Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH

PENGEMBANGAN PRODUK

“COKLAT”

DISUSUN OLEH:

KELOMPOK 1

ADHA FARWATI J1A113004

MELA ANGGRAINI J1A113020

TOMMI RIVALDI J1A113040

GUSTIRANDA J1A113070

TEKNOLOGI HASIL PERTANIAN

FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN

UNIVERSITAS JAMBI

2016
KATA PENGANTAR

Puji dan Syukur saya panjatkan ke Hadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena
berkat limpahan Rahmat dan Karunia-nya sehingga saya dapat menyusun makalah ini
dengan baik dan tepat pada waktunya. Dalam makalah ini penulis membahas
mengenai “Cokelat”.

Makalah ini dibuat dengan berbagai literatur untuk membantu menyelesaikan


tantangan dan hambatan selama mengerjakan makalah ini. Saya menyadari bahwa
masih banyak kekurangan yang mendasar pada makalah ini. Oleh karena itu saya
mengundang pembaca untuk memberikan saran serta kritik yang dapat membangun
penulis . Kritik konstruktif dari pembaca sangat penulis harapkan untuk
penyempurnaan makalah selanjutnya. 

Pondok Meja, 18 Februari 2016

Penulis
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .................................................................................................


DAFTAR ISI ................................................................................................................
BAB I PENDAHULUAN ...............................................................................................
1.1 LatarBelakang................................................................................................
1.2 Tujuan.............................................................................................................

BAB II PEMBAHASAN ..............................................................................................


2.1 PRODUK COKLAT SILVERQUEEN ........................................................
2.1.1. Silverqueen Classic ...........................................................................
2.1.2. Silverqueen Chunky Bar ....................................................................
2.2 PRODUK COKLAT CADBURY ...............................................................
2.2.1. Cadbury Dairy Milk ...........................................................................
2.2.2. Cadbury Chewy dan Cadbury Chunky ...............................................
2.3. COKLAT CHOYO-CHOYO YOSAN .........................................................
2.4.KEBERHASILAN PRODUK COKELAT DAN SARAN INOVASI YANG
DAPAT DILAKUKAN ...........................................................................

BAB III PENUTUP .......................................................................................................


3.1 Kesimpulan ....................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................................
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG

Terdapat berbagai jenis produk bahan pangan yang beredar dipasar dengan
berbagai merk dagang dari beberapa produsen yang ada. Tapi, tidak semua dari
produk dengan merk dagang tersebut yang dapat bertahan lama dipasaran. Hal ini
disebabkan karena selera konsumen yang berubah-ubah. Oleh karena itu
pengembangan produk baru merupakan suatu hal yang penting bagi perusahaan.
Pengembangn tersebut dapat meliputi pembuatan produk yang baru atau
penyempurnaan dari produk yang sudah ada. Agar mampu bertahan dalam dunia
bisnis, maka produsen atau pengusaha harus mampu melakukan inovasi terhadap
produknya. Inovasi ini dapat dilakukan melalui menciptakan kemasan yang menarik
bagi konsumen, variasi rasa, dan ukuran serta iklan yang dapat menarik perhatian
konsumen.

Coklat merupakan salah satu produk yang banyak beredar dipasaran. Terdapat
beberapa merk dagang coklat, ukuran dan bahan pengisinya pun berbagai macam.
Produk juga memiliki siklus hidup, yakni fase dari mulai produk tersebut
diperkenalkan ke konsumen ingga produk tersebut ditolak konsumen/hilang dari
pasaran. Terdapat 4 fase dalam siklus hidup produk (Basu Swastha (1984), yakni :

1. Tahap perkenalan (introduction).

Pada tahap ini, barang mulai dipasarkan dalam jumlah yang besar walaupun
volume penjualannya belum tinggi. Barang yang di jual umumnya barang baru (betul-
betul baru). Karena masih berada pada tahap permulaan, biasanya ongkos yang
dikeluarkan tinggi terutama biaya periklanan. Promosi yang dilakukan memang harus
agresif dan menitikberatkan pada merek penjual. Di samping itu distribusi barang
tersebut masih terbatas dan laba yang diperoleh masih rendah.

2. Tahap pertumbuhan (growth).

Pada tahap pertumbuhan ini, penjualan dan laba akan meningkat dengan cepat
karena permintaan sudah sangat meningkat dan masyarakat sudah mengenal barang
bersangkutan, maka usaha promosi yang dilakukan oleh perusahaan tidak se-agresif
tahap sebelumnya. Di sini pesaing sudah mulai memasuki pasar sehingga persaingan
menjadi lebih ketat. Cara lain yang dapat dilakukan untuk memperluas dan
meningkatkan distribusinya adalah dengan menurunkan harga jualnya.

3. Tahap kedewasaan (maturity)

Pada tahap kedewasaan ini kita dapat melihat bahwa penjualan masih
meningkat dan pada tahap berikutnya tetap. Dalam tahap ini, laba produsen maupun
laba pengecer mulai turun. Persaingan harga menjadi sangat tajam sehingga
perusahaan perlu memperkenalkan produknya dengan model yang baru. Pada tahap
kedewasaan ini, usaha periklanan biasanya mulai ditingkatkan lagi untuk menghadapi
persaingan.

4. Tahap kemunduran (decline)

Hampir semua jenis barang yang dihasilkan oleh perusahaan selalu mengalami
kekunoan atau keusangan dan harus di ganti dengan barang yang baru. Dalam tahap
ini, barang baru harus sudah dipasarkan untuk menggantikan barang lama yang sudah
kuno. Meskipun jumlah pesaing sudah berkurang tetapi pengawasan biaya menjadi
sangat penting karena permintaan sudah jauh menurun. Apabila barang yang lama
tidak segera ditinggalkan tanpa mengganti dengan barang baru, maka perusahaan
hanya dapat beroperasi pada pasar tertentu yang sangat terbatas.

1.2 TUJUAN
Tujuan penulisan makalah pengembangan produk “coklat” adalah untuk
mengetahui siklus hidup produk coklat yang ada dipasaran dan untuk mengetahui
inovasi-inovasi yang telah dilakukan produsen terhadap produk tersebut.

BAB II

ISI

2.1 PRODUK COKLAT SILVERQUEEN

SilverQueen adalah salah satu merek cokelat terkenal di Indonesia. Didirikan


sejak tahun 1950, perusahaan ini beroperasi dibawah naungan PT. Petra Food yang
juga mengelola Ceres dan Delfi. Merek asli Indonesia ini tak kalah bersaing dengan
merek cokelat asal luar negeri seperti M&M, Lotte, Kit-Kat, bahkan Cadbury dan
Toblerone. SilverQueen merupakan merek cokelat nasional saat ini merupakan
penguasa pasar atas makanan cokelat batangan (chocolate bar) di Indonesia. Dengasn
komposisi: Gula, kacang mente, susu bubuk, kakao massa, lemak kakao, pengemulsi
lesithin kedelai, garam, pencita rasa vanilli membuat SilverQueen selalu menjadi
coklat idola para pecinta coklat. SilverQueen berhasil menjaga reputasinya sebagai
produk makanan ringan yang berkualitas dan seolah sudah menjadi bagian dari
masyarakat Indonesia. Slogannya "Santai belum lengkap tanpa SilverQueen",
ditujukan kepada konsumen mayoritas penggemar cokelat yaitu remaja. Produk ini
hampir dapat ditemukan diseluruh penjuru Indonesia dari Supermarket hingga toko
kelontong kecil (Pranata, 2013).

SilverQueen saat ini telah mengembangkan berbagai macam varian bentuk


makanan ringan, seperti Bites, ChunkyBar, Rock'R, caramel dan masih banyak lagi
yang dapat ditemui di toko-toko (Pranata, 2013). Selain slogan “Santai belum
lengkap tanpa Silver Queen” yang digunakan untuk promosi, keseluruhan produk
Silver Queen, ada sedikit pengecualian untuk Silver Queen Chunky Bar yang
memiliki slogan “Gede sih, tapi rela bagi-bagi ? ”.
Salah satu ciri khas dari setiap produk coklat SilverQueen adalah perbandingan
antara komposisi coklat yang lebih banyak dibandingkan dengan jumlah susu yang
ditambahkan. Selain dipasarkan di Indonesia, produk SilverQueen juga sudah
diekspor ke mancanegara beberapa negara tujuannya adalah Singapura, Malaysia,
Thailand dan Filipina. Diantara beberapa Negara ini ternyata Filipina adalah negara
pertama yang dijadikan tujuan ekspor.

PT Petra Food adalah perusahaan yang khusus memproduksi makanan,


khususnya yang berbahan baku coklat. Perusahaan ini didirikan oleh keluarga Ming
Chee Chuang. Untuk mengembangkan bisnisnya PT Petra Food selanjutnya
membuka bisnis perkebunan coklat di beberapa negara penghasil coklat terbaik,
seperti Meksiko, Brazil dan negara- negara di Eropa. Bisnis Silver Queen ternyata
bukan satu-satunya andalan dari PT Petra Food. Ternyata selain memasarkan produk
coklat yang siap konsumsi di bawah anak perusahaannya, PT Petra Food juga
menjual produk coklat mentahnya sebagai bahan baku produsen coklat lainnya,
seperti Nestle, Cadbury, dan Mars.

2.1.1. Silverqueen Classic

SilverQueen Classic adalah produk pertama dari SilverQueen yang


diluncurkan pada tahun 1956, SilverQueen Classic juga merupakan produk cokelat
lokal pertama di Indonesia. SilverQueen Classic berbentuk batang dimana dalam satu
batang terdiri dari 6 ruas bagian.SilverQueen Classic terdiri 5 varian, yaitu Cashew
atau kacang mete, Almond, Fruit & Nut, White Chocolate, dan Dark Chocolate.
Ukurannya pun terdiferensiasi menjadi 3, yaitu 9,5 gram, 33 gram dan 68 gram
(Annisa, 2012).

SilverQueen Classic berada pada fase maturity atau fase puncak pada siklus
hidu produk. Hal ini terbukti bahwa SilverQueen Classic membentuk pangsa pasar
karena merupakan produk coklat lokal pertama di Indonesia. Dan masih terus
bertahan dengan penggemarnya hingga sekarang walaupun banyak pesaing pada
pangsa pasar yang sama.
2.1.2 SILVERQUEEN CHUNKY BAR

SilverQueen Chunky Bar diluncurkan pada tahun 2004 dengan ukuran 39


gram dan 68 gram. Produk cokelat ini berbentuk batang yang terbagi 4 potong tebal
cokelat berisi kacang dan/atau buah-buahan. Jika dipatahkan, bilah cokelat ini dengan
penuh relung mulut. Pada tahun 2006, diluncurkan ukuran 100 gram yang terdiri dari
11 potong cokelat untuk memuaskan permintaan konsumen. Ukurannya yang besar
ini menjadi juara varian permintaan SilverQueen (Annisa, 2012).

SilverQueen Chunky Bar 100 gram tersedia dalam 5 varian, yaitu Cashew,
Almond, Fruit & Nut, Orange Peel, Dark Chocolate dan White Chocolate.
Sedangkan untuk ukuran lainnya hanya dalam 2 varian, yaitu Cashew dan Fruit &
Nut. Chunky Bar tersedia juga dalam ukuran mini 15 gram (Annisa, 2012).

SilverQueen Chunky Bar pada siklus hidup produk, kami menggolongkannya


pada fase growth atau fase pertumbuhan. SilverQueen Chunky Bar semenjak awal
kemunculannya telah memiliki penggemarnya sendiri dan terus berkembang hingga
sekarang. Nama besar SilverQueen telah menjadi faktor pendukung utama dalam
perkembangan SilverQueen Chunky Bar selama ini.

2.2 PRODUK COKLAT CADBURY

Cadbury adalah merk coklat terkenal dunia. Pendiri dari pabrik coklat ini adalah
John Cadbury. Beliau mendirikan pabrik ini di Birmingham, Inggris. Ia memulai
usahanya dari pertama yaitu berjualan teh di Leeds hingga akhirnya ia membeli
pabrik kecil untuk memproduksi minuman kakao dan cokelat. John akhirnya
menyerah dan menyerahkan bisnisnya pada anak-anaknya. Pada tahun 1879, pabrik
tersebut dipindahkan ke desa kecil yang bernama Bournbrook. Setelah dua tahun
pindah, pabrik mereka memiliki 2600 orang pekerja.
Setelah Perang Dunia II perusahaan Cadbury masih tetap maju dan semakin
melebarkan sayapnya. Hingga tahun 2006, Cadbury tercatat mempekerjakan 7000
pegawai dengan membukukan penjualan produk dengan nilai setidaknya 15 miliar
dollar AS.

Pada tahun 2007, pabrik PT Cadbury Indonesia terpaksa merelokasi ke


Thailand serta Malaysia disebabkan karena tingginya biaya produksi yang dipicu
naiknya harga bahan baku coklat, gula dan susu di Indonesia (Mada, dkk, 2007). Pada
19 Januari 2010 terjadi penjualan Perusahaan Cadbury kepada Kraft, perusahaan
makanan ringan Amerika Serikat (Maryoto dalam Rahman, 2011).

2.2.1. Cadbury Dairy Milk

Cadbury Dairy Milk yang merupakan produk lama Cadbury. Produk ini
terkenal karena kenikmatan coklatnya yang tidak ada tandingannya. Kemudian
Cadbury Black Forest, Cadbury Dairy Milk Cashew, Cadbury Dairy Milk Fruit &
Nut, Cadbury Roast Almond dan yang terbaru adalah Cadbury Dairy Milk Chunky
dan Cadbury Dairy Milk Chewy.

Cadbury Dairy Milk digolongkan pada fase maturity atau fase puncak, Cadbury
Dairy Milk merupakan kompetitor utama SilverQueen Classic. Keunggulan dari
Cadbury Dairy Milk adalah kandungan susu yang lebih banyak sehingga cokelat lebih
lembut dan berkrim (creamy).

2.2.2. Cadbury Chewy dan Cadbury Chunky

Cadbury Chewy dan Cadbury Chunky merupakan produk coklat yang masih baru
ada di pasaran. Produk ini baru ada sekitar akhir tahun 2014, karenanya kami
menggolongkannya masih pada fase pengenalan. Iklan yang beredar melalui media
(salah satunya Televisi) masih banyak dan sering ditayangkan.
Produk coklat Cadbury Chewy dan Cadbury Chunky yang masih baru pada tahap
pengenalan menyebabkan produsen belum adanya inovasi yang baru, baik dari varian
rasa, kemasan, maupun bentuk produk.

2.3. COKLAT CHOYO-CHOYO YOSAN

Choyo-Choyo Yosan merupakan jajanan jaman dulu yang sekarang masih


diproduksi tetapi tidak kita lihat lagi iklannya di televisi. Coklat yang diproduksi oleh
PT Mustika Manis Utama Tangerang, Indonesia ini dimakan dengan menggunakan
sendok kecil dengan kemasan seperti kemasan jelly kecil.

Choyo-Choyo Yosan digolongkan kedalam fase decline atau fase menurun pada
siklus hidup produk. Coklat Choyo-Choyo Yosan dahulu sangat digemari anak-anak
Sekolah Dasar dan Taman Kanak-kanak. Namun kini telah jarang dijumpai dan
kurang diminati oleh anak-anak.
2.4. KEBERHASILAN PRODUK COKELAT DAN SARAN INOVASI YANG
DAPAT DILAKUKAN

Berdasarkan tinjauan yang dilakukan baik secara langsung maupun tak


langsung yaitu dengan cara terjun langsung kelapangan maupun dengan melalui
media internet. Inovasi pada suatu produk sangatlah penting, dikarenakan persaingan
pasar baik dengan sesama produsen dalam negeri hingga luar negeri dimana hal ini
menuntut produsen mau atau pun tidak harus melakukan inovasi produk demi
memenui kebutuhan konsumen yang kian hari meningkat.

Pada SilverQueen, dimana produk cokelat ini dapat dikatakan dalam


berinovasi untuk produknya berhasil contohnya pada produk SilverQueen Classic
(Ori) dan SilverQueen Chunky Bar. Hal ini dapat terlihat dari banyaknya
pendistribusian produk tersebut di berbagai daerah indonesia baik di mini market
maupun mall – mall besar di Indonesia, serta masih adanya iklan yang disiarkan
melalui media televisi tentang produk tersebut. Sama halnya dengan SilverQueen,
produk cokelat dengan nama produk CadBurry pun dengan inovasi yang dilakukan
dapat dikatakn berhasil juga, dengan alasan yang sama dengan produk SilverQueen.
Meskipun CadBurry ini tidak terlalu banyak melakukan inovasi dan masyarakat
cenderung lebih menyukai produk SilverQueen dibanding dengan CadBurry.
Sedangkan produk cokelat yang satu ini yaitu Coklat Choyo-Choyo Yosan dapat
dikatakan inovasi yang dilakukan tidak berhasil dan sedikit, hal ini dapat dari
pendistribusian produk yang sekarang ini sulit untuk ditemui baik di toko besar
maupun kecil, penyebaran iklan melalui media televisi tentang produk ini pun tidak
ada.
Adapun beberapa inovasi yang dapat dilakukan dalam produk cokelat oleh
penulis diantarany :

1. Penambahan varian rasa yang unik pada cokelat, seperti rasa pedas, mint, dan
campuran buah-buahan, serta flavour yang belum pernah ada dibuat

2. Pengkreasian aneka bentuk cokelat, mulai dari berbentuk karakter untuk anak-anak
seperti karakter hewan atau animasi , bisa juga dengan bentuk huruf atau angka. Dan
pembentukan permen seukuran permen kecil-kecil yang praktis untuk dibawa .

3. Kemasan dan nama produk yang menarik, disertai penambahan slogan yang lucu
atau kata-kata motivasi. Juga bentuk kemasan yang minimalis dan praktis seukuran
permen.

BAB III

PENUTUP

3.1 KESIMPULAN

Produk coklat yang beredar di pasaran berada pada fase siklus kehidupan
produk yang berbeda. Perbedaan ini tergantung dari kemampuan produsen berinovasi
dalam pengembangan produknya. Produsen yang inovatif mampu mempertahankan
produknya untuka waktu yang lama di pasaran, sedangkan produsen yang kurang
inovatif tidak mempertahankan produknya sehingga hilang dari pasar.
DAFTAR PUSTAKA

Aninisa ayuningtyas. 2012. PROGRAM PERENCANAAN KOMUNIKASI


PEMASARAN TERPADU “SilverQueen LET’S SANTAI” 2012. ILMU
KOMUNIKASI KEKHUSUSAN PERIKLANAN. DEPOK

Mada, L.P dan Wisnnumurti. 2007. Pabrik PT Cadbury Indoneisa Sepi.


Liputan6.com. Jakarta. m.liputan6.com/news/read144301/pabrik-ptcadbury-
indonesia-sepi diakses pada 14 Februari 2016.

Pranata, A.Y. 2013. Profil SilverQueen.


http://m.merdeka.com/profil/indonesia/s/silver-queen/ diakses pada 14
Februari 2016.

Rahman, H. 2011. Cadbury, Perusahaan Coklat Dunia yang Hebat Itu Kini Tinggal
Kenangan. m.kompasiana.com/www.oes_rahman.com/ Cadbury-perusahaan-
coklat-dunia-yang-hebat-itu-kini-tinggal
kenangan_5500cfba33311c56f51243b diakses pada 16 Februari 2016

Anda mungkin juga menyukai