NIM : 201610140311121
Kelas : Industri C
1.ASQC
American Society for Quality ( ASQ ), yang sebelumnya adalah American Society for Quality
Control ( ASQC ), adalah komunitas global kualitas profesional berbasis pengetahuan, dengan
hampir 80.000 anggota berdedikasi untuk mempromosikan dan meningkatkan alat, prinsip, dan
praktik berkualitas di tempat kerja mereka. dan masyarakat.
ASQC didirikan pada tahun 1946 di Milwaukee , Wisconsin , sebagai cara bagi para ahli dan
produsen berkualitas untuk mempertahankan teknik peningkatan kualitas yang digunakan
selama Perang Dunia II . Organisasi tersebut mengubah namanya dari "American Society for
Quality Control" menjadi "American Society for Quality" pada tahun 1997.
Saat ini, ASQ adalah organisasi global dengan anggota di lebih dari 150 negara. ASQ memiliki
pusat layanan di Meksiko, China dan India, dan telah membentuk aliansi strategis dengan banyak
organisasi di negara-negara seperti Brazil dan Uni Emirat Arab untuk mempromosikan produk dan
pelatihan ASQ.
ASQ memberikan para anggotanya sertifikasi , pelatihan, publikasi, konferensi, dan layanan
lainnya. Secara internasional, ASQ telah menjalin hubungan dengan organisasi nirlaba yang
memiliki misi dan prinsip yang sebanding, membentuk usaha kolaboratif untuk memenuhi
kebutuhan kualitas perusahaan, individu, dan organisasi. ASQ adalah mitra pendiri American
Customer Satisfaction Index(ACSI), sebuah indikator ekonomi triwulanan.
Sejak tahun 1989, ASQ telah mengelola Malcolm Baldrige National Quality
Award tahunan. ASQ juga memberikan Medali Dorian Shainin , yang diberikan setiap tahun
untuk "Pengembangan dan Penerapan Pendekatan Statistik Kreatif atau Unik dalam Memecahkan
Masalah yang Sehubungan dengan Kualitas Produk atau Layanan".
ASQ menawarkan berbagai sertifikasi profesional yang berkaitan dengan berbagai aspek kualitas
profesi. Ujian diberikan secara nasional dan, sampai batas tertentu, di seluruh dunia beberapa kali
setiap tahunnya. Badan pengetahuan untuk setiap sertifikasi dipelihara melalui peer review setiap
beberapa tahun pada jadwal yang berputar. Sertifikasi ASQ pertama ditawarkan pada tahun 1968.
Semua sertifikasi yang tercantum berasal dari referensi ini kecuali yang disebutkan.
Tahun Inisial
Sertifikasi Meliputi
dibuat ASQ
Dalam siaran pers tahun 2008 untuk ulang tahun ke-40 sertifikasi ASQ, ketiganya yang paling
populer adalah insinyur (CQE), diikuti oleh auditor (CQA) dan Six Sigma Black Belt (CSSBB).
KUALITAS TEH BOTOL SOSRO
Teh Botol Sosro merupakan sebuah contoh merek yang telah dikembangkan dan dipertahankan
selama puluhan tahun. Bermula sebagai adopsi dari merek teh melati produksi keluarga
Sosrodjojo, yang kemudian dikembangkan sehingga menjadi sebuah merek yang sangat dekat
dengan pelanggan melalui strategi-strategi yang dilakukan. Hasil dari usaha itu adalah hingga kini
Sosro menjadi pemimpin dalam kategori teh dalam botol, bahkan dapat bersaing dengan
perusahaan multinasional yang ikut bermain dalam kategori ini.
Kekuatan merek yang dimiliki oleh Sosro merupakan hasil dari penerapan strategi yang baik dalam
pembentukan merek. Hal ini dapat kita lihat dari langkah-langkah yang dilakukan PT. Sinar Sosro
dalam mengembangkan merek Teh Botol Sosro, yaitu pertama kali mengenalkan teh siap minum
dalam kemasan botol. Sosro memiliki target pasar yang jelas, dengan target orang yang sedang
melakukan perjalanan. Pada waktu itu, strategi promosi yang dilakukan juga baik dengan
menetapkan harga tidak lebih dari biaya parkir pada waktu itu (mengingat target adalah orang yang
sedang melakukan perjalanan). Pada waktu pengenalan produk, Sosro juga memiliki keunggulan
kompetitif karena merupakan teh siap minum dalam kemasan botol yang dipasarkan pertama kali
di Indonesia.
Sosro melakukan positioning dengan mengedukasi masyarakat agar tidak merasa aneh untuk
meminum teh dalam kemasan botol dan dengan diasajikan dingin. Karena pada awal kemunculan
produk, masyarakat Indonesia masih terbiasa untuk minum teh yang disajikan panas. Ternyata
proses diferensiasi yang dilakukan Sosro membuahkan hasil baik, sehingga Sosro dikenal sebagai
minuman teh dalam kemasan botol yang dapat memberikan kesegaran. Dalam perkembangannya,
untuk bersaing dengan kompetitor Sosro mulai melakukan kampanye bahwa dengan
mengkonsumsi teh akan membuat tubuh menjadi sehat, karena teh mengandung anti oksidan. Hal
ini menambah keunggulan kompetitif dari Sosro.
Positioning yang dilakukan oleh Sosro juga didukung oleh marketing mix yang baik. Hal ini
ditunjukan dari integrasi yang baik dari komponen-komponen 4P. Contoh adalah bahwa
pengembangan produk berasal dari strategi promosi, hubungan antara penentuan harga dengan
saluran distribusi.
Strategi penjualan yang dilakukan Sosro adalah dengan mengembangkan saluran distribusi secara
luas dan terus menerus. Mengutamakan availability dan kualitas produk sehingga berbuah pada
kesetiaan pelanggan.
Pengembangan proses yang dilakukan oleh Sosro adalah dengan mengintegrasikan supply chain,
seperti memiliki kebun teh sendiri. Berbeda dengan proses distribusi produk dilakukan dengan
bekerja sama dengan banyak agen penjualan untuk memperluas cakupan distribusi dari Sosro.
Brand Equity dari Sosro telah terbentuk melalui proses yang panjang. Sosro telah berhasil
mengembangkan merek Teh Botol Sosro menjadi merek dengan brand equity yang kuat. Beberapa
hal yang dapat dicermati dalam pembentukan brand equity ini adalah :
Brand Awareness yang dimiliki Teh Botol Sosro dapat dikatakan telah memasuki tingkatan top
of mind. Hal ini dapat dilihat dari Teh Botol Sosro dapat menjadi pemimpin pasar dalam kategori
teh siap minum dalam kemasan botol.
Perceived Quality dari Teh Botol Sosro telah terbukti selama puluhan tahun. PT. Sinar Sosro
telah berhasil menjaga kualitas produk ini sehingga mendapat anggapan baik dari konsumen.
Brand Association dari Teh Botol Sosro kuat, dapat dilihat bahwa ketika orang menyebut teh
botol kemudian yang menjadi maksud dari teh botol itu sendiri adalah Teh Botol Sosro.
Brand Loyalty dari Teh Botol Sosro juga kuat. Ini merupakan hasil dari pengembangan saluran
distribusi, menjaga kualitas, dan strategi promosi yang dilakukan dengan jargon “Apapun
makanannya, minumannya Tehbotol Sosro”.
Hasil dari brand equity yang kuat ini telah dirasakan oleh Sosro yaitu memudahkan PT. Sinar
Sosro untuk melakukan pengembangan pasar, seperti misalnya dengan mengenalkan produk Fruit
Tea untuk kalangan muda dan Tebs untuk pengkonsumsi minuman berkarbonasi. Selain itu PT.
Sinar Sosro juga menikmati profit margin yang lebih besar, yang terlihat dari profit margin antara
agen dan distributornya.
Kekuatan brand equity perlu dijaga agar jangan menjadi merek generik. Hal menarik
untuk brand Teh Botol Sosro adalah karena justru penggunaan kata “Teh Botol” kemudian
memberikan asosiasi pada Sosro sendiri, yang menjadi keunggulan dari brand ini, sehingga tidak
menjadi merek generik. Selain itu kekuatan brand equity harus dijaga agar tetap bisa menghadapi
kompetisi yang semakin ketat, karena ketika sebuah poduk dari sebuah produsen berhasil maka
kemudian produsen lain akan mengeluarkan produk serupa. Hal ini terjadi pada munculnya teh
dalam botol dari bermacam-macam produsen. Fenomena ini menjadi menarik, karena sebelum
Sosro mengeluarkan produk teh dalam botol, sebuah perusahaan multinasional telah melakukan
survey tentang potensi penjualan teh dalam kemasan di Indonesia dan hasil survey menyatakan
bahwa potensi yang ada tidak cukup menjanjikan.
Dalam melakukan pengembangan brand PT. Sinar Sosro menerapkan beberapa strategi.
Diantaranya adalah :
Line Extention dengan mengeluarkan produk Fruit Tea dengan pangsa pasar generasi muda, dan
juga peluncuran produk Tebs untuk menarik minat pelanggan yang mengkonsumsi minuman
berkarbonasi. Kedua produk ini dapat meraih sukses di pasar, terutama untuk produk Fruit Tea
yang kemudian mulai menggerogoti pasar dari minuman berkarbonasi. Akibat dari itu, maka
kemudian produk ini diikuti oleh Coca Cola yang merasa terancam dengan mengeluarkan produk
Fruitcy. Kesuksesan produk ini adalah karena kekuatan saluran distribusi dari PT. Sinar Sosro,
dan dengan produk Fruit Tea dan Tebs sekali lagi PT. Sinar Sosro menghadirkan inovasi dan
menjadi pioneer dengan menyajikan produk teh dengan rasa buah dan produk teh yang
mengandung soda.
Brand Extention dengan meluncurkan produk Air Minum Dalam Kemasan (AMDK) dengan
merek PRIMA. Untuk langkah ini ternyata kekuatan brand Sosro pada produk teh kurang dapat
mengendors produk AMDK ini. Walaupun dengan dukungan saluran distribusi yang baik namun
PRIMA tidak dapat merebut pasar AMDK yang sudah dikuasai oleh AQUA.
Jadi, dapat disimpulkan bahwa sebuah merek adalah aset yang sangat penting bagi perusahaan.
Dengan memiliki brand equity yang kuat, sebuah perusahaan mendapatkan banyak keunggulan
kompetitif. Untuk menghadapi persaingan di era perekonomian global peranan merek menjadi
semakin penting. Hal ini dapat dilihat dari pengalaman PT. Sinar Sosro dalam mengambangkan
merek Teh Botol Sosro, sehingga hingga kini masih dapat menjadi market leader dalam kriteria
teh dalam kemasan, dan bahkan melahirkan merek-merek baru yang juga dapat bersaing dan
berkompetisi di pasar bahkan dengan perusahaan multinasional sekalipun
CUSTOMER STATISFACTION (TEH BOTOL SOSTO PT.SINAR SOSRO)
Kepuasan pelanggan (sering disingkat CSAT , lebih tepat CSAT ) adalah istilah yang sering
digunakan dalam pemasaran . Ini adalah ukuran bagaimana produk dan layanan yang diberikan
oleh perusahaan memenuhi atau melampaui harapan pelanggan . Kepuasan pelanggan
didefinisikan sebagai "jumlah pelanggan, atau persentase dari total pelanggan, yang melaporkan
pengalamannya dengan perusahaan, produknya, atau layanannya (peringkat) melebihi
tujuan kepuasan yang ditentukan."
Hal ini dilihat sebagai indikator kinerja utama dalam bisnis dan seringkali merupakan bagian
dari Balanced Scorecard . Di pasar yang kompetitif dimana bisnis bersaing untuk pelanggan,
kepuasan pelanggan dipandang sebagai pembeda utama dan semakin menjadi elemen kunci dari
strategi bisnis.
1. "Dalam organisasi, pengumpulan, analisis dan diseminasi data ini mengirim pesan tentang
pentingnya merawat pelanggan dan memastikan bahwa mereka memiliki pengalaman
positif dengan barang dan layanan perusahaan."
2. "Meskipun penjualan atau pangsa pasar dapat menunjukkan seberapa baik kinerja
perusahaan saat ini , kepuasan mungkin adalah indikator terbaik tentang seberapa besar
kemungkinan pelanggan perusahaan akan melakukan pembelian lebih lanjut di masa
depan. Banyak penelitian berfokus pada hubungan antara kepuasan pelanggan dan retensi
Studi menunjukkan bahwa konsekuensi kepuasan paling kuat direalisasikan pada ekstrem.
"
Pada skala lima poin, "individu yang menilai tingkat kepuasan mereka sebagai '5' cenderung
menjadi pelanggan kembali dan mungkin bahkan menginjili perusahaan. (Metrik penting kedua
yang terkait dengan kepuasan adalah kemauan untuk merekomendasikan. Metrik ini didefinisikan
sebagai "Persentase pelanggan yang disurvei yang menunjukkan bahwa mereka akan
merekomendasikan merek ke teman." Bila pelanggan puas dengan produk, dia mungkin akan
merekomendasikan hal ini kepada teman, saudara, dan rekan kerja. Ini bisa menjadi keuntungan
pemasaran yang hebat.) " Individu yang menilai tingkat kepuasan mereka sebagai '1', sebaliknya,
tidak mungkin kembali. Selanjutnya, mereka dapat menyakiti perusahaan dengan memberikan
komentar negatif tentang hal itu kepada calon konsumen. Kesediaan untuk
merekomendasikan adalah metrik kunci yang berkaitan dengan kepuasan pelanggan.
Pelayanan yang diberikan oleh pihak Sosro sebagai pemroduksi Teh Botol Sosro memberikan
berbagai jaminan terhadap kualitas produknya, diantaranya yaitu :
Adapun departemen pengendalian kualitas dibagi menjadi lima bagian, yaitu incoming material,
proses produksi, analisa mikrobiologi, unit sanitasi dan weekly maintenance dan pengawasan
produk. Departemen ini mempunyai tanggung jawab penuh terhadap kualitas produk yang
dihasilkan. Pengawasan mutu bahan baku maupun bahan tambahan yang datang dilakukan oleh
seorang petugas incoming material dibawah pengawasan departemen quality control.
Pemeriksaan dilakukan baik secara visual atau langsung saat datang maupun secara kimia di
laboratorium.
Pemeriksaan di unit produksi dilakukan oleh seorang analis kimia dari departemen quality
control dimana analis ini berada di unit produksi langsung untuk mencatat lancartidaknya suatu
produksi termasuk pengecekan hal- hal yang erat dengan alur produksi. Pengawasan mutu sampel
ini lebih lanjut dilakukan oleh analis kimia di laboratorium. Analisa mikrobiologi dilakukan oleh
seorang analis mikrobiologis. Tujuan dari analisa mikrobiologis yaitu untuk mengetahui ada atau
tidaknya cemaran mikroba selama proses pembuatan Teh Botol Sosro. Tujuan yang lain yaitu
untuk mendeteksi dini adanya cemaran mikroba sehingga dapat menentukan langkah awal
pencegahan dari pencemaran mikroba.
Proses sanitasi dilakukan setiap awal shift, setelah waktu istirahat dan setelah hari libur
besar. Unit yang dibersihkan antara lain kitchen, bottling line serta lantai tempat proses produksi
berlangsung. Terakhir inkubasi sampel. Pemeriksaan ini dilakukan dengan pengambilan sampel
hasil produksi tiap batch setiap shift dengan cara mengambil 2 botol tiap 10 menit dan produk awal
setelah berhenti lebih dari 3 menit. Hal ini dilakukan untuk menjaga produk tetap dalam kondisi
baik sehingga konsumen dapat terpuaskan dengan kondisi produk. Pengendalian kualitas yang
ketat pada setiap lini produksi akan meningkatkan kepercayaan konsumen terhadap produk. Oleh
sebab itu, perusahaan melakukan pengembangan sistem dan teknologi pengendalian terus
menerus.
A product or service free deficiencies/DEFECT
Kualitas merupakan ukuran tingkat kesesuaian barang atau jasa dengan standar yang
telah ditentukan, sehingga kualitas mempunyai sifat seragam karena sudah ditentukan
batas kendali atas dan bawahnya. Pendapat Garvin yang dikutip oleh Amitava Mitra
menyatakan bahwa ada delapan dimensi dari kualitas yaitu kinerja, bentuk, reliabilitas,
kesesuaian, durabilitas, survisabilitas, estetika, dan kualitas yang dipersepsikan. Akan
tetapi, saat ini tidak banyak produk yang diperjual-belikan di pasar mempunyai standar
kualitas yang baik. Banyak produsen hanya sekedar memproduksi dengan jumlah massal
tetapi tidak memperhatikan kualitas produk yang dihasilkannya. Mereka hanya berpikir
caranya memperoleh keuntungan yang banyak tanpa harus mengeluarkan biaya produksi
yang besar. Hal inilah yang menyebabkan banyak terjadinya retur barang apabila barang
yang diterima oleh konsumen tidak sesuai dengan standar kualitas mereka.
Retur berasal dari kata return yang berarti kembali. Konsumen dapat melakukan
pengembalian barang atau produk yang sudah ia pesan atau ia beli dari produsen
dikarenakan adanya suatu produk yang tidak sesuai dengan yang diinginkan oleh mereka.
Produk yang tidak sesuai dapat dikatakan sebagai produk cacat. Produk ini mempunyai
kriteria yang tidak sesuai dengan keinginan konsumen sehingga konsumen merasa tidak
puas. Apabila retur barang tidak ditangani lebih serius oleh pihak produsen, produsen
tersebut nantinya akan mengalami kerugian yang begitu besar. Kerugian itu berupa
penambahan biaya produksi untuk mengganti barang yang dikembalikan oleh konsumen
apabila konsumen menghendaki produk yang baru untuk retur barang mereka. Oleh karena
itu, untuk menghindari penambahan biaya produksi sebaiknya produsen memperbaiki
proses produksinya agar tidak menghasilkan produk cacat kembali yang merupakan faktor
utama terjadinya retur barang.
Produk cacat merupakan produk yang dihasilkan tidak sesuai dengan standar kualitas
yang sudah ditentukan. Standar kualitas yang baik menurut konsumen adalah produk
tersebut dapat digunakan sesuai dengan kebutuhan mereka. Apabila konsumen sudah
merasa bahwa produk tersebut tidak dapat digunakan sesuai kebutuhan mereka maka
produk tersebut akan dikatakan sebagai produk cacat.
Untuk mengatasi produk cacat yang dihasilkan, produsen hanya dapat melakukan
pencegahan terhadap terjadinya cacat produk. Untuk melakukan perbaikan sangat sulit
dikarenakan memperbaiki produk yang cacat tetapi tidak pada proses produksinya sama
saja akan menambah biaya. Produsen sebaiknya melakukan pencegahan terjadinya produk
cacat dengan cara menyelidiki apakah terjadi kesalahan dalam proses produksinya
sehingga dapat didapatkan penyebab produk cacat itu terjadi.
Menurut Salam (2008), suatu produk dikatakan cacat apabila produk tersebut tidak
aman dalam penggunaannya serta tidak memenuhi syarat – syarat keamanan tertentu.
Pengertian cacat juga diatur dalam KUH Perdata, yaitu cacat yang “sungguh-sungguh”
bersifat sedemikian rupa yang menyebabkan barang itu “tidak dapat digunakan” dengan
sempurna sesuai dengan keperluan yang semestinya dihayati oleh benda itu, atau cacat itu
mengakibatkan “berkurangnya manfaat” benda tersebut dari tujuan yang semestinya.
Menurut Jiwa (2009), penyebab suatu produk dikatakan cacat ada tiga kategori, yaitu
cacat produk atau manufaktur, cacat desain, dan cacat peringatan atau instruksi. Cacat
produk atau manufaktur merupakan cacat yang paling tidak diharapkan oleh konsumen
karena cacat jenis ini dapat membahayakan harta benda, kesehatan, atau jiwa konsumen.
Cacat desain merupakan salah satu hal yang merugikan bagi konsumen apabila desain dari
produk yang digunakan oleh konsumen tidak dipenuhi sebagaimana mestinya. Cacat
peringatan atau instruksi adalah cacat produk akibat tidak dilengkapi dengan peringatan-
peringatan tertentu atau instruksi penggunaan tertentu. Tanggung jawab atas cacat
peringatan ini secara tegas dibebankan kepad produsen, tetapi dengan syarat-syarat
tertentu beban tanggung jawab juga dapat dibebankan kepada pelaku usaha lainnya seperti
importir produk, distributor, atau pedagang pengecernya.
Produsen harus melakukan suatu tindakan lebih lanjut untuk mengatasi permasalahan
produk cacat tersebut. Produk cacat dapat dikendalikan dengan melalui pengendalian
kualitas. Pengendalian kualitas bukan berarti bahwa kualitas produk yang dikendalikan
melainkan mengendalikan proses produksi agar kecacatan produk yang dihasilkan tidak
mengalami peningkatan kembali. Pengendalian kualitas itu sendiri bertujuan untuk
meningkatkan kualitas produk yang dihasilkan sebuah perusahaan dengan cara
mengurangi faktor kesalahan, cacat produk, kegagalan, dan ketidaksesuaian spesifikasi.
(S.P., R. Phenter, dan Safa, Faisal, 2004).
Penanganan produk cacat dalam sebuah perusahaan ternyata tidak hanya terjadi
karena kurang maksimalnya kinerja departemen Quality Control. Terkadang masih ada
perusahaan yang tidak memakai jasa departemen Quality Control. Produsen memberikan
kepercayaan yang penuh kepada bidang-bidang lain yang erat hubungannya dengan proses
produksi sebagai pemeriksa hasil produksi. Cara ini tidak disalahkan tetapi sebaiknya
sangat diperlukan adanya departemen Quality Control. Menurut Rasidi dalam
artikelnya Konsep Baru Kegunaan Quality Control (2008), quality control adalah
profesi inspecting,testing, dan grading yang bertujuan untuk mencari just to the
point dengan cara yang fleksibel dan untuk menjamin agar konsumen merasa puas,
investasi bisa kembali, serta perusahaan mendapatkan keuntungan.
Ketiadaan departemen quality control memang diperbolehkan tetapi sebaiknya
perusahaan tersebut melakukan pengendalian kualitas di setiap saat agar produknya tetap
berkualitas dan tidak mengalami kecacatan. Pengendalian kualitas ini dilakukan dengan
melakukan inspeksi atau peninjauan langsung terhadap produk yang dihasilkan setiap
harinya guna meminimalisasi besarnya jumlah cacat, serta melakukan pengujian terhadap
produk untuk mengetahui performansi produk yang dihasilkan.
Alat yang digunakan untuk pengendalian kualitas adalah dengan menggunakan
metode statistik. Menurut Handoko dalam bukunya Dasar-dasar Manajemen Produksi
dan Operasi (1991: 434) menyatakan bahwa pengendalian kualitas statistik merupakan
metode statistik untuk mengumpulkan dan menganalisa data hasil pemeriksaan terhadap
sampel dalam kegiatan pengawasan kualitas produk. Handoko menambahkan bahwa
pengendalian kualitas statistik tidak menciptakan resiko ataupun menghilangkan resiko.
Tujuan dari sistem pengendalian ini adalah untuk menunjukkan tingkat reliabilitas sampel
dan bagaimana cara mengawasi resiko.
Menurut Juran dalam bukunya Juran’s Quality Control Handbook 4 th (1988: 24.2)
yang termasuk dalam Pengendalian Kualitas Stastistikal adalah Pengendalian Proses
Statistik, diagnostic tools, perencanaan sampling, dan teknik statistikal lainnya. Menurut
Besterfield dalam bukunya Quality Control 5 th Edition, beberapa teknik dasar pendukung
kegiatan pengendalian kualitas adalah diagram pareto,matrix analysis, cause-and- effect
diagram, check sheet, histogram, control chart, dan scatter diagram.
UNGARAN
INTISARI: PT Sinar Sosro adalah perusahaan yang bergerak di bidang pengolahan teh
menjadi minuman kemasan dengan produk unggulan Teh Botol Sosro kemasan botol beling
atau sering disebut Returnable Glass Bottle (RGB) yang merupakan produk teh siap minum
pertama di Indonesia dan di Dunia. Pada proses produksi Teh Botol Sosro terdapat produk
cacat yang berdampak kerugian bagi perusahaan. Tujuan dari penulisan tugas akhir ini
adalah mengidentifikasi jenis cacat, faktor-faktor yang menyebabkan kecacatan, serta
memberikan alternatif solusi untuk meminimalisir atau menghilangkan kecacatan pada
produk akhir Teh Botol Sosro. Dalam penerapan Seven Tools di PT Sinar Sosro ini,
digunakan alat pengendali mutu berupa Checksheet untuk mengumpulkan data-data yang
diperlukan serta Control Chart, Diagram Pareto dan Diagram Ishikawa untuk menganalisa
faktor-faktor penyebab kecacatan pada produk akhir Teh Botol Sosro. Jenis kecacatan pada
produk akhir Teh Botol Sosro yang teridentifikasi antara lain volume non standar, botol
tanpa tutup, botol gupil, tutup miring, botol retak, warna non standar, kadar gula non
standar, dan kejernihan non standar. Jenis kecacatan tertinggi adalah warna non standar
sejumlah 7.872 botol atau 50,35% dari jumlah kecacatan 15.635 botol dengan persentase
total kecacatan 0,24% dari jumlah produksi 6.515.208 botol. Berdasarkan peta kendali P-
chart, terdapat 6 titik yang berada diatas batas kendali yaitu pada data hari ke-1, ke-5, ke-9,
ke-15, ke-16, dan ke-20. Solusi alternatif untuk mengurangi kecacatan pada produk akhir
Teh Botol Sosro diantaranya adalah dengan melakukan perawatan berkala pada mesin serta
memperbaiki atau bahkan mengganti bagian-bagian mesin yang sudah usang, dan membuat
Standard Operating Procedure (SOP) untuk penanganan apabila terjadi breakdown pada
mesin.
Dimension
Secara definisi, Kualitas atau Mutu adalah tingkat baik atau buruknya suatu produk yang dihasilkan
apakah sesuai dengan spesifikasi yang telah ditentukan ataupun kesesuaiannya terhadap kebutuhan.
Sedangkan penilaian tentang baik atau buruknya kualitas suatu produk dapat ditentukan dalam 8 (delapan)
dimensi kualitas yang diperkenalkan oleh seorang Ahli Pengendalian Kualitas yang bernama David A.
Garvin pada tahun 1987. Delapan Dimensi Kualitas yang dikemukakan oleh David A. Garvin ini kemudian
dikenal dengan 8 Dimensi Kualitas Garvin.
1. Performance (Kinerja)
Performance atau Kinerja merupakan Dimensi Kualitas yang berkaitan dengan karakteristik utama
suatu produk. Contohnya adalah ban motor/mobil yang diproduksi di gajah tunggal, Kinerja Utama yang
kita kehendaki adalah kualitas bahan yang dapat bertahan lama dan dapat digunakan dalam jangka waktu
yang lama.
2. Features (Fitur)
Features atau Fitur merupakan karakteristik pendukung atau pelengkap dari Karakteristik Utama suatu
produk. Misalnya pada produk ban motor ini karakteristiknya dapat dilihat dari bentuknya yang mempunyai
ciri khas tersendiri.
3. Reliability (Kehandalan)
Reliability atau Kehandalan adalah Dimensi Kualitas yang berhubungan dengan kemungkinan sebuah
produk dapat bekerja secara memuaskan pada waktu dan kondisi tertentu. Ban motor yang diproduksi oleh
gajah tunggal ini dapat bertahan dengan kuat sehingga memuaskan hati konsumen.
4. Conformance (Kesesuaian)
Conformance adalah kesesuaian kinerja dan kualitas produk dengan standar yang diinginkan. Pada
dasarnya, setiap produk memiliki standar ataupun spesifikasi yang telah ditentukan. Ban motor yang
diproduksi oleh gajah tunggal sudah memiliki standar dan spesifikasi yang telah ditentukan perusahaan
sehingga produk tersebut mempunyai kesesuaian kinerja.
5. Durability (Ketahanan)
Durability ini berkaitan dengan ketahanan suatu produk hingga harus diganti. Durability ini biasanya diukur
dengan umur atau waktu daya tahan suatu produk. Ban motor yang diproduksi oleh gajah tunggal memiliki
desain dan telapak yang kokoh juga kuat sehingga dapat memiliki ketahanan yang baik.
6. Serviceability
Serviceability adalah kemudahan layanan atau perbaikan jika dibutuhkan. Hal ini sering dikaitkan dengan
layanan purna jual yang disediakan oleh produsen seperti ketersediaan suku cadang dan kemudahan
perbaikan jika terjadi kerusakan serta adanya pusat pelayanan perbaikan (Service Center) yang mudah
dicapai oleh konsumen.gajah tunggal memiliki layanan yang baik sehingga dapat dikatakan serviceability.
7. Aesthetics (Estetika/keindahan)
Aesthetics adalah Dimensi kualitas yang berkaitan dengan tampilan, bunyi, rasa maupun bau suatu produk.
Ban motor memiliki estetika dari tampilan yang selalu berbentuk bulat.
Perceived Quality adalah Kesan Kualitas suatu produk yang dirasakan oleh konsumen. Dimensi Kualitas
ini berkaitan dengan persepsi Konsumen terhadap kualitas sebuah produk ataupun merek. Ban motor yang
diproduksi oleh gajah tunggal sangat meluas di mata konsumen karena memiliki kesan kualitas dan merk
yang di cap baik oleh kebanyakan masyarakat.
Produk Teh Botol Sosro merupakan produk minuman yang sudah terkenal Indonesia. Teh
Botol Sosro sangat menjaga kualitas produknya mulai dari proses pemilihan bahan hingga proses
pengiriman. Adapun dimensi kualitas kualitas yang dapat ditemukan dalam produk Teh Botol
Sosro yaitu persepsi kualitas, kesesuaian dengan standar, daya tahan, estestika, dan layanan
Pada dimensi persepsi kualitas, Produk Teh Botol Sosro merupakan produk teh botol yang
pertama kali muncul di Indonesia. Produk Teh Botol Sosro juga terkenal dengan citra tanpa 3 P
yaitu tanpa pengawet, tanpa pemanis buatan dan tanpa pewarna. Selain memproduksi teh
botol jasmine tea Teh Botol Sosro, juga memproduksi Fruit Tea.
Selain daya tahan produk estetika produk juga sangat diperhatikan oleh Teh Botol Sosro.
Estetika produk Teh Botol Sosro dapat terilahat pada bentuk botol yang simple dan mudah
dipegang. Packaging yang menarik juga akan meningkatkan interest dari konsumen.
Kemudian yang terakhir adalah dimensi layanan produk, layanan produk pada Teh Botol
Sosro dapat berupa customer service yang baik, ketersediaan produk yang baik, serta proses
pengiriman yang cepat. Ketiga poin tersebut sangat membantu Teh Botol Sosro dalam
memasarkan produknya di Indonesia. Dari ketiga poin tersebut juga dapat meningkatkan
kkepercayaan konsumen sehingga Teh Botol Sosro akan menjadi brand minuman dalam pangsa
pasar di Indonesia.
Salah satu tools untuk menguraikan atau mendekomposisi permintaan konsumen yang
cukup luas menjadi permintaan konsumen yang terkuantifikasi dan lebih mudah memprosesnya
yaitu CTQ tree. Critical to quality adalah kunci karakteristik yang dapat diukur dari sebuah
produk. Critical to quality pada produk Teh Botol Sosro terdapat pada tiga aspek yaitu fisik,
sensor, dan waktu. Kemudian dari ketiga aspek terpecah menjadi beberapa sub faktor yang
berpengaruh. Indikator dari keberhasilan faktor-faktor tersebut dapat ditentukan dari seberapa
tinggi tingkat kepuasan konsumen terhadap produk yang ditawarkan. Critical to
quality didapatkan berdasarkan kebutuhan dari konsumen.
Pada fisik ada dua sub faktor yaitu variasi produk dan ketersediaan produk memiliki
pengaruh terhadap kepuasan konsumen. Semakin mudah produk ditemukan di pasar maka
kepuasan konsumen akan meningkat. Teh Botol Sosro mampu memproduksi 725.760 botol tiap
harinya dengan asumsi produksi berjalan lancar. Dengan kapasitas produksi tersebut Teh Botol
Sosro mampu melakukan ketersediaan produk di pasar dengan baik. Variasi produk
memungkinkan konsumen untuk memiliki pilihan. Teh Botol Sosro memiliki dua variasi
yaitu jasmine tea dan fruit tea. Dengan kedua pilihan tersebut Teh Botol Sosro telah memberikan
pilihan kepada konsumen agar meningkatkan kepuasan konsumen.
Pada sensor ada dua sub faktor yaitu rasa dan penampilan produk. Maksut dari aspek sensor
yaitu dimana produk dapat diterima oleh pasar. Teh Botol Sosro memiliki dua varian rasa
yaitu jasmine tea dan fruit tea. Selain rasa penampilan Teh Botol Sosro juga selalu diperhatikan
agar tetap menarik konsumen.
Pada aspek waktu ada sub faktor yaitu masa kadaluarsa dan pengiriman. Teh Botol Sosro
memiliki masa kadaluarsa satu tahun setelah diproduksi. Dengan masa kadaluarsa satu tahun maka
Teh Botol Sosro dapat memberikan produk yang berkualitas sehingga tingkat kepercayaan
konsumen meningkat. Pengiriman yang cepat dapat meningkatkan tingkat kepercayaan konsumen
terhadap produk dan perusahaan
DESAIN PRODUK
Desain produk adalah proses menciptakan produk baru yang akan dijual oleh perusahaan untuk
pelanggannya. Sebuah konsep yang sangat luas, pada dasarnya generasi dan pengembangan ide-
ide yang efektif dan efisien melalui proses yang mengarah ke produk-produk baru. Dalam
pendekatan sistematis, desainer produk konsep dan mengevaluasi ide-ide, dan mengubahnya
menjadi penemuan yang nyata dari produk. Peran produk desainer adalah untuk menggabungkan
seni, ilmu pengetahuan, dan teknologi untuk menciptakan produk-produk baru yang dapat
digunakan orang lain.
Peran mereka berkembang telah difasilitasi oleh alat digital yang sekarang memungkinkan
desainer untuk berkomunikasi, memvisualisasikan, menganalisis dan benar-benar menghasilkan
ide-ide nyata dalam cara yang akan mengambil tenaga kerja yang lebih besar di masa lalu. Desain
produk kadang-kadang bingung dengan (dan tentu tumpang tindih dengan) desain industri, dan
baru-baru ini menjadi istilah yang luas termasuk layanan, software, dan desain produk fisik. Desain
industri yang bersangkutan dengan membawa bentuk artistik dan kegunaan, biasanya berhubungan
dengan desain kerajinan dan ergonomi, bersama-sama untuk memproduksi massal barang.
Brand Sosro tak asing lagi bagi konsumen minuman di Indonesia, Teh botol Sosro
kemasan botol beling merupakan produk teh siap minum yang pertama di Indonesia dan di Dunia
yang sudah diluncurkan sejak Tahun 1974. Untuk memenuhi kebutuhan pencintanya dimanapun
berada,Tehbotol Sosro dengan inovasinya sampai dengan saat ini telah memiliki banyak pilihan
kemasan produk diantaranya yaitu:
Kelebihan utama dari produk teh botol ini sendiri masih ada pada kemasan kaca beling, dimana
sosro dapat mendistribusikan teh botol sampai ke pelosok kota dan dapat mengisi
kembali(Returnable) dengan cepat, hal ini yang susah dimiliki produk pesaing karena sosro telah
lama fokus dalam produksi teh botol beling. Bahkanfrestea dibawah coca cola company sejauh
ini belum bisa menyaigi teh botol dalam kemasan kaca beling ini. Dari segi desain teh botol juga
memiliki keunikan tersendiri dimana botolnya terkesan slim, berikut beberapa perubahan kemasan
teh botol sosro :
Dengan desain yang menarik itu teh botol sosro sekarang telah menciptakan produk teh botol PET
dengan desain yang sama. Hal ini perlu dilakukan mengingat kepraktisan botol plastik(PET). Dan
menarik untuk dilihat kedepan apakah dengan bentuk desain yang sama ini teh botol sosro
mampu bertahan sebagai market leader teh dalam kemasan dan dapat menyergap pesaing yang
sudah banyak semakin banyak meluncurkan produk teh dalam kemasan PET
Manajemen ISO
ISO 9000 adalah kumpulan standar untuk sistem manajemen mutu (SMM). ISO 9000 yang
dirumuskan oleh TC 176 ISO, yaitu organisasi internasional di bidang standardisasi. ISO 9000
pertama kali dikeluarkan pada tahun 1987 oleh International Organization for Standardization
Technical Committee (ISO/TC) 176. ISO/TC inilah yang bertanggungjawab untuk standar-standar
sistem manajemen mutu.[1] ISO/TC 176 menetapkan siklus peninjauan ulang setiap lima tahun,
guna menjamin bahwa standar-standar ISO 9000 akan menjadi up to date dan relevan untuk
organisasi.[1] Revisi terhadap standar ISO 9000 telah dilakukan pada tahun 1994 dan tahun 2000.[1]
adanya satu set prosedur yang mencakup semua proses penting dalam bisnis;
adanya pengawasan dalam proses pembuatan untuk memastikan bahwa sistem menghasilkan
produk-produk berkualitas;
tersimpannya data dan arsip penting dengan baik;
adanya pemeriksaan barang-barang yang telah diproduksi untuk mencari unit-unit yang rusak,
dengan disertai tindakan perbaikan yang benar apabila dibutuhkan;
secara teratur meninjau keefektifan tiap-tiap proses dan sistem kualitas itu sendiri.
Sebuah perusahaan atau organisasi yang telah diaudit dan disertifikasi sebagai perusahaan yang
memenuhi syarat-syarat dalam ISO 9001 berhak mencantumkan label "ISO 9001 Certified" atau
"ISO 9001 Registered".
Sertifikasi terhadap salah satu ISO 9000 standar tidak menjamin kualitas dari barang dan jasa yang
dihasilkan. Sertifikasi hanya menyatakan bahwa bisnis proses yang berkualitas dan konsisten
dilaksanakan di perusahaan atau organisasi tersebut.
Walaupan standar-standar ini pada mulanya untuk pabrik-pabrik, saat ini mereka telah
diaplikasikan ke berbagai perusahaan dan organisasi, termasuk perguruan tinggi dan universitas.
ISO 9000 mencakup standar-standar di bawah ini:
ISO 9000 - Quality Management Systems - Fundamentals and Vocabulary: mencakup dasar-
dasar sistem manajemen kualitas dan spesifikasi terminologi dari Sistem Manajemen Mutu
(SMM).
Masih banyak lagi standar yang termasuk dalam kumpulan ISO 9000, dimana banyak juga
diantaranya yang tidak menyebutkan nomor "ISO 900x" seperti di atas. Beberapa standar dalam
area ISO 10000 masih dianggap sebagai bagian dari kumpulan ISO 9000. Sebagai contoh ISO
10007:1995 yang mendiskusikan Manajemen Konfigurasi dimana di kebanyakan organisasi
adalah salah satu elemen dari suatu sistem manajemen.
ISO mencatat "Perhatian terhadap sertifikasi sering kali menutupi fakta bahwa terdapat banyak
sekali bagian dalam kumpulan standar ISO 9000 ... Suatu organisasi akan meraup keuntungan
penuh ketika standar-standar baru diintegrasikan dengan standar-standar yang lain sehingga
seluruh bagian ISO 9000 dapat diimplementasikan".
Sebagai catatan, ISO 9001, ISO 9002 dan ISO 9003 telah diintegrasikan menjadi ISO 9001.
Kebanyakan, sebuah organisasi yang mengumumkan bahwa dirinya "ISO 9000 Registered"
biasanya merujuk pada ISO 9001.
Langkah-langkah Membangun dan Mengembangkan Sistem Manajemen Kualitas
Definisi dari Standar ISO 9000 untuk sistem manajemen kualitas (Quality Management System,
QMS) adalah: “struktur organisasi, tanggungjawab, prosedur-prosedur, proses-proses, dan
sumber daya - summer daya untuk penerapan manajemen kualitas”. Suatu sistem manajemen
kualitas (QMS) merupakan sekumpulan prosedur terdokumentasi dan praktekpraktek standar
untuk manajemen sistem yang bertujuan menjamin kesesuaian dari suatu proses dan produk
(barang dan atau jasa) terhadap kebutuhan atau persyaratan tertentu. Kebutuhan atau persyararan
itu ditentukan atau dispesifikasikan oleh pelanggan dan organisasi.
Sistem manajemen kualitas mencakup suatu lingkup yang luas dari aktivitasaktivitas dalam
organisasi modern. Kualitas dapat didefinisikan melalui lima pendekatan utama:
Sistem manajemen kualitas berfokus pada konsistensi dari proses kerja. Hal ini sering mencakup
beberapa tingkat dokumentasi terhadap standarstandar kerja. Sistem manajemen kualitas
berlandaskan pada pencegahan kesalahan sehingga bersifat proaktif, bukan pada deteksi kesalahan
yang bersifat reaktif.
Patut diakui pula bahwa banyak sistem manajemen kualitas tidak akan efektif 100% pada
pencegahan semata, sehingga sistem manajemen kualitas juga harus berlandaskan pada tindakan
korektif terhadap masalahmasalah yang ditemukan. Dalam kaitan dengan hal ini, sistem
manajernen kualitas merupakan suatu closed loop system yang mencakup deteksi, umpan balik,
dan koreksi. Bagaimanapun proporsi terbesar (lebih dari 85%) harus diarahkan pada pencegahan
kesalahan sejak tahap awal.
Sistem manajemen kualitas mencakup elemen-elemen: tujuan (objectives), pelanggan (customers),
hasil-hasil (outputs), proses-proses (processes), masukan-masukan (inputs), pemasok (suppliers),
dan pengukuran untuk umpan-balik dan umpan-maju (measurements for feedback and
feedforward). Dalam akronim bahasa Inggris dapat disingkat menjadi: SIPOCOM Suppliers,
Inputs, Processes, Outputs, Customers, Objectives, and Measurements.
Setiap lingkungan, pelaksanaan proses yang konsisten merupakan kunci untuk peningkatan terus-
menerus yang efektif agar selalu memberikan produk (barang dan/atau jasa) yang memenuhi
kebutuhan pelanggan dalam pasar global. Terdapat beberapa langkah untuk menerapkan suatu
sistem manajemen kualitas (QMS). Urut-urutan yang diberikan di sini hanya merupakan suatu
petunjuk, yang dapat saja dilakukan bersamaan atau dalam susunan yang tidak harus berurutan,
tergantung pada kultur dan kematangan organisasi, tetapi semua langkah ini harus diperhatikan
secara serius dan konsisten.
ISO9001
ISO 9001 merupakan standar internasional di bidang sistem manajemen mutu. Suatu
lembaga/organisasi yang telah mendapatkan akreditasi (pengakuan dari pihak lain yang
independen) ISO tersebut, dapat dikatakan telah memenuhi persyaratan internasional dalam hal
manajemen penjaminan mutu produk/jasa yang dihasilkannya.
Generic Generic berarti standar yang sama dapat diterapkan pada berbagai organisasi, besar atau
pun kecil, apapun produk dan layanannya, dalam sembarang aktifitas suatu sektor, dan apakah itu
adalah perusahaan business, layanan publik atau departemen pemerintahan.
Sistem manajemen mengacu pada apa yang organisasi lakukan untuk mengelola proses, atau
aktivitas, sehingga produk atau jasa memenuhi tujuan yang telah ditetapkannya sendiri, seperti:
ISO 9001 adalah standar internasional yang diakui untuk sertifikasi Sistem Manajemen
Mutu (SMM). SMM menyediakan kerangka kerja bagi perusahaan dan seperangkat prinsip-
prinsip dasar dengan pendekatan manajemen secara nyata dalam aktifitas rutin perusahaan untuk
terciptanya konsistensi mencapai kepuasan pelanggan.