Anda di halaman 1dari 8

  SIKLUS HIDUP PRODUK NOKIA 

Seperti kita ketahui bahwa siklus hidup produk terdiri dari 4 tahapan/tingkatan,
yaitu tingkatan perkenalan (introduction stage), tingkatan pertumbuhan (growth
stage), tingkatan kematangan/kedewasaan (maturity stage), dan tingkatan
penurunan (decline stage). Berikut ini adalah siklus hidup produk  Nokia :

          1.       Tingkatan Perkenalan (Introduction Stage)

Dalam tahap ini produk mulai dikenalkan pada masyarakat. Pada awal 1981,
Nokia mulai meluncurkan produk pertamanya yang bernama Nordic Mobile
Telephony(NMT). Jadi sepanjang dekade 1980-an NMT diperkenalkan ke
sejumlah Negara.
Dampaknya pada marketing mix adalah sebagai berikut: 

 Produk : branding untuk pengetahuan produk mulai dilakukan

 Harga   : menggunakan low penetration pricing dengan tujuan untuk


membangun market share secara cepat, atau penentuan harga yang terbaik
untuk merecover biaya pengembangan 

 Distribusi : dilakukan secera selektif sampai konsumen menunjukkan


tingakat penerimaan produk

 Promosi  : diberikan kepada para inovatir dan early adopters. Komunikasi


pemasaran diperlakukan untuk membangun awareness pada produk untuk
mendidik konsumen potensial    

          2.       Tingkatan Pertumbuhan (Growth Stage)

Merupakan tahapan dimana penjualan produk mulai mengalami peningkatan.


Setelah produk pertama Nokia diperkenalkan ke pasar. Nokia mendapatkan
sambutan yang luar biasa dari masyarakat. Sehingga pada pertengahan tahun
1990-an produk Nokia menjadi yang nomor satu di dunia.
Langkah yang perlu diambil :

 Kualitas produk dijaga dan ditambah fitur-fitur yang baru, dan juga
ditambah dukungan layanan.
 penentuan harga dijaga saat perusahaan memperoleh peningkatan
permintaan dengan level kompetisi yang masa kecil.

 Kanal distribusi ditambahkan disaat ada kenaikan demand dan konsumen


menerima proudk ntersebut.

 Dilakukan promosi untuk memperluas sasaran.  

          3.       Tingkatan Kematangan/Kedewasaan (Maturity Stage)

Pada tahap ini penjualan masih meningkat dan pada tahap berikutnya tetap.
Dalam tahap ini, laba produsen maupun laba pengecer mulai turun. Persaingan
menjadi sangat ketat sehingga perusahaan perlu memperkenalkan produk
dengan model yang baru.Target penjualan sebanyak 500.000 unit berhasil diarih
oleh Nokia pada tahun 1994. Produk Nokia tersebut berhasil terjual di 130
Negara.
Langkah yang diambil :

 Fitur produk mungkin ditingkatkan untuk membedakan produk dari


produk pesaing.

 Penetapan harga dapat menjadi lebih rendah karena persaingan baru.

 Distribusi menjadi lebih intensif dan bonus dapat ditawarkan untuk


mendorong pembelian produk dibanding produk pesaing.

 Promosi menekankan pada differensiasi produk.   

           4.       Tingkatan Penuruan (Decline Stage)

Dalam tahap ini produk mengalami penurunan penjualan. Dalam beberapa


tahun terakhir ini produk nokia mengalami penurunan. Diakibatkan fitur dari
produk Nokia yang sudah mulai tertinggal oleh produk pesaing seperti
Blackberry, Apple, dan Samsung. Karena produk Android dan Blackberry lebih
diminati oleh para konsumen sekarang. Hal tersebut dikarenakan produk-produk
tersebut memiliki fitur yang lebih baik. Seperti Blackberry lebih memudahkan
untuk berkomunikasi secara murah dengan adanya Blackberry Messanger.
Maka dengan penurunan penjualan yang dialami, sebaiknya Nokia
memperbarui fungsi produknya dan meninjau kembali produknya.
Ketika penjualan menurun, perusahaan memiliki beberapa pilihan yaitu :
 Memelihara produk, mungkin memperbaharuinya dengan menambahkan
fitur baru dan menemukan penggunaan baru.

 Menjual murah produk -   menurunkan biaya dan terus menawarkannya,


terutama kepada pelanggan yang setia.

 Menghentikan produk, ,melikuidasi sisa stock atau menjualnya ke


perusahaan lain yang bersedia melanjutkan produk. 
Analisis Siklus Hidup Produk Indomie

Indomie adalah merek produk mi instan dari Indonesia. Di Indonesia, Indomie


diproduksi oleh PT. Indofood CBP Sukses Makmur Tbk. Selain dipasarkan di
Indonesia, Indomie juga dipasarkan secara cukup luas di manca negara, antara
lain di Amerika Serikat, Australia, berbagai negara Asia dan Afrika serta
negara-negara Eropa; hal ini menjadikan Indomie sebagai salah satu produk
Indonesia yang mampu menembus pasar internasional. Di Indonesia sendiri,
sebutan “Indomie” sudah umum dijadikan istilah generik yang merujuk kepada
mi instan.

• Fase Pengenalan

Mie Instan pertama kali diperkenalkan di Indonesia pada tahun 1969. Indomie
sendiri di produksi dan dipasarkan ke konsumen sejak tahun 1972 dengan
varian rasa Ayam dan Udang.

• Fase Pertumbuhan

Pada tahun 1982 Indomie meluncurkan varian rasa baru, yaitu rasa Kari Ayam.
Diikuti pada tahun 1983 varian Mie Goreng di keluarkan. Tahun berikutnya
perusahaan PT. Sanmaru Food Manufacturing Co. Ltd dibeli oleh PT. Sarimi
Asli Jaya (produsen Sarimi). Tiga tahun kemudian Pop Mie, mie instan dalam
wadah cup , diluncurkan untuk pertama kalinya dengan rasa ayam dan baso.

Di tahun 2003, mulai muncul pesaing produk Indomie yang berasal dari PT.
Wings Food, yaitu Mie Sedap. Mie Sedap juga tak kalah populer dengan
Indomie meskipun masih produk baru.

Sampai sekarang Indomie terus mencoba mengembangkan varian mie instan


tersebut. Diantaranya Mie Kriuk, Selera Nusantara, Indomie Jumbo, Mie
Kriting, Taste if Asia dan Kuliner Indonesia. Tidak hanya varian, Indomie pun
mencoba untuk meng-upgrade kemasannya.

• Fase Kematangan

Memasuki awal abad ke 20, Indomie mulai mencapai titik popularitasnya. Di


tahun 2001 Indomie mampu meraih penghargaan Indonesia Customer
Satisfaction Award (ICSA) sebagai The Most Valuable Brand. Kemudian pada
tahun 2005 Indomie berhasil meraih Guinness World of Record sebagai The
Largest Pack of Instant Noodles; Indonesia Customer Satisfaction Award
(ICSA); Indonesia Best Brand Award (IBBA); Indonesia Customer Loyalty
Award; Packaging Consumer Branding Award (Gold), dan masih banyak
penghargaan yang diterima Indomie di tahun tahun berikutnya.

Selain itu di Nigeria Indomie merupakan makanan yang sangat populer. Saat ini
ada 2 pabrik yang memproduksi Indomie di Nigeria, yang pertama adalah
pabrik De United Foods Industries limited yang didirikan 1995 di Ota Ogun
State, merupakan pabrik pertama yang memproduksi Indomie di Nigeria dan
merupakan produsen mi instan terbesar di Afrika Barat. Pabrik kedua adalah
Dufil Prima Foods Plc yang dioperasikan sejak 2001, terletak di Choba, Port
Harcourt, Rivers State. Tidak hanya di Nigeria, Indomie juga cukup populer di
negara Asia seperti Singapura, Malaysia, dan Brunei.

• Fase Penurunan

Pada 7 Oktober 2010 Pihak berwenang Taiwan mengumumkan bahwa Indomie


yang dijual di negeri mereka mengandung dua bahan pengawet yang terlarang,
yaitu natrium benzoat dan metil p-hidroksibenzoat. Dua unsur itu hanya boleh
digunakan untuk membuat kosmetik. Sehingga dilakukan penarikan semua
produk mi instan “Indomie” dari pasaran Taiwan. Selain di Taiwan, larangan
juga berlaku di Kanada dan Eropa. Hal ini menyebabkan menurunnya tingkat
permintaan Indomie dari mancanegara. Namun hal ini tidak berlangsung lama
dan Indomie kembali mendapatkan hati masayarakat.
Siklus Hidup Produk Pepsodent.

Tahap Perkenalan / Introduction

Pada tahap ini produk baru lahir dan belum ada target konsumen yang tahu
sehingga dibutuhkan pengenalan produk dengan berbagai cara kepada target
pasar dengan berbagai cara.Perkenalan(promosi). Pada tahap ini, pepsodent
melakukan promosi di media elektronik yang berupa iklan dan media cetak
yang berupa iklan di Koran, majalah, spanduk.

Tahap Pertumbuhan / Growth

Ketika berada pada tahap tumbuh, konsumen mulai mengenal produk yang
perusahaan buat dengan jumlah penjualan dan laba yang meningkat pesat
dibarengi dengan promosi yang kuat. Akan semakin banyak penjual dan
distributor yang turut terlibat untuk ikut mengambil keuntungan dari besarnya
animo permintaan pasar. Pertumbuhan(distribusi). Pertumbuhan peprodent di
masyarakat terus mengalami peningkatan. Meski sekarang telah banyak beredar
pasta gigi lain, tapi pepsodent tetap stabil. Pendistribusian pepsodent juga
sangat meluas.

Varian dari produk Pepsodent.

Pada saat sekarang ini, Pepsodent tidak hanya memasarkan produk pasta gigi
saja.Terdapat beberapa produk baru dari Pepsodent, seperti toothbrush dan
mouthwash. Dengan semua inovasi baru ini, Pepsodent mencakup seluruh
jangkauan perawatan kesehatan mulut para konsumennya.

Tahap Kedewasaan / Maturity

Di tahap dewasa produk perusahaan mengalami titik jenuh dengan ditandai


dengan tidak bertambahnya konsumen yang ada sehingga angka penjualan tetap
di titik tertentu dan jumlah keuntungan yang menurun serta penjualan
cenderung akan turun jika tidak dibarengi dengan melakukan strategi untuk
menarik perhatian konsumen dan para pedagang. Karena sudah banyak pesaing,
para pedagang mulai meninggalkan persaingan dan yang baru tidak akan
banyak terlibat karena jumlah konsumen yang tetap dan cenderung turun.
Pendewasaan (harga) Harga yang di keluarkan oleh produsen sangat terjangkau
oleh masyarakat. Di Indonesia, Pepsodent White Now tersedia dalam ukuran
100 gr dengan kisaran harga jual Rp15.000 di toko-toko di semua kota besar.
Pepsodent White Now hadir melengkapi rangkaian produk Pepsodent lainnya
yaitu Pepsodent Complete 8, Pepsodent Gum Care, Pepsodent Herbal,
Pepsodent Sensitive, Pepsodent Whitening, dan Pepsodent Center Fresh dan
merupakan bentuk komitmen Pepsodent untuk selalu berinovasi dan tidak hanya
memberikan kebutuhan dasar perlindungan gigi.

Tahap Penurunan / Decline

Pada kondisi decline produk perusahaan mulai ditinggalkan konsumen untuk


beralih ke produk lain sehingga jumlah penjualan dan keuntungan yang
diperoleh produsen dan pedagang akan menurun drastis atau perlahan tapi pasti
dan akhirnya mati. Kemunduran produk sampai saat ini pepsodent belum
mengalami kemunduran yang sangat berarti. Untuk mencegah itu semua,
pepsodent telah mengeluarkan berbagai variasi ukuran maupun rasa.
NAMA :OKTAVIANA RATI NDU

NPK :17023000045

PRODI :S 1 AKUNTANSI

Anda mungkin juga menyukai