ABSTRAK
Dalam sebuah proyek pembangunan, dibutuhkan manajer yang dapat merencanakan atau mengambil
keputusan dengan tepat, agar supaya tidak terjadi investasi yang berlebihan dalam sebuah proyek.
Biaya bahan material dalam sebuah proyek adalah bagian terbesar dari proyek yang nilainya hampir
mencapai setengah dari total biaya. Dengan menggunakan metode yang tepat, dapat mempermudah
seorang manajer untuk mengambil sebuah keputusan yang tepat dalam sebuah perencanaan proyek
pembangunan.
Goal Programing adalah suatu program optimasi yang dapat membantu dalam pengambilan sebuah
keputusan yang tepat. Goal Programming dapat diselesaikan dengan beberapa cara, diantaranya
dapat menggunakan bantuan program komputer.
Hasil perhitungan bahan proyek pembangunan dengan menggunakan Goal programing lebih efektif
dan efisien
Kata kunci: manajer, proyek, pembangunan, keputusan, Goal Programing
351
Jurnal Sipil Statik Vol.3 No.5 Mei 2015 (351-360) ISSN: 2337-6732
352
Jurnal Sipil Statik Vol.3 No.5 Mei 2015 (351-360) ISSN: 2337-6732
- jumlah cadangan pengaman (safety stock) f) Tidak ada pesanan ulang (back order) karena
yang diperlukan kehabisan persediaan (shortage).
Metode ini sering juga disebut metode g) Tidak ada diskon untuk jumlah pembelian
pengendalian tradisional karena memberi dasar yang banyak (quantity discount).
lahirnya metode baru yang lebih modern. Dari asumsi-asumsi diatas, model ini
Metode pengendalian persediaan secara dimungkinkan untuk diaplikasikan baik pada
statistic ini biasanya digunakan untuk sistem manufaktur seperti penentuan persediaan
mengendalikan barang yang permintaannya bahan baku dan pada sistem non manufaktur
bersifat bebas (dependent) dan dikelola saling seperti pada penentuan jumlah bola lampu pada
tidak bergantungan. Yang dimaksud permintaan suatu bangunan; penggunaan perlengkapan habis
bebas adalah permintaan yang hanya dipengaruhi pakai (office supplies) seperti pensil, kertas, dan
mekanisme pasar sehingga bebas dari fungsi buku nota; konsumsi bahan-bahan makanan
operasi produksi. Sebagai contoh adalah seperti beras, jagung, dan lain-lain.
permintaan untuk barang jadi dan suku cadang Tujuan model ini adalah untuk menentukan
pengganti (spare part). jumlah ekonomis setiap kali pemesanan (EOQ)
Ditinjau dari sejarah perkembangannya, sehingga meminimasi biaya total persediaan
metode ini secara formal diperkenalkan oleh dimana :
Wilson pada tahun 1929 dengan mencoba Biaya Total Persediaan = Ordering cost +
mencari jawaban dasar, yaitu : Holding cost + Purchasing cost
- Berapa jumlah barang yang harus dipesan Parameter-parameter yang dipakai dalam
untuk setiap kali pemesanan? model ini adalah :
- Kapan saat pemesanaan harus dilakukan? D = jumlah kebutuhan barang
Pengembangan formula Wilson kemudian selama satu periode (misalnya: 1 tahun)
dikembangkan pada keadaan yang lebih realistic, k = ordering cost setiap kali pesan
terutama untuk fenomena yang bersifat h = holding cost per-satuan nilai persediaan
probabilistic. Hal ini kemudian memunculkan 2 per satuan waktu
metode dasar pengendalian persediaan yang c = purchasing cost per satuan nilai persediaan
bersifat probabilistic, yaitu : t = waktu antara satu pemesanan ke pemesanan
- Metode P, yang menganut aturan bahwa saat berikutnya
pemesanan bersifat regular mengikuti suatu Tujuan secara matematis model ini kita mulai
periode yang tetap (mingguan, bulanan), dengan komponen biaya ordering cost yang
sedangkan kuantitas pemesanan akan tergantung pada jumlah (frekuensi) pemesanan
berulang-ulang. dalam 1 periode, dimana frekuensi pemesanan
- Metode Q, yang menganut aturan bahwa tergantung pada :
jumlah ukuran pemesanan (kuantitas a) Jumlah kebutuhan barang selama 1 periode
pemesanan) selalu tetap untuk setiap kali (D)
pesan, sehingga saat pemesanan dilakukan b) Jumlah setiap kali pemesanan (Q)
akan bervariasi. Dari keterangan diatas, kita bisa tuliskan
bahwa frekuensi pemesanan = D/Q. Ordering
Model Statis EOQ cost setiap periode diperoleh dengan mengalikan
Model persediaan yang paling sederhana ini D/Q dengan biaya setiap kali pesan (k),
memakai asumsi-asumsi sebagai berikut : sehingga:
a) Hanya satu item barang (produk) yang Ordering cost per-periode = (D/Q)k
diperhitungkan. Komponen biaya kedua, yaitu holding cost
b) Kebutuhan (permintaan) setiap periode dipengaruhi oleh jumlah barang yang disimpan
diketahui (tertentu). dan lamanya barang disimpan. Setiap hari jumlah
c) Barang yang sudah dipesan diasumsikan barang yang dismpan akan berkurang karena
dapat segera tersedia (instaneously) atau dipakai/terjual, sehingga lama penyimpanan
tingkat produksi (production rate) barang antara satu unit barang yang lain juga berbeda.
yang dipesan berlimpah (tak terhingga). Oleh karena itu, yang perlu diperhatikan adalah
d) Waktu ancang-ancang (lead time) bersifat tingkat persediaan rata-rata. Karena bergerak dari
konstan. Q unit ke nol unit dengan tingkat pengurangan
e) Setiap pesanan diterima dalam sekali konstan (gradient-D) selama waktu t, maka
pengiriman dan langsung dapat digunakan.
353
Jurnal Sipil Statik Vol.3 No.5 Mei 2015 (351-360) ISSN: 2337-6732
354
Jurnal Sipil Statik Vol.3 No.5 Mei 2015 (351-360) ISSN: 2337-6732
355
Jurnal Sipil Statik Vol.3 No.5 Mei 2015 (351-360) ISSN: 2337-6732
ketika berusaha mencapai prioritas goal yang pengamatan sendiri, mewawancarai serta
terendah berdiskusi dengan pihak yang berwenang dalam
masalah penyediaan bahan. Ongkos pesan akan
Software LINDO ditentukan berdasarkan perkiraan menurut
(Linear Ineraktive Discrete Optimizer) prosedur pemesanan yang berlaku, sedangkan
Ada banyak sofware yang digunakan untuk ongkos simpan ditentukan berdasarkan
menyelesaikan masalah pemrograman linear penaksiran sendiri sesuai dengan keadaan
seperti TORA, LINGO, EXCEL dan banyak lagi proyek.
yang lainnya. adapun salah satu sofware yang
sangat mudah digunakan untuk masalah Bagan Alir Penelitian
pemrograman linear adalah dengan meng-
gunakan Lindo.
Lindo (Linear Ineraktive Discrete Optimizer)
adalah software yang dapat digunakan untuk
mencari penyelesaian dari masalah pemrograman
linear. Dengan menggunakan software ini
memungkinkan perhitungan masalah pemro-
graman linear dengan n variabel. Prinsip kerja
utama Lindo adalah memasukkan data,
menyelesaikan, serta menaksirkan kebenaran dan
kelayakan data berdasarkan penyelesaiannya.
Menurut Linus Scharge (1991), Perhitungan
yang digunakan pada Lindo pada dasarnya
menggunakan metode simpleks. Sedangkan
untuk menyelesaikan masalah pemrograman
linear integer nol-satu software Lindo
menggunakan Metode Branch and Bound
(metode Cabang dan Batas) menurut Mark Wiley
(2010). Untuk menentukan nilai optimal dengan
menggunakan Lindo diperlukan beberapa
tahapan yaitu:
1. Menentukan model matematika berdasarkan
data real
2. Menentukan formulasi program untuk Lindo
3. Membaca hasil report yang dihasilkan oleh
Lindo. Gambar 1. Diagram Alis Penelitian
356
Jurnal Sipil Statik Vol.3 No.5 Mei 2015 (351-360) ISSN: 2337-6732
357
Jurnal Sipil Statik Vol.3 No.5 Mei 2015 (351-360) ISSN: 2337-6732
Tabel 3. Kebutuhan Kerikil Tiap Periode Diketahui: Ongkos pesan (s) = Rp 33.000,-
Ongkos simpan (h) = Rp 1.000,-
Tabel 5. Hasil Perhitungan Ukuran Tetap Periode
Waktu 2 Minggu (Material Pasir)
358
Jurnal Sipil Statik Vol.3 No.5 Mei 2015 (351-360) ISSN: 2337-6732
PENUTUP
Kesimpulan
1. Melalui hasil proses penerapan dalam
pengendalian bahan proyek dengan metode
Goal Programming, ketersediaan material
pada saat dibutuhkan dapat dioptimalisasikan
dengan cara pemesanan yang tepat.
2. Total kebutuhan masing-masing material
adalah:
- Semen = 6470,5 zak
- Pasir = 619,926 m3
Gambar 2. Skema Penyelesaian Pengendalian - Kerikil = 473,548 m3
dengan Metode Goal Programming
359
Jurnal Sipil Statik Vol.3 No.5 Mei 2015 (351-360) ISSN: 2337-6732
DAFTAR PUSTAKA
Bandripta Yudhit A, 2009. Analisa Persediaan Material Proyek Pembangunan Kompleks Pasar
Tradisional dan Plasa Lamongan, Institut Teknologi Sepuluh Nopember, Surabaya.
Manic Brameld E, 2010. Analisa Metode Pengendalian Persediaan pada Proyek Pembangunan
Ciputra World Mall, Institute Sepuluh Nopember, Surabaya.
Sanfishdah Putria W, 2012. Perancangan Aplikasi Material Requirement Planning (MRP) dengan
Metode Goal Programming. Institut Teknologi Sepuluh Nopember, Surabaya.
Tarore Huibert, Mandagi J. M. Robert, 2006. Sistem Manajemen Proyek dan Konstruksi
(SIMPROKON), JTS Fakultas Teknik Universitas Sam Ratulangi, Manado.
360