Anda di halaman 1dari 4

Kelompok :

Septiana Wahida (170413618282)


Sirojul Huda (170413618136)
Vira Mustika Satya (170413618085)
Wildan Reza (170413618178)

ANALISIS EFE, IFA, DAN CPM


PT GUDANG GARAM

1. Analisis EFE (External Factor Evaluation)

Weight
No. Opportunities Weight Rating
Score
1. Keloyalan konsumen dengan produk Gudang Garam 0,15 4 0,60
2. Pasar rokok yang besar di Indonesia 0,10 2 0,20
3. Sudah menguasai pasar rokok di pulau jawa sebesar
0,08 3 0,24
50%
4. Budaya orang Indonesia yang selalu menyediakan
0,12 3 0,36
rokok di setiap acara
5. Adanya wacana larangan terhadap rokok elektrik dari
0,05 1 0,05
pemerintah
Weight
No. Treath Weight Rating
Score
6. Perokok baru masuk industry rokok mild 0,10 3 0,30
7. Kemajuan teknologi menyebabkan rokok GG harus
selalu berpacu dalam mengikuti perkembangan 0,08 2 0,16
teknologi
8. Beberapa perusahaan rokok ramai memainkan
perannya dalam merebut pasar rokok rendah tar 0,13 3 0,39
(rokok mild).
9. Persaingan harga dengan meningkatnya harga jual
eceran juga disebabkan oleh : naiknya harga bahan
baku dan langkanya persediaan cengkeh, kenaikan 0,12 4 0,48
cukai rokok, menyebabkan daya beli konsumen
menurun. Harga menyamai produk premium
10. Adanya UU tentang pengamanan rokok bagi Kesehatan
menyebabkan ruang gerak produsen rokok semakin 0,06 1 0,06
terbatas untuk melakukan kegiatan promosi
Total 1,00 2,86
2. Analisis IFE (Internal Factor Evaluation)

No. Strengths Weight Rating Weighted


Score
1. Pangsa pasar gudang garam pada tahun 1997 0.10 2 0.20
mencapai hampir 48%
2. Gudang garam mendistribusikan produknya pada 0.15 4 0.60
sekitar 450.000 outlet melalui tiga distributor utama
yang dimilikinya
3. Melakukan ekspansi usaha pada beberapa sector 0.08 1 0.08
industry, seperti perhotelan, kertas rokok, kimia,
property, dsb. Diversifikasi usaha lebih fokus pada
usaha yang sejenis
4. Perusahaan memproduksi berbagai macam variasi 0.10 3 0.30
produk kedalam berbagai kelas dan ragam yang
memenuhi pasar Indonesia
5. Quality control dilakukan pada setiap tahap 0.15 3 0.45
produksi, didukung sistem komputerisasi terpadu.
No. Weakness Weight Rating Weighted
Score
6. Kurang cepatnya perusahaan dalam mengikuti tren 0.10 3 0.30
pasar dalam bidang inovasi dibanding kompetitor
7. Perusahaan mengandalkan produk rokok kretek yang 0.07 2 0.14
kadar nikotin dan tar yang masih tinggi, padahal
konsumen cenderung menyukai rokok rendah
nikotin dan tar
8. Biaya yang cukup mahal dari segi bahan baku dan 0.15 4 0.60
teknologi yang digunakan perusahaan
9. Kurangnya kemampuan SDM dalam melakukan 0.10 1 0.10
penelitian dan pengembangan
Tota 1.00 2.77
l
3. Analisis CPM (Competitive Matrix Matrix)

PT. Gudang
Garam PT. HM
Critical PT. Djarum Tbk
Internasional Sampoerna Tbk
No. Succes Weight Tbk
Factors
Weight Weight Weight
Rating Rating Rating
Score Score Score
1 Kualitas
0,2 3 0,6 3 0,6 3 0,6
produk
2 Iklan 0,15 3 0,45 3 0,45 4 0,6
3 Manajemen 0,15 4 0,6 4 0,6 3 0,45
4 Pangsa pasar 0,1 3 0,3 4 0,4 3 0,3
5 Kapasitas
0,1 3 0,3 3 0,3 3 0,3
produksi
6 Kesetiaan
0,1 3 0,3 3 0,3 3 0,3
pelanggan
7 Persaingan
0,05 3 0,15 1 0,05 3 0,15
harga
8 Tenaga kerja 0,05 2 0,1 2 0,1 3 0,15
9 Akuisisi
perusahaan 0,05 1 0,05 4 0,2 1 0,05
lain
10 Posisi
0,05 3 0,15 4 0,2 3 0,15
keuangan
Total 1 3 3,2 3,05

Tabel CPM diatas adalah untuk perusahaan rokok dengan memfokuskan pada PT
Gudang Garam Internasional Tbk. Sebagai pesaingnya, disertakan pula beberapa perusahaan
yaitu PT HM. Sampoerna Tbk. dan PT Djarum Tbk. Seperti yang terdapat dalam tabel
CPM, kualitas produk merupakan faktor penentu keberhasilan yang paling penting bagi
perusahaan industri rokok dengan bobot penilaian sebesar 0,2. Kemudian faktor penting
berikutnya adalah iklan dan manajemen yang sama-sama diberi bobot 0,15. Sedangkan
untuk pangsa pasar, kapasitas produksi, dan kesetiaan pelanggan menduduki posisi yang
cukup penting dengan bobot masing-masing sebesar 0,1. Selain faktor-faktor tersebut, masih
terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi keberhasilan tetapi bukan termasuk dalam
elemen yang cukup penting seperti akuisisi perusahaan lain, persaingan harga, posisi
keuangan dan tenaga kerja dengan bobot masing-masing hanya sebesar 0,05 saja.
Dengan melihat CPM tersebut,  Gudang Garam, Sampoerna, dan Djarum mempunyai
posisi yang cukup berimbang dengan peringkat 3 yang diindikasikan dengan “baik” untuk
kualitas produk. Implikasinya, dalam faktor kualitas produk, baik Gudang Garam,
Sampoerna, dan Djarum mempunyai posisi yang cukup berimbang. Kemudian untuk iklan,
Djarum adalah superior, seperti dibuktikan dengan peringkat 4, sedangkan Gudang Garam
dan Sampoerna menyusul dibelakangnya dengan peringkat 3. Sedangkan untuk sisi
manajemen, Gudang Garam dan Sampoerna menjadi yang terbaik dengan mendapat
peringkat 4 kemudian disusul oleh Djarum dengan peringkat 3.
Untuk pangsa pasar, Sampoerna memimpin dengan peringkat 4 sedangkan Gudang
Garam dan Djarum mempunyai posisi yang sama dengan peringkat 3 untuk keduanya.
Gudang Garam, Sampoerna, dan Djarum sama-sama mendapat peringkat 3 untuk faktor
penentu keberhasilan kapasitas produksi. Tidak jauh berbeda dengan sebelumnya baik
Gudang Garam, Sampoerna, dan Djarum sama-sama mendapat peringkat 3 untuk kesetiaan
pelanggan.
Selain 6 faktor tersebut masih terdapat 4 faktor lagi yang menjadi faktor penentu
keberhasilan industri rokok meskipun tidak memegang peranan yang begitu dominan. Yang
pertama adalah akuisisi perusahaan lain dimana Sampoerna berada dalam posisi yang terkuat
dengan peringkat 4. Sebaliknya dengan Gudang Garam dan Djarum menjadi yang terburuk
dengan hanya mendapat masing-masing peringkat 1. Berikutnya adalah faktor persaingan
harga dimana Gudang Garam dan Djarum menyusul berikutnya dengan peringkat 3 dan
Sampoerna menjadi yang terburuk dengan peringkat 1. Posisi keuangan perusahaan menjadi
faktor selanjutnya, peringkat 4 diberikan kepada Sampoerna untuk faktor ini. Gudang Garam
dan Djarum menyusul dengan peringkat 3. Faktor yang terakhir adalah tenaga kerja, dimana
Djarum dapat dikategorikan baik karena dibuktikan dengan peringkat 3 yang diberikan.
Sampoerna dan Gudang Garam dengan 2.
Berdasarkan hasil perhitungan total nilai bobot tertimbang untuk perusahaan rokok,
Sampoerna menjadi yang paling baik dengan total nilai sebesar 3,2. Gudang Garam dan
Djarum sama-sama mempunyai total nilai yang tertimbang sebesar (kurang lebih) 3 dan
hanya sedikit tertinggal dari Sampoerna. Meskipun demikian, angka-angka tersebut hanyalah
suatu gambaran keadaan dari ketiga perusahaan melalui sebuah cara agar dapat membantu
dalam pengambilan keputusan.

Anda mungkin juga menyukai