Anda di halaman 1dari 281

Prof. Dr.

Yogi, MS

1
 McConnell, Brue, Flynn. 2010. Microeconomics. First
Edition. McGraw-Hill. USA
 Pindyk, Rubinflied. 2005. Microeconomics. Sixth Edition.
Prentice-Hall. USA.
 Case-Fair. 2007. Principles of Economics. Eigth Edition.
Pearson Education. Inc. USA
 Miller & Meiners, 1986 Intermediate Microeconomics
Theory, McGraw Hill Ic, USA
 Silberbeg. 1990. The Structure of Economics. A
Mathematical Analysis. Second Edition. McGraw-Hill. USA
 Mas-Collel, Whinston. Green. 1995. Microeceomoics
Theory. Oxford University Press.
 Gould and Ferguson. 1980. Microeconomics Theory.
Richard Irwin. USA

2
3
 Ekonomi Berasal dari kata yunani “Oikos” dan “Nomos”. Artinya
Aturan Rumahtangga
 Ilmu ekonomi adalah ilmu yang mempelajari bagaimana suatu
masyarakat dengan memiliki faktor produksi yang terbatas
mempunyai keinginan untuk memperoleh barang dan jasa yang
tidak terbatas yang jumlahnya terbatas dengan cara membuat
pilihan dalam mengkombinasikan berbagai cara produksi dan
konsumsi untuk mencapai kepuasan maksimum yang paling
dimungkinkan sehingga tercapai kesejahteraan
 Inti konsep ekonomi
◦ Keterbatasan sumber daya
◦ Keinginan tidak terbatas
◦ Barang dan jasa yang terbatas (langka)
◦ Pilihan kombinasi produksi dan konsumsi
◦ Kepuasan maksimum yang dimungkinkan
◦ Kesejahteraan masyarakat

4
 Economics.
◦ The study of how people, institution, and society
make economics choices under conditions of
scarcity
 Microeconomics
◦ The part of economics concerned with individual
decision making unit such a consumer, a worker, or
a business firm
 Macroeconomics
◦ The part of Economics concerned with the economy
as a whole or major components of the economy
◦ (McConnell, Brue, Flynn. 2010)

5
 Samuelson : Ilmu Ekonomi adalah suatu studi mengenai individu-
individu dan masyarakat membuat pilihan, dengan atau tanpa
penggunaan uang, dengan menggunakan sumberdaya yang terbatas
tetapi dapat digunakan dalam berbagai cara untuk menghasilkan
berbagai jenis barang dan jasa dan mendistribusikannya untuk
kebutuhan konsumsi sekarang dan dimasa yang akan datang kepada
berbagai individu dan golongan masyarakat.
 Lipsey : Ilmu ekonomi adalah suatu studi tentang pemanfaatan
sumberdaya yang langka untuk memenuhi kebutuhan manusia yang
tak terbatas.
 Sadono Sukirno: Ilmu ekonomi adalah menjawab pertanyaan
bagaimana cara menggunakan sumberdaya atau pendapatan tertentu
agar dapat memberikan kepuasan dan kemakmuran yang maksimum
kepada individu dan masyarakat.
 Budiono :Ilmu ekonomi memusatkan perhatian pada tiga proses
kegiatan ekonomi yaitu produksi, konsumsi dan pertukaran beserta
pihak-pihak yang bersangkutan dalam kegiatan tersebut.

6
 Kelangkaan
 Pilihan
 Keterbatasan Sumberdaya
◦ Sumberdaya Alam
◦ Sumberdaya Manusia
◦ Sumberdaya Modal
◦ Kewirausahaan
 Barang dan jasa apa yang akan dihasilkan (what)
 Bagaimana barang dan jasa tersebut dihasilkan
(how)
 Untuk siapa barang dan jasa tersebut dihasilkan
(for whom)
 Seberapa cepat pertumbuhan ekonomi (how fast)

7
Adam Smith (1776)
An Enquiry Into The Nature an
Causes of The Wealth of Nation

David Ricardo (1817)


Principles of Political Economy and
Taxation

John Maynard Keynes (1936)


Alfred Marshall (1870) The General Theory of Employment,
Karl Marx (1890)
Principles of Interest and Money
Das Capital
Economic

Ekonomi
Ekonomi Makro
Mikro

8
◦ Adam Smith (1776) : An Enquiry Into The
Nature an Causes of The Wealth of Nation
◦ Malthus (1978) : Essay on The Principle of
Population
◦ D. Ricardo (1817) : Principles of Political
Economy and Taxation
◦ Karl Marx (1890) : Das Capital
◦ Alfred Marshall (1870) : Principles of
Economic
◦ John Maynard Keynes (1936) : The General
Theory of Employment, Interest and
Money.

9
 Ekonomi Mikro
◦ Ilmu yang mempelajari ekonomi secara
individual seperti konsumen, Pabrik, kepemilikan
dan sebagainya
 Ekonomi Makro
◦ Ilmu yang mempelajari ekonomi secara
keseluruhan sesperti pendapatan nasional,
kesempatan kerja, inflasi dan lain sebagainya

10
 Trade Off
◦ Dalam ekonomi untuk mendapatkan sesuatu harus
ditukarkan dengan sesuatu
 Biaya
◦ Dalam ekonomi harus ada pengorbanan (biaya) sesuatu
untuk mendapatkan manfaat sesuatu.
 Batas
◦ Dalam ekonomi harus ada batas yang rasional
 Insentif
◦ Dalam ekonomi semakin tinggi insentif semakin tanggap
terhadap sesuatu
 Perdagangan
◦ Dalam ekonomi perdagangan menguntungkan secara
keseluruhan

11
 Pasar
◦ Dalam ekonomi pasar adalah alokasi yang terbaik
 Pemerintah
◦ Pemerintah menjaga supaya tidak terjadi kegagalan
pasar
 Standar hidup
◦ Standar hidup tergantung dari produksi barang dan jasa
 Inflasi
◦ Jika terlalu banyak akan menciptakan inflasi
 Inflasi dan Pengangguran
◦ Inflasi dan pengangguran adalah trade off

12
 Laba Bisnis
◦ Penerimaan dikurangi biaya dihitung secara
eksplisit
 Laba Ekonomi
◦ Penerimaan dikurangi biaya baik secara eksplisit
dan implisit
 Laba Eksplisit
◦ Laba yang benar-benar dihitung secara akuntansi
 Laba Implisit
◦ Laba yang tak dapat langsung dihitung seperti
manfaat tidak langsung, baik yang tangibel
(terlihat) maupun intangibel

13
 Efisiensi Manajerial
◦ Menggunakan semua yang ada secara optimal
 Monopoli
◦ Menghasilkan produk langka, yang sukar dihasilkan perusahaan
lain
 Inovasi
◦ Menghasilkan produk baru atau teknik baru yang belum
dihasilkan perusahaan lain
 Risiko
◦ Menggunakan cara berisiko terukur dimana perusahaan lain
enggan melakukannya
 Meramalkan keadaan yang menguntungkan
◦ Karena keadaan menguntungkan perusahaan mendapat laba

14
 Pemikiran ekonomi ada semenjak zaman dahulu, mengapa
terbitnya buku The Wealth of nation, dianggap sebagai
lahirnya ilmu ekonomi.
 Jelaskan inti pemikiran Adam Smith dalam
mensejahterakan perekonomian suatu negara
 Jelaskan kritik kaum sosialis terhadap pemikiran Adam
Smith
 Mengapa perekonomian kapitalis mengakibatkan depresi
ekonomi tahun 1930an
 Jelaskan Sumbangan pemikiran John Maynard Keynes
dalam mengoreksi ekonomi kapitalis
 Jelaskan masalah dalam ekonomi sehingga kita harus
mempelajari ilmu ekonomi
 Jelaskan inti perbedaaan dalam ekonomi mikro dengan
makro

15
 "Market is some, sphere, or space, (1) where
the forces of demand and supply are at
work, (2) to determine, or modify, price, (3)
as the ownership of some quantity of good
or service, is transfered, and (4) certain
physical and institutional arrangements may
be evidence".
 Dahl & Hammond (1977)

2
Supply
10
S
9

6
Price

0
A B C D E F G H I
Supply 1 2 3 4 5 6 7 8 9

Quantity
3
Demand
10

6
Price

1
D
0
a b c d e f g h i
Demand 9 8 7 6 5 4 3 2 1

Quantity
4
Ekuilibrium
10 S
9

7
E
Price

1
D
0
1 2 3 4 5 6 7 8 9
Demand 9 8 7 6 5 4 3 2 1
Supply 1 2 3 4 5 6 7 8 9

Quantity
5
10 S
9

7 SURPLUS PRODUSEN
E
Price

1
D
0
1 2 3 4 5 6 7 8 9
Demand 9 8 7 6 5 4 3 2 1
Supply 1 2 3 4 5 6 7 8 9

Quantity
6
10 S
9

7
E
Price

2
SURPLUS KONSUMEN
1
D
0
1 2 3 4 5 6 7 8 9
Demand 9 8 7 6 5 4 3 2 1
Supply 1 2 3 4 5 6 7 8 9

Quantity
7
10
S
9
Excess Supply
8

P 7

6 E
Price

1 D
0
1 2 3 4 5 6 7 8 9
Demand 9 8 7 6 5 4 3 2 1
Supply 1 2 3 4 5 6 7 8 9

Qd Qs
Quantity
8
10
S
9

6 E
Price

P 3

1
Excess Demand D
0
1 2 3 4 5 6 7 8 9
Demand 9 8 7 6 5 4 3 2 1
Supply 1 2 3 4 5 6 7 8 9

Qd Qs
Quantity
9
10 S
9

8
Ps 7
E
Price

5 DISTORSI PASAR
4

3
Pt
2

1
D
0
1 2 3 4 5 6 7 8 9
Demand 9 8 7 6 5 4 3 2 1
Supply 1 2 3 4 5 6 7 8 9

Quantity
10
PERGESERAN SUPPLY
12
11
S1
10
9
So
8
7
E1
Price

P1 6
5 EO
Po 4
3
2
1
D
0
A B C D E F G H I
Demand 9 8 7 6 5 4 3 2 1
Supply 1 3 4 5 6 7 8 9 10 11
Supply 0 1 2 3 4 5 6 7 8 9

Qo
Quantity 11
PERGESERAN DEMAND
12
11
10 S
9
8
7
E1
Price

6
5
4 EO
3 D1
2
1
0
D0
A B C D E F G H I
Demand 9 8 7 6 5 4 3 2 1
Demand 1 11 10 9 8 7 6 5 4 3
Supply 1 2 3 4 5 6 7 8 9

12
Teorema yang menjelaskan terjadinya fluktuasi harga pada
produk yang bersifat musiman

P
P1 P

Q1 1 2 3 4
Q

ed  es  Titik Keseimbangan
ed  es  Fluktuasi Konstan
ed  es  Eksplosif

13
P 10 Pd  10  Q Q Pd Ps

0 10 2
6
E Ps  2  Q
2 1 9 3
Pd  Harga pada fungsi permintaan 2 8 4
4 Q
Ps  Harga pada fungsi pnawaran 3 7 5

4 6 6
Q  Kuantitas produk
5 5 7
Pd  Ps 6 4 8

10  Q  2  Q 7 3 9

8 2 10
10  2  Q  Q
9 1 11
8  2Q 10 0 12

Q4
P  10  Q
P  10  4
P6
14
1. Gambarkan apa yang terjadi pada titik ekuilibrium
baru apabila terjadi peningkatan pendapatan
2. Gambarkan apa yang terjadi pada titik ekuilibrium
baru apabila terjadi peningkatan biaya produksi
3. Gambarkan apa yang terjadi pada titik ekuilibrium
baru apabila terjadi penurunan pendapatan
4. Gambarkan apa yang terjadi pada titik ekuilibrium
baru apabila terjadi penurunan biaya produksi
5. Pada krisis moneter terjadi kenaikan biaya
produksi dan penurunan pendapatan. Gambarkan
titik ekuilibrium baru

15
1. Diketahui fungsi permintaan P=8-0,5Q dan fungsi
penawaran P=4+0,5Q. Carilah titik ekuilibrium
2. Bila fungsi permintaan bergeser menjadi P=10-
0,5Q dan fungsi penawaran tetap. Carilah titik
ekuilibrium baru.
3. Bila fungsi penawaran bergeser menjadi
P=2+0,5Q dan fungsi permintaan tetap. Carilah
titik ekuilibrium baru.
4. Bila kedua fungsi bergeser menjadi fungsi
permintaan P=10-0,5Q dan fungsi penawaran
P=2+0,5Q. Carilah titik ekuilibrium

16
•Optimalisasi
•Diferensial
•FungsiLaba
•Penerapan optimalisasi dalam ekonomi
 Berapa harga yang optimal agar tercapai
penerimaan maksimal
 P=harga
 Q = Jumlah terjual
 R = Penerimaan
 Semakin rendah harga semakin banyak
produk terjual
 Q=10-0,1P
 P=100-10Q
Fungsi Sebagai Metode Untuk Mengetahui Keterkaitan
Antar variabel
P=100-10Q
R=PxQ
R = (100-10Q)xQ 300

Revenue
R = 100Q-10Q2 250

200

150
P Q R
100
100 0 0
50
90 1 90
80 2 160 0
0 1 2 3 4 5 6
70 3 210
60 4 240
Quantity
50 5 250
40 6 240

3
X Y=100X-10X2 dY/dX=100-20X
Q=X 0 0 100
R=Y 1 90 80
2 160 60
dY 3 210 40
0
dX 4 240 20
dY
0 5 250 0
dX
6 240 -20
dY
0
dX
Fungsi Kuadrat

300

250
Y

200

150

100

50

0
0 1 2 3 4 5 6
Fungsi Kuadrat 0 90 160 210 240 250 240

4
Y  Y2  Y1  4  1  3
Fungsi Y=X2
X  X 2  X 1  2  1  1
Y 3 x y
 3 20
X 1 0 0
15 16
1 1
Y  X2 2 4

Y
10 9
Y  Y  ( X  X )  X  2 XX  X
2 2 2 3 9
5
4 16 4
Y  2 XX  X 2
0 0 1
Y 2 XX  X 2 0 1 2 3 4 5
  2 X  X
X X
X
 X  0
dY
 2X
dX
dY
Y  Xb   bX b 1
dX

5
Y  2X 3
dY
 3  2X 31  6X 2
dX
Konstanta
Y  4  Y  4X 0  X 0  1  Y  4  1  4
dY
 0  4 0 1  0
dX
Gabungan
Y  3X 2  2X  5
dY
 2  3X 2 1  1 2X11  0  5X 0 1  6X  2  X 0  0  6X  2
dX
PERKALIAN
Y  2X 3  4X 2
CARA I
MISAL 2X 3  U ; 4X 2  V
dY dV dU
RUMUS :  U  V
dX dX dX
dY
 2X 3  8X  4X 2  6X 2  16X 4  24X 4  40X 4
dX
CARA II
Y  2X 3  4X 2  8X 5
dY
 40X 4
dX
6
PEMBAGIAN
3X 2
Y 
4X 3
CARA I
MISAL : 3X 2  U;4X 3  V
dU dV
V U
dY dX dX
RUMUS :  2
dX V
dY 4X 3  6X  3X 2  12X 2 24X 4  36X 4 12X 4 3
     
dX 
4X 3
2
 16X 6 16X 6 4X 2
CARA II
3X 2 3
Y  3
 X 1
4X 4
dY 3 3 3
 1 X 11   X 2  
dX 4 4 4X 2
AKAR
Y  X
1
Y  X 2

1 1
dY 1 1 1  1
 X2  X 2 
dX 2 2 2 X

7
Y  (3X 2  2X ) 3
Misal : U  3X 2  2X  Y  U 3
dY
 3U 2
dU
U  3X 2  2X
dU
 6X  2
dX
dY dY dU
 
dX dU dX
dY
 3U 2  (6X  2)  3(3X 2  2X ) 2 (6X  2)
dX

8
dY
Carilah turunan pertama ( ) dari fungsi dibawah ini
dX
1. Y  5
2. Y  4X 3
3. Y  4X 3  3X 2  2X - 3
4. Y  5X 4  3X
3X 2
5. Y 
4X 3
6. Y  (4X 3  2X 2 ) 2
Latihan Spesial
7. Y  3 X
2 X
8. Y 
33 X 4
9. Y  (2X  2)
10. Y  3 (4X 3  2X ) 2

9
Fungsi Y  100X - 10X 2
dY
Titik Maksimal 0
dX
dY
300  100  20 X  100  20 X  0
dX
100  20 X
250 X Y
0 0
10
X 5 1 90
200 2 2 160
3 210
Y  100 X  10 X 2  Y  100  5  10  52  250 4 240
150 5 250
Titik maksimal (5,250)
6 240
7 210
100
8 160
9 90
50 10 0

0
0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

10
X Y 8

-1 3 6

0 -2 4

1 1
2

2 6

x
2,67 7,48 -1 0 1 2 3 4
0

3 7 -2

4 -2 -4

Y  2  4 X 2
X3
dY d 2Y
 8X  3X 2
0  Titik maksimal 0
dX dX 2
b b 2  4ac d 2Y
X1, X 2   Titik minimal 0
2a
dX 2
8 8 2  4  3  0
X1, X 2 
2  3
88 0 Y  2  4 X 2
 X 3

X1   0
6 6 Titik Maksimal X 
16
88  16 6
X2    2,67
6 6  16   16 
2 3

d 2Y Y  2  4       7,481
 8  6X  6   6 
dX
Titik maksimal  ( 2,67;7,481)
d 2Y
X 0  8  6( 0)  8  (  ) Y  2  4  0 2  0 3  2
dX 2
d 2Y Titik minimal (0;-2)
X  2,67   8  6( 2,67)  8  ( )
dX 2
11
Z  140X - 5X 2  2 XY  3Y 2  140Y
Z
 140  10 X  2Y  0
X
Z
 2 X  6Y  140  0
Y
140  10 X  2Y  2 X  6Y  140
 2Y  6Y  10 X  2 X  140  140
4Y  8 X
Y  2X
140  10 X  2(2 X )  0
140  14 X
X  10  Y  20
TR  45Q - 0,5Q 2
TC  Q 3  8Q 2  57Q  2
  TR  TC
  45Q - 0,5Q 2  (Q 3  8Q 2  57Q  2)
  Q  7,5Q  12Q  2
3 2

d
 3Q  15Q  12
2

dQ

13
d
Ekstrim  0
dQ
 3Q 2  15Q  12  0
 b  b 2  4ac
Q1 ,Q 2 
2a
 15  15 2  4(3)(12)
Q1 ,Q 2 
2  (3)
Q1  1
Q2  4

14
d2 
Maksimum  2
 ( )
d Q
d2 
2
 6Q  15
dQ
Q1  1  6(1)  15  9  (  )
Q 2  4  6( 4)  15  9  ( )
 Q2  4
   ( 4) 3
 7,5( 4) 2
 12( 4)  2
 6

15
 Sebuah fungsi permintaan adalah P = 50-5Q.
◦ Pada jumlah Q berapa terdapat penerimaan terbesar.
◦ Berapa Harga yang optimal
◦ Berapa penerimaannya.

 Diketahui fungsi penerimaan R=40Q dengan


fungsi biaya C=2Q3-63Q2+160Q-1800.
◦ Berapa produksi optimum.
◦ Berapa laba optimum
 Seorang pedagang boneka dihadapkan
masalah penetapan harga boneka. Pada hari
pertama boneka dijual dengan harga Rp.
10.000,-. Hasilnya tidak ada yang membeli.
Pada hari kedua dijual dengan harga Rp.
9.000 yang terjual adalah 1000 buah. Pada
hari ketiga dijual Rp. 8.000, yang terjual
2000 buah.

17
P P = a + bQ
P  a  bQ
P  Harga
Q  Jumlah Terjual
a  P, sewaktu Q  0
a  10.000
ΔP P  P1 9.000  10.000  1000
b   2    1
Q ΔQ Q2  Q1 1000  0 1000
P  10.000-Q
R  PQ
R  Penerimaan
P Q R  ( 10.000-Q)  Q
R  10.000Q  Q 2
10.000 0
dR
 10.000  2Q  0
9.000 1.000 dQ
Q  5.000
8.000 2.000
P  10.000  Q
P  5.000

18
Dalam sebuah pameran seorang pengusaha
membuat stand penjualan donat. Biaya variabel
per donat adalah Rp. 1.000 dan biaya tetap per hari
adalah Rp. 1.000.000.
Pada hari pertama harga donat Rp. 5.000,-. Pada
hari itu tidak ada yang membeli.
Pada hari kedua harga donat Rp. 4.500,-. Pada hari
itu terjual 500 donat
Pada hari ketiga harga donat Rp. 4.000,-. Pada hari
itu terjual 1000 donat.
Berapa harga donat yang tepat agar tercapai
keuntungan maksimum

19
P Q

5000 0
  (5.000Q  Q 2 )  (1.000Q  1.000.000)
4500 500   5.000Q  Q 2  1.000Q  1.000.000
4000 1000   4.000Q  Q 2  1.000.000
d d
P  5000 - Q  4000  2Q  0
P  Harga dQ dQ
Q  Jumlah donat terjual 4000  2Q  0  2Q  4000
R  PQ
R  Penerimaan
Q  2000
R  (5000 - Q)  Q P  5000  Q
R  5000Q - Q 2 P  5000  2000
C  VC  FC
C  Biaya,
P  3000
VC  Biaya Variabel   4000Q  Q 2  1.000.000
FC  Biaya tetap
C  1000Q  1.000.000
  4000  2000  2000 2  1.000.000
  R -C   3.000.000
  Laba
20
1. Seorang pengusaha mengikuti pameran dengan membuka
stand donat. Biaya variabel per donat adalah Rp. 1.000,- dan
biaya tetap Rp. 1.000.000,- dengan fungsi permintaan
P=5000-Q. Setelah itu ada seorang artis yang menawarkan
jasanya sehingga fungsi permintaan menjadi P=6000-Q. Artis
tersebut menawarkan dua alternatif pembiayaan. Alternatif
pertama dibayar Rp. 1.000.000. Alternatif kedua adalah
dibayar Rp. 1.000,- setiap satu donat terjual (Royalti).
Masalah dalam hal ini adalah apakah pengusaha tersebut
sebaiknya menerima tawaran artis tersebut atau menolak.
Jika menerima alternatif mana yang sebaiknya diambil oleh
pengusaha tersebut.
2. Seorang pegawainya mengusulkan agar ditambah dengan
coklat sehingga fungsi permintaan dari P=5000-Q menjadi
P=6000-Q. Tetapi jika ditambah coklat maka biaya variabel
per donat menjadi Rp. 1500,-. Apakah sebaiknya usul itu
diterima atau ditolak.

21
 Teori Guna Kardinal
 Teori Guna Ordinal
 Kurva Indeferen
 Kurva Konsumsi Pendapatan
 Kurva Engel
 Dampak Penurunan Harga
 Efek Subitusi dan Efek Pendapatan
 Elastisitas

1
 Dikembangkan oleh Heinrich Gossen (1854)
 Teori tersebut menyatakan bahwa konsumen
mengkonsumsi suatu produk apabila produk
itu mempunyai guna.
 Bila produk itu berguna maka konsumen akan
mengkonsumsinya, apabila konsumen
mengkonsumsi lebih banyak produk tersebut
maka semakin tinggi pula guna produk
tersebut
 fungsi guna suatu produk tidaklah linear
tetapi merupakan suatu bentuk parabola

2
Asumsi:
1. Kepuasan seorang konsumen dalam mengkonsumsi suatu
barang dapat diukur dengan satuan kepuasan (misalnya
util).
2. Setiap tambahan satu unit barang yang dikonsumsi akan
menambah kepuasan yang diperoleh konsumen tersebut
dalam jumlah tertentu.
3. Tambahan kepuasan yang diperoleh dari penambahan
jumlah barang yang dikonsumsi disebut kepuasan marginal
(Marginal Utility)

3
Asumsi…lanjutan…..
4. Berlaku hukum tambahan kepuasan yang
semakin menurun (The Law of Diminishing
Marginal Utility), yaitu besarnya kepuasan
marginal akan selalu menurun dengan
bertambahnya jumlah barang yang
dikonsumsi secara terus menerus.
5. Konsumen akan memaksimumkan
kepuasannya dengan tunduk pada kendala
anggaran mereka.
6. Kepuasan total (Total Utility) mempunyai
sifat aditive ( penjumlahan unit kepuasan
yang diperoleh dari masing-masing barang
yang dikonsumsi)
4
 Total utiliti (TU) yaitu total kepuasan yang
diperoleh konsumen karena mengkonsumsi
sejumlah output tertentu.
 Marjinal utiliti (MU) yaitu perubahan jumlah
kepuasan sebagai akibat adanya perubahan
konsumsi satu unit barang tertentu
 Saturation point (titik jenuh) yaitu sebuah titik
dalam kurva TU yang menggambarkan
kepuasan maksimum.

5
U=10 Q – Q2

30
25
20
15
Guna

10
5
0
-5
-10
0 1 2 3 4 5 6 7 8
Guna 0 9 16 21 24 25 24 21 16
Guna Marjinal 9 7 5 3 1 -1 -3 -5
Kuantitas

6
 Diketahui fungsi guna U=10Q-Q2. Berapa
nilai guna maksimum
 Jawab :
 Guna maksimum apabila
U
0
Q
U  10Q  Q 2
U
 10  2Q  0  Q  5
Q
U  10  5  52  25

7
1. Sebuah fungsi guna U=30Q-5Q2 berapa Q untuk
kegunaan maksimal dan berapa nilai gunanya.
2. Sebuah fungsi guna U=√Q-0,1Q berapa Q untuk
kegunaan maksimal dan berapa nilai gunanya.
3. Sebuah fungsi guna U=-1/3Q3+4Q2+20Qberapa
Q untuk kegunaan maksimal dan berapa nilai
gunanya.

8
 Semakin tinggi materi maka semakin
banyak produk yang dikonsumsi, apakah
semakin banyak produk yang dikonsumsi
manusia akan semakin bahagia. Untuk
membuktikan hal ini N.M Bradbum & D.
Caplovitz (mengadakan penelitian yang
berjudul “Laporan mengenai
kebahagiaan” hasilnya terlihat pada tabel
berikut.
9
Pendapatan Sangat Cukup Tidak
(dollar) Bahagia Bahagia Bahagia
% % %
3000< 14 55 31
3000-3999 21 63 16
4000-4999 27 61 12
5000-5999 26 64 10
6000-6999 24 65 10
7000-7999 30 60 10
8000-9999 29 63 7
>10000 38 54 8
Sumber: N.M. Bradbum & D Clapovitz (1965)
Laporan mengenai Kebahagiaan

10
Hasil tersebut dikuantifikasikan dengan sangat bahagia = 1, cukup
bahagia = 0, dan tidak bahagia = -1. Setelah itu dijumlahkan dan
dibagi 100%. Pendapatan dibuat titik tengahnya hasilnya adalah
sebagai berikut

Titik Tengah Skor


Pendapatan Kebahagiaan
1500 -0,17
3500 0,05
4500 0,15
5500 0,16
6500 0,14
7500 0,2
9000 0,22
12000 0,3

Setelah didapat skor dilihat fungsi antara pendapatan


Dengan skor kebahagiaan dengan skater plot. Hasilnya
Adalah sebagai berikut.
Skor Kebahagiaan
0.4
y = -0.0043x2 + 0.0968x - 0.2636
0.3
R² = 0.9175
Skor Kebahagiaan

0.2

0.1

0
0 5 10 15
-0.1

-0.2
Pendapatan (Ribu US$ per tahun)

LATIHAN
1. Dari persamaan Y=-0,0043X2+0,0968X-0,236 , berapa pendapatan optimal untuk
berbahagia
2. Penelitian tersebut tahun 1965. Bila diasumsikan inflasi rata2 di AS adalah 3,5% per
tahun. Berapa nilai sekarang.

12
50

40

30
Guna

20

10

7
6 7
5 6
4 5
3 4
3
2 2
1 1
X
Y

13
45

40

35
40-45
30
35-40
25
Guna

30-35
20 25-30
15 20-25
10 15-20
5 10-15
0 5-10
7

0-5
6

7
6
5

5
4

4
3

3
2

2
1

1
Y
X

14
7

5
40-50

30-40
Y 4 20-30

10-20

3 0-10

1 2 3 4 5 6 7
1

X
Y

KURVA INDEFEREN

16
Pendekatan ini mempunyai asumsi :
 Rationality ; konsumen diasumsikan rasional
artinya ia memaksimalkan utility dengan
pendapatan pada harga pasar tertentu. Dan
konsumen dianggap mempunyai pengetahuan
sempurna mengenai informasi pasar
 Utility adalah bersifat ordinal artinya konsumen
cukup memberikan rangking atau peringkat
kombinasi mana saja yang ia sukai. Dengan
demikian, konsumen tidak perlu memberikan
utils atau satuan kepuasan terhadap barang yang
dikonsumsi.
17
 Menganut hukum Deminishing Marginal Rate of
Substitution artinya bila konsumen menaikkan
konsumsi barang yang satu akan menyebabkan
penurunan konsumsi barang yang lain dan dapat
digambarkan dengan kurva indeferen.
 Total Utility yang diperoleh konsumen
tergantung dari jumlah barang yang
dikonsumsikan.
 Bersifat consistency dan transivity of choice
artinya bila , A>B, B>C maka barang A lebih
disukai dari B dan barang B lebih disukai dari C
kesimpulannya bahwa A>B>C maka A>C.

18
 Keseimbangan konsumen tercapai jika
konsumen memperoleh kepuasan maksimum
dari mengkonsumsi suatu barang.
 Maksimum utility satu barang : Yaitu pada
tingkat konsumsi dimana total utiliti
mencapai nilai tertinggi atas konsumsi satu
komoditi.
 Jika fungsi kegunaan/fungsi utility : U = f(qx),
dimana U = total utiliti yang diukur dengan
unit uang dan qx = jumlah barang X yang
dibeli. Sehingga jika konsumen membeli qx
maka pengeluarannya adalah Px*qx.
19
 Dengan demikian konsumen akan berusaha
memaksimumkan perbedaan antara utiliti dan
pengeluarannya ( U – Px*qx). Syarat keharusan untuk
memaksimumkan utiliti adalah derivatif parsial dari fungsi
utiliti terhadap q sama dengan nol. Jadi :

∂U ∂(Px*qx)
---- - ---------- = 0
∂qx ∂qx

atau MUx – Px = 0 atau MUx = Px

MUx
Atau ------- = 1
Px

20
 Ini berarti bahwa jika MUX > PX maka
seseorang dapat meningkatkan utilitinya
dengan mengkonsumsi barang X yang lebih
banyak.
 Sebaliknya jika MUX < PX, maka untuk
meningkatkan utilitinya dia harus mengurangi
konsumsi barang X tersebut.
 Perhatikan bahwa karena MUx = Px, maka
kurve Marginal Utiliti tidak lain adalah kurve
permintaan konsumen, yang menunjukkan
tingkat pembelian barang pada berbagai
tingkat harga.

21
 Untuk kasus konsumsi beberapa jenis barang,
dimana harga masing-masing barang tersebut
berbeda, maka untuk memperoleh utiliti
maksimum diperlukan syarat :
 Syarat Keseimbangan:

1. MUx/Px = MUy/Py = ….= MUn/Pn=1


2. Px Qx + Py QY + ……+ Pn Qn = M
MU = marginal utility
P = harga
M = pendapatan konsumen

22
 Asumsi Kelengkapan
◦ Konsumen mengetahui seluruh utilitas dari segenap
kombinasi yang ada
 Asumsi Konsistensi
◦ Konsumen senantiasa konsisten dalam membuat
pilihan
 Asumsi Kepuasan
◦ Lebih banyak lebih disukai

23
 Bentuknya bersudut negatif
 Kurva inderen ada di setiap titik kombinasi
produk
 Kurva indeferen tidak pernah berpotongan
 Bentuknya cekung

24
KURVA INDEFEREN

35
30
25
U3
BARANG Y

20
15 U2
10
5 U1
0
1 2 3 4 5 6
KI1 9 4.5 3 2.25 1.8 1.5
KI2 15 7.5 5 3.25 3 2.5
KI3 30 15 10 7.5 6 5
BARANG X

25
10
9
8
7
6
5
4
3
2
1
0
1 2 3 4 5 6
KU 9 4.5 3 2.25 1.8 1.5
MRS 4.5 1.5 0.75 0.45 0.3

26
 Barang tidak berguna
 Barang buruk
 Barang Subtitusi sempurna
 Barang pelengkap sempurna

27
Barang U1 U2 U3
tidak
berguna

Barang berguna

28
Barang
Buruk U2 U3
U1

Barang berguna

29
Barang
subtitusi U3

U2

U1

Barang subtitusi

30
U3

U2
Barang
Pelengkap
U1

Barang pelengkap

31
Py
Y

Px X
M= X.Px + Y.Py
Y
Optimum

IC
M
X
32
Sebuah keluarga mempunyai uang Rp. 1.000,-
L  U ( XY )   ( XPx  YPy  M )
.Ia akan membeli susu (Y) dan coklat (X).
U  X .Y Harga susu Rp. 100/liter dan coklat Rp.
Px  100 100/liter . Fungsi guna adalah U= XY. Berapa
Py  100 liter jumlah susu dan coklat yang dikonsumsi
M  1000
keluarga tersebut.
L  X .Y   (100 X  100Y  1000)
L  X .Y  100X  100Y  1000
dL Y
 Y  100  0  100  Y    10
dX 100
dL X 9
 X  100  0  100  X   
dY 100 8
  7
Y

X 6
100 100 5
Y
YX
4
XPx  YPy  M
3
100 X  100Y  1000
2
100 X  100 X  1000
1
200 X  1000
0
X 5
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Y  X 5
 X  5, Y  5 X

33
1. Jika harga coklat (X) meningkat menjadi Rp. 200 berapa jumlah
coklat dan susu yang dikonsumsi keluarga tersebut.
2. Jika preferensi untuk coklat meningkat menjadi U=X2Y berapa
konsumsi coklat dan susu. Pada harga X=100, Y=100.
3. Jika preferensi untuk coklat meningkat menjadi U=X2Y berapa
konsumsi coklat dan susu. Pada harga X=200, Y=100.
4. Jika fungsi guna berubah menjadi U=X3Y2 berapa barang X dan Y
yang paling optimal dikonsumsi. Pada harga X=100, Y=100.
5. Jika fungsi guna berubah menjadi U=X½Y½ berapa barang X dan Y
yang paling optimal dikonsumsi. Pada harga X=100, Y=100.
6. Jika fungsi guna berubah menjadi U=X¾Y¼ berapa barang X dan Y
yang paling optimal dikonsumsi. Pada harga X=100, Y=100.
7. Jika fungsi guna berubah menjadi U=-X2-XY-3Y2 berapa barang X
dan Y yang paling optimal dikonsumsi. Pada harga X=100,
Y=100.
8. Jika fungsi guna berubah menjadi U=8X-X2-XY-3Y2 +10Y berapa
barang X dan Y yang paling optimal dikonsumsi. Pada harga
X=100, Y=100.

34
Y Kurva Pendapatan - Konsumsi

E3

III

E2

II
E1
I X

M1 M2 M3

35
M3

M2

M1

X1 X2 X3

36
M3

M2

M1

X1 X2 X3

37
KURVA HARGA KONSUMSI
M/Py

E3

E2
E1

M/Px1 M/Px2 M/Px3


X1
X2 X3

38
P1

P2

Kurva Permintaan
P3

X2 X3
X1

39
Individu 1 Individua 2 Pasar
P2 2 2

1 2 2 2 4
Q

Pasar
2
P
1

100 200
Q

40
 Efek Substitusi
◦ Perubahan permintaan akibat berubahnya harga
relatif produk tersebut dibanding produk lain
setelah perubahan harga.
 Efect Pendapatan
◦ Perubahan permintaan akibat berubahnya
pendapatan riel.
 Efek Total
◦ Efek total dalam permintaan dari satu ekuilibrium
ke ekuilibrium selanjutnya

41
Y

Kurva
P R pendaapatan
Q
konsumsi

X1 X2 M X3 M’ X
Barang Normal
Barang normal adalah barang yang
permintaannya sesuai dengan pendapatan
riel

42
Kurva
pendaapatan
Y konsumsi
R
P
Q

X3 X1 X2 M M’ X
Barang Inferior
Barang inferior adalah barang yang permintaannya
berkurang mkeluargaala pendapatan riel meningkat

43
Kurva
pendaapatan
Y konsumsi
R
P
Q

X3 X1 X2 M M’ X
Barang Inferior
Barang inferior adalah barang yang permintaannya
berkurang manakala pendapatan riel meningkat

44
Y
I2 I3

Kurva
P R pendaapatan
Q
konsumsi
I1
X1 X2 M X3 M’ X
Barang Normal
Barang normal adalah barang yang
permintaannya sesuai dengan pendapatan
riel

45
 Sebuah keluarga membelanjakan barangnya
untuk barang X dan Y. Fungsi Gunanya adalah
U=X¼Y¾. Harga barang X=100 dan barang
Y=100.
◦ Jika pendapatan =1200 berapa konsumsi barang X
dan Y
◦ Jika pendapatan = 2400 berapa konsumsi barang X
dan Y
◦ Jika pendapatan = 6000 berapa konsumsi barang X
dan Y
◦ Gambarkan kurva konsumsi dan pendapatan

46
 Sebuah keluarga membelanjakan barangnya
untuk barang X dan Y. Fungsi Gunanya adalah
U=X¼Y¾. Harga barang Y=100 dan Anggaran
M=6000
 Jika harga barang X=100 berapa konsumsi
barang X dan Y.
 Jika harga barang X=80 berapa konsumsi barang
X dan Y.
 Jika harga barang X=50 berapa konsumsi barang
X dan Y.
 Gambarkan kurva pengaruh penurunan harga
barang X terhadap konsumsi barang X

47
 Elastisitas Permintaan
◦ Persentase perubahan permintaan akibat persentase
perubahan harga, dengan asumsi faktor lain dianggap
konstan
Ep  Q/Q  Q . P
P / P P Q

 Faktor yang mempengaruhi elastisitas permintaan


◦ Industri
 Produk Substitusi
 Jangka Waktu
 Batasan pasar
◦ Komoditi
 Struktur Pasar

48
 Elastisitas Pendapatan
◦ Persentase perubahan permintaan akibat perubahan pendapatan
dengan asumsi faktor lain dianggap konstan

Q / Q Q I
EI   .
I / I I Q
Elastisitas Silang
II i


◦ Persentase perubahan permintaan produk X akibat perubahan
harga produk Y dengan asumsi faktor lain dianggap konstan

Qx / Qx Q P
EXY   .
Py / Py P Q
E > 1, Elastis
E = 1 Unitari Elastis
E < 1, Inelastis

49
6
5
4
3
2
0 1

0 10 20 30 40 50 60

Elastisitas Titik
Q P
Ep  
P Q
 10 4
Ep    2
1 20
Elastisitas Busur
Q ( P2  P1 ) / 2
Ep  
P (Q2 Q 1 ) / 2
10 (3  4) / 2
Ep    1,4
1 (30  20) / 2
50
1. Sebuah fungsi permintaan adalah Q=100-
10P.
a. Gambarkan fungsi permintaan Q dengan
perubahan harga 1 s/d 10.
b. Bila harga P berubah dari 2 menjadi 4 berapa
perubahan Q.
c. Berapa nilai elastisitas titik dan busur.
2. Sebuah fungsi Q=1000+0,25I-20P+25P’
a. Jika I=10.000, P=10 dan P’=20. Berapa Q
b. Pada P berapa sehingga Q=0

51
 Konsep Produksi
 Law of Diminishing Return
 Fungsi Produksi
 Analisis Optimasi Produksi
 Pendekatan Matematik
 Produksi Dua Input
 Produksi Dua Input Pada Output Yang Sama
 Kurva Jalur Ekspansi
 Pendekatan Matematik
 Fungsi Produksi
Y = f (X1,X2,......Xn)
Y = Output
X = Input
 Konsep
◦ P = Product = Y Y
◦ MP = Marginal Product X
◦ AP = Average Product = (Y/X)
Y X
◦ E = Elastisity= X  Y

2
 Jika
suatu faktor produksi
ditambahkan dan faktor produksi
lainnya tetap maka produksi akan
meningkat. Jika ditambah lagi
faktor produksi maka produksi
akan meningkat, tetapi
peningkatannya semakin menurun

3
Fungsi Y=-X3+12X2+60X
900

800

700

600
I
II III
500

400
Y

300

200

100

-100

-200
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
X 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
Y 71 160 261 368 475 576 665 736 783 800 781 720
MP 81 96 105 108 105 96 81 60 33 0 -39 -84
AP 71 80 87 92 95 96 95 92 87 80 71 60
Ep 1.1408 1.2 1.2069 1.1739 1.1053 1 0.8526 0.6522 0.3793 0 -0.549 -1.4

4
Y  Py  X  Px
Y
 Py  Px
X
Y
 Py  Px
X
MP  P y  Px
VMP  Px

5
Y   X 3  12 X 2  60 X
Px  33
Py  1
Y
MP   3 X 2  24 X  60
X
Titik Optimal MP  Py  Px
(3 X 2  24 X  60) 1  33
 3 X 2  24 X  60  33  0
 3 X 2  24 X  27
 b  b 2  4ac
X1, X 2 
2a
 24  24 2  4  (3)  27
X1, X 2 
2  3
X 1  1  ( tidak mungkin input negatif)
X 2  9  ( titik optimal)
1. Sebuah perusahaan ingin mengetahui berapa tenaga kerja
yang optimal untuk menjalankan sebuah mesin. Fungsi
produksi adalah Y = -X3+1,5X2+90X. Harga produk Y
adalah Rp. 10.000 dan harga tenaga kerja X adalah Rp.
300.000. Berapa tenaga kerja yang harus dipakai.
2. Diketahui fungsi produksi Y = X3 – 12 X2 – 40X dengan
PY=1 dan PX=20. Berapa input X yang paling optimal.
3. Sebuah fungsi produksi Y= –X3+15X2+2000X, harga Px =
200 dan Py = 1. Berapa input X yang optimal
4. Fungsi produksi barang Y adalah Y=X3-30X2-800X.
Sedangkan X adalah input produksi. Harga Y adalah Rp. 5
dan harga X adalah Rp. 500. Tentukan berapa input X yang
harus diberikan agar tercapai efisiensi maksimum
5. Gambarkan fungsi produksi, Marjinal produk, average
produk, elastisitas pada daerah I, II dan III
 Seorang mahasiswa melakukan percobaan jumlah pupuk dengan
produksi jagung per hektar hasilnya terlihat pada tabel dan grafik
Tabel Produksi

Pupuk Produksi Produksi Jagung


11 823
12 888 1100
14 994
15 1031 1000
Produksi

14 994
16 1056
15 1032 900
17 1067
y = -0,252x3 + 5,119x2 + 47,95x + 11,61
18 1062 800
20 1000
10 15 20 25
20 1000
Pupuk
22 858

Jika harga pupuk Rp. 2000/kg dan jagung Rp. 1000/kg.


Berapa Kg pupuk optimal
Produksi Dua Input

50

40
Produksi

30

20

10

7
6 7
5 6
4 5
3 4
3
2 2
1 1
Modal
Tenaga Kerja

9
Produksi dua input

45

40

35 40-45
30 35-40
Produksi

25 30-35
20
25-30
15
20-25
10
15-20
5
10-15
0
5-10
7

7
6 0-5
5

5
4

4
3

3
2

2
1

1
Tenaga Kerja Modal

10
Produksi dua input
7

40-50

4 30-40

20-30

10-20
3
0-10

2
Modal
Produksi

1
7 6 5 4 3 2 1
Tenaga Kerja
Produksi dua input
7

40-50

4 30-40

20-30

10-20
3
0-10

2
Modal
Produksi

1
7 6 5 4 3 2 1
Tenaga Kerja
MODAL

ISO COST

ISOQUANT

TENAGA KERJA

13
Modal

TC3/r Kurva Jalur Ekspnasi

TC2/r E3

III

E2
TC1/r
II
E1
I Tenaga
Kerja

TC1/w TC2/w TC3/w

14
Q  100 K 0 , 5 L0 , 5
C  1000
w  50 (Biaya Tenaga Kerja)
r  50(Biaya Modal)
Z  100 K 0 , 5 L0 , 5   (C  wL  rK )

15
dZ
dL  50 K 0,5 L0,5  50  0
50 K 0,5 L0,5  50
100
  K 0,5 L0,5 90
80
dZ
 50 K 0,5 L0,5  50 70
60
dK 50

K
  K 0,5 L0,5 40
30

  20
10
0,5 0,5
K 0,5
L K 0,5
L 0
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20
KL L

1000  50 L  50 K
1000  50 L  50 L
1000  100 L
1000
L  10  K  10
10

16
1. Sebuah fungsi produksi Q=100 K0,5 L0,5 dengan w=30
r=40. Tentukan K dan L Optimum. C=1000
2. Diketahui fungsi produksi dua input adalah Q= 50
K0,25L0,75. dengan biaya input kapital r=20 dan biaya
tenaga kerja w=60. Dengan biaya C= 10.000. berapa
input K dan L yang paling optimal.
3. Diketahui fungsi produksi Q = 120 K 0,75L0,25 dengan
r= 30 dan w = 10 berapa K dan L yang optimal,
dengan modal 360.
4. Sebuah fungsi produksi Q=KL-0,8K2-0,2L2
dimana r=10 dan w=10. Sedangkan biaya
C=240
5. Gambarkan kurva dua produk meliputi
isoquant dan isocost
Suatu Pabrik mempekerjakan tenaga kerja non trampil (X1) dan trampil (X2).
Dengan upah tenaga non trampil adalah Rp. 10.000 per hari dan terampil Rp.
20.000,- per hari. Anggaran tenaga kerja per tahun adalah Rp. 50.000.000,-
. Hasil analisis produksi dengan memakai hari kerja yang berbeda terlihat
pada tabel.
Tahun Produksi TK1 TK2
(Ton) (Hari Kerja) (Hari Kerja)
1991 4,570 2,000 2,500
1992 4,795 1,900 2,800
1993 4,488 1,800 2,600
1994 4,990 2,100 2,800
1995 4,635 2,200 2,400
1996 4,964 2,250 2,650
1997 5,151 2,400 2,700
1998 5,351 2,500 2,800
1999 5,552 2,600 2,900
2000 5,600 2,800 2,800

Berapakah hari kerja per tahun yang paling optimum


Untuk tenaga kerja non trampil dan trampil
Ln Q Ln X1 Ln X2
8.427268484 7.60090246 7.824046011
8.475328987 7.549609165 7.937374696
8.409162447 7.495541944 7.863266724
8.515191189 7.649692624 7.937374696
8.441391478 7.696212639 7.783224016
8.509967146 7.718685495 7.882314919
8.54694615 7.783224016 7.901007052
8.585038738 7.824046011 7.937374696
8.621913502 7.863266724 7.972466016
8.630521877 7.937374696 7.937374696

SUMMARY OUTPUT

Regression Statistics
Multiple R 0.999998045
R Square 0.99999609
Adjusted R Square 0.999994973
Standard Error 0.00017781
Observations 10

ANOVA
df SS MS F Significance F
Regression 2 0.056601132 0.028300566 895123.2568 1.18207E-19
Residual 7 2.21315E-07 3.16164E-08
Total 9 0.056601353

Coefficients Standard Error t Stat P-value


Intercept 0.679879683 0.007873187 86.35380984 7.35423E-12
X Variable 1 0.400399872 0.000465178 860.7458876 7.54463E-19
X Variable 2 0.60126848 0.001109085 542.1300909 1.91875E-17
Diketahui Fungsi Cobb Douglas
Ln Q  0,67988  0,4004 Ln X1  0,6013 Ln X 2
Q  1,9736 X 10 , 4004 X 20 , 6013
PX 1  10.000
PX 2  20.000
M  50.000 .000 ,
Berapa X1 dan X 2 Optimum
 Konsep Biaya, Penerimaan dan Laba
 Konsep MR, MC dan AC
 Fungsi biaya, Penerimaan dan Laba
 Kurva biaya, Penerimaan dan Laba
 Kurva MR, MC dan AC
 Pendekatan Matematik
 Jangka panjang dan jangka pendek

1
 Biaya/Cost
◦ Biaya adalah pengeluaran untuk terjadinya proses produksi
 Biaya Tetap/Fixed Cost (FC)
◦ Biaya tetap adalah biaya yang dikeluarkan tanpa
dipengaruhi variasi produksi
◦ Contoh: Pajak
 Biaya Variabel/Variable Cost (VC)
◦ Biaya variabel adalah biaya dikeluarkan yang dipengaruhi
variasi produksi
◦ Contoh:Material
 Biaya Total /Total Cost (TC)
◦ Biaya Tetap + Biaya Variabel

2
 Biaya Tetap Rata-rata / Average Fixed Cost (AFC)
◦ Biaya tetap dibagi jumlah produksi FC
AFC 
Q
 Biaya Variabel Rata-rata / Average Variable Cost
(AVC) VC
◦ Biaya variabel dibagi jumlah produksi AVC 
Q
 Biaya Total Rata-rata / Average Total Cost (AC)
◦ Biaya total dibagi jumlah produksi TC
AC 
Q
 Biaya Marjinal / Marginal Cost (MC) TC
◦ Tambahan biaya akibat tambahan produksi MC  Q

3
 Penerimaan / Revenue (R)
◦ Penerimaan adalah harga dikalikan jumlah
produksi R  PQ

 Penerimaan Rata-rata / Average Revenue (AR)


◦ Penerimaan dibagi dengan jumlah produksi AR  R
Q
 Penerimaan Marjinal / Marginal Revenue (MR)
◦ Tambahan penerimaan akibat tambahan produksi
R
MR 
Q
 Keuntungan
◦ Penerimaan Total - Biaya Total cost

  RC
4
Q P R FC VC C Profit MR MC AC
0 60 0 128 0 128 -128 60 69
1 60 60 128 56 184 -124 60 44 184,00
2 60 120 128 90 218 -98 60 25 109,00
3 60 180 128 108 236 -56 60 12 78,67
4 60 240 128 116 244 -4 60 5 61,00
5 60 300 128 120 248 52 60 4 49,60
6 60 360 128 126 254 106 60 9 42,33
7 60 420 128 140 268 152 60 20 38,29
8 60 480 128 168 296 184 60 37 37,00
9 60 540 128 216 344 196 60 60 38,22
10 60 600 128 290 418 182 60 89 41,80

5
700

600 R

500

C
400

300 VC

200

100
FC

0
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11
Q 0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
P 60 60 60 60 60 60 60 60 60 60 60
R 0 60 120 180 240 300 360 420 480 540 600
FC 128 128 128 128 128 128 128 128 128 128 128
VC 0 56 90 108 116 120 126 140 168 216 290
C 128 184 218 236 244 248 254 268 296 344 418

6
200

180

160

140

120
MC
100

80

60 MR
40
AC
20

0
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11
MR 60 60 60 60 60 60 60 60 60 60 60
MC 69 44 25 12 5 4 9 20 37 60 89
AC 184.00 109.00 78.67 61.00 49.60 42.33 38.29 37.00 38.22 41.80

7
250

200

Π
150

100

50

-50

-100

-150
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11
Profit -128 -124 -98 -56 -4 52 106 152 184 196 182

8
MC
P MR AC

9
R  60Q
C  Q 3  14Q 2  69Q  128
R
MR   60
Q
C
MC   3Q 2  28Q  69
Q
MR  MC
60  3Q 2  28Q  69
 3Q 2  28Q  9  0
b b 2  4ac
Q1 , Q 2 
2a
 ( 28)  ( 28 2 )  4  ( 3)  ( 9) 28  784  108  28  26
Q1 , Q 2   
2  ( 3) 6 6
 28  26 1
Q1  
6 3
 28  26
Q2  9
6

10
 2
 6Q  28
 2Q
1
Q1  6   28  2  28  26  Kurva Minimum
3
Q 2  6  9  28  54  28  26  Kurva Maksimum

  R C
  60Q  (Q 3  14Q 2  69Q  128)
  60  (9)  {(9) 3  14  (9) 2  69  (9)  128
  196

11
1. Diketahui fungsi biaya variabel VC = Q3-180Q2 + 7.500Q dan
biaya tetap FC=50.000. Fungsi penerimaan adalah R=1500Q.
Berapa Q dan laba Optimal
2. Diketahui fungsi penerimaan R=40Q dengan fungsi biaya
C=2Q3-63Q2+160Q-1800. Berapa Q dan laba Optimal
3. Diketahui fungsi penerimaan R = 100Q-7Q2 dengan fungsi
biaya C = Q3-40Q2+220Q+800. Berapa Q dan laba Optimal
4. Sebuah perusahaan mempunyai fungsi biaya C = Q3-
225Q2+20.000Q+250.000 dengan fungsi penerimaan R =
5000 Q. Berapa Q dan laba Optimal
5. Sebuah perusahaan dengan fungsi penerimaan R=160Q dan
fungsi biaya C=Q3-27Q2+300Q+100. Berapa Q dan laba
Optimal
6. Gambarkan fungsi R, VC, FC, TC, Laba, MR, MC, AC dan kotak
laba

12
 Dalam jangka panjang semua biaya tetap
adalah biaya variabel
AC SAC1

SAC2
BIAYA RATA-RTA

LAC

SAC3 SAC3

SAC3

SKALA PRODUKSI Q
13
SCI: Adalah perubahan proposional output akibat
semua input ditambah secara proposional

q
( )
q
SCI  SCI  1  Increasing Return to Scale

SCI  Indeks Skala Ekonomi SCI  1  Constan Return to Scale
q  output SCI  1  Decreasing Return to Scale
  input

14
x px
SCI  MPx 
q px
MPx xp x
SCI  
px q
q
( ) c
q MC 
SCI  q

Ditambah input x qy
q  MPx x c  x  px
q MPx x x
 MC   px
q q y
q y
1
 ( MPx x)  MPx
q q x
x 1
q x x 
 ( MPx ) y MP
q q x
p
q x x MC  x
 ( MPx )( ) MPx
q q x
x 1 MPx
 
x MC px
q  x C  xp x
  MPx  1 C
q  q SCI  
MC q
q  x
( )  MPx  C
AC 

q q
SCI  q
 
AC
SCI  MPx
x SCI 
q MC
Jangka panjang
LAC
SCI 
LMC
15
Elastisitas biaya (Ec) adalah perbandingan tambahan biaya
dibagi dengan tambahan output
C
EC  C
q Hubungan : Elastisitas biaya
q
merupakan kebalikan koefisien
C q
EC 
q C
 fungsi.
C Jika Ec>1 artinya tambahan biaya
AC 
q melebihi tambahan output
MC 
C SCI<1 tambahan biaya lebih kecil
q
LMC
dari tambahan output
EC 
LAC
1
EC 
SCI

16
LAC

1
SCI

17
LAC

Diseconomics
Economics
of scale
of scale

Increasing Constan Return Decreasing


Return to Scale to Scale Return to Scale

18
SAC=Biaya rata-rata jangka pendek
LAC= Biaya rata-rata jangka
SMC=Biaya marjinal jangka pendek
LMC= Biaya marjinal jangka

SAC
LAC
P SAC SAC SAC
SAC

P SMC Q
SMC
SMC
SMC SMC LMC

SCI<1 Q
P SCI>1 SCI=1 LMC
LAC

Q 19
LMC LAC

20
PERUSAHAAN PASAR

MC
ΣMC=S
P3

P2

P1

Q1 Q2 Q2 Q1 Q2 Q2

21
LAC1

LAC2

Menurun karena
kurva belajar

22
S=ΣMC

P ACM

Rente
Ekonomis D
ACS

23
PERUSAHAAN PASAR

MC
ΣMC=S

P2
P1

Q2 Q1
Q1 Q2

24
P Q P
ES  
P Q

ΔP ES >1 Elastis
ES =1 Unitary Elastis
ES <1 Inelastis

Q
ΔQ
25
D1
D0
S

ΔP

ΔQ

26
D1
D0
S

ΔP

ΔQ

27
ATC

AVC

TITIK P1
KEBANGKRUTAN

P2

28
 Apa yang menyebabkan dalam jangka
panjang perusahaan akan optimal pada
Constan Return to Scale
 Mengapa menjadi perusahaan pertama dalam
menghasilkan rente ekonomi dalam jangka
panjang
 Apakah perusahaan akan tetap berproduksi
dalam jangka pendek walaupun merugi
 Jelaskan hubungan antara laba jangka pendek
dengan elastisitas supply

29
 Pembagian struktur pasar
 Penentuan harga dalam pasar persaingan
sempurna
 Penentuan harga dalam pasar monopoli
 Hambatan pasar
 Praktek penetapan harga
 Diskriminasi harga
 Pasar persaingan monopolistik
 Pasar Oligopoli
 Pasar input
 Pasar Output
◦ Persaingan Sempurna
◦ Monopoli
◦ Persaingan Monopolistik
◦ Oligopoli
 Pasar Input
◦ Persaingan Sempurna
◦ Monopsoni
◦ Persaingan Monopsonistik
◦ Oligopsoni

2
 Banyak pembeli dan penjual, dan mereka
adalah penerima harga
 Produk homogen
 Terdapat mobilitas sumberdaya
 Tidak ada hambatan pasar / Free entry and
exit
 Setiap peserta pasar mempunyai
pengetahuan yang sempurna

3
Monopoli
Suatu struktur pasar dimana hanya terdapat satu
penjual, dengan tidak ada produk subtitusi, dan
hambatan pasar yang sangat tinggi.
Pabrik penentu harga (Price Maker)
Persaingan monopolistik
Suatu struktur pasar dimana banyak penjual yang
mempunyai diferensiasi
Oligopoli
 Suatu struktur pasar dimana ada beberapa
penjual yang dapat mempengaruhi pasar
Persaingan Sempurna
Monopoli

Persaingan Monopolistik Oligopoli

Jumlah Pabrik dalam industri


Diferensiasi

5
 Pasar Monopoli
 Satu perusahaan menguasai 100 % pangsa pasar
 Elastisitas silang mendekati nol
 Halangan masuk pasar sangat tinggi
 Oligopoli Dominan
 Satu perusahaan menguasai 100 - 50 % pangsa pasar
 Tak ada pesaing dekat
 Oligopoli Pekat
 Empat perusahaan menguasai 100- 60 % pangsa pasar
 Interdepensi dalam penetapan harga
 Persaingan Monopolistik
 Banyak pesaing tapi tak ada yang menguasai pasar lebih dari 20 %
 Persaingan sempurna
 Amat banyak pesaing, dengan setiap peserta pasar mempunyai pangsa pasar yang
kecil.
 Elastisitas silang tinggi
 Halangan pasar rendah
Market Structure Dimensions Characteristics
Seller Concentration Atonomism, Oligopoly, Monopoly
Buyer Concentration Atonomism, Oligopsony, Monopsony

Product Subtitution Homogenity and differentation


Entry Conditiion Freedom to Entry, Impeded Entry or
blockaded entry
 Pasar persaingan sempurna adalah penerima harga, sehingga berapa
pun produksi yang dihasilkan tidak akan mempengaruhi harga, sehingga
MR=P dengan kurva datar.
 Produksi adalah pada titik MC=MR=P
 Elastisitas harga sangat elastis, sehingga sedikit saja harga diatas harga
pasar maka produk tidak akan laku.

MC

P D=MR=P

Q
Jangka Pendek Pasar
Pabrik
MC
S
AC
P
Keuntungan D

Q Q

Jangka Panjang
Pasar
Pabrik
MC AC
S
P Keuntungan
D

Q Q

9
Jangka Pendek
Pabrik dan Pasar
MC AC
P
Keuntungan
MR D
Q

Jangka Panjang

Pabrik dan Pasar


MC AC
P
Keuntungan
MR D
Q

10
Permintaan Pasar Persaingan Sempurna Jangka
Panjang
60
MC

50

40

AC
30

20
P=D=MR

10

0
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
P 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20
MR 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20
MC 44 25 12 5 4 9 20 37 60 89
AC 56 45 36 29 24 21 20 21 24 29
PASAR MONOPOLI JANGKA PANJANG
100 MC

80

60

40
AC
20
P
0

MR
-20
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
P 32 30 28 26 24 22 20 18 16 14
MR 30 26 22 18 14 10 6 2 -2 -6
MC 44 25 12 5 4 9 20 37 60 89
AC 56 45 36 29 24 21 20 21 24 29
P  34  2Q
R  34Q  2Q 2
C  Q 3  14Q 2  69Q
D  P  20
  RC
R  20Q   (34Q  2Q 2 )  (Q 3  14Q 2  69Q)
C  Q 3  14Q 2  69Q   Q 3  12Q 2  35Q
  RC 
 3Q  24Q  35  0
2

  20Q  (Q  14Q  69Q)


3 2 Q
 b  b 2  4ac
  Q 3  14Q 2  49Q Q1 , Q2 
2a

 3Q  28Q  49  0
2
 24  24 2  4  (3)  (35)
Q Q1 , Q2 
2  3
 b  b 2  4ac  24  12,49
Q1 , Q2  Q1 , Q2 
6
2a
 24  12,49  11,51
Q1    1,918
 28  28 2  4  (3)  (49) 6 6
Q1 , Q2 
2  3 Q2 
 24  12,49 36,49
  6,08
 28  14  14 6 6
Q1    2,33  2
6 6  6Q  24
Q
 28  14
Q2  7  2
6 Q  1,918   12,49( ) min
Q
 2
 6Q  28  Q  2,33  14( )  min imum  2
Q Q  6,08   12,49() max
Q
 2   6,08 3  12  6,08 2  35  6,08  6,041
 6Q  28  Q  7  14()  maksimum
Q P  34  2  6,041  21.918
  7 3  14  7 2  49  7  0
S = MC
Pm
Ppc
D
MRm

Qm Qpc
Pm = Harga pada Monopoli
Ppc = Harga pada Persaingan Sempurna
Qm = Kuantitas pada Monopoli
Qpc = Kuantitas pada Persaingan Sempurna
D = Permintaan
S = Penawaran
MR = Penerimaan Marjinal
MC = Biaya marjinal
14
Return On Investment (%)

35
Oligopoli
30 Diferensiasi bekerjasama
tinggi
25
20
15 Oligopoli
bersaing
10
Diferensiasi
5 rendah
0
0 20 40 60 80 100
Pangsa Pasar (%)
 Dukungan Pemerintah
 Kepemilikan sumberdaya tanpa adanya
subtitusi
 Paten
 Sertifikat penguasaan
 Skala ekonomi
 Kartel dan kolusi
 Monopoli natural

16
 Keunggulan biaya absolut
◦ Biaya perusahaan lebih rendah dari pesaing
 Teknologi, kemudahan akses bahan mentah, lokasi, kurva belajar, subsidi.
 Skala ekonomi
◦ Untuk mendirikan diperlukan skala ekonomi tertentu sehingga hanya perusahaan
besar yang dapat masuk pasar
 Persyaratan modal
◦ Untuk mendirikan perusahaan di industri tersebut memerlukan dana besar.
 Differensiasi produk
◦ Perusahaan mempunyai sesuatu yang bernilai di benak konsumen
 Biaya peralihan penggunaan produk
◦ Bila konsumen berpindah produk maka ia harus mengeluarkan biaya
 Akses saluran distribusi
◦ Perusahaan menguasai saluran distribusi
 Peraturan
◦ Untuk memasuki industri harus mempunyai syarat-syarat tertentu.
 Mengapa dalam jangka panjang pada pasar
persaingan sempurna tidak terdapat laba yang
lestari.
 Pada dasarnya apa yang menyebabkan terjadinya
pasar persaingan sempurna dan monopoli.
 Jelaskan bahwa diferensiasi dan kerjasama adalah
usaha untuk membentuk hambatan pasar.
 Apakah betul jika diferensiasi dan kerjasama dapat
menjaga laba agar tetap lestari.
 Bagaimana menjaga diferensiasi dan kerjasama
diantara Pabrik dalam satu industri

18
m  Marjin keuntungan
dQ dP
R  C  mC MR  P 
dQ
Q
dQ
R C  mC MR  P  Q 
dP
 dQ
Q Q dQ P dP 1 P
Ep     
P  AC  m  AC dP Q dQ E d Q
1 P
P  AC ( 1  m) MR  P  Q  
Ed Q
R  PQ MR  P 
P
Ed
1
MR  P  (1  )
Ed
Perusahaan monopoli akan
MR  MC
berusaha agar produksi
maksimal Ed=-1 P  (1 
1
)  MC
Ed
Q P Skala optimal jangka panjang MC  AC
Ed  
P Q P(
Ed

1
)  AC
E d Ed
Ed 1
Ed<-1 P(  )  AC
E d Ed
Ed  1
MC P( )  AC
Ed=-1 Ed
P P  AC 
Ed
AC Ed  1
Ed
AC  (1  m)  AC 
Ed>-1 Ed  1
Q Ed
1 m 
MR Ed  1
Ed
m 1
Ed  1
Q
Ed=-4
Ed=-2
Ed Ed
m  1 m  1
Ed  1 Ed  1

2
m  1  1 4
 2 1 m   1  0.25
 4 1

Marjin Laba = 100 % Marjin Laba = 25 %


Ed
m 1
Ed  1
E d  10
 10  10
m 1   1  0,11  11%
 10  1 9
E d  100
 100  100
m 1   1  0,01  1%
 100  1  99
Pasar persaingan sempurna elastisitas sangat tinggi
Ed  
m0
Indeks Lerner untuk mengukur kekuataan
monopoli
1
L
Ed

L=0 adalah pasar persaingan sempurna


Ed = ∞ maka L=0
L=1 adalah pasar monopoli kuat
Ed = -1 maka L=1
MC

Laba

D
MC
P
Laba

D
MR
P3
Laba III MC
P1

Laba I
P2
Laba II

D
MR
MC

Laba

D
MR
Harga
dibatasi MC

Laba

D
MC
Harga
meningkat

P1

P0
D0

D1

MR0
MR1

Q
MC

P
D1

MR1
D0

MR0

Q1
Q0
Jumlah barang
meningkat
MC1

Kenaikan MC0
harga
tinggi P1

P0

MR

Q1
Q0
MC1

Kenaikan MC0
harga
rendah

P1
P0

MR

Q1 Q0
MC1

MC2

ΣMC

MR

Q1
Q2 ΣQ
 Mengapa perusahaan monopoli tidak akan
melebihi produksi dalam jangka panjang
diatas MR=MC=AC
 Mengapa dalam perusahaan monopoli
permintaan pasar merupakan permintaan
perusahaan
 Mungkinkah ada beberapa perusahaan tetapi
dianggap sebagai monopoli
 Apa hubungannya antara marjin keuntungan
dengan kekuatan monopoli
 Terdapat beberapa penjual yang saling
mempengaruhi satu sama lain
 Produk Homogen diantara sesama Pabrik
oligopi
 Produk unik dan sukar disubtitusi diluar
Pabrik oligopoli
 Hambatan pasar (Market Barrier) sangat tinggi

35
AC

1/3D ½D D
¼D
Maksimal 3 perusahaan, jika 4 dibawah
AC (tidak ada laba)
36
MC
AC

P
LABA

1/3 D
MR

37
PI
Laba I

QI

38
P  40  Q
R  PQ
R  (40  Q)  Q
R  40Q  Q 2
dR
 40  2Q  0
dQ
2Q  40
Q  20
P  40  20  20
R  20  20  400
Pe

Laba II Laba I

QI

40
P  40  Q
LABA / PENERIMAAN PERUSAHAAN 1
R  PQ
R  (40  Q)  Q R 1  P1  Q1
R  40Q  Q 2 R 1  20  10  200
MR  MC  0 LABA / PENERIMAAN PERUSAHAAN 2
R
Q
 40  2Q  0 R 2  P2  Q2
Q  20 R 2  20  10  200
P  40  Q
P  40  20  20
1
Q1  Q  10
2
1
Q2  Q  10
2
Pe D
Laba I
Laba II

QI
Q II

42
P  40  Q P  40  Q
Titik optimal qurnot Q1  Q2
MC1  MC2  0 MC1  MC 2  0
Q1  20  0,5Q2
Q  Q1  Q2 Q  Q1  Q2
Q1  20  0,5  (20  0,5Q1 )
R1  P  Q1 R2  P  Q2
Q1  20  10  0,25Q1
R1  (40  (Q1  Q2 ))  Q1 R2  (40  (Q1  Q2 ))  Q2
0,75Q1  10
R1  40Q1  Q1  Q1Q2 R2  40Q2  Q2  Q1Q2
2 2
Q1  15
R1 R2 Q2  15
MR1   40  2Q1  Q2 MR2   40  2Q2  Q1
Q1 Q2 Q  Q1  Q2  30
MR1  MC1 MR2  MC 2 P  40  Q
40  2Q1  Q2  0 40  2Q2  Q1  0 P  10
2Q1  40  Q2 2Q2  40  Q1
Q1  20  0,5Q2 Q2  20  0,5Q1

LABA / PENERIMAAN PERUSAHAAN 1


R 1  P1  Q1
R 1  10  15  150
LABA / PENERIMAAN PERUSAHAAN 2
R 2  P2  Q2
R 2  10  15  150
Q2  20  0,5Q1
R1  40Q1  Q1  Q1Q2
2 LABA / PENERIMAAN PERUSAHAAN 1
R1  40Q1  Q1  Q1  (20  0,5Q1 )
2 R 1  P1  Q1
R1  40Q1  Q1  20Q1  0,5Q1
2 2
R 1  10  20  200
R1  20Q  0,5Q1
2
LABA / PENERIMAAN PERUSAHAAN 2
MR1  20  Q  0
R 2  P2  Q2
Q1  20
Q2  20  0,5Q1 R 2  10  10  100
Q2  20  0,5  20
Q2  10
Q  Q1  Q2  20  10  30
P  40  Q
P  40  30  10
P1  3  0,25 P2
Q1  12  2 P1  P2 P2  3  0,25 P1
Q2  12  2 P2  P1 P1  3  0,25  (3  0,25 P1 )
C1  C 2  20 P1  3  0,75  0,0625 P1
 1  R1  C1 P1  0,0625 P1  3,75
 1  P1  Q1  C1 0,9375 P1  3,75
 1  P1  (12  2 P1  P2 )  20 3,75
P1  4
 1  12 P1  2 P  P1 P2  20
1
2
0,9375
1 P2  3  0,25 P1
 12  4 P1  P2  0
P1 P2  3  0,25  4
4 P1  12  P2 P2  4
P1  3  0,25 P2 Q1  12  2 P1  P2
Dengan cara yang sama Q1  12  2  4  4
P2  3  0,25 P1 Q1  8
 1  P1  Q1  C1
 1  4  8  20
 1  12
 2  P2  Q2  C 2
 2  4  8  20
 2  12
Q1  12  2 P1  P2 Q1  12  2 P1  P2
Q2  12  2 P2  P1 P1  P2  P  6
C1  C 2  2 Q1  12  2  6  6
QT  Q1  Q2 Q1  6
QT  12  2 P1  P2  12  2 P2  P1  1  P1  Q1  C1
P1  P2  P  1  6  6  20
QT  12  2 P  P  12  2 P  P  1  16
QT  24  2 P  2   1  16
T  P Q  C
 T  P  (24  2 P)  40
 T  24 P  2 P 2  40
 T
 24  4 P  0
P
P6
Jumlah konsumen = 100
Tidak turunkan harga = Rp. 50
Turunkan harga = Rp. 40 PERUSAHAAN B

Turunkan Tidak
Harga Turunkan
Harga
PERUSAHAAN A

Turunkan (200,200) (400,0)


Harga

Tidak (0,400) (250,250)


Turunkan
Harga

Kooperatif : Keduanya sepakat tidak menurunkan harga


Tidak kooperatif : Keduanya pasti menurunkan harga karena
takut penapatan nol
Jika terus bersaing maka P=MC=AC
47
F
P
A MC’
B
MC
G
MC’’
E
H
MR D
J C

Q
P = Harga
Q = Kuantitas
D = Permintaan
MR = Penerimaan Marjinal
MC = Biaya Marjinal 48
P Pabrik 1 Pabrik 2 Kartel
MC1 MC2
MC
AC1 AC2 D
MR

Q
MC1= Biaya Marjinal Pabrik 1
AC1 = Biaya rata-rata Pabrik 1
MC2= Biaya Marjinal Pabrik 2
AC2 = Biaya rata-rata Pabrik 2
MC = Gabungan Biaya Marjinal
MR = Penerimaan Marjinal Kartel
D = Kartel
P = Harga 49
P
MCL
MCF
P

DL
D
MRL

QL QF Q
D = Permintaan pasar
MCF = Biaya marjinal gabungan
DL= Permintaan Pabrik pemimpin pasar
MRL = Penerimaan marjinal Pabrik pemimpin pasar
MCL = Biaya marjinal Pabrik pemimpin pasar
P = Harga
QL = Kuantitas produk pemimpin pasar
50
QF = Kuantitas produk Pabrik lainnya
 Terdapat banyak penjual dan pembeli
 Produk Heterogen dan berbeda satu dengan
yang lainnya (diferensiasi produk)
 Hambatan pasar tidak terlalu kuat
 Terdapat subtitusi dalam jangka panjang

51
D2

D1

P1 MC
AC
P1’ MR
P2
D1

D2

Q1’
Q1
Harga tetap di P1, jika P1’ maka persaingan
membuat harga di P2
52
D2

D1
AC

P1 MC

P1’ MR
P2
D1

D2

Q1’
Q1

Dalam jangka panjang


tidak ada laba 53
 Mengapa dalam pasar persaingan
monopolistik ada keengganan menurunkan
harga untuk mendapat keuntungan lebih
besar
 Mungkinkah dalam pasar monopolistik
mendapatkan laba akunting walaupun laba
ekonomis nol
 Faktor apa yang memungkinkan laba dalam
persaingan monopolistik
 Mengapa dalam ekuilibrium qurnot outputnya
stabil, sehingga tidak ada insentif untuk
merubah output
 Output berkolusi akan menguntungkan kedua
belah pihak. Mengapa yang terjadi
kebanyakan ekuilbrium qurnot.
 Dalam pasar oligopoli mengapa ada
keengganan merubah harga sehingga terjadi
kurva patah
 Mengapa OPEC dapat menaikan harga minyak
 Pasar tenaga kerja sebagai input perusahaan
 Permintaan input perusahaan pasar
persaingan sempurna
 Permintaan tenaga kerja perusahaan
monopoli
 Pasar tenaga kerja
 Rente perusahaan dari pekerja
 Diskriminasi upah
 Peranan serikat pekerja dalam
memperjuangkan upah

1
PEMANFAATAN INPUT OPTIMAL TENAGA KERJA SEBAGAI INPUT

MR  MC PX  w
C XPX X
MC 
Q

Y

Y
 PX MPX  MPL
1

Y

1

MPX w  Wage (upah)
MC X PX PX
MPL  Marginal Product of Labor
MPX 1 (Produk Marjinal Tenaga Kerja)

PX MC VMP  MPL  P  Value Marjinal Labor
MPX 1

PX MR
Pasar Persaingan Sempurna : P  MR
MPPX 1

PX P
MPX  P  PX

2
w W= upah
L = Jumlah Tenaga kerja
VMP = Value Marginal Product Labour

VMP

3
Q  Y  f ( L)
w MFC R  PQ  Y  P
Y
 Y  MR
X
Jika X  L
AFC
MPL  Y  MR  MFC
MFC L  Marjinal Factor Cost of Labor
MFC  Tambahan Nilai Tenaga Kerja
AFC  Average Factor Cost

4
MFC Wv = Nilai tenaga
kerja yang
diberikan
AFC
WA = Upah tenaga
kerja yang
w diberikan

VMP

5
Upah sesuai
MFC AFC
nilai pekerja

Wv

WA

Upah yang
VMP
diberikan

6
MFC
AFC

RENTE

VMP

L
7
DISKRIMINASI UPAH
MFC
AFC

RENTE
W1

W2 VMP

L
8
Upah
MFC AFC
minimum yg
diperjuangkan

Wm

Wa

Upah yang
VMP
diberikan

La Lm

9
MFC AFC

W2

W1

VMP

L2 L1

Pengurangan
kesempatan kerja
10
A MFC AFC

W1 = Upah
W1 B anggota serikat
pekerja
W2
W2 = Upah non
anggota

VMP

L1 L2

11
MFC
AFC

WP

WB

VMP

L
12
1. Bila anda seorang karyawan kecil perusahaan mana
yang akan dipilih perusahaan monopolis, pasar
persaingan sempurna. Jelaskan melalui gambar.
2. Bila anda seorang karyawan profesional yang
langka, pasar apa yang akan dipilih monopolis atau
pasar persaingan sempurna. Jelaskan melalui
gambar.
3. Bagaimana peranan serikat pekerja dalam
memperbaiki nasib pekerja dan meningkatkan
kesempatan kerja. Jelaskan dengan gambar.
4. Bagaimana serikat karyawan dapat meningkatkan
upah tanpa mengurangi kesempatan kerja melalui
diskriminasi upah. Jelaskan dengan gambar.

13
 Dalil ekonomi kesejahteraan
 Perdagangan dapat meningkatkan utilitas
 Teori Perdagangan Edgeworth-bowley
 Perdagangan Di Pasar Bersaing
 Faktor Yang Mempengaruhi Kegagalan Pasar
Bersaing
 Keadilan Dan Kesejahteraan
 Perdagangan Internasional Dan Peningkatan
Kesejahteraan Dunia
Y P IC = KURVA INDEFEREN

Y = Jumlah Barang Y

X = Jumlah Barang X

IC

X
Y = Jumlah Barang Y
H
X = Jumlah Barang X

H = Harga
Y
Kp = Kurva Produksi
Kp

H’

0 X
P

Kp

IC

X
ICP =Kurva Indeferen
P
dengan Perdagangan

Y
IC =Kurva Indeferen Tanpa
Kp1 Perdagangan

ICP Kp1 = Kurva produksi


IC spesialisasi Y
Kp2 Kp2 = Kurva produksi
0 spesialisasi X
X
X2 0

Y1
Kp1 IC1
Y2

IC2
Kp2

0
X1
O2
X2

A
Y1 Y2
D
E
I’1 I”1
C I’2
I1
I”2
B
I2

O1 X1
A

IC2
D

E2
IC2

E1 IC1

C
IC1

B
X2 per unit priode

Y2 per unit priode


IC2
IC’2
E3
Y1 per unit priode

IC’’2
E2
E1 IC’’1
u
IC’1

IC1

X1 per unit priode

10
X2 per unit priode

Y2 per unit priode


IC2
P
Y1 per unit priode

IC1

X1 per unit priode


Tenaga kerja dalam
produksi sandang

P Modal dalam
Kpc
produksi
sandang

Modal dalam
produksi
pangan Kpf

Tenaga kerja
dalam produksi
pangan Kpc = Kurva produksi
sandang
Kpf = Kurva produksi
pangan
Dalam perdagangan pasar bersaing akan tercapai alokasi
paling optimal semua faktor produksi dan akan mencapai
produksi maksimal yang akan mungkin dicapai dengan
semua faktor produksi yang ada

PF
MRS KFC  MRS FC
L

PC
MRS KFC  Tingkat Subtitusi Marjinal pangan ke sandang untuk modal
L
MRS FC  Tingkat Subtitusi Marjinal pangan ke sandang untuk tenaga kerja
Pf  Harga pangan
PC  Harga sandang
MPL w

MPK r
MPL  Produksi Marjinal Tenaga Kerja
MPK  Produksi Marjinal Modal
w  Harga tenaga kerja
r  Harga modal
 Pasar tidak bersaing sempurna
◦ Pasar bukan persaingan sempurna
 monopoli akan mengurangi produksi yang dihasilkan untuk
meningkatkan harga sehingga bukan produksi optimal dan
harga optimal
 Monopsoni akan mengurangi input produksi yang ditawarkan
sehingga menurunkan harga dan mengurangi input sehingga
bukan input optimal dan harga optimal
 Informasi yang tidak sempurna
◦ Produsen dan konsumen yang tidak mempunyai informasi
sempurna tidak mungkin melakukan alokasi sempurna
 Eksternalitas
◦ Biaya dan manfaat yang tidak dihitung pelaku pasar
 Barang Publik
◦ Barang yang tidak mendapat pembayaran dari pengguna
atau sangat murah sehingga tidak menutupi biaya produksi
 Perdagangan pasar bersaing akan menghasilkan
kesejahteraan
 Prinsip Keadilan
◦ Egaliter, setiap orang mendapat jumlah produk yang
sama.
◦ Pasar, setiap orang akan mendapat jumlah produk
sesuai nilai aktivitas yang ia sumbangkan ke masyarakat.
◦ Utilititarian, optimalkan pasar untuk kesejahteraan
masyarakat keseluruhan untuk membantu orang yang
mendapat sedikit.
◦ Rawlsian, mengenakan pajak bagi orang yang berlebih
jumlah produk yang diterima untuk disumbangkan
kepada orang yang kekurangan mendapat produk
 Mengapa berdagang lebih menguntungkan
dibandingkan dengan berproduksi sendiri-sendiri.
Gambarkan dan jelaskan.
 Gambarkan batas-batas orang akan terlibat dalam
perdagangan, serta jelaskan ketrampilan menawar
dapat menguntungkan dalam perdagangan.
 Mengapa dalam pasar persaingan sempurna
ketrampilan tawar-menawar kurang berguna.
 Bagaimana pasar dapat mengalokasikan semua
produk secara efisien.
 Apa yang menyebabkan pasar gagal.
 Kapan sebaiknya anda menjadi generalis atau
spesialis
Biaya/unit

Pakaian Beras
Jepang 10 20
Indonesia 20 10

 Membuat sendiri
◦ Bila Modal 40, maka yang dapat dibuat Jepang adalah 2
pakaian dan 1 beras, sebaliknya Indonesia adalah 1 pakaian 2
beras
 Berdagang
◦ Bila modal 40 Jepang membuat 4 pakaian, dan Indonesia 4
beras setelah itu berdagang 2 pakaian Jepang ditukar 2 beras
Indonesia, sehingga Jepang memiliki 2 pakaian dan 2 beras
demikian pula sebaliknya Indonesia
Pakaian Beras
Jepang 50 100
Indonesia 100 100

 Memproduksi Sendiri
◦ Bila Jepang punya 400 maka ia bisa mempunyai 4 unit
pakaian dan 2 unit beras, bila Indonesia punya 400 maka ia
bisa mempunyai 2 unit pakaian dan 2 unit beras
 Berdagang
◦ Jepang memproduksi 8 unit pakaian dan Indonesia
memproduksi 4 unit beras. 2 Unit pakaian Jepang ditukar
dengan 2 unit beras, sehingga jepang mempunyai 6 unit
pakaian dan 2 Unit beras
Surplus Konsumen

Pe Ekuilibrium

Qe
Surplus Produsen Kuantitas

19
Surplus Konsumen

Distorsi Ekonomi S
Ps
Pe Ekuilibrium

Pt
D

Qe
Surplus Produsen Kuantitas
Qs

20
Surplus Konsumen

S
Pm

Ekuilibrium

Surplus Produsen Kuantitas


Qm

21
S = MC
Pm
Ppc
D
MRm

Qm Qpc
Pm = Harga pada Monopoli
Ppc = Harga pada Persaingan Sempurna
Qm = Kuantitas pada Monopoli
Qpc = Kuantitas pada Persaingan Sempurna
D = Permintaan
S = Penawaran
MR = Penerimaan Marjinal
MC = Biaya marjinal
22
Pertambahan
Surplus
D S D konsumen S
Surplus
Konsumen

P E Pd E

Pw
Surplus
Produsen

Q Qd Qs

(A) Pengurangan surplus (B)


Produsen
23
D
S
D D
S S
ekspor Tambahan
Surplus
Pw konsumen

Tambaha
n Impor
Surplus
produsen

Qd Qs Qs Qd

Negara A Dunia Negara B

24
Px Sx Pe = Harga pasar dalam negeri
L Pw = Harga dunia (harga impor)
Pw+t = Harga impor + tarif
Pe
Pw+t M U
Pw
J N Q G P’w
K
Dx

O A A’ B’ B Kuantitas X
Qe

25
BI-74-76
Penambahan produk
X membuat alokaasi
tidak optimum di
Yw perekonomian dunia

Yw+t Uw

Uw+t

Xw+t
Xw

Penambahan produk X
akibat pengurangan impor
 Mengapa perdagangan internasional
menguntungkan kedua negara
 Jelaskan dengan gambar bahwa impor akan
menguntungkan secara keseluruhan walaupun
merugikan produsen.
 Jelaskan dengan gambar bahwa sebenarnya
ekspor merugikan konsumen
 Jelaskan dengan gambar bahwa walaupun tarif
menguntungkan negara, tapi sebenarnya
merugikan masyarakat.
 Jelaskan banyaknya tarif akan merugikan alokasi
optimum ekonomi dunia
 Eksternalitas negatif dan kegagalan pasar
 Eksternalitas positif dan kegagalan pasar
EKSTERNALITAS
Suatu kegiatan yang dilakukan akan
mempengaruhi pihak lain. Terutama pada jenis
barang rival
•Eksternalitas positif (taman)
•Eksternalitas negatif (polusi)

Ekskludabel (milik) Non Ekskludabel


Rival (pemakaian akan Barang Privat Milik Bersama
mempengaruhi yang •Makanan •Ikan di laut
lain)
Non Rival Monopoli Pemerintah Barang publik
•Keamanan •Sinar Matahari
 Barang publik
◦ Barang yang tidak dikuasai (non ekskludabel) dan tidak
mempengaruhi nilainya jika yang lain memanfaatkannya ( non
rival)
◦ Misal : Sinar matahari, pemandangan, udara dlsb
 Barang privat
◦ Barang yang dikuasai (ekskludabel) dan mempengaruhi nilainya
jika yang lain memanfaatkannya(rival).
◦ Misal : makanan
 Sumberdaya bersama
◦ Barang yang tidak dikuasai (non ekskludabel) dan mempengaruhi
nilainya jika banyak yang memanfaatkannya (rival).
◦ Misal : menangkap ikan di laut
 Monopoli pemerintah
◦ Barang yang dikuasai (ekskludabel) dan tidak mempengaruhi
nilainya jika yang lain memanfaatkannya (non rival).
◦ Misal : Keamanan oleh kepolisian
 Menjaga sumberdaya bersama agar jangan
sampai terjadi tragedi.
 Mengatur beban bersama untuk barang
monopoli pemerintah.
◦ Keamanan itu mahal, setiap masyarakat wajib
menanggungnya secara bersama melalui pajak
 Menjaga kepemilikan bagi barang privat
 Meningkatkan manfaat barang publik
 Biaya Eksternal/ Biaya sosial
◦ Biaya yang ditanggung pihak lain tanpa terlibat
dalam transaksi ekonomi
 Ekonomi Eksternal
◦ Manfaat Eksternal > Biaya Eksternal
 Disekonomi Eksternal
◦ Manfaat Eksternal < Biaya Eksternal

5
S=ΣMC
Eksternal

S=ΣMC
Pe Internal

Pi

Qe Qi

6
MSC

S=MC

MEC
P1
P

D
MEC

Q1 Q
 Perusahaan mempunyai biaya marjinal yang
diperhitungkan =MC dengan kurva permintaan
D.
 Harga yang terjadi adalah P dan keluaran
perusahaan adalah Q.
 Perusahaan tersebut mengeluarkan limbah,
sehinggga jika diperhitungkan maka
sesungguhnya biayanya adalah biaya sosial
marjinal (MSC=Marginal Social Cost)
 Sehingga jika diperhitungkan seharusnya
perusahaan menentukan harga P1 dan Q1.
 Akibatnya terjadi kegagalan pasar sebesar MEC=
Marginal Eksternal Cost
MSB

S=MC
MB
P1

Q Q1
 Perusahaan mempunyai taman dengan manfaat
yang diperhitungkan adalah D
 Harga tiket yang terjadi adalah P dan luas taman
adalah Q.
 Perusahaan tersebut mengeluarkan manfaat bagi
lingkungan, sehinggga jika diperhitungkan maka
sesungguhnya manfaat yang dirasakan adalah
manfaat sosial (MSB=Marginal Social Benefit)
 Sehingga jika diperhitungkan seharusnya
perusahaan menentukan harga P1 dan Q1.
 Akibatnya terjadi kegagalan pasar sebesar MEB=
Marginal Eksternal Benefit
 Regulasi
◦ Melarang pengeluaran limbah
 Pajak
◦ Mengambil pajak dari yang mengeluarkan
eksternalis negatif dan memberikan subsidi yang
terkena dampak
 Subsidi
◦ Memberikan subsidi bagi yang menghasilkan
eksternalitas positif.
◦ Misal memberi subsidi bagi yang menciptakan
lingkungan bersih indah dan nyaman
MSC

S=MC

P + pajak MEC

P
Tambahan
biaya akibat
pajak

D
MEC

Q1 Q
MSB

S=MC
MB

P
P1

Subsidi
mengurangi biaya

Q Q1
 Jelaskan konsep eksternalitas dalam ekonomi
 Jelaskan jenis barang hubungannya dengan
eksternalitas
 Jelaskan apa akibat polusi terhadap
kegagalan pasar
 Jelaskan bagaimana peran pemerintah dalam
mengatasi kegagalan pasar akibat
eksternalitas
BAB XI
INFORMASI ASIMETRIS
 Konsep
 Informasi a simetris pada pasar produk kualitas tinggi
 Informasi a simetris pada pasar produk kualitas
rendah
 Market signaling
 Informasi a simetris dan moral buruk
 Penanggulangan moral buruk
KONSEP
 Informasi a Simetris,
 situasi dimana penjual dan pembeli mempunyai
informasi yang berbeda terhadap suatu produk
 Eksternalitas
 Tindakan yang dilakukan peserta pasar tetapi tidak
diperhitungkan dalam harga pasar
 Kegagalan pasar
 Pasar gagal untuk menentukan harga dan jumlah
produk yang optimal
INFORMASI A SIMETRIS PADA
PASAR PRODUK KUALITAS TINGGI
 Pada informasi a simetris pihak pembeli tidak mempunyai
informasi mengenai kualitas produk yang dijual.
 Penjual mengetahui kualitas produk, dengan menuntut
harga tinggi atas jumlah produk yang dijualnya.
 Karena tidak mempunyai informasi, maka pembeli
berhati-hati dan menurunkan estimasi kualitas produk.
 Akibatnya harga dan kualitas produk tidak sesuai dengan
seharusnya (pasar yang optimal) sehingga informasi a
simetris menghasilkan kegagalan pasar
INFORMASI A SIMETRIS PADA
PASAR PRODUK KUALITAS TINGGI
SH
PH
PM

DH
DM

DL

QM
QH
INFORMASI A SIMETRIS PADA
PASAR PRODUK KUALITAS TINGGI
 SH = Supply produk kualitas tinggi
 DH = Demand produk kualitas tinggi
 DM = Demand produk kualitas menengah
 DL = Demand produk kualitas rendah
 PM = Harga produk kualitas menengah
 PL = Harga produk kualitas rendah
 QM = Jumlah produk kualitas menengah
 QL = Jumlah produk kualitas rendah
 Penjual menjual produk kualitas tinggi dengan kurva penawaran SH. Pembeli
tidak mengetahui kualitas produk, memperkirakan peluang kualitas tinggi
50% dan kualitas rendah 50%. Akibatnya permintaannya menjadi DM .
Akibatnya harga dan jumlah produk menjadi lebih rendah dari yang
sesungguhnya.
 Dalam jangka panjang produk kualitas tinggi akan semakin langka dan produk
kuaitas rendah meningkat. Akhirnya pasar menjadi produk kualitas rendah.
 Hal ini menimbulkan kegagalan pasar
INFORMASI A SIMETRIS PADA
PASAR PRODUK KUALITAS RENDAH
 Pada informasi a simetris pihak pembeli tidak mempunyai
informasi mengenai kualitas produk yang dijual.
 Penjual mengetahui kualitas produk, dengan menuntut
harga tinggi atas jumlah produk yang dijualnya.
 Karena tidak mempunyai informasi, pembeli
memperkirakan kualitas produk yang lebih tinggi dari yang
sesungguhnya.
 Akibatnya harga dan kualitas produk tidak sesuai dengan
seharusnya (pasar yang optimal) sehingga informasi a
simetris menghasilkan kegagalan pasar
INFORMASI A SIMETRIS PADA
PASAR PRODUK KUALITAS RENDAH
SL

PM

PL
DH
DM

DL

QL QM
INFORMASI A SIMETRIS PADA
PASAR PRODUK KUALITAS RENDAH
 SL = Supply produk kualitas rendah
 DH = Demand produk kualitas tinggi
 DM = Demand produk kualitas menengah
 DL = Demand produk kualitas rendah
 PM = Harga produk kualitas menengah
 PL = Harga produk kualitas rendah
 QM = Jumlah produk kualitas menengah
 QL = Jumlah produk kualitas rendah
 Penjual menjual produk kualitas rendahdengan kurva penawaran SL. Pembeli
tidak mengetahui kualitas produk, memperkirakan peluang kualitas tinggi
50% dan kualitas rendah 50%. Akibatnya permintaannya menjadi DM .
Akibatnya harga dan jumlah produk menjadi lebih tinggi dari yang
sesungguhnya.
 Dalam jangka panjang produk kualitas rendah akan semakin banyak dan
produk kuaitas rendah meningkat. Akhirnya pasar menjadi produk kualitas
rendah
 Hal ini menimbulkan kegagalan pasar
CONTOH KASUS PASAR INFORMASI
A SIMETRIS
 Pasar mobil bekas
 Pembeli tidak tahu kualitas mobil dan memperkirakan
kualitas dibawah sesungguhnya akibatnya penawaran mobil
bekas kualitas tinggi menurun dan kualitas rendah
meningkat.
 Pasar asuransi
 Perusahaan asuransi memperkirakan yang mengikuti
asuransi adalah mereka yang berisiko tinggi akibatnya premi
mejadi mahal, hal itu membuat peserta asuransi beresiko
rendah enggan untuk ikut asuransi.
 Pasar kredit
 Pihak bank sangat berhati-hati memberi kredit dan
mengenakan bunga yang tinggi untuk menutupi risiko gagal
bayar.
PENANGGULANGAN PASAR
INFORMASI A SIMETRIS
 Reputasi
 Dengan menunjukkan reputasi maka pembeli akan
memperkirakan kualitas yang sesungguhnya.
 Standardisasi
 Standardisasi membantu pembeli untuk memperkirakan
kualitas sesungguhnya.
 Isyarat pasar (Market Signaling)
 Proses yang digunakan penjual untuk mengirimkan isyarat
bahwa produknya berkualitas tinggi.
 Contoh lulusan perguruan tinggi ternama. Hal itu memberi
isyarat bagi perusahaan penerima tenaga kerja bahwa pekerja
tersebut pintar dan mau bekerja keras. Karena untuk lulus
dari perguruan tinggi tersebut harus pintar serta harus
bekerja keras untuk lulus.
MARKET SIGNALING MCI

MCII

Q
MARKET SIGNALING
 Lulusan Perguruan Tinggi.
 Misalkan ada dua kelompok yaitu I dan II. Bagi kelompok I
untuk belajar di perguruan tinggi lebih sulit akibatnya
marginal costnya lebih tinggi dari kelompok II. Sedangkan
kelompok II lebih murah, sehingga jika upah sarjana (P)
sebanding dengan biaya lamanya diperguruan tinggi (Q).
 Garansi
 Bagi produk yang berkualitas tinggi (kelompok II) peluang
untuk memperbaiki jika rusak lebih rendah sehingga
marjinal cost (MC) lebih rendah. Sehingga biaya perbaikan
(P) sepadan dengan peluang jumlah biaya memperbaiki (Q).
 Bekerja lembur.
 Bagi yang senang bekerja keras, bekerja lembur menunjukkan
biaya marjinal yang lebih rendah daripada pekerja malas.
INFORMASI A SIMETRIS DAN MORAL BURUK
 Salah satu pihak tidak menyediakan kualitas produk yang
seharusnya, karena tidak adanya informasi yang
menunjukkan kualitas produk yang sesungguhnya.
 Contoh Pekerja dan majikan
 Pekerja seharusnya bekerja keras dan majikan memberikan
upah sesuai dengan pekerjaannya.
 Sangat mahal majikan terus-menerus mengontrol karyawan.
 Hal ini mengakibatkan moral buruk karyawan untuk bekerja
malas, sehingga terjadi kegagalan pasar dimana upah (harga)
tidak sesuai denga kualitas produk (bekerja malas)
BONUS DAN INFORMASI A SIMETRIS
 Perusahaan tidak mempunyai informasi apakah karyawan
bekerja keras atau bekerja malas
 Jika karyawan bekerja keras, jika perusahaan bernasib baik
akan menerima pendapatan 50 dan jika bernasib buruk
pendapatan 20
 Jika karyawan bekerja malas, jika perusahaan bernasib baik
akan menerima pendapatan 20 dan jika bernasib buruk
pendapatan 10
 Dengan memberikan bonus 30 jika pendapatan
perusahaan 50 maka karyawan akan bekerja keras karena
nilai harapan bekerja keras lebih tinggi dari bekerja malas
BONUS DAN INFORMASI A SIMETRIS
Nasib buruk majikan Nasib baik majikan
Bekerja malas 10 20
Bekerja keras 20 50

Biaya bekerja malas = 0


Biaya bekerja keras = 10
Jika penerimaan perusahaaan dibawah 50, upah=0
Jika penerimaan perusahaaan 50 atau lebih, upah=30
Nilai harapan bekerja malas = 0
Nilai harapan bekerja keras = (0,5x(30-10)+(-10x0,5)=5
Nilai harapan nasib buruk =(0,5x10+0,5x20)=15
Nilai harapan nasib baik = (0,5x(50-30)+0,5x20=20
UPAH SUPAYA TIDAK MALAS
SF SL

WF

Dm
Wm

LF Lm
UPAH TINGGI SUPAYA TIDAK MALAS
 Perusahaan tidak mempunyai alat supaya pekerja tidak malas.
 Jika perusahaan memecat karyawan akan diterima di perusahaan lain
dengan upah yang sama.
 Dengan membuat upah diatas upah pasar, akan membuat karyawan
menjadi tidak malas.
 Penawaran tenaga kerja adalah SL, Karena jumlah tenaga kerja tidak
dapat bertambah dalam jangka pendek maka bentuknya vertikal.
 Permintaan tenaga kerja adalah Dm sehingga upah yang terjadi adalah
Wm dan jumlah tenaga kerja yang terserap Lm.
 Perusahaan meningkatkan upah menjadi WF dan mempekerjakan
tenaga kerja LF.
 Hal ini menciptakan pekerja yang lebih rendah upahnya sebesar Lm –LF
, sehingga menjadikan alat supaya tenaga kerja bekerja malas.
 Jika malas digantikan oleh tenaga kerja yang berasal dari pekerja (Lm –
LF ) .
BONUS DARI PERUSAHAAN
 Pemilik perusahaan tidak mempunyai informasi berapa
kemampuan produksi perusahaan
 Manajer standar mengetahui kemampuan produksi
perusahaan
 Perusahaan memberikan bonus bila berproduksi diatas
standar produksi
 Bila pemilik menanyakan standar produksi kepada
manajer, maka standar produksi akan dinilai rendah
supaya mendapat bonus tinggi.
 Untuk menanggulangi hal tersebut dipakai dua sistem
bomus
DUA SISTEM BONUS
 Jika Q>Qs . B=0,3Qs + 0,2 (Q-Qs)
 Jika Q<Qs . B=0,3Qs + 0,5 (Q –Qs)
 Qs = Kemampuan standar produksi perusahaan.
 Kemampuan produksi sesungguhnya adalah = 20.
 Bila manajer berbohong mengurangi kemampuan standar
menjadi =10 dan berproduksi = 20, maka bonusnya B= 0,3 x 10 +
0,2 x (20-10)= 5
 Bila manajer jujur dengan standar =20 dan berproduksi 20, maka
bonusnya B=0,3 x 20 = 6
 Bila manajer berbohong melebihi kemampuan standar produksi
= 30 dan berproduksi = 20 maka bonusnya B=0,3 x 30 +0,5 x(20-
30) =5
 Dengan demikian memaksa manajer jujur.
LATIHAN
 Bagaimana pasar gagal dalam pasar informasi a
simetris
 Bagaimana market signaling bisa mempengaruhi pasar
informasi a simetris
 Bagaimana bonus bisa mempengaruhi pasar informasi
a simetris
 Bagaimana upah bisa mempengaruhi pasar informasi
a simetris

Anda mungkin juga menyukai