Disusun Oleh
Nama
NIM
1
Teknik Mesin ISTA Yogyakarta
LEMBAR PENGESAHAN
LAPORAN KERJA PRAKTEK
PROSES PENGECORAN LOGAM DAN ANALISA CACAT
PRODUK DI PTMITRA REKATAMA MANDIRIKLATEN
Disusun Sebagai Salah Satu Syarat Dalam Menempuh Studi Diploma 3
Jurusan Teknik Mesin,Fakultas Teknologi Industri
Institut Sains & Teknologi AKPRIND
Yogyakarta
Pembimbing Lapangan
Dosen Pembimbing
( Drs.Jafar Yusuf)
(Ir.Joko Waluyo,MT )
NIK . 890361380, E
Mengetahui,
Ketua Jurusan Teknik Mesin
( Drs.Khairul Muhajir,MT )
NIP.195609091983031001
2
Teknik Mesin ISTA Yogyakarta
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat ALLAH SWT, yang telah memberikan rahmad dan
anugerah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan kerja praktek dan
penyusunan laporan dengan baik.
Praktek kerja nyata ini diwajibkan kepada mahasiswa Teknik Mesin di
lingkunan Institut Sains & Teknologi AKPRIND Yogyakartayang merupakan
salah satu persyaratan untuk memperoleh gelar ahli madya di Fakultas Teknologi
Industri Jurusan Teknik Mesin Institut Sains & Teknologi AKPRIND Yogyakarta.
Pada kesempatan ini, penulis juga tidak lupa mengucapkan terima kasih
sebesar-besarnya atas bantuan, petunjuk, dan saran yang telah diberikan kepada
penulis sehingga penyusunan laporan ini dapat terselesaikan. Terima kasih yang
sebesar-besarnya pula terutama kami haturkan kepada :
1. Bapak Ir. Sudarono, MT selaku Rektor IST AKPRIND Yogyakarta.
2. Bapak Ir. H. Khairul Muhajir, MT selaku Ketua Jurusan Teknik Mesin IST
AKPRIND Yogyakarta.
3. Bapak Ir. Joko Waluyo, MT selaku Dosen Pembimbing Kerja Praktek
IST AKPRIND Yogyakarta.
4. Bapak H. Hada Amrulah SE, selaku Pimpinan PT MITRA REKATAMA
MANDIRI.
5. Bapak Drs. Jafar Yusuf selaku Pembimbing Kerja Praktek PT MITRA
REKATAMA MANDIRI
6. Kedua orang tua yang telah banyak berkorban, terutama dukungan materi
dan spiritual.
7. Saudar dan keluargaku yang telah banyak memberikan sumbangan moril.
8. Rekan-rekan mahasiswa IST AKPRIND Yogyakarta, yang telah
mendukung terselesaikannya Laporan Kerja Praktek ini.
3
Teknik Mesin ISTA Yogyakarta
9. Serta semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu yang
telah membantu, sehingga terselesaikannya laporan kerja praktek ini.
Dengan segala
kelemahan dan kekurangan maupun penyajian, sehingga banyak hal yang masih
belum sempurna. Untuk itu penulis berharap masukan dan kritikan yang pada
akhirnya dapat memperbaiki laporan ini.
Akhirnya semoga laporan ini dapat menambah pengetahuan kami
padakhususnya dan pembaca pada umumnya.
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL..........................................................................................
............................................................................................................................
LEMBAR PENGESAHAN...............................................................................
...........................................................................................................................
4
Teknik Mesin ISTA Yogyakarta
Pembatasan Masalah.........................................................................
3
1.4
1.5
1.6
1.7
2.2
Lokasi Perusahaan.............................................................................
6
5
Teknik Mesin ISTA Yogyakarta
2.3
Stuktur Organisasi.............................................................................
7
2.4
Organisasi Perusahaan......................................................................
8
2.5
2.6
Tenaga Kerja.....................................................................................
10
2.7
Sistem Kinerja...................................................................................
11
2.7
Keselamatan Kerja............................................................................
11
Pendahuluan......................................................................................
12
3.2
3.3
Saluran Masuk...................................................................................
15
3.4
3.5
Dapur Kupola....................................................................................
18
3.5.1. Konstruksi Kupola
6
Teknik Mesin ISTA Yogyakarta
4.2
4.3
Cetakan molding...............................................................................
23
4.5
4.6
Peleburan Bahan...............................................................................
25
4.7
Pembongkaran...................................................................................
26
4.8
4.9
Pengerjaan Akhir...............................................................................
27
4.9.1. Menghilangkan pasir dari rangka cetak..................................
28
4.9.2. Penyelesaian............................................................................
28
7
Teknik Mesin ISTA Yogyakarta
8
Teknik Mesin ISTA Yogyakarta
Kesimpulan.......................................................................................
29
5.2
Saran.................................................................................................
29
DAFTAR PUSTAKA
DAFTAR GAMBAR
Gbr. 2.3.
Struktur organisasi............................................................................
13
Saluran Masuk...................................................................................
17
Gbr. 3.4.
Gbr. 3.5.
Dapur akaupola.................................................................................
18
Gbr. 4.4.
9
Teknik Mesin ISTA Yogyakarta
Gbr. 4.5.
Gbr. 4.6.
Gbr. 4.7.
Gbr. 4.8.
Gbr. 5.2.
Pola...................................................................................................
24
BAB I
PENDAHULUAN
1.
Latar Belakang
10
Teknik Mesin ISTA Yogyakarta
Pada
dasarnya
setiap
pertumbuhan
zaman
dibutuhkan
11
Teknik Mesin ISTA Yogyakarta
umum
tentang
proses
pengecoran
logam
dan
membatasi
12
Teknik Mesin ISTA Yogyakarta
2. Wawasan mahasiswa akan dunia kerja akan semakin luas, sehingga akan
menumbuhkan semangat kerja dan jiwa wiraswasta dan sikap mandiri.
3. Usaha mengatasi keseimbangan yang terjadi antara akademik dan dunia
industeri dalam perkembangan teknologi dan serta metode pengerjaan
dalam dunia industry.
4. Merencanakan jumlah bahan baku yang digunakan dalam suatu
pemesanan produk dan memprediksi lamanya pengerjaan suatu
pemesanan produk.
1.5. Manfaat Praktek Kerja Nyata
1. Manfaat Bagi Mahasiswa
a. Mahasiswa dapat memperoleh tambahan wawasan tentang
perkembangan teknologi yang ada di dunia industry atau
perusahaan.
b. Menambah pengetahuan serta pengalaman dengan melakukan
langsung studi yang sesuai dengan ilmu yang dipelajari.
2. Manfaat Bagi Akademik
a. Dapat menjalin hubungan yang baik antara perguruan tinggi
dengan perusahaan.
b. Sebagai materi di bidang akademik untuk mengembangkan dan
meningkatkan pendidikan.
3. Manfaat Bagi Perusahaan
a. Sebagai wujud pengabdian kepada masyarakatkhususnya dalam
bidang pendidikan dengan mmberikan kesempatan kepada
mahasiswa untuk melaksanakan kerja praktek.
b. Menjalin kerjasama yang baik antara perusahaan dengan lembaga
pendidikan.
c. Menjalin kerja sama yang baik antar perguruan tinggi dan pihak
swasta.
1.6. Metode Pengumpulan Data
13
Teknik Mesin ISTA Yogyakarta
penyusunan laporan.
1.7. Sistematika Penulisan Laporan
Sistematika penulisa laporan Praktek Kerja Nyata ini di bagi atas
beberapa bab yaitu.
BAB I
:PENDAHULUAN
Bab ini berisikan tentang latar belakang Praktek Kerja Nyata, perumusan
masalah, pembatasan masalah, tujuan yang akan dicapai,
manfaat praktek kerja nyata, metode pengumpulan data,
sisttematika penulisan laporan.
BAB II
:PROFIL UMUM PERUSAHAAN
Bab ini berisikan ttentang sejarah perusahaan dan manajemen perusahaan.
BAB III
:PERALATAN PROSES PRODUKSI
Bab ini berisikan tentang uraian tentang alat_alat produksi di PT. MITRA
REKATAMA MANDIRI.
BAB IV
:PROSES PRODUKSI
Bab ini berisikan tentang proses produksi pengecoran logam di PT. MITRA
BAB V
REKATAMA MANDIRI.
:ANALISA CACAT PRODUK (CASTING DEFECT) di PT.
MITRA REKATAMA MANDIRI.
14
Teknik Mesin ISTA Yogyakarta
Bab ini berisikan tentang penganalisaan tentang cacat produk pada velg
rubber roll di PT. MITRA REKATAMA MANDIRI.
BAB VI
:PENUTUP
Bab ini berisikan tentang kesimpulan hasil kerja praktek dan saran.
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
BAB II
PROFIL UMUM PERUSAHAAN
2.1. Sejarah dan Perkembangan Perusahaan
PT. Mitra Rekatama Mandiri bermula perusahaan keluarga yang
didirikan oleh Bp. Drs. H. Yahya Noor. Beliau lahir tahun 1956 di
Purworejo, Jawa Tengah dari keluarga agraris yang kebetulan memiliki
mesin penggilingan padi. Dari kondisi inilah ia menekuni dunia permesinan
khusunya komponen alat-alat pertanian. Pendidikan dasarnya di Purworejo 6
tahun, kemudian dilanjutkan nyantri di Pondok Pesantren Tremas, Pacitan
hingga tahun 1975. Pada tahun 1982 lulus dari IAIN Yogyakarta di fakultas
ADAB jurusan Sejarah Kebudayaan Islam. Tahun 1996 mengambil Pasca
Sarjana ( S2 ) di UMS Surakarta Jurusan Sosial Budaya.
15
Teknik Mesin ISTA Yogyakarta
16
Teknik Mesin ISTA Yogyakarta
Sampai saat ini PT. Mitra Rekatama Mandiri mengerjakan produkproduk Fero dan Non Fero untuk produksi rutin sesuai job order, dan
pesananan khusus.Pada tahun 2006 perusahaan berekspansi usaha di bidang
pengolahan limbah nikel, Cupper, Allumunium. Perusahaan menjalin
kerjasama dengan ANTAM, INCO, PT. Tambang Timah, dsb. Setelah
mendapat rekomendasi Amdal UPL UKL dari kementrian lingkungan hidup.
Untuk usaha kedepan perusahaan akan semakin meningkatkan usaha dalam
bidang cor fero untuk memenuhi kebutuhan pesanan rutin maupun job order
sedangkan Non fero akan terus dikembangkan, perusahaan juga telah
menyediakan gudang yang luas dalam rangka penyimpanan limbah dan
pengolahananya.
2.2. Lokasi Perusahaan
PT. Mitra Rekatama Mandiri bertempat di Jalan Koprasi Baja No. 02 Ceper,
klaten, Jawa Tengah, Indonesia Telp (0272) 551408, Fax. (0272) 551404.
Website:www.mitrarekatama.com, Email:info@mitrarekatama.com
17
Teknik Mesin ISTA Yogyakarta
komisaris
Ny. Sri rahayu Y.N
Direktur
Drs.H.Yahya Noor
Wakil direktur
Hada Amrullah
18
Teknik Mesin ISTA Yogyakarta
Pemasaran
Oprasional produksi
Kabag
Zaenal
Abidin
Pemasaran
Prod rutin
Job Order
SU Bagian
perencanaan produk
JAFAR YUSUF
dan control
ADM&Keuangan
(ACCOUNTING)
Gudang/ Perawatan
AMAT
Pelaksanaan
pProduksi
19
Teknik Mesin ISTA Yogyakarta
dan
proses
yang
akan
dipakai
melalui
penentuan
20
Teknik Mesin ISTA Yogyakarta
21
Teknik Mesin ISTA Yogyakarta
22
Teknik Mesin ISTA Yogyakarta
BAB III
LANDASAN TEORI
3.1.
Pendahuluan
Proses pengecoran meliputi: pembuatan cetakan, persiapan dan peleburan
logam, penuangan logam cair ke dalam cetakan, pembersihan coran dan
proses daur ulang pasir cetakan. Produk pengecoran disebut coran atau
benda cor. Berat coran itu sendiri berbeda, mulai dari beberapa ratus gram
sampai beberapa ton dengan komposisi yang berbeda, mulai dari beberapa
ratus gram sampai beberapa ton dengan komposisi yang berbeda dan
hamper semua logam atau paduan dapat dilebur dan dicor.
Proses pengecoran secara garis besar dapat dibedakan dalam proses
pengecoran dan proses percetakan. Pada proses pengeceron tidak
digunakan tekanan sewaktu mengisi rongga cetakan, sedang pada proses
pencetakan logam cair ditekan agar mengisi rongga cetakan. Karena
pengisian logam berbeda, cetakan pun berbeda, sehingga pada proses
percetakan cetakan umumnya dibuat dari loga. Pada proses pengecoran
cetakan biasanya dibuat dari pasir meskipun ada kalanya digunakan pula
plaster, lempung, keramik atau bahan tahan api lainnya.
Ada dua cara pengecoran dengan menggunakan cetakan pasir. Pembagian
dilakukan berdasarkan jenis pola yang digunakan:
1) Pola yang dapat digunakan berulang-ulang dan
2)
23
Teknik Mesin ISTA Yogyakarta
3.2.
3.
4.
6.
Cetakan CO2
7.
5.
Cetakan logam
Cetakan logam terutama digunakan pada proses cetak-tekan (die casting)
logam dengan suhu cair rendah.
8.
Cetakan khusus
Cetakan khusus dapat dibuat dari plastic, kertas, kayu semen, plaster, atau
karet.
24
Teknik Mesin ISTA Yogyakarta
2.
3.
4.
25
Teknik Mesin ISTA Yogyakarta
26
Teknik Mesin ISTA Yogyakarta
3.3.
SALURAN MASUK
Sistem saluran masuk (gating system) untuk mengalirkan logam cair ke
dalam rongga cetakan, terdiri dari cawan tuang, saluran turun, pengalir dan
saluran masuk tempat logam mengalir memasuki rongga cetakan. Fungsi
system
saluran
masuk
perlu
dirancang
dengan
mantap
dengan
27
Teknik Mesin ISTA Yogyakarta
cetakan kea rah logam cair sehingga selalu ada logam cair cadangan
untuk menutupi kekurangan akibat penyusutan.
4. Usahakanlah agar slag, kotoran atau partikel asing tidak dapat masuk ke
dalam rongga cetakan.
www.google.co.id/?gws_rd=cr&ei=bDyNUXVO9WhugTO9oKgAw#q=gambar+saluran+masuk+pengecoran
Gambar 3.3 Saluran Masuk
3.4.
tanur
frekuensi
rendah
yang
bisa
dipakai
adalah
www.google.co.id/?gws_rd=cr&ei=bDyNUXVO9WhugTO9oKgAw#q=gambar+dapur+induksi
Gambar 3.4. Tanur Induksi Frekuensi rendah
3.4.1. Bagian- bagian dapur krusibel
1. Krusibel
a. Terbuat dari silicon karbit
b. Dapat dioprasikan hingga temperature 1700 oC
c. Sebelum digunakan sebaiknya dilakukan proses coating.
2. Dudukan krusibel
a. Terbuat dari batu tahan api dengan pengikat semen tahan
api.
29
Teknik Mesin ISTA Yogyakarta
Dapur Kupola
Kupola dipergunakan secara luas untuk peleburan besi cor sebab
Mempunyai keuntungan yang unik yaitu :
1. Kontruksinya sederhana dan operasinya mudah.
2. Memberikan kemungkinan peburan kontinu.
3. Memungkinkan untuk memberikan laju peleburan yang besar
untuk tiap jamnya.
4. Memungkinkan pengontrolan komposisi kimia dalam daerah
luas.
30
Teknik Mesin ISTA Yogyakarta
www.google.co.id/?gws_rd=cr&ei=bDyNUXVO9WhugTO9oKgAw#q=gambar+dapur+kupola
Gambar 3.5. Dapur Kupola
31
Teknik Mesin ISTA Yogyakarta
BAB IV
PROSES PRODUKSI
4.1. Diagaram Alir Proses Produksi
Pembuatan Pola
Pembuatan Cetakan
Bahan Baku
32
Teknik Mesin ISTA Yogyakarta
Peleburan Logam
Proses Penuangan
Pembongkaran Cetakan
Permesinan & Kerja Bangku
Kontrol Kualitas
Perbaikan Hasil Coran
Produk Afkir
Produk Jadi
Dari table di atas dapat dijelaskan sebagai berikut :
a. Bahan baku yang tersedia di tanur frekuensi rendah, yang sebelumnya tungku
sudah dipanaskan terlebih dahulu.
b. Setelah logam besi mencair yang berkisar temperature antara 1350 sampai
1450 oC dan cetakan telah siap maka dilakukan proses pengambilan logam
cair untuk selanjutnya dilakukan penuangan.
c. Setelah proses penuangan selesai, selanjutnya dilakukan proses pembongkaran
dan sekaligus proses pemeriksaan coran. Bila hasil coran tidak sesuai dengan
ukuraan bentuk, maka hasil coran dilebur kembali.
d. Setelah dilakukan proses pembongkaran, dilakukan proses pembersihan dari
benda cor tersebut menggunakan shoot blasting.
e. Pada hasil coran yang lolos pada tahapan pertama, dilanjutkan dengan proses
permesinan dan kerja bangku sekaligus dilanjutkan dengan proses
pemeriksaan kedua. Apabila tidak sesuai dengan criteria yang ditetapkan maka
hasil coran dilebur kembali.
f. Dari hasil coran yang melalui beberapa proses diatas dan dinyatakan sesuai
criteria yang yang telah ditetapkan maka dilakukan prose finishing yang
selanjutnya dipasakan.
4.2. Proses Pembentukan pola
33
Teknik Mesin ISTA Yogyakarta
bentuk pola.
Dimana terjadi penyusutan dan pembekuan.
Kup digunnakan untuk benda yang tipis.
Penambahan ukuran dilakukan pada bagian kup.
Penempatan pasir iinti harus mudah.
Sistem saluran logam harus dibua secara sempurna untuk mendapatkan
logam cair yang optimal.
34
Teknik Mesin ISTA Yogyakarta
b. Pola dan drag diletakan diatas papan cetakan. Rangka cetakan harus
cukup besar hingga tebal pasir mencapai 30 50 mm dengan letak
saluran turun ditentukan terlebih dahulu.
c. Pasir muka yang telah diayak ditaburkan untuk menutupi permukaan
pola dengan rangka cetak.
d. Pasir cetak ditimbun diatasnya dan dipadatkan dengan penumbuk.
Dalam penumbukan harus dilakukan dengan hati-hati agar pola tidak
terdorrong langsung oleh penumbuk. Kemudian pasir yang
tertumpuk melewati tepi atas dari rangka digaruk dan cetakan
diangkat bersama pola dari papan cetakan.
e. Cetakan dibalik diletakan pada papan cetakan dan pola lain bersama
sama rangka cetakan untuk kup dipasang diatasnya, kemudian bahan
pemisah ditaburkandipermukaan pisah dan permukaan pola.
f. Batang saluran turun atau pola untuk menambah dipasang,
selanjutnya pasir muka dan pasir cetak kemudian dimasukan ke
dalam rangka cetakan dan dipindahkan.
g. Pengalir dan saluran
Diantara banyak macam rangka cetakan yang digunakan, yang paling
lazim digunakan adalah cetakan kayu atau logam, dimana pasir
dimasukan dan dipadatkan untuk membuat cetakan.
4.4. Bahan Baku Pengecoran
Bahan baku yang digunakan untuk membuat velg rubber roll adalah
sekrap steel dari besi atau hasil cetakan yang rusak. Adapun pengklasifikasian
bahan baku adlah sebagai berikut:
a. Ingot
b. Skrap steel dari kerja bangku
c. Bekas produk yang rusak
d. Limbah
35
Teknik Mesin ISTA Yogyakarta
36
Teknik Mesin ISTA Yogyakarta
Pada proses peleburan bahan ,dapur yang dipakai untuk tempat peleburan
adalah dapur induksi.Berikut ini adalah langkah-langkah peleburan:
a. Bahan baku ditimbang terlebih dahulu sebelum dimasukan ketempat
peleburan, hal ini dilakukan untuk mendapatkan komposisi logam cair
yang diinginkan.Adapun bahan baku yang digunakan adalah gram
baja.
b. Kemudian bahan baku yang telah ditimbang dimasukan kedalam
tempat peleburan hingga bahan benar-benar matang, bahan yang
dilebur kedlam mesin induksi sesekali diaduk dengan menggunakan
kayu basah agar cairan logam dapat tercampur dengan rata. Kemudian
kerak yang keluar dari dalam tungku dibuang menggunakan sekop
kerak.
https://www.google.com/#q=dapur+induksi
Gambar 4.5. Dalam Mesin Induksi
4.6.Penuangan Cairan Logam
Sebelum dilakukan proses penuangan, temperature logam cair diukur
dengan menggunakan thermometer dan temperature logam cair harus
berkisar antara 1350-1450C (Besi cor). Apabila dilakukan penuangan
terperatur logam cair kurang dari 1300C akan mengakibatkan mapu tuang
37
Teknik Mesin ISTA Yogyakarta
akan berkurang dan cacat coran seperti ukuran dari hasil coran kurang presisi
yang diakibatkan cepatnya proses pembekuan, tetapi jika dilakukan pada
temperayur diatas 1350C akan menghasilkan cacat coran berupa lubang
jarum.
Setelah dilakukan pengukuran temperature dan temperature sesuai
parameter yang diharapkan baru dilakukan proses penuangan dengan
langkah-langkah sebagai berikut :
1. Cetakan terlebih dahulu disiapkan
2. Logam cair dalam tanur frekuensi tinggi diambil menggunakan
ladel besar yang digerakan dengan Derek untuk memudahkan
pemindahan ketempat lain.
3. Dari ladel besar kemudian logam cair dituangkan kembali pada
cawan kecil dan kemudian langsung dituangkan kedalam cetakan
yang sudah disiapkan.
4. Setiap langkah yang dilakukan dalam proses penuangan harus
dilakukan secepaat mungkain untuk menghindari pembekuan awal.
https://www.google.com/#q=gambar+penuangan+coran
Gambar 4.6. Proses penuangan cairan logam
4.7.Pembongkaran (freeting)
Proses pembongkaran dilakukan dengan dua kali langkah kerja yaitu
setelah pembongkaran selesai dilakukan, kurang lebih 15 menit (coran dalam
38
Teknik Mesin ISTA Yogyakarta
keadaan solid), benda hasil coran langsung diambil dalam pasir cetakan,
sambil cil yang ada dikumpulkan dengan cil dan hasil pengecoran juga
dikelompokkan.
39
Teknik Mesin ISTA Yogyakarta
Pengerjaan Akhir
4.9.1. Menghilangkan pasir dari rangka cetak
a. Memisahakan coran dari rangka cetak
Proses pengambilan benda cor dari cetakan berbeda-beda
1)
40
Teknik Mesin ISTA Yogyakarta
memberikan
ketepatan
diameter
dan
mesi bor.
meperhalus
41
Teknik Mesin ISTA Yogyakarta
untuk
memenuhi
setandar
dan
kualitas
dari
produk
itu
42
Teknik Mesin ISTA Yogyakarta
BAB V
ANALISA CACAT PRODUK DI PT. MITRA REKATAMA MANDIRI
5.1 Spesifikasi produk
Nama Produk
: Velg rubber roll
Bahan
: FC 20
Aplikasi Produk : Digunakan pada mesin penggiling padi
43
Teknik Mesin ISTA Yogyakarta
44
Teknik Mesin ISTA Yogyakarta
pola tidak rusak atau rontok,setelah pola diangkat bagian rongga pola
yang rusak diperbaiki supaya menjadi sempurna.
5.3.3. Membuat kup (pola atas)
Sama halnya dengan membuat pola bawah, hanya yang
membedakan pada saat memasukan pasir kedalam cetakan kup harus
dibuatkan saluran turun untuk jalur memasukan logam cair dan
ditambahkan
penguat
cetakan
kup
untuk
mencegah
cetakan
5.4.Cacat produk
Dalam beberapa pengecoran sejumlah produk yang dihasilkan dapat
terjadi berbagai macam cacat tergantung pada bagaimana keadaanya,
sedangkan cacat-cacat tersebut boleh dikatakan jarang berbeda menkurut
bahan dan macam coran. Banyak cacat ditemukan dalam coran secara biasa.
Seandainya sebab-sebab dari cacat-cacat tersebut diketahui, maka pencegahan
terjadinya cacat dapat dilakukan.
Memproduksi coran harus melalui banyak proses, dan dalam proses
tersebut banyak faktor-faktor yang menyebabkan terjadinya cacat, sehingga
sukar untuk meyakinkan sebab-sebab dari cacat tersebut. Dalam hal ini banyak
pengalaman teknik yang diperlukan untuk meyakinkan sebab-sebabnya. Untuk
itu teknik dan proses perlu di standardkan sebelumnya, kemudian perlu
45
Teknik Mesin ISTA Yogyakarta
logam
cair
ketika
logam
cair
tersebut
mengisi
46
Teknik Mesin ISTA Yogyakarta
47
Teknik Mesin ISTA Yogyakarta
48
Teknik Mesin ISTA Yogyakarta
tiruan
terlebih
dahulu
sambil
menentukan
standart
49
Teknik Mesin ISTA Yogyakarta
50
Teknik Mesin ISTA Yogyakarta
BAB VI
PENUTUP
6.1. Kesimpulan
PT. Mitra Rekatama Mandiri banyak memproduksi bahan-bahan logam
yang digunakan sebagai alat pertambangan dan pengolahan serta produk
51
Teknik Mesin ISTA Yogyakarta
52
Teknik Mesin ISTA Yogyakarta
DAFTAR PUSTAKA
https://www.google.com/#q=gambar+penuangan+coran
http://terasepte.blogspot.com/2014/05/makalah-pengecoran.html
Surdia, Tata Chijiawa, Kenji. 2006. Tknik Pengecoran logam. Pradnya Paramita,
Jakarta.
Surdia, Tata & Chijiawa, Kenji. 2000. Pengetahuan Bahan Teknik. Pradaya
Paramita, Jakarta.
Love, George & Harun A.R. 1996. Teori dan Kerja Praktek Logam. Erlangga,
Jakarta.
53
Teknik Mesin ISTA Yogyakarta