Anda di halaman 1dari 3

LEMBAR KERJA MAHASISWA

NAMA : ROSDIANA RAWUNG


NIM : 1909027016
PRODI : MANAJEMEN
ANGK. : 42
MATA KULIAH : STRATEGIC MANAGEMENT

Berikut ini merupakan contoh Penggunaan Matriks EFE dan IFE dari sebuah perusahaan
maskapai di Indonesia:

Faktor Eksternal Utama Bobo


Peringkat Nilai
t

Peluang

1.      Bukan maskapai yang dilarang terbang dinegara


0,1 4 0,4
tertentu

2.      Industri Penerbangan Asia Pasifik berkembang


0,2 3 0,6
dengan cepat

Ancaman

1.      Bahan bakar tergantung pasokan dari pertamina 0,1 2 0,2

2.      Adanya bencana Alam 0,1 2 0,2

3.      Maskapai penerbangan lokal yang menawarkan


0,15 2 0,3
harga lebih murah

4.      Maskapai asing yang melakukan penetrasi ke pasar


0,15 2 0,3
indonesia

Total 1 2,7
Faktor Internal Utama Bobot Peringkat Nilai

Kekuatan

1.      Penerbangan dengan pelayanan penuh pertama di


0,05 3 0,15
Indonesia

2.      Memiliki sertifikat IATA Operational Safety Audit 0,1 4 0,4

3.      Memberikan pelayanan dan fasilitas terbaik sesuai


0,1 4 0,4
standar maskapai full service

4.      Memiliki image dan prestasi yang baik dimata


0,1 4 0,4
Internasional

5.      Memiliki ciri khas tersendiri dibanding dengan maskapai


0,05 3 0,15
penerbangan lain

6.      Memiliki teknologi informasi yang mutakhir 0,05 3 0,15

7.      Memiliki layanan “immigration On Board” 0,1 3 0,3

8.      Merupakan Anggota Skyteam 0,15 4 0,6

Kelemahan

1.      Tingginya tingkat utang lancar 0,1 2 0,2

2.      Ketergantungan system otomatisasi 0,05 2 0,1

3.      Beban keuangan meningkat hingga 100 % ditahun


0,15 2 0,3
2013

Total 1 3,15

Matriks EFE.

Peringkat dalam matriks eksternal mengacu pada seberapa efektif strategi perusahaan pada

saat ini merespons peluang dan ancaman. Angka berkisar antara 4 sampai 1, di mana 4

berarti respons superior, respons rata-rata 3 di atas, respons 2-rata-rata dan respons

yang kurang baik. Rating, serta bobot, diberikan secara subyektif terhadap masing-masing
faktor. Dalam contoh kita, kita bisa melihat bahwa respon perusahaan terhadap peluang

tersebut agak buruk, karena hanya satu peluang yang mendapat rating 3, sedangkan

sisanya telah mendapat rating 1. Perusahaan lebih siap menghadapi ancaman, terutama

ancaman pertama

Matriks IFE.

Peringkat dalam matriks internal mengacu pada seberapa kuat atau lemahnya masing-masing

faktor dalam perusahaan. Angka berkisar antara 4 sampai 1, di mana 4 berarti kekuatan

utama, kekuatan 3 – minor, kelemahan 2 – minor dan 1 – kelemahan utama. Kekuatan hanya

dapat menerima peringkat 3 & 4, kelemahan – 2 & 1. Proses penetapan peringkat pada

matriks IFE dapat dilakukan dengan lebih mudah menggunakan alat pembanding.

Dari Study kasus salah satu Maskapai penerbangan bahwa total nilai di atas 2,5

mengindikasikan bahwa perusahaan merespon sangat baik terhadap peluang dan ancaman

yang ada dalam industrinya. Dalam kata lain, strategi perusahaan secara efektif mengambil

keuntungan dari peluang yang ada saat ini dan meminimalkan efek yang mungkin muncul dari

ancaman eksternal.

Anda mungkin juga menyukai