Anda di halaman 1dari 10

MAKALAH

ENTERPRISE RESOURCE PLANNING

“KIMIA FARMA”

Dosen Pengampu : Bangkit Indrawan Nugroho, M.Kom

Disusun Oleh :

1. Kusnanik Mufida N (16090061)


2. M. Sabda Abdulloh (16090106)
3. Rita Masfufah (16090119)
4. Sri Sugihartika (16090024)
5. Sunita Rani (16090096)

POLITEKNIK HARAPAN BERSAMA

2018
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Salah satu teknologi yang berperan mengintegrasikan tiap fungsi dalam


perusahaan adalah teknologi Enterprise Resources Planning (ERP).
Teknologi ERP dapat mengintegrasikan fungsi marketing, fungsi
produksi, fungsi logistik, fungsi finance, fungsi sumber daya manusia, dan
fungsi lainnya (Baheshti, 2006). ERP telah berkembang sebagai alat
integrasi, memiliki tujuan untuk mengintegrasikan semua aplikasi
perusahaan ke pusat penyimpanan data dan dengan mudah diakses oleh
semua bagian yang membutuhkan (Sabana, 2002) sehingga menghasilkan
efisiensi yang tinggi bagi perusahaan. Menurut Leon (2005) sebagaimana
juga diungkapkan oleh Genoulaz & Millet, (2006) integrasi data pada
teknologi ERP dilakukan dengan single data entry yakni sebuah
departemen yang berfungsi memasukkan data, maka data ini dapat
digunakan oleh fungsi-fungsi lainnya pada perusahaan.

Enterprise Resource Planning (ERP) merupakan suatu cara untuk


mengelola sumber daya perusahaan dengan menggunakan teknologi
informasi (Spathis and Constantinides, 2003). Penggunaan teknologi ERP
dilengkapi dengan hardware dan software untuk menunjang konektivitas
dan aliran informasi. Teknologi ini berfungsi untuk mengkoordinasi dan
mengintegrasikan data informasi pada setiap area business
processes sehingga menghasilkan pengambilan keputusan yang cepat
karena menyediakan analisa dan laporan keuangan yang cepat, laporan
penjualan yang on time, laporan produksi dan inventori (Gupta, 2000).

Sistem Informasi sangat memperngaruhi keberhasilan maupun


kegagalan tujuan bisnis dari suatu perusahaan. Selain faktor sumber daya
manusia, manajemen sistem informasi sangat penting implementasinya
karena bekerja secara sinergis agar dapat melakukan minimalisasi sumber
daya namun menghasilkan output maksimal.

Sistem informasi manajeman digambarkan sebagai sebuah bangunan


piramida dimana lapisan dasarnya terdiri dari informasi, penjelasan
transaksi, penjelasan status, dan sebagainya. Lapisan berikutnya terdiri dari
sumber-sumber informasi dalam mendukung operasi manajemen sehari-
hari. Lapisan keriga terdiri dair sumber daya sistem informasi untuk
membantu perencanaan taktis dan pengambilan keputusan untuk
pengendalian manajemen. Lapisan puncak terdiri dari sumber daya
informasi utnuk mendukung perencanaan dan perumusan kebijakan oleh
tingkat manajemen.

B. Rumusan Masalah
Pada makalah ini akan dibahas bagaimana strategi implementasi dari
penerapan Sistem Informasi Manajemen pada ERP serta pengaruhnya
sebagai penunjang keberhasilan perusahaan dalam pencapaian tujuannya di
perusahaan PT Kimia Farma (Persero) Tbk. Diterapkannya strategi
penerapan erp pada perusahaan tersebut untuk mencapai pengaruh yang
lebih positif untuk perusahaan PT Kimia Farma (Persero) Tbk.
C. Tujuan
Menganalisi strategi penerapan erp pada Sistem Informasi Manajemen
pada perusahaan dan pengaruhnya terhadap keberhasilan serta kegiatan
proses produksi untuk mencapai target perusahaan.
D. Manfaat
Agar dapat mengetahui strategi erp pada system informasi manajemen
dan pengaruhnya terhadap perusahaan terseebut. Serta Menambah wawasan
dan ilmu pengetahuan bagi mahasiswa.
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pembahasan
SAP (System Application and Product in data processing) merupakan
software Enterprise Resources Planning (ERP), yaitu suatu tools IT dan
manajemen untuk membantu perusahaan merencanakan dan melakukan
kegiatan operasionalnya secara lebih efisien dan efektif.
SAP terdiri dari sejumlah modul aplikasi yang mempunyai kemampuan
mendukung semua transaksi yang perlu dilakukan suatu perusahaan dan tiap
aplikasi bekerja secara berkaitan satu dengan yang lainnya. Semua modul
aplikasi di SAP dapat bekerja secara terintegrasi/terhubung yang satu dengan
lainnya
Mengingat begitu pentingnya peranan dari manajeman sistem
informasi, maka sudah sewajarnya semua lini perusahaan menerapkan
manajemen sistem informasi demi efisiensi dan efektifitas kinerja perusahaan
dalam mencapai target perusahaannya. Kita bisa membandingkan, tingkat
efektifitas kinerja perusahaan antara 2 perusahaan antara yang menggunakan
manajemen sistem informasi dengan perusahaan yang masih menganut sistem
kontemporer/konservatif.
Makalah ini menyajikan studi kasus tentang penerapan strategi
manajeman sistem informasi di PT Kimia Farma (Persero) Tbk merupakan
produsen obat-obatan yang bermarkas di Jakarta, Indonesia.
Kimia Farma adalah perusahaan industri farmasi pertama di Indonesia
yang didirikan oleh Pemerintah Hindia Belanda tahun 1817. Nama perusahaan
ini pada awalnya adalah NV Chemicalien Handle Rathkamp & Co.
Berdasarkan kebijaksanaan nasionalisasi atas eks perusahaan Belanda di masa
awal kemerdekaan, pada tahun 1958, Pemerintah Republik Indonesia
melakukan peleburan sejumlah perusahaan farmasi menjadi PNF (Perusahaan
Negara Farmasi) Bhinneka Kimia Farma. Kemudian pada tanggal 16 Agustus
1971, bentuk badan hukum PNF diubah menjadi Perseroan Terbatas, sehingga
nama perusahaan berubah menjadi PT Kimia Farma (Persero).
Pada tanggal 4 Juli 2001, PT Kimia Farma (Persero) kembali mengubah
statusnya menjadi perusahaan publik, PT Kimia Farma (Persero) Tbk, dalam
penulisan berikutnya disebut Perseroan. Bersamaan dengan perubahan
tersebut, Perseroan telah dicatatkan pada Bursa Efek Jakarta dan Bursa Efek
Surabaya (sekarang kedua bursa telah merger dan kini bernama Bursa Efek
Indonesia). Berbekal pengalaman selama puluhan tahun, Perseroan telah
berkembang menjadi perusahaan dengan pelayanan kesehatan terintegrasi di
Indonesia. Perseroan kian diperhitungkan kiprahnya dalam pengembangan dan
pembangunan bangsa, khususnya pembangunan kesehatan masyarakat
Indonesia.
Pada tanggal 18 Februari 2016, PT Kimia Farma (Persero) Tbk.
Melakukan penandatanganan perjanjian pekerjaan Implementasi dan Managed
Service Enterprise Resource Planning (ERP) – Systems Application and
Products in Data Processing (SAP). PT Kimia Farma berharap, dengan adanya
sistem baru ini, PT Kimia Farma bisa lebih baik dan lebih maju lagi.
Perseroan tidak hanya memasarkan produk di dalam negeri saja, namun
juga melakukan ekspor guna memenuhi permintaan obat-obatan di negara-
negara Asia, Eropa, dan Afrika.
Kegiatan pemasaran didukung oleh sekitar 453 field forces untuk
seluruh lini yang tersebar di wilayah Indonesia, terdiri dari Product Manager,
Regional Sales Manager dan Area Supervisor. Pada tahun 2015, Perseroan
dapat menjaring lebih dari 13.497 orang dokter dan 1.304 buah rumah sakit dan
ikut mensukseskan gerakan pemerintah dalam pelayanan obat BPJS melalui
program e-catalogue. Selama tahun 2016, telah diselenggarakan berbagai
kegiatan pemasaran di seluruh Indonesia dalam rangka peningkatan penjualan.
Kegiatan Ritel Farmasi
Kegiatan usaha Perseroan di bidang ritel farmasi, klinik kesehatan dan
laboratorium klinik secara fokus dikelola oleh Anak Perusahaan, PT Kimia
Farma Apotek (KFA).
PT Kimia Farma Apotek (KFA) dibentuk dan mulai beroperasi pada
tanggal 4 Januari 2003 sebagai anak usaha Perseroan yang akan berfokus pada
kegiatan usaha ritel farmasi dan layanan kesehatan.
Dengan visi :
Menjadi perusahaan jaringan layanan kesehatan yang terkemuka dan mampu
memberikan solusi kesehatan masyarakat di Indonesia
dan misi :
1. Jaringan layanan kesehatan yang terintegrasi meliputi jaringan apotek,
klinik, laboratorium klinik dan layanan kesehatan lainnya
2. Saluran distribusi utama bagi produk sendiri dan produk principal
3. Pengembangan bisnis waralaba dan peningkatan pendapatan lainnya (fee-
based Income)
Melalui anak perusahaannya yaitu PT Kimia Farma Apotek, Perseroan
menjadi pemimpin di pasar ritel farmasi dengan jumlah apotek sampai dengan
September 2016 yaitu sebanyak 800 apotek. Penambahan outlet apotek
menjadi salah satu strategi KFA untuk meningkatkan penetrasi pasar,
diantaranya melalui program franchise dan KSO.

Kelinik Kesehatan
Sebagai perwujudan visi menjadi korporasi di bidang kesehatan
terintegrasi, Perseroan mengembangkan produk layanan klinik kesehatan
terintegrasi dengan apotek dan laboratorium klinik. Unit usaha yang sejak
Maret 2009 dikelola oleh KFA ini menyediakan jasa pengobatan kuratif,
penanganan gawat darurat tingkat pertama, bedah minor, pelayanan imunisasi,
pemeriksaan kesehatan berkala, tumbuh kembang dan pemeriksaan kehamilan,
keluarga berencana, deteksi dini, rehabilitasi medik terbatas, penyuluhan
kesehatan, pelayanan K3 tingkat primer, kunjungan ke rumah (home care
service) dan rujukan. Sampai dengan September 2016 terdapat 350 klinik yang
tersebar di seluruh Indonesia dalam bentuk klinik pratama dan utama.

Laboratorium Klinik
Laboratorium klinik yang dibangun untuk melengkapi portofolio bisnis
Perseroan ini, bergerak dalam bidang jasa layanan pemeriksaan kesehatan
(medical check up – MCU). Sejak Januari 2010 pengelolaannya telah
diserahkan kepada KFA dalam bentuk anak perusahaan bernama PT Kimia
Farma Diagnostika (KFD). Pada tahun 2016 KFD telah memiliki total 43
cabang yang tersebar di beberapa kota di Indonesia.

Strategi dan Fokus Program


Jajaran manajemen menerjemahkan inisiatif strategi dalam strategy
map perusahaan dan menjabarkannya dalam berbagai inisiatif program yang
lebih terfokus untuk mencapai target-target bisnis.

B. Faktor-Faktor Keberhasilannya adalah:

1. Menyesuaikan Minat Konsumen.

Agar mendapatkan efisiensi produksi yang luar biasa dan memaksimalkan


pendapatan, Kimia Farma harus dapat jeli melihat keinginan konsumen
sebaik mungkin diwaktu yang akan datang. Dengan menggunakan solusi
SAP, Kimia Farma dapat menganalisis transaksi data secara mendetail, untuk
melihat perubahan pola yang terjadi dalam minat konsumen dan kemudian
merespon secara efektif. SAP memberikan informasi yang mendetail dengan
sangat cepat dimana hal tersebut merupakan keuntungan bisnis yang vital.
Informasi penjualan memberikan inputan ke dalam SAP, dimana ia akan
memberikan informasi berkala pada produk apa saja yang harus di produksi,
berapa jumlahnya dan dipabrik mana akan diproduksi.
2. Distribusi Informasi
Sedangkan data yang disediakan oleh SAP sistem sangat penting untuk
perencanaan produksi dan pengendalian persediaan di bagian operasional,
manajemen menengah dan tim eksekutif tidak perlu data transaksi yang
mentah. Yang mereka butuhkan adalah informasi mengenai keseluruhan
performa bisnis, arus kas, dan beberapa hal detail operasional. Untuk
meningkatkan akurasi maupun ringkasan manajemen yang tepat waktu,
kimia farma mengimplementasikan SAP pada bulan tahun 2016 Aplikasi
tersebut dapat memberikan informasi yang sangat mendetail.

3. Integrasi Sistem Hilir

Dengan sistem ERP kelas dunia, Kimia Farma telah memulai untuk
perencanaan ke depan, bertujuan untuk memperluas operasinya sekaligus
meningkatkan efisiensi biaya.Salah satu tujuan bisnis kimia farma saat ini
adalah untuk mengelompokkan pelanggan-pelangan dengan lebih akurat,
kemudian melayani setiap kelompok sesuai minatnya masing-masing.
Kimia Farma akan bekerja lebih erat dengan para distributor hingga
pengecer. Ini akan memungkinkan kimia farma untuk meningkatkan
perencanaan kapasitas dan membantu meningkatkan efisiensi serta
mengurangi biaya.

Kelebihan Dari Sistem SAP

1. Mempunyai modul yang lengkap, dimana semua modul aplikasi di SAP


dapat bekerja secara terintegrasi/terhubung yang satu dengan lainnya.
2. Mendukung integrasi proses bisnis perusahaan-perusahaan besar.
3. Semua informasi yang tersimpan didalam SAP dapat diakses oleh bagian
organisasi yang membutuhkan pada saat dibutuhkan.
Kekurangan Dari Sistem SAP

1. Harga license tiap user SAP yang relatif begitu mahal.


2. Biaya konsultan yang lumayan mahal.
3. Penggantian sistem memerlukan biaya yang tinggi dan waktu
implementasi bisa berkepanjangan.
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
1. Penerapan Strategi dalam manajemen sistem informasi di PT Kimia Farma
(Persero) Tbk membawa manfaat sebagai penunjang keberhasilan
perusahaan dalam rangka efisiensi dan efektifitas kinerja perusahaan.
2. Memberikan informasi yang lebih akurat sehingga perusahaan PT Kimia
Farma (Persero) Tbk bisa membidik target pasar yang tepat sasaran.
3. Bisa mengkoreksi kelemahan-kelemahan sistem yang ada di PT Kimia
Farma (Persero) Tbk sehingga bisa dilakukan perbaikan demi kemajuan
perusahaan.
4. Memberikan nilai yang inovatif dan kreatif dalam menciptakan produk
baru dan tentu saja akan menumbuhkan minat konsumen dalam membeli
produk-produk terbaru dari PT Kimia Farma (Persero) Tbk.

B. Saran
1. Perlu adanya upaya perbaikan pada kelemahan-kelemahan sistem baik
internal maupun eksternal perusahaan di PT Kimia Farma (Persero) Tbk
sehingga perusahaan mengoptimalkan produk yang sesuai kondisi pasar
yang lebih inovatif dan kreatif.
2. Penyediaan tenaga-tenaga terlatih untuk mendukung implementasi
penerapan manajemen sistem informasi di PT Kimia Farma (Persero) Tbk
sehingga lebih berdaya guna, efisien serta hemat biaya.
3. Perlu adanya upaya perluasan pasar yang diiringi dengan peningkatan baik
kualitas maupun kuantitas produk oleh PT Kimia Farma (Persero) Tbk.

Anda mungkin juga menyukai