Anda di halaman 1dari 10

ANALISIS BISNIS PT.

GARUDA INDONESIA TBK

KELOMPOK 6

HASNA UFAIRATUS SYAFIRA 18312083


QURROTUL AINI 18312088
MUHAMMAD GHOZY FADHLURRAHMAN 18312321
SILVISKA WIRANTI 18312360

UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA

FAKULTAS BISNIS DAN EKONOMIKA

AKUNTANSI

2020/2021
Suatu bagian penting dari analisis eksternal adalah mengidentifikasikan perusahaan-
perusahaan saingan lainnya dan menentukan kekuatan, kelemahan, kemampuan, peluang,
ancaman, sasaran hasil, dan strategi mereka. Mengumpulkan dan mengevaluasi informasi
pesaing-pesaing sangat perlu untuk keberhasilan perumusan strategi. Model lima kekuatan
dari porter mengenai analisis persaingan merupakan pendekatan yang dipakai secara luas
untuk mengembangkan strategi dalam banyak industri (David, 2004).

Deskripsi Perusahaan

Garuda Indonesia merupakan satu-satunya maskapai penerbangan Indonesia yang


berkonsep full service airline. Saat ini, Garuda Indonesia mengoperasikan 82 armada untuk
melayani 33 rute domestik dan 18 rute internasional termasuk Asia (Regional Asia Tenggara,
Timur Tengah, Cina, Jepang, dan Korea Selatan), Australia, serta Eropa (Belanda). Garuda
Indonesia mempunyai visi untuk menjadi perusahaan penerbangan yang handal dengan
menawarkan layanan yang berkualitas kepada masyarakat udnia menggunakan keramahan
Indonesia. Sedangkan misi dari Garuda Indonesia adalah sebagai perusahaan penerbangan
pembawa bendera bangsa Indonesia yang mempromosikan Indonesia kepada dunia guna
menunjang pembangunan ekonomi nasional dengan memberikan pelayanan yang profesional.

Setelah melalui masa-masa sulit, kini Garuda Indonesia melanjutkan kesuksesan


dengan menjalankan program 5 tahun ekspansi secara agresif. Program ini dikenal dengan
nama Quantum Leap. Program ini diharapkan akan membawa perusahaan menjadi lebih
besar lagi dengan jaringan yang lebih luas dan diiringi dengan kualitas pelayanan yang
semakin baik.

Saat ini, Garuda Indonesia memiliki tiga hub di Indonesia. Pertama adalah hub bisnis
yang berada di Bandara Soekarno-Hatta, Jakarta. Kedua adaah hub di daerah pariwisata yang
berada di Bandara Ngurah Rai, Denpasar, Bali. Kemudian untuk meningkatkan frekuensi
penerbangan ke bagian timur Indonesia, Garuda Indonesia juga memiliki hub di Bandara
Sultan Hasanuddin, Makassar, Sulawesi Selatan.

Terlepas dari bisnis utamanya sebagai maskapai penerbangan, Garuda Indonesia juga
memiliki unit bisnis (Strategic Business Unit) dan anak perusahaan. Unit bisnis Garuda
Indonesia adalah Garuda Cargo dan Garuda Medical Center. Sedangkan anak perusahaan
dari Garuda Indonesia adalah PT Citilink Indonesia, yaitu maskapai tarif rendah (Low Cost
Carrier), PT Aerowisata (hotel, transportasi darat, agen perjalanan, dan katering), PT Abacus
Distribution System Indonesia (penyedia layanan sistem pemesanan tiket), PT Aero System
Indonesia/Asyst (penyedia layanan teknologi informasi untuk industri pariwisata dan
transportasi) dan PT Garuda Maintenance Facility (GMF Aero Asia), yaitu perusahaan yang
bergerak di bidang perawatan pesawat, perbaikan dan overhaul (Garuda Indonesia, 2014).

Analisis Strategi Bisnis PT. Garuda Indonesia


Strategi bisnis PT. Garuda Indonesia dalam persaingan industri penerbangan di
Indonesia dapat dianalisis dengan menggunakan strategi five forces analysis yang
dikemukakan oleh Porter. Pada hakikatnya, persaingan dalam industri dapat dilihat dari
persaingan lima kekuatan berikut ini :
a. Persaingan antar perusahaan sejenis
Industri penerbangan merupakan salah satu industri yang strategis di Indonesia.
Persaingan yang kuat dalam industri ini diindikasikan dengan semakin banyaknya maskapai
penerbangan domestik dan maskapai penerbangan internasional yang beroperasi dan
mengembangkan rute atau layanan penerbangan ke seluruh bandara yang terdapat di
Indonesia. Maskapai penerbangan domestik yang kini berada di Indonesia diantaranya adalah
Lion Air, Batik Air,Indonesian Air Asia, Wings Air, Sriwijaya Air, Nam Air, Cardig Air, dan
Manunggal Air Service. Terdapat pula beberapa maskapai internasional, seperti Singapore
Airlines, Malaysia Airlines, Thai Airlines, dan Korea Airlines. Garuda Indonesia
menghadapi persaingan yang berasal dari berbagai perusahaan penerbangan baik perusahaan
penerbangan full service carrier/FSC dan perusahaan penerbangan low cost carrier/LCC.
Berdasarkan undang-undang tentang penerbangan dan KM No. 26 tahun 2010, full service
carrier dinyatakan sebagai badan usaha angkutan udara niaga berjadwal yang didalam
menjalankan kegiatannya dengan standard maksimum, antara lain pemberian makanan dan
minuman, dan fasilitas ruang tunggu eksekutif (lounge) untuk kelas bisnis dan kelas utama.
Sedangkan low cost carrier dinyataan sebagai badan usaha angkutan udara niaga yang
menjalankan kegiatannya dengan standar minimum, antara lain hanya ada satu kelas
pelayanan tanpa ada pemberian makanan dan minuman, fasilitas ruang tunggu eksekutif dan
dikenakan biaya untuk bagasi tercatat. Untuk menanggapi persangan antar perusahaan
penerbangan FSC dan LCC ini, Garuda Indonesia melaksanakan kegiatan operasional
berdasarkan kedua tipe tersebut, yakni melaksanakan layanan FSC dan LCC ini. Garuda
Indonesia melaksanakan layanan FSC perseroan dengan brand Garuda Indonesia dan
mengembangkan layanan LCC pereroan dengan brand Citilink. Persaingan yang dihadapi
oleh Garuda Indonesia dan juga maskapai lain, didasarkan pada beberapa faktor, seperti
harga, jadwal, jaringan rute, kualitas pelayanan, tipe dan umur pesawat. Garuda Indonesia
juga dikenal sebagai premium airlines menawarkan harga tiket yang relatif mahal jika
dibandingkan dengan maskapai LCC dan cenderung membidik pangsa pasar kelas menengah
ke atas. Dengan demikian Garuda Indonesia harus menghadapi persaingan yang semakin
intensif dengan maskapai penerbangan lainnya.
Garuda Indonesia yang mengadapi persaingan kompetitif dalam Industri penerbangan
terus melakukan inovasi bagi pertumbuhan usahanya. Salah satunya dengan meluncurkan
rencana ekspansi yang agresif bernama Quantum Leap. Quantum Leap berencana melakukan
penggandaan armada pesawat dan menaikkan jumlah penumpang dengan cara menambah
rute tujuan domestik maupun internasional. Selain itu Garuda juga mengadakan overhaul
tampilan maskapai seperti mengubah livery maskapai, seragam staf dan logo yang diharapkan
dapat menangkap semangat keramahan dan keunikan khas Indonesia yaitu Garuda Indonesia
Experience. Pelayanan ini mencakup berbagai aspek dari kebudayaan, masakan dan
keramahan Indonesia dimana mini nasi tumpeng nusantara dan jus martebe (markisa dan
terong Belanda) menjadi tanda masakan Garuda Indonesia yang baru. Dengan segala upaya
tersebut diharapkan Garuda Indonesia bisa menjadi pemimpin pasar penerbangan Indonesia.

b. Ancaman dari pesaing baru

Sebagai akibat dari persaingan yang kompetitif dalam industri penerbangan, Garuda
Indonesia menghadapi masuknya pesaing baru baik dari pasar domestik maupun
internasional. Pesaing baru ini sebagian besar adalah penerbangan dengan biaya murah (Low
Cost Carrier). Masuknya pesaing baru khususnya LCC menimbulkan beberapa perubahan
dalam industri penerbangan secara keseluruhan. Perubahan-perubahan yang dialami telah
meningkatkan kapasitas tempat duduk penumpang dan meningkatan persaingan harga pada
rute-rute penerbangan yang telah tersedia.

PT. Citilink Indonesia adalah anak perusahaan PT. Garuda Indonesia (Persero) Tbk yang
bergerak di bidang angkutan niaga yang berjadwal yang berbiaya murah. Pengembangan
layanan LCC melalui Citilink adalah cara perusahaan untuk bersaing dengan pesaing baru
dan mendapatan pangsa pasar ekonomi yang telah dikuasai oleh para pesaing. Sehingga
dengan perusahaan mengembangkan layanan FSC perusahaan yakni Garuda Indonesia dan
layanan LCC perusahaan yakni Citilink, diharapkan perusahaan dapat mampu bersaing
dengan pesaing baru dan menguasai pangsa pasar di industri penerbangan Indonesia.

c. Ancaman dari produk substitusi

Produk substitusi (pengganti) transportasi udara adalah jasa transpotasi laut dan darat.
Penggunaan jasa transportasi pengganti dapat menjadi pilihan bagi pelanggan jika jarak yag
ditempuh pendek dan biayanya lebih rendah dibandingkan dengan menggunakan transportasi
udara. Jasa transportasi darat yang dapat menjadi produk pengganti adalah berupa kereta api,
bus atau mobil. Pelanggan yang lebih memilih produk pengganti kereta api adalah pelanggan
yang berasal dari dan hendak menuju kota-kota yang ada di Pulau Jawa yang tersedia layanan
kereta api. Sedangkan penggunaan produk pengganti berupa bus/mobil ataupun jasa
transportasi laut akan dilakukan pelanggan dengan pertimbangan biaya yang dikeluarkan.
Namun, tingkat mobilitas yang tinggi saat ini mengakibatkan jasa transportasi angkatan udara
menjadi pilihan yang tepat bagi masyarakat untuk menunjang aktivitasnya. Karena dengan
menggunakan jasa transportasi angkutan udara memberikan waktu tempuh yang jauh lebih
cepat bagi pelanggannya.

d. Kekuatan tawar menawar pemasok (bargaining power of supplier)


Pemasok yang dimiliki perusahaan penerbangan adalah pihak-pihak yang menyuplai
bahan baku yang diperlukan perusahaan untuk dapat melaksanakan kegiatan operasional
perusahaan PT. Garuda Indonesia (Persero) Tbk memiliki beberapa pemasok yang
mendukung kegiatan operasionalnya antara lain PT. Angkasa Pura (Persero), pemasok bahan
bakar, produsen dan mesin armada pesawat.
PT. Angkasa Pura (Persero) adalah badan usaha milik Negara yang memberikan
pelayanan pengoprasian bandara di Indonesia. Pelayanan yang disuplai PT. Angkasa Pura
(Persero) yakni mencakup penggunaan fasilitas bandara seperti sewa tempat penjualan tiket
dan ruangan kantor, jasa pengendalian lalu lintas udara, jasa pengendalian di darat dan jasa
penerbangan lainnya. Dengan berbagai jasa dan pelayanan yang diterima, Garuda Indonesia
menerima tagihan setiap bulan atas penggunaan fasilitas dan pelayanan di setiap bandara di
Indonesia dimana perusahaan beroperasi.
Bahan bakar sangat diperlukan dalam pelaksanaan operasional perusahaan penerbangan.
Pemasok bahan bakar Garuda Indonesia terdiri atas Pertamina dan beberapa pemsok
Internsaional. Sebagian besar bahan bakar pesawat yang digunakan oleh Garuda Indonesia,
yakni sebesar 70% termasuk semua bahan bakar pesawat yang diperlukan untuk penerbangan
domestik berasal dari satu sumber yaitu Pertamina. Perjanjian pasokan bahan bakar dengan
Pertamina berlangsung selama lima tahun. Penetapan harga bahan bakar mengacu pada harga
posting produksi dalam negeri. Sedangkan, perjajian dengan pemasok internasional berlaku
selama satu sampai dua tahun dimana penetapan harga bahan bakar internasional mengacu
pada harga dasar rata-rata minyak yang dipublikasikan oleh Platts melalui Singapura
berdasarkan Mean of Platts Singapore (MOPS), Mean of Platts Arab Gulf (MOPAG), Teluk
Arab, Saudi Arabia dan Belanda yang diterbitkan oleh ARAMCO atau Rotterdam.
Garuda Indonesia juga memerlukan pemasok armada pesawat dan mesin yang mendukung
penyediaan suku cadang terkait kegiatan usaha penerbangan perusahaan. Garuda Indonesia
menggunakan armada pesawat yang diproduksi oleh dua pemasok yakni Boeing dan Airbus.
Sedangkan mesin yang digunakan oleh armada pesawat diproduksi oleh CFM International
S.A. (joint venture) antara Snecma (SAFRAN Group) di Perancis dan General Electric di
Amerika Serikat dan Rolls-Royce Plc. Pembelian armada pesawat dan suku cadang yang
diperlukan Garuda Indonesia dilaksanakan sesuai dengan perjanjian pembelian. Sehingga
Garuda Indonesia dapat mendapatkan persetujuan harga yang terjangkau dengan kualitas
suku cadang terbaik dengan para pemasok.
e. Kekuatan tawar menawar pembeli ( bargaining power of buyer)
Pelanggan Garuda Indoesia dapat dikategorikan menjadi dua kelompok, yakni pelanggan
yang mengunakan rute penerbangan domestik dan internasional. Sebagai premium airlines,
konsumen layanan FSC dengan brand Garuda Indonesia yang menggunakan rute
penerbangan domestik adalah pelanggan yang berada pada pangsa pasar menengah ke atas.
Layanan LCC yakni Citilink ditunjukan kepada konsumen yang menggunakan rute
penerbangan domestik yang berada pada pangsa pasar kelas ekonomi. Dengan demikian
untuk melayani pelanggan rute penerbangan domestik, perusahaan telah megembangkan
layanan FSC dan LCC yang dapat menjangkau seluruh pangsa pasar di Industri penerbangan
domestik. Menggunakan rute penerbangan internasional antara lain jamaah haji, pihak
pemerintah, dan konsumen lain yang menggunakan layanan penerbangan Garuda Indonesia.
Jamaah haji merupakan konsumen tetap layanan penerbangan internasional Garuda Indonesia
setiap tahun. Layanan penerbangan kepada jamaah haji memberikan kontribusi yang cukup
besar bagi pendapatan usaha PT. Garuda Indonesia.
Persaingan dengan sebagian besar maskapai pesaing yang berusaha merebut kesetiaan
pelanggan dilakukan dengan menawarkan kepada pelanggan harga tiket yang lebih murah
dapat diantisipasi oleh PT. Garuda Indonesia dengan menawarkan tiket dengan harga promosi
kepada pelanggan. Keuntungan bagi pelanggan adalah mendapatkan tiket yang murah dengan
tetap menikmati kualitas pelayanan terbaik dari Garuda Indonesia. Dengan demikian, PT.
Garuda Indonesia juga menciptakan peluang bagi masyarakat untuk memilih menggunakan
layanan penerbangan Garuda Indonesia.Ringkasan atas analisis strategi bisnis dengan
menggunakan analisis Porter dapat dilihat dari bagan di bawah ini :

Pendatang Baru :
Maskapai penerbangan low
cost carrier baik lokal atau
internasional.

Tekanan persaingan dari pendatang baru yang


potensial untuk merebut pasar (konsumen)

Persaingan
antar perusahaaan sejenis :
Pemasok : BAB 4 Pembeli :
- PT Angkasa Pura - Pelanggan rute domestik
(Persero) - Pelanggan rute
- Pertamina
PENUTUP
internasional
- Boeing dan Airbus
- CFM Internasional S.A - Maskapai Penerbangan Lokal
- Rolls Royce Plc. - Maskapai Penerbangan
Internasional

Tekanan persaingan datang dari usaha-usaha


pasar (pesaing) untuk merebut pasar (konsumen)

Substitusi :
- Transportasi Darat :
Kereta api dan
kendaraan bermotor
- Transportasi Laut :
Kapal laut

Bagan Ringkasan Analisis Strategi Porter

Analisis Kompetitor PT Garuda Indonesia TBK

Seperti yang kita ketahui, Garuda Indonesia mempunyai banyak pesaing di industri
penerbangan. Salah satunya adalah Batik Air yang masih satu atap dengan Lion Air. Batik
Air mulai beroperasi sejak bulan Mei 2013 sebagai full-service airline, sama seperti Garuda
Indonesia. Hingga sekarang, Batik Air sudah mampu melayani penerbangan ke lebih dari 37
destinasi di kawasan Asia Pasifik. Batik Air juga pernah dianugerahi sertifikat untuk On
Time Performance (OTP) menjadikannya maskapai dengan tingkat ketepatan waktu terbaik
dibandingkan dengan maskapai lokal lain.
Melihat ancaman dengan munculnya maskapai baru yang berada di bidang yang sama
(full-service), PT Garuda Indonesia menyiapkan strategi untuk menghadapinya. Strategi baru
itu ialah peningkatan dalam pelayanan pesawat dan post-flight.

Untuk layanan pre-in , strategi yang digunakan adalah perbanyakan jaringan akses
pemesanan dan pembelian tiket, mempermudah pemesanan online dan bekerjasama dengan
16 bank. Garuda Indonesia juga memperbanyak ticketing office dan peningkatan lounge di
berbagai bandara. Untuk bidang pelayanan dalam penerbangan, Garuda Indonesia
menyediakan berbagai menu makan khas Indonesia serta membenahi audio dan video sebagai
sarana hiburan. Sedangkan, khusus untuk first class, Garuda Indonesia akan membuka
layannan chef on-board.

Strategi untuk meningkatkan pelayanan dalam mobilisasi, Garuda Indonesia akan


mendatangkan 24 buah pesawat baru, termasuk B 777-300ER dan menjalin kerja sama
dengan beberapa maskapai internasional, contohnya China, Singapura dan Turkish Airlines.

Analisis Pasar PT Garuda Indonesia Tbk

Disaat pandemi Covid 19 ini masih membersamai, manajemen garuda selalu


merancang inovasi bisnis guna memprediksi pasar di masa yang akan datang. Salah satu
Analisa pasar yang diimplementasikan yaitu Garuda Indonesia Group melalui lini usaha trans
portasi dan logistik - PT Aerojasa Cargo secara resmi meluncurkan "KirimAja" yang merupa
kan layanan pengiriman barang berbasis aplikasi digital dengan jangkauan pengiriman barang
ke sejumlah destinasi penerbangan yang dilayani oleh seluruh armada Garuda Indonesia, Citil
ink Indonesia maupun pengiriman untuk wilayah Jabodetabek maupun wilayah antarkota lain
nya yang didukung oleh layanan dari Aerojasa Cargo.

Direktur Utama Garuda Indonesia Irfan Setiaputra mengungkapkan, "Pandemi COVI


D-19 menuntut kami untuk semakin adaptif dan kreatif berakselerasi mengembangkan opport
unity bisnis di era new normal, yang salah satunya kami kembangkan melalui bisnis layanan l
ogistik dengan memperkenalkan “KirimAja” yang merupakan layanan pengiriman barang ber
basis aplikasi digital”. Perkembangan pesat industri e-commerce di Indonesia serta munculny
a tren baru pada era new normal, menjadikan sektor layanan logistik memiliki peran penting
dalam menjembatani kebutuhan masyarakat akan layanan pengiriman barang secara cepat, te
pat, dan efisien."

Inovasi kedua yang dilakukan terhadap perkembangan pasar yaitu Maskapai nasional
Garuda Indonesia memperkuat upaya antisipatif penyebaran virus corona dengan melakukan
disinfeksi (penyemprotan cairan khusus) armada untuk memastikan aspek kebersihan kabin p
esawat dan sterilisasi terhadap kuman. Disinfeksi armada telah dilakukan khususnya pada ar
mada yang sebelumnya melayani penerbangan dari dan menuju Tiongkok Adapun disinfeksi
armada tersebut dilakukan dengan melakukan penyemprotan cairan disinfectant di kabin pesa
wat sesuai dengan prosedur dan regulasi aspek safety yang berlaku. Proses disinfeksi tersebut
dilakukan untuk memastikan kebersihan dan aspek higienis kabin pesawat. Awak pesawat Ga
ruda Indonesia yang bertugas pada rute Tiongkok juga melakukan prosedural pemeriksaan ke
sehatan rutin di Kantor Kesehatan Pelabuhan (KKP) Bandara pada saat sebelum dan setelah b
ertugas untuk memastikan kesehatan awak pesawat.
Garuda Indonesia juga telah melakukan proses antisipasi lebih lanjut berupa disinfeks
i  kabin pesawat serta mengganti filter alat penyaring udara High Efficiency Particulate Arres
ting (HEPA) pada armada yang sebelumnya melayani penerbangan dari dan menuju Tiongko
k. Adapun HEPA merupakan fitur kelengkapan baku armada yang dioperasikan Garuda Indo
nesia yang berfungsi untuk mematikan virus dan bakteri di kabin pesawat. Adapun seluruh pe
sawat Garuda Indonesia saat ini telah dilengkapi dengan fitur HEPA tersebut. Upaya antisipa
si juga dilakukan oleh pihak otoritas bandara melalui melalui profiling dan pengecekan seluru
h penumpang yang akan melaksanakan penerbangan di bandara.

Analisis Regulasi Pemerintah PT Garuda Indonesia Tbk

PT Garuda Indonesia sebagai perusahaan BUMN Indonesia yang memberikan


layanan di bidang penerbangan tentu terikat dan atau terpengaruhi oleh hukum dan regulasi
Pemerintah Indonesia. Hukum dan regulasi tersebut tentunya akan mempengaruhi kinerja PT
Garuda Indonesia. Berikut adalah beberapa hukum dan regulasi pemerintah yang mengikat
ataupun mempengaruhi PT Garuda Indonesia.

 Kebijakan Perhitungan dan Penerapan Tarif Batas Atas Penumpang Pelayanan Kelas
Ekonomi

Pada awalnya, Kebijakan Perhitungan dan Penerapan Tarif Batas Atas


Penumpang Pelayanan Kelas Ekonomi berdasarkan Peraturan Menteri Perhubungan
Nomor KM 26 Tahun 2010 tentang Mekanisme Formulasi Tarif Batas Kelas Ekonomi,
tidak disertai dengan informasi mengenai tarif batas bawah nya. Kebijakan mengenai
Tarif Batas Bawah baru ditambahkan pada tahun 2014 berdasarkan Peraturan
MenteriPerhubungan Republik Indonesia Nomor 91 tahun 2014 tentang Perubahan
Kedua Atas Peraturan Menteri Perhubungan Nomor 51 tahun 2014 tentang Mekanisme
Formulasi Perhitungan dan Penetapan Tarif Batas Atas Penumpang PelayananKelas
Ekonomi Angkatan Udara Niaga Berjadwal Dalam Negeri. Akibatnya, banyak
perusahaan kompetitor yang membanting harga untung dapat bersaing dengan Garuda
Indonesia. Hal ini juga berdampak pada pendapatan Garuda Indonesia.

 Kebijakan penghematan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara

Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan ReformasiBirokrasi


Nomor 10 tahun 2014 tentang Peningkatan Efektivitas dan Efisiensi Kerja Aparatur
Negara dan Nomor 11 tahun 2014 tentang Pembatasan KegiatanPertemuan/Rapat di Luar
Kantor, terkait penghematan biaya perjalanan dinas bagiPejabat dan Pegawai Negeri
Sipil melarang Pegawai Negeri Sipil, anggota DPR/DPRD dan pejabat pemerintahan
untuk melakukan perjalanan dinas dengan penerbangan menggunakan kelas bisnis.
Kebijakan ini dapat mempengaruhi pendapatan Garuda Indonesia, karena penerbangan
kelas bisnis Garuda Indonesia biasanya dibeli oleh masyarakat keals atas yang di
dalamnya termasuk pejabat-pejabat negara. Dengan diberlakukannya peraturan ini,
maka pendapatan Garuda Indonesia dapat berkurang cukup besar.

 Penurunan harga avtur oleh Pertamina

Pada tanggal 16 Februari 2019, pertamina telah melakukan penyesuaian harga


jual avtur. Sesuai dengan Keputusan Menteri ESDM Nomor 17/2019 tentang Formula
Harga Dasar dalam Perhitungan Harga Jual Eceran Jenis BBM Umum Jenis Avtur yang
Disalurkan Melalui Depot Pengisian Pesawat Udara, harga avtur untuk bandara
Soekarno Hatta Cengkareng mengalami penurunan dari sebelumnya Rp8.210 per liter
menjadi Rp7.960 per liter. Harga itu lebih rendah sekitar 26% dibandingkan harga avtur
di Bandara Changi Singapura yang mencapai Rp 10.769 per liter per 15 Februari 2019.
Saat ini pun, harga avtur di Cengkareng kembali turun menjadi Rp7.920 per liter. VP
Corporate Communication Pertamina, Fajriyah Usman, mengatakan bahwa telah
dilakukan evaluasi dan penyesuaian harga avtur secara periodik. Penyesuaian tersebut
dilakukan dengan mempertimbangkan rata-rata harga minyak dunia, nilai tukar rupiah
dan faktor-faktor lainnya. Penurunan harga avtur tentu berperan besar dalam
menurunkan beban operasinal Garuda Indonesia. Dengan menurunnya beban
operasional, biaya dapat dialokasikan ke bidang lain.

KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan

Dari penjelasan diatas maka bisa disimpulkan bahwa:

1. Strategi diversifikasi produk merupakan strategi yang dipakai oleh Garuda Indonesia
untuk mengahadapi persaingan dengan perusahaan sejenis, dengan menghadirkan
Citilink sebagai perusahaan dengan layanan LCC untuk memperluas pangsa pasar.
2. Garuda Indonesia harus memilih pemasok yang tepat yang dapat mendukung kegiatan
usaha penerbangan perusahaan. Diharapkan pemasok-pemasok tersebut dapat bekerja
sama dalam mengembangkan kualitas operasional dan pelayanan Garuda Indonesia
dengan memberikan pasokan bahan baku dan suku cadang yang diperlukan dengan
kualitas terbaik, tepat waktu dan sesuai dengan perjanjian bersama.
3. Strategi promosi Garuda Indonesia dengan menjual tiket dengan harga promosi, cukup
memberikan kontribusi terhadap jumlah peningkatan pelanggan. Garuda Indonesia
juga harus mampu menjaga kepuasan pelanggan yang telah setia untuk menggunakan
jasa penerbangan bersama Garuda Indonesia.
4. Berbagai hukum dan regulasi pemerintah memberikan dampak yang bervariasi pada
Garuda Indonesia, contohnya adalah beberapa regulasi dapat menghambat pendapatan
Garuda Indonesia tetapi terdapat juga regulasi lain yang dapat mengurangi beban
operasional sehingga biaya dapat dialokasi ke bidang lain.

Saran

1. Optimalisasi layanaan bisnis Full Service Carrier untuk mendukung pertumbuhan


permintaan domestik dengan meningkatkan armada yang sesuai dan memperbanyak
jaringan rute untuk dapat mendukung pertumbuhan permintaan pasar domestik.

2. Memperkuat dan menambah rute internasional secara langsung ke tujuan dengan


berusaha menghindari transit di lokasi penghubung bandara, seperti rute ke India,
Taiwan dan Filipina.
3. Memperkuat brand perseroan di pasar internasional dengan konsistensi terhadap
pelayanan dan jasa FSC yang membedakan dengan perusahaan pesaing.

4. Pengembangan Low Cost Carrier (LCC) untuk mendapatkan segmentasi pasar dari
layanan FSC untuk melayani penumpang yang sensitif terhadap harga di dalam
negeri.

5. Memperbanyak jumlah, menyederhanakan jenis dan meremajakan armada pesawat


untuk meningkatkan kualitas pelayanan dan efisiensi beban oprasional.

6. Meningkatkan disiplin biaya dan manajemen pendapatan perseroan dengan


meningkatkan penggunaan pesawat dan efisiensi pengguanaan bahan bakar, fuel
conservation program serta efisiensi pemeliharaan, pelathan dan biaya tenaga kerja

7. Pengembangan sumber daya manusia dengan kualitas dan kuantitas yang tepat.

8. Menggandeng kompetitor dalam jalinan kerja sama sebagai investor.

Anda mungkin juga menyukai