Anda di halaman 1dari 26

MAKALAH PENILAIAN RISIKO DAN PROSEDUR SUBSTANTIF

Disusun sebagai Tugas Kelompok Mata Kuliah Pengauditan

Dosen Pengampu : Dr. Eka Ananta Sidharta, S.E., M.M., Ak., CA

DISUSUN OLEH:

Audia Ava Neisya (190422627773)

Aurellia Rizky Ningrum (190422627666)

Ayu Dwi Rahmawati (190422627665)

Eldiana Yanuar Anisa Putri (190422627644)

Farhan (190422627728)

UNIVERSITAS NEGERI MALANG

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

PROGRAM STUDI AKUNTANSI

MEI 2021
KATA PENGANTAR
Kami panjatkan Puji Syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat
serta hidayah-Nya, kami merupakan kelompok 3 dapat menyelesaikan tugas makalah
yang berjudul “Penilaian Risiko dan Prosedur Substantif” dengan tepat waktu.

Adapun tujuan dalam penulisan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas Bapak
Dr. Eka Ananta Sidharta, S.E., M.M., Ak., CA pada mata kuliah Pengauditan. Selain itu,
makalah ini juga bertujuan untuk memeberikan pengetahuan mengenai Penilaian Risiko
dan Prosedur Substantif secara umum bagi pembaca serta penulis.

Kami menyadari bahwa makalah yang kami tulis ini masih jauh dari kata
sempurna. Oleh karena itu, perlu adanya kritik dan saran dari semua pihak demi perbaikan
makalah ini.

Malang, 06 Mei 2021

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ....................................................................................................... i

DAFTAR ISI .................................................................................................................... ii

BAB I................................................................................................................................ 1

1.1.Latar Belakang ........................................................................................................ 1

1.2.Rumusan Masalah ................................................................................................... 1

1.3.Tujuan ..................................................................................................................... 2

BAB II .............................................................................................................................. 3

2.1.Hubungan antara Penilaian Risiko dan Prosedur Substantif pada Akun-akun Laba
Rugi ........................................................................................................................... 3

2.2 Pengujian Subtantif atas Siklus Pendapatan ........................................................... 4

2.3.Pengujian Subtantif atas Harga Pokok Produksi dan Beban Signifikan lainnya .. 17

2.4.Penilaian Hasil Pengujian Substantif .................................................................... 20

BAB III ........................................................................................................................... 21

3.1.Kesimpulan ........................................................................................................... 21

3.2.Saran ..................................................................................................................... 22

DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................................... 23

ii
BAB I

PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang

Auditing merupakan metode pengumpulan data dan evaluasi bukti perusahaan


yang bertujuan untuk menentukan tingkat kesamaan antara informasi dari perusahaan
dengan tolak ukur yang sudah diatur. Proses auditing harus dilakukan oleh seorang
auditor yang kompeten dan independen (Arens, Beasly, Elder, Jusuf, 2011:4).
Pemeriksaan ini dilakukan untuk memberikan keyakinan kepada para pengguna
laporan keuangan seperti pemilik, pemegang saham, dan pemangku kepentingan.

Untuk mendukung penilaian atas komponen risiko pengendalian dari model


risiko audit, auditor harus memahami pengendalian internal dan mengumpulkan
bukti untuk mendukung penilaian tersebut (Arens, Beasly, Elder, Jusuf, 2011:4)
Auditor menggunakan penilaian risisko pengendalian dan hasil pengujian
pengendalian untuk menentukan risiko deteksi yang direncanakan serta pengujian
substantif terkait audit atas laporan keuangan. Auditor melakukannya dengan
menghubungkan penilaian risiko pengendalian dengan tujuan audit yang berkaitan
dengan saldo untuk akun-akun yang dipengaruhi oleh jenistransaksi utama, serta
dengan empat tujuan penyajian dan pengungkapan. Tingkat risiko deteksi yang tepat
yang tepat untuk setiap tujuan audit berhubungan dengan saldo kemudian diputuskan
dengan model risiko audit.

Menemukan kombinasi yang tepat dari prosedur audit yang berhubungan


dengan komponen laba rugi untuk dapat diterima merupakan tantangan bagi tim
audit. Berbagai macam prosedur tentunya akan menjadi pertimbangan seorang
auditor dalam melakukan audit. Ketika auditor tidak dapat menguji dan
mengandalkan (kontrol tidak efektif), auditor akan menguji saldo secara substantif.

1.2. Rumusan Masalah

Rumusan masalah yang akan kita bahas antara lain :

1. Bagaimana hubungan antara penilaian risiko dan prosedur substantif pada akun-
akun laba rugi?

2. Bagaimana hubungan antara pengujian substantif atas pendapatan?

1
3. Bagaimana hubungan antara pengujian substantif atas HPP dan bebab signifikan
lainnya?

4. Bagaimana hasil dari penilaian hasil pengujian substantif?

1.3. Tujuan

Tujuan dari penulisan makalah ini antara lain :


1. Untuk mengetahui hubungan antara penilaian risiko dan prosedur substantif
pada akun-akun laba rugi
2. Untuk mengetahui hubungan antara pengujian substantif atas pendapatan
3. Untuk mengetahui hubungan antara pengujian substantif atas HPP dan beban
signifikan lainnya
4. Untuk mengetahui hasil pengujian substantif

2
BAB II
PEMBAHASAN
2.1. Hubungan antara Penilaian Risiko dan Prosedur Substantif pada Akun-akun Laba
Rugi

Apabila berbicara mengenai hubungan antara penilaian risiko dan prosedur


substantif, maka hal ini akan membicarakan sejauh mana, waktu, dan hal lainnya
yang perlu dipertimbangkan ketika merancang prosedur substantif (bisa juga disebut
sebagai pengujian substantif atau tes detail) yang bertujuan untuk mendeteksi salah
saji material pada tingkat asersi. Prosedur substantif yang dilakukan pada akun-akun
neraca biasanya menggunakan konfirmasi, jaminan saldo kembali ke bukti
pendukung pihak ketiga, dan juga tes yang dilakukan untuk kelengkapan serta cut-
off saldo kedua sisi akhir tahun. Pengujian detail terkait saldo rekening yang
dilakukan secara tradisional akan lebih berfokus pada rekening-rekening laporan
keuangan yang disajikan dalam neraca (rekening riil) daripada rekening-rekening
laba rugi (rekening nominal). Pendekatan seperti inilah yang dikatakan pendekatan
yang efisien dan logis karena pada setiap rekening laba rugi tersebut pasti akan terkait
dengan satu ataupun lebih rekening neraca.

Banyak akun penting dalam neraca yang biasanya terdiri dari sebagian
transaksi laporan laba rugi atau hanya transaksi satu kali dalam neraca saja.
Contohnya, saldo pinjaman yang biasanya merupakan transaksi sebanyak satu kali di
mana uang tunai tersebut diterima dan juga hutang pinjaman dibuat (transaksi yang
terjadi hanyalah transaksi neraca). Misalnya untuk piutang dagang, hutang, dan saldo
persediaan yang biasanya akun terdiri dari 30-60 pada hari akhir penjualan (piutang
dagang), pembelian (hutang dan inventaris), serta biaya (hutang). Namun, pada akun
laba rugi akan mencerminkan seluruh transaksi pada periode pelaporan (biasanya
selama 12 bulan). Dikarenakan hal ini lah, pengujian neraca secara substantif tidak
akan memberikan banyak jaminan pada akun laporan laba rugi. Auditor biasanya
akan menggunakan prosedur analitik substantif yang sesuai dengan ASA 520 (ISA
520) Prosedur Analitik yang kemudian ditambah dengan beberapa tes detail lain
seperti jaminan kembali ke dokumentasi pendukung, serta melakukan verifikasi
klasifikasi biaya.

3
Prosedur analisis yang digunakan untuk menguji akun-akun laba rugi bisa
dilakukan secara langsung dan juga tidak langsung. Pengujian secara langsung bisa
terjadi ketika rekening pendapatan atau biaya dibandingkan dengan data yang relevan
untuk menentukan kewajaran saldonya. Sedangkan untuk pengujian secara tidak
langsung terjadi ketika bukti tentang saldo laba rugi yang berasal dari hasil prosedur
analitis yang diterapkan pada pengujian saldo rekening neraca yang berkaitan satu
sama lain. Namun, apabila bukti yang telah didapat dari prosedur analisis dan dari
pengujian detail atas rekening neraca yang berkaitan tidak mengurangi risiko deteksi
pada tingkat rendah yang dapat diterima. Oleh karena itu, tetap diperlukan pengujian
detail secara langsung terhadap asersi-asersi yang berhubungan dengan rekening-
rekening laba rugi. Hal-hal tersebut bisa terjadi akibat beberapa kegiatan berikut :

1. Risiko bawaan tinggi

2. Risiko pengendalian tinggi

3. Prosedur analisis menunjukkan adanya hubungan tidak biasa dan fluktuasi


yang tidak diharapkan

4. Rekening yang membutuhkan analisis

2.2 Pengujian Subtantif atas Siklus Pendapatan

1. Siklus Pendapatan

Siklus pendapatan adalah rangkaian aktivitas bisnis dan kegiatan


pemrosesan informasi terkait yang terus berulang dengan menyediakan barang
dan jasa ke para pelanggan dan menagih kas sebagai pembayaran dari penjualan -
penjualan tersebut. Tujuan utama siklus pendapatan adalah menyediakan produk
yang tepat di tempat dan waktu yang tepat dengan harga yang sesuai. Siklus
pendapatan terdiri dari transaksi penjualan barang atau jasa, baik secara kredit
maupun secara tunai, retur penjualan, pencadangan kerugian piutang, dan
penghapusan piutang.

Sistem Informasi Akuntansi yang Membentuk Siklus Pendapatan.

a. Siklus pendapatan terdiri dari berbagai system informasi akuntansi berikut ini:
1. Prosedur order penjualan
2. Prosedurpersetujuan kredit

4
3. Prosedur pengiriman barang
4. Prosedur penagihan
5. Prosedur pencaatan piutang
6. Prosedur pencatatan pendapatan penjualan kredit
7. Prosedur pencatatan kos produk jadi yang dijual

b. System penjualan tunai, yang terdiri dari jaringan prosedur berikut ini :
1. Prosedur order penjualan
2. Prosedur penerimaan kas
3. Prosedur penyerahan barang
4. Prosedur pencatatan penerimaan kas
5. Prosedur pencatatan pendapatan penjualan tunai
6. Prosedur pencatatan kos produk jadi yang dijual

c. System retur penjualan, yang terdiri dari prosedur berikut ini :


1. Prosedur penerimaan barang
2. Prosedur pencatatan piutang usaha
3. Prosedur pencatatan retur penjualan

d. System pencatatan kerugian piutang, yang terdiri dari prosedur berikut ini :
1. Prosedur pembuatan bukti memorial
2. Prosedur pencatatan cadangan kerugian piutang

e. System penghapusan piutang, yang terdiri dari Prosedur berikut ini :


1. Prosedur pembuatan bukti memorial
2. Prosedur pencatatan penghapusan piutang

2. Tujuan Audit Terhadap Siklus Pendapatan

Tujuan audit terhadap transaksi siklus pendapatan adalah untuk memperoleh


bukti bahwa saldo-saldo dan transaksi yang berkaitan dengan siklus pendapatan
memperoleh assersi yang berkecukupan (significant arssesion) dari manajemen.
Assersi tersebut menunjukan derajat manajemen terhadap informasi keuangan
yang secara eksplicit dinyatakan dalam laporan keuangan.

5
3. Fungsi Terkait dengan Siklus Pendapatan
a. Fungsi Terkait Perancangan Program Audit untuk Pengujian Pengendalian-
Transaksi Penjualan Kredit :
 Fungsi Penjualan
Dalam sistem penjualan kredit fungsi ini bertanggung jawab menerima
surat order dari customer, mengedit order dari customer untuk
menambah informasi yang belum ada pada surat order tersebut,
meminta otorisasi kredit, menentukan tanggal pengiriman, dan dari
gudang mana barang akan dikirim dan mengisi surat order pengiriman.

 Fungsi Kredit
Fungsi ini bertanggung jawab untuk meneliti status kredit customer dan
memberikan otorisasi pemberian kredit kepada customer.

 Fungsi Gudang
Fungsi ini bertanggung jawab untuk menyimpan barang dan
menyiapkan barang yang dipesan oleh customer, serta menyerahkan
barang ke fungsi pengiriman.

 Fungsi Pengiriman
Fungsi ini bertanggung jawab menyerahkan barang atas dasar surat
order pengiriman yang diterimanya dari fungus penjualan.

 Fungsi Penagihan

Fungsi ini bertanggung jawab membuat dan mengirimkan faktur


penjualan kepada customer, serta menyediakan copy faktur bagi
kepentingan pencatatan transaksi penjualan oleh fungsi pencatatan
piutang, fungsi akuntansi biaya, fungsi akuntansi umum.

 Fungsi Pencatatan Piutang

Fungsi ini bertanggung jawab untuk mencatat piutang yang timbul dari
transaksi penjualan kredit, memcatat berkurangnya piutang karena
transaksi retur penjualan, penerimaan kas dari piutang, penmghapusan
piutang yang tidak tertagih, dan membuat serta mengirimkan
pernyataan piutang kepada para debitur.

6
 Fungsi Akuntansi Biaya

Fungsi ini bertanggung jawab untuk mencatat kos produk jadi yang
dijual dalam buku pembantu sediaan dan mencatat kos produk jadi yang
dikembalikan oleh customer dalam transaksi retur pembelian

 Fungsi Akuntansi Umum

Fungsi ini bertanggung jawab mencatat transaksi penjualan kredit dan


penjualan tunai dalam jurnal penjualan, dan transaksi retur penjualan,
dan traksaksi retur penjualan, pencadangan kerugian piutang, dan
penghapusan piutang dalam jurnal umum.

 Fungsi Penerimaan Barang

Fungsi ini bertanggung jawab menerima barang, baik yang berasal dari
transaksi pembelian maupun yang dari transaksi retur penjualan.

b. Fungsi Terkait Perancangan Program Audit untuk Pengujian Pengendalian-


Transaksi Retur Penjualan :
 Fungsi Penjualan
Dalam transaksi retur penjualan, fungsi ini bertanggung jawab untuk
memberikan otorisasi retur penjualan dengan dokumen memo kredit.

 Fungsi Gudang
Dalam transaksi rektur penjualan, fungsi ini bertanggung jawab untuk
menyimpan kembali barang dikembalikan oleh customer via fungsi
penerimaan barang.

 Fungsi Piutang
Dalam transaksi rektur penjualan, fungsi ini bertanggung jawab untuk
mencatat berkurangnya piutang karena transaksi retur penjualan.

 Fungsi Akuntansi Biaya


Dalam transaksi rektur penjualan, fungsi ini bertanggung jawab untuk
mencatat bertambahnya kos produk jadi yang dijual dalam buku
pembantu sediaan.

7
 Fungsi Akuntansi Umum

Fungsi ini bertanggung jawab untuk mencatat transaksi retur penjualan


dalam jurnal umum.

 Fungsi Penerimaan Barang

Fungsi ini bertanggung jawab untuk menerima barang yang berasal dari
transaksi retur penjualan.

c. Fungsi Terkait Perancangan Program Audit untuk Pengujian Pengendalian-


Transaksi Pencadangan Kerugian Piutang :
 Fungsi Pencatat Piutang
Dalam transaksi pencadangan kerugian piutang fungsi ini bertanggung
jawab membuat daftar umur piutang yang dipakai sebagai dasar untuk
mengestimasi jumlah piutang yang diperkirakan tidak dapat ditagih.

 Fungsi Akuntansi Biaya


Dalam transaksi pencadangan kerugian piutang fungsi ini bertanggung
jawab mencatat biaya kerugian piutang yang dibebankan dalam periode
akuntansi tertentu.

 Fungsi Akuntansi Umum


Fungsi ini bertanggung jawab mencatat transaksi kerugian piutang
dalam jurnal umum.

d. Fungsi Terkait Perancangan Program Audit untuk Pengujian Pengendalian-


Transaksi Penhapusan Piutang :
 Fungsi Pemberian Otoritasi Kredit
Dalam transaksi penghapusan piutang, fungsi ini bertanggung jawab
untuk membuat bukti memorial atas dasar surat keputusan manajer
yang berwenang untuk penghapusan piutang yang sudah tidak dapat
ditagih.

8
 Fungsi Pencatat Piutang
Dalam transaksi penghapusan piutang, fungsi ini bertanggung jawab
untuk mencatat berkurangnya piutang karena transaksi penghapusan
piutang yang tidak tertagih.
 Fungsi Akuntansi Umum
Dalam transaksi penghapusan piutang, fungsi ini bertanggung jawab
untuk mencatat transaksi penghapusan piutang dalam jurnal umum.

4. Dokumen dalam Siklus Pendapatan

a. Dokumen yang Digunakan dalam Perancangan Program Audit untuk


Pengujian Pengendalian-Transakasi Penjualan Kredit

Transaksi Dokumen Sumber Dokumen Pendukung

Penjualan Kredit Faktur Penjualan Surat order pengiriman


Surat muat (Bill of Lading)

 Faktur Penjualan (customer’s copies)


Dokumen ini merupakan lembar pertama yang dikirim kepada customer.
Jumlah lembar faktur penjualan yang dikirim kepada customer adalah
tergantung dari permintaan customer.

 Surat Order Pengiriman


Dokumen ini merupakan lembar pertama surat order pengiriman yang
memberikan otoritasi kepada fungsi pengiriman untuk mengirimkan
sejenis barang dengan jumlah dan spesifikasi seperti yang tertera di atas
dokumen tersebut.

 Surat Muat (bill of lading)


Tembusan surat muat ini merupakan dokumen yang digunakan sebagai
bukti penyerahan barang dari perusahaann kepada perusahaan angkutan
umum.

9
b. Dokumen yang Digunakan dalam Perancangan Program Audit untuk
Pengujian Pengendalian-Transaksi retur penjualan

Transaksi Dokumen Sumber Dokumen Pendukung

Retur Penjualan Memo Kredit Laporan penerimaan barang

 Memo Kredit
Dokumen ini dibuat oleh fungsi penjualan untuk memberikan otorisasi
kepada fungsi penerimaan barang untuk menerima barang yang
dikembalikan oleh customer. dokumen ini merupakan dokumen sumber
bagi pengkreditan akun piutang dan pendebitan akun retur penjualan.
Tembusan dokumen ini dikirimkan kepada debitur sebagai
pemberitahuan pengurangan utang kepada perusahaan.

 Laporan Penerimaan Barang


Dokumen ini dibuat oleh fungsi penerimaan barang sebagai bukti telah
diterimanya kembali barang yang telah dijual dalam transaksi retur
penjualan.

c. Dokumen yang Digunakan dalam Perancangan Program Audit untuk


Pengujian Pengendalian-Transaksi Pencadangan Kerugian Piutang

Transaksi Dokumen Sumber Dokumen Pendukung

Pencadangan Kerugian Piutang Bukti Memorial Daftar umur piutang

 Bukti Memorial
Dokumen ini dibuat oleh fungsi pencatat piutang sebagai dasar pencatatn
transaksi pencadangan kerugian piutang dalam jurnal umum.

 Daftar Umur Piutang


Pencadangan kerugian piutang didasarkan atas analisis umur piutang.
Sebagai dasar pembuatan bukti memorial untuk mencatat jumlah
kerugian piutang. Daftar umur piutang dibuat oleh fungsi pencatat
piutang.

10
d. Dokumen yang Digunakan dalam Perancangan Program Audit untuk
Pengujian Pengendalian-Transaksi Penghapusan Piutang

Transaksi Dokumen Dokumen Pendukung


Sumber

Penghapusan Piutang Bukti Memorial Surat Keputusan Manajer yang Berwenang


Tentang Penghapusan Piutang

 Bukti Memorial
Dokumen ini dibuat oleh fungsi pemberi otorisasi kreidt sebagai perintah
kepada fungsi pencatat piutang untuk mengkredit buku pembantu piutang
dengan adanya penghapusan piutang kepada debitur tertentu.

 Surat Keputusan Manajer yang Berwenang Tentang Penghapusan


Piutang

5. Pengujian Substantif Terhadap Saldo Piutang Usaha

Piutang merupakan klaim kepada pihak lain atas uang, barang, atau jasa
yang dapat diterima dalam jangkawaktu satu tahun, atau dalam satu siklus
kegiatan perusahaan. Piutang umumnya disajikan di neraca dalam dua kelompok:
piutang usahan dan piutang non usaha. Piutang usaha adalah piutang yang timbul
dari transaksi penjualan barang atau jasa dalam kegiatan normal perusahaan.
Piutang nonusaha timbul dari transaksi selain penjualan barang dan jasa kepada
pihak luar, seperti misalnya piutang kepada karyawan, piutang penjualan saham,
piutang klaim asuransi, piutang pengembalian pajak, piutang dividen dan bunga.

Prinsip akuntansi berterima umum dalam penyajian piutang di neraca berikut ini:

 Piutang usaha harus disajikan di neraca sebesar jumlah yang diperkirakan


dapat ditagih dari debitur pada tanggal neraca.
 Jika perusahaan tidak membentuk cadangan kerugian piutang usaha,
harus dicantumkan pengungkapannya di neraca bahwa saldo piutang
usaha tersebut adalah jumlah bersih (neto).

11
 Jika piutang usaha bersaldo material pada tanggal neraca, harus disajikan
rinciannya di neraca.
 Piutang usaha yang bersaldo kredit pada tanggal neraca harus disajikan
dalam kelompok utang lancar.
 Jika jumlahnya material, piutang nonusaha harus disajikan terpisah dari
piutang usaha.

Tujuan pengujian substantif terhadap piutang usaha adalah:

 Memperoleh keyakinan tentang keandalan catatan akuntansi yang


bersangkutan dengan piutang usaha.
 Membuktikan keberadaan putang usaha dan keterjadian transaksi yang
berkaitan dengan piutang usaha yang dicantumkan di neraca.
 Membuktikan kelengkapan transaksi yang dicatat dalam catatan
akuntansi dan kelengkapan saldo piutang usaha yang disajikan klien
atas piutang yang dicantumkan di neraca.
 Membuktikan kewajaran penilaian piutang usaha yang dicantumkan di
neraca.
 Membuktikan kewajaran penyajian dan pengungkapan piutang usaha di
neraca.

Untuk mencapai tujuan tersebut dirancang pengujian substantif yang


digolongkan ke dalam lima kelompok: prosedur audit awal, prosedur analitik,
pengujian terhadap transaksi rinci, pengujian terhadap saldo akun rinci, verifikasi
terhadap penyajian dan pengungkapan. Kelima kelompok pengujian substantif
tersebut ditujukan untuk memverifikasi lima asersi menajemen yang terkandung
dalam akun putang dan akun penilaiannya: (1) keberadaan atau keterjadian, (2)
kelengkapan, (3) penilaian, (4) hak kepemilikan, dan (5) penyajian dan
pengungkapan.

12
6. Program Pengujian Substantif Terhadap Piutang Usaha

Program audit untuk pengujian substantif terhadap piutang usaha berisi


prosedur audit yang dirancang untuk mencapai tujuan audit seperti yang telah
diuraikan di atas. Berbagai prosedur audit dilaksanakan dalam lima tahap, yaitu:

 Prosedur audit awal


 Prosedur analitik
 Pengujian terhadap transaksi rinci
 Pengujian terhadap saldo akun rinci
 Verifikasi terhadap penyajian dan pengungkapan

Pada tahap awal, auditor menempuh prosedur audit yang memperoleh


keyakinan bahwa informasi yang disajikan oleh klien dalam laporan keuangn
didukung dengan catatan akuntansi. Pada tahap berikutnya, auditor
mengumpulkan berbagai ratio dan perbandingan untuk memfokuskan kemana
pengujian terhadap transaksi dan saldo akun rinci diarahkan. Pada tahap-tahap
akhir, auditor melaksanakan pengujian terhadap transksi dan saldo akun rinci,
serta verivikasi tehadap penyajian dan pengungkapan dan pengungkapan saldo
akun dalam laporan keuangan.

a. Prosedur Audit Awal


Sebelum membuktikan apakah saldo piutang yang dicantumkan oleh
klien di dalam neracanya sesuai dengan saldo piutang usaha yang benar-
benar ada pada tanggal neraca, auditor menempuh prosedur audit awal
dengan cara melakukan rekonsiliasi antara informasi piutang usaha yang
dicantumkan di neraca dengan catatan akuntansi yang mendukungnya.
Auditor melakukan 6 prosedur audit berikut ini dalam melakukan
rekonsiliasi informasi piutang usaha di neraca dengan catatan akuntansi
yang bersangkutan:

· Unsur saldo piutang usaha yang tercantum di neraca ke saldo akun


piutang usaha yang bersangkutan di dalam buku besar.

· Hitung kembali saldo akun piutang usaha di dalam buku besar.

13
· Lakukan review terhadap mutasi luar biasa dalam jumlah dan sumbe
posting dalam akun Piutang Usaha dan akun Cadangan Kerugian
Piutang Usaha.

· Usut saldo awal akun Piutang Usaha dan akun Cadangan Kerugian
Piutang ke kertas kerja tahun yang lalu.

· Usut posting pendebitan akun Piutang Usaha ke dalam jurnal yang


bersangkutan.

· Lakukan rekonsiliasi akun kontrol piutang usaha dalam buku besar ke


buku pembantu piutang usaha.

b. Prosedur Analitik

Pada tahap awal pengujian substantif terhadap piutang usaha, pengujian


analitik dimaksudkan untuk membantu auditor dalam memahami bisnis
klien dan dalam menemukan bidang yang memerlukan audit lebih
intensif. Untuk itu, auditor melakukan perhitungan berbagai ratio berikut
ini:

Tingkat perputaran piutang usaha = Pendapatan penjualan


bersih + Rerata piutang saldo

Ratio piutang usaha dengan aktiva lancar = Saldo piutang usaha +


Aktiva lancar

Rate of return on net sales = Laba bersih +


Pendapatan penjualan bersih

Ratio kerugian piutang usaha dengan pendapatan penjualan bersih


= Kerugian piutang usaha + Pendapatan penjualan

Ratio kerugian piutang usaha dengan piutang usaha yang sesungguhnya


tidak tertagih = Kerugian piutang usaha + Piutang yang usaha
sesungguhnya tidak tertagih

Ratio yang telah dihitung tersebut kemudian dibandingkan dengan


harapan dapat membantu auditor untuk mengungkapkan: peristiwa atau

14
transaksi yang tidak bisa, perubahan akuntansi, perubahan usaha,
fluktuasi acak, atau salah saji.

c. Prosedur Audit Terhadap Transaksi Rinci

Keandalan saldo piutang usaha sangat ditentukan oleh keterjadian


transaksi berikut ini yang didebit dan dikredit ke dalam akun Piutang
Usaha:

· Transaksi penjualan kredit

· Transaksi retur penjualan

· Transaksi penghapusan piutang usaha

· Transaksi penerimaan kas dari piutang usaha

Keandalan saldo akun Piutang Usaha ditentukan pula oleh ketepatan pisah
batas yang digunakan untuk mencatat berbagai transaksi tersebut. Auditor
melakukan pengujian sibstantif terhadap transaksi rincian yang mendebit
dan mengkredit akun Piutang Usaha dan pengujian pisah batas yang
digunakan untuk mencatat transaksi yang berkaitan dengan akun tersebut.

· Periksa sampel transaksi yang tercatat dalam akun piutang usaha ke


dokumen yang mendukung timbulnya transaksi tersebut

· Periksa pendebitan akun piutang ke dokumen pendukung: faktur


penjualan, laporan pengiriman barang, dan order penjualan.

· Periksa pengkreditan akun piutang ke dokumen pendukung: bukti kas


masuk, memo kredit untuk retur penjualan atau penghapusan piutang.

· Lakukan verifikasi pisah batas (cutoff) transaksi penjualan dan retur


penjualan

· Periksa dokumen yang mendukung timbulnya piutang usaha dalam


minggu terakhir tahun yang diaudit dan minggu pertama setelah
tanggal neraca.

15
· Periksa dokumen yang mendukung berkurangnya piutang usaha dalam
minggu terakhir tahun yang diaudit dan minggu pertama setelah
tanggal neraca.

· Lakukan verifikasi pisah batas (cutoff) transaksi penerimaan kas.

d. Pengujian Terhadap Saldo Akun Rinci

Tujuan pengujian saldo akun piutang usaha rinci adalah untuk


memverifikasi:

· Keberadaan atau keterjadian

· Kelengkapan

· Hak kepemilikan

· Penilaian

Keberadaan, kelengkapan, hak kepemilikan atas piutang usaha yang


dicantumkan di neraca dibuktikan oleh auditor dengan mengirimkan surat
konfirmasi kepada debitur. Ada tiga tahap yang harus ditempuh oleh
auditor dalam mengirimkan surat konfirmasi kepada debitur:

· Tentukan metode, saat, dan luas konfirmasi yang akan dilaksanakan.

· Pilih debitur yang akan dikirimi surat konfirmasi.

· Kirimkan surat konfirmasi.

Prosedur tersebut ditempuh oleh auditor dengan tujuan untuk


membuktikan keberadaan dibitur perusahaan pada tanggal neraca dan
memiliki utang pada tanggal tersebut kepada klien sebesar yang dicatat
oleh klien.

e. Penyajian Dan Pengungkapan Akun Dalam Laporan Keuangan

Prosedur audit terhadap penyajian dan pengungkapan piutang usaha


adalah:

· Periksa klasifikasi piutang ke dalam kelompok aktiva lancar dan aktiva


tidak lancar.

16
· Periksa klasifikasi piutang ke dalam kelompok piutang usaha dan
piutang nonusaha.

· Tentukan kecukupan pengungkapan dan akuntansi untuk transaksi


antarpihak yang memiliki hubngan istimewa, piutang yang
digadaikan, piutang yang telah dianjakkan ke perusahaan anjak
piutang.

2.3. Pengujian Subtantif atas Harga Pokok Produksi dan Beban Signifikan lainnya

1. Audit Persediaan
Persediaan adalah merupakan bagian dari aset perusahaan yang pada
umumnya nilainya cukup material dan rawan olehtindakan pencurian ataupun
penyalahgunaan. Oleh karena itu, biasanya akun persediaan menjadi salah satu
perhatianutama auditor dalam pemeriksaan atas laporan keuangan
perusahaan.Auditor harus selalu ingat bahwa audit terhadap akun persediaan yang
dilakukannya harus berhubungan dengan harga pokok penjualan dan akun-akun
terkait lainnya dalam laporan laba rugi.

Beberapa tahapan prosedur audit yang harus dilakukan auditor dalam


melakukan pemeriksaan atas akun persediaan diantaranya adalah :

a. Pemahaman Bisnis Klien


b. Penilaian Pengendalian Intern
c. Pengujian Substantif

 Tujuan utama pengujian substantif terhadap persediaan adalah untuk


memberikan bukti nyata dari keberadaan dan penilaian persediaan. Pengujian
ini meliputi observasi dan pengujian penghitungan fisik (stock taking),
pengujian ringkasan dan pengujian harga.

 Harga pokok persediaan umumnya ditentukan dengan metode rata-rata, FIFO


ataupun LIFO.
Dalam meakukan pemeriksaan atas akun persediaan, auditor harus melakukan
pengujian untuk memperoleh keyakinan memadai bahwa metode yang

17
digunakan dalam menilai persediaan telah sesuai dengan kebijakan akuntansi
perusahaan.

 Kuesioner Pengendalian Intern Persediaan


Kuesioner berkaitan dengan pengendalian intern persediaan di gudang yang
biasanya ditanyakan oleh auditor selama berlangsungnya pemeriksaan.

2. Audit Atas Biaya


Biaya penjualan dan pengeluaran (biaya dan pengeluaran) umumnya
merupakan akun penting dalam laporan laba rugi enititas dan peryataan audit
kunci adalah akurasi: kelengkapan dan cut off keakuratan diverifikasi dengan
menjamin jumlah yang dicatat unuk dukungan (pihak ketiga)

Seringkali terdapat insentif untuk mencapai hasil laba tertentu dalam sebuah
periode, yang menimbulkan pengakuan pembeliaun atau pengeluaran yang terjadi
sebelun akhir tahun ditangguhkan ke periode akhir tahun. Klasifikasi penting
sebagai persyaratan pengungkapan khusus terkait dengan biaya dan pengeluaran
tertentu. Kejadian tidak biasanya merupakan hal signifikan karena tujuan utama
dalam pengujian untuk kejadian adalah untuk memastikan bahwa biaya dan
pengeluaran tidak berlebihan.

Tabel berikut menggambarkan prosedur yang dapat dilakukan auditor


selama pengujian selagi biaya tidak dapat memproses terkait dengan biaya dan
pengeluaran. Dalam hal biaya dan pengeluran ada dua jenis transaksi penting yang
berdampak pada saldo biaya dan pengeluaran: pembelian dam penggajian.
Prosedur-prosedur ini akan memberikan gambaran mengenai perbedaan ketika
auditor tidak dapat menguji dan mengandalkan kontrol (kontrol tidak efektif) atau
telah menentukan bahwa lebih efisien untuk menguji saldo secara substantif.

PURCHASE PROCESS PAYROLL PROCESS


mengkonfirmasi hutang yang dibayarkan Membandingkan penggajian di awal
(tidak sering menggunakan E V&A. Uji cut danakhir periode dengan perubahan
off dengan memeriksa buku besar identitas pada karyawan dan dalam tingkat
pembelian, catatan penerimaan stok, upah (A) Bandingkan jam yang dibayar dengan
fakturpemasok kreditor dan dokumen catatanjam kerja, misalnya kartu waktu (A).
pendukung lainnya segera sebelum dan
setelah tanggal cut-off dan tentukan
bahwa transaksi dicatatdalam periode yang
tepat. Bandingkan cut-off utang dengan

18
area yang dipotong, misalnya ,utang
dagang dan inventaris CO).
Melakukan pencarian untuk liabilites Lacak pembayaran penggajian ke
yangtidak tercatat pada tanggal rekeningkliring payroil (0 .A)
persediaan dan /atau akhir tahun dengan
memilih pembayaranberikutnya, faktur
yang tidak cocok danlaporan
penerimaan stok. (C).
Membandingkan faktur Setuju catatan jam yang diubah,
pemasok/kreditor dengan catatan awal misalnyakartu waktu atau tiket kerja ke
pemasukan © perangkatlunak payroil ledger payroil yang
digunakanuntuk mencatat dan menghitung
daftar gaji(C, A).
Periksa pembayaran saldo akhir tahun Mendapatkan daftar karyawan yang pergi
berikutnya untuk memverifikasi catatan selama periode dari sumber selain dari gaji.
hutang (C, CO) Departemen dan tentukan bahwa mantan
karyawan dikeluarkan dari daftar gaji tepat
waktu (A)
Bandingkan entri dalam sub-buku Bandingkan data karyawan (mis. Nomor
hutang dengan faktur pemasok / kreditor identifikasi nama, departemen, status
(0) ataugrup karyawan, lokasi, tingkat upah
danpotongan) untuk otorisasi pada Nie
(mis.perekrutan, personel fies pada tingkat
upah dan pengurangan, kontrak serikat pekerja
dan nomor pajak (0.A)
Uji pengeposan akun dalam buku besar Bandingkan nama, gaji bersih dan data
pembelian yang dilakukan dengan lainbuku besar gaji dengan jumlah yang
membandingkan sifat barang atau jasa dibayarkan dalam menjalankan pembayaran
yang dibeli dengan deskripsi akun dan (yang kemudian disodori ough akun
nama akun tempat transaksi tersebut kliringrayroll E. A)
diposting (A CI).
Uji akurasi matematis dari sub-ledger Tes ekstensi tingkat upah selama jam
hutang( A). kerja(A)
Menguji pengiriman barang-barangTinjau bahwa catatan pada catatan kerja
dalam hutang ke dokumentasi pendukung dilakukan, untuk example, kartu waktu yang
(0) dicatat dalam buku besar penggajian
dalampenod korect CO Rekonsiliasi yang
masih harus dibayar saldo payroll ke
jumlah didalam buku besar pembayaran untuk
batance yang sesuai (A)
Tes posting dari total dalam buku Pembayaran di luar dari liabilites payoll yang
pembantu Sub-pembayaran ke buku besar masih harus dibayar dan/atau pembayaran
(C) pencairan gaji setelah akhir periode IC, CO
Menguji posting dari total total dalam buku
besar gaji ke buku besar umum IC

19
2.4. Penilaian Hasil Pengujian Substantif

Pengujian substantif merupakan prosedur yang dirancang untuk menguji salah


saji moneter yang secara langsung mempengaruhi kebbenaran saldo laporan
keuangan. Auditor dapat megandalkan 3 jenis pengujian substantif, yaitu : pengujian
substantif atas transaksi, prosedur analitis, dan pengujian rincian saldo. Pengujian
substantif dilakukan untuk memastikan biaya dan pengeluaran secara material benar,
fokusnya adalah pada biaya penjualan (juga disebut sebagai harga pokok penjualan)
dan biaya signifikan lainnya. Seperti yang ditunjukkan, pengeluaran yang signifikan
seringkali merupakan item-item itu memiliki persyaratan pengungkapan khusus.
Namun,mungkin ada akun biaya atau pengeluaran yang signifikan lainnya. Tujuan
utama pengujian substantif adalah untuk menentukan apakah ada salah saji material
dalam saldo akun dan untuk menghitung jumlah salah saji jika ada. Ketika pengujian
yang dilakukan mengidentifikasi kesalahan atau pengecualian, respons pertama
adalah memahami mengapa pengecualian atau kesalahan tersebut bisa muncul.
Kesalahan moneter yang terdapat dalam informasi yang disajikan dalam laporan
keuangan kemungkinan terjadi karena kesalahan dalam :

 Tidak diterapkannya prinsip akuntansi berterima umum di Indonesia


 Ketidakkonsistensian dalam penerapan prinsip akuntansi berterima umum di
Indonesia
 Ketidaktepatan pisah batas (cut off) pencatatan transaksi
 Perhitungan (penambahan, pengurangan, pengalian dan pembagian)
 Pekerjaan penyalinan, penggolongan dan peringkasan informasi
 Pencantuman pengungkapan (disclosure) unsur tertentu dalam laporan
keuangan

20
BAB III
PENUTUP
3.1. Kesimpulan

Pengujian substantif merupakan prosedur audit yang dirancang untuk


menemukan kemungkinan kesalahan moneter yang secara langsung mempengaruhi
kewajiban penyajian laporan keuangan. Pengujian substantif juga menguji
kesesuaian laporan keuangan dengan standar akuntansi pemerintahan, kecukupan
pengungkapan, efektivitas sistem pengendalian internal, dan kepatuhan terhadap
peraturan perundang-undangan. Adapun hubungan antara penilaian risiko dan
prosedur substantif pada akun-akun laba-rugi diantaranya yaitu pada akun
pendapatan, HPP, dan beban signifikan lainnya. Pertama, pengujian substantif atas
pendapatan, tujuan utamanya adalah untuk menyediakan produk yang tepat di tempat
dan waktu yang tepat dengan harga yang sesuai. Siklus pendapatan terdiri dari
transaksi penjualan barang atau jasa, baik secara kredit maupun secara tunai, retur
penjualan, pencadangan kerugian piutang, dan penghapusan piutang. Pengujian
substantif atas pendapatan bertujuan untuk memperoleh bukti bahwa saldo-saldo dan
transaksi yang berkaitan dengan siklus pendapatan memperoleh assersi yang
berkecukupan (significant arssesion) dari manajemen, assersi tersebut menunjukan
derajat manajemen terhadap informasi keuangan yang secara eksplisit dinyatakan
dalam laporan keuangan. Kedua, pengujian substantif atas HPP, audit terhadap akun
persediaan yang dilakukan harus berhubungan dengan harga pokok penjualan dan
akun terkait lainnya dalam laporan laba rugi. Tujuan pengujian substantif terhadap
persediaan adalah untuk memberi bukti nyata dari keberadaan nilai persediaan,
pengujian tersebut meliputi observasi dan perhitungan fisik, pengujian ringkasan dan
pengujian harga. Ketiga, pengujian substantif atas beban, analisis Akun Beban
(expense account analysis) melibatkan pemeriksaan auditor terhadap
pendokumentasian yang mendasari setiap transaksi dan jumlah yang terdiri dari
rincian total akun beban. Terakhir, dilakukan penilaian hasil pengujian substantif
untuk menentukan apakah ada salah saji material dalam saldo akun dan untuk
menghitung jumlah salah saji jika ada.

21
3.2. Saran

Kami menyadari penulisan ini masih jauh dari kata sempurna, untuk itu kritik
dan saran yang membangun sangat kami butuhkan untuk penyempurnaan makalah
ini dimasa yang akan datang. Kami juga mengharapkan dengan adanya makalah ini
dapat bermanfaat dan menambah pengetahuan kita semua tentang auditing.
Khususnya tentang audit terhadap hubungan antara penilaian risiko dan prosedur
substantif pada akun-akun laba rugi, pengujian substantif atas pendapatan, pengujian
substantif atas HPP dan beban signifikan lainnya serta penilaian hasil pengujian
substantif.

22
DAFTAR PUSTAKA

Economic Engineering. 2017. Resiko Deteksi dan Pengujian Substantif, (Online),

(http://khaerunnisa26.blogspot.com/2017/02/resiko-deteksi-dan-pengujin-
substantif.html), diakses 6 Mei 2021.

Krishnayana, B. 2019. Substantive Testing and Income Statement Accounts (Pengujian

Substantif dan Akun Laporan Laba Rugi), (Online),


(https://www.studocu.com/id/document/universitas-negeri-
malang/audit/summaries/chapter-11-gab-summary-audit/6415094/view), diakses
6 Mei 2021.

Mulyadi. 2014. Auditing Edisi 6, Buku 2. Jakarta: Salemba Empat. 2014.

Arens, A., A., Elder, R.,J., Beasley, M., S.. 2015. Auditing dan Jasa Assurance, Edisi
Kelimabelas Jilid 1. Terjemahan Herman Wibowo. Jakarta:Penerbit Erlangga.
2010.

Bone, H., Pribadi, A., Khaidir, I. A., Muhsyi, A. A., & Nurjanah, L. (2015). Prosedur
Audit terhadap Risiko Tertaksir: Pengujian Pengendalian.

23

Anda mungkin juga menyukai