Anda di halaman 1dari 87

LAPORAN INTERNSHIP I

PT CARGO GARUDA INDONESIA BAGIAN CARGO


HANDLING

Diajukan untuk memenuhi kelulusan Program Internship I Semester V


Jurusan D-IV Logistik Bisnis
Politeknik Pos Indonesia

Nama : Rahayu Sri Permatasari

NPM : 6174035

Kelas : D-IV Logistik Bisnis 3F

Dosen Pembimbing : Febriani Sulistiyaningsih., S.Kom., M.Cs

Program Studi Diploma IV Logistik Bisnis


POLITEKNIK POS INDONESIA
2020
HALAMAN PENGESAHAN

ii
PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH
UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS
Sebagai sivitas akademik Politeknik Pos Indonesia, saya yang bertanda
tangan di bawah ini:
Nama : Rahayu Sri Permatasari
NPM : 6174035
Program Studi : D-IV Logistik Bisnis
Jenis Karya : Laporan Internship I
Demi pengembangan ilmu pengetahuan, menyetujui untuk memberikan
kepada Politeknik Pos Indonesia Hak Bebas Royalti Non Eksklusif (Non-
exclusive Royalty-Free Right) atas karya ilmiah saya yang berjudul: Laporan
Internship I PT Cargo Garuda Indonesia BagianCargo Handling beserta
perangkat yang ada (jika diperlukan). Dengan Hak Bebas Royalti Non eksklusif
ini Politeknik Pos dan Program Studi D-IV Logistik Bisnis berhak menyimpan,
mengalih media/formatkan, mengelola dalam bentuk pangkalan data (database),
merawat, dan mempublikasikan tugas akhir saya tanpa meminta izin dari saya
selama tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis/pencipta dan sebagai
pemilik Hak Cipta.
Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya.

Bandung, 11 Januari 2020

RAHAYU SRI PERMATASARI

iii
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena
berkat rahmat dan nikmat sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan
internship I yang berjudul “LAPORAN INTERNSHIP I PT CARGO GARUDA
INDONESIA BAGIAN CARGO HANDLING“. Penulis menyusun laporan ini
untuk memenuhi salah satu tugas perkuliahan Program Internship I pada semester
V.
Selama 3 bulan penulis menyadari bahwa laporan yang dibuat masih jauh
dari sempurna. Penulis menyadari dalam pembuatan laporan ini banyak hambatan
serta rintangan yang penulis hadapi namun akhirnya dapat melaluinya berkat
adanya bimbingan dan bantuan dari berbagai pihak, oleh sebab itu penulis
mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun dari semua pihak demi
kesempurnaan laporan ini. Terselesaikannya laporan ini tidak lepas dari bantuan
banyak pihak, sehingga pada kesempatan ini dengan segala kerendahan hati dan
penuh rasa hormat penulis mengucapkan terimakasih yang sebesar-besarnya bagi
semua pihak yang telah memberikan bantuan moril maupun materil baik secara
langsung maupun tidak langsung dalam penyusunan laporan ini hingga selesai
terutama kepada:
1. Febriani Sulistiyaningsih, S.Kom., M.Cs sebagai dosen pembimbing yang
telah memberikan bimbingan dan arahan dalam penulisan laporan ini.
2. Dr. Erna Mulyati, ST.,MT. sebagai Ka.Prodi D4 Logistik Bisnis Politeknik
Pos Indonesia.
3. Dadan Hidayat selaku Supervisor Cargo Handling yang memberikan
ilmunya dan ikut serta berkontribusi dalam menyelesaikan laporan ini.
4. Kepada seluruh jajaran staf PT Cargo Garuda Indonesia Branch Bandung
yang telah berbagi ilmu dan pengalamannya. Terimakasih juga saya
ucapkan atas motivasi, bimbingan, bantuan, dan kesempatan untuk
menjadi rekan kerja.
5. Kepada kedua orang tua dan saudara tercinta atas doa dan dukungan dalam
bentuk apapun yang diberikan selama menempuh pendidikan.

iv
6. Kepada teman–teman D4 Logistik Bisnis 3F dan serta pihak yang tidak
bisa penulis sebutkan satu per satu yang telah mendukung untuk
menyelesaikan penulisan laporan internship I ini.
Penulis menyadari dengan segala keterbatasan, laporan internship I ini masih
banyak kekuranan. Oleh karena itu masukan dan saran yang sangat penulis
harapkan dari dosen dan pembaca, agar laporan ini menjadi lebih baik.

Bandung, 11 Januari 2020

Penulis

v
RINGKASAN
PT Cargo Garuda Indonesia Branch Bandung merupakan perusahaan yang
begerak dibidang jasa pengiriman kargo domestik maupun internasional melalui
udara. Berdirnya PT Cargo Garuda Indonesia Branch Bandung bertujuan untuk
mengirimkan barang sampai ke tujuan dengan aman, tepat waktu dan tidak terjadi
kerusakan.
Penulis melaksanakan program internship I di PT Cargo Garuda Indonesia
Branch Bandung dan ditempatkan dibagian Cargo Handling. Selama melakukan
Internship I penulis menemukan beberapa permasalahan yang terjadi seperti
Delay cargo dan Missing Cargo. Permasalahan ini berdampak pada finansial,
operasional perusahaan dan kepuasan konsumen terhadap PT Cargo Garuda
Indonesia Branch Bandung.
Permasalahan yang terjadi di perusahaan, penulis menyelesaikan
permasalahan yang ada dengan menggunakan metode DMAIC (Define, Measure,
Analyze, Improve dan Control). Ditahap define, penjelasan mengenai
permasalahan yang terjadi secara rinci dan faktor-faktor yang mendukung
terjadinya permasalahan tersebut. Tahap selanjutnya yaitu measure dimana tools
yang digunakan yaitu checksheet untuk mempermudah proses pengumpulan data
Tahapan analyze penulis menggunakan tools diagram pareto untuk mengentahui
urutan jumlah permasalahan dari yang paling banyak hingga paling sedikit terjadi
dalam bentuk grafik dan diagram fishbone untuk mengidentifikasi penyebab-
penyebab secara detail . Di tahapan terakhir yaitu improve penulis menggunakan
5W+1H yang dikembangkan dari diagram fishbone.

vi
DAFTAR ISI
HALAMAN PENGESAHAN .............................................................................. ii

PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK


KEPENTINGAN AKADEMIS ........................................................................... iii

KATA PENGANTAR ........................................................................................ iv

RINGKASAN ..................................................................................................... vi

DAFTAR ISI .................................................................................................... viii

DAFTAR TABEL ............................................................................................ viii

DAFTAR GAMBAR .......................................................................................... ix

DAFTAR LAMPIRAN ........................................................................................ x

BAB I PENDAHULUAN .............................................................................. I-1

1.1 Latar Belakang ............................................................................................ I-1

1.2 Waktu Internship I ...................................................................................... I-2

1.3 Tujuan dan Manfaat Internship I ................................................................. I-3

1.3.1 Tujuan Internship I ................................................................................... I-3

1.3.2 Manfaat Internship I ................................................................................. I-3

BAB II PROFIL PERUSAHAAN............................................................... II-1

2.1 Identitas Perusahaan ................................................................................... II-1

2.1.1 Sejarah Perusahaan.................................................................................. II-2

2.1.2 Visi dan Misi Perusahaan ........................................................................ II-3

2.2 Produk dan Jasa Perusahaan ....................................................................... II-3

2.3 Jaringan Perusahaan ................................................................................... II-9

2.4 Organisasi Perusahaan.............................................................................. II-11

2.5 Sistem Perusahaan.................................................................................... II-14

BAB III PELAKSANAAN INTERNSHIP I ................................................ III-1

vii
3.1 Ruang Lingkup Internship I ...................................................................... III-1

3.2 Proses Kerja Divisi Cargo Handling ......................................................... III-3

3.3 Analisis Proses Kerja ................................................................................ III-6

3.3.1 Define .................................................................................................... III-6

3.3.2 Measure ................................................................................................. III-8

3.3.3 Analyze ................................................................................................ III-11

3.3.4 Improve ................................................................................................ III-15

3.4 Rekomendasi Perbaikan .......................................................................... III-19

BAB IV PENUTUP .................................................................................... IV-1

4.1 Kesimpulan ............................................................................................... IV-I

4.2 Saran......................................................................................................... IV-I

DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................... xiii

DAFTAR ISTILAH .......................................................................................... xiii

LAMPIRAN ..................................................................................................... xvi

viii
DAFTAR TABEL
Tabel 1.1 Pelaksanaan Internship I .................................................................... I-3
Tabel 2.1 Daftar Agen-Agen yang Bekerja Sama Dengan PTCargo Garuda
Indonesia ....................................................................................................... II-10
Tabel 2. 2 Keterangan Simbol pada Flowmap ................................................ II-15
Tabel 3.1 Data Keterlambatan Pengiriman Barang pada bulan Oktober-Desember
2019................................................................................................................ III-7
Tabel 3.2 Checksheet permasalahan yang terjadi selama bulan Oktober-Desember
2019................................................................................................................ III-9
Tabel 3.3 Tabel Frekuensi ............................................................................. III-10
Tabel 3.4 Improve dengan Metode 5W+1H ................................................... III-16
Tabel 3.5 Rekomendasi Perbaikan Delay Cargo............................................ III-19

ix
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Logo Perusahaan PTCargo Garuda Indonesia ............................... II-1
Gambar 2.2 Pengiriman Port to Port ................................................................ II-4
Gambar 2.3 General Cargo .............................................................................. II-5
Gambar 2.4 Perishable Goods ......................................................................... II-7
Gambar 2.5 Pengiriman Live Animals .............................................................. II-8
Gambar 2.6 Pharmaceutical Goods.................................................................. II-8
Gambar 2.7 Pengiriman Jenazah ...................................................................... II-9
Gambar 2.8 Skema Jaringan Perusahaan ........................................................ II-10
Gambar 2.9 Struktur Organisasi ..................................................................... II-12
Gambar 2.10 Proses Bisnis............................................................................. II-15
Gambar 3.1 Proses Kerja Divisi Cargo Handling ............................................ III-4
Gambar 3. 2 Pesawat ATR 72-600 .................................................................. III-8
Gambar 3.3 Diagram Pareto .......................................................................... III-11
Gambar 3.4 Fishbone Delay Cargo ............................................................... III-13

x
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Logbook ......................................................................................... xvi
Lampiran 2 Surat Pernyataan Penerimaan Magang ........................................ xxviii
Lampiran 3 Surat Pernyataan Selesai Magang ................................................. xxix
Lampiran 4 Regulated Agent ............................................................................ xxx
Lampiran 5 X-Ray ............................................................................................ xxx
Lampiran 6 Tempat Penyimpanan Dangerous Goods di RA ........................... xxxi
Lampiran 7 Security Checked by RA............................................................... xxxi
Lampiran 8 Dokumen Serah Terima Kargo .................................................... xxxii
Lampiran 9 Consignment Security Declaration .............................................. xxxii
Lampiran 10 Penumpukkan Barang di Gudang ............................................. xxxiii
Lampiran 11 Tempat Dangerous Goods di Warehouse ................................. xxxiii
Lampiran 12 Shipper’s Declaration .............................................................. xxxiv
Lampiran 13 Shipper’s Certification for Live Animals.................................... xxxv
Lampiran 14 Pemberitahuan Tentang Isi (PTI) .............................................. xxxvi
Lampiran 15 Bukti Timbang Barang (BTB) ................................................. xxxvii
Lampiran 16 Manifest .................................................................................. xxxvii
Lampiran 17 Surat Muatan Udara (SMU) ................................................... xxxviii
Lampiran 18 Transkrip Wawancara .............................................................. xxxix
Lampiran 19 Validasi Wawancara ...................................................................... xli

xi
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pengangkutan memegang peranan vital, terutama dalam memperlancar arus
barang maupun jasa dalam suatu alur perekonomian masyarakat, nasional bahkan
global. Pengangkutan sebagai bagian dari sistem tata niaga, berperan untuk
memperlancar aliran suatu produk terutama dalam sistem perekonomian.
Sektor jasa menjadi pendorong pertumbuhan ekonomi sebesar 5,17% pada
tahun 2018 di Indonesia. Angka ini menjadi salah satu capaian tertinggi
pertumbuhan ekonomi sejak tahun 2014. Peningkatan ini dapat dilihat dari
meningkatnya kebutuhan masyarakat yang semakin tinggi. Semakin
berkembangnya era globalisasi pada saat ini mencerminkan suatu usaha yang
kompetitif. Dalam hal ini perusahaan berperan untuk berinovasi dan kreatif untuk
meningkatkan pelayanan sehingga konsumen merasa puas dengan pelayanan yang
diberikan oleh perusahaan.
Dalam hal ini peran PT Cargo Garuda Indonesia Branch Bandung ialah
menawarkan pengiriman barang ke dalam dan luar negeri. PT Cargo Garuda
Indonesia Branch Bandung memiliki tujuan yaitu barang yang dikirimkan sampai
ke tujuan dengan aman, tepat waktu dan tidak terjadi kerusakan. PT Cargo
Garuda Indonesia Branch Bandung melakukan perbaikan secara berkala dalam
peningkatan perbaikan layanan kepada konsumen. PT Cargo Garuda Indonesia
Branch Bandung bekerja sama dengan PT Ghita Avia Trans sebagai penyedia jasa
layanan pemeriksaan keamanan (screening) kargo dan PT Mitra Adira Utama
sebagai tempat penyimpanan sementara (warehouse) dalam pengiriman kargo
sebelum dimasukkan ke dalam compartment pesawat untuk dikirimkan ke tempat
tujuan.
Penulis melaksanakan kegiatan Internship I di PT Cargo Garuda Indonesia
Branch Bandung. Program Internship I atau dikenal sebagai praktik kerja
lapangan (PKL) ialah kegiatan mahasiswa untuk terjun langsung ke lapangan dan
mengetahui masalah nyata yang ada di perusahaan. Sehingga mahasiswa mampu
menerapkan teori yang diperoleh selama perkuliahan. Program Internship I sangat

I-1
dibutuhkan agar mahasiswa mendapatkan pengalaman kerja sebelum terjun di
dunia kerja nantinya.
Program Internship I bertujuan untuk mendorong mahasiswa supaya tidak
hanya memiliki kemampuan dalam teori namun juga dapat mempraktekkan
ilmunya secara langsung. Program Internship I dapat membantu mahasiswa dalam
memahami jurusan Logistik Bisnis dan dapat mengimplementasikan ilmu yang
telah dipelajari selama di Politeknik Pos Indonesia.
Dalam program Internship I ini, Politeknik Pos Indonesia memberikan
kewajiban serta memfasilitasi mahasiswanya agar dapat mencapai tujuan
Internship I yang maksimal. Program studi D-IV Logistik Bisnis, Politeknik Pos
Indonesia memberikan kesempatan kepada mahasiswa untuk melaksanakan
program Internship sebanyak 2 (dua) kali, lebih tepatnya pada semester V (lima)
dan semester VIII (delapan). Penulis melaksanakan program internship I antara
lain sebagai berikut:
Nama Perusahaan : PT Cargo Garuda Indonesia Branch Bandung.
Alamat : Jl. Abdul Rahman Saleh No. 62, Bandung, Jawa Barat.
Nomor Telepon : 022-6020859
Fax : 022-6020859
Email : garudacargo.bandung@gmail.com
Divisi Internship I : Cargo Handling
Pembimbing Lapangan: Dadan Hidayat
Jabatan : Supervisor Cargo Handling
NomorTelepon : 0813-1982-4043
E-mail : dadanhidayat839@gmail.com

1.2 Waktu Internship I


Penulis melaksakan kegiatan Internship I di PT Cargo Garuda Indonesia
Branch Bandung selama 3 bulansesuaidengankesepakatanantaraPT Cargo Garuda
Indonesia Branch Bandung dengan Politeknik Pos Indonesia. Internship I dimulai
dari tanggal 1 Oktober 2019 sampai dengan 20 Desember 2019. Prosedur hari
kerja dalam pelaksanaan Internship I di PT Cargo Garuda Indonesia Branch

I-2
Bandung adalah 1 (satu) minggu terdiri dari 5 (lima) hari kerja, dengan peraturan
jam kerja dapat dilihat pada tabel 1.1 sebagai berikut:
Tabel 1.1 Pelaksanaan Internship I
HARI JAM KETERANGAN
09.00 – 12.00 Bekerja
SENIN – JUMAT 12.00 – 13.00 Istirahat
13.00 – 17.00 Bekerja

1.3 Tujuan dan Manfaat Internship I


1.3.1 Tujuan Internship I
Tujuan dilaksanakannya kegiatan Internship I untuk mahasiswa Logistik
Bisnis yaitu untuk meningkatkan dan mempersiapkan diri mahasiswa dalam
memasuki dunia kerja. Adapun tujuan dilaksanakannya program Internship I ini
adalah sebagai berikut:
(1) Mengetahui tentang bagaimana alur proses pekerjaan di PT Cargo Garuda
Indonesia Branch Bandung.
(2) Mengetahui alur bisnis di PT Cargo Garuda Indonesia Branch Bandung.
(3) Mengaplikasikan kemampuan praktek yang telah penulis peroleh selama
perkuliahan.
(4) Meningkatkan kedisiplinan dan kemandirian mahasiswa melalui pemahaman
akan budaya kerja profesional yang menuntut kerja sama, ketepatan waktu,
kepemimpinan dan tanggung jawab.

1.3.2 Manfaat Internship I


Manfaat Internship I bagi mahasiswa, Politeknik Pos Indonesia dan
perusahaan adalah:
(1) Bagi Mahasiswa
Manfaat Internship I yang didapatkan bagi mahasiswa sebagai berikut:
a. Mendapatkan pengalaman tentang bagaimana cara bekerja secara disiplin,
sehingga dapat memahami mengenai keterkaitan ilmu dan mengatasi
permasalahan.

I-3
b. Mampu bekerja sama dengan baik sesuai dengan norma dan etika yang
berlaku di lingkungan tempat Internship I.
c. Mengimplementasikan teori yang didapat di perkuliahan dan di praktekan
di lapangan secara langsung untuk meningkatkan kemampuan mahasiswa.
d. Membangun relasi yang baik dengan karyawan PT Cargo Garuda
Indonesia Branch Bandung.
(2) Bagi Politeknik Pos Indonesia
Manfaat Internship I yang didapatkan bagi Politeknik Pos Indonesia sebagai
berikut:
a. Mengetahui sejauh mana kemampuan mahasiswa dalam
mengimplementasikan ilmu yang sudah didapat diperkuliahan dan
dijadikan evaluasi dibidang akademik untuk mengembangkan serta
meningkatkan mutu pendidikan.
b. Sebagai sarana memperluas hubungan kerja sama yang baik antara
perusahaan dengan Politeknik Pos Indonesia.
c. Mendapatkan umpan balik terhadap proses belajar mengajar yang pada
gilirannya akan meningkatkan kualitas mahasiswa jurusan Logistik Bisnis.
(3) Bagi Perusahaan
Manfaat Internship I yang didapatkan bagi perusahaan sebagai berikut:
a. Memperoleh informasi yang bermanfaat dan dapat dijadikan bahan
evaluasi oleh perusahaan dalam meningkatkan kinerja perusahaan.
b. Berpeluang untuk merekrut tenaga kerja potensial.
c. Adanya kerja sama yang terjalin antara dunia pendidikan dengan dunia
perusahaan.

I-4
BAB II
PROFIL PERUSAHAAN
2.1 Identitas Perusahaan
PT Cargo Garuda Indonesia Branch Bandung adalah perusahaan yang
bergerak dibidang jasa pengiriman kargo domestik maupun internasional. PT
Cargo Garuda Indonesia Branch Bandung ini memiliki 2 (dua) customer yaitu
customer yang langsung datang ke Cargo Servie Center (CSC) dan melalui agen
yang memakai jasa dari PT Cargo Garuda Indonesia Branch Bandung itu sendiri.
PT Cargo Garuda Indonesia Branch Bandung sangat memprioritaskan pelayanan
yang terbaik kepada pelanggannya. PT Cargo Garuda Indonesia Branch Bandung
terletak di Jl.Abdur Rahman Saleh No. 62, Bandung, Jawa Barat.
Berikut gambar 2.1 adalah logo perusahaan PT Cargo Garuda Indonesia
Branch Bandung yang digunakan sebagai suatu khas atau lambang bagi suatu
perusahaan. Logo perusahaan mengandung arti sebagai berikut:
(1) Kepala burung garuda melambangkan lambang negara Republik Indonesia.
(2) Lima bulu sayap melambangkan Pancasila.
(3) Warna biru melambangkan langit angkasa.

Gambar 2.1 Logo Perusahaan PT Cargo Garuda Indonesia


Sumber: PT Cargo Garuda Indonesia, 2019.

II-1
2.1.1 Sejarah Perusahaan
Garuda Indonesia telah terikat dalam bisnis sejak tahun 1949, karena terus
mengembangkan potensi baru pada tahun 1996. Divisi kargo diciptakan untu
klebih fokus pada bisnis kargo tumbuh. Tidak pernah berhenti mencari peluang
baru untuk Cargo Garuda Indonesia dengan pengalaman panjang dalam bisnis
akhirnya menjadi Strategic Business Unit (SBU) pada tahun 2002. PT Garuda
Indonesia terus mengembangkan armadanya dan telah masuk dalam jajaran 30
perusahaan maskapai terbesar di dunia pada awal tahun 2005, tim manajemen
baru mengelola perusahaan dan membuat rencana-rencana baru yang
diformulasikan untuk masa depan Garuda Indonesia. Kargo udara adalah segala
jenis barang yang akan dikirim atau diangkut dengan menggunakan pesawat
terbang yang telah dilengkapi dengan dokumen pengiriman barang seperti Surat
Muatan Udara (SMU) atau Airwaybill (AWB) serta dokumen pelengkap lainnya.
Kargo juga merupakan salah satu produk dari suatu airlines dan sekaligus sumber
pendapatan dari airlines. Kargo sangat penting bagi suatu airlines karena dapat
menambahkan pendapatannya selain dari sektor penumpang, hal itu mengingat
pangsa pasar yang cukup banyak dari setiap rute penerbangan. Oleh karena itu
kargo dapat menjadi alternative pendapatan bagi suatu airlines. Kargo adalah
barang muatan pesawat udara yang dilengkapi Surat Muatan Udara (SMU) atau
airwaybill termasuk bagasi yang dikirimmelalui prosedur pengiriman kargo.
Kargo Garuda Indonesia bertujuan untuk menjadi anak perusahaan yang dikelola
secara independen oleh Garuda Indonesia. Status baru ini diharapkan dapat
meningkatkan kompetensi perusahaan dalam memenuhi permintaan pasar untuk
angkutan udara. PT Cargo Garuda Indonesia mengakomodasi perluasan jaringan
dan peningkatan volume kargo, PT Cargo Garuda Indonesia akhirnya
mengoperasikan Cargo Service Center (CSC) untuk melayani rute domestik dan
regional. Garuda Indonesia di Bandung dikelola oleh seorangsupervisoryang
didirikansejaktanggal 15 Mei 2011 yang beralamat di Jl. Abdul Rahman Saleh
No, 62, Bandung, Jawa Barat.

II-2
2.1.2 Visi dan Misi Perusahaan
Visi:
Menjadi maskapai penerbangan yang handal dan menyediakan layanan
yang berkualitas serta dapat diandalkan untuk melayani pengiriman barang baik
domestik maupun mancanegara.
Misi:
(1) Sebagai pembawa bendera bangsa Indonesia kepada dunia untuk mendukung
pembangunan ekonomi nasional dengan memberikan layanan kargo udara
yang profesional dan menguntungkan.
(2) Melaksanakan usaha jasa angkutan udara yang memberikan kepuasan kepada
pengguna jasa melalui pengelolaan secara profesional dan didukung oleh
sumber daya manusia yang mempunyai kompetensi tinggi.
(3) Menghasilkan keuntungan dengan jaringan domestik yang kuat untuk terus
meningkatkan pangsa pasar domestik dan internasional bagi perusahaan.

2.2 Produk dan Jasa Perusahaan


PT Cargo Garuda Indonesia Branch Bandung merupakan perusahaan yang
bergerak dibidang jasa yang menawarkan pengiriman barang melalui udara
kepada customer. PT Cargo Garuda Indonesia Branch Bandung menawarkan
layanan yang terbaik kepada customer, berikut layanan-layanan yang dimiliki PT
Cargo Garuda Indonesia Branch Bandung:
(1) Pengiriman Airport to Airport
Layanan Cargo Airport to Airport merupakan layanan pengiriman barang dari
airport kota asal menuju airport kota tujuan. Customer dapat melakukan
pengiriman barang dan pengambilan barang di Cargo Service Center Garuda
Indonesia yang mana merupakan tempat pelayanan pengiriman barang dan
pusat informasi terkait layanan Cargo Garuda Indonesia.Berikut Alur Proses
Pengiriman Port to Port dapat dilihat pada gambar 2.2.

II-3
Gambar 2.2 Pengiriman Port to Port
Sumber: PT Cargo Garuda Indonesia, 2019.
(2) Shipment Premium
Layanan Shipment Permium merupakan kerja sama antara agen dengan PT
Cargo Garuda Indonesia yang nantinya pihak PT Cargo Garuda Indonesia
akan memprioritaskan Load Space ke agen dengan membayar deposit terlebih
dahulu kepada PT Cargo Garuda Indonesia. Setelah adanya kerja sama antara
PT Cargo Garuda Indonesia dengan agen, maka agen akan mengirimkan
barang sesuai load space yang telah diberikan oleh PT Cargo Garuda
Indonesia.
(3) Reguler
Pengiriman kargo yang menggunakan layanan regular tidak memiliki
pelayanan khusus, pengiriman dilakukan hanya melalui airport to airport
pengiriman regular terbagi menjadi beberapa bagian yaitu:
a. Regular General
Reguler General yaitu pengiriman kargo dari bandara ke bandara tujuan.
Layanan regular merupakan layanan eklusif pengiriman berbagai jenis
barang tanpa spesifikasi khusus ke semua rute penerbangan pesawat
Garuda Indonesia.
b. Priority Heavy
Priority Heavy yaitu pengiriman berupa dokumen. Adapun dari syarat
pengirimannya adalah:
1) Berat 50 Kg per dokumen/ 30 kg per bal.
2) Tanpa Reservasi.
3) Menjamin ketersediaan Tempat.
4) Batas akhir penerimaan barang 90 menit sebelum jadwal
keberangkatan.

II-4
5) Prioritas dalam pengiriman adalah kiriman harus sampai ke tempat
tujuan tepat waktu.
(4) Go Sinergy
Go Sinergy yaitu pengiriman kargo tepat waktu untuk layanan port to port
dengan penanganan khusus dari proses reservasi hingga diserahkan ke
penerima barang.
(5) Layanan Commodity
Layanan Commodity di PT Cargo Garuda Indonesia terbagi menjadi 2
klasifikasi kargo yaitu barang umum (General Cargo) dan barang khusus
(Special Cargo). Berikut macam-macam commodity yang PT Cargo Garuda
Indonesia tawarkan:
a. General Cargo
PT Cargo Garuda Indonesia melayani pengiriman barang umum atau
General Cargo, seperti produk fashion, tekstil, buku, mainan, spare parts
dan lain sebagainya. General Cargo dapat dikirim melalui Cargo Service
Center, Gerai Cargo maupun mobile aplikasi GO Express. Berikut Syarat
dan ketentuan pengiriman General Cargo:
1) Barang sudah dikemas dan siap angkut.
2) Memberikan informasi isi barang kiriman kepada petugas.
3) Mematuhi peraturan pengiriman barang PT Cargo Garuda Indonesia.
Berikut gambar 2.3 mengenai layanan pengiriman general cargo.

Gambar 2.3General Cargo


Sumber: PT Cargo Garuda Indonesia, 2019.

II-5
b. Special Cargo
Special Cargo merupakan kargo yang butuh penanganan khusus agar barang
aman sampai tujuan dan aman bagi keselamatan penerbangan, Special cargo
dapat diterima bila memenuhi persyaratan tertentu. Berikut Special Cargo
yang dilayani PT Cargo Garuda Indonesia:
a) Dangerous Goods
Dangerous Goods adalah benda atau zat yang beresiko membahayakan
kesehatan, keselamatan atau lingkungan, misalnya produk yang
mengandung zat yang berpotensi memicu ledakan atau kiriman barang
hasil industry kimia. Memahami regulasi dan proses pengiriman
Dangerous Goods sebelum mengirim dapat membantu meminimalisir
kejadian yang tidak diinginkan, seperti kerusakan barang hingga
kecelakaan penerbangan. Prosedur pengiriman barang kiriman berbahaya
(Dangerous Goods) ada hal-hal yang harus diperhatikan saat mengirim
barang berbahaya:
1) Penanganan kiriman Dangerous Goods hanya dilakukan oleh petugas
yang bersertifikat Dangerous Goods.
2) Label handling dan marking harus sesuai dengan barang kiriman
Dangerous Goods.
3) Pastikan dokumen Material Safety Data Sheets dan Shipper
declaration tersedia.
4) Pengemasan harus sesuai aturan pengiriman Dangerous Goods.
b) Perishable Goods.
Perishable Goods adalah komoditas yang rentan akan waktu, tempat dan
membutuhkan penanganan khusus, contohnya seperti ikan segar, daging
yang dibekukan, buah-buahan, sayuran, dan bunga/ tanaman. Di gudang
PT Cargo Garuda Indonesia, menangani kiriman perishable goods secara
khusus dengan menyediakan Cool Room yang dapat disesuaikan
temperaturnya dengan kondisi barang agar kiriman customer tetap segar
dan aman ketika sampai di tujuan. Syarat dan ketentuan pengiriman
perishable goods:

II-6
1) Dokumen kelengkapan harus lengkap (tergantung jenis komoditas apa
yang akan dikirim, perlu dokumen atau tidak).
2) Ketentuanpengemasanbarangkiriman.
3) Declare isikirimansesuaidenganberatbarangsebenarnya.
Berikut contoh gambar Perishable Goods yang dikirim melalui PT Cargo
Garuda Indonesia dapat dilihat pada gambar 2.4.

Gambar 2.4 Perishable Goods


Sumber: PT Cargo Garuda Indonesia, 2019
c. Live Animals
Kirim hewan atau binatang hidup (live animals) melalui udara dapat dilayani
PT Cargo Garuda Indonesia yang dapat membuat hewan kiriman tetap
nyaman di dalam pesawat hingga tiba di tujuan. Perhatikan hal-hal berikut
sebelum mengirim hewan atau binatang hidup:
1) Pastikan hewan dapat dikirim. Adapun spesies hewan yang tidak dapat
dikirim, antara lain ikan lumba-lumba dan ikan hiu.
2) Siapkan dokumen-dokumen yang menunjang.
3) Proses karantina hewan dilakukan oleh badan atau instansi resmi yang
memiliki wewenang untuk melakukan karantina.
4) Pengemasan pengiriman hewan harus sesuai standar yang berlaku.
5) Asuransi pengiriman.
Berikut contoh gambar Live Animals yang dikirim melalui PT Cargo Garuda
Indonesia dapat dilihat pada gambar 2.5.

II-7
Gambar 2.5 Pengiriman Live Animals
Sumber: PT Cargo Garuda Indonesia, 2019
d. Pharmaceutical Goods
PT Cargo Garuda Indonesia melayani pengiriman barang jenis obat-obatan.
Pharmaceutical goods merupakan barang kiriman berupa obat-obatan dan
alat kesehatan (healthcare). Barang jenis ini membutuhkan pengaturan suhu
dan penanganan yang optimal karena kondisinya yang sensitif. Kargo udara
menjadi solusi tepat untuk memenuhi kebutuhan pengiriman produk farmasi
dan kesehatan. PT Cargo Garuda Indonesia memiliki berbagai fasilitas
penunjang untuk menangani kiriman pharmaceutical bahkan dalam durasi
penerbangan panjang antara lain Cool room dan Container khusus dengan
temperatur yang terkontrol. Berikut contoh gambar Pharmaceutical goods
yang dikirim melalui PT Cargo Garuda Indonesia dapat dilihat pada gambar
2.6.

Gambar 2.6Pharmaceutical Goods


Sumber: PT Cargo Garuda Indonesia, 2019.
e. Valueable Goods
Valuable goods (barang berharga) seperti emas, bank notes, perhiasan dan
karya seni membutuhkan penanganan yang berstandar tinggi dan tingkat
keamanan yang terjamin. Adapun hal-hal yang harus diperhatikan saat
mengirim barang berbahaya:

II-8
a) Apakah barang valuable tersebut dapat dikirim.
b) Dokumen apa saja yang perlu dipersiapkan.
c) Standar packing pengiriman.
d) Penggunaan Asuransi (dianjurkan).
f. Human Remains
PT Cargo Garuda Indonesia menyediakan layanan pengiriman jenazah untuk
tujuan domestik dan internasional serta dapat terbang satu pesawat dengan
jenazah yang akan dikirim. Pengiriman jenazah PT Cargo Garuda Indonesia
memiliki prosedur yang harus dipenuhi oleh customer antara lain:
a) Bawa jenazah ke badan karantina untuk diperiksa.
b) Lengkapi dokumen (Surat keterangan kematian atau akta kematian dari
rumah sakit, surat keterangan jenazah telah diformalin dari rumah sakit,
fotocopy kartu identitas/ktp milik jenazah dan pendamping, surat izin
pengangkutan jenazah dari kantor kesehatan, surat pengantar dari
RT/RW dan surat dari kepolisian).
c) Jenazah dibawa ke Cargo Service Center 90 menit sebelum
keberangkatan.
Berikut contoh gambar Human Remains yang dikirim melalui PT Cargo
Garuda Indonesia dapat dilihat pada gambar 2.7.

Gambar 2.7 Pengiriman Jenazah


Sumber: PT Cargo Garuda Indonesia, 2019.
2.3 Jaringan Perusahaan
Jaringan perusahaan dapat diartikan sebagai sekumpulan aktivitas yang
terlibat dalam aktivitas bisnis perusahaan mulai dari sales mencari customer untuk
mengirimkan barang hingga selesai dan customer mendapatkan barang yang

II-9
dikirimkan di gudang. Berikutgambar 2.8 skema jaringan perusahaan PT Cargo
Garuda Indonesia Branch Bandung:

Customer Cargo Regulated Warehouse Customer


Sales Accounting
Pengirim Handling Agent Airport Penerima

Gambar 2.8 Skema Jaringan Perusahaan


Sumber: Hasil Pengolahan Data, 2019.
PT Cargo Garuda Indonesia Branch Bandung melayani pengiriman barang
melalui udara. Cargo Garuda Indonesia merupakan strategi Business Unit yang
dikelola oleh direktur niaga yang berperan dalam mengelola bisnis kargo.
Pengelolaan kargo PT Garuda Indonesia dilakukan dengan menciptakan sebuah
Cargo Service Center (CSC) yang bertujuan mempermudah konsumen maupun
agen yang bekerja sama dalam melakukan pengiriman barang.
Pengguna jasa dapat mengirimkan barang sesuai kebutuhan berdasarkan
waktu pengiriman, jenis barang kiriman ataupun dapat menggunakan jenis
layanan pengiriman. Berikut tabel 2.1 menunjukkan daftar agen yang bekerja
sama dengan PT Cargo Garuda Indonesia Branch Bandung.
Tabel 2.1 Daftar Agen-Agen yang Bekerja Sama Dengan PT Cargo Garuda Indonesia
NO NAMA ALAMAT
PT Indomontas Karya
1 Jl. Kebon Jati, Kb. Jeruk, Bandung
Mandiri
PT Dhiwantara Muda Express Jl. Pualam No. 8, Cijagra, BuahBatu,
2
(DMX) Logistic Bandung
PT Angkasa Bumi Nusantara Jl. Padjajaran Area parkir Bandara Husein
3
(ABN) Sastranegara
PT Gustian Graha Abadi Jl. Puskesmas Gg.Umayati Kp.Lio No 180
4
(GRAHA) Bandung
5 PT Herlyk Ekspress Jl. Pelajar Pejuang 45 No.23 Bandung
Jl. Padjajaran Area Parkir Bandara Husein
6 Swabuana Pratama (SBP)
Sastranegara
7 PT Vasindo Internasional Jl. Soekarno Hatta No. 447 Bandung
PT Dharma Bandar Mandala
8 Jl. Soekarno Hatta No 447
(DBM)
9 PT METRO TARA Jl. Abdulrahman Saleh
PT Suryagita Nusaraya (SN) Jl. Padjajaran Area Parkir Bandara Husein
10
INTERNASIONAL Sastranegara
Jalan Pilang Raya No. 392, Kedawung,
11 CSC CIREBON
Kabupaten Cirebon

II-10
Tabel 2.1 Daftar Agen-Agen yang Bekerja Sama Dengan PT Cargo Garuda Indonesia (Lanjutan)

NO NAMA ALAMAT
Jl. Batungunggal Indah II No 48,
12 CSC BATU NUNGGAL
Bandung
PT Suryagita Nusaraya (SN) Jl. Padjajaran Area Parkir Bandara Husein
13
DOMESTIK (AKN) Sastranegara
14 PT JNE AKN Jl. Soekarno Hatta No.452 Bandung
15 PT JOVIAL (AKN) Jl. Pejuang No. 10
PT MONANG SIANIPAR
Jl. Palasari No.37, Lkr. Sel., Kec.
16 ABADI / MSA KARGO
Lengkong, Kota Bandung
AKN
Jalan Terusan Alfathu Komplek, Jl. Al –
17 CSC KSO SOREANG Fathu Ruko Bale Sakanca No.B01,
Pamekaran, Kec. Soreang, Bandung
18 GERAI PAJAJARAN Jl. Pajajaran N0.156, Bandung
Sumber: Donna Christianti Suhendar, 2019.

2.4 Organisasi Perusahaan


Struktur organisasi ialah salah satu alat bantu manajemen agar dapat
dimengerti dan untuk menghindari salah pengertian antar bagian mengenai
wewenang dan tanggung jawab yang harus dilaksanakan. Pada umumnya suatu
organisasi dapat digambarkan oleh bentuk suatu bagi antar tentu, sehingga dalam
bagian tersebut akan terlihat tugas dan tanggung jawab serta kedudukan masing-
masing karyawan di dalam suatu organisasi.
Struktur organisasi terbentuk karena dipengaruhi aspek-aspek seperti
penyatuan visi dan misi serta memiliki tujuan yang sama. Secara umum, tujuan
organisasi ialah sebagai wadah untuk mencapai tujuan secara efektif dan efisien.
Berikut gambar 2.9 menunjukkan struktur organisasi PT Cargo Garuda Indoneisa.

II-11
Manager. Cargo Domisili
Area Jabodetabek, Jawa
Barat & Banten

Supervisor Cargo Supervisor


Sales & Services Operational Cargo
Jawa Barat Handling BDO

Admin Sales &


Acceptance Accounting
Marketing

Gambar 2.9 Struktur Organisasi PT Cargo Garuda Indoenesia Branch Bandung


Sumber: Triyanto, 2019.
Berdasarkan gambar 2.9 tugas dan tanggung jawab di Cargo Service
Center (CSC) Bandung ialah:
(1) Manager Cargo Domisili Area Jabodetabek, Jawa Barat dan Banten
Tugas dan tanggung jawab Manager Cargo Domisili Area Jabodetabek dan
Banten ialah mengontrol kegiatan pengiriman kargo untuk wilayah Jakarta,
Bogor, Depok, Tangerang, Bekasi, Jawa Barat dan Banten.
(2) Supervisor Sales Cargo Jawa Barat
Tugas dan tanggung jawab Supervisor Sales Cargo Jawa Barat ialah
mengontrol aktivitas penjualan kargo untuk wilayah Jawa Barat.
(3) Supervisor Cargo Handling Bandung
Tugas dan tanggung jawab Supervisor Cargo Handling adalah mengontrol
kegiatan pengiriman kargo untuk wilayah Bandung.
(4) Acceptance
Tugas dan tanggung jawab acceptance antara lain sebagai berikut:
a. Melakukan reservasi pengangkutan kargo GA melakukan system
skychain.
b. Melakukan cek fisik outer package.
c. Melakukan proses penanganan proses timbang, packaging dan labeling.
d. Melakukan verifikasi atas penjualan/airwaybill agen.

II-12
e. Mempersiapkan form Pemberitahuan Tentang Isi (PTI) dan Bukti
Timbang Barang (BTB) untuk diisi oleh customer.
f. Menimbang, mengukur volume dan dimensi kargo yang akan dikirim.
g. Menerbitkan AWB sesuai kargo yang akan dikirim dan sesuai dengan
ketentuan yang berlaku.
h. Memberitahukan kondisi special shipment ke unit Cargo Warehouse.
i. Memberikan layanan optimal bagi konsumen (direct shipper).
(5) Admin Sales & Marketing
Tugas dan tanggung jawab Admin Sales & Marketing sebagai berikut:
a. Melakukan proses administrasi yang berkaitan dengan agen/Cargo
Service Centerv (CSC).
b. Melakukan proses dokumentasi atas informasi bagi mitra GA Cargo dan
Internal GA.
c. Melakuan verifikasi atas penjualan/airwaybill agen.
d. Melakukan olah data laporan kinerja penjualan harian/mingguan/bulanan
Cargo Service Center (CSC) dan agen.
e. Monitoring atas tindak lanjut penanganan keluhan agen dan direct
shipper atas pelayanan operasional dan sistem.
f. Input Adhoc dan RSP Cargo pada sistem.
g. Melakukan proses transaksi uang masuk dari direct shipper.
h. Melakukan pelaporan dan pencatatan harian atas transaksi di Cargo
Service Center (CSC).
i. Mengawasi dan melakukan pelaporan petty cash.
j. Memberikan pelayanan optimal bagi konsumen (direct shipper).
(6) Accounting
Tugas dan tanggung jawab Accounting antara lain sebagai berikut:
a. Melakukan verifikasi Airwaybill (AWB).
b. Membuat rekap laporan penjualan agen per periode.
c. Membuat rekap laporan bulanan.
d. Melakukan pengentrian data penjualan Cargo Service Center (CSC) ke
System Application and Product in Data Processing (SAP).

II-13
e. Membuat laporan pencapaian target tonase agen yang memiliki kontrak
harga khusus.
f. Melakukan inputstock Airwaybill (AWB) agent dan Cargo Service
Center (CSC).
g. Melakukan clearing penjualan dan pembayaran agen di SAP.
h. Membuat rekap biaya Void agent.
i. Membuat laporan tagihan RA (Regulated Agent) via Bandung.
j. Mengawasi tagihan agen.
k. Melakukan issued place pada masing-masing agen.

2.5 Sistem Perusahaan


Dalam menjalankan suatu bisnis atau perusahaan perlunya menciptakan
sistem. Sistem inilah yang akan menjadikan perusahaan mempunyai siklus bisnis
yang tepat sehingga bisa menjadi sebuah bangunan bisnis yang kokoh. Sistem
bisnis bisa juga dikatakan sebagai sekelompok elemen yang menjadi satu kesatuan
untuk mencapai tujuan bisnisnya itu mendapatkan keuntungan. Gambar 2.10
menunjukkan flowmap proses bisnis PT Cargo Garuda Indonesia Branch
Bandung.

II-14
PROSES BISNIS PT CARGO GARUDA INDONESIA - BANDUNG
CARGO SERVICE REGULATED WAREHOUSE
SHIPPER AIRLINES CONSIGNEE
CENTER (CSC) AGENT (RA) AIRPORT

START ACCEPTANCE LOADING


CARGO
ACCEPTANCE CARGO KE
DITERIMA
PENGECEKKAN PESAWAT
CARGO DG/NON DG

MENGIRIMKAN PENGECEKKAN
KARGO SMU,CSD, MSDS,
DO, SHIP DEC FINISH
NON DG PEMERIKSAAN
SMU/AWB DAN NOTIFICATION
MSDS TO CAPTAIN
CARGO
DITIMBANG & PEMBUKAAN
PEMBERITAHUAN PENGUKURAN SEGEL DI LINI 1
TENTANG ISI (PTI) DIMENSI & UNLOADING
DG CARGO
DARI TRUCK
DIKIRIM
UNLOADING SESUAI
BARANG BANDARA
DARI TRUCK PENGECEKKAN TUJUAN
SHIP MERESERVASI LABEL BARANG
DECLARATION, CARGO & PACKAGING
MATERIAL SAFETY
DATA SHEET CARGO TIBA
(MSDS) DAN SESUAI
CHECK UN SERAH TERIMA BANDARA
CARGO
PACKAGING BARANG TUJUAN
DITIMBANG
SURAT MUATAN
UDARA (SMU)/
AIRWAYBILL CARGO
(AWB) MENERBITKAN
DIKIRIM KE
BUKTI TIMBANG
GUDANG
CARGO BARANG (BTB)
BANDARA
DITIMBANG

PENYIMPANAN
PEMBERIAN
CARGO
LABEL SESUAI DILAKUKAN
SESUAI
DESTINASI BREAKDOWN
DESTINASI
SCREENING X-
RAY

PEMBUATAN
PRE-MANIFEST NOTIF ON ARRIVAL
YA TO CUSTOMER
TIDAK
MENGIRIMKAN
CARGO CARGO
SECURITY
DECLARATION PREPARE
(CSD) CARGO KE
GEROBAK

LOADING PEMBUATAN
KE MANIFEST
TRUCK

SERAH TERIMA
DELIVERY BARANG &
ORDER DOKUMEN
DENGAN GROUND
HANDLING

MENGIRIMKAN
CARGO

Gambar 2.10 Proses Bisnis PTCargo Garuda Indonesia Branch Bandung


Berikut keterangan simbol-simbol flowmap pada proses bisnis:
Tabel 2. 2 Keterangan Simbol pada Flowmap
SIMBOL NAMA FUNGSI
Simbol yang digunakan untuk
Terminator Symbol permulaan (start) atau akhir
(stop) dari suatu kegiatan.
Simbol yang digunakan untuk
Connector Tool menghubungkan simbol satu
dengan yang lain.

II-15
Tabel 2.2 KeteranganSimbol pada Flowmap (Lanjutan)

SIMBOL NAMA FUNGSI


Simbol pengolahan yang
Processing Symbol
dilakukan oleh komputer.

Simbol pemilihan proses


Decision Symbol
berdasarkan kondisi yang ada.

Simbol yang menyatakan input


berasal dari dokumen dalam
Document Symbol
bentuk kertas/output dicetak ke
kertas.
Simbol yang menunjukkan
Manual Operation
pengolahan yang dilakukan tidak
Symbol
menggunakan komputer.
Keterangan:
DG : Dangerous Goods. AWB : Airwaybill.
PTI : Pemberitahuan Tentang Isi. CSD :Consignment
MSDS : Material Safety Data Sheets. Security Declaration.
SMU : Surat Muat Udara. BTB : Bukti Timbang Barang.
Penjelasan dari tabel 2.2 terkait proses bisnis dari PT Cargo Garuda Indonesia
Branch Bandung antara lain sebagai berikut:
(1) Shipper
Shipper memiliki peran sebagai berikut:
a. Shipper mengantarkan barang yang akan dikirim ke kantor Cargo Service
Center (CSC) Garuda Indonesia.
b. Shipper mengisi Pemberitahuan Tentang Isi (PTI) terkait barang yang
akan dikirimkan.
c. Apabila barang tersebut mengandung Dangerous Goods (DG) maka
Shipper membuat Ship Deck, Material Safety Data Sheet (MSDS), dan
Check UN Packaging.

II-16
(2) Cargo Service Center (CSC)
Cargo Service Center (CSC) memiliki peran sebagai berikut:
a. Acceptance melakukan pengecekan barang yang Dangerous Goods (DG)
atau Non Dangerous Goods (Non DG). Jika barang itu tidak mengandung
unsur Dangerous Goods (DG) dilanjutkan ke proses berikutnya, apabila
barang tersebut mengandung unsur Dangerous Goods (DG), shipper
harus membuat Ship Dec, Material Safety Data Sheet (MSDS), dan
Check UN Packaging.
b. Acceptance melakukan penimbangan kargo dan selanjutnya mengukur
dimensi barang.
c. Jika Pemberitahuan Tentang Isi (PTI) telah diisi oleh shipper kemudian
acceptance mereservasi barang yang akan dikirim tersebut.
d. Acceptance lalu membuat airwaybill/Surat Muatan Udara (SMU).
e. Barang diberikan label sesuai dengan kota tujuan.
f. Barang yang telah diberi label kemudian diangkut ke Regulated Agent
(RA).
(3) Regulated Agent (RA)
Regulated Agent (RA) memiliki peran sebagai berikut:
a. Dilakukan Acceptance kargo dari Cargo Service Center (CSC).
b. Petugas melakukan pemeriksaan terhadap barang dan dokumen berupa
airwaybill/Surat Muatan Udara (SMU) dan Material Safety Data Sheets
(MSDS) dari Cargo Service Center (CSC).
c. Dilakukan proses unloading barangdari truk ke pallet.
d. Setelah itu membuat Serah Terima Barang (STB).
e. Lalu cargo ditimbang kembali untuk memastikan berat yang tertera
sesuai di dokumen.
f. Barang yang telah ditimbang lalu dimasukkan ke x-ray apabila berhasil
maka Consignment Security Declaration (CSD) akan terbit, apabila tidak
lolos dalam x-ray maka dikembalikan kembali ke Cargo Service Center
(CSC).
g. Lalu barang yang telah lolos x-ray langsung di loading ke truk.

II-17
h. Kemudian Regulated Agent akan membuat Issued Delivery Order (DO).
i. Setelah mendapatkan bukti layak kirim kemudian barang diangkut ke
gudang bandara dengan menggunakan truk.
(4) Warehouse Airport
Warehouse Airport memiliki peran sebagai berikut:
a. Melakukan penerimaan barang dari Regulated Agent (RA).
b. Melakukan pengecekkan barang sesuai dokumen seperti Surat Muatan
Udara (SMU), Consignment Security Declaration (CSD) dan Material
Safety Data Sheets (MSDS) yang datang dari Regulated Agent (RA).
c. Setelah itu melakukan pembukaan segel di lini 1 dan unloading barang
dari truk.
d. Melakukan pengecekkan label barang dan packaging.
e. Barang ditimbang sebagai tahap final actual weight.
f. Staff melakukan penerbitan Bukti Timbang Barang (BTB), dan barang
yang telah ditimbang kemudian dilakukan penimbunan/penyimpanan
sementara dan di letakkan sesuai dengan destinasi.
g. Staff akan membuatkan pra-manifest untuk barang yang akan dikirimkan
tersebut sesuai dengan destinasi tujuan.
h. Pendataan barang yang akan dikirim sesuai dengan manifest yang telah
diterbitkan, dan team porter akan melakukan prepare memasukkan ke
dalam gerobak untuk diangkut ke pesawat.
i. Admin melakukan pembuatan manifest.
j. Kemudian admin melakukan serah terima barang dan dokumen dengan
pihak ground handling.
k. Lalu kargo melakukan loading ke pesawat.
(5) Airlines
Airlines memiliki peran sebagai berikut:
a. Barang yang telah dimasukkan ke bagasi pesawat kemudian dikirim.
b. Melakukan Notification to Captain Pilot (Notoc)
c. Ketika kargo tiba di bandara tujuan lalu diterima oleh pihak airlines
bandara tujuan.

II-18
d. Melakukan breakdown dan Notif on Arrival to Customer.
(6) Consignee
Consignee memiliki peran sebagai penerima barang atau mengambil barang
di gudang bandara tujuan dan proses selesai.

II-19
BAB III
PELAKSANAAN INTERNSHIP I
3.1 Ruang Lingkup Internship I
Ruang lingkup penulis selama melakukan kegiatan Internship I di PT Cargo
Garuda Indonesia Branch Bandung ialah dibagian cargo handling. Divisi cargo
handling adalah bagian penanganan kargo sebelum ke tahap Regulated Agent,
Warehouse Airport, dan Airlines. Beberapa kegiatan yang berlangsung sebagai
berikut:
(1) Pengenalan lingkungan kerja dan pengenalan terhadap job description
Pada hari pertama penulis diberikan gambaran tentang proses bisnis, profil
perusahaan dan pelayanan yang diberikan perusahaan untuk customer di PT
Cargo Garuda Indonesia Branch Bandung. Pembimbing lapangan
memaparkan secara terperinci kegiatan yang akan dilakukan selama 3 (tiga)
bulan kedepan mengenai divisi yang akan ditempatkan yaitu divisi cargo
handling dan penjelasan mengenai berbagai file dan dokumen yang akan
penulis temui selama pelaksanaan program internship I.
(2) Melakukan proses reservasi cargo
Sebelum melakukan reservasi untuk kargo, pihak airlines akan memberitahu
perkiraan space yang tersedia dalam compartment pesawat ke divisi cargo
handling. Setelah itu divisi cargo handling menghitung load space yang akan
ditawarkan kepada customer. Setelah menghitung perkiraan load space yang
akan ditawarkan kepada customer, maka tahap reservasi bisa dilakukan.
Reservasi kargo dilakukan pada sistem dengan memasukkan data yang sesuai
tertera di Pemberitahuan Tentang Isi (PTI) yang diisi oleh customer. Setelah
data sudah masuk dalam sistem maka tarif kargo akan muncul secara otomatis
lalu akan tersedia juga nomor penerbangan. Setelah reservasi kargo selesai
maka Surat Muatan Udara (SMU) diterbitkan.
(3) Repacking dan member label sesuai bandara tujuan
Setelah tahap reservasi selesai maka dilakukan re-packing barang sesuai
dengan karakteristik barang tersebut, supaya barang tetap aman terlindungi
dari goresan dan guncangan sehingga resiko barang rusak pada saat

III-1
pengiriman dapat diminimalisir. Sesudah dilakukan re-packing pada barang
maka diberikan label supaya menginformasikan karakteristik dari barang
tersebut seperti bandara tujuan, label dangerous goods, surat karantina,
nomor penerbangan maskapai, label peletakkan barang dan lain-lain.
(4) Kunjungan ke Regulated Agent
Penulis diberikan kesempatan mengunjungi regulated agent untuk
mengetahui proses pemeriksaan terhadap kargo demi menjaga keselamatan
penerbangan atau agar tidak membawa barang-barang atau kargo yang dapat
membahanyakan keselamatan penerbangan, prosedur pemeriksaan kargo
yaitu sebagai berikut:
a. Kargo diperiksa melalui mesin X-ray kargo.
b. Setiap barang diberi jarak satu dengan yang lain.
c. Barang tidak boleh ditumpuk atau tidak tumpang tindih.
d. Terhadap kargo yang berupa senjata, explosive atau barang berbahaya
harus dilakukan penenganan sesuai ketentuan.
e. Kargo yang telah dilakukan pemeriksaan keamanan diberi label
pemeriksaan keamanan (Security Check Label).
f. Setelah dilakukan pemeriksaan dengan mesin X-ray kargo harus dilakukan
pemeriksaan secara acak (random) 10 persen untuk mendeteksi bahan
peledak dengan menggunakan detektor pelacak peledak.
g. Kargo yang telah dilakukan pemeriksaan keamanan harus dijaga tingkat
keamanannya dan ditempatkan di tempat penempatan sementara.
h. Apabila kargo tersebut lolos pemeriksaan maka Regulated Agent akan
menerbitkan dokumen Cargo Security Declaration (CSD) dan apabila
kargo tersebut berunsur Dangerous Goods maka diterbitkan juga Material
Safety Data Sheets (MSDS).
(5) Memaparkan Special Cargo beserta penanganannya.
Pembimbing Lapangan memaparkan hal-hal yang berkaitan dengan Special
Cargo. Special Cargo yang pertama adalah dangerous goods atau benda yang
beresiko membahayakan dimana untuk penanganan dangerous goods hanya
dilakukan oleh petugas yang memiliki sertifikat dangerous goods, memahami

III-2
regulasi dan proses pengiriman dangerous goods agar membantu
meminimalisir resiko yang tidak diinginkan. Special Cargo yang kedua yaitu
perishable goods dimana komoditas yang membutuhkan penanganan khusus
karena rentan waktu seperti daging, buah-buahan, sayur-sayuran, dan
sebagainya yang membutuhkan cool room. Special Cargo lainnya seperti
pharmaceutical goods berupa obat-obatan dan alat kesehatan yang
membutuhkan pengaturan suhu dan penanganan yang optimal dikarenakan
kondisi kargo yang sensitif.
(6) Kunjungan ke Warehouse Airport
Apabila proses pemeriksaan barang telah selesai maka barang dikirimkan ke
warehouse airport, ketika barang sudah tiba di warehouse airport
kelengkapan dokumen seperti Certificate Safety Declare (CSD), Material
Safety Data Sheets (MSDS), Surat Muatan Udara (SMU) barang akan
ditimbang setelah itu diletakkan sesuai maskapai dan destinasi sebelum
diangkut ke compartment pesawat.

3.2 Proses Kerja Divisi Cargo Handling


Proses kerja yaitu kumpulan aktivitas dalam sebuah pekerjaan yang susunan
aktivitas yang saling berkaitan dalam suatu kegiatan yang pada proses
penyelesaian kerjanya dan proses organisasi dalam mengevaluasi pelaksanaan
kerja karyawan. Cargo Handling disebut dengan kegiatan pelayanan terhadap
kargo yang melalui bandara udara. Alur ini bertujuan untuk mengarahkan proses
kerja yang sesuai dengan ketentuan perusahaan agar lebih efektif dan efisien. PT
Cargo Garuda Indonesia Branch Bandung memiliki prosedur proses kerja disetiap
divisinya termasuk dibagian cargo handling. Berikut proses kerja dibagian cargo
handling yang dapat dilihat pada gambar 3.1

III-3
PROSES KERJA DIVISI CARGO HANDLING DI PT CARGO GARUDA INDONESIA

REGULATED AGENT
SHIPPER DIVISI CARGO HANDLING
(RA)

START

MENGHITUNG
LOAD SPACE

PEMBERITAHUAN
MENGIRIMKAN
LOAD SPACE
BARANG
KEPADA AGEN

PENGECEKKAN
PEMBERITAHUAN CARGO DG/
TENTANG ISI (PTI) NON DG

DG NON DG

CARGO
SHIP DITIMBANG &
DECLARATION, PENGUKURAN
MATERIAL SAFETY DIMENSI
DATA SHEET
(MSDS) DAN
CHECK UN
PACKAGING
MERESERVASI
CARGO

SURAT MUATAN
UDARA (SMU)/
AIRWAYBILL (AWB)

PEMBERIAN LABEL
SESUAI DESTINASI
& REPACKING
BARANG

MENGIRIMKAN
SCREENING X-
KARGO KE
RAY
REGULATED AGENT

BARANG
TIDAK
DIKEMBALIKAN YA

LAPORAN MENGIRIMKAN
AWB PER KARGO KE
HARI WAREHOUSE

FINISH

Gambar 3.1 Proses Kerja Divisi Cargo Handling

III-4
Merujuk pada gambar 3.1 proses kerja divisi cargo handling yaitu:
a. Menghitung load space untuk memperkirakan space yang
bisadimuatpenerbangan.
b. Memberitahukan load space yang tersedia pada agen untuk ditawarkan
kepada customer.
c. Shipper mengirimkan barang ke Cargo Service Center (CSC).
d. Shipper mengisi dengan detail Pemberitahuan Tentang Isi (PTI) mengenai
kargo yang akan dikirimkan.
e. Acceptance mengecek barang shipper yang akan dikirimkan, apakah
mengandung Dangerous Goods (DG) atau Non Dangerous Goods (DG),
apabila berunsur Dangerous Goods (DG) maka shipper harus mengisi
dokumen Material Safety Data Sheets (MSDS), Ship Declaration dan Check
UN Packaging. Shipper harus menjelaskan cargo tersebut dengan sangat
detail di Pemberitahuan Tentang Isi (PTI).
f. Kargo ditimbang dan dilakukan pengukuran dimensi.
g. Reservasi kargo dilakukan pada sistem dengan memasukkan data yang sesuai
tertera di Pemberitahuan Tentang Isi (PTI) yang telah diisi oleh shipper.
Setelah data sudah masuk dalam sistem maka tarif kargo muncul secara
otomatis dan tersedia juga nomor penerbangan.
h. Diterbitkannya Surat Muat Udara (SMU) atau airwaybill.
i. Dilakukan repacking supaya lebih aman dan terhindar dari goncangan dan
gesekan, serta pemberian label bandara tujuan dan label yang sesuai dengan
karakteristik barang tersebut misalnya berunsur Dangerous Goods (DG)
maka diberi label sesuai kelasnya, begitupun special cargo seperti tumbuhan
maka perlunya surat karantina.
j. Kargo dikirimkan ke Regulated Agent untuk diperiksa keamanan, apabila
lolos x-ray maka bisa lanjut ketahap selanjutnya apabila tidak lolos x-ray
maka kargo dikembalikan ke Shipper.
k. Membuat laporan penjualan domestik/laporan airwaybill cargo service center
per hari.

III-5
3.3 Analisis Proses Kerja
Pada tahapan ini menjelaskan tentang analisis dan pembahasan
permasalahan pada PT Cargo Garuda Indonesia Branch Bandung. Analisis dan
pembahasan dilakukan dari hasil pengolahan data menggunakan metode DMAIC
(Define, Measure, Analyze, Improve, Control). Analisis dan pembahasan
dilakukan untuk mengetahui peranan metode ini dalam memberikan jawaban dan
solusi permasalahan yang ada. Berikut adalah penjelasan dari metodologi
DMAIC:
1. Define, menentukan tujuan proyek dan ekspektasi pelanggan.
2. Measure, mengukur proses untuk dapat menentukan kinerja sekarang atau
sebelum mengalami perbaikan.
3. Analyze, menganalisa dan menentukan akar permasalahan dari suatu cacat
atau kegagalan.
4. Improve, memperbaiki proses mengilangkan atau mengurangi jumlah cacat
atau kegagalan.
5. Control, mengawasi kinerja proses yang akan datang setelah mengalami
perbaikan.
Bagi perusahaan, analisis dan pembahasan ini dapat dijadikan sebagai
dasar pengambilan keputusan dalam memperbaiki proses jasa pengiriman guna
mengurangi kejadian yang terjadi serta memberikan solusi-solusi perbaikan mutu
pengiriman.

3.3.1 Define
Dalam menjalankan kegiatan yang ada pada suatu perusahaan, tidak
dipungkiri bahwa perusahaan mengalami beberapa masalah dan tidak sesuai
dengan harapan. Hal ini juga terjadi pada PT Cargo Garuda Indonesia Branch
Bandung yang mengalami berbagai permasalahan yang dapat mempengaruhi
kelancaran aktivitasnya. Maka dari itu pada bagian Cargo Handling, penulis akan
melakukan analisis dari kesalahan proses kerja di PT Cargo Garuda Indonesia
Branch Bandung.

III-6
Berdasarkan hasil pengamatan langsung di lapangan, kendala yang ada
pada bagian Cargo Handling yaitu keterlambatan pengiriman kargo. Pengertian
keterlambatan atau penundaan (delay) menurut Ervianto (2004) adalah sebagian
waktu pelaksanaan yang tidak dapat dimanfaatkan sesuai dengan rencana kegiatan
sehingga menyebabkan satu atau beberapa kegiatan mengikuti menjadi tertunda
atau tidak diselesaikan tepat sesuai jadwal yang telah direncanakan. Dampak dari
keterlambatan yaitu proses penanganan barang menjadi terlambat dan akan
mempengaruhi kinerja pada bagian lain. Barang dikatakan terlambat pada
pengiriman kargo melebihi waktu yang telah ditentukan, misalkan estimasi
pengiriman kargo dari Bandung ke Surabaya 1-2 hari dan pada barang tersebut
belum sampai ke konsumen di hari ke 3 maka barang tersebut dinyatakan
terlambat. Adapun jenis-jenis keterlambatan pada PT Cargo Garuda Indonesia
Branch Bandung yaitu Delay Cargo dan Missing Cargo. Adapun dampak dari
keterlambatan pengiriman barang ini yaitu biaya penumpukkan di gudang
bertambah, berpengaruh pada pengiriman selanjutnya. Berikut tabel 3.1 mengenai
data keterlambatan pengiriman pada bulan Oktober hingga Desember 2019.
Tabel 3.1 Data Keterlambatan Pengiriman Barang pada bulan Oktober-Desember 2019

Jenis Keterlambatan
Bulan Total
Delay Cargo Missing Cargo

Oktober 2019 20 7 27
November 2019 32 10 63
Desember 2019 12 5 17
Total 64 22
Sumber: Hasil analisis, 2019.
Untuk mencari penyebab masalah keterlambatan, maka dalam hal ini
melakukan wawancara dan diskusi dengan Supervisor Cargo Handling selaku
pembimbing lapangan, adapun beberapa penyebab jenis-jenis keterlambatan dapat
dilihat sebagai berikut:

III-7
(1) Delay Cargo
Keterlambatan jenis Delay Cargo adalah jenis kejadian dimana barang yang
datang tidak sesuai dengan waktu yang telah dijadwalkan. Kejadian ini
disebabkan oleh terbatasnya ketersediaan armada di Bandara Husein
Sastranegara dan jenis pesawat yang digunakan pesawat Garuda ATR 72-600
selain itu prediksi terhadap load space tidak menentu. Berikut gambar 3.2
mengenai pesawat ATR 72-600.

Gambar 3. 2 Pesawat ATR 72-600

Sumber: PT Cargo Garuda Indonesia, 2019.


(2) Missing Cargo
Jenis keterlambatan terakhir yaitu missing cargo yaitu dimana barang yang
ditumpuk pada saat pengiriman hilang. Kejadian missing cargo dikarenakan
barang terlalu lama ditumpuk dan peletakkan kargo di gudang hanya sesuai
maskapai, peletakkan kargo yang hanya sesuai maskapai ini yang menjadi
faktor kehilangankargo sebab tempat penumpukkan tidak ada sekat antara
maskapai satu dengan lainnya dan jarak antar maskapai saling berdekatan.

3.3.2 Measure
Tahapan inimerupakan langkah kedua yang bertujuan untuk mengetahui
proses yang sedang terjadi di PT Cargo Garuda Indonesia Branch Bandung. Pada
tahap ini dilakukan pengumpulan data sebelum dilakukan perbaikan, pembuatan
checksheet dan tabel frekuensi untuk mengetahui penyebab masalah yang
sebenarnya.
Sebuah lembar periksa (checksheet) adalah suatu formulir yang dirancang
untuk mencatat data. Dalam banyak kasus, pencatatan dilakukan sehingga saat

III-8
data diambil, polanya dapat dilihat dengan mudah. Setelah memperoleh data dari
jumlah keterlambatan, maka langkah selanjutnya yaitu membuat checksheet atau
lembar pemeriksaan guna memastikan jenis-jenis keterlambatan pengiriman kargo
di PT Cargo Garuda Indonesia Branch Bandung pada bulan Oktober 2019 sampai
dengan Desember 2019. Checksheet dari keterlambatan dan kerusakan barang
yang terjadi pada proses pengiriman dapat dilihat pada Tabel 3.2.
Tabel 3.2Checksheet permasalahan yang terjadi selama bulan Oktober-Desember 2019
Bulan
Permasalahan Total
Oktober November Desember
|||| |||| |||| ||||
Delay Cargo |||| |||| |||| |||| |||| |||| || 64
|||| |||| ||
Missing Cargo |||| || |||| |||| |||| 22
Sumber: Hasil Analisis, 2019.
Berdasarkan tabel 3.2 dapat dilihat permasalahan keterlambatan pengiriman
kargo berdasarkan jenis-jenisnya, untuk permasalahan delay cargo pada periode
oktober hingga desember sejumlah 64 kali, pada bulan November terjadi Delay
Cargo yang sangat tinggi sejumlah 32. Permasalahan terakhir yaitu Missing
Cargo yang memilik total 22 pada periode oktober hingga desember, bulan
november menjadi frekuensi tertinggi sejumlah 9 kali. Merujuk pada tabel 3.3
disimpulkan bahwa permasalahan yang paling tinggi yaitu delay cargo yang
berjumlah 32 dibulan November.
Masalah Delay cargo memiliki dampak pada finansial dan berpengaruh
pengiriman kargo selanjutnya. Pada sisi finansial, keterlambatan ini menimbulkan
biaya sewa gudang bertambah dikarenakan barang tersebut terhambat proses
pengeluarannya dari gudang airlines dan pada sisi pengiriman kargo selanjutnya
menimbulkan pengiriman yang tidak berjalan lancar, menimbulkan penambahan
waktu proses dari yang seharusnya. Dampak lain bagi PT Cargo Garuda
Indonesia Branch Bandung ialah kepuasan pelanggan. Dari sisi pelayanan,
customer merasa kurang puas atas jasa yang dibeli kepada PT Cargo Garuda
Indonesia Branch Bandung.

III-9
Setelah mengetahui jenis mana yang menjadi faktor terbesar pada
keterlambatan maka langkah selanjutnya menghitung presentase dari setiap
keterlambatan mulai dari presentase terbesar sampai dengan terkecil:
a. Delay Cargo
Untuk mengetahui presentase keterlambatan Delay cargo sebagai berikut:
64
= × 100%
86
= 0,7441 × 100%
= 74,41%
b. Missing Cargo
Untuk mengetahui presentase Missing Cargo terlambat sebagai berikut:
22
= × 100%
86
= 0,2558 × 100%
= 25,581%
Tahapan selanjutnya yaitu membuat tabel Frekuensi. Tabel Frekuensi
berfungsi untuk menunjukkan persentase dari tiap penyebab terjadinya masalah.
Berikut tabel frekuensi dapat dilihat pada tabel 3.3.
Tabel 3.3 Tabel Frekuensi
PRESENTASE
Permasalahan FREKUENSI AKUMULASI PRESENTASE
AKUMULATIF
Delayed Cargo 64 64 74% 74%
Missing Cargo 22 86 26% 100%
TOTAL 86

Berdasarkan penjelasan tabel frekuensi diatas maka langkah selanjutnya


membuat diagram pareto untuk jenis-jenis keterlambatan yang terjadi dimulai dari
bulan Oktober hingga Desember 2019. Berikut gambar 3.3 diagram pareto dari
setiap keterlambatan:

III-10
70 100%
90%
60
80%
50 70%

40 60%
50%
30 40%
20 30%
20%
10
10%
0 0%
Delayed Cargo Missing Cargo

FREKUENSI PRESENTASE AKUMULATIF

Gambar 3.3 Diagram Pareto keterlambatan periode Oktober sampai Desember 2019
Menurut Besterfield (2009:78), Diagram pareto ini merupakan suatu
gambaran yang mengurutkan klasifikasi data dari kiri ke kanan menurut urutan
ranking tertinggi hingga terendah. Hal ini dapat membantu menemukan
permasalah yang paling penting untuk segera diselesaikan (ranking tertinggi)
sampai dengan masalah yang tidak harus segera diselesaikan (ranking terendah)
diagram pareto juga dapat mengidentifikasikan masalah yang paling penting yang
mempengaruhi usaha perbaikan kualitas.
Berdasarkan gambar 3.3 dapat dilihat bahwa penyebab utama keterlambatan
yang terjadi di PT Cargo Garuda Indonesia Branch Bandung pada periode
Oktober hingga Desember 2019 ialah delay cargo, dengan jumlah presentase
sebesar 74,41%.Mengetahui permasalahan yang paling banyak terjadi maka
perusahaan harus lebih memperhatikan permasalahan dan menyelesaikan masalah
terutama pada permasalahan Delay Cargo.

3.3.3 Analyze
Dalam melakukan analisis suatu masalah, terdapat beberapa tools atau
metode (statistik) yang dapat digunakan. Dalam hal ini, penulis memilih Diagram
Tulang Ikan atau Diagram Sebab Akibat sebagai tools untuk melakukan analisis
permasalahan yang terjadi di PT Cargo Garuda Indonesia Branch Bandung.

III-11
Diagram fishbone merupakan suatu alat visual untuk mengidentifikasi,
mengeksplorasi, dan secara grafik menggambarkan secara detail semua penyebab
yang berhubungan dengan suatu permasalahan. Menurut Scarvada (2004), konsep
dasar dari diagram fishbone adalah permasalahan mendasar diletakkan pada
bagian kanan dari diagram atau pada bagian kepala dari kerangka tulang ikannya.
Penyebab permasalahan digambarkan pada sirip dan durinya.
Pencarian faktor-faktor penyebab terjadinya penyimpangan kualitas hasil
kerja, maka orang akan selalu mendapatkan bahwa ada 5 (lima) faktor penyebab
utama yang signifikan yang perlu diperhatikan, yaitu:
1. Man (orang) adalah semua orang yang terlibat dari sebuah proses.
2. Method (metode) adalah bagaimana proses dilakukan kebutuhan yang
spesifik dari proses itu, seperti prosedur, peraturan dll.
3. Material (material) adalah semua material yang diperlukan untuk
menjalankan proses seperti bahan dasar, pena, kertas dll.
4. Milieu (lingkungan) adalah kondisi di sekitar tempat kerja, seperti suhu
udara, tingkat kebisingan.
Akar permasalahan dari delay cargo dapat diketahui dengan diagram fishbone.
Delay cargo adalah salah satu jenis keterlambatan yang memiliki frekuensi
tertinggi yaitu sebesar 45,71% selama periode oktober hingga Desember 2019 di
PT Cargo Garuda Indonesia Branch Bandung. Berikut adalah gambar 3.4
mengenai diagram fishbone delay cargo:

III-12
Material Man

Barang dikirimkan secara parsial


Penggunaan kapasitas bagasi untuk kargo sisa dari bagasi penumpang

Prediksi Load Space yang tidak menentu

Delay Cargo

Standar Operasional Prosedor (SOP) tidak dijalankan dengan baik dan benar
Ketersediaan armada yang terbatas

Pegawai kurang pelatihan

Method Milieu

Gambar 3.4 Fishbone Delay Cargo


Sumber: Hasil Analisis, 2019.

III-13
Berdasarkan hasil analisis Fishbone Diagram di atas, berikut tabel 3.4 adalah
simpulan sebab akibat sebagai tindakan perbaikan terhadap masalah yang
dihadapi selama melaksanakan program internship I. Setiap akar penyebab dari
masalah dimasukkan kedalam diagram sebab-akibat yang dikatagorikan
berdasarkan kategori (Material, Man, Method dan Milieu).
Adapun uraian masalah menggunakan Fishbone Diagram adalah sebagai
berikut:
1. Man
Salah satu penyebab terjadinya Delay cargo lantaran perhitungan atau
prediksi load space tidak menentu dikarenakan jenis pesawat yang digunakan
yaitu pesawat penumpang dimana bagasi untuk kargo menjadi prioritas
setelah penumpang. Hal ini mengakibatkan kapasitas bagasi penumpang
apabila penuh maka kargo tidak dapat dimuat dan pengiriman kargo menjadi
parsial karena keterbatasan load space yang ada.
2. Material
Terjadinya penyebab Delay cargo dikarenakan keterbatasan armada yang
tersedia di Bandara Husein Sastranegara. Hal ini dikarenakan regulasi
pemerintah yang memindahkan rute penerbangan dari Bandara Husein
Sastranegara ke Bandar Udara Internasional Kertajati. Akibat akan hal ini
pengiriman terjadi parsial.
3. Milieu
Penyebab terjadinya Delay cargo yaitu penggunaan kapasitas bagasi untuk
kargo merupakan sisa space dari bagasi penumpang mengingat armada
pesawat yang digunakan pesawat penumpang. Penyebab ini mengakibatkan
kargo tidak bisa dimuat dengan maksimal, daya muat kargo dibawah 500 kg.
4. Method
Salah satu penyebab Delay cargo yaitu Standar Operasional Prosedur (SOP)
Perusahaan tidak dijalankan dengan baik oleh karyawan PT Cargo Garuda
Indonesia Branch Bandung, Hal ini dikarenakan kurangnya pelatihan secara
berkala oleh PT Cargo Garuda Indonesia Branch Bandung. Akibatnya

III-14
pekerjaan tidak dilakukan maksimal karena tidak sesuai standar yang sudah
ditetapkan.

3.3.4 Improve
Pada tahap ini dirancang usulan-usulan perbaikan untuk memimalisir
permasalahan yang terjadi. Pada penelitian ini, tahap control belum
diimplemantasikan sampai ke perusahan, sehingga beberapa saran diberikan,
dengan harapan kedepannya saran ini dapat diterapkan atau menjadi pertimbangan
bagi perusahaan.
Berdasarkan hasil analisis dari Fishbone Diagram diatas dapat
disimpulkan bahwa permasalahan yang sering terjadi di PT Cargo Garuda
Indonesia Branch Bandung khususnya di Divisi Cargo Handling adalah Delay
Cargo sehingga pengiriman kargo terlambat. Perbaikan yang akan dilakukan pada
Delay Cargo adalah dengan metode 5W+1H. Pengertian 5W+1H dalam adalah
metode yang digunakan untuk mencari tahu permasalahan yang terjadi secara
detail. Berupa beberapa pertanyaan terdiri dari (What, Who, When, Where, Why
dan How). Berikut ini adalah penjelasan lebih mengenai 5W+1H:
(1) What (apa), suatu pertanyaan yang bertujuan mencari tahu sesuatu yang
terjadi.
(2) Who (siapa), suatu pertanyaan yang bertujuan mencari tahu orang atau subjek
yang melakukan sesuatu.
(3) Where (di mana), suatu pertanyaan yang bertujuan mencari tahu tempat
kejadian suatu peristiwa tersebut terjadi.
(4) When (kapan), suatu pertanyaan yang bertujuan mencari tahu waktu
terjadinya suatu peristiwa.
(5) Why (mengapa), suatu pertanyaan yang bertujuan mencari tahu latar belakang
atau penyebab terjadinya peristiwa itu terjadi.
(6) How (bagaimana), suatu pertanyaan yang bertujuan mencari tahu proses
peristiwa itu terjadi.

III-15
Tabel 3.4Improve dengan Metode 5W+1H
Akar Penyebab
What Why Where When Who How
Prioritas Masalah
Perbaikan Ukuran Waktu
Pokok Bahasan Ide Perbaikan Lokasi PIC Cara Penerapan
Keberhasilan Pencapaian
Man Prediksi/perhitu Pemberitahuan sisa Terjalinnya PT Cargo 3 jam Divisi Cargo Menghitung load space
ngan load space load space yang akan komunikasi Garuda sebelum Handling 1-2 hari sebelum
tidak menentu ditawarkan kepada dengan lancar Indonesia penerbangan keberangkatan, untuk
customer atau tidak Branch pesawat final check load space
dikomunikasikan jauh terjadi miss Bandungp paling lambat 3 jam
lebih lama sebelum communicati sebelum penerbangan.
pesawat melakukan on
keberangkatan.

Tabel 3.4Improve dengan Metode 5W+1H (Lanjutan)

Akar Penyebab
What Why Where When Who How
Prioritas Masalah
Perbaikan Ukuran Waktu
Pokok Bahasan Ide Perbaikan Lokasi PIC Cara Penerapan
Keberhasilan Pencapaian
Material Ketersediaan Pengiriman kargo Kargo Bandara Saat kargo Divisi Cargo Batas maksimal
armada yang melalui Bandara berhasil Soekarno berhasil Handling reservasi jam 7 malam,
terbatas Soekarno hatta bisa dikirimkan ke hatta dikirimkan ke lalu barang dimuat ke
meliputi jenis pesawat tempat tujuan tempat tujuan truk untuk dikirimkan
airbus A330-200 dengan tepat dengan tepat ke Bandara Soekarno

III-16
Tabel 3.4 Improve dengan Metode 5W+1H (Lanjutan)

Akar Penyebab
What Why Where When Who How
Prioritas Masalah
Perbaikan Ukuran Waktu
Pokok Bahasan Ide Perbaikan Lokasi PIC Cara Penerapan
Keberhasilan Pencapaian
mampu membawa waktu waktu. Hatta dan kargo
kargo 16 ton hingga dikirimkan sesuai jam
20 ton penerbangan pesawat
dan destinasi tujuan.

Tabel 3.4Improve dengan Metode 5W+1H (Lanjutan)


Akar
Penyebab What Why Where When Who How
Prioritas Masalah
Perbaikan Ukuran
Pokok Waktu
Ide Perbaikan Keberhas Lokasi PIC Cara Penerapan
Bahasan Pencapaian
ilan
Milleu Penggunaan Bagasi penumpang Kapasita Bandara Setelah Divisi Menyusun bagasi
kapasitas dioptimalkan pada s space Husein pegawai Cargo penumpang dengan rapi
bagasi untuk compartment pertama dan kargo Sastranegara melakukan Handling agar optimal pada saat di
kargo sisa dari kedua pada pesawat sehingga muat pengiriman compartment pertama dan
bagasi compartment ketiga dan hingga kargo kedua pesawat
penumpang
keempat full untuk kargo. 500kg dengan
tepat waktu

III-17
Tabel 3.4Improve dengan Metode 5W+1H (Lanjutan)
Akar
Penyebab What Why Where When Who How
Prioritas
Masalah
Perbaikan
Pokok Ukuran Waktu
Ide Perbaikan Lokasi PIC Cara Penerapan
Bahasan Keberhasilan Pencapaian
Method Standar Pekerja Pekerja PT Cargo Selama Divisi Cargo Karyawan mengikuti
Operasional diberikan melakukan Garuda Bekerja Handling SOP yang sedang
Prosedur pelatihan pekerjaan Indonesia berlaku atau pun
(SOP) secara berkala sesuai dengan Branch adanya perubahan.
Perusahaan SOP Bandung
yang
ditetapkan
tidak
dijalankan
dengan lancar
Sumber: Hasil Analisis, 2020.

III-18
3.4 Rekomendasi Perbaikan
Berdasarkan presentase jenis-jenis keterlambatan, diketahui delay cargo
menduduki peringkat pertama maka dari itu perlu segera dilakukan perbaikan
untuk kualitas perusahaan yang lebih baik dan kepuasan konsumen. Berikut tabel
3.5 Menunjukkan penjelasan mengenai rekomendasi perbaikan:
Tabel 3.5 Rekomendasi Perbaikan Delay Cargo
Akar
No Deskripsi Solusi Alasan
Masalah
1 Ketersediaan Keterbatasan armada Memindahkan Bandara Soekarno
armada di Bandara Husein pengiriman Hatta dapat
terbatas Sastranegara kargo melalui menampung
dikarenakan regulasi Bandara pesawat Airbus
pemerintah untuk Soekarno A330-200 mampu
memindah rute Hatta membawa kargo 16
penerbangan melalui ton hingga 20
Bandara Kertajati. tondibandingkan
pesawat ATR 72-
600 hanya 500 kg.
2 Prediksi Prediksi load space Rencakan Perencanaan ini
load space tidak menentu prediksi awal untuk menentukkan
yang tidak diakibatkan kondisi- load space 1 perkiraan space
menentu kondisi diluar hingga 2 hari kargo yang akan
dugaan seperti sebelum digunakan dan
pesawat pesawat akan perhitungan yang
menambahkan fuel terbang, batas bersifat kondisional
sehingga maksimal sehingga space
mengurangi space prediksi load kargo yang
kargo. space 3 hingga ditawarkan ke
4 jam sebelum customer tidak
keberangkatan melesat jauh
pesawat.
3 Penggunaan Penggunaan kapasitas Menyusun Mengoptimalkan
kapasitas bagasi penumpang bagasi setiap space kargo
bagasi untuk masih tidak tertata penumpang yang ada di
kargo sisa dengan baik sehingga dengan rapi compartment pesawat
dari bagasi berdampak pada space
penumpang kargo

III-19
Tabel 3.6 Rekomendasi Perbaikan Delay Cargo (Lanjutan)
Akar
No Deskripsi Solusi Alasan
Masalah
4 SOP tidak SOP ini dikarenakan SOP dilakukan Pemebaharuan ini
dijalankan tidak ada pembaharuan pembaharuan 3 guna efektif dan
dengan benar dan kesadaran akan tahun sekali efisien dalam
pentingnya bekerja melakukan pekerjaan.
sesuai SOP
Sumber: Hasil Analisis, 2020.

III-20
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Selama 3 bulan menjalankan program internship I di PT Cargo Garuda
Indonesia Branch Bandung penulis melakukan kegiatan di bagian Cargo
Handling. Berdasarkan data dan informasi yang didaptkan maka dapat diatrik
kesimpulan sebagai berikut:
(1) Kargo yang masuk melalui PT Cargo Garuda Indonesia Branch Bandung
belum menunjukkan proses yang baik karena masih ada beberapa kendala
yang menghambat proses bisnis berjalan lancar seperti Delay cargo dan
Missing Cargo.
(2) Penyusunan tata letak kargo dalam compartment pesawat yang tidak teratur.
(3) Terjadi penumpukkan barang digudang.
(4) Tidak ada pembaharuan terhadap SOP perusahaan dan pelatihan pada
karyawan PT Cargo Garuda Indonesia Branch Bandung.

4.2 Saran
Berdasarkan hasil analisis, maka saran diperlukan untuk perbaikan
permasalahan-permasalahan yang ada pada Divisi Cargo Handling PT Cargo
Garuda Indonesia Branch Bandung sebagai berikut:
(1) Pengiriman kargo dari Bandung tidak dilakukan di Bandara Husein
Sastranegara mengingat ketersediaan armada yang terbatas sehingga memicu
keterlambatan kargo. Pengiriman kargo dikirimkan melalui Bandara
Soekarno Hatta dikarenakan ketersediaan armada yang banyak serta jenis
pesawat airbuss yang dapat menampung kapasitas kargo yang lebih besar.
Disisi lain bandara Soekarno Hatta memilik banyak keunggulan seperti akses
yang mudah dijangkau, mempunyai fasilitas yang lengkap, banyak rute jam
terbang.
(2) Melakukan recruitment dan seleksi sesuai dengan spekulasi yang telah
ditetapkan dan memberikan pelatihan dasar terhadap karyawan baru serta

IV-1
pelatihan untuk semua karyawan PT Cargo Garuda Indonesia Branch
Bandung secara berkala.
(3) Melakukan pendataan terhadap permasalahan yang sering terjadi sebagai
bahan evaluasi.
(4) Merapikan susunan letak gudang sesuai maskapai dan destinasi.

IV-2
DAFTAR PUSTAKA
BUKU
Rizaldy, W., & Rifni, M. 2013. Manajemen dasar penanganan kargo. Edisi
Pertama. Jakarta: In Media.
Wynd Rizaldy, Muhammad Rifni, Agus Setiawan, et.all. 2017. Manajemen
Multimoda Transportation dan Freight Forwarder. Bogor: In Media.

JURNAL
Harahap, S. A. 2016. Analisis Pengendalian Kualitas Produk Keripik Pisang Puri
Jaya Pada Pd. Puri Jaya Di Bandar Lampung.
Musra, A. 2014. Faktor-faktor Penentu Keterlambatan Pembangunan Jalan
Lingkar Utara Kota Solok. JURNAL PEMBANGUNAN WILAYAH &
KOTA, 10(1), 70-82.

SKRIPSI/TUGAS AKHIR
GT, Rendi. 2013. Analisis Pengendalian Keterlambatan Dalam Proses
Pengiriman Barang Pada PT Sulzer Indonesia Dengan Menggunakan
Metode Six Sigma DMAIC. Skripsi Politeknik Pos Indonesia.
Haerudin, Dino. 2019. Analisis Pengendalian Keterlambatan Pengiriman Barang
Dengan Menggunakan Metode Six Sigma Tahapan DMAIC. Skripsi
Politeknik Pos Indonesia.

IV-xiii
xii
DAFTAR ISTILAH
Adhoc
Menerangkan suatu panitia/organisasi yang dibentuk untuk jangka waktu
tertentu dalam rangka menjalankan atau melaksanakan program khusus.
Airwaybill
Dokumen yang dibuat oleh penyedia jasa pengiriman sebagai tanda terima
barang dari pengirim kepada penyedia jasa pengiriman. Nama lain dari
airwaybill yaitu Surat Muatan Udara (SMU).
Breakdown
Proses bongkar kargo dari compartment pesawat.
Bukti Timbang Barang
Formulir atau dokumen yang dikeliarkan oleh pihak warehouse sebagai
bukti hasil dari penimbangan serta pengukuran dimensi kargo yang akan
dikirim.
Compartment
Ruang penyimpanan kargo pada pesawat.
Consignment Security Declaration
Formulir yang memberikan informasi keamanan terkait dengan
pengiriman kargo udara untuk memastikan bahwa tingkat keamanan yang
tepat.
Dangerous Goods
Barang yang memiliki zat atau unsur berbahaya yang jika diangkut
memiliki resiko terhadap kesehatan, keselamatan, properti atau
lingkungan.
Direct Shipping
Pengiriman langsungmerupakan metode pengiriman langsung dari
shipper.
Delivery Order
Dokumen yang berfungsi sebagai surat perintah penyerahan barang kepada
pembawa surat tersebut yang ditunjukkan kepada bagian gudang.

xiii
Garuda Airlines
Maskapai penerbangan Garuda Indonesia yang mengangkut kargo.
Labelling
Keterangan informasi yang melengkapi packaging mengenai bandara
tujuan, bandara asal, penerima, dan lain-lain.
Load space
Kapasitas kargo yang akan dimuat ke pesawat.
Loading
Aktivitas memuat kargo.
Manifest
Dokumen mengenai semua informasi yang berkaitan dengan kargo yang
akan diangkut oleh pesawat.
Material Safety Data Sheets
Dokumen yang berisi informasi mengenai sifat-sifat suatu bahan.
Dokumen ini bertujuan memberikan informasi kepada para pekerja
berkenaan penanganan suatu bahan dengan aman.
NOTOA
Notification to Arrival to Customer adalah pemberitahuan kepada shipper
bahwa kargo telah sampai tujuan.
NOTOC
Notification to Captain Pilot adalah pemberitahuan kepada captainpilot
mengenai muatan khusus yang diangkut di pesawat contohnya seperti
barang berbahaya.
Pemberitahuan Tentang Isi
Dokument yang menerangkan tentang isi dalam barang yang ingin dikirim
dan identitas pengirim agar dapat diketahui petugas penerima/petugas
Acceptance tanpa membuka/membongkar barang tersebut.
Regulated Agent
Tempat pemeriksaan keamanan terhadap kargo sebelum dikirimkan oleh
pesawat.

xiv
Ship Declaration
Suatu pernyataan yang menyatakan atau memberi izin bahwa suatu barang
berbahaya dengan jenis tertentu dapat di kirim lewat udara.
Skychain System
Sistem yang digunakan untuk melakukan reservasi kargo.
UN Packaging
Kermasan yangs dibuat sesuai dengan persyaratan yang dikeluarkan oleh
United Nation (UN) yang meliputi ICAO untuk transportasi melalui udara.

xv
LAMPIRAN
Lampiran 1 Logbook

xvi
xvii
xviii
xix
xx
xxi
xxii
xxiii
xxiv
xxv
xxvi
xxvii
Lampiran 2 Surat Pernyataan Penerimaan Magang

xxviii
Lampiran 3 Surat Pernyataan Selesai Magang

xxix
Lampiran 4 Regulated Agent

Lampiran 5 X-Ray

xxx
Lampiran 6 Tempat Penyimpanan Dangerous Goods di RA

Lampiran 7 Security Checked by RA

xxxi
Lampiran 8 Dokumen Serah Terima Kargo

Lampiran 9 Consignment Security Declaration

xxxii
Lampiran 10 Penumpukkan Barang di Gudang

Lampiran 11 Tempat Dangerous Goods di Warehouse

xxxiii
Lampiran 12 Shipper’s Declaration

xxxiv
Lampiran 13 Shipper’s Certification for Live Animals

xxxv
Lampiran 14 Pemberitahuan Tentang Isi (PTI)

xxxvi
Lampiran 15 Bukti Timbang Barang (BTB)

Lampiran 16 Manifest

xxxvii
Lampiran 17 Surat Muatan Udara (SMU)

xxxviii
Lampiran 18 Transkrip Wawancara
Transkrip Wawancara dengan Pembimbing Eksternal Pada Bagian Cargo
Handling PT Cargo Garuda Indonesia Branch Bandung
Tanggal : 15 Desember 2019
Tempat : PT Cargo Garuda Indonesia Branch Bandung
Narasumber : Dadan Hidayat

Tanya : Permasalahan apa yang sering terjadi di divisi cargo handling?


Apa yang menyebabkan permasalahan tersebut sering terjadi?
Jawab : Permasalahan yang sering terjadi di PT Cargo Garuda Indonesia
Branch Bandung yaitu keterlambatan pengiriman kargo, penyebab
dari keterlambatan pengiriman kargo yang pertama Delay cargo.
Delay cargo terjadi sedikitnya rute penerbangan dari Bandara
Husein Sastranegara dikarenakan regulasi pemerintah yang
memerintahkan rute penerbangan dipindahkan melalui Bandara
Kerta Jati, regulasi ini sangat berdampak terhadap kargo.
Permasalahan kedua yaitu barang hilang, hal ini terjadi
dikarenakan terjadi penumpukkan di Gudang yang memakan waktu
yang resikonya barang hilang karena di Gudang tidak hanya kargo
untuk Garuda tetapi maskapai lainpun disitu menjadi satu,
penumpukkan ini menyangkut permasalahan pertama.
Permasalahan ketiga yang sering terjadi yaitu dokumen terlambat,
biasanya banyak customer baru jadi belum paham dokumen-
dokumen apa saja yang dibutuhkan.
Tanya : Estimasi pengiriman berapa hari pak? Keterlambatan biasanya
terjadi berapa hari pak?
Jawab : Estimasi pengiriman 1 hingga 2 hari, untuk keterlambatan biasanya
3 hari lebih.
Tanya: Apakah ada permasalahan yang bersifat kondisional seperti cuaca
karena pada bulan November terjadi hujan yang intensitasnya
cukup tinggi?
Jawab : Salah satu permasalahan yang kondisional seperti tadi cuaca
karena memasukki musim hujan apalagi hujannya lebat yang
mengakibatkan jarak pandang pendek sehingga pesawat gak bisa
landing/take off. Pada saat cuaca sangat panas biasanya pilot
memerintahkan penambahan fuel pesawat ini berdampak kepada
kargo karena mengurangi space untuk kargo.
Tanya : Pak bagaimana jika seorang customer ingin melakukan pengiriman
kargo hal apa yang harus diperhatikan? Dokumen apa saja yang
perlu dipersiapkan?
Jawab : Mencari informasi apakah barang tersebut layak dikirimkan atau
tidak, untuk dokumen yang biasanya mengisi PTI kalau untuk
special cargo tergantung jenisnya jika barang-barang hewan,
tumbuhan membutuhkan surat karantina dan dangerous goods
butuh dokumen MSDS dan nanti di cek UN Packagingnya.
Tanya : Apakah ada penanganan pak mengenai permasalahan yang terjadi?
Jawab : Untuk Delay cargo kami masih belum bisa dikarenakan regulasi
yang ada, jika barang hilang biasanya terjadi claim terhadap barang tersebut.
Lampiran 19 Validasi Wawancara

Anda mungkin juga menyukai