Anda di halaman 1dari 37

BAB 1

PENDAHULUAN

Pada bab ini dijelaskan mengenai analisa situasi, perumusan masalah, dan
alternatif pemecahan masalah.
1.1 Analisa Situasi
PT. Wijaya Karya Beton merupakan salah satu perusahaan BUMN yang
bergerak dalam bidang produksi Beton. PT. Wijaya Karya Beton merupakan
pabrik yang memproduksi berbagai produk Beton diantaranya tiang pancang
kotak, tiang pancang, tiang listrik, dan corrugated concrete sheel pile (CCSP).
dengan bahan baku utama semen, pasir, dan koral. PT. Wijaya Karya Beton salah
satu unit kegiatan yang berada dibawah manajemen PT. WIKA (Wijaya Karya).
PT. Wijaya Karya Beton memiliki kapasitas produksi yang besar.
Pengembangan produk telah menciptakan hasil ini: pra-stres tiang beton
untuk jalur distribusi listrik dan tumpukan PC, kemudian diikuti oleh produk lain,
misalnya, saluran terbuka beton, kereta api beton tidur, jembatan gelagar,
tumpukan lembaran, pipa, lembaran Platform dan bangunan komponen yang telah
diterapkan di berbagai macam proyek. Produk-produk tersebut muncul di waktu
yang tepat dan berhasil menjadi produk terkemuka di pasar
Terlepas dari pengembangan produk usaha, WIKA juga terus
mengembangkan fasilitas produksi dengan menambahkan 9 (Sembilan) jalur
peroduksi yang ada di japanan, jalur 1, jalur 2, jalur 5, dan jalur 6 dengan jenis
produk putar seperti tiang pancang dan tiang listrik. Pada jalur 3, jalur 4, jalur 7,
jalur 8, dan jalur 9 dengan jenis produk pra-cetak seperti tiang pancang kotak, dan
corrugated concrete sheel pile (CCSP). Hal ini didukung berbagai produk serta
manajemen yang profesional, WIKA Beton menjadi produsen dan pemimpin
pasar utama produk beton pra-cetak di Indonesia.
PT Wijaya Karya Beton Tbk memiliki visi untuk menjadi perusahaan
terkemuka di industri pracetak produk beton. Saat ini WIKA Beton Tbk adalah
produsen terbesar produk beton pracetak di Indonesia dan bahkan di Asia
Tenggara. Keuntungan lain dari WIKA Beton Tbk telah memiliki produk-produk
yang bagus di Indonesia, memiliki pertumbuhan yang tinggi dari industri

1
2

konstruksi dan menerapkan pola Precast Teknik-Produksi-Instalasi (EPI).


Dalam jangka meyakinkan kualitas yang konsisten, WIKA BETON telah
menerapkan "Sistem Manajemen Mutu ISO 9000.
Dalam proses produksi terdapat beberapa kendala yang sering terjadi dan
mengakibatkan ketidak sesuaian dengan jadwal produksi yang telah dibuat salah
satunya Mesin yang digunakan sering menglami kerusakan terutama di mesin
Hois, menjadi kendala proses produksi.
1.2 Perumusan Masalah
Beredasarkan analisa situasi diatas maka perumusan masalah adalah
bagaimana proses produksi pembuatan tiang pancang kotak di PT Wijaya Karya
Beton ?
1.3 Alternatif Pemecahan Masalah
1. Untuk mengetahui proses produksi di PT Wijaya Karya Beton dengan cara
melakukan pengamatan langsung di area produksi dan mencatat data yang
diperlukan untuk laporan
2. Dibutuhkan maintenance atau pemeriksaan berkala terhadap mesin-mesin
yang digunakan dalam produksi.
BAB 2
TUJUAN DAN MANFAAT

Pada bab ini dijelaskan mengenai tujuan praktek kerja lapangan dan manfaat
praktek kerja lapangan.
2.1 Tujuan
Dalam melaksanakan Praktek Kerja Lapangan ini terdapat beberapa tujuan,
yaitu tujuan umum dan khusus, diantaranya sebagai berikut:
2.1.1 Tujuan Umum
Tujuan umum yang ingin dicapai dalam Praktek Kerja Lapangan ini adalah
sebagai berikut:
1. Mendapatkan pengalaman nyata yang dapat bermanfaat untuk persiapan diri
di dalam dunia kerja.
2. Meningkatkan hubungan kerjasama antara perguruan tinggi dengan instansi.
3. Untuk memenuhi tuntutan kurikulum yang berlaku di Jurusan Teknik
Industri Universitas Muhammadiyah Sidoarjo.
4. Menambahkan wawasan dan pengetahuan mahasiswa mengenai kondisi
nyata di lingkungan kerja serta permasalah-permasalahan beserta alternatif
penyelesaiannya.
5. Menumbuhkan dan menciptakan pola fikir konstruktif yang lebih
berwawasan bagi mahasiswa.
2.1.2 Tujuan Khusus
Sedangkan tujuan khusus yang ingin dicapai dalam Praktek Kerja Lapangan
ini adalah:
1. Mengetahui secara umum kondisi PT. Wijaya Karya Beron.
2. Mengetahui dan mempelajari proses praoduksi PT. Wijaya Karya Beron.
2.2 Manfaat
Pada pelaksanaan Praktek Kerja Lapangan ini terdapat manfaat yang dapat
diperoleh, baik bagi mahasiswa maupun bagi perusahaan. Diantaranya sebagai
berikut.

3
4

2.2.1 Bagi Mahasiswa


Adapun manfaat yang dapat diperoleh oleh mahasiswa dari kegiatan Praktek
Kerja Lapangan ini antara lain sebagai berikut:
1. Mendapat pelajaran dan pengalaman baru tentang dunia kerja yang
sebenarnya, sehingga dapat memiliki bekal pengetahuan yang praktis dan
cukup memadai bagi kesiapan memasuki dunia kerja.
2. Untuk memenuhi kurikulum akademik yang merupakan salah satu syarat
mahasiswa untuk menyelesaikan program pendidikan.
3. Dapat memperluas kemampuan mahasiswa tentang efisiensi yang dapat
meningkatkan produktifitas melalui proses penglahan limbah yang baik.
4. Mengukur kemampuan mahasiswa dalam proses perencanaan kerja,
mengembangkan ilmu, pengasahan skill dalam berinovasi yang mampu
bersaing dalam perkembangan tegnologi dan perindustrian dan dapat
berperan aktif dalam dunia kerja yang jujur dan berkualitas.
2.2.2 Bagi Mitra Kerja
Manfaat yang diperoleh oleh mitra kerja dari kegiatan Praktek Kerja
Lapangan ini antara lain sebagai berikut:
1. Sebagai bahan informasi dan pertimbangan kepada pihak perusahaan yang
berkepentingan.
2. Menjadi masukan dan acuan untuk pemecahan suatu masalah.
Hasil dari Praktek Kerja Lapangan diharapkan dapat menjadi pertimbangan
bagi perusahaan untuk melakukan perbaikan sehingga kualitas perusahaan
semakin lebih baik di masa yang akan datang.
BAB 3
METODE PELAKSANAAN KEGIATAN

Pada bab ini dijelaskan mengenai jenis kegiatan waktu dan tempat
pelaksanaan serta jadwal kegiatan.
3.1 Jenis Kegiatan
3.1.1 Tempat dan Waktu Pelaksanaan
Kegiatan Praktek Kerja Lapangan (PKL) dilaksanakan di PT. Wijaya
Karya Beton yang terketak di Jalan Raya Kejapanan No. 323 Gempol pasuruan.
Pelaksanaan Praktek Kerja lapangan ini dilakukan selama 1 bulan yang dimulai
pada tanggal 11 September 2017 sampai dengan tanggal 11 Oktober 2017.
3.1.2 Cara Pelaksanaan Kegiatan
1. Teknik Studi Pustaka
Penyusun mempelajari bahan penelitian dari berbagai sumber yang
kemudian memadukannya hingga menjadi kesatuan sumber yang terpercaya.
2. Teknik Observasi/Pengamatan
Obrservasi merupakan salah satu teknik pengumpulan data yang tidak hanya
mengukur sikap dari responden namun juga dapat digunakan untuk merekam
berbagai fenomena yang terjadi (situasi, kondisi). Pengamatan dan pencatatan
yang dilakukan terhadap objek di tempat terjadi atau berlangsungnya peristiwa
sehingga observer atau pengamat berada bersama objek yang diselidiki disebut
observasi langsung. Sedangkan observasi tidak langsung adalah pengamatan dan
pencatatan yang dilakukan tidak pada saat peristiwa tersebut berlangsung,
misalnya: Melalui film, slide atau foto. Teknik observasi terbagi menjadi dua
macam, yaitu teknik observasi terbuka dan observasi tertutup. Selain itu,
observasi juga diartikan sebagai pengamatan dan pencatatan secara sistematik
terhadap gejala yang tampak pada objek penelitian (Margono, 2003).
3. Teknik Wawancara
Wawancara merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan melalui
tatap muka dan tanya jawab langsung antara pengumpul data maupun peneliti
terhadap nara sumber atau sumber data. Dalam kegiatan ini kami berterima kasih
kepada semua pihak yang telah memberikan waktu, ilmu serta wawasannya.

5
6

Wawancara itu difokuskan pada penghayatan pribadi seseorang dalam


menghadapi suatu situasi yang khusus, seperti dalam menghadapi pimpinan rapat
yang otoriter. Struktur situasi pada wawancara itu sendiri harus telah diselidiki
sebelumnya oleh peneliti sehingga dapat menemukan unsur-unsur serta pola-
polanya yang penting. Berdasarkan hasil tersebut kemudian dibuat pedoman
wawancara (Hadi, 1993).
3.2 Jadwal Kegiatan
Jadwal yang dilakukan oleh penulis adalah sesuai dengan cara pelaksanaan
dimana di minggu pertama yaitu melakukan pengumpulan data melalui buku-
buku yang disediakan oleh PT. Wijaya Karya Beton berisi lengkap tentang
perusahaan. Di minggu berikutnya penulis melakukan metode teknik
observasi/pengamatan serta dilakukan teknik wawancara secara on the spot
terhadap karyawan PT. Wijaya Karya Beton.

Tabel 3.1 Kegiatan Praktek Kerja Lapangan


Minggu
Jenis Kegiatan
I II III IV V
Identifikasi dan pengenalan
tempat Praktek Kerja
Lapangan
Mempelajari bahan-bahan
utama dari pembuatan
produk tiang pangcang
kotak
Mempelajari proses
pembuatan produk tiang
pancang kotak
Penyusunan Laporan

Tabel 3.1 merupakan jadwal yang dilakukan selama proses Praktek Kerja
Lapangan dimana jadwal ini guna untuk memaksimalkan proses selama Praktek
Kerja Lapangan, sehingga laporan yang disusun dapat memberikan informasi
yang berguna dan dapat memperoleh data yang maksimal dengan waktu yang
sangat efektif dan efisien.
BAB 4
HASIL DAN EVALUASI PELAKSANAAN KEGIATAN

Pada bab ini dijelaskan mengenai gambaran umum PT. Wijaya karya beton,
hasil kegiatan dan evaluasi kegiatan pada praktek kerja lapangan.
4.1 Gambaran Umum
Lokasi PT. Wijaya Karya Beton terletak di desa Kejapanan , kecamatan
Gempol, kabupaten Pasuruan, provinsi Jawa Timur. Pabrik ini terletak di jalan
raya Kejapanan.
4.1.1 Sejarah Perusahaan
PT Wijaya Karya Beton Tbk (WIKA Beton Tbk.) didirikan sebagai salah
satu anak perusahaan BUMN PT Wijaya Karya (Persero) Tbk pada tahun 1997
dengan visi untuk menjadi perusahaan terkemuka di industri produk beton
pracetak. Saat ini WIKA Beton Tbk merupakan produsen beton pracetak terbesar
di seluruh Indonesia bahkan Asia Tenggara. Keunggulan lain dari WIKA Beton
Tbk adalah telah memiliki 10 (sepuluh) pabrik yang tersebar di seluruh wilayah
Indonesia seperti di Sumatera Utara, Lampung, Bogor, Majalengka, Boyolali,
Pasuruan dan Sulawesi Selatan. yang pertumbuhan industri konstruksinya tinggi
dan menerapkan pola Precast Engineering-Production Installation (EPI).
Pengembangan produk tersebut telah menciptakan beberapa hasil seperti
tiang beton untuk jalur pendistribusian energi dan bantalan beton pracetak serta
produk lainnya seperti bantalan bantalan rel kereta api, produk beton untuk
jembatan, pipa, dinding penahan tanah dan bangunan gedung dan perumahan yang
diimplementasikan untuk berbagai macam proyek. Produk-produk ini dihasilkan
pada waktu yang tepat dan diprediksikan akan menjadi produk pemimpin di
pasaran.
WIKA Beton Tbk telah memiliki 3 anak usaha yakni PT Wijaya Karya
Komponen Beton (WIKA KOBE) pada tahun 2012, PT Wijaya Karya Krakatau
Beton pada akhir tahun 2013, dan PT Citra Lautan Teduh pada September 2014
serta 1 perusahaan asosiasi yakni PT Wijaya Karya Pracetak Gedung pada akhir
tahun 2016.

7
8

4.1.2 Identitas Perusahaan


Adapun data mengenai identitas detail tentang perusahaan PT. Wijaya
Karya Beton yang didirikan di wilayah Pasuruan antara lain :
a) Nama Perusahaan : PT. Wijaya Karya Beton
b) Tahun Pendirian : 1997
c) Alamat Perusahaan : Jl. Raya Kejapanan no 323 Gempol, Pasuruan
4.1.3 Visi dan Misi Perusahaan
a. Visi Perusahaan
Menjadi perusahaan terbaik dalam industry beton pracetak.
b. Misi Perusahaan
1. Memimpin pasar beton di Asia Tenggara.
2. Memberikan pelayanan yang terbaik kepada pelanggan dengan kesesuaian
mutu, ketetapan waktu dan harga bersaing.
3. Menerapkan sistem manajemen dan teknologi yang dapat memacu
peningkatan efisiensi, konsumdi mutu, keselamatan dan kesehatan kerja
yang berwawasan lingkungan.
4. Mengembangkan kompetensi dan kesejahtraan pegawai.
4.1.4 Struktur organisasi
Struktur organisasi yang dianut yaitu organisasi garis dan fungsional PT
Wijaya Karya Beton, membuat pembagian tugas berdasarkan jenis pekerjaan atau
fungsi dimana kegiatan-kegiatan yang sejenis atau fungsi-fungsi yang sama di
kelompokkan ke dalam satu kelompok kerja, tugas wewenang dan tanggung
jawab berjalan vertical menurut garis lurus memulai pimpinan sampai pada
bawahan masing-masing. Struktur organisasi Produksi sebagai berikut, yang
terlihat pada gambar 4.1.
9

Struktur Organisasi PT. Wijaya Karya Beton


Seksi Produksi

Gambar 4.1 Struktur Organisasi PT. Wijaya Karya Beton


10

A. Manajer Produksi
Manajemen produksi merupakan salah satu bagian dari bidang manajemen
yang mempunyai peran dalam mengkoordinasikan berbagai kegiatan untuk
mencapai tujuan. Untuk mengatur kegiatan ini, perlu dibuat keputusan-keputusan
yang berhubungan dengan usaha-usaha untuk mencapai tujuan agar barang dan
jasa yang dihasilkan sesuai dengan apa yang direncanakan.
Adapun tugas dari manajer produksi dalam perusahaan manufaktur yaitu :
1. Melakukan perencanaan dan pengorganisasian jadwal produksi.
2. Menentukan standar control kualitas produk
3. Mengawasi proses produksi
4. Mengorganisir perbaikan dan pemeliharaan rutin peralatan produksi
5. Menilai kelayakan proyek
6. Mengelola pemesanan dan pembeliah bahan baku produksi
7. Menjadi penghubung dengan pembeli pasar dan staf penjualan
8. Memperkirakan serta melalukan negosiasi rentang waktu dengan klien dan
manajer dalam yang berkaitan dengan proses produksi
B. Asisten Manajer Produksi
Asisten Manajer adalah seorang karyawan yang bertugas membantu manajer
atau karyawan lain yang memiliki jabatan lebih tinggi untuk menyelesaikan
pekerjaannya. Asisten manajer memiliki banyak tanggung jawab, dan pekerjaan
ini membutuhkan keterampilan kepemimpinan yang bagus. Apakah anda
mengelola sekelompok tenaga penjualan dalam perusahaan retail atau mengatur
pesanan dalam sebuah restoran, anda harus menjaga diri tetap jernih dalam
berpikir, mampu menangangi banyak tugas sekaligus dan memiliki keterampilan
mengelola orang-orang secara baik.
C. Kordinator Kepala Jalur
Adapun tugas pokok dari kordinator kepala jalur yaitu :
1. Menyiapkan pelaksanaan prosuksi sesuai dengan lingkup tugasnya dipabrik
a. Menyusun target produksi harian sesuai dengan rencana dan jadwal
produksi
b. Mengatur persediaan sarana kerja dan kebutuhan sumber daya untuk jalur
produksi termasuk penggunaan mitra kerja
11

c. Menmberi pengarahan kerja kepada regu-regu produksi


2. Menyelia pelaksanaan produksi sesuai dengan lingkup tugasnya di pabrik.
a. Mengatur pembagian kerja para kepala regu
b. Mengkordinasikan pelaksanaan tugas regu-regu produksi untuk mencapai
produktivitas dan mutu yang telah ditetapkan.
c. Menyelessaikan setiap tahapan pelaksanaan produksi
d. Mengatur pemanfaatan sumber daya secara evisien dan efektif
e. Menekankan penggunaan sarana keselamatan kerja untuk semua petugas
produksi
f. Mengatur sarana kerja dan pemeliharaanya
g. Memelihara kerapian pabrik dan stok yard
h. Melaksanakan perawatan hasil produksi di stok yard
i. Mengatur penempatan hasil produksi dengan baik dan rapi
3. Terselenggaranya administrasi produksi sesuai dengan lingkup tugasnya di
pabrik.
a. Menyelengarakan administrasi pemeriksaan pekerjaan untuk distribusi
b. Menyususn laporan kemajuan produksi secara priodik
c. Melaksanakan tertib administrasi produksi sesuai dengan pedoman yang
berlaku.
D. Kepala Jalur
Adapun fungsi dari kepala jarul yaitu :
1. Terselenggaranya persiapan produksi sesuai lingkup tugasnya di pabrik
a. Menyesuaikan target produksi harian sesuai dengan rencana dan jadwal
produksi
b. Menyediakan sarana dan kebutuhan sumber daya untuk jalur produksi
c. Melaksanakan pengarahan kerja bagi regu-regu produksi.
2. Terselenggaranya penyediaan pelaksanaan produksi sesuai lingkup tugasnya
di pabrik.
a. Mengukur pembagian kerja para kepala regu.
b. Melakukan kordinasi regu-regu produksi dan menyediakan di tahap
produksi
12

c. Mengatur pemanfaatan sumber daya untuk mencapai produktivitas dan


mutu yang telah ditetapkan
d. Mengupayakan kebersihan kerapian lokasi dan peralatan kerja
e. Melaksanakan perawatan hasil produk di stok yard
f. Mengatur penempatan hasil produksi
3. Terselenggaranya administrasi produksi sesuai dengan lingkup tugasnya di
pabrik.
a. Melaksanakan tertib administrasi produksi sesuai lingkup tugasnya di
pabrik
b. Mengisi laporan kemajuan produksi harian
E. Staf Administrasi Produksi
Staf Admisistrasi Yaitu membantu pimpinan dalam melancarkan tugas-tugas.
memberikan pelayanan untuk seluruh lini yang baik dalam bentuk kegiatan-
kegiatan operasional, bukan memberikan saran atau pertimbangan. Memberikan
informasi kepada pemimpin, Memberikan batuan kepada pemimpindalam
memecahkan masalah jika diperlukan, dan Membantu menjalankan recana-
rencana yang telah ditentukan oleh seorang pemimpin.
F. Kepala Regu
Kepala Regu memiliki beberapa cabang yaitu:
1. Kepala Regu perakitan
Kepala regu perakitan yaitu bertugas mengawasi dalam proses perakitan awal
stressing sampai akhir stressing, dan awal penulangan sampai akhir penulangan.
2. Kepala Regu Pengecoran
Kepala Regu Pengecoran yaitu bertugas mengawasi para perkerja selama
proses pengecoran berlangsung dan mengecek semua cetakan sebelum di lakukan
pengecoran.
3. Kepala Regu Buka/Fhinising
Kepala Regu Buka/Fhinising yaitu bertugas mengawasi proses pembukaan
produk dari cetakan sampai mengawasi proses fhinising sebelum barang di taro di
stok yard.
13

G. Operator
Operator terbagi menjadi dua bagian yaitu :
1. Operator Batching
Menerapkan ketentuan keselamatan dan kesehatan kerja (K3) dan pengedalian
dampak lingkungan selama melaksanakan pemeliharaan dan pengoperasian
batching pant. Yang antara lain adalah memakai alat pelindung diri (APD) sesuai
standar K3, Memeriksa dan menggunakan perlengkapan keselamatan kerja,
melaksanakan pemeliharaan dan pengoperasian batching plant dengan prosedur
yang aman, melaksanakan pegendalian dampak lingkungan selama pemeliaraan
dan pengoperasian batching plant.
Meaksanakan pemeliharaan harian sesuai dengan prosedur. Yang antara lai
adalah mengidentifkasi komponen utama yang harus diperiksa dan melaukan
pemeriksaan keliling (walk around inspection), memeriksa konveyor dan
perlengkapannya, memeriksa bucket (skip) trolley dan perlengkapannya (jika
ada), memeriksa kondisi pan mixer (jika ada) serta memeriksa kondisi alat
timbang/ukur.
Mengoperasikan Batching plant sesuai dengan prosedur Yang antara lain
adalah mengidentifikasi komponen utama dan melaksanakan persiapan sebelum
operasi. Melakukan penimbangan dan penyaluran material beton. Melakukan
penyaluran beton kedalam alat angkut, melakukan pemeliharaan selama
pengoperasian batching plant serta melakukan pemeliharaan setelah selesai
pengoperasian batching plant.
Membuat Laporan Operasi yang antara lain adalah membuat laporan harian
operasi pada form laporan yang telah ditetapkan, mengisi laporan K3 pada Format
yang telah ditetapkan serta me nyampaikan laporan kepada atasan langsung.
2. Operator Wire Caging
Operator wire caging bertugas memindahkan kawat atau tulang cetakan yang
sudah jadi biasanya di pake pada pembuatan beton putar atau tiang pancal.
H. Anggota Regu
Anggota regu terdiri dari tiga, yaitu: Anggota Regu Perakitan, Anggota Regu
Pengecoran, dan Anggota Regu Buka/Fhinising. Yang berfungsi mengerjakan apa
yang telah di perintahkan oleh para Kepala regu masing-masing:
14

4.2 Hasil Kegiatan


4.2.1 Peta-Peta Kerja Menganalisa Proses Kerja Keseluruhan
Ada berbagai macam peta kerja yang umum digunakan untuk menganalisa
suatu proses kerja keseluruhan, yaitu antara lain :
1. Peta Proses Operasi (Operation Process Chart)
2. Peta Aliran Proses (Flow Prosess Chart)
3. Diagram Aliran (Flow Diagram atau String Diagram)
Didalam pembuatan peta-peta kerja tersebut maka di sini akan dipergunakan
simbol-simbol standard dari ASME. Khusus untuk Peta Proses Operasi tidak
semua simbol akan diaplikasikan. Sedangkan untuk Diagram Aliran selain
aplikasi dari simbol-simbol ASME juga diperlukan gambar layout dari pabrik atau
area kerja yang akan dianalisa (Wignjosoebroto, 2006).
4.2.1.1 Simbol-Simbol Standard Yang Dipakai Untuk Pembuatan Peta Kerja
Seperti telah diuraikan diatas, peta kerja/proses secara umum bisa
didefinisikan sebagai gambar grafis yang menjelaskan setiap proses
manufacturing ataupun proses kerja lainnya yang terjadi didalam pelaksanaan
suatu operasi kerja. Di sini tahapan proses harus dianalisa secara sistematis dan
logis berdasarkan langkah-langkah proses yang seharusnya hampir semua langkah
atau kejadian dalam suatu proses kerja akan terdiri dari elemen-elemen kerja
seperti operasi, transportasi, inspeksi, menunggu atau menyimpan (storange).
Untuk maksud tersebut diatas perlu digunakan berbagai macam simbol untuk
menggambarkan masing-masing aktivitas. Selanjutnya masing-masing simbol
tersebut dapat dijelaskan lebih lanjut sebagai berikut :
1. Oprasi
Kegiatan operasi apabila suatu proyek (material) akan mengalami
perubahan sifat, baik fisik maupun kimiawi dalam suatu proses tranformasi.
Kegiatan merakit atau mengurai, rakit juga dipertimbangkan sebagai suatu proses
kerja. Menerima informasi maupun memberi informasi, membuat suatu rencana
(planning) atau melaksanakan kegiatan kalkulasi pada suatu keadaan juga
diklasifikasikan sebagai suatu proses kerja. Kegiatan-kegiatan kerja di sini juga
dilakukan manusia (operator) mesin, atau kedua-duanya. Operasi merupakan
15

kegiatan yang paling banyak terjadi di dalam suatu proses kerja. Beberapa contoh
operasi kerja adalah sebagai berikut :
Material Process Chart.
a. Sebuah material dikerjakan dalam prose permesinan dengan engine lathe,
milling machine, grinding machine, dan lain-lain.
b. Sebuah billet dipanaskan dalam suatu furnace.
c. Selembar kertas diketik dengan mesin ketik dalam kegiatan adminitrasi.
Man-Process Chart.
a. Gerakan tangan operator untuk pemakanan feeding dalam proses membubut,
mengedrill, dan lain-lain.
b. Memasang mur dan baut pada proses merakit.
Memukul palu.
2. Transportasi
Kegiatan Transportasi terjadi bila fasilitas kerja lainnya yang dianalisa
bergerak berpindah tempat yang bukan merupakan bagian dari suatu operasi kerja.
Suatu pergerakan yang merupakan bagian dari suatu operasi atau disebabkan oleh
pekerja pada tempat kerja sewaktu operasi atau pemeriksaan berlangsung
bukanlah merupakan kegiatan transportasi. Contoh kegiatan transportasi disini
adalah :
a. Memindahkan material dengan tangan, holist, truck, conveyor, dan lain-lain.
b. Bergerak,berjalan, membawa obyek dari suatu lokasi kerja ke lokasi kerja
yang lain.
c. Meletakan/memindahkan material menuju atau dari mesin, countainer,
conveyor, dan lain-lain.
d. Membuat gambar kerja dari bagian disain kebagian produksi.
3. Inspeksi
Kegiatan inspektasi atau pemeriksaan terjadi apabila suatu obyek diperiksa
baik pemeriksaan pada segi kualitas maupun kuantitas apakah sudah sesuai
dengan karakteristik performans yang distandarkan. Pemeriksaan ini bisa
termasuk kegiatan mengukur besaran dengan memakai peralatan ukur atau
sekedar membandingkan secara visual dengan obyek lain yang sudah
diklasifikasikan standard. Dalam beberapa kasus tertentu kegiatan ini bisa
16

dilaksanakan bersama dengan kegiatan kerja lainnya seperti operasi atau


transportas. Beberapa contoh pemeriksaan adalah sebagai berikut :
a. Meneliti dimensi benda kerja dengan menggunakan alat ukur (gage)
b. Membaca dial indicator atau instrumen-instrumen pengukur lainnya.
c. Menghitung jumlah benda yang diterima dari hasil pembelian.
4. Menunggu (Delay)
Proses menunggu terjadi apabila material, benda kerja, operator atau
fasilitas kerja dalam kondisi berhenti dan tidak terjadi kegiatan apapun selain
menunggu. Kegiatan ini biasanya berlangsung temporer (sementara), dimana
objek terpaksa menunggu atau ditinggalkan sementara sampai suatu saat
dikerjakan diperlukan kembali. Contoh-contoh untuk keadaan menunggu ini
antara lain seperti :
a. Material atau benda kerja diletakan di container, menunggu untuk
dipindahkan ke stasiun kerja berikutnya.
b. Obyek menunggu untuk diperoses atau diperiksa.
c. Material menunggu diperoses karena adanya kerusakan teknis pada mesin.
5. Menyimpan (Storage)
Proses penyimpana terjadi apabila obyek disimpan dalam jangka waktu
yang cukup lama. Jika obyek itu akan kembali diambil, biasanya akan
memerlukan prosedur perijinan yang khusus. Simbol ini digunakan untuk
menyatakan bahwa suatu obyek mengalami proses penyimpanan permanen, yaitu
ditahan atau dilindungi terhadap pengeluaran tanpa ijin tertentu. Prosedur
perijinan dan lamanya waktu adalah dua hal yang membedakan antara kegiatan
menyimpan (storage) dan menunggu (delay). Contoh yang sesuai dengan kegiatan
menyimpan ini adalah antara lain seperti :
a. Bahan baku, supplies, dan lain-lain yang disimpan dalam gudang pabrik.
b. Dokumen atau arsip yang disimpan dalam rak atau lemari khusu.
c. Uang atau surat berharga lainnya yang disimpan dalam brankas.
6. Aktivitas Ganda
Seringkali dijumpai kondisi-kondisi dimana dua elemen kerja harus
dilaksanakan secara bersamaan. Sebagai contoh di sini adalah kegiatan operasi
yang harus dilaksanakan bersama dengan kegiatan pemeriksaan pada stasiun kerja
17

yang sama pula. Untuk ini penggambaran simbol yang dipergunakan adalah
dengan meletakan simbol kerja yang satu diatas simbol kerja yang lainnya.
4.2.2 Proses Produksi Tiang Pancang Kotak
Proses produksi tiang pancang kotak mengikuti prosedur yang telah di
tetapkan oleh perusahaan agar selalu memiliki kualitas yang bagus dan sesuai
dengan prosedur tetap atau Standar Oprasional Procedure (SOP). Dan di setiap
produksi ada penanggung jawab masing-masing devisi. Proses produksi di
lakukan di dalam areh produksi (jalur) dan tidak berhubungan langsung dengan
bagian perkantoran. Sebelum memulai proses produksi ketua regu atau kordinator
kepala regu, memberikan instruksi atau planning pekerjaan untuk satu shift, dan
kaordianator kepala jalur juga memastikan semua petugas yang terlibat dalam
proses produksi harus menggunakan Alat Perlindungan Diri (APD).
Menurut (Sumajouw, 2014) Beton adalah bahan bangunan yang terdiri
dari campuran agregat kasar, agregat halus, semen, air dan bahan tambahan
lainnya. Bahan-bahan dasar pembentuk beton tersedia dan mudah diperoleh.
Keuntungan pemakaian beton sebagai bahan bangunan antara lain: bahan ini dapat
dibentuk sesuai dengan keinginan perencana di lokasi pekerjaan, bahan-bahan
pembentuk relatif tersedia dan pembuatan beton dapat dilakukan oleh para
pekerja. Hal-hal inilah yang menyebabkan beton sebagai bahan bangunan tetap
menjadi pilihan utama para perencana dalam mendisain dan merencanakan
bangunan-bangunan teknik sipil.
Menurut (Murdock, Brook) dalam Ahmad Aswani, 2009 Sifat-sifat beton
pada umumnya dipengaruhi oleh kualitas bahan, cara pengerjaan, dan cara
perawatannya. Karakteristik semen mempengaruhi kualitas beton dan kecepatan
pengerasannya. Gradasi agregat halus mempengaruhi pengerjaannya, sedang
gradasi agregat kasar mempengaruhi kekuatan beton. Kualitas dan kuantitas air
mempengaruhi pengerasan dan kekuatan.
4.2.2.1 Bahan Baku Awal
Bahan baku adalah bahan yang digunakan dalam membuat produk di mana
bahan tersebut secara menyeluruh tampak pada produk jadinya (merupakan
bagian terbesar dari bentuk barang). Adapun beberapa bahan baku yang
digunakan yaitu :
18

1. Pasir
Pasir adalah bahan material yang biasa disebut dengan agrgat halus. Butiran
pasir umumnya berukuran antara 0,0625 sampai 2 milimeter. Hanya beberapa
tanaman yang dapat tumbuh di atas pasir, karena rongga-rongganya yang besar.
Pasir memiliki warna sesuai dengan asal pembentukannya. Pasir juga penting
untuk bahan bangunan bila dicampur Semen. (Ramang, 2012).

Gambar 4.2 pasir normal

Pada dasarnya pengujian pasir normal sebelum masuk di area produksi seperti
pada gambar 4.1. Pasir yang biasanya digunakan pada proses produksi yaitu pasir
lumajang karena memiliki kadar lumpur yang yang rendah. Tapi tidak menutup
kemunggkinan setia proses produksi harus membutuhkan pasir lumajang, kadang
juga memakai pasir lokal yang sesuai dengan standart dari perusahaan dan kadar
lumpurnya rendah.

Gambar 4.3 Bahan Baku (Pasir)


19

2. Semen
Semen adalah zat yang digunakan untuk merekat batu, bata, batako,
maupun bahan bangunan lainnya. Sedangkan kata semen sendiri berasal
dari caementum (bahasa Latin), yang artinya "memotong menjadi bagian-bagian
kecil tak beraturan". Meski sempat populer pada zamannya, nenek moyang
semen made in Napoli ini tak berumur panjang. Menyusul runtuhnya Kerajaan
Romawi, sekitar abad pertengahan (tahun 1100-1500 M) resep
ramuan pozzuolana sempat menghilang dari peredaran (Ramang, 2012).
Adapun semen yang dipake dalam produksi yaitu semen gersik tipe I untuk di
jalur produksi 4 karena memiliki kualitas yang baik karena memberikan dampak
kuat tekanan akhir yang lebih tinggi karena proses reaksi hidrasi dari semen akan
terus berkelanjutan yang dapat meningkatkan kuat tekan. Pada saat proses reaksi
semen dengan air (panas hidrasi) akan semakin rendah, hal tersebut akan
mengurangin resiko terjadinya keretakan pada beton. Sangat menguntungkan pada
pembuatan beton volume besar yang memerlukan persyaratan panas hidrasi
tertentu.

Gambar 4.4 Bahan Baku (Semen)


20

3. Koral (Agregat Kasar)


Koral atau agregat kasar dibedakan menjadi dua macam yaitu krikil (batuan
alam) dan krikil (batuan alam yang dipecah) pada dasarnya krikil dapat dibedakan
atas, krikil galian, krikil sungai dan krikil pantai. Krikil galian biasanya
mengandung zat-zat seperti tanah liat, debu, pasir dan zat-zat organik. Krikil
sungai dan krikil pantai biasanya bebas dari zat-zat tercampur, permukaanya licin
dan bentuknya lebih bulat. Hal ini disebabkan karena pengaru air, butir-butir
kerikil alam yang kasar akan menjamin peningkatan adukan lebih baik.
Adapun krikil atau agregat kasar yang dipake dalam produk tiang pancang
kotak yaitu dari batuan alam yang dipecah, berukuran 5-40 mm. krikil-krikil
dibedakan atas:
a. Ukuran butir 5-10 mm disebut krikil/kricak halus
b. Ukuran butir 10-20 mm disebut krikil/kricak sedang
c. Ukuran butir 20-40 mm disebut krikil/kricak kasar
Pada umumnya yang dimaksud dengan agregat kasar adalah agregat dengan
butiran lebih dari 5 mm. sebagai bahan adukan beton, maka agregat kasar harus di
periksa di lapangan, hal-hal yang perlu dilakukan dalam permeriksaan yaitu :
a. Agregat kasar harus terdiri dari butir-butir keras dan tidak berpori. Agregat
kasar yang mengandung butit-butir pipih hanya dapat dipakai apabila jumlah
bitir-butir pipih tersebuut tidak melebihi 20% dari berat agregat sebelumnya.
Burtir-butir agregat kasar harus bersifat kekal, artinya tidak pecah atau hancur
oleh pengaruh-pengaruh cuaca.
b. Agregar kasar tidak boleh mengandung lumpur lebih dari 1% (ditentukan
terdapat berat kering). Apabila kadar lumpur melampaui 1% maka agregat
kasar itu harus di cuci.
c. Agregat kasar tidak boleh mengandung zat-zat yang dapat merusak beton.
21

Gambar 4.5 Bahan Baku (Koral/Agregat Kasar)


4. Besi
Besi merupakan bahan yang penting dalam pembuatan beton, besi berfungsi
sebagai tulang dan aksesoris beton. Besi tulang yang digunakan bagian batang
tulang dan direncanakan berdasarkan anggapan bahwa bahan tersebut bekerja
sama dalam memikul gaya-gaya. Tulang menyediakan gaya tarik yang tidak
dimiliki beton dan mampu menahan gaya tekan. Secara umum besi beton atau
tulang memacu pada dua jenis besi yaitu:
a. Besi polos (Plain Bar)
Besi polos adalah besi besi yang memiliki penampang bundar dengan
permukaan yang licin atau tidak bersirip.

Gambar 4.6 Bahan Baku besi polos (Plain Bar)


22

b. Besi Ulir (Besi Sirip)


Besi ulir adalah batang besi dengan bentuk permukaan khusus bentuk sirip
melintang atau rusuk melintang dengan pola tertentu. Besi semacam ini biasanya
digunakan pada bagian palat bawah atau bagian palat sambung pada jenis produk
beton tiang pancang kotak.

Gambar 4.7 Bahan Baku Besi Ulir


5. Baja (strend)
Baja strend ini biasanya di gunakan di bagian produk beton pera cetak seperti
beton tiang pancal kotak dan corrugated concrete sheel pile (CCSP). Karena di
produk ini sebelum pengecoran ada yang dinamakan stressing atau pemberian
gaya prategang secara single dan simultan terlihat pada gambar 4.8.

Gambar 4.8 Bahan Baku baja (strend)


23

4.2.2.2 Awal Pelumasan dan Set Cetakan


Pada proses pelumasan dan set cetakan ini di lakukan di awal produksi
sebelum semua bahan baku utama di campur. Pada proses pelumasan ini biasanya
di beri minyak nabati, solar, atau corax. pemberian pelumas ini agar cetakan tidak
kering dan adonan beton tidak melekat selama proses pengecoran, penguapan,
sampai proses pemindahan bahan jadi. Fungsi dari pelumasan ini juga sebagai
proses perawatan cetakan, menghindari adanya pemadatan sisa-sisa dari
pengecoran, menghidari adanya karat di cetakan terlihat pada gambar 4.8 dan 4.9.
Pada proses set cetakan juga sangat penting, biasanya petugas yang
betranggung jawab pada saat set cetakan mengecek setiap sambungan cetakan
bagian plat dan bagian depan cetakan memastikan cetakan sudah benar-benar siap
pake, ketika proses pengecoran tidak ada kebocoran pada cetakan.

Gambar 4.9 pelumas (minyak sawit)

Gambar 4.10 pelumas (solar)


24

4.2.2.3 Pemasangan Plat Sambung dan Pemasangan Tulang


Pemasangan plat sambung ini dilakukan pada saat proses pelumasan dan
set cetakan sudah selesai, pemasangan plat sambung ini tidak memakan waktu
yang lama, Cuma mencocokkan antara cetakan dan plat sambung agar tidak ada
sela atau kebocoran di bagian plat sambung.
Pemasangan tulang dikerjakan pada saat proses pemasangan plat sambung
sudah selesai, pemasangan strand ini dilakukan dengan cara menarik baja (setren)
dari blakang cetakan sampai kesepan cetakan, itu dikerjakan sampai 9 kali pada
produk tiang pancang kotak memiliki 9 tulang dan itu telah memenuhi prosedur
yang di tetapkan. Pada ujung cetakan terdapat mesin stressing, di ujung baja
(setren) yang di tarik tadi di masukkan ke mesin stressing.

Gambar 4.11 Proses Penulangan


25

4.2.2.4 Pemasangan Pc Strand


Pemasangan Pc Strand ini dilakukan agar memberikan gaya prategang
padasaat penarikan awal sampai penarikan akhir, pada tulang (baja) agar beton
tidak rapu atau mudah patah ketika di gunakan di lokasi proyek, dengan proses
seperti ini dapat menambah kekuatan beton, di proses ini menggunakan mesing
stressing.

Gambar 4.12 Mesin Stessing


4.2.2.5 Proses Pengecoran
Pada proses pengecoran ini pertama kali bahan baku utama pasir, koral,
dan semen. Dijadikan satu tempat yang namanya bejjing di proses ini oprator
mengcampurkan semua bahan baku dengan komposisi beton K 350 atau K 500
atau sesuai dengan permintaan, pada proses ini biasanya memakan waktu 4-6
menit untuk mendapatkan adonan yang matang. Pada saat adonan sudah siap
selanjutnya dari mesin bejjing di tuang ke hopper supply (kereta), lalu di tuang
lagi ke bucket cor setelah adonan di tuang ke bucket cor, selanjutnya bucket cor ini
di angkat dengan menggunakan mesin Hois karena jarak dari hopper supply ke
cetakan lumayan jauh makanya harus menggunakan Hois untuk transportasi
adonan ke cetakan. Pada proses pengecoran ini semua pekerja harus cepat karena
adonan telat 10-15 menit adonan yang ada di bucket cor akan memadat.
Pada saat adonan sudah masuk di cetakan ada dua orang pekerja yang
bertugas menggunakan mesin vibrator berfungsi supaya beton tidak rapuh dan
tidak ada gelembung udara atau rongga kosong yang ada di dalam beton, karena
dapat mempengaruhui kualitas beton, makanya di gunakan mesin vibrator untuk
26

menghindari adanya gelembung udara. Setelah semua cetakan terisi penuh


selanjutnya tahap penguapan selama 8 jam. dalam satu kali pengecoran dalam satu
cetakan biasanya memakan waktu sekitar 1 jam, dengan ukuran cetakan 50 X 50
cm dengan panjang 16 meter.
Setelah proses penguapan selama 8 jam selesai selanjunya dilakukan
proses transfer gaya prategang (uji kekerasan), setelah dilakukan uji tekan dan
hasilnya sudah memenuhi prosedur maka lanjut ke tahap selanjutnya, tapi ketika
hasilnya belum memenuhi maka di lakukan penguapan lagi sampai produk
tersebut benar-benar kering, keti-ka beton belum telalu keras lalu di adakan proses
rilis cetakan secara otomatis beton akan pecah, tetapi ketika beton itu sudah
memenuhi standar makan pada saat proses rilis tidak terjadi yang namanya cacat
produk.
Setelah proses ini selesai selanjutnya proses penandaan atau pemberian
identitas pada produk tersebut, gunanya pada saat produk mempunyai masalah
atau kendala dilapangan maka pengawas dilapangan dapat mengetahui siapa yang
memproduksi produk tersebut. selanjutnya pemindahan produk ke stock yard
pemindahan ini bertujuan untuk memudahkan bagian QC melakukan perawatan
terhadap produk yang sudah jadi, sampai distribusikan ke lokasi proyek.
Menurut (Sumajouw, 2014) Beton Mutu Tinggi kadang-kadang disebut
dengan nama lain yaitu beton kinerja-tinggi karena memiliki sifat-sifat yang lebih
unggul dibandingkan dengan beton normal. Adapun keunggulan beton mutu
tinggi dibandingkan dengan beton normal antara lain kekuatan tekannya yang
tinggi sehingga dimensi dari elemen struktur dapat menjadi lebih ramping. Beton
Mutu Tinggi sudah banyak diaplikasikan dalam berbagai ragam struktur, seperti
gedung bertingkat, jembatan dengan bentang yang panjang, bendungan, apron,
dermaga, silo, cerobong, terowongan, dan lain sebagainya.
27

Gambar 4.13 bucket cor

Gambar 4.14 Mesin Hois


28

Gambar 4.15 Mesin vibrator

Gambar 1.16 Silo (Penampungan Semen)


29

4.2.2.6 stock yard


produk yang telah diluluskan selanjutnya di serahkan kepada bagian stock
yard, kariawan yang bertugas melakukan pendataan produk yang telah masuk ke
stock yard dan menata produk sesuai dengan tanggal pembuatanya agar petugas
stock yard tidak kebingungan dalam merawat beton yang masih berumur mudah.
Setelah beton melalui proses perawatan dan memenuhi umur yang telah
ditentukan slanjutnya akan di kirim ke lokasi proyek.

Gambar 4.17 Produk Jadi (Tiang Pancang Kotak Bottem)

Gambar 4.18 Produk Jadi (Tiang Pancang Kotak Midel)


30

Gambar 4.19 Produk Jadi (Tiang Pancang Kotak Aper)


31

4.2.2.7 Flowchart Alir Produksi Tiang Pancang Kotak


Berikut ini adalah Flowchart alir produksi tiang pancang kotak di PT.
Wijaya Karya Beton Pasuruan terlihat pada gambar 4.20.

Gambar 4.20 Flowchart Alir Produksi


32

4.2.2.8 Peta Proses Operasi


Berikut ini adalah peta proses operasi tiang pancang kotak di PT. Wijaya
Karya Beton Pasuruan terlihat pada gambar 4.21.

Gambar 4.21 Peta Proses Operasi


33

4.2.2.9 Limbah dari Prosduksi


Adapun limbah dari hasil produksi beton tiang pancal kotak yaitu limbah
padat dan limbah cair, limbah padat tergagi menjadi dua yaitu besi dan sisa beton
yang mengeras. Sedangkan limbah cair yaitu air dari adonan beton.

Gambar 4.22 limbah padat

Gambar 4.23 limbah cair


34

4.3 Evaluasi Kegiatan


Dalam proses produksi terdapat beberapa kendala yang sering terjadi dan
mengakibatkan ketidak sesuaian dengan jadwal produksi yang telah dibuat salah
satunya yaitu :
1. Pengaruh cuaca sehingga mengakibatkan proses pengeringan beton bisah
sampai 10 jam karena tidak adanya cahaya matahari.
2. Mesin yang digunakan sering menglami kerusakan terutama di mesin Hois,
menjadi kendala proses produksi, dibutuhkan maintenance atau pemeriksaan
berkala terhadap mesin-mesin yang digunakan dalam produksi.
Analisa terhadap permasalahan di PT. Wijaya Karya Beton menunjukkan bahwa
permasalahan berasal dari faktor cuaca, dan mesin-mesin yang digunakan dalam
proses produksi, sehingga mengakibatkan keterlambatan planning yang telah di
buat, dan membuat kerugian kepada perusahaan. Hal ini terjadi karena kurangnya
komunikasi antar devisi. Diharapkan bagian produksi dua minggu sekali
memberika informasi kepada maintenance agar melakukan perawatan kepada
mesin-mesin yang di gunakan, agar mengurangi kendala-kendala kerusakan mesin
dalam proses produksi.
BAB 5
KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan
Beton merupakan salah satu bahan utama dalam pembangunan infrastukrus
baik pembangunan jalan maupun gedung. Adapun metode dalam pembuatan
beton di PT. Wijaya Karya Beton yaitu pertama siapkan cetakan kemudian rakit
bagian plat sambung dan tulang, setelah proses perakitan selasai senlanjutnya
campurkan semua bahan baku utama seperti pasir, koral, semen, air, dan obat.
Kemudia aduk dalam mesin pencampur, untuk menghasilkan adonan yang bagus
maka tunggu selama 4-6 menit, kemudia di tuang ke bucket cor. Setelah itu lanjut
ke proses pengecoran, untuk menghasilkan beton yang bagus pada saat
pengecoran berlangsung pekerja dapat menggunakan mesin vibrator untuk
mengaduk adonan di dalam cetakan, dan mengurangi gelembung-gelembung
udara yang dapat membuat betong mendai garing.
PT. Wijaya Karya Beton adalah perusahaan beton yang memiliki produk
beton bermacam-macam baik dari segi tepe, ukuran, dan kualitas. Seperti Tiang
pancang kotak, CCSP, tiang pancang, dan tiang listrik. Sebelum membuat suatu
prosuk yang pertama kali pemeriksaan bahan baku seperti pasir harus melalui
tahap pengujian apakah layak atau tidak untuk di jadikan bahan utama.
PT. Wijaya Karya Beton memiliki ruangan produksi yang bagus, dari tata
letak pasilitas seperti penempatan mesin, penempatan cetakan dan penempatan
bahan baku utama sehingga memudahkan pelaksanaan produksi.
5.2 Saran
5.2.1 Saran bagi mahasiswa
Adapun saran bagi mahasiswa adalah seharusnya mahasiswa harus lebih
aktif untuk mencari informasi mengenai materi peraktek kerja lapangan (PKL)
yang dilaksanakan.

35
36

5.2.2 Saran bagi perusahaan


Adapun saran bagi perusahaan yaitu :
a. Tiap 2 kali sebulan diadakan pengecekan alat-alat yang ada di produksi
terutama hois yang sering mengalami kemacetan.
b. Perawatan fasilitas yang ada di area produksi.
c. Pemberian tanda untuk area pejalan kaki di bagian produksi, agar tidak
membahayaka kariawan yang sedang bertugas di area produksi.
DAFTAR PUSTAKA

Ahmad, Aswani, 2009, Analisis Pengaruh Temperatur terhadap Kuat Tekan


Beton, Jurnal Teoretis dan Terapan Bidang Rekayasa Sipil, Vol. 16 No. 2
Agustus 2009.
Malhotra, Hadi, 1993, Metodologi Penelitian Untuk Bisnis, Jakarta: Universitas
Indonesia.
Margono, 2003, Metodologi Penelitian Kualitatif, Bandung: Alfabeta.
Marthin D. J. Sumajouw, Servie O. Dapas, 2014, Pengujian Kuat Tekan Beton
Mutu Tinggi, Jurnal Ilmiah Media Engineering Vol.4 No.4, Desember
2014.
Ramang ruslang, 2012, Substitusi Agregat Halus Beton Menggunakan Kapur
Alam Dan Menggunakan Pasir Laut Pada Campuran Beton . Jurnal teknik
sipil, vol 1, No 4, September 2012.
Wignjosoebroto, Sritomo, 2016, Ergonomi Studi Gerak dan Waktu.
Surabaya:Guna Widjaya.

37

Anda mungkin juga menyukai