Kata kunci: biaya penyimpanan, direct supply, evaluasi kinerja pemasok, metode
Gantt Chart, milkrun, strategi logistik dan rantai pasok.
MEMPELAJARI MANAJEMEN LOGISTIK DAN RANTAI
PASOK PADA PT INDOFOOD SUKSES MAKMUR TBK
BOGASARI FLOUR MILLS, JAKARTA UTARA
Disetujui oleh
Diketahui oleh
Tanggal Lulus :
i
PRAKATA
Segala puji dan syukur terpanjatkan kepada Allah SWT karena berkat rahmat
dan karunia-Nya penulis mampu menyelesaikan laporan akhir ini yang berjudul
”Mempelajari Manajemen Logistik dan Rantai Pasok pada PT Indofood Sukses
Makmur Tbk Bogasari Flour Mills, Jakarta Utara”. Praktik Kerja Lapangan (PKL)
dilaksanakan pada bulan Maret sampai dengan April 2018 yang bertujuan agar
dapat mempermudah dalam penyusunan laporan tugas akhir yang merupakan salah
satu syarat kelulusan bagi mahasiswa di Program Studi Manajemen Industri
Sekolah Vokasi Institut Pertanian Bogor (IPB).
Penulis banyak dibantu oleh berbagai pihak selama pembuatan laporan akhir ini.
Oleh karena itu, penulis ingin mengucapkan terima kasih sebesar-besarnya kepada:
1. Ibu Dr rer pol Heti Mulyati, STP., MT selaku dosen pembimbing yang senantiasa
membimbing, mengarahkan, serta mendidik penulis dalam penyusunan laporan
akhir.
2. Bapak Ir Pramono D Fewidarto, MS selaku Koordinator Program Keahlian
Manajemen Industri Diploma IPB yang senantiasa mengarahkan penulis dalam
membantu penulisan dan penyusunan laporan akhir.
3. Bapak I Nyoman Arthadana selaku pembimbing lapang beserta staf produksi,
Bapak Rifki Yuniarto dan Bapak Sukwang Wijaya beserta staf Departemen
Commercial Support and Gate Office, dan seluruh karyawan PT Indofood
Sukses Makmur Tbk Bogasari Flour Mills yang sudah membantu dalam
memeroleh data dan masukan selama kegiatan PKL.
4. Ibunda Milah S.Pd, Ayahanda Haerudin dan seluruh keluarga besar atas do’a
dan dukungannya.
5. Teman-teman Manajemen Industri Sekolah Vokasi IPB angkatan 52.
6. Pihak-pihak yang tidak dapat disebutkan satu-persatu yang telah membantu
penulis dalam melaksanakan PKL maupun dalam penyusunan laporan akhir.
Semoga laporan akhir ini dapat memberi manfaat tidak hanya bagi penulis, tetapi
bagi perusahaan PKL yang memerlukannya.
DAFTAR ISI
DAFTAR GAMBAR iv
DAFTAR TABEL iv
DAFTAR LAMPIRAN iv
1 PENDAHULUAN 1
1.1 Latar Belakang 1
1.2 Tujuan PKL 2
1.3 Manfaat PKL 2
1.4 Ruang Lingkup 3
2 TINJAUAN PUSTAKA 4
2.1 Manajemen Logistik dan Rantai Pasok 4
2.2 Strategi Rantai Pasok 5
2.3 Evaluasi Kinerja Pemasok 6
2.4 Biaya Penyimpanan Bahan Baku 7
2.5 Net Present Value (NPV) 8
2.6 Sistem Pengiriman Direct Supply atau Milkrun 8
2.7 Penentuan Jumlah Moda Berdasarkan Jadwal Berangkat dan
Jadwal Kembali 9
3 TATA LAKSANA PRAKTIK KERJA LAPANGAN 10
3.1 Kerangka Kerja Praktik Kerja Lapangan 10
3.2 Jenis dan Metode Pengumpulan Data 11
3.3 Lokasi dan Waktu Pelaksanaan 11
3.4 Data dan Informasi yang Dibutuhkan 12
3.5 Metode Pengolahan Data 12
4 HASIL DAN PEMBAHASAN 15
4.1 PT Indofood Sukses Makmur Tbk Bogasari Flour Mills 15
4.2 Gambaran Umum Rantai Pasok Produk Tepung Terigu 18
4.2.1 Pemasok 23
4.2.2 Depo dan Pelanggan 24
4.2.3 Moda Transportasi 26
4.3 Strategi Rantai Pasok 27
4.4 Evaluasi Kinerja Pemasok Bahan Baku Kemasan Karung 29
4.5 Biaya Penyimpanan Bahan Baku Kemasan pada gudang Flour Packing 32
4.6 Pemilihan Forklift sebagai Alat Penanganan Bahan 34
4.7 Penentuan Sistem Pengiriman Barang Jadi pada Customer Region 2.3 36
4.8 Penentuan Jumlah Moda Pengiriman Gandum Curah 39
5 SIMPULAN DAN SARAN 42
5.1 Simpulan 42
5.2 Saran 42
DAFTAR PUSTAKA 44
LAMPIRAN 45
RIWAYAT HIDUP 77
iv
DAFTAR GAMBAR
1 Simplifikasi model rantai pasok dan macam aliran yang dikelola 4
2 Ilustrasi Direct Supply dan Milkrun 9
3 Kerangka Kerja Praktik Kerja Lapangan 10
4 Gantt Chart 14
5 Produk tepung terigu PT ISM Tbk Bogasari Flour Mills 17
6 Skema jaringan rantai pasok pada PT ISM Tbk Bogasari Flour Mills 18
7 Lokasi customer region (CR) atau area sales 26
8 Moda transportasi bulk truck 27
9 Moda transportasi kapal laut 27
10 Struktur hirarki pengambilan keputusan evaluasi pemasok 31
DAFTAR TABEL
1 Konsumsi tepung terigu dan pertumbuhannya tahun 2010-2016 1
2 Strategi rantai pasok 6
3 Kriteria evaluasi pemasok 7
4 Indeks random (RI) Saaty 12
5 Contoh pendekatan berbobot untuk evaluasi pemasok 13
6 Perbedaan pengiriman Franco dan Loco 21
7 Daftar pemasok bahan baku gandum 23
8 Daftar pemasok bahan baku pendukung 24
9 Daftar pemasok bahan baku kemasan 24
10 Daftar pelanggan industri PT ISM Tbk Bogasari Flour Mills 25
11 Identifikasi strategi rantai pasok 28
12 Bobot masing-masing kriteria 31
13 Penilaian kinerja pemasok dengan metode Bayes 31
14 Biaya investasi gudang bahan baku kemasan 33
15 Biaya operasional gudang per bulan 33
16 Kebutuhan data metode Net Present Value 34
17 Biaya pengiriman direct supply berdasarkan pembagian zona 37
18 Biaya pengiriman milkrun berdasarkan daerah tujuan 37
19 Biaya pengiriman metode direct supply dan milkrun tujuan Jabotabek 38
20 Jumlah moda masing-masing transporter 39
21 Waktu berangkat dan waktu tiba pengiriman gandum Bogasari Cibitung 40
DAFTAR LAMPIRAN
1 Panduan wawancara kegiatan PKL 47
2 Kuesioner evaluasi kinerja pemasok 49
3 Kebutuhan data sekunder untuk aspek khusus 52
4 Rencana pelaksanaan kegiatan Praktik Kerja Lapangan 53
5 Kebutuhan data dan informasi aspek khusus 54
6 Struktur organisasi PT ISM Tbk Bogasari Flour Mills 56
7 Peta proses operasi pembuatan tepung terigu 57
v
1 PENDAHULUAN
2 TINJAUAN PUSTAKA
Pemasok Pemasok
Manufaktur Distributor Toko
Level 2 Level 1
Mempelajari keadaan umum PT ISM Tbk Bogasari Flour Mills, Jakarta Utara
(Sejarah, struktur organisasi, jenis produk, kegiatan produksi)
Mencari akar masalah dan alternatif solusi aspek khusus Manajemen Logistik
dan Rantai Pasok
Pelaporan
λ maks−n
CI = ..................................................................................... (1)
n−1
RI 0 0 0,58 0,90 1,12 1,24 1,32 1,41 1,45 1,49 1,51 1,48 1,56 1,57 1,59
𝑖𝑃 (𝑁+1)
I= ............................................................................................. (3)
2𝑁
2. Hitung biaya total yaitu biaya tetap dan biaya tidak tetap
𝐵𝑇
B = λ + 𝐵𝑇𝑇 .......................................................................................... (4)
𝐵
Bp = .................................................................................................. (5)
𝐾
Dimana:
I : Total bunga modal yang dikeluarkan (Rp)
P : Harga awal peralatan (Rp)
N : Umur ekonomis alat (Tahun)
14
3. Metode Net Present Value (NPV) untuk Pemilihan Forklift sebagai Alat
Penanganan Bahan
Perhitungan net present value dihitung dengan menggunakan rumus dimana
material net present value yang dipilih, yaitu yang memiliki nilai NPV paling
rendah. Rumus perhitungan net present value adalah sebagai berikut:
(1+𝑖)𝑛 −1 𝑆𝑛
NPV = 𝐼 + 𝐶 − ............................................................. (6)
𝑖 (1+𝑖)𝑛 (1+𝑖)𝑛
Dimana:
I : Biaya investasi awal n
C : Biaya operasional tahunan
i : Bunga modal per tahun
n : Umur ekonomis
Sn : Nilai sisa alat pada tahun ke n
2. Struktur Organisasi
Struktur Organisasi di PT ISM Tbk Bogasari Flour Mills memiliki empat
divisi yang disebut sebagai Operating Profit Unit (OPU) yang setiap unitnya
dipimpin oleh seorang OPU Head. Struktur organisasi dibawah OPU Head
terdapat empat Senior Vice President bagian Commercial, Manufacturing,
Human Resources, dan Finance yang membawahi 12 Vice President. Setiap
masing-masing divisi akan dibawahi beberapa departemen yang dipimpin oleh
43 Manager. Informasi lebih jelas mengenai struktur organisasi perusahaan
dapat dilihat pada Lampiran 6. Tugas dan tanggung jawab masing-masing
bagian sebagai berikut :
a. Silo
Departemen ini bertugas untuk menangani masalah pengiriman gandum dari
kapal didermaga menuju tempat penyimpanan bahan baku, penyimpanan
16
gandum selama didalam silo, dan pengiriman gandum ke mills. PT ISM Tbk
Bogasari Flour Mills memiliki 140 buah silo gandum yang terbagi atas silo
gandum A (terbuat dari beton) dan silo B (terbuat dari baja) dengan kapasitas
masing-masing 2 500 ton dan 2 800 ton gandum.
b. Milling
Departemen ini bertugas untuk menangani segala sesuatu yang berhubungan
dengan proses penggilingan gandum menjadi tepung terigu Departemen ini
juga bertanggung jawab terhadap kualitas tepung terigu yang dihasilkan..
c. Flour Silo and Bulk Packing
Departemen ini bertugas mengirim terigu dari Mill ke Flour Silo dan
pengiriman tepung terigu dari Flour Silo ke Packing. Departemen ini juga
bertugas untuk melakukan pencampuran tepung terigu dengan bahan
pendukung agar sesuai dengan standar kualitas yang dihasilkan serta
bertanggung jawab dengan masalah pengemasan tepung terigu.
d. Maintenance
Departemen ini bertugas untuk menangani kerusakan dan perawatan mesin-
mesin dan peralatan yang digunakan proses produksi. Selain itu, departemen
ini melakukan perbaikan peralatan rusak di bengkel karena tidak dapat
melakukan perbaikan di tempat terjadinya kerusakan.
e. Production Facility
Departemen ini bertugas untuk menyediakan fasilitas yang mendukung
proses produksi seperti listrik, air, steam, dan lain-lain. Selain itu juga
melakukan pemeliharaan, perbaikan, dan pembangunan terhadap sarana-
sarana tersebut.
f. Automation
Departemen ini bertugas untuk merawat dan menangani kerusakan mesin dan
alat-alat yang berhubungan programnya yang dibagi menjadi dua, yaitu
Instrumenisasi bertanggung jawab atas alat ukur dan sensor yang ada di
perusahaan dan Programmable Logic Controller (PLC) yang berkaitan
dengan komputer dan software yang digunakan perusahaan.
g. Material Stores
Departemen ini bertanggung jawab atas pengadaan instrumen-instrumen alat
yang digunakan untuk perbaikan dan pemeliharaan seluruh mesin dan alat
produksi. Departemen ini bertugas untuk menyediakan sarana keperluan
produksi seperti spare part, bahan penunjang produksi, bahan bakar, dan
kemasan.
h. Quality and Product Development
Departemen ini melakukan pengawasan mutu terhadap bahan baku, produk
tepung terigu, produk pasta, dan pellet. Pengawasan dilakukan dari mulai
penyimpanan bahan baku, proses pembuatan, hingga selama penyimpanan
produk jadi.
i. Production Planning and Inventory Control
Departemen ini bertugas menangani masalah-masalah perencanaan produksi
tepung terigu dan pengontrolannya. Perencanaan produksi menggunakan
forecast bulanan dan tahunan yang diberikan oleh Marketing Planning
Control (MPC) dari hasil penjualan Sales and Marketing. Selain itu, PPIC
berkoordinasi dengan Departemen Operasi untuk merencanakan dan
menargetkan produksi mingguan.
17
3. Jenis Produk
Produk utama yang dihasilkan PT ISM Tbk Bogasari Flour Mills adalah
tepung terigu. Hasil penggilingan gandum mendapatkan 76% tepung terigu,
22.5% berupa bran dan pollard, dan 1.5% merupakan industrial flour. Bahan
baku gandum yang diolah menjadi tepung terigu dikelompokkan menjadi
beberapa jenis tepung terigu berdasarkan kandungan protein. Produk-produk
utama yang dihasilkan PT ISM Tbk Bogasari Flour Mills sebagai berikut:
a. Cakra Kembar Emas
Tepung terigu yang dibuat dari 100% gandum hard pilihan. Kandungan
protein tepung terigu ini berkisar 14%-15.5% dan menghasilkan gluten yang
tinggi sangat bagus dijadikan sebagai bahan dasar pembuatan roti agar
mengembang dengan sempurna. Kadar abu yang rendah sehingga membuat
crumb roti lebih putih.
b. Cakra Kembar
Tepung terigu yang yang dibuat dari 100% gandum hard, sehingga memiliki
kandungan protein yang tinggi minimal 13%. Tepung terigu ini mempunyai
sifat gluten yang ulet dan kuat. Tepung terigu ini cocok dijadikan sebagai
bahan dasar pembuatan roti dan mie.
c. Segitiga Biru
Tepung terigu medium yang dihasilkan dari campuran gandum hard dan
gandum soft, sehingga dihasilkan tepung terigu dengan kandungan protein
berkisar 11%-12.5%. Tepung terigu ini memiliki sifat gluten yang sedang.
Tepung terigu ini banyak dipasarkan untuk keperluan rumah tangga.
Kegunaannya antara lain sebagai bahan dasar pembuatan roti, cake, mie
basah, dan biskuit.
d. Kunci Biru
Tepung terigu yang dibuat dari 100% gandum soft. Kadar protein tepung
terigu kunci biru maksimal 11%, sehingga sifat glutennya rendah. Tepung
terigu ini cocok digunakan sebagai bahan dasar pembuatan cake, cookies,
biskuit, wafer, dan kue-kue kering lainnya.
e. Lencana merah
Tepung terigu ini terbuat dari gandum soft. Kandungan proteinnya berkisar
antara 8.5%-11%. Tepung terigu ini biasanya digunakan dalam pembuatan
gorengan ataupun jajan pasar. Produk-produk tersebut memiliki perbedaan
pada kemasannya yang terlihat dari nama produk yang sesuai dengan
lambang produk dan warna yang berbeda-beda pada tiap kemasan. Produk
tepung terigu PT ISM Tbk Bogasari Flour Mills dapat dilihat pada Gambar
5.
4. Proses produksi
Bahan baku utama dalam pembuatan tepung terigu berupa gandum yang
didatangkan langsung dari luar negeri. Proses produksi di PT ISM Tbk Bogasari
Flour Mills meliputi beberapa tahapan diantaranya, proses pembersihan gandum
yang terdiri dari pre-cleaning, first cleaning, conditioning (dampening
&tampering), dan second cleaning, serta proses penggilingan gandum terdiri
dari 4 (empat) tahap breaking process, purification process, reduction process,
sifting process, hingga proses pengemasan dan penyimpanan produk di gudang
Flour Product Store. Kapasitas giling di PT ISM Tbk Bogasari Flour Mills
sebesar 10 450 MT/hari. Peta proses operasi tepung terigu PT ISM Tbk Bogasari
Flour Mills dapat dilihat pada Lampiran 7.
Gambar 6 Skema jaringan rantai pasok pada PT ISM Tbk Bogasari Flour Mills
19
Rantai pasok pada PT ISM Tbk Bogasari Flour Mills dalam produksi tepung
sampai dapat digunakan oleh konsumen melibatkan beberapa pihak yang terkait
yaitu pemasok, perusahaan, pelanggan lokal dan ekspor, depo, retail/toko, dan
konsumen akhir. Dalam hal ini untuk menjadi pemasok bahan baku dan transporter,
PT ISM Tbk Divisi Bogasari Flour Mills melakukan open vendor sesuai kriteria
perusahaan. Setelah itu, pemenang open vendor langsung diberikan kontrak oleh
perusahaan. Rantai hubungan antar pelaku logistik didefinisikan sebagai berikut:
1. Rantai 1 adalah pemasok bahan baku yang terdiri dari bahan baku utama
gandum, bahan baku pendukung seperti zat aditif, vitamin dan bahan baku
kemasan seperti PP bag (polypropylene), etiket (kemasan plastik premium dan
ekonomi 1 kg), dan karton.
2. Rantai 1-2 adalah pemasok ke perusahaan. Pemasok mengirimkan bahan baku
dalam periode tertentu, sesuai dengan jadwal pengiriman yang telah ditetapkan
perusahaan dan kesepakatan yang telah disetujui bersama.
3. Rantai 1-2-3 adalah pemasok ke perusahaan ke depo ke pelanggan industri besar
dan ke pelanggan UKM. Produk jadi yang dihasilkan oleh perusahaan akan
didistribusikan ke depo, pelanggan industri besar atau ke pelanggan UKM
melalui pihak transporter yang telah bekerjasama dengan PT ISM Tbk Divisi
Bogasari Flour Mills atau bisa jadi transportasi milik konsumen sesuai dengan
kesepakatan yang telah disetujui bersama.
4. Rantai 1-2-3-4 adalah pemasok ke perusahaan ke depo dan ke ritel. Pada rantai
ini barang jadi yang telah diterima oleh pihak depo, nantinya akan
didistribusikan kepada ritel terdekat secara langsung sesuai dengan wilayah
tempat depo berada. Dalam pendistribusiannya dari depo, pihak ritel biasanya
mengambil produk dengan kendaraannya sendiri seperti becak.
5. Rantai 1-2-3-4-5 adalah pemasok ke perusahaan ke depo ke ritel dan ke
konsumen. Barang jadi yang telah diterima oleh ritel, lalu akan didistribusikan
langsung kepada konsumen dalam cakupan area tertentu untuk digunakan oleh
konsumen. Rantai berakhir saat barang jadi sudah sampai ke tangan konsumen.
Skema rantai pasok menunjukkan macam-macam aliran yang harus dikelola
dengan baik oleh perusahaan demi terjaminnya kelancaran proses produksi. Aliran
rantai pasok yang terjadi pada PT ISM Tbk Bogasari Flour Mills digambarkan
melalui alur proses yang berkaitan dengan suatu produk dari hulu ke hilir yaitu
aliran informasi, aliran barang dan aliran uang. Penjelasan mengenai aliran barang,
aliran informasi dan aliran uang dapat dilihat pada uraian berikut ini.
1. Aliran Barang
Aliran barang merupakan alur proses yang terjadi pada barang dari pemasok
hingga ke pengguna akhir. Aliran barang yang terjadi pada PT ISM Tbk
Bogasari Flour Mills berupa aliran bahan baku dan barang jadi. Aliran bahan
baku PT ISM Tbk Bogasari Flour Mills diperoleh dari pemasok luar negeri dan
dalam negeri. Sedangkan untuk aliran barang jadi pihak PT ISM Tbk Bogasari
Flour Mills bekerjasama dengan pihak ketiga atau transporter untuk
mendistribusikan produk.
a. Aliran Bahan Baku
1) Bahan baku utama
Bahan baku utama PT ISM Tbk Bogasari Flour Mills yaitu gandum
(wheat). Aliran bahan baku utama pada PT ISM Tbk Bogasari Flour Mills
dimulai dengan kedatangan bahan baku gandum dari pemasok impor.
20
Gandum didapat dengan cara impor dari negara penghasil gandum seperti
Kanada, Australia, Amerika, Argentina, Brazil dan negara penghasil
gandum lainnya melalui Asosiasi Pedagang Gandum Internasional.
Kanada, Australia, dan Amerika dijadikan sebagai pemasok utama
gandum, sedangkan pemasok gandum dari Argentina dan Brazil hanya
sebagai campuran (filler) dengan gandum lainnya sesuai dengan
kebutuhan gristing yang dibuat oleh Departemen Production Planning and
Inventory Control (PPIC). PT ISM Tbk Bogasari Flour Mills memesan
bahan baku gandum ke pemasok yang telah melakukan kontrak dengan
perusahaan.
Pemesanan bahan baku gandum menjadi tanggung jawab Departemen
Procurement dengan pertimbangan Departemen PPIC. Departemen
Procurement akan melakukan kontrak dengan pemasok, sedangkan
Departemen PPIC mengatur dan mengawasi stok bahan baku gandum.
Pengiriman bahan baku gandum dari luar negeri dikirimkan menggunakan
kapal laut milik sendiri, karena biaya yang dikeluarkan lebih rendah
dibanding menggunakan kapal pihak ketiga atau menyewa. Jika
menggunakan kapal pihak ketiga, perusahaan harus mengeluarkan biaya
yang lebih mahal dan perusahaan harus mencari kapal pihak ketiga yang
dekat dengan negara penghasil gandum yang dituju sehingga akan
memperlambat waktu pengiriman gandum.
2) Bahan baku pendukung
Bahan baku pendukung atau tambahan pada produksi tepung terigu
berupa zat aditif. Bahan baku pendukung tersebut didapat dari beberapa
pemasok luar negeri, yaitu India dan Malaysia. Pemesanan dan kedatangan
bahan baku pendukung tergantung kebutuhan produksi dengan
memerhatikan buffer stock setiap bahan baku. Pengiriman bahan baku
pendukung menjadi tanggung jawab pemasok.
3) Bahan baku kemasan
Bahan baku kemasan digunakan untuk mengemas produk jadi
berupa PP bag (polypropylene), e-ticket (kemasan plastik premium dan
ekonomi 1 kg), dan karton. Bahan baku kemasan tersebut didapatkan dari
pemasok dalam negeri yang bekerja sama dengan perusahaan. Pemesanan
dan kedatangan bahan baku pengemasan tergantung kebutuhan produksi
dengan memerhatikan buffer stock setiap bahan baku. Pengiriman bahan
baku kemasan menjadi tanggung jawab pemasok.
b. Aliran barang jadi
Aliran barang jadi PT ISM Tbk Bogasari Flour Mills dilakukan dengan
mendistribusikan barang jadi ke pelanggan lokal, depo dan luar negeri.
Pengiriman produk jadi bekerjasama dengan pihak ketiga atau transporter.
Pendistribusian produk jadi kemasan 25 kg dilakukan langsung kepada
pelanggan industri besar dan pelanggan Usaha Kecil dan Menengah (UKM).
Pengiriman produk ke pelanggan industri besar yang memiliki silo tepung
terigu menggunakan bulk truck atau truk curah yang berkapasitas 25 ton, 20
ton, dan 18 ton yang disediakan oleh PT ISM Tbk Bogasari Flour Mills. PT
ISM Tbk Bogasari Flour Mills menyediakan bagian belakang kendaraan atau
bak tempat menyimpan terigu, sedangkan untuk kendaraan dan supir
menggunakan 3PL. Hal tersebut dikarenakan bak penyimpanan terigu telah
21
2. Aliran uang
Aliran uang pada PT ISM Tbk Bogasari Flour Mills merupakan transaksi
pembayaran antara perusahaan dengan pemasok dan antara perusahaan dengan
pelanggan. Aliran pengeluaran uang terjadi untuk pembayaran bahan baku ke
pemasok. Transaksi pembayaran kepada pemasok dilakukan melalui holding
company (PT Indofood Sukses Makmur Tbk) sesuai dengan kesepakatan antara
pihak pemasok dengan perusahaan.
Transaksi pembayaran dari pelanggan ke perusahaan dibagi menjadi 2
yaitu cash before delivery, dimana pelanggan telah melakukan pembayaran
dahulu sebelum produk dikirim dan cash after delivery, dimana pelanggan
22
3. Aliran informasi
Aliran informasi pada PT ISM Tbk Bogasari Flour Mills terdiri dari aliran
informasi pemesanan bahan baku dan barang jadi oleh pelanggan ke perusahaan.
Aliran informasi untuk pemesanan bahan baku berupa email dan telepon.
Pemesanan bahan baku dilakukan pihak perusahaan dengan menghubungi pihak
pemasok melalui email dan telepon untuk menjalin kerjasama. Biasanya pihak
pemasok gandum akan melakukan survei ke perusahaan untuk membahas
spesifikasi gandum yang akan dijual. Aliran informasi untuk pemesanan barang
jadi dimulai dari permintaan customer ke Bagian Customer Relation (CR) PT
ISM Tbk Bogasari Flour Mills melalui email dan telepon. Bagian CR akan
memberitahu tagihan pembayaran pada pelanggan, lalu pelanggan mengirimkan
bukti transfer ke perusahaaan. Bagian CR akan meminta PO Admin untuk
dibuatkan Purchase Order (PO) dan mencetak Delivery Order (DO) berisi nama
produk, kuantitas, satuan dan alamat penerima yang kemudian akan diberikan
kepada Departemen Logistic and Transporation. Departemen Logistic and
Transporation akan memberikan DO kepada transporter yang dituju dalam
pengiriman barang ke pelanggan. DO tersebut menjadi bukti yang ditunjukkan
kepada Departemen Commercial Support ketika transporter akan melakukan
pengiriman barang. Sebelum barang dikirim, Departemen Commercial Support
akan memberikan surat jalan kepada transporter yang berisi nama pelanggan,
alamat pelanggan, tanggal, nama transporter, nomor polisi kendaraan
transporter, nomor sub DO, nomor DO, nomor batch, nama barang, jumlah
kuantitas dan satuan. Surat jalan tersebut terdiri dari 4 (empat) warna, yaitu
warna putih untuk pelanggan, warna hijau untuk transporter, warna biru untuk
gudang pelanggan (penerima) dan warna kuning untuk arsip perusahaan. Surat
Jalan tersebut dapat dilihat pada Lampiran 8.
Pada bagian berikut akan dibahas masing-masing anggota rantai pasok pada PT
ISM Tbk Divisi Bogasari Flour Mills yaitu pemasok, depo, pelanggan lokal dan
ekspor serta moda transportasi yang digunakan. Penjelasan masing-masing anggota
rantai pasok dapat dilihat pada penjelasan berikut ini.
23
4.2.1 Pemasok
PT ISM Tbk Divisi Bogasari Flour Mills memiliki beberapa pemasok yang
berasal dari dalam dan luar negeri. Pemasok PT ISM Tbk Divisi Bogasari Flour
Mills terdiri dari pemasok bahan baku utama, bahan baku pendukung dan bahan
baku kemasan. Pemasok PT ISM Tbk Divisi Bogasari Flour Mills dipilih
perusahaan berdasarkan berbagai kriteria yang telah ditentukan oleh perusahaan
terutama kualitasnya.
1. Pemasok bahan baku utama
Bahan baku utama PT ISM Tbk Divisi Bogasari Flour Mills adalah gandum.
PT ISM Tbk Divisi Bogasari Flour Mills memiliki beberapa pemasok bahan
baku gandum yang diperoleh dari luar negeri yang merupakan negara-negara
penghasil gandum melalui Asosiasi Pedagang Gandum Internasional. Daftar
pemasok bahan baku gandum PT ISM Tbk Divisi Bogasari Flour Mills disajikan
pada Tabel 7.
Tabel 7 Daftar pemasok bahan baku gandum
No Asal pemasok Jenis bahan baku Persentase
1. Canada Western Red Spring (CWRS)
2. Canada Western Amber Durum
(CWAD)
3. Canada Prairie Spring (CPS) 15,53%
1. Kanada
4. Canada Western Extra Strong (CWES)
5. Canada Western Soft White Spring
(CWSWS)
6. Canada Western Red Winter (CWRW)
jumlah 13 depo. Daftar depo PT ISM Tbk Bogasari Flour Mills dan lokasinya
dapat dilihat pada Lampiran 9.
2. Pelanggan
Pelanggan merupakan bagian dari rantai pasok yang menggunakan produk-
produk PT ISM Tbk Bogasari Flour Mills untuk kebutuhannya. Produk tepung
terigu PT ISM Tbk Bogasari Flour Mills didistribusikan langsung ke pelanggan
industri besar dan pelanggan UKM yang digunakan untuk kebutuhan produksi
yang menghasilkan produk. PT ISM Tbk Bogasari Flour Mills memiliki
beberapa pelanggan lokal maupun ekspor dari berbagai negara.
a. Pelanggan Lokal
Pelanggan lokal PT ISM Tbk Bogasari Flour Mills terdiri dari pelanggan
industri dan pelanggan UKM. PT ISM Tbk Bogasari Flour Mills menjadi
pemasok tepung terigu untuk berbagai perusahaan industri pangan.
Pendistribusian ke pelanggan industri dilakukan secara langsung dari
perusahaan dengan menggunakan bulk truck ke konsumen yang memiliki silo
tepung terigu dan menggunakan truk transporter. Keseluruhan nama-nama
pelanggan industri tidak dapat di publikasikan karena keterbatasan informasi
yang bersifat rahasia. Beberapa pelanggan industri PT ISM Tbk Bogasari
Flour Mills disajikan pada Tabel 10.
produksi pada PT ISM Tbk Bogasari Flour Mills menggunakan teknologi mesin
canggih dengan operator yang terampil.
2. Skala fasilitas
PT ISM Tbk Bogasari Flour Mills mempunyai empat pabrik yang terletak di
Jakarta, Cibitung, Tangerang untuk memenuhi permintaan wilayah barat dan
Surabaya untuk memenuhi permintaan wilayah timur. Hal tersebut bertujuan
agar skala ekonomis terpenuhi. Selain itu, PT ISM Tbk Bogasari Flour Mills
memiliki depo yang tersebar diseluruh wilayah Indonesia untuk memenuhi
permintaan konsumen diberbagai wilayah.
3. Sistem produksi
Sistem produksi yang diterapkan oleh PT ISM Tbk Bogasari Flour Mills adalah
make to stock. Perusahaan memiliki tingkat produksi yang tinggi sebesar 10 450
MT/hari, sehingga penggunaan mesin dimaksimalkan agar produksi dapat
berjalan lancar. Produksi dilakukan secara continue atau terus-menerus.
4. Persediaan
PT ISM Tbk Bogasari Flour Mills memiliki persediaan bahan baku dan barang
jadi baik di pabrik maupun di depo agar permintaan konsumen terpenuhi. Hal
tersebut sebagai antisipasi dari permintaan konsumen yang tidak terduga.
5. Transportasi
Seluruh pengiriman produk dari PT ISM Tbk Bogasari Flour Mills ke customer
maupun depo menggunakan jasa pihak ketiga atau transporter yang bekerja
sama dengan perusahaan. Pengiriman menggunakan moda transportasi darat
truk dengan kapasitas 150 zak hingga 1 200 zak dan bulk truck, serta kapal laut
untuk pengiriman ke luar pulau.
6. Pasokan
PT ISM Tbk Bogasari Flour Mills bekerjasama dengan beberapa pemasok sesuai
dengan jenis bahan baku. Kriteria dalam pemilihan pemasok PT ISM Tbk
Bogasari Flour Mills sesuai dengan kebijakan perusahaan. Pertimbangan harga
dan kualitas bahan baku menjadi kriteria utama pilihan perusahaan untuk
menjalin kerja sama. Perusahaan mengutamakan kualitas barang agar tidak
menghambat proses produksi yang dapat menimbulkan produk reject.
7. Pengembangan produk
Produk yang dihasilkan PT ISM Tbk Bogasari Flour Mills merupakan tepung
terigu dengan berbagai merek. Perusahaan selalu berusaha memenuhi
permintaan konsumen sesuai perkembangan zaman dengan fokus pada biaya
produksi yang efisien. Produk yang dihasilkan dibedakan dari kandungan protein
pada produk, dimana produk yang memiliki kandungan protein yang tinggi
memiliki biaya yang lebih tinggi.
Hasil perhitungan nilai rasio konsistensi (CR) yang diperoleh dari nilai
perbandingan berpasangan sebesar 0.095%. Nilai CR ≤ 0.1% dapat diartikan bahwa
informasi yang diberikan sudah konsisten dan pengolahan data dapat dilanjutkan ke
perhitungan selanjutnya. Perhitungan evaluasi kinerja pemasok dapat dilihat pada
Lampiran 10. Berdasarkan hasil pengisian kuesioner, diperoleh penilaian kepuasan
pada masing-masing alternatif pemasok menggunakan metode bayes dengan skala
ordinal ke 1 (tidak puas) sampai 5 (sangat puas). Penilaian kepuasan konsumen
yang diberikan responden yang merupakan salah satu kepala bagian gudang bahan
baku kemasan (Flour Packing and Material Store) terhadap kinerja pemasok dapat
dilihat pada Tabel 13.
4.5 Biaya Penyimpanan Bahan Baku Kemasan pada gudang Flour Packing
Persediaan barang di sepanjang rantai pasok memiliki pengaruh yang besar
terhadap keuangan suatu perusahaan. Jumlah modal yang tertanam dalam bentuk
persediaan bisa sangat besar, sehingga persediaan merupakan salah satu aset
terbesar. Hal tersebut termasuk persediaan barang jadi, bahan baku dan sebagainya.
Penyimpanan bahan baku kemasan PP bag (polypropylene), etiket (kemasan
plastik premium dan ekonomi 1 kg) dan karton di PT ISM Tbk Bogasari Flour Mills
memerlukan ruangan yang dijadikan sebagai tempat penyimpanan berbagai macam
barang dengan kapasitas penyimpanan sebesar 7 260.86 ton. Kebutuhan bahan baku
kemasan untuk proses produksi dalam setahun yaitu sebanyak 75 768.8 ton dengan
rata-rata kebutuhan per bulan sebanyak 6 314 ton. Pengadaan bahan baku kemasan
dilakukan sebanyak 2 kali dalam sebulan yang diatur oleh Departemen PPIC. Bahan
baku kemasan tersebut disimpan dalam gudang Flour Packing dengan
menggunakan rak besi. Gudang bahan baku kemasan PT ISM Tbk Bogasari Flour
Mills didirikan pada tahun 2015.
Perhitungan biaya penyimpanan ini bertujuan untuk mengetahui biaya yang
dikeluarkan atas penyimpanan barang per unit. Data dan informasi tersebut
diperoleh penulis melalui wawancara langsung dengan bagian kepala gudang Flour
Packing yang menangani gudang bahan baku kemasan. Rincian biaya penyimpanan
pada gudang bahan baku kemasan di PT ISM Tbk Bogasari Flour Mills dapat dilihat
pada Lampiran 11. Informasi biaya investasi gudang, hasil perhitungan biaya
depresiasi dan biaya bunga per tahun PT ISM Tbk Bogasari Flour Mills dapat
dilihat pada Tabel 14.
42
5.1 Simpulan
Simpulan yang diperoleh pada aspek khusus manajemen logistik dan rantai
pasok dari kegiatan Praktik Kerja Lapangan selama 45 hari kerja di PT ISM Tbk
Bogasari Flour Mills adalah sebagai berikut:
a. Aktivitas rantai pasok dari pemasok ke PT ISM Tbk Bogasari Flour Mills sampai
ke pelanggan telah terintegrasi dengan koordinasi berbagai pihak. Anggota
rantai pasok pada PT ISM Tbk Bogasari Flour Mills terdiri dari pemasok, PT
ISM Tbk Bogasari Flour Mills, depo dan pelanggan yang terbagi menjadi dua
yaitu pelanggan lokal dan ekspor.
b. Strategi rantai pasok yang diterapkan di PT ISM Tbk Bogasari Flour Mills
adalah strategi efisien, yang sesuai dengan karakterisik produk yaitu fungsional.
c. Evaluasi pemasok bahan baku kemasan PP bag (polypropylene) atau karung
dapat digunakan sebagai penentu pemasok yang diutamakan dalam menjalin
hubungan kerja dengan perusahaan.
d. Biaya penyimpanan gudang bahan baku kemasan yaitu Rp 24 372.52/ton/bulan.
Perusahaan memaksimalkan kapasitas gudang bahan baku kemasan, sehingga
dapat meminimalkan biaya penyimpanan per unit bahan baku.
e. Pemilihan alat penanganan bahan forklift baterai merek Toyota dapat menjadi
pertimbangan perusahaan dalam rencana penggantian forklift solar. Hal tersebut
berdasarkan pertimbangan dari segi kesesuaian bahan yang diangkut dan
spesifikasi teknis, dimana dalam penggunaannya forklift baterai tidak
menimbulkan polusi untuk pemindahan produk tepung terigu.
f. Keputusan perusahaan untuk pengiriman dengan metode milkrun dapat menjadi
pertimbangan perusahaan dalam mendistribusikan produknya ke berbagai
pelanggan UKM, karena metode milkrun lebih efisien dibanding direct supply
tetapi perusahaan dapat menggunakan direct supply dengan berbagai hal yang
menjadi pertimbangan perusahaan.
g. Pengiriman gandum curah ke PT ISM Tbk Bogasari Flour Mills Cibitung
dilakukan setiap hari dengan menggunakan beberapa moda yang disesuaikan
dengan jumlah pengiriman. Penentuan jumlah moda yang digunakan pada
tanggal 11 April 2018 berdasarkan waktu berangkat dan waktu kembali dengan
menggunakan metode gantt chart sebanyak 6 truk. Penggunaan jumlah moda
setiap harinya dapat berbeda-beda sesuai jadwal kebutuhan produksi.
5.2 Saran
Praktik Kerja Lapangan (PKL) dilaksanakan di PT ISM Tbk Bogasari Flour
Mills. Berdasarkan pembahasan diatas, penulis memberikan masukan berupa saran
untuk perusahaan. Saran yang diberikan kepada PT ISM Tbk Bogasari Flour Mills
adalah sebagai berikut:
a. PT ISM Tbk Bogasari Flour Mills sebaiknya menjadikan PT IK sebagai
pemasok utama bahan baku kemasan, karena berdasarkan berbagai kriteria yang
ditentukan perusahaan terutama kualitas PT IK memiliki kualitas produk yang
lebih baik dan konsisten.
43
b. Biaya penyimpanan bahan baku kemasan pada gudang Flour Packing dapat
digunakan sebagai pertimbangan dalam penentuan seberapa lama proses
penyimpanan bahan baku kemasan yang disimpan dalam gudang.
c. Pemilihan alat penanganan bahan forklift baterai merek Toyota lebih baik
menjadi pilihan perusahaan dalam rencana penggantian forklift solar ke forklift
yang bebas polusi. Karena forklift CNG baterai merek Toyota bersumber dari
baterai listrik yang tidak menimbulkan polusi/zero pollution untuk digunakan
pada pemindahan yang berkaitan langsung dengan tepung terigu.
d. Sistem pendistribusian barang jadi dengan sistem milkrun sebaiknya digunakan
diperusahaan, karena biaya pengiriman yang dikeluarkan lebih murah dengan
kapasitas truk yang lebih besar yang dapat mengirim ke beberapa tujuan. Sistem
milkrun dapat digunakan PT ISM Tbk Bogasari Flour Mills jika menginginkan
biaya pengiriman yang minimum.
e. PT ISM Tbk Bogasari Flour Mills dapat mempertimbangkan penggunaan
metode gantt chart berdasarkan waktu berangkat dan waktu kembali, dalam
menentukan penggunaan jumlah moda untuk pengiriman gandum curah yang
dapat diminimasi.
44
DAFTAR PUSTAKA
Ballou RH. 2004. Bussines Logistic/Supply Chain Management: Planning,
Organizing, and Controlling The Supply Chain. Ed ke-5. New Jersey: Prentice-
Hall.
Departemen Commercial Support and Gate Office. 2018. Rencana Delivery CR 22,
23 & Direct Sales. Jakarta (ID): PT Indofood Sukses Makmur Tbk Bogasari
Flour Mills.
Departemen Flour Packing and Material Support. 2018. Laporan Space Avaibility
Gudang Flour Packing and Material Support. Jakarta (ID): PT Indofood Sukses
Makmur Tbk Bogasari Flour Mills.
Departemen Silo. 2018. Daily Monitoring Curah Gandum Bogasari Cibitung.
Jakarta (ID): PT Indofood Sukses Makmur Tbk Bogasari Flour Mills.
Heizer J, B Render. 2011. Manajemen Operasi. Edisi ke-9. Sungkono, Chirswan,
Penerjemah. Jakarta (ID): Salemba Empat. Terjemahan dari: Operation
Management.
Horngren T, Datar M, Fooster. 2006. Akuntansi Biaya. Jakarta (ID): Erlangga.
Indrajit RE, Richardius Eko dan Djokopranoto, richardius. 2003. Manajemen
Persediaan. Jakarta (ID):PT Gramedia Widiasarana Indonesia.
Ngatawi, Setyaningsih I. 2011. Analisis Pemilihan Supplier Menggunakan Metode
Analytic Hierarchy Process (AHP). Yogyakarta: Jurnal Ilmiah Teknik Industri.
Vol. 10, No. 1:1412-6869.
Nurmalina R, Sarianti T, Karyadi A. 2014. Studi Kelayakan Bisnis. Bogor (ID): IPB
Press.
Oliver, R. K. dan Weber, M. D. (1982). Supply Chain Management: Logistics
Catches Up With Strategy. Outlook. (cit. Christopher, M. G. Logistics, The
Strategic Issue, London: Champman and Hall, 1992).
Pardede PM. 2005. Manajemen Operasi dan Produksi.Yogyakarta (ID): ANDI.
Pujawan NI, Mahendrawathi ER. 2010. Supply Chain Management. Ed ke-2.
Surabaya (ID): Guna Widya.
Pujawan NI, Mahendrawathi ER. 2017. Supply Chain Management. Ed ke-3.
Yogyakarta (ID): Andi Yogyakarta.
Tampubolon MP. 2014. Manajemen Operasi dan Rantai Pemasok (Operation and
Supply-Chain Management). Jakarta (ID): Mitra Wacana Media.
Tunggal AW. 2010. Global Supply Chain Management. Jakarta (ID):
HARVARINDO.
45
LAMPIRAN
46
47
Biodata Responden
Nama :
Jenis Kelamin :
Umur :
Jabatan/perusahaan :
Masa Kerja :
( )
Skala Absolut
Tingkat Definisi Keterangan
Kepentingan
1 Kedua kriteria sama Kedua elemen memiliki
pentingnya kontribusi yang sama
terhadap sasaran atau pilihan
3 Kriteria pertama sedikit Elemen yang satu memiliki
lebih penting dari kriteria kontribusi yang lebih penting
kedua daripada elemen yang lain
5 Kriteria yang pertama ebih Elemen yang satu memiliki
penting dari kriteria kedua kontribusi yang lebih penting
daripada elemen yang lain
7 Kriteria yang pertama jauh Elemen yang satu memiliki
lebih penting dari kriteria kontribusi yang sangat lebih
kedua penting daripada elemen yang
lain
9 Kriteria yang pertama Elemen yang satu memiliki
mutlak lebih penting dari kontribusi yang mutlak lebih
kriteria kedua penting daripada elemen yang
lain
2,4,6,8 Nilai tengah antara Jika terdapat keragu-raguan
pertimbangan nilai yang antara 2 penilaian yang
berdekatan berdekatan
51
Nilai
Kriteria
PT IK PT IAK
Kualitas
Harga
Kecepatan Pengiriman
Responsif
Manajemen & Organisasi
52
a. Alternatif pemasok-pemasok
b. Kriteria-kriteria pemilihan pemasok
Evaluasi kinerja pemasok
3. c. Bobot setiap kriteria
bahan baku kemasan karung
f. Nilai setiap pemasok pada setiap
kriteria
a. Biaya investaasi gudang
b. Umur ekonomis
Biaya penyimpanan bahan c. Bunga modal
4. baku kemasan pada gudang d. Biaya peralatan gudang
Flour Packing e. Biaya variabel per bulan
f. Kapasitas gudang
g. Perkiraan bulan kerja per tahun
a. Biaya investasi awal
b. Biaya operasional tahunan
Pemilihan forklift sebagai alat
5. c. Bunga modal per tahun
penanganan bahan
d. Umur ekonomis
e. Nilai sisa alat pada tahun ke n
a. Data jumlah pemasok atau distributor
Penentuan sistem pengiriman yang dilayani
6. barang jadi pada Customer b. Cycle issue setiap pemasokdan
Region 2.3 distributor yang dilayani
c. Biaya per trip untuk direct supply
a. Jumlah rute yang harus dilayani per
hari
Penentuan jumlah moda
7. b. Jadwal keberangkatan setiap
pengiriman gandum curah
pengiriman
c. Jadwal kedatangan setiap pengiriman
53
RIWAYAT HIDUP
Penulis bernama lengkap Putri Septia Lestari. Penulis
dilahirkan di Bogor pada tanggal 14 September 1998. Penulis
merupakan anak ke dua dari tiga bersaudara dari pasangan
Bapak Haerudin dan Ibu Milah. Penulis memulai pendidikan
sejak taman kanak-kanak di TK Alihya, kemudian melanjutkan
pendidikan Sekolah Dasar (SD) di SDN 5 Ciomas lulus pada
tahun 2009. Pada tahun 2009 penulis melanjutkan pendidikan
Sekolah Menengah Pertama (SMP) di SMPN 1 Ciomas lulus
pada tahun 2012. Penulis melanjutkan pendidikan di Sekolah
Menengah Atas (SMA) di SMAN 9 Bogor lulus pada tahun 2015. Penulis
melanjutkan pendidikan di Sekolah Vokasi Institut Pertanian Bogor Program Studi
Manajemen Industri melalui jalur regular ujian mandiri (UM).
Selama mengikuti pendidikan di Sekolah Vokasi Institut Pertanian Bogor
penulis aktif berpartisipasi sebagai panitia dalam beberapa kegiatan yang
dilaksanakan oleh Program Studi Manajemen Industri.
76