Anda di halaman 1dari 11

Kelompok :

Septiana Wahida (170413618282)


Sirojul Huda (170413618136)
Vira Mustika Satya (170413618085)
Wildan Reza (170413618178)

Evaluasi Visi dan Misi


PT Gudang Garam

Visi
“Menjadi perusahaan besar yang terpandang, menguntungkan dan
memiliki peran dominan dalam industri rokok domestic”.
Visi perusahaan Gudang Garam telah sesuai dengan beberapa persyaratan yang
hendaknya dipenuhi oleh suatu pernyataan visi yaitu :
 Berorientasi ke depan :
PT Gudang Garam telah mencapai visinya pada saat ini karena PT Gudang
Garam tidak pernah berhenti untuk selalu berinovasi dan hasilnya produk
Gudang Garam mampu dikenali di berbagai kalangan masyarakat. PT Gudang
Garam juga memiliki media yang bernama InterSport. Media ini bererak di
bidang olahraga, otomotif, dan berbagai hobi lainnya. Hal ini menunjukan
bahwa Gudang Garam benar-benar serius dalam melebarkan sayapnya hingga
berani memasuki dunia hobi khususnya untuk para pria dengan harapan
mampu memperluas pasar produknya di masa mendatang.
 Mengekspresikan Kreativitas :
PT Gudang Garam telah banyak meluncurkan produk produk baru yang lebih
kreatif dan tetap terjamin mutunya. Hal ini dibuktikan dengan produknya yang
sudah sangat familiar di berbagai kalangan masyarakat. Produk Gudang
Garam terbukti berhasil memasuki kedalam berbagai segmen pasar rokok di
indonesia seperti Surya, Surya Pro Mild, GG Mild dan masih banyak produk
lainnya yang masing-masing memiliki segmen dan target pasar yang berbeda.
 Berdasarkan pada prinsip nilai yang mengandung penghargaan bagi
masyarakat:
PT Gudang Garam telah memberikan banyak sumbangsi dalam berbagai aspek
kehidupan. Perushaan ini tidak hanya beroperasi untuk mencari keuntungan
saja. Gudang Garam sudah sangat banyak melakukan berbagai kegiatan sosial
seperti bantuan sosial untuk korban bencana alam dan penyuluhan kesehatan.
Hal ini membuktikan bahwa Gudang Garam memiliki kepedulian terhadap
kehidupan masyarakat sekitar. Selain itu Gudang garam juga memiliki
program beasiswa pendidikan yang diberikan bukan hanya untuk siswa yang
berprestasi tapi juga untuk mereka yang tidak mampu juga.

Misi
“Menyediakan produk-produk inovatif bermutu tinggi yang
memenuhi, bahkan melebihi harapan konsumen sekaligus memberikan
manfaat bagi semua Stakeholder”.

Misi yang dibuat oleh PT Gudang garam yang telah sesuai dengan apa yang
harapakan. Hal ini terbukti Gudang Garam selalu membuat trobosan dan inovasi
produk baru yang kreatif, dan mudah dijangkau untuk semua kalangan masyarakat,
sehingga produk baru yang dikeluarkan telah cukup dikenal dan diminati oleh para
masyarakat. Dengan seperti itu perushaan akan dengan sangat mudah dalam menjual
produknya di masyarakat. Hal ini memungkinkan bahwa perusahaan akan
mendapatkan keuntungan dan akan berdampak langsung kepada kesejahteraan semua
stakeholder PT Gudang Garam.
Dalam menjalankan misinya mungkin PT Gudang Gara akan sedikit terganggu
dengan hadirnya pesaing yang bergerak dibidang yang sama seperti salah satunya
yaitu Djarum. Akan tetapi hal ini akan menjadi sebuah penggerak bagi PT Gudang
garam untuk selalu meluncurkan terobosan dan inovasi baru pada produknya.
ANALISIS EFE, IFA, DAN CPM
PT GUDANG GARAM

1. Analisis EFE (External Factor Evaluation)

Weight
No. Opportunities Weight Rating
Score
1. Keloyalan konsumen dengan produk Gudang Garam 0,15 4 0,60
2. Pasar rokok yang besar di Indonesia 0,10 2 0,20
3. Sudah menguasai pasar rokok di pulau Jawa sebesar
0,09 3 0,27
50%
4. Budaya orang Indonesia yang selalu menyediakan
0,12 3 0,36
rokok di setiap acara
5. Adanya wacana larangan terhadap rokok elektrik dari
0,06 1 0,06
pemerintah
Weight
No. Treath Weight Rating
Score
6. Rokok elektrik dinyatakan lebih aman dibanding rokok
0,13 4 0,52
konvensional
7. Adanya persetujuan antara pihak GG dan warga sekitar
pabrik untuk tetap menggunakan tenaga kerja dari 0,10 2 0,20
warga tersebut
8. Persaingan harga dengan meningkatnya harga jual
eceran, salah satunya disebabkan oleh kenaikan cukai
0,11 3 0,33
rokok yang menyebabkan daya beli konsumen
menurun.
9. Adanya PP tentang pengamanan rokok bagi Kesehatan
menyebabkan ruang gerak produsen rokok semakin 0,14 4 0,56
terbatas untuk melakukan kegiatan promosi
Total 1,00 3,1
Penjelasan EFE
Opportunity
1. Dari survey yang telah kami lakukan kepada teman-teman kami mereka lebih
menyukai GG karena rasa yang ditawarkan itu cocok untuk mereka. Hal itu membuat
konsumen GG loyal terhadap produk tersebut.

2. Perusahaan memiliki jumlah aset sebesar Rp71,97 triliun per 30 September 2019,
tumbuh 4,16% dari jumlah aset per 31 Desember 2018 sebesar Rp69,10 triliun.
Adapun, jumlah liabilitas sebesar Rp24,60 triliun dan ekuitas sebesar Rp47,37 triliun. 

3. Dari total penduduk yang mencapai lebih dari 240 juta jiwa diperkirakan 65% atau
kurang lebih 75 juta orang laki-laki dewasa di Indonesia adalah perokok. Gudang
Garam,dengan pangsa pasar sebesar 20% (dihitung berdasarkan data pembelian pita
cukai oleh seluruhindustri rokok), merupakan produsen rokok kretek terkemuka
dengan produk-produk yang sudahdikenal luas oleh masyarakat di seluruh Nusantara.

4. Dari survey kecil yang telah kami lakukan pada masyarakat, sebagian besar setiap ada
hajatan ataupun ada acara mereka pasti menyajikan rokok. Baik itu sebagai pelengkap
ataupun untuk kebutuhan sosial saja.

5. Rokok elektrik dan vape dikabarkan akan dilarang peredarannya. Wacana ini muncul
sejak bulan lalu. Pelarangan rokok elektrik dan vape diusulkan oleh Badan Pengawas
Obat dan Makanan (BPOM). Usulan itu didengungkan pada November 2019.

Treats
6. Perwakilan WHO sekaligus peneliti dari National Capacity-Tobacco Control
Prevention of Noncommunicable Diseases Ranti Fayokun menyatakan, produk rokok
elektronik atau vape lebih tidak berbahaya dibanding rokok konvensional yang ada di
pasaran saat ini. Pernyataan Fayokun didukung hasil penelitian Public Health
England, yang merupakan bagian dari Department of Health and Social Care United
Kingdom.
Duncan Selbie selaku Chief Executive Public Health England menyatakan, rokok
elektronik 95% lebih tidak berbahaya bagi kesehatan dibandingkan rokok biasa, serta
berpotensi membantu perokok untuk berhenti. Dia menyatakan bahwa memang vape
tidak 100% aman, namun kebanyakan zat yang menyebabkan penyakit karena
merokok tidak ditemukan pada vape, serta bahan kimia yang ada menimbulkan
bahaya yang terbatas.
Sementara itu, Ketua Umum Aliansi Pengusaha Penghantar Nikotin Elektronik
Indonesia (Appnindo) Syaiful Hayat menyambut baik hasil penelitian mengenai rokok
elektrik. Pada kenyataannya, rokok elektrik lebih aman dari rokok konvensional
karena risiko terhadap kesehatan yang ditimbulkan jauh lebih rendah.

7. Mesin rokok banyak digunakan oleh industri rokok, terutama pada industri rokok
yang cukup besar. Di Indonesia ada beberapa industri rokok yang cukup besar dan
telah menngunakan robot sebagai mesin atau alat pembuatan rokok pabrik. Di antara
pabrik-pabrik rokok tersebut adalah, Sampoerna, Gudang Garam, Wismilak dan
sebagainya. Mereka menggunakan mesin untuk memproduksi rokok dalam skala
besar setiap harinya, yang bila digunakan manusia belum tentu mencapai skala itu.
Seperti pabrik rokok Malboro yang dapat menghasilkan 250 ribu batang rokok dalam
satu kali kerja pada mesin rokok.
Dari pihak GG yang semula memiliki 35.000 tenaga kerja kini hanya memiliki 32.000
tenaga kerja. Dari hasil survey kecil yang kelompok kami lakukan pada warga Kediri
yakni saat pabrik GG ingin sepenuhnya menggunakan mesin dalam operasional
pengerjaan untuk memangkas biaya, masyarakat tidak setuju karena masyarakat ingin
pihak GG tersebut menggunakan tenaga kerja lokal yang ada di sekitar pabrik GG.

8. kenaikan cukai hasil tembakau dan harga jual eceran (HJE) yang akan berlaku pada
2020 mendatang. Ketentuan tersebut termuat dalam Peraturan Menteri Keuangan
(PMK) 152/2019 tentang Perubahan Kedua atas PMK 146/2017 tentang Tarif Cukai
Hasil Tembakau. Adapun besaran Kenaikan cukai rokok tersebut sekitar 22% dan
harga eceran sebesar 35%. Hal ini tentu saja menjadi ancaman bagi para pelaku
industri rokok khususnya Perusahaan Gudang Garam karena hal ini akan berpengaruh
kepada tingkat penjualan mereka.

9. Laba bersih dua perusahaan rokok, PT Gudang Garam Tbk (GGRM) dan PT H.M.
Sampoerna Tbk (HMSP), tahun depan diperkirakan bakal tergerus seiring dengan
keputusan pemerintah menaikkan tarif cukai rokok menjadi 23% dan harga eceran
rata-rata sebesar 35% mulai 2020. Analis Mirae Asset Sekuritas Christine Natasya
dalam risetnya memperkirakan, laba bersih Gudang Garam tahun depan bisa turun
11% dibandingkan dengan laba bersih tahun ini. Dia pun memperkirakan pendapatan
perusahaan rokok asal Kediri, Jawa Timur tersebut bakal turun bahkan hingga 22%
pada tahun depan.

10. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 19 Tahun 2003 Tentang


Pengamanan Rokok Bagi Kesehatan.

2. Analisis IFE (Internal Factor Evaluation)

No. Strengths Weight Rating Weighted


Score
1. Gudang garam mendistribusikan produknya pada 0.17 4 0.68
sekitar 450.000 outlet melalui distributor tunggal yang
dimilikinya
2. Melakukan ekspansi usaha pada beberapa sector 0.13 1 0.13
industry, seperti perhotelan, kertas rokok, kimia,
property, dsb. Diversifikasi usaha lebih fokus pada
usaha yang sejenis
3. Perusahaan memproduksi berbagai macam variasi 0.12 2 0.24
produk kedalam berbagai kelas dan ragam yang
memenuhi pasar Indonesia
4. Quality control dilakukan pada setiap tahap produksi, 0.16 3 0.48
didukung sistem komputerisasi terpadu.
No. Weakness Weight Rating Weighted
Score
5. Kurang cepatnya perusahaan dalam mengikuti tren 0.10 3 0.30
pasar dalam bidang inovasi dibanding kompetitor
6. Perusahaan mengandalkan produk rokok kretek yang 0.07 2 0.14
kadar nikotin dan tar yang masih tinggi, padahal
konsumen cenderung menyukai rokok rendah nikotin
dan tar
7. Keputusan yang lambat untuk mulai mengembangkan 0.15 4 0.60
SKM (Sigaret Kretek Mesin) rendah tar dan nikotin
8. Kurangnya kemampuan SDM dalam melakukan 0.10 1 0.10
penelitian dan pengembangan
Tota 1.00 2.67
l

Penjelasan IFE

Strength
1. Distributor gudang garam adalah anak usahanya yaitu, PT. Surya Madistrindo.
Didirikan pada tahun 2002, PT. Surya Madistrindo adalah perusahaan yang dimiliki
oleh PT. Gudang Garam Tbk. untuk menjalankan distribusi produk-produk sigaret
Gudang Garam bersama dengan 3 perusahaan distribusi lainnya. Di tahun 2009, SM
ditunjuk sebagai distributor tunggal yang memegang kendali strategi distribusi dan
field marketing untuk seluruh wilayah Indonesia.
2. PT Gudang Garam sendiri melakuakn ekspansi dengan mendirikan beberapa anak
perusahaan yang bergerak bidang yang berbeda dengan bidang inti dari perusahaan
Gudang Garam sendiri. Seperti contohnya PT Surya Air yang bergerak dibidang
angkutan udara, PT Dhanista Surya Nusantara yang bergerak di bidang perkebunan,
PT Graha Surya Media yang bergerak di bidang Hiburan khususnya konser musik dan
masih banyak lagi. Ekspansi ini dilakukan oleh PT Gudang Garam untuk menunjang
bidang inti perusahaan itu sendiri, yaitu bidang industry rokok.

3. PT Gudang Garam mampu menguasai pasar dengan memproduksi berbagai macam


variasi produk rokok kedalam berbagai ragam dan kelas. Hal ini dibuktikan dengan
produknya yang sudah sangat familiar di berbagai kalangan masyarakat. Produk
Gudang Garam terbukti berhasil memasuki kedalam berbagai segmen pasar rokok di
indonesia seperti Surya, Surya Pro Mild, GG Mild dan masih banyak produk lainnya
yang masing-masing memiliki segmen dan target pasar yang berbeda.

4. Quality Control yang dilakukan oleh PT Gudang Garam bisa dibilang sangat bagus.
Hal ini bisa dilihat dari produk yang mereka jual, mulai dari packaging hingga
rokoknya yang jarang sekali ditemui produk cacat atau rusak.
Weakness

1. Kurang cepatnya perusahaan dalam mengikuti tren pasar dalam bidang inovasi
dibanding kompetitor, bisa dilihat dimana pelopor rokok mild di Indonesia adalah HM
Sampoerna (1989) sedangkan GGRM baru beberapa tahun kemudian setelahnya.
2. Perusahaan masih mengandalkan produk rokok kretek yang kadar nikotin dan tar
yang masih tinggi, dilihat dari segi penjualan perusahaan yang terbesar masih
disumbang rokok kretek.
3. Lambatnya untuk mulai mengembangkan SKM (Sigaret Kretek Mesin) rendah tar dan
nikotin oleh PT Gudang Garang sendiri bisa menghambat mereka dari segi
operasional.
4. Kurangnya kemampuan SDM yang dimiliki oleh Gudang Garam dapat dilihat dari
kurangnya inovasi yang dihasilkan dari produk Gudang Garam. Meskipun menjadi
salah satu perusahaan yang terkemuka di bidang rokok, Gudang Garam selama ini
masih menjadi follower dari produk yang dihasilkan kometitornya
3. Analisis CPM (Competitive Matrix Matrix)

PT. Gudang
Garam PT. HM
Critical PT. Djarum Tbk
Internasional Sampoerna Tbk
No. Succes Weight Tbk
Factors
Weight Weight Weight
Rating Rating Rating
Score Score Score
1 Kualitas
0,50 3 1,50 3 1,50 3 1,50
produk
2 Iklan 0,15 4 0,60 3 0,45 3 0,45
3 Pangsa pasar 0,30 3 0,90 4 1,20 2 0,60
4 Kapasitas
0,30 3 0,90 3 0,90 3 0,90
produksi
5 Kesetiaan
0,30 3 0,90 3 0,90 3 0,90
pelanggan
6 Persaingan
0,07 3 0,21 1 0,07 3 0,21
harga
7 Tenaga kerja 0,05 2 0,10 2 0,10 3 0,15
8 Akuisisi
perusahaan 0,05 1 0,05 4 0,20 1 0,05
lain
9 Posisi
0,07 3 0,21 4 0,28 3 0,21
keuangan
Total 1 5,37 5,60 4,97

Penjelasan CPM

1. Kualitas Produk

Ketiga perusahaan ini dapat dikatakan sejajar posisinya dalam hal kualitas produk
dikarenakan masing-masing dari mereka sudah memiliki program bertani bahan baku
yang dikelola oleh mereka sendiri sehingga dapat menjaga kualitas produk yang
dihasilkan. Salah satu programnya ialah GAP (Good Agricultural Practice) dan ALP
(Agricultural Labor Practice) yang disosialisasikan oleh PT HM Sampoerna Tbk.
Oleh karena itu, ketiga perusahaan ini (PT Gudang Garam Internasional Tbk, PT HM
Sampoerna Tbk dan PT Djarum Tbk) mampu menjaga kualitas produknya terutama
pada taste-nya (keunikan) masing-masing yang sesuai dibenak konsumennya.

2. Iklan

Ditinjau dari survei secara langsung dengan melihat konten iklan rokok dari ketiga
perusahaan ini. Diketahui bahwa sebenarnya masing-masing memiliki ciri khasnya
tersendiri dan hampir semuanya memiliki makna baik dibaliknya. Salah satunya iklan
rokok PT Gudang Garam Internasional Tbk yang mengusung tema tentang Indonesia
(keindahan alam maupun budayanya), PT Djarum Tbk yang memiliki konsep sebuah
cerita berupa keinginan dan PT HM Sampoerna yang mengusung tema tentang
keberanian (berani). Namun jika diamati, iklan Rokok dari PT Gudang Garam
Internasional Tbk lebih mengonsep iklannya sehingga bisa sesuai dengan semua
kalangan dan selalu fresh atau up to date. Hal inilah yang nantinya bisa menjadi salah
satu daya tarik konsumen maupun calon konsumen (terutama).

3. Pangsa Pasar

PT HM Sampoerna Tbk merupakan pesaing bisnis yang mampu menguasai pangsa


pasar dan mampu mempertahankan posisinya sebagai market leader di Indonesia
dengan pangsa pasar sekitar 33,4%, dengan memperoleh laba bersih (tahun 2017)
sebesar Rp 12,6 triliun dari penjualan 101,3 miliar batang rokok. PT Gudang Garam
Internasional Tbk berhasil menjual 78,7 miliar batang rokok dan mendapatkan laba
bersih (tahun 2017) sebesar Rp 7,8 triliun. PT Djarum Tbk pada tahun 2017 berhasil
menjual 58,8 miliar batang rokok dan merupakan satu-satunya perusahaan rokok
besar di Indonesia yang tidak terdaftar di BEI (Bursa Efek Indonesia) sehingga tidak
diketahui pasti data keuangan termasuk laba yang didapat. Oleh karena itu, jika
dianalisis dari ketiga data tersebut, PT HM Sampoerna Tbk bisa dikategorikan sebagai
perusahaan yang memiliki pangsa pasar yang cukup besar dibanding dua perusahaan
tersebut.

4. Kapasitas Produksi

Pada kondisi saat ini, dimana para perusahaan rokok masih harus berjuang keras
untuk menghadapi peraturan maupun wacana mengenai peraturan yang menekan
industri rokok. Hal itu yang menjadikan ketiga perusahaan ini (PT Gudang Garam
Internasional Tbk, PT HM Sampoerna Tbk dan PT Djarum Tbk) lebih memilih untuk
mempertahankan jumlah produksi dan market yang ada agar minimal mereka tetap
bisa memproduksi dengan jumlah yang stagnan daripada harus mengurangi jumlah
produksi sebelumnya.
5. Kesetiaan Pelanggan

Kesetiaan pelanggan terhadap produk rokok di Indonesia sebenarnya tidak bisa diukur
dengan angka. Karena ketika kita membicarakan budaya merokok di Indonesia,
konsumen cenderung mengonsumsi rokok berdasarkan selera mereka. Sedangkan jika
sudah menyangkut selera, semua orang memiliki selera yang berbeda-beda dan hal ini
bisa berubah-ubah setiap waktu.

6. Persaingan harga
Persaingan harga antara Gudang Garang dan kompetitor nya bisa dibilang sangat
ketat. Harga yang mereka tawarkan jika dibandingkan dengan produk dari Gudang
Garam sendiri juga tidak memiliki selisih yang jauh, sehingga persaingan harga dalam
industri rokok antara 3 perusahaan besar ini bisa dikatakan sangat ketat.

7. Tenaga Kerja

Dilihat dari linimasa yang mempunyai tenaga kerja paling banyak adalah Djarum
sekitar 75 ribu sedangkan GGRM dan Sampoerna hampir sama sekitar 30 ribu.

8. Akuisisi Perusahaan Lain

Dilihat dari linimasa yang paling sering melakukan aksi corporasi adalah Djarum
dimana melakukan beberapa akuisisi perusahaan lain sedangkan Sampoerna dan
GGRM tidak sebanyak Djarum.

9. Posisi Keuangan

Dari laporan keuangan tahunan dapat diketahui bahwa laba tahunan Sampoerna Rp.
13 triliun hampir 2 kali lipat dari GGRM yang Rp. 7 triliun, sedangkan Djarum
dianggap sama dengan GGRM karena market share-nya sama dengan GGRM.

Anda mungkin juga menyukai