• Melissa – 201350330
• Gusti Ayuliani – 201350335
• Vina Natalia – 201350343
• Novilia Leosani – 201350346
• Felicia Nydia - 201350350
PROFIL PERUSAHAAN
MISI
Ekspansi
4 0,11 3 0,33 3 0,33 2 0,22
Perusahaan
Sumber Daya
7 0,11 4 0,44 4 0,44 4 0,44
Manusia
SKOR
FAKTOR-FAKTOR EKSTERNAL UTAMA BOBOT SKOR
BOBOT
Peluang
Semakin terbukanya kesempatan untuk mewujudkan 0,08 3 0,24
pengembangan jaringan penerbangan internasional jarak jauh
Ind merupakan salah 1 pasar penerbangan udara yg tumbuh pesat 0,10 4 0,40
Berkembangnya secara cepat industri npenerbangan Assia Pasifik 0,15 4 0,60
Pertumbuhan penumpang transportasi di Ind th 2010 22,39% 0,10 4 0,40
Garuda bergabung sbg aliansi global maskapai penerbangan 0,06 3 0,18
yang bernama SkyTeam Global Airline Alliance
Ancaman
Landasan pacu terbatas 0,05 4 0,20
Persediaan bahan bakar pesawat tergantung pada Pertamina 0,05 4 0,20
Adanya krisis global 0,07 4 0,28
Maskapai asing yg melakukan penetrasi pasar ke Indonesia 0,04 2 0,08
Banyaknya rute penerbangan baru, penurunan harga tiket yg 0,10 3 0,30
dibuka olej penerbangan lain
Adanya bencana alam menyebabkan wabah penyakit 0,04 3 0,12
Harga tiket tinggi karena biaya operasional yg tinggi 0,10 3 0,30
TOTAL 1,00 3,30
MATRIKS IFAS
SKOR
FAKTOR-FAKTOR INTERNAL UTAMA BOBOT PERINGKAT
BOBOT
Kekuatan (Strengh):
Maskapai terbesar di Indonesia 0,20 4 0,80
Garuda saat ini meng-operasikan 89 pesawat 0,10 4 0,44
Garuda mempunyai 36 rute penerbangan domestik dan 0,07 4 0,28
26 rute internasional hingga tahun 2010
Garuda mempunyai ciri khas sendiri dibandingkan yg lain 0,05 4 0,20
Hadirnya produk baru Citilink sebagai gagasan baru dari Garuda 0,05 4 0,20
Adanya layanan pemberian visa diatas pesawat 0,05 4 0,20
Pangsa pasar Garuda di pasar internasional mencapai 23,2% 0,05 4 0,20
Memiliki teknologi informasi yang mukthakir 0,04 3 0,12
Garuda banyak melakukan kegiatan Corporate Social Responsibility 0,04 3 0,12
Garuda termasuk kategori baik untuk tata kelola perusahaan 0,05 3 0,15
Garuda memiliki brand yang kuat & telah diakui produk domestik 0,07 4 0,28
Weakness:
Adanya faktor teknis sehingga menyebabkan keterlambatan 0,05 3 0,15
dalam penerbangan
Tingginya tingkat hutang lancar 0,02 3 0,06
Garuda bergantung pada sistem otomatisasi dalam menjalankan 0,04 3 0,12
bisnis
Perseroan memiliki defisit pd modal kerja pd masa yg akan datang 0,02 2 0,04
Biaya operasional yg tinggi menyebabkan harga tiket mahal 0,10 2 0,20
TOTAL 1,00 3,52
MATRIKS SWOT
STRENGTH WEAKNESS
INTERNAL Melakukanstrategijangkapendek “Quick Sistem online yang kerapbermasalah
Wins” danjangkapanjang “Quantum Range hargaberada di atas rata-rata
Leap” Belumdapatmelakukanpembagiandevide
MeningkatkanPelayanan nkepada para pemegangsaham
EKSTERNAL Pangsapasarmengalamipeningkatan Bebanoperasional yang mahal
Brand yang kuat di ranahinternasional
Tujuanpenerbangan yang relatifbanyakA
Range harga produk sejenis yang pada Tingkat kesetiaan pelanggan yang rendah
-5 -6
umumnya lebih rendah dari Garuda Indonesia (sensitif terhadap harga)
2008 72,532,538 -
Garuda Indonesia telah melakukan integrasi kebelakang yakni dengan adanya PT.GMF Aeroasia yang
bergerak dibidang perawatan dan penyedia suku cadang, dan juga melakukan integrasi kedepan yakni dengan
PT.Abacus Distribution Systems Indonesia yang bergerak dibidang penyedia layanan travel. Serta integrasi
horizontal yakni anak perusahaan bernama citilink yang bergerak dibidang maskapai penerbangan low-cost.
Strategi yang disarankan:
•Market development
•Market Penetration
Market development : pengembangan pasar dengan cara memperluas jangkauan pelayanan dengan menambah
rute-rute penerbangan baru.
Market Penetration : melakukan penetrasi ke dalam pasar melalui berbagai media untuk memberikan
promosi-promosi dan pelayanan yang menarik
• Strategi Bisnis
Differentiation: karena segmentasi customer berbasis dari atribut kualitas sehingga harga
menjadi lebih tinggi, tetapi hal ini bukanlah menjadi masalah utama, disisi lain hal yang
menguntungkan bagi Garuda Indonesia adalah persaingan yang bukan berasa di sektor low cost.
1. Penurunan harga yang selama ini sangat tinggi dibandingkan dengan perusahaan
penerbangan lain.
2. Dalam jangka pendek, kegiatan operasi dan manajemen ditata ulang agar kembali menjadi
penerbangan yang tepat waktu dengan kualitas layanan yang prima, sedangkan aspek bisnis
ditata ulang agar seluruh penerbangan menjadi positif. Dalam jangka menengah, organisasi dan
manajemen yang dibangun kembali agar dapat menjadi organisasi yang efektif, sehingga
Perusahaan dapat berkembang sejajar dengan perusahaan penerbangan internasional lainnya.
Sedangkan dalam jangka panjang, operasi dan bisnis Perusahaan ditingkatkan agar mampu
melayani penerbangan yang menjangkau tujuan penerbangan (destination) yang semakin luas di
manca negara.