Anda di halaman 1dari 12

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang

Saat ini, perusahaan dituntut untuk tanggap terhadap perkembangan teknologi dan
kemajuan perekonomian agar mampu menghadapi persaingan yang semakin ketat dalam
rangka mempertahankan kelangsungan perusahaan, meningkatkan penjualan dan keuntungan
perusahaan. salah satu strategi yang dapat dilakukan untuk menghadapi tuntutan tersebut
adalah pengembangan produk. Pengembangan produk sangat erat kaitannya dengan
keberhasilan suatu perusahaan dalam usaha meningkatkan penjualannya. Dengan melakukan
pengembangan produk maka peluang perusahaan untuk mendapatkan pelanggan baru akan
semakin besar. Bila pelanggan bertambah maka penjualan akan semakin meningkat.
Pengembangan produk merupakan serangkaian aktivitas yang dimulai dari analisis persepsi
dan peluang pasar, kemudian diakhiri dengan tahap produksi, penjualan, dan pengiriman
produk.
Pengembangan produk dapat meliputi produk orisinil, produk yang disempurnakan,
produk yang dimodifikasi dan merek baru yang dikembangkan melalui usaha riset dan
pengembang.
Dewasa ini organisasi atau perusahaan yang dapat bertahan adalah yang dapat
memahami harapan konsumen (Kartajaya, 1996:32). Perusahaan ditantang untuk dapat
menjawab kebutuhan pasar (konsumen) dengan menghasilkan produk yang berkualitas.
Definisi kualitas itu sendiri telah mengalami perkembangan yang sangat berarti, dimulai dari
sekedar sesuai dengan spesifikasi disain teknis hingga sesuai dengan aspirasi konsumen.
Perusahaan yang dapat memenuhi kebutuhan dan keinginan konsumennya biasanya akan
jauh lebih kompetitif di bandingkan dengan yang lainnya, apalagi perusahaan yang dapat
melampaui kebutuhan dan keinginan konsumen tersebut (Besterfield, 1999:89). Karena untuk
saat ini banyak pakar kualitas yang menyebutkan bahwa kualitas suatu produk yang baik
adalah yang dapat memenuhi kebutuhan dan keinginan konsumennya.
Peluncuran dalam rangka perkenalan produk baru membutuhkan kerjasama konsumen
tipe inovator yang identik dengan menginginkan sesuatu yang baru. Hanya saja
menghadirkan sesuatu yang baru tidak selalu punya makna adanya hal yang benar-benar
baru. Bisa juga produknya lama tapi cara pandang konsumennya saja yang dirubah sehingga
melihat yang lama tadi sebagai sesuatu yang baru

1
Cooper (1998) mendefinisikan inovasi sebagai suatu ide, praktek, proses, atau produk
baru (penggunaan) yang dianggap sebagai inovasi. Inovasi juga didefinisikan sebagai proses
pemindahan teknologi baru ke dalam kegunaan (Lukas dan Ferrel, 2000). Inovasi dapat
diartikan juga sebagai sesuatu yangdapat berubah, karena inovasi sangat dipengaruhi
perubahan dalam penggunaan sehari-hari, produk, teknologi dan pasar.
Banyak produk baru, yang kelihatannya menjadi gagasan-gagasan yang sangat bagus,
ternyata gagal menghasilkan profit di dalam pasar.
Cooper (1998) mengidentifikasi enam faktor sukses untuk menciptakan product
leadership:
1. Diferensiasi, produk superior
2. Jelas dan tajam untuk sebuah definisi produk awal
3. Memiliki respon yang kuat terhadap persaingan, pasar, teknikal, dan finansial
4. Aksi pemasaran yang berjalan baik
5. Aksi teknologi yang berjalan baik
6. Tim cross-functional yang benar
Inovasi produk merupakan cara meningkatkan nilai sebagai sebuah komponen kunci
kesukseskan sebuah operasi bisnis yang dapat membawa perusahaan memiliki keunggulan
kompetitif dan menjadi pemimpin pasar (Henard dan Szymanski, 2001). Dan untuk memiliki
keunggulan yang kompetitif maka diperlukan produk-produk yang unggul pula.
Keberhasilan pengembangan produk ditentukan oleh empat faktor (four key success
factors), yaitu tingginya kualitas proses produk baru, pemahaman strategi produk baru di
setiap level bisnis (perusahaan), komitmen sumber daya, yaitu sumber daya manusia dan
dana, serta kemampuan departemen research and development (R&D) dalam menggagas
pengembangan produk baru. Keberhasilanpengembangan produk akan berdampak pada
dihasilkannya produk yang lebih unggul.

1.2 Tujuan
1. Untuk mengetahui produk margarin yang beredar dipasaran.
2. Untuk mengetahui siklus hidup berbagai produk margarin.
3. Untuk mengetahui apakah inovasi yang dilakukan oleh produsen berhasil.

2
BAB II

ISI

2.1 Pengembangan Produk

Pengembangan produk merupakan serangkaian aktivitas yang dimulai dari analisis


persepsi dan peluang pasar, kemudian diakhiri dengan tahap produksi, penjualan, dan
pengiriman produk (Ulrich dan Steven, 2001:2). Pengembangan produk merupakan aktivitas
lintas disiplin yang membutuhkan kontribusi dari hampir semua fungsi yang ada di
perusahaan, namun tiga fungsi yang selalu paling penting bagi proyek pengembangan
produk, yaitu : pemasaran, perancangan, dan manufactur. menurut Kotler (2009),
pengembangan produk adalah mengembangkan konsep produk menjadi produk nyata untuk
dapat memastikan bahwa ide produk dapat di ubah menjadi produk yang bisa dikerjakan.
Pengembangan produk merupakan strategi pemasaran yang memerlukan penciptaan produk
baru yang dapat dipasarkan, proses merubah aplikasi untuk teknologi baru ke dalam produk
yang dapat dipasarkan. Pengertian pengembangan produk meliputi:

1. Produk baru yaitu:


a. produk yang benar-benar inovatif dan unik
b. produk pengganti yang benar-benar berbeda dan produk yang sudah ada
c. produk imitatif, yaitu produk yang baru bagi perusahaan tertentu tetapi bukan baru
di pasaran
d. produk yang menggunakan bahan baku baru sama sekali
2. Pengembangan produk:
a. riset pemasaran
b. rekayasa
c. desain
3. Modifikasi produk, yaitu memperbaiki produk yang sudah ada yang meliputi kualitas,
fitur, dan style yang tujuannya meningkatkan penjualan. Modifikasi produk
menciptakan tiga dimensi, yaitu:
a. perbaikan mutu (quality improvement)
b. perbaikan cirri-ciri khas (feature Improvement)
c. perbaikan gaya enent (style improvement)

3
4. Merchandising, yaitu semua aktivitas perencanaan baik dari produsen maupun
pedagang yang dimaksudkan untuk menyesuaikan antara produk-produk yang
dihasilkan dengan permintaan pasar.
Pengembangan produk adalah suatu proses penemuan ide untuk barang dan jasa termasuk
merubah, menambah atau merumuskan kembali sebagian dari sifat-sifat pokok yang sudah
ada dalam segi corak, merek dan kuantitas. Pengembangan produk dilaksanakan dengan
tujuan untuk melayani pasar yang telah ada sekarang dengan lebih meningkatkan penjualan,
memenuhi usaha menemukan barang baru yang lebih baik, serta melaksanakan aktivitas-
aktivitas dari teknik penelitian, perekayasaan dan perancangan produk.
Pengembangan produk yang dilaksanakan oleh perusahaan dimaksudkan untuk :
1. Mempertahankan posisi pangsa pasar (market share), yaitu untuk mencapai tujuan
perusahaan tersebut diperlukan strategi memperkenalkan produk baru atau memperbaharui
produk yang sudah ada.
2. Mengembangkan lebih lanjut posisi perusahaan sebagai innovator, sehingga untuk
mencapai tujuan ini perusahaan menjalankan strategi memperkenalkan produk yang
benar-benar baru, tidak hanya mengembangkan dari produk yang sudah ada.
3. Memperoleh laba yang diinginkan melalui volume penjualan yang ditingkatkan, suatu
perusahaan harus memperbaiki maupun menambah produk-produk yang dihasilkannya
berdasarkan atas dua fungsi dasar, yaitu pemasaran dan inovasi baru.

2.2 Siklus Hidup Produk Margarin

Margarin di iIndonesia dibuat dari minyak kelapa dan kelapa sawit melalui proses
hidrogenasi. Dalam proses ini tidak semua asam lemak tidak jenuh diubah menjadi asam
lemak jenuh. pada margarin yang terbuat dari minyak nabati, lemak yang terkandung di
dalamnyapun adalah asam lemak tak jenuh yang memiliki ikatan rangkap. Konfigurasi di
sekitar ikatan rangkap apa saja dalam asam lemak alamiah adalah cis, suatu konfigurasi yang
menyebabkan titik leleh rendah.

Tiga nama merek yang paling sering dipilih konsumen yaitu Blue Band, Simas
Palmia, dan Forvita. Produsen margarin Blue Band yaitu PT. Unilever Indonesia, Simas
Palmia yaitu PT. Salim Invomas Pratama (Indofood Sukses Makmur) dan Forvita yaitu PT.
Bina Karya Prima.

4
2.2.1 Blueband

a. Tahap Perkenalan

Blue Band pertama kali diproduksi di Batavia pada 1936. Blue Band juga menjadi
produk makanan pertama yang dihasilkan Van den Bergh NV, milik Unilever, gabungan
perusahaan margarin asal Belanda, Margarine Unie, dan pabrik sabun Lever Brothers asal
Inggris. Sejak pertama kali diluncurkan, Blue Band sudah menjadi merek kuat yang
memimpin pasar dengan kompetitor utama mentega dan margarin impor,

seperti Palmboom, Aslinya, Blue Band pertama kali dibuat di Belanda untuk
diekspor ke Inggris pada awal abad ke-20. Pada 1920, produk ini kemudian dipasarkan di
negara asalnya dan langsung menjadi produk utama Belanda. Blue Band saat itu juga mulai
masuk ke Indonesia melalui perusahaan Van den Bergh, Jurgen and Brothers.

b. Tahap Pertumbuhan

Blue band adalah merek unggulan yang membantu para ibu dalam membesarkan
anak-anak dengan cara yang sehat dan menyenangkan. Blue band menyediakan olesan roti
yang lezat dan bergizi seimbang SUMBER NUTRISI SELAMA LEBIH DARI 80 TAHUN
Pertama kali dibuat di Belanda untuk diekspor ke Inggris pada awal abad ke 20 (itulah
sebabnya nama produk tersebut dalam bahasa Inggris), pada akhirnya Blue Band diluncurkan
di pasar negara asalnya pada tahun 1920-an dan dengan cepat menjadi salah satu produk
utama di Belanda.

Di Indonesia, Blue Band diluncurkan pada tahun 1934, sebagai produk makanan Unilever
pertama di negara ini. Berikut ini adalah sejarah singkat dan tahun-tahun yang penting produk
tersebut.

1934 Diluncurkan di pasar Indonesia

1978 Meluncurkan kampanye pertama di TV: Buatlah hari mereka menyehatkan.

1987 Meluncurkan kampanye kedua di TV: Membuat impian mereka menjadi


kenyataan.

1992 Meluncurkan Blue Band spesial Margarin yang didinginkan - dicabut pada
tahun 1987 karena volumenya rendah.

1998 Krisis diluncurkan dalam sachet (paket hemat).

5
2003 Diluncurkan kembali dalam kemasan baru dan slogan Rasa dan Gizi.

2004 Mengkomunikasikan slogan baru Menciptakan tumbuh kembang yang


membahagiakan.

c. Tahap Kedewasaan

Sebagai salah satu merek tertua di Unilever, Blue Band sempat pula mengalami masa sulit di
era 1957-1967, ketika terjadi ketidakstabilan politik dan ekonomi di Indonesia. Kondisi
serupa terulang pada 1997-1998 saat krisis ekonomi menimpa Indonesia. Daya beli
masyarakat menurun, berdampak pada penjualan Blue Band

Strategi lainnya yang sudah diterapkan Blue Band sejak 1978 adalah lewat kampanye
di media massa yang mengedepankan kesehatan dan gizi. Kampanye pertama di televisi pada
1978, misalnya, berbunyi, Buatlah hari mereka menyehatkan. Nah, untuk tahun ini, Blue
Band meluncurkan kampanye Bekal tumbuh besar Blue Band yang berisi ajakan kepada
para ibu untuk menyediakan bekal makanan bagi anak ketimbang uang jajan.

2.2.2 Simas Palmia

a. Tahap Perkenalan

Simas Palmia pertama kali diproduksi pada tahun 2008. Margarin simas palmia
merupakan salah satu rangkaian produk yang dihasilkan oleh PT. Indofood Sukses Makmur
Tbk (indofood). Sejak diluncurkan, pertama kali simas palmia dikenal dengan adanya
mengandung antioksidan didalam margarin. ada pun harga yang ditawarkan jauh lebih murah
dibanding dengan produk blue band, Hal ini membuat konsumen tertarik sehingga laku dan
dikenal dipasaran.

b. Tahap Pertumbuhan

simas palmia margarin yang cocok digunakan ibu-ibu dalam membuat kue dengan
aroma dan rasa yang khas dan dengan harga yang terjangkau. Simas palmia mulai beredar
pada tahun 2008 dengan kemasan bergambar roti.

Pada tahun 2010, diluncurkan pada iklan TV : Mengandung Antioksidan

Pada tahun 2014, diluncurkan Kembali pada iklan TV : Mengandung 8 vitamin

Simas palmia pada saat ini, masih dikatakan berada pada siklus hidup produk dengan
tahap pertumbuhan.

6
2.2.3 Forvita

a. Tahap Perkenalan

Forvita pertama kali diproduksi pada tahun 2011. Margarin forvita merupakan salah
satu perkembangan dari minyak kelapa sawit pada PT. Bina Karya Prima. Sejak diluncurkan
pertama kali, forvita dikenal dengan margarin yang bebas lemak trans dan diberi fortifikasi
vit A.

Forvita pada saat ini berhasil untuk dikenal dipasaran, akan tetapi siklus hidup produk
ini masih dalam tahap perkenalan. Sehingga sangat rentan terhadap masa atau tahap decline
dan belum begitu banyak ditemukan dipasaran.

2.3 Inovasi Produk Margarin

2.3.1 Blueband

Blueband adalah produk margarin yang pertama kali dikeluarkan oleh pabrik unilever
pada tahun 1934 dengan kemasan kaleng bulat blue band tampil sederhana hal ini
menyesuaikan dengan perkembangan zaman masa itu. Warna kuning mendominasi dengan
sabuk biru berlabel blue band. Terdapat berbagai inovasi dari tahun ketahun hingga saat ini
inovasi dapat dilakukan, yaitu :

1. Kemasan

Kemasan yang dikeuarkan berupa : kemasan berbebentuk cup, sachet, dan kaleng.

2. Gambar Kemasan

Pertama kali yang terdapat pada gambar / logo berupa pita biru, kemudian setiap
tahunnya berubah dengan masih identik warna biru. Pada tahun 1978, perubahan utama
dengan penambahan citra karakter anak laki-laki yang sedang melahap roti yang diolesi
margarin, sambil tersenyum. Hingga saat ini, karakter anak kembali ditampilkan dengan porsi
yang lebih besar dan komunikasi yang dimunculkan dianak kali ini tidka hanya mengajak
makan namun juga dengan blue band anak akan tumbuh lebih cepat.

3. Variasi Ukuran

Dengan berbagai variasi ukuran dari yang paling kecil hingga besar yaitu berupa ukuran :
17 gr, 55 gr, 200 gr, 250 gr, dan 1 kg.

7
4. Nilai Tambah

Dengan inovasi terbaru dan satu-satunya diindonesia yaitu margarin yang pertama kali
muncul dipasaran indonesia dengan kandungan lemak esensial omega 3 dan 6 yang bisa
disimpan pada suhu ruang.

Inovasi ini, menurut kami berhasil dipasaran indonesia. Produk ini merupakan produk
pertama margarin di indonesia sehingga sangat mudah dikenal dan diingat oleh masyarakat
konsumen. Persaingan d pasaran pun tidak begitu mudah menggeser produk ini, karna produk
ini sudah pada tahap kematangan dan dapat bertahan hingga saat ini.

Inovasi yang menurut kami sarankan untuk blue band adalah membuat kemasan margarin
menggunakan kemasan seperti botol kecap, karna menurut kami penggunaanya akan lebih
efisien dan mudah saat dikonsumsi. Terutama karna bahan ini sendiripun berminyak, dengan
pembotolan maka akan lebih diminati oleh konsumen.

2.3.2 Simas Palmia

Simas Palmia Merupakan pengembangan produk dari minyak kelapa sawit yang
diperoleh dari pabrik indofood pada tahun 2008 dengan kemasan bergambar roti dan terdapat
pita merah di pojok kiri atas berlogo ceklis bserta bertuliskan formula baru lebih lembut.
Warna kuning mendominasi dengan tulisan PALMIA berwarna merah. Inovasi yang
dilakukan pada produk ini yaitu :

1. Kemasan

Kemasan yang dikeluarkan berupa kemasan cup, sachet, dan kotak.

2. Gambar Kemasan

Pertama kali yang terdapat pada gambar roti dan kue dengan pita merah di pojok kiri atas
berlogo ceklis bertuliskan formula baru lebih lembut dan tulisan Simas Palmia berwarna
hijau dan merah. Tampilan kemasan palmia pada tahun 2008 ini, sangat sederhana. Pada
tahun 2014, dilakukan inovasi kembali pada gambar kemasan dengan mengganti gambar kue
menjadi gambar keluarga yang sedang memasak makanan. Logo ceklis digantikan dengan
warna biru dan bertuliskan formula baru aroma lebih terasa. Tulisan simas Palmia dengan
tetap masih berwarna hiaju dan merah, akan tetapi ukuran tulisan Simas jauh lebih besar
dari sebelumnya.

8
3. Nilai Tambah

Awal diluncurkan Margarin diberi penambahan 8 vitamin yaitu vitamin A, B1, B2, B12,
D, E, niasin dan asam folat serta dengan formulasi lebih lembut. kemudian pada tahun
2014, margarin simas palmia diberi penambahan 8 vitamin kembali yang sama. Akan tetapi,
dengan formulasi aroma lebih terasa.

Inovasi ini, menurut kami cukup berhasil di pasaran indonesia tapi tidak terlalu seberhasil
maragarin blue band. Hal ini disebabkan margarin ini, sudah cukup dikenal tetapi
pertumbuhan belum maksimal menyeluruh di indonesia.

Inovasi yang kami sarankan pada produk margarin ini adalah inovasi mengenai
penggunaan variasi ukuran berat terhadap produk agar lebih variatif, sehingga mempermudah
konsumen mencari berat sesuai yang diinginkan dan tidak berlebihan ataupun kekurangan.

2.3.3. Forvita

1. Kemasan

Kemasan yang digunakan berupa kemasan ember, sachet, dan tempat makan.

2. Gambar Kemasan

Pertama kali kemasan diluncurkan bergambar bolu dengan krim coklat, roti, dan daging
panggang. Di pojok kiri atas terdapat pita biru bertuliskan bebas lemak trans. Warna dari
gambar kemasan menggunakan warna biru dan kuning. Gambar Kemasan ini bisa dikatakan
cukup sederhana dibandingkan palmia atau blue band karena hanya menggunakan gambar
biasa berupa roti, yang tidak memiliki karakter atau cerita didalam gambar tersebut. Pada
tahun 2014, terjadi sedikit inovasi pada gambar kemasan yaitu mengganti tulisan yang
terdapat pada pita biru dengan betuliskan 0 gr lemak trans. Warna yang digunakan pada
kemasan masih identik dengan warna biru dan kuning. Gambar yang terdapat pada kemasan
mengalami perubahan pula, yaitu dengan berubahnya bolu krim coklat menjadi putih, adanya
kembali roti, dan mengganti daging dengan nasi goreng.

3.Variasi ukuran

Terdapat berbagai variasi ukuran pada margarin forvita yaitu : 200 gr, 250 gr, dan 2 kg.

9
4. Nilai Tambah

Pada tahun pertama peluncuran Nilai tambah yang terdapat pada forvita yaitu berupa
Bebas Lemak Trans dan Mengandung Vitamin A. Kemudian pada tahun 2012, tidak terjadi
inovasi untuk memberikan nilai tambah hanya saja mengganti kata bertuliskan bebas lemak
trans menjadi 0 gr lemak trans.

Inovasi ini menurut kami, belum begitu berhasil. Hal ini dikarenakan margarin forvita
baru dikenal dipasaran. Penyebab sedikit yang mengenalnya karena margarin ini mengusung
tema mentega yang sehat dengan bebas lemak trans. Tetapi tidak diimbangi dengan inovasi
yang baru sehingga konsumen menjadi kurang tertarik dan jenuh terhadap produk yang
kurang inovatif ini.

Menurut kami, inovasi yang baik dilakukan untuk margarin forvita agar bisa tumbuh dan
sampai pada tahap kematangan. Inovasi dengan tetap konsisten terhadap tema margarin yang
sehat yaitu bebas lemak trans tetapi diberi penambahan berbagai vitamin dan asam amino
yang berguna untuk tubuh konsumen.

BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
- Berbagai PT. Memiliki produk margarin yang diunggulkannya baik dari segi
manapun berupa kemasan, gambar, logo, ataupun nilai tambah itu sendiri.

10
- produk margarin di indonesia memiliki berbagai tahap siklus hidup, yaitu : blue
band dikatakan siklus hidupnya terletak pada tahap pematangan, kemudian untuk
yang simas palmia siklus hidupnya terletak pada tahap prtumbuhan, dan untuk yang
forvita dikatakan siklus hidupnya teletak masih pada tahap pengenalan.

DAFTAR PUSTAKA

Cooper, Juett R., 1998, A Multidimensional Approach to the Adoption of Innovation,


Management Decision, Vol. 36, p. 493-502

11
Hernard, David H, David M Szymanski, 2001, Why Some New Products Are More
Successful Than Others, Journal of Marketing Research, Vol. XXXVIII. August, p.
362-375

Kartajaya, Hermawan. (1996), Marketing Plus 2000: Siasat Memenangkan Persaingan


Global, Gramedia, Jakarta.

Kotler, Philip dan Kevin Lane Keller, 2009. Manajemen Pemasaran, Edisi 13, Jilid 1 dan 2,
Erlangga, Jakarta.

Lukas A. Bryan and Ferrel C.O, 2000, The Effect of Marketing Orientation on Product
Innovation, Journal of the Academy of Marketing Science, Vol. 28, No. 2, p. 239-247

Ulrich, Karl T., dan Steven D., Eppinger., 2001. Perancangan dan Pengembangan Produk,
Edisi 1, Salemba Teknika, Jakarta.

12

Anda mungkin juga menyukai