Disusun oleh :
AKHMAD ILHAM DARMAWAN
NIM 31601400877
Disusun oleh :
AKHMAD ILHAM DARMAWAN
NIM 31601400877
Dosen Pembimbing,
Mengetahui
Ketua Jurusan Teknik Industri
Nurwidiana, ST. MT
iii
HALAMAN PERSETUJUAN
Semarang.........................
Menyetujui,
Dosen Pembimbing Pembimbing Lapangan
iv
ABSTRAKSI
PT Wijaya Karya Beton Tbk (WIKA Beton), sebagai salah satu anak perusahaan dari PT
Wijaya Karya (Persero), Tbk (WIKA), merupakan bagian dari ekspansi perusahaan yang
mengkhususkan diri dalam industri beton pracetak. WIKA mulai berkonsentrasi pada industri beton
pra-cetak pada tahun 1977 dengan mengembangkan panel beton pra-cetak untuk proyek perumahan
bertingkat rendah. Sejak saat itu, WIKA bertekad untuk terus mengembangkan produk mereka untuk
mengantisipasi rencana pembangunan dan proyek-proyek infrastruktur yang muncul.
Kesuksesan berdirinya sebuah perusahaan saat ini tidak hanya dilihat dari seberapa baik
produktivitas pabrik ataupun diterima atau tidaknya produk perusahaan di pasar, namun
bagaimana perusahaan menyikapi kualitas dari output yang dihasilkan sehingga produk yang
dipasarkan semua dalam kategori sempurna. Maka dari itu pengendalian kualitas produk menjadi
salah satu hal yang sangat diperhatikan oleh perusahaan agar tujuan perusahaan dapat tercapai.
Dari pengamatan yang di lakukan,maka dapat di simpulkam bahwa pada masing-masing
stasiun kerja akan di lalukan quality control. Quality control di lakukan pengambilan sampel
dengan jangka waktu yang berbeda-beda.Quality control tersebut di lakukan untuk mengetahui
proses produksi beton agar menghasilkan produksi yang berkualitas bagus.
v
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum Wr Wb
Puji syukur kehadirat Allah SWT, yang telah melimpahkan rahmat dan
hidayah – NYA kepada penulis sehingga dapat menyelesaikan kerja praktek dan
sekaligus laporan kerja praktek di PT. Wijaya Karya Beton Tbk dengan sebaik –
baiknya, sholawat dan salam senantiasa tercurah kepada junjungan kita Rasulullah
SAW.
Pelaksanaan kerja praktek merupakan salah satu syarat bagi mahasiswa untuk
meraih gelar sarjana (S1) di Fakultas Teknologi Industri, Jurusan Teknik Industri,
Universitas Islam Sultan Agung Semarang.
Kerja praktek yang dilaksanakan oleh penulis dimulai pada tanggal 01 sampai
dengan 28 Februari 2017 tidak lepas dari dukungan dari banyak pihak. Dengan hati
yang tulus pada kesempatan ini penulis ingin menyampaikan banyak terima kasih
kepada :
1. Ibu Dr. H. Sri Artini Dwi Prasetyowati, selaku Dekan di Fakultas Teknologi
Industri beserta jajarannya.
2. Ibu Nurwidiana, ST, MT selaku Ketua Jurusan Teknik Industri.
3. Bapak Dr. Andre Sugiyono, ST, MT sebagai dosen pembimbing yang
memberikan ilmu yang bermanfaat kepada penulis sehingga dapat
menyelesaikan laporan kerja praktek ini.
4. Bapak Awan Tri Kesuma, ST selaku pembimbing lapangan yang banyak
memberikan bimbingan, saran serta penjelasan yang dibutuhkan selama
pelaksanaan dan penyusunan Laporan Kerja Praktek.
5. Kedua orang tua tercinta yang selalu memberikan doa dan dukungan,
sehingga penulis masih bisa belajar sampai sekarang.
6. Teman – teman Teknik Industri Universitas Islam Sultan Agung Semarang
angkatan 2014 yang telah memberikan motivasi dan semangat selama
pelaksanaan dan penyusunan laporan akhir.
vi
Penulis menyadari bahwa didalam penulisan laporan ini masih jauh dari
sempurna, oleh karena itu kritik dan saran sangat diharapkan untuk mencapai hasil
yang lebih baik. Penulis berharap semoga laporan ini dapat bermanfaat untuk
semua.
Amiiiiin.............
vii
DAFTAR ISI
viii
BAB III SISTEM PERUSAHAAN ..................................................................... 18
3.1 Sistem Produksi ............................................................................... 18
3.2 Sistem Perencanaan dan Pengendalian Produksi (PPIC) ................. 18
3.3 Sistem Pengendalian Kualitas .......................................................... 21
3.4 Sistem Produksi ............................................................................... 22
3.5 Sistem Perawatan (Maintenance)..................................................... 23
3.6 Sistem Manajemen Sumber Daya Manusia ..................................... 23
3.7 Sistem Keselamatan dan Kesehatan Kerja....................................... 25
3.8 Sistem Personalia dan keuangan ...................................................... 29
3.9 Sistem Pemasaran ............................................................................ 30
BAB IV PENGENDALIAN KUALITAS PROSES PRODUKSI BETON
BANTALAN JALAN REL................................................................... 32
4.1 Pengendalian Kualitas Pada Pembuatan Bantalan Jalan Rel PT. Wika
Beton ................................................................................................ 32
4.1.1 Kegiatan Pengendalian Kualitas pada Proses Produksi yang
dilakukan PT. Wika Beton Tbk .............................................. 34
4.2 ANALISA PENGENDALIAN KUALITAS PROSES PRODUKSI
BETON BANTALAN JALAN REL ............................................... 44
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ............................................................. 45
5.1 Kesimpulan ...................................................................................... 45
5.2 Saran ................................................................................................ 47
DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................... 45
ix
DAFTAR TABEL
x
DAFTAR GAMBAR
xi
BAB I
PENDAHULUAN
1
2
(maintenance), sistem tata letak pabrik, sistem sumber daya manusia, sistem
keselamatan dan kesehatan kerja (K3) dan sistem pemasaran.
BAB IV PEMBAHASAN
Bab ini berisikan tentang pengendalian kualitas pada lini produksi PT. Wijaya
Karya Beton Tbk.
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
Bab ini berisikan uraian tentang kesimpulan dari hasil pelaksanaan kerja
praktek dan saran yang dapat diberikan kepada pembaca.
BAB II
PROFIL PERUSAHAAN
5
6
2.1.1 Visi
Visi adalah suatu pandangan jauh tentang perusahaan, tujuan-tujuan
perusahaan dan apa yang harus dilakukan untuk mencapai tujuan tersebut pada
masa yang akan datang.
Adapun visi dari PT. Wijaya Karya Beton Tbk adalah :
“Menjadi perusahaan terbaik dalam industri beton pracetak”.
2.1.2 Misi
Misi merupakan pernyataan tentang apa yang harus dilakukan oleh
perusahaan dalam usaha untuk mewujudkan Visi.
Adapun Misi perusahaan PT. Wijaya Karya Beton Tbk adalah :
Memimpin pasar beton pracetak di asia tenggara.
Memberikan pelayanan yang terbaik kepada pelanggan dengan kesesuaian
mutu,ketepatan waktu dan harga bersaing.
Menerapkan sistem manajemen dan teknologi yang dapat memacu
peningkatan efisiensi,konsistensi mutu,keselamatan dan kesehatan kerja yang
berwawasan lingkungan.
Tumbuh dan berkembang bersama mitra kerja secara sehat dan
berkesinambungan.
Mengembangkan kompetensi dan kesejahteraan pegawai.
2.1.3 Tujuan
Tujuan merupakan misi sasaran yang ingin dicapai oleh suatu organisasi di
masa yang akan datang dan manajer bertugas untuk mengarahkan jalannya
organisasi untuk mencapai tujuan tersebut.
Adapun tujuan dari PT. Wijaya Karya Beton Tbk adalah sebagai berikut:
1. Memberikan sumbangan bagi perkembangan perekonomian nasional pada
umum nya dan penerimaan negara pada khusus nya. BUMN di harapkan
untuk meningkatkan mutu pelayanan pada masyarakat sekaligus memberikan
kontribusi dalam meningkatkan pertumbuhan ekonomi nasional dan
membantu penerimaan uang negara.
2. Mengejar keruntungan. Namun dalam hal-hal tertentu untuk melakukan
pelayanan umum, persero dapat di berikan tugas khusus dengan
7
Adapun struktur organisasi dari PT. Wijaya Karya (Persero) Tbk adalah
sebagai berikut:
produksi dan instansi kerja berkaitan dengan sistem mutu di pabrik dan
menyusun perencanaan pengauditan mutu internal pabrik.
c. Seksi Teknik & Mutu : Merupakan departemen yang bertugas menyusun
perencanaan teknik guna mencapai tujuan produksi sesuai dengan persyaratan
teknik yang sesuai kontrak,mengupayakan terciptanya efisiensi dan
efektivitas penggunaan sumber daya di pabrik melalui desain dan metode
produksi, melaksanakan penetapan sistem manajemen mutu ISO 9000 dan
manajemen mutu lain yang di kembangkan perusahaan, dan mengusulkan
kebutuhan sesuai arah perkembangan bawahan.
d. Seksi Perencanaan & Evaluasi Produksi : Merupakan departemen yang
bertugas untuk melaksanakan pengadaan produksi di pabrik dengan tertib,
menyusun laporan produksi yang akurat secara berkala serta mengevaluasi
sesuai dengan ketentuan yang berlaku dan memberi pembinaan bawahan
sesuai arah pertanggung jawaban perusahaan.
e. Seksi Peralatan : Merupakan departemen yang bertugas adalah bagian yang
bertugas untuk menyusun peralatan atau pencetakan suku cadang guna
tercapai sasaran produksi, mengatur sumber daya aktivitas peralatan dengan
efektivitas tinggi dan mengadakan dan mengevaluasi kebutuhan suku cadang
dan peralatan pabrik dan memobilisasi pabrik.
f. Seksi Keuangan dan Personalia : Merupakan salah satu bagian yang mengatur
pendanaan dengan meningkatkan efisiensi dan efektivitas tinggi,mengolah
informasi keuangan dan personalia, memaksimalkan pelaksanaan fungsi
keuangan, fungsi perpajakan, sekretariat dengan pemakaian kebutuhan pabrik
dan perusahaan secara tertib, menyajikan laporan keuangan secara berkala
sesuai dengan ketentuan perusahaan dan melaksanakan pengadaan pabrik
secara berkala sesuai dengan ketentuan perusahaan dengan lingkup kerja.
g. Seksi Unit Produksi : Merupakan departemen yang bertugas menyusun
penjadwalan secara detail dan penjadwalan sumber daya, mengelola jalur
produksi dan melaksanakan produksi sesuai jadwal mutu dan syarat mutu
yang di tetapkan, menyusun perencanaan produk akurat secara berkala dan
mengendalikan proses produksi dalam rangka menjaga keselamatan kerja.
11
Kategori
No Gambar Produk Nama Produk
Produk
Tiang
2. Tiang pancang kotak
pancang
Tiang
3. Tiang listrik
pancang
14
Kategori
No Gambar Produk Nama Produk
Produk
Gorong-
gorong
7. U-Ditch
dengan
tutup
Gorong-
gorong
8. Box Culvert tanpa tutup
(under
ground)
15
Kategori
No Gambar Produk Nama Produk
Produk
9.
10.
Pemecah
Marine Structure gelombang
laut
16
Layout pabrik pada PT. Wijaya Karya Beton Tbk memiliki sistem yang saling
terintegrasi antara satu departemen dengan departemen lainnya dalam lantai
produksi serta menganut model process layout. Process layout merupakan sistem
penentuan stasiun kerja berdasarkan kesamaan proses produksi yang dilakukan.
Berdasarkan pengamatan pada perusahaan PT. Wijaya Karya Beton Tbk.
BAB III
SISTEM PERUSAHAAN
18
19
Terdiri dari perencanaan mesin atau peralatan, material, jig & tool, rencana
jam kerja dsb.
Ada beberapa cara untuk menyiapkan rencana proses produksi, dan secara
umum diberikan dalam bentuk: planned parts sheet, operation process sheet untuk
mesin, dan operation process sheet untuk assembly plan parts sheet berupa format
sederhana berisi daftar parts yang direncanakan beserta perkiraan jam proses dan
jam mesin yang direncanakan, terutama untuk produksi berbasis job order.
Semuanya harus dibuatkan detail proses independent nya baik untuk proses
fabrikasi, machining maupun assembling nya.
c. Perencanaan dan Pengadaan Material
Dalam rencana produksi sudah ditentukan level kualitas, jumlah produksi dan
periode produksinya. Untuk itu perlu dibuat prencanaan pengadaan bahan untuk
menjamin terlaksananya rencana produksi. Rencana pengadaan bahan ini harus
dipastikan dengan harga termurah, kualitas dan jumlah memenuhi permintaan, dan
bisa tersedia di bengkel sesuai waktu yang diperlukan.
d. Penjadwalan (Scheduling)
Penjadwalan (scheduling) diperlukan untuk menentukan jadwal (schedule)
pekerjaan dan waktu pelaksanaannya sehingga produk bisa selesai dan diserahkan
pada waktu yang telah ditentukan.
Schedule dibuat untuk setiap produk, component, dan parts atau proses
tergantung keperluan schedule tersebut dibuat.
Secara umum akan terdiri dari: master schedule, production schedule, detail
schedule atau on line schedule bila diperlukan.
e. Pembagian Kerja (Loading Planing)
Loading plan adalah penentuan seberapa banyak jam kerja yang diperlukan
untuk suatu proses pekerjaan (individual product) oleh pabrik, bengkel, dan suatu
proses selama periode tertentu. Ditentukan berdasarkan kebutuhan jam kerja setiap
pekerjaan/proses dengan asumsi kondisi normal.
Kelebihan dan kekurangan jam kerja setiap bengkel disesuaikan pada saat
pekerjaan berjalan.
20
Hanya dengan loading planning yang benar dan tepat maka production
planning dan scheduling dapat dikerjakan dengan baik. Dalam hal ini production
planning, scheduling dan loading planning harus dibuat secara simultan.
f. Pengendalian Pengadaan Bahan
Suatu system untuk menyiapkan kebutuhan sejumlah material sesuai
spesifikasi yang ditentukan dan memberikannya kepada bengkel sesuai kebutuhan
dan waktu yang ditentukan.
System ini terkait dengan pengendalian aktivitas yang saling terkait meliputi:
pengendaalian penyerahan material yang dibeli, penerimaan dan penyimpanan
material, pengeluarannya dari gudang, serta pengadministrasian dsb.
Untuk memenuhi syarat standart beton dan untuk mencapai kepuasaan para
konsumen PT.Wijaya Karya Beton. Tbk memanfaatkan beberapa bahan baku yang
di antaranya adalah sebagai berikut :
1. Adminixture/adiktive
2. Air
3. Besi
4. Pasir
5. Semen
6. Split
Namun dari banyaknya bahan baku tersebut tidak bisa menghasilkan beton
yang sempurna tanpa didukung oleh sumber daya manusia ( SDM ) yang baik
khususnya para operator yang handal dan profesional serta alat-alat yang di
gunakan yang serba otomatis dan modern.
g. Pengendalian Subcontractor
Berikut adalah hal-hal yang harus diperhatikan dalam polecy subcontracting
pekerjaan:
Sebaiknya Subcontractors direncanakan untuk suatu kerja sama jangka
panjang dan kontinyu, dengan semangat saling membutuhkan.
Level pengendalian kualitas dari subcontractor harus sepadan dengan level
perusahaan yang men- subcontract kan
21
PT. Wijaya Karya Beton Tbk merekrut karyawan dengan cara job street yang
artinya perekrutan dengan mengutamakan seleksi yang dilaksanakan sendiri oleh
PT. Wijaya Karya Beton Tbk dan secara internal artinya perekrutan berdasarkan
rekomendasi dari pemilik maupun monitoring para staff. Untuk saat ini jumlah
pekerja PT. Wijaya Karya Beton Tbk sekitar karyawan 574 orang. Dengan jumlah
karyawan sebanyak 419 berstatus kontrak dan 155 berstatus sebagai pegawai tetap.
Karyawan bekerja selama 5 hari dalam seminggu, mulai hari senin sampai
hari jumat dengan jam kerja 8 jam/hari dengan UMR yang ditentukan yaitu Rp.
1.906.000,-/bulan. Karyawan juga diberi uang makan dan seragam untuk
menunjang pekerjaan didalam perusahaan. Apabila perusahaan dinilai tidak mampu
mengatasi jumlah permintaan yang melonjak, perusahaan akan menggunakan jasa
borongan guna mengatasi masalah tersebut. Akan tetapi jumlah borongan yang
diperlukan belum sesuai, karena suatu saat orang borongan tersebut akan kehabisan
barang untuk dikerjakan atau sebaliknya, barang yang harus dikerjakan oleh orang
borongan juga menunggu lama untuk mulai dikerjakan.
Dengan demikian akan didapatkan jumlah karyawan borongan secara optimal
untuk menghindari kerugian perusahan, serta dapat memaksimalkan jumlah
karyawan yang dibutuhkan untuk meningkatkan output perusahaan yang dapat
berpengaruh terhadap nilai produktifitas perusahaan.
PT. Wijaya Karya Beton Tbk merupakan perusahan yang peduli terhadap
karyawannya. Salah satu bentuk kepedulian terhadap karyawan adalah dengan
diberikannya pelatihan-pelatihan berupa :
1. Pelatihan terhadap perbaikan produktivitas kerja karyawan
2. Pelatihan operator diesel dan genset
3. Pelatihan K3 mengenai Kebakaran kelas A
4. Pelatihan K3 mengenai Kebakaran kelas B
5. Pelatihan K3 mengenai Kebakaran kelas C
6. Pelatihan K3 mengenai Kebakaran kelas D
7. Pelatihan K3 teknisi Listrik
8. Pelatihan K3 Umum
25
Sehingga alat pelindung diri yang diberikan dapat sesuai dengan potensi
bahaya yang timbul dalam proses produksi. Alat pelindung diri (APD) yang
disediakan oleh perusahaan untuk karyawan meliputi masker, sarung tangan,
kacamata
6. Memberikan pelatihan keselamatan dan kesehatan kerja, lingkungan hidup
dan pelatihan. Pada lantai produksi perusahaan PT. Wijaya Karya Beton Tbk
aktifitas yang dilakukan oleh karyawan tidak mempunyai resiko yang tinggi.
Sehingga untuk nilai terjadinya kecelakaan pada lantai produksi sangat
jarang. Akan tetapi karyawan tetap diharuskan untuk menggunakan alat
pelindung diri (APD) seperti masker, kacamata dan sepatu ketika jam kerja.
Masker dan kacamata merupakan APD yang diberikan oleh perusahaan,
sedangkan untuk sepatu tidak disediakan oleh perusahaan akan tetapi
merupakan kebijakan perusahaan yang harus dipakai di lantai produksi.
Cara kerja dan sikap aman juga sangat diperlukan untuk membuat suasana
kerja menjadi aman, nyaman dan efektif. Pemasangan display diharapkan membuat
tenaga kerja mengetahui resiko akan suatu pekerjaan. Setiap tenaga kerja
diwajibkan menggunakan alat pelindung diri (APD). Fasilitas keselamatan kerja
berupa alat pelindung diri yang ada di PT. Wijaya Karya Beton Tbk antara lain.
1. Masker, yang dimaksudkan untuk melindungi pernapasan pekerja saat berada
dalam lingkungan perusahaan, karena banyaknya butiran debu yang
berterbangan hasil dari proses produksi.
2. Sepatu safety, sepatu safety untuk karyawan di area produksi berupa sepatu
bots yang dimaksudkan untuk melindungi kaki dari kejatuhan benda kerja
atau mencegah kecelakaan kerja yang fatal.
3. Sarung tangan, sarung tangan selain dimaksudkan untuk menjaga sebagai alat
pelindung tangan ketika bekerja di tempat atau kondisi yang bisa
mengakibatkan cedera tangan.
4. Kacamata, kacamata diberikan pada karyawan dimaksudkan untuk
melindungi mata dari paparan debu.
5. Petunjuk-petunjuk keselamatan kerja, seperti petunjuk jika terjadinya
kebakaran dan bencana alam serta jalur evakuasi.
29
Jadi sistem manajemen keselamatan dan kesehatan kerja (SMK3) yang telah
diterapkan oleh PT. Wijaya Karya Beton Tbk masih dalam tingkat menengah
artinya pihak perusahaan sudah berusaha sekuat tenaga tetapi tidak diimbangi oleh
kesadaran pekerja akan Keselamatan dan Kesehatan Kerja.
Bantalan rel kereta api adalah suatu landasan dimana rel tersebut bertumpu
dan juga diikat dengan penambat rel, sehingga bantalan rel tersebut harus kuat
untuk menyangga atau menahan beban dari kereta api tersebut. Dengan demikian
kereta api tersebut tidak terguling atau anjlok. Pada saat pemilihan bahan yang akan
digunakan untuk bantalan jalan rel kereta api harus menggunakan bahan pilihan,
salah satunya adalah beton. Dimana beton yang digunakan juga harus bermutu
tinggi. Untuk itu diperlukan adanya pengendalian kualitas terhadap proses
pembuatan dari awal hingga akhir yang meliputi pengadaan bahan baku material,
proses pembuatan beton sampai proses pemindahan beton menuju ke tempat
penyimpanan.
Pengendalian kualitas merupakan teknik yang sangat bermanfaat agar suatu
perusahaan dapat mengetahui kualitas produknya sebelum dipasarkan kepada
konsumen. Teknik pengendalian kualitas dapat membantu perusahaan dalam
mengetahui kelayakan kualitas produk berdasarkan batas-batas kontrol yang telah
ditentukan.
4.1 Pengendalian Kualitas Pada Pembuatan Bantalan Jalan Rel PT. Wika
Beton Tbk
Persaingan yang semakin ketat pada industri beton, menuntut setiap
perusahaan yang bergerak pada industri ini untuk selalu mempertahankan bahkan
meningkatkan kualitas produknya. Hal ini dilakukan pula oleh PT. Wika Beton Tbk
dengan berupaya menghasilkan produk yang berkualitas tinggi dalam proses
produksinya, sesuai dengan gambar yang telah ditetapkan oleh perusahaan serta
keinginan konsumen. Saat ini PT. Wika Beton Tbk memiliki sistem pengendalian
kualitas, yang secara terus-menerus dilakukan terhadap produk yang dihasilkannya.
Pengendalian kualitas yang dilakukan PT. Wika Beton Tbk tersebut dilakukan dari
mulai penerimaan bahan baku yang dipergunakan sampai dengan produk jadi.
32
33
Mulai
Supplier (Pemasok
Bahan Baku)
Pemeriksaan Kualitas
Bahan Baku
1. Bahan Utama
Pemeriksaan
- Semen
Kualitas Bahan
- Agregat (pasir)
Baku
- Air
2. Bahan Pendukung
- Split
Proses Produksi - Admixture (zat
Gudang
Penyimpanan
Selesai
Apabila bahan baku yang dipesan maupun standar perusahaan maka bahan
baku dikembalikan ke supplier untuk diminta penggantian sesuai dengan kebutuhan
perusahaan.
Setelah bahan baku dilakukan pemeriksaan dan disesuaikan dengan standar
perusahaan maka bahan baku yang dikatakan lolos pemeriksaan disimpan digudang
dan siap untuk produksi.
4.1.1.2 Pengendalian Kualitas Proses Produksi dan Produk Jadi
Pengendalian kualitas proses produksi pada PT. Wika Beton Tbk ini
dilakukan setelah proses pelepasan beton dari cetakan. Dimana beton dilepaskan
dari cetakan kemudian dibawa ke tempat pengecekan. Tujuannya untuk pengecakan
terhadap beton apakah terdapat kecacatan atau tidak yang berupa keretakan dan
gompel sebelum akhirnya beton di tandai dan dimasukkan ke tempat penyimpanan
jadi. Jadi dalam setiap tahapan proses diartikan berjalan seperti biasa dan bila
terdapat mesin yang rusak pada saat proses produksi maka baru dilakukan
pengecekan. Agar di dalam proses produksi tidak menimbulkan produk cacat.
Apabila ditemukan penyimpangan didalam proses pengecekan, maka karyawan
atau operator yang bertanggung jawan terhadap penyimpangan tersebut segera
melaporkan kepada manajer produksi.
Berdasarkan hasil pemeriksaan tersebut untuk memastikan bahwa kualitas
bahan baku baik bahan utama maupun bahan pembantu tersebut sesuai dengan
standar dalam kualitas permukaanya maka dilakukan pemeriksaan terhadap ukuran
bahan baku yang digunakan tersebut. Berikut ini ditampilkan flowchart
pengendalian kualitas proses produksi dari mulai bahan baku yang diperoleh dari
gudang penyimpanan sampai bahan baku melalui tahapan pengecoran. Berikut
merupakan Pengendalian Kualitas Proses Produksi PT.Wika Beton Tbk :
39
Mulai
Perakitan Persiapan
Tulang Tulangan
Penarikan Besi
Prestress
Pengecoran Pembuatan
Beton
Pemadatan
dengan
meja getar
Proses
Penguapan
Pelepasan Cetakan
Pengecekan
Produk
Penandaan
Produk
Penumpukan
Produk
Selesai
1. Perakitan Tulangan
Perakitan tulangan dilakukan diatas trostel. Pengendalian yang perlu
diperhatikan yaitu dari segi alat dan tenaga kerja. Pada saat perakitan tulangan,
shoulder tulangan harus bersih dan lingkungan disekitarnya pun bersih. Kemudian
memastikan posisi baut dorong rata dengan permukaan cetakan dan juga
memastikan tidak ada celah-celah di sekitar shoulder agar pasta beton tidak keluar.
Selain itu dilakukan juga pengolesan minyak cetak secara merata pada cetakan,
dimaksudkan agar memudahkan didalam pelepasan beton dari cetakan. Tenaga
kerja pada proses perakitan tulangan ini dipastikan memakai masker dan sarung
tangan.
2. Penarikan Besi Prestress
Penarikan besi prestress dilakukan diatas trostel. Pengendalian yang perlu
diperhatikan adalah kesesuaian antara beban tarikan dengan produk yang akan
dibuat. Untuk produk bantalan kereta api, penarikan besi prestress dilakukan secara
simultan (bersamaan) sampai 75 - 78 % dari Ultimate Tensile Strength (UTS)
41
Material Jumlah
Pasir 225 kg
Semen 158 kg
Split 366 kg
Air 36 Liter
Additive 1,4 Liter
6. Pelepasan Cetakan
Pelepasan cetakan dilakukan setelah produk beton jadi. Beton tidak langsung
dilepaskan begitu saja, namun sebelumnya dilakukan proses hummer test dan
detensioning. Dimana proses hummer test ini bertujuan untuk mengetahui mutu
beton sudah mencapai 50% dari mutu beton yang telah ditentukan. Sedangkan
proses detensioning (release) bertujuan untuk mengurangi gaya prategang sehingga
memudahkan didalam pelepasan beton. Setelah itu baru beton bisa dilepaskan
menggunakan baut dorong yang kemudian beton tersebut diatas trolly dengan batas
maksimal 4 tumpuk beton.
7. Pengecekan Produk
Pengecekan produk di bagian ini adalah untuk mengetahui apakah beton
mengalami kecacatan atau tidak setelah proses pelepasan cetakan, bila didapatkan
kecacatan ringan maka akan di lakukan proses repair atau perbaikan kecil pada
beton tersebut dan bila mengalami kecacatan besar maka produk tersebut dianggap
reject atau produk gagal. Berikut merupakan gambar produk yang masih bisa
dilakukan perbaikan repair.
8. Penandaan Produk
Penandaan produk di bagian ini adalah untuk memberi tanda tanggal produk,
tipe produk untuk mengetahui jenis produk yang sudah jadi. Hal yang dilakukan
antara lain menentukan permukaan beton yang akan diberi tanda sesuai dengan
lampiran dan memastikan bahwa permukaan beton tersebut dalam keadaan mulus
atau rata. Kemudian membersihkan permukaan beton dari kotoran, noda, debu dan
43
9. Penumpukan Produk
Pada penumpukan produk ini butuhkan material kayu sebagai landasan untuk
penumpukan, menggunakan jenis kayu kamper dengan ukuran kayu 4m x 6 cm x
12 cm. Dimana tahapan dalam penumpukan beton adalah sebagai berikut:
- Pemasangan kayu pada landasan di bagian bawah (dasar) tumpukan.
- Pengangkatan produk dari trolly pada titik angkat.
- Peletakan produk menumpu pada kayu dengan posisi logo diatas.
- Pemasangan kayu lapis segaris dengan posisi kayu lapis dibawahnya dan
pasang ganjal /baji disetiap tumpukan produk bagian luar.
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan pembahasan sebelumnya maka dapat disimpulkan sebagai
berikut:
1. Profil Perusahaan
PT. Wijaya Karya Beton Tbk yang berlokasi di Jl. Raya Barat Brujul Kulon
Jatiwangi Majalengka Jawa Barat, merupakan bagian dari ekspansi
perusahaan yang mengkhususkan diri dalam industri beton pracetak.
2. Proses bisnis di PT. Wijaya Karya Tbk. dijalankan oleh departemen-
departemen yang dibentuk dengan fungsi dan tugas masing-masing guna
mencapai visi dan misi perusahaan. Departemen-departemen tersebut
meliputi Sistem Produksi Bertugas melaksanakan proses produksi, Sistem
Perencanaan dan Pengendalian Produksi (PPIC) bertugas dalam pengendalian
persediaan, perencanaan dan pengendalian produksi serta control pengiriman,
Sistem Pengendalian Kualitas bertugas menyusun kebijakan kualitas
perusahaan dan melakukan pengendalian kualitas produk hasil produksi,
Sistem Perawatan (Maintenance) bertugas melakukan perawatan terhadap
mesin penunjang produksi baik preventive (pencegahan) maupun repressive
(perbaikan), Sistem Manajemen Sumber Daya Manusia Bertugas melakukan
perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan, dan pengendalian serta
mendorong para manajer dan tiap karyawannya untuk melaksanakan strategi
yang telah diterapkan oleh perusahaan, Sistem Keselamatan dan Kesehatan
Kerja yang bertanggungjawab terhadap jaminan kesehatan dan keselamatan
karyawan saat melakukan pekerjaan, Sistem Personalia dan keuangan
bertugas menjaga hubungan antara karyawan dan perusahaan guna
meningkatkan loyalitas karyawan, Sistem Pemasaran Bertugas melakukan
analisis, perencanaan, penerapan, dan pengendalian program yang di rancang
untuk menciptakan, membangun, dan mempertahankan pertukaran yang
45
46
5.2 Saran
Berdasarkan pembahasan sebelumnya dan berdasarkan hasil praktek di
lapangan maka kami dapat menyarankan bahwa :
1. Perlu adanya pengecekan di setiap lini produksi agar beton yang dihasilkan
memiliki kualitas baik dan sesuai standar yang telah ditentukan.
2. Automatisasi mesin uap pada proses penguapan untuk mengantisipasi
kelalaian operator.
DAFTAR PUSTAKA
Aqib, Mujibus Syaiful. 2016. Laporan Kerja Pratek Proses Produksi PT.
Pura Nusapersada Unit Paper Mill 7&8. Semarang: Perpustakaan FTI
Unissula.
http://mohheriarploshter.blogspot.co.id/2012/11/v-
behaviorurldefaultvmlo.html
https://www.slideshare.net/syaifaaltari/laporan-40025209
https://id.scribd.com/doc/241357755/laporan-praktek-beton-pnl