Anda di halaman 1dari 10

MANAJEMEN STRATEGIS

KODE MATA KULIAH : EMA 412


ANALISIS SWOT DAN MEMBUAT TABEL IFAS

OLEH
KELOMPOK 6
GALORES PURNA

(0906305154)

AYU PUTRI CAHYANI

(1306205099)

PUTU INTAN WULANDARI

(1306305084)

ZEYKISAN PERANGIN-ANGIN

(1306305139)

KARTIKA WIDYA TRIDEWANTI

(1306305141)

HANNA EWITA NAPITUPULU

(1306305157)

KADEK PIPIT WINARSIH

(1306305195)

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS


UNIVERSITAS UDAYANA
2014/2015

KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa atas segala limpahan
Rahmatnya, kami dapat menyelesaikan penyusunan makalah ini dalam bentuk maupun
isinya yang sangat sederhana. Makalah ini diajukan guna memenuhi tugas mata kuliah
manajemen strategik.
Kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu
sehingga makalah ini dapat diselesaikan tepat pada waktunya. Makalah ini masih jauh
dari sempurna, oleh karena itu, kritik dan saran yang bersifat membangun sangat kami
harapkan demi sempurnanya makalah ini.
Semoga makalah ini memberikan informasi bagi masyarakat dan bermanfaat
untuk pengembangan wawasan dan peningkatan ilmu pengetahuan bagi kita semua.

01 November 2015,

Penyusun

DAFTAR ISI
COVER

KATA PENGANTAR

DAFTAR ISI

PEMBAHASAN
1.1 Matriks Evaluasi Faktor Internal (Internal Factor Evaluation/Ife)

1.2 Analisis Swot Perusahaan Garuda Indonesia

DAFTAR PUSTAKA

10

1.1 MATRIKS

EVALUASI

FAKTOR

INTERNAL (INTERNAL FACTOR

EVALUATION/IFE)
Matriks IFE dibuat untuk melihat kuat / lemahnya kondisi internal suatu
perusahaan. Nilai matriks ini kemudian akan dimasukkan ke dalam Matriks
Internal-Eksternal (Matriks IE) untuk mengetahui posisi perusahaan.
Menurut David (Manajemen Strategik, 2006, p169), Matriks IFE
meringkas dan mengevaluasi kekuatan dan kelemahan utama dalam berbagai
bidang fugsional dari suatu usaha dan matriks ini juga memberikan dasar untuk
mengenali dan mengevaluasi hubungan di antara bidang-bidang ini. Matriks IFE
dapat dikembangkan dalam lima langkah berikut:
1)

Tuliskan faktor-faktor sukses kritis seperti yang dikenali dalam proses audit
internal. Gunakan 10 sampai 20 faktor internal terpenting, termasuk kekuatan
maupun kelemahan. Tuliskan kekuatan dahulu kemudian kelemahan.
Usahakan sespesifik mungkin, gunakan persentase, rasio, dan angka

2)

perbandingan kalau mungkin..


Beri bobot pada setiap faktor dari 0,0 (tidak penting) sampai 1,0 (amat
penting). Bobot yang diberikan pada suatu faktor menunjukkan kepentingan
relatif dari faktor itu untuk sukses dalam industri yang ditekuni perusahaan.
Tanpa memperdulikan apakah faktor kunci adalah kekuatan atau kelemahan
internal, faktor-faktor yang dianggap mempunyai pengaruh terbesar pada
prestasi organisasi diberi bobot tertinggi. Jumlah dari semua bobot harus sama

3)

dengan 1,0.
Berikan peringkat 1 sampai 4 pada setiap faktor untuk mengidentifikasi
apakah faktor tersebut sangat lemah (peringkat=1), lemah (peringkat=2), kuat
(peringkat=3), atau sangat kuat (peringkat=4). Perhatikan bahwa kekuatan
harus mendapatkan peringkat 3 atau 4 dan kelemahan harus mendapatkan
peringkat 1 atau 2. Oleh karenanya, peringkat berbasis perusahaan, sementara

4)

bobot di langkah 2 berbasis industry.


Kalikan setiap bobot faktor dengan peringkat untuk menentukan nilai yang

5)

dibobot untuk setiap variabel.


Jumlahkan nilai yang dibobot untuk setiap variabel untuk menentukan nilai
yang dibobot total bagi organisasi.
4

Tidak perduli berapa banyak faktor yang dimasukkan dalam Matriks IFE,
jumlah nilai yang dibobot dapat berkisar dari 1,0 yang rendah sampai 4,0 yang
tinggi, dengan rata-rata 2,5. Total nilai yang dibobot yang jauh di bawah 2,5
merupakan ciri organisasi yang lemah secara internal, sedangkan jumlah jauh di
atas 2,5 menunjukkan posisi internal yang kuat.
Ketika sebuah faktor internal kunci merupakan kekuatan dan kelemahan,
faktor itu harus dimasukkan dua kali dalam Matriks IFE, dan bobot dan peringkat
harus diberikan untuk setiap pernyataan.
1.2 ANALISIS SWOT PERUSAHAAN GARUDA INDONESIA
Faktor Internal Perusahaan
Kekuatan (Strengths):
1. Maskapai penerbangan terbesar di Indonesia.
2. Garuda saat ini mengoperasikan 89 pesawat yang terdiri dari 3 pesawat jenis
Boeing 747-400, 6 pesawat jenis Airbus 330-300, 5 pesawat jenis Airbus 330200 dan 33 pesawat jenis B737 Classic (seri 300, 400, 500) dan 42 pesawat
B737-800 NG.
3. Garuda mempunyai 36 rute penerbangan domestik dan 26 rute internasional
hingga tahun 2010.
4. Konsep layanan yang selalu menempatkan pelanggan sebagai fokus utama yang
didasarkan keramahtamahan dan keunikan Indonesia yang disebut dengan
Garuda Indonesia Experience yang didasarkan pada 5 senses yaitu sight,
sound, smell, taste, and touch, menyebabkan Garuda Indonesia mempunyai ciri
khas tersendiri dibandingkan dengan maskapai penerbangan lain;
5. Adanya layanan Immigration on Board yang merupakan inovasi Garuda dan
merupakan satu-satunya di dunia, yaitu layanan pemberian visa di atas pesawat;
6. Memiliki tim yang terdiri dari individu-individu yang handal, profesional,
kompeten, berdaya saing tinggi dan helpful serta dilandasi atas nilai-nilai FLYHI (efficient & effective, Loyalty, customer centricity, Honesty & openness, and
Integrity) disetiap insan Garuda Indonesia ;
7. Pangsa pasar Garuda Indonesia di pasar Internasional mencapai 23.2% kendati
terjadinya krisis global sehingga Garuda Indonesia tetap menjadi pemimpin

pasar untuk area Jepang-Korea-China, Timur Tengah dan South West


Pacific(Australia);
8. Memiliki teknologi informasi yang mutakhir dalam menjalankan bisnis sehingga
menempatkan Garuda Indonesia sebagai maskapai penerbangan dengan TI
tercanggih di Indonesia;
9. Garuda Indonesia banyak melakukan kegiatan CSR seperti program kemitraan
dan bina lingkungan sebagai bentuk kepedulian dan tanggung jawab kepada
masyarakat;
10. Garuda Indonesia termasuk dalam kategori baik untuk hal tata kelola
perusahaan;
11. Garuda Indonesia telah memiliki brand yang kuat dan telah diakui di pasar
domestik;
Kelemahan (Weakness):
1. Adanya

faktor

teknis

jumlah cockpitdan cabin

dan flight
crew sehingga

operations seperti
menyebabkan

keterbatasan
keterlambatan

penerbangan;
2. Tingginya tingkat hutang lancar yang diakibatkan adanya peningkatan dalam
jumlah kewajiban pada akun-akun lancar seperti hutang usaha dan biaya yang
masih harus dibayar;
3. Garuda sangat bergantung kepada sistem otomatisasi dalam menjalankan bisnis
sehingga apabila terjadi kesalahan sistem, proses bisnis perusahaan akan
terganggu;
4. Perseroan memiliki atau tetap memiliki defisit pada modal kerja pada masa yang
akan datang;
5. Biaya operasional yang tinggi menyebabkan harga tiket pesawat lebih tinggi
dibandingkan dengan maskapai penerbangan lainnya;
Tabel 1.1 Matriks Evaluasi Faktor Internal untuk Perusahaan Penerbangan Garuda
Indonesia
Faktor-Faktor Internal Utama

Bobot

Peringkat

0.20

Skor
Bobot

Kekuatan

Maskapai

terbesar

di

0.80

Indonesia

Garuda

saat

ini

mengoperasikan 89 pesawat

0.10

0.40

0.07

0.28

0.05

0.20

0.05

0.20

0.05

0.20

0.05

0.20

0.04

0.12

0.04

0.12

0.05

0.15

Garuda mempunyai 36 rute


penerbangan domestik dan 26
rute internasional hingga tahun
2010

Garuda Indonesia mempunyai


ciri

khas

tersendiri

dibandingkan

dengan

maskapai penerbangan lain

Hadirnya produk baru Citilink


sebagai gagasan baru dari
Garuda,

untuk

permintaan

memenuhi

pasar

terhadap

produk akan harga tiket yang


rendah

Adanya layanan Immigration


on

Board,

yaitu

layanan

pemberian visa di atas pesawat

Pangsa

pasar

Garuda

di

pasar

Indonesia

Internasional mencapai 23.2%

Memiliki teknologi informasi


yang mutakhir

Garuda

Indonesia

melakukan
(Corporate

kegiatan

banyak
CSR
Social

Responbility).

Garuda Indonesia termasuk


dalam kategori baik untuk hal
7

tata kelola perusahaan

Garuda

Indonesia

telah

memiliki brand yang kuat dan

0.07

0.28

0.05

0.10

0.02

0.02

0.04

0.08

0.02

0.04

0.10

0.20

telah diakui di pasar domestic

Kelemahan

Adanya

faktor

teknis

dan flight

operations seperti

keterbatasan
jumlahcockpit dan cabin
crew sehingga

menyebabkan

keterlambatan penerbangan

Tingginya

tingkat

hutang

lancar

Garuda

sangat

bergantung

kepada

sistem

otomatisasi

dalam
sehingga

menjalankan
apabila

bisnis
terjadi

kesalahan sistem, proses bisnis


perusahaan akan terganggu

Perseroan memiliki atau tetap


memiliki defisit pada modal
kerja pada masa yang akan
dating

Biaya operasional yang tinggi


menyebabkan
pesawat
dibandingkan

harga
lebih

tiket
tinggi
dengan

maskapai penerbangan lainnya


Total

3.39

Secara keseluruhan, perusahaan Garuda Indonesia ini memproleh skor bobot


total 3.39 yang dalam skala 1 sampai 4 berada di atas rata-rata, sehingga perusahaan
ini bisa dikatakan berhasil, mampu menarik keuntungan dari kekuatan internal dan
meminimalisir kelemahan yang ada di perusahaan.

DAFTAR PUSTAKA
David, Fred R. 2009. Manajemen Strategis, Jakarta: Salemba Empat
http://liarpp.wordpress.com/2012/11/10/analisis-swot-dan-matriks-ife-efe-garudaindonesia/

10

Anda mungkin juga menyukai