Anda di halaman 1dari 11

Analisis SWOT Garuda Indonesia

Analisis SWOT akan mengdentifikasi berbagai faktor yang akan mempengaruhi


potensi-potensi yang ada disebuah perusahaan. Potensi tersebut bisa berfiat baik maupun
buruk. Alangkah baiknya, jika hal itu buruk dapat diantisipiasi namun juga hal nya jika baik
dapat berpotensi sebagai strategi untuk mengembangkan perusahaan tersebut. Sama hal nya
mengenai analisis SWOT yang dilakukan oleh Garuda Indonesia, berikut adalah faktor-faktor
analisis Garuda Indonesia:

A. Faktor Internal Perusahaan

1. Kekuatan (Strengths):

• Maskapai penerbangan terbesar di Indonesia;

• Garuda saat ini mengoperasikan 89 pesawat yang terdiri dari 3 pesawat jenis
Boeing 747-400, 6 pesawat jenis Airbus 330-300, 5 pesawat jenis Airbus 330-
200 dan 33 pesawat jenis B737 Classic (seri 300, 400, 500) dan 42 pesawat
B737-800 NG;

• Garuda mempunyai 36 rute penerbangan domestik dan 26 rute internasional


hingga tahun 2010;

• Konsep layanan yang selalu menempatkan pelanggan sebagai fokus utama


yang didasarkan keramahtamahan dan keunikan Indonesia yang disebut dengan
“Garuda Indonesia Experience” yang didasarkan pada 5 senses yaitu sight,
sound, smell, taste, and touch, menyebabkan Garuda Indonesia mempunyai ciri
khas tersendiri dibandingkan dengan maskapai penerbangan lain;

• Adanya layanan “Immigration on Board” yang merupakan inovasi Garuda dan


merupakan satu-satunya di dunia, yaitu layanan pemberian visa di atas pesawat;

• Memiliki teknologi informasi yang mutakhir dalam menjalankan bisnis


sehingga menempatkan Garuda Indonesia sebagai maskapai penerbangan
dengan TI tercanggih di Indonesia;
• Garuda Indonesia banyak melakukan kegiatan CSR seperti program kemitraan
dan bina lingkungan sebagai bentuk kepedulian dan tanggung jawab kepada
masyarakat;

• Garuda Indonesia termasuk dalam kategori baik untuk hal tata kelola
perusahaan;

• Garuda Indonesia telah memiliki brand yang kuat dan telah diakui di pasar
domestik;

2. Kelemahan (Weakness):

• Adanya faktor teknis dan flight operations seperti keterbatasan jumlah cockpit
dan cabin crew sehingga menyebabkan keterlambatan penerbangan;

• Tingginya tingkat hutang lancar yang diakibatkan adanya peningkatan dalam


jumlah kewajiban pada akun-akun lancar seperti hutang usaha dan biaya yang
masih harus dibayar;

• Garuda sangat bergantung kepada sistem otomatisasi dalam menjalankan


bisnis sehingga apabila terjadi kesalahan sistem, proses bisnis perusahaan akan
terganggu;

• Perseroan memiliki atau tetap memiliki defisit pada modal kerja pada masa
yang datang; Biaya operasional yang tinggi menyebabkan harga tiket pesawat
lebih tinggi dibandingkan dengan maskapai penerbangan lainnya;

B. Faktor Eksternal Perusahaan

1. Peluang (Opportunities):
• Telah dikeluarkannya Garuda Indonesia dari daftar perusahaan penerbangan yang
dilarang terbang di kawasan Eropa, yang menyebabkan semakin terbukanya
kesempatan untuk mewujudkan pengembangan jaringan penerbangan internasional
jarak jauh;

• Indonesia merupakan salah satu pasar penerbangan udara yang memiliki


pertumbuhan yang pesat. Karena pertumbuhan penumpang transportasi udara di
Indonesia tahun 2010 mencapai 22,39% dibandingkan dengan pertumbuhan dunia yang
hanya sebesar 8,20%;

• Bergabungnya Garuda sebagai anggota aliansi global maskapai penerbangan yang


bernama SkyTeam Global Airline Alliance.

• Berkembangnya secara cepat industri penerbangan Asia Pasifik

2. Ancaman (Threats)

• Adanya faktor fasilitas bandara merupakan faktor yang tidak dapat dikontrol yang
menghambat ketepatan waktu penerbangan (On Time Performance/OTP), seperti
landasan pacu/runway yang terbatas;

• Sumber utama pasokan bahan bakar pesawat Garuda Indonesia berasal dari
Pertamina, sehingga harga bahan bakar pesawat, persediaan bahan bakar sangat
tergantung dengan Pertamina.

• Adanya bencana alam seperti letusan gunung merapi, wabah penyakit dsb yang dapat
mengakibatkan penurunan permintaan;

• Adanya peningkatan kapasitas, penurunan harga tiket dan semakin banyaknya rute
penerbangan baru yang dibuka oleh maskapai penerbangan lain;

• Maskapai asing yang melakukan penetrasi pasar ke Indonesia untuk mengimbangi


penurunan penumpang internasional akibat adanya krisis global;

Penilaian atau Skor Analisis SWOT PT. Garuda Indonesia


Faktor-Faktor Internal Utama Bobot Peringkat Skor
Bobot

Kekuatan

 Maskapai terbesar di Indonesia 0.20 4 0.80

 Garuda saat ini mengoperasikan 89 0.10 4 0.40


pesawat

 Garuda mempunyai 36 rute 0.07 4 0.28


penerbangan domestik dan 26 rute
internasional hingga tahun 2010

 Garuda Indonesia mempunyai ciri 0.05 4 0.20


khas tersendiri dibandingkan dengan
maskapai penerbangan lain

 Hadirnya produk baru Citilink 0.05 4 0.20


sebagai gagasan baru dari Garuda,
untuk memenuhi permintaan pasar
terhadap produk akan harga tiket
yang rendah

 Adanya layanan “Immigration on 0.05 4 0.20


Board”, yaitu layanan pemberian
visa di atas pesawat

 Pangsa pasar Garuda Indonesia di 0.05 4 0.20


pasar Internasional mencapai 23.2%
 Memiliki teknologi informasi yang 0.04 3 0.12
mutakhir

 Garuda Indonesia banyak melakukan 0.04 3 0.12


kegiatan CSR (Corporate Social
Responbility).

 Garuda Indonesia termasuk dalam 0.05 3 0.15


kategori baik untuk hal tata kelola
perusahaan

 Garuda Indonesia telah memiliki 0.07 4 0.28


brand yang kuat dan telah diakui di
pasar domestik

Kelemahan

 Adanya faktor teknis dan flight 0.05 3 0.15


operations seperti keterbatasan
jumlahcockpit dan cabin
crew sehingga menyebabkan
keterlambatan penerbangan

 Tingginya tingkat hutang lancar 0.02 3 0.06

 Garuda sangat bergantung kepada 0.04 3 0.12


sistem otomatisasi dalam
menjalankan bisnis sehingga apabila
terjadi kesalahan sistem, proses
bisnis perusahaan akan terganggu

 Perseroan memiliki atau tetap 0.02 2 0.04


memiliki defisit pada modal kerja
pada masa yang akan datang

 Biaya operasional yang tinggi 0.10 2 0.20


menyebabkan harga tiket pesawat
lebih tinggi dibandingkan dengan
maskapai penerbangan lainnya

Total 1 3.52

Tabel Matriks Evaluasi Faktor Eksternal untuk Perusahaan Penerbangan Garuda Indonesia

Faktor-Faktor Eksternal Utama Bobot Peringkat Skor


Bobot

Peluang

 Telah dikeluarkannya Garuda 0.08 3 0.24


Indonesia dari daftar perusahaan
penerbangan yang dilarang terbang
di kawasan Eropa, yang
menyebabkan semakin terbukanya
kesempatan untuk mewujudkan
pengembangan jaringan penerbangan
internasional jarak jauh
 Indonesia merupakan salah satu 0.10 4 0.40
pasar penerbangan udara yang
memiliki pertumbuhan yang pesat

 Berkembangnya secara cepat industri 0.15 4 0.60


penerbangan Asia Pasifik

 Pertumbuhan penumpang 0.10 4 0.40


transportasi udara di Indonesia tahun
2010 mencapai 22,39%

 Bergabungnya Garuda sebagai 0.06 3 0.18


anggota aliansi global maskapai
penerbangan yang bernama SkyTeam
Global Airline Alliance

Ancaman

 Adanya faktor fasilitas bandara 0.05 4 0.20


merupakan faktor yang tidak dapat
dikontrol yang menghambat
ketepatan waktu penerbangan (On
TimePerformance/OTP), seperti
landasan pacu/runway yang terbatas

 Sumber utama pasokan bahan bakar 0.05 4 0.20


pesawat Garuda Indonesia berasal
dari Pertamina, sehingga harga
bahan bakar pesawat, persediaan
bahan bakar sangat tergantung
dengan Pertamina.

 Adanya krisis global 0.07 4 0.28

 Maskapai asing yang melakukan 0.04 2 0.08


penetrasi pasar ke Indonesia

 Adanya peningkatan kapasitas, 0.10 3 0.30


penurunan harga tiket dan semakin
banyaknya rute penerbangan baru
yang dibuka oleh maskapai
penerbangan lain

 Adanya bencana alam seperti letusan 0.04 3 0.12


gunung merapi, wabah penyakit

 Biaya operasional yang tinggi 0.10 3 0.30


menyebabkan harga tiket pesawat
lebih tinggi dibandingkan dengan
maskapai penerbangan lainnya

Total 1 3.30

Kekuatan Garuda Indonesia

Setelah mengetahui tingkat persaingan yang dihadapi oleh industri penerbangan maka
penulis menganalisis strategi-strategi yang dilakukan oleh PT. Garuda Indonesia (PERSERO),
Tbk dalam menghadapi kekuatan industri. Setelah mengevaluasi masingmasing elemen dari
kekuatan industri dilakukan kesimpulan apakah PT. Garuda Indonesia (PERSERO), Tbk
mampu menghadapi persaingan diantara perusahaan saingan dan menilai perusahaan Garuda
apakah baik untuk pilihan investasi atau tidak

1. Persaingan antar perusahaan saingan

a. Maskapai penerbangan internasional,

Garuda bersaing dengan maskapai yang berbeda pada setiap rute internasional yang dilayani,
seperti di Asia, antara lain: Japan Airlines, Korean Air, China Southern Airlines, Singapore
Airlines, Malaysia Airlines dan Thai Airways untuk rute-rute dari dan ke Jepang, Korea,
China, Singapura, Malaysia dan Thailand. Pada pasar Australia, Garuda bersaing dengan
Qantas dan Jetstar, pada pasar Timur Tengah, bersaing dengan Saudi Airlines, Emirates, dan
Qatar Airways, sedangkan untuk pasar Eropa bersaing dengan KLM, Singapore Airlines, dan
Emirates.

Kekuatan yang timbul dari perusahaan persaing tersebut dibandingkan dengan perusahaan
Garuda ialah:

• Perusahaan penerbangan pesaing internasional tersebut memiliki pengalaman operasional


yang cukup lama, memiliki sumber keuangan dan teknologi yang lebih baik, serta pengakuan
brand yang lebih baik.

b. Maskapai penerbangan domestik

Untuk rute domestik, Garuda merupakan satu-satunya maskapai FSC (Full Service Carrier)
yang memberikan layanan maksimum dengan tarif yang juga premium dengan sasaran para
pebisnis sehingga Garuda memiliki pangsa pasar tersendiri. Sedangkan untuk segmen budget
traveler, Garuda bersaing dengan maskapai jenis LCC (Low Cost Carrier) seperti Lion Air, Air
Asia, Sriwijaya Air dan sebagainya yang menawarkan harga dibawah Garuda dengan
pelayanan berstandard medium dan minimum.

c. Jasa kargo udara

Garuda bersaing dengan perusahaan layanan kargo udara yang terintegrasi seperti DHL dan
UPS yang memiliki ground transport sendiri. Garuda juga bersaing dengan Singapore Airlines,
Malaysia Airlines, Cathay Pasific, Korean Air dan China Airlines yang mengoperasikan
armada yang lebih besar dengan pesawat berbadan lebar dibandingkan dengan Garuda yang
memiliki kapasitas kargo yang terbatas.

Potensi Masuknya Pesaing Baru

Ketika syarat pendirian perusahaan penerbangan mudah dilakukan yang


mengakibatkan mudahnya masuknya perusahaan ke dalam maskapai penerbangan, maka
pemilik perusahaan tersebut dengan mudahnya menutup perusahaan dan kembali membuka
usahanya dengan nama baru ketika perusahaan mereka mengalami kemunduran Tetapi dengan
diperketatnya persyaratan pendirian maskapai penerbangan baru yang tercantum dalam
Undang-Undang Penerbangan No.1 Tahun 2009, maka potensi masuknya perusahaan
penerbangan baru yang juga dapat menjadi pesaing baru Garuda kemungkinan sangat kecil.

Pada pertengahan tahun 2006 dari 11 kandidat perusahaan penerbangan yang


mengajukan permohonan Surat Izin Usaha Penerbangan (SIUP) baik penerbangan berjadwal
maupun penerbangan carter, ada 5 kandidat yang tidak dapat memenuhi kriteria yang
disyaratkan sehingga 5 kandidat tersebut dengan sendirinya mengundurkan diri dalam
mendirikan perusahaan penerbangan. Perusahaan baru yang masuk sebagai maskapai
penerbangan baru tersebut ialah, Jatayu Airlines, Life Air, Love Air Services, PT Firefly
Indonesia Berjaya, PT Aviastar Mandiri, dan Martabuana Abadi. Dengan sulitnya hambatan
perusahaan maskapai baru ke industri penerbangan tersebut maka semakin kecil ancaman yang
akan dihadapi oleh PT.Garuda Indonesia, Tbk.

Strategi Menghadapi Kekuatan Industri

Kekuatan yang ditimbulkan dari industri penerbangan cenderung tinggi. Semakin


tingginya kekuatan dari industri tersebut maka semakin tinggi pula persaingan yang harus
dihadapi oleh PT. Garuda Indonesia (PERSERO), Tbk. Untuk menghadapi persaingan tersebut
dan menjaga supayaperusahaan Garuda tetap menjadi perusahaan penerbangan terbesar di
Indonesia maka perusahaaan Garuda melakukan strategi-strategi kompetitif dengan tujuan
dapat melakukan sesuatu yang lebih baik dari pesaing.
Selanjutnya penulis mengidentifikasikan strategi-strategi yang dilakukan Garuda dalam
menghadapi kekuatan-kekuatan industri. Strategi-strategi tersebut ialah:

1. Melakukan penambahan armada pesawat, rute penerbangan dan bergabungnya Garuda ke


dalam SkyTeam Global Airline Alliance agar tidak kalah bersaing dengan maskapai lain.

2. Dalam kondisi persaingan yang ketat, Garuda meluncurkan program layanan bernama
Garuda Frequent Flyer (GFF). GFF tersebut merupakan program yang diadakan Garuda bagi
penumpang setia Garuda dengan cara memberikan benefit sebagai imbalan atas pengumpulan
jarak yang telah ditempuh dengan Garuda baik ke rute domestik maupun ke rute internasional

3.Garuda Indonesia secara khusus memberikan potongan harga sebesar 10% bagi penumpang
yang membeli tiket pulang pergi (return ticket) dari sebelumnya hanya sebesar 5%. Garuda
Indonesia juga memberikan harga khusus berupa potongan sebesar 25%. bagi anak – anak
(umur 2 – 12 tahun), penyandang cacat dan atau veteran, serta orang lanjut usia (60 tahun ke
atas) untuk sub kelas C, Y, M dan L.

4. Walau dengan tiket yang mahal, Garuda memberikan full service airlines yang
mengutamakan keramahan seluruh karyawan dan awak kabin Garuda dalam melayani
penumpangnya. Sehingga Garuda memiliki pangsa pasarnya tersendiri.

5.Dari sisi pemasok, dalam memenuhi bahan bakar pesawat, Garuda telah melakukan upaya
dengan melakukan negosiasi dengan Pertamina. Negosiasi tersebut bertujuan agar memperoleh
bahan baku yang memadai dalam melakukan kegiatan operasionalnya dan untuk mendapatkan
harga yang terbaik. Dari perjanjian itu pula, Garuda mendapatkan pengadaan 70% bahan bakar
dibandingkan maskapai penerbangan yang lain. Dengan adanya perjanjian tersebut maka
Garuda mendapatkan persediaan bahan baku yang didahulukan dibandingkan maskapai
penerbangan yang lainnya.

6. Untuk mengurangi ancaman dari maskapai-maskapai penerbangan yang berbiaya rendah,


maka Garuda membuat unit bisnis strategi yaitu Citilink. Citilink merupakan layanan yang
disediakan Garuda untuk menangkap segmen budget traveler di pasar domestik.

Anda mungkin juga menyukai