A. PENDAHULUAN
P
erihal Sistem Ekonomi yang diterapkan di Indonesia atau berlangsung
sering menjadi pertanyaan atau perdebatan dalam masyarakat. Hal ini
disebabkan karena adanya Inkonistensi antara penetapan Sistem Ekonomi di
lapangan dengan pola dasar Sistem Ekonomi yang menjadi landasan
pembangunan ekonomi Indonesia.
B. PENGERTIAN SISTEM
Y = C + I + G + (X-M).
Ket :
- C = Pengeluaran konsumsi masyarakat, yang
mewakili sektor perorangan dan rumah tangga
- I = Pengeluaran investasi perusahaan-
perusahaan, mewakili sektor usaha swasta
- G = Pengeluaran konsumsi pemerintah
- X dan M = Ekspor dan Inpor, yang mewakili sektor
A. PENDAHULUAN
P
ada Bab I telah disebutkan bahwa pengertian sistem ekonomi adalah sebagai
keseluruhan lembaga-lembaga ekonomi yang dilaksanakan atau
dioergunkan oleh suatu bangsa/Negara dalam mencapai cita-cita yang telah
ditetapkan.
Bangsa Indonesia tidak mengatakan bahwa sistem ekonominya adalah
ekonomi sosialis atau ekonomi kerakyatan. Namun dalam kenyataannya
ekonomi kapitalis dan sosialis.
Pasal 33 :
Ayat (1) : Perekonomian disusun sebagai usaha bersama
bedasar atas asas kekeluargaan;
Ayat (2) : Cabang-cabang produksi yang penting bagi negara
dan yang menguasai hajat hidup orang banyak dikuasai
oleh Negara;
Ayat (3) : Bumi dan air kekayaan alam yang terkandung di
dalamnya dikuasai oleh Negara dan di pergunkan untuk
sebesar-besarnya kemamkmuran rakyat.
10 | S I S T E M EKONOMI INDONESIA
Pasal 23 ayat (1) dapat ditafsirkan bahwa keputusan pemerintah
tentang anggaran harus bersadarkan hak dan kedaulatan rakyat, yang
diwakili oleh para anggota DPR.
11 | S I S T E M EKONOMI INDONESIA
b. Pemikiran Wilopo.
Pemikiran wilopo disampaikan pada pedebatan dengan Wijoyo
Nitisastro tentang pasal 38 UUd (pasal ini identic dengan pasal 33
UUD1945), 23 September 1955. Menurut Wilopo, pasal 33 memiliki
arti SEP sangat menolak sistem liberal, karena itu SEP juga menolak
sektor swasta yang merupakan penggertak utama sistem ekonomi
Liberal-Kapitalistik. Penolakan ini berdasarkan pada kekhawatiran
bahwa sektor swasta akan memunculkan eksploitasi kaum
kaya/pemilik modal terhadap lkaum ekonomi lemah/buruh.
d. Pemikiran Mubyarto.
Munurut beliau, SEP adalah sistem ekonomi yang bukan kapitalis dan
juga bukan sosialis. Salah satu perbedaan SEP dengan kapitalis atau
sosialis adalah pandangan tentang manusia. Dalam sistem Kapitalis
atau Sosialis, manusia dipandang sebagai makhluk rasional yang
memiliki kecendrungan untuk memenuhi kebutuhan akal materi saja.
Asusmsi ini tidak cocok untuk membangun SEP. karena itu Mubyarto
menyusun sebuah konsep ideal tentang manusia Pancasila. Menurut
manusia dalam SEP adalah manusia yang selalu nenyeimbangkan
12 | S I S T E M EKONOMI INDONESIA
kebutuhan jasmani dan rohani, baik karena dorongan rasional maupun
moralitas.
13 | S I S T E M EKONOMI INDONESIA
dapat ditafsirkan bahwa SEP adalah demokrasi ekonomi yang mempunyai
tujuan untuk tercapainya masyarakat Indonesia yang adil dan makmur.
Ikatan Sarjana Ekonomi Indonesia (ISEI) menjelaskan bahwa dalam
dek=mokrasi ekonomi produksi dikerjakan oelh semua, untuk semua
di bawah pimpinan dan kepemilikan anggota-anggota masyarakat.
Kemakmuran masyarakatlah yang diutamakan, bukan kemakmuran orang
seorang. Perkonomian berdasarkan atas demokrasi ekonomi, artinya
kemakmuran bagi semua orang. Hanya perusahaan-perusahaan yang tidak
menguasai hajat hidup orang banyak yang boleh ada ditangan orang-
orang. Bumi, air dan kekayaan alam yang terkandung di dalam bumi
adalah pokok-pokok kemakmuran rakyat. Sebab itu harus dikuasai oleh
Negara dan dipergunkan untuk sebesar-besarnya kemakmuran rakyat
(ISEI, 1990).
14 | S I S T E M EKONOMI INDONESIA
3. Privasi dan restrukturisasi
4. Pengembangan sumber-daya manusia dan Iptek
5. Pelayanan jasa ekonomi, khususnya oleh birokrasi yang cepat dan
efisien\
6. Berbagai bentuk kerjasama.
15 | S I S T E M EKONOMI INDONESIA
Sistem Ekonomi Pancasila atau Sistem Ekonomi Kerakyatan secara
umum diartikan sebagai sistem ekonomi yang memadukan
ideologykonstitusional (Pancasila dan UUD 1945) bangsa Indonesia dengan
Sistem Ekonomi Campuran (Sistem Ekonomi Pasar Terkelola) yang
diwujudkan melalui kerangka demokrasi ekonomi serta dijabarkan dalam
langkah-langkah ekonomi yang berpihak dan perdayaan seluruh lapisan
masyarakat, yang ditujuakan untuk mewujudkan tercapainya masyarakat yang
adil dan makmur.
Sedangka menurut Emil Salim ciri-ciri Sistem Ekonomi Pancasila adalah
sebagai berikut :
Pertama, Peranan Negara beserta aparatur ekonomi Negara adalah
penting, tetapi tidak dominan agar dicegah tumbuhnya sistem etatisme (serba
Negara). Peranan Swasta adalah penting, tetapi juga tidak dominan agar
dicegah tumbuhnya Free Fight . Dalam SEP usaha negara dan swasta tumbuh
berdamping dengan perimbangan tanpa dominasi berlebihan satu terhadap
lain.
Kedua, dalam SEP, hubungan kerja antara lembaga-lembaga ekonomi
tidak didasarkan pada dominasi modal, seperti halnya dalam sistem ekonomi
kapitalis. Juga tidak didasarkan pada dominasi buruh, seperti halnya dalam
sistem ekonomi komunis, tetapi asas kekeluargaan menurut keakraban
hubungan antar manusia.
Ketiga, masyarakat sebagai satu kesatuan memegang peranan sentral
dalam Sistem Ekonomi Pancasila. Produksi dikerjakan oleh semua untuk
semua dibawah pimpinan atau kepemilikan anggota-anggota masyarakat.
Masyarakat adalah unsur ekonomi non Negara yakni ekonomi swasta. Dalam
ekonomi swasta ini yang menonjol bukan perorangan. Tetapi masyarakat
sebagai satu kesatuan. Tekanan kepada masyarakat, tidak berarti mengabaikan
individu, tetapi langkah individual harus serasi dengan kepentingan
masyarakat.
16 | S I S T E M EKONOMI INDONESIA
Keempat, Negara menguasai bumi, air dan kekayaan alam lainnya yang
terkandung dalam bumi dan yang merupakan pokok bagi kemakmuran
masyarakat. Dalam melaksanakan hak mengusai ini perlu dijaga supaya sistem
yang berkembang tidak mengarah etatisme. Oleh karena itu hak menguasai
oleh Negara harus dilihat dalam konteks pelaksaan dan kewajiban Negara
sebagai :
1. Pemilik 5. Pengawas
2. Pengatur
3. Perencana 6.
4. Pelaksana
17 | S I S T E M EKONOMI INDONESIA
7. Kelima, Sistem Ekonomi Pancasila tidak bebas nilai. Bahkan
sistem nilai (value system) inilah yang mempengaruhi kelakuan pelaku
ekonomi. Sistem yang dikembangkan bertolak dari ideology yang dianut,
dalam hai ini adalah ideologi Pancasila. Ideology Pancasial masih terus
berkembang sesuai dengan dinamika pertumbuhan masyarakat, namun kelima
sila secara utuh harus dijadikan leitstar (bintang pengarahan), kearah mana
sistem nilai dikembangkan.
8. Sistem Ekonomi Pancasila adalah suatu sistem ekonomi yang
didasarkan pada sila-sila dalam Pencasila. Dalam sistem ekonomi ini koperasi
perlu terus dtumbuhkan kembangkan, sekaligus berfungsi sebagai soko guru
perekonomian Indonesia. Untuk menumbuh kembangkan SEP maka harus
dihindarkan hal-hal negative seperti :
1. Sistem Ekonomi Liberal yang bebas Artinya sistem ekonomi yang
menumbuhkan eksploitasi atau pemerasan terhadap menusia dan bangsa
lain. Dalam sejarahnya, sistem ekonomi liberal yang bebas di Indonesia
telah menimbulkan kelemahan posisi Indonesia dalam percaturan ekonomi
dunia.
2. Sistem Ekonomi Komando artinya Negara beserta aparatur ekonomi Negara
bersifat dominan, mendesak, dan mematikan potensi serta daya kreasi unit-
unit ekonomi swasta.
3. Persaingan tidak sehat, serta pemusatan kekuatan ekonomi pada satu
kelompok atau monopoli yang merugikan masyarakat.
9.
D. REFORMASI MENUJU SISTEM EKONOMI PANCASILA
10.
11. Sistem Ekonomi Pancasila sebenarnya sudah diperkenalkan pada
awal Repelita III (1979). Namun, yang terjadi setelah jatuhnya harga
minyak ekspor (1982) adalah ditanggapi pemerintah dengan kebijakan
diregulasi byang kemudian kebablasan, dengan akibat pertumbuhan
18 | S I S T E M EKONOMI INDONESIA
ekonomi yang memang meningkat tajam, tetapi dibarengi dengan
ketimpangan ekonomi dan kesenjangan social yang memprihatinkan.
12. Globalisasi makin semarak setelah bangkrutnya unisofiat
(1990)meskipun perekonomian ini dapat mengancam perekonomian
nasional tetapi tidak ditolak, bahkan momentum tersebut dijadikan peluang
mas bagi kalangan pebisnis di Indonesia.
13. Krisis moneter kita dewasa ini merupakan ulangan kedua
kreisis serupa dimasa lalu (1966-1973) dan (1980-1987) yang semuanya
betapa kita bangsa Indonesia perlu selalu kembali ke pancasila sebagai
pegangan dasar sistem dan moral ekonomi Indonesia. Kehidupan ekomimi
yangcenderung mewah dan manja pada suasana serba kemakmuran (1973-
1980) dan sebaliknya hidup serba keprihatinan dan hemat serba kekurangan
(1966-1973 dan 1980-1987) ternyata amat akrab dengan bangsa Indonesia
secara silih berganti.
14. Sejak bangsa Indonesia menetapkan GBHN 1993 berbagai
ekonomi pancasila diterapkan, yaitu saling menghargai martabat manusia
dengan tidak melakukan pemaksaan kehendak atau ekloitasi (sila ke -2 )
mewujutkan kebersamaan dalam melakukan kegiatan ekonomi (sila ke-3),
memupuk semangat gotong- royong dan kerakyatan (sila ke- 4), dan ajaran
untuk mewujutkan pemerataan social bagi seluru rakyat Indonesia (sila ke-
5) dengan tetap menjunjung tinggi etika dan nilai-nilai moral beragama (sila
elaksanaan pertama).
15. Pada pelita VI (Bab 9) yang berjudul Pemerataan
Pembangunan Dan penanggulangan Kemiskinan dan kemudian Edete
berdasarkan Inpres Nomor 5/1993, adalah upaya kongres melaksanakan
perintah GBHN 1993. Program Edete mempunnyai 3 misi besar :
1. Memacu dan memicu gerakan Nasional Gerakan kemiskinan .
2. Melaksanakan kebijakan dan strategi pemerataan pembangunan dan
mengurangi kesenjangan ekonomi social
3. Mengembangkan ekonomi rakyat adalah upaya kongret menciptakan
keadilan social yang terkandung dalam ekonomi pancasila.
19 | S I S T E M EKONOMI INDONESIA
16.
17. Reformasi ekonomi (ekonomi reform) menjadi anggenda politik
penting karna membangun ekonomi selama PJP 1 (1969-1994) yang
berhasil mengangkat Indonesia dari Negara miskin menjadi negra
berpendapatan menengah.
18. Selama 3 tahun repelita VI, tingkat kemiskinan dapat
diturunkan cukup tajam dari 25,9 Juta (13.7%) menjadi 22.5 juta (11.4%)
penurunan ini 3 kali lebih cepat dibandingkan 3 tahun sebelumnya (1990-
1993)
19. Sistem ekonomi pancasila yang telah diterima dan masuk
GBHN 1998 adalah sistem ekonomi yang didasarkan pada prinsip etik
secara lengkap berisi 7 butir Paradikma sebagai berikut :
1. Harus menyumbangkan pada terciptanya ketahanan ekonomi nasional
yang kukuh dan tangguh.
2. Harus mengandung sikap dan tekat dalam diri manusia, keluarga dan
masyarakat Indonesia.
3. Perekonomian Nasional harus dikembanmgkan kearah perekonomian
yang berkeadilan dan berdaya saing tinggi.
4. Demokrasi ekonomi harus diwujutkan untuk memperkukuh struktur
usaha nasional.
5. Ekonomi adalah soko guru perekonomian nasional sebagai gerakan dan
wadah ekonomi rakyat, koperasi sebagai badan usahan ditunjuk kan pada
penguatan dan perluasaan basis usaha.
6. Kemitraan usaha yang dijiwain semangat kebersamaan dan kekeluargaan
yang saling menguntungkan harus ditumbuh kembangkan.
7. Usaha nasional harus dikembangkan sebagai usaha berdsarkan asas
kekeluargaa dalam sistem ekonomi pasar terkelola, dan dikendalikan
oleh keimanan dan ketakwaaan TuhanYang Maha Esa serta nasionalisme
yang tinggi.
20.
20 | S I S T E M EKONOMI INDONESIA
21. Kebijakan Ekonomi yang menghasilkan pembangunan yang
berkelanjutan tidak hanya diukur dengan pertumbuhan ekonomi yang tinggi,
tetapi harus memenuhi 4 karakter pokok yaitu Berkelanjutan
(sustainability), Kacukupan dan Keadilan (sufficiency and equity), dan
efisien (efficiency). Aturn keadilan ekonomi adalah bersumber pada setiap
sila Pancasila sebagai berikut :
1. Roda kegiatan ekonomi bangsa digerakan oleh rangsangan-rangsangan
ekonomi, social, dan moral
2. Seluruh masyarakat bertekat untuk mewujudkan kemerataan social yaitu
tidak membiarkan adanya ketimpangan ekonomi sn keenjangan soial.
3. Seluruh pelaku ekonomiyaitu produsen, konsumen, dan pemerintah yang
bias bertindak sebagai produsen maupun konsumen), harus selalu
bersemangat nesionalistik, yang dalam setiap putusan-putusan
ekonominya menomorsatukan tujuan terwujudnya perekonomian
nasioanl yang kuat dan tangguh.
4. Koperasi dan bekerja secara koorperatif selalu enjiwai pelaku ekonomi
masyarakat. Demokrasi ekonomi atau ekonomi kerakyatan dipimpin
oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan / perwakilan.
5. Dalam perekonomian nasional yang amat luas terus menerus diupayakan
adanya keseimbangan antara perencanaan ekonomi nasional dengan
desentralisasi serta otonomi daerah. Hanya melalui partiipasi derah
secara aktif aturan main keadilan ekonomi bias berjalan yang
selanjutnya menghasilkan suatu keadilan social bagi seluruh rakyat
Indonesia.
22.
23.
E. REFORMASI MENUJU SISTEM EKONOMI PANCASILA
24.
25. BUMN / BUMD adalah badan usaha yang seluruh modalnya
dimiliki Negara/daerah atau sebagian besa (>51%) dimiliki oleh
Negara/daerah. BUMN (public enterprise) mempunyai 3 fungsi yaitu
21 | S I S T E M EKONOMI INDONESIA
sebagai public purpose, public ownship, dan public control. Dari ke3 fungsi
yang paling menjadi inti adealah public purpose yang dijabarkan sebagai
keinginan pemerintah ntuk mencapai cita-cita pembangunan (social, pilitik
dan ekonomi) bagi kesejahteraan bangsa dan Negara.
26. Bentuk Badan Usaha Milik Negara menurut UU nomor 9/1969
tentang bentuk-bentuk Badan Usaha Milik Negara dapat diklasifikasikan
menjadi 3 yaitu :
1. Perusahaan Jawatan (Perjan) IBW Govermental Agency
a. Tujuan usaha public service.
b. Status hokum dan organisasi bukan badan hokum dan bagian dari
departemen.
c. Penguasaan,pengurusan, dan pengawasan pemerintah
d. Kekayaan/permodalan pemerintah (APBN)
e. Status kepegawaian PNS.
f. Ruang linkup usaha public utility yang bersifat vital dan strategis.
27.
2. Perusahaan Umum (Perum) UU PRP 1960Publik Corporation.
a. Tujuan UsahaPublic service dan profit seeimbang/kondisional.
b. Status hukum dan organisasi-badan hokum dan berdiri sendiri
(otonomi).
c. Penguasaan, pengurusan dan pengawasan-tidak langsung (komisaris)
direksi yang diangkat pemerintah , akuntan Negara(BPKP)
d. Kekayaan / permoadalan-kekayaan Negara yang dipisahkan /
permodal dasar.
e. Status kepegawaian-pegawai perusahaan Negara (UU tersendiri)
f. Ruang lingkup usaha-usaha penting Public utility serviceasar
28.
3. Perseroan KUHD-Government/State Company.
a. Tujuan Usaha-profitable
b. Status hokum dan organisasi-badan hokum (KUHD) dan berdiri
sendiri.
c. Pengusahaan,pengurusan dan pengawasan pemilikan saham,direksi
(RUPS), dan dewan komisaris dan RUPS.
d. Kekayaan/permodalan kekayaan Negara yang dipisahkan/madal
dasar.
e. Status kepegawaian pegawai perusahaan swasta biasa.
22 | S I S T E M EKONOMI INDONESIA
f. Ruang lingkup usaha seperti perusahann swasta biasa.
29.
30.
31.
32.
33.
34.
35.
36.
37.
38.
39.
40.
41.
42.
43.
44.
45.
46.
47.TUJUAN PEMBELAJARAN
23 | S I S T E M EKONOMI INDONESIA
49.
A. PENDAHULUAN
50.
51. Pertumbuhan ekonomi suatu bangsa dapat di ukur agregat, secara
istilah dapat di ukur dari pendapatan nasional, pendapatan suatu bangsa
harus di ukur waktu kewaktu agar dapat jadi perbandingan dengan Negara
lain, di samping itu pendapatan nasional dapat di peroleh trunannya (dirtied
measures) seperti pendapatan perkapita dan ertumbuhan ekonom.
52. Pertumbuhan ekonomi Indonesia periode 25 tahun pjp tergolong
tinggi selama pelita 8,56%,pelita II turun rata rata 6, 96% per tahun. Pelita
III menurun lagi 6,24% pertahun dan pelita IV turun sedikit 5,32% dan peliat
V meningkat lagi meningkat lagi sekitar 7%.
53. Ada berapa paktor factor yang memungkinkan perekonomian
Indonesia tumbuh besar pesat sepanjang kurun pembangunan jangaka
panjang pertama yang lalu, antara lain keberhasilan merehabilitasi sarana
dan prsarana ekonomi pada masa pemulihan 1966-1968, termasuk reformasi
dalam bidang perbankan dan penanaman modal .kendati pada awal 1980-an
sempat terjangkal oleh dampak resesi dunia,namun berkat kesigapan
pemerintah meluncurkan berbagai berbagai kebijakan deregulatif berhasil
memulihkan situasi yang didukung oleh kemantapan situasi pangan.
54.
B. BEBERAPA TEORI PERTUMBUHAN EKONOMI
55.
56. Sebelum membahas tentang pertumbuhan ekonomi
Indonesia,terlebih dahulu akan kita bahas beberapa teori pertumbuhan
ekonomi yang dikemukakan oleh beberapa ahli. Pada abad 19 banyak ahli
ekonomi yang mengalisis dan membahas, serta mengemukakan teori-teori
tentang tingkat-tingkat pertumbuhan ekonomi.antara lain fredrich list,Bruno
Hilder,Brand,Kral Bucher dan Walt Whitman Roswot.
57. Fredrich List,adalah penganut paham Laisser Faire dan
berpendapat bahwa system ini dapat menjamin alokasi sumber sumber
secara optimal,tetapi proteksi terhadap industri-industri tetap
24 | S I S T E M EKONOMI INDONESIA
diperlukan,ferdrich List menyusun tahap-tahap pembangunan ekonomi
dimulai dari fase primitive biadab,berternak,pertanian,pabrik,dan
perdagangan,
58. Bruno Hilder adalah pengeritik Fredrich List,mereka mengatakan
bahwa perkembangan masyarakat atau ekonomi bukan karena sifat-sifat
produksi atau konsumsinya.tetapi lebih ditekankan pada metode distribusi
yang di gunakan .Bruno mengemukakan 3(tiga) system didtribusi yaitu;
1. Natural atau perekonomian barter;
2. Perekonomian uang,dan
3. Perekonomian kredit
59.
60. Sedangkan Karl Bucher mempunyai pendapat yang serupa
walaupun tidak sama.Karl Bucher mengatakan bahwa pertumbuhan
ekonomi adalah melalui 3(tiga)tingkat yaitu;
1. Produksi untuk kebutuhan sendiri;
2. Perekonomian kota,dimana pertukaran sudah meluas;
3. Perekonomian nasional dimana peranan pedagang-pedagang tampang
tampang makin penting.jadi barang-barang itu diprodusi untuk pasar,ini
merupakan gambaran evolosi di jerman.
61.
1. Tahapan Masyarakat Tradisional (the traditional society)
62. Rostow mengartikan bahwa masyarakat tradisional sebagai
suatu masyarakat yang:
a. Strukturnya fungsi produksi yang terbatas,cara-cara memproduksi
yang relative primitive dan sikap masyarakat serta cara hidupnya
yang sangat dipengaruhi oleh nilai-nilai yang dicetuskan oleh cara
pemikiran yang bukan rasional, tetapi oleh kebiasaan yang telah
berlaku secara turun temurun.tingkat produksi yang dapat dicapai
masih sangat terbatas,karena ilmu pengetahuan dan tegnologi modern
belum ada satu belum digunaka secara sistematis dan teratur.
b. Tingakt produksi perkapita dan tingak produktivitas perpekerja masih
sanga terbatas.oelh sebab itu sebagian besar dari sumber-sumber daya
masyarakan di gunaan untuk kegiatan dalam sector pertanian,dalam
25 | S I S T E M EKONOMI INDONESIA
sector ini struktur sosialnya sangat bersifat herarkis,sehingga
mobilitas secara vertical dalam masyarakat sedikit sekali.
c. Kegiatan Politik dan di pegang oleh tuan-tuan yang
berkuasa.Kebijakan kebijakan dari pemerintah pusat selalu
dipengaruhi oleh pandangan tuan tuan tnah di berbagai daerah
tersebut.
63.
2. Tahapan Prasyarat Lepas Landas (the precondition for take off)
64. W.W Rostow mendefinisikan tahap prasyarat untuk lepas
landas sebagai suat masalah transisi pada saat masyarakat mempersiapkan
dirinya ataupun dipesiapkan dari luar untk mencapai pertumbuhan yang
mempunyai kekuataiuntuk terus berkembang (self-sustain growth);pada
tahap ini dan sesudahnya pertumbuhan ekonomi akan berlaku secara
otomatis.tahap prasyarat untuk lepas landas menurut Rostow dibedakan
menjadi dua,yaitu;
a. Tahapan prasyarat untuk lepas landas yang dicapai oleh Negara-
negara Eropa,Asia,Timur Tengah,dan Afrika,yang dilakukan dengan
merubah struktur masyarakat tradisional yang sudah ada.
b. Kedua ,yang dinamakan Rostow bom free,yaitu prasyarat lepas landas
yang dicapai Amerika Serikat ,Kanada,Australia dan SelandiaBaru,
denga tanpa harus merombak system masyarakat yang tradisional
yang ada,karena masyarakat Negara-negara itu terdiri dari emigrant
yang telah mempunyai sifat-sifat yang diperlukanoleh masyarakat
untuk mancapai tahap prasyarat lepas landas.
26 | S I S T E M EKONOMI INDONESIA
c. Perluasan impor yang biaya oleh hasil produksi sumber-sumber alam
yang ada(termasuk penanamanmodal/investasi asing)
d. Terjadinya saving (tabungan masyarakat), meningkatkan tingkat
pendidikan dan keterampilan sikap masyarakat terhadap
perkembangan ilmu pengtahuan sikap pengambilan resiko dan cara
berkerja;
e. Munculnya kepimpinan baru yang mempunyai sifat nasionalisme
yang reaktif(reactive nasionalim).yaitu bereaksi secara positif atas
tekana tekanan yang dating dari Negara-negara yang lebih maju.
66.
3. Tahap Lepas Landas (take off)
67. Tahap lepas landas ini adalah suatu tahap interval dimana
tahap masyarakat tradisional dab tahap prasyarat untuk lepas landas telah
dilewati. Ciri-ciri tahap lepas landas yaitu:
a. Adanya kenaikan dalam penanaman modal investasi(yang
produktif,dari 5% atau kurang ,menjadi 10 % dari produk Nasional
Neto(Net National Product = NNP)NNP= GNP D (Penyusutan).
b. Adanya perkembangan beberapa sector industry dengan laju
perkembangan yang tinggi;
c. Adanya atau terciptanya suatu kerangka dasar politik,social dan
institusional yang akan menciptakan;
1) Kenyataan yang membuat perluasan di sector modern;
2) Potensi ekonomi ekstren (external economic) sehingga
menyebabkan pertumbuhan terus-menerus berlangsung.
27 | S I S T E M EKONOMI INDONESIA
c. Sector pertumbuhan terkait yaitu sector kegiatan ekonomi yang
berkembang sejalan dengan kenaikan pendepatan penduduk dan
produksi sector pertanian.
69.
4. Gerakan Ke Arah Kedewasaan (thee drive of maturity)
70. Gerakan kearah kedewasaan diartikan sebagai suatu periode
ketika masyarakat secara efektif menerapkan teknologi modern dalam
mengelolah sebagian besar factor-faktor produksi dan kekayaan alamnya.
71. Kedewasaan adalah tingkat dimana suatu perekonomian
menunjukan kapasitas untuk bergerak melampaui industry-industri dasar
yang telah memberikan kekuatan pada periode take off untuk
mengabsorsir serta menerapkan secara efisien hasil perkembangan
teknologi modern. Ciri-ciri gerakan kearah kedewasaan :
a. Kematangan teknologi (technological maturity) dimana struktur dan
keahlian tenaga kerja mengalami perubahan
b. Sifat kepemimpinan dalam petusahaan mengalami perubahan
c. Masyarakat secara keseluruhan merasa bosan dengan keajaiban yang
diciptakan oleh industrialisasi, karena berlakunya hukum kegunaan
batas semakin berkurang.
72.
5. Masa Konsumsi Tinggi (The Age of high mass consumtion)
73.Pada masa ini perhatian masyarakat mengarah kepada masalah
yang berkaitan dengan konsumsi dan kesejahteraan masyarakat dan
bukan lagi kepada masalah produksi. Leading sector, bergerak kea rah
barang-barang konsumsi yang tahan lama serta jasa-jasa. Pada priode ini
terdapat 3 macam tujuan masyarakat untuk mendapatkan sumber-sumber
daya yang tersedia dan dukungan politis yaitu :
a. Memperbesar kekuasaan dan pengaruh Negara tersebut ke luar dan
kecendrungan ini dapat berakhir pada penaklukan atas Negara-negara
lain
b. Menciptakan suatu welfare state, yaitu kemakmuran yang lebih
merata kepada pendukungnya dengan cara mengusahakan terciptanya
pembagian pendapatan yang lebih merata melalui system perpajakan
28 | S I S T E M EKONOMI INDONESIA
yang progesif, dalam system perbaikan seperti ini makin besar
pendapatan maka makin besar pajaknya.
c. Mempertinggi tingkat konsumsi masyarakat di atas konsumsi
dasaryang sesderhana ata makanan. Pakaian, rumah keluarga secara
terpisah (single family homes) dan juga barang-barang konsumsi
tahan lama serta barang-barang mewah.
29 | S I S T E M EKONOMI INDONESIA
1. Masa Orde Lama (1945-1966)
87.Pada masa ini perekonomian berkembang kurang baik, dampaknya
ketidakstabilan kehidupan politik dan seringnya pergantian Kabinet.
Pertumbuhan ekonomi yang cukup baik dengan laju pertumbuhan 6,9
% (1952-1958) turun menjadi 1,9 % (1960-1965).
88.Perilaku kenaikan harga secara egresif sudah terlihat pada tahun 1955,
ketika itu laju inflasi naik 33 % (diukur dengan indeks biaya hidup di
Jakarta). Besaran mencapai angka 40 % pada tahun 1958, dimana laju
infasi rata-rata 223,5 % (1955-1960). Pada tahun 1960-1961
meningkat laju inflasi mencapai 650 %.
89.
2. Masa Orde Baru (1966-1997)
90.Pada masa peralhan orde lama ke orde baru ditandai kondisi ekonomi
yang tidak menentu antara lain :
a. Ketidak mampuan Pemerintah untuk memenuhi kewajiban hutang luar
negeri US $ 2 milyar biaya
b. penerimaan defisa ekspor hanya setengah dari pengeluaran impor
barang dan jasa.
c. Ketidak mampuan pemerintah mengendalikan anggaran belanja dan
pemunutan pajak.
d. Kecepatan laju INFLASI mencapai 30 40 % perbulan.
e. Buruknya kondisi prasarana perekonomian serta penurunan kapasitas
produksi dan sector industry dan ekspor.
30 | S I S T E M EKONOMI INDONESIA
93. Program ekonomi jangka pendek meliputi:
a. Tahap peyelamatan (Juni desember 1966)
b. Tahab rehabilitasi (januari juni 1967)
c. Tahap konsolidasi (Juli Desember 1967)
d. Tahapstabilisasi (Januari Juli 1968)
31 | S I S T E M EKONOMI INDONESIA
pemulihan. Walaupun ada pertumbuhan perekonomian sekitar 6% tahun
1967 dan 5,5% tahun 1998 dimana inflasi sudah diperhitungkan namun
laju inlfasi masih cukup tinggi yaitu rata-rata sekitar 10%.
99. Tahun 1998 hampir seluruh sector mengalami pertumbuhan
negatib, hal ini berbeda dengan kondisi ekonomi pada tahun 1999 dari
Sembilan sector dihitung dalam PDB ternyata masih ada 4 sektor yang
mengalami pertumbuhan negative tahun 1999, sector tersebut antara lain
sektor pertambangan dan pengalihan pertumbuhannya minus 0,11%:
sector perdagangan, hotel dan restoran minus 0,72%: dan sector
keuangan, persewaan dan jas perusahaan minus 8.67%. Menurunya laju
pertumbuhan sector keuangan, persewaan dan jasa perusahaan tersebut
terutama disebabkan oleh penurunan laju pertumbuhan sub sector
perbankan yang tercatat minus 17,34% dan sub sector sewa bangunan
minus 6,01%.
100. Tahun 1999 pertumbuhan ekonomi Indonesia menjadi
positip. Pertanda pemulihan ekonomi Indonesia. Perhitungan PDB tahun
1993 laju pertumbuhan perekonomian tahun 1999 adalah sekitar 0,23%
dan pertumnuhan tanpa migas sebesar 0.35%. Nilai PDB atas dasar harga
konstan 1993 tahun 1998 adalah sekitar Rp.376 triliun dan tanpa mihas
sekitar Rp.341,8 triliun dan pada tahun 1999 diperkirakan meningkat
menjadi Rp.376,9 triliun dan tanpa migas menjadi Rp. 343 triliun. Dan
ukuran lain yang digunakan lain yang digunakan untuk melihat kinerja
pemerintah adaah perkapita income dan dolar. Untuk meningkatkan
kinerja sector riil kita masih memerlukan waktu 3-5 tahun untuk benar-
benar tangguh.
101.
D. FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERTUMBUHAN
EKONOMI INDONESIA.
102.
103. Faktor yang mempengaruhi pertumbuhan ekonomi Indonesia tidak
terlepas daripermasalahan kesenjangan dalam pengelolaan perekonomian,
32 | S I S T E M EKONOMI INDONESIA
para pemilik modal besar mendapatkan kesempatan yang luas di bandingkan
pengusaha kecil dan menengah yang serba kekurangan modal. Dan akses
mendapatkan bantuan modal ke perbankan lebih memihak kepada
pengusaha besar dibanding pengusaha ekonomi lemah. Disamping itu
pertumbuhan perekonomian dan perdagangan internasional juga
memberikan dampak yang besar terhadap pertumbuhan ekonomi Indonesia.
Ketidak pastian perekonomian dan perdagangan dunia yang semakin
meningkat, semakin menyebabkan kemungkinan pertumbuhan ekonomi
yang kuat menggembirakan bagi bangsa Indonesia. Adapun factor yang
mempengaruhi pertumbuhan ekonomi Indonesia secara umum:
1. Factor produksi, yaitu harus mampu memanfaatkan tenaga kerja yang
ada, dan penggunaan bahan baku industry dalam negeri semaksimal
mungkin.
2. Faktor Investasi, yaitu dengan membuat kebijakan investasi yang tidak
rumit dan berpihak pada pasar.
3. Faktor perdagangan Luar negeri dan Neraca Pembayaran, harus surplus
sehingga mampu meningkatkan cadangan devisa dan menstabilkan nilai
rupiah.
4. Factor kebijakan Moneter dan Infasi yaitu kebijakan terhadap nilai tukar
rupiah dan tingkat suku bunga ini juga harus antisipatif dan dapat
diterima pasar.
5. Factor keuangan Negara yaitu berupa kebijakan fiscal yang konstruktif
dan mampu membiayai pengeluaran pemerintah (tidak deficit).
104.
105.
106.
107.
108.
109.
110.
33 | S I S T E M EKONOMI INDONESIA
111.
112.
113.
114.
115.
116.
117.
118.
119.
120.
121.
122.
34 | S I S T E M EKONOMI INDONESIA
132. Struktur ekonomi tersebut dapat dilihat dari berbagai sudut tinjauan
antara lain tinjauan makro-sektoral, tinjauan keuangan, tinjauan
penyelenggaraan kenegaraan, dan tinjauan birokrasi dan pengambilan
keputusan.
133.
134.
135.
136.
137.
B. PERUBAHAN STRUKTUR EKONOMI
138.
139. Ada dua teori utama yang umum digunakan dalam
menganalisis perubahan struktur ekonomi, yakni dari Arthur Lewis tentang
teori migrasi dan Hollis Chenery tentang teori transportasi struktural. Teori
Lewis pada dasarnya membahas proses pembangunan ekonomi yang terjadi
di daerah pedesaan dan daerah perkotaan. Mengasumsi bahwa
perekonomian suatu negara pada dasarnya terbagi menjadi dua, yaitu
perekonomian tradisional di pedesaan yang didominasi sektor pertanian dan
perekonomian modern di perkotaan dengan industri sebagai sektor utama.
140. Kerangka pemikiran Chenery pada dasarnya sama seperti
teori model Lewis. Teori Chenery, di kenal dengan teori pattern of
development, dimana dalam teori ini memfokuskan pada perubahan struktur
dalam tahapan proses perubahan ekonomi di negara sedang berkembang,
yang mengalami transformasi dari pertanian tradisional (subsiten) ke sektor
industri sebagai mesin utama pertumbuhan ekonomi.
141.
C. STRUKTUR PEREKONOMIAN INDONESIA
142.
35 | S I S T E M EKONOMI INDONESIA
143. Struktur perekonomian menurut Dumairy (1996) dapat di
lihat dari berbagai sudut tinjauan, yaitu :
144. 1. Struktur Ekonomi dari Tinjauan Makro-Sektoral
145. 2. Struktur Ekonomi dari Tinjauan Keruangan
146. 3. Struktur Ekonomi dari Tinjauan Penyelenggara Kenegaraan
147. 4. Struktur Ekonomi dari Tinjauan Birokrasi Pengambilan
Keputusan
148.
149.
150.
151.
152.
153.
154.
155.
156. TUJUAN PEMBELAJARAN
157. Setelah mempelajari perencanaan pembangunan ekonomi
pada Bab V ini para pembaca atau mahasiswa diharapkan mampu :
158. 1. Menjelaskan arti pentingnya perencanaan pembangunan,
159. 2. Menjelaskan perencanaan pembangunan yang pernah dibuat
oleh bangsa Indonesia,
160. 3. Menjelaskan perbedaan dan persamaan perencanaan
pembangunan yang ada.
161.
A. PENDAHULUAN
162.
163. Y Dior dalam bukunya The Planning Process mengatakan
bahwa perencanaan adalah suatu proses penyiapan seperangkat keputusan
untuk dilaksanakan pada waktu yang akan datang yang diarahkan pada
36 | S I S T E M EKONOMI INDONESIA
pencapaian sasaran tertentu. Dengan definisi tersebut berarti berarti
perencanaan mempunyai unsur-unsur sebagai berikut :
164. 1. Berhubungan dengan hari depan;
165. 2. Menyusun seperangkat kegiatan secara sistematis; dan
166. 3. Dirancang untuk mencapai tujuan tertentu.
167. Perencanaan sering disusun karena situasi tertentu untuk
memecahkan suatu masalah tertentu dan pada waktu tertentu pula Nehru
mendefinisikan perencanaan secara sederhana dan pragmatis, yaitu
planning is the exercise of intellegece to deal with facts and situations as
they are and find s way to solve problems.
168.
169.
170.
B. PERENCANAAN PEMBANGUNAN DI INDONESIA
171.
172. Sejarah perencanaan Pembangunan di Indonesia sejak tahun
1945 hingga kini mengalami berbagai perkembangan sejalan dengan tingkat
stabilitas politik dan keamanan. Artinya faktor-faktor sosial politik ekonomi,
perhitungan akurat yang tidak ambisius, pengawan yang kontinyu,
pelaksanaan koordinasi dan sinkronisasi yang baik, serta pembiayaan yang
memadai, merupakan hal yang sangat mempengaruhi keberhasilan
perencanaan pembangunan suatu negara.
173. Panitia Pemikir Siasat Ekonomi berhasil memerlukan suatu
dokumen perencanaan yang disebut Dasar Pokok Plan Mengatur Ekonomi
Indonesia Hal ini merupakan awal dari serangkaian perencanaan
pembangunan di Indonesia seperti Rencana Kasimo (1948-1950), Rencana
Urgensi Perkembangan Industri dan Industri Kecil (1951-1952), Rencana
Pembangunan Lima Tahun (1956-1960), Rencana Pembangunan Semesta
Berencana (1961-1969); Rencana Pembangunan Lima Tahun selama PJP I
37 | S I S T E M EKONOMI INDONESIA
(1969/70 s.d. 1993/1994 = 5 Pelita), dilanjutkan Repelita VI (1994/95-
1998/99), dan sekarang Program Pembangunan Nasional atau Propenas
(2000-2004).
174.
C. PLAN MENGATUR EKONOMI INDONESIA (1947)
175.
176. Penetapan Presiden (Penpres) No. 3/1947, tertanggal 12
April 1947, memutuskan untuk membentuk panitia ahli yang diberi nama
Panitia Pemikir Siasat Ekonomi. Panitia ini diketuai oleh Wakil Presiden
Mohammad Hatta, dan A.K. Gani, Muhammad Roem. Syafroeddin
Prawironegoro masing-masing sebagai wakil ketua. Dilengkapi Sekeretariat
Panitia Pemikir yang beranggotakan Dr. Soemitro Djojohadikusumo. Dr.
Ong Eng Die, Dr. Ir. Samsoedin. Ir. Kasan Moetalib, Dr. Alfian Yoesoef
Helmi dan seorang ahli Statistik.
177. Program-program yang direncanakan dalam Plan Mengatur
Ekonomi Indonesia bertujuan untuk meningkatkan kemakmuran masyarakat
yang merata melalui :
178. 1. Mengintensifkan usaha produksi;
179. 2. Memajukan Perdagangan Internasional;
180. 3. Meningkatkan standar hidup masyarakat; dan
181. 4. Meningkatkan kecerdasan bangsa.
182. Program-program yang telah direncanakan tersebut akan
dicapai melalui kegiatan-kegiatan sebagai berikut :
1. Meningkatkan impor barang-barang sasndang, alat-alat transportasi dan
perhubungan, barang-barang modal, barang-barang keperluan lainnya;
2. Meningkatkan ekspor yang diprioritaskan pada hasil perkebunan,
kehutanan, minyak dan logam; dan
3. Memperbaiki organisasi ke dalam melalui
a. Penetapan upah minimum
b. Perbaikan perumahan rakyat
c. Transmigrasi
38 | S I S T E M EKONOMI INDONESIA
d. Peningkatan pembangunan jalan dan kereta api baru, bendungan,
Tenaga listrik, dan pelabuhan
e. Industrialisasi
f. Tambang dan minyak tanag
g. Industri pertanian
h. Pertanian dan perikanan
i. Penanaman hutan
j. Pelayaran dan perhubungan antar pulau
183.
184.
D.RENCANA KASIMO (1948-1950)
185.
186. Pada Kabinet Amir Sjarifoedin , Menteri Muda
Kemakmuran, I. J. Kasimo menyusun rencan pertama yang berdimensi
waktu, yaitu rencana produksi jangka menengah (3 tahun) dari tahun 1948-
1950.
187. Masalah yang sangat mendesak dan perlu segera
ditanggulangi adalah penyediaan pangan. Dalam hal ini ini Kasimo
merencanakan melalui usaha ekstensifikasi dengan menggunakan bibit
unggul, maupun usaha ekstensifikasi di daerah-daerah yang masih banyak
terdapat lahan tidur. Misalnya, menyarankan agar tanah-tanah kosong di
Sumatera Utara (dahulu Sumatera Timur) ditanami dan menggalakkan
intensifikasi di Jawa dengan menanam bibit unggul. Setiap Desa harus
menyiapka ladang persemian bibit unggul. Usaha peningkatan produksi
peternakan ditempuh dengan melarang penyembelihan dan penggunaan
ternak yang tidak perlu.
188.
E. RENCANA URGENSI PERKEMBANGAN INDUSTRI DAN
INDUSTRI KECIL (1951-1952)
189.
190. Konsep dasar rencana ini meliputi kegiatan-kegiatan sebagai
berikut :
39 | S I S T E M EKONOMI INDONESIA
191. 1. Memperbaiki dan memperkuat balai-balai penelitian dan
pendidikan untuk mempercepat perkembangan industri;
192. 2. Menambah pinjaman kepada perusahaan kerajinan rumah tangga
dan industri kecil untuk memperkuat kedudukan ekonomi mereka dan
memungkinkan meningkatkan mekanisme perusahaan;
193. 3. Mendirikan induk-induk perusahaan dengan bantuan langsung
dari pemerintah pada pusat-pusat industri di daerah agraria.
194. 4. Mendirikan perusahaan-perusahaan industri besar pada sektor-
sektor yang di pandang penting dengan biaya pemerintah dan swasta.
195.
196. Untuk membantu industri-industri kecil, telah didirikan induk-induk
perusahaan yang berfungsi untuk :
a. Memperbaiki kualitas industri kecil
b. Mengorganisasikan teknik produksi yang lebih baik
c. Membuat standardisasi kualitas
d. Memperkenalkan bentuk-bentuk organisasi baru yang lebih efisien
e. Memberi pemahaman tentang organisasi dan kopersi kepada para
pengusaha
f. Mengorganisasikan penjualan hasil dan pembelian bahan mentah
bersama
197.
F.RENCANA PEMBANGUNAN LIMA TAHUN (1956-1960)
198.
199. Dengan mempertimbangkan pengalaman dan
kegagalan pelaksanaan perencanaan di masa sebelumnya, maka kebutuhan
sebuah badan khusus yang berkewajiban menyusun perencanaan sosial
ekonomi di Indonesia. Dengan Peraturan Pemerintah Nomor 2 tahun 1952
dibentuk Dewan Perancang Negara. Dalam melaksanakan tugas, Biro
Perancang Negara dalam periode Perdana Menteri Juanda berhasil
mencanangkan dan menyusun rencan pembangunan jangka menengah
40 | S I S T E M EKONOMI INDONESIA
pertama yang disebut Rencana Pembangunan Lima Tahun (RPLT) 1956-
1960.
200.
G. GARIS-GARIS BESAR POLA PEMBANGUNAN NASIOANAL
SEMESTA BERENCANA TAHAPAN PERTAMA (1961-1969)
201.
202. 1. Dewan Perancang Nasional (Depernas)
203. Dengan UU Nomor 80 tahun 1958 dibentuklah Dewan
Perancang Nasioanal (Depernas) yang pelaksanaannya ditetapkam
dengan Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 1 tahun 1959.
204. Rencana pembangunan yang akan disusun oleh
Dewan Perancang nasional bersifat menyeluruh (Overall Planning).
Tugas Dewan Perancang Nasional adalah mempersiapkan rancangan
UU Pembangunan Nasioanl yang berencana dan menilai
penyelenggaraan pembangunan. Hasil kerja Dewan perancang nasional
disampaikan kepada Dewan Menteri (Pemerintah) untuk kemudian
diajukan kepda Dewan Perwakilan Rakyat.
205.
206. 2. Rencana Pembangunan Semesta Berencana Tahap Pertama
(1961-1969)
207. Pembangunan Semesta Berencana adalah rencana
jangka menengah terpanjang dalam sejarah perencanaan pembangunan
di Indonesia dengan jangka waktu 8 tahun.
208. Tujuan Pembangunan Nasional Semesta Berencana
adalah untuk menciptakan masyarakat Indonesia yang adil dan makmur
berdasarkan Pancasila (waktu itu disebut masyarakat sosialis ala
Indonesia).
209. Sebagai pengganti Dewan Perancang Nasioanal
dibentuk Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas) yang
41 | S I S T E M EKONOMI INDONESIA
kita kenal sampai sekarang, melalui Penetapan Pemerintah RI Nomor
12 tahun 1963.
210. Walaupun ada penyempurnaan kelembagaan di
bidang perencanaan namun dalam pelaksanaannya, pembangunan
nasioanl semesta berencana menemui berbagai hambatan, antara lain
inflasi dalam negeri yang tidak terkendali, akibat pengeluaran untuk
proyek-proyek yang kurang produktif dari segi ekonomi. Bahkan untuk
menanggulangi masalah tersebut pemerintah melakukan senering nilai
rupiah dari Rp1.000,00 menjadi Rp1,00 pada bulan Desember 1965.
Keadaan ini di perparah oleh pemberontakan G-30-S PKI yang
memporak-porandakan seluruh sistem perekonomian, dan rencana
pembangunan semesta berencana berakhir dengan kegagalan.
211.
212.
H. PEMBANGUNAN JANGKA PANJANG TAHAP PERTAMA (PJP I)
DAN KEDUA (PJP II)
213.
214. Tahap pertama yang dilakukan oleh pemerintah Orde Baru
adalah usaha rehabilitasi dan stabilisasi perekonomian Indonesia, dengan
mengambil berbagai tindakan antara lain :
a. Penyederhanaan dan penyempurnaan aparatur pemerintah;
b. Meningkatkan penerimaan pajak
c. Penghematann pengeluaran pemerintah
d. Penyehatan perkreditan
e. Penangguhan utang-utang luar negeri
f. Mengusahakan kredit-kredit luar negeri
g. Mengusahakan devisa pemerintah secara rasional
h. Meningkatkan ekspor
i. Memperbaiki sistem impor dan peningkatan penerimaan negara dari bea
masuk impor
j. Membenahi bidang harga
k. Tarif dan subsidi di bidang moneter
42 | S I S T E M EKONOMI INDONESIA
215.
216. Usah
a-usaha rehabilitasi dan stabilitasi ekonomi (1966-1968) menampakkan
hasil terutama dalam pengendalian laju inflasi. Situasi yang kondusif ini
mendorong dirintisnya perencanaan-perencanaan yang lebih terkoordinasi
dan teratur. Sejak itu dimulai Penyusunan Repelita 1 (1969-1970-
1974/1975) sampai dengan repelita V (1989/90- 1994/1995), yang disebut
juga sebagai Pembangunan Jangka Panjang Tahap Pertama (PJP I). Dan
Repelita VI (1994/95-1999/2000) sampai dengan Repelita X (2019/20-
2023/24) yang disebut Pembangunan Jangka Panjang Kedua (PJP II).
217.
218.
219. Fakto
r-faktor yang memungkinkan keberhasilan perencanaan pada masa Orde
Baru ini adalah :
1. Kestabilan politik dalam negeri yang mendukung
2. Kestabilan keamanan
3. Perencanaan disusun oleh orang-orang yang ahli dibidangnya
4. Perencanaan yang realistis, yang disesuaikan dengan kemampuan sumber
daya dan dana
5. Koordinasi yang baik antara perencanaan pusat dan daerah
6. Perencanaan disusun tidak hanya dari atas kebawah (top down). Tetapi
dari bawah ke atas (bottom up)
7. Perencanaan diikuti dengan sistem pemantauan dan pengawasan yang
terus-menerus
8. Perencanaan yang transparan dan dapat diterima oleh masyarakat.
220.
221.
I. PROGRAM PEMBANGUNAN NASIONAL (PROPENAS)
222.
43 | S I S T E M EKONOMI INDONESIA
223. Pemerintah baru ini menyususn Program
Pembangunan Nasional (PROPENAS) berdasarkan GBHN tersebut
dengan 12 Misi, dan 3 diantaranya prioritas dibidang ekonomi. Yaitu :
1. Pemberdayaan masyarakat dan seluruh kekuatan ekonomi nasioanal
terutama bagi pengusaha mikro, kecil, menengah dan koperasi,
dengan mengembangkan sistem ekonomi kerakyatan yang bertumpu
pada mekanisme pasar yang berkeadilan, berbasi sumber daya alam
dan sumber daya manusia yang produktif, mandiri, maju, berdaya
saing, berwawasan lingkungan dan berkelanjutan
2. Perwujudan lingkungan daerah dalam rangka pengembangan daerah
dan pemerataan pertumbuhan dalam wadah Negara Kesatuan RI
3. Perwujudan kesejahteraan rakyat ditandai oleh meningkatnya kualitas
kehidupan yang layak dan bermartabat serta memberi perhatikan
utama pada tercukupinya kebutuhan dasar, yaitu pangan, sandang,
papan, kesehatan, pendidikan dan lapangan kerja.
224.
225. Pelaj
aran penting pada masa krisis ekonomi adalah pentingnya
mengintegrasikan nilai keadilan sebagai bagian yang tidak terpisahkan
dari cita-cita untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Hal ini
sejalan dengan GBHN 1999-2004 yang telah mengamanatkan bahwa
perekonomian dibangun berlandaskan sistem ekonomi kerakyatan,
dimana kekuatan ekonomi rakyat dikembangkan menjadi tulang
punggung pembangunan ekonomi nasional.
226.
227.
44 | S I S T E M EKONOMI INDONESIA