Disusun Oleh :
Arya Nur Ferdiasyah
B.131.12.0505
Aditya Wijaya
B.131.12.0512
B.131.12.0465
Rizki Am Fitasari
B.131.12.0464
Lumatul Cumaidahh
B.131.12.0469
Agung Sulistiyanto
B.131.12.0497
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS SEMARANG
2015
B. Rumusan masalah
Bagaimanakah Strategi STP dan Marketing Mix Indomie dalam Persaingan Pasar Mie
Instant?
C. Landasan Teori
STP
Segmentasi
Definisi yang diberikan oleh Pride & Ferrel (1995) mengatakan bahwa segmentasi pasar
adalah suatu proses membagi pasar ke dalam segmen-segmen pelanggan potensial dengan
kesamaan karakteristik yang menunjukkan adanya kesamaan perilaku pembeli.Di lain pihak
Pride & Ferrel (1995) mendefinisikan segmentasi pasar sebagai suatu proses pembagian pasar
keseluruhan menjadi kelompokkelompok pasar yang terdiri dari orangorang yang secara
relatif memiliki kebutuhan produk yang serupa.
Pada dasarnya, segmentasi pasar adalah proses membagi pasar keseluruhan suatu produk
atau jasa ke dalam beberapa segmen. Dengan melakukan segmentasi pasar, pemasaran akan
lebih terarah dan efektif sehingga dapat memberikan kepuasan kepada konsumen.
Ada beberapa variabel segmentasi yaitu:
1. Demografis
2. Psikografis
Targetting
Definisi targeting menurut Keegan & Green (2008) adalah proses pengevaluasian
segmentasi dan pemfokusan strategi pemasaran pada suatu negara,prpinsi,atau sekelompok
orang yang memliki potensi untuk memberikan respon. Sedangkan menurut Kotler &
Amstrong (2008) adalah sekelompok pembeli (buyers) yang memiliki kebutuhan atau
karakteristik yang sama yang menjadi tujuan promosi perusahaan. Dari kedua definisi
tersebut targeting merupakan sebuah proses yang sangat penting karena akan menentukan
siapa yang akan membeli produk dari perusahaan. Targeting ialah membidik target market
yang telah kita pilih dalam analisa segmentasi pasar. Dalam hal ini tentu saja serangkaian
program pemasaran yang dilakukan harus pas dengan karakteristik pasar sasaran yang hendak
kita tuju.
1. Mengevaluasi daya tarik masing-masing segmen dengan menggunakan variablevariabel yang dapat mengkuantifikasi kemungkinan permintaan dari setiap segmen, biaya
melayani setiap segmen, dan kesesuaian antara kompetensi inti perusahaan dan peluang pasar
sasaran.
2. Memilih satu atau lebih segmen sasaran yang ingin dilayani berdasarkan potensi
laba segmen tersebut dan kesesuaiannya dengan strategi perusahaan.**
Positioning
Menurut Kotler (1997: 262): Positioning is the act of designing the companys offer
so that it occupies a distinct and value placed in the target customer mind. Maknanya,
mencari posisi di dalam pasar, langkah ini dilakukan setelah menentukan strategi
segmentasi yang dipakai. Dengan kata lain positioning adalah suatu tindakan atau langkahlangkah dari produsen untuk mendesain citra perusahaan dan penawaran nilai dimana
konsumen didalam suatu segmen tertentu mengerti dan menghargai apa yang dilakukan suatu
segmen tertentu, mengerti dan menghargai apa yang dilakukan suatu perusahaan,
dibandingkan dengan pesaingnya. Positioning ialah dengan upaya identifikasi,
pengembangan, dan komunikasi keunggulan yang bersifat khas serta unik. Dengan demikian,
produk dan jasa perusahaan dipersepsikan lebih superior dan khusus (distinctive)
dibandingkan dengan produk dan jasa pesaing dalam persepsi konsumen.
Persepsi pelanggan terhadap produk yang dihasilkan dan bukan hanya sekedar
produk fisik adalah fokus utama Positioning. Keberhasilan positioning sangat ditentukan
oleh kemampuan sebuah perusahaan untuk mendeferensiasikan atau memberikan nilai
superior kepada pelanggan. Nilai superior sendiri dibentuk dari beberapa komponen.
Sedangkan kunci utama keberhasilan positioning terletak pada persepsi yang diciptakan dari
persepsi perusahaan terhadap dirinya sendiri, persepsi perusahaan terhadap pesaing, persepsi
perusahaan terhadap pelanggan,
Marketing Mix
1. Product (produk).
Menurut Kotler dan Keller (2009) menyatakan bahwa produk adalah segala sesuatu
yang dapat ditawarkan ke pasar untuk memenuhi kebutuhan dan keinginan konsumen.
Keputusan tentang produk ini mencakup penentuan bentuk penawaran secara fisik, merknya,
pembungkus, garansi dan servis sesudah penjualan.Pengembangan produk dapat dilakukan
setelah menganalisa kebutuhan dan keinginan pasarnya.Jika msalah ini telah diselesaikannya,
maka keputusan-keputusan tentang harga, distribusi dan promosi dapat diambil.
2. Price (Harga)
Menurut Kotler dan Keller (2009) menyatakan bahwa harga adalah elemen dalam
bauran pemasaran yang tidak saja menentukan profitabilitas tetapi juga sebagai sinyal untuk
mengkomunikasikan proporsi nilai suatu produk. Pemasaran produk perlu memahami aspek
psikologis dari informasi harga yang meliputi harga referensi (reference price), inferensi
kualitas berdasarkan harga (prce-quality inferences)dan petunjuk harga (price clues).
Pada setiap produk atau jasa yang ditawarkan, bagian pemasaran berhak menentukan harga
pokoknya. Faktor-faktor yang perlu dipertimbangkan dalam penetapan harga tersebut antara
lain biaya, keuntungan, praktik saingan dan perubahan keinginan pasar. Kebijaksanaan harga
ini menyangkut pula penetapan jumlah potongan, mark-up, mark-down, dan sebagainya.
3. Place (Distribusi)
Ada tiga aspek pokok yang berkaitan dengan keputusan-keputusan tentang distribusi
(tempat). Aspek tersebut adalah :
Sistem transportasi perusahaan, termasuk dalam sistem ini antara lain keputusan
tentang pemilihan alat transportasi (pesawat udara, kereta api, kapal, truk, pipa), penetuan
jadwal pengiriman, penentuan rute yang harus ditempuh dan seterusnya.
Sistem penyimpanan, dalam sistem ini bagian pemasaran harus menentukan letak
gudang, jenis peralatan yang dipakai untuk menangani material maupun peralatan lainnya.
penyalur (pedagang besar, pengecer, agen, makelar), dan bagaimana menjalin kerjasama yang
baik dengan para penyalur tersebut.
4. Promotion (Promosi)
Menurut Kotler dan Keller (2009 :510) menyatakan bahwa promosi adalah berbagai
cara untuk menginformasikan, membujuk, dan mengingatkan konsumen secara langsung
maupun tidak langsung tentang suatu produk atau brand yang dijual.
D. Pembahasan
1. Visi Perusahaan dan Kegiatan Pemasaran
Visi Indofood Sukses Makmur, Tbk. Adalah menciptakan pilihan menjadi penyedia
utama makanan dan consumer products bermerek terkemuka bagi jutaan consumen di
Indonesia dan juga diberbagai penjuru dunia. PT. Indofood Sukses Makmur, Tbk.
Mempunyai 63 perusahaan termasuk anak cabangnya dengan jaringan distribusinya meliputi
lebih dari 350 depot dengan jumlah karyawan tetap sampai dengan 31 Desember 2006
sebanyak 49.367 karyawan tetap dan 1200 kendaraan operasional yang kegiatan pemasaran
memegang peranan sangat penting dalam menjual produknya kepada masyarakat dengan
cara :
(1) penjualan langsung, yaitu dilakukan dengan menggunakan armada penjualan sendiri
yang beroprsi di DKI Jakarta, Jawa, Bali, Sumatera, Kalimantan dan Sulawesi,
(2) penjualan tidak langsung, meliputi wilayah pemasaran di seluruh Indonesia. Dilakukan
lewat distributor lalu pengecer dan grosir baru ke konsumen akhir, dan
(3)
2.
Strategi Pemasaran
Dominasi PT Indofood Sukses Makmur Tbk begitu kuat walaupun sudah terjadi
pergeseran.Tahun 2002 Indomie menguasai sekitar 90% pasar mie instan, tahun lalu menurun
menjadi 75%.Sisanya yang 25% dikeroyok merk mie instan lainnya.Kemunduran itu patut
diwaspadai. Apalagi baru-baru ini muncul produk-produk baru, seperti mie sedap milik PT
Sayap Mas Utama yang merupakan grup dari kelompok Wings yang diluncurkan pada Mei
2003 dan baru didistribusikan di Pulau Jawa dan Bali, namun namanya sudah mulai
diperbincangkan di kalangan pembeli di warung-warung, bahkan pasar swalayan.
Acceptability, yaitu rasa Indomie yang sudah bisa diterima di lidah konsumen (Product).
b).
c).
mari kita tinjau STP yang dilakukan PT. Indofood Sukses Makmur Tbk. terhadap Indomie :
1) Segmentasi
Demografis : Citarasa berdasarkan asal wilayah
Secara umum, produk Indomie dapat dinikmati untuk seluruh masyarakat Indonesia, baik
Indomie Goreng (Fried Noodles) maupun Indomie Rebus (Soup Noodles), namun secara
khusus, Indomie juga menciptakan kreasi rasa nusantara. Indomie dengan kreasi rasa
nusantara, mulai dari Soto Medan, Soto Banjar Limau Kuit, Soto Betawi sampai Coto
Makassar, Mie Cakalang dan Rasa Sate Ayam, dll. Dengan rasa nusantara tersebut, Orang
Banjar yang tinggal di Makassar, maupun sebaliknya tetap dapat menikmati cita rasa
masakan kesukaannya.
Pendapatan Segmentasi ini nyaris tidak kelihatan, tapi mungkin perlu diperhatikan baik-baik
keberadaan Indomie Premium (Special Quality Instant Noodles). Dengan superior-quality
wheat flour with additional toppings, harganya relatif lebih mahal dari pada jenis indomie
lainnya. Sehingga, umumnya Indomie Premium dikonsumsi oleh kalangan menengah ke atas
Geografis
Indomie diproduksi berdasarkan wilayah, yaitu:
2) Targetting
Produk Indomie memiliki target pasar untuk semua umur kecuali balita (full market
coverage). Produk Indomie melakukan Differentiated targeting strategy, perusahaan
menghasilkan beberapa produk yang memiliki karakteritik yang berbeda (yaitu: Indomie
Sekarang mari kita tinjau dari sisi Marketing Mix (produk, harga, distribusi, dan promosi) )
yang dilakukan PT. Indofood Sukses Makmur Tbk. terhadap Indomie :
1) Product (Produk)
Brand name yang digunakan adalah Indomie. Satu bungkus Indomie standard
memiliki massa 85 gram, dan terdapat 2 sachet berisi 5 bumbu-bumbuan yang disertakan,
yaitu kecap manis, saus sambal, minyak palm, bubuk perasa dan bawang goreng. Indomie
juga tersedia dalam versi jumbo dengan massa 120 gram (Anonim, 2008). Indomie memiliki
rasa yang sesuai dengan selera orang Indonesia. Indomie pun selalu berusaha memenuhi
keinginan konsumen yang semakin banyak, terbukti dengan semakin bertambahnya variasi
produk Indomie, mulai dari mie goreng, mie soup, mie regional (mie dengan variasi rasa
sesuai dengan masakan tradisional daerah-daerah Indonesia), mie premium, serta mie jumbo.
Jenis -Jenis Produk Indomie
2)
Price (Harga)
Indomie selain dapat dibeli perbungkus, dapat juga dibeli dengan paket 5 bungkus
atau paket 1 kardus berisi 30 atau 40 indomie. Harga Indomie juga sangat murah dan
terjangkau bagi semua kalangan masyarakat, di Indonesia, perbungkus indomie dihargai
hanya sekitar Rp. 900,- ( Anonim, 2008).
3)
Place
Group Distribusi Indofood memiliki jaringan distribusi terluas di Indonesia,
menembus sampai hampir ke setiap sudut kepualuan.Jumlah titik stok (gudang) semakin
diperbanyak secara agresif sejak tahun 2005, sehingga mampu menyediakan penetrasi yang
lebih luas melalui rantai suplai dan penghantaran.Gudang stok ditempatkan pada area-area
yang memiliki outlet retail yang banyak, termasuk pasar tradisional, sehingga setiap gudang
dapat melayani masing-masing area geografis dalam waktu yang sesingkat mungkin
(www.indofood.com). Di Yogyakarta agen-agen Indofood juga bekerjasama dalam
menyediakan Indomie dengan warung-warung seperti Burjo (warung yang menyediakan
bubur kacang hijau dan mie instan/mie goreng sebagai menu utama)
4)
Promotion
Promosi merupakan aktivitas pemasaran untuk mengkomunikasikan informasi tentang
Iklan
Event
: Indomie menggelar ajang membuat lagu jingle untuk pelajar SMA, acara
Pembuatan Shop Sign (Spanduk Nama Burjo dengan tema Indomie untuk setiap Burjo
di Yogyakarta)
Ditinjau dari aspek product life-cycle, Indomie saat ini berada pada posisi mature,
sudah stabil, memiliki brand equity yang sangat kuat sehingga dapat bertahan sebagai Top of
Mind merek mie instan. Pada tahap ini Indomie tidak boleh lengah, dalam artian Indomie
masih tetap harus mengadakan promosi untuk me-remindcustomer bahwa Indomie
masih exsist, dan selalu berinovasi untuk merejuvenasi produk maupun strategi
promosinya.Indomie sempat direbut pangsa pasarnya oleh Mie Sedaap (muncul tahun 2003)
sehingga pangsa pasar Indomie menurun, meskipun masih tetap menguasai sebagian besar
pasar.Sejak saat itu, menyadari bahwa Mie Sedaap merupakan pesaing yang cukup kuat,
Indomie mulai bangkit dari tidur panjangnya, Indomie mulai gencar beriklan lagi.
Indomie menggunakan endorser artis terkenal seperti 3 Diva, Gita Gutawa, maupun
non artis seperti remaja/pelajar.Indomie semakin mengukuhkan bahwa dia masih menjadi mie
instan nomor satu di Indonesia. Indomie juga mengadakan acara Indomie Jingle Dare untuk
para pelajar SMA yang bertujuan untuk lebih memodernisasi Jingle-nya. Hal ini dimaksudkan
untuk lebih meningkatkan brand awareness remaja/pelajar mengenai produk Indomie.
Indomie melihat remaja/pelajar sebagai customer masa depan, jadi sejak sekarang Indomie
mulai memberikan semacam edukasi mengenai Indomie.
Di Yogyakarta, terdapat banyak sekali warung yang menyediakan menu mie instan
(disebut Burjo). Untuk membangun relationship dengan Burjo (meskipun tidak semua
Burjo), agen-agen Indofood menyalurkan langsung Indomie kepada Burjo. Selain itu untuk
memelihara eksistensinya, Indomie juga beriklan dengan cara membuatkan spanduk bertema
Indomie yang berisikan nama Burjo (shop sign). Sehingga pada benak konsumen tertanam
bahwa Burjo hanya menjual produk Indomie.Hal ini juga merupakan bagian dari marketing
mix Indomie.
DAFTAR PUSTAKA
Philip Kotler & Kevin Lane Keller, 2009, Manajemen pemasaran, Edisi 13 Jilid 1. Jakarta.
http://www.indofood.com
http://www.scribd.com/doc/50637926/PT-INDOFOOD
http://ilmumarketingdesain.blogspot.co.id/2012/09/pengertiansegmentasitargetingpositioni.html