Anda di halaman 1dari 6

ARTIKEL PKN

TENTANG DEMOKRASI INDONESIA

DISUSUN OLEH :

MEY VINDA TRI AMBARWULAN (201610140311121)

GANIS DWI APRILIA (201610140311122)

FANI WAHYU (201610140311173)

JURUSAN TEKNIK INDUSTRI

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG


C. Pelaksanaan Demokrasi di Indonesia

Sejak kemerdekaan Indonesia pada 17 agustus 1945, UUD 1945


memberikan penggambaran bahwa Indonesia merupakan negara demokrasi.
Dalam mekanisme kepemimpinannya Presiden harus bertanggung jawab kepada
MPR dimana MPR merupakan sebuah badan yang dipilih oleh Rakyat. Sehingga
secara hirarki seharusnya rakyatlah pemegang kepemimpinan negara dengan
melalui mekanisme perwakilan yang dipilih dalam pemilu. Indonesia pernah
mengalami masa demokrasi singkat pada tahun 1956 ketika untuk pertama kalinya
diselenggarakan pemilu bebas di indonesia, sampai akhirnya kemudian Presiden
Soekarno menyatakan demokrasi terpimpin sebagai pilihan sistem pemerintahan
pada waktu itu. Setelah mengalami masa Demokrasi Pancasila, sebuah demokrasi
semu yang diciptakan untuk melanggengkan kekuasaan Presiden Soeharto,
Indonesia kembali masuk kembali kedalam alam demokrasi pada tahun 1998
ketika pemerintahan junta militer Soeharto tumbang. Pemilu demokratis kedua
bagi Indonesia akhirnya kembali terselenggara pada tahun 1999 yang
menempatkan PDI-P sebagai pemenang Pemilu.
Namun sekarang pelaksanaan demokrasi di Indonesia tentunya tidak sama
lagi dengan Indonesia pada beberapa tahun lalu, begitu juga sistem yang selama
ini kita anut yaitu sistem Demokrasi. Namun seiring dengan perkembangan, maka
kita juga perlu memantau pelaksanaan demokrasi di Indonesia. Hal ini didasari
atas urgenitas sebuah demokrasi, sebagai bentuk riil dari proses demokrasi yang
berjalan selama ini merupakan keterlibatan dan peran serta rakyat Indonesia
dalam melaksanakan Pemilihan Umum baik yang dilaksakan oleh pemerintah
pusat maupun pemerintah daerah.
Sebuah awal bagi pelaksanaan sistem Demokrasi yang baik adalah
melibatkan rakyat dalam proses pelaksanaannya. Contoh, seperti Pemilu, di awal-
awal Indonesia pasca Kemerdekaan pun Indonesia masih mencari formulasi yang
tepat dalam menjalankan metode sukses pemerintahan yang efektif, yang
diwujudkan pada tahun 2004 dengan pemilihan umum langsung.Setelah
Demokrasi Indonesia pasca kolonial, kita mendapati peran demokrasi yang makin
luas. Pada saat zaman Soekarno, kita mengenal beberapa model demokrasi.
Partai-partai Nasionalis, Komunis hingga Islamis hampir semua mengatakan
bahwa demokrasi itu merupakan sesuatu yang ideal. Bahkan bagi mereka,
demokrasi bukan hanya sebagai sarana, tetapi demokrasi akan mencapai sesuatu
yang ideal. Bebas dari penjajahan serta mencapai kemerdekaan merupakan tujuan
saat itu, yaitu mencapai sebuah demokrasi. Oleh karena itu, orang makin
menyukai demokrasi.
Adapun Demokrasi yang berjalan di Indonesia pada saat ini dapat dikatakan
merupakan Demokrasi Liberal. Dalam sistem Pemilu mengindikasi sistem
demokrasi liberal di Indonesia antara lain sebagai berikut:
1. Pemilu multi partai yang diikuti oleh banyak partai. Paling sedikit sejak
reformasi, Pemilu diikuti oleh sekitar 24 partai (Pemilu 2004), paling
banyak ialah 48 Partai (Pemilu 1999). Pemilu bebas berdiri sesuka hati,
asal memenuhi beberapa syarat yang ditetapkan KPU. Kalau semua partai
diijinkan ikut Pemilu, bisa muncul ratusan hingga ribuan partai.
2. Pemilu selain memilih anggota dewan (DPR/DPRD), memilih anggota
DPD (senat). Dan anggota DPD ini nyaris tidak ada guna dan kerjanya, hal
itu juga mencontoh sistem di Amerika yang mengenal kedudukan para
anggota senat (senator).
3. Pemilihan Presiden secara langsung sejak tahun 2004. Bukan hanya sosok
presiden, tetapi juga wakil presidennya. Untuk Pilpres, mekanisme nyaris
serupa dengan pemilu partai, hanya saja obyek yang dipilih berupa
pasangan calon. Kadang, kalau dalam sekali Pilpres tidak diperoleh
pemenang mutlak, dan dilakukan pemilu putaran kedua, untuk
mendapatkan legitimasi suara yang kuat.
4. Pemilihan pejabat-pejabat birokrasi secara langsung (Pilkada atau
Pemilihan Kepala Daerah), yaitu pilkada gubernur, walikota, dan bupati.
Lagi-lagi polanya persis semacam pemilu Partai atau pemilu Presiden.
Hanya sosok yang dipilih & level jabatannya berbeda. Disana ada
penjaringan calon, kampanye, proses pemilihan, dan sebagainya.
5. Adanya badan khusus penyelenggara Pemilu, yakni KPU (Komisi
Pemilihan Umum) sebagai panitia, dan Panwaslu (Penitia Pengawas
Pemilu) sebagai pengawas proses pemilu. Belum lagi tim pengamat
independen yang dibentuk secara swadaya. Dan disini dibutuhkan
birokrasi tersendiri dalam menyelenggarakan Pemilu, meskipun pada
dasarnya birokrasi itu masih bergantung kepada Pemerintah juga.
6. Adanya lembaga survey, lembaga pooling, lembaga riset, dan lain-lain.
yang aktif melakukan riset seputar perilaku pemilih atau calon pemilih
dalam Pemilu. Termasuk adanya media-media yang aktif dalam
melakukan pemantauan proses pemilu, pra pelaksanaan, saat pelaksanaan,
maupun paca pelaksanaan.
7. Demokrasi di Indonesia amat sangat membutuhkan modal (uang). Banyak
sekali biaya yang harus dibutuhkan untuk memenangkan Pemilu.
Konsekuensinya, pihak-pihak yang berkantong tebal, mereka lebih
berpeluang memenangkan Pemilu, daripada orang-orang yang idealis,
tetapi miskin harta. Akhirnya, hitam-putihnya politik tergantung dengan
tebal-tipisnya kantong para politisi.
Oleh karena itu, sinkronisasi antara demokrasi dengan pembangunan nasional
haruslah sejalan bukan malah sebaliknya demokrasi yang ditegakkan hanya
merupakan untuk pemenuhan kepentingan partai dan kelompok tertentu saja. Jadi,
demokrasi yang kita terapkan sekarang haruslah mengacu pada sendi-sendi
bangsa Indonesia yang berdasarkan filsafah bangsa yaitu Pancasila dan UUD
1945.
D. Pendidikan demokrasi
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, demokrasi diartikan sebagai
gagasan atau pandangan hidup yang mengutamakan persamaan hak dan
kewajiban serta perlakuan yang sama bagi semua warga negara. Dalam
pendidikan, demokrasi ditunjukkan dengan pemusatan perhatian serta usaha
pada si anak didik dalam keadaan sewajarnya (intelegensi, kesehatan, keadaan
sosial, dan sebagainya).
Di kalangan Taman Siswa dianut sikap tutwuri handayani, suatu sikap
demokratis yang mengakui hak si anak untuk tumbuh dan berkembang menurut
kodratnya.Dengan demikian, tampaknya demokrasi pendidikan merupakan
pandangan hidup yang mengutarakan persamaan hak dan kewajiban serta
perlakuan yang sama di dalam berlangsungnya proses pendidikan antara
pendidik dan anak didik, serta juga dengan pengelola pendidikan. Pendidikan
demokrasi dapat diartikan sebagai upaya sistematis yang dilakukan negara dan
masyarakat untuk memfasilitasi individu warga negaranya agar memahami,
menghayati, mengamalkan dan mengembangkan konsep, prinsip dan nilai
demokrasi sesuai dengan status dan perannya dalam masyarakat. Pendidikan
dapat menjadi salah satu upaya strategis pendemokrasian bangsa Indonesia,
khususnya di kalangan generasi muda. Pendidikan yang dimaksud adalah
model pendidikan yang berorientasi pembangunan karakter bangsa melalui
pembelajaran yang menjadikan peserta didik sebagai subjek pembelajaran
melalui cara-cara pembelajaran yang demokratis, partisipatif, kritis, kreatif, dan
menantang aktualisasi diri mereka. Dalam konteks ini, proses belajar tidak lagi
menjadi monopoli dosen maupun guru, tetapi menjadi milik bersama dan
menjadikan proses belajar sebagai wadah untuk dialog dan belajar bersama.
Prinsip-Prinsip Demokrasi Dalam Pendidikan
Dalam setiap pelaksanaan pendidikan selalu terkait dengan masalah-masalah
antara lain :
1.Hak asasi setiap warga negara untuk memperoleh pendidikan
2.Kesempatan yang sama bagi warga negara untuk memperoleh
pendidikan
3.Hak dan kesempatan atas dasar kemampuan mereka
Dari prinsip-prinsip di atas dapat dipahami bahwa ide dan nilai
demokrasi pendidikan itu sangat banyak dipengaruhi oleh alam pikiran, sifat
dan jenis masyarakat dimana mereka berada, karena dalam realitasnya bahwa
pengembangan demokrasi pendidikan itu akan banyak dipengaruhi oleh latar
belakang kehidupan dan penghidupan masyarakat. Misalnya masyarakat
agraris akan berbeda dengan masyarakat metropolitan dan modern, dan
sebagainya. Apabila yang dikemukakan tersebut dikaitkan dengan prinsip-
prinsip demokrasi pendidikan yang telah diungkapkan, tampaknya ada
beberapa butir penting yang harus diketahui dan diperhatikan,diantaranya :
1. Keadilan dalam pemerataan kesempata belajar bagi semua warga negara
dengan cara adanya pembuktian kesetiaan dan konsisten pada sistem politik
2. Dalam upaya pembentukan karakter bangsa sebagai bangsa yang baik
3. Memiliki suatu ikatan yang erat dengan cita-cita nasional.

Kampus adalah dimana tempat kita menimba ilmu, namun selain dari
pada itu demokrasi juga gak kalah penting nya perlu di bangun supaya
terwujud nya amanat undang-undang dan keagamaan yang sebagai mana kita
terima. demokrasi adalah sikap kebersamaan, dimana ketika teman kita
sengang maka kita juga merasa senang. mahasiwa-mahasiswi juga berperan
dalam membela kepentingan bersama lewat universitas-universitas dimana
tempat dia bernaung. Mahasiswa di dalam kampus harus mampu berperan
aktif dalam prinsip demokrasi, contoh dalam menyokong dalam upah buruh
untuk menuntut upah maksimum, mendorong pemerintah dalam memberantas
korupsi, membantu masyarakat sekitar dalam membersikan lingkungan dan
berbagai macam lainya yang dapat di lakukan.
sebenarnya demokrasi itu tidak hanya itu saja, hal-hal kecil saja seperti
menghargai pendapatan, dan ikut berperan aktif di dalam organisasi-organisasi
kampus. seperti HMJ, pramuka, PMR dan jadi lah yang berguna dalam
organisasi tersebut.

Anda mungkin juga menyukai