Anda di halaman 1dari 7

SIKLUS HIDUP PRODUK GERY

Merek Gery merupakan merek kedua Garudafood yang diluncurkan pada tahun
1997 untuk produk biskuit bersalut. Setelah itu, merek Gery meluncurkan produk
confectionery seperti pasta cokelat dan meises cokelat serta jenis biskuit yang lain seperti
malkist crackers, biskuit cokelat dan makanan ringan sereal (cereal snack). Garudafood
selalu mengedepankan inovasi untuk mengembangkan pasar biskuit bersalut yang
potensial.

Berdasarkan data Nielsen dari tahun 2016-2018, Garudafood merupakan salah satu
perusahaan
yang pertama memperkenalkan biskuit wafer dan malkist crackers bersalut dengan
kualitas produk yang baik dan berbagai varian rasa yang diterima oleh konsumen, seperti
cokelat, keju, kelapa dan green tea.

SEJARAH PT. GARUDAFOOD

Garudafood berawal dari PT.Tudung, didirikan di Pati, Jawa Tengah pada tahun 1979.
Pendiri perusahaan adalah mendiang Darmo Putro mantan pejuang yang memilih menekuni
dunia usaha setelah bangsa Indonesia merdeka. Pada awal 1987, Garudafood mulai menjual
hasil produksi kacangnya dengan merek Kacang Garing Garuda, yang kini dikenal dengan
“Kacang Garuda”. Kacang Garuda telah meraih beberapa penghargaan sebagai berikut:

1. Indonesian Customer Satisfaction Awards (ICSA) Kategori kacang bermerek 7 kali


berturut-turut (2000-2007)
2. Superbrands (2003)
3. Top Brands For Kids (2004)
4. Indonesian Best Brands Awards (IBBA, 2004-2007)
5. TOP Brand (2007-2012)

Pada 1998, Garudafood mengakuisisi PT Tri Teguh Manunggal Sejati, produsen jelly dan
meluncurkan produk jelly bermerek Okky dan Keffy. Prestasi Okky Jelly dibuktikan dari
keberhasilan meraih Top Brand for Kids (TBK) Award untuk kategori Jelly.

Diakhir 2002, Garudafood Grup meluncurkan produk minuman jelly bermerk Okky Jelly
Drink yang merupakan pioneer dikelasnya, ini sekaligus merupakan babak baru Garudafood
memasuki bisnis minuman. Keseriusan Garudafood menekuni bisnis minuman juga semakin
kentara dengan diluncurkannya Mountea. Mountea bahkan mencatat prestasi IBBA 2007-
2010 kategori minuman the dalam kemasan cup.
Melihat pangsa pasar snack yang harus dikembangkan di Indonesia, pada 2005
Garudafood juga memproduksi snack yang bermerk Leo untuk kategori keripik kentang,
keripik pisang, keripik singkong, dan kerupuk.

Ditingkat Nasional, Garudafood juga dipersepsi positif sebagai salah satu perusahaan
makanan dan minuman idaman dimata stakeholders. Untuk mempercepat pencapaian visinya,
pada tahun 2011 Garudafood Grup bekerja sama dengan perusahaan dari Jepang Suntory
Beverage and Food divisi non-alcohol mendirikan anak perusahaan PT Suntory Garuda
Beverage yang focus pada pengembangan industry minuman.

Pendirian perusahaan distribusi merupakan salah satu contoh inovasi strategi bisnis
Garudafood. Garudafood bukan lagi manufaktur produk makanan, melainkan perusahaan
distribusi produk makanan. Distribusi ini menjadi lini bisnis baru, sekaligus keunggulan. Jadi,
distribusi bukan hanya soal uang, tapi juga waktu dan relationship.

Lewat inovasi pula, produk Garudafood semakin variatif. Yang dulunya hanya berjualan
kacang, saat ini memproduksi 200 item produk makanan dan minuman. Inilah yang perlu
dikawal terus dan diwariskan antargenerasi.

1. TAHAP PERKENALAN (Introducing)


Melihat prospek Gery yang menjanjikan, maka ia pun dikembangkan sebagai Umbrella
brand. Gery melahirkan sejumlah submerek yang kelak masing-masing diarahkan menjadi
merek yang mandiri. Maka lahirlah produk awal yaitu Gery Wafer Cream. Setelah itu, baru
memproduksi produk lainnya seperti Gery Wafer Stick, Gery Saluut, Gery Cokluut, Gery
Bismart, Gery Romeo Juliet, Gery Colek, Gery Meses, Gery Soes, dan Gery Cracker Beras.

Produk biscuit meliputi, Gery Bismart, Gery Bischoc, Gery Cracker Beras, Gery Refill-E,
Gery Snack and Sereal, Gery Soes, Gery Wafer Cream Caramel, Gery Cream Coklat Vanila,
Gery Wafer Cream Saluut Coklat, Wafer Cream Coklat, Wafer Cream Coklat Keju, Gery
Chocolatos, Gery Cokluut, Gery Wafer Stick Coklat, Gery Wafer Stick Coklat Keju, Gery
Wafer Stick Coklat Susu.

2. TAHAP PERTUMBUHAN (Growth)


Sepanjang 2006 Gery membukukan pertumbuhan penjualan hampir dua kali lipat
dibandingkan rata-rata pertumbuhan kategori produk biskuit. Padahal bukan perkara mudah
merebut dan me-maintain pangsa di industri yang tergolong sudah mature dengan tingkat
persaingan yang cukup tinggi seperti industri biskuit. Menurut Brand Manager Gery Ferry
Haryanto, setiap tahun pertumbuhan merek ini rata-rata di atas 50%. Pada 2001 -2002
growth-nya 180%, 2002-2003 115%, 2003-2004 55%, 2005-2006 67%, dan 2006-200740%.
Menurut catatan Mix, industri ini melayani permintaan pasar (market size) sekitar Rp 5 triliun
per tahun.

STRATEGI MARKETING DAN SEGMENTASI GERY


Gery menyasar semua segmen dengan aneka produk biskuit (wafer, cookies, crackers,
dan cereal). Untuk segmen anak-anak, Garudafood masuk dengan Gery Bismart Krim dan
Gery Wafer Cream; untuk remaja tanggung (setingkat SMP) Garudafood menyiapkan Gery
Saluut dan Gery Cokluut; untuk remaja setingkat SMA dan universitas ada Gery Romeo dan
Juliet; sedangkan untuk segmen dewasa ada Gery Wafer Cream Premium Saat ini Gery
setidaknya membawahkan 15 sub merek yang terdiri dari kategori produk wafer caramel,
wafer cream, wafer stick, coockies, cereal, sus dan crackers.

STRATEGI BRANDING
Menggunakan strategi umbrella brand, Gery mencetak tingkat awareness yang tinggi.
Di sub kategori wafer, misalnya, awareness Gery Saluut (wafer stick) menempati urutan
pertama (Indonesia Best Brand Award 2006). Strategi umbrella brand Garudafood ini berbeda
dari strategi branding yang dilakukan oleh para pemain kakap lain yang pada umumnya
menggunakan single brand untuk satu sub kategori produk. Mayora, misalnya, memakai
merek Beng-beng hanya untuk produk wafer karamel; Siantar Top menggunakan merek Top
untuk wafer karamel; Danone memakai merek Biskuat cuma untuk produk cookies.

TARGETTING GERY
Menurut Ferry Haryanto, Brand Manager Gery, membidik pasar anak-anak dan
remaja tidak cukup hanya memberikan best value (value for money). Salah satu rahasia
sukses Gery terletak pada konsistensinya dalam berkomunikasi dengan target market dalam
kondisi sulit sekalipun. Branding Gery sebagian besar dilakukan melalui placement iklan di
televise. Garudafood mengalokasikan bujet untuk komunikasi ini sekitar 7% dari total
omsetnya, termasuk untuk riset pemasaran. Produk penerima APAI 2008 memosisikan diri di
segmen makanan ringan (snack) untuk anak-anak, biskuit Gery meluncur di pasar dalam
negeri pada 1997, tetapi baru ‘diperhitungkan’ dalam kancah persaingan makanan ringan
pada pertengahan 2001.

POSITIONING GERY
Alasannya, dunia sekarang ini dilanda over komunikasi. Akibatnya pikiran para
prospek menjadi ajang pertempuran. Oleh karena itu, agar dapat berhasil dalam masyarakat
yang over komunikasi, perusahaan Gery mampu menciptakan suatu posisi yang
mempertimbangkan tidak hanya kekuatan dan kelemahan perusahaan sendiri, tetapi juga
kekuatan dan kelemahan pesaingnya dalam pikiran prospeknya. Itulah sebabnya rancangan
dasar “positioning” tidak lagi sekedar menciptakan sesuatu yang baru dan berbeda dengan
yang lain. Dalam hal ini, Gery mampu memanfaatkan dengan cerdik apa yang ada dalam
pikiran dan mengkaitkan hubungan-hubungan yang telah ada, hal ini karena pikiran manusia
juga memiliki tempat bagi setiap keping informasi yang telah dipilih untuk disimpan.

Positioning sendiri merupakan sebuah produk dimata konsumen yang membedakan


dengan produk pesaing. Dalam hal ini termasuk brand image, manfaat yang dijanjikan serta
competitive advantage. Penempatan produk mencakup kegiatan merumuskan penempatan
produk dalam persaingan dan menetapkan bauran pemasaran agar tercipta kesan tertentu
diingatan konsumen. Bagi setiap segmen yang dimasuki perusahaan, perlu dikembangkan
suatu strategi penempatan produk. Saat ini setiap produk yang beredar dipasar menduduki
posisi tertentu dalam segmen pasarnya. Apa yang sesungguhnya penting disini adalah
persepsi atau tanggapan konsumen mengenai posisi yang dipegang oleh setiap produk
dipasar.

Pada kasus Gery, perusahaan ini menjaga posisinya dengan baik. Sebagaimana yang
dilakukan oleh Gery adalah menyiapkan Gery dengan menggunakan metode inovasi, cost
leadership, komunikasi plus kemampuan menyesuaikan produk dengan selera Indonesia.
Sebagai contoh, inovasi yang dilakukan adalah Gery Chocolatos tersedia dalam 2 varian rasa,
yaitu coklat dan mocca. Gery Chocolatos dikemas dalam ukuran kemasan yaitu 11,5 gram.
Untuk harga, Gery Chocolatos dipasaran sendiri Rp 500/bungkus. Komposisi dari Gery
Chocolatos sendiri terdiri dari gula, minyak nabati, coklat bubuk, tepung terigu, dekstrosa
monohidrat, lemak nabati, susu bubuk, whey bubuk, tapioca, pewarna caramel, pengemulsi
nabati, dan garam.

STRATEGI KOMUNIKASI (IKLAN)


Dilahirkan oleh PT Garudafood Putra Putri Jaya, Gery yang menerima Anugerah
Produk Asli Indonesia untuk kategori makanan ringan ini sukses menjadi brand yang diterima
masyarakat luas dengan mengoptimalkan ceruk pasar yang belum digarap oleh pemain lain.

Penetrasi awal Gery dilakukan di pasar wafer stick, terutama di wilayah Jawa Timur
dan Jawa Tengah. Garudafood dengan merek Gery-nya, menggarap pasar makanan ringan
anak-anak dengan mengandalkan kekuatan komunikasi, inovasi cita rasa, riset dan
pengembangan, teknologi mesin, disusul perluasan jaringan distribusi.
“Ku kira coklat, nggak taunya broklat, perutku jadi kacau berat, nggak! nggak
momo lagi”. Demikian sebuah pernyataan yang diperankan oleh seorang anak bertubuh
tambun dalam sebuah iklan kudapan coklat bermerk “Gery Toya-Toya” produksi Garuda
Food, yang ditampilkan dalam iklan di berbagai televisi nasional. Sekilas iklan tersebut biasa
saja, namun sesungguhnya memuat pesan yang menyerang pesaingnya
bernama ”Momogi” kudapan buatan perusahaan lain.

3. TAHAP KEDEWASAAN / KEMATANGAN (Maturity)


Pada kasus Gery, sarana diferensiasi yang jelas dan sering menjadi faktor pendorong bagi
konsumen. Pada diferensiasi produk ini dapat dideferensiasikan berdasarkan jumlah, dan
dimensi berbagai produk dan jasa : bentuk fitur, mutu, kinerja, daya tahan, keandalan, mudah
diperbaiki, dan lain sebagainya. Pada kasus Gery ini adalah produk me-too. Diferensiasi yang
dibandingkan terutama pada komunikasi pemasaran yang konsisten yaitu melayani kebutuhan
target pasarannya yaitu kalangan anak-anak. Gery melakukan strategi dengan cara menggarap
pasar anak-anak. Gery dapat melihat sisi yang berbeda dan kebanyakan pesaing tidak
memahami hal ini. Padahal pasar anak-anak menjadi tunggangan bagus terutama pada pasar
wafer. Beberapa hal yang menjadi diferensiasi Gery dengan yang lain adalah:

1. Gery mengemas produk dalam kemasan yang kecil. Sebagai contoh, Gery
menawarkan produknya pada harga psikologis yaitu Rp.500. hal ini memberikan
perbedaan yang signifikan terhadap pesaing. Hal-hal semacam ini membuat Gery
semakin lama semakin menguasai pangsa dan bisa menyaingi Tango yang lebih lama
disbanding dengan Gery
2. Mengenalkan Gery sebagai burung kecil berwarna biru lincah dan lucu. Sehingga
dalam hal ini bagi siapapun yang melihat akan memandang Gery kemudian
mempersepsikan Gery sebagai sahabat anak-anak dalam bentuk kartun. Hal ini menjadi
bagian penting untuk Gery dalam meningkatkan penjualan.
3. Gery sengaja membuat marketing Gimmick yang merangsang anak-nak untuk
mencobanya.
4. Product Strategy & Branding Management
5. Pricing Strategy
6. Channel Strategy
7. Promotion Strategy
PRODUK-PRODUK GERY

Gery Saluut O Gery Snack Sereal Gery Snack Sereal


Donut Coklat Keju

Gery Snack Gery Saluut Roll Gery Meiseis


Sereal

Gery Bischoc
Gery Saluut Stick

Gery Pasta
Chocolate

Gery Saluut Wafer


Gery Saluut Wafer
Coconut
Chocolate
Gery Saluut Wafer Gery Saluut Malkist
Hazelnut Sweet Cheese

Gery Malkist Gery Saluut Malkist Gery Saluut Malkist


Gandum Chocolate Chocolate
Coconut

Gery Saluut Malkist Gery Saluut Malkist Gery Saluut Malkist


Coconut Dark Matcha Latte
Compound
ANALISIS PERKEMBANGAN PRODUK GERY

Untuk memenuhi salah satu tugas


Mata Kuliah Manajemen Pemasaran
Dosen pembimbing : Yayuk Sri Rahayu, SE., MM

Disusun oleh :
Nama : DIAN NOVITASARI
NIM : 18540028
Kelas :A

S1 PERBANKAN SYARI'AH
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI MAULANA MALIK IBRAHIM
MALANG

Anda mungkin juga menyukai