Anda di halaman 1dari 65

LAPORAN AKHIR ASPEK KHUSUS

MEMPELAJARI MANAJEMEN LOGISTIK DAN RANTAI


PASOK PADA PT INDOFOOD SUKSES MAKMUR TBK
BOGASARI FLOUR MILLS, JAKARTA UTARA

PUTRI SEPTIA LESTARI

PROGRAM STUDI MANAJEMEN INDUSTRI


SEKOLAH VOKASI
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2018
PERNYATAAN MENGENAI LAPORAN AKHIR DAN
SUMBER INFORMASI SERTA PELIMPAHAN HAK CIPTA
1. Saya menyatakan laporan kajian aspek khusus dengan judul Mempelajari
Manajemen Logistik dan Rantai Pasok pada PT Indofood Sukses Makmur Tbk
Bogasari Flour Mills, Jakarta Utara adalah hasil karya saya dengan arahan
dosen pembimbing dan belum diajukan dalam bentuk apapun kepada
perguruan tinggi manapun.
2. Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan dari
penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam Daftar
Pustaka di bagian akhir laporan ini.

Bogor, September 2018

Putri Septia Lestari


NIM J3K215140
RINGKASAN
PUTRI SEPTIA LESTARI. Mempelajari Manajemen Logistik dan Rantai Pasok
pada PT Indofood Sukses Makmur Tbk Bogasari Flour Mills, Jakarta Utara.
Dibimbing oleh HETI MULYATI.

PT Indofood Sukses Makmur (ISM) Tbk Bogasari Flour Mills


mendistribusikan produk berupa tepung terigu ke depo milik perusahaan dan
pelanggan lokal maupun mancanegara. Oleh karena itu, perusahaan perlu
menetapkan strategi distribusi produk yang tepat dengan melibatkan berbagai pihak
internal maupun pihak eksternal. Pengelolaan manajemen logistik dan rantai pasok
yang efektif dan efisien diperlukan agar dapat menjamin kelancaran proses
produksi dan pendistribusian produk hingga konsumen akhir. Tujuan pelaksanaan
Praktik Kerja Lapangan (PKL) adalah 1) mengidentifikasi gambaran umum rantai
pasok produk tepung terigu 2) mengidentifikasi strategi rantai pasok 3) menentukan
kriteria dan pemasok utama bahan baku kemasan 4) menentukan biaya
penyimpanan bahan baku kemasan 5) memilih jenis alat penanganan bahan forklift
6) menentukan sistem pengiriman direct supply atau milkrun 7) menentukan jumlah
moda pengiriman gandum curah berdasarkan jadwal berangkat dan jadwal kembali.
Metode pengambilan data berupa observasi langsung, kuesioner, wawancara
dan studi literatur. Metode pengolahan data yang digunakan adalah perbandingan
berpasangan dan metode Bayes untuk evaluasi kinerja pemasok, biaya
penyimpanan gudang untuk mengetahui besar biaya penyimpanan di gudang bahan
baku kemasan, direct supply dan milkrun untuk menentukan sistem pengiriman
barang jadi, Net Present Value (NPV) untuk membandingkan forklift sebagai alat
penanganan bahan dan Gantt Chart untuk menentukan jumlah moda pengiriman
gandum curah.
Anggota rantai pasok terdiri dari pemasok, PT ISM Tbk Bogasari Flour Mills,
pelanggan lokal dan ekspor, depo, retail/toko dan konsumen akhir. Pemasok PT
ISM Tbk Bogasari Flour Mills dibagi menjadi pemasok bahan baku gandum, bahan
baku zat aditif dan pemasok bahan baku kemasan PP bags (polypropylene), etiket
atau plastik premium dan ekonomi 1 kg, dan karton. Pelanggan PT ISM Tbk
Bogasari Flour Mills terdiri dari pelanggan lokal dan pelanggan luar negeri. Strategi
rantai pasok yang digunakan adalah strategi efisien. Biaya penyimpanan per unit
untuk bahan baku kemasan sebesar Rp 24 372.52/ton/bulan. Kriteria yang
digunakan dalam evaluasi kinerja pemasok bahan baku kemasan karung yaitu
kualitas, harga, kecepatan pengiriman, kecepatan respon terhadap komplain dan
manajemen dan organisasi. Forklift baterai Toyota sebagai alat penanganan bahan
dapat dijadikan alternatif pilihan yang lebih baik dalam rencana penggantian forklift
solar ke forklift baterai atau forklift CNG. Pendistribusian barang jadi dilakukan
dengan sistem direct supply dan milkrun menggunakan truk transporter. Sistem
pengiriman milkrun dapat menjadi pertimbangan perusahaan dalam
mendistribusikan produknya dengan kapasitas truk yang lebih besar dan lebih
efisien dari segi biaya pengiriman. Pengiriman gandum curah ke PT ISM Tbk
Bogasari Flour Mills Cibitung dilakukan setiap hari menggunakan dump truck
dengan jumlah moda berbeda-beda sesuai jadwal kebutuhan produksi.

Kata kunci: biaya penyimpanan, direct supply, evaluasi kinerja pemasok, metode
Gantt Chart, milkrun, strategi logistik dan rantai pasok.
MEMPELAJARI MANAJEMEN LOGISTIK DAN RANTAI
PASOK PADA PT INDOFOOD SUKSES MAKMUR TBK
BOGASARI FLOUR MILLS, JAKARTA UTARA

PUTRI SEPTIA LESTARI

Laporan Kajian Aspek Khusus


Sebagai salah satu syarat memperoleh gelar
Ahli Madya
pada
Program Studi Manajemen Industri

PROGRAM STUDI MANAJEMEN INDUSTRI


SEKOLAH VOKASI
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2018
Judul Tugas Akhir : Mempelajari Manajemen Logistik dan Rantai Pasok pada
PT Indofood Sukses Makmur Tbk Bogasari Flour Mills,
Jakarta Utara
Nama : Putri Septia Lestari
NIM : J3K215140

Disetujui oleh

Dr rer pol Heti Mulyati, STP., MT


Pembimbing

Diketahui oleh

Dr Ir Arief Darjanto, MEc Ir Pramono D Fewidarto, MS


Dekan Ketua Program Studi

Tanggal Lulus :
i

PRAKATA
Segala puji dan syukur terpanjatkan kepada Allah SWT karena berkat rahmat
dan karunia-Nya penulis mampu menyelesaikan laporan akhir ini yang berjudul
”Mempelajari Manajemen Logistik dan Rantai Pasok pada PT Indofood Sukses
Makmur Tbk Bogasari Flour Mills, Jakarta Utara”. Praktik Kerja Lapangan (PKL)
dilaksanakan pada bulan Maret sampai dengan April 2018 yang bertujuan agar
dapat mempermudah dalam penyusunan laporan tugas akhir yang merupakan salah
satu syarat kelulusan bagi mahasiswa di Program Studi Manajemen Industri
Sekolah Vokasi Institut Pertanian Bogor (IPB).
Penulis banyak dibantu oleh berbagai pihak selama pembuatan laporan akhir ini.
Oleh karena itu, penulis ingin mengucapkan terima kasih sebesar-besarnya kepada:
1. Ibu Dr rer pol Heti Mulyati, STP., MT selaku dosen pembimbing yang senantiasa
membimbing, mengarahkan, serta mendidik penulis dalam penyusunan laporan
akhir.
2. Bapak Ir Pramono D Fewidarto, MS selaku Koordinator Program Keahlian
Manajemen Industri Diploma IPB yang senantiasa mengarahkan penulis dalam
membantu penulisan dan penyusunan laporan akhir.
3. Bapak I Nyoman Arthadana selaku pembimbing lapang beserta staf produksi,
Bapak Rifki Yuniarto dan Bapak Sukwang Wijaya beserta staf Departemen
Commercial Support and Gate Office, dan seluruh karyawan PT Indofood
Sukses Makmur Tbk Bogasari Flour Mills yang sudah membantu dalam
memeroleh data dan masukan selama kegiatan PKL.
4. Ibunda Milah S.Pd, Ayahanda Haerudin dan seluruh keluarga besar atas do’a
dan dukungannya.
5. Teman-teman Manajemen Industri Sekolah Vokasi IPB angkatan 52.
6. Pihak-pihak yang tidak dapat disebutkan satu-persatu yang telah membantu
penulis dalam melaksanakan PKL maupun dalam penyusunan laporan akhir.
Semoga laporan akhir ini dapat memberi manfaat tidak hanya bagi penulis, tetapi
bagi perusahaan PKL yang memerlukannya.

Bogor, September 2018

Putri Septia Lestari


ii
iii

DAFTAR ISI

DAFTAR GAMBAR iv
DAFTAR TABEL iv
DAFTAR LAMPIRAN iv
1 PENDAHULUAN 1
1.1 Latar Belakang 1
1.2 Tujuan PKL 2
1.3 Manfaat PKL 2
1.4 Ruang Lingkup 3
2 TINJAUAN PUSTAKA 4
2.1 Manajemen Logistik dan Rantai Pasok 4
2.2 Strategi Rantai Pasok 5
2.3 Evaluasi Kinerja Pemasok 6
2.4 Biaya Penyimpanan Bahan Baku 7
2.5 Net Present Value (NPV) 8
2.6 Sistem Pengiriman Direct Supply atau Milkrun 8
2.7 Penentuan Jumlah Moda Berdasarkan Jadwal Berangkat dan
Jadwal Kembali 9
3 TATA LAKSANA PRAKTIK KERJA LAPANGAN 10
3.1 Kerangka Kerja Praktik Kerja Lapangan 10
3.2 Jenis dan Metode Pengumpulan Data 11
3.3 Lokasi dan Waktu Pelaksanaan 11
3.4 Data dan Informasi yang Dibutuhkan 12
3.5 Metode Pengolahan Data 12
4 HASIL DAN PEMBAHASAN 15
4.1 PT Indofood Sukses Makmur Tbk Bogasari Flour Mills 15
4.2 Gambaran Umum Rantai Pasok Produk Tepung Terigu 18
4.2.1 Pemasok 23
4.2.2 Depo dan Pelanggan 24
4.2.3 Moda Transportasi 26
4.3 Strategi Rantai Pasok 27
4.4 Evaluasi Kinerja Pemasok Bahan Baku Kemasan Karung 29
4.5 Biaya Penyimpanan Bahan Baku Kemasan pada gudang Flour Packing 32
4.6 Pemilihan Forklift sebagai Alat Penanganan Bahan 34
4.7 Penentuan Sistem Pengiriman Barang Jadi pada Customer Region 2.3 36
4.8 Penentuan Jumlah Moda Pengiriman Gandum Curah 39
5 SIMPULAN DAN SARAN 42
5.1 Simpulan 42
5.2 Saran 42
DAFTAR PUSTAKA 44
LAMPIRAN 45
RIWAYAT HIDUP 77
iv

DAFTAR GAMBAR
1 Simplifikasi model rantai pasok dan macam aliran yang dikelola 4
2 Ilustrasi Direct Supply dan Milkrun 9
3 Kerangka Kerja Praktik Kerja Lapangan 10
4 Gantt Chart 14
5 Produk tepung terigu PT ISM Tbk Bogasari Flour Mills 17
6 Skema jaringan rantai pasok pada PT ISM Tbk Bogasari Flour Mills 18
7 Lokasi customer region (CR) atau area sales 26
8 Moda transportasi bulk truck 27
9 Moda transportasi kapal laut 27
10 Struktur hirarki pengambilan keputusan evaluasi pemasok 31

DAFTAR TABEL
1 Konsumsi tepung terigu dan pertumbuhannya tahun 2010-2016 1
2 Strategi rantai pasok 6
3 Kriteria evaluasi pemasok 7
4 Indeks random (RI) Saaty 12
5 Contoh pendekatan berbobot untuk evaluasi pemasok 13
6 Perbedaan pengiriman Franco dan Loco 21
7 Daftar pemasok bahan baku gandum 23
8 Daftar pemasok bahan baku pendukung 24
9 Daftar pemasok bahan baku kemasan 24
10 Daftar pelanggan industri PT ISM Tbk Bogasari Flour Mills 25
11 Identifikasi strategi rantai pasok 28
12 Bobot masing-masing kriteria 31
13 Penilaian kinerja pemasok dengan metode Bayes 31
14 Biaya investasi gudang bahan baku kemasan 33
15 Biaya operasional gudang per bulan 33
16 Kebutuhan data metode Net Present Value 34
17 Biaya pengiriman direct supply berdasarkan pembagian zona 37
18 Biaya pengiriman milkrun berdasarkan daerah tujuan 37
19 Biaya pengiriman metode direct supply dan milkrun tujuan Jabotabek 38
20 Jumlah moda masing-masing transporter 39
21 Waktu berangkat dan waktu tiba pengiriman gandum Bogasari Cibitung 40

DAFTAR LAMPIRAN
1 Panduan wawancara kegiatan PKL 47
2 Kuesioner evaluasi kinerja pemasok 49
3 Kebutuhan data sekunder untuk aspek khusus 52
4 Rencana pelaksanaan kegiatan Praktik Kerja Lapangan 53
5 Kebutuhan data dan informasi aspek khusus 54
6 Struktur organisasi PT ISM Tbk Bogasari Flour Mills 56
7 Peta proses operasi pembuatan tepung terigu 57
v

8 Surat jalan transportasi 58


9 Depo-depo PT ISM Tbk Bogasari Flour Mills 59
10 Perhitungan evaluasi kinerja pemasok 61
11 Rincian biaya investasi pada gudang bahan baku kemasan 62
12 Analisis perhitungan biaya penyimpanan bahan baku kemasan 64
13 Analisis perhitungan Net Present Value 65
14 Biaya pengiriman direct supply CR 2.3 tujuan Jakarta bulan Maret 2018 66
15 Biaya pengiriman milkrun CR 2.3 tujuan Jakarta bulan Maret 2018 68
16 Biaya pengiriman direct supply CR 2.3 tujuan Tangerang bulan Maret 2018 70
17 Biaya pengiriman milkrun CR 2.3 tujuan Tangerang bulan Maret 2018 71
18 Biaya pengiriman direct supply CR 2.3 tujuan Bekasi bulan Maret 2018 72
19 Biaya pengiriman milkrun CR 2.3 tujuan Bekasi bulan Maret 2018 73
20 Biaya pengiriman direct supply CR 2.3 tujuan Bogor bulan Maret 2018 74
21 Biaya pengiriman milkrun CR 2.3 tujuan Bogor bulan Maret 2018 75
22 Jumlah moda pengiriman gandum curah dengan metode Gantt Chart 76
vi
1

1 PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Industri pangan merupakan industri yang diproyeksikan mampu menopang
pertumbuhan di sektor industri manufaktur. Hasil kinerja ini menjadikan industri
pangan sebagai penyumbang terbesar Produk Domestik Bruto (PDB) pada sektor
industri manufaktur. Pertumbuhan industri pangan terhadap PDB nasional sebesar
9.46% pada triwulan ketiga 2017 (Badan Pusat Statistik 2017).
Salah satu industri pangan yang mendukung pertumbuhan PDB nasional adalah
industri tepung terigu. Tepung terigu merupakan bahan baku utama industri
makanan seperti mie, roti, dan kue. Hal ini menyebabkan konsumsi terhadap tepung
terigu semakin tinggi. Berdasarkan Asosiasi Produsen Terigu Indonesia (Aptindo)
pada tahun 2016, konsumsi tepung terigu di Indonesia meningkat sebesar 7%.
Peningkatan tersebut dimulai sejak 2013 dan hanya mengalami penurunan 1% pada
2014 ke 2015. Sedangkan pertumbuhan total populasi atau pengguna tepung terigu
meningkat sebesar 2% setiap tahunnya dari tahun 2010 hingga 2016. Data konsumsi
tepung terigu dan pertumbuhannya tahun 2010-2016 tersaji pada Tabel 1.

Tabel 1 Konsumsi tepung terigu dan pertumbuhannya tahun 2010-2016


Keterangan 2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016
Konsumsi tepung
4 407 4 716 5 047 5 266 5 544 5 482 5 857
terigu (‘000 MT)
% Pertumbuhan 11 7 7 4 5 -1 7
Total populasi (‘000)* 237 556 241 481 245 471 249 526 253 649 257 840 262 099
Konsumsi tepung
terigu perkapita 19 20 21 21 22 21 22
(kg/kapita/tahun)
% Pertumbuhan
konsumsi tepung 9 5 5 3 4 -3 5
terigu/kapita
Note: Data population disesuaikan sesuai dengan data dari Indofood pusat

Sumber: Asosiasi Produsen Terigu Indonesia (Aptindo) 2016

PT Indofood Sukses Makmur (ISM) Tbk Bogasari Flour Mills merupakan


perusahaan yang bergerak dibidang pangan, khususnya produk tepung terigu.
Perusahaan tersebut didirikan pada tahun 1969 yang berlokasi di Tanjung Priok,
Jakarta Utara. PT ISM Tbk Bogasari Flour Mills memproduksi berbagai tepung
terigu berbagai merek seperti Segitiga Biru, Kunci Biru dan Cakra Kembar serta
memproduksi jenis pasta seperti spaghetti, macaroni, fettuchini, dan lain-lain
dengan merek La Fonte. PT ISM Tbk Bogasari Flour Mills mendirikan pabrik
kedua yang berlokasi di Tanjung Perak, Surabaya dalam rangka memenuhi
kebutuhan tepung terigu diwilayah Indonesia bagian timur. PT ISM Tbk Bogasari
Flour Mills membuka depo pertama di Belawan, Medan, pada tanggal 27 April
1999 dan terus berkembang. Saat ini PT ISM Tbk Bogasari Flour Mills sudah
memiliki 28 depo yang tersebar dipuluhan provinsi Indonesia. Berbagai produk
tersebut telah mengembangkan jaringan pemasaran ekspornya ke berbagai
mancanegara untuk memenuhi kebutuhan konsumsi masyarakat.
2

Lokasi depo dan pelanggan yang berada dipuluhan provinsi Indonesia


hingga ekspor mancanegara, mengharuskan PT ISM Tbk Bogasari Flour Mills
menetapkan strategi distribusi produk yang tepat dengan melibatkan berbagai pihak
internal (manufaktur) maupun pihak eksternal (logistic partner) sehingga
kebutuhan konsumsi masyarakat terhadap tepung terigu terpenuhi. Hal tersebut
memerlukan pengelolaan manajemen logistik dan rantai pasok. Manajemen logistik
dan rantai pasok mengintegrasikan pemasok, produsen serta gudang diintegrasikan
dengan toko-toko, sehingga barang yang diproduksi dapat didistribusikan ke lokasi
yang tepat, untuk meminimalkan waktu yang tepat serta jangkauan sistem dengan
biaya sesuai persyaratan tingkat pelayanan (Tampubolon 2014).
Manajemen logistik dan rantai pasok pada PT ISM Tbk Bogasari Flour
Mills berperan penting dalam kegiatan penerimaan bahan baku antara pemasok
dengan perusahaan dan pengiriman barang jadi yang harus dikoordinasikan dengan
baik. Secara khusus, manajemen logistik dan rantai pasok berperan dalam kegiatan
transportasi dan distribusi produk. Kegiatan tersebut dilakukan dengan
penjadwalan pengiriman produk untuk mementukan jumlah moda yang digunakan
dan penentuan sistem pengiriman produk dari pabrik ke jaringan distribusi secara
cepat dan tepat dengan biaya yang dikeluarkan minimum. Hal itu dapat membantu
meningkatkan keunggulan kompetitif perusahaan yang sangat penting bagi banyak
industri. Berdasarkan hal tersebut, penulis tertarik untuk melakukan Praktik Kerja
Lapangan (PKL) dengan topik “Mempelajari Manajemen Logistik dan Rantai
Pasok pada PT Indofood Sukses Makmur Tbk Bogasari Flour Mills”.

1.2 Tujuan PKL


Kegiatan Praktik Kerja Lapangan sebagai kegiatan yang dapat
dimanfaatkan oleh mahasiswa untuk melihat langsung proses produksi tepung
terigu dan membandingkan teori-teori yang didapat di bangku kuliah dengan
keadaan nyata di lapangan. Tujuan dari PKL ini adalah mengkaji beberapa aspek
khusus penerapan Manajemen Logistik dan Rantai Pasok pada PT ISM Tbk
Bogasari Flour Mills yang mencakup:
1. Gambaran umum rantai pasok
2. Strategi rantai pasok
3. Evaluasi kinerja pemasok
4. Biaya penyimpanan bahan baku kemasan
5. Pemilihan forklift sebagai alat penanganan bahan
6. Penentuan sistem pengiriman barang jadi
7. Penentuan jumlah moda berdasarkan jadwal berangkat dan jadwal kembali

1.3 Manfaat PKL


Kegiatan PKL diharapkan dapat memberikan manfaat bagi mahasiswa, PT ISM
Tbk Bogasari Flour Mills, dan Sekolah Vokasi IPB khususnya Program Studi
Manajemen Industri. Manfaat dari PKL ini adalah:
1. Manfaat bagi mahasiswa, yaitu:
a. Menerapkan dan menambah wawasan ilmu pengetahuan mengenai aspek
pengendalian manajemen logistik dan rantai pasok yang diperoleh di bangku
perkuliahan pada lapangan kerja yang sesungguhnya.
b. Mendapat pengalaman kerja di PT ISM Tbk Bogasari Flour Mills.
3

2. Manfaat bagi PT ISM Tbk Bogasari Flour Mills, yaitu:


a. Menjadi masukan dalam menentukan sistem pengendalian manajemen
logistik dan rantai pasok.
b. Menjadi media promosi PT ISM Tbk Bogasari Flour Mills di lingkup kampus
IPB khususnya Program Studi Manajemen Industri.
c. Memberikan kontribusi kerja bagi PT ISM Tbk Bogasari Flour Mills dengan
telah bekerjanya mahasiswa pada bidang yang berkaitan dengan manajemen
logistik dan rantai pasok.

3. Manfaat bagi Sekolah Vokasi IPB, yaitu:


a. Menjadi umpan balik bagi Sekolah Vokasi IPB untuk usulan perbaikan atau
penambahan kurikulum, khususnya di Manajemen Industri.
b. Menjalin kerjasama yang baik antara Program Studi Manajemen Industri
dengan PT ISM Tbk Bogasari Flour Mills.

1.4 Ruang Lingkup


Ruang lingkup berfungsi untuk membuat sebuah kegiatan ilmiah menjadi
lebih fokus dan konsisten pada tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya.
Mahasiswa menerapkan ruang lingkup khusus terhadap permasalahan yang
nantinya akan menjadi topik dalam penulisan tugas akhir. Aspek khusus yang
menjadi kajian adalah aspek pengendalian berupa manajemen logistik dan rantai
pasok dengan materi yang mencakup beberapa kajian sebagai berikut:
1. Gambaran umum rantai pasok produk tepung terigu
2. Strategi rantai pasok
3. Evaluasi kinerja pemasok bahan baku kemasan karung
4. Biaya penyimpanan bahan baku kemasan pada gudang Flour Packing
5. Pemilihan forklift sebagai alat penanganan bahan
6. Penentuan sistem pengiriman barang jadi pada Customer Region 2.3
7. Penentuan jumlah moda pengiriman gandum curah
4

2 TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Manajemen Logistik dan Rantai Pasok


The Council of Logistics Management (CLM), organisasi pelopor logistik
di Amerika Serikat yang memiliki anggota sekitar 15 000 orang mendefinisikan
manajemen logistik sebagai berikut:
Manajemen logistik merupakan bagian dari proses rantai pasok yang
berfungsi untuk merencanakan, melaksanakan dan mengendalikan keefisienan dan
keefektifan aliran dan penyimpanan barang, pelayanan dan informasi terkait dari
titik permulaan (point of-origin) hingga titik konsumsi (point-of-consumption)
dalam tujuannya untuk memenuhi kebutuhan para pelanggan (Tunggal 2010).
Menurut Pujawan dan Mahendrawathi (2017), rantai pasok adalah jaringan
perusahaan-perusahaan yang secara bersama-sama bekerja untuk menciptakan dan
mengantarkan suatu produk ke tangan pemakai akhir. Perusahaan-perusahaan
tersebut biasanya termasuk pemasok, pabrik, distributor, toko atau ritel, serta
perusahaan-perusahaan pendukung seperti perusahaan jasa logistik.
Istilah manajemen rantai pasok pertama kali dikemukakan oleh Oliver dan
Weber pada tahun 1982 (cf. Oliver dan Weber, 18; Lambert et al. 1998). Jika rantai
pasok adalah jaringan fisiknya, yaitu perusahaan-perusahaan yang terlibat dalam
memasok bahan baku, memproduksi barang, maupun mengirimkannya ke pemakai
akhir, manajemen rantai pasok adalah metode, alat, atau pendekatan
pengelolaannya. Namun, perlu ditekankan bahwa manajemen rantai pasok
menghendaki pendekatan atau metode yang terintegrasi dengan dasar semangat
kolaborasi. Jadi, manajemen rantai pasok tidak hanya berorientasi pada urusan
internal sebuah perusahaan, melainkan juga urusan eksternal yang menyangkut
hubungan dengan perusahaan-perusahaan jasa logistik. Pada suatu rantai pasok
terdapat 3 (tiga) macam aliran yang harus dikelola. Pertama adalah aliran barang
yang mengalir dari hulu (upstream) ke hilir (downstream). Kedua, aliran uang dan
sejenisnya yang mengalir dari hilir ke hulu. Ketiga, aliran informasi yang bisa
terjadi dari hulu ke hilir ataupun sebaliknya. Aliran-aliran tersebut digambarkan
dengan skema jaringan rantai pasok yang dimulai dari pemasok, manufaktur,
distributor, toko hingga konsumen akhir yang ditunjukan pada Gambar 1.

Pemasok Pemasok
Manufaktur Distributor Toko
Level 2 Level 1

Keuangan : surat tagihan, ketentuan pembayaran


Barang : bahan baku, komponen, produk jadi,
pengembalian, daur ulang, perbaikan
Informasi : kapasitas, status pengiriman, surat penawaran,
persediaan, penjualan, permintaan dan
penawaran barang/dokumen permintaan
Gambar 1 Simplifikasi model rantai pasok dan macam aliran yang dikelola
(Pujawan dan Mahendrawathi 2017)
5

Menurut Indrajit dan Djokropranoto (2002) dalam Marimin dan Maghfiroh


(2010), hubungan organisasi rantai pasok adalah sebagai berikut:
1. Rantai 1 adalah pemasok. Pemasok adalah sumber penyedia bahan baku
pertama, mata rantai penyaluran barang akan dimulai dari pemasok. Jumlah
pemasok bisa banyak ataupun sedikit.
2. Rantai 1-2 adalah pemasok ke manufaktur. Manufaktur yang melakukan
pekerjaan membuat, mempabrikasi, merakit, mengkonversikan ataupun
menyelesaikan barang.
3. Rantai 1-2-3 adalah pemasok ke manufaktur ke distributor. Barang yang sudah
jadi di manufaktur disalurkan kepada pelanggan. Barang yang berasal dari
gudang pabrik disalurkan ke gudang distributor atau pedagang besar dalam
jumlah besar kemudian barang tersebut disalurkan kepada pengecer dalam
jumlah yang lebih kecil.
4. Rantai 1-2-3-4 adalah pemasok ke manufaktur ke distributor ke ritel. Pedagang
besar biasanya mempunyai fasilitas gudang sendiri atau dapat juga menyewa
dari pihak lain. Gudang ini digunakan untuk menimbun barang sebelum
disalurkan lagi ke pihak pengecer. Pada rantai ini bisa dilakukan penghematan
dalam bentuk persediaan dan biaya gudang. Penghematan tersebut dilakukan
dengan cara mendesain kembali pola-pola pengiriman barang, baik dari gudang
manufaktur maupun ke toko pengecer.
5. Rantai 1-2-3-4-5 adalah pemasok ke manufaktur ke distributor ke ritel ke
pelanggan. Pengecer menawarkan barangnya kepada pelanggan atau pembeli.
Mata rantai pasok akan berhenti ketika barang tersebut tiba pada pemakai
langsung.

2.2 Strategi Rantai Pasok


Strategi pada hakikatnya bukanlah sebuah keputusan atau aksi tunggal
melainkan kumpulan berbagai keputusan dan aksi yang dilakukan oleh suatu
organisasi atau oleh beberapa organisasi secara bersama-sama. Berbagai keputusan
dan aksi ini dilakukan untuk mencapai tujuan jangka panjang yang telah ditentukan.
Dalam konteks rantai pasok, keputusan ini bisa berupa pendirian pabrik baru,
penambahan kapasitas produksi, penggabungan dua fasilitas produksi, perancangan
produk baru, pengalihan tanggung jawab pengelolaan persediaan ke pemasok,
pengurangan jumlah pemasok, pemberlakuan sistem pengendalian kualitas yang
baru, dan sebagainya (Pujawan dan Mahendrawathi 2017).
Pujawan dan Mahendrawathi (2017), mendefinisikan strategi rantai pasok
adalah kumpulan kegiatan dan aksi strategis di sepanjang rantai pasok yang
menciptakan rekonsiliasi antara apa yang dibutuhkan pelanggan akhir dengan
kemampuan sumber daya yang ada pada rantai pasok tersebut. Strategi rantai pasok
harus tercermin pada kebijakan atau keputusan taktis rantai pasok. Kebijakan atau
keputusan mengenai dimana fasilitas lokasi akan didirikan, bagaimana cara
mengatur dan mengendalikan sistem produksi, bagaimana kebijakan-kebijakan
tentang persediaan dan transportasi, pemasok yang bagaimana akan dipilih dan
kebijakan mengenai pengembangan produk harus bersinergi dengan strategi rantai
pasok. Apabila suatu rantai pasok memiliki efisiensi sebagai strategi, maka semua
keutusan pada komponen-komponen tersebut harus mendukung. Strategi rantai
pasok dapat dilihat pada Tabel 2.
6

Tabel 2 Strategi rantai pasok


Keputusan
Efisien Responsif
Taktis
Cari lokasi yang dekat pasar,
Tempatkan pabrik di
punya akses tenaga kerja
Lokasi Fasilitas negara yang ongkos
yang terampil dan teknologi
tenaga kerjanya murah.
yang memadai.
Sistem produksi harus
Tingkat utilitas sistem
Sistem Produksi fleksibel dan ada kapasitas
produksi harus tinggi.
ekstra.
Diperlukan persediaan
Perlu upaya meminimasi
Persediaan pengaman yang cukup di
tingkat persediaan.
lokasi yang tepat.
Diperlukan transportasi yang
Pengiriman angkutan truk
cepat. Bila perlu tetapkan
(truck load) atau angkutan
kebijakan kurang dari beban
kontainer (container load)
Transportasi truk (less than truck load)
subkontrakan ke pihak
atau kurang dari beban
ketiga.
kontainer (less than container
load).
Pilih pemasok dengan Pilih pemasok berdasarkan
Pasokan harga dan kualitas sebagai kecepatan, fleksibilitas, dan
kriteria utama. kualitas.
Gunakan modular desain dan
Pengembangan Fokus ke minimalisasi tunda deferensiasi produk
Produk ongkos. sebisa mungkin
(postponement).
Sumber: Pujawan dan Mahendrawathi (2017)

2.3 Evaluasi Kinerja Pemasok


Pemilihan pemasok merupakan kegiatan strategis, terutama apabila
pemasok tersebut akan memasok item yang kritis atau akan digunakan dalam
jangka panjang sebagai pemasok penting. Kriteria pemilihan adalah salah satu hal
penting dalam pemilihan pemasok. Kriteria yang digunakan tentunya harus
mencerminkan strategi rantai pasok maupun karakteristik dari item yang akan
dipasok. Secara umum banyak perusahaan yang menggunakan kriteria–kriteria
dasar seperti kualitas barang yang ditawarkan, harga, dan ketepatan waktu
pengiriman. Namun, sering kali pemilihan pemasok membutuhkan berbagai kriteria
lain yang dianggap penting oleh perusahaan (Pujawan dan Mahendrawathi 2017).
Penelitian yang dilakukan oleh Dickson hampir 40 tahun yang lalu menunjukkan
bahwa kriteria pemilihan pemasok sangat beragam seperti ditunjukkan pada Tabel
3. Angka pada kolom kedua menunjukkan tingkat kepentingan dari masing-masing
kriteria berdasarkan kumpulan jawaban dari survei yang direspon oleh 170 manajer
pembelian di Amerika Serikat. Responden diminta memilih angka 0-4 yang berarti
angka 4 sangat penting. Jadi, tabel tersebut menunjukkan bahwa rata-rata responden
melihat kualitas sebagai aspek terpenting dalam pemilihan pemasok.
7

Tabel 3 Kriteria evaluasi pemasok


Kriteria Skor
Kualitas 3.5
Pengiriman 3.4
Sejarah kinerja 3.0
Arahan dan kebijakan klaim 2.8
Harga 2.8
Kemampuan teknis 2.8
Posisi keuangan 2.5
Kepatuhan prosedural 2.5
Sistem komunikasi 2.5
Reputasi dan posisi di industri 2.4
Keinginan untuk bisnis 2.4
Manajemen dan organisasi 2.3
Kontrol operasi 2.2
Layanan perbaikan 2.2
Sikap 2.1
Kesan 2.1
Kemampuan pengemasan 2.0
Catatan hubungan kerja 2.0
Letak geografis 1.9
Jumlah bisnis masa lalu 1.6
Alat bantu pelatihan 1.5
Manajemen timbal balik 0.6
Sumber: Dickson (1966)

2.4 Biaya Penyimpanan Bahan Baku


Biaya pokok penyimpanan per unit merupakan pertimbangan biaya total dan
bukan biaya per unit. Namun pada banyak konteks pengambilan keputusan,
perhitungan biaya per unit menjadi sangat penting, suatu produk per unit dihitung
dengan menjumlahkan biaya tetap dengan biaya tidak tetap yang dibebankan
kemudian membagi jumlah biaya ini dengan unit yang diproduksi. Biaya variabel
secara total berubah dengan seiringnya aktivitas atau volume yang terkait
(Horngren et al. 2006).
Menurut Ballou (2004), biaya penyimpanan berasal dari menyimpan barang
untuk suatu periode, dan secara kasar sebanding dengan jumlah rata-rata barang
yang disimpan. Biaya tersebut dapat dikategorikan ke dalam empat kelas, yaitu
biaya ruang, biaya modal, biaya layanan inventaris dan biaya risiko penyimpanan.
a. Biaya ruang
Biaya ruang adalah biaya yang muncul untuk penggunaan volume ruang didalam
gedung penyimpanan. Jika ruang tersebut dimiliki atau dikontrak secara pribadi,
biaya ruang ditentukan dengan mengalokasikan biaya operasi terkait ruang,
seperti temperatur dan cahaya, serta biaya tetap seperti biaya bangunan dan
peralatan penyimpanan, atas dasar volume tersimpan.
b. Biaya modal
Biaya modal mengacu pada biaya uang yang terikat dalam penyimpanan. Biaya
modal dapat bervariasi dari tingkat bunga utama hingga biaya peluang modal.
8

c. Biaya layanan inventaris


Asuransi dan pajak merupakan bagian dari biaya penyimpanan inventori, karena
kurang lebih nilainya bergantung pada jumlah persediaan yang ada.
Pertanggungan asuransi dilakukan sebagai perlindungan terhadap kerugian dari
kebakaran, badai, atau pencurian.
d. Biaya risiko penyimpanan
Biaya risiko penyimpanan merupakan biaya yang terkait dengan deteriorasi,
penyusutan (pencurian), kerusakan, atau keusangan. Dalam menyimpan
persediaan, sebagian persediaan akan terkontaminasi, rusak, dicuri, atau tidak
layak dan tidak tersedia untuk dijual.

2.5 Net Present Value (NPV)


Nurmalina et al. (2014) menyatakan bahwa Net Present Value atau nilai kini
adalah selisih antara total nilai sekarang (present value) manfaat dengan total
present value biaya atau jumlah present value dari manfaat bersih tambahan selama
umur bisnis. Nilai yang dihasilkan oleh perhitungan NPV adalah dalam satuan mata
uang (Rp). Pemilihan alat penanganan bahan dengan analisis finansial net present
value (NPV) mempertimbangkan hal-hal sebagai berikut:
1. Investasi awal pembelian alat penanganan bahan
2. Biaya operasional penanganan bahan
3. Nilai bunga
4. Nilai akhir alat penanganan bahan
5. Umur teknis penanganan bahan

2.6 Sistem Pengiriman Direct Supply atau Milkrun


Pada model direct supply pengiriman langsung dari pabrik ke pelanggan,
tanpa melalui gudang atau fasilitas penyangga. Jadi, dengan strategi ini kebutuhan
gudang atau fasilitas penyangga akan hilang. Biasanya strategi ini cocok digunakan
untuk barang yang umurnya pendek dan mudah rusak dalam proses bongkar/muat
atau pemindahannya. Karena hilangnya fasilitas antar gudang, maka ada
penghematan biaya fasilitas, tetapi terkadang biaya transportasi lebih tinggi akibat
berkurangnya kesempatan mencapai skala ekonomi atau keuntungan biaya yang
tinggi pada aktivitas transportasi (Pujawan dan Mahendrawathi 2017).
Pada model milk-run produk akan mengalir melalui fasilitas gudang yang
berada diantara pabrik dengan pelanggan. Ditempat ini, kendaraan penjemput dan
pengirim akan bertemu dan terjadi transfer beban (tentu juga dimungkinkan
terjadinya konsolidasi yang melibatkan banyak pabrik dan pelanggan). Aktivitas
yang terjadi adalah penerimaan, penyortiran, dan pemuatan. Secara umum
keunggulannya adalah pengiriman bisa relatif cepat dan tetap bisa mencapai
efisiensi biaya transportasi yang baik karena adanya konsolidasi. Selain itu,
kegiatan handling akan jauh berkurang dan persediaan di rantai pasok tidak akan
terlalu tinggi. Strategi ini lemah dari sisi kebutuhan investasi sistem yang biasanya
cukup tinggi untuk menciptakan visibilitas informasi dan koordinasi antara pabrik
dengan pelanggan. Dalam praktiknya, perusahaan mungkin menggabungkan antara
fasilitas penyimpanan dengan fasilitas cross-docking atau tempat penggabungan
produk dari berbagai supplier dalam satu fasilitas pergudangan untuk tujuan
pengiriman yang sama. Sebagai contoh, bagian depan digunakan untuk kegiatan
9

cross-docking, sedangkan bagian belakang digunakan untuk penyimpanan. Dengan


demikian, produk yang akan melewati proses penyimpanan maupun proses cross-
docking bisa menggunakan fasilitas penerimaan dan pemuatan yang sama. Apabila
tujuan pengiriman berdekatan, misalnya pengiriman untuk toko-toko di suatu
wilayah, maka satu kendaraan bisa mengangkut muatan untuk sejumlah tujuan
sekaligus (Pujawan dan Mahendrawathi 2017).

Direct Supply Milkrun

Gambar 2 Ilustrasi Direct Supply dan Milkrun

2.7 Penentuan Jumlah Moda Berdasarkan Jadwal Berangkat dan Jadwal


Kembali
Menurut Ballou (2004), penentuan jumlah moda dapat menggunakan
pengurutan rute yang dilalui pada kendaraan tertentu. Namun dalam praktiknya,
jika rute lain dimulai setelah rute pertama selesai maka kendaraan akan ditugaskan
ke rute kedua tersebut. Oleh karena itu, jumlah kendaraan yang dibutuhkan
ditentukan secara berurutan dengan menempatkan rute dari akhir ke akhir sehingga
kendaraan memiliki waktu slack minimal. Pengurutan dengan cara ini
meminimalkan jumlah truk yang dibutuhkan untuk melayani semua rute.
Penentuan jumlah moda untuk meminimasi jumlah moda transportasi dapat
menggunakan metode Gantt Chart. Diagram Gantt (Ghant Chart) merupakan alat
peraga visual yang bermanfaat dalam pembebanan dan penjadwalan. Diagram
penjadwalan gantt digunakan untuk mengawasi pekerjaan yang sedang
berlangsung. Diagram ini menandai pekerjaan sesuai jadwal yang terlalu cepat atau
terlalu lambat (Heizer dan Render 2011).
Kelebihan yang dimiliki diagram Gantt adalah kesederhanaan dan kejelasan
yang dimilikinya. Diagram ini dengan jelas menunjukkan beban pekerjaan
berbanding (relative work load) pada satu sistem pengolahan. Diagram Gantt juga
memiliki kelemahan yaitu keterbatasannya. Bagan ini tidak menunjukkan
hubungan antara berbagai masa penyelesaian pekerjaan, jenis mesin atau peralatan,
prestasi kerja manusia. Oleh sebab itu, bagan ini harus diperbaiki secara berkala
apabila ada pesanan pekerjaan yang baru diterima (Pardede 2005).
10

3 TATA LAKSANA PRAKTIK KERJA LAPANGAN

3.1 Kerangka Kerja Praktik Kerja Lapangan


Pelaksanaan Praktik Kerja Lapangan (PKL) memerlukan sebuah kerangka
kerja. Kerangka kerja bertujuan untuk memudahkan dalam pelaksanaan PKL.
Kerangka kerja Praktik Kerja Lapangan digambarkan melalui diagram alir yang
dapat dilihat pada Gambar 3.

Mempelajari keadaan umum PT ISM Tbk Bogasari Flour Mills, Jakarta Utara
(Sejarah, struktur organisasi, jenis produk, kegiatan produksi)

Mempelajari, mengamati, serta mendiskusikan aspek khusus manajemen


logistik dan rantai pasok pada PT ISM Tbk Bogasari Flour Mills:
1. Gambaran umum rantai pasok produk tepung terigu
2. Strategi rantai pasok
3. Evaluasi kinerja pemasok bahan baku kemasan karung
4. Biaya penyimpanan bahan baku kemasan pada gudang Flour Packing
5. Pemilihan forklift sebagai alat penanganan bahan
6. Penentuan sistem pengiriman barang jadi pada Customer Region 2.3
7. Penentuan jumlah moda pengiriman gandum curah

Mengidentifikasi masalah yang berkaitan dengan aspek khusus Manajemen


Logistik dan Rantai Pasok

Mencari akar masalah dan alternatif solusi aspek khusus Manajemen Logistik
dan Rantai Pasok

Konfirmasi dan penetapan prioritas pemecahan masalah

Input, analisis dan pengolahan data

Pelaporan

Gambar 3 Kerangka Kerja Praktik Kerja Lapangan


11

3.2 Jenis dan Metode Pengumpulan Data


Jenis data yang digunakan dalam laporan akhir yaitu data primer dan data
sekunder. Data primer adalah data yang diperoleh dari observasi secara langsung,
wawancara, dan kuesioner. Sedangkan data sekunder adalah data yang diperoleh
dari internet atau dokumen perusahaan maupun data sekunder lain yang mendatang.
Metode pengumpulan data yaitu:
1. Observasi langsung adalah melakukan pengamatan secara langsung pada
proses produksi tepung terigu dan kegiatan pengiriman barang jadi dan
pengiriman gandum curah pada Departemen Commercial Support and Gate
Office.
2. Wawancara secara mendalam dengan Departemen Operation, Departemen
Logistic and Transportation, Departemen Commercial Support and Gate
Office dan Kepala bagian Gudang Flour Packing and Material Support.
Kegiatan wawancara dilakukan untuk mendapatkan informasi mengenai
gambaran umum rantai pasok, strategi rantai pasok, evaluasi pemilihan
pemasok bahan baku kemasan PP bags (polypropylene) atau karung,
menentukan biaya penyimpanan bahan baku kemasan, pemilihan jenis alat
penanganan bahan forklift, penentuan sistem pengiriman barang jadi direct
supply atau milkrun dan penentuan jumlah moda pengiriman gandum curah
berdasarkan jadwal berangkat dan jadwal kembali. Panduan wawancara selama
melakukan kegiatan PKL dapat dilihat pada Lampiran 1.
3. Kuesioner adalah salah satu metode pengumpulan informasi yang melibatkan
beberapa responden dan berkaitan dengan evaluasi kinerja pemasok bahan
baku kemasan PP bags (polypropylene). Kuesioner berisi mengenai daftar-
daftar pertanyaan untuk evaluasi pemasok yang terdiri dari alternatif pilihan
pemasok bahan baku kemasan PT ISM Tbk Bogasari Flour Mills, kriteria-
kriteria yang digunakan dalam menentukan pemasok, tingkat kepentingan pada
masing-masing kriteria pemasok dan penilaian yang diberikan pada masing-
masing pemasok yang ditujukan kepada pihak terkait. Kuesioner evaluasi
kinerja pemasok dapat dilihat pada Lampiran 2.
4. Studi literatur dilakukan dengan mencari data-data yang ada pada perusahaan
yang berkaitan dengan manajemen logistik dan rantai pasok serta membaca
buku-buku yang berkaitan dengan manajemen logistik dan rantai pasok.
Kebutuhan data sekunder dapat dilihat pada Lampiran 3.

3.3 Lokasi dan Waktu Pelaksanaan


Praktik Kerja Lapangan dilaksanakan di PT ISM Tbk Bogasari Flour Mills
yang terletak di Jalan Raya Cilincing No.1, RW 11, Kelurahan Kali Baru,
Kecamatan Cilincing, Kota Jakarta Utara, Daerah Khusus Ibukota Jakarta 14110.
Praktik Kerja Lapangan dilakukan selama 2 (dua) bulan terhitung dari 1 Maret 2018
sampai 30 April 2018. Waktu efektif PKL 45 hari kerja atau 360 jam kerja dengan
asumsi rata-rata delapan jam kerja per hari. Tabel kegiatan Praktik Kerja Lapangan
dapat dilihat pada Lampiran 4.
12

3.4 Data dan Informasi yang Dibutuhkan


Selama kegiatan Praktik Kerja Lapangan harus dikumpulkan berbagai data
dan informasi sebagai bahan penulisan yang dibutuhkan untuk topik khusus. Data
dan informasi yang dibutuhkan disajikan dalam Lampiran 5.

3.5 Metode Pengolahan Data


1. Evaluasi Kinerja Pemasok
Evaluasi pemilihan pemasok dilakukan menggunakan perbandingan
berpasangan untuk membandingkan setiap elemen/kriteria dengan elemen/
kriteria lainnya. Pada setiap tingkat hirarki secara berpasangan sehingga didapat
nilai tingkat kepentingan elemen. Langkah-langkah dalam melakukan evaluasi
pemilihan pemasok adalah sebagai berikut (Ngatawi dan Setyaningsih 2011):
1. Menentukan jenis-jenis kriteria pemilihan pemasok yang digunakan
perusahaan
2. Menyusun kriteria-kriteria tersebut dalam bentuk matriks berpasangan
berdasarkan skala penilaian perbandingan berpasangan. Skala penilaian
perbandingan berpasangan menggunakan skala Saaty dari 1-9
3. Menentukan bobot prioritas setiap kriteria
4. Menghitung nilai eigen vektor maksimum (λ maks)
5. Menghitung konsistensi indeks
Perhitungan konsistensi adalah menghitung penyimpangan dari konsistensi
nilai, dari penyimpangan ini disebut indeks konsistensi dengan persamaan:

λ maks−n
CI = ..................................................................................... (1)
n−1

Dimana : λ maks = nilai eigen vektor maksimum


n = jumlah kriteria
Selanjutnya menghitung nilai rasio konsistensi yang didapat dari
perbandingan antara indeks konsistensi (CI) dan indeks random (RI). Matriks
perbandingan dapat diterima jika nilai rasio konsistensi (CR) ≤ 0.1. Rumus
nilai rasio konsistensi (CR) adalah sebagai berikut:
CI
CR = ................................................................................................... (2)
RI
Indeks random (RI) diperoleh berdasarkan perhitungan Saaty dari rata-rata
konsistensi untuk matriks dengan ukuran yang berbeda. Indeks random (RI)
berdasarkan perhitungan Saaty dapat dilihat pada Tabel 4.

Tabel 4 Indeks random (RI) Saaty


n 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15

RI 0 0 0,58 0,90 1,12 1,24 1,32 1,41 1,45 1,49 1,51 1,48 1,56 1,57 1,59

6. Menghitung nilai alternatif dari masing-masing pemasok untuk menentukan


peringkat pemasok. Pemasok yang dipilih yang memiliki nilai alternatif
13

terbesar. Penilaian alternatif tersebut dapat dituliskan menggunakan tabel


seperti pada Tabel 5.

Tabel 5 Contoh pendekatan berbobot untuk evaluasi pemasok


Nilai (1-5)
No. Kriteria Bobot Bobot x Nilai
(tertinggi 5)
Keahlian
1. rekayasa/penelitian/pembaruan 0.20 5 1.0
Kemampuan proses produksi
2. 0.15 4 0.6
(fleksibilitas/bantuan teknis)
Kemampuan
3. 0.05 4 0.2
distribusi/pengiriman
4. Sistem mutu dan kinerja 0.10 2 0.2
Fasilitas/lokasi 0.05 2 0.1
5. Kekuatan keuangan dan
pengelolaan (stabilitas dan
0.15 4 0.6
struktur biaya)
6. Kemampuan sistem informasi 0.10 2 0.2
Integritas (taat pada peraturan
0.20 5 1.0
lingkungan hidup/etika)
TOTAL 1.00 3.9
Sumber: Heizer dan Render (2011)

2. Biaya Penyimpanan Bahan Baku


Perhitungan biaya pokok penyimpanan per unit dilakukan dengan beberapa
tahapan sebagai berikut:
1. Hitung biaya tetap yaitu biaya depresiasi (penyusutan dan bunga modal)

𝑖𝑃 (𝑁+1)
I= ............................................................................................. (3)
2𝑁

2. Hitung biaya total yaitu biaya tetap dan biaya tidak tetap
𝐵𝑇
B = λ + 𝐵𝑇𝑇 .......................................................................................... (4)

3. Hitung biaya pokok dengan menggunakan rumus sebagai berikut:

𝐵
Bp = .................................................................................................. (5)
𝐾

Dimana:
I : Total bunga modal yang dikeluarkan (Rp)
P : Harga awal peralatan (Rp)
N : Umur ekonomis alat (Tahun)
14

B : Biaya total (Rp/Bulan)


BT : Biaya tetap (Rp/Tahun)
BTT : Biaya tidak tetap (Rp/Tahun)
λ : Bulan kerja per tahun

Bp : Biaya pokok (Rp/Kg)


K : Kapasitas alat (Kg/Bulan)

3. Metode Net Present Value (NPV) untuk Pemilihan Forklift sebagai Alat
Penanganan Bahan
Perhitungan net present value dihitung dengan menggunakan rumus dimana
material net present value yang dipilih, yaitu yang memiliki nilai NPV paling
rendah. Rumus perhitungan net present value adalah sebagai berikut:

(1+𝑖)𝑛 −1 𝑆𝑛
NPV = 𝐼 + 𝐶 − ............................................................. (6)
𝑖 (1+𝑖)𝑛 (1+𝑖)𝑛
Dimana:
I : Biaya investasi awal n
C : Biaya operasional tahunan
i : Bunga modal per tahun
n : Umur ekonomis
Sn : Nilai sisa alat pada tahun ke n

4. Penentuan Sistem Pengiriman Barang Jadi Direct Supply atau Milkrun


Pemilihan metode Direct supply atau milkrun dilakukan sebagai
pertimbangan dalam melakukan metode pengiriman barang yang dapat
mengefisiensikan biaya pengiriman dengan beberapa pertimbangan yang perlu
diperhatikan. Direct supply atau milkrun dipilih dengan mempertimbangkan
cycle issue berisi variable x:y:z yang berarti dalam pengiriman x hari,
pengiriman dilakukan sebanyak y dan siklus pengiriman selanjutnya dilakukan
pada z. Selain mempertimbangkan cycle issue, pemilihan metode direct supply
atau milkrun dipilih berdasarkan biaya per perjalanan.

5. Penentuan Jumlah Moda dengan Pendekatan Gantt Chart


Data yang dibutuhkan dalam penentuan jumlah moda berdasarkan jadwal
berangkat dan jadwal kembali dengan diagram Gantt sebagai berikut:
a. Jumlah pengiriman yang harus dilayani per hari
b. Jadwal keberangkatan dan jadwal kedatangan setiap pengiriman
Pengerjaan penentuan jumlah moda dengan metode Gantt Chart ditunjukkan
pada Gambar 4.

Gambar 4 Gantt Chart (Ballou 2004)


15

4 HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 PT Indofood Sukses Makmur Tbk Bogasari Flour Mills


1. Sejarah, Visi dan Misi
PT Indofood Sukses Makmur Tbk Bogasari Flour Mills (PT ISM Tbk
Bogasari Flour Mills) merupakan produsen tepung terigu pertama dan terbesar
di Indonesia yang berdiri secara notarial pada tanggal 19 Mei 1969 dengan
peresmian pabrik yang pertama di Tanjung Priok, Jakarta Utara. Kemudian, pada
tanggal 10 Juli 1972, pabrik yang kedua di Tanjung Perak Surabaya
dioperasikan. Pada tanggal 21 Juli 1992 PT Bogasari Flour Mills diakusisi oleh
PT Indocement Tunggal Prakasa dan terakhir pada tanggal 30 Juni 1995
Bogasari kembali diakusisi oleh PT Indofood Sukses Makmur Tbk menjadi PT
Indofood Sukses Makmur Tbk Bogasari Flour Mills. Bogasari memproduksi
tepung terigu dengan tiga merek utama yaitu Cakra Kembar, Segitiga Biru, dan
Kunci Biru. PT ISM Tbk Bogasari Flour Mills Jakarta memiliki luas area 33 ha
dengan fasilitas dermaga dan wheat silo, penggilingan (milling), dan
penyimpanan (storage). Kegiatan utama PT ISM Tbk Bogasari Flour Mills ialah
mengolah gandum menjadi tepung terigu. Kapasitas giling pada PT ISM Tbk
Bogasari Flour Mills sebesar 10 450 MT/hari dengan fasilitas penggilingan,
yaitu mill A hingga mill O.
PT ISM Tbk Bogasari Flour Mills mempunyai visi yaitu “Menjadi
perusahaan terkemuka dari penyedia produk tepung-tepungan berkualitas
premium dan bernilai tinggi termasuk jasa terkait yang terintegrasi”. Visi
tersebut didukung dengan misi perusahaan yaitu :
a. Senantiasa meningkatkan kompetensi karyawan, proses produksi, dan
teknologi.
b. Menyediakan produk berkualitas dan inovatif sesuai pilihan pelanggan
dengan harga terjangkau.
c. Memastikan ketersediaan produk bagi pelanggan domestik maupun
internasional.
d. Memberikan kontribusi dalam peningkatan kualitas hidup bangsa Indonesia,
khususnya bidang nutrisi.
e. Meningkatkan stakeholder value secara berkesinambungan.

2. Struktur Organisasi
Struktur Organisasi di PT ISM Tbk Bogasari Flour Mills memiliki empat
divisi yang disebut sebagai Operating Profit Unit (OPU) yang setiap unitnya
dipimpin oleh seorang OPU Head. Struktur organisasi dibawah OPU Head
terdapat empat Senior Vice President bagian Commercial, Manufacturing,
Human Resources, dan Finance yang membawahi 12 Vice President. Setiap
masing-masing divisi akan dibawahi beberapa departemen yang dipimpin oleh
43 Manager. Informasi lebih jelas mengenai struktur organisasi perusahaan
dapat dilihat pada Lampiran 6. Tugas dan tanggung jawab masing-masing
bagian sebagai berikut :
a. Silo
Departemen ini bertugas untuk menangani masalah pengiriman gandum dari
kapal didermaga menuju tempat penyimpanan bahan baku, penyimpanan
16

gandum selama didalam silo, dan pengiriman gandum ke mills. PT ISM Tbk
Bogasari Flour Mills memiliki 140 buah silo gandum yang terbagi atas silo
gandum A (terbuat dari beton) dan silo B (terbuat dari baja) dengan kapasitas
masing-masing 2 500 ton dan 2 800 ton gandum.
b. Milling
Departemen ini bertugas untuk menangani segala sesuatu yang berhubungan
dengan proses penggilingan gandum menjadi tepung terigu Departemen ini
juga bertanggung jawab terhadap kualitas tepung terigu yang dihasilkan..
c. Flour Silo and Bulk Packing
Departemen ini bertugas mengirim terigu dari Mill ke Flour Silo dan
pengiriman tepung terigu dari Flour Silo ke Packing. Departemen ini juga
bertugas untuk melakukan pencampuran tepung terigu dengan bahan
pendukung agar sesuai dengan standar kualitas yang dihasilkan serta
bertanggung jawab dengan masalah pengemasan tepung terigu.
d. Maintenance
Departemen ini bertugas untuk menangani kerusakan dan perawatan mesin-
mesin dan peralatan yang digunakan proses produksi. Selain itu, departemen
ini melakukan perbaikan peralatan rusak di bengkel karena tidak dapat
melakukan perbaikan di tempat terjadinya kerusakan.
e. Production Facility
Departemen ini bertugas untuk menyediakan fasilitas yang mendukung
proses produksi seperti listrik, air, steam, dan lain-lain. Selain itu juga
melakukan pemeliharaan, perbaikan, dan pembangunan terhadap sarana-
sarana tersebut.
f. Automation
Departemen ini bertugas untuk merawat dan menangani kerusakan mesin dan
alat-alat yang berhubungan programnya yang dibagi menjadi dua, yaitu
Instrumenisasi bertanggung jawab atas alat ukur dan sensor yang ada di
perusahaan dan Programmable Logic Controller (PLC) yang berkaitan
dengan komputer dan software yang digunakan perusahaan.
g. Material Stores
Departemen ini bertanggung jawab atas pengadaan instrumen-instrumen alat
yang digunakan untuk perbaikan dan pemeliharaan seluruh mesin dan alat
produksi. Departemen ini bertugas untuk menyediakan sarana keperluan
produksi seperti spare part, bahan penunjang produksi, bahan bakar, dan
kemasan.
h. Quality and Product Development
Departemen ini melakukan pengawasan mutu terhadap bahan baku, produk
tepung terigu, produk pasta, dan pellet. Pengawasan dilakukan dari mulai
penyimpanan bahan baku, proses pembuatan, hingga selama penyimpanan
produk jadi.
i. Production Planning and Inventory Control
Departemen ini bertugas menangani masalah-masalah perencanaan produksi
tepung terigu dan pengontrolannya. Perencanaan produksi menggunakan
forecast bulanan dan tahunan yang diberikan oleh Marketing Planning
Control (MPC) dari hasil penjualan Sales and Marketing. Selain itu, PPIC
berkoordinasi dengan Departemen Operasi untuk merencanakan dan
menargetkan produksi mingguan.
17

3. Jenis Produk
Produk utama yang dihasilkan PT ISM Tbk Bogasari Flour Mills adalah
tepung terigu. Hasil penggilingan gandum mendapatkan 76% tepung terigu,
22.5% berupa bran dan pollard, dan 1.5% merupakan industrial flour. Bahan
baku gandum yang diolah menjadi tepung terigu dikelompokkan menjadi
beberapa jenis tepung terigu berdasarkan kandungan protein. Produk-produk
utama yang dihasilkan PT ISM Tbk Bogasari Flour Mills sebagai berikut:
a. Cakra Kembar Emas
Tepung terigu yang dibuat dari 100% gandum hard pilihan. Kandungan
protein tepung terigu ini berkisar 14%-15.5% dan menghasilkan gluten yang
tinggi sangat bagus dijadikan sebagai bahan dasar pembuatan roti agar
mengembang dengan sempurna. Kadar abu yang rendah sehingga membuat
crumb roti lebih putih.
b. Cakra Kembar
Tepung terigu yang yang dibuat dari 100% gandum hard, sehingga memiliki
kandungan protein yang tinggi minimal 13%. Tepung terigu ini mempunyai
sifat gluten yang ulet dan kuat. Tepung terigu ini cocok dijadikan sebagai
bahan dasar pembuatan roti dan mie.
c. Segitiga Biru
Tepung terigu medium yang dihasilkan dari campuran gandum hard dan
gandum soft, sehingga dihasilkan tepung terigu dengan kandungan protein
berkisar 11%-12.5%. Tepung terigu ini memiliki sifat gluten yang sedang.
Tepung terigu ini banyak dipasarkan untuk keperluan rumah tangga.
Kegunaannya antara lain sebagai bahan dasar pembuatan roti, cake, mie
basah, dan biskuit.
d. Kunci Biru
Tepung terigu yang dibuat dari 100% gandum soft. Kadar protein tepung
terigu kunci biru maksimal 11%, sehingga sifat glutennya rendah. Tepung
terigu ini cocok digunakan sebagai bahan dasar pembuatan cake, cookies,
biskuit, wafer, dan kue-kue kering lainnya.
e. Lencana merah
Tepung terigu ini terbuat dari gandum soft. Kandungan proteinnya berkisar
antara 8.5%-11%. Tepung terigu ini biasanya digunakan dalam pembuatan
gorengan ataupun jajan pasar. Produk-produk tersebut memiliki perbedaan
pada kemasannya yang terlihat dari nama produk yang sesuai dengan
lambang produk dan warna yang berbeda-beda pada tiap kemasan. Produk
tepung terigu PT ISM Tbk Bogasari Flour Mills dapat dilihat pada Gambar
5.

Gambar 5 Produk tepung terigu PT ISM Tbk Bogasari Flour Mills


18

4. Proses produksi
Bahan baku utama dalam pembuatan tepung terigu berupa gandum yang
didatangkan langsung dari luar negeri. Proses produksi di PT ISM Tbk Bogasari
Flour Mills meliputi beberapa tahapan diantaranya, proses pembersihan gandum
yang terdiri dari pre-cleaning, first cleaning, conditioning (dampening
&tampering), dan second cleaning, serta proses penggilingan gandum terdiri
dari 4 (empat) tahap breaking process, purification process, reduction process,
sifting process, hingga proses pengemasan dan penyimpanan produk di gudang
Flour Product Store. Kapasitas giling di PT ISM Tbk Bogasari Flour Mills
sebesar 10 450 MT/hari. Peta proses operasi tepung terigu PT ISM Tbk Bogasari
Flour Mills dapat dilihat pada Lampiran 7.

4.2 Gambaran Umum Rantai Pasok Produk Tepung Terigu


Manajemen rantai pasok digunakan secara efisien untuk mengintegrasikan
pemasok, produsen, serta gudang yang diintegrasikan dengan toko-toko sehingga
barang yang diproduksi dapat didistribusikan ke lokasi yang tepat, waktu yang
tepat, serta biaya yang efisien. Manajemen logistik dan rantai pasok pada PT ISM
Tbk Bogasari Flour Mills telah terintegrasi dengan sistem dan koordinasi berbagai
pihak. Kegiatan logistik dan rantai pasok pada PT ISM Tbk Bogasari Flour Mills
menyangkut kegiatan penerimaan dan penyimpanan bahan baku maupun
pendistribusian barang jadi yang melibatkan berbagai pihak dari pemasok,
transporter hingga pelanggan. Kegiatan-kegiatan tersebut diatur oleh Departemen
Logistic and Transportation yang berkoordinasi dengan Departemen Commercial
Support dalam pengawasan produk digudang dan penimbangan produk sebelum
dilakukan pengiriman ke pelanggan. PT ISM Tbk Bogasari Flour Mills
mengunakan jasa pihak ketiga atau transporter untuk mendistribusikan produk ke
pelanggan. Biaya yang dikeluarkan menggunakan transporter lebih rendah dan
praktis, karena perusahaan tidak perlu mengeluarkan biaya perawatan kendaraan
yang digunakan, biaya gaji supir dan lain-lain. Sedangkan, pengambilan bahan baku
gandum dari pemasok menggunakan kapal laut milik sendiri.
Skema rantai pasok PT ISM Tbk Bogasari Flour Mills secara garis besar
diawali dari pemasok yang terlibat dalam memasok bahan baku utama gandum,
bahan baku pendukung zat aditif, dan bahan baku kemasan PP bag (polypropylene),
e-ticket (kemasan plastik premium dan ekonomi 1 kg) dan karton. Skema jaringan
rantai pasok pada PT ISM Tbk Bogasari Flour Mills dapat dilihat pada Gambar 6.

Gambar 6 Skema jaringan rantai pasok pada PT ISM Tbk Bogasari Flour Mills
19

Rantai pasok pada PT ISM Tbk Bogasari Flour Mills dalam produksi tepung
sampai dapat digunakan oleh konsumen melibatkan beberapa pihak yang terkait
yaitu pemasok, perusahaan, pelanggan lokal dan ekspor, depo, retail/toko, dan
konsumen akhir. Dalam hal ini untuk menjadi pemasok bahan baku dan transporter,
PT ISM Tbk Divisi Bogasari Flour Mills melakukan open vendor sesuai kriteria
perusahaan. Setelah itu, pemenang open vendor langsung diberikan kontrak oleh
perusahaan. Rantai hubungan antar pelaku logistik didefinisikan sebagai berikut:
1. Rantai 1 adalah pemasok bahan baku yang terdiri dari bahan baku utama
gandum, bahan baku pendukung seperti zat aditif, vitamin dan bahan baku
kemasan seperti PP bag (polypropylene), etiket (kemasan plastik premium dan
ekonomi 1 kg), dan karton.
2. Rantai 1-2 adalah pemasok ke perusahaan. Pemasok mengirimkan bahan baku
dalam periode tertentu, sesuai dengan jadwal pengiriman yang telah ditetapkan
perusahaan dan kesepakatan yang telah disetujui bersama.
3. Rantai 1-2-3 adalah pemasok ke perusahaan ke depo ke pelanggan industri besar
dan ke pelanggan UKM. Produk jadi yang dihasilkan oleh perusahaan akan
didistribusikan ke depo, pelanggan industri besar atau ke pelanggan UKM
melalui pihak transporter yang telah bekerjasama dengan PT ISM Tbk Divisi
Bogasari Flour Mills atau bisa jadi transportasi milik konsumen sesuai dengan
kesepakatan yang telah disetujui bersama.
4. Rantai 1-2-3-4 adalah pemasok ke perusahaan ke depo dan ke ritel. Pada rantai
ini barang jadi yang telah diterima oleh pihak depo, nantinya akan
didistribusikan kepada ritel terdekat secara langsung sesuai dengan wilayah
tempat depo berada. Dalam pendistribusiannya dari depo, pihak ritel biasanya
mengambil produk dengan kendaraannya sendiri seperti becak.
5. Rantai 1-2-3-4-5 adalah pemasok ke perusahaan ke depo ke ritel dan ke
konsumen. Barang jadi yang telah diterima oleh ritel, lalu akan didistribusikan
langsung kepada konsumen dalam cakupan area tertentu untuk digunakan oleh
konsumen. Rantai berakhir saat barang jadi sudah sampai ke tangan konsumen.
Skema rantai pasok menunjukkan macam-macam aliran yang harus dikelola
dengan baik oleh perusahaan demi terjaminnya kelancaran proses produksi. Aliran
rantai pasok yang terjadi pada PT ISM Tbk Bogasari Flour Mills digambarkan
melalui alur proses yang berkaitan dengan suatu produk dari hulu ke hilir yaitu
aliran informasi, aliran barang dan aliran uang. Penjelasan mengenai aliran barang,
aliran informasi dan aliran uang dapat dilihat pada uraian berikut ini.
1. Aliran Barang
Aliran barang merupakan alur proses yang terjadi pada barang dari pemasok
hingga ke pengguna akhir. Aliran barang yang terjadi pada PT ISM Tbk
Bogasari Flour Mills berupa aliran bahan baku dan barang jadi. Aliran bahan
baku PT ISM Tbk Bogasari Flour Mills diperoleh dari pemasok luar negeri dan
dalam negeri. Sedangkan untuk aliran barang jadi pihak PT ISM Tbk Bogasari
Flour Mills bekerjasama dengan pihak ketiga atau transporter untuk
mendistribusikan produk.
a. Aliran Bahan Baku
1) Bahan baku utama
Bahan baku utama PT ISM Tbk Bogasari Flour Mills yaitu gandum
(wheat). Aliran bahan baku utama pada PT ISM Tbk Bogasari Flour Mills
dimulai dengan kedatangan bahan baku gandum dari pemasok impor.
20

Gandum didapat dengan cara impor dari negara penghasil gandum seperti
Kanada, Australia, Amerika, Argentina, Brazil dan negara penghasil
gandum lainnya melalui Asosiasi Pedagang Gandum Internasional.
Kanada, Australia, dan Amerika dijadikan sebagai pemasok utama
gandum, sedangkan pemasok gandum dari Argentina dan Brazil hanya
sebagai campuran (filler) dengan gandum lainnya sesuai dengan
kebutuhan gristing yang dibuat oleh Departemen Production Planning and
Inventory Control (PPIC). PT ISM Tbk Bogasari Flour Mills memesan
bahan baku gandum ke pemasok yang telah melakukan kontrak dengan
perusahaan.
Pemesanan bahan baku gandum menjadi tanggung jawab Departemen
Procurement dengan pertimbangan Departemen PPIC. Departemen
Procurement akan melakukan kontrak dengan pemasok, sedangkan
Departemen PPIC mengatur dan mengawasi stok bahan baku gandum.
Pengiriman bahan baku gandum dari luar negeri dikirimkan menggunakan
kapal laut milik sendiri, karena biaya yang dikeluarkan lebih rendah
dibanding menggunakan kapal pihak ketiga atau menyewa. Jika
menggunakan kapal pihak ketiga, perusahaan harus mengeluarkan biaya
yang lebih mahal dan perusahaan harus mencari kapal pihak ketiga yang
dekat dengan negara penghasil gandum yang dituju sehingga akan
memperlambat waktu pengiriman gandum.
2) Bahan baku pendukung
Bahan baku pendukung atau tambahan pada produksi tepung terigu
berupa zat aditif. Bahan baku pendukung tersebut didapat dari beberapa
pemasok luar negeri, yaitu India dan Malaysia. Pemesanan dan kedatangan
bahan baku pendukung tergantung kebutuhan produksi dengan
memerhatikan buffer stock setiap bahan baku. Pengiriman bahan baku
pendukung menjadi tanggung jawab pemasok.
3) Bahan baku kemasan
Bahan baku kemasan digunakan untuk mengemas produk jadi
berupa PP bag (polypropylene), e-ticket (kemasan plastik premium dan
ekonomi 1 kg), dan karton. Bahan baku kemasan tersebut didapatkan dari
pemasok dalam negeri yang bekerja sama dengan perusahaan. Pemesanan
dan kedatangan bahan baku pengemasan tergantung kebutuhan produksi
dengan memerhatikan buffer stock setiap bahan baku. Pengiriman bahan
baku kemasan menjadi tanggung jawab pemasok.
b. Aliran barang jadi
Aliran barang jadi PT ISM Tbk Bogasari Flour Mills dilakukan dengan
mendistribusikan barang jadi ke pelanggan lokal, depo dan luar negeri.
Pengiriman produk jadi bekerjasama dengan pihak ketiga atau transporter.
Pendistribusian produk jadi kemasan 25 kg dilakukan langsung kepada
pelanggan industri besar dan pelanggan Usaha Kecil dan Menengah (UKM).
Pengiriman produk ke pelanggan industri besar yang memiliki silo tepung
terigu menggunakan bulk truck atau truk curah yang berkapasitas 25 ton, 20
ton, dan 18 ton yang disediakan oleh PT ISM Tbk Bogasari Flour Mills. PT
ISM Tbk Bogasari Flour Mills menyediakan bagian belakang kendaraan atau
bak tempat menyimpan terigu, sedangkan untuk kendaraan dan supir
menggunakan 3PL. Hal tersebut dikarenakan bak penyimpanan terigu telah
21

diatur sesuai dengan peralatan pengisian terigu curah sehingga memudahkan


pengisian tepung. Sedangkan pengiriman produk 25 kg ke pelanggan UKM
menggunakan truk yang berkapasitas 150 zak, 300 zak, 350 zak, 700 zak,
1000 zak, 1100 zak dan 1200 zak. Pengiriman produk dapat dilakukan dengan
sistem pengiriman franco atau loco. Pengiriman franco pihak perusahaan
yang akan mengirimkan produk langsung ke gudang yang dituju oleh pihak
pelanggan. Sedangkan untuk pengiriman loco, pengiriman produk dilakukan
oleh pihak pelanggan yang akan mengambil produk dengan transportasi
sendiri atau pengambilan dilakukan di depo atau gudang lain yang dituju. Jika
pelanggan memiliki kendaraan sendiri, pelanggan dapat menggunakan
kendaraannya untuk mengambil barang atau memilih sistem pengiriman loco.
Pelanggan juga dapat memberikan tanggung jawab pengiriman barang
kepada perusahaan atau memilih sistem franco dengan biaya tambahan untuk
ongkos pengiriman. Selama ini pengiriman barang di PT ISM Tbk Bogasari
Flour Mills lebih menggunakan franco, karena kebanyakan pelanggan ingin
kemudahan dalam pengiriman tanpa harus mengurus kendaraan untuk
pengambilan barang. Selain itu, jika terjadi ketidaksesuaian selama proses
pengiriman menjadi tanggung jawab perusahaan. Perbedaan pengiriman
antara franco dan loco dapat dilihat pada Tabel 6. Pendisribusian barang jadi
ke pelanggan luar negeri dikirimkan ke produsen luar negeri yang telah
memesan ke perusahaan. Pengiriman produk ke luar negeri menggunakan
kapal laut yang menjadi tanggung jawab pelanggan.

Tabel 6 Perbedaan pengiriman Franco dan Loco


Keterangan Franco Loco
Transporter/milik Transporter/milik
Transportasi perusahaan pelanggan
Tanggung jawab Tanggung jawab
perusahaan, biaya pelanggan, belum
Biaya transportasi pengiriman dimasukkan termasuk biaya
ke dalam biaya produk. pengiriman.
Produk diambil dan
Dilakukan oleh
dikirim dari
Pengiriman produk perusahaan, langsung
depo/gudang oleh
dari gudang perusahaan.
pelanggan.
Sumber: PT ISM Tbk Bogasari Flour Mills (2018)

2. Aliran uang
Aliran uang pada PT ISM Tbk Bogasari Flour Mills merupakan transaksi
pembayaran antara perusahaan dengan pemasok dan antara perusahaan dengan
pelanggan. Aliran pengeluaran uang terjadi untuk pembayaran bahan baku ke
pemasok. Transaksi pembayaran kepada pemasok dilakukan melalui holding
company (PT Indofood Sukses Makmur Tbk) sesuai dengan kesepakatan antara
pihak pemasok dengan perusahaan.
Transaksi pembayaran dari pelanggan ke perusahaan dibagi menjadi 2
yaitu cash before delivery, dimana pelanggan telah melakukan pembayaran
dahulu sebelum produk dikirim dan cash after delivery, dimana pelanggan
22

melakukan pembayaran setelah menerima produk sesuai tenggat waktu yang


telah disepakati dengan jaminan bank garansi yang diterbitkan oleh bank dari
pelanggan. Pelanggan dapat membayar langsung barang yang akan dibeli
dengan cara transfer, tetapi jika kondisi pelanggan tidak memungkinkan untuk
membayar langsung pelanggan juga dapat melakukan pembayaran setelah
barang dikirim sesuai waktu yang ditentukan dengan memberikan surat jaminan
pembayaran yang diterbitkan oleh bank yg ditunjuk pelanggan. Transaksi
pembayaran tersebut berupa surat tagihan pembayaran sesuai kesepakatan
pelanggan dengan perusahaan. Aliran uang yang masuk dari pelanggan ke PT
ISM Tbk Bogasari Flour Mills menjadi tanggung jawab Departemen
Accounting. Pembayaran dilakukan dengan cara di transfer melalui rekening PT
ISM Tbk Bogasari Flour Mills. Hasil penjualan dari depo milik PT ISM Tbk
Bogasari Flour Mills akan langsung masuk ke rekening perusahaan.

3. Aliran informasi
Aliran informasi pada PT ISM Tbk Bogasari Flour Mills terdiri dari aliran
informasi pemesanan bahan baku dan barang jadi oleh pelanggan ke perusahaan.
Aliran informasi untuk pemesanan bahan baku berupa email dan telepon.
Pemesanan bahan baku dilakukan pihak perusahaan dengan menghubungi pihak
pemasok melalui email dan telepon untuk menjalin kerjasama. Biasanya pihak
pemasok gandum akan melakukan survei ke perusahaan untuk membahas
spesifikasi gandum yang akan dijual. Aliran informasi untuk pemesanan barang
jadi dimulai dari permintaan customer ke Bagian Customer Relation (CR) PT
ISM Tbk Bogasari Flour Mills melalui email dan telepon. Bagian CR akan
memberitahu tagihan pembayaran pada pelanggan, lalu pelanggan mengirimkan
bukti transfer ke perusahaaan. Bagian CR akan meminta PO Admin untuk
dibuatkan Purchase Order (PO) dan mencetak Delivery Order (DO) berisi nama
produk, kuantitas, satuan dan alamat penerima yang kemudian akan diberikan
kepada Departemen Logistic and Transporation. Departemen Logistic and
Transporation akan memberikan DO kepada transporter yang dituju dalam
pengiriman barang ke pelanggan. DO tersebut menjadi bukti yang ditunjukkan
kepada Departemen Commercial Support ketika transporter akan melakukan
pengiriman barang. Sebelum barang dikirim, Departemen Commercial Support
akan memberikan surat jalan kepada transporter yang berisi nama pelanggan,
alamat pelanggan, tanggal, nama transporter, nomor polisi kendaraan
transporter, nomor sub DO, nomor DO, nomor batch, nama barang, jumlah
kuantitas dan satuan. Surat jalan tersebut terdiri dari 4 (empat) warna, yaitu
warna putih untuk pelanggan, warna hijau untuk transporter, warna biru untuk
gudang pelanggan (penerima) dan warna kuning untuk arsip perusahaan. Surat
Jalan tersebut dapat dilihat pada Lampiran 8.

Pada bagian berikut akan dibahas masing-masing anggota rantai pasok pada PT
ISM Tbk Divisi Bogasari Flour Mills yaitu pemasok, depo, pelanggan lokal dan
ekspor serta moda transportasi yang digunakan. Penjelasan masing-masing anggota
rantai pasok dapat dilihat pada penjelasan berikut ini.
23

4.2.1 Pemasok
PT ISM Tbk Divisi Bogasari Flour Mills memiliki beberapa pemasok yang
berasal dari dalam dan luar negeri. Pemasok PT ISM Tbk Divisi Bogasari Flour
Mills terdiri dari pemasok bahan baku utama, bahan baku pendukung dan bahan
baku kemasan. Pemasok PT ISM Tbk Divisi Bogasari Flour Mills dipilih
perusahaan berdasarkan berbagai kriteria yang telah ditentukan oleh perusahaan
terutama kualitasnya.
1. Pemasok bahan baku utama
Bahan baku utama PT ISM Tbk Divisi Bogasari Flour Mills adalah gandum.
PT ISM Tbk Divisi Bogasari Flour Mills memiliki beberapa pemasok bahan
baku gandum yang diperoleh dari luar negeri yang merupakan negara-negara
penghasil gandum melalui Asosiasi Pedagang Gandum Internasional. Daftar
pemasok bahan baku gandum PT ISM Tbk Divisi Bogasari Flour Mills disajikan
pada Tabel 7.
Tabel 7 Daftar pemasok bahan baku gandum
No Asal pemasok Jenis bahan baku Persentase
1. Canada Western Red Spring (CWRS)
2. Canada Western Amber Durum
(CWAD)
3. Canada Prairie Spring (CPS) 15,53%
1. Kanada
4. Canada Western Extra Strong (CWES)
5. Canada Western Soft White Spring
(CWSWS)
6. Canada Western Red Winter (CWRW)

1. Hard Red Winter (HRW) = Soft Red


Spring (SRS)
2. Hard Red Spring (HRS) = Soft White
Winter (SWW)
3. Hard White Winter (HWW) = Soft
2. Amerika 20,68%
White Spring (SWS)
4. Hard White Spring (HWS) = Dark
North Spring (DNS)
5. Soft Red Winter (SRW) = North Spring
(NS)
1. Australian Extra Soft (AES)
2. Australian Prime Hard (APH)
3. Australian Hard (AH)
3. Australia 4. Australian Premium White (APW) 46,73%
5. Australian Standart White (ASW)
6. Australian Soft (AS)
7. Australian Durum (AD)
4. Ukraina Ukraine Wheat 9,76%
5. Russia Russian Wheat 4,72%
6. Argentina Argentina Wheat (AGW) 1,58%
7. Brazil Brazillian Wheat 1%
Sumber: PT ISM Tbk Bogasari Flour Mills (2018)
24

2. Pemasok bahan baku pendukung


Bahan baku pendukung PT ISM Tbk Divisi Bogasari Flour Mills berupa zat
aditif dan vitamin yang ditambahkan pada proses produksi untuk menambah
kandungan gizi pada tepung terigu. Pemasok bahan baku pendukung berasal dari
luar negeri. Daftar pemasok bahan baku pendukung PT ISM Tbk Divisi Bogasari
Flour Mills disajikan pada Tabel 8.

Tabel 8 Daftar pemasok bahan baku pendukung


No Asal pemasok Jenis bahan baku
1. Malaysia Fortitech
2. India Hexagon
Sumber: PT ISM Tbk Bogasari Flour Mills (2018)

3. Pemasok bahan baku kemasan


Bahan baku kemasan berupa PP bags (polypropylene), kemasan etiket atau
plastik premium dan ekonomi 1 kg, dan kemasan karton yang digunakan pada
proses pengemasan. Pemasok bahan baku kemasan berasal dari pemasok dalam
negeri yang menjalin kontrak dengan perusahaan. Daftar pemasok bahan baku
kemasan PT ISM Tbk Divisi Bogasari Flour Mills disajikan pada Tabel 9.
Tabel 9 Daftar pemasok bahan baku kemasan
No Asal pemasok Jenis bahan baku Lokasi
PP bags (polypropylene) atau
1. PT IAK Citereup
karung
PP bags (polypropylene) atau
2. PT IK Bandung
karung
PT Saranaprima Etiket atau plastik premium
3. Bekasi
Nusantara Abadi dan ekonomi 1 kg
PT Cakrawala Mega
4. Karton Jakarta Pusat
Indah
Sumber: PT ISM Tbk Bogasari Flour Mills (2018)

4.2.2 Depo dan Pelanggan


1. Depo
Pendistribusian barang jadi dikirimkan ke beberapa depo milik PT ISM Tbk
Bogasari Flour Mills yang tersebar diseluruh provinsi Indonesia yang setiap
provinsinya terdapat satu atau dua depo. PT ISM Tbk Bogasari Flour Mills plant
Jakarta mendistribusikan produk ke berbagai depo milik perusahaan yang berada
di wilayah barat Indonesia untuk memenuhi permintaaan konsumen diberbagai
wilayah. Sedangkan wilayah timur Indonesia dipenuhi oleh plant Surabaya.
Depo-depo tersebut digunakan untuk tempat penyimpanan sementara produk
sebelum didistribusikan ke toko-toko terdekat, yang akhirnya akan digunakan
oleh konsumen akhir. Depo perusahaan yang berjumlah 23 depo yang berada di
provinsi wilayah barat Indonesia. Depo PT ISM Tbk Bogasari Flour Mills di
wilayah barat Indonesia mencakup pulau Sumatera, pulau Jawa, dan pulau
Kalimantan. Depo perusahaan paling banyak berada di pulau Sumatera dengan
25

jumlah 13 depo. Daftar depo PT ISM Tbk Bogasari Flour Mills dan lokasinya
dapat dilihat pada Lampiran 9.

2. Pelanggan
Pelanggan merupakan bagian dari rantai pasok yang menggunakan produk-
produk PT ISM Tbk Bogasari Flour Mills untuk kebutuhannya. Produk tepung
terigu PT ISM Tbk Bogasari Flour Mills didistribusikan langsung ke pelanggan
industri besar dan pelanggan UKM yang digunakan untuk kebutuhan produksi
yang menghasilkan produk. PT ISM Tbk Bogasari Flour Mills memiliki
beberapa pelanggan lokal maupun ekspor dari berbagai negara.
a. Pelanggan Lokal
Pelanggan lokal PT ISM Tbk Bogasari Flour Mills terdiri dari pelanggan
industri dan pelanggan UKM. PT ISM Tbk Bogasari Flour Mills menjadi
pemasok tepung terigu untuk berbagai perusahaan industri pangan.
Pendistribusian ke pelanggan industri dilakukan secara langsung dari
perusahaan dengan menggunakan bulk truck ke konsumen yang memiliki silo
tepung terigu dan menggunakan truk transporter. Keseluruhan nama-nama
pelanggan industri tidak dapat di publikasikan karena keterbatasan informasi
yang bersifat rahasia. Beberapa pelanggan industri PT ISM Tbk Bogasari
Flour Mills disajikan pada Tabel 10.

Tabel 10 Daftar pelanggan industri PT ISM Tbk Bogasari Flour Mills


No Nama konsumen Lokasi Jenis Produk
PT Indofood Consumer Brand Cibitung dan
1. Mie
Product Divisi Noodle Padalarang
PT Indofood Consumer Brand
2. Cikampek Biskuit
Product Divisi Biskuit
3. PT Nippon Indosari Corpindo Tbk Cikarang Roti
4. PT Mitra Utama Cikarang Biskuit
5. PT Mayora Indah Tbk Tangerang Biskuit
Sumber: PT ISM Tbk Bogasari Flour Mills (2018)

PT ISM Tbk Bogasari Flour Mills mendistribusikan produk tepung terigu


ke UKM yang telah bekerja sama dengan perusahaan. Pelanggan UKM
merupakan mitra PT ISM Tbk Bogasari Flour Mills yang menggunakan
produk untuk keperluan usahanya, seperti paguyuban roti dan mie. PT ISM
Tbk Bogasari Flour Mills mendukung UKM diseluruh Indonesia dengan
mengadakan berbagai acara khusus pelanggan UKM yang dilakukan setiap 3
bulan sekali. PT ISM Tbk Bogasari Flour Mills memiliki beberapa pelanggan
yang terdapat hampir di setiap kota di Indonesia. Pelanggan- pelanggan UKM
memesan produk langsung ke bagian customer region (CR) atau area sales
yang dibagi menjadi beberapa wilayah sesuai lokasi UKM. Lokasi customer
region (CR) atau area sales PT ISM Tbk Bogasari Flour Mills disajikan pada
Gambar 7.
26

Gambar 7 Lokasi customer region (CR) atau area sales


b. Pelanggan ekspor
Pendisribusian produk tepung terigu yang dihasilkan PT ISM Tbk
Bogasari Flour Mills didistribusikan ke berbagai mancanegara. Departemen
flour export memiliki tanggung jawab dalam pendistribusian tepung terigu
ke produsen luar negeri yang telah memesan ke perusahaan seperti
Myanmar, Vietnam, Philipine dan Hongkong. Pengiriman produk ke luar
negeri menggunakan kapal laut yang menjadi tanggung jawab pelanggan.
Produk tepung terigu yang diekspor merupakan produk custom yang
diproduksi sesuai kandungan protein yang diinginkan pelanggan, contohnya
produk tepung terigu dengan merek Blue Medal.

4.2.3 Moda Transportasi


PT ISM Tbk Bogasari Flour Mills menggunakan moda transportasi darat dan
laut dalam pengiriman produk jadi ke konsumen dan pengangkutan bahan baku.
Pengangkutan bahan baku gandum dilakukan oleh perusahaan menggunakan
tranportasi laut. Moda transportasi darat yang digunakan untuk mendistribusikan
produk ke konsumen adalah bulk truck atau truk curah dan truk dengan berbagai
kapasitas. Sedangkan untuk mendistribusikan produk ke depo luar pulau dan barang
ekspor, PT ISM Tbk Bogasari Flour Mills menggunakan moda transportasi laut
dengan peti kemas. Penjelasan mengenai moda transportasi yang digunakan PT
ISM Tbk Bogasari Flour Mills sebagai berikut:
1. Moda transportasi darat
Pendistribusian barang ke konsumen lokal menggunakan moda transportasi
darat yang berupa truk bekerja sama dengan transporter untuk mendistribusikan
barang ke konsumen dengan kapasitas 150 zak, hingga 1 200 zak untuk
kebutuhan UKM. PT ISM Tbk Bogasari Flour Mills menyediakan moda
transportasi secara curah dengan menggunakan bulk truck hanya untuk
kebutuhan industri besar yang memiliki silo tepung terigu seperti perusahaan
mie, biskuit, dan roti dengan kapasitas yang berbeda-beda yaitu 25 ton, 20 ton
dan 18 ton. Moda tranportasi bulk truck dapat dilihat pada Gambar 8. Adapun
transporter yang bekerja sama dengan perusahaan untuk menyewa transportasi
truk diantaranya, adalah Indorent, Widya Trans Cargo, Seino, PD Sejati, Yasa
Trans Samudera, Swa Buana Pradana Logistic, dan Panca Budi Logistindo.
27

Gambar 8 Moda transportasi bulk truck

2. Moda transportasi laut


Moda transportasi laut digunakan perusahaan untuk mengangkut bahan
baku gandum dari luar negeri. Moda transportasi laut yang digunakan adalah
kapal laut dengan kapasitas 30 000 MT yang mempunyai 5 palka dan 7 palka.
PT ISM Tbk Bogasari Flour Mills memiliki kapal laut milik sendiri sebanyak
11 kapal. Moda tranportasi kapal laut dapat dilihat pada Gambar 9. Daftar
nama-nama kapal laut milik PT ISM Tbk Bogasari Flour Mills diantaranya,
yaitu Diamond Indah, Ruby Indah, Boga Indah, Sari Indah, Emerald Indah,
Ocean Ace, Ocean Phoenix, Ocean Glory, Ocean Hiryu, Ocean Sukses dan
Ocean Makmur.

Gambar 9 Moda transportasi kapal laut

Pendistribusian barang juga dilakukan menggunakan moda transportasi laut


untuk konsumen luar negeri dan pengiriman ke depo luar pulau. PT ISM Tbk
Bogasari Flour Mills menggunakan peti kemas yang diangkut moda transportasi
darat yang disewa dari transporter. Perusahaan menggunakan peti kemas ukuran
40 feet dengan sistem Full Container Load (FCL) dimana satu container penuh
berisi barang yang akan dikirim ke pelanggan. Biasanya, untuk pengiriman ke depo
luar pulau pengangkutan barang ke container sampai ke dermaga dan pengiriman
barang menggunakan moda kapal laut menjadi tanggung jawab transporter.

4.3 Strategi Rantai Pasok


Strategi rantai pasok berperan penting dalam menentukan kebijakan atau
keputusan taktis rantai pasok pada perusahaan. Strategi tersebut tidak bisa
dilepaskan dari tujuan jangka panjang perusahaan, yaitu meningkatkan kualitas
produk dengan harga terjangkau dan biaya produksi yang efisien. Tujuan inilah
28

yang diharapkan dapat dicapai untuk dapat mempertahankan keunggulan produk


dalam persaingan pasar. Kebijakan atau keputusan yang dilakukan oleh perusahaan
harus bersinergi atau mendukung dengan strategi rantai pasok. Identifikasi strategi
rantai pasok pada PT ISM Tbk Bogasari Flour Mills disajikan pada Tabel 11.

Tabel 11 Identifikasi strategi rantai pasok


Keputusan Cek- Cek-
Efisien Responsif
Taktis lis lis
Menempatkan pabrik Lokasi memiliki akses
di negara yang terhadap tenaga kerja
Lokasi memiliki biaya - yang terampil dan 
tenaga kerja yang teknologi yang
rendah memadai
Skala ekonomis Jumlah banyak dalam
Skala Fasilitas harus terpenuhi  ukuran yang lebih -
(sentralisasi) kecil (desentralisasi)
Meningkatkan Sistem produksi harus
Sistem Produksi utilitas sistem  fleksibel dan memiliki -
produksi kapasitas ekstra
Minimasi tingkat Persediaan pengaman
Persediaan - 
persediaan dengan tepat
Pengiriman Memerlukan
Transportasi dilakukan oleh pihak  transportasi yang -
ketiga cepat
Memilih kecepatan,
Harga dan kualitas
fleksibilitas dan
Pasokan sebagai kriteria  -
kualitas sebagai
utama pemasok.
kriteria utama
Menggunakan
Pengembangan Fokus kepada modular desain dan
 -
Produk efisiensi biaya menunda diferensiasi
produk.

Berdasarkan identifikasi strategi rantai pasok, dapat disimpulkan bahwa PT


ISM Tbk Bogasari Flour Mills menerapkan strategi efisien. Identifikasi strategi
rantai pasok tersebut dibuat berdasarkan keadaan perusahaan. Strategi rantai pasok
yang dipilih sudah tepat dengan karakteristik produk perusahaan yaitu fungsional.
Strategi efisien sesuai untuk produk fungsional yang berfokus pada upaya
meminimumkan biaya yang dikeluarkan dalam keputusan taktis yang diambil
sepanjang rantai pasok. Analisis strategi rantai pasok tesebut diidentifikasi
berdasarkan alasan sebagai berikut :
1. Lokasi fasilitas
PT ISM Tbk Bogasari Flour Mills terletak dilokasi yang strategis yaitu di
Tanjung Priok, Jakarta Utara. Letak lokasi tersebut memudahkan penerimaan
bahan baku impor dan pengiriman barang ke seluruh wilayah Indonesia. Proses
29

produksi pada PT ISM Tbk Bogasari Flour Mills menggunakan teknologi mesin
canggih dengan operator yang terampil.
2. Skala fasilitas
PT ISM Tbk Bogasari Flour Mills mempunyai empat pabrik yang terletak di
Jakarta, Cibitung, Tangerang untuk memenuhi permintaan wilayah barat dan
Surabaya untuk memenuhi permintaan wilayah timur. Hal tersebut bertujuan
agar skala ekonomis terpenuhi. Selain itu, PT ISM Tbk Bogasari Flour Mills
memiliki depo yang tersebar diseluruh wilayah Indonesia untuk memenuhi
permintaan konsumen diberbagai wilayah.
3. Sistem produksi
Sistem produksi yang diterapkan oleh PT ISM Tbk Bogasari Flour Mills adalah
make to stock. Perusahaan memiliki tingkat produksi yang tinggi sebesar 10 450
MT/hari, sehingga penggunaan mesin dimaksimalkan agar produksi dapat
berjalan lancar. Produksi dilakukan secara continue atau terus-menerus.
4. Persediaan
PT ISM Tbk Bogasari Flour Mills memiliki persediaan bahan baku dan barang
jadi baik di pabrik maupun di depo agar permintaan konsumen terpenuhi. Hal
tersebut sebagai antisipasi dari permintaan konsumen yang tidak terduga.
5. Transportasi
Seluruh pengiriman produk dari PT ISM Tbk Bogasari Flour Mills ke customer
maupun depo menggunakan jasa pihak ketiga atau transporter yang bekerja
sama dengan perusahaan. Pengiriman menggunakan moda transportasi darat
truk dengan kapasitas 150 zak hingga 1 200 zak dan bulk truck, serta kapal laut
untuk pengiriman ke luar pulau.
6. Pasokan
PT ISM Tbk Bogasari Flour Mills bekerjasama dengan beberapa pemasok sesuai
dengan jenis bahan baku. Kriteria dalam pemilihan pemasok PT ISM Tbk
Bogasari Flour Mills sesuai dengan kebijakan perusahaan. Pertimbangan harga
dan kualitas bahan baku menjadi kriteria utama pilihan perusahaan untuk
menjalin kerja sama. Perusahaan mengutamakan kualitas barang agar tidak
menghambat proses produksi yang dapat menimbulkan produk reject.
7. Pengembangan produk
Produk yang dihasilkan PT ISM Tbk Bogasari Flour Mills merupakan tepung
terigu dengan berbagai merek. Perusahaan selalu berusaha memenuhi
permintaan konsumen sesuai perkembangan zaman dengan fokus pada biaya
produksi yang efisien. Produk yang dihasilkan dibedakan dari kandungan protein
pada produk, dimana produk yang memiliki kandungan protein yang tinggi
memiliki biaya yang lebih tinggi.

4.4 Evaluasi Kinerja Pemasok Bahan Baku Kemasan Karung


PT ISM Tbk Bogasari Flour Mills telah menjalin kerja sama dengan berbagai
pemasok luar negeri maupun dalam negeri, sesuai dengan jenis bahan baku yang
digunakan dalam proses produksi. PT ISM Tbk Bogasari Flour Mills melakukan
evaluasi terhadap pemasok bahan baku kemasan dengan dilakukan audit setiap 6
bulan sekali, dimana bagian FPMS (Flour packaging and material store) akan
survei langsung ke setiap pemasok untuk mengevaluasi kinerja pemasok dengan
mempertimbangkan beberapa kriteria yang ditetapkan perusahaan.
30

Evaluasi pemilihan pemasok ini dilakukan sebagai bahan evaluasi untuk


memungkinkan adanya pemasok utama dan pemasok cadangan dalam pengadaan
bahan baku kemasan, yaitu PP bags (polypropylene) atau karung. Serta sebagai
kelayakan dalam penentuan untuk memperpanjang kontrak kerja dan hasil evaluasi
bisa dijadikan dasar dalam mengalokasikan pesanan di masa depan, dimana
pemasok yang kinerjanya sesuai dengan kriteria akan mendapat pesanan yang lebih
banyak. Bahan baku PP bags (polypropylene) digunakan setiap hari untuk
pengemasan tepung terigu dengan jumlah kebutuhan sebanyak 5 715 366 pcs/bulan.
Oleh karena itu, pemilihan pemasok yang tepat sangat diperlukan untuk memenuhi
kebutuhan bahan baku dengan kriteria yang diinginkan perusahaan. Pemasok bahan
baku kemasan PP bags (polypropylene) yang digunakan perusahaan saat ini
merupakan pemasok dalam negeri yang diantaranya, yaitu PT IAK dan PT IK.
Berdasarkan informasi melalui wawancara dengan salah satu kepala bagian gudang
bahan baku kemasan (FPMS), yang berkoordinasi dengan bagian purchasing non
technic diperoleh beberapa kriteria yang digunakan PT ISM Tbk Bogasari Flour
Mills dalam mengevaluasi pemasok sebagai berikut:
1. Kualitas (KL)
Kemampuan pemasok memproduksi produk yang berkualitas. Pemilihan
pemasok pada PT ISM Tbk Bogasari Flour Mills mempertimbangkan standar
mutu yang telah diperoleh pemasok, seperti ISO 9001:2008 mengenai keamanan
pangan, SNI, Sistem Jaminan Halal dan sertifikasi lainnya. Hal tersebut memberi
bukti formal bahwa pemasok mempunyai komitmen terhadap kualitas. Penilaian
kualitas ini berdasarkan pada sertifikasi kualitas yang dimiliki, kesan dari
perusahaan pembeli yang lain dan kualitas jahitan pada produk yang baik dan
konsisten.
2. Harga (HG)
Penilaian ini berdasarkan evaluasi harga penawaran saat ini serta kemungkinan
melakukan penghematan harga dimasa depan dengan kualitas produk yang
sebanding.
3. Kecepatan Pengiriman (KP)
Kemampuan pemasok dalam mengirim produk tepat waktu dan cepat. Hal ini
dinilai berdasarkan kapasitas produksi pemasok dalam memenuhi kebutuhan
bahan baku perusahaan secara cepat dan kemampuan historis dalam mengirim
produk tepat waktu.
4. Responsif (RS) atau kecepatan respon terhadap komplain
Penilaian ini dilihat dari kemampuan perusahaan pemasok dalam berkomunikasi
dan cepat tanggap dalam menangani komplain dari perusahaan jika ada
ketidaksesuaian pada produk.
5. Manajemen dan organisasi (MO)
Kemampuan pemasok dalam melaksanakan dan mengelola manajemen
perusahaan dengan adanya struktur organisasi yang jelas pada perusahaan
pemasok. Struktur hirarki pengambilan keputusan evaluasi pemasok dapat
dilihat pada Gambar 10.
31

Gambar 10 Struktur hirarki pengambilan keputusan evaluasi pemasok

Bobot masing-masing kriteria diperoleh menggunakan perbandingan


berpasangan berdasarkan skala penilaian perbandingan berpasangan Saaty dari 1-9
yang ada pada kuesioner. Bobot masing-masing kriteria disajikan pada Tabel 12.

Tabel 12 Bobot masing-masing kriteria


Kriteria KL HG KP RS MO Vektor Eigen Bobot
KL 1 1/3 3 1/3 5 1.107 0.166
HG 3 1 5 3 5 2.954 0.443
KP 1/3 1/5 1 1/3 3 0.582 0.087
RS 3 1/3 3 1 5 1.718 0.258
MO 1/5 1/5 1/3 1/5 1 0.305 0.046
6.666 1
Keterangan: KL:Kualitas; HG:Harga; KP:Kecepatan; RS:Responsif; MO:Manajemen dan
Organisasi

Hasil perhitungan nilai rasio konsistensi (CR) yang diperoleh dari nilai
perbandingan berpasangan sebesar 0.095%. Nilai CR ≤ 0.1% dapat diartikan bahwa
informasi yang diberikan sudah konsisten dan pengolahan data dapat dilanjutkan ke
perhitungan selanjutnya. Perhitungan evaluasi kinerja pemasok dapat dilihat pada
Lampiran 10. Berdasarkan hasil pengisian kuesioner, diperoleh penilaian kepuasan
pada masing-masing alternatif pemasok menggunakan metode bayes dengan skala
ordinal ke 1 (tidak puas) sampai 5 (sangat puas). Penilaian kepuasan konsumen
yang diberikan responden yang merupakan salah satu kepala bagian gudang bahan
baku kemasan (Flour Packing and Material Store) terhadap kinerja pemasok dapat
dilihat pada Tabel 13.

Tabel 13 Penilaian kinerja pemasok dengan metode Bayes


Kriteria Bobot PT IK PT IAK
Kualitas 0.166 4 3
Harga 0.443 3 3
Kecepatan Pengiriman 0.087 2 3
Responsif (kecepatan respon terhadap komplain) 0.258 4 3
Manajemen dan Organisasi 0.046 2 3
Nilai Alternatif 3.291 3
Peringkat 1 2
32

Perhitungan menggunakan metode Bayes menghasilkan nilai alternatif 1 dan 2


masing-masing 3.291 dan 3. Berdasarkan hasil penilaian alternatif terhadap
masing-masing pemasok tersebut, maka dapat dilihat bahwa pemasok 1
memeroleh nilai akhir paling besar dan menempati peringkat ke-1 dengan nilai
3.291. Sedangkan pemasok 2 memperoleh nilai akhir sebesar 3 dan menempati
peringkat ke-2, maka dapat disimpulkan bahwa PT IK layak dijadikan sebagai
pemasok utama dalam mengalokasikan pesanan yang lebih dominan pada pesanan
berikutnya dan layak memperpanjang konrtak dengan perusahaan. Dari hasil
perhitungan, nilai yang dihasilkan dapat dijadikan sebagai dasar alokasi pasokan
karung dimana jumlah kebutuhan karung sebanyak 5 715 366 pcs/bulan. Jumlah
karung yang dapat dijadikan dasar alokasi untuk pasokan karung ke pemasok PT
IK sebanyak 2 989 870 pcs/bulan, sedangkan alokasi untuk pasokan karung ke
pemasok PT IAK sebanyak 2 725 496 pcs/bulan.
Dari hasil perhitungan nilai masing-masing pemasok diatas terlihat bahwa
perbedaan nilai antar keduanya tidak terlalu signifikan. Hal tersebut dapat dilihat
dari pemberian bobot, dimana kriteria harga lebih dipentingkan dibandingkan
keempat kriteria lainnya. Karena perusahaan mempunyai sistem produksi make to
stock dimana produksi secara continue yang membutuhkan bahan baku dengan
kuantitas besar, maka perusahaan lebih mempertimbangkan harga bahan baku agar
dapat mengefisienkan biaya produksi. Selain harga, kriteria kualitas lebih
diutamakan perusahan karena dengan kualitas bahan baku yang baik akan
memperlancar proses pengemasan sehingga tidak terjadi produk reject. Kualitas
bahan baku PP bags (polypropylene) yang baik dilihat dari kerapihan jahitan.
Secara praktiknya dilapangan semua kriteria diperlukan dalam evaluasi pemasok.

4.5 Biaya Penyimpanan Bahan Baku Kemasan pada gudang Flour Packing
Persediaan barang di sepanjang rantai pasok memiliki pengaruh yang besar
terhadap keuangan suatu perusahaan. Jumlah modal yang tertanam dalam bentuk
persediaan bisa sangat besar, sehingga persediaan merupakan salah satu aset
terbesar. Hal tersebut termasuk persediaan barang jadi, bahan baku dan sebagainya.
Penyimpanan bahan baku kemasan PP bag (polypropylene), etiket (kemasan
plastik premium dan ekonomi 1 kg) dan karton di PT ISM Tbk Bogasari Flour Mills
memerlukan ruangan yang dijadikan sebagai tempat penyimpanan berbagai macam
barang dengan kapasitas penyimpanan sebesar 7 260.86 ton. Kebutuhan bahan baku
kemasan untuk proses produksi dalam setahun yaitu sebanyak 75 768.8 ton dengan
rata-rata kebutuhan per bulan sebanyak 6 314 ton. Pengadaan bahan baku kemasan
dilakukan sebanyak 2 kali dalam sebulan yang diatur oleh Departemen PPIC. Bahan
baku kemasan tersebut disimpan dalam gudang Flour Packing dengan
menggunakan rak besi. Gudang bahan baku kemasan PT ISM Tbk Bogasari Flour
Mills didirikan pada tahun 2015.
Perhitungan biaya penyimpanan ini bertujuan untuk mengetahui biaya yang
dikeluarkan atas penyimpanan barang per unit. Data dan informasi tersebut
diperoleh penulis melalui wawancara langsung dengan bagian kepala gudang Flour
Packing yang menangani gudang bahan baku kemasan. Rincian biaya penyimpanan
pada gudang bahan baku kemasan di PT ISM Tbk Bogasari Flour Mills dapat dilihat
pada Lampiran 11. Informasi biaya investasi gudang, hasil perhitungan biaya
depresiasi dan biaya bunga per tahun PT ISM Tbk Bogasari Flour Mills dapat
dilihat pada Tabel 14.
42

5 SIMPULAN DAN SARAN

5.1 Simpulan
Simpulan yang diperoleh pada aspek khusus manajemen logistik dan rantai
pasok dari kegiatan Praktik Kerja Lapangan selama 45 hari kerja di PT ISM Tbk
Bogasari Flour Mills adalah sebagai berikut:
a. Aktivitas rantai pasok dari pemasok ke PT ISM Tbk Bogasari Flour Mills sampai
ke pelanggan telah terintegrasi dengan koordinasi berbagai pihak. Anggota
rantai pasok pada PT ISM Tbk Bogasari Flour Mills terdiri dari pemasok, PT
ISM Tbk Bogasari Flour Mills, depo dan pelanggan yang terbagi menjadi dua
yaitu pelanggan lokal dan ekspor.
b. Strategi rantai pasok yang diterapkan di PT ISM Tbk Bogasari Flour Mills
adalah strategi efisien, yang sesuai dengan karakterisik produk yaitu fungsional.
c. Evaluasi pemasok bahan baku kemasan PP bag (polypropylene) atau karung
dapat digunakan sebagai penentu pemasok yang diutamakan dalam menjalin
hubungan kerja dengan perusahaan.
d. Biaya penyimpanan gudang bahan baku kemasan yaitu Rp 24 372.52/ton/bulan.
Perusahaan memaksimalkan kapasitas gudang bahan baku kemasan, sehingga
dapat meminimalkan biaya penyimpanan per unit bahan baku.
e. Pemilihan alat penanganan bahan forklift baterai merek Toyota dapat menjadi
pertimbangan perusahaan dalam rencana penggantian forklift solar. Hal tersebut
berdasarkan pertimbangan dari segi kesesuaian bahan yang diangkut dan
spesifikasi teknis, dimana dalam penggunaannya forklift baterai tidak
menimbulkan polusi untuk pemindahan produk tepung terigu.
f. Keputusan perusahaan untuk pengiriman dengan metode milkrun dapat menjadi
pertimbangan perusahaan dalam mendistribusikan produknya ke berbagai
pelanggan UKM, karena metode milkrun lebih efisien dibanding direct supply
tetapi perusahaan dapat menggunakan direct supply dengan berbagai hal yang
menjadi pertimbangan perusahaan.
g. Pengiriman gandum curah ke PT ISM Tbk Bogasari Flour Mills Cibitung
dilakukan setiap hari dengan menggunakan beberapa moda yang disesuaikan
dengan jumlah pengiriman. Penentuan jumlah moda yang digunakan pada
tanggal 11 April 2018 berdasarkan waktu berangkat dan waktu kembali dengan
menggunakan metode gantt chart sebanyak 6 truk. Penggunaan jumlah moda
setiap harinya dapat berbeda-beda sesuai jadwal kebutuhan produksi.

5.2 Saran
Praktik Kerja Lapangan (PKL) dilaksanakan di PT ISM Tbk Bogasari Flour
Mills. Berdasarkan pembahasan diatas, penulis memberikan masukan berupa saran
untuk perusahaan. Saran yang diberikan kepada PT ISM Tbk Bogasari Flour Mills
adalah sebagai berikut:
a. PT ISM Tbk Bogasari Flour Mills sebaiknya menjadikan PT IK sebagai
pemasok utama bahan baku kemasan, karena berdasarkan berbagai kriteria yang
ditentukan perusahaan terutama kualitas PT IK memiliki kualitas produk yang
lebih baik dan konsisten.
43

b. Biaya penyimpanan bahan baku kemasan pada gudang Flour Packing dapat
digunakan sebagai pertimbangan dalam penentuan seberapa lama proses
penyimpanan bahan baku kemasan yang disimpan dalam gudang.
c. Pemilihan alat penanganan bahan forklift baterai merek Toyota lebih baik
menjadi pilihan perusahaan dalam rencana penggantian forklift solar ke forklift
yang bebas polusi. Karena forklift CNG baterai merek Toyota bersumber dari
baterai listrik yang tidak menimbulkan polusi/zero pollution untuk digunakan
pada pemindahan yang berkaitan langsung dengan tepung terigu.
d. Sistem pendistribusian barang jadi dengan sistem milkrun sebaiknya digunakan
diperusahaan, karena biaya pengiriman yang dikeluarkan lebih murah dengan
kapasitas truk yang lebih besar yang dapat mengirim ke beberapa tujuan. Sistem
milkrun dapat digunakan PT ISM Tbk Bogasari Flour Mills jika menginginkan
biaya pengiriman yang minimum.
e. PT ISM Tbk Bogasari Flour Mills dapat mempertimbangkan penggunaan
metode gantt chart berdasarkan waktu berangkat dan waktu kembali, dalam
menentukan penggunaan jumlah moda untuk pengiriman gandum curah yang
dapat diminimasi.
44

DAFTAR PUSTAKA
Ballou RH. 2004. Bussines Logistic/Supply Chain Management: Planning,
Organizing, and Controlling The Supply Chain. Ed ke-5. New Jersey: Prentice-
Hall.
Departemen Commercial Support and Gate Office. 2018. Rencana Delivery CR 22,
23 & Direct Sales. Jakarta (ID): PT Indofood Sukses Makmur Tbk Bogasari
Flour Mills.
Departemen Flour Packing and Material Support. 2018. Laporan Space Avaibility
Gudang Flour Packing and Material Support. Jakarta (ID): PT Indofood Sukses
Makmur Tbk Bogasari Flour Mills.
Departemen Silo. 2018. Daily Monitoring Curah Gandum Bogasari Cibitung.
Jakarta (ID): PT Indofood Sukses Makmur Tbk Bogasari Flour Mills.
Heizer J, B Render. 2011. Manajemen Operasi. Edisi ke-9. Sungkono, Chirswan,
Penerjemah. Jakarta (ID): Salemba Empat. Terjemahan dari: Operation
Management.
Horngren T, Datar M, Fooster. 2006. Akuntansi Biaya. Jakarta (ID): Erlangga.
Indrajit RE, Richardius Eko dan Djokopranoto, richardius. 2003. Manajemen
Persediaan. Jakarta (ID):PT Gramedia Widiasarana Indonesia.
Ngatawi, Setyaningsih I. 2011. Analisis Pemilihan Supplier Menggunakan Metode
Analytic Hierarchy Process (AHP). Yogyakarta: Jurnal Ilmiah Teknik Industri.
Vol. 10, No. 1:1412-6869.
Nurmalina R, Sarianti T, Karyadi A. 2014. Studi Kelayakan Bisnis. Bogor (ID): IPB
Press.
Oliver, R. K. dan Weber, M. D. (1982). Supply Chain Management: Logistics
Catches Up With Strategy. Outlook. (cit. Christopher, M. G. Logistics, The
Strategic Issue, London: Champman and Hall, 1992).
Pardede PM. 2005. Manajemen Operasi dan Produksi.Yogyakarta (ID): ANDI.
Pujawan NI, Mahendrawathi ER. 2010. Supply Chain Management. Ed ke-2.
Surabaya (ID): Guna Widya.
Pujawan NI, Mahendrawathi ER. 2017. Supply Chain Management. Ed ke-3.
Yogyakarta (ID): Andi Yogyakarta.
Tampubolon MP. 2014. Manajemen Operasi dan Rantai Pemasok (Operation and
Supply-Chain Management). Jakarta (ID): Mitra Wacana Media.
Tunggal AW. 2010. Global Supply Chain Management. Jakarta (ID):
HARVARINDO.
45

LAMPIRAN
46
47

Lampiran 1 Panduan wawancara kegiatan PKL

DAFTAR PERTANYAAN WAWANCARA


MANAJEMEN LOGISTIK DAN RANTAI PASOK PADA PT ISM TBK
BOGASARI FLOUR MILLS, JAKARTA UTARA

Aspek kajian Pertanyaan pengamatan Informan


Departemen
1. Siapa saja anggota rantai pasok PT
ISM Tbk Bogasari Flour Mills? Logisitc and
Gambaran 2. Bagaimana peran dari masing- Transportation
umum rantai masing anggota rantai pasok ? dan
pasok produk 3. Bagaimana aliran barang, uang dan Departemen
tepung terigu informasi ? Commercial
4. Bagaimana hubungan perusahaan
Support and
dengan pelaku logistik ?
Gate Office
Departemen
1. Apa saja keputusan taktis dan aksi Logisitc and
yang dilakukan oleh perusahaan Transportation
Strategi rantai mengenai lokasi, skala fasilitas, dan
pasok
sistem produksi, persediaan, Departemen
transportasi, pasokan dan Commercial
pengembangan produk? Support and
Gate Office
1. Siapa saja pemasok bahan baku Kepala bagian
kemasan PT ISM Tbk Bogasari
Evaluasi kinerja Flour
Flour Mills?
pemasok bahan Packaging and
2. Apa saja kriteria yang diperhatikan
Material
baku kemasan perusahaan untuk penilaian
Support dan
karung pemasok?
Departemen
3. Bagaimana hubungan perusahaan
dengan pemasok? Purchasing

1. Pada tahun berapa gudang bahan


baku kemasan PT ISM Tbk
Bogasari Flour Mills didirikan dan
Biaya apa saja asset yang dimiliki?
penyimpanan 2. Berapa umur ekonomis dari Kepala bagian
masing-masing asset yang ada di Flour
bahan baku gudang barang jadi ? Packaging and
kemasan pada 3. Berapa perkiraan harga, suku bunga Material
gudang Flour modal, tahun pembelian dari Support
Packing masing-masing asset tersebut?
4. Berapa perkiraan biaya operasional
yang dikeluarkan bagian gudang
untuk penyimpanan bahan baku ?
48

Lampiran 1 Panduan wawancara kegiatan PKL (Lanjutan)

Aspek kajian Pertanyaan pengamatan Informan


1. Jenis forklift apa saja yang
digunakan PT ISM Tbk Bogasari Departemen
Pemilihan
Flour Mills? Purchasing dan
forklift sebagai
2. Bagaimana spesifikasi dari masing- Maintanance
alat penanganan
masing forklift ?
bahan
3. Berapa perkiraan biaya operasional
yang dikeluarkan ?

1. Bagaimana sistem pendistribusian


barang jadi di PT ISM Tbk
Bogasari Flour Mills?
Departemen
Penentuan 2. Siapa dan dimana saja pelanggan
yang dikirimkan barangnya pada Logisitc and
sistem
Bulan Maret 2018? Transportation
pengiriman
3. Moda transportasi apa saja yang dan Departemen
barang jadi
digunakan dan berapa perkiraan Commercial
pada Customer biaya yang dikeluarkan untuk Support and
Region 2.3 pengiriman direct supply atau Gate Office
milkrun ?
4. Berapa kuantitas pengiriman pada
masing-masing pelanggan?

1. Berapa kali pengiriman gandum


curah ke PT ISM Tbk Bogasari
Penentuan Flour Mills Cibitung dilakukan
dalam sehari? Departemen
jumlah moda
2. Berapa kuantitas gandum yang Logisitc and
pengiriman
dikirimkan? Transportation
gandum curah 3. Bagaimana waktu berangkat dan
waktu kembali pengiriman gandum
curah dalam sehari?
49

Lampiran 2 Kuesioner evaluasi kinerja pemasok


Kuesioner Evaluasi Kinerja Pemasok Bahan Baku PP bag (polypropylene)

Biodata Responden
Nama :
Jenis Kelamin :
Umur :
Jabatan/perusahaan :
Masa Kerja :

Jakarta, April 2018

( )

1. Tujuan : Evaluasi Kinerja Pemasok Bahan Baku PP bag


(polypropylene) atau karung
2. Alternatif Pemasok : PT IK & PT IAK

Petunjuk pengisian kuesioner


 Untuk menentukan kriteria kinerja pemasok, responden diharapkan untuk
mengisi pertanyaan berikut. Beri tanda silang (X) pada jawaban yang anda
pilih.
 Jika terdapat kriteria lain yang tidak disebutkan dalam pertanyaan, mohon
kesediaan Bapak/Ibu untuk mengisi kolom kriteria lain yang telah disediakan.

1. Apakah kualitas menjadi kriteria yang diperlukan dalam mengevaluasi kinerja


pemasok?
a. Ya
b. Tidak
2. Apakah harga menjadi kriteria yang diperlukan dalam mengevaluasi kinerja
pemasok?
a. Ya
b. Tidak
3. Apakah kecepatan pengiriman menjadi kriteria yang diperlukan dalam
mengevaluasi kinerja pemasok?
a. Ya
b. Tidak
4. Jika terdapat kriteria lain yang diperlukan untuk menentukan kinerja pemasok,
responden dapat menambahkan sebagai berikut:
 Responsif
 Manajemen & Organisasi
50

Lampiran 2 Kuesioner evaluasi kinerja pemasok (Lanjutan)


Kuesioner Evaluasi Kinerja Pemasok
Petunjuk pengisian kuesioner
 Beri tanda silang (X) pada angka sesuai dengan tingkat kepentingan kriteria,
makin besar angkanya menunjukkan makin penting kriteria tersebut.
 Skala penilaian di sajikan pada tabel berikut.

Skala Absolut
Tingkat Definisi Keterangan
Kepentingan
1 Kedua kriteria sama Kedua elemen memiliki
pentingnya kontribusi yang sama
terhadap sasaran atau pilihan
3 Kriteria pertama sedikit Elemen yang satu memiliki
lebih penting dari kriteria kontribusi yang lebih penting
kedua daripada elemen yang lain
5 Kriteria yang pertama ebih Elemen yang satu memiliki
penting dari kriteria kedua kontribusi yang lebih penting
daripada elemen yang lain
7 Kriteria yang pertama jauh Elemen yang satu memiliki
lebih penting dari kriteria kontribusi yang sangat lebih
kedua penting daripada elemen yang
lain
9 Kriteria yang pertama Elemen yang satu memiliki
mutlak lebih penting dari kontribusi yang mutlak lebih
kriteria kedua penting daripada elemen yang
lain
2,4,6,8 Nilai tengah antara Jika terdapat keragu-raguan
pertimbangan nilai yang antara 2 penilaian yang
berdekatan berdekatan
51

Lampiran 2 Kuesioner evaluasi kinerja pemasok (Lanjutan)


Kuesioner Tingkat Kepentingan Kriteria
Kualitas 9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9 Harga
Kualitas 9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9 Kec. Kirim
Kualitas 9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9 Responsif
Kualitas 9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9 Manaj & Org
Harga 9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9 Kec. Kirim
Harga 9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9 Responsif
Harga 9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9 Manaj & Org
Kec. Kirim 9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9 Responsif
Kec. Kirim 9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9 Manaj & Org
Responsif 9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9 Manaj & Org

Kuesioner Tingkat Kepuasan Konsumen Terhadap Pemasok


Perbandingan antara pemasok ini dilakukan untuk menilai pemasok yang
memiliki bobot nilai paling tinggi diantara dua pemasok. Kedua pemasok tersebut
adalah:
1. PT IK
2. PT IAK
Mohon kesediaan Bapak/Ibu untuk memberikan penilaian di lembar penilaian
yang di sajikan di bawah ini dengan ketentuan sebagai berikut:
 Beri nilai pada setiap kolom penilaian pemasok sesuai dengan tingkat kepuasan
konsumen
 Skala penilaian di sajikan sebagai berikut:
1 = Tidak Puas
2 = Kurang Puas
3 = Puas
4 = Lebih Puas
5 = Sangat Puas

Nilai
Kriteria
PT IK PT IAK
Kualitas
Harga
Kecepatan Pengiriman
Responsif
Manajemen & Organisasi
52

Lampiran 3 Kebutuhan data sekunder untuk aspek khusus

No Aspek yang dipelajari Data yang dibutuhkan


a. Data Daftar pemasok
b. Data Daftar pemasok-nya pemasok
c. Data Daftar distributor
Gambaran umum rantai pasok
1. d. Data Daftar distributor-nya distributor
produk tepung terigu
e. Rute transportasi dari pemasok
menuju pabrik dan dari pabrik ke
distributor

Karakteristik dan keputusan perusahaan


2. Strategi rantai pasok
untuk identifikasi srtategi rantai pasok

a. Alternatif pemasok-pemasok
b. Kriteria-kriteria pemilihan pemasok
Evaluasi kinerja pemasok
3. c. Bobot setiap kriteria
bahan baku kemasan karung
f. Nilai setiap pemasok pada setiap
kriteria
a. Biaya investaasi gudang
b. Umur ekonomis
Biaya penyimpanan bahan c. Bunga modal
4. baku kemasan pada gudang d. Biaya peralatan gudang
Flour Packing e. Biaya variabel per bulan
f. Kapasitas gudang
g. Perkiraan bulan kerja per tahun
a. Biaya investasi awal
b. Biaya operasional tahunan
Pemilihan forklift sebagai alat
5. c. Bunga modal per tahun
penanganan bahan
d. Umur ekonomis
e. Nilai sisa alat pada tahun ke n
a. Data jumlah pemasok atau distributor
Penentuan sistem pengiriman yang dilayani
6. barang jadi pada Customer b. Cycle issue setiap pemasokdan
Region 2.3 distributor yang dilayani
c. Biaya per trip untuk direct supply
a. Jumlah rute yang harus dilayani per
hari
Penentuan jumlah moda
7. b. Jadwal keberangkatan setiap
pengiriman gandum curah
pengiriman
c. Jadwal kedatangan setiap pengiriman
53

Lampiran 4 Rencana pelaksanaan kegiatan Praktik Kerja Lapangan


Waktu Pelaksanaan
No Kegiatan Maret April
1 2 3 4 1 2 3 4
1 Perkenalan kondisi lapangan
Mempelajari supply chain
2
management (SCM) perusahaan

Mengidentifikasi topik khusus


supply chain management (SCM):
gambaran umum rantai pasok
produk tepung terigu, strategi
rantai pasok, evaluasi kinerja
pemasok bahan baku kemasan
karung, biaya penyimpanan bahan
baku kemasan pada gudang Flour
Packing, pemilihan forklift sebagai
3 alat penanganan bahan, penentuan
sistem pengiriman barang jadi pada
Customer Region 2.3, penentuan
jumlah moda pengiriman gandum
curah
Pencarian data supply chain
4
management (SCM)
Perhitungan data total supply chain
5
management (SCM)
Menganalisis dan mencari solusi
6 atas masalah supply chain
management (SCM)
7 Input dan pengolahan data
8 Pelaporan
54

Lampiran 5 Kebutuhan data dan informasi aspek khusus


Metode
Aspek yang Hasil yang
No Data dan Informasi pengumpulan
dipelajari diharapkan
data

a. Data Daftar pemasok


b. Data Daftar pemasok-
nya pemasok
c. Data Daftar
Gambaran Gambaran Wawancara,
distributor
umum rantai d. Data Daftar Skema kuesioner
1.
pasok produk distributor-nya sepanjang dan studi
tepung terigu distributor rantai pasok literatur
e. Rute transportasi dari
pemasok menuju
pabrik dan dari pabrik
ke distributor
Karakteristik dan Keputusan Wawancara
Strategi keputusan perusahaan strategi
2. dan studi
rantai pasok untuk identifikasi efisien atau
srtategi rantai pasok responsif literatur

Evaluasi a. Alternatif pemasok-


kinerja pemasok
Pemasok Wawancara
pemasok b. Kriteria-kriteria
3. pemilihan pemasok terpilih dan studi
bahan baku
kemasan c. Bobot setiap kriteria literatur
karung d. Nilai setiap pemasok
pada setiap kriteria
a. Biaya investaasi
gudang
Biaya b. Umur ekonomis Biaya
c. Bunga modal Obsevasi
penyimpanan penyimpanan
d. Biaya peralatan langsung,
bahan baku per unit per
4. gudang wawancara
kemasan pada waktu
e. Biaya variabel per dan studi
gudang Flour
bulan literatur
Packing
f. Kapasitas gudang
g. Perkiraan bulan kerja
per tahun
55

Lampiran 5 Kebutuhan data dan informasi aspek khusus (Lanjutan)


Metode
Aspek yang Hasil yang
No Data dan Informasi pengumpulan
dipelajari diharapkan
data

a. Biaya investasi awal


Pemilihan b. Biaya operasional Obsevasi
tahunan Terpilih jenis
forklift langsung,
c. Bunga modal per alat
5. sebagai alat wawancara
tahun penanganan
penanganan dan studi
d. Umur ekonomis bahan forklift
bahan literatur
e. Nilai sisa alat pada
tahun ke n
a. Data jumlah pemasok
Penentuan atau distributor yang
sistem Keputusan Obsevasi
dilayani
pengiriman milkrun atau langsung,
b. Cycle issue setiap
6. barang jadi pemasokdan direct supply wawancara
pada distributor yang dan studi
Customer dilayani literatur
Region 2.3 c. Biaya per trip untuk
direct supply
Penentuan a. Jumlah rute yang Obsevasi
jumlah harus dilayani per hari langsung,
Jumlah moda
moda b. Jadwal keberangkatan wawancara
7. yang
pengiriman setiap pengiriman digunakan dan studi
gandum c. Jadwal kedatangan
curah literatur
setiap pengiriman
61

Lampiran 10 Perhitungan evaluasi kinerja pemasok


1. Matriks berpasangan berdasarkan skala penilaian perbandingan Saaty dari 1-9.
Kriteria KL HG KP RS MO
KL 1 1/3 3 1/3 5
HG 3 1 5 3 5
KP 1/3 1/5 1 1/3 3
RS 3 1/3 3 1 5
MO 1/5 1/5 1/3 1/5 1

2. Bobot prioritas setiap kriteria.


Kriteria KL HG KP RS MO Vektor Eigen Bobot
KL 1 0.33 3 0.33 5 1.107 0.166
HG 3 1 5 3 5 2.954 0.443
KP 0.33 0.2 1 0.33 3 0.582 0.087
RS 3 0.33 3 1 5 1.718 0.258
MO 0.2 0.2 0.33 0.2 1 0.305 0.046
6.666 1

3. Nilai eigen vektor maksimum (λ maks)


Kriteria Bobot VA VB
Kualitas 0.166 0.909 5.476
Harga 0.443 2.399 5.415
Kecepatan 0.087 0.462 5.310
Pengiriman
Responsif 0.258 1.424 5.519
Manajemen 0.046 0.249 5.413
dan
Organisasi
Jumlah 1 5.443 27.133
n 5
λ maks 5.427

4. Consistency Ratio (CR) (RI = 1.12)


λ maks−n 5.427−5
CI = = = 0.107
n−1 5−1
CI 0.107
CR = = = 0.095
RI 1.12
5. Penilaian alternatif dari masing-masing pemasok
1. PT IK = (0.166) 4 + (0.443) 3 + (0.087) 2 + (0.258) 4 + (0.046) 2 = 3.291
2. PT IAK = (0.166) 3 + (0.443) 3 + (0.087) 3 + (0.258) 3 + (0.046) 3 = 3
77

RIWAYAT HIDUP
Penulis bernama lengkap Putri Septia Lestari. Penulis
dilahirkan di Bogor pada tanggal 14 September 1998. Penulis
merupakan anak ke dua dari tiga bersaudara dari pasangan
Bapak Haerudin dan Ibu Milah. Penulis memulai pendidikan
sejak taman kanak-kanak di TK Alihya, kemudian melanjutkan
pendidikan Sekolah Dasar (SD) di SDN 5 Ciomas lulus pada
tahun 2009. Pada tahun 2009 penulis melanjutkan pendidikan
Sekolah Menengah Pertama (SMP) di SMPN 1 Ciomas lulus
pada tahun 2012. Penulis melanjutkan pendidikan di Sekolah
Menengah Atas (SMA) di SMAN 9 Bogor lulus pada tahun 2015. Penulis
melanjutkan pendidikan di Sekolah Vokasi Institut Pertanian Bogor Program Studi
Manajemen Industri melalui jalur regular ujian mandiri (UM).
Selama mengikuti pendidikan di Sekolah Vokasi Institut Pertanian Bogor
penulis aktif berpartisipasi sebagai panitia dalam beberapa kegiatan yang
dilaksanakan oleh Program Studi Manajemen Industri.
76

Anda mungkin juga menyukai