Anda di halaman 1dari 22

BAB III

PERTEMUAN III
PERANCANGAN DETAIL LANTAI PRODUKSI DAN
PENENTUAN TINGKAT HUBUNGAN DEPARTEMEN
PELAYANAN

3.1. PENDAHULUAN
3.1.1. Latar Belakang Praktikum
1
Tata letak pabrik atau disebut juga sebagai tata letak fasilitas adalah tata
cara pengaturan fasilitas-fasilitas pabrik untuk menunjang proses produksi, dengan
menempatkan mesin atau fasilitas penunjang lain secara efektif dan efisien pada
area yang telah disediakan, sehingga dapat meminimasi pergerakan dari fasilitas
satu ke fasilitas lainnya. Tata letak yang terencana dengan baik akan ikut
menentukan kelancaran dan kesuksesan kerja pabrik itu sendiri.
2
Production Space Requirement Work Sheet (PSRWS), menganalisis luas
lantai yang dibutuhkan oleh setiap kegiatan. Pada sheet ini juga dapat dilihat luas
lantai yang dibutuhkan oleh mesin, operator dan alat bantu dari setiap kegiatan.
3
Activity Relationship Chart atau peta hubungan aktivitas adalah suatu
cara atau teknik yang sangat sederhana di dalam merencanakan tata letak fasilitas
atau departemen berdasarkan derajat hubungan aktivitas “kualitatif” dan cenderung
berdasarkan pertimbangan yang bersifat subjektif dari masing-masing fasilitas
departemen.
Worksheet disusun berdasarkan apa yang telah ditetapkan dalam activity
relationship chart yang terdiri dari baris dan kolom dan pada bagian sebelah kiri
ditempatkan urutan kegiatan sedang pada bagian kanan ditempatkan tingkat

1
Elly Setia Budi, dkk. 2014. Usulan Perbaikan Tata Letak Pabrik di PT. A Dengan Metode Graph
Theoretic Approach. Vol 13 No 1. Hal 39. ISSN 1412-7350
2
Risthia Eriana Putri, dkk. 2019. Pengaruh Perancangan Ulang Tata Letak Fasilitas Di Area
Operasional Kerja Berbasis 5S Untuk Pengajuan Modal Usaha. Vol. 8 No. 1. Hal 75. ISSN 2085-
9996
3
Diana Khairani Sofyan dan Syarifuddin. 2015. Perancangan Ulang Tata Letak Fasilitas dengan
Menggunakan Metode Konvensional Berbasis 5S (Seiri, Seiotn, Seiso, Seiketsu dan Shitsuke).
Aceh: Jurnal TEKNOVASI Vol. 02. No. 2. Hal. 29 ISSN:2355-701X

III-1
III-2

hubungan. Baris-baris dan kolom ini lebih mudah dilihat hubungan antara aktivitas
dengan melihat pada kolom alasan dibawahnya
Pada praktikum tata letak pabrik dan pemindahan bahan pertemuan III
yaitu Perancangan Detail Lantai Produksi Dan Penentuan Tingkat Hubungan
Departemen Pelayanan. Perancangan ini dilakukan mulai dari menambah detail
layout lantai produksi berdasarkan rancangan awal lantai produksi, membuat
Production Space Requirement Work Sheet (PSRWS), membuat Activity
Relationship Chart (ARC) dan worksheet.

3.1.2. Tujuan Praktikum


Tujuan dari pelaksanaan praktikum Perancangan Detail Lantai Produksi
dan Penentuan Tingkat Hubungan Departemen Pelayanan antara lain:
1. Praktikan mampu menambahkan detail layout lantai produksi berdasarkan
rancangan awal lantai produksi.
2. Praktikan mampu membuat Production Space Requirement Work Sheet.
3. Praktikan mampu menggunakan ARC untuk menentukan tingkat hubungan
masing-masing Departemen Pelayanan (ditentukan dari laboratorium) dan
membuat worksheet.

3.1.3. Manfaat Praktikum


Manfaat dari praktikum Perancangan Detail Lantai Produksi dan
Penentuan Tingkat Hubungan Departemen Pelayanan adalah sebagai berikut:
1. Praktikan mampu menambah detail layout lantai produksi berdasarkan
rancangan awal lantai produksi.
2. Praktikan mampu membuat Production Space Requirement Work Sheet.
3. Praktikan mampu menentukan tingkat hubungan masing-masing Departemen
Pelayanan dan membuat worksheet.
III-3

3.1.4. Metode Praktikum


Pelaksanaan Praktikum Perancangan Detail Lantai Produksi dan
Penentuan Tingkat Hubungan Departemen Pelayanan dilaksanakan dalam beberapa
tahap, yaitu sebagai berikut:
1. Menambah detail layout lantai produksi berdasarkan rancangan awal lantai
produksi.
2. Membuat Production Space Requirement Work Sheet.
3. Menentukan tingkat hubungan masing-masing Departemen Pelayanan dan
membuat worksheet.

3.2. PENGUMPULAN DATA


3.2.1. Metode Pengumpulan Data
Metode pengumpulan data terbagi atas dua jenis, yaitu metode
pengumpulan data primer dan sekunder. Pada praktikum pertemuan Perancangan
Detail Lantai Produksi dan Penentuan Tingkat Hubungan Departemen Pelayanan,
data yang digunakan merupakan data primer dan data sekunder. Data primer yaitu
data yang diperoleh dari proses praktikum, misalnya data jumlah mesin, hasil layout
terpilih, material handling terpilih dan data jumlah operator. Sedangkan data
sekunder yaitu data yang telah disediakan sehingga tidak perlu dicari lagi oleh
praktikan, misalnya data area mesin dan data departemen.

3.2.2. Data yang Diperlukan


Data yang diperlukan pada praktikum pertemuan Perancangan Detail
Lantai Produksi dan Penentuan Tingkat Hubungan Departemen Pelayanan adalah
sebagai berikut:
1. Data gambar mesin
2. Data area mesin
3. Data spesifikasi mesin
4. Data jumlah mesin
5. Hasil layout terpilh
6. Material handling terpilih
III-4

7. Data departemen
8. Data jumlah operator

3.2.3. Perolehan Data


Data yang diperoleh untuk praktikum pertemuan Perancangan Detail
Lantai Produksi dan Penentuan Tingkat Hubungan Departemen Pelayanan adalah
sebagai berikut:
1. Data gambar mesin
Gambar mesin yang digunakan dalam proses produksi adalah sebagai berikut:
a. Mesin sekrap
Berikut adalah gambar dari mesin sekrap yang digunakan dalam proses
produksi pembuatan ragum.

Sumber: Software AutoCAD


Gambar 3.1. Mesin Sekrap

b. Mesin Drilling
Berikut adalah gambar dari mesin drilling yang digunakan dalam proses
produksi pembuatan ragum.
III-5

Sumber: Software AutoCAD


Gambar 3.2. Mesin Drilling

c. Mesin Gerinda
Berikut adalah gambar dari mesin gerinda yang digunakan dalam proses
produksi pembuatan ragum.

Sumber: Software AutoCAD


Gambar 3.3. Mesin Gerinda

d. Mesin Tap and Dies


Berikut adalah gambar dari mesin tap and dies yang digunakan dalam
proses produksi pembuatan ragum.
III-6

Sumber: Software AutoCAD


Gambar 3.4. Mesin Tap and Dies

e. Mesin Bubut
Berikut adalah gambar dari mesin bubut yang digunakan dalam proses
produksi pembuatan ragum.

Sumber: Software AutoCAD


Gambar 3.5. Mesin Bubut

f. Mesin Milling
Berikut adalah gambar dari mesin milling yang digunakan dalam proses
produksi pembuatan ragum.
III-7

Sumber: Software AutoCAD


Gambar 3.6. Mesin Milling

2. Data area mesin


Pada data area mesin terdapat data berupa panjang dan lebar mesin yang
digunakan untuk menentukan luas area mesin yang digunakan dalam
merancang layout lantai produksi. Panjang dan lebar area mesin dapat dilihat
pada tabel berikut ini.
Tabel 3.1. Data Area Mesin
Mesin Panjang (cm) Lebar (cm)
Sekrap 240 200
Drilling 240 220
Gerinda 240 180
Tap and Dies 240 220
Bubut 380 320
Milling 420 240
Assembly 200 200
Sumber: Pengumpulan Data

3. Data spesifikasi mesin


Pada data spesifikasi mesin diketahui panjang dan lebar mesin yang digunakan
dalam proses produksi. Spesifikasi mesin dapat dilihat pada tabel berikut ini.
III-8

Tabel 3.2. Data Spesifikasi Mesin


Mesin Panjang (cm) Lebar (cm)
Sekrap 65 40
Drilling 64 38
Gerinda 26 12
Tap and Dies 76 52
Bubut 83 175
Milling 220 114
Assembly 200 100
Sumber: Pengumpulan Data

4. Data jumlah mesin


Data jumlah mesin dapat dilihat pada tabel berikut ini.
Tabel 3.3. Data Jumlah Mesin
Mesin Jumlah Mesin
Sekrap 2
Drilling 4
Gerinda 2
Tap and Dies 2
Bubut 1
Milling 1
Total 12
Sumber: Pengolahan Data

5. Hasil layout terpilih


Layout terpilih dari pertemuan sebelumnya ialah layout lantai produksi dengan
group technology layout. Hasil layout terpilih dapat dilihat pada gambar
berikut ini.
III-9

Sumber: Pengolahan Data


Gambar 3.7. Hasil Layout Terpilih

6. Material handling terpilih


Material handling terpilih dari pertemuan sebelumnya adalah dumper truck.
Dumper truck adalah suatu alat yang digunakan untuk membawa produk dan
bahan baku dari satu tempat ke tempat lain. Dimensi dumper truck adalah
panjang 200 cm, lebar 175 cm dan tinggi 532 cm. Gambar dumper truck dapat
dilihat pada gambar berikut ini.

Sumber: Pengumpulan Data


Gambar 3.8. Dumper Truck
III-10

7. Data Departemen
Data departemen yang digunakan dalam pembuatan Activity Relationship Chart
(ARC) dan worksheet dapat dilihat pada tabel berikut ini.
Tabel 3.4. Data Departemen
No. Bagian Departemen
1. Production Bagian Produksi
2. Gudang Bahan
3. Gudang Produk
Production Service
4. Bagian Penerimaan
5. Bagian Pengiriman Produk
6. Mushola
7. Kantin
Personal Service
8. Poliklinik
9. WC Karyawan
10. Kantor
11. General Service Parkir
12. Pos Satpam
13. Ruang Generator
Physical Plant Service
14. Bengkel dan Peralatan
Sumber: Pengumpulan Data

8. Data jumlah operator


Data jumlah operator dapat dilihat pada tabel berikut ini.
Tabel 3.5. Data Jumlah Operator
Mesin Jumlah Operator
Sekrap 2
Drilling 4
Gerinda 2
Tap and Dies 2
Bubut 2
Milling 1
Total 13
Sumber: Pengolahan Data
III-11

3.3. PENGOLAHAN DATA


3.3.1. Penambahan Detail Layout Lantai Produksi Berdasarkan Rancangan
Layout Awal
Pada penambahan detail layout lantai produksi dilakukan penambahan
dinding dan pintu pada lantai produksi, penambahan material handling dan area
material handling pada setiap stasiun dan pintu, penambahan kotak bahan pada
pintu masuk, penambahan kotak ptoduk pada pintu keluar. Berikut ini adalah
gambar detail layout lantai produksi berdasarkan rancangan layout awal.

Sumber: Pengolahan Data


Gambar 3.9. Detail Layout Lantai Produksi
III-12

3.3.2. Pembuatan Production Space Requirements Work Sheet


Berikut ini adalah contoh cara perhitungan PSRWS Stasiun Sekrap:
1. Mesin Sekrap = Jumlah mesin x (Panjang mesin x Lebar mesin)
= 2 x (65 x 40)
= 5.200 cm2
2. Luas Alat Bantu = Jumlah Dumper Truck x (panjang Dumper Truck x
lebar Dumper Truck)
= 1 x (200x175)
= 35.000 cm2
3. Area Operator = (jumlah mesin x Jumlah Area Operator) x (Panjang Area
Operator x Lebar Area Operator)
= (2x1) x (140 x 100)
= 28.000 cm2
4. Meja Bahan = (jumlah mesin x jumlah area bahan) x (panjang area
bahan x lebar area bahan)
= (2x2) x (80x60)
= 19.200 cm2
5. Luas/Operasi = Jumlah keseluruhan stasiun
= 5200 + 28000 + 19200 + 35000
= 87.400 cm2
Jumlah Subtotal = Luas Pintu Masuk + Luas Stasiun Sekrap + Luas Stasiun
Drilling 1 + Luas Stasiun Drilling 2 + Luas Stasiun
Gerinda 1 + Luas Stasiun Gerinda 2 + Luas Stasiun Tap
and Dies + Luas Stasiun Bubut + Luas Stasiun Milling +
Luas Stasiun Assembly 1 + Luas Stasiun Assembly 2 +
Luas Pintu Keluar
= 872.096 cm2
Total luas area = Panjang x Lebar Area Lantai Produksi
= (2500 x 2500)
= 6.250.000 cm2
III-13

Untuk menentukan allowance dapat menggunakan rumus sebagai berikut


(Total Area - Sub Total)
Allowance = x 100 %
Total Area
(6.250.000 - 881.696)
= x 100 %
6.250.000

= 85,89 %

Hasil perhitungan production space requirements work sheet dapat dilihat


pada tabel berikut ini.
Tabel 3.6. Production Space Requirements Work Sheet
MESIN/ LUAS ALAT BANTU OPERATOR SPACE JUMLAH LUAS / SUB TOTAL TOTAL ALLOWANCE
NO STASIUN LUAS MESIN (cm2) MATERIAL SPACE (cm2)
PERALATAN (cm2) (cm2) MESIN OPERASI (cm2) (cm2) AREA (cm2) (%)

Pintu Forklift - (273×122,5) = 33.442,5 - -


1 -
58.792,5
Masuk Kotak Bahan - - - 6(65×65) = 25.350

Mesin Sekrap 2(65×40) = 5.200 -


Dumper Truck - (200×175) = 35.000 - -
2 Sekrap 2 87.400
- -
Area Operator - 2(140×100) = 28.000

Meja Bahan - - - 4(80×60) = 19.200

Mesin Drilling 1 3(64×38) = 7.296 - - -

Dumper Truck - (200×175) = 35.000 - -


3 Drilling 1 3 113.096
Area Operator - - 3(140×100) = 42.000 -

Meja Bahan - - - 6(80×60) = 28.800

Mesin Drilling 2 (64×38) = 2.432 - - -

Dumper Truck - (200×175) = 35.000 - -


4 Drilling 2 1 61.032
Area Operator - - (140×100) = 14.000 -

Meja Bahan - - - 2(80×60) = 9.600

Mesin Gerinda 1 (26×12) = 312 - - -


Dumper Truck - (200×175) = 35.000 - -
5 Gerinda 1 1 58.912
Area Operator - - (140×100) = 14.000 -
%Allowance
Meja Bahan - - - 2(80×60) = 9.600 = (Total
area-Sub
Mesin Gerinda 2 (26×12) = 312 - - - total)/Total
area x 100%
Dumper Truck - (200×175) = 35.000 - -
6 Gerinda 2 1 58.912 %Allowance
Area Operator - - (140×100) = 14.000 - 2.500×2.500
881.696 =
= 6.250.000
- (6.250.000-
Meja Bahan - - 2(80×60) = 9.600 881.696) /
Mesin Tap and - - - 6.250.000 x
2 (76×52) = 7.904
Dies 100%
Dumper Truck - (200×175) = 35.000 - -
Tap and %Allowance
7 2 90.104
Dies 2(140×100) = = 85,89%
Area Operator - - -
28.000
Meja Bahan - - - 4(80×60) = 19.200
Mesin Bubut (83×175) = 14.525 - - -

Dumper Truck - (200×175) = 35.000 - -


8 Bubut 2(140×100) = 1 87.125
Area Operator - - -
28.000
Meja Bahan - - - 2(80×60) = 9.600

Mesin Milling (220×114) = 25.080 - - -


Dumper Truck - (200×175) = 35.000 - -
9 Milling 1 83.680
Area Operator - - (140×100) = 14.000 -

Meja Bahan - - - 2(80×60) = 9.600

Meja Assembly 1 - (200×100) = 20.000 - -


10 Assembly 1 Area Operator - - (140×100) = 14.000 - 1 69.000
Dumper Truck - (200×175) = 35.000 - -
Meja Assembly 2 - (200×100) = 20.000 - -

11 Assembly 2 Area Operator - - (140×100) = 14.000 - 1 69.000

Dumper Truck - (200×175) = 35.000 - -

Pintu Forklift - (273×122,5) = 33.442,5 - -


12 - 44.642,5
Keluar
Kotak Produk - - - 7(40×40) = 11.200

Sumber: Pengolahan Data


III-14

3.3.3. Perancangan Activity Relationship Chart


Activity Relationship Chart atau peta hubungan aktivitas adalah suatu cara
atau teknik yang sangat sederhana di dalam merencanakan tata letak fasilitas atau
departemen berdasarkan derajat hubungan aktivitas “kualitatif” dan cenderung
berdasarkan pertimbangan yang bersifat subjektif dari masing-masing fasilitas
departemen. Activity Relation Chart dapat dilihat pada gambar berikut ini.
DERAJAT
BAGIAN NO. AKTIVITAS
KEPENTINGAN

1 SIMBOL KETERANGAN
Production 1 Bagian
2
Produksi A
1,4,5,7 3 A Mutlak Penting
A
2 Gudang Bahan 1,4,5,7 4
E I E Sangat penting
1,3,4 1,5 5
A I
3 Gudang Produk 6 Penting
1,2,4,5 1,5 I
A O X
1,2,4,5 - 8,9 7
Production A O X O Biasa
4 Bagian Penerimaan 8
Services 1,2,3,4 - 9,10
E O U E
9 U Tidak perlu
1,4,5 - 10 6,7,11
Bagian Pengiriman O U X O
5 10
Produk - 10 9,10 - Tidak diharapkan
O U X O U X
- 8 9,10 - 9
11
U O O U O
6 Mushola
8 - - 10 -
12
O O O U O O
- - 10 - - 13
-
O O I O O I
7 Kantin NO ALASAN
- - 1,5 - - 5,7 14
Personal O I E I O U I
Services - 5,6 4,5,6 1,5 - 8
1 Urutan aliran kerja
5,7
8 O O I O U U 1
Poliklinik 2
- - 6,7 - 8 12 Menggunakan orang yang sama
I O U I O U 2
- 5,7 - 12 3 Menggunakan peralatan yang
5,6 8
O O U O O 3 sama
9 WC Karyawan -
- - 8 -
O O U X O 4 Menggunakan catatan yang sama
4
- - 10 9,10 -
O O X X 5 5 Derajat hubungan kerja
10 Kantor
- - 9,10 9,10
I O X X 6
6 Untuk fasilitas tenaga kerja
6,7 - 9,10 9,10
General O O X 7
11 Parkir - 7 Memudahkan Pengawasan
Services - 9,10
A X O 8
1,2,5,7 9,10 - 8 Tidak berkepentingan
O X 9
12 Pos Satpam
- 9,10
O O 10
9 Kebisingan dan getaran
- -
O 11 10 Kotor, berdebu dan bau
13 Ruang Generator -
Phisycal E 12 11 Faktor keselamatan kerja
Plant 1,5,7
Services Bengkel dan 13
14 12 Merusak Bahan
Peralatan
14

Sumber: Pengolahan Data

III-15
Gambar 3.10. Activity Relationship Chart
III-16

3.3.4. Pembuatan Worksheet


Setelah dilakukan pembuatan activity relationship chart maka dilakukan
pembuatan worksheet. Hasil pembuatan worksheet dapat dilihat pada tabel berikut
ini.
Tabel 3.7. Worksheet
DERAJAT KEDEKATAN
BAGIAN NO AKTIVITAS TOTAL
A E I O U X

PRODUCTION 1 BAGIAN PRODUKSI 2,3 8 4, 5,13,14 9,11,12 10 6,7 13

2 GUDANG BAHAN 1,4 3 - 5,6,9,11,12 7,10,13,14 8 13

3 GUDANG PRODUK 1,4,5 2 - 6,9,11,12 7,10,13,14 8 13


PRODUCTION
SERVICE
4 BAGIAN PENERIMAAN 2,3 5 1,10,11 6,8,9,12,13,14 7 - 13

5 BAGIAN PENGIRIMAN PRODUK 3,4 10 1,11,12 2,6,8,9,13,14 7 - 13

6 MUSHOLLA - - 9 2,3,4,5,7,8,10 11,12 1,13,14 13

PERSONAL 7 KANTIN - - - 6,8,9,10,11 2,3,4,5,12 1,13,14 13


SERVICE

8 POLIKLINIK - 1 9 4,5,6,7,10,11,12 - 2,3,13,14 13

1,2,3,4,5,7,10
9 WC KARYAWAN - - 6,8 - - 13
11,12,13,14

10 KANTOR - 5 4,11 6,7,8,9,12 1,2,3 13,14 13


GENERAL SERVICE
1,2,3,7,8,9,
11 PARKIR 12 - 4,5,10 6 - 13
13,14
1,2,3,4,8,9,10
12 POS SATPAM 11 - 5 6,7 - 13
13,14

PHYSICAL PLANT 13 RUANG GENERATOR - 14 1 4,5,9,11,12 2,3 6,7,8,10 13


SERVICE
14 BENGKEL DAN PERALATAN - 13 1 4,5,9,11,12 2,3 6,7,8,10 13

JUMLAH 13 9 23 86 28 24 182

Sumber: Pengolahan Data


III-17

3.4. ANALISIS DAN EVALUASI


3.4.1. Analisis
3.4.1.1. Analisis Penambahan Detail Layout Lantai Produksi Berdasarkan
Rancangan Layout Awal
Penambahan detail layout awal yang dilakukan adalah dengan
menambahkan mesin-mesin yang sesuai dengan stasiun yang dibutuhkan dan
mengikuti kaidah penempatan mesin, menentukan tebal dinding sebesar 20 cm dan
juga ukuran pintu sepanjang 4,185 m pada area lantai produksi. Selain itu pada
setiap stasiun ditambahkan material handling berupa forklift pada pintu masuk dan
pintu keluar, serta dumper truck pada setiap stasiun dan juga area material
handling. Berikut adalah hasil dari penambahan detail layout lantai produksi
berdasarkan rancangan layout awal.

Sumber: AutoCad
Gambar 3.11. Hasil Penambahan Detail Layout Lantai Produksi
Berdasarkan Rancangan Layout Awal
III-18

3.4.1.2. Analisis Pembuatan Production Space Requirement Work Sheet


Pada pembuatan Production Space Requirement Work Sheet dibutuhkan
input data jumlah mesin, luas mesin, luas material handling yang digunakan, area
material space yang dibutuhkan dan luas total area lantai produksi. Dari
perhitungan Production Space Requirement Work Sheet diketahui bahwa luas
operasi pintu masuk yaitu 58.792 cm2, stasiun sekrap sebesar 87.400 cm2, stasiun
drilling 1 sebesar 113.096 cm2, stasiun drilling 2 sebesar 61.032 cm2, stasiun
gerinda 1 sebesar 58.912 cm2, stasiun gerinda 2 sebesar 58.912 cm2, stasiun tap and
dies sebesar 90.104 cm2, stasiun bubut sebesar 87.125 cm2, stasuyn milling sebesar
83.680 cm2, stasiun assembly 1 sebesar 69.000 cm2, stasiun assembly 2 sebesar
69.000 cm2, pintu keluar sebesar 44.642,5 cm2 serta luas area lantai produksi
sebesar 6.250.000 cm2. Maka, dari perhitungan Production Space Requirement
Work Sheet diperoleh allowance sebesar 85,89% yang dibutuhkan di lantai
produksi tersebut.

3.4.1.3. Analisis Perancangan Activity Relationship Chart


Pada perancangan Activity Relationship Chart dilakukan pengisian derajat
kepentingan antar departemen dengan pertimbangan alasan-alasan yang logis dan
berhubungan dengan departemen tersebut. Pada Activity Relationship Chart
diketahui terdapat 5 simbol yaitu A (mutlak penting), E (sangat penting), I
(penting), O (biasa), U (tidak perlu) dan X (tidak diharapkan).

3.4.1.4. Analisis Pembuatan Work Sheet


Pada pembuatan Work Sheet dilakukan perhitungan berapa banyak
departemen yang termasuk dalam kategori derajat kepentingan tertentu. Pengisian
Work Sheet dilakukan berdasarkan Activity Relationship Chart. Pada work sheet
diperoleh hasil derajat kepentingan A sebanyak 13, E sebanyak 9, I sebanyak 23, O
sebanyak 86, U sebanyak 28, X sebanyak 24 dan total sebanyak 182 buah.
III-19

3.4.2. Evaluasi
3.4.2.1. Evaluasi Penambahan Detail Layout Lantai Produksi Berdasarkan
Rancangan Layout Awal
Pada penambahan detail layout lantai produksi sebaiknya harus dipastikan
bahwa kaidah dalam melakukan penempatan mesin sudah benar serta gambar mesin
dan material handling tidak ada yang melewati batas area stasiunnya.

3.4.2.2. Evaluasi Pembuatan Production Space Requirement Work Sheet


Pada pembuatan production space requirement work sheet, hubungan
antara sub total dan allowance berbanding terbalik, dimana jika sub total semakin
besar maka nilai allowance semakin kecil, begitu pula sebaliknya. Dan pada proses
perhitungan harus dipastikan bahwa perhitungan yang dilakukan tidak keliru
sehingga allowance yang dihasilkan sesuai.

3.4.2.3. Evaluasi Perancangan Activity Relationship Chart


Pada pengisian kategori derajat kepentingan di activity relationship chart
harus dipastikan bahwa alasan yang mendasari pemilihan kategori tersebut logis.

3.4.2.4. Evaluasi Pembuatan Work Sheet


Pada pembuatan work sheet harus dipastikan bahwa pengisian activity
relationship chart sudah benar dan teliti dalam menghitung banyaknya departemen
pada setiap kategori derajat kepentingan. Derajat kepentingan yang memiliki
jumlah yang paling banyak adalah O (biasa) sebanyak 86 buah.
III-20

3.5. KESIMPULAN DAN SARAN


3.5.1. Kesimpulan
Kesimpulan yang dapat diperoleh dari praktikum Perancangan Detail
Lantai Produksi dan Penentuan Tingkat Hubungan Departemen Pelayanan ialah
sebagai berikut.
1. Penambahan detail layout lantai produksi menggunakan kaidah jarak
penempatan mesin front to front dan end to end pada stasiun gerinda, sekrap,
dan assembly. Pada stasiun drilling digunakan tiga jenis kaidah jarak
penempatan mesin yaitu back to back, front to front dan end to end. Pada
stasiun bubut digunakan kaidah front to front with 2 operator. Pada stasiun tap
and dies digunakan kaidah end to end. Setiap stasiun juga ditambah dengan
adanya material handling yaitu dumper truck. Pada pintu masuk terdapat kotak
bahan dan forklift, serta pada pintu keluar terdapat kotak produk dan forklift.
Ditentukan pula tebal dinding pabrik yaitu sebesar 20 cm dan juga ukuran pintu
sepanjang 4,185 m.
2. Hasil perhitungan pada production space requirement work sheet
menunjukkan bahwa lantai produksi dengan luas area 625 m2 dengan 14
departemen dan dua pintu, serta di dapat allowance sebesar 85,89%.
3. Activity relationship chart terdiri dari 5 kategori derajat kepentingan, dan
terdapat 12 alasan. Pada work sheet diperoleh hasil derajat kepentingan A
sebanyak 13, E sebanyak 9, I sebanyak 23, O sebanyak 86, U sebanyak 28, X
sebanyak 24 dan total sebanyak 182 buah.
III-21

3.5.2. Saran
Saran yang dapat diberikan pada praktikum Perancangan Detail Lantai
Produksi dan Penentuan Tingkat Hubungan Departemen Pelayanan adalah sebagai
berikut.
1. Sebaiknya laboratorium menyediakan hal-hal yang mendukung protokol
kesehatan seperti handsanitizer selama proses asistensi offline berlangsung.
2. Sebaiknya pada modul tampilan lembar kerja production space requirement
work sheet pada bahan bacaan dapat diperbesar agar praktikan lebih mudah
dalam melihat dan memahaminya.
3. Sebaiknya asisten mempertahankan metodenya dalam membimbing praktikan
dalam pengerjaan laporan karena sudah baik dan mudah dimengerti.
4. Sebaiknya praktikan lebih teliti dalam pengisian Activity Relationship Chart,
Production Space Requirement Work Sheet, dan Work Sheet.
DAFTAR PUSTAKA

Diana Khairani Sofyan dan Syarifuddin. 2015. Perancangan Ulang Tata Letak
Fasilitas dengan Menggunakan Metode Konvensional Berbasis 5S (Seiri,
Seiotn, Seiso, Seiketsu dan Shitsuke). Aceh: Jurnal TEKNOVASI Vol. 02.
No. 2.
Elly Setia Budi, dkk. 2014. Usulan Perbaikan Tata Letak Pabrik di PT. A Dengan
Metode Graph Theoretic Approach. Vol 13 No 1.
Risthia Eriana Putri, dkk. 2019. Pengaruh Perancangan Ulang Tata Letak Fasilitas
Di Area Operasional Kerja Berbasis 5S Untuk Pengajuan Modal Usaha.
Vol. 8 No. 1.

Anda mungkin juga menyukai