kamdianlestari2602@yahoo.com
ABSTRACT
Increased investment grade Indonesian foreign investors seeing Indonesia as regarded as one of
the good land investments, one of them is the snack food industry. Increased competition and
stringent demands of each company plays in the industry fellow to always move quickly and
innovate. The purpose of this study is to analyze internal factors, external factors, and get the
best strategies that can be implemented by the company. The method used in this research is
descriptive research method in which the observations were carried out using cross-sectional
time coverage. Where the results of the analysis at the end of getting the right strategy for the
company is the market development strategy.
Key Words : snack food industry, internal factors, external factors, strategies
ABSTRAK
Kata Kunci : industri makanan ringan, faktor internal, faktor eksternal, strategi
PENDAHULUAN
Pertumbuhan ekonomi Indonesia pada tahun 2012 diperkirakan stabil dan mampu bertahan dari
gejolak krisis ekonomi yang melanda sebagian besar Negara Eropa dan Amerika Serikat. Menurut kepala
ekonom HSBC untuk wilayah ASEAN yang dilansir dalam Direktorat Jenderal Pajak, pertumbuhan
ekonomi Indonesia pada tahun lalu di dukung dengan semakin tingginya nilai konsumsi serta investasi
swasta.
Hal serupa juga diperkirakan oleh Bank Dunia (World Bank), dimana dalam laporan triwulanan
perkembangan ekonomi Indonesia edisi bulan Desember 2012 tercatat pertumbuhan ekonomi Indonesia
sebesar 6,1%. Sedangkan pada tahun 2013 berjalan ini di proyeksikan akan meningkat menjadi 6,3% atau
meningkat 0,2% dibanding pertumbuhan ekonomi pada tahun 2012 lalu (setkab.go.id)
Meningkatnya peringkat investasi Indonesia membuat investor asing beramai-rmai melirik Indonesia
sebaga salah satu lahan investasi yang baik, salah satunya adalah industri makanan ringan. Perusahaan-
perusahaan makanan ringan pada saat ini mulai percaya diri dalam menghadapi pasar bebas, baik dengan
ASEAN, maupun Eropa. Hal ini didukung dengan pelontaran Gabungan Pengusaha Makanan dan
Minuman (Gapmmi) yang mempredeksi pertumbuhan industry mamin akan mencapai 8,2% pada kuartal
III/2012, akan tetapi pertumbuhan industry mamin melampaui angka tersebut, yakni sebesar 12,75% pada
kuartal III/2012.
PT. Internusa Food pertama kali di bangun pada pertengahan tahun 1990-an, berpusat di Jakarta,
Indonesia. Membangun bisnis dari dasar dengan keterbatasan pengalaman dalam bisnis makanan ringan,
pada awal abad 21 perusahaan mengalami peningkatan dan perubahan besar-besaran, bersaing dengan
perusahaan makanan ringan lainnya. Beberapa tujuan pasar PT. Internusa Food seperti Asia Selatan,
Jepang, Afrika, dan Timur Tengah.
Strategi bisnis yang dijalankan perusahaan PT. Internusa Food saat ini adalah dengan melakukan
strategi penetrasi pasar yang berfokus untuk melayani perusahaan atau pelanggan yang sudah ada, dengan
demikian maka perusahaan berusaha untuk selalu membangun dan memelihara hubungan yang baik
dengan para pelanggan, distributor, dan juga supplier.
Saat ini perusahaan menghadapi permasalahan Upah Minimum Provinsi (UMP) yang semakin tahun
meningkat namun tidak didukung oleh peningkatan selling point atau daya beli dari masyarakat, selain itu
PT. Internusa Food berkeinginan untuk mulai mencoba membentuk brand image yang lebih kuat dan
dikenal secara luas dalam pasar domestic (Indonesia) yang dapat mendukung dan mengembangkan
strategi bisnis baru yang mendorong peningkatan perusahaan dalam bersaing di dalam pasar lokal untuk
meningkatkan profitabilitas.
Penjualan produk PT. Internusa Food untuk 5 tahun dimulai dari 2009 hingga 2013. Untuk tahun
2009 hingga 2012, perusahaan mengalami peningkatan penjualan yang signifikan. Namun, untuk tahun
2013 terlihat bahwa adanya selisih penjualan yang besar jika dibandingkan dengan penjualan pada tahun
2012 yaitu sebesar 25,323,469 unit. Dengan kata lain, penurunan yang terjadi adalah sebesar -9%.
Dan Menurut Fred R. David (2009), “Strategi adalah sarana bersama dengan tujuan jangka panjang
yang hendak dicapai. Aksi potensial yang membutuhkan keputusan manajemen puncak dan sumber daya
perusahaan dalam jumlah yang besar . Selain itu , strategi mempengaruhi perkembangan jangka panjang
perusahaan.” PT. Ladang Karya yakin sangat membutuhkan strategi yang tepat untuk bisa mengingkatkan
volume penjualannya.
Dan dalam artikel ini kami akan melalui 3 tahap yaitu
METODE PENELITIAN
Berdasarkan tujuan yang akan diteliti pada penulisan skripsi ini, maka jenis penelitian yang
digunakan adalah penelitian deskriptif. Metode penelitian yang digunakan adalah jenis penelitian
deskriptif. Menurut Mestika (2004) yang dimaksud dengan penelitan deskriptif adalah catatan berisi
informasi fakta yang menggambarkan segala sesuatu apa adanya. Catatan tentang keterangan waktu,
statistik, fakta-fakta mengenai peristiwa historis, dan juga dapat berupa peristiwa pikiran. Unit analisis
dalam penelitian ini adalah PT. Internusa Food. Dan Penelitian cross, yang dimaksud dengan cross
sectional adalah penelitian yang datanya dikumpulkan sekaligus, hasil sekali bidik pada satu saat tertentu.
(Dr. Asep Hermawan, 2005).
Penelitian ini menggunakan 3 variabel, yaitu: faktor internal dari PT.Internusa Food, faktor
eksternal dari PT.Internusa Food dan rekomendasi strategi untuk PT.Internusa Food. Skala pengukuran
menggunakan skala nominal, yaitu skala di mana angka yang digunakan sebagai label atau tanda untuk
mengidentifikasi dan mengklasifikasi suatu objek dengan korespondensi 1 dengan 1 yang ketat antara
angka dan objek tersebut. Skala nominal tidak memiliki karakteristik tingkatan, jarak dan
perbandingan, sehingga setiap kategori memiliki tingkatan yang sama.
Berdasarkan tujuan penelitian yang ingin dicapai maka metode penelitian yang akan digunakan
dalam penyelesaian skripsi adalah dengan metode kualitatif, dimana unit analisis pada perusahaan yaitu
PT. Internusa Food. Data-data yang digunakan berupa data primer dan data sekunder. Pada data
primer, informasi didapat dengan melakukan penelitian secara langsung dan bukan merupakan data dari
hasil pekerjaan orang lain, data ini didapatkan dari wawancara langsung ke perusahaan. Data sekunder
merupakan data yang sudah ada baik dalam bentuk laporan dan hasil penelitian orang lain. Data
didapatkan dari hasil studi literature beberapa buku dan jurnal.
Metode analisis yang digunakan untuk melakukan penelitian mengenai strategi bisnis pada PT.
Internusa Food adalah dengan menganalisis dan mengidentifikasi beberapa faktor secara sistematis untuk
merumuskan strategi perusahaan yang dapat memaksimalkan kekuatan dan peluang, namum secara
bersamaan dapat meminimalkan kelemahan dan ancaman dari lingkungannya. Teknik perumusan
strategi bisnis dimasukkan ke dalam hasil Matriks SWOT, Matriks IE, Matriks Grand strategy yang
kemudian dilanjutkan ke dalam QSPM untuk perumusan strategi akhir yang dianjurkan untuk perusahaan.
Untuk melakukan pembobotan matriks IFE, Matriks EFE dan Matriks CPM dipergunakan software
expert choice yang menggunakan metode pairwise comparison (perbandingan berpasangan) untuk
pembobotan. Teknik perumusan strategi dapat dipadukan menjadi suatu kerangka kerja pembuatan
keputusan yang terdiri dari tiga tahap, yaitu tahap input, tahap pencocokan, dan tahap
keputusan.
Tahap Input
IFE
Berikut adalah 9 kekuatan PT. Internusa Food :
1) Produk dengan kualitas baik
2) Menggunakan proses otomisasi dalam produksi
3) Efesiensi dalam pengiriman
4) Adanya program bantuan dari bank
5) Hubungan antar divisi yang terintegrasi secara kuat
6) Lokasi strategis
7) Mendapat pengakuan halal certificate
8) Menjaga Hygenitas dalam produksi dan lingkungan pabrik
9) Pengujian laboratorium terhadap produk yang akan dipasarkan
EFE
Berikut adalah 7 peluang PT. Internusa Food :
1) Meningkatnya permintaan pasar yang cukup signifikan
2) Industri makanan bertumbuh pesat
3) Negara asia yang belum terjangkau (Laos, Myanmar, China, dan Brunei)
4) Peningkatan populasi penduduk Indonesia mencapai 237 juta
5) Karakter masyarakat Indonesia yang cenderung konsumtif
6) Pemerintah mulai mengadakan kerjasama jual beli dengan luar negeri dan menghilangkan hambatan
antar regional
7) Semakian meningkatnya kesadaran akan mengkonsumsi makanan bergizi
Dalam Matriks Profil Persaingan (CPM) diatas terdapat sepuluh (10) faktor penentu keberhasilan
PT. Internusa Food. Dari tabel diatas PT. Internusa Food memiliki kualitas layanan, teknologi canggih,
hubungan dengan klien, kebersihan, dan sumber daya manusia, untuk PT. Garuda Food memiliki
manajemen perusahaan yang paling baik.
Total nilai yang terendah adalah 2.974 yaitu PT. Unican dan yang tertinggi dimiliki oleh PT.
Garuda Food dengan total skor bobot .826
Tahap Pencocokan
Matriks SWOT
Tabel 4 matriks SWOT
Kekuatan (S) Kelemahan (W)
1. Mampu bertahan dalam 1.Proyek berjalan hanya berdasarkan
persaingan selama + 20 tahun. pesanan melalui telepon.
2. Pilihan produk beragam, sesuai 2.Teknologi perusahaan yang belum
pesanan pelanggan. maju.
3. Pengiriman barang cepat dan 3.Belum adanya perdagangan via
tepat waktu. internet.
4. Kualitas produk baik. 4.Terjadi penurunan hampir 50% dari
5. Letak perusahaan strategis tahun sebelumnya.
terletak di daerah Jakarta. 5.Ketergantungan pada perusahaan
6. Proyek sudah berskala nasional. lain yang bersedia menjadi
pemasok
6.Belum terdapatnya tenaga kerja
sales.
Peluang (O)
Membuka cabang toko. Memulai bisnis via internet
1.Selain pembangunan dan renovasi
(S7,O5,O2,O3,O4) (W1,W2,W3,O6)
bangunan juga memerlukan perawatan.
2. Pertumbuhan penduduk Indonesia Pengembangan pasar Pengembangan pasar /
3.Pertumbuhan pasar properti di Penetrasi Pasar
Indonesia Menjaga kepercayaan
4.Pertumbuhan ekonomi Indonesia . pelanggan dengan
5.Indonesia adalah Negara yang sedang
ambisius membangun mega proyek. meningkatkan pelayanan
6.Perkembangan teknologi dengan cara
memungkinkan adanya perdagangan mempertahankan mutu
via internet. produk dan ketepatan waktu
pada saat pengiriman.
(S1,S3,S5,T1)
Penetrasi pasar
Ancaman (T)
1.Jumlah pesaing yang banyak. Memberikan reward pada Mempekerjakan tenaga kerja
2.Naiknya harga dolar bagi rupiah. pihak yang berhasil sales
3.Isu global warming yang mempromosikan PT.Ladang (W4,W7,T1,T6)
mengharuskan lingkungan mempunyai
daerah hijau yang cukup luas sehingga Karya Yakin Penetrasi Pasar
berkurangnya area pembangunan. (S1,S7,T1,T6)
4.Penolakan masyarakat lokal akan isu Penetrasi pasar Menawarkan produk dengan
sosial seperti polusi dan kebisingan harga yang kompetitif pada
saat ada pengerjakan proyek .
5.Faktor alam dapat menghalangi
pelanggan melalui pemasaran
kegiatan distribusi dan pengerjaan secara online untuk tetap
proyek. memenangkan persaingan
6.Menurunnya daya beli masyarakat dalam industri
karena terjadinya krisis global. (W1,W2,W3,W4,T1,T6)
Penetrasi pasar
QSPM
Tabel 5 Matriks QSPM
ALTERNATIF STRATEGI
Kekuatan (Strenghth)
Saran strategi bisnis yang sebaiknya diterapkan PT. Ladang Karya Yakin adalah strategi penetrasi
pasar. Berikut tindakan yang dapat dilakukan PT. Ladang Karya Yakin, antara lain:
• Menjaga kepercayaan pelanggan dengan meningkatkan pelayanan.
• PT.Ladang Karya Yakin lebih agresif dalam hal promosi dengan menggunakan media yang ada.
Seperti pamflet, brosur dan e-advertising.
• Memberikan reward pada pihak yang berhasil mempromosikan PT.Ladang Karya Yakin.
• Memberikan cindera mata pada pelanggan PT.Ladang Karya Yakin.
• Mempekerjakan tenaga kerja sales.
• Mengirimkan company profile kepada konsumen yang telah direkomendasikan.
• Menawarkan produk dengan harga yang relative lebih murah dari pesaing untuk tetap memenangkan
persaingan dalam industri.
REFERENSI
Astini, Rina ; Rizcky Adhiprasetyo. (2010). Strategi Bisnis Pada PT. Wirapati
David, Fred R.. (2009). Manajemen Strategis Konsep. (Edisi 12). Jakarta : Salemba
Empat.
Yogyakarta: Andi.
Jeri, John. (2011). Analisis Strategi Bisnis pada PT. Tunas Arfanal Motor. Jurusan
Manajemen, Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Skripsi S1. Universitas Bina Nusantara, Jakarta.
Kolter , Philip. (2010). A Frame Work For Marketing Management . New Jersey : A
Kuncoro, Engkos Achmad. (2010). Analisis Perumusan Strategi pada PT. Samudra
Naja, H. R. Daeng. (2004). Manajemen Fit & Proper Test. (Edisi 2) Yogyakarta :
Pustaka Widyatama.
Sari, Synthia Atas; Hartiwi Prabowo. (2008). Jurnal Analisi Pengaruh Hasil
RIWAYAT HIDUP
Yosephin , Lahir di kota Jakarta pada tanggal 27 mei 1992. Penulis menamatkan pendidikan S1 di
Universitas Bina Nusantara dalam bidang ekonomi (Manajemen Entrepreneur) pada tahun periode 2010-
2014.