KELOMPOK 6
AKUNTANSI
2020/2021
Suatu bagian penting dari analisis eksternal adalah mengidentifikasikan perusahaan-
perusahaan saingan lainnya dan menentukan kekuatan, kelemahan, kemampuan, peluang,
ancaman, sasaran hasil, dan strategi mereka. Mengumpulkan dan mengevaluasi informasi
pesaing-pesaing sangat perlu untuk keberhasilan perumusan strategi. Model lima kekuatan
dari porter mengenai analisis persaingan merupakan pendekatan yang dipakai secara luas
untuk mengembangkan strategi dalam banyak industri (David, 2004).
Deskripsi Perusahaan
Saat ini, Garuda Indonesia memiliki tiga hub di Indonesia. Pertama adalah hub bisnis
yang berada di Bandara Soekarno-Hatta, Jakarta. Kedua adaah hub di daerah pariwisata yang
berada di Bandara Ngurah Rai, Denpasar, Bali. Kemudian untuk meningkatkan frekuensi
penerbangan ke bagian timur Indonesia, Garuda Indonesia juga memiliki hub di Bandara
Sultan Hasanuddin, Makassar, Sulawesi Selatan.
Terlepas dari bisnis utamanya sebagai maskapai penerbangan, Garuda Indonesia juga
memiliki unit bisnis (Strategic Business Unit) dan anak perusahaan. Unit bisnis Garuda
Indonesia adalah Garuda Cargo dan Garuda Medical Center. Sedangkan anak perusahaan
dari Garuda Indonesia adalah PT Citilink Indonesia, yaitu maskapai tarif rendah (Low Cost
Carrier), PT Aerowisata (hotel, transportasi darat, agen perjalanan, dan katering), PT Abacus
Distribution System Indonesia (penyedia layanan sistem pemesanan tiket), PT Aero System
Indonesia/Asyst (penyedia layanan teknologi informasi untuk industri pariwisata dan
transportasi) dan PT Garuda Maintenance Facility (GMF Aero Asia), yaitu perusahaan yang
bergerak di bidang perawatan pesawat, perbaikan dan overhaul (Garuda Indonesia, 2014).
Sebagai akibat dari persaingan yang kompetitif dalam industri penerbangan, Garuda
Indonesia menghadapi masuknya pesaing baru baik dari pasar domestik maupun
internasional. Pesaing baru ini sebagian besar adalah penerbangan dengan biaya murah (Low
Cost Carrier). Masuknya pesaing baru khususnya LCC menimbulkan beberapa perubahan
dalam industri penerbangan secara keseluruhan. Perubahan-perubahan yang dialami telah
meningkatkan kapasitas tempat duduk penumpang dan meningkatan persaingan harga pada
rute-rute penerbangan yang telah tersedia.
PT. Citilink Indonesia adalah anak perusahaan PT. Garuda Indonesia (Persero) Tbk yang
bergerak di bidang angkutan niaga yang berjadwal yang berbiaya murah. Pengembangan
layanan LCC melalui Citilink adalah cara perusahaan untuk bersaing dengan pesaing baru
dan mendapatan pangsa pasar ekonomi yang telah dikuasai oleh para pesaing. Sehingga
dengan perusahaan mengembangkan layanan FSC perusahaan yakni Garuda Indonesia dan
layanan LCC perusahaan yakni Citilink, diharapkan perusahaan dapat mampu bersaing
dengan pesaing baru dan menguasai pangsa pasar di industri penerbangan Indonesia.
Produk substitusi (pengganti) transportasi udara adalah jasa transpotasi laut dan darat.
Penggunaan jasa transportasi pengganti dapat menjadi pilihan bagi pelanggan jika jarak yag
ditempuh pendek dan biayanya lebih rendah dibandingkan dengan menggunakan transportasi
udara. Jasa transportasi darat yang dapat menjadi produk pengganti adalah berupa kereta api,
bus atau mobil. Pelanggan yang lebih memilih produk pengganti kereta api adalah pelanggan
yang berasal dari dan hendak menuju kota-kota yang ada di Pulau Jawa yang tersedia layanan
kereta api. Sedangkan penggunaan produk pengganti berupa bus/mobil ataupun jasa
transportasi laut akan dilakukan pelanggan dengan pertimbangan biaya yang dikeluarkan.
Namun, tingkat mobilitas yang tinggi saat ini mengakibatkan jasa transportasi angkatan udara
menjadi pilihan yang tepat bagi masyarakat untuk menunjang aktivitasnya. Karena dengan
menggunakan jasa transportasi angkutan udara memberikan waktu tempuh yang jauh lebih
cepat bagi pelanggannya.
Pendatang Baru :
Maskapai penerbangan low
cost carrier baik lokal atau
internasional.
Persaingan
antar perusahaaan sejenis :
Pemasok : BAB 4 Pembeli :
- PT Angkasa Pura - Pelanggan rute domestik
(Persero) - Pelanggan rute
- Pertamina
PENUTUP
internasional
- Boeing dan Airbus
- CFM Internasional S.A - Maskapai Penerbangan Lokal
- Rolls Royce Plc. - Maskapai Penerbangan
Internasional
Substitusi :
- Transportasi Darat :
Kereta api dan
kendaraan bermotor
- Transportasi Laut :
Kapal laut
Seperti yang kita ketahui, Garuda Indonesia mempunyai banyak pesaing di industri
penerbangan. Salah satunya adalah Batik Air yang masih satu atap dengan Lion Air. Batik
Air mulai beroperasi sejak bulan Mei 2013 sebagai full-service airline, sama seperti Garuda
Indonesia. Hingga sekarang, Batik Air sudah mampu melayani penerbangan ke lebih dari 37
destinasi di kawasan Asia Pasifik. Batik Air juga pernah dianugerahi sertifikat untuk On
Time Performance (OTP) menjadikannya maskapai dengan tingkat ketepatan waktu terbaik
dibandingkan dengan maskapai lokal lain.
Melihat ancaman dengan munculnya maskapai baru yang berada di bidang yang sama
(full-service), PT Garuda Indonesia menyiapkan strategi untuk menghadapinya. Strategi baru
itu ialah peningkatan dalam pelayanan pesawat dan post-flight.
Untuk layanan pre-in , strategi yang digunakan adalah perbanyakan jaringan akses
pemesanan dan pembelian tiket, mempermudah pemesanan online dan bekerjasama dengan
16 bank. Garuda Indonesia juga memperbanyak ticketing office dan peningkatan lounge di
berbagai bandara. Untuk bidang pelayanan dalam penerbangan, Garuda Indonesia
menyediakan berbagai menu makan khas Indonesia serta membenahi audio dan video sebagai
sarana hiburan. Sedangkan, khusus untuk first class, Garuda Indonesia akan membuka
layannan chef on-board.
Inovasi kedua yang dilakukan terhadap perkembangan pasar yaitu Maskapai nasional
Garuda Indonesia memperkuat upaya antisipatif penyebaran virus corona dengan melakukan
disinfeksi (penyemprotan cairan khusus) armada untuk memastikan aspek kebersihan kabin p
esawat dan sterilisasi terhadap kuman. Disinfeksi armada telah dilakukan khususnya pada ar
mada yang sebelumnya melayani penerbangan dari dan menuju Tiongkok Adapun disinfeksi
armada tersebut dilakukan dengan melakukan penyemprotan cairan disinfectant di kabin pesa
wat sesuai dengan prosedur dan regulasi aspek safety yang berlaku. Proses disinfeksi tersebut
dilakukan untuk memastikan kebersihan dan aspek higienis kabin pesawat. Awak pesawat Ga
ruda Indonesia yang bertugas pada rute Tiongkok juga melakukan prosedural pemeriksaan ke
sehatan rutin di Kantor Kesehatan Pelabuhan (KKP) Bandara pada saat sebelum dan setelah b
ertugas untuk memastikan kesehatan awak pesawat.
Garuda Indonesia juga telah melakukan proses antisipasi lebih lanjut berupa disinfeks
i kabin pesawat serta mengganti filter alat penyaring udara High Efficiency Particulate Arres
ting (HEPA) pada armada yang sebelumnya melayani penerbangan dari dan menuju Tiongko
k. Adapun HEPA merupakan fitur kelengkapan baku armada yang dioperasikan Garuda Indo
nesia yang berfungsi untuk mematikan virus dan bakteri di kabin pesawat. Adapun seluruh pe
sawat Garuda Indonesia saat ini telah dilengkapi dengan fitur HEPA tersebut. Upaya antisipa
si juga dilakukan oleh pihak otoritas bandara melalui melalui profiling dan pengecekan seluru
h penumpang yang akan melaksanakan penerbangan di bandara.
Kebijakan Perhitungan dan Penerapan Tarif Batas Atas Penumpang Pelayanan Kelas
Ekonomi
Kesimpulan
1. Strategi diversifikasi produk merupakan strategi yang dipakai oleh Garuda Indonesia
untuk mengahadapi persaingan dengan perusahaan sejenis, dengan menghadirkan
Citilink sebagai perusahaan dengan layanan LCC untuk memperluas pangsa pasar.
2. Garuda Indonesia harus memilih pemasok yang tepat yang dapat mendukung kegiatan
usaha penerbangan perusahaan. Diharapkan pemasok-pemasok tersebut dapat bekerja
sama dalam mengembangkan kualitas operasional dan pelayanan Garuda Indonesia
dengan memberikan pasokan bahan baku dan suku cadang yang diperlukan dengan
kualitas terbaik, tepat waktu dan sesuai dengan perjanjian bersama.
3. Strategi promosi Garuda Indonesia dengan menjual tiket dengan harga promosi, cukup
memberikan kontribusi terhadap jumlah peningkatan pelanggan. Garuda Indonesia
juga harus mampu menjaga kepuasan pelanggan yang telah setia untuk menggunakan
jasa penerbangan bersama Garuda Indonesia.
4. Berbagai hukum dan regulasi pemerintah memberikan dampak yang bervariasi pada
Garuda Indonesia, contohnya adalah beberapa regulasi dapat menghambat pendapatan
Garuda Indonesia tetapi terdapat juga regulasi lain yang dapat mengurangi beban
operasional sehingga biaya dapat dialokasi ke bidang lain.
Saran
4. Pengembangan Low Cost Carrier (LCC) untuk mendapatkan segmentasi pasar dari
layanan FSC untuk melayani penumpang yang sensitif terhadap harga di dalam
negeri.
7. Pengembangan sumber daya manusia dengan kualitas dan kuantitas yang tepat.