Anda di halaman 1dari 10

Jurnal Sipil Statik Vol.3 No.

5 Mei 2015 (351-360) ISSN: 2337-6732

ANALISIS PENGENDALIAN BAHAN PROYEK PEMBANGUNAN


DENGAN METODE GOAL PROGRAMMING PRIORITAS
(STUDI KASUS : PROYEK PEMBANGUNAN GEDUNG
SEKOLAH EBEN HAEZAR)
Patris Christa Paath
Jermias Tjakra, A.K.T. Dundu
Fakultas Teknik Jurusan Sipil Universitas Sam Ratulangi Manado
email:Christapaath@yahoo.com

ABSTRAK
Dalam sebuah proyek pembangunan, dibutuhkan manajer yang dapat merencanakan atau mengambil
keputusan dengan tepat, agar supaya tidak terjadi investasi yang berlebihan dalam sebuah proyek.
Biaya bahan material dalam sebuah proyek adalah bagian terbesar dari proyek yang nilainya hampir
mencapai setengah dari total biaya. Dengan menggunakan metode yang tepat, dapat mempermudah
seorang manajer untuk mengambil sebuah keputusan yang tepat dalam sebuah perencanaan proyek
pembangunan.
Goal Programing adalah suatu program optimasi yang dapat membantu dalam pengambilan sebuah
keputusan yang tepat. Goal Programming dapat diselesaikan dengan beberapa cara, diantaranya
dapat menggunakan bantuan program komputer.
Hasil perhitungan bahan proyek pembangunan dengan menggunakan Goal programing lebih efektif
dan efisien
Kata kunci: manajer, proyek, pembangunan, keputusan, Goal Programing

PENDAHULUAN (Master Schedule), sehingga jumlah dan jenis


material yang dibutuhkan tidak mengalami
Latar Belakang kelebihan atau kekurangan.
Pengadaan material merupakan bagian Pemberian keputusan yang lebih cepat dan
terpenting dari sebuah pelaksanaan proyek tepat semakin dituntut. Dengan komputer
konstruksi, dimana material merupaakan bagian pekerjaan yang rumit dan berulang-ulang dapat
terbesar dari proyek yang nilainya hampir dilakukan dalam waktu yang relatif singkat dan
mencapai setengah dari total biaya, sehingga lebih akurat.
sudah pada tempatnya bila penyelenggara proyek Berawal dari sinilah peneliti tertarik untuk
memenuhi perhatian pada masalah pengadaan memecahkan masalah pengambilan keputusan
material ini. Oleh karena itu teknik yang tepat pada Pengendalian Bahan Proyek Pembangunan
untuk membeli, menyimpan, mendistribusikan Dengan Metode Goal Grograming. Dimana goal
dan menghitung material konstruksi menjadi programing adalah salah satu metode dari Riset
sangat penting. Operasional yang merupakan suatu teknik
Seringkali didalam proyek konstruksi terjadi pemecahan optimasi yang berdasarkan dengan
kelebihan persediaan ataupun sebaliknya. perhitungan matematika. Dan program yang
Kelebihan persediaan merupakan suatu digunakan dalam penelitian ini adalah program
pemborosan karena terjadi investasi yang LINDO (Linier Interactive Discrete Optimizer).
berlebihan, sedangkan kekurangan persediaan
dapat menghambat kelancaran pelaksanaan Rumusan Masalah
proyek. Akibatnya proyek tidak selesai tepat Apakah dengan Metode goal programing
waktu, dan secara otomatis akan meningkatkan dapat mengendalikan persediaan material dalam
biaya. proyek.?
Untuk mendapatkan hasil yang optimal dari
suatu proyek, kebutuhan material dalam Batasan Masalah
menunjang pelaksanaan kegiatan di lokasi 1. Tinjauan kasus pada bangunan Gedung
proyek harus ditentukan dengan cara melakukan sekolah Eben Haezar Manado.
perhitungan berdasarkan jadwal Induk Proyek

351
Jurnal Sipil Statik Vol.3 No.5 Mei 2015 (351-360) ISSN: 2337-6732

2. Pekerjaan yang ditinjau dibatasi pada Proses Pengendalian


pekerjaan persiapan, pekerjaan pengecoran, Bertitik tolak dari pengertian tersebut, maka
pekerjaan arsitektur (plesteran, acian) proses pengendalian dapat diartikan menjadi
3. Perhitungan jumlah kebutuhan bahan, hanya langkah-langkah sebagai berikut :
pada bahan yang ditinjau yaitu semen, pasir, a. Menentukan sasaran
dan kerikil. Sasaran pokok proyek adalah menghasilkan
produk dengan batasan anggaran, jadwal, dan
Tujuan Penelitian. mutu lingkup kegiatan. Untuk memperjelas
Memberikan informasi tentang pengendalian sasaran maka lingkup proyek didefinisikan
material yang paling efektif dan efisien (teknik lebih lanjut, yaitu mengenai ukuran, batas dan
pengendalian persediaan ekonomis dalam jenis pekerjaan yang harus dilakukan untuk
metode goal programing) menyelesaikan lingkup proyek secara
keseluruhan.
Manfaat Penelitian b. Standar dan Kriteria
Secara teorits penelitian ini bermanfaat bagi Dalam usaha mencapai sasaran secara efektif
pengembangan ilmu, khususnya di bidang dan efisien, perlu disusun suatu standar dan
Manajemen Konstruksi, sedangkan manfaatnya kriteria yang dipakai sebagai tolak ukur
bagi pengguna adalah dapat digunakan untuk membandingkan dan menganalisa hasil
perencanaan kebutuhan bahan dalam pekerjaan. Pada penelitian ini standar yang
menyelesaikan proyek konstruksi. digunakan adalah jadwal pelaksanaan
pekerjaan sedangkan kriteria-kriteria yang
Metode Penelitian digunakan adalah jenis material, dan volume
Penelitian ini bersifat terapan dengan kajian material.
literatur dimana metode yang digunakan adalah c. Merancang system informasi
sebagai berikut : Suatu hal yang perlu dilakukan dalam proses
1. Studi kepustakaan yang berkaitan dengan pengendalian proyek adalah perlunya suatu
penelitian ini sebagai kajian dari segi teoritis. system informasi dan pengumpulan data yang
2. Pengamatan data proyek melalui konsultasi mampu memberikan keterangan yang cepat,
dengan pihak terkait. tepat, dan akurat. System ini sangat
3. Penelitian langsung di lapangan. diperlukan untuk memberi informasi dalam
4. Wawancara dengan staf di lapangan. proses pengambilan keputusan.
5. Pengambilan data proyek di lapangan. d. Mengkaji dan menganalisis hasil pekerjaan.
Disini diadakan analisis atas indikator yang
diperoleh dan mencoba membandingkan
LANDASAN TEORI dengan kriteria dan standar yang telah
ditentukan. Hasil analisis ini penting karena
Definisi Pengendalian akan digunakan sebagai landasan dan dasar
Untuk mencapai sasaran suatu proyek, tindakan pembetulan.
diperlukan suatu usaha yang bertujuan agar e. Mengadakan tindakan pembetulan
pekerjaan-pekerjaan yang ada dapat berjalan Apabila hasil analisis menunjukan adanya
sesuai rencana. Usaha ini dikenal sebagai penyimpangan, maka perlu dilakukan
pengendalian yang merupakan salah satu fungsi langkah-langkah pembetulan. Hasil analisis
manajemen proyek, pengendalian diperlukan dan pembetulan akan berguna dalam rangka
untuk menjaga kesesuaian antara perencanaan mengusahakan tetap tercapainya sasaran
dan pelaksanaan. semula.
Dikutip dari buku Sistem Manajemen Proyek
dan Konstruksi (Tarore dan Mandagi, 2006), Metode Pengendalian Persediaan
Pengendalian didefinisikan sebagai usaha yang Metode ini menggunakan matematika dan
sistimatis untuk menentukan standar yang sesuai statistik sebagai alat bantu utama dalam
dengan perncanaan, merancang sistem informasi, memecahkan masalah kuantitatif dalam sistem
membandingkan pelaksanaan dengan standar, persediaan. Pada dasarnya, metode ini berusaha
kemudian mengambil tindakan pembetulan yang mencari jawaban optimal dalam menentukan :
diperlukan agar sumber daya yang ada dapat - jumlah ukuran pemesanan ekonomis (EOQ)
dipergunakan secara efektif dan efisien dalam - titik pemesanan kembali (Reorder point)
rangka mencapai sasaran.

352
Jurnal Sipil Statik Vol.3 No.5 Mei 2015 (351-360) ISSN: 2337-6732

- jumlah cadangan pengaman (safety stock) f) Tidak ada pesanan ulang (back order) karena
yang diperlukan kehabisan persediaan (shortage).
Metode ini sering juga disebut metode g) Tidak ada diskon untuk jumlah pembelian
pengendalian tradisional karena memberi dasar yang banyak (quantity discount).
lahirnya metode baru yang lebih modern. Dari asumsi-asumsi diatas, model ini
Metode pengendalian persediaan secara dimungkinkan untuk diaplikasikan baik pada
statistic ini biasanya digunakan untuk sistem manufaktur seperti penentuan persediaan
mengendalikan barang yang permintaannya bahan baku dan pada sistem non manufaktur
bersifat bebas (dependent) dan dikelola saling seperti pada penentuan jumlah bola lampu pada
tidak bergantungan. Yang dimaksud permintaan suatu bangunan; penggunaan perlengkapan habis
bebas adalah permintaan yang hanya dipengaruhi pakai (office supplies) seperti pensil, kertas, dan
mekanisme pasar sehingga bebas dari fungsi buku nota; konsumsi bahan-bahan makanan
operasi produksi. Sebagai contoh adalah seperti beras, jagung, dan lain-lain.
permintaan untuk barang jadi dan suku cadang Tujuan model ini adalah untuk menentukan
pengganti (spare part). jumlah ekonomis setiap kali pemesanan (EOQ)
Ditinjau dari sejarah perkembangannya, sehingga meminimasi biaya total persediaan
metode ini secara formal diperkenalkan oleh dimana :
Wilson pada tahun 1929 dengan mencoba Biaya Total Persediaan = Ordering cost +
mencari jawaban dasar, yaitu : Holding cost + Purchasing cost
- Berapa jumlah barang yang harus dipesan Parameter-parameter yang dipakai dalam
untuk setiap kali pemesanan? model ini adalah :
- Kapan saat pemesanaan harus dilakukan? D = jumlah kebutuhan barang
Pengembangan formula Wilson kemudian selama satu periode (misalnya: 1 tahun)
dikembangkan pada keadaan yang lebih realistic, k = ordering cost setiap kali pesan
terutama untuk fenomena yang bersifat h = holding cost per-satuan nilai persediaan
probabilistic. Hal ini kemudian memunculkan 2 per satuan waktu
metode dasar pengendalian persediaan yang c = purchasing cost per satuan nilai persediaan
bersifat probabilistic, yaitu : t = waktu antara satu pemesanan ke pemesanan
- Metode P, yang menganut aturan bahwa saat berikutnya
pemesanan bersifat regular mengikuti suatu Tujuan secara matematis model ini kita mulai
periode yang tetap (mingguan, bulanan), dengan komponen biaya ordering cost yang
sedangkan kuantitas pemesanan akan tergantung pada jumlah (frekuensi) pemesanan
berulang-ulang. dalam 1 periode, dimana frekuensi pemesanan
- Metode Q, yang menganut aturan bahwa tergantung pada :
jumlah ukuran pemesanan (kuantitas a) Jumlah kebutuhan barang selama 1 periode
pemesanan) selalu tetap untuk setiap kali (D)
pesan, sehingga saat pemesanan dilakukan b) Jumlah setiap kali pemesanan (Q)
akan bervariasi. Dari keterangan diatas, kita bisa tuliskan
bahwa frekuensi pemesanan = D/Q. Ordering
Model Statis EOQ cost setiap periode diperoleh dengan mengalikan
Model persediaan yang paling sederhana ini D/Q dengan biaya setiap kali pesan (k),
memakai asumsi-asumsi sebagai berikut : sehingga:
a) Hanya satu item barang (produk) yang Ordering cost per-periode = (D/Q)k
diperhitungkan. Komponen biaya kedua, yaitu holding cost
b) Kebutuhan (permintaan) setiap periode dipengaruhi oleh jumlah barang yang disimpan
diketahui (tertentu). dan lamanya barang disimpan. Setiap hari jumlah
c) Barang yang sudah dipesan diasumsikan barang yang dismpan akan berkurang karena
dapat segera tersedia (instaneously) atau dipakai/terjual, sehingga lama penyimpanan
tingkat produksi (production rate) barang antara satu unit barang yang lain juga berbeda.
yang dipesan berlimpah (tak terhingga). Oleh karena itu, yang perlu diperhatikan adalah
d) Waktu ancang-ancang (lead time) bersifat tingkat persediaan rata-rata. Karena bergerak dari
konstan. Q unit ke nol unit dengan tingkat pengurangan
e) Setiap pesanan diterima dalam sekali konstan (gradient-D) selama waktu t, maka
pengiriman dan langsung dapat digunakan.

353
Jurnal Sipil Statik Vol.3 No.5 Mei 2015 (351-360) ISSN: 2337-6732

persediaan rata-rata untuk setiap siklus adalah : Jenis-jenis Persediaan


(Q+0)/2 = Q/2 sehingga: Berdasarkan fungsinya persediaan dapat
Holding cost per-periode = h(Q/2) dibedakan atas :
Komponen biaya ketiga, yaitu purchasing a) Batch Stock atau Lot Size
cost merupakan antara kebutuhan barang selama Persediaan ini terjadi karena kita membeli
periode (D) dengan harga barang per-unit (C) bahan dalam jumlah besar melebihi
sehingga: kebutuhan
Purchasing cost per-periode = Dc b) Fluktuation Stock
Dengan menggabungkan ketiga komponen Apabila tingkat permintaan tidak beraturan
biaya persediaan diatas, maka: atau tidak tetap. Persediaan ini diadakan
Biaya Total Persediaan: untuk permintaan yang tidak dapat
(TC) = (D/Q)k + h(Q/2) + Dc diramalkan.
Tujuan model EOQ ini adalah nilai Q c) Anticipation Stock
sehingga meminimumkan biaya total persediaan. Persediaan yang diadakan untuk menghadapi
Tetapi yang perlu dipertimbangkan dalam fluktuasi yang dapat diramalkan.
penentuan nilai Q adalah biaya-biaya relevan
saja (Biaya Incremental). Fungsi Persediaan
Komponen biaya ketiga, yaitu purchasing Fungsi atau manfaat dari persediaan:
cost dapat diabaikan karena biaya tersebut akan a) Mengurangi kekurangan persediaan
timbul tanpa tergantung pada frekuensi b) Menekan investasi modal pada tingkat yang
pemesanan, sehingga tujuan model EOQ ini serendah-rendahnya
adalah meminimasi biaya total persediaan c) Mengurangi pemborosan dari penyelenggara-
dengan komponen biaya ordering cost dan an persediaan yang berlebihan, kerusakan,
holding cost saja. penyimpanan serta asuransi penyimpanan
d) Menghindari resiko penundaan produksi
Biaya persediaan: dengan cara selalu menyediakan bahan yang
Incremental (ITC) = (D/Q)k + h(Q/2) diperlukan
Total biaya persediaan e) Dapat mengurangi investasi dalam fasilitas
= Biaya Pesan + Biaya Simpan dan peralatan pergudangan
f) Memungkinkan pemerataan produksi melalui
Manajemen Persediaan penyelenggaraan persediaan yang merata
Manajemen persediaan adalah usaha untuk sehingga dapat membantu stabilitas
mengatur persediaan material/bahan yang pekerjaan.
disimpan dalam tempat penyimpanan untuk g) Melalui pengendalian yang wajar dan
menunggu proses selanjutnya. Sehingga apabila informasi yang tersedia untuk persediaan,
ada permintaan atas bahan tersebut langsung dimungkinkan untuk memperoleh keuntungan
dapat dipenuhi. Tujuan dari manajemen dari harga khusus karena perubahan harga.
persediaan adalah untuk menghilangkan resiko
habisnya persediaan ataupun kelebihan material/ Unsur-unsur Persediaan
bahan. Unsur-unsur yang sangat penting dalam
persediaan yaitu:
Pengertian Persediaan 1. Permintaan (Demand)
Persediaan adalah bahan atau barang yang Jika permintaan yang datang dapat diketahui
harus disediakan atau harus selalu ada baik dengan pasti maka permintaan tersebut
dalam bentuk bahan jadi, bahan setengah jadi, dikatakan deterministik, apabila permintaan
atau bahan jadi yang disimpan untuk mengikuti yang datang tidak pasti maka permintaan
permintaan atau kegiatan suatu proyek sehingga tersebut bersifat probabilistic.
dapat menjamin kelancaran proyek itu sendiri. 2. Periode datangnya pesanan (Lead Time)
Untuk itu diperlukan suatu model persediaan. Setelah melakukan suatu pemesanan maka
Model persediaan adalah suatu teknik pesanan akan tiba pada beberapa waktu
penyelesaian masalah persediaan untuk kemudian. Waktu saat pemesanan dilakukan
mengetahui jumlah persediaan optimum dalam sampai pesanan tersebut tiba disebut Lead
memenuhi permintaan bahan, sehingga apabila Time atau periode datangnya pesanan.
ada permintaan dapat segera dipenuhi dengan 3. Unit yang diminta selama periode datangnya
biaya sekecil mungkin. pesanan.

354
Jurnal Sipil Statik Vol.3 No.5 Mei 2015 (351-360) ISSN: 2337-6732

Unit yang diminta selama periode datangnya Langkah-Langkah Goal Programming


pesanan akan mengikuti sifat-sifat dari Langkah yang harus dilakukan dalam
permintaan, unit yang diminta dapat terjadi pembentukan model Goal Programming antara
tetap maupun berubah-ubah. lain:
1. Penentuan variabel keputusan, yaitu
Definisi Goal Programming parameter-parameter yang berpengaruh ter-
Goal Programming menerapkan model hadap keputusan
program linear untuk situasi yang mengandung 2. Formulasi Fungsi Tujuan
lebih dari satu tujuan atau obyektif. 3. Menyusun persamaan matematis untuk tujuan
Menurut Prof. Dr. William W. Cooper yang telah ditetapkan Tiap fungsi tujuan harus
(2002): Goal Programing merupakan teknik digambarkan sebagai fungsi variabel
pengambilan keputusan dengan kriteria ganda keputusan, gi = fi(x), fi(x) = fungsi variabel
yang paling luas dipakai sampai pada saat ini. keputusan pada tujuan ke i. Tiap fungsi harus
Goal Programming merupakan modifikasi memiliki ruas kanan dan ruas kiri. Harga di-
atau variasi khusus dari program liniear yang menunjukkan besarnya deviasi negatif fi(x)
dapat menyelesaikan berbagai keputusan. dari bi, sedangkan nilai di+ menunjukkan
Analisis Goal Programming bertujuan untuk besarnya nilai deviasi positif.
meminimumkan jarak antara atau deviasi fi(x) + di- - di+ = bi dimana i = 1,2,3,...m
terhadap tujuan, target atau sasaran yang telah 4. Memilih tujuan absolut, yaitu tujuan yang
ditetapkan dengan usaha yang dapat ditempuh harus dipenuhi dan ditetapkan sebagai
untuk mencapai target atau tujuan tersebut, prioritas membentuk suatu fungsi pencapaian.
secara memuaskan sesuai dengan syarat ikatan 5. Menetapkan tujuan pada tingkat prioritas
yang ada, yang membatasinya berupa sumber yang tepat
daya yang tersedia, teknologi, kendala tujuan dan 6. Menyederhanakan model, Langkah ini perlu
sebagainya. dilakukan untuk mendapatkan yang cukup
Charles D & Timothy Simpson (2002), besar sehingga model dapat mewakili semua
dalam paper Goal Programming Applications in tujuan.
Multidisciplinary Design Optimization, me- 7. Menyusun fungsi Pencapaian
nyatakan bahwa goal programming sangat cocok
digunakan untuk masalah-masalah multi tujuan Goal Programing Prioritas
karena melalui variabel deviasinya, goal Metode goal programming telah banyak
programming secara otomatis menangkap diterapkan dalam penelitian-penelitian terdahulu
informasi tentang pencapaian relatif dari tujuan- sebagai solusi pemecahan masalah dalam
tujuan yang ada. Oleh karena itu, solusi optimal pengambilan masalah multi sasaran. Widandi
yang diberikan dapat dibatasi pada solusi feasible Soetopo (1992), dalam jurnal Penerapan
yang mengabungkan ukuran-ukuran performansi Metode Goal Programming dalam Menyelesai-
yang diinginkan kan Model Perencanaan pada Operasi Waduk,
Boppana Chowdary & Jannes Slomp menggunakan metode goal programming dalam
(2002), dalam paper Production Planning mengoperasikan waduk untuk mengetahui titik-
Under Dynamic Product Enviroment : A Multi- titik kebutuhan sebaik mungkin. Hasilnya adalah
objective Goal Programming Approach, pola operasi waduk dalam bentuk lepasan air
memaparkan bahwa goal programming dapat bulanan waduk dan volume awal waduk. Dari
diterapkan secara efektif dalam perencanaan penelitian tersebut didapat bahwa kemampuan
produksi, karena metode goal programming goal programming untuk memberikan level
potensial untuk menyelesaikan aspek-aspek yang prioritas yang berbeda pada titik kebutuhan
bertentangan antara elemen-elemen dalam merupakan ciri tersendiri yang bisa dimanfaat-
perencanaan produksi, yaitu konsumen, produk, kan.
dan proses manufaktur. Metode goal Salah satu pendekatan goal programming
programming juga efektif bila digunakan untuk adalah untuk memenuhi goal dalam suatu urutan
menentukan kombinasi produk yang optimal dan prioritas. Goal prioritas kedua ditetapkan tanpa
sekaligus mencapai sasaran-sasaran yang mengurangi goal prioritas pertama. Untuk tiap
diinginkan perusahaan. tingkat prioritas, fungsi obyektifnya adalah
meminimumkan jumlah dari goal deviation.
Pencapaian awal dari goal ditambahkan kepada
set pembatas maka tidak akan terjadi penurunan

355
Jurnal Sipil Statik Vol.3 No.5 Mei 2015 (351-360) ISSN: 2337-6732

ketika berusaha mencapai prioritas goal yang pengamatan sendiri, mewawancarai serta
terendah berdiskusi dengan pihak yang berwenang dalam
masalah penyediaan bahan. Ongkos pesan akan
Software LINDO ditentukan berdasarkan perkiraan menurut
(Linear Ineraktive Discrete Optimizer) prosedur pemesanan yang berlaku, sedangkan
Ada banyak sofware yang digunakan untuk ongkos simpan ditentukan berdasarkan
menyelesaikan masalah pemrograman linear penaksiran sendiri sesuai dengan keadaan
seperti TORA, LINGO, EXCEL dan banyak lagi proyek.
yang lainnya. adapun salah satu sofware yang
sangat mudah digunakan untuk masalah Bagan Alir Penelitian
pemrograman linear adalah dengan meng-
gunakan Lindo.
Lindo (Linear Ineraktive Discrete Optimizer)
adalah software yang dapat digunakan untuk
mencari penyelesaian dari masalah pemrograman
linear. Dengan menggunakan software ini
memungkinkan perhitungan masalah pemro-
graman linear dengan n variabel. Prinsip kerja
utama Lindo adalah memasukkan data,
menyelesaikan, serta menaksirkan kebenaran dan
kelayakan data berdasarkan penyelesaiannya.
Menurut Linus Scharge (1991), Perhitungan
yang digunakan pada Lindo pada dasarnya
menggunakan metode simpleks. Sedangkan
untuk menyelesaikan masalah pemrograman
linear integer nol-satu software Lindo
menggunakan Metode Branch and Bound
(metode Cabang dan Batas) menurut Mark Wiley
(2010). Untuk menentukan nilai optimal dengan
menggunakan Lindo diperlukan beberapa
tahapan yaitu:
1. Menentukan model matematika berdasarkan
data real
2. Menentukan formulasi program untuk Lindo
3. Membaca hasil report yang dihasilkan oleh
Lindo. Gambar 1. Diagram Alis Penelitian

METODOLOGI PENELITIAN PEMBAHASAN

Waktu Pelaksanaan Proyek Pengadaan Bahan Bangunan


Jangka waktu pelaksanaan proyek adalah 189 Pengadaan material primer untuk pekerjaan
hari kalender kerja, dimulai pada bulan April s/d pondasi, beton, pasangan dinding dan lantai yaitu
November 2014. semen, pasir, dan kerikil berdasarkan kebijak-
sanaan dari proyek. Lokasi pemesanan material
Metode Pengumpulan Data semen dan kerikil berlokasi di daerah kota
Data- data yang diperlukan, meliputi: Manado, sedangkan pasir di daerah kota Bitung.
Jadwal Proyek (Time Schedule)
Struktur produk (Bill of Material) Pengolahan Data
Gambar Proyek. Pengolahan data dimulai dengan meng-
Khusus mengenai data yang berhubungan hitung kebutuhan material, berdasarkan data
dengan ongkos persediaan, sangat sukar jenis pekerjan dan volume pekerjaan. Dengan
diperoleh di proyek. Untuk mengatasi hal ini, mengambil komposisikomposisi yang ada pada
dilakukan pendekatan dengan melakukan peraturanperaturan SNI.

356
Jurnal Sipil Statik Vol.3 No.5 Mei 2015 (351-360) ISSN: 2337-6732

Tabel 1. Daftar Kebutuhan Bahan Data Masukan


Data masukan untuk perhitungan pemesanan
diperoleh dari jumlah kebutuhan perminggu dan
kumulatif dari pendistribusian material.
Data keluaran master schedule yang merupa-
kan masukan untuk teknik ukuran lot, yaitu:
1. Nama sumber daya, tanggal awal dan tanggal
akhir periode, jumlah hari selama 1 periode (1
periode = 6 hari)
2. Kebutuhan sumber daya tiap 1 periode.
Dari teknik ukuran lot terhadap kebutuhan
bersih, dapat diperoleh persediaan serta kuantitas
pemesanan.

Tabel 2. Kebutuhan Semen Tiap Periode

Tabel 3. Kebutuhan Pasir Tiap Periode

357
Jurnal Sipil Statik Vol.3 No.5 Mei 2015 (351-360) ISSN: 2337-6732

Tabel 3. Kebutuhan Kerikil Tiap Periode Diketahui: Ongkos pesan (s) = Rp 33.000,-
Ongkos simpan (h) = Rp 1.000,-
Tabel 5. Hasil Perhitungan Ukuran Tetap Periode
Waktu 2 Minggu (Material Pasir)

Perhitungan Ukuran Pemesanan Mengguna-


kan Teknik Kebutuhan Periode Tetap
Pemesanan dengan teknik ini hanya dilakukan
pada periode waktu tertentu saja. Konsep ukuran Diketahui: Ongkos pesan (s) = Rp 33.000,-
lot dengan periode tetap. Dalam penelitian studi Ongkos simpan (h) = Rp 1.000,-
analisis ini ditentukan interval pemesanan dalam Tabel 6. Hasil Perhitungan Ukuran Tetap Periode
sampel, yaitu setiap 2 minggu pemesanan, 3 Waktu 2 Minggu (Material Kerikil)
minggu sekali, dan 4 minggu sekali pesan. Hasil
perhitungan dirampungkan dalam tabel-tabel
berikut:

Diketahui: Ongkos pesan (s) = Rp 37.000,-


Ongkos simpan (h) = Rp 2.000,-
Tabel 4. Hasil Perhitungan Ukuran Tetap Periode
Waktu 2 Minggu (Material Semen)

Analisa Hasil Perhitungan Ukuran


Pemesanan Menggunakan Teknik Kebutuhan
Periode Tetap.
Persamaan yang digunakan adalah:
Total biaya persediaan:
= Biaya Simpan + Biaya Pesan

358
Jurnal Sipil Statik Vol.3 No.5 Mei 2015 (351-360) ISSN: 2337-6732

Total Biaya Simpan: Permasalahan yang akan diselesaikan adalah


= Total Persediaan x Biaya Simpan/Unit/Periode penentuan pemesanan bahan bangunan, yang
Total Biaya Pesan akan disesuaikan dengan waktu yang diperlukan
= Frekuensi Pesan x Biaya Pemesanan/Pesan dan biaya yang paling sedikit digunakan
Analisis total biaya persediaan adalah: Dari setiap tujuan yang ada, dibuat skala
1. Material Semen prioritas, dimana tujuan prioritas kedua
Biaya Simpan = 2924,5 x Rp. 2.000,- ditetapkan tanpa mengurangi tujuan prioritas
= Rp 5.849.000,- pertama.
Biaya Pesan = 12 x Rp. 37.000,- Prioritas pertama: Persediaan material semen,
= Rp 444.000,- pasir dan kerikil ada ketika dibutuhkan.
Total biaya persediaan = Rp 6.293.000,00 Prioritas kedua: Mencegah terjadinya biaya
2. Material Pasir yang berlebihan pada material semen, pasir
Biaya Simpan = 277,07 x Rp 1.000,- dan kerikil.
= Rp 277.071,- Persamaan yang digunakan adalah :
Biaya Pesan = 12 x Rp. 33.000,- Total biaya persediaan:
= Rp 396.000,- = Biaya Pesan + Biaya Simpan
Total biaya persediaan = Rp 673.071,- Variabel biaya yang digunakan adalah:
3. Material Kerikil DA = Biaya simpan
Biaya Simpan = 199,741 x Rp. 1.000,- DB = Biaya pesan
= Rp 199.741,00 X1 X32 = Kebutuhan material setiap
Biaya Pesan = 10 x Rp. 33.000,- minggu.
= Rp 330.000,-
Total biaya persediaan = Rp 529.741,00 Hasil Analisis Data dengan Menggunakan
Program Lindo
Analisis Perhitungan dengan Metode Goal Setelah data input dimasukkan, program
Programming Lindo melakukan optimasi berdasarkan fungsi
Skema Penyelesaian Pengendalian Persediaan tujuan dan skala prioritas, dan didapat hasil
dengan menggunakan Goal Programming. optimasi dari materialmaterial sebagai berikut:
Semen = 4310112
Pasir = 242986,5
Kerikil = 265261,3
Dari hasil optimasi yang didapat dari program
Lindo, dapat dilihat bahwa pemesanan-
pemesanan yang dilakukan disetiap periode
kebutuhan bahan material. Sehingga biaya yang
diperlukan dalam persediaan bahan proyek lebih
kecil dan bahan ada ketika diperlukan.

PENUTUP

Kesimpulan
1. Melalui hasil proses penerapan dalam
pengendalian bahan proyek dengan metode
Goal Programming, ketersediaan material
pada saat dibutuhkan dapat dioptimalisasikan
dengan cara pemesanan yang tepat.
2. Total kebutuhan masing-masing material
adalah:
- Semen = 6470,5 zak
- Pasir = 619,926 m3
Gambar 2. Skema Penyelesaian Pengendalian - Kerikil = 473,548 m3
dengan Metode Goal Programming

359
Jurnal Sipil Statik Vol.3 No.5 Mei 2015 (351-360) ISSN: 2337-6732

3. Dari hasil analisis persediaan bahan proyek Saran


dengan menggunakan program Lindo didapat Dalam merencanakan persediaan bahan
optimasi total persediaan masing-masing proyek sebaiknya memanfaatkan program kom-
material, antara lain: puterisasi yang semakin berkembang, hal itu
- Semen = Rp. 4.310.112,- dapat mempercepat pengerjaan dan memilih
- Pasir = Rp. 242.986,- keputusan yang tepat, agar supaya tidak terjadi
- Kerikil = Rp. 265.261,- investasi yang berlebihan dalam proyek.

DAFTAR PUSTAKA

Bandripta Yudhit A, 2009. Analisa Persediaan Material Proyek Pembangunan Kompleks Pasar
Tradisional dan Plasa Lamongan, Institut Teknologi Sepuluh Nopember, Surabaya.

Ervianto Wulfram, 2004. Teori-Aplikasi Manajemen Proyek Konstruksi, Andi, Yogyakarta.

Manic Brameld E, 2010. Analisa Metode Pengendalian Persediaan pada Proyek Pembangunan
Ciputra World Mall, Institute Sepuluh Nopember, Surabaya.

Sanfishdah Putria W, 2012. Perancangan Aplikasi Material Requirement Planning (MRP) dengan
Metode Goal Programming. Institut Teknologi Sepuluh Nopember, Surabaya.

Siswanto, 2006. Operations Research, Jilid 1, Erlangga, Bogor.

Tarore Huibert, Mandagi J. M. Robert, 2006. Sistem Manajemen Proyek dan Konstruksi
(SIMPROKON), JTS Fakultas Teknik Universitas Sam Ratulangi, Manado.

http://distians.wordpress.com/perencanaan-kebutuhan-material/ diakses tanggal 07 Desember 2012

http://wibisono.blog.uns.ac.id/metode-penentuan-lotting-dalam-mrp/ diakses tanggal 15 Februari


2013

http://sovi70-ovi.blogspot.com/material-requirement-planning.html diakses tanggal 23 Februari


2014

360

Anda mungkin juga menyukai