Anda di halaman 1dari 62

ASPEK HUKUM

DISUSUN OLEH :
DR. IPHOV KUMALA SRIWANA
Kesalahan pemilihan bentuk
legalitas usaha akan
mengakibatkan kurang
efisiennya operasional
perusahaan atau akan
mengakibatkan kerugian
2
CONTOH
l PT X merupakan PT Biasa (Private) dan
mengimpor mesin-mesin industri sebesar
7 milyar rupiah dan dikenakan proteksi
atau Bea Masuk sebesar 30% atau 2,1
milyar rupiah. Jika PT X merapakan PT
PMA atau PMDN yang telah mendapatkan
persetujuan insentif dari pemerintah,
maka proteksi atau Bea Masuk 30% dari
nilai pembelian dapat ditiadakan
sebagian atau seluruhnya.
3
BATASAN INVESTASI ASING DI
BEBERAPA SEKTOR BERDASARKAN
PERPRES NO. 111/2007
l Pada sektor industri pariwisata, investor asing
bisa menguasai kepemilikan hingga 50% dengan
tetap memenuhi persyaratan pemerintah daerah
setempat.
l Pada jaringan telekomunikasi, sektor jaringan
bergerak seluler ataupun satelit, pemerintah
membuka peluang kepemilikan hingga 65% bagi
investor asing
l Pada sektor usaha sumber daya mineral dan
energi, investor asing diperbolehkan
mencatatkan kepemilikan hingga 95% pada 12
jenis usaha
4
DAFTAR NEGATIF INDUSTRI
(DNI)
l Perpres No. 111/2007 (telekomunikasi,
perhubungan, pariwisata, persagangan
dan pendidikan akan dikaji untuk direvisi
l Menurut menteri keuangan sekaligus
pelaksana tugas menteri koordinator
perekonomian sri mulyani, bila hasil
kajian menunjukkan bahwa investasi
asing di sektor itu berpotensi
memberikan nilai lebih pada
perekonomian nasional, sektor terkait
bisa dibuka dengan kepemilikan asing di
5
CONTOH KASUS
l PT. Indosat Tbk oleh Qatar Telecom (Qtel) dari
Singapore Technologies Telemedia Pte Ltd.
l Qtel membeli 40.8 % saham indosat dan
melakukan penawaran tender untuk sisa
sahamnya sehingga total kepemilikannya menjadi
65%
l Permasalahannya, indosat memiliki divisi telepon
tetap sehingga sesuai perpres DNI, Qtel hanya
boleh memiliki maksimal 49% sahamnya, tetapi
Qtel akhirnya diperbolehkan memiliki 65% saham
indosat melalui izin dari Badan Koordinasi
Penanaman modal (BKPM)
6
DEFINISI USAHA ATAU
PERUSAHAAN
l adalah suatu bentuk usaha yang
melakukan kegiatan secara tetap dan
terus menerus dengan tujuan
memperoleh keuntungan, baik yang
diselenggarakan oleh perorangan
maupun badan usaha yang berbentuk
badan hukum atau tidak berbentuk badan
hukum, yang didirikan dan berkedudukan
dalam wilayah Negara Republik
Indonesia.
7
BENTUK LEGALITAS USAHA

l Usaha Perorangan
l Bentuk Usaha Tidak Berbentuk
Badan Hukum
l Berbentuk Badan Hukum

8
USAHA PERORANGAN
l Usaha perorangan adalah suatu usaha
yang didirikan atas nama si pendiri,
seperti: PD, UD, pedagang dan jasa ahli.
l Dalam pendiriannya, tidak wajib
diperlukan Akta Pendirian (akta notaris),
cukup dengan lisan atau tulisan dibawah
tangan, tetapi surat perizinan lainnya
tetap diperlukan, agar usaha
perorangan mempunyai kekuatan
hukum.

9
USAHA PERORANGAN
Surat perizinannya adalah sbb :
l NPWP (Nomor Pokok Wajib Pajak)
l SIUP (Surat Izin Usaha Pedagang)
l TDP (Tanda Daftar Perusahaan)
l SITU (Surat Izin Tempat Usaha) dari pemda
bagi yang dipersyaratkan atas dasar Undang-
Undang Gangguan

Kecuali:
l Usaha perorangan yang dijalankan sendiri dan
anggota keluarga terdekat yang semata-mata
untuk memenuhi kebutuhan hidupnya sendiri,
seperti: pedagang kecil dan pedagang kaki
lima.
10
BENTUK USAHA TIDAK
BERBADAN HUKUM

l Suatu badan usaha yang sederhana


dalam pendiriannya (cukup
dilakukan berdasarkan Akta
Pendirian yang dibuat didepan
Notaris dan disahkar oleh
Pengadilan Negeri (daerah)).
l Tidak ada suatu keharusan untuk
melakukan pendaftaran dan
pengumuman dalam Berita Negara. 11
BENTUK USAHA TIDAK
BERBADAN HUKUM

Terdiri dari :
l Maatschap atau Persekutuan
l VOF atau Vennootschap Onder
Firma atau Firma (Fa)
l CV atau Commanditaire
Vennootschap
l Kongsi

12
1. Maatschap atau
Persekutuan
l Pengertian Maatschap menurut
Kitab Undang-Undang Hukum
Perdata, adalah:
l Suatuperjanjian di mana dua orang
atau lebih mengikatkan diri untuk
memasukkan sesuatu kedalam
persekutuan, dengan maksud untuk
membagi keuntungan yang terjadi.
13
1. Maatschap atau
Persekutuan
l Maatschap merupakan bentuk badan
usaha yang paling sederhana dan dapat
juga dikatakan sebagai bentuk
permitraan dasar.
l Bentuk badan usaha ini sering digunakan
oleh para Konsultan, Ahli Hukum, Notaris,
Dokter, Arsitek, perdagangan dan
profesi-profesi yang sejenis lainnya.
l Maatschap diatur dalam pasal 618 sampai
pasal 1652 Kitab Undang-Undang Hukum
Perdata (KUHP).
14
Ciri-ciri Maatschap
l Setiap anggota bertanggungjawab sendiri-sendiri
terhadap pihak ketiga.
l Tidak mempunyai harta kekayaan.
l Menggunakan nama salah satu dari anggotanya, dan tidak
boleh menggunakan nama bersama atau Firma.
l Bubamya Maatschap menurut Pasal 1646 KUHPdt.:
a. Habisnya wakru yang ditentukan dalam perjanjian.
b. Meninggalnya salah satu anggota.
l Setiap anggota tidak dapat mengikat anggota lainnya,
kecuali telah memberi kuasa.
l Bebas menentukan keuntungan dan kerugian bagi para
anggotanya. Jika belum ditentukan maka pasal 1635
KUHPdt menetapkan bahwa keuntungan dan kerugian
akan dibagikan sesuai dengan kontribusi setiap para
anggotanya.
15
Vennootschap Onder Firma
(VOF) atau Firma (Fa)
l Pengertian Firma menurut Kitab
Undang-Undang Hukum Dagang
adalah:
l Suatu usaha (perusahaan) yang
didirikan untuk menjalankan suatu
usaha di bawah nama bersama atau
Firma.

16
Vennootschap Onder Firma
(VOF) atau Firma (Fa)
l Firma merupakan bentuk badan
usaha kerja sama yang umumnya
digunakan dalam bidang komersial
seperti bidang usaha perdagangan
dan jasa.
l Firma diatur dalam Pasal 16 sampai
Pasal 35 Kitab Undang-Undang
Hukum Dagang (KUHD).
17
CIRI-CIRI FIRMA ADALAH:
l Firma bertanggungjawab penuh terhadap
perbuatan para mitranya, dan saling percaya
antara mitra.
l Mempunyai harta kekayaan, sehingga pihak
ketiga dapat menagihnya.
l Tidak berbentuk badan hukum atau berbentuk
badan hukum lainnya.
l Tidak perlu diberi kuasa khusus kesetiap
mitranya dalam perbuatannya.
l Menggunakan nama bersama untuk Firma,
l Pembagian keuntungan sesuai dengan besar
kecilnya modal masing-masing.
l Firma dapat melaksanakan pendaftaran dan
pengumuman dalam Tambahan Berita Negara
sebagai pembuktian keberadaan firma.
18
CIRI-CIRI FIRMA ADALAH:
l Firma dapat bubar dan dapat juga
terus berjalan dengan salah satu cara
dibawah ini, yaitu:
1. Firma lama bubar diganti Firma baru, dan
kewajiban kepihak ketiga bukan tanggung
jawab Firma baru.
2. Firma lama dapat berjalan dengan
mengganti mitra baru, dan kewajiban ke
pihak ke tiga tetap tanggung jawab Firma
lama.
19
Commanditaire Vennootschap (CV)
l Commanditaire Vennootschap (CV)
merupakan suatu bentuk badan usaha
atau perusahaan yang didirikan oleh satu
orang atau lebih mitra biasa dan satu atau
lebih mitra diam.
l Mitra biasa disebut juga pengurus
perusahaan dan bertanggung jawab
penuh hingga ke harta pribadinya, atas
kewajibannya kepihak ketiga.
l Mitra diam atau kontribusinya hanya pada
modal untuk pemitraan dan hanya
bertanggung jawab sebesar
kontribusinya.
20
CIRI-CIRI CV
l Pengurus perusahaan bertanggung jawab penuh
hingga ke harta pribadinya terhadap kewajibannya
kepihak ketiga.
l Mitra diam bertanggung jawab sebesar kontribusi
modalnya.
l Mempunyai harta kekayaan, yang terpisah dari harta
pribadi para mitra.
l Tidak berbentuk badan hukum atau berbentuk badan
hukum lainnya.
l Jika modal perusahaan besar ada kemungkinan
dibagi menjadii beberapa saham yaitu, saham atas
nama dan saham atas tunjuk, Dan saham-saham
tersebut dapat diwariskan.

21
CIRI-CIRI CV
l CV yang terbagi atas saham
mempunyai komisaris tetapi
tetap berstatus mitra biasa atau
Commanditaire.
l Jika anggota meninggal, CV bubar.
l CV tidak diharuskan melaksanakan
pendaftaran dan pengumuman
dalam Tambahan Berita Negara.
22
BENTUK BADAN USAHA
BERBADAN HUKUM
Dikatakan berbadan hukum apabila :
l Mempunyai Akta Pendirian yang
dibuat oleh pejabat pemerintah
(Notaris) dan telah memperoleh
Pengesahan dari Menteri
Kehakiman dan HAM.
l Harus melakukan pendaftaran dan
pengumuman dalam Berita Negara.
23
PERSEROAN TERBATAS (PT)
l Perseroan Terbatas (PT) adalah bentuk badan
usaha yang berbentuk badan hukum,
l Didirikan oleh 2 orang atau lebih berdasarkan
Akta Pendirian yang dibuat oleh pejabat
pemerintah atau Notaris,
l Telah memperoleh pengesahan dari Menteri
Kehakiman dan HAM, serta telah melaksanakan
Wajib Daftar Perusahaan (WDP) dan telah
diumumkan dalam Tambahan Berita Negara.
l Bentuk badan usaha Peseroan Terbatas (PT)
banyak digunakan dalam perdagangan, industri
maupun jasa, karena mempunyai ciri tersendiri
yang mampu memberi manfaat dan keuntungan
yang optimal.
24
CIRI-CIRI PERSEROAN TERBATAS
l Mempunyai harta kekayaan sendiri, dan
terpisah dari harta kekayaan pribadi para
pemegang saham.
l PT bertanggungjawab penuh atas
kewajibannya kepihak ketiga, sedangkan
para pemegang saham bertanggung jawab
terbatas sebesar nilai saham yang telah
disetorkannya.
l Jika salah satu pemegang saham
meninggal, perusahaan tetap berjalan.
l Saham dan piutang dapat diwariskan.
l Berbentuk badan hukum.
l Pembagian keuntungan atau dividen sesuai
dengan jumlah saham yang dimiliki. 25
CIRI-CIRI PERSEROAN
TERBATAS
l Merupakan bentuk badan usaha
asosiasi modal.
l Mempunyai komisaris berfungsi sebagai
pengawas jalannya roda perusahaan
l Mempunyai perbedaan fungsi antara
pemegang saham dan direksi.
l Kekuasan tertinggi berada ditangan
Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS).

26
JENIS - JENIS PT
l PT Tertutup (Private)
l PT PMDN (Penanaman Modal Dalam
Negeri)
l PT PMA (Penanaman Modal Asing)
l PT Terbuka atau Perusahaan Publik

27
PT TERTUTUP (PRIVATE)
l Disebut juga PT Biasa. Pada saat pendirian
Perseroan Terbatas, Modal Dasar ditetapkan
paling sedikit sebesar Rp 20.000.000,-(duapuluh
jutarupiah).
l Modal yang ditempatkan paling sedikit 25%
(duapuluh lima persen) dari Modal Dasar.
l Dari setiap penempatan modal tersebut harus
telah disetor paling sedikit 50% (lima puluh
persen) dari nilai nominal setiap saham yang
dikeluarkan.
l Ketentuan mengenai PT Tertutup diatur dalam
Undang-Undang Nomor 1 tahun 1995 serta
peraturan pelaksanaannya.
28
PT PMDN (PENANAMAN
MODAL DALAM NEGERI)
l adalah suatu bentuk usaha badan hukum
yang telah berdiri atau waktu
pendiriannya telah mendaftarkan dan
memperoleh persetujuan dari Badan
Koordinasi Penanaman Modal (BKPM)
untuk mendapatkan fasilitas PMDN.
l Ketentuan mengenai PT PMDN diatur
dalam Undang-Undang Nomor 6 Tahun
1968 jo. Undang-Undang Nomor 12 Tahun
1970 tentang Penanaman Modal Dalam
Negeri.
29
PT PMA
(PENANAMAN MODAL ASING)
l adalah suatu bentuk usaha badan hukum
yang telah berdiri atau waktu
pendiriannya telah mendaftarkan dan
memperoleh persetujuan dari Badan
Koordinasi Penanaman Modal (BKPM)
untuk mendapatkan fasilitas PMA.
l Ketentuan mengenai PT PMA diatur
dalam Undang-Undang Nomor 1 Tahun
1967 jo. Undang-Undang Nomor 11 Tahun
1970 tentang Penanaman Modal Asing
30
PT TERBUKA ATAU
PERUSAHAAN PUBLIK
l Adalah perseroan terbatas yang telah
melakukan penawaran umum sesuai
peraturan perundang-undangan di Pasar
Modal.
l Sahamnya harus dimiliki sekurang
kurangnya oleh 300 (tiga ratus)
pemegang saham, serta memiliki modal
disetor paling sedikit Rp 3.000.000.000,00
(tiga milyar rupiah).
l Ketentuan mengenai PT Terbuka diatur
dalam Undang-Undang Nomor 1 Tahun
1995 dan Undang-Undang Nomor 8 Tahun
1995 tentang Pasar Modal.
31
PT PERSEROAN
l adalah bentuk badan usaha negara yang
modalnya seluruh atau sebagian milik
negara yang terpisah dari kekayaan
negara.
l PT Perseroan awalnya berbentuk
Perusahaan Negara (PN), karena untuk
meningkatkan efisiensi maka dirubah
menjadi bentuk PT.
l

32
PT PERSEROAN
l Ketentuan mengenai PT diatur
dalam Undang-Undang Nomor 9
Tahun 1969 tentang Bentuk-Bentuk
Usaha Negara jo. Peraturan
Pemerintah Nomor 12 Tahun 1998
tentang Perusahaan Perseroan atau
PT PERSERO.

33
PENDIRIAN PT
l Nama Perseroan
l Akta Pendirian
l Modal Perseroan Terbatas
l Domisili Usaha
l Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP)

34
NAMA PERSEROAN
l Ketentuan mengenai nama Perseroan Terbatas
diatur dalam Undang-Undang Nomor 1 Tahun
1995 dan lebih lanjut diatur dalam Peraturan
Pemerintah RI (PP) Nomor 26 Tahun 1998.
l Persetujuan dan penolakan permohonan
pemakaian nama perseroan diberikan dalam
waktii 15 hari setelah pengajuan permohonan
diterima.
l Jika permohonan disetujui maka pemohon wajib
melaksanakan pengajuan permohonan
pengesahan Akta Pendirian atau Akta
Perubahan Anggaran Dasar paling lama 60
(enam puluh) hari sejak tanggal disetujuinya
pemakaian nama perseroan tersebut.
l Jika tidak maka persetujuan pemakaian nama
Perseroan Terbatas menjadi batal.
35
AKTA PENDIRIAN
l Pembuatan Akta Pendirian
Perseroan Terbatas menurut
ketentuan pasal 12 Undang-Undang
tahun 1995 tentang Perseroan
Terbatas, dinyatakan bahwa
pendirian Perseroan Terbatas harus
memuat Anggaran Dasar dan
keterangan lain.
36
AKTA PENDIRIAN
l Sebagai persyaratan, Anggaran Dasar Perseroan
harus memuat sekurang-kurangnya adalah :
l Nama dan tempat kedudukan perseroan.
l Maksud dan tujuan serta kegiatan usaha perseroan
yang sesuai dengan peraturan perundang-
undangan yang berlaku.
l Jangka waktu berdirinya perseroan.
l Besamya jumlah modal dasar, modal yang
ditempatkan, dan modal yang disetor.
l Jumlah saham,jumlah klasifikasi saham apabila
ada, berikumyajumlah untuk tiap klasifikasi, hak-
hak yang melekat pada setiap saham, dan nilai
nominal setiap saham.

37
AKTA PENDIRIAN
l Susunan, jumlah, dan nama anggota
Direksi dan Komisaris.
l Penetapan tempat dan tata cara
penyelenggaraan RUPS.
l Tata cara pemilihan, pengangkatan,
penggantian, dan pemberhentian anggota
Direksi dan Komisaris.
l Tata cara penggunaan laba dan
pembagian dividen.
l Ketentuan-ketentuan lain menurut UU PT.

38
MODAL PERSEROAN
TERBATAS
l Modal Perseroan Terbatas terdiri dari Modal
Dasar (authorized capital), Modal yang
ditempatkan (issued capital atau sub scribed
capital), dan Modal yang disetorkan (paid up
capital).
l Pada saat pendirian PT paling sedikit 25% modal
dasar sudah ditempatkan dan dari modal
ditempatkan tersebut 50% sudah disetorkan.
l Sisanya 50% disetor penuh pada saat
pengesahan Akta Pendirian PT oleh Menteri
Kehakiman, dengan bukti setoran modal dari
Bank atau bukti setoran modal lain yang sah.

39
MODAL PERSEROAN
TERBATAS
l Besamya Modal Dasar Perseroan
Terbatas sekurang kurangnya Rp
20.000.000,00 tetapi besarnya
modal dasar sewaktu-waktu akan
disesuaikan apabila nilai mata uang
rupiah mengalami inflasi dan
defaluasi atau sebaliknya.
Perubahan besamya modal dasar
perseroan terbatas ditetapkan oleh
Pemerintah.
40
PERSYARATAN UNTUK MENGAJUKAN
PERMOHONAN PENGESAHAN AKTA PT

l Satu salinan Akta Pendirian Perseroan


bermaterai dan Akta Perubahan Pendirian
bermaterai (apabila ada) yang dibuat sesuai
dengan Standar Akta yang telah ditentukan;
l Data Akta Pendirian yang dibuat dan
ditandatangani oleh Notaris di atas kertas
bermaterai sesuai dengan contoh sebagaimana
tercantum dalam Lampiran-II, Lampiran-III, atau
Lampiran-IV keputusan Menteri Kehakiman;
l Bukti setoran modal dari bank;
l Fotokopi Nomor Pokok Wajib Pajak Perseroan;
l Bukti pembayaran uang muka pengumuman
Akta Pendirian Perseroan dalam Tambahan
Berita Negara dari Kantor Percetakan Negara
Republik Indonesia;
41
PERSYARATAN UNTUK MENGAJUKAN
PERMOHONAN PENGESAHAN AKTA PT

l Bukti pembayaran Penerimaan Negara Bukan


Pajak (PNBP) untuk biaya pelayanan jasa hukum
sesuai dengan Keputsan Menteri Kehakiman
Republik Indonesia Nomor M.01 -UM.01.06
Tahun 1993;
l Fotokopi Surat Persetujuan Penanaman Modal
dari Badan Koordinasi Penanaman Modal
(BKPM) khusus bagi perseroan dengan fasilitas
penanaman modal;
l Fotokopi Peraturan Pemerintah yang menj adi
dasar pendirian PT Persero, khusus bagi PT
Persero;
l Fotokopi Keputusan Menteri Keuangan
mengenai Penetapan Modal Perseroan;
Penunjuk Anggota Direksi dan Komisaris,
khusus bagi PT Persero yang bersangkutan;
42
PERSYARATAN UNTUK MENGAJUKAN
PERMOHONAN PENGESAHAN AKTA PT

l Fotokopi izin prinsip pendirian Bank dari Menteri


Keuangan, khusus bagi PT di bidang perbankan;
l Surat rekomendasi dari Departemen Koperasi
dan Pembinaan Pengusaha Kecil atau Kantor
Wilayah Departemen Koperasi dan Pembinaan
Pengusaha Kecil atau Kantor Departemen
Koperasi dan Pembinaan Pengusaha Kecil bagi
perseroan yang salah satu pendirinya adalah
koperasi;
l Iklan dalam 2 (dua) surat kabar harian yang
memuat pengumuman tentang penyetoran
saham selain uang;
l Dokumen lainnya yang dibutuhkan sesuai
ketentuan peraturan perundang-undangan yang
berlaku. 43
KOPERASI
l Koperasi merupakan suatu bentuk usaha
berbadan hukum.
l Dalam pembuatan Akta Pendiriannya harus dibuat
oleh pemerintah, dan telah memperoleh
pengesahan dari Menteri Kehakiman dan HAM,
serta harus melaksanakan Wajib Daftar
Perusahaan (WDP) pada Direktorat Jendral
Perdagangan Dalam Negeri atau Kantor Wilayah
Departemen Perindustrian dan Perdagangan
selaku Kantor Pendaftaran Perusahaan (KPP) dan
diumumkan dalam Tambahan Berita Negara.
l Ketentuan mengenai Koperasi diatur dalam
Undang-Undang Nomor 25 Tahun 1992 Tentang
Perkoperasian.

44
TUJUAN DARI PEMBENTUKAN
KOPERASI

l Adalah untuk meningkatkan


kesejahteraan anggotanya pada
khususnya dan masyarakat pada
umumnya, serta ikut membangun
perekonomian nasional dalam
rangka mewujudkan masyarakat
yang maju, adil dan makmur,
berlandaskan Pancasila dan
Undang-Undang Dasar 1945 serta
berasaskan kekeluargaan.
45
JENIS DAN SYARAT
PEMBENTUKAN KOPERASI
l Koperasi Primer adalah koperasi yang
dibentuk dan beranggotakan orang-
perorang, dan syarat pembentukannya
harus mempunyai anggota paling sedikit
20 orang.
l Koperasi Sekunder adalah koperasi yang
dibentuk dan beranggotakan Koperasi,
dan syarat pembentukannya harus
mempunyai paling sedikit 3 koperasi.
46
KOPERASI
l Pembentukan koperasi harus
membuat Akta Pendirian yang
memuat Anggaran Dasar, dan
berkedudukan di wilayah Indonesia.

47
ANGGARAN DASAR
KOPERASI
Anggaran dasar harus memuat sekurang-
kurangnya:
l Daftar nama pendiri.
l Nama dan tempat kedudukan (harus di wilayah
Indonesia).
l Maksud dan tujuan serta Bidang Usaha.
l Ketentuan mengenai Keanggotaan.
l Ketentuan mengenai Rapat Anggota.
l Ketentuan mengenai Permodalan.
l Ketentuan mengenai Jangka Waktu Berdiri.
l Ketentuan mengenai Pembagian Sisa Hasil
Usaha.
l Ketentuan mengenai Sanksi.
48
PENGUKUHAN PENGUSAHA
KENA PAJAK
l Pengusaha Kena Pajak (PKP) adalah usaha
perorangan atau badan yang berbentuk apapun
melakukan suatu kegiatan yang menghasilkan
(produksi), mengimpor, mengekspor, dan
memperdagangkan Barang Kena Pajak (BKP)
atau melakukan usaha Jasa Kena Pajak (JKP)
yang dikenai Pajak Pertambahan Nilai (PPN).
Kecuali pengusaha yang dikategorikan sebagai
bukan Pengusaha Kena Pajak yaitu pengusaha
kecil yang besar nilai peredaran bruto serta nilai
modalnya ditentukan sesuai dengan peraturan
yang berlaku, serta pengusaha dibidang
pertanian, perkebunan, kehutanan, dan
perikanan
49
Surat Izin Usaha Perdagangan
(SIUP)
l SIUP merupakan suatu surat izin
untuk dapat melaksanakan kegiatan
usaha perdagangan, sehingga
setiap usaha harus memiliki SIUP.

50
l Berdasarkan keputusan Memperindag nomor
591 /MPP/Kep/10/1999 tentang ketentuan dan
tata cara pemberian izin usaha perdagangan,
SIUP dibagi atas 3 (tiga) kategori yaitu:
l SIUP Kecil, dengan modal disetor hingga Rp
200.000.000,- tidak termasuk tanah dan
bangunan.
l SIUP Menengah, dengan modal disetor aritara
Rp 200.000.000,- sampai dengan Rp
500.000.000,-. tidak termasuk tanah dan
bangunan.
l SIUP Besar, dengan modal diatas Rp
500.000.000,- tidak termasuk tanah dan 51
bangunan.
l Setiap perusahaan yang telah
memperoleh SIUP wajib melaporkan
kepada KA KANDEP setempat mengenai
kegiatan usahanya sebanyak 2 (dua) kali
dalam setahun.
l Untuk semester pertama selambat-
lambatnya tanggal 31 Juli dan semester
kedua selambat-lambatnya tanggal 31
Januari tahun berikutnya.
52
USAHA YANG TIDAK WAJIB
MEMPEROLEH SIUP
l Usaha perorangan: pedagang kecil dan kaki
lima, dengan ketentuan yang dikelola sendiri
atau anggota keluarganya yang terdekat yang
semata-mata untuk memenuhi kehidupannya
sehari-hari dan Tidak berbentuk badan hukum
lainnya.
l Perusahaan Produksi yang diaturdalam Undang-
Undang Nomor 6 Tahun 1968 tentang
Penanamam Modal Dalam Negeri.
l Cabang perusahaan yang menggunakan SIUP
perusahaan pusat.
l Perusahaan yang memperoleh Izin Usaha dari
departemen teknis lainnya berdasarkan
ketentuan perundang-undangan yang berlaku.
l Perusahaan milik negara seperti BUMN atau
BUMD 53
PERUBAHAN SIUP
l Jika perusahaan yang telah
memperoleh SIUP dan melakukan
Perubahan Anggaran Dasar dalam
Akta Pendirian dan nomor NPWP,
maka perusahaan tersebut wajib
melaksanakan perubahan SIUP
ditempat pembuatan SIUP tersebut.

54
l Setiap perusahaan yang telah
memperoleh Surat izin Usaha
Perdagangan (SIUP), harus
melaksanakan Wajib Daftar Perusahaan
(WDP) paling lambat 3 (tiga) bulan setelah
memperoleh SIUP. Dan atau,
l Setiap perusahaan PT yang telah
memperoleh Pengesahan atau
Persetujuan dari Menteri Kehakiman
harus melaksanakan Wajib Daftar
Perusahaan (WDP) paling lambat 30 (tiga
puluh) hari setelah memperoleh
pengesahan atau persetujuan. 55
Perusahaan yang wajib melaporkan
keuangan tahunan yang telah di Audit oleh
Akuntan Publik adalah :
l Perusahaan Perseroan Terbatas Terbuka.
l Perusahaan yang mengerahkan dana
Masyarakat.
l Perusahaan yang mengeluarkan surat
pengakuan hutang.
l Perusahaan yang memiliki Aktiva atau
kekayaan paling sedikit Rp
50.000.000.000 (lima puluh miliar rupiah).

56
l Perusahaan yang tidak masuk dalam kriteria
diatas, wajib melaporkan keuangan perusahaan
yang akan diatur oleh Menteri Perindustrian dan
Perdagangan.
l Isi Laporan Keuangan Tahunan Perusahaan
yang harus disampaikan adalah
l a. Neraca Perusahaan.
l b. Laporan Laba/Rugi Perusahaan.
l c. Laporan Arus Kas.
l d. Hutang-piutangtermasukpinjamanBank.
l e. Daftar Penyertaan Modal.
57
Sertifikat Kompetensi
(Sertiflkasi)
l Merupakan tanda pengenal diri atau identitas
perusahaan sebagai rekanan pada perusahaan-
perusahaan milik negara.
l Perusahaan yang mempunyai Sertifikat
Kompetensi dapat mengikuti tender-tender atas
proyek atau order yang diadakan oleh badan
usaha milik negara sesuai dengan jenis
usahanya.
l Dasar hukumnya adalah Keppres 18/2000
tentang Sertifikat Kompetensi (sertiflkasi) yang
diterbitkan oleh asosiasi-asosiasi, dan
menghapus Tanda Daftar Rekanan (TDK).

58
PERIZINAN BIDANG
PERDAGANGAN LAINNYA
l Surat Tanda Pendaftaran Usaha Waralaba
(STPUW)
Dasar hukumnya adalah keputusan
Memperindag Nomor 259/MPP/Kep/7/ 1997.

l Izin Usaha Pasar Modern (IUPM)


Merupakan suatu pasar yang dikelola secara
modern dengan mengutamakan kenyamanan
berbelanja, seperti: Mal, Supermarket,
Departemer Store dan Shopping Center. Dasar
hukumnya adalah keputusan Memperindag
Nomor 107/MPP/Kep/2/l 998, tentang ketentuan
dan tatacara pemberian izin usaha pasar
modem.
59
PERIZINAN BIDANG
PERDAGANGAN LAINNYA
l Angka Pengenal Impor (API)
l API adalah suatu tanda pengenal sebagai
importir yang harus dimiliki setiap usaha
(perusahaan) yang melakukan kegiatan impor.
Dasar hukumnya adalah keputusan
Memperindag Nomor 550/MPP/Kep/10/1999,
tentang API.
l 4. Surat Pengakuan Keagenan Tunggal (SPKT)
l Suatu pengakuan yang diberikan oleh Menteri
kepada perusahaan nasional sebagai agen
tunggal yang melakukan perakitan/pembuatan
dan penjualan/ distribusi suatu barang atas
dasar kerja sama dengan pihak principal
(perusahaan induk) didalam negeri atau diluar
negeri. Dasar hukumnya adalah keputusan
Menperindag Nomor 295/M/SK/7/1982, tentang
ketentuan-ketentuan keagenan tunggal.
60
PERIZINAN BIDANG
PERDAGANGAN LAINNYA
l Izin Memperkerjakan Tenaga Kerja
Warga Negara Asing Pendatang (IKTA)
Merupakan izin yang diberikan oleh
Menteri Tenaga Kerja atau Pejabat yang
ditunjuk kepada pemohon untuk
memperkerjakan Tenaga Kerja Warga
Negara Asing Pendatang (TKWNAP).
Dasar hukumnya adalah keputusan
Menteri Tenaga Kerja Nomor kep-
167/MEN/2000, tentang prosedur
pemberian izin memperkerjakan tenaga
kerja warga negara asing pendatang.
61
TERIMA KASIH

62

Anda mungkin juga menyukai