Anda di halaman 1dari 36

1

PAPER

Analisis Strategi PT. Chitose Internasional Tbk.

Disusun oleh :

1. Dewi Adhellia Puspita Y (5211181179)

2. Selsa Putri Asthani (5211181180)

3. Istiqomah (5211181184)

4. Wida Nurul Aeni (5211181189)

JURUSAN AKUNTANSI

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS JENDERAL ACHMAD YANI

2020
Landasan Teori

A. Manjemen Strategi
David (2011) mendefinisikan manajemen strategi sebagai
seni dan ilmu dalam memformulasi, meingimplementasi dan
mengevaluasi keputusan yang bersifat multi fungsi sehingga
memungkinkan organisasi untuk mencapai tujuannya. Teori
manajemen strategi menekankan pada pentingnya penyesuaian
strategi agar perusahaan dapat merespon perubahan lingkungan
eksternal (Parker, Storey and van Witteloostuijn, 2010).
Formulasi Strategi
a. Membangun Visi Misi
b. Mengidentifikasi lingkungan eksternal perusahaan
c. Menetapkan kekuatan dan kelemahan perusahaan
d. Membuat tujuan jangka panjang
e. Membuat alternatif strategi
f. Memilih strategi dari beberapa alternatif
Proses manajemen strategi mengharuskan perusahaan untuk
terus memonitor aktivitas internal dan kejadian eksternal serta trend,
agar perubahan yang diperlukan dapat dilakukan secara tepat waktu.
Menurut David (2011) Competitive advantage atau
keunggulan kompetitif dapat diartikan sebagai segala hal yang
dapat membuat perusahaan melakukan dengan lebih baik apabila
dibandingkan dengan kompetitornya.

B. Proses Penyusunan Strategi


1. Visi
Terminologi visi dan misi seringkali dipersepsikan sebagai
suatu hal yang sama. Bahkan beberapa perusahaan tidak membuat
visi dan misi sesuai dengan sebagaimana mestinya. Visi harus
dibuat terlebih dahulu dibandingkan misi. Menurut David, (2011),
Visi akan mampu menjawab pertanyaan “ what do we want to
become? ” artinya visi yang jelas akan mampu menyediakan arah

1
2

bagi perusahaan akan apa yang mau dituju. Visi yang baik akan
dapat dijadikan sebagai pondasi dalam menyusun misi perusahaan.
Visi seharusnya dibuat dalam bentuk pendek, biasanya dalam satu
kalimat dan dibuat berdasarkan masukan dari seluruh manajer
dalam perusahaan. Hal ini penting karena seluruh manajer harus
memiliki satu suara, agar tujuan perusahaan dapat tercapai.

2. Misi
Berbeda dengan visi, misi akan mampu menjawab pertanyaan “
what is our business? ” (David, 2011). Hal ini berarti misi akan
mampu menyatakan perbedaan perusahaan dengan kompetitor, apa
keunggulannya dan apa yang ingin dilakukan oleh perusahaan.
Misi akan dirancang berdasarkan visi yang telah dibuat. Sedangkan
misi yang jelas akan membantu perusahaan dalam menyusun tujuan
dan formulasi strategis yang efektif. Berbeda halnya dengan
visi, misi akan lebih panjang dari visi dan merupakan rekonsiliasi
kepentingan stakeholders. Perusahaan yang satu dengan perusahaan
yang lain akan memiliki format misi yang berbeda.
Ada 9 elemen yang harus ada dalam suatu misi, yaitu:
a. Konsumen
Misi menjelaskan siapa saja konsumen dari produk/jasa
yang dihasilkan oleh perusahaan
b. Produk/jasa
Misi mencantumkan produk/jasa yang diberikan
perusahaan
c. Pasar/Market
Misi menjelaskan dimana perusahaan beroperasi dan
berkompetisi
d. Teknologi
Apa saja teknologi yang digunakan oleh perusahaan
e. Kemampuan untuk bertahan, tumbuh dan menghasilkan profit
3

Perusahaan harus mampu menyebutkan dalam misi, bahwa


perusahaan berkomitmen untuk terus tumbuh dan menghasilkan
profit
a. Filosofi
Filosofi apa yang diyakini dan dijadikan sebagai nilai,
aspirasi dan tindakan etis yang diprioritaskan oleh perusahaan
b. Konsep diri
Apa saja keunggulan kompetitif yang dimiliki oleh
perusahaan
c. Perhatian akan citra publik (public image)
Misi menyatakan bahwa perusahaan ingin memiliki
reputasi yang baik lewat responnya terhadap lingkungan
sekitar dan komunitas yang ada
d. Perhatian terhadap karyawan
Misi menyebutkan perhatian perusahaan terhadap
karyawannya.

C. Lingkungan External (Opportunity and Threat)


Setelah visi misi serta tujuan perusahaan ditentukan maka
perusahaan perlu untuk mengidentifikasi lingkungan eksternal
perusahaan untuk dapat mengidentifikasi peluang dan tantangan
yang mungkin akan dihadapi oleh perusahaan. Kondisi eksternal
akan terus berubah sehingga bisa dipastikan perusahaan harus terus
melakukan adaptasi. Apabila perusahaan tidak mampu untuk
beradaptasi dengan cepat maka pada akhirnya perusahaan terancam
gulung tikar.
a. PESTEL
1. Politik, Pemerintah dan Kekuatan Hukum (Politic and Legal)
Faktor politik pada analisa PESTEL melihat bagaimana dan
sampai sejauh mana campur tangan pemerintah dalam kegiatan
perekonomian. Hal tersebut dapat mencakup kebijakan
pemerintah, stabilitas politik, atau ketidakstabilan di pasar luar
4

negeri, kebijakan perdagangan luar negeri, kebijakan pajak,


undang-undang ketenagakerjaan, hukum lingkungan,
pembatasan perdagangan dan sebagainya.
Untuk beberapa industri dan perusahaan yang sangat
bergantung pada kontrak pemerintah ataupun subsidi, arah
politik memegang peranan yang penting. Perusahaan yang
mendapatkan subsidi juga merupakan perusahaan yang harus
mempertimbangkan arah politik, kebijakan pemerintah dan
hukum yang berlaku.

2. Ekonomi (Economic)
Faktor-faktor ekonomi memiliki dampak signifikan pada
bagaimana suatu perusahaan/ pelaku bisnis melakukan bisnis
dan juga seberapa menguntungkan mereka. faktor ekonomi
termasuk – pertumbuhan ekonomi, suku bunga, nilai tukar,
inflasi, pendapatan konsumen dan bisnis dan sebagainya.
Faktor-faktor ini selanjutnya dapat dipecah menjadi faktor
makro-ekonomi dan mikro-ekonomi. Faktor ekonomi makro
berhubungan dengan manajemen permintaan dalam setiap
ekonomi. Pemerintah menggunakan kontrol suku bunga,
kebijakan perpajakan dan pengeluaran pemerintah sebagai
mekanisme utama yang mereka gunakan untuk ini. Sedangkan
faktor mikro-ekonomi berhubungan dengan cara orang
membelanjakan pendapatannya. Hal ini memiliki dampak yang
sangat besar pada organisasi B2C khususnya.
Faktor ekonomi memiliki dampak langsung terhadap
strategi yang dipilih oleh perusahaan. Sebagai contoh, ketika
tingkat bunga menurun, maka perusahaan akan memiliki
peluang untuk bisa mengembangkan usahanya karena biaya
modal untuk ekspansi akan menurun. Contoh lain faktor
ekonomi yang berpengaruh terhadap perusahaan dapat dilihat
ketika nilai kurs mata uang rupiah melemah terhadap USD.
5

3. Sosial (Social)
Faktor sosial disini termasuk kedalam budaya, demografi
serta lingkungan. Faktor sosial juga dikenal sebagai faktor
sosial-budaya. Faktor-faktor ini termasuk pertumbuhan populasi,
usia, kesadaran kesehatan, karier dan sebagainya. Kesemuanya
ini memiliki dampak terhadap produk dan jasa yang ditawarkan
oleh perusahaan serta pasar dan konsumen yang disasar oleh
perusahaan.

4. Teknologi (Technology)
Teknologi merupakan salah satu faktor yang sangat penting
untuk dipertimbangkan dalam menentukan strategi.
Perkembangan teknologi merupakan sumber peluang bagi
perusahaan tapi juga merupakan tantangan yang terkadang tidak
dapat diatasi oleh perusahaan. Tidak semua sektor industri
dipengaruhi oleh teknologi secara masif. Beberapa industri
seperti peralatan elektronik, farmasi, alat kesehatan dan
komunikasi sangat dipengaruhi oleh teknologi.
Teknologi adalah sesuatu yang kerap kali berubah dan hal
ini akan sangat berdampak pada cara seorang pemasar/ pelaku
bisnis melakukan penjualan. Faktor teknologi memengaruhi
pemasaran dan manajemennya dalam tiga cara berbeda:
 Cara baru menghasilkan barang dan jasa;
 Cara baru mendistribusikan barang dan jasa;
 Cara-cara baru berkomunikasi dengan target pasar.

5. Lingkungan (Envionmental)
Faktor lingkungan berhubungan dengan meningkatnya
kelangkaan bahan baku dan polusi. Lingkungan dan pemasaran
terhubung di mana pemasaran dapat mempengaruhi
lingkungan ketika melayani konsumen dengan produk dan
6

layanan yang dimiliki. Sehingga akan adanya tekanan dari


pemerintah dan orang-orang untuk mengurangi limbah yang
dihasilkan.

b. Five Forces Porter


Lingkungan industri akan sangat dipengaruhi oleh kompetisi
antar pelaku usaha. Salah satu model yang sering digunakan
untuk menganalisis persaingan suatu industri adalah Five Forces
Porter. Model ini ditemukan oleh Porter pada tahun 1980
(Karagiannopoulos, Georgopoulos dan Nikolopoulos, 2005). Ada
5 faktor dalam Five Forces Porter yang harus dipertimbangkan,
yaitu: ancaman pendatang baru, kekuatan tawar menawar
pemasok, kekuatan tawar menawar pembeli dan ancaman dari
produk pengganti (Lestari dan Adi, 2015). Sama halnya dengan
analisis PEST, analisis Five Forces juga dilakukan dalam skala
industri.
1. Ancaman Masuknya Pendatang Baru
Masuknya kompetitor baru di industri dapat mengubah peta
persaingan dalam industri, terutama apabila pendatang baru
tersebut cukup kuat. Kondisi tersebut akan menyebabkan
timbulnya ancaman baru bagi pelaku usaha yang telah ada.
2. Kekuatan Tawar Menawar Pemasok
Dalam rantai nilai, pemasok memegang peranan penting
dalam menyediakan bahan baku yang sesuai dengan standar
harga dan kualitas yang ditentukan oleh perusahaan. Bagi
perusahaan besar, kehilangan salah satu pemasoknya dapat
menyebabkan terhambatnya proses produksi dan target
produksi yang tidak terpenuhi.
Apabila pemasok memberikan bahan baku yang bersifat
unik ataupun memiliki spesifikasi tertentu yang tidak dimiliki
oleh pemasok lainnya, maka ancaman daya tawar pemasok
menjadi tinggi, karena perusahaan memiliki ketergantungan
7

yang tinggi terhadap barang yang dipasok. Ancaman dari


pemasok dapat berupa kenaikan harga pasokan yang tidak
diantisipasi oleh perusahaan ataupun penurunan barang
pasokan/layanan dari pemasok.
3. Ancaman dari Produk Pengganti (barang subtitusi)
Banyak perusahaan melupakan barang substitusi sebagai
ancaman. Padahal di beberapa industri barang subtitusi
memiliki ancaman yang cukup besar, yang mampu membuat
konsumen untuk beralih ke produk subtitusi.
4. Kekuatan Tawar Menawar Pembeli
Dengan kekuatan tawar yang dimiliki oleh pembeli, mereka
mampu membuat para pelaku usaha untuk menurunkan harga
produk serta meningkatkan mutu dari produk yang dihasilkan
perusahaan. Terutama apabila pembeli membeli produk dalam
jumlah yang besar. Semakin besar kekuatan tawar seorang
pembeli, maka perusahaan akan semakin berusaha untuk
memenuhi keinginan pembeli tersebut agar pembeli tidak
beralih ke kompetitor.
5. Persaingan Sesama Perusahaan dalam Industri
Keseluruhan empat faktor diatas akan membentuk
persaingan sesama perusahaan dalam industri yang sama.

D. Lingkungan Internal (Strenght and Weakness)


Kekuatan perusahaan merupakan segala hal yang dapat
dilakukan dengan baik oleh perusahaan. Kekuatan bisa berupa
kompetensi, kemampuan, semua aset yang bersifat fisik dan non fisik.
Sedangkan kelemahan adalah segala sesuatu dimana perusahaan
tidak dapat melakukan suatu hal dengan baik sehingga menempatkan
perusahaan dalam keadaan yang tidak menguntungkan. Sumber dari
kelemahan bisa berupa kurangnya modal, kurangnya sumber daya
manusia yang terlatih atau hal lainnya yang mengganggu jalannya
aktivitas operasional.
8

a. Kompetensi, Kompetensi Inti dan Kompetensi khas


Kompeten adalah hasil dari proses pembelajaran dan
pengalaman yang memperlihatkan kecakapan perusahaan dalam
menjalankan aktivitas operasionalnya.
Kompetensi inti adalah aktivitas internal perusahaan
yang dilaksanakan dengan sangat baik sehingga dapat
menciptakan daya saing perusahaan dan profit perusahaan.
Kompetensi khas adalah aktivitas yang sangat bernilai
sehingga mampu membuat perusahaan dapat berkinerja lebih
baik dibandingkan dengan kompetitornya.
Perusahaan harus dapat mengidentifikasi kelemahan
perusahaan terlebih dahulu dan menganalisis bagaimana cara
untuk mengatasi kelemahan perusahaan. Kelemahan yang ada
dapat diatasi dengan melakukan tindakan untuk mengurangi
dampak dari kelemahan tersebut atau ditutupi dengan
kekuatan perusahaan. Setelah kekuatan diidentifikasi, maka
perusahaan akan dapat merumuskan kompetensi khas apa yang
dimiliki oleh perusahaan yang dapat dijadikan sebagai
keunggulan kompetitif (competitive advantage) perusahaan.
Salah satu pertanda suatu perusahaan memiliki keunggulan
kompetitif adalah perusahaan tersebut mendapatkan laba di atas
rata-rata industri.
b. Market Based View of Firm (MBV)
Berbeda dengan RBV, Market Based View (MBV)
menekankan posisi produk yang di pasaran, untuk bisa
mendapatkan keunggulan kompetitif (Makhija, 2003).
Pendekatan ini merupakan kebalikan dari pendekatan RBV yang
menekankan pada pentingnya sumber daya perusahaan.
Perspektif MBV berfokus pada kondisi eksternal, maka
apabila produk dapat menyesuaikan dengan kondisi eksternal
maka perusahaan akan mendapatkan keunggulan kompetitif.
9

E. Jenis – Jenis Strategi


a. Grand Strategi
1) Strategi Integrasi
Strategi integrasi bertujuan untuk memperoleh kendali
penuh atas siklus rantai bisnis perusahaan sehingga meningkatkan
keunggulan bersaing di industri tempat perusahaan tersebut.
Objek yang akan dikendalikan adalah konsumen ataupun
pemasok sampai kepada pesaing perusahaan. Strategi integrasi
ke depan (Forward Integration).
Perusahaan melakukan penggabungan usaha dengan entitas
bisnis yang merupakan rantai bisnis yang menggunakan produk
perusahaan, atau disebut konsumen. Konsumen perusahaan
dapat berarti distributor pada rantai bisnis tersebut atau penjual
akhir (retailer). Penggabungan usaha dengan konsumen akan
dipilih oleh perusahaan Ketika konsumen tersebut memiliki
prospek yang baik sehingga akan memperkuat posisi bersaing
perusahaan.
2) Strategi intensif
Strategi intensif mengarah kepada upaya perusahaan
untuk mencapai tujuannya lewat produk yang sudah dimiliki
oleh perusahaan. Produk tersebut diupayakan dengan optimal
untuk meningkatkan keunggulan bersaing perusahaan. Strategi
intensif terdiri dari:
 Penetrasi Pasar (Market Penetration)
Strategi penetrasi pasar dilakukan dengan mengoptimalkan
produk dan pasar yang sudah dimiliki saat ini lewat
aktifitas-aktifitas pemasaran yang lebih agresif dari
sebelumnya. Pada umumnya aktifitas-aktifitas pemasaran
yang dimaksud meliputi pemberian diskon.
 Pengembangan Pasar (Market Development)
Strategi pengembangan pasar dilakukan dengan
memperluas pangsa pasar dari produk yang dimiliki
10

perusahaan ke wilayah atau daerah yang sebelumnnya


bukan merupakan pasar dari produk tersebut. Area geografi
merupakan dasar utama dari jenis strategi pengembangan
pasar.
 Pengembangan Produk (Product Development)
Ketika produk dan pasar yang saat ini dimiliki oleh
perusahaan tidak lagi memberikan kontribusi yang
signifikan bagi keberlangsungan perusahaan, maka
perusahaan dapat memilih strategi pengembangan produk.
Produk yang saat ini dimiliki perusahaan dikembangkan
melalui proses modfikasi sehingga memberi nilai tambah
dan mampu memberikan keunggulan bersaing perusahaan
yang baru.

F. Alat – Alat Penyusunan Strategi


a. Matriks SWOT
Matriks SWOT mencari kesesuaian antara kekuatan (S),
kelemahan (W), peluang (O) dan ancaman (T) (SWOT)
secara detil dengan mempertemukan faktor internal (S dan
W) dengan faktor eksternal (O dan T) untuk menemukan strategi
dalam bentuk rencana tindakan yang dapat dilakukan oleh
perusahaan. Matriks SWOT ini akan menghasilkan empat
kelompok rencana tindakan strategis bagi perusahaan.
SO strategies menghasilkan rencana tindakan strategis yang
berasal dari dasar pemikiran; dengan kekuatan yang dimiliki
perusahaan, peluang mana yang bisa diraih oleh perusahaan.
Kondisi ideal adalah jika seluruh kekuatan perusahaan dapat
meraih seluruh peluang yang dimiliki perusahaan.
Jika ada salah satu atau beberapa kekuatan perusahaan yang
tidak dapat meraih peluang, maka perusahaan dapat segera beralih
ke ST strategies, dengan dasar pemikiran; dengan kekuatan yang
dimiliki perusahaan, ancaman mana yang bisa dihadapi oleh
11

perusahaan. Seluruh kekuatan perusahaan harus terdistribusi


dengan lengkap, mana kekuatan yang dapat meraih peluang dan
mana kekuatan yang dapat menghadapi ancaman.
WO strategies menghasilkan rencana Tindakan strategis
yang berasal dari dasar pemikiran; peluang mana yang dapat
melengkapi kelemahan perusahaan sehingga perusahaan dapat
tetap bersaing. Kelemahan merupakan kondisi internal
perusahaan yang belum dapat teratasi sehingga mengurangi
keunggulan bersaing perusahaan. Dengan peluang yang
diberikan oleh kondisi eksternal, diharapkan peluang tersebut
dapat melengkapi kelemahan perusahaan sehingga
meningkatkan kemampuan bersaing perusahaan. Kelemahan
perusahaan juga harus diwaspadai karena kehadiran ancaman
dari lingkungan eksternal. Perusahaan harus mampu
mengidentifikasi rencana strategis untuk menghadapi suatu
kondisi bahwa ada ancaman yang dapat membahayakan
kelemahan perusahaan. Rencana strategis ini yang disebut WT
strategies.
Pembahasan

1. Profil Perusahaan
Di sela pembangunan ekonomi Indonesia, tahun 1979 PT.
Chitose Indonesia Manufacturing didirikan untuk menopang
pertumbuhan ekonomi dan sosial dengan mulai memproduksi kursi-
kursi berteknologi tinggi. Dengan mitra kerja dari Jepang (Chitose
Mfg. Col. Ltd) maupun dalam negeri kami telah bekerja keras melalui
berbagai jenis penelitian, pengujian dan perbaikan untuk dapat
menyajikan produk terbaik yang dihasilkan melalui proses
berteknologi tinggi.
Sejak tahun 1981, Chitose terus mengembangkan produk atas
dasar penelitian ergonomi mebel dan pemahaman pasar Indonesia
yang mendalam. Berawal dari sebuah kursi lipat, yang telah menjadi
ikon industri mebel Indonesia, kami terus tumbuh dan kini
memproduksi lebih dari 200 varian mebel dan tempat tidur rumah
sakit. Kami pun menghasilkan membel khusus sesuai spesifikasi dari
pelanggan. Tingkat produksi per tahun pun mencapai 1,2 juta unit
pada tahun 2013. Memasarkan mebel hingga ke pelosok, kami
memiliki jaringan distributor dan agen yang tersebar di seluruh
Indonesia, serta memiliki jaringan pemasaran ekspor di 34 negara.
Selaras dengan permintaan produk mebel berkualitas yang terus
meningkat, kami terus mengembangkan rangkaian produk Chitose,
sehingga mencakup: perangkat mebel hotel dan restoran, kantor,
sekolah dan rumah tinggal, disamping kursi lipat Chitose yang telah
melegenda. Tahun 2001 kami mulai memproduksi tempat tidur rumah
sakit dengan kualitas terbaik.

12
13

Semua produk Chitose merupakan hasil riset dan pengembangan


yang seksama, sehingga dapat dikatakan riset dan pengembangan
merupakan inti pertumbuhan kami. Sementara itu, kualitas tetap
menjadi prioritas sesuai motto “penyempurnaan tiada henti”. Riset dan
pengembangan tersebut mencakup penyesuaian produk tanpa
menghilangkan standar kualitas yang tinggi. Misalnya saja, tinggi
meja perangkat mebel sekolah Chitose dapat disesuaikan tanpa harus
mengubah strukturnya.
14
15

Struktur Organisasi Perusahaan


16

2. Visi dan Misi PT Chitose Internasional Tbk


a. Visi
Visi Chitose Internasional adalah tumbuh bersama masyarakat
Indonesia yang semakin meningkat standar hidupnya dan semakin
tinggi permintaan terhadap produk berkualitasnya.

b. Misi
Pertumbuhan laba perusahaan melalui kepuasan pelanggan.
Dari data tersebut dapat di analisis bahwa:
Visi PT.Chitose International Tbk. Menujukan “what do we
want to become?” dimana perusahaan berusahan untuk selalu
meningkatkan standar terhadap produk yang berkualitas dengan
kondisi masyarakat yang semakin meningkat standar hidupnya.
Misi PT. Chitose International Tbk. :
 Konsumen
PT. Chitose International Tbk. Menyebutkan secara jelas
pelanggan dalam misiperusahaan . Pelanggan sendiri dapat
diartikan sebagai konsumen atau pembeli produk dari sebuah
perusahaan.
 Produk / Jasa
Dalam Misi PT. Chitose International Tbk. Tidak
menyebutkan mengenai produk atau jasa yang diberikan
perusahaan.
 Pasar
PT. Chitose International Tbk. Tidak menjelaskan dimana
perusahaan beroperasi dan berkompetisi.
 Teknologi
Dalam Misi PT. Chitose International Tbk. Tidak
menjelaskan mengenai apa saja teknologi yang digunakan oleh
perusahaan.
 Kemampuan Untuk Bertahan , tumbuh dan menghasilkan profit
17

PT. Chitose International Tbk. Secara jelas menyebutkan


dalam misinya yaitu pertumbuhan laba perusahaan melalui
kepuasan pelanggan sehingga dapat di artikan bahwa perusahaan
berkomitmen untuk terus tumbuh dan menghasilkan profit demi
memenuhi kepuasan pelanggan.
 Filosofi
Dalam Hal ini PT. Chitose International Tbk. Tidak
menyertakan misi sebagai Filosofi apa yang diyakini dan
dijadikan sebagai nilai, aspirasi dan tindakan etis yang
diprioritaskan oleh perusahaan.
 Konsep Diri
Misi PT. Chitose International Tbk. Tidak menyebutkan
dengan spesifik mengenai apa saja keunggulan kompetitif yang
dimiliki oleh perusahaan.
 Perhatian Akan Citra Publik
Misi PT. Chitose International Tbk. menyatakan bahwa
perusahaan ingin memiliki reputasi yang baik lewat responnya
terhadap lingkungan sekitar atau masyarakat.
 Perhatian terhadap Karyawan
Misi PT. Chitose International Tbk. Tidak menyebutkan
perhatian perusahaan terhadap karyawannya.

3. Analisis Lingkungan Ekternal


a. PESTEL
1) Politik, Pemerintah dan Kekuatan Hukum (Politic and Legal)
Gejolak politik di Indonesia saat ini merupakan hal yang sangat
berpengaruh pada tingkat pasar dan ekonomi. Hal ini dikarenakan
kondisi ekonomi suatu Negara dipengaruhi oleh kebijakan- kebijakan
yang ditentukan baik oleh lembaga legislatif maupun eksekutif.
Perubahan pemimpin dari lembaga tersebut tentu akan mempengaruhi
seperti apa kebijakan-kebijakan yang ditentukan, yang berpengaruh
juga terhadap kegiatan bisnis suatu perusahaan. Tentunya dalam hal
18

ini pemerintah selain sebagai regulator juga dapat mendukung,


melindungi, dan menjamin keberlangsungan organisasi bisnis melaui
kebijakan-kebijakan yang ditetapkan karena organisasi bisnis
merupakan salah satu penopang perekonomian nasional.
Seperti pada masa pandemi saat ini pemerintah bekerja keras agar
perekonomian Indonesia tidak berdampak signifikan dengan adanya
pandemi COVID-19 dengan membuat dan menetapkan berbagai
kebijakan. Seperti ditetapkannya aturan mengenai Protokol Kesehatan
yaitu PP nomor 88 tahun 2019 dan melakukan pemfokusan lewat
kebijakan yang dikeluarkan Kementerian Kesehatan yaitu Keputusan
Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nommor
HK.01.07/MENKES/382/2020 tentang Protokol Kesehatan bagi
Masyarakat di Tempat dan Fasilitas Umum dalam Rangka Pencegahan
dan Pengendalian Corona Virus Disease 2019 (COVID-19). Dalam
hal ini kebijakan terkait protokol kesehatan tersebut berpengaruh pada
aktivitas operasional di PT Chitose Intermnasionak Tbk yang mana
aktivitas operasional peusahaan menyesuaikan dengan permintaan
penjualan dengan tetap menjaga protokol kesehatan pencegahan
penyebaran COVID-19.
Dampak tersebut tak hanya dirasakan sendiri oleh perusahaan
tetapi berdampak juga pada pihak lain yang berkaitan dengan kegiatan
bisnis perusahaan. Adanya aturan bahwa beberapa tempat umum
seperti Restoran, Hotel dan tempat wisata diantaranya untuk
membatasi pengunjung bahkan beberapa belum diperbolehkan dibuka
sehingga berdampak pula pada penjualan furniture PT Chitose
Intenasional Tbk.
Disamping itu Kementerian Perindustrian (Kemenperin) terus
berupaya mendorong kinerja sektor industri yang berorientasi ekspor,
salah satunya industri furnitur. Upaya itu diimplementasikan melalui
kebijakan-kebijakan strategis yang diharapkan akan mampu
menopang petumbuhan ekonomi nasional.
19

2) Ekonomi (Economic)
Perekonomian Indonesia tentu mengalami goncangan akibat
adanya pandemic COVID-19 yang sempat membuat perekonomian
Indonesia merosot, namun tentu pemerintah terus berupaya hingga
akhirnya dapat memperbaiki perekonomiannya agar dapat berjalan
kembali. Pertumbuhan ekonomi di bidang industri furnitur sendiri
terus berkembang meski pada 2020 ini dengan adanya pandemi
COVID-19 sehingga berdampak pada industri furnitur yang
mengalami penurunan penjualan begitu pula permintaan dari
distributor yang menurun. PT Chitose Internasional Tbk sendiri untuk
furniture perlengkapan Hotel, Restoran dan sejenisnya mengalami
penurunan akibat ditutupnya tempat-tempat tersebut. Walau
disamping itu terdapat kenaikan penjualan perlengkapan Rumah Sakit
seperti tempat tidur rumah sakit akibat meningkatnya pasien COVID-
19. PT Chitose Internasional Tbk optimistis mampu meraih
pertumbuhan untuk penjualan produk furnitur di tahun 2020, meski
saat ini perekonomian dunia masih diselimuti kabut dari efek gulir
Corona dan perang dagang.
3) Sosial (Social)
Saat ini tingkat sosial masyarakat Indonesia bisa terbilang lebih
personal, dan dinamis. Mereka lebih memikirkan bagaimana mencari
cara untuk kesejahteraan kehidupan mereka masing-masing
kedepannya sesuai dengan kebutuhan dan keinginan individunya.
Disammping itu dengan adanya pandemi COVID-19 dan himbauan
mengenai Adaptasi Kebiasaan Baru yang merupakan upaya
pemerintah agar kegiatan ekonomi dan sosial masyarakat dapat
berjalan dengan tetap memerhatikan Protokol COVID-19 berdampak
pada hamper seluruh tempat umum yang ada di Indonesia Khususnya
kota-kota yang terpapar. Cerminan diterapkannya Adaptasi Kebiasaan
Baru selain pada pribadi sendiri menggunakan masker, menjaga jarak
dan selalu mencuci tangan, untuk tempat umum yang kegiatannya
tidak dapat dilakukan secara virtual sehingga digunakanlah sekat
20

plastic untuk mencegah penyebaran COVID-19 dan untuk


mengindahkan himbauan menjaga jarak. Penerapan ini biasanya ada
di tempat umum seperti Minimarket/Supermarket, Terminal dan
sebagainya.
4) Teknologi (Tecnology)
Teknologi merupakan salah satu faktor yang sangat penting untuk
dipertimbangkan dalam menentukan strategi. Perkembangan teknologi
merupakan sumber peluang bagi perusahaan tapi juga merupakan
tantangan yang terkadang tidak dapat diatasi oleh perusahaan. Tidak
semua sektor industri dipengaruhi oleh teknologi secara masif.
Beberapa industri seperti peralatan elektronik, farmasi, alat kesehatan
dan komunikasi sangat dipengaruhi oleh teknologi.
Menghadapi revolusi industry 4.0 telah dilakukan dengan
pendekatan teknologi di Industri furniture. Banyak ahli dan akademisi
yang turut terjun langsung melakukan riset. Pendekatan teknologi ini
dengan mendirikan politeknik furniture di Kendal, kemudian
melakuakn riset dan development mmengenai teori-teori material.
PT Chitose Intenasional Tbk sendiri dalam kegiatan produksinya
memiliki standar mutu tinggi bagi produknya yang diproduksi dengan
teknologi canggih.
5) Lingkungan (Evironmental)
Potensi sumber baku yang melimpah dinilai berpotensi besar bagi
pertumbuhan ekspor industri furnitur di Indonesia. Pemanfaatannya
perlu diimbangi dengan desain yang sesuai keinginan pasar
internasional.

b. Five Forces ( Porter’s Analysis)


1) Ancaman masuknya pendatang baru
Masuknya Pendatang Baru dapat menjadi ancaman bagi PT.
Chitose International Tbk. Tetapi perusahaan masih mengungguli
industri mebel karena PT. Chitose International Tbk. Termasuk dalam
Runner-Up Market Leader dalam sektor furniture , serta salah satu
21

produk PT. Chitose International Tbk. Telah menjadi Ikon industri


mebel Indonesia.
2) Ancaman adanya Produk pengganti
Tidak ditemukan produk pengganti, adapun produk yang serupa
tapi tidak dapat menggantikan. Contohnya, IKEA Frode Kursi Lipat,
ini membuat PT. Chitose International Tbk. Berusaha memuaskan
kepentingan konsumen dan sekaligus meningkatkan pandangan
masyarakat terhadap perusahaan sehingga PT. Chitose tetap
mengembangkan produk tanpa menghilangkan standar kualitas yang
tinggi.
3) Tawar-menawar dengan Pemasok
Pasokan Bahan Baku (terutama Besi) pada PT.Chitose International
Tbk. Diambil dari supplier luar Negeri, yang mana PT. Chitose
International Tbk. Mengimpor bahan baku dengan relasi Perusahaan
Chitose yang berada di Jepang. Namun, saat ini PT. Chitose
International Tbk mengalami ermasalahan yaitu kurangnya integrasi
antara pelaku bisnis dalam manajemen rantai pasok
(supplier,distributor center dan retailer). Permasalahan ini
mengakibatkan peningkatan biaya yang tinggi disetiap sektor
manajemen rantai pasok tersebut.

4) Tawar-menawar dengan Konsumen


Kekuatan tawar menawar pembeli memiliki pengaruh yang besar
terhadap penjualan perusahaan. Daya tawar pembeli terus menerus
mengalami perubahan, mengingat jumlah populasi produk yang
semakin tinggi. Untuk mengantisipasi kendala tersebut , maka PT.
Chitose International Tbk. Terus melakukan pengembangan mutu dan
kualitas pada produk yang beraneka ragam, agar dapat menyesuaikan
produk – produk yang dijual terhadap daya tawar menawar konsumen.
22

5) Ancaman dengan Pesaing


Pesaing Sesama perusahaan dalam industri yaitu perusahaan
Sapporo Furniture dan Futura Furniture yang memiliki kesamaan
dalam memproduksi kursi lipat membuat PT Chitose Internasional
Tbk terus berusaha sebagai Top Market Leader bagi Industri Furnitur
di Indonesia dengan melakukan pengembangan kualitas produk yang
tinggi agar tetap menjadi Top Mind Konsumen.

4. Analisis Lingkungan Internal


PT Chitose Internasional merupakan perusahaan yang
menggunakan pendekatan MBV dimana kegiatan bisnisnya
menyesuaikan dengan eksternal yaitu seperti banyaknya permintaan
produk seperti tempat tidur rumah sakit, matras/kasur sehat dan lain
sebagainya akibat pandemic COVID-19 ini.
a. Sumber Daya
Merupakan input-input dalam proses produksi perusahaan seperti
peralatan, keahlian pegawai , hak paten, keuangan, dan manajer yang
berpengalaman. Sumber daya digunakan oleh perusahaan untuk
mengembangkan, menciptakan, dan menjual produk kepada konsumen.
Sumber daya yang dimiliki PT Chitose Internasional Tbk yang juga
menjadi keunggulan adalah penggunaan peralatan produksi berteknologi
canggih untuk menghasilkan produk yang bermutu tinggi. Selain itu
bahan dasar yang digunakan pun berkualitas seperti besi, fiber dan kayu.
Selain itu mengenai keahlian pegawai. Dalam meningkatkan
keahlian pegawai, PT Chitose Internasional Tbk secara konsisten
menjalankan program pelatihan untuk peningkatan kapabilitas,
kompetensi, technical skill, managerial skill, soft skill dari para manajer,
staff dan karyawan. Begitu pula mengenai kinerja keuangan. Dalam
kinerja keuangan PT Chitose Iternasional Tbk meski teerdapat
penurunan penjualan akibat pandemi COVID-19, perusahaan tetap
membukukan laba positif di semester I 2020 senilai Rp 1,21 miliar
karena ada keuntungan dari gross margin dan efisiensi biaya.
23

b. Kapabilitas
Merupakan suatu kumpulan sumber daya yang menampilkan
suatu tugas atau aktivitas tertentu secara integratif. Untuk menentukan
kapabilitas suatu perusahaan biasanya didasarkan kepada dua
pendekatan, yaitu pendekatan fungsional dan pendekatan rantai nilai.
Pendekatan fungsional menentukan kapabilitas perusahaan seperti
pemasaran, penjualan dan distribusi, keuangan dan akuntansi, sumber
daya manusia, produksi serta organisasi secara umum. Sedangkan
pendekatan rantai nilai kapabilitas yaitu didasarkan pada serangkaian
kegiatan yang berurutan yang merupakan sekumpulan aktifitas nilai
yang dilakukan untuk mendesain, memproduksi, memasarkan,
mengirim, dan mendukung produk perusahaan.
Dalam Menjalankan aktivitas utama PT. Chitose Internasional,
Tbk. Selalu memprioritaskan kualitas dan keamanan produk. Perusahan
selalu konsisten untuk menyediakan produk-produk yang berkualitas
tinggi. Dalam Pendistribusian produk PT. Chitose Internasional, Tbk.
Memiliki agen dan distributor yang tersebar diseluruh Indonesia dan
beberapa Negara lainnya.
Dalam bidang pemasaran, PT. Chitose Internasional, Tbk.
Menyadari bahwa pengakuan pada merek dagang merupakan kunci
untuk mencapai pertumbuhan usaha. Maka dari itu, perusahaan terus
berupaya membangun pengakuan yang kuat terhadap merek dagang
yang perusahaan miliki. Dibidang penjualan baik kepada agen maupun
distributor, PT. Chitose Internasional, Tbk. Menggunakan jaringan
distribusi disetiap daerah di Indonesia maupun dinegara-negera lain
yang menjadi tujuan ekspor.
Dalam bidang jasa atau pelayanan, PT. Chitose Internasional,
Tbk. Memberikan pelayanan untuk mempertahankan dan meningkatkan
nilai produk dengan menyediakan berbagai layanan yang bisa diakses
melalui website PT. Chitose Internasional, Tbk.
24

c. Kompetensi Inti
Pada dasarnya kompetensi inti merupakan “apa yang dilakukan
perusahaan, yang bernilai stratejik. Dengan demikian, kompetensi inti
adalah nilai utama perusahaan dalam menciptakan keahlian dan
kapabilitas yang disebabkann melalui bermacam garis produksi ataupun
bisnis. Kapabilitas menjadi inti apabila memenuhi kriteria sustainable
competitive advantage, yaitu menambah nilai, langka, sukar ditiru, dan
mampu memanfaatkan.
Dalam hal ini maka PT Chitose Internasional Tbk. sudah terbukti
mampu menambah nilai dari produk maupun perusahaannya, yaitu
mampu menciptakan produk yang variatif dan inovatif dengan mutu
yang tinggi untuk memenuhi kebutuhan konsumen. Kemudian, produk
dari PT Chitose Internasional Tbk. sukar ditiru karena dalam proses
produksinya yaitu menggunakan alat produksi berteknologi canggih
yang memiliki standar mutu tinggi , yaitu dengan penggunaan teknologi
mesin laser pada proses produksinya.
Dengan demikian PT Chitose Internasional Tbk. dapat
menemukan kompetensi intinya dari analisis fungsional dan keunggulan
yang berdaya tahan seperti yang telah dijelaskan diatas. Setelah dapat di
identifikasi kompetensi intinya, maka langkah selanjutnya adalah
perusahaan dapat menentukan daya saing strategi dan keunggulan
kompetitif.

5. Analisis SWOT
a. Strenght (S)
1) Produk berkualitas dengan bahan dasar besi, fiber dan kayu
2) Merek Kursi lipat paling popular di Indonesia
3) PT Chitose Internasional Tbk sebagai Runner Up Market Leader
4) Loyalitas konsumen terhadap produk
5) Kualitas Sumber Daya Manusia
6) Produk bermutu tinggi
7) Memiliki banyak distributor
25

8) Produk bervariasi
b. Weakness (W)
1) Pengelolaan Persediaan dalam hubungannya dengan distributor
center maupun retailernya yang kurang stabil
2) Pengendalian bahan baku PT Chitose Internasional Tbk belum
begitu terstruktur rata
3) kurangnya iklan mengenai produk
4) Tidak adanya kebijakan, kontrak maupun perjanjian tertulis yang
mengatur penjualan dengan pelanggan
5) Produk yang relatif mahal bagi kalangan menengah kebawah

c. Opportunity (O)
1) Meningkatnya permintaan alat kesehatan dimasa pandemic COVID-
19
2) Berkembangnya trend E-Commerce
3) Masyarakat Indonesia yang cenderung konsumtif
4) Kebijakan-kebijakan strategis yang mendukung kegiatan ekspor
5) Pembangunan sarana prasana di berbagai ruang publik
6) Persaingan yang kompetitif
7) Pesaing baru cenderung sulit untuk masuk ke industri furnitur karena
biaya yang cukup mahal
d. Treath (T)
1) Adanya pesaing dalam perusahaan sejenis
2) Lingkungan bisnis yang cepat berubah
3) Perkembangan teknologi yang semakin cepat
4) Harga bahan baku yang relatif mahal
5) Biaya gaji karyawan yang cukup tinggi
6) Meningkatnya beban pokok penjualan
26

6. Alat Strategi
SWOT Matrix
SWOT Strenght (Kekuatan) Weaknesses (Kelemahan)
MATRIX 1. Produk berkualitas 1. Pengelolaan Persediaan
dengan bahan dasar dalam hubungannya
besi, fiber dan kayu. dengan distributor center
2. Merek Kursi lipat maupun retailernya yang
paling popular di kurang stabil.
Indonesia. 2. Pengendalian bahan baku
3. PT Chitose PT Chitose Internasional
Internasional Tbk Tbk belum begitu
sebagai Runner Up terstruktur rata.
Market Leader. 3. kurangnya iklan
4. Loyalitas konsumen mengenai produk.
terhadap produk. 4. Tidak adanya kebijakan,
5. Kualitas Sumber kontrak maupun
Daya Manusia. perjanjian tertulis yang
6. Produk bermutu mengatur penjualan
tinggi. dengan pelanggan .
7. Memiliki banyak 5. Produk yang relatif mahal
distributor bagi kalangan menengah
8. Produk bervariasi. kebawah.

Opportunity SO Strategies : WO Strategies :


(Peluang) i. Menja 1. Me
1. Mening di lak
katnya Pema uka
27

permint sok n
aan alat unggu seg
kesehat lan me
an bagi nta
dimasa instan si
pande si pro
mic keseh duk
COVI atan yan
D-19. denga g
2. Berke n bis
mbang mema a
nya nfaatk dija
trend an ngk
E- kualit au
Comm as ole
erce. SDM h
3. Masyar yang ma
akat bermu sya
Indone tu rak
sia (S6+S at
yang 5,O1) lua
cender ii. Mem s
ung buat (W
konsu Kebij 5,O
mtif. akan 3)
4. Kebija yang 2. Me
kan- mend mil
kebijak ukung ih
an pendi keg
strategi stribu iata
s yang sian n
mendu baran pro
28

kung g ke mo
kegiata Dala si
n m mel
ekspor. Neger alui
5. Pemba i Soc
ngunan Maup ial
sarana un ke Me
prasana Luar dia
di Neger ata
berbag i. (S7 u
ai & Inte
ruang O4) rnet
publik. iii. Meni (W
6. Persain ngkat 3 ,
gan kan O2,
yang Kualit &
kompet as O3)
itif. Produ
7. Pesaing k dan
baru menja
cender di
ung Produ
sulit sen
untuk Ungg
masuk ulan
ke yang
industri mend
furnitur omina
karena si
biaya pasar
yang (S2+S
cukup 3+S8,
29

mahal. O6)
iv. Meni
ngkat
kan
kualit
as
SDM
untuk
mera
mbah
E-
Com
merce
yang
lebih
Luas
(S5,O
2)
v. Melak
ukan
inova
si
dalam
menci
ptaka
n
produ
k
bervar
iasi
yang
bermu
30

tu
tinggi
untuk
meme
nuhi
kebut
uhan
masya
rakat(
S8+O
3)
Treaths ST Strategies : WT Strategies :
(Ancaman) 1. Mempertahankan 1. Melakukan Promosi yang
1. Adan dan efektif dan tepat sasaran
ya Mengembangkan (W3,T1)
pesai Produk tanpa 2. Melakukan Pengendalian
ng menghilangkan Ciri bahan baku secara
dala Khas. terstruktur untuk menekan
m (S1+S2+S3,T1) bahan baku yang relatif
perus 2. Menjadi Produsen mahal (W2,T4)
ahaa yang tetap bertahan
n dalam lingkungan
sejen bisnis yang dinamis
is. dengan menciptakan
2. Ling produk yang
kung bervariasi (S8,T2)
an 3. Mengadakan
bisni pelatihan untuk
s meningkatkan skill
yang karyawan dalam
cepat mengoperasikan
beru mesin-mesing
bah. berteknologi baru
31

3. Perk dan juga canggih


emba (S5,T3+T2)
ngan 4. Mempertahankan
tekno kualitas dan standar
logi Produk (S4,T1)
yang
sema
kin
cepat
.
4. Harg
a
baha
n
baku
yang
relati
f
maha
l.
5. Biay
a gaji
karya
wan
yang
cuku
p
tingg
i.
6. Meni
ngkat
nya
32

beba
n
poko
k
penju
alan.

7. Implementasi Strategi
Sebuah tujuan perusahaan tidak akan tercapai apabila perusahaan
tidak membuat strategi dan sebuah strategi tidak akan berhasil apabila
tidak diimplementaikan dengan baik. Berikut ini adalah strategi yang
diterapkan oleh PT. Chitose Internasional Tbk:
a. Strategi tingkat korporat : Strategi integrasi ke depan (Forward
Integration) dan Strategi Pengembangan Produk
b. Strategi tingkat Fungsional:
 Personalia : meningkatkan kualitas SDM dengan keterampilan
dan keahlian yang sesuai dengan bidangnya
 Pemasaran: melakukan riset pasar, menganalisis peluang usaha,
menyusun kebijakan kegiatan pemasaran untuk meningkatkan
promosi.
 Teknologi & IT : menyesuaikan promosi dengan perkembangan
teknologi.
 Akuntansi dan Keuangan: menyediakan dana untuk produksi,
mesin baru dan kegiatan distribusi.
 Penjualan: Memastikan produk terjual sesuai dengan target
penjualan. Memperkuat jaringan distribusi dan kecepatan akses
distribusi.

c. Strategi tingkat operasional:


33

 Personalia: Merekrut pegawai baru, mengadakan pelatihan


keterampilan untuk pegawai baru dan pegawai lama serta
memberikan pelatihan pengoperasian mesin baru.
 Pemasaran: melakukan riset pasar, membuat iklan secara agresif.
 Teknologi : merawat mesin baru dan mesin yang ada, serta
membuat konsep iklan untuk produk yang lebih menarik.
 Akuntansi dan Keuangan: Membuat anggaran biaya yang
dibutuhkan, membuat laporan rutin tentang finansial perusahaan.
 Penjualan : memperkecil uang muka, mempermudah pembayaran,
memperpanjang angsuran dan menambah aneka pemilihan
pembayaran. Memberikan diskon dengan kriteria tertentu (alat-
alat kesehatan untuk Rumah Sakit). Melakukan kolaborasi dengan
toko furnitur dan distributor alat kesehatan
PENUTUP

Kesimpulan

Berdasarkan hasil analisis SWOT Matrix PT. Chitose International Tbk.


dapat disimpulkan bahwa strategi yang dapat dilakukan adalah:
1. Strategi integrase kedepan, dimana perusahaan melakukan kolaborasi dengan
toko furniture dan distributor alat kesehatan untuk mencapai target
pertumbuhan perusahaan ditengah situasi pandemic COVID-19.
2. Strategi product development, dengan menciptakan produk inovatif yang
dapat memenuhi kebutuhan dimasa pandemic COVID-19 seperti devider,
kasur sehat, serta produk pada kebutuhan furniture, rumah sajit, perkantoran,
dan pendidikan.

Saran

PT. Chitose International Tbk. harus tetap melakukan inovasi produk yang
sesuai dengan perkembangan lingkungan bisnis dan sosial budaya dengan
pemanfaatan teknologi dan kualitas SDM agar menjadi Top Leader Market dalam
industry furniture.

34
Daftar Pustaka

https://www.rajamanajemen.com/analisis-pestel-dan-contoh/#:~:text=Analisis
%20PESTEL%20(Politic%2C%20Economic%2C,%2C%20Teknologi%2C
%20Lingkungan%20dan%20Hukum.

https://industri.kontan.co.id/news/chitose-internasional-cint-tetap-optimistis-
dapat-mengejar-target-yang-ditetapkan

https://amp-kontan-co-id.cdn.ampproject.org/v/s/amp.kontan.co.id/news/jurus-
chitose-menghadapi-persaingan-pasar-furnitur?
amp_js_v=a6&amp_gsa=1&usqp=mq331AQHKAFQArABIA%3D
%3D#aoh=16086467173069&referrer=https%3A%2F
%2Fwww.google.com&amp_tf=Dari%20%251%24s

https://finance.detik.com/industri/d-2621086/bangun-pabrik-baru-di-leuwigajah-
chitose-produksi-15-juta-mebel

https://industri.kontan.co.id/news/chitose-internasional-cint-targetkan-laba-
tumbuh-122-di-2020-begini-strateginya

https://idxchannel.okezone.com/read/2019/04/29/278/2049375/chitose-
internasional-tebar-dividen-rp3-miliar?page=2

https://futurafurniture.co.id/3958-2/

https://wolipop.detik.com/advertorial-news-block/d-4871284/c-pro-kasur-
berteknologi-tinggi-untuk-tidur-berkualitas

35

Anda mungkin juga menyukai