Anda di halaman 1dari 18

BAB I

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Makhluk hidup, utamanya manusia pasti membutuhkan zat-zat tertentu dalam
membantu aktivitas metabolisme dalam tubuhnya. Sehingga organ-organ manusia
dapat melakukan aktivitas-aktivitas yang kadang tidak disadari kerjanya, seperti
penyerapan sari-sari makanan di usus, penghalusan makanan di lambung dan lain
sebagainya.
Metabolisme adalah segala proses reaksi kimia yang terjadi di dalam makhluk
hidup, mulai makhluk hidup bersel satu yang sangat sederhana seperti bakteri,
protozoa, jamur, tumbuhan, hewan, sampai mkhluk yang susunan tubuhnya kompleks
seperti manuasia. Di dalam proses ini, makhluk hidup mendapat, mengubah dan
memakai senyawa kimia dari sekitarnya untuk mempertahankan hidupnya.
Metabolisme meliputi proses sintesis (anabolisme) dan proses penguraian
(katabolisme) senyawa atau komponen dalam sel hidup. Semua reaksi metabolisme
dikatalis oleh enzim. Hal lain yang penting dalam metabolisme adalah peranannya
dalam penawaracunan atau detoksifikasi, yaitu mekanisme reaksi pengubahan zat
yang beracun menjadi senyawa tak beracun yang dapat dikeluarkan dari tubuh.
Vitamin dan Mineral merupakan dua hal yang sering kita dengar. Mineral
adalah kelompok mikronutrien bagi tubuh. Artinya, zat gizi ini hanya dibutuhkan
dalam jumlah kecil untuk mendukung proses tumbuh dan kembangnya tubuh kita.
Banyak yang menganggap bahwa vitamin sama dengan mineral, padahal dalam
struktur kimia kedua nutrisi ini memiliki bentuk yang berbeda sekali pun memiliki
beberapa fungsi yang hampir sama.
Dalam makalah ini dijelaskan bagaimana proses penyerapan dan percernaan
vitamin dan mineral serta bagaimana metabolisme didalam tubuh.

1.2 Rumusan Masalah

1. Apa itu metabolisme?


2. Apa itu Vitamin dan Mineral?

1
3. Bagaimana proses metabolisme Vitamin dan Mineral didalam tubuh?

1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui apa itu metabolisme
2. Untuk mengetahui apa itu Vitamin dan Mineral
3. Untuk mengetahui jenis dan fungsi dari Vitamin dan Mineral
4. Untuk mengetahui proses metabolisme Vitamin dan Mineral didalam
tubuh

2
BAB II
ISI

2.1 Vitamin
Pada tahun 1912, Funk adalah sarjana Biokimia bangsa Polandia yang bekerja
di London untuk pertama kali memperkenalkam istilah vitamin ( amine yang vital)
yang kemudian terkenal dengan nama vitamin (dari bahasa latin, vital yang artinya
hidup), untuk menandakan kelompok dari senyawa-senyawa organic tersebut.
Dipandang dari sisi enzimologi (ilmu tentang enzim), vitamin adalah kofaktor
dalam reaksi kimia yang dikatalisasi oleh enzim. Pada dasarnya, senyawa vitamin ini
digunakan tubuh untuk dapat bertumbuh dan berkembang secara normal. Terdapat 13
jenis vitamin yang dibutuhkan oleh tubuh untuk dapat bertumbuh dan berkembang
dengan baik. Vitamin tersebut antara lain vitamin A, C, D, E, K, dan B (tiamin,
riboflavin, niasin, asam pantotenat, biotin, vitamin B6, vitamin B12, dan folat).
Walau memiliki peranan yang sangat penting, tubuh hanya dapat memproduksi
vitamin D dan vitamin K dalam bentuk provitamin yang tidak aktif. Oleh karena itu,
tubuh memerlukan asupan vitamin yang berasal dari makanan yang kita konsumsi.
Buah-buahan dan sayuran terkenal memiliki kandungan vitamin yang tinggi dan hal
tersebut sangatlah baik untuk tubuh, asupan vitamin lain dapat diperoleh melalui
suplemen makanan.
2.2 Klasifikasi Vitamin
Berdasarkan kelarutanya, vitamin digolongkan dalam dua kelompok yaitu (1)
vitamin yang larut dalam lemak (2) vitamin yang larut dalam air, karena yang
pertama dapat diekstrasi dari bahan makanan dengan pelarut lemak dan yang terakhir
dengan air. Beberapa vitamin larut lemak adalah vitamin A, D, E, dan K, yang hanya
mengandung unsur-unsur karbon, hydrogen dan oksigen. Vitamin yang larut dalam
air terdiri atas asam askorbat (C) dan B- komplek (B1 sampai B12), yang selain
mengandung unsure-unsur karbon, hydrogen, oksigen, juga mengandung nitrogen,
sulfur atau kobalt. Beberapa vitamin berfungsi langsung dalam metabolisme

3
penghasilan energy, Jalur metabolisme yang menghasilkan energi untuk mendukung
kerja sel adalah glikolisis, siklus kreb, transport elektron, dan βoksidasi (Lie, 2004).
2.3 Metabolisme Umum Vitamin
Vitamin yang larut lemak atau minyak, jika berlebihan tidak dikeluarkan oleh
tubuh, melainkan akan disimpan. Sebaliknya, vitamin yang larut dalam, yaitu vitamin
B kompleks dan C, tidak disimpan melainkan akan dikeluarkan oleh system
pembuangan tubuh. Akibatmya, selalu dibutuhkan asupan vitamin tersebut tiap hari.
Vitamin yang alami bisa didapat dari sayur, buah dan produk hewani, seringkali
vitamin yang terkandung dalam makanan atau minuman tidak berada dalan keadaan
bebas, melainkan terikat, baik secara fisik maupun kimia. Proses pencernaan
makanan, baik didalam lambung maupun usus halus akan membantu melepaskan
vitamin dari makanan agar bisa diserap oleh usus. Vitamin larut lemak diserap
didalam usus bersama dengan lemak atau minyak yang dikonsumsi.
Vitamin diserap oleh usus dengan proses dan mekanisme yang berbeda.
Terdapat perbedaan prinsip proses penyerapan antara vitamin larut dan vitamin larut
air. Vitamin larut lemak akan diserap secara difusi pasif dan kemudian didalam
dinding usus digabungkan dengan kilomikron (lipoprotein) yang kemudian diserap
system limfa, kemudian bergabung dengan saluran cara untuk ditransportasikan
kehati. Sedangakan vitamin larut air langsung diserap melalui saluran darah dan
ditransportasikan ke hati.
a. Vitamin A
Vitamin A terdiri dari 3 biomolekul aktif yang terdiri dari retinol, retinal
(retinaldehyde) dan retinoic acid. Ketiga biomolekul tersebut berasal dari β 44
carotene provitamin A, terdapat pada tanaman berwarna hijau tua, oranye dan
merah. Transport di dalam tubuh berupa chylomikron, Vitamin A di simpan
dalam sel stealate pada hati dalam bentuk retinyl ester (retinol diesterifikasi
dengan suatu molekul asam lemak), pada saat dimobilisasi dlm tubu diubah
mjd retinol dan dilepas ke peredaran darah dengan berikatan dan protein RBP.
RBP hanya akan dilepas ke dalam darah apabila mengandung retinol.
Berbagai macam sel mempunyai reseptor RBP yang terikat pada membran.

4
Vitamin A dan β-karoten diserap dari usus halus dan sebagian besar
disimpan di dalam hati. Bentuk karoten dalam tumbuhan selain β, adalah α, γ-
karoten serta kriptosantin. Setelah dilepaskan dari bahan pangan dalam proses
pencernaan, senyawa tersebut diserap oleh usus halus dengan bantuan asam
empedu (pembentukan micelle).
Vitamin A dan karoten diserap oleh usus dari micelle secara difusi pasif,
kemudian digabungkan dengan kilomikron dan diserap melalui saluran
limfatik, kemudian bergabung dengan saluran darah dan ditransportasikan ke
hati. Di hati, vitamin A digabungkan dengan asam palmitat dan disimpan
dalam bentuk retinil- palmitat. Bila diperlukan oleh sel-sel tubuh, retinil
palmitat diikat oleh protein pengikat retinol (PPR) atau retinol-binding protein
(RBP), yang disintesis dalam hati. Selanjutnya ditransfer ke protein lain, yaitu
“transthyretin” untuk diangkut ke sel-sel jaringan.
Vitamin A yang tidak digunakan oleh sel-sel tubuh diikat oleh protein
pengikat retinol seluler (celluler retinol binding protein), sebagian diangkut ke
hati dan bergabung dengan asam empedu, yang selanjutnya diekskresikan ke
usus halus, kemudian dikeluarkan dari tubuh melalui feses. Sebagian lagi
diangkut ke ginjal dan diekskresikan melalui urine dalam bentuk asam
retinoat (Lie, 2004).
b. Asam ascorbat ( vitamin C)
Asam ascorbat lebih dikenal sebagai vitamin C, berasal dari glukosa dari
siklus asam uronat, glukosa pada asam askorbat dikatalis oleh enzim L
gulonolakton oksidase Enzim ini tdk ada pada primate vitamin C diperoleh
dari makanan berfungsi sebagai agen pereduksi berbagai reaksi , Vitamin C
dikeluarkan dari tubuh melalui urine dalm bentuk dydroaskorbat,
ketogulonate, askorbat 2 sulfate, asam oksalat.Reaksi utama yang sangat
membutuhkan vitamin C hidroksilasi proline dalam kolagen, sebagai kofaktor
reaksi katabolisme tirosine dan sintesis epinefrin dari tirosin, sintesis asam
empedu.
c. Vitamin D

5
Vitamin D adalah grup vitamin yang larut dalam lemak prohormon.
Vitamin D dikenal juga dengan nama kalsiferol. Bagian tubuh yang paling
banyak dipengaruhi oleh vitamin ini adalah tulang. Vitamin D ini dapat
membantu metabolisme kalsium dan mineralisasi tulang. Sel kulit akan segera
memproduksi vitamin D saat terkena cahaya matahari (sinar ultraviolet). Bila
kadar vitamin D rendah maka tubuh akan mengalami pertumbuhan kaki yang
tidak normal, dimana betis kaki akan membentuk huruf O dan X.
Untuk penyerapan vitamin D yang baik diperlukan adanya garam
empedu. Mengenai transport, katabolisme dan ekskresi vitamin D belum
banyak diketahui, sehingga masih memerlukan banyak penelitian lebih lanjut.
d. Thiamin (Vitamin B1)
Struktur thiamin merupakan gabungan antara pirimidin dan thiazole yang
dihubungkan dengan jembatan metilene Di dalam otak dan hati diubah
menjadi TPP = thiamin pyrohosphat oleh enzim thiamin difosfotransferase,
reaksi membutuhkan ATP Berperan penting sebagai koensim dekarboksilasi
senyawa asam-keto Beberapa enzim yang menggunakan TPP sebagai
koenzim pyruvate decarboxylase, pyruvate dehydrogenase, transketolase.
Vitamin B1 Penting sebagai koensim pyruvate and a-ketoglutarate
dehydrogenase sehingga jika defisiensi kapasitas sel dalam menghasilkan
energi menjadi sangat berkurang, Juga diperlukan untuk reaksi fermentasi
glukosa menjadi etanol, di dalam yeast.
e. Riboflavin (vitamin B2)
Komponen dari koenzim flavin adalah FMN dan FAD. Enzim yang
bekerja pada reaksi reduksi – oksidasi (redoks), memiliki fungsi sentral dalam
produksi energi dan pernapasan seluleryangmerupakan prekursor kofaktor
flavin mononukleotida (FMN) flavin adenine dinukleotida (FAD) Enzim yang
memerlukan kofaktor tersebut adalah flavoprotein.
FAD dan FMN berfungsi sebagai akseptor electron, penambahan 2
elektron pada FAD menghasilkan FADH2 dan Penambahan 2 elektron pada
FMN menghasilkan FMNH2, perubahan riboflavin ke FMN dihambat oleh

6
hipothyroidsm elektron yang diterima langsung disumbangkan sehingga
kembali pada bentuk yang teroksidasi penuh, riboflavin terdapat di berbagai
sumber makanan seperti susu, keju, daging, telur dan sereal .
f. Niasin (vitamin B3)
Niasin dapat merupakan nikotinamid atau asam nikotinat. Nikotinamid
dan asam nikotinat sebagai sumber vitamin B3. Niasin dibutuhkan untuk
sintesis vitamin B3, NAD (nicotinamida adenin dinucleotida), dan NADP+
(nicotinamide adenine dinucleotide phosphate) NAD dan NADP adalah
kofaktor pada enzim dehidrogenase, yang berfungsi dalam reaksi redoks yaitu
donor dan akseptor electron, NAD banyak digunakan pada glycolisis, oksidasi
asam lemak, metabolisme badan keton dan cenderung berperan sebagai
akseptor elektron pada reaksi katabolisme.
g. Asam pantotenat (vitamin B5)
Asam pantotenat ( vitamin B5) berasal dari β-alanin dan asam pantoat
diperlukan untuk sintesis coenzim A, komponen asil carier protein (ACP)
pada sintesis asam lemak kofaktor ensim fatty acid synthase. Sekitar 70 enzim
membutuhkan CoA atau derivat ACP untuk melakukan fungsinya. Vitamin
B5 banyak ditemukan di kacang-kacangan, daging dan biji-bijian. CoA
diperlukan pada siklus kreb, sintesis dan oksidasi asam lemak, metabolisme
asam amino, sintesis kolesterol .
h. Vitamin B6
Di dalam tubuh diubah menjadi bentuk aktif vitamin B6 menjadi PLP
(piridoksal fosfat ) Pengubahan dari vitamin B6, Piridoksal fosfat ini
membutuhkan ATP dengan ensim piridoksal kinase, PLP adalah koenzim
pada reaksi transaminasi, sintesis dan katabolisme asam amino, glikogenolisis
(gikogen fosforilase).
i. Vitamin E
Vitamin E berperan dalam menjaga kesehatan berbagai jaringan di dalam
tubuh, mulai dari jaringan kulit, mata, sel darah merah hingga hati. Selain itu,
vitamin ini juga dapat melindungi paru-paru manusia dari polusi udara. Nilai

7
kesehatan ini terkait dengan kerja vitamin E di dalam tubuh sebagai senyawa
antioksidan alami.
2.4 Mineral
Secara umum, mineral terbagi menjadi 2 macam, yaitu makro mineral dan
mikro mineral. Makro mineral adalah mineral yang ada di dalam tubuh lebih dari
0.01% dari berat badan dan dibutuhkan oleh tubuh dalam jumlah lebih dari 100
mg/hari seperti Ca (kalsium), P (fosfor), Na (natrium), K (kalium), Cl (klorida), dan S
(sulfur).
Mineral mikro terdapat dalam tubuh kurang dari 0.01% berat tubuh dan hanya
dibutuhkan dalam jumlah kurang dari 100 mg/hari seperti besi (Fe), tembaga (Cu),
iodine (I2), zinc (Zn), kobalt (Co), dan Se (selenium). Dalam tubuh mineral akan
melaui beberapa proses sebelum di serap oleh tubuh . Salah satu proses dalam tubuh
adalah bagaimana mineral dapat melalui atau melewati membran atau yang dikenal
dengan transport memberan. Transport memberan sendiri terbagi menjadi dua yaitu
transport aktif dan pasif.
2.5 Metabolisme Mineral
Mineral, (kecuali K dan Na), membentuk garam dan senyawa lain yang relatif
sukar larut, sehingga sukar diabsorpsi. Absorpsi mineral sering memerlukan protein
pengemban spesifik (spesific carrier proteins), sintesis protein ini berperan sebagai
mekanisme penting untuk mengatur kadar mineral dalam tubuh.
Ekskresi sebagian besar mineral melalui ginjal, ada juga disekresi kedalam
getah pencernaan, empedu dan hilang dalam feses. Kelainan akibat kekurangan
mineral. Kekurangan intake semua mineral esensial dapat menyebabkan sindroma
klinik. Bila terjadi difisiensi biasanya sekunder, akibat malabsorpsi, perdarahan,
berlebihan (besi), penyakit ginjal (kalsium), atau problem klinis lain. Kelaianan
akibat kelebihan mineral. Kelebihan intake dari hampir semua mineral menyebabkan
gejala toksik.
Sumber dan kebutuhan mineral sehari-hari. Mineral esensial dan unsur runutan
ditemukan dalam sebagian besar makanan, terutama biji-bijian utuh, buah, sayuran,
susu, daging dan ikan. Biasanya dalam makanan hanya dalam jumlah yang sedikit.

8
Transport aktif
Transpor aktif adalah pergerakan atau pemindahan yang menggunakan
energi untuk mengeluarkan dan memasukan ion - ion dan molekul melalui
membran sel yang bersifat parmeabel dengan tujuan memelihara
keseimbangan molekul kecil di dalam sel.
Mineral di dalam tubuh akan mengalami reaksi desosiasi menjadi ion-ion
dan molekul kecil untuk melalui memberan sel. Pada transport aktif mineral
akan melalui memberan sel seperti halnya ion Natrium (Na+ ), ion kalium
(K+ ), dan ion Clorium (Cl- ) melalui pompa Natrium - kalium pada
membrane sel. Transpor aktif dipengaruhi oleh muatan listrik di dalam dan di
luar sel, dimana muatan listrik ini ditentukan oleh ion natrium (Na+ ), ion
kalium (K+ ), dan ion klorin (Cl- ). Keluar masuknya ion Na+ dan K+ diatur
oleh pompa natrium - kalium. Transpor aktif dapat berhenti jika sel
didinginkan, mengalami keracunan, atau kehabisan energi.
Transpor aktif memerlukan molekul pengangkut berupa protein integral
pada membran, dimana di dalam molekul ini, terdapat situs pengikatan.
Proses transport aktif dimulai dengan pengambilan tiga ion Na+ dari dalam
sel dan menempati situs pengikatan pada protein integral. Energi diperlukan
untuk mengubah bentuk protein integral pada membran yang sebelumnya
membuka kearah dalam sel menjadi membuka kebagian luar sel. Selanjutnya,
ion Na+ terlepas dari situs pengikatan dan keluar dari protein integral menuju
keluar sel. Kemudian dari luar sel, dua ion K+ menempati situs pengikatan di
protein integral. Bentuk protein integral berubah, dari sebelumnya membuka
kearah luar menjadi membuka kearah dalam sel dan ion kalium dilepaskan
kedalam sel.
Transport pasif
Transpor pasif adalah perpindahan molekul atau ion tanpa menggunakan
energi sel. Perpindahan molekul tersebut terjadi secara spontan, dari
konsentrasi tinggi ke rendah. Jadi, pejalan itu terjadi secara spontan. Contoh
transpor pasif adalah difusi, osmosis, dan difusi terfasilitasi.

9
Difusi adalah penyebaran molekul zat dari konsentrasi (kerapatan) tinggi
ke konsentrasi rendah tanpa menggunakan energi. Secara spontan, molekul zat
dapat berdifusi hingga mencapai kerapatan molekul yang sama dalam satu
ruangan. Sebagai contoh, setetes parfum akan menyebar ke seluruh ruangan
(difusi gas di dalam medium udara). Molekul dari sesendok gula akan
menyebar ke seluruh volume air di gelas meskipun tanpa diaduk (difusi zat
padat di dalam medium air), hingga kerapatan zat tersebut merata.
Osmosis adalah perpindahan ion atau molekul air (dari kerapatan tinggi
ke kerapatan rendah dengan melewati satu membran. Osmosis dapat
didefinisikan sebagai difusi lewat membran.
Pada transport pasif osmosis, di dalam tubuh mineral akan terionisasi
menjadi zat-zat elektrolit yang dapat diserap dalam tubuh. Zat-zat yang
memiliki sifat elektrolit lemah lebih cepat melewati membran daripada
elektrolit kuat. Contoh zat-zat yang dapat melewati membran dari yang paling
cepat hingga yang paling lambat antara lain: Na+ , K+ , Cl- , Ca2+ , Mg2- ,
Fe3+ .
Seperti halnya glukosa, transport mineral melalui Transport glukosa
melalui glukosa permease dari eritrosit. Mineral masuk ke dalam eritrosit
melalui facilitated transport. Laju transport dengan menggunakan glukosa
permease adalah 50.000 kali lebih cepat daripada laju transport tanpa glukosa
permease.
Pada transport pasif difusi mineral melewati membrane melalui saluran
yang disebut CHANNEL MEDIATED. CHANNEL-dimediasi DIFUSI
difasilitasi dalam saluran dimediasi difasilitasi difusi, zat terlarut bergerak
menuruni konsentrasi gradien melintasi bilayer lipid melalui membran
channel. Sebagian besar saluran membran saluran ion, protein trans membran
integral yang memungkinkan zat atau molekul kecil, anorganik ion yang
terlalu hidrofilik untuk menembus nonpolar yang interior dari lapisan ganda
lipid. Setiap ion dapat menyebar di seluruh membran hanya pada situs
tertentu.

10
Transport Pasif Difusi Mineral Dalam membran plasma ion yang paling
banyak yaitu K+ (ion kalium) atau Cl- (ion klorida) dan ion yang sedikit yaitu
Na+ (ion natrium) atau Ca2+ (ion kalsium). Difusi ion melalui saluran
umumnya lebih lambat dari difusi gratis melalui lapisan ganda lipid karena
saluran menempati sebagian kecil dari total luas permukaan membran
daripada lipid. Namun, difasilitasi difusi melalui saluran adalah proses yang
sangat cepat yaitu lebih dari juta ion kalium dapat mengalir melalui channel
ini. Sebuah channel dikatakan terjaga keteraturannya ketika bagian dari
protein saluran bertindak sebagai gerbang, berubah bentuk dalam satu cara
untuk membuka pori dan cara lain untuk menutupnya. Ion-ion akan keluar
masuk dengan seiringnya terbuka dan tertutupnya gerbang tersebut, ini diatur
oleh perubahan kimia atau listrik di dalam dan di luar sel. Ketika gerbang
saluran terbuka, ion berdifusi ke dalam atau keluar dari sel, menuruni gradien
elektrokimia.
1. Kalsium (Ca)
Ca diabrospsi duodenum dan jejunum proksimal oleh protein pengikat
Ca yang disintesis sebagagi respon terhadap kerja 1,25-
dihidroksikolekalsiferol (1,25- dihidroksi vitamin D). Abrospsi dihambat
oleh senyawa yang membentuk garam Ca yang tidak larut.
Kalsium diekskresi melalui ginjal bila kadarnya diatas 7 mg/100 ml.
Sejumlah besar diekskresi melalui usus dan hampir semuanya hilang
dalam feses.

a. Pengaturan keseimbangan kalsium


Untuk mempertahankan kadar kalsium dalam keadaan normal,
diperlukan interaksi beberapa proses antara lain :
1. Pemasukan yang berasal dari makanan dan absorpsi saluran cerna
2. Pengeluaran melalui ekskresi urin dan feses
3. Keseimabangan formasi dan resorpsi tulang yang disebut sebagai
dinamika tulang (bone turnover) Untuk menjamin keseimbangan proses-

11
proses diatas dengan baik diperlukan pengaturan secara hormonal
yaituHormon paratiroid, Vitamin D dan Kalsitonin.
2. Fosfat
Fosfat bebas diabsorpsi dalam jejunum bagian tengah dan masuk
aliran darah melalui sirkulasi portal. Pengaturan absorpsi fosfat diatur oleh
1 , 25– dihidroksi kolekalsiferol (1,25-dihidroksivitamin D). Fosfat ikut
dalam pengaturan derivat aktif vitamin D. Bila kadar fosfat serum rendah,
pembentukan 1,25-dihidroksi vitamin D dalam tubulus renalis dirangsang,
sehingga terjadi penambahan absorpsi fosfat dari usus.
Deposisi fosfat sebagai hidroksiapatit dalam tulang diatur oleh kadar
hormon paratiroid. 1,25-dihidroksi vitamin D, memegang peranan yang
memungkinkan hormon paratiroid melakukan mobilisasi kalsium dan
fosfat dari tulang.
Ekskresi fosfat terjadi terutama dalam ginjal. 80 persen – 90 persen
fosfat plasma difiltrasi pada glomerulus ginjal. Jumlah fosfat yang
diekskresi dalam urin menunjukkan perbedaan antara jumlah yang
difiltrasi dan yang direabsorpsi oleh tubulus proximal dan tubulus distal
ginjal. 1,25-Dihidroksivitamin D merangsang reabsorpsi fosfat bersama
kalsium dalam tubulus proksimal. Hormon paratiroid mengurangi
reabsorpsi fosfat oleh tubulus renalis sehingga mengurangi efek 1,25-
Dihidroksivitamin D pada ekskresi fosfat. Bila tidak ada efek kuat hormon
paratiroid, ginjal mampu memberi respon terhadap 1,25-dihidroksi
vitamin D dengan pengambilan semua fosfat yang difiltrasi.
3. Natrium
Natrium diabsorpsi di usus halus secara aktif (membutuhkan energi),
lalu dibawa oleh aliran darah ke ginjal untuk disaring kemudian
dikembalikan ke aliran darah dalam jumlah cukup untuk mempertahankan
taraf natrium dalam darah. Kelebihan natrium akan dikeluarkan melalui
urin yang diatur oleh hormon aldosteron yang dikeluarkan oleh kelenjar
adrenal jika kadar natrium darah menurun.

12
Ekskresi natrium terutama dilakukan oleh ginjal. Pengaturan eksresi
ini dilakukan untuk mempertahankan homeostasis natrium, yang sangat
diperlukan untuk mempertahankan volume cairan tubuh. Pengeluaran
natrium juga terjadi lewat pengeluaran keringat dan tinja dalam jumlah
kecil. Kekuran natrium dari rute-rute ini dapat mengakibatkan kematian
pada kasus berkeringat dan diare yang berlebihan. Ingesti natrium
dipengaruhi oleh rasa dan dorongan homeostatis (selera terhadap garam)
untuk mempertahankan keseimbangan natrium. Hewan mempunyai
dorongan untuk memakan garam yang di picu oleh natrium plasma yang
rendah.
4. Magnesium
Kejadian metabolik dalam rumen kebanyakan ditentukan dari jumlah
konsumsi magnesium. Magnesium diabsorpsi melalui kombinasi transfor
aktif dan transfor pasif. Proses utama normalnya adalah transport pasif
dan dimulai pada membran apikal mukosa rumen, dimana uptake
magnesium diarahkan oleh perbedaan potensial negatif yang be rbeda.
Dan dihambat oleh konsentrasi tinggi potassium dalam rumen. Proses
carrier-mediated memungkinkan terjadinya pertukaran ion magnesium dan
hidrogen dan tidak sensitif terhadap potassium, menjadi proses dominan
pada konsentrasi magnesium luminal yang tinggi. Absorpsi magnesium
diselesaikan oleh proses sekunder melalui transport aktif, terletak dalam
membran basolateral yang dapat disaturasi dan kontrol kealiran darah.
Dalam spesies tertentu, pengaruh utama pada absorpsi magnesium adalah
faktor yang dapat berpengaruh pada kelarutan konsentrasi magnesium
dalam rumen dan perbedaan potensial negatif diseluruh mukosa rumen.
Magnesium sulit difiltrasi di gromerulus dibanding kebanyakan
makromineral, tetapi dalam jumlah yang cukup difiltrasi dan lolos dari
reabsorpsi tubuler yang dikeluarkan melalui urin.
5. Potassium

13
Penyerapan potassium terutama terjadi di usus halus non ruminansia
oleh proses yang tidak teratur. Pada ruminansia penyerapan potassium
diabsorpsi secara pasif saat memasuki rumen, selama proses ini terjadi
penurunan perbedaan potensial apikal pada permukaan mukosa. Potassium
memasuki aliran darah sebagian besar melalui membrane basolateral dari
mukosa usus.
a. Membran Transport
Ada mekanisme yang lebih baik untuk mengangkut potassium
melintasi membran dibandingkan unsur lainnya, tetapi pada
dasarnya mempertahankan konsentrasi intraseluler potassium tetap
tinggi. Selain itu, potassium juga sebagai pompa ATPase dan co-
transporter, terdapat ATPase dari hidrogen/potassium dan enam
jenis saluran potassium, masing-masing mempunyai ciri khasnya
masing- masing. Penyesuaian short-term untuk pasokan fluktuasi
potassium dapat dibuat melalui perubahan fluks potasium kedalam
sel, di bawah pengaruh insulin. Selanjutnya diperlukan untuk
regulasi yang terletak pada sitotoksitas pada level sirkulasi
potassium yang tinggi.
6. Besi (Fe)
Ketika besi diabsorbsi dari usus halus menuju ke plasma darah, besi
tersebut bergabung dengan apotransferin membentuk transferin, yang
selanjutnya diangkut dalam plasma darah. Besi dan apotransferin
berikatan secara longgar, sehingga memungkinkan untuk melepaskan
partikel besi ke sel jaringan dalam tubuh yang membutuhkan. Absorbsi
besi diatur melalui besarnya cadangan besi dalam tubuh. Absorbsi besi
rendah jika cadangan besi tinggi, sebaliknya jika cadangan besi rendah
absorbsi besi ditingkatkan.
Setelah itu, besi dalam tranferin di plasma darah masuk ke dalam
sumsum tulang untuk pembentukan eritrosit dan hemoglobin. Besi yang
berlebih akan bergabung dengan protein apoferritin, membentuk ferritin

14
dan disimpan dalam sistem retikuloendotelial (RE). Oleh karena
apoferritin mempunyai berat molekul besar, 460.000, ferritin bisa
mengikat sejumlah besar besi. Besi yang disimpan sebagai ferritin disebut
besi cadangan. Ditempat penyimpanan, terdapat besi yang disimpan dalam
jumlah yang sedikit dan bersifat tidak larut, yang disebut hemosiderin.
Bila jumlah besi dalam plasma sangat rendah, besi yang terdapat
dipenyimpanan ferritin dilepaskan dengan mudah ke dalam plasma, dan
diangkut dalam bentuk transferin dan kembali ke sumsum tulang untuk
dibentuk eritrosit. Bila umur eritrosit sudah habis dan sel dihancurkan,
maka hemoglobin yang dilepaskan dari sel akan dicerna oleh sistem
makrofag-monosit. Disini terjadi pelepasan besi bebas, dan disimpan
terutama di tempat penyimpanan ferritin yang akan digunakan untuk
kebutuhan pembentukan hemoglobin baru.
7. Zink
Seperti halya besi, zink diabsorpsi relatif sedikit. Dari konsumsi zink
4-14 mg/hari, hanya 10-40 %-nya yang diabsorpsi. Absorpsi menurun
dengan adanya agen pengikat atau kelat sehingga mineral tersebut tidak
terserap. Zink berikatan dengan ligan yang mengandung sulfur, nitrogen
atau oksigen. Zink membentuk kompleks dengan fosfat (PO4), klorida
(Cl- ) dan karbonat (HCO3). Buffer N-2- hydroxyethyl-pysera-zine-N′-2-
ethanesulfonic acid (HEPES) berefek kecil terhadap ikatan zink dengan
ligan tersebut. Zink dapat berikatan dengan ligan tersebut dan
diekskresikan melalui feces. Pada sistem pencernaan, mineral dicerna di
usus halus.
8. Tembaga
Unsur tembaga yang terdapat dalam makanan melalui saluran
pencernaan diserap dan diangkut melalui darah. Segera setelah masuk
peredaran darah, unsur tembaga akan berikatan dengan protein albumin.
Kemudian diantarkan dan dilepaskan kepada jaringan-jaringan hati dan
ginjal lalu berikatan dengan protein membentuk enzim-enzim, terutama

15
enzim seruloplasmin yang mengandung 90 – 94% tembaga dari total
kandungan tembaga dalam tubuh. Ekskresi utama unsur ini ialah melalui
empedu, sedikit bersama air seni dan dalam jumlah yang relatif kecil
bersama keringat dan air susu. Jika terjadi gangguan-gangguan pada rute
pembuangan empedu, unsur ini akan diekskresi bersama air seni.
9. Selenium
Pemecahan antara absorbsi selenium dan ketersediaan selenium
mengakibatkan perbedaan besar dalam post-absorbsi metabolism antara
selenomethionin dan sumber lain. Hal ini menimbulkan efek pada retensi
selenium, ekskresi dan transfer pada plasenta.
Selenomethionin memeasuki penyimpanan methionine dan proporsi
variable menjadi dimana methionine lebih dibutuhkan dibanding
selenium, tetapi konversi parsial menjadi selenocystine (seCys) melalui
lyase dan adenosilmethionine mungkin terjadi. seCy dapat dimasukkan ke
selenoprotein P dalam hati dan dibawa ke plasma, dimana diambil dan
dimasukkan kedalam salah satu dari banyak fungsional
selenophospatsintase dalam jaringan. Selenite dan selenate direduksi
menjadi selenide dan dimasukkan ke dalam seleno protein P. dosis oral
dan parenteral dari 75 selenomethionine sama- sama di metabolisme
setelah melalui hati, clearance aliran darah sangat lambat (paruh waktu
dalam plasma 12 hari). Sebagian besar disimpan dalam otot dan selenium
dipertahankan dalam hati dan ginjal yang berikatan dengan protein.
Sebaliknya, clearance selenocytine atau selenium anorganik terlalu cepat.
Masuknya seleniumcytin ke dalam eritrosit cytosolic glutasi peroksidasi
(GPX) terjadi pada eritropoiesis dan terjadi lag sebelum hasil GPX
dilepaskan pada aliran darah. Selenomethionin, disisi lain dapat
dimasukkan kedalam eritrosit sebagai methionin dalam hemoglobin.
Beberapa transfer selenium dari selenomethionin ke selenocystine terjadi
selama transsilverasi atau transaminasi kecuali dan sampai hal tersebut
terjadi, selenomethionin (bukan selenocystine) dipengaruhi oleh pasokan

16
dan kebutuhan methionin. Jika konsumsi kekurangan methionin,
suplementasi selenomethionin dengan selenomethionin dapat
meningkatkan selenium dalam jaringan selama penurunan aktivitasi GPX
pada saat kebutuhan methionin tinggi seperti pada awal laktasi dan masa
penyapihan.

17
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Vitamin dan Mineral merupakan dua hal yang sering kita dengar. Mineral
adalah kelompok mikronutrien bagi tubuh. Artinya, zat gizi ini hanya dibutuhkan
dalam jumlah kecil untuk mendukung proses tumbuh dan kembangnya tubuh kita.
Banyak yang menganggap bahwa vitamin sama dengan mineral, padahal dalam
struktur kimia kedua nutrisi ini memiliki bentuk yang berbeda sekali pun memiliki
beberapa fungsi yang hampir sama.
Vitamin diserap oleh usus dengan proses dan mekanisme yang berbeda.
Terdapat perbedaan prinsip proses penyerapan antara vitamin larut dan vitamin larut
air. Vitamin larut lemak akan diserap secara difusi pasif dan kemudian didalam
dinding usus digabungkan dengan kilomikron (lipoprotein) yang kemudian diserap
system limfa, kemudian bergabung dengan saluran cara untuk ditransportasikan
kehati. Sedangakan vitamin larut air langsung diserap melalui saluran darah dan
ditransportasikan ke hati.
Pada metabolisme mineral terjadi transport aktif dan pasif, dimana aktif
memerlukan energi, sedangkan transport pasif tidak memerlukan energi.

18

Anda mungkin juga menyukai