Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH

ANALISIS TERHADAP EMITEN BIRD, BLUE BIRD TBK

Disusun dalam rangka memenuhi Ujian Akhir Semester pada mata kuliah
Manajemen Investasi yang diampu oleh :

Ibu Bety Nur Achadiyah, S.Pd., M.Sc., CSRS

Oleh :

Azza Nisrina Farah 190422627735

UNIVERSITAS NEGERI MALANG

FAKULTAS EKONOMI

AKUNTANSI

2020/2021
A. Deskripsi Bisnis PT Blue Bird Tbk.

Gambar 1. Logo Blue Bird Group


Berawal pada tahun 1965, Alm. Ibu Mutiara Fatimah Djokosoetono,
bersama dua anak laki-lakinya, yaitu Alm. dr. Chandra Suharto dan dr.
Purnomo Prawiro menjalankan taksi tanpa argo dengan nama Chandra Taxi,
yang merupakan nama dari Alm. dr. Chandra Suharto. Pada tahun 1972, Alm.
Ibu Mutiara Fatimah Djokosoetono bersama kedua anak dan rekan bisnisnya
mulai mengembangkan usahanya dengan secara resmi memulai bisnis
transportasi dengan 25 armada taksi. Seiring berjalannya waktu, Blue Bird
selalu menjadi pelopor dalam mengubah dan memberikan inovasi dalam
industri taksi di Indonesia. Pada tahun 2014, PT Blue Bird Tbk, yang
merupakan salah satu anak perusahaan Blue Bird Group yang meliputi bisnis
taksi, rental mobil, dan charter bus secara resmi telah Go Public di Bursa Efek
Indonesia. Pada 2014 ini perusahaan memperoleh pernyataan efektif dari
OJK (Otoritas Jasa Keuangan) untuk melakukan penawaran umum perdana
pada saham Bird yang ditujukan kepada masyarakat sebesar 376.500.000
dengan nilai Rp100,- per saham dan harga penawaran Rp6.500,- per saham.
Dan saham-saham tersebut akan dicatatkan pada Bursa Efek Indonesia
(BEI). Pemegang saham yang memiliki saham lebih dari 5% pada PT Blue
Bird Tbk, antara lain adalah PT Pusaka Citra Djokosoetono dengan saham
sebesar 37,17%, Purnomo Prawiro dengan saham sebesar 9,56%, Kresna
Priawan Djokosoetono dengan saham sebesar 5,97%, Sigit Priawan
Djokosoetono dengan saham sebesar 5,97%, Bayu Priawan Djokosoetono
dengan saham sebesar 5,97%, dan Indra Priawan Djokosoetono dengan
saham sebesar 5,97%.
Khusus pada bidang transportasi, PT. Blue Bird Group telah mengakui
sisi beberapa perusahaan taksi, di antaranya adalah yang berada Payung
Pusaka Group. Beberapa anak perusahaan tersebut antara lain Cendrawasih,
Pusaka Nuri, Pusaka Citra, Pusaka Biru, Pusaka Lintas, Pusaka Prima,
Pusaka Satria, Morante Jaya, Lintas Buana, dan Blue Bird sendiri. Bird Group
mengkategorikan jasanya ke dalam beberapa anak perusahaan dengan
tujuan agar marketnya berbeda. Untuk terus melayani jutaan penumpang
setiap bulannya, perusahaan ini telah memperluas jenis layanannya mulai
dari regular taxis (Blue Bird & Pusaka), executive taxi (Silver Bird), limousine
& car rental (Golden Bird), charter Bus (Big Bird), Logistic (Iron Bird Logistic),
Industry, Property, IT & Supporting Services dan Heavy Equipment. Seiring
dengan perkembangan zaman, Blue Bird pun ikut melakukan perubahan
internal proses bisnisnya untuk dapat mengadaptasi hal-hal baru, salah
satunya yaitu dengan adanya aplikasi MyBlueBird. Aplikasi ini dibuat dengan
tujuan agar mempermudah penumpang untuk mendapatkan armada
dimanapun mereka berada serta agar penumpang menjadi lebih interaktif
dalam menggunakannya dikarenakan sistem pembayarannya pun juga dapat
dilakukan dengan sistem non-tunai. Dalam menjalankan bisnisnya,
perusahaan ini memiliki visi dan misi, yaitu:
 Visi
Menjadi Perusahaan yang mampu bertahan dan mengedepankan kualitas
untuk memastikan kesejahteraan yang berkelanjutan bagi para
stakeholder.
 Misi
Tujuan kita adalah tercapainyakepuasan pelanggan, dan
mengembangkan serta mempertahankan diri sebagai pemimpin pasar di
setiap kategori yang kita masuki. Dalam transportasi darat, kita
menyediakan layanan yang handal, dan berkualitas tinggi dengan
penggunaan sumber daya yang efisien dan kita melakukannya sebagai
satu tim yang utuh.
Kelebihan

B. Analisis Ekonomi Global dan Lokal

Ekonomi merupakan salah satu sektor yang sangat penting dalam


perkembangan suatu negara. Sejak awal 2020, adanya fenomena
coronavirus yang sangat menggemparkan masyarakat dunia dan salah
satunya Indonesia sangat berdampak terhadap beberapa sektor di seluruh
belahan dunia, terutama dalam sektor perekonomian. Hampir seluruh sektor
perekonomian baik dari skala kecil hingga terbesar pun merasakan dampak
akan adanya pandemi ini. Sektor perekonomian mengalami penurunan pada
angka yang cukup signifikan sejak pandemi ini bermula hingga saat ini. Tidak
hanya pada sektor perekonomian, sektor transportasi pun mengalami dampak
yang sangat besar dikarenakan adanya sistem lockdown yang diterapkan di
berbagai negara di belahan dunia termasuk salah satunya Indonesia. Dengan
adanya sistem lockdown ini, masyarakat antar dunia sulit untuk saling
bepergian sehingga mengakibatkan kerugian yang sangat besar pada sektor
transportasi dunia.

Selain adanya pandemi, dewasa ini muncul banyak sekali perusahaan


berbasis teknologi terutama di bidang transportasi yang memberikan inovasi
di masa pandemic ini. Mereka tidak menjadikan masa pandemic ini terbuang
sia-sia, sehingga berbagai inovasi dalam bidang teknologi dimanfaatkan. Dan
dengan adanya hal tersebut tentu saja keberadaan PT Blue Bird Tbk bisa
terancam dari dunia transportasi di Indonesia, dikarenakan fitur yang
ditawarkan oleh perusahaan sejenisnya lebih menjangkau kebutuhan
masyarakat saat ini terutama di masa pandemi. Seperti salah satunya ialah
perusahaan Gojek yang saat ini kerap diminati oleh masyarakat. Perusahaan
ini telah menguasai pasar transportasi online di Indonesa dikarenakan fitur
yang disediakan cukup lengkap mulai dari adanya fitur Go-food, Go-clean,
Go-ride, Go-car, Go-massage, dan masih banyak lagi. Tentunya fitur-fitur
yang disediakan ini sangat memudahkan masyarakat untuk melakukan
aktivitasnya. Dibalik berbagai tantangan pada masa pandemic covid-19 ini,
PT Blue Bird Tbk telah menghadapi tantangan yang lebih besar dengan
munculnya berbagai perusahaan pesaing itu.

C. Tinjauan Industri & Posisi Persaingan

Era modern saat ini sudah mengalami perkembangan yang erat


dengan adanya teknologi yang semakin maju, sehingga hal ini akan
membawa manusia menuju pada kebutuhan yang tidak hanya berdasarkan
pada kebutuhan primer seperti sandang dan pangan saja, melainkan
kebutuhan akan life style atau gaya hidup yang lebih modern dan salah
satunya yaitu kebutuhan transportasi. Transportasi saat ini telah menjadi
suatu kebutuhan yang melekat bagi manusia dikarenakan dapat memberikan
manfaat serta kemudahan bagi manusia, salah satunya yaitu menjadikan
waktu yang lebih efisien. Kebutuhan dan kemudahan inilah yang saat ini
banyak dicari oleh masyarakat yang dapat memunculkan adanya
pertumbuhan serta persaingan pada penyedia jasa transportasi. Hal ini tentu
akan menuntut perusahaan transportasi agar dapat bersaing serta
meningkatkan kualitasnya.

Untuk bertahan dalam persaingan di bidang jasa transportasi, PT Blue


Bird Tbk kini menghadirkan inovasi baru pada tahun 2011 yaitu layanan
pemesanan taksi online yang diberi nama Taxi Mobile Reservation. Aplikasi
tersebut tidak hanya menjadi sebuah layanan biasa, pada aplikasi tersebut
pelanggan dapat mengetahui secara pasti akan keberadaan taksi yang
dipesan tanpa harus telepon atau konfirmasi ke call center terlebih dahulu,
sehingga konsumen bisa lebih mudah mengatur waktu. (diakses dari
www.bluebirdgroup.com tanggal 01/06/2021).

Gambar 2. Grafik Pengguna Internet 2021


Sumber: (https://apjii.or.id/, 01/06/21)

Dapat dilihat dari gambar tersebut bahwa pada tahun 2016 Lembaga
Asosiasi Penyelenggara Jaringan Internet Indonesia (APJII) telah melakukan
survei, dan terlihat bahwa 132,7 juta dari total penduduk sebanyak 256,2 juta
orang Indonesia telah terhubung ke internet. Data tersebut mengalami
kenaikan sebesar 51,8 persen jika dibandingkan dengan jumlah pengguna
internet pada tahun 2014 yang hanya mencapai 88 juta orang. (diakses dari
tekno.kompas.com, pada tanggal 01/06/2021).

Adanya kenaikan akan jumlah pengguna internet ini menjadikan


persaingan yang sangat ketat bagi perusahaan transportasi. Salah satunya
yaitu perusahaan taksi konvensional yang mulai tergeser dengan hadirnya
sarana transportasi berbasis online. Hadirnya sarana transportasi berbasis
online ini tentunya membawa pengaruh bagi PT Blue Bird Tbk. seperti
penurunan pendapatan. Namun, Blue Bird tidak berdiam diri dan mengatasi
hal tersebut dengan menghadirkan versi terbaru dari aplikasi My Blue Bird
untuk menjangkau masyarakat dalam pemesanan secara online pada
pertengahan 2016. Pendapatan dan laba yang dimiliki oleh perusahaan ini
sempat mengalami peningkatan di tahun 2015,tetapi cenderung mengalami
penurunan pada tahun 2016 hingga 2017 dikarenakan banyak pendatang
baru transportasi online yang menjadi saingan sekaligus tantangan bagi Blue
Bird.

Di tahun 2018 hingga 2019, pendapatan perusahaan ini sempat


mengalami kenaikan lagi tetapi sejak tahun 2020 mulai mengalami penurunan
kembali akibat adanya pandemi. Untuk menghadapi masalah tersebut, di
tahun 2017 Blue Bird melakukan kerjasama dengan Go-jek perihal
tersedianya pemesanan layanan transportasi Blue Bird yang dapat diakses di
aplikasi melalui aplikasi Go-jek yaitu fitur Go BlueBird. Hal inilah yang
menyebabkan kenaikan pendapatan perusahaan Blue Bird tetapi hanya
sekitar Rp15 miliyar. Sumber ini didapatkan dari laporan tahunan PT Blue
Bird Tbk tahun 2014-2020.

D. Analisis Keuangan
Dalam menjalankan suatu perusahaan tentunya sangat dibutuhkan
adanya laporan keuangan untuk memudahkan berbagai pihak baik eksternal
maupun internal yang membutuhkan informasi akan keuangan perusahaan,
termasuk pada PT Blue Bird Tbk. Adanya laporan keuangan tersebut tentu
harus dilakukan analisis terhadapnya agar dapat menilai kinerja yang telah
dilakukan oleh perusahaan. Berikut merupakan analisis keuangan PT Blue
Bird Tbk selama 3 tahun belakang, yaitu tahun 2018–2020:
Ratio 2018 2019 2020
Rasio Likuiditas
Current Ratio 174,28% 124,59% 194,04%
Quick Ratio 172% 61% 192,42%
Cash Ratio 93,64% 122% 124,85%
Rasio Solvabilitas
Debt to Asset Ratio 24,30% 27,16% 27,82%
Debt to Equity Ratio 32,10% 37,28% 38,54%
Rasio Profitabilitas
Net Profit Margin 10,96% 7,55% -7,98%
Return On Asset 6,65% 4,11% -2,25%
Return On Equity 8,78% 5,65% -3,12%

Tabel 1. Analisis Laporan Keuangan


Sumber : data diolah

Dari data diatas, diketahui bahwa pada rasio likuiditas pada PT Blue
Bird Tbk pada tahun 2018–2020 mengalami peningkatan pada tahun 2020,
akan tetapi secara keseluruhan masih berada dibawah standar rasio yang
berlaku, yaitu 200%. Oleh karena itu, PT Blue Bird Tbk dihimbau agar dapat
terus memantau manajemen perusahaan agar dapat terus berjalan dan
bertahan di industi dan era saat ini. Berbeda pada rasio solvabilitas
perusahaan ini. Pada rasio solvabilitas PT Blue Bird Tbk terpantau terus
mengalami peningkatan dan semakin membaik yang menandakan bahwa
tidak semua sumber dana yang dimiliki oleh perusahaan ini berasal dari
modal asing seperti halnya kebanyakan perusahaan lain yang saat ini sangat
mengandalkan modal dari perusahaan asing. Sedangkan pada rasio
profitabilitas perusahaan, PT Blue Bird Tbk mengalami penurunan yang
cukup signifikan pada tahun 2020. Apabila hal ini terus dibiarkan dan tidak
segera ditangani, maka dapat mengancam kelangsungan usaha perusahaan
kedepannya.

E. Valuasi
Blue Bird Group merupakan operator taksi terbesar di Indonesia.
Penyebab utama dominasi Blue Bird di bidang ini ialah karena adanya high
barrier to entry yang berlaku dalam industri taksi, yang artinya sangat sulit
sekali bagi pemain baru yang terjun di industri ini memperoleh izin
Pemerintah untuk mengoperasikan armada taksi mereka. Oleh karena itu,
secara tidak langsung Blue Bird dikatakan relatif aman dari kemungkinan
banyaknya persaingan oleh kompetitor baru. Munculnya kompetitor-
kompetitor baru pada bidang jasa transportasi yang kini memberikan inovasi
dengan memanfaatkan teknologi tersebut sangat menarik pangsa pasar
dikarenakan mereka mengikuti trend yang sedang berlangsung saat ini.
Adanya persaingan ini membuat saham Blue Bird turun, dan dengan melihat
penurunan harga saham tersebut, Blue Bird dapat dikategorikan memiliki
saham yang buruk (bad stock) pada saat ini.

Dalam menghitung valuasi saham dapat dilakukan dengan berbagai


metode, yaitu Price Earning Ratio dan Price of Book Value. Dengan
menggunakan metode ini, maka kewajiban nilai perusahaan dapat kita
ketahui apakah saham tersebut berada pada overvalue atau undervalue.

Harga Saham 1225


PER= = =−37,12 kali
Earning per Share −33

Harga Saham 1225


PBV = = =0,59 kali
Book Value Per Share 2081,13

Dari rumus diatas diperoleh perhitungan PER pada kuartal I tahun


2021 menunjukkan pada -37,12 kali, sedangkan pada hasil pehitungan PBV
menunjukkan pada 0,59 kali. Dengan demikian, dapat diambil kesimpulan
bahwa posisi nilai saham dari PT Blue Bird Tbk ialah undervalued. Hal ini
dikarenakan nilai pada PBV berada dibawah 1 kali, dan nilai PER berada di
angka minus.

Akan tetapi saham perusahaan ini memiliki kemungkinan untuk naik


karena harga saham lebih rendah (undervalued) dibanding dengan nilai
intrinsiknya yang berarti harga saham tersebut diperdagangkan pada harga
murah. Maka dari itu, harga saham cenderung bergerak mendekati nilai
intrinsiknya. Hal ini diperkirakan masih akan terus bergerak ke zona hijau
didorong oleh persiapan teknologi-teknologi baru yang telah dipersiapkan
perusahaan ini untuk lebih memudahkan pelanggan dalam memesan
berbagai layanan Blue Bird yang tersedia. Maka dari itu, tindakan yang paling
tepat dilakukan oleh seorang investor adalah membeli (buy) saham dari PT
Blue Bird Tbk (Bird).

F. Ringkasan Investasi
Berikut merupakan tabel harga sham BIRD selama satu tahun terakhir :

Gambar 3. Tabel Grafik Saham BIRD


Sumber : (https://id.investing.com/equities/blue-bird-chart, 02/06/21)

Dapat dilihat dari tabel tersebut bahwa dalam satu tahun terakhir,
harga saham PT Blue Bird Tbk (Bird) tertinggi terjadi pada Desember 2020
yang mencapai Rp1.300. Kenaikan yang cukup signifikan ini diduga
disebabkan oleh harga saham yang memang sudah menurun dengan seiring
dengan merosotnya kinerja pada PT Blue Bird Tbk. Hal lain yang
menyebabkan kenaikan tersebut ialah adanya isu merger Go-jek dan Grab.
Alhasil, saham PT Blue Bird Tbk. inipun ikut menguat seiring dengan adanya
sikap optimisme oleh investor terhadap pasar modal Indonesia.

G. Risiko Investasi
1. Risiko Bisnis
Risiko bisnis adalah risiko yang menjalankan bisnis untuk suatu jenis
industri yang meliputi adanya perubahan terhadap target pasar
perusahaan, perubahan pada lingkungan ekonomi politik yang akan
berdampak pada perusahaan dari waktu ke waktu, Salah satunya yaitu
dengan adanya perubahan pada kehadiran taksi online yang membuat
pangsa pasar taksi konvensional seperti PT. Blue Bird Tbk (Bird) tergerus.
Akan tetapi dalam menghadapi kondisi ini, PT. Blue Bird memanfaatkan
untuk menjalin kerja sama dengan PT Gojek Indonesia dalam hal
pemesanan kendaraan. Lewat aplikasi Gojek ini, konsumen dapat
memesan taksi Blue Bird melalui fitur Go-BlueBird meskipun Blue Bird
sendiri telah punya aplikasi pemesanan sendiri dengan nama My Blue
Bird.
2. Risiko Pasar
Risiko pasar merupakan fluktuasi pasar yang secara keseluruhan
mempengaruhi variabilitas return suatu investasi yang timbul karena
adanya penurunan nilai suatu investasi yang disebabkan oleh pergerakan
pada faktor-faktor pasar. Salah satu faktornya ialah munculnya resesi
ekonomi yang diakibatkan oleh adanya pandemi Covid-19 dan
memberikan dampak yang cukup signifikan pada berbagai sektor salah
satunya yaitu sektor transportasi. Adanya resesi ekonomi ini membuat
banyak investor yang menjual saham Bird sehingga sehingga
menyebabkan penurunan yang drastis.
3. Risiko Inflasi
Keadaan inflasi yang meningkat akan mengurangi adanya kekuatan
daya beli mata uang rupiah sehingga risiko ini juga bisa dikatakan sebagai
risiko daya beli. Risiko ini diduga memiliki potensi yang cukup besar untuk
merugikan daya beli masyarakat dikarenakan adanya kenaikan harga
konsumsi. Seperti contohnya yaitu tarif transpotasi yang cenderung lebih
tinggi untuk taksi konvensional seperti Blue Bird jika dibandingkan dengan
tarif transportasi online yang kini kerap diminati oleh masyarakat. Hal ini
secara langsung akan mengakibatkan daya beli masyarakat terhadap
taksi konvensioal salah satunya Blue Bird menjadi rendah. Dan dengan
adanya pandemi saat ini tentunya akan membuat laju inflasi yang semakin
tinggi terhadap harga saham BIRD, dan secara otomatis harga sahamnya
akan menurun.
4. Risiko Finansial
Risiko finansial merupakan risiko yang pasti dihadapi oleh suatu
perusahaan terkait dengan urusan finansial, salah satunya yaitu saat
perusahaan mengalami kerugian atau ketika perusahaan harus
mengeluarkan biaya ekstra karena yang disebabkan oleh suatu hal. Dan
risiko finansial ini biasanya mengacu pada arus kas perusahaan yang
memungkinkan munculnya kerugian finansial. Dan yang termasuk dalam
risiko finansial salah satunya ialah utang. Semakin besar utang yang
dimiliki oleh perusahaan, maka akan semakin besar pula risiko yang akan
diterima oleh perusahaan tersebut. Manajemen Bird menyampaikan
bahwa dampak dari adanya pandemic saat ini telah mengganggu
pemenuhan kewajiban pokok utang senilai Rp 484.59 miliar. Per Juni
2020, Blue Bird memiliki liabilitas jangka pendek sebanyak Rp 627.93
miliar. Selain itu, Blue Bird juga memiliki utang jangka panjang Rp 1,12
triliun. Total liabilitas Bird per akhir Juni 2020 mencapai Rp 2,31 triliun. Hal
ini disebabkan juga karena adanya penurunan pendapatan Blue Bird
secara year-on-year akibat banyak orang yang WFH sehingga tidak
bepergian keluar rumah. Maka dari itu PT Blue Bird Tbk mengadakan
kesepakatan relaksasi pembayaran pokok pinjaman atau restrukturisasi
pinjaman kepada kreditur guna mempertahankan kelangsungan usaha di
masa pandemi.

H. Tata Kelola Perusahaan


Persaingan usaha dalam sektor transportasi kini sedang marak-
maraknya dan dapat dibilang cukup kompleks dan kompetitif sehingga
menuntut perseroan untuk dapat terus memperkuat keanggotaan dan
komposisi Dewan Komisaris dan Direksi dengan mengangkat mereka yang
mempunyai keahlian, pengetahuan dan pengalaman yang sesuai dengan
bisnisnya serta memperhatikan peraturan yang berlaku. PT Blue Bird Tbk
(Bird) berkomitmen untuk menerapkan tata kelola perusahaan yang baik
(Good Corporate Governance/GCG) dalam seluruh kegiatan usaha. Dalam
prosesnya, perusahaan ini secara konsisten sesuai prinsip-prinsip GCG dan
peraturan-peraturan yang berlaku dengan mengedepankan transparansi,
akuntabilitas, responsibilitas, independensi, serta kewajaran dan kesetaraan
(fairness). Sebagai perusahaan terbuka, perseoran ini menghubungkannya
dengan pemegang saham dalam menjamin hak-hak pemegang saham.
Perseroan akan meningkatkan nilai penyelenggaran Rapat Umum Pemegang
Saham (RUPS) melalui pelaksanaan RUPS yang sesuai dengan peraturan
yang berlaku.
Selain itu, anak salah satu perusahaan Blue Bird Group ini telah
memiliki dan menginplementasikan whistleblowing system seperti pemberian
insentif kepada pelapor atas masalah yang ada. Hal ini dilakukan untuk
meningkatkan partisipasinya dalam pemangku kepentingan. Sebagai
perusahaan yang bergerak di bidang transportasi, perusahaan ini juga
mempunyai sistem teknologi informasi (IT) yang handal untuk kelangsungan
usaha. Dalam melaksanakan sistem kerja yang terbuka, perseoran ini pun
memanfaatkan media email, telepon, website resmi, ataupun pelaksanaan
gathering secara berkala.
DAFTAR PUSTAKA

Marchel R.A.Goni, Dolina L. Tampi, Wilfred S. Manopo. 2019. Analisis Rasio


Keuangan pada PT Blue Bird Tbk Setelah Adanya Sarana Transportasi Berbasis
Online. Jurnal Administrasi Bisnis Universitas Sam Ratulangi. Vol. 8 No. 1, 2019.

Eprints UNDIP. BAB I PENDAHULUAN. (online),


(http://eprints.undip.ac.id/64544/2/BAB_I.pdf), diakses 31 Mei 2021

PT Blue Bird Tbk. 2021. Laporan Keuangan Tahun 2021. (Online),


(https://emiten.kontan.co.id/perusahaan/90/PT-Blue-Bird-Tbk), diakses 1 Juni 2021.

Nafsiah, Wuwun. 2014. Valuasi mahal, harga saham Blue Bird turun. (Online),
(https://investasi.kontan.co.id/news/valuasi-mahal-harga-saham-blue-bird-turun),
diakses pada 1 Juni 2021.

Adithia, Akhmad Rizaldi. 2016. Analisis Fundamental Saham Bird "Good Company
Bad Stock". (Online),
(https://www.kompasiana.com/zaldiadh/5850d973a7afbd2f14406c75/analisis-
fundamental-saham-bird-good-company-bad-stock?page=all), diakses pada 1 Juni
2021.

Lusyana. 2019. ANALISIS RASIO KEUANGAN PT. BLUE BIRD TBK PERIODE
2016-2018. (Online),
(http://repositori.usu.ac.id/bitstream/handle/123456789/22274/162101007.pdf?
sequence=1&isAllowed=y), diakses pada 2 Juni 2021.

Xendit. 2019. (Online), (https://www.xendit.co/id/blog/mengenal-4-jenis-risiko-bisnis-


dan-solusi-yang-bisa-anda-ambil/) diakses pada 2 Juni 2021.

Anda mungkin juga menyukai