Anda di halaman 1dari 11

LAPORAN PRAKTIKUM

SISTEM PRODUKSI TOYOTA

DISUSUN OLEH :

RONALDO ADHI KUSUMA

2018220027

TEKNIK INDUSTRI

UNIVERSITAS DARMA PERSADA

JAKARTA

2020

1
Kata Pengantar

Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya sehingga saya dapat menyelesaikan tugas

yang berjudul “ SISTEM PRODUKSI TRADISIONAL ” ini tepat pada waktunya.

Adapun tujuan dari penulisan dari laporan ini adalah untuk memenuhi tugas pada mata kuliah Praktikun sistem produsi Toyota . Selain itu,

makalah ini juga bertujuan untuk menambah wawasan tentang sistem produksi tradisional dikehidupan sehari-hari bagi para pembaca dan

juga bagi penulis.

Kami mengucapkan terima kasih kepada Bapak Dr.Ir. Budi Sumartono, M.T, selaku Dosen sistem produksi toyota yang telah memberikan

tugas ini sehingga dapat menambah pengetahuan dan wawasan sesuai dengan bidang studi yang saya tekuni ini.

Kami juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang tidak dapat saya sebutkan semua, terimakasih atas bantuannya sehingga

sehingga saya dapat menyelesaikan tugas ini.

Kami menyadari, tugas yang saya tulis ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun kami butuhkan

demi kesempurnaan makalah ini.

JAKARTA, 5 November 2020

2
Daftar isi

HALAMAN JUDUL …………………………… 1

KATA PENGANTAR ………………………… 2

DAFTAR ISI ………………………………… 3

BAB I PENDAHULUAN ……………………… 4

 1.1 Latar Belakang ………………………………………….. 4


 1.2 Tujuan Penulisan ……………………………………….. 4

BAB II PEMBAHASAN …………………………. 5

 2.1 Pengertian …………………………………… 5


 2.2 pengertian supervisor…………………………………….. 5
 2.3 pengertian operator……………………………………….5
 2.4 pengertian shipping person……………………………….5
 2.5 pengertian logistic person……………………………. 5
 2.6 pengertian warehouse……………………….. 5
 2.7Pengertian cusromer………………………..5

BAB III METODOLOGI …………………………………… 6

 3.1 Waktu dan tempat…………………………………………………… 6


 3.2 cara kerja………………………………………………………… 6
 3.3 layout step………………………………………………………6-7

BAB IV HAsIL DAN PEMBAHASAN………………..8

 4.1tenaga kerja yang di butuhkan……………………………………8


 4.2 indetifikasi system kerja……………………………………………….8
 4.3 analisa data………………………………………………………………………….8
 4.4 kelemahan………………………………………………………………………..9
 4.5 kelebihan……………………………………………………………………9
 4.5 perbaikan yang harus di lakukan………………………….9
 4.7 Perbaikan berdasarkan SQCDMPE………………………………………….9-10

BAB V PENUTUP ……………………………………11

 5.1 Simpulan ……………………………………………………11

3
BAB 1

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Toyota menggunakan sistem produksi yang disebut dengan Toyota Production System yang disingkat dengan TPS. Sistem produksi
yang dikembangkan oleh Taiichi Ohno dan Eiji Toyoda dari Toyota Motor Corporation ini bertujuan untuk memberikan kualitas
terbaik, biaya terendah dan jangka waktu (lead time) produksi terpendek melalui penghapusan pemborosan-pemborosan atau waste
yang terjadi pada saat produksi. Toyota Production System mempunyai dua pilar utama yaitu “Just in Time” dan “Jidouka”. Just in
Time adalah sistem dimana hanya membeli dan membuat barang yang dibutuhkan, pada saat yang dibutuhkan dan sejumlah yang
dibutuhkan pula. Sedangkan Jidouka adalah kemampuan suatu line (dilakukan secara otomatis oleh mesin atau oleh operator) untuk
menghentikan aktifitasnya bila terjadi problem mesin atau problem kualitas. Sebelum sistem Just in Time dibuat, awalnya Toyota
masih menggunakan sistem Tradisional. Produksi Toyota dengan sistem tradisional merupakan sistem pertama yang digunakan oleh
manajemen Toyota dalam memproduksi automotive dimana memerlukan tenaga kerja yang cukup banyak, tanpa metode kerja yang
cukup baik. Sistem Tradisional menyebabkan pemborosan- pemborosan tenaga kerja, ruangan dan waktu industri, yang terjadi
dikarenakan adanya persediaan (inventory) sehingga biaya produksi menjadi lebih tinggi. Operasi JIT (Just in Time) merupakan
suatu pendekatan untuk mengidentifikasi dan mengeliminasi segala macam sumber pemborosan dalam aktivitas produksi, dengan
memberikan komponen produksi yang tepat serta pada waktu dan tempat yang tepat. Laporan ini dibuat untuk memahami dan
menganalisa kelemahan dari sistem tradisional dan mencari tahu apa saja yang bisa diperbaiki dari sistem tersebut.
1.2. Tujuan
 Memahami dan mengerti step traditional.
 Membandingkan identifikasi sistem kerja awal dan akhir step traditional.
 Memahami dan menganalisa kelemahan dan perbaikan step tradisional.
 Dapat menginterpretasikan suatu produksi dari step tradisional.

4
BAB 2

DASAR TEORI

2.1 PENGERTIAN

Traditional Production System adalah sebuah system produksi dengan mengatur schedule atau jadwal produksinya hanya
berdasarkan pada peramalan kebutuhan di masa yang akan datang. Pada system produksi ini banyak dipakai oleh perusahaan saat
ini, tetapi masih terdapat banyak kekurangan bila dijalankan atau dioperasikan pada perusahaan-perusahaan manufaktur. Adapun
kelebihan dan kekurangan dari system produksi ini sebagai berikut ;

Kelebihan :

 Untuk perusahaan yang hanya menginginkan menjadi supplier atau pemasok bagi perusahaan lain bisa melakukan system
produksi ini.
 Bagi perusahaan yang mempunyai pelanggan atau customer yang tidak ingin menunggu barang jadi bisa menerapkan
system produksi ini untuk perusahaannya.
 Di dasarkan pada Make To Stock
Kekurangan :

 Boros terhadap biaya produksi


 Boros terhadap penyimpanan
 Manufaktur yang tidak ramping
 Kurangnya untuk kualitas suatu produk
 Bottleneck

Tujuan dari Toyota Production System


 Mengurangi pengeluaran dengan menghilangkan pemborosan (dalam bahasa jepang, pemborosan = MUDA).
 Membuat barang hanya yang diperlukan.
 Membuat barang yang berkualitas dengan biaya yang lebih murah.

2.2 PENGERTIAN SUPERVISOR


Supervisor adalah seseorang yang diberikan tugas dalam sebuah perhimpunan perusahaan sebagaimana ia mempunyai kuasa dan
wewenang untuk mengeluarkan perintah kepada rekan kerja bawahannya.
Kata "supervisor" berasal dari bahasa Inggris yang berarti “one who supervises or has charge and direction of”, seseorang yang
menyelia atau yang mempunyai wewenang untuk memberi arahan. Atau bisa juga berarti  “a program that controls the execution of other
programs”, suatu tatacara yang mengendalikan pelaksanaan tatacara lainnya.
2.3 PENGERTIAN OPERATOR
Operator merupakan seseorang yang memiliki tugas dalam mengurusi segala urusan mulai dari pengaktifan sampai perbaikan suatu
peralatan. Operator menjadi profesi yang penting dalam suatu perindustrian atau perusahaan. Operator adalah orang yang akan menjalankan
dan mengurusi segala keperluan dalam melakukan operasi sistem.

2.4 PENGERTIAN SHIPPING PERSON


Arti Shipping atau pelayaran adalah proses secara fisik dari pengiriman barang atau muatan via darat, laut atau udara. Secara garis
besar perusahaan shipping (seperti Kargo Murah) adalah perusahaan yang bergerak dalam bidang pengiriman barang baik melalui darat, laut
ataupun udara.
2.5 PENGERTIAN LOGISTIC PERSON
Logistic person memiliki rasa tanggung jawab yang bervariasi dari satu tempat ke tempat lain. Logistic person juga berfungsikan
untuk memastikan segala sesuatu dapat berjalan dengan lancar. Bagian ini akan menunggu produk rakitan jadi lalu membawa produk
tersebut ketahap selanjutnya serta mengambil komponen di warehouse.

2.6 PENGERTIAN WAREHOUSE


Warehouse atau pergudangan berfungsi untuk menyimpan barang produksi atau hasil produksi dalam jumlah dan
rentang waktu tertentu yang kemudian didistribusikan ke lokasi yang dituju berdasarkan permintaan.
Warehouse sendiri harus bisa mempersiapkan pesanan, guna memproses permintaan pesanan pasokan dan melakukan perhitungan
fisik barang manual setiap hari dan menjaga serta merawat barang.

2.7 PENGERTIAN CUSTOMER

5
Dari panggilan tersebut dapat dipahami bahwa customer atau pelanggan adalah seseorang atau organisasi yang membeli suatu produk
dari sebuah toko atau bisnis. Tujuan customer pada dasarnya bertujuan agar perusahaan dapat mengenali  pelanggan secara lebih detail dan
melayani mereka sesuai kebutuhannya.

BAB 3

METODOLOGI

3.1 Waktu dan Tempat

Kegiatan Praktikum Sistem Produksi Toyota dilaksanakan pada:


Hari: Jumat
Tanggal: 30 Oktober 2020
Tempat: Lab. Praktikum Universitas Darma Persada

3.2 Cara kerja

1. Pastikan mahasiswa menggunakan wearpak/jas lab yang sudah di sediakan dan juga di awali dengan doa.
2. Alur flow proses dari bahan material mentah hingga jadi produk diawali dari warehouse, tempat penyimpanan/penyedia part
part dari lego tersebut.
3. Operator warehouse menyiapkan part yang akan di bawa oleh logistic person yang bertugas sebagai transportasi dari bagian
ke bagian lain
4. Logistic person membawa part yang di siap kan operator warehouse untuk dikirimkan ke bagian sub assy process dan assy
proses.
5. Operator sub assy dan assy process Meng-asseembly part yang sudah di sediakan lalu dikirim ke bagian quality control (QC).
6. Untuk pengiriman nya dilakukan oleh logistic person yang bertugas sebagai transportasi antara bagian ke bagian lain nya.
7. Barang yang sudah di-assembly kemudian di cek oleh QC untuk menyesuaikan standard yang sudah di tetapkan.
8. Kemudian operator shipping akan mengambil barang pesanan di QC yang sesuai dengan keinginan customer dan sekaligus
mengantar barang tersebut ke customer.
9. Tugas customer sendiri sebagai double check, apakah barang yang di inginkan sesuai standard atau tidak.
10. Supervisor sendiri bertugas Me-monitoring suatu proses pekerjaan dan target untuk produksi setiap harinya tercapai atau
tidak.

3.3 Layout Step

Tenaga Kerja Yang Dibutuhkan :


Supervisor (1) = Aji
Operator (5) = Bayu, Faat, Fajar, Dimas, Rizka
Logistic (4) = Gabe, Raihan, Widia, Putri
Customer (1) = Rachel
QC = Ronaldo

6
Penugasan Pekerjaan :
Supervisor : Kontrol & monitor produksi harian (semua proses) untuk
memastikan bahwa output terpenuhi persyaratan pengiriman.

Operator : Menghasilkan part-part atau barang jadi berdasarkan rencana /


kebutuhan harian.

Logistic : Kirim part / komponen / barang jadi antar proses

Shipping : Mempersiapkan dan mengirimkan barang jadi ke pelanggan

Inspector : Periksa barang jadi (Good atau No Good) berdasarkan


kebutuhan pelanggan.

Customer : Beli produk dan pesan pesanan ke pabrik.

7
BAB 4

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 TENAGA KERJA YANG DIBUTUHKAN

Nama Mahasiswa Klasifikasi Tenaga Kerja

M .aji bayjuni Supervisor

Dimas mardiyanto Operator

Ronaldo kusuma Operator


Fajar bahari Operator
Moch adang syafaat Operator

Gabe Rianjani Logistic Person

Bayu muria wardana Logistic Person


Tri widia ningsih Logistic Person
Raihan arafati istamy Logistic person

Putri monica Quality controol


Rizka anjani Shipping person
Rachel aprilliana customer

4.2 IDENTIFIKASI SISTEM KERJA

Sistem kerja tradisional, perpindahan produk dari proses ke proses selanjutnya terjadi ketika setiap langkah telah diselesaikan. Setiap
pekerja ditugasi pekerjaan spesifik, dimana dilakukan berulang kali ketika produk belum diterima dari departemen sebelumnya.
Beberapa departemen mungkin memproses bahan lebih cepat dibandingkan departemen yang lain, jika satu departemen berhenti
berproduksi karena gangguan mesin ini mengakibatkan terjadinya persediaan dalam proses di beberapa departemen (Warren,
2002:65).
Profit :
Mampu mengirimkan semua produk berdasarkan Kebutuhan Pelanggan.
Masalah :

① Persediaan besar hanya di Gudang. (Komponen, WIP, Selesai Baik)

② Sulit dilacak masalah produksi.

③ Penanganan muda. (W / H → proses & proses → W / H)

④ Kemungkinan untuk misspacking di gudang.

Identifikasi sistem tradisional :


1. Menggunakan Sistem dorongan (Push System)

8
2. Persediaan signifikan
3. Basis pemasok banyak
4. Tenaga kerja terspesialisasi
5. Gaya manajemen sebagai pemberi perintah
6. Pemanufakturan berstruktur departemen
7. Jasa tersentralisasi
8. Acceptable quality level (AQL)

4.3 ANALISIS DATA

N Jumlah
Gambar Produk Nama Produk
O Before After
1   PU    
2   SCAB    
3   MPV    

Jumlah Part
Gambar Part Nama Part
Before After
  Chassis RR    
  Chassis FR    
  Wheel    

4.4 KELEMAHAN

1. Supervisor
- Supervisor tidak dapat me-monitoring setiap bagian dalam waktu yang bersamaan.
2.Operator
-Sering hilangya fokus dalam proses produksi.
-Posisi kerja yang kurang nyaman.
-Dituntut bekerja dengan cepat.

3.Logistic Person
- Banyakwaktu kosong (menganggur) jika menunggu part yang sedang di rakit.
4. Quality Control
-jika pengecekan barang dilakukan secara manual maka quality control akan kewalahan atau tidak mampu.
5.Shipping Person
-Salah menginput unit yang akan di berikan untuk customer
6.Warehouse
- Kurangnya koordinasi sehingga barang gudang menjadi sangat tidak teratur.
7.Customer
- Tidak dapat mengetahui material yang digunakan.

4.5 KELEBIHAN TRADISONAL TOYOTA PRODUCTION SYSTEM

1. Pada metode tradisonal ini, mengurangi biaya produksi karena harga adalah penjumlahan dari biaya dan keuntungan
2. Meningkatkan produktivitas perusahaan dengan menyediakan tenaga kerja yang terlatih dan termotivasi dengan baik
3. Mengembangkan dan mempertahankan kualitas kehidupan kerja dengan membuka kesempatan bagi kepuasan kerja dan
aktualisasi diri karyawan
4. Mengkomunikasikan kebijakan sumber daya manusia kepada semua karyawan
5. Mengelola perubahan sehingga saling menguntungkan bagi individu, kelompok, perusahaan dan masyarakat

9
4.6 PERBAIKAN YANG HARUS DI LAKUKAN

1. Supervisor
- Supervisor harus dapat mengestimasi jalannya proses.
2.Operator
- Diberikannya waktu lebih panjang ketika bekerja dan digunakan untuk menghilangkan rasa suntuk/monoton.
3.Logistic Person
- Membuat model jaringan dan skenario apa yang akan terjadi dan membuat penyesuaian saat kondisi berubah.
- Menangani operasi dengan metrik yang terkait dengan kecepatan, inventaris, dan keuangan.
5.Shipping Person
- Jarak antara shiping dan customer yang harus diperpendek.
6.Customer
- Melakukan saran dalam komponen barang yang kurang baik.

4.7PERBAIKAN BERDASARKAN SQCDMPE


1. Supervisor
- Quality&Cost : Mengecek barang shipping sebagai double check
guna untuk menanggulangi cost, waktu, dan
kualitas barang tersebut.
2. Logistic Person
- Environment : Memperluas atau membentuk jalan lewatnya
proses logistic person.
- Maintenance : Pemeliharaan agar tetap terjaga ketika
pengambilan barang di warehouse agar tidak
terjadi human eror.
- Delivery : Pengiriman harus sesuai waktu dan tempat yang
sudah menjadi standar kerja. Dalam pengiriman
barang jangan sampai delay dipemerosesan barang,
karna dapat memakan waktu yg dapat merugikan
produksi prusahaan.
- Safety : Pengambilan dan pengiriman suatu barang harus
berhati hati agar tidak terjadi kerusakan
- Cost : Pembelian kebutuhan barang, management logistik
harus teliti dalam menghitung pengeluaran biaya.
3. Quality Control
- Quality&Cost : Barang yang akan di kirim kan harus dicek dengan
Benar.
- Safety : Keamanan dalam bidang QC harus di perhatikan.
Karena jika tidak akan mempengaruhi keamanan
barang serta petugas QC.

4. Shipping Person
- Quality : Unit dari QC harus benar-benar di cek dan jangan
sampai ada pelolosan proses.
- Safety : Pengangkatan unit untuk di shipping harus
diperhatikan.
- Cost : Pengiriman antara shipping ke customer harus
cepat agar dapat menurunkan cost produksi.
- Delivery : Peniriman antara shipping ke customer harus
membuat customer puas akan kinerja tim produksi.
5. Customer
- Quality : Dicek detail oleh pihak QC sebelum unit yang
dipasarkan ke konsumen.
- Safety : Pengetesan barang jadi yang sudah terbukti safety
pada saat digunakan.
- Cost : Pemilihan barang yang dapat terjamin dengan mutu
dan kualitasnya.
- Delivery : Proses pengiriman barang yang aman akan sampai
ditangan costumer.

10
BAB 5

KESIMPULAN

5.1 Kesimpulan

Pada akhirnya sistem produksi Toyota merupakan suatu sistem yang sangat
 berguna apabila aturan-aturannya diikuti secara ketat, termasuk [1]:
1.   Tidak diperbolehkannya untuk mengirim produk cacat ke proses berikutnya. Proses berikut selalu danggap
sebagai pelanggan yang tidak akan mau menerima
 barang yang cacat. 
2.   Proses berikutnya akan mengambil material yang dihasilkan proses sebelumnya hanya pada saat diperlukan
dan dengan jumlah yang dibutuhkan. 
3.   Proses sebelumnya hanya memproduksi barang sesuai dengan jumlah barang yang diambil.

11

Anda mungkin juga menyukai