengkap dengan life
line, bagi yang bekerja diatas gondola dan di lubang lift
6) Tidak merokok pada saat bekerja dan di sembarang tempat
7) Tidak mengkonsumsi minuman keras, obat-obatan terlarang (narkoba),
berjudi dan tidak membuat onar di lingkungan proyek
8) Tidak merusak fasilitas HSE yang ada di area proyek
9) Tidak buang air kecil dan buang air besar di sembarang tempat
10) Menjaga kebersihan lingkungan kerja
11) Menggunakan tanda pengenal (ID card)
12) Mengikuti HSE talk secara rutin
13) Mematuhi dan melaksanakan tata tertib dan peraturan HSE yang ada di
proyek
14) Bersedia menerima sanksi bila melanggar ketentuan yang berlaku di proyek.
4.2.4 Kesehatan Kerja
Dalam

penerapan

kesehatan

kerja

dilakukan

usaha

untuk

dapat

melaksanakan pekerjaan dalam kondisi yang sehat sehingga dapat mencapai


tujuan yang dikehendaki serta bebas dari segala macam penyakit. Beberapa usaha
yang dilakukan untuk mengendalikan kesehatan kerja adalah sebagai berikut:
1) Pengecekan kesehatan rutin setiap enam bulan sekali bagi para staf,
karyawan dan pekerja, sehingga apabila terdapat suatu penyakit bisa
ditangani dengan cepat.
Proyek Pembangunan Terminal LPG
Banyuwangi

33

LAPORAN KERJA PRAKTEK


S1TEKNIK SIPIL-FAKULTAS TEKNIK

2015

2) Setiap seminggu sekali dibagikan susu kedelai atau jajanan yang dilakukan
rutin pada hari Jumat pukul 07.00 pagi dalam acara safety talk.
3) Membangun kolam ikan beserta hiasan kolam untuk menyegarkan
pandangan pada saat istirahat sehingga staf, karyawan dan pekerja tidak
merasa bosan atau tertekan pada pekerjaan proyek tersebut. Dengan
demikian tercipta kenyamanan dalam bekerja. Secara tidak langsung hal itu
dapat meningkatkan produktivitas kerja.
4.2.5 Keselamatan Kerja
Beberapa upaya PT PP (Persero) Tbk dalam mengurangi angka resiko
kecelakaan kerja adalah sebagai berikut:
1) Penerapan Rambu-Rambu Peringatan
Rambu peringatan K3 dipasang sesuai instruksi kerja. Tenaga kerja
mendapatkan penjelasan dan pelatihan instruksi kerja keadaan darurat.Petugas
penanganan keadaan darurat diberikan pelatihan khusus. Alat

dan sistem

keadaan darurat diperiksa, diuji dan dipelihara secara berkala. Misalnya alat
pemadam api ringan.
PT PP (Persero) Tbk membuat peringatan dengan beberapa kriteria, antara
lain:
a. Rambu-rambu peringatan berupa tulisan dan gambar atau simbol yang
memuat peraturan-peraturan, peringatan, larangan, himbauan.
b. Rambu-rambu dipasang pada jarak pandang yang cukup sehingga
mudah dibaca dan dipahami oleh semua kalangan yang terlibat dalam
proyek.
c. Jenis rambu, bahan pembentuk, tipe dan ukuran tulisan, jenis simbol
yang digunakan atau gambar, warna disesuaikan kondisi proyek.
2) Penggunaan Alat Pelindung Diri (APD)
Untuk mengurangi angka resiko pada kecelakaan kerja upaya yang
dilakukan adalah dengan menyediakan alat pelindung diri yang efektif dan
sesuai standar pekerja di lapangan. Alat pelindung diri yang disediakan oleh
perusahaan antara lain:
Proyek Pembangunan Terminal LPG
Banyuwangi

34

LAPORAN KERJA PRAKTEK


S1TEKNIK SIPIL-FAKULTAS TEKNIK

2015

a. Semua karyawan dan tamu harus mengenakan topi pengaman (helmet),


sepatu pengaman (safety shoes) dan rompi (safety vest) saat berada di
lapangan.
b. Memakai seragam dan tanda pengenal.
c. Memakai kacamata hitam anti debu dan silau.
d. Menggunakan sarung tangan untuk pekerjaan yang berhubungan
dengan benda keras.
e. Wajib menggunakan helm las untuk pekerjaan pengelasan.
3) Kebersihan dan Kerapian (House Keeping)
Kebersihan dan kerapian merupakan faktor penting dalam penerapan
SMK3. Beberapa upaya yang dilakukan oleh PT PP (Persero) Tbk adalah:
a. Setiap selesai pekerjaan rutin melakukan kebersihan di daerah kerja
sehingga alat-alat kerja tidak berserakan karena dapat menimbulkan
kecelakaan dan mengganggu pekerjaan yang lain.
b. Membuat tempat sampah dan meletakkan di berbagai tempat dengan
tiga wadah yang berbeda. Masing-masing wadah tersebut digunakan
untuk sampah organik, sampah anorganik dan sampah yang
mengandung bahan kimia.
c. Memasang rak sepatu dan helm di dekat pintu agar tidak berserakan di
luar ruangan. Rak tersebut dibuat dari tulangan besi yang dilas dan
kemudian dicat.
4) Kewajiban dan Hak Tenaga Kerja
Kewajiban yang harus dilaksanakan oleh seluruh tenaga kerja adalah
memakai APD dan menaati syarat-syarat K3. Sedangkan hak para tenaga kerja
adalah menyatakan keberatan pada pekerjaan apabila syarat K3 dan APD tidak
menjamin keselamatannya.
5) Promosi Keselamatan Kerja (Safety Talk)
Promosi keselamatan kerja pada PT PP (Persero) Tbk dilakukan melalui
safety talk. Safety talk merupakan kegiatan rutin setiap hari Jumat pukul 07.00.
Acara yang terdapat dalam kegiatan ini adalah:
a. Presensi rutin dengan mengisi daftar hadir.
Proyek Pembangunan Terminal LPG
Banyuwangi

35

LAPORAN KERJA PRAKTEK


S1TEKNIK SIPIL-FAKULTAS TEKNIK

2015

b. Pembahasan tentang pentingnya keselamatan dan kesehatan kerja bagi


tenaga kerja dengan tujuan menyadarkan tenaga kerja bahwa
keselamatan merupakan hal yang penting serta mengingatkan tenaga
kerja agar tidak terjadi kelalaian sehingga menimbulkan kecelakaan
kerja.
c. Demo penggunaan alat pelindung diri maupun alat kerja yang lain
seperti penggunaan sarung tangan dan helm untuk pekerjaan pengelasan
atau cara menggunakan alat pemadam api ringan.
d. Penyampaian keluhan para pekerja terhadap ketersediaan fasilitas pada
proyek untuk tenaga kerja. Misalnya penjemputan para pekerja di
lapangan menuju pintu utama pada saat pulang kerja.
e. Tanya jawab seputar K3 dan diberikan bingkisan untuk staf, karyawan
ataupun pekerja yang dapat menjawab pertanyaan yang diberikan oleh
petugas K3. Bingkisan tersebut dapat berupa alat pelindung diri.
f. Senam untuk kebugaran jasmani.
g. Pemberian susu kedelai atau jajanan untuk seluruh anggota proyek.
6) Penanggulangan Kecelakaan
Untuk menanggulangi kecelakaan ringan terdapat beberapa sarana
pertolongan pertama yang tersedia yaitu:
a. Kotak P3K di ruang K3
b. Personil petugas K3
c. Kendaraan yang siap mengantar tenaga kerja yang cedera ke rumah
sakit.
Prosedur atau langkah-langkah yang dilakukan oleh perusahaan dalam
menangani masalah kecelakaan ringan adalah:
a. Petugas K3 segera melapor pada Project Manager dan memeriksa
kondisi korban
b. Petugas K3 memutuskan apakah korban perlu dibawa ke rumah sakit
untuk pengobatan lebih lanjut. Apabila tidak perlu maka petugas
memberikan pengobatan P3K.
Proyek Pembangunan Terminal LPG
Banyuwangi

36

LAPORAN KERJA PRAKTEK


S1TEKNIK SIPIL-FAKULTAS TEKNIK

2015

c. Project Manager lapor pada Jamsostek. Kemudian pihak Jamsostek


memberikan santunan kepada korban. Dan selanjutnya proses
penyembuhan.
7) Pencegahan dan Pengendalian Kebakaran
Dalam mengantisipasi terjadinya bahaya kebakaran di lingkungan kerja
dipasang rambu peringatan rawan kebakaran dan tanda larangan untuk
membawa sumber api seperti rokok dan korek. Dengan demikian, disediakan
shelter yang dikhususkan area untuk merokok.
Selain itu kebakaran dapat terjadi karena adanya material yang mudah
terbakar. Untuk mencegahnya bahan-bahan tersebut dijauhkan dari sumber panas
atau penyebab terjadinya kebakaran. Misalnya listrik, rokok, dan bahan kimia
yang mudah terbakar.

4.2.6 Permasalahan Dalam Penerapan SMK3


Meskipun telah ditegaskan tentang pentingnya K3 masih terdapat pekerja
yang melanggar peraturan K3. Hal demikian terjadi karena adanya pekerja yang
tidak memahami kebijaksanaan keselamatan kerja yang ditetapkan oleh PT PP
(Persero) Tbk, sarana yang telah disediakan tidak dijaga dengan baik oleh pekerja,
dan

lebih

mementingkan

pekerjaannya

dengan

mengesampingkan

keselamatannya. Misalnya pada saat melakukan pekerjaan di lapangan yang


bersinggungan secara langsung dengan matahari menyebabkan pekerja merasa
gerah dan melepas rompi (safety vest) dan pekerja yang merasa risih untuk
memakai helm las pada saat mengerjakan proses pengelasan.
4.2.7 Solusi Masalah Penerapan SMK3
Dalam menghadapi masalah yang dihadapi dalam penerapan SMK3 terdapat
beberapa solusi untuk menyelesaikan permasalahan tersebut, antara lain:
a. Melakukan peneguran secara langsung oleh petugas K3 kepada setiap
pekerja yang melanggar K3.
Proyek Pembangunan Terminal LPG
Banyuwangi

37

LAPORAN KERJA PRAKTEK


S1TEKNIK SIPIL-FAKULTAS TEKNIK

2015

b. Mempekerjakan karyawan sesuai dengan keahliannya masing-masing.


c. Lebih mensosialisasikan kebijakan K3 dan peningkatan kedisiplinan.
d. Memberikan pelatihan bagi karyawan mengenai prosedur kerja yang
diterapkan oleh PT PP (Persero) Tbk.
e. Meningkatkan pengetahuan karyawan akan bahaya pekerjaan.
Dengan dilaksanakannya SMK3 maka resiko kecelakaan kerja berkurang
sehingga produktivitas karyawan meningkat.

BAB 5
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil pembahasan dalam laporan Kerja Praktek yang dilakukan
di Proyek Terminal LPG Pressurized Banyuwangi dapat diperoleh kesimpulan
bahwa:
1) Pada proyek EPC kegiatan perencanan, pengadaan dan pembangunan
konstruksi dilakukan oleh 1 pihak yang ditunjuk oleh owner disebut
dengan kontraktor EPC. Pembagian tugas secara jelas mempermudah
koordinasi antar bagian yang juga mendukung proyek berjalan tepat waktu
sesuai jadwal.
2) Secara garis besar bagian engineering berputar pada perencanaan seperti
membuat shop drawing oleh drafter, perhitungan detail tiap bangunan
yang akan dibangun oleh site engineer beserta staff, menghitung volume

Proyek Pembangunan Terminal LPG


Banyuwangi

38

LAPORAN KERJA PRAKTEK


S1TEKNIK SIPIL-FAKULTAS TEKNIK

pekerjaan oleh

2015

quantity surveyor, pengawasan dan kontrol terhadap

kesesuaian pelaksanaan dengan perencanaan.


3) Tahapan pelaksanaan pengecoran pilecap dan pedestal meliputi pekerjaan
pabrikasi besi dan parikasi bekisting, pembesian, pemasangan bekisting,
pengecoran, dan tahap akhir adalah melepas bekisting.
4) Konstruksi yang digunakan pada proyek ini adalah konstruksi beton
bertulang dengan mutu beton K400 yang didatangkan dari PT Duta
Bangsa. Untuk mendapatkan mutu beton yang sesuai, maka harus
memiliki nilai slump yang sesuai pula. Dalam proyek ini nilai slump yang
digunakan adalah 10 2 cm.
5) Tersedianya peralatan Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) pada proyek
ini dan setiap seminggu sekali dilakukan safety talk rutin pada hari Jumat
pukul 07.00 sebagai himbauan untuk mengantisipasi terjadinya kecelakaan
kerja di lapangan.
5.2 Saran
1) Peningkatan koordinasi semua pihak baik pihak owner, kontraktor,
konsultan pengawas, dan antar karyawan akan meminimalisir kesalahan
pada gambar, perencanaan, maupun pelaksanaan di lapangan sehingga
waktu penyelesaian proyek sesuai dengan jadwal.
2) Perlu diberikan sanksi tegas kepada pekerja yang melakukan pelanggaran
kebijakan K3 yang telah ditetapkan oleh perusahaan.
3) Mahasiswa yang mengikuti pelaksanaan kerja praktek lebih aktif dan
inovatif agar dapat mendalami pengajaran-pengajaran yang diberikan oleh
pembimbing kerja praktek di lapangan.

Proyek Pembangunan Terminal LPG


Banyuwangi

39

LAPORAN KERJA PRAKTEK


S1TEKNIK SIPIL-FAKULTAS TEKNIK

2015

DAFTAR PUSTAKA
Krisnamurti., dkk. 2002. Diktat Keselamatan & Kesehatan Kerja. Jember:
Universitas Jember
Sastrohadiwiryo, Siswanto. 2005. Manajemen Tenaga Kerja Indonesia. Jakarta:
PT Bumi Aksara
Sumamur. 1995. Keselamatan Kerja & Pencegahan Kecelakaan. Jakarta: PT
Toko Gunung Agung

Proyek Pembangunan Terminal LPG


Banyuwangi

40

Anda mungkin juga menyukai