Anda di halaman 1dari 11

Modul Penganggaran Perusahaan (Budgeting) AKUNTANSI S1

PERTEMUAN 3:
ANGGARAN PENJUALAN

A. TUJUAN PEMBELAJARAN
Pada bab ini Anda harus mampu:
3.1. Menjelaskan pengertian & kegunaan anggaran penjualan.
3.2. Menyusun anggaran penjualan.

B. URAIAN MATERI
Tujuan Pembelajaran 3.1:
Pengertian & Kegunaan Anggaran Penjualan

1. PENGERTIAN DAN MANFAAT ANGGARAN JUALAN


Kegiatan penjualan memegang peranan penting dalam meningkatkan
jualan. Tidak ada satu pun perusahaan yang mampu bertahan apabila
perusahaan tersebut tidak mampu menjual barang atau jasa yang dihasilkannya.
Oleh karena itu, bila sebuah perusahaan diumpamakan tubuh manusia maka
kegiatan penjualan dapat diumpamakan jantung manusia. Dengan kata lain,
apabila kerja jantung terganggu maka terganggulah seluruh tubuhnya. Apabila
jantungnya berhenti bekerja maka meninggal lah manusia tersebut. Apa yang
dikemukakan di atas hanyalah sekadar perumpamaan betapa pentingnya
kegiatan penjualan bagi perusahaan yang dapat diumpamakan kerja jantung
pada tubuh manusia. Secara eksterm dapat dikatakan bahwa betapa pun
baiknya kegiatan lainnya, tetapi apabila sampai perusahaan tidak mampu
menjual barang atau jasa maka lonceng kematian akan segera berbunyi.
Sebaliknya, apabila perusahaan mampu meningkatkan jualan, maka perusahaan
mempunyai kemungkinan untuk memperbesar atau meningkatkan laba.
Salah satu ciri dari sistem ekonomi kapitalis adalah adanya produksi
spekulasi, yaitu memproduksi barang atau jasa sebelum menerima pesanan dari
pelanggan. Perusahaan industri yang melaksanakan produksi spekulasi ini
memproduksi barang yang sekiranya disukai oleh konsumen dan mencoba
untuk menjualnya. Produksi spekulasi ini tidak dilakukan untuk semua jenis

S1 Akuntansi Universitas Pamulang 28


Modul Penganggaran Perusahaan (Budgeting) AKUNTANSI S1

barang atau jasa karena ada sebagian jenis barang atau jasa yang hanya
diproduksi atas dasar pesanan dari pelanggan. Barang atau jasa yang
diproduksi secara spekulasi harus dicarikan pemasarannya.
a. Pengertian Anggaran Jualan
Anggaran jualan berarti anggaran hasil penjualan atau anggaran hasil
proses menjual. Menjual (sell) berarti menyerahkan sesuatu kepada pembeli
dengan harga tertentu dan pada saat tertentu. Penjualan (selling) berarti
proses kegiatan menjual, yaitu dari kegiatan penetapan harga jual sampai
produk didistribusikan ke tangan konsumen (pembeli). Jualan (sales)
badalah hasil penjualan atau hasil proses menjual. Jadi, penjualan memiliki
arti yang berbeda dengan jualan. Anggaran jualan disusun oleh fungsi
penjualan (dalam hal ini fungsi manajer penjualan atau yang lebih luas lagi
fungsi manajer pemasaran). Anggaran jualan merupakan rencana tertulis
yang dinyatakan dalam angka dari produk yang akan dijual perusahaan pada
periode tertentu. Jualan merupakan unsur dapatan (revenues) yang disebut
dapatan jualan (sales revenues). Jualan terdiri atas jualan kotor dan jualan
bersih. Jualan bersih diperoleh setelah dikurang dengan potongan dan retur
jualan.
Retur jualan (sales return) adalah dikembalikannya sejumlah barang
yang dijual oleh pembeli kepada penjual akibat tidak sesuai dengan pesanan,
misalnya terdapat cacat tersembunyi, tidak sesuai ukuran, dan kualitas tidak
sesuai.
Potongan penjualan (sales discount) adalah potongan harga jual yang
diberikan penjual kepada pembeli, misalnya mendapat potongan karena
membeli dalam jumlah yang besar atau membayar secara tunai.
b. Manfaat Anggaran Jualan
Anggaran jualan merupakan dasar penyusunan anggaran lainnya dan
umumnya disusun terlebih dahulu sebelum menyusun anggaran lainnya.
Oleh karena itu, anggaran jualan sering disebut dengan anggaran kunci.
Berhasil tidaknya sebuah perusahaan tergantung pada keberhasilan
bagian penjualan dalam meningkatkan jualan. Jualan merupakan ujung
tombak dalam mencapai tujuan perusahaan mencari laba secara maksimal.

S1 Akuntansi Universitas Pamulang 29


Modul Penganggaran Perusahaan (Budgeting) AKUNTANSI S1

Kesalahan dalam penyusunan anggaran jualan mengakibatkan kesalahan


pada anggaran yang lain.
Dikatakan jualan merupakan ujung tombak dalam mencapai tujuan
perusahaan karena jualan bagi perusahaan merupakan dapatan, yang umum
disebut dengan dapatan jualan. Bila dapatan jualan lebih besar dari beban
(expenses) maka perusahaan memperoleh laba, dan sebaliknya. Bila dapatan
jualan lebih kecil dari beban maka perusahaan menderita rugi. Agar
perusahaan memperoleh laba yang maksimal, maka dapatan jualan
diusahakan setinggi-tingginya dan beban ditekan serendah-rendahnya.
Untuk meningkatkan jualan dapat dilakukan dengan cara
meningkatkan kuantitas barang yang dijual atau menaikkan harga jual per
unit barang yang dijual. Bila memungkinkan, kedua cara bisa ditempuh.
Namun jika tidak memungkinkan, cara lain yang dapat ditempuh yaitu
menurunkan harga jual per unit untuk meningkatkan kuantitas barang yang
dijual. Contoh: saat ini perusahaan mampu menjual 1.000 unit dengan harga
jual per unit Rp10. Kemudian perusahaan meningkatkan harga jual per unit
menjadi Rp11 dan barang yang dijual meningkat menjadi 1.100 unit.
Perusahaan juga dapat menurunkan harga jual per unit menjadi Rp9 untuk
meningkatkan kuantitas barang yang dijual sebanyak 1.500 unit. Misalnya
semula harga pokok barang terjual per unit (beban) Rp6 dapat ditekan
menjadi Rp5. Dengan cara demikian laba dapat ditingkatkan seperti pada
Tabel 3.1.
Perhitungan harga pokok barang terjual tersebut sebagai berikut.
Semula = 1.000 unit x Rp6 = Rp6.000
Kuantitas dan harga meningkat = 1.100 unit x Rp5 = Rp5.500
Harga turun dan kuantitas meningkat = 1.500 unit x Rp5 = Rp7.500
Tabel 3.1 Peningkatan Laba
Kuantitas Harga Turun
Keterangan Semula dan Harga dan Kuantitas
Meningkat Meningkat
Kuantitas terjual 1.000 unit 1.100 unit 1.500 unit
Harga jual per unit Rp10 Rp11 Rp9

S1 Akuntansi Universitas Pamulang 30


Modul Penganggaran Perusahaan (Budgeting) AKUNTANSI S1

Jualan Rp10.000 Rp12.100 Rp13.500


Harga pokok barang terjual Rp6.000 Rp5.500 Rp7.500
Laba kotor Rp4.000 Rp6.600 Rp6.000

Kesimpulannya, anggaran jualan memiliki dua manfaat utama, yaitu


(a) anggaran jualan sebagai dasar penyusunan anggaran lainnya dan (b)
anggaran jualan sebagai ujung tombak dalam mencapai tujuan perusahaan
memperoleh laba.

Tujuan Pembelajaran 3.2:


Menyusun Anggaran Penjualan

2. PENYUSUNAN ANGGARAN JUALAN


Sebelum menyusun anggaran jualan, biasanya dibuat ramalan jualan
(sales forecast). Selain ramalan jualan, perlu juga dipertimbangkan faktor yang
dapat berpengaruh terhadap jualan. Pada bahasan pokok ini dikemukakan
tentang faktor yang mempengaruhi anggaran jualan dan ilustrasi penyusunan
anggaran jualan.
a. Faktor yang Mempengaruhi Anggaran Jualan
Faktor-faktor yang mempengaruhi anggaran jualan, antara lain faktor
pemasaran, faktor keuangan (modal kerja), faktor ekonomis, faktor teknis,
faktor kebijakan perusahaan, faktor perkembangan penduduk, faktor kondisi
negara, dan faktor-faktor lainnya.
Faktor pemasaran yang perlu dipertimbangkan seperti:
1) Luas pasar, apakah bersifat lokal, regional, nasional, atau internasional.
2) Keadaan persaingan, apakah bersifat monopoli, oligopoli, atau bebas.
3) Keadaan konsumen, bagaimana selera konsumen, tingkat daya beli
konsumen, apakah konsumen akhir atau konsumen industri.
Faktor keuangan (modal kerja) yang perlu diperhatikan perusahaan
antara lain mengenai kemampuan modal kerja mendukung pencapaian target
jualan yang dianggarkan, seperti untuk membeli bahan baku, membayar
upah, biaya promosi produk, dan lain-lain.
Faktor ekonomis yang perlu diperhatikan perusahaan antara lain
dengan meningkatnya jualan berarti meningkatkan laba (rentabilitas), atau

S1 Akuntansi Universitas Pamulang 31


Modul Penganggaran Perusahaan (Budgeting) AKUNTANSI S1

sebaliknya. Misalkan saat ini perusahaan mampu menjual 1.000 unit dengan
harga jual per unit Rp100, harga pokok per unit Rp80, dan beban usaha
sebulan Rp15.000, modal usaha yang diperlukan Rp20.000. Setelah itu
perusahaan ingin meningkatkan jualan menjadi 1.200 unit, modal usaha
menjadi meningkat Rp25.000, dan beban usaha meningkat menjadi
Rp18.000. Harga jual dan harga pokok tidak berubah. Pertanyaannya apakah
dengan meningkat jualan dapat meningkatkan rentabilitas ekonomis?
Perhitungan rentabilitas ekonomis semula sebagai berikut.
Jualan 1.000 unit @ Rp100 = Rp100.000
Harga pokok barang terjual 1.000 unit x Rp80 = Rp 80.000
Laba kotor = RP 20.000
Beban usaha = Rp 15.000
Laba usaha = Rp 5.000

Rentabilitas ekonomis = = 25%

Perhitungan rentabilitas ekonomis setelah jualan meningkat sebagai berikut.


Jualan 1.200 unit @ Rp100 = Rp120.000
Harga pokok barang terjual 1.200 unit x Rp80 = Rp 96.000
Laba kotor = RP 24.000
Beban usaha = Rp 18.000
Laba usaha = Rp 6.000

Rentabilitas ekonomis = = 24%

Pada perhitungan tersebut tampak bahwa jualan meningkat dari


Rp100.000 menjadi Rp120.000 dan laba usaha juga meningkat dari Rp5.000
menjadi Rp6.000, tetapi rentabilitas ekonomis turun dari 25% menjadi 24%.
Hal ini berarti rencana untuk meningkatkan jualan dengan menambah modal
usaha perlu dikaji kembali (belum dapat disetujui).
Faktor teknis yang perlu diperhatikan antara lain:
1) Kapasitas terpasang, seperti apakah mesin dan alat mampu memenuhi
target jualan yang dianggarkan.
2) Apakah bahan baku dan tenaga kerja mudah dan murah.

S1 Akuntansi Universitas Pamulang 32


Modul Penganggaran Perusahaan (Budgeting) AKUNTANSI S1

Faktor kebijakan perusahaan seperti kebijakan membuat produk


dengan kualitas nomor satu, sehingga kesempatan untuk menjual produk
nomor dua dan nomor tiga menjadi tertutup. Contoh lain, misalnya
kebijakan untuk tidak memperluas pabrik, walaupun dari segi manajemen
menguntungkan tetapi karena perusahaan ini perusahaan keluarga, maka
dipandang dari sudut pemilik (keluarga), hal ini berarti akan ada pemilik
modal baru yang bukan keluarga. Jadi faktor kebijakan perusahaan dapat
membatasi ruang gerak untuk menyusun anggaran.
Faktor perkembangan penduduk juga mempengaruhi anggaran,
misalnya peningkatan kelahiran dapat meningkatkan konsumsi susu,
pakaian, mainan, dan lain-lain.
Faktor kondisi politik, sosial, budaya, pertahanan, dan keamanan juga
mempengaruhi jualan. Misalnya dalam keadaan perang (tidak aman) akan
menghambat barang yang dijual karena harus melalui pemeriksaan yang
ketat, bahkan dirampas dan mengalami kecelakaan perang. Atau kondisi
lain, seperti barang yang dijual apakah tidak bertentangan dengan sosial dan
budaya masyarakat, apakah tidak mengganggu lingkungan, dan apakah tidak
dibatasi oleh peraturan pemerintah.
Faktor lainnya yang perlu diperhatikan seperti apakah pada musim
tertentu anggaran jualan ditambah atau sampai berapa lama anggaran yang
disusun masih dapat dipertahankan.
b. Ilustrasi Penyusunan Anggaran Jualan
Sebagai ilustrasi penyusunan anggaran jualan digunakan data
Perusahaan Kecap Asli yang mempunyai data jualan kecap selama 5 tahun
seperti yang tampak pada Tabel 3.2.
Tabel 3.2 Perusahaan Kecap Asli
Jualan
Tahun 2011, 2012, 2013, 2014, 2015
(dalam botol)
Triwulan
Tahun Setahun
I II III IV
2011 28 32 36 34 130
2012 32 35 38 40 145

S1 Akuntansi Universitas Pamulang 33


Modul Penganggaran Perusahaan (Budgeting) AKUNTANSI S1

2013 36 37 38 39 150
2014 40 40 42 43 165
2015 44 41 41 44 170
Jumlah 180 185 195 200 760
Rata-rata 36 37 39 40 -
% 23,68 24,34 25,66 26,32 100

Daerah penjualan, yaitu Banjarmasin (Bjm) dan Martapura (Mtp)


dengan perbandingan 2 : 1. Berikut harga jual per botol kecap:
Banjarmasin Martapura
Kecap sedang Rp500 Rp600
Kecap manis Rp600 Rp750
Kecap asing Rp500 Rp600
Distribusi penjualan tiap jenis produk (barang) ditaksir untuk kecap
sedang sebanyak 50%, kecap manis sebanyak 30%, dan kecap asin sebanyak
20%.
Dari data tersebut dibuatlah ramalan jualan tahun 2016. Apabila
ramalan jualan menggunakan metode kuadrat terkecil maka perhitungannya
akan tampak seperti pada Tabel 3.3.
Tabel 3.3 Ramalan Jualan
N Tahun Jualan (N) X X2 XY
1 2011 130 0 0 0
2 2012 145 1 1 145
3 2013 150 2 4 300
4 2014 165 3 9 495
5 2015 170 4 16 680
 760 10 30 1.620

Persamaan tren garis lurus Y = a + bX


Y = 132 + 10X
Ramalan jualan tahun 2016 = 132 + 10 (5) = 182

S1 Akuntansi Universitas Pamulang 34


Modul Penganggaran Perusahaan (Budgeting) AKUNTANSI S1

Ramalan jualan kecap tahun 2016 sebanyak 182 botol untuk daerah
Banjarmasin dan Martapura dengan perbandingan 2 : 1.
Banjarmasin 2/3 x 182 = 121 botol
Martapura 1/3 x 182 = 61 botol +
Jumlah = 182 botol
Banjarmasin
Kecap sedang 50% x 121 = 61 botol
Kecap manis 30% x 121 = 36 botol
Kecap asin 20% x 121 = 24 botol +
Jumlah 121 botol
Martapura
Kecap sedang 50% x 61 = 31 botol
Kecap manis 30% x 61 = 18 botol
Kecap asin 20% x 61 = 12 botol +
Jumlah 61 botol
Total 182 botol
Banjarmasin:
Triwulan I
Kecap sedang (23,68% x 61 = 14 botol) x Rp500 = Rp 7.000
Kecap manis (23,68% x 36 = 9 botol) x Rp600 = Rp 5.400
Kecap asin (23,68% x 24 = 6 botol) x Rp500 = Rp 3.000
Jumlah I = 29 botol = Rp15.400
Triwulan II
Kecap sedang (24,34% x 61 = 15 botol) x Rp500 = Rp 7.500
Kecap manis (24,34% x 36 = 9 botol) x Rp600 = Rp 5.400
Kecap asin (24,34% x 24 = 6 botol) x Rp500 = Rp 3.000
Jumlah II = 30 botol = Rp15.900
Triwulan III
Kecap sedang (25,66% x 61 = 16 botol) x Rp500 = Rp 8.000
Kecap manis (25,66% x 36 = 9 botol) x Rp600 = Rp 5.400
Kecap asin (25,66% x 24 = 6 botol) x Rp500 = Rp 3.000
Jumlah III = 31 botol = Rp16.400

S1 Akuntansi Universitas Pamulang 35


Modul Penganggaran Perusahaan (Budgeting) AKUNTANSI S1

Triwulan IV
Kecap sedang (26,32% x 61 = 16 botol) x Rp500 = Rp 8.000
Kecap manis (26,32% x 36 = 9 botol) x Rp600 = Rp 5.400
Kecap asin (26,32% x 24 = 6 botol) x Rp500 = Rp 3.000
Jumlah IV = 31 botol = Rp16.400

Total triwulan I + II + III + IV = 121 botol (bt) = Rp64.100

Martapura:
Triwulan I
Kecap sedang (23,68% x 31 = 7 botol) x Rp600 = Rp 4.200
Kecap manis (23,68% x 18 = 4 botol) x Rp750 = Rp 3.000
Kecap asin (23,68% x 12 = 3 botol) x Rp600 = Rp 1.800
Jumlah I = 14 botol = Rp 9.000
Triwulan II
Kecap sedang (24,34% x 31 = 8 botol) x Rp600 = Rp 4.800
Kecap manis (24,34% x 18 = 4 botol) x Rp750 = Rp 3.000
Kecap asin (24,34% x 12 = 3 botol) x Rp600 = Rp 1.800
Jumlah II = 15 botol = Rp 9.600
Triwulan III
Kecap sedang (25,66% x 31 = 8 botol) x Rp600 = Rp 4.800
Kecap manis (25,66% x 18 = 5 botol) x Rp750 = Rp 3.750
Kecap asin (25,66% x 12 = 3 botol) x Rp600 = Rp 1.800
Jumlah III = 16 botol = Rp10.350
Triwulan IV
Kecap sedang (26,32% x 31 = 8 botol) x Rp600 = Rp 4.800
Kecap manis (26,32% x 18 = 5 botol) x Rp750 = Rp 3.750
Kecap asin (26,32% x 12 = 3 botol) x Rp600 = Rp 1.800
Jumlah IV = 16 botol = Rp10.350

Total triwulan I + II + III + IV = 61 botol (bt) = Rp39.300


Setelah membuat perhitungan jualan untuk masing-masing daerah dan
tiap jenis produk untuk tiap triwulan, kemudian langkah selanjutnya adalah
menyusun anggaran jualan seperti pada Tabel 3.4.

S1 Akuntansi Universitas Pamulang 36


Modul Penganggaran Perusahaan (Budgeting) AKUNTANSI S1

Tabel 3.4 Perusahaan Kecap Asli


Anggaran Jualan
Tiap Triwulan pada Tahun 2016
Daerah Triwulan
Setahun
Penjualan dan I II III IV
Jenis Kecap Bt Rp Bt Rp Bt Rp Bt Rp Bt Rp
Banjarmasin:
Kecap sedang 14 7.000 15 7.500 16 8.000 16 8.000 61 30.500
Kecap manis 9 5.400 9 5.400 9 5.400 9 5.400 36 21.600
Kecap asin 6 3.000 6 3.000 6 3.000 6 3.000 24 12.000
Total 1 29 15.400 30 15.900 31 16.400 31 16.400 121 64.100
Martapura:
Kecap sedang 7 4.200 8 4.800 8 4.800 8 4.800 31 18.600
Kecap manis 4 3.000 4 3.000 5 3.750 5 3.750 18 13.500
Kecap asin 3 1.800 3 1.800 3 1.800 3 1.800 12 7.200
Total 2 14 9.000 15 9.600 16 10.350 16 10.350 61 39.300
Total 1 + 2 43 24.400 45 25.500 47 26.750 47 26.750 182 103.400

C. SOAL LATIHAN/ TUGAS


1. Perusahaan Kecap Sehat memproduksi 3 jenis kecap dengan taksiran
jualan untuk tahun 2016 mendatang sebagai berikut.
(dalam botol)
Jenis Triwulan Setahun
No
Kecap I II III IV (2016)
1 Sedang 3.000 3.000 4.500 1.500 12.000
2 Manis 6.000 9.000 6.000 3.000 24.000
3 Asing 4.500 4.500 3.000 6.000 18.000
Total 13.500 16.500 13.500 10.500 54.000
Produk dijual di dua daerah, yaitu: Banjarmasin (Bjm) dan Martapura
(Mtp) dengan perbanding 2:1.

S1 Akuntansi Universitas Pamulang 37


Modul Penganggaran Perusahaan (Budgeting) AKUNTANSI S1

Harga jual untuk masing-masing daerah sebagai berikut:


No. Jenis Kecap Bjm (Banjarmasin) Mtp (Martapura)
1 Kecap Sedang Rp500 per botol Rp600 per botol
2 Kecap Manis Rp600 per botol Rp750 per botol
3 Kecap Asin Rp500 per botol Rp600 per botol
Jualan dilakukan dengan 30% tunai, 40% triwulan berikutnya, dan 30%
triwulan berikutnya lagi. Berdasarkan data tersebut, susunlah anggaran
jualan.
2. PT Imma merupakan perusahaan industri dan ingin menyusun anggaran
jualan yang dibuat selama satu tahun dengan data sebagai berikut.
Rencana jualan
Daerah A Produk X = 208.000 unit
Produk Y = 111.600 unit +
319.600 unit
Daerah B Produk X = 320.000 unit
Produk Y = 168.400 unit +
488.400 unit
Rencana jualan tahun 2019 = 808.000 unit
Harga jual produk X per unit sebesar Rp9,90 dan harga jual produk Y per
unit sebesar Rp16,50. Berdasarkan data tersebut, susunlah anggaran jualan
tahun 2019.
3. Saat ini perusahaan mampu menjual 2.000 unit dengan harga jual per unit
Rp200 dan harga pokok per unit Rp150. Kemudian perusahaan ingin
meningkatkan laba dengan cara menekan harga pokok per unit menjadi
Rp140 dan meningkatkan produk yang dijual menjadi 2.200 unit dengan
harga jual tetap. Buatlah laba semula dan laba setelah jualan ditingkatkan.

D. DAFTAR PUSTAKA
M. Narafin. 2013. Penganggaran Perusahaan. Edisi 3. Jakarta: Salemba Empat.

S1 Akuntansi Universitas Pamulang 38

Anda mungkin juga menyukai