Anda di halaman 1dari 26

LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN (PKL)

DINAS PEKERJAAN UMUM DAN TATA RUANG

Disusun Sebagai Salah Satu Syarat Mengikuti Ujian Sidang PKL

Disusun Oleh :

Nama : ADRIAN JONANIKI

NIS : 192010004002

Kelas : XII DPIB 1

BIDANG KEAHLIAN TEKNOLOGI DAN REKAYASA


PROGRAM STUDI KEAHLIAN TEKNIK KONSTRUKSI DAN PROPERTI
KOMPETENSI KEAHLIAN DESAIN PEMODELAN DAN INFORMASI BANGUNAN
SMK NEGERI 1 LURAGUNG
2021
LEMBAR PENGESAHAN

Laporan yang berjudul Praktek Kerja Lapangan (PKL) di Dinas Pekerjaan Umum dan Tata
Ruang di susun oleh :

Nama : ADRIAN JONANIKI

NIS : 192010004002

Kelas : XII DPIB 1

Telah dipertahankan didepan penguji, disetujui dan ditandatangani oleh Pembimbing,


Kepala kompetensi keahlian serta disahkan oleh Kepala Sekolah.

Luragung, Desember 2021

Menyetujui,

Kepala Kompetensi Keahlian Guru Pembimbing PKL

JEPRI ENDIANA, S.T., Gr. LIA NOVALIA, S.Pd., Gr.


NUPTK. 3336 7616 6311 0073 NUPTK. 8647 7656 6621 0112

Mengetahui,
Kepala Sekolah

YAYAN SUPYAN, M.Pd.I.


Pembina
NIP. 19730817 199903 1 011
KATA PENGANTAR
Pertama-tama, penulis panjatkan puja dan puji syukur kehadirat Tuhan Yang
Maha Esa atas limpahan rahmat, hidayah serta inayah-Nya sehingga penulis dapat
melaksanakan Praktek Kerja Industri (PRAKERIN) dan dapat menyusun laporan ini.

Laporan ini disusun dalam rangka memenuhi tugas dan melengkapi syarat-syarat
untuk menempuh UAS/UAN SMK Negeri 1 Luragung tahun ajaran 2021/2022
berdasarkan hasil Praktek Kerja Industri yang telah dilaksanakan oleh penulis.

Dan dalam penyusunan laporan ini, penulis juga didukung oleh berbagai pihak.
Untuk itu, penyusun mengucapkan terima kasih kepada:

1. Kedua orang tua penulis, yang telah memfasilitasi, memberi semangat serta
dukungan yang tak terhingga.
2. Bapak Yayan Supyan, M.Pd.I. selaku Kepala SMK Negeri 1 Luragung
3. Bapak Lia Novalia, selaku pembimbing.
4. Bapak/Ibu Guru, Staff dan Karyawan SMK Negeri 1 Luragung
5. Bapak Handry Chalvian., ST., M.Si selaku kepala bidang Cipta Karya beserta
seluruh jajaran yang telah menerima penulis untuk melaksanakan Praktek
Kerja Lapangan.
6. Para pembimbing lokasi, teknisi dan karyawan yang sehari-harinya telah
memberikan segenap ilmunya kepada penulis.
7. Segenap handai taulan yang tidak mampu penulis sebutkan satu persatu yang
telah membantu, memotivasi, memudahkan penulis dalam melaksanakan
Praktek Kerja Industri serta menyusun laporan ini.

Dengan segala kerendahan hati, penulis menerima kritik dan saran dari berbagai
pihak yang dapat membangun kemampuan penulis dalam proses pembelajaran
selanjutnya. Semoga laporan ini bermanfaat bagi yang memerlukannya.

Kuningan, November 2021

Penulis

ADRIAN JONANIKI
NIS. 192010004002
DAFTAR ISI
LEMBAR PENGESAHAN.......................................................................................... i

KATA PENGANTAR................................................................................................... ii

DAFTAR ISI................................................................................................................ iii

DAFTAR GAMBAR.................................................................................................... iv

BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Proyek..........................................................................................
1.2 Lokasi Proyek & Tujuan Proyek.............................................................................
1.3 Ruang Lingkup PKL...............................................................................................

BAB II URAIAN PROYEK


2.1 Sejarah Perusahaan..............................................................................................
2.2 Struktur Organisasi................................................................................................

BAB III PEMBAHASAN


3.1 Waktu dan Tempat Pelaksanaan...........................................................................
3.2 Uraian Pekerjaan...................................................................................................
3.3 Pembahasan.........................................................................................................

BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN


4.1 Kesimpulan............................................................................................................
4.2 Saran.....................................................................................................................

DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN - LAMPIRAN
DAFTAR GAMBAR

Gambar 1.1..........................................................................................................................

Gambar 1.2 ..........................................................................................................................

Gambar 2.1 ..........................................................................................................................

Gambar 2.2 ..........................................................................................................................

Gambar 3.1 ..........................................................................................................................

Gambar 3.2 ..........................................................................................................................

Gambar 3.3 ..........................................................................................................................

Gambar 3.4 ..........................................................................................................................

Gambar 3.5 ..........................................................................................................................

Gambar 3.6 ..........................................................................................................................

Gambar 3.7 ..........................................................................................................................

Gambar 3.8 ..........................................................................................................................

Gambar 3.9 ..........................................................................................................................

Gambar 3.10 ........................................................................................................................

Gambar 3.11 ........................................................................................................................

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Proyek

Proyek merupakan suatu kegiatan yang bersifat sementara yang telah


ditetapkan awal pekerjaannya dan waktu selesainya (dan biasanya selalu dibatasi oleh
waktu dan seringkali juga dibatasi oleh sumber pendanaan), untuk mencapai tujuan dan
hasil yang spesifik dan unik dan pada umumnya untuk menghasilkan sebuah
perubahan yang bermanfaat atau yang mempunyai nilai tambah. Keberhasilan suatu
proyek dapat dilihat dari biaya, mutu dan waktu pengerjaannya. Keberhasilan proyek
bergantung pada sumber daya manusianya. Semua aspek dalam proyek konstruksi
harus berjalan secara berkesinambungan agar proyek konstruksi berjalan sesuai target.
Pencapaian terget dalam segala hal termasuk dalam dunia konsruksi mencerminkan
kemampuan suatu negara tersebut dalam berkembang.

Pada awal tahun 2016 Negara-negara ASEAN (Negara-negara yang berada di


Asia Tanggara) menyepakati sebuah kebijakan ekonomi yang dinamakan MEA
(Masyarakat Ekonomi Asean). MEA ini bertujuan untuk menstabilkan perekonomian
dikawasan Asia Tenggara dengan cara mendirikan pasar tunggal ASEAN, pasar
tunggal ini berarti masyarakat pada negara-negara ASEAN dapat menjual barang-
barang hasil produksinya ke negara di ASEAN dengan mudah tanpa ada bea cukai.
Pasar tunggal ini juga akan berdampak pada proyek-proyek konstruksi yang ada di
Indonesia dan persaingan tenaga kerja pun semakin ketat.

Sebagai antisipasi serta untuk melindungi produk dan jasa dalam negeri dari
Negara Asing maka pemerintah Indonesia memperkenalkan Tingkat Komponen Dalam
Negeri (TKDN). Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN) adalah nilai isian dalam
persentase dari komponen produksi dalam negeri termasuk biaya pengangkutannya
yang ditawarkan dalam item penawaran harga barang maupun jasa.

Proyek-proyek Engineering Procurement & Construction (EPC), merupakan


salah satunya yang menggunakan TKDN karena untuk pengadaan (Procurement),
banyak menggunakan mesin dan alatalat yang bahan bakunya masih berasal dari luar
negeri tapi perakitannya dilakukan di dalam negeri, sementara pemerintah berharap,
untuk proyek-proyek yang akan dilaksanakan, lebih banyak menggunakan bahan dan
jasa dari dalam negeri. Untuk itu, maka penilaian penawaran peserta pengadaan
barang / jasa tidak hanya dari segi teknis dan harga tapi juga dari tingkat komponen
dalam negeri yang dikandung oleh barang maupun jasa yang ditawarkan.

Pemerintah mewajibkan bagi peserta pengadaan barang / jasa untuk


menggunakan produksi dalam negeri dengan tingkat komponen dalam negeri paling
sedikit besar atau sama dengan 40%, seperti yang diatur dalam PERPRE NO. 70 tahun
2012 tentang pengadaan barang / jasa. Oleh karena itu, TKDN menjadi salah satu
aspek penting dalam meningkatkan kemampuan produksi dalam negeri.

Panduan tentang perhitungan TKDN terdapat didalam Peraturan Menteri


Perindustrian Nomor: 16/M-IND/PER/2/2011. Dalam peraturan tersebut dijelaskan
tentang panduan secara umum untuk menghitung TKDN.

1.2 Lokasi Proyek

UPTD PUTR Wilayah Subang

Gambar 1.1 UPTD PUTR Wilayah Subang

Alun – alun Cigugur


Gambar 1.2 Alun-alun Cigugur

Drainase Purwasari

Gambar 1.3 Drainase Purwasari

1.3 Ruang Lingkup Praktek Kerja Lapangan


1. Ruang Lingkup Obyek Kerja Praktek
Obyek dalam penelitian ini adalah devisi bagian Cipta Karya Dinas
Pekerjaan Umum dan Tata Ruang Kabupaten Kuningan
2. Ruang Lingkup Tempat Kerja Praktek
Tempat penelitian adalah Dinas Pekerjaan Umum dan Tata Ruang
Kabupaten Kuningan yang beralamat di Jl. RE.Martadinata no.528 kuningan
3. Ruang Lingkup Waktu Kerja Praktek
Waktu yang ditentukan pada Kerja Praktek yaitu mulai dari 01
September - 30 November 2021
4. Ruang Lingkup Kerja Praktek

a. Kantor
Ruang lingkup administrasi perkantoran mencakup kegiatan kantor dan
sarana fasilitas kerja perkantoran. Proses menentukan arah kegiatan kantor,
dengan meninjau kembali faktor-faktor yang dapat mempengaruhi
tercapainya tujuan kantor.

b. Lapangan
Ruang lingkup proyek mengacu pada semua pekerjaan yang dilakukan
dalam menciptakan produk/hasil proyek termasuk proses yang digunakan
untuk menciptakan produk/hasil tersebut. Lingkup proyek mencakup proses-
proses yang terlibat dalam menentukan dan mngendalikan segala hal yang
termasuk dalam proyek.

BAB II
URAIAN PROYEK

2.1 Sejarah Perusahaan

Setelah mengeluarkan statement pernyataan kemerdekaan, langkah yang


ditempuh antara lain membentuk kementerian dalam pemerintahan yang bertugas
melaksanakan pemerintahan dan pembangunan di bidangnya masing-masing. Diantara
12 kementerian yang dibentuk setelah proklamasi kemerdekaan adalah kementerian
pekerjaan umum. Kementerian pekerjaan umum dalam awal pembentukannya lebih
mengedepankan pengamanan aset-aset peninggalan penjajah berupa sarana dan
prasarana berupa struktur, baik perilaku umum maupun pemerintahan. Akselerasi
peran menonjol adalah tanggal 2 Desember 1945 yang sekaligus disepakati sebagai
hari jadi ke PU-an.

Dalam perjalanan ke Pu-an setelah dianggap selesai konsolidasi internal


institusi / tingkat pusat, maka pengembangan berikutnya melengkapi instrumen
organisasi di tingkat provinsi sampai ke tingkat kabupaten.

Kementerian ke PU-an kemudian berubah menjadi Departemen Pekerjaan


Umum. Dalam periode masa pemerintahan orde baru tahun 1965 -1998, keberadaan
departemen pekerjaan umum serta departemen lainnya ditetapkan melalui keputusan
presiden no.44 dan 45 tahun 1974, tentang tugas pokok dan fungsi serta struktur
organisasi kelembagaan.

Akselerasi berikutnya penataan kelembagaan tingkat provinsi di kabupaten kota


madya. Ditingkat provinsi ada kepanjangan institusi baik yang sifatnya terlibat yaitu
antar wilayah maupun horizontal berupa kantor dinas di tingkat provinsi. Seiring dengan
tuntutan kebutuhan daerah dan kepentingan untuk berkembang kanwil dirjen di
lingkungan ke PU-an di tingkat provinsi yang merupakan kepanjangan tangan dari PU
pusat secara parsial menurut direktur jenderal yang ada antara lain Dirjen PU Bina
Marga, Dirjen PU Cipta Karya, dan lainnya.

Pada tahun 1987 ditetapkan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor


14 Tahun 1987 Tentang Penyerahan Sebagian Urusan Pemerintah Di Bidang
Pekerjaan Umum Kepada Daerah, Dalam Peraturan Pemerintah ini yang dimaksud
dengan Pekerjaan Umum adalah sebagian dari fungsi Pemerintah di bidang Pengairan,
Bina Marga, dan Cipta Karya.
Bina Marga adalah pembinaan atas jalan yaitu prasarana perhubungan darat
dalam bentuk apapun meliputi segala bagian jalan termasuk bangunan pelengkap dan
perlengkapannya yang diperuntukkan bagi lalu lintas, sebagaimana dimaksud dalam
Undangundang Nomor 13 Tahun 1980 tentang Jalan.

Dengan tidak mengurangi tugas dan tanggung jawab Menteri, kepada Daerah
Tingkat I dan Daerah Tingkat II diserahkan sebagian urusan di bidang Pekerjaan Umum
sesuai dengan ketentuan yang ditetapkan dalam Peraturan Pemerintah ini.

Pada tahun 2000 ditetapkan Peraturan Daerah Kabupaten Kuningan Nomor 28


Tahun 2000 Tentang Pembentukan Perangkat Daerah dan Sekretariat Dewan
Perwakilan Rakyat Daerah Kabupaten Kuningan, yang dimaksud perangkat daerah
salah satunya adalah Unsur Pelaksana Pemerintahan Daerah yang terdiri dari Dinas
Daerah diantaranya Dinas Permukiman dan Prasarana Wilayah yang mempunyai tugas
pokok melaksanakan otonomi daerah di Bidang Permukiman dan Pekerjaan Umum.
Dalam pelaksanaan tugasnya, Dinas Permukiman dan Prasarana Wilayah mempunyai
unit kerja di satu kecamatan atau beberapa kecamatan di lingkungan pemerintah
daerah yaitu Cabang Dinas.

Dengan telah berlakunya Peraturan Pemerintah nomor 41 Tahun 2007 tentang


Pedoman Organisasi Perangkat Daerah, maka keberadaan Dinas Daerah Kabupaten
Kuningan yang ditetapkan dengan Perda Nomor 10 Tahun 2007 perlu diadakan
penyesuaian. Oleh karena itu pada Tahun 2008 ditetapkan Peraturan Daerah
Kabupaten Kuningan Nomor 11 Tahun 2008 Tentang Dinas Daerah. Pada peraturan
tersebut Bab II Pasal 2 ayat (2) bahwa Dinas Daerah sebagaimana dimaksud pada ayat
(1) diantaranya adalah Dinas Bina Marga Kabupaten Kuningan, dan pada Dinas Bina
Marga Dibentuk Unit Pelaksana Teknis Dinas (UPTD) yang ditetapkan dengan
peraturan Bupati Kuningan untuk melaksanakan sebagaian tugas dinas yang
mempunyai wilayah kerja satu atau beberapa kecamatan.

Pada tahun 2016 ditetapkan Peraturan Pemerintah Nomor 18 Tahun 2016


tentang Perangkat Daerah. Dan untuk melaksanakan ketentuan pasal 3 ayat (1)
peraturan pemerintah tersebut, perlu ditetapkan Peraturan Daerah Kabupaten
Kuningan Nomot 5 Tahun 2016 tentang Pembentukan dan Susunan Perangkat Daerah
Kabupaten Kuningan. Pada Bab II Bagian Kedua Pasal 4 Ayat (1) butir d. Bahwa Dinas
Daerah Kabupaten Kuningan terdiri dari salah satunya adalah Dinas Pekerjaan Umum
dan Penataan Ruang Kabupaten Kuningan.
Pada tahun 2019 dengan persetujuan bersama Dewan Perwakilan Rakyat
Daerah Kabupaten Kuningan dan Bupati Kuningan telah memutuskan Peraturan
Daerah Kabupaten Kuningan Nomor 10 Tahun 2019 tentang perubahan atas Peraturan
Daerah Kabupaten Kuningan Nomor 5 Tahun 2016 tentang Pembentukan dan Susunan
Perangkat Daerah Kabupaten Kuningan. Dengan peraturan daerah ini dibentuk
perangkat daerah dengan susunan diantaranya Dinas Daerah Kabupaten Kuningan
yang terdiri dari salah satunnya Dinas Pekerjaan Umum dan Tata Ruang Tipe B, yang
menyelenggarakan urusan pemerintahan wajib bidang Pekerjaan Umum dan Penataan
Ruang.

Dalam perjalanannya selama otonomi daerah, sampai sekarang ini mengalami


perubahan kepemimpinan kepala dinas, yaitu :

1. Ir.H.Jajat Sudrajat,M.Si. (Kepala Dinas Bina Marga)

2. Drs.H.Didi Sutardi (Kepala Dinas Bina Marga)

3. Drs. Kukuh Taufigul Malik,M.M. (Kepala Dinas Bina Marga)

4. Drs.Ir.H.Rusliadi, M.Si. (Kepala Dinas Bina Marga)

5. H.Dadang Darmawan, S.Sos.,M.Si.(Kepala Dinas Bina Marga)

6. Ir.H.Jajat Sudrajat,M.Si. (Kepala Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang)

7. H.M.Ridwan Setiawan,M.H.,M.Si. (Kepala Dinas Pekerjaan Umum dan Tata Ruang)

Dinas Pekerjaan Umum Dan Tata Ruang Kabupaten Kuningan merupakan


unsur

pelaksana otonomi daerah yang mempunyai tugas pokok melaksanakan urusan


pemerintah

daerah berdasarkan asas otonomi dan tugas pembantuan sesuai dengan lingkup
tugasnya.
Susunan organisasi Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang terdiri dari:

a. Kepala Dinas:

b. Sekretariat, membawahkan :

1) Sub Bagian Umum dan Kepegawaian:

2) Sub Bagian Keuangan

3) Sub Bagian Program.

c. Bidang Bina Marga, membawahkan :

1) Seksi Pembangunan Jalan dan Jembatan,

2) Seksi Perencanaan Teknik Bina Marga,

3) Seksi Pemeliharaan Jalan dan Jembatan.

d. Bidang Cipta Karya, membawahkan :

1) Seksi Air Minum,

2) Seksi Bangunan Gedung:

3) Seksi Penyehatan Lingkungan.

e. Bidang Pengelolaan Sumber Daya Air, membawahkan :

1) Seksi Irigasi:

2) Seksi Perencanaan Teknik SDA:

3) Seksi Konservasi SDA dan Sungai.

f. Bidang Bina Konstruksi, membawahkan :

1) Seksi Perencanaan Bina Konstruksi:

2) Seksi Penyelenggaraan Bina Konstruksi:

g. Bidang Tata Ruang, membawahkan :

1) Seksi Pengendalian dan Pengawasan Tata Ruang:

2) Seksi Perencanaan dan Pemanfaatan Ruang,


h. UPTD.

1) UPTD PUTR Wilayah Kuningan

2) UPTD PUTR Wilayah Kadugede

3) UPTD PUTR Wilayah Subang

4) UPTD PUTR Wilayah Cilimus

5) UPTD PUTR Wilayah Mandirancan

6) UPTD PUTR Wilayah Ciawigebang

7) UPTD PUTR Wilayah Garawangi

8) UPTD PUTR Wilayah Cibeureum

9) UPTD Laboratorium Bahan Konstruksi

10) UPTD Peralatan Dan Perbengkelan

i. Kelompok Jabatan Fungsional.

1) Arsiparis

2.2 Struktur Organisasi


BAB III

PEMBAHASAN

3.1 Waktu Dan Tempat Pelaksanaan

PKL dilaksanakan mulai tanggal 1 September s.d tanggal 30 November 2021


yang bertempat di Dinas Pekerjaan Umum dan Tata Ruang Bagian Cipta Karya
berlokasi di Jl. Martadinata Waktu kerja dimulai dai hari senin s.d sabtu. Jam kerjanya
yaitu dari pukul 08.00 WIB s.d 15.00 WIB.

3.2 Uraian Pekerjaan

1. Kantor

Saat pelaksanaan kerja praktek di Dinas Pekerjaan dan Tata Ruang


Kabupaten Kuningan, praktikan ditempatkan di Bidang Cipta Karya. Penyusun
ditugaskan untuk :
a. Membuat berkas Izin Mendirikan Bangunan(IMB)
Izin mendirikan bangunan adalah sebuah produk hukum yang
berisi perizinan yang diberikan oleh kepala daerah kepada pemilik
bangunan untuk membangun baru, mengubah, memperluas,
mengurangi, merawat atau merobohkan bangunan sesuai dengan
persyaratan administratif dan persyaratan teknis yang berlaku.
IMB merupakan salah satu produk hukum untuk mewujudkan
tatanan tertentu sehingga tercipta ketertiban. Keamanan, keselamatan,
kenyamanan, sekaligus kepastian hukum. Kewajiban setiap orang aau
badan akan mendirikan bangunan untuk meiliki izin mendirikan
bangunan diatur pada pasal 5 ayat 1 perda 7 tahun 2009.
IMB akan melegalkan suatu bangunan yang direncanakan sesuai
dengan tata ruang yang telah ditentukan. Selain itu, adanya IMB
menunjukan bahwa rencana kontruksi bangunan tersebut juga dapat
dipertanggungjawabkan dengan maksud untuk kepentingan bersama.
b. Naskah Perjanjian Hibah Daerah(NPHD)
Naskah Perjanjian Hibah Daerah yang selanjutnya disingkat NPHD
adalah naskah perjanjian hibah yang bersumber dari pendapatan APBN
antara pemerintah menteri keuangan atau kuasanya dengan kepala
daerah, atau naskah perjanjian hibah antara pemberi hibah dalam
negeri dengan kepala daerah.
Naskah Perjanjian Hibah Daerah yang selanjutnya disingkat NPHD
adalah naskah perjanjian hibah yang bersumber dari pendapatan APBN
antara pemerintah menteri keuangan atau kuasanya dengan kepala
daerah, atau naskah perjanjian hibah antara pemberi hibah dalam
negeri dengan kepala daerah.

c. Membuat surat Fakta Integritas


Fakta Integritas adalah pernyatan atau janji kepada diri sendiri
tentang komitmen melaksanakan seluruh tugas fungsi, tanggung jawab,
wewenang dan peran sesuai dengan peraturan perundang-undangan
dan kesanggupan untuk tidak melakukan korupsi, kolusi, dan
nepotisme.
Fakata Integritas dituangkan kedalam sebuah dokumen Fakta
Integritas penandatangan Fakta Integritas ini sesuai tujuannya adalah
mensukseskan program reformasi birokrasi di lingkungan Mahkamah
Agung Republik Indosenia dan Badan Peradilan dibawahnya serta
merupakan wujud keseriusan seluruh elemen pengadilan negeri.

d. Membuat gambar Site Plan Jalur Perpipaan


Site Plan adalah gambar 2D yang berisikan konsep gambaran atau
peta rencana pembagian bangunan ataupun kapling termasuk tata guna
lahan dan perencanaan jalan beserta fasilitas penunjangnya dalam
skala batas-batas luas lahan tertentu. Area pelaksanaan biasanya juga
meliputi gambaran mengenai jalan, jalur listrik, air bersih, jalur perpipaan
serta fasilitas umum lainnya.

e. Membuat gambar Detail Drainase


Drainase didefinisikan sebagai pembuangan air permukaan baik
secara grvitasi maupun dengan pompa dengan tujuan untuk terjadinya
genangan, menjaga dan menurunkan permukaan air sehingga
genangan air dapat dihindarkan.
f. Membantu Scan & Foto CopY

Scan merupakan proses dari memindai suatu objek dokumen yang


nantinya akan diubah menjadi file digital yang dapat disimpan pada
perangkat. Pengertian scan ini mengacu pada sebuah kata kerja terkait
pekerjaan yang dilakukan(pemindaian dokumen) dengan menggunakan
alat yang disebut dengan scanner. Scanner bekerja dengan menduplikat
objek menggunakan bantuan sensor cahaya yang terdapat di dalamnya.
Fotocopy adalah metode membuat tiruan atau salinan dokumen
pada kertas memakai proses penyinaran. Teknik ini dibantu dengan
mesin fotocopy yang sudah eksis sejak 1950-an. Kemudian pada akhir
1960-an, setidaknya sudah ada 30 perusahaan yang secara khusus
memproduksi perangkat elektronik tersebut.

g. RAB

Rencana Anggaran Biaya (RAB) atau dikenal dengan cost


planning adalah perkiraan biaya yang akan dikeluarkan untuk suatu
kegiatan di dalam sebuah bisnis. Bisa diartikan bila RAB dapat
mengetahui total perkiraan biaya yang dibutuhkan dalam mengerjakan
suatu kegiatan baik itu membangun rumah, membangun gedung,
penyediaan barang, dan lainnya dari awal hingga selesai.

2. Lapangan

Saat pelaksanaan kerja praktek di lapangan dibawah naungan pengawas


Bidang Cipta Karya DPUTR, Penulis ditempatkan di proyek Penataan Alun-alun
Cigugur, Rehabilitasi Drainase Purwasari, dan Pembangunan UPTD PUTR Wilayah
Subang. Penulis juga ditugaskan untuk : pengukuran, menghitung volume dll.

a. Menghitung Volume
Volume pekerjaan adalah menghitung jumlah banyaknya volume
pekerjan dalam satu satuan, volume juga disebut sebagai kubikasi
pekerjaan.volume (kubikasi) yang dimaksud dalam pengertian ini
bukanlah merupakan volume isi (sesungguhnya) melainkan jumlah
volume bagian pekerjaan dalam satu kesatuan.
Contoh :
a. Volume pondasi batu kali : 25 m3
b. Volume atap : 140 m2
c. Volume lisplank : 28 m
d. Volume angker bei : 40 kg
e. Volume kunci tanam : 17 buah
Satuan masing-masing volume pekerjaan bukanlah volume dalam arti
sesungguhnya melainkan volume dalam satuan, kecuali volume pondasi
batu kali 25 m3 yang merupakan volume sesungguhnya.

b. Pengukuran
Ilmu Ukur Tanah adalah sebuah cabang keilmuan Geodesi yang
hanya khusus mempelajari bagian kecil permukaan bumi dengan
melakukan proses surveying atau pengukuran. Hasil akhir dari ilmu ini
akan berupa sebuah peta. Pengukuran dilakukan terhadap berbagai
detail alam dan detail buatan manusia dan meliputi posisi vertikal atau z
serta posisi horizontal atau x,y.
Geodasi sendiri adalah kajian serta pengukuran yang lebih luas
lagi. Ilmu tersebut tidak hanya memetakan serta menentukan posisi
daratan tapi juga laut dan udara. Ilmu tersebut sangat berguna untuk
berbagai keperluan karena mencakup analisis serta pengambilan
keputusan dan perhitungan dan statistik untuk mengukur serta
memetakan tanah.
3.3 Pembahasan

DRAINASE

A. Pengertian Drainase
Drainase dapat diartikan sebagai pembuangan massa air secara alamiah
maupun buatan dari permukaan maupun bawah permukaan suatu tempat. Menurut
pengertian para ahli, drainase secara umum didefinisikan sebagai ilmu yang
mempelajari usaha untuk mengalirkan air yang berlebihan. Sistem drainase perkotaan
adalah drainase yang saling terkait dalam satu jaringan drainase di perkotaan. Di
daerah perkotaan, drainase dibuat untuk mengalirkan air hujan maupun air buangan
agar tidak terjadi genangan.
Drainase sendiri terbagi menjadi 2, yaitu drainase buatan dan alami. Drainase
buatan adalah drainase yang dibangun seperti selokan di bahu jalan. Sedangkan
drainase alami misalnya tanah, ini karena tanah memiliki kemampuan menyerap air di
bawah sebuah permukaan.  Idealnya, jika saluran air besar dan luas maka aliran air
akan lancar dan banjir bisa dihindari. 
Salah satu kawasan yang menerapkan sistem drainase yang baik bisa anda
dapatkan di Mustika Village Karawang. Hunian strategis yang dengan konsep SAFE -
smart, active, function & eco ini memiliki ROW jalan yang lebih lebar sehingga bisa
dipastikan drainase di tiap rumah juga lebih luas dan nyaman. Sehingga ancaman
banjir pun dapat terhindar karena aliran airnya yang lancar. 
B. Tujuan Drainase
Drainase memiliki tujuan penting dalam pembangunannya yaitu untuk
mengurangi dan membuang kelebihan air dari suatu kawasan agar lahan tersebut bisa
berfungsi secara optimal sesuai dengan kegunaannya. Sistem ini juga dapat
mengendalikan erosi tanah serta kerusakan pada jalanan dan bangunan yang ada di
sekitarnya. Banjir juga dapat dicegah dengan adanya sistem pengaliran air ini. 
Selain itu dapat meminimalkan dampak negatif dari aliran limpasan untuk
kualitas air sungai. Mengurangi genangan yang dapat menjadi sarang nyamuk-nyamuk
penyebab penyakit juga merupakan fungsi penting adanya drainase. Dengan ini
kesehatan dan kesejahteraan masyarakat sekitar dapat terjamin.
C. Jenis Drainase
Secara garis besar terdapat 4 jenis drainase yang perlu diketahui. Jenis-jenis ini
dikelompokkan berdasarkan pembentukan, peletakan nya, dan kegunaannya.
1. Drainase Alami
Drainase yang dibentuk secara alamiah tanpa adanya bangunan
pendukung di dalamnya. Saluran ini terbentuk dari gerusan air dari waktu ke
waktu hingga membentuk saluran air permanen seperti sungai.
2. Drainase Buatan
Drainase yang dibangun dengan tujuan tertentu. Dibutuhkan
pembangunan khusus seperti selokan, gorong-gorong menggunakan beton,
pipa maupun batu.
3. Drainase Permukaa Tanah
Saluran air yang berada di atas permukaan tanah untuk mengalirkan
aliran curah hujan yang berada di atas permukaan sebuah kawasan. Open
Chanel Flow adalah analisa yang digunakan untuk mengetahui nilainya.
4. Drainase Bawah Tanah
5. Singel Purpose
6. Multi Purpose
7. Terbuka
8. Tertutup

RAB

A. Pengertian RAB

Rencana Anggaran Biaya (RAB) atau dikenal dengan cost


planning adalah perkiraan biaya yang akan dikeluarkan untuk suatu kegiatan di
dalam sebuah bisnis. Bisa diartikan bila RAB dapat mengetahui total perkiraan
biaya yang dibutuhkan dalam mengerjakan suatu kegiatan baik itu membangun
rumah, membangun gedung, penyediaan barang, dan lainnya dari awal hingga
selesai.
B. Rincian RAB
 Uraian pekerjaan. Jika pekerjaan konstruksi biasanya terdapat sub jenis
pekerjaan misalnya pekerjaan persiapan, galian, urugan dan pekerjaan
pondasi beton.
 Volume pekerjaan (Unit). Jika di dalam pengadaan barang biasanya
digunakan satuan unit. Sedangkan untuk pekerjaan konstruksi kebanyakan
dihitung dalam satuan meter persegi (m2), meter kubik (m3), atau unit.
 Harga satuan. Jika pengadaan barang cukup mengalikan harga satuan
dengan unit barang sehingga ditemukan biaya belanja modal. Sedangkan
untuk pekerjaan konstruksi dipisah menjadi dua bagian, yaitu harga jasa atau
harga jasa berikut materialnya. Kemudian, kalikan volume pekerjaan dengan
harga satuan pekerjaan.
 Total upah pekerja. Upah pekerja ini umumnya hanya untuk pekerjaan jasa
konstruksi saja, yaitu didapatkan dari biaya per jam x estimasi waktu
pekerjaan x total pekerja.
 Total material.
Grand Total, yaitu jumlah harga yang didapatkan dari penjumlahan total upah dengan
total material atau perkalian volume dengan total upah.

C. Fungsi Rencana Anggaran Biaya

Melakuakan Rancangan Anggaran Biaya (RAB) sebelum proyek


dilakukan merupakan hal yang penting. Mengapa? Karena Rancangan
Anggaran Biaya (RAB) sangat berfungsi bagi proyek antara lain sebagai berikut:
1. Menetapkan Jumlah Total Biaya
Dengan melakukan Rancangan Anggaran Biaya (RAB) maka dapat
berfungsi menetapkan jumlah total biaya yang dapat menguraikan
masing-masing item pekerjaan yang hendak dilakukan. Hal ini
dikarenakan Rancangan Anggaran Biaya harus menguraikan semua
jumlah upah kerja, material, peralatan dan biaya lainnya.
2. Menetapkan Daftar dan Jumlah Material Yang Dibutuhkan
Dalam perhitungan Rancangan Anggaran Biaya (RAB) harus
dipastikan jumlah dari masing-masing bahan yang dibutuhkan dalam
setiap komponen pekerjaan. Jumlah material yang ada dihitung
berdasarkan volume pekerjaan. Jadi, pada perhitungan Rancangan
Anggaran Biaya ini pastikan tidak ada yang salah karena kesalahan
dalam perhitungan ini akan mempengaruhi jumlah material yang
dibutuhkan.
3. Menjadi Dasar Dalam Penentuan Kontraktor Pelaksana
Berdasarkan Rancangan Anggaran Biaya yang telah dibuat maka
dapat diketahui jenis dan besarnya pekerjaan yang dilaksanakan.
Kemudian akan terlihat juga pekerja dan keahlian apa yang dibutuhkan
dalam proyek tersebut serta apa saja kebutuhan kontraktor. Dengan
begitu bisa menentukan berapa jasa kontraktor yang diperlukan sesuai
dengan seluruh pekerjaan.
4. Mengetahui Peralatan Yang Dibutuhkan
Dengan melakukan Rancangan Anggaran Biaya, maka dapat
diketahui peralatan apa saja yang dibutuhkan dalam pelaksanaan proyek
tersebut. Orang yang mengestimasi anggaran tersebut harus memikirkan
peralatan apa saja yang dibutuhkan dalam melaksanakan proyek
tersebut.

D. Tujuan Rencana Anggaran Biaya

Pembuatan Rancangan Anggaran Biaya (RAB) sangat penting dilakukan


dalam pelaksanaan proyek tertentu. Dari Rancangan Anggaran Biaya dapat
memungkinkan pemilik bisnis tidak hanya merencanakan pengeluaran saja
melainkan juga harus dapat menganalisis pengeluaran dan membuat
perubahan sesuai dengan kebutuhan perusahaan.
Dengan adanya Rancangan Anggaran Biaya (RAB). ,maka kepatuhan
terhadap rencana yang telah dibuat akan membuat perusahaan jauh dari
hutang. Hal ini dikarenakan pengelolaan uang dan perhitungan uang dilakukan
secara matang bukan hanya asal saja.
Sebaliknya, jika tanpa Rancangan Anggaran Biaya dalam proyek maka
sangat mungkin terjadi adanya pembengkakan biaya. Pembengkakan biaya
yang dimaksud adalah pemborosan karena pembelian bahan bangunan yang
tidak sesuai dengan volume pekerjaan, pengadaan perlengkapan dan peralatan
yang tidak tepat serta berbagai kerugian lainnya.

E. Tahan Penyusunan Rencana Anggaran Biaya

Penyusunan Rancangan Anggaran Biaya tidak bisa dikatakan sulit namun


tidak juga dapat dikatakan mudah. Karena pada dasarnya kegiatan RAB ini
merupakan hanya perkalian dari volume pekerjaan dengan harga satuan
pekerjaan saja.
Namun, yang membuat penyusunan  ini sulit karena adanya jenis
pekerjaan yang mengharuskan untuk mendaftar sesuai dengan item atau jenis
pekerjaan untuk disertakan dalam RAB. Oleh karenanya, dalam pembuatan
Rancangan Anggaran Biaya memerlukan ketelitian dalam penyusunannya.
Adapun tahapan penyusunan RAB adalah sebagai berikut:

1. Mempersiapkan Gambar Kerja


Jika RAB digunakan untuk pekerjaan konstruksi, maka dibutuhkan gambar
kerja detail untuk beberapa keperluan proyek. Gambar ini nantinya bisa
digunakan untuk membuat Izin Mendirikan Bangunan (IMB) dan pembuatan
Surat Perjanjian Kontrak Kerja (SPK). Penggunaan gambar pada penyusunan
RAB ini perlu digunakan untuk menentukan berbagai jenis pekerjaan,
spesifikasi dan ukuran material bangunan.
Namun, berbeda jika yang dibutuhkan adalah proyek pengadaan barang,
jika proyek pengadaan barang maka tidak dibutuhkan gambar kerja.
Sedangkan pada proyek konstruksi gambar kerja sangat dibutuhkan untuk
mempermudah melakukan perhitungn volume pekerjaan.
2. Menghitung Volume Pekerjaan
Perhitungan volume pekerjaan dilakukan dengan cara menghitung
banyaknya volume pekerjaan dalam satu satuan misalnya per unit atau per
meter persegi. Volume pekerjaan ini nantinya akan dikalikan dengan harga
satuan pekerjaan sehingga dapat menentukan jumlah biaya pekerjaan.
3. Menentukan Harga Satuan
Untuk proyek konstruksi maka harga satuan pekerjaan dapat dipisahkan
menjadi harga upah dan material. Disini hanya dibutuhkan untuk memasukkan
harga berdasarkan harga survey pasar yang berlaku di daerah. Namun, dalam
tahap ini pastikan kita melakukan antisipasi peningkatan harga apabila
pekerjaan bangunan atau renovasi memang belum dimulai.
4. Menghitung Jumlah Biaya Pekerjaan
Setelah menemukan volume dan harga satuan kerja, maka tahap
selanjutnya adalah mengalikan angka tersebut agar mendapat jumlah biaya
dari masing-masing pekerjaan. Adapun rumusnya adalah (volume pekerjaan x
harga satuan).
F. Rekapitulasi

Rekapitulasi artinya adalah merekapitulasi seluruh perhitungan yang telah


dibuat sebelumnya. Adapun pengertian dari rekapitulasi adalah jumlah total dari
masing-masing sub pekerjaan seperti persiapan pekerjaan, pondasi, atap dan
lain-lain.
Jadi, sub pekerjaan tersebut diuraian lagi secara lebih rinci atau detai.
Kemudian setiap pekerjaan ditotalkan sehingga akan mendapatkan jumlah total
biaya pekerjaan yang kemudian hasilnya dikurangi dengan biaya pajak.
Jadi, dengan membuat Pengertian Rancangan Anggaran Biaya (RAB)
maka biaya pekerjaan proyek bangunan atau renovasi proyek baik pemerintah
maupun swasta akan menjadi lebih jelas dan terperinci. Rancangan Anggaran
Biaya (RAB) juga dapat membantu dalam memilih bahan bangunan yang
sesuai dengan spesifikasi yang diharapkan.
BAB IV

KESIMPULAN DAN SARAN

4.1 Kesimpulan

Kegiatan prakerin sangat bermanfaat bagi para siswa-siswi khususnya siswa-


siswi SMKN 1 LURGAUNG. Dengan adanya kegiatan prakerin siswa-siswi di tuntut
untuk mempunyai sikap mandiri dan mampu berinteraksi dengan orang lain sehingga
siswa diharapkan dapat memiliki keterampilan serta wawasan yang tinggi. Selain itu
PRAKERIN merupakan kegiatan praktek di luar jam sekolah yang bekerja sama dengan
masyarakat atau instansi, sehingga siswa-siswi mampu bergaul dan bekerja sama
dengan masyarakat luar. Prakerin dapat menunjang siswa untuk menjadi tenaga kerja
menengah yang ahli dan professional dalam bidangnya yang mampu memenuhi pasar
nasional atau bahkan internasional.
Dengan begitu siswa- siswi akan mempunyai sikap yang akan menjadi bekal
dasar pengembangan diri secara berkelanjutan dan dapat mengamalkan apa yang
telah di perolehnya, dalam kehidupan sehari-hari.

4.2 Saran

Dalam kesempatan ini penulis ingin memberikan saran yang diharapkan agar
dapat memberikan manfaat bagi para pembaca. Saran-saran tersebut adalah:
1. Penulis berharap pelaksanaan prakerin dipersingkat
2. Penulis menyarankan kepada siswa-siswi selanjutnya yang akan melaksanakan
Prakerin Kerja Industri (PRAKERIN) diharapkan agar bisa
3. lebih melaksanakan praktek dengan baik, sehingga pengalaman yang
didapatkan dari tempat praktek akan mampu diaplikasikan pada saat telah
bekerja nantinya.
4. Penulis menyarankan kepada pembimbing di sekolah harus lebih mengkontrol ke
kantor dimana siswanya ditempatkan dan diberikan hukuman bagi peserta
prakerin yang melanggar.
5. Penulis menyarankan kepada pihak sekolah agar pada saat siswa Prakerin di
tempatkan selalu melakukan monitoring dan mengawasi sesering mungkin
sehingga segala sesuatu bentuk permasalahan yang di hadapi oleh siswa
PRAKERIN dapat diinformasikan/dikomunikasikan secara langsung oleh siswa
kepada pihak sekolah.

Anda mungkin juga menyukai