Anda di halaman 1dari 14

LAPORAN KULIAH LAPANGAN

KUNJUNGAN PT. DJARUM

Product Costing

Kelas C

Disusun Oleh :

Michelle Angela Rapha 170423440

Renny Nugroho 170423441

Michelle Joscelind 170423504

Eunice Lawalata 170423595

Dosen Pengampu :

Ibu Wiwik Sunarni Ch.,Dra.,MBA.,Akt.

PROGRAM STUDI AKUNTANSI

FAKULTAS BISNIS DAN EKONOMIKA

UNIVERSITAS ATMA JAYA YOGYAKARTA

2019
BAB I

GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

PT Djarum merupakan salah satu perusahaan rokok di Indonesia yang didirikan oleh Oei Wei
Gwan pada tanggal 25 Agustus 1950. Pada awal berdiri, perusahaan ini berkepemilikan perusahaan
pada perseorangan, akan tetapi kini perusahaan telah berubah menjadi perusahaan perseroan.
Sebelum terjun ke industri rokok, Oei Wei Gwan pernah mendirikan pabrik petasan yang berada di
Rembang, setelah pabrik petasan yang didirikan tersebut tutup, maka Oei Wei Gwan memutuskan
untuk membeli sebuah perusahaan rokok yang akan bangkrut yaitu dari N.V Moeroep. Karena
perusahaan tersebut sudah tidak aktif lagi dan bangkrut sehingga di ambil alih dengan menggunakan
merk “Djarum”. Filosofi dari nama merk “Djarum” yang digunakan sebagai nama perusahaannya
adalah terinspirasi dari jarum yang terdapat di alat pemutar musik yaitu Gramophone. Pusat
perusahaan yang pertama digunakan sebagai tempat produksi dan administrasi beralamat di jalan
Bitingan Baru No. 28.

Dengan era regenerasi yang semakin berkembang, Bambang Hartono dan Budi Hartono,
beserta Djarum bersama dengan komitmen bisnisnya, mereka mengembangkan segala kegiatan
produksi dikawasan bernama Djarum Oasis Kretek Factory yang berada di Kota Kudus. Oasis adalah
suatu tempat yang terdiri atas pabrik, kantor dan taman yang dibangun pada tahun 2008, berada di
Jalan Lingkar Utara, Desa Gondangmanis, Kecamatan Bae, Kabupaten Kudus. Luas Oasis sendiri
sebesar 82.5 Ha, Oasis mengintegrasikan tiga elemen yang saling berkesinambungan yaitu bisnis,
lingkungan sosial dan budaya. Dibangun dengan menggunakan 3 aspek penting yang ada di Oasis :

1. Lingkungan : Djarum Oasis Kretek Factory terdiri dari 50% ruang terbuka hijau yang
berguna untuk semua makhluk hidup tidak hanya berguna untuk manusia tetapi juga untuk
binatang maupun burung-burung bisa datang dari mana saja dan memakan buah yang ada
dipohon yang memang telah disediakan untuk ekosistem.

2. Bisnis : adanya tempat produksi seperti Sigaret Kretek Tangan (SKT), Sigaret Kretek Mesin
(SKM) dan Cerutu.

3. Budaya : adanya rumah adat kudus yaitu Joglo Pencu, umur rumah adat tersebut sekitar
200 tahun.

Selain mempunyai ruang terbuka hijau yang indah, Djarum Oasis Kretek Factory juga
mempunyai monumen berbentuk rokok yang memiliki tinggi 24 meter yang terletak sebelum pintu
masuk ke kawasan Djarum Oasis Kretek Factory yang terbuat dari bahan Stainless Steel. Monumen
ini merupakan hasil karya dari seorang seniman yang berasal dari Yogyakarta yang bernama Yusra
Martinus S.Sn. Visualisasi dari monumen kretek ini dengan adanya asap kretek yang membumbung
tinggi ke angkasa ini melambangkan keuletan, ketangguhan dan kualitas yang mencapai kelas dunia.
Lalu Djarum juga melakukan pembangunan Gerbang Kudus Kota Kretek yang diresmikan pada 27
April 2016, sebagai gerbang menuju kota Kudus. Bentuk dari gerbang ini adalah daun tembakau
dengan 59 jari-jari yang melambangkan angka 5 yaitu rukun Islam dan angka 9 yaitu wali songo.
Sedangkan bentuk 4 tiang cengkeh, melambangkan nilai-nilai kebangsaan (Pancasila, UUD 1945,
Bhinneka Tunggal Ika dan NKRI).

Djarum memiliki Visi, Misi serta Nilai-Nilai dalam melaksanakan organisasi perusahaannya.
Visi dari Djarum adalah menjadi yang terbesar dalam nilai penjualan dan profitabilitas, untuk Misi
perusahaan yaitu memuaskan kebutuhan merokok para perokok dan Core Values perusahaan adalah
nilai-nilai inti yang ada di benak atau sanubari setiap anggota dalam keluarga Djarum, yang
terpenting adalah supaya setiap kita mampu menuntaskan Visi dan Misi kita secara bersama dalam
satu keluarga Djarum. Nilai-nilai (Core Values) sendiri terbagi lima nilai inti yaitu yang pertama,
memiliki sikap dan fokus melayani setiap pelanggan, baik pelanggan internal maupun pelanggan
eksternal. Kedua, yaitu profesionalisme dalam melakukan hal yang terbaik didalam setiap kegiatan
yang dilaksanakan. Ketiga, punya semangat bahwa kita semua yang berada dalam organisasi siap
untuk belajar terus – menerus. Keempat, mereka adalah satu keluarga, layaknya semut, mereka
mengerjakan segala sesuatu bersama-sama, tidak saling menyalahkan, bersemangat demi kemajuan
bersama di dalam Djarum. Kelima, yaitu melakukan tanggung jawab sosial seperti program Djarum
Foundation untuk menjadi korporasi yang baik dan benar.

Dari segi pencapaiannya, PT Djarum sudah mencapai beberapa penghargaan atas produk –
produk yang diciptakan yaitu berupa penghargaan :

1. Satu – satunya Kretek dengan Proses Superfive Clove di Dunia

2. Cerutu Kretek Pertama di Dunia

3. Kretek Cigarette Paper Hitam

4. Djarum Go International Sejak Tahun 1972

5. Satu-satunya Kretek dengan Proses Triple-Blended

6. Djarum Oasis Kretek Factory menjadi Pabrik Terpadu Terbesar di Indonesia

7. Kretek dengan Rasa Vanilla pada Tahun 2003

8. Kretek dengan Rasa Cherry

9. Kretek Cigarette Paper Coklat.


Dalam melaksanakan pemenuhan kebutuhan perokok yang beragam, Djarum memiliki
berbagai proses produksi serta berbagai jenis rokok yang dihasilkan oleh PT Djarum diantaranya :
Sigaret Kretek Tangan (SKT), Sigaret Kretek Mesin (SKM) dan ada juga Cerutu. Kategori Sigaret Kretek
Tangan (SKT) merupakan produk kretek Djarum yang dikerjakan oleh tangan-tangan terampil serta
berpengalaman dengan total karyawan di semua SKT kurang lebih 60.000 karyawan, 90% karyawan
di SKT merupakan karyawan perempuan. Untuk kategori Sigaret Kretek Mesin (SKM), pengendalian
terhadap kinerja mesin dilakukan secara terintegrasi dimana tahap demi tahap dikerjakan secara
sepenuhnya oleh mesin berteknologi tinggi dengan sistem yang terkontrol serta akurat. Total
karyawan di SKM kurang lebih terdapat 1000 – 1500 karyawan. Untuk kebijakan perusahaan dalam
jam kerja karyawan, pada karyawan bagian linting rokok harus datang lebih dahulu untuk melakukan
pelintingan rokok. Lalu untuk karyawan bagian pengepakan datang beberapa jam setelah proses
pelintingan, mereka langsung mengepak hasil lintingan ke dalam kotak rokok, agar produk yang
dihasilkan tetap fresh.

PT Djarum memberikan berbagai fasilitas kepada karyawan diantaranya : ada uang pensiun,
premi melahirkan, bagi anak karyawan Djarum mendapat seleksi beasiswa khusus anak karyawan.
Untuk segi fasilitas pada saat produksi meskipun tidak ada order produk, karyawan yang ada tetap
diberi setengah dari gajinya, dari segi waktu bekerja para karyawan, misalnya pada saat libur Djarum
memberikan tunjangan hari libur. Maka dari tunjangan tersebut dapat mendorong para karyawan
untuk lebih semangat datang bekerja sebelum libur dan mampu mencapai target produksi
dibandingkan kinerja karyawan pada saat seusai libur.

Untuk produk yang di produksi terdapat Sigaret Kretek Tangan (SKT), Sigaret Kretek Mesin
(SKM), SPM (khusus export), dan cerutu. Jumlah produk yang dihasilkan di SKT maksimal 6.000.000
batang per hari, sedangkan jumlah produk yang dihasilkan di SKM maksimal 70.000.000 per hari.
Total produksi SKM dan SKT sehari adalah 180.000.000 batang per hari. Untuk produk dari SKT
terdapat Djarum 76, Djarum 12, Djarum Coklat, Djarum Coklat Extra, Djarum Coklat Filter, Djarum
Coklat Retro, Djarum Istimewa, Djarum Cigarillos, Djarum Gold Seal, dan Djarum Premium Collection.
Produk yang berasal dari SKM terdapat Djarum Super isi 12, Djarum Super Mild, Djarum Black,
Djarum Black Menthol, Djarum Black Cappucino, Djarum Black Mild, L.A Lights, L.A Lights Menthol,
LA Ice, LA Bold, L.A filteRED, dan Djarum Super Mild Black Series.

Alokasi biaya untuk 1 (satu) batang rokok ditahun 2019 adalah 63% ke pemerintah untuk
cukai rokok, 37% ke Biaya produksi, pemasaran, pengembangan produk, CSR dan untuk pemilik PT
Djarum. Contoh program CSR PT Djarum adalah menanam pohon trembesi sepanjang jalan Pantura,
Djarum Foundations, dan Djarum juga membangun Gerbang Kudus Kota Kretek.
BAB II

Gambaran Alur Proses Produksi

Kami akan membahas mengenai gambaran umum dan alur proses produksi. Bahan baku
yang digunakan PT Djarum berasal dari alam Indonesia yang diakui memiliki kualitas terbaik. Tahap
awal, bahan baku akan disimpan di kawasan Oasis. Setelah melewati tahap pengawasan dan quality
control yang ketat, selanjutnya bahan baku tersebut memasuki tahap pengolahan diksim, dimana
tembakau yang terpilih akan di campur dengan cengkeh yang terpilih juga. Tahap berikutnya, kami
akan terlebih dahulu membahas salah satu jenis produk dari Djarum yaitu Sigaret Kretek Tangan
(SKT). Tahap-tahap produksi yang harus dilalui untuk membuat produk ini adalah tahap linting, tahap
pengepakan, dan pengepresan. SKT menyerap paling banyak tenaga kerja, totalnya ada 22 lokasi
untuk SKT dengan total pekerja +/- 48000 buruh. Contoh proses produksi yang kami amati adalah di
SKT Karangbener. Di sini pegawai bagian linting masuk pukul 06.00, sedangkan bagian pengepakan
dan pengepresan masuk pukul 08.00.

Sebelum memulai pekerjaan, para pekerja selalu mengadakan senam tangan terlebih
dahulu. Kemudian proses produksi pun dimulai. Pertama – tama mulai dari tahap linting. Di sini ada
2 jenis buruh yaitu buruh linting dan bathil, mereka bekerja secara berpasang-pasangan. Tugas untuk
kedua bagian ini tidak boleh ditukar karena bagian bathil belum tentu bisa melinting rokok dengan
baik. Cara melinting rokok adalah pertama-tama buruh linting meletakkan campuran tembakau dan
cengkeh yang telah diolah ke atas alat linting, lalu meletakkan kertas papir yang sudah diberi lem
dibawahnya. Lalu tarik alat linting ke bawah maka tembakau akan terlinting oleh kertas tersebut.
Kemudian ujung-ujung rokok yang belum rapi akan dirapikan dengan cara dipotong oleh bagian
bathil. Kemudian rokok- rokok tersebut diikat dengan kertas berbentuk seperti gelang yang
ukurannya sudah pas untuk 50 batang rokok. Apabila ada satu saja rokok yang kurang maka akan
langsung terlihat karena ikatan menjadi sedikit lebih longgar (tidak pas). Setiap meja (terdiri dari 4
pekerja) ditarget untuk menyelesaikan 2000 – 4000 batang rokok per hari. Apabila tidak memenuhi
target, maka kekurangan itu akan ditanggung oleh mereka sendiri. Rokok disetor per 1000 batang
dan diletakkan di rak yang dibedakan berdasarkan blok tempat mereka produksi, kemudian di cek
oleh pengawas. Jika ada rokok yang cacat, rokok tersebut akan disobek kemudian tembakaunya
diolah kembali. Setiap pegawai memiliki rokok acuan standar yang sudah diperiksa secara teliti oleh
pengawas. Diameter untuk bagian kepala rokok adalah 9.50 mm, dan untuk diameter ekornya
adalah 8 mm. Untuk mengukur diameter rokok ini, digunakan alat bernama plong. Idealnya setiap 50
batang rokok memiiki berat 101 – 103 gram, oleh karena itu akan ada tahap penimbangan rokok
untuk menjaga stabilitas. Apabila rokok sudah sesuai dengan ketentuan, maka akan diberi paraf di
kertas nota dan akan dibawa ke bagian pengepakan. Setelah di kemas, kemudian rokok akan dibawa
ke bagian pengepresan (dimasukkan ke dalam box) dan akhirnya rokok siap dipasarkan.

Bahan baku yang digunakan untuk membuat SKT adalah tembakau, cengkeh, kertas
papir/ambri untuk membungkus, dan lem yang terbuat dari tepung tapioka. Jika salah satu saja dari
bahan ini tidak ada, proses produksi SKT tidak dapat dimulai. Bahan penolongnya adalah gunting,
ikat rokok, dan plong. Untuk pasokan tembakau dan cengkeh, Djarum membeli dari petani – petani
di seluruh Indonesia. Untuk tembakau, Djarum biasa membeli dari petani di daerah Temanggung
(produksi tembakau paling besar), Magelang, Bojonegoro, Lombok, dan daerah Jawa Barat.
Sedangkan untuk cengkeh biasa membeli dari daerah Jawa Barat, Manado, Toli-Toli, dan Bali.

Pekerja di SKT ini ada beberapa bagian. Dibawah kantor terdapat 1 Foreman yang
bertanggung jawab atas gedung/lokal 2, berarti ada 2 foreman untuk seluruh lokal. Dibawahnya ada
koordinator yang jumlahnya sama dengan foreman. Kemudian dibawahnya lagi ada pengawas yang
terdiri dari 2 orang untuk masing-masing blok (ada blok A-G). Dan terakhir, yang pasti terdapat
buruh borong yang terlibat secara langsung dalam proses produksi SKT. Buruh borong di SKT
Karangbener ini adalah 4300-an buruh.

Selanjutnnya kami akan membahas tentang SKM atau Sigaret Kretek Mesin. Apabila di SKT
dikerjakan secara manual oleh tenaga kerja manusia menggunakan tangan, maka SKM ini diproduksi
dengan hampir seluruhnya menggunakan mesin. SKM ini ada di dalam salah satu kantor terbesar
milik PT Djarum yaitu Djarum Oasis Kretek Factory. Disini terdapat sekitar 20 – 24 mesin yang bisa
menghasilkan 16000 batang per menitnya. Sehingga dalam 1 shift (8 jam kerja) bisa memproduksi
5.000.000 batang rokok. Di area produksi ini ada 2 jalur warna lantai yaitu hijau dan putih. Untuk
jalur putih adalah jalur permesinan, dan lantai hijau untuk lalu-lintas karyawan besarta robot AGV
(Automated Guided Vehicle) yang bertugas mendistribusikan material ke mesin – mesin produksi.

Di SKM ini terdapat 964 karyawan yang terbagi menjadi 3 shift, kurang lebih ada 300 orang
per shift. Bagian-bagian yang ada di SKM adalah bagian operasional (produksi), pre-process,
maintenance, administration and personil dan QC (Quality Control). Di bagian operasional, ada 2
departemen produksi, yaitu primary engineering dan secondary engineering. Primary engineering
adalah tahap mencampur tembakau, cengkeh dan rempah lainnya. Sedangkan secondary
engineering adalah proses dari tembakau finished blend primary. Awal proses, tembakau turun dari
mesin diatas dan dibungkus dengan kertas sigaret. Kemudian akan digabung dengan filter dan
dibungkus dengan CTP (Cork Tipping Paper) yaitu kertas untuk melapisi sambungan antara batangan
rokok dengan filter. Kemudian akan dibungkus dalam kemasan pack, lalu masuk ke proses
pemasangan pita cukai dan dibungkus dengan kertas opipi bag. Lalu rokok – rokok tadi akan melalui
proses manual packing seperti di SKT yaitu membungkus dengan kertas karton. Akhirnya, rokok akan
dikirim ke bagian marketing untuk dijual ke pasar. Jika ada rokok yang cacat, maka detektor mesin
akan mendeteksi hal tersebut dan rokok yang tidak sesuai kualifikasi tadi akan dipisahkan lalu di
daur ulang kembali ke primary process terlebih dahulu dan kembali masuk proses produksi.

Berbeda dari SKT yang tidak memiliki kipas angin dan AC (bertujuan supaya tembakau tidak
terbang dan menjaga agar tembakau tetap kering), pabrik SKM ini membutuhkan AC untuk
meredam panas mesin, lalu udara-udara panas disalurkan melalui saluran diatas mesin. Kondisi ideal
untuk pabrik SKM adalah suhu 26 derajat Celcius dengan tingkat kelembapan maksimal 70%.
Selanjutnya bagian pre process adalah bagian yang menyiapkan bahan baku untuk produksi yaitu
mulai dari etiket, plastik, sigaret paper, tembakau, lem, filter, dan lain- lain yang harus di supply ke
mesin produksi. Yang menyupply material itu adalah AGV robotic. AGV robotic berjalan dengan
sensor, sehingga jika ada objek di depan mesin tersebut, objek tersebut tidak akan tertabrak. AGV
robotic ini membuat pekerjaan menjadi lebih mudah dan efisien karena dia menggunakan tenaga
baterai sehingga mudah untuk pengisian dayanya. Cara kerja mesin AGV adalah ada request material
yang perlu diangkut berasal dari mesin, kemudian diterima oleh operator, lalu operator tadi
memberi perintah kepada AGV untuk mengirim bahan baku yang telah disiapkan.

Mesin-mesin di sini dipelihara secara rutin, maintenance dilakukan setiap mesin sudah
mencapai 30.000 jam mesin. Bagian maintenance akan mengecek sparepart mesin tersebut. Selain
itu mereka juga selalu berjaga-jaga, sehingga sewaktu-waktu apabila mesin breakdown maka
mereka dapat dengan sigap memperbaikinya. Kemudian ada bagian administration and personil
yang bertugas mengurus surat-surat. Dan terakhir bagian QC yang melakukan inspeksi berkala
terhadap mesin, mereka memeriksa apakah mesin sudah sesuai dengan spesifikasi atau belum.

Komponen BOP untuk kedua jenis produks diatas kurang lebih sama yaitu ada biaya listrik,
biaya depresiasi mesin (Di SKT= mesin packing, di SKM= semua mesin untuk produksi), biaya untuk
membungkus atau mengepak rokok yaitu biaya untuk kardus, plastik, lakban, kemudian ada biaya
gaji karyawan mulai dari gaji buruh, supervisor, hingga manajernya di bagian produksi, dan juga ada
biaya depresiasi gedung tempat proses produksi berlangusng.

Production type dari PT Djarum adalah Discrete Manufacturing (Intermittent), artinya hasil
dari produksi dapat dengan tepat dihitung apabila telah diketahui dengan tepat pula komponen
produksinya. Strategi produksinya adalah make to order karena mereka juga memperhatikan
pesanan. Sedang, untuk costing system, PT Djarum menggunakan process costing yang menentukan
harga pokok untuk tiap periode, untuk semua produk massa yang dihasilkan per periode. Costing
system ini cocok dengan produk rokok dari PT Djarum yang juga diproduksi secara massal.
BAB 3

Analisa

Pada bab 3 ini kami akan menjelaskan apa kelebihan dan kelemahan metode perhitungan
biaya produksi yang digunakan oleh PT Djarum. PT Djarum dalam hal memproduksi mereka memakai
metode process costing artinya mereka menentukan harga pokok untuk tiap periode, untuk semua
produk massa yang dihasilkan per periode. Process costing merupakan metode untuk menghitung
biaya produksi massal dari suatu barang dan jasa, metode ini lumrah diterapkan pada lingkungan
perusahaan dimana variasi produk yang dibuat sedikit / bersifat tunggal seperti PT Djarum yang
hanya memproduksi rokok; dalam pengertian jenis barang, ukuran, material, mesin / alat, metode
produksi dan sumberdaya manusia yang digunakan relatif sama.

Kelebihan menggunakan metode process costing adalah lebih ekonomis dalam


penerapannya daripada metode perhitungan biaya berdasarkan pesanan, memungkinkan
manajemen memperoleh informasi detail tentang statistik produksi dari tiap departemen dalam satu
lingkungan kerja, karena sifatnya demikian maka process costing tepat digunakan oleh PT Djarum
yang membuat produk rokok yang berkelanjutan dan berulang. Kemudian untuk penerapannya di
SKT mereka dapat menetapkan target berapa produk yang dihasilkan dan target biaya produk yang
dibutuhkan secara tepat dengan menggunakan discrete manufacturing. Keunggulan lainnya adalah
data cost dikumpulkan menjadi satu untuk keseluruhan periode produksi yang kemudian
dialokasikan ke volume produksi yang dijalankan dalam satu periode, menghasilkan cost per unit
rata-rata yang relatif akurat dan tepat karena hanya memerlukan tenaga yang relatif kecil. Metode
ini juga cocok digunakan untuk industri dengan skala produk besar seperti rokok kretek ini.

Kelemahan dari sistem ini adalah tidak dapat menentukan secara tepat berapa cost yang
dikeluarkan untuk setiap produknya, karena semua biaya dikumpulkan jadi satu kemudian baru
dirata-rata, sehingga apabila ada produk rusak yang tidak terproduksi maka biayanya akan ikut
dibebankan ke biaya produksi walau produk itu tidak menjadi produk jadi yang bisa dipasarkan
(seperti yang telah dijelaskan diatas yaitu apabila ada rokok yang rusak atau tidak sesuai spesifikasi
maka akan dirobek lalu tembakaunya diolah kembali).

Menurut kelompok kami, PT Djarum sudah tepat dalam memilih costing systemnya yaitu
menggunakan Process costing. Hal ini dikarenakan PT Djarum tidak cocok bila menggunakan costing
system yang lainnya. Secara umum, ada 3 jenis costing system.

1. ABC atau Activity Based Costing yaitu sistem penentuan harga pokok porduksi yang
membebankan biaya berdasarkan aktivitas dikonsumsi. Metode ini lebih tepat diperusahaan
yang produknya bermacam-macam. Metode ini tidak cocok diterapkan di PT Djarum karena
produk dari PT Djarum hanya satu macam yaitu rokok.
2. Job Order Costing yaitu sistem penentuan harga pokok mengunakan biaya material, tenaga
kerja, dan overhead pabrik berdasarkan setiap pesanan khusus. Costing system ini tidak
cocok digunakan oleh PT Djarum karena produksi rokok tidak berdasarkan pesanan.
3. Process Costing, seperti yang telah dijelaskan diatas merupakan sistem penentuan harga
pokok untuk tiap periode, untuk semua produk massa yang dihasilkan per periode. Metode
ini lumrah diterapkan pada lingkungan perusahaan dimana variasi produk yang dibuat
sedikit/ bersifat tunggal. Jadi, metode costing ini sangat cocok dengan PT Djarum karena:
a) Produk yang dihasilkan identik/sejenis yaitu rokok
b) Komponen terbesar dalam HPP (Harga Pokok Penjualan) sudah jelas yaitu biaya
cukai (63%), biaya material, dan biaya tenaga kerja langsung.

Menurut kelompok kami, sebenarnya metode penentuan biaya produksi yang digunakan PT
Djarum sudah sangat baik, dan informasi biaya yang dihasilkan pun sudah memadai. Namun kami
memiliki sedikit saran yaitu untuk mengitung jumlah produk yang gagal produksi dalam 1 periode
(seperti yang cacat, rusak, dsb yang gagal menjadi produk jadi). Seteleh itu, perusahaan dapat
membuat perhitungan sendiri untuk biaya yang harus dikeluarkan untuk produk gagal dan
memisahkannya dari biaya produksi secara keseluruhan periode itu. Hal ini dilakukan dengan tujuan
agar perhitungan biaya per produk menjadi lebih akurat.
LAMPIRAN

Alur proses SKT

 Pelintingan
 Pengepakan

Pengepres
an
Produk – produk rokok

Anda mungkin juga menyukai