Anda di halaman 1dari 2

MASUKNYA DUNKIN’ DONUTS DI INDONESIA

Dunkin’Donuts pertama kali masuk ke Indonesia melalui Penanaman Modal Asing Langsungnya
dengan membuka perusahaan pertamanya di Jakarta. Dunkin’ Donuts sebelumnya juga telah
membuka cabang-cabangnya (franchise) di berbagai negara, seperti negara-negara di Eropa.

Di Indonesia sendiri, Dunkin’ Donuts mulai merambah pasarnya pada tahun 1985 dengan gerai
pertama didirikan di Jalan Hayam Wuruk, Jakarta Pusat. Khusus wilayah Indonesia, master
franchise Dunkin’Donuts dipegang oleh Dunkin’ Donuts Indonesia. Saat pertama kali
Dunkin’Donuts membuka gerai pertamanya di Indonesia (pada tahun 1980-an), tidak ada reaksi
keras dari masyarakat yang menentang perusahaan tersebut untuk masuk. Masyarakat cenderung
menganggap positif atas upaya perusahaan tersebut dalam memperluas jaringan pasarnya.
Mereka justru cenderung merasa senang atas hadirnya Dunkin’Donuts di Indonesia.

PENGARUH KEHADIRAN DUNKIN’ DONUTS DI INDONESIA

Secara sosial, pengaruh yang dibawa oleh perusahaan Dunkin’Donuts tidak membawa dampak
yang signifikan bagi pola kehidupan masyarakat. Ada yang berpendapat bahwa kehadiran MNC
dapat mengubah pola hidup masyarakat menjadi lebih konsumtif. Masyarakat dinilai akan saling
berlomba-lomba dalam menggunakan (mengonsumsi) produk dari Perusahaan Multinasional
tersebut untuk menunjukkan strata sosial mereka dalam kehidupan bermasyarakat.

Secara ekonomi, kehadiran dan keberadaan Dunkin’Donuts tidak sampai mengancam eksistensi
(keberadaan) usaha-usaha donut lokal yang ada. Buktinya saja sampai saat ini kita masih
menjumpai penjual-penjual yang menjajakan donut buatan industri rumah tangga ataupun
industri kecil. Baik di pasar-pasar tradisional, sekolah-sekolah maupun kantor, warung, serta
pedagang-pedagang keliling. Kehadiran Dunkin’Donuts dianggap sebagai salah satu varian dari
jenis-jenis donut yang ada. Selain itu, adanya segmentasi pasar tersendiri dari Dunkin’ Donut,
membuat eksistensi usaha-usaha donut lokal yang ada tetap terjaga.

DAMPAK KEHADIRAN DUNKIN’ DONUTS TERHADAP PERTUMBUHAN DAN


PERKEMBANGAN USAHA LOKAL

Perusahaan Multinasional Dunkin’Donuts terbukti tidak sampai mengancam eksistensi


(keberadaan) perusahaan lokal yang ada. Pedagang-pedagang tradisional banyak yang
menjajakan donut-donut dari usaha industri kecil ataupun usaha rumah tangga. Bahkan saat ini
pun industri rumahan tersebut banyak yang mengadaptasi adonan kue donat yang lebih lembut.
Adanya segmentasi pasar juga menjamin keberlangsungan perusahaan donut-donut lokal.
Sehingga kehadiran Dunkin’Donuts tidak terlalu mengancam usaha-usaha tersebut.

Di samping itu, saat ini pun sudah mulai banyak perusahaan-perusahaan donut lokal yang
mampu menghasilkan produk-produk donut berkualitas. Bahkan sebagian dari mereka sudah
mempunyai nama ataupun membuka gerai berkonsep resto donut dan kopi seperti halnya
Dunkin’Donuts. Sebut saja donut I-Crave, Java Donut, J.CO, Donut Oishii, Mister Donut, dan
lain sebagainya. Donut-donut lokal ini juga tidak kalah digemarinya oleh para penikmat donut.

OPINI

Menurut kami kehadiran Perusahaan Multinasional Dunkin’Donuts di Indonesia telah


memancing timbulnya persaingan dari perusahaan lokal yang sejenis. Terbukti saat ini mulai
banyak bermunculan perusahaan donut lokal yang menghasilkan donut-donut berkualitas sampai
dengan yang berbentuk resto donut dan kopi. Sebut saja donut I-Crave, Java Donut, Donut
Kampoeng Utami (Dku. Donuts Indonesia), Ring Master, sampai donut J.CO yang semakin
digemari para penikmat donut. Dunkin’ Donuts yang merupakan restoran donut dan kopi dengan
jaringan terbesar di dunia saat ini terbukti mampu merangsang pertumbuhan perusahaan donut
lokal yang ada.

Anda mungkin juga menyukai