Disusun Oleh :
Nama : Muhammad Ushali Ramadhan Fitrahaj
NIM : 41615320092
Program Studi : Teknik Industri
M. Ushali Ramadhan F
LEMBAR PENGESAHAN
Disusun Oleh :
Nama : Muhammad Ushali Ramadhan Fitrahaj
NIM : 41615320092
Program Studi : Teknik Industri
Dosen Pembimbing
Puji syukur penulis ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah
memberi kesempatan dan kemampuan untuk dapat melakukan pengajuan kerja
praktek ini. Kerja praktek ini dilaksanakan sebagai salah satu syarat untuk
menyelesaikan program pendidikan Sarjana di Universitas Mercu Buana dan
untuk menyelesaikan kredit 2 sks sesuai silabus Universitas Mercu Buana.
Dalam proposal ini, penulis menyadari sebagai manusia biasa yang tidak
pernah luput dari kekurangan dan kesalahan, terus mengharapkan segala saran dan
kritikan yang membangun. Semoga isi dari laporan kerja praktek yang akan
penulis buat nanti dapat bermanfaat untuk semua pihak dan dapat membantu
perkembangan teknologi di Indonesia.
Rasa terima kasih akan doa, dorongan semangat, berbagai ilmu pengetahuan
juga penulis ucapkan kepada :
1. Kedua orang tua penulis
2. Ibu Bethriza Hanum, ST., MT selaku Koordinator Kerja Praktik
Fakultas Teknik Universitas Mercu Buana
3. Ibu Uly Amrina, ST, MM. selaku dosen pembimbing Kerja Praktik dari
Universitas Mercu Buana
4. Bapak Pangestu Bowo Sukendro, S. Si., Apt. selaku Factory Manager
dan pembimbing Kerja Praktik dari PT. Mensana Aneka Satwa
5. Teman-teman se-angkatan Teknik Industri Universitas Mercu Buana
iv
DAFTAR ISI
v
3.10. Struktur MRP ...................................................................................... 21
3.11. MRP Input........................................................................................... 23
3.12. MRP Processing ................................................................................. 25
3.13. MRP Output ........................................................................................ 26
3.14. Lotting Dalam MRP ............................................................................ 26
BAB IV. PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA ................................28
4.1. Pengumpulan Dan Pengolahan Data ...................................................... 28
4.1.1. Bill of Material (BOM).................................................................... 28
4.1.2. Lot Size & Lead Time ...................................................................... 30
4.1.3. Inventory Record File (IRF) ........................................................... 31
4.1.4. Forecasting ..................................................................................... 31
4.1.5. Material Requirement Planning (MRP) ......................................... 33
4.2. Pembahasan ............................................................................................ 36
BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN ................................................................40
5.1. Kesimpulan ............................................................................................. 40
5.2. Saran ....................................................................................................... 40
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................41
LAMPIRAN ...........................................................................................................42
vi
DAFTAR TABEL
vii
DAFTAR GAMBAR
viii
BAB I. PENDAHULUAN
1
2
Mulai
Perumusan
Masalah
Tujuan
Kerja Praktek
Pengumpulan Data
1. Nama Bahan Baku
2. Inventory Record File (IRF)
3. Lot Size & Lead Time
4. Safety Stock
Selesai
7
8
Agar lebih jelas maka struktur organisasi yang digunakan pada perusahaan ini dapat dilihat pada skema berikut ini :
Factory Manager
HRD & GA Quality Assurance Quality Control Production PPIC & Logistic
Department Department Department Department Department
Weighing
Alur proses produksi yang diterapkan di PT. Mensana Aneka Satwa yang
akan diproses dapat dilihat sebagai berikut.
Bahan Baku
Penimbangan
Mixing
QC
In Process Control
Tolak
Terima
Produk Ruahan
QC
In Process Control
Tolak
Terima
Karantina
QC
In Process Control
Tolak
Terima
Storage Pemasaran
15
16
Dari uraian di atas dapat diambil suatu kesimpulan bahwa apapun bentuk
dari suatu barang tersimpan yang akan dilakukan suatu tindakan lebih lanjutan
ataupun barang yang tersimpan dan siap untuk digunakan tetapi belum sampai
pada pemegang akhir (customer), maka barang tersebut masih terkategori dalam
barang persediaan perusahaan.
1. Item
Merupakan identitas yang berisi nama atau nomor yang
mengidentifikasikan bahan.
2. LLC
Merupakan level kode bahan dalam struktur produk atau Bill of Materials
(BOM).
3. Lot size
Merupakan Order Quantity atau jumlah pesanan barang dalam satu kali
pemesanan.
4. LT
Lead time, merupakan waktu antara pemesanan hingga barang diterima.
5. Gross Reqirements
Merupakan kebutuhan kotor barang yang didapatkan dari perencanaan
produksi.
6. Schedule receipts
Merupakan jadwal penerimaan barang yang dipesan pada periode t
23
7. Projected on hand
Merupakan catatan jumlah persediaan yang dimiliki.
H(t) = H(t-1) + S(t) – G(t)
Dimana :
H(t) = Persediaan yang dimiliki pada periode t
H(t-1) = Persediaan yang dimiliki pada periode sebelumnya atau t-1
S(t) = Skedul penerimaan pada periode waktu t
G(t) = Kebutuhan kotor pada periode t
8. Net requirement
Merupakan kebutuhan bersih barang yang dibutuhkan pada periode t.
N(t) = G(t) – S(t) – H(t-1) ; jika N(t) < 0 maka N(t) = 0
Dimana :
N(t) = Kebutuhan bersih pada periode waktu t
G(t) = Kebutuhan kotor pada periode t
S(t) = Skedul penerimaan pada periode waktu t
H(t-1) = Persediaan yang dimiliki pada periode sebelumnya atau t-1
9. Planned order receipts
Merupakan rencana penerimaan pesanan sesuai dengan Lead Time barang.
10. Planned order released
Merupakan rencana pemesanan pesanan sesuai dengan Lead Time barang.
B2 C2
D3 E3
Gambar 8. Struktur BOM
Produk
MOX
a b c d e
Colistin Sulphate
Amoxycillin T
Keterangan :
a – e : Bahan baku lain dalam produk
28
29
Produk
BIO
Benzalkhonium Cl
a b c
Keterangan :
a – c : Bahan baku lain dalam produk
Produk
DOX
a b c d e f g
Doxycycline HCl
Erythromycin T
Keterangan :
a – g : Bahan baku lain dalam produk
Produk
TYL
a b c d e f
Norfloxacin Base
Tylosin Tartrate
Keterangan :
a – f : Bahan baku lain dalam produk
Produk
SUP
a b c d e f g h i j k l m n o p
Vitamin A
Vitamin C
Vitamin E
Keterangan :
a – p : Bahan baku lain dalam produk
Dari data tersebut, persediaan akhir bahan baku pada Bulan Maret
2019 akan digunakan sebagai Stock On Hand atau persediaan awal
dalam perencanaan persediaan yang akan dilakukan. Begitu pula
dengan sisa bahan baku yang sedang dipesan sesuai dengan jadwal
kedatangan, akan dimasukkan dalam Planned Order Receipts sesuai
dengan waktu perkiraan kedatangan pada saat melakukan pemesanan
bahan baku.
4.1.4. Forecasting
Dibawah ini merupakan data forecasting berdasarkan hasil rata-rata
kebutuhan bahan baku selama periode tahun 2018.
32
8 Vitamin A 140
9 Vitamin C 1000
10 Vitamin E 100
4.2. Pembahasan
PT. Mensana Aneka Satwa merupakan perusahaan yang menyediakan
produk-produk obat hewan berdasarkan pesanan yang masuk dengan tipe produksi
job order. Hal tersebut mengakibatkan terjadinya fluktuasi demand yang tinggi,
yang dapat menyebabkan estimasi terhadap kebutuhan bahan baku menjadi
kurang optimal, dimana pada suatu periode tertentu, inventory level dapat
mengalami over stock dan juga dapat mengalami stock out, yang mengakibatkan
demand tidak dapat terpenuhi.
Pada saat ini, PT. Mensana Aneka Satwa melakukan pengendalian
persediaan secara manual, dimana kegiatan yang dilakukan berupa menghitung,
mencatat, serta mengendalian persediaan yang ada. Dapat diketahui bahwa hampir
seluruh bahan baku yang diperlukan oleh perusahaan ini menggunakan bahan
baku impor, dimana biaya dalam melakukan pembelian bahan baku tersebut besar,
dan waktu pengiriman yang dilakukanpun tidaklah cepat. Di samping itu pula,
dalam melakukan kegiatan impor tersebut, peraturan perizinan yang diberlakukan
sangat ketat diberikan oleh pemerintah, mengingat bahwa barang yang diimpor
oleh perusahaan ini termasuk ke dalam zat narkotika, psikotropika ataupun
prekursor farmasi yang dapat disalahgunakan.
Berdasarkan kasus di atas, maka dalam melakukan suatu pemesanan
barang, divisi PPIC, selaku pihak yang menjalankan manajemen persediaan,
37
bersama dengan divisi Purcashing PT. Mensana Aneka Satwa membuat beberapa
kesepakatan untuk mengantisipasi terjadinya masalah yang berkaitan dengan
persediaan.
Pertama, dalam melakukan perencanaan pengendalian persediaan, safety
stock untuk setiap bahan baku ditentukan berdasarkan rata-rata pemakaian
bulanan pada tahun sebelumnya. Dalam hal tersebut, safety stock atau sisa jumlah
inventory level yang dimiliki setelah dihitung perkiraan kebutuhannya,
diestimasikan dapat memenuhi kebutuhan selama satu bulan berikutnya. Dengan
kata lain, jumlah safety stock yang dimiliki ditetapkan sebesar sama dengan rata-
rata kebutuhan bulanan pada tahun sebelumnya.
Kedua, dalam penentuan besarnya ukuran jumlah pesanan berdasarkan
kebutuhan bersih yang dihasilkan dari masing masing periode (Lotting), tidak
dipengaruhi oleh biaya-biaya yang terjadi selama pemesanan bahan baku tersebut,
seperti ; biaya pemesanan dan biaya penyimpanan. Dengan begitu, penentukan
Lotting dalam perencanaan pengendalian persediaan, diberlakukan Lot Size untuk
setiap bahan baku dengan jumlah yang tetap ataupun kelipatannya. Lot Size juga
dapat dikatakan sebagai Minimum Quantity Order dalam melakukan setiap
pemesanan bahan baku. Dengan adanya penentuan ketetapan dari jumlah pesanan
tersebut, diharapkan tidak terjadi stock out pada persediaan di gudang.
Ketiga, dalam melakukan pemesanan bahan baku, lamanya perjalanan
pengantaran dan perizinan dari pihak-pihak lain yang dihadapi pihak supplier,
menyebabkan ketentuan dalam menentukan Lead Time yang ditetapkan dari awal
pengiriman PO hingga permintaan kedatangan barang yaitu selama 1-2 bulan
lamanya tergantung dari supplier bahan baku tersebut, apakah mereka memiliki
persedian di gudang mereka, ataukah perlu izin khusus terlebih dahulu untuk
melakukan persediaan. Berdasarkan peraturan dari Kementerian Kesehatan,
dimana untuk melakukan impor suatu zat narkotika, psikotropika ataupun
prekursor farmasi, diharuskannya melampirkan beberapa laporan yang digunakan
dalam perizinan penyimpanan bahan tersebut setelah sampai di Indonesia. Adapun
prosedur dalam mengurus perizinan terbilang cukup lama. Jadi, tanpa adanya
38
dokumen tersebut, pihak supplier tidak dapat melakukan impor dan juga tidak
dapat menyimpanan barang tersebut di gudang mereka.
Dalam pengumpulan dan pengolahan data yang dilakukan, terdapat
perbedaan pada penggunaan data untuk melakukan perencanaan persediaan bahan
baku yang diterapkan dalam perusahaan ini dengan metode MRP.
Penggunaan Bill of Material (BOM) secara terperinci sebagai data
penunjang pembuatan MRP tidak dilakukan dikarenakan struktur atau formula
dari masing-masing produk yang disediakan perusahaan ini bersifat rahasia.
Sebagai penggantinya, data yang digunakan dalam pembuatan MRP adalah data
rata-rata penggunaan masing-masing bahan baku pada tahun sebelumnya, yang
kemudian digunakan sebagai data permintaan kotor setiap bahan baku
berdasarkan hasil pembuatan forecasting dan MPS. Dengan begitu pula, pada
setiap tabel MRP yang telah dibuat, LLC atau level kode bahan dalam BOM
digantikan dengan informasi mengenai Safety Stock (SS) dari setiap bahan baku
yang telah ditentukan sesuai dengan kebijakan pengendalian persediaan pada
perusahaan ini.
Pengendalian persediaan bahan baku yang dilakukan dikhususkan sebagai
metode penjadwalan pemesanan bahan baku atau Planned Order Schedule
(Jadwal Pesanan Terencana), dengan mengesampingkan biaya-biaya yang
diperlukan, seperti biaya pemesanan dan penyimpanan. Menurut kebijakan
pengendalian persediaan yang berlaku, tidak dihitungnya biaya pemesanan
dikarenakan ketidakstabilan biaya yang terjadi di pasaran, mengingat bahan baku
yang dipesan merupakan hasil impor. Selain itu, biaya penyimpanan tidak
diperhitungkan pula mengingat gudang penyimpanan yang digunakan adalah
fasilitas perusahaan sendiri, dan untuk kebutuhan persediaan yang dimiliki juga
dikatakan tinggi mengingat bahan baku yang digunakan tersebut bersifat fast
moving. Dengan begitu, persediaan sebanyak mungkin akan mengantisipasi
terjadinya stock out. Kedua hal tersebut tentunya akan mempermudah fleksibilitas
pemesanan setiap bahan baku. Hal serupa juga diterapkan pada saat penentuan
kapasitas pemesanan (Lotting), dimana lot size yang digunakan pada setiap kali
39
5.1. Kesimpulan
Kesimpulan yang dapat diambil dari hasil kegiatan Kerja Praktik yang
dilakukan di PT. Mensana Aneka Satwa, adalah sebagai berikut.
1. Penerapan sistem perencanaan dan pengendalian pengadaan bahan baku
untuk periode April – Desember 2019 dengan metode Material
Requirement Planning (MRP) dilakukan untuk membuat jadwal
pemesanan bahan baku yang diperlukan selama periode tersebut.
2. Terdapat beberapa perbedaan dalam penggunaan serta pengolahan data
pada metode MRP yang diaplikasikan dalam perencanaan pengadaan
bahan baku perusahaan ini, namun pada dasarnya aturan-aturan serta tata
cara perhitungan dalam melakukan penjadwalan pemesanan bersifat sama.
Pada intinya, metode yang digunakan tetap bertujuan untuk membantu
menjaga persediaan dan membantu perencanaan pemesanan bahan baku
agar tidak terjadi kekurangan persediaan saat dibutuhkan, agar produksi
yang dilakukan perusahaan dapat terus berjalan dan melayani konsumen
dengan baik.
5.2. Saran
Disarankan untuk dapat memiliki keahlian menganalisa data yang tinggi
serta pemahaman akan rotasi kebutuhan setiap bahan baku yang ditentukan.
Pemahaman akan permasalahan yang biasanya terjadi selama melakukan
perencanaan pengadaan bahan baku di gudang juga diperlukan, baik dari faktor
internal maupun eksternal. Dikarenakan model produksi di perusahaan ini bersifat
job order, maka pengestimasian terhadap beberapa data perlu dilakukan secara
hati-hati untuk melakukan sebuah forecasting agar tidak terjadi stock out maupun
over stock dalam persediaan.
40
DAFTAR PUSTAKA
41
LAMPIRAN
Periode
No Nama Bahan Rata-rata
Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Agus Sep Okt Nov Des
Amoxycillin
1 1069.79 1383.70 808.61 975.66 743.36 418.14 842.54 232.30 668.62 1470.96 1254.42 1034.64 908.56
Trihydrate
Benzalkonium
2 1502.19 1183.70 1155.53 1811.17 1163.75 442.23 1481.16 1287.82 1342.70 1712.51 1264.44 1486.82 1319.50
Chloride 80%
Colistin
3 215.94 277.65 161.50 203.62 157.76 89.89 234.73 52.72 137.60 295.93 265.73 209.78 191.90
Sulphate
Doxycycline
4 626.20 626.20 313.10 318.15 671.65 176.75 717.16 570.65 661.55 606.00 525.20 424.20 519.73
Hydrochloride
Erythromycin
5 1258.86 1258.86 629.43 622.16 1333.20 347.44 1430.28 1115.04 1308.96 1212.00 1042.32 840.32 1033.24
Thiocyanate
Norfloxacin
6 691.34 313.75 274.68 380.10 316.26 210.84 735.43 274.68 274.68 105.42 421.68 527.10 377.16
Base
7 Tylosin Tartrate 324.71 144.11 227.86 217.20 227.99 167.75 513.71 227.36 197.76 107.51 311.86 324.83 249.39
8 Vitamin A 125.22 151.10 142.21 121.20 144.44 110.70 186.08 152.59 156.35 93.73 96.00 146.15 135.48
9 Vitamin C 1113.57 706.70 1210.54 1282.25 1135.05 807.75 825.79 915.26 938.19 876.68 1568.08 703.58 1006.95
10 Vitamin E 88.34 103.80 107.87 92.86 119.33 82.01 150.26 119.26 118.75 74.91 75.14 123.74 104.69
Lampiran 1. Data Kebutuhan Bahan Baku Tahun 2018
42
Periode Apr Mei Jun Jul Aug Sep Okt Nov Des
No Nama Bahan
% Fluktuasi 50% 10% 30% 30% 30% 20% 20% 30% 50%
Amoxycillin
1 900 1350 990 1170 1170 1170 1080 1080 1170 1350
Trihydrate
Benzalkonium
2 1300 1950 1430 1690 1690 1690 1560 1560 1690 1950
Chloride 80%
Colistin
3 200 300 220 260 260 260 240 240 260 300
Sulphate
Doxycycline
4 500 750 550 650 650 650 600 600 650 750
Hydrochloride
Erythromycin
5 1000 1500 1100 1300 1300 1300 1200 1200 1300 1500
Thiocyanate
Norfloxacin
6 400 600 440 520 520 520 480 480 520 600
Base
Tylosin
7 300 450 330 390 390 390 360 360 390 450
Tartrate
8 Vitamin A 140 210 154 182 182 182 168 168 182 210
9 Vitamin C 1000 1500 1100 1300 1300 1300 1200 1200 1300 1500
10 Vitamin E 100 150 110 130 130 130 120 120 130 150
Lampiran 2. Master Production Schedule (MPS) Periode April - Desember Tahun 2019
43