Anda di halaman 1dari 1

Kasus Etika Kelompok 5 :

Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) 2015


Pembentukan MEA berawal dari kesepakatan para pemimpin ASEAN dalam Konferensi
Tingkat Tinggi (KTT) pada Desember 1997 di Kuala Lumpur, Malaysia. Kesepakatan ini
bertujuan meningkatkan daya saing ASEAN serta bisa menyaingi Tiongkok dan India untuk
menarik investasi asing. Modal asing dibutuhkan untuk meningkatkan lapangan pekerjaan dan
kesejahteraan warga ASEAN.Tujuan dibentuknya Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) untuk
meningkatkan stabilitas perekonomian di kawasan ASEAN, serta diharapkan mampu mengatasi
masalah-masalah di bidang ekonomi antar negara ASEAN.
Konsekuensi atas kesepakatan MEA tersebut berupa aliran bebas barang bagi negara-negara
ASEAN, dampak arus bebas jasa, dampak arus bebas investasi, dampak arus tenaga kerja
terampil, dan dampak arus bebas modal. . Antisipasi terutama harus kita lakukan terkait
liberalisasi sektor jasa sebagai sektor sensitif. Lima sektor jasa yang disepakati diliberalisasi
adalah jasa kesehatan, pariwisata, e-commerce, transportasi udara, dan logistik. Kelimanya pada
tahun 2015 akan bebas diperdagangkan lintas negara.
Perdagangan jasa mengatur liberalisasi tenaga kerja profesional dan buruh manufaktur.
Untuk profesional, ada lima kategori yang disepakati mulai beroperasi bebas 2015, yaitu
perawat, dokter, dokter gigi, akuntan, dan insinyur. Tenaga profesional dan buruh yang melintas
batas negara ini harus memenuhi standar yang sudah ditetapkan di ASEAN.
1.

Apa keuntungan dan kerugian bagi Indonesia dengan adanya MEA 2015 bagi Indonesia?

2.

Identifikasi keunggulan dan kelemahan Indonesia dalam menghadapi MEA 2015.

3.

Langkah apa yang diambil pemerintah dalam menghadapi MEA 2015 ?

Anda mungkin juga menyukai