DISUSUN OLEH:
Farhan (190422627728)
MEI 2021
KATA PENGANTAR
Kami panjatkan Puji Syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat
serta hidayah-Nya, kami merupakan kelompok 3 dapat menyelesaikan tugas makalah
yang berjudul “Penilaian Risiko dan Prosedur Substantif” dengan tepat waktu.
Adapun tujuan dalam penulisan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas Bapak
Dr. Eka Ananta Sidharta, S.E., M.M., Ak., CA pada mata kuliah Pengauditan. Selain itu,
makalah ini juga bertujuan untuk memeberikan pengetahuan mengenai Penilaian Risiko
dan Prosedur Substantif secara umum bagi pembaca serta penulis.
Kami menyadari bahwa makalah yang kami tulis ini masih jauh dari kata
sempurna. Oleh karena itu, perlu adanya kritik dan saran dari semua pihak demi perbaikan
makalah ini.
Penulis
i
DAFTAR ISI
BAB I................................................................................................................................ 1
1.3.Tujuan ..................................................................................................................... 2
BAB II .............................................................................................................................. 3
2.1.Hubungan antara Penilaian Risiko dan Prosedur Substantif pada Akun-akun Laba
Rugi ........................................................................................................................... 3
2.3.Pengujian Subtantif atas Harga Pokok Produksi dan Beban Signifikan lainnya .. 17
3.1.Kesimpulan ........................................................................................................... 21
3.2.Saran ..................................................................................................................... 22
ii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
1. Bagaimana hubungan antara penilaian risiko dan prosedur substantif pada akun-
akun laba rugi?
1
3. Bagaimana hubungan antara pengujian substantif atas HPP dan bebab signifikan
lainnya?
1.3. Tujuan
2
BAB II
PEMBAHASAN
2.1. Hubungan antara Penilaian Risiko dan Prosedur Substantif pada Akun-akun Laba
Rugi
Banyak akun penting dalam neraca yang biasanya terdiri dari sebagian
transaksi laporan laba rugi atau hanya transaksi satu kali dalam neraca saja.
Contohnya, saldo pinjaman yang biasanya merupakan transaksi sebanyak satu kali di
mana uang tunai tersebut diterima dan juga hutang pinjaman dibuat (transaksi yang
terjadi hanyalah transaksi neraca). Misalnya untuk piutang dagang, hutang, dan saldo
persediaan yang biasanya akun terdiri dari 30-60 pada hari akhir penjualan (piutang
dagang), pembelian (hutang dan inventaris), serta biaya (hutang). Namun, pada akun
laba rugi akan mencerminkan seluruh transaksi pada periode pelaporan (biasanya
selama 12 bulan). Dikarenakan hal ini lah, pengujian neraca secara substantif tidak
akan memberikan banyak jaminan pada akun laporan laba rugi. Auditor biasanya
akan menggunakan prosedur analitik substantif yang sesuai dengan ASA 520 (ISA
520) Prosedur Analitik yang kemudian ditambah dengan beberapa tes detail lain
seperti jaminan kembali ke dokumentasi pendukung, serta melakukan verifikasi
klasifikasi biaya.
3
Prosedur analisis yang digunakan untuk menguji akun-akun laba rugi bisa
dilakukan secara langsung dan juga tidak langsung. Pengujian secara langsung bisa
terjadi ketika rekening pendapatan atau biaya dibandingkan dengan data yang relevan
untuk menentukan kewajaran saldonya. Sedangkan untuk pengujian secara tidak
langsung terjadi ketika bukti tentang saldo laba rugi yang berasal dari hasil prosedur
analitis yang diterapkan pada pengujian saldo rekening neraca yang berkaitan satu
sama lain. Namun, apabila bukti yang telah didapat dari prosedur analisis dan dari
pengujian detail atas rekening neraca yang berkaitan tidak mengurangi risiko deteksi
pada tingkat rendah yang dapat diterima. Oleh karena itu, tetap diperlukan pengujian
detail secara langsung terhadap asersi-asersi yang berhubungan dengan rekening-
rekening laba rugi. Hal-hal tersebut bisa terjadi akibat beberapa kegiatan berikut :
1. Siklus Pendapatan
a. Siklus pendapatan terdiri dari berbagai system informasi akuntansi berikut ini:
1. Prosedur order penjualan
2. Prosedurpersetujuan kredit
4
3. Prosedur pengiriman barang
4. Prosedur penagihan
5. Prosedur pencaatan piutang
6. Prosedur pencatatan pendapatan penjualan kredit
7. Prosedur pencatatan kos produk jadi yang dijual
b. System penjualan tunai, yang terdiri dari jaringan prosedur berikut ini :
1. Prosedur order penjualan
2. Prosedur penerimaan kas
3. Prosedur penyerahan barang
4. Prosedur pencatatan penerimaan kas
5. Prosedur pencatatan pendapatan penjualan tunai
6. Prosedur pencatatan kos produk jadi yang dijual
d. System pencatatan kerugian piutang, yang terdiri dari prosedur berikut ini :
1. Prosedur pembuatan bukti memorial
2. Prosedur pencatatan cadangan kerugian piutang
5
3. Fungsi Terkait dengan Siklus Pendapatan
a. Fungsi Terkait Perancangan Program Audit untuk Pengujian Pengendalian-
Transaksi Penjualan Kredit :
Fungsi Penjualan
Dalam sistem penjualan kredit fungsi ini bertanggung jawab menerima
surat order dari customer, mengedit order dari customer untuk
menambah informasi yang belum ada pada surat order tersebut,
meminta otorisasi kredit, menentukan tanggal pengiriman, dan dari
gudang mana barang akan dikirim dan mengisi surat order pengiriman.
Fungsi Kredit
Fungsi ini bertanggung jawab untuk meneliti status kredit customer dan
memberikan otorisasi pemberian kredit kepada customer.
Fungsi Gudang
Fungsi ini bertanggung jawab untuk menyimpan barang dan
menyiapkan barang yang dipesan oleh customer, serta menyerahkan
barang ke fungsi pengiriman.
Fungsi Pengiriman
Fungsi ini bertanggung jawab menyerahkan barang atas dasar surat
order pengiriman yang diterimanya dari fungus penjualan.
Fungsi Penagihan
Fungsi ini bertanggung jawab untuk mencatat piutang yang timbul dari
transaksi penjualan kredit, memcatat berkurangnya piutang karena
transaksi retur penjualan, penerimaan kas dari piutang, penmghapusan
piutang yang tidak tertagih, dan membuat serta mengirimkan
pernyataan piutang kepada para debitur.
6
Fungsi Akuntansi Biaya
Fungsi ini bertanggung jawab untuk mencatat kos produk jadi yang
dijual dalam buku pembantu sediaan dan mencatat kos produk jadi yang
dikembalikan oleh customer dalam transaksi retur pembelian
Fungsi ini bertanggung jawab menerima barang, baik yang berasal dari
transaksi pembelian maupun yang dari transaksi retur penjualan.
Fungsi Gudang
Dalam transaksi rektur penjualan, fungsi ini bertanggung jawab untuk
menyimpan kembali barang dikembalikan oleh customer via fungsi
penerimaan barang.
Fungsi Piutang
Dalam transaksi rektur penjualan, fungsi ini bertanggung jawab untuk
mencatat berkurangnya piutang karena transaksi retur penjualan.
7
Fungsi Akuntansi Umum
Fungsi ini bertanggung jawab untuk menerima barang yang berasal dari
transaksi retur penjualan.
8
Fungsi Pencatat Piutang
Dalam transaksi penghapusan piutang, fungsi ini bertanggung jawab
untuk mencatat berkurangnya piutang karena transaksi penghapusan
piutang yang tidak tertagih.
Fungsi Akuntansi Umum
Dalam transaksi penghapusan piutang, fungsi ini bertanggung jawab
untuk mencatat transaksi penghapusan piutang dalam jurnal umum.
9
b. Dokumen yang Digunakan dalam Perancangan Program Audit untuk
Pengujian Pengendalian-Transaksi retur penjualan
Memo Kredit
Dokumen ini dibuat oleh fungsi penjualan untuk memberikan otorisasi
kepada fungsi penerimaan barang untuk menerima barang yang
dikembalikan oleh customer. dokumen ini merupakan dokumen sumber
bagi pengkreditan akun piutang dan pendebitan akun retur penjualan.
Tembusan dokumen ini dikirimkan kepada debitur sebagai
pemberitahuan pengurangan utang kepada perusahaan.
Bukti Memorial
Dokumen ini dibuat oleh fungsi pencatat piutang sebagai dasar pencatatn
transaksi pencadangan kerugian piutang dalam jurnal umum.
10
d. Dokumen yang Digunakan dalam Perancangan Program Audit untuk
Pengujian Pengendalian-Transaksi Penghapusan Piutang
Bukti Memorial
Dokumen ini dibuat oleh fungsi pemberi otorisasi kreidt sebagai perintah
kepada fungsi pencatat piutang untuk mengkredit buku pembantu piutang
dengan adanya penghapusan piutang kepada debitur tertentu.
Piutang merupakan klaim kepada pihak lain atas uang, barang, atau jasa
yang dapat diterima dalam jangkawaktu satu tahun, atau dalam satu siklus
kegiatan perusahaan. Piutang umumnya disajikan di neraca dalam dua kelompok:
piutang usahan dan piutang non usaha. Piutang usaha adalah piutang yang timbul
dari transaksi penjualan barang atau jasa dalam kegiatan normal perusahaan.
Piutang nonusaha timbul dari transaksi selain penjualan barang dan jasa kepada
pihak luar, seperti misalnya piutang kepada karyawan, piutang penjualan saham,
piutang klaim asuransi, piutang pengembalian pajak, piutang dividen dan bunga.
Prinsip akuntansi berterima umum dalam penyajian piutang di neraca berikut ini:
11
Jika piutang usaha bersaldo material pada tanggal neraca, harus disajikan
rinciannya di neraca.
Piutang usaha yang bersaldo kredit pada tanggal neraca harus disajikan
dalam kelompok utang lancar.
Jika jumlahnya material, piutang nonusaha harus disajikan terpisah dari
piutang usaha.
12
6. Program Pengujian Substantif Terhadap Piutang Usaha
13
· Lakukan review terhadap mutasi luar biasa dalam jumlah dan sumbe
posting dalam akun Piutang Usaha dan akun Cadangan Kerugian
Piutang Usaha.
· Usut saldo awal akun Piutang Usaha dan akun Cadangan Kerugian
Piutang ke kertas kerja tahun yang lalu.
b. Prosedur Analitik
14
transaksi yang tidak bisa, perubahan akuntansi, perubahan usaha,
fluktuasi acak, atau salah saji.
Keandalan saldo akun Piutang Usaha ditentukan pula oleh ketepatan pisah
batas yang digunakan untuk mencatat berbagai transaksi tersebut. Auditor
melakukan pengujian sibstantif terhadap transaksi rincian yang mendebit
dan mengkredit akun Piutang Usaha dan pengujian pisah batas yang
digunakan untuk mencatat transaksi yang berkaitan dengan akun tersebut.
15
· Periksa dokumen yang mendukung berkurangnya piutang usaha dalam
minggu terakhir tahun yang diaudit dan minggu pertama setelah
tanggal neraca.
· Kelengkapan
· Hak kepemilikan
· Penilaian
16
· Periksa klasifikasi piutang ke dalam kelompok piutang usaha dan
piutang nonusaha.
2.3. Pengujian Subtantif atas Harga Pokok Produksi dan Beban Signifikan lainnya
1. Audit Persediaan
Persediaan adalah merupakan bagian dari aset perusahaan yang pada
umumnya nilainya cukup material dan rawan olehtindakan pencurian ataupun
penyalahgunaan. Oleh karena itu, biasanya akun persediaan menjadi salah satu
perhatianutama auditor dalam pemeriksaan atas laporan keuangan
perusahaan.Auditor harus selalu ingat bahwa audit terhadap akun persediaan yang
dilakukannya harus berhubungan dengan harga pokok penjualan dan akun-akun
terkait lainnya dalam laporan laba rugi.
17
digunakan dalam menilai persediaan telah sesuai dengan kebijakan akuntansi
perusahaan.
Seringkali terdapat insentif untuk mencapai hasil laba tertentu dalam sebuah
periode, yang menimbulkan pengakuan pembeliaun atau pengeluaran yang terjadi
sebelun akhir tahun ditangguhkan ke periode akhir tahun. Klasifikasi penting
sebagai persyaratan pengungkapan khusus terkait dengan biaya dan pengeluaran
tertentu. Kejadian tidak biasanya merupakan hal signifikan karena tujuan utama
dalam pengujian untuk kejadian adalah untuk memastikan bahwa biaya dan
pengeluaran tidak berlebihan.
18
area yang dipotong, misalnya ,utang
dagang dan inventaris CO).
Melakukan pencarian untuk liabilites Lacak pembayaran penggajian ke
yangtidak tercatat pada tanggal rekeningkliring payroil (0 .A)
persediaan dan /atau akhir tahun dengan
memilih pembayaranberikutnya, faktur
yang tidak cocok danlaporan
penerimaan stok. (C).
Membandingkan faktur Setuju catatan jam yang diubah,
pemasok/kreditor dengan catatan awal misalnyakartu waktu atau tiket kerja ke
pemasukan © perangkatlunak payroil ledger payroil yang
digunakanuntuk mencatat dan menghitung
daftar gaji(C, A).
Periksa pembayaran saldo akhir tahun Mendapatkan daftar karyawan yang pergi
berikutnya untuk memverifikasi catatan selama periode dari sumber selain dari gaji.
hutang (C, CO) Departemen dan tentukan bahwa mantan
karyawan dikeluarkan dari daftar gaji tepat
waktu (A)
Bandingkan entri dalam sub-buku Bandingkan data karyawan (mis. Nomor
hutang dengan faktur pemasok / kreditor identifikasi nama, departemen, status
(0) ataugrup karyawan, lokasi, tingkat upah
danpotongan) untuk otorisasi pada Nie
(mis.perekrutan, personel fies pada tingkat
upah dan pengurangan, kontrak serikat pekerja
dan nomor pajak (0.A)
Uji pengeposan akun dalam buku besar Bandingkan nama, gaji bersih dan data
pembelian yang dilakukan dengan lainbuku besar gaji dengan jumlah yang
membandingkan sifat barang atau jasa dibayarkan dalam menjalankan pembayaran
yang dibeli dengan deskripsi akun dan (yang kemudian disodori ough akun
nama akun tempat transaksi tersebut kliringrayroll E. A)
diposting (A CI).
Uji akurasi matematis dari sub-ledger Tes ekstensi tingkat upah selama jam
hutang( A). kerja(A)
Menguji pengiriman barang-barangTinjau bahwa catatan pada catatan kerja
dalam hutang ke dokumentasi pendukung dilakukan, untuk example, kartu waktu yang
(0) dicatat dalam buku besar penggajian
dalampenod korect CO Rekonsiliasi yang
masih harus dibayar saldo payroll ke
jumlah didalam buku besar pembayaran untuk
batance yang sesuai (A)
Tes posting dari total dalam buku Pembayaran di luar dari liabilites payoll yang
pembantu Sub-pembayaran ke buku besar masih harus dibayar dan/atau pembayaran
(C) pencairan gaji setelah akhir periode IC, CO
Menguji posting dari total total dalam buku
besar gaji ke buku besar umum IC
19
2.4. Penilaian Hasil Pengujian Substantif
20
BAB III
PENUTUP
3.1. Kesimpulan
21
3.2. Saran
Kami menyadari penulisan ini masih jauh dari kata sempurna, untuk itu kritik
dan saran yang membangun sangat kami butuhkan untuk penyempurnaan makalah
ini dimasa yang akan datang. Kami juga mengharapkan dengan adanya makalah ini
dapat bermanfaat dan menambah pengetahuan kita semua tentang auditing.
Khususnya tentang audit terhadap hubungan antara penilaian risiko dan prosedur
substantif pada akun-akun laba rugi, pengujian substantif atas pendapatan, pengujian
substantif atas HPP dan beban signifikan lainnya serta penilaian hasil pengujian
substantif.
22
DAFTAR PUSTAKA
(http://khaerunnisa26.blogspot.com/2017/02/resiko-deteksi-dan-pengujin-
substantif.html), diakses 6 Mei 2021.
Arens, A., A., Elder, R.,J., Beasley, M., S.. 2015. Auditing dan Jasa Assurance, Edisi
Kelimabelas Jilid 1. Terjemahan Herman Wibowo. Jakarta:Penerbit Erlangga.
2010.
Bone, H., Pribadi, A., Khaidir, I. A., Muhsyi, A. A., & Nurjanah, L. (2015). Prosedur
Audit terhadap Risiko Tertaksir: Pengujian Pengendalian.
23