Anda di halaman 1dari 34

PAPER BISNIS PERUSAHAAN GO INTERNASIONAL

“PT. INDOFOOD SUKSES MAKMUR”

Dosen Pengampu : Mirza Abdi Khairusy., MM.

Kelas 4C Bisnis Internasional

Tania Qumaerah Talha 5551180036


Salma 5551180038
Olivia Christin 5551180040
Mohamad Armando Pratama 5551180142
Umniyatul Amiroh 5551180146
Maya Nurmasari 5551180151

JURUSAN MANAJEMEN
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASA
2020
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah
memberikan kami semua kelancaran dalam menyelesaikan paper bisnis go
internasional PT. Indofood Sukses Makmur. Tersusunnya paper ini tentunya tidak
lepas dari berbagai pihak yang telah memberikan bantuan baik secara langsung
maupun tidak langsung.
Tak ada gading yang tak retak penyusun menyadari bahwa paper ini masih
jauh dari kesempurnaan baik dari bentuk penyusunan maupun materinya. Kritik dari
pembaca sangat penyusun harapkan untuk penyempurnaan paper ini.

Serang, 16 Maret 2020

Penulis

i
DAFTAR ISI

Kata Pengantar .............................................................................................. i

Daftar isi ......................................................................................................... ii

BAB I PENDAHULUAN .............................................................................. 1

1.1 Latar Belakang ..................................................................................... 1


1.2 Profil Perusahaan ................................................................................. 2

BAB II PEMBAHASAN ................................................................................ 4

2.1 Sejarah Berdirinya PT. Indofood ......................................................... 4


2.2 Tujuan Pendirian .................................................................................. 5
2.3 Visi dan Misi ........................................................................................ 5
2.4 Perkembangan Perusahaan .................................................................. 6
2.5 Perusahaan Yang melakukan Bisnis Internasional .............................. 9
2.6 Strategi Indofood untuk Menembus Pasar Internasional ..................... 11
2.7 Segementing, Targeting, dan Positioning ............................................ 22
2.8 Kompetitor ........................................................................................... 27
2.9 Analisis SWOT .................................................................................... 27

BAB III KESIMPULAN ............................................................................... 29

3.1 Kesimpulan .......................................................................................... 29

DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................... 31

ii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


PT. Indofood Sukses Makmur, Tbk. merupakan salah satu perusahaan
besar yang sangat terkenal di Indonesia. Perusahaan ini bergerak di bidang
pengolahan makanan dan minuman yang didirikan pada tahun 1971 dan
memiliki cabang hampir di semua daerah di Indonesia dengan mencanangkan
suatu komitmen untuk menghasilkan produk makanan olahan bermutu, aman,
dan halal untuk dikonsumsi. Aspek kesegaran, higienis, kandungan gizi, rasa,
praktis, aman dan halal dikonsumsi senantiasa menjadi prioritas Indofood
untuk menjamin mutu produk yang selalu prima. Indofood adalah perusahaan
makanan perdana di Indonesia, dan menguasai pasaran dalam negeri melalui
berbagai produknya, termasuk mi instan, tepung terigu, berbagai merek
minyak dan lemak nabati, makanan bayi, serta makanan ringan. Indofood juga
memproduksi produk bumbu makanan. Merek-merek yang memainkan
peranan penting dalam menopang stabilitas bisnis Indofood dan kekuatan
fundamental Indofood antara lain mi instan Indomie, Supermi, Sarimi dan
Sakura, minyak sayur Bimoli dan Sunrise, margarin Royal Palmia dan Simas,
makanan ringan Chiki, Chitato dan Jet-Z, produk makanan bayi Promina dan
Sun, serta kecap Indofood dan Piring Lombok.

1
1.2 Profil Perusahaan
Nama : PT. Indofood Sukses Makmur
Jenis : Perusahaan Publik
Industri : Makanan dan minuman
Didirikan : 14 Agustus 1990
Pendiri : Sudono Salim dan Peter Santoso
Kantor Pusat : Jakarta, Indonesia
Tokoh Kunci : Anthony Salim (Direktur Utama), Axton Salim
(Direktur), Manuel V. Pangilinan (Komisaris
Utama)
Produk : Mie, es krim, makanan ringan, biskuit, tepung
terigu, sirup, susu, minyak goreng, pasta.
Pendapatan : 66,75 triliun IDR (2016)
Jumlah Karyawan : 70.000 (2016)
Induk : First Pacific Salim Group
Divisi : Bogasari
Anak Usaha : 1. Produk Konsumen Bermerek
 PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk.
 PT Indofood Sukses Makmur Tbk. Divisi
Bogasari
 PT Indofood Fritolay Makmur Indofood
(M) Food Industries Sdn. Bhd.
 PT Indofood Anugerah Sukses Barokah
 PT Nugraha Indah Citarasa Indonesia
 PT Indolakto
 PT Anugerah Indofood Barokah Makmur
2. Agribisnis
 Indofood Agri Resources Ltd.
 PT Salim Ivomas Pratama Tbk.
 PT PP London sumatra Indonesia Tbk.
3. Pengemasan, Perkapalan, dan Distribusi
 PT Surya Rengo Containers

2
 PT Inti Abadi Kemasindo Pacsari Pte. Ltd.
 PT Indomarco Adi Prima
 PT Putri Daya Usahatama
 PT Tirta Sukses Perkasa
 PT Tirta Makmur Perkasa
Situs Web : Indofood

3
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Sejarah Berdirinya PT. Indofood


Perusahaan ini didirikan dengan nama PT Panganjaya
Intikusuma berdasarkan Akta Pendirian No.228 tanggal 14 Agustus
1990 yang diubah dengan Akta No.249 tanggal 15 November 1990
dan yang diubah kembali dengan Akta No.171 tanggal 20 Juni 1991,
semuanya dibuat dihadapan Benny Kristanto, SH., Notaris di Jakarta
dan telah mendapat persetujuan dari Menteri
Kehakiman Republik Indonesia berdasarkan Surat Keputusan No.C2-
2915.HT.01.01 Th.91 tanggal 12 Juli 1991, serta telah didaftarkan di
Pengadilan Negeri Jakarta Selatan dibawah No.579, 580 dan 581
tanggal 5 Agustus 1991, dan diumumkan dalam Berita Negara
Republik Indonesia No.12 tanggal 11 Februari 1992,
Tambahan No.611. Perseroan mengubah namanya yang semula PT
Panganjaya Intikusuma menjadi PT Indofood Sukses Makmur,
berdasarkan keputusan Rapat Umum Luar Biasa Para Pemegang
Saham yang dituangkan dalam Akta Risalah Rapat No.51 tanggal 5
Februari 1994 yang dibuat oleh Benny Kristianto, SH., Notaris di
Jakarta. PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk. merupakan salah satu
perusahaan mie instant dan makanan olahan terkemuka
di Indonesia yang menjadi salah satu cabang perusahaan yang dimiliki
oleh Salim Group.
PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk.
Cabang Bandung didirikan pada bulan Mei 1992 dengan nama PT
Karya Pangan Inti Sejati yang merupakan salah satu cabang dari PT
Sanmaru Food Manufcturing Company Ltd. yang berpusat di Jakarta
dan mulai beroperasi pada bulan Oktober 1992. Pada saat itu jumlah

4
karyawan yang ada sebanyak 200 orang. Pada tahun 1994, terjadi
penggabungan beberapa anak perusahaan yang berada di lingkup
Indofood Group, sehingga mengubah namanya menjadi PT Indofood
CBP Sukses Makmur Tbk. yang khusus bergerak dalam bidang
pengolahan mie instan. Divisi mie instan merupakan divisi terbesar di
Indofood dan pabriknya tersebar di 15 kota, diantaranya Medan,
Pekanbaru, Palembang, Tangerang, Lampung, Pontianak, Manado,
Semarang, Surabaya, Banjarmasin, Makasar, Cibitung, Jakarta,
Bandung dan Jambi sedangkan cabang tanpa pabrik yaitu berada di
Solo, Bali dan Kendari. Hal ini bertujuan agar produk yang dihasilkan
cukup didistribusikan ke wilayah sekitar kota dimana pabrik berada,
sehingga produk dapat diterima oleh konsumen dalam keadaan segar
serta membantu program pemerintah melalui pemerataan tenaga kerja
lokal.

2.2 Tujuan Pendirian


Tujuan didirikannya PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk.
Bandung adalah (1) memperluas bidang usaha secara terus menerus
melalui bidang usaha internal maupun pengembangan usaha strategis;
(2) mengurangi biaya transportasi; (3) selalu meningkatkan
kesejahteraan karyawan; (4) mensuplai daerah lain yang selalu
kekurangan persediaan barang; dan (5) berperan serta dalam
pelestarian lingkungan hidup dan peningkatan kesejahteraan
masyarakat.

2.3 Visi dan Misi


Visi dan misi yang ditunjukan oleh PT Indofood CBP Sukses
Makmur Tbk. adalah realistik, spesifik, dan meyakinkan yang

5
merupakan penggambaran citra, nilai, arah dan tujuan untuk masa
depan perusahaan.
A. VISI
Menjadi Total Food Solutions Company.
B. MISI
 Memberikan solusi atas kebutuhan pangan secara
berkelanjutan.
 Senantiasa meningkatkan kompetensi karyawan, proses
produksi dan teknologi kami.
 Memberikan kontribusi pada peningkatan kualitas hidup
masyarakat Indonesia dengan penekanan pada gizi.
 Memastikan ketersediaan produk-produk kami kepada
pelanggan domestik dan internasional.
 Meningkatkan Stakeholder’s Value.

2.4 Perkembangan Perusahaan


Perusahaan ini didirikan dengan nama PT Panganjaya
Intikusuma berdasarkan Akta Pendirian No.228 tanggal 14 Agustus
1990. Berdasarkan keputusan Rapat Umum Luar Biasa Para Pemegang
Saham yang dituangkan dalam Akta Risalah Rapat No.51 tanggal 5
Februari 1994 Perseroan mengubah namanya yang semula PT
Panganjaya Intikusuma menjadi PT Indofood Sukses Makmur. Pada
awalnya, PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk. adalah perusahaan
yang bergerak dibidang pengolahan makanan dan minuman yang
didirikan pada tahun 1971. PT. Indofood Sukses Makmur terus
mengalami kemajuan. Hal ini dibuktikan dengan adanya pesebaran
distribusi produk  yang dipasarkan. Saat ini, PT. memiliki 36 pabrik,

6
lebih dari  10 merek dengan 150 rasa dan tipe distributor yang
melayani hampir 150.000 outlet.
PT. Indofood Sukses Makmur cabang Bandung merupakan
salah satu bagian dari noodle division, PT. Indofood Sukses Makmur
memiliki areal kantor dan pabrik seluas 61.640 m². Cabang Bandung
daerah cakupan pemasaran di kabupaten dan kota Bandung, Cimahi,
Cikampek, Purwakarta, Subang, Cirebon, Tasikmalaya, Garut,
Sukabumi, Cianjur, Indramayu, dan Sumedang.
PT. Indofood Sukses Makmur TBK cabang Indofood Grup
yang bergerak dibidang mie instan merupakan pelopor dalam industri
makanan olahan di Indonesia. Saat ini menjadi perusahaan pengolahan
mie terdepan dan memegang market leader pada masing-masing
brand yang dimilikinya.

Produk yang dihasilkan PT. Indofood Sukses Makmur.

JUMLAH
NO PRODUK VARIAN RASA

1 Indomie 8

2 Indomie Special 2

3 Indomie Vegan 2

Indomie Regional
4 Flavor 11

5 Indomie Kriuk 3

6 Indomie Jumbo 2

7 Indomie SQN 6

7
JUMLAH
NO PRODUK VARIAN RASA

8 Indomie Paket 4

9 Supermie Reguler 4

10 Supermie Sedaaap 3

11 Supermie Go Series 3

12 Sarimi 6

13 Sarimi Extra Besar 6

14 Sakura 6

15 Intermi 1

16 POP Mie 15

17 Mie Telor 2

18 Anak Mas 2

19 POP Bihun Spesial 4


PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk. memiliki orientasi
pasar, dimana produksi yang dilakukan oleh perusahaan disesuaikan
dengan permintaan pasar. Perusahaan selalu berusaha memenuhi
kebutuhan konsumen, baik dalam kuantitas maupun kualitas produk.
Oleh karena itu, perusahaan selalu mengembangkan inovasi guna
memenuhi kepuasan pelanggan, khususnya selera konsumen.

Produk yang dihasilkan PT Indofood CBP Sukses Makmur


Tbk. divisi mi instan terdiri dari 2 kelompok besar yaitu :
1. Bag Noodle, yaitu mie instan dalam kemasan bungkus.

8
2. Mie telor, yaitu mi yang dalam proses pembuatannya
tidak digoreng melainkan dikeringkan.

Pengemasan mie adalah proses penyatuan dan pembungkusan


mie, bumbu, minyak bumbu dan solid ingredient lainya dengan
menggunakan etiket sesuai dengan standar yang telah ditetapkan.
Tujuan dari proses pengemasan adalah untuk melindungi mie dari
kemungkinan-kemungkinan tercemar atau rusak sehingga mie tidak
mengalami penurunan mutu ketika sampai kepada konsumen. Setelah
dikemas, selanjutnya mie tersebut akan dimasukkan ke dalam karton.
Setelah mie dimasukkan ke dalam karton seluruhnya, karton akan
direkatkan dan kemudian menuju gudang untuk disalurkan.

2.5 Perusahaan Yang Melakukan Bisnis Internasional


PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk. merupakan salah satu
perusahaan mie instant (Indomie) dan makanan olahan terkemuka di
Indonesia yang menjadi salah satu cabang perusahaan yang dimiliki
oleh Salim Group. Pada awalnya, PT Indofood CBP Sukses Makmur
Tbk adalah perusahaan yang bergerak dibidang pengolahan makanan
dan minuman yang didirikan pada tahun 1990. Perusahaan ini
mencanangkan suatu komitmen untuk menghasilkan produk makanan
bermutu, aman, dan halal untuk dikonsumsi. Aspek kesegaran,
higienis, kandungan gizi, rasa, praktis, aman, dan halal untuk
dikonsumsi senantiasa menjadi prioritas perusahaan ini untuk
menjamin mutu produk yang selalu prima.
Akhir tahun 1990, PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk.
mulai bergerak di pasar Internasional dengan mengekspor mi instan ke

9
beberapa negara ASEAN, Timur Tengah, Hongkong, Taiwan, China,
Belanda, Inggris, Jerman, Australia, dan negara-negara di Afrika
PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk. memiliki orientasi
pasar, dimana produksi yang dilakukan oleh perusahaan disesuaikan
dengan permintaan pasar. Perusahaan selalu berusaha memenuhi
kebutuhan konsumen, baik dalam kuantitas maupun kualitas produk.
Oleh karena itu, perusahaan selalu mengembangkan inovasi guna
memenuhi kepuasan pelanggan, khususnya selera konsumen.
Karakteristik perusahaan dalam melakukan kegiatan produksi
yang dimiliki PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk. yakni bersifat
mass production, yaitu jenis barang yang diproduksi relatif sedikit
tetapi dengan volume produksi yang besar, permintaan produk
tetap/stabil demikian juga desain produk jarang sekali berubah bentuk
dalam jangka waktu pendek atau menengah.
Disamping produksi PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk.
pun turut memperhatikan pemasaran produk sehingga memungkinkan
perusahaan untuk semakin berkembang. Berbagai cara kegiatan
promosi dilakukan, seperti advertising (periklanan) baik itu di media
cetak maupun media elektronik dan papan-papan reklame. Sedangkan
kegiatan sales promotion meliputi pembagian hadiah baik secara
langsung maupun tidak langsung melalui undian-undian berhadiah.

2.6 Strategi Indofood untuk Menembus Pasar Internasional


a. Strategi Produksi (Production Strategy)
Berikut ini adalah strategi produksi yang dilakukan
oleh Indofood untuk menembus pasar internasional:
1. Melakukan Inovasi Terus Menerus.
Inovasi dari segi kualitas dan rasa terus
dikembangkan dengan menyesuaikan pada hasil riset

10
terhadap keinginan dan selera konsumen. Dengan
pasarnya yang luas hingga ke mancanegara, Indofood
juga mengembangkan rasa Indomie berdasarkan wilayah.
Banyak sekali varian rasa yang telah dikeluarkan oleh
indomie sebagai contoh: indomie goreng cabe ijo,
indomie goreng sate, indomie goreng rasa cakalang,
indomie goreng rending, dsb.
2. Membangun Pabrik di Luar Negeri.
Indofood dalam melakukan ekspansi, selain
mengekspor indomie, mereka juga membangun pabrik
produksi indomie di luar negeri. Selain di Malaysia,
Indofoof juga telah membuka pabrik di benua Afrika,
antara lain Afrika selatan, Mesir, Nigeria, dan Kenya.
3. Standarisasi Produk.
Indomie merupakan makanan khas Indonesia yang
mempunyai cita rasa tinggi. Salah satu keunggulan
indomie adalah cita rasa yang dapat diterima di seluruh
dunia. Bahkan banyak dari wisatawan Indonesia yang
berkunjung ke luar negeri, mencari indomie sebagai
pelepas rindu dengan masakan Indonesia. Oleh karena
itu, kegiatan produksi yang dilakukan indomie telah
terstandarisasi di seluruh pabriknya di dunia, baik dari
segi kemasan dan produk untuk mempertahankan kualitas
dan rasa.
Karakteristik utama perusahaan dalam kegiatan
produksi indomie bersifat mass production. Artinya ialah,
variasi barang yang diproduksi relatif sedikit tetapi
dengan volume produksi yang besar. Indomie fokus
dalam penguatan cita rasa dan brand untuk produk-

11
produk yang sudah ada. Hal ini terlihat dari desain
kemasan yang tidak banyak berubah, dan cenderung
kaku. Tidak ada inovasi dalam desain produk dan
kemasan dimaksudkan untuk menguatkan brand dan
ingatan konsumen akan indomie.
4. Mempertahankan Kualitas.
Untuk menembus pasar internasional, perusahaan
mencanangkan suatu komitmen untuk menghasilkan
produk makanan bermutu, aman, dan halal untuk
dikonsumsi. Aspek kesegaran, higienis, kandungan gizi,
rasa, praktis, aman dan halal untuk dikonsumsi senantiasa
menjadi prioritas perusahaan untuk menjamin mutu produk
yang selalu prima.
Produksi Indomie khususnya juga memperhatikan
keamanan bagi customer. Namun bukan saja sekedar soal
keamanan produknya, namun lebih dari itu, yakni proses
produksi harus sesuai standar internasional. Kedua, bahan
baku yang diperoleh harus dari kebun atau pertanian yang
sudah memenuhi standar good coming practice. Indofood
juga telah memenuhi persyaratan standar internasional bagi
eksportir untuk masuk negara tertentu dalam bentuk
sertifikasi ISO 9001: 2008, HACCP (Hazard Analysis &
Critical Control Points) dan sertifikat halal. Karena bila
tidak ada jaminan keamanan tersebut, retail shop tidak mau
menjual karena ditolak oleh konsumen.
b. Strategi Penentuan Lokasi (Placement Strategy)
Group Indofood memiliki jaringan distribusi terluas di
Indonesia, menembus sampai hampir ke setiap sudut
kepulauan. Jumlah titik stok (gudang) semakin diperbanyak

12
secara agresif sejak tahun 2005, sehingga mampu menyediakan
penetrasi yang lebih luas melalui rantai suplai dan
penghantaran.
Variabel variabel yang dapat dianalisa dalam strategi
penempatan lokasi PT. Indofood adalah:
1. Saluran Distribusi
Setiap perusahaan barang dan jasa tidak akan
lepas dari masalah penyaluran barang yang
dihasilkan atau barang yang akan dijual ke
konsumen. Para Produsen berhak menentukan
kebijakan distribusi yang akan dipilih dan
disesuaikan dengan jenis barang serta luasnya
armada penjualan yang akan digunakan. Sedangkan
untuk tahapan distribusi Indomie adalah dari
Produsen → Wholeseller → Retailer → Konsumen.
Karena, produk mi instan tahan lama dan tidak
mudah rusak sehingga produk Indomie tidak
masalah jika mengunakan saluran distribusi yang
panjang. Contoh saluran distribusi Wholeseller
sudah hampir menyeluruh ke semua wholeseller-
wholeseller besar diseluruh Indonesia seperti Giant,
Hypermart, Carefour dan lain sebagainya, dan juga
retailer seperti Indomaret dan penjual warung-
warung kelontong yang tersebar di seluruh
Indonesia.
Daftar distributor utama PT. Indofood :
 PT. Indomarco Adi Prima
 PT. Tristama Makmur

13
 PT. Putri Daya Usaha Utama
 PT. Cemaco Mandiri Corporation
 PT. Cereko Reksa Corporation
Selebihnya di distribusikan melalui lebih dari
50 distributor dan subdistributor independent, untuk
selanjutnya didistribusikan ke 160.000 pedagang
eceran di seluruh Indonesia.
Sedangkan untuk di pasar luar negeri seperti di
Amerika dan Australia produk Indomie dapat
ditemukan di berbagai supermarket Asia seperti
Lion Supermarket, Marina Food, dan 99 Ranch
Market.
2. Wilayah Penjualan
Akhir tahun 1980 PT. Indofood mulai bergerak
di pasar Internasional dengan mengekspor mi Instan
ke beberapa negara ASEAN, Timur Tengah,
Hongkong, Taiwan, China, Belanda, Inggris,
Jerman, Australia, dan negara-negara di Afrika,
bahkan konsumen dari Nigeria merupakan yang
terbesar di seluruh dunia. Untuk di Indonesia
sendiri penjualan Indomie sudah menyeluruh dari
sabang hingga Merauke, bahkan di Yogyakarta
agen-agen bekerjasama dalam menyediakan
Indomie dengan warung-warung seperti Burjo
(warung yang menyediakan bubur kacang hijau dan
mi instan/mie goreng sebagai menu utama) yang
berjumlah ratusan.
3. Lokasi Gerai

14
Lokasi gerai sudah ada di Indonesia beberapa
negara ASEAN dan juga Amerika dan Eropa.
Lokasi pabriknya tersebar di 15 kota, diantaranya
Medan, Pekanbaru, Palembang, Tangerang,
Lampung, Pontianak, Manado, Semarang ,
Surabaya, Banjarmasin, Makasar, Cibitung, Jakarta,
Bandung dan Jambi, sedangkan cabang tanpa
pabrik yaitu Solo Bali dan Kendari. Hal ini
bertujuan agar produk yang dihasilkan cukup untuk
didistribusikan ke wilayah sekitar kota dimana
pabrik berada, sehingga produk dapat diterima oleh
konsumen dalam keadaan segar serta membantu
program pemerintah melalui pemerataan tenaga
kerja lokal.
4. Tingkat dan Lokasi Persediaan
Gudang stok ditempatkan pada area-area yang
memiliki oulet retail yang banyak, termasuk pasar
tradisional, sehingga setiap gudang dapat melayani
masing-masing area geografis dalam waktu yang
sesingkat mungkin.

5. Sistem Transportasi
Saat ini PT. Indofood sudah memiliki lebih dari
1200 kendaraan operasional yang kegiatan
pemasarannya memegang peranan sangat penting
dalam menjual produknya kepada masyarakat
melalui penjualan sendiri yang beroperasi di DKI
Jakarta, Jawa, Bali, Sumatera, Kalimantan dan

15
Sulawesi. Sedangkan untuk wilayah diluar wilayah-
wilayah tersebut maka dilakukan penjualan tidak
langsung melalui distributor lalu pengecer dan
grosir baru ke konsumen akhir.
c. Strategi Promosi (Promotion Strategy)
Indomie memiliki tagline yang sangat sederhana namun
sangat pas dan ringan untuk didengar dan diingat oleh
masyarakat yaitu “Indomie Seleraku” sedangkan nama atau
merk indomie menjadi salah satu keberhasilan dari memilih
nama produk sehingga produk tersebut banyak dikenal
khususnya oleh masyarakat Indonesia. Nama yang singkat,
sederhana namun unik, dan mudah diingat menjadi beberapa
faktor dari keberhasilan tersebut. Masyarakat Indonesia sendiri
beranggapan bahwa nama atau merk indomie berasal dari
kepanjangan Indonesia-mie sehingga menimbulkan asumsi
bahwa indomie membawa jati diri bangsa.
Indofood meluncurkan strategi marketing yang lebih
komprehensif yang lebih menunjukkan jati diri Indofood
sebagai market leader. Hampir semua brand dalam portfolio-
nya disegarkan kembali dengan kampanye baru maupun
peluncuran produk baru. Indomie disegarkan dengan
kampanye Selera Nusantara yang lebih modern.
Salah satu promosi indomie yang cukup unik adalah
dengan mengajak konsumen untuk bercerita seputar
pengalamannya bersama indomie. Dengan tema “Semua orang
punya cerita Indomienya, apa ceritamu?”, Cara ini juga
tergolong cukup sukses dilihat dari antusiasme masyarakat
dalam mengirim cerita-ceritanya tersebut dan dimuat dalam
media elektronik yaitu iklan televisi. Dan melalui kampanye ini

16
juga, Indomie menguatkan Brand Engagement-nya dengan
para pecinta Indomie, dan tentunya akan semakin menguatkan
Brand Loyalty terhadap Indomie.
Mengapa indomie dapat terkenal hingga mancanegara?
Indomie secara tidak langsung terpromosikan karena sering
menjadi salah satu bantuan makanan untuk korban bencana
alam baik di dalam negeri maupun di luar negeri. Banyak
warga negara Indonesia di negara lain yang sering membawa
produk ini ke negara mereka tinggal sebagai salah satu
makanan instant favorit. Indomie kini bukan hanya dapat
dijumpai di Indonesia, tetapi juga di Amerika Serikat,
Australia, berbagai negara di Asia, Afrika bahkan Eropa.
d. Strategi Menjalin Hubungan Dengan Konsumen (Customer
Relationship)
1. Noodle Community.
Melalui jaringan Noodle Community, Indofood bisa
menjalin hubungan baik dengan customer. Dalam beberapa
negara maju, noodle atau mie sudah diapresiasi dan
memiliki komunitas tersendiri bagi penggemarnya. Sebagai
contoh, Australia memiliki komunitas bernama Noodle
Culture. Ini adalah cara bagi Indomie untuk menembus
pangsa pasar tersebut dan merebut hati komunitas Noodle
Culture.
Bagi orang-orang seperti mereka, memakan mie adalah
suatu bagian dari culinary taste, apalagi dengan bermacam
varian rasa. Jadi mie instant dapat dipandang sebagai
makanan yang bercita rasa dan bukan sekedar makanan
darurat seperti pada kondisi bencana alam yang kita
ketahui. Sedangkan untuk negara yang belum memiliki

17
komunitas ini, Indomie dapat masuk sebagai pioneer untuk
membuat komunitasnya.
Noodle shop di Indonesia yaitu warkop atau warung
kopi. Warkop biasa menjual kopi, susu, dan Indomie.
Sesuatu yang sangat lazim ditemukan di Indonesia, namun
langka di negeri lain. Hal ini dapat dikemas dalam bentuk
berbeda. Konsep Noodle Shop adalah menjadi tempat
nongkrong seperti layaknya Coffee Shop, namun menu
utama di sini adalah Indomie.
2. Distribution Channel.
Indomie biasanya didistribusikan dalam jumlah besar
melalui supermarket / hypermarket, seperti Carrefour,
HERO, WalMart, 7-Eleven dan banyak supermarket
lainnya. Selain melalui swalayan, Indomie juga bisa dijual
melalui warkop atau Noodle Shop yang diusulkan dalam
inovasi ini. Noodle Community yang sebelumnya
diterangkan juga memiliki channel untuk mengadakan
event sebagai sesama pecinta mie, di sinilah Indomie bisa
berkonstribusi ke dalam market tersebut.

3. Partner.
Partner penting bagi Indomie dalam proses Go
International adalah Supermarket dan Noodle Shop.
Dengan menjadi supplier dari tempat-tempat tersebut maka
Indomie akan memiliki konsumen tetap dan siap untuk
ekspansi ke negara-negara lain.
4. Health Institute.

18
Selain itu Indofood memiliki akses dengan institut-
institut kedokteran untuk mengklarifikasi seberapa
berbahaya dampak mie instant yang dikonsumsi secara
berlebihan dan penyuluhan mengenai frekuensi makan mie
berikut dengan analisis nutrisi yang dibutuhkan para
pecinta mie supaya tetap hidup sehat dengan menikmati
makanan kesukaan mereka.
5. Supply Chain / Activity Configuration.
Yang dibutuhkan oleh Indomie untuk Go International
dalam supply chain dan activity adalah pabrik yang siap
untuk dijalankan di negara-negara besar. Event
Management untuk mengadakan event dengan Komunitas
Noodle. Advertising Management untuk membentuk
konsep advertisement yang berbeda-beda sesuai dengan
target market tiap negara. Business Branch Manager
sebagai badan manajemen dari setiap negara tempat
ekspansi. Logistik apabila diperlukan untuk menekan cost
dari export.
6. Media Cetak dan Elektronik.
Lagu dan banner. Iklan seorang rapper bernama Jesse
Two Ocean (J2O) dari London, Inggris menyanyikan lagu
RAP tentang kegemaran kesehariannya mengkonsumsi
Indomie yang berjudul ―Indomie. Diproduksi oleh Acen.
Di salah satu ruas jalan tol menuju kota Makah, ada
banner raksasa yang memuat iklan Indomie sebagai bukti
betapa makanan satu ini sudah menancapkan kekuasaannya
sebagai salah satu produk makanan yang digemari di Saudi.
Iklan-iklan Indomie pun memiliki jam tayang cukup tinggi
di beberapa stasiun televisi lokal Saudi. Sering juga

19
menjadi sponsor acara-acara local. Indofood sendiri selaku
produsen dan distributor Indomie punya pabrik dan kantor
di Saudi.
e. Strategi Penentuan Harga (Pricing Strategy)
Penetapan harga produk mie instan di Indonesia
berbeda dengan produk Indofood lainnya, hal tersebut
dikarenakan dalam menentukan harga mie instan Indofood
membidik 2 target pasar yaitu kalangan menengah ke atas dan
kalangan menengah ke bawah. Untuk membidik target
menengah ke atas, Indofood menggunakan Indomie sebagai
produk yang digunakan. Dengan sudah dimilikinya brand mie
instan dan produk yang lebih elegan, strategi harga Indomie
ditentukan dengan memilih strategi harga di atas rata-rata
pesaing atau sedikit lebih mahal, namun juga diimbangi
dengan kualitas produk yang baik. Sementara itu untuk target
mengah ke bawah, Indofood meluncurkan Supermi dan Sarimi,
dan strategi harga yang digunakan ialah menggunakan strategi
harga sama dengan rata-rata pesaing.
Namun di luar negeri, harga Indomie masih tergolong
murah jika dibandingkan dengan mie instan dari negara lain.
Indomie dapat dibeli secara satuan per bungkus, dapat juga
dibeli dengan paket per 5 bungkus dan paket 1 kardus yang
berisi 30 atau 40 bungkus indomie. Harga indomie relatif
ekonomis, di Indonesia pada tahun 2014 sebesar Rp 1.800,00.
Di tahun 2010 indomie dihargai Rp. 1350,00 per bungkusnya
atau sekitar 10 sen dolar Amerika. Di Australia, tahun 2014
indomie dijual dengan harga 69 sen per bungkusnya atau
Rp5.700,00, sedangkan di Amerika Serikat pada tahun 2009,
indomie biasa dijual dengan harga 1 dolar per 3 bungkusnya,

20
dan dapat ditemukan di berbagai supermarket Asia seperti Lion
Supermarket, Marina Foods, atau Ranch 99.
Bahan pengawet merupakan salah satu zat yang
memang diperlukan dalam distribusi makanan yang diawetkan.
Tanpa bahan ini maka setiap makanan akan menjadi cepat
busuk dan kadaluwarsa dan tidak layak dimakan atau
dikonsumsi. Tentu saja semakin sedikit campuran bahan
pengawetnya akan menjadikan produk ini mahal karena harus
ditanggung dengan sistim distribusi secara khusus yg
menghemat waktu dan kalau ada yg kadaluarsa harus
dimusnahkan.Tentu saja produsen makanan akan berhitung
dengan cermat mana yang akan didahulukan. Di negara seperti
Taiwan yang menuntut adanya bahan pengawet yang berkadar
rendah, maka mie instant akan cepat kadaluarsa sehingga
menjadi lebih sedikit mahal karena cepat rusak.

21
2.7 Segmenting, Targeting, Positioning
a. Segmenting
 Segmentasi Geografis
Produk mi instan Indomie dinilai cocok untuk
seluruh masyarakat Indonesia. Indomie melakukan
segmentasi geografis di seluruh wilayah Indonesia, dari
Sabang sampai Merauke. Indofood memiliki jaringan
distribusi mi instan yang terluas di Indonesia, yang
menembus sampai hampir ke setiap sudut kepualuan.
Jumlah titik stok (gudang) semakin diperbanyak secara
agresif sejak tahun 2005, sehingga mampu
menyediakan penetrasi pasar yang lebih luas melalui
rantai suplai dan penghantaran. Gudang stok
ditempatkan pada area-area yang memiliki outlet retail
yang banyak, termasuk pasar tradisional, sehingga
setiap gudang dapat melayani masing-masing area
geografis dalam waktu yang sesingkat mungkin.
Indomie juga tidak hanya memasarkan
produknya di Indonesia saja, melainkan di banyak
negara lainnya seperti Singapura, Malaysia, Arab
Saudi, Nigeria, China, Jepang, Amerika Serikat,
Kanada, Inggris, Italia, dan Perancis. Bahkan, di
Nigeria, Indomie menjadi sebuah produk mi instan
yang sangat terkenal dan disukai sebagian besar
masyarakat Nigeria. Indomie dapat dibeli secara satuan
per bungkus, dapat juga dibeli dengan paket per 5
bungkus dan paket 1 kardus yang berisi 30 atau 40
bungkus indomie. Harga Indomie relatif ekonomis, di

22
Indonesia pada tahun 2015, Indomie dihargai Rp.
1.550,- per bungkusnya atau sekitar 10 sen dolar
Amerika. Di Australia, pada tahun 2009 Indomie dijual
dengan harga 25 sen per bungkusnya atau AUD 10
untuk satu kardus berisi 40 bungkus Indomie,
sedangkan di Amerika Serikat pada tahun 2009,
Indomie biasa dijual dengan harga 1 dolar per 3
bungkusnya, dan dapat ditemukan di berbagai
supermarket Asia seperti Lion Supermarket, Marina
Food, atau 99 Ranch Market. Produk Indomie
diproduksi berdasarkan wilayah, sehingga cita rasa
Indomie disesuaikan dengan lidah konsumen di setiap
daerah, seperti contoh; Indomie rasa kari ayam yang
dijual di pulau Jawa dengan Sumatera memiliki cita
rasa yang berbeda walaupun perbedaan rasanya tidak
terlalu jauh.
 Segmentasi Demografis
1. Segmentasi Berdasarkan Usia
Produk Indomie (goreng dan kuah) cocok
dikonsumsi oleh usia remaja hingga dewasa. Bayi
umur 0-6 bulan dianjurkan hanya mengonsumsi
ASI ekslusif, sehingga produk ini tidak cocok untuk
bayi. Pengembangan produk Indomie tidak
ditujukan untuk bayi dan balita. Produk Indomie
memliki rasa rempah yang kuat sehingga tidak
cocok untuk balita. Usia remaja 15-24 tahun
merupakan konsumen terbanyak yang
mengonsumsi produk mi instan. Menurut studi

23
MARS, jika dilihat dari usia konsumen, tingkat
konsumsi mi instan terbesar adalah kalangan remaja
berusia 15-24 tahun, yaitu sebesar 95,6%. 
Namun demikian, baru-baru ini Indomie
memproduksi sebuah produk inovasi baru yang
dikhususkan untuk anak-anak, yaitu Indomie My
Noodlez. My Noodlez merupakan mi pertama untuk
anak-anak yang dibuat dengan bahan-bahan yang
lebih aman bagi anak, yakni wortel dan rumput laut.
Produkini dibuat untuk anak-anak yang menyukai
makan mi instan, sehingga dapat dikatakan bahwa
Indomie melakukan segmentasi demografis
berdasarkan usia ke kalangan anak-anak, melalui
produk Indomie My Noodlez.
2. Segmentasi Berdasarkan Jenis Kelamin
Pemasaran produk Indomie tidak difokuskan
untuk laki-laki maupun perempuan saja. Indomie
cocok dikonsumsi oleh siapa saja, semua jenis
kelamin, yakni laki-laki dan perempuan.
3. Segmentasi Berdasarkan Pendapatan dan
Pendidikan
Harga mi instant Indomie tergolong murah,
sehingga dapat dibeli oleh siapa saja yang
mengiginkannya. Produk ini ditujukan untuk semua
kalangan, mulai dari kalangan bawah hingga
kalangan atas. Mahasiswa sangat menggemari
produk Indomie.Hal ini dikarenakan produk
Indomie mudah didapat, harganya murah, dan
rasanya yang enak. Produk Indomie sangat sesuai

24
dengan kebutuhan rumah tangga maupun yang
belum berumah tangga (anak-anak kos).
 Segmentasi Psikografis
Hadirnya produk mi instan Indomie tentunya
disambut antusias oleh masyarakat. Produk Indomie
cocok untuk dikonsumsi oleh semua karakteristik
masyarakat, terutama bagi mereka yang memiliki gaya
hidup cenderung konsumtif dan praktis.
b. Targeting
Targeting dilakukan untuk menentukan berapa banyak
segmen pasar yang akan dipilih, dan bagaimana
mengidentifikasikan segmen-segmen tersebut (Zaharuddin,
2006). Produk Indomie varian goring dan kuah memiliki target
pasar untuk semua umur kecuali bayi dan balita. Untuk varian
Produk Indomie My Noodlez, target pemasarannya adalah
anak-anak. Indomie melakukan perubahan strategi target pasar,
perusahaan melakukan beberapa inovasi produk yang memiliki
karakteristk yang berbeda yaitu Indomie Goreng, Indomie
Kuah, Indomie Jumbo, Selera Nusantara, Mi Kriting, Taste of
Asia, Kuliner Indonesia, My Noodlez, Real Meat, dan yang
terbaru adalah Bite Me. Perubahan ini dilakukan untuk
memenuhi keinginan konsumen akan variasi Indomie.
c. Positioning
Positioning merupakan suatu proses menciptakan
image yang diinginkan dari suatu perusahaan dan produk-
produknya di benak pengguna pada segmen yang dipilih.
Tujuannya untuk membangun image yang relevan dan penting
untuk konsumen.

25
Indomie untuk saat ini merupakan market leader dalam
medan persaingan berbagai produk mi instan di Indonesia.
Posisinya yang kuat disebabkan oleh faktor Indomie sebagai
produk mi instan yang pertama kali hadir di Indonesia serta
strategi promosi dan pemasaran yang gencar. Indomie sangat
terkanal di Indonesia dan Nigeria. Positioning yang dilakukan
PT Indofood dengan produknya (Indomie) diantaranya:
 Perusahaan Indofood menanamkan produk mi instan
Indomie di benak konsumen Indonesia bahwa produk
Indomie merupakan mi asli dan milik Indonesia. 
Sebagai mi instan asli Indonesia, Indomie juga
menghadirkan varian Indomie Selera Nusantara yang
hadir dengan rasa-rasa terpopuler dari berbagai
makanan khas di Indonesia. Melalui varian ini, Indomie
memperkenalkan varian tersebut sebagai wisata kuliner
Indonesia. Tagline yang dibuat oleh Indomie yakni
“INDOMIE SELERAKU”, dimana setiap orang pasti
sangat mudah untuk mengingatnya.
 Di Indonesia sendiri, sebutan "Indomie" sudah umum
dijadikan istilah generik yang merujuk kepada mi
instan.
 Produk Indomie merupakan produk mi instan yang
praktis dan nikmat untuk dikonsumsi, dapat disajikan
kapan saja dengan cepat dan dapat dikonsumsi bersama
lauk pauk lainnya.
 Di Nigeria, Indomie telah dianggap sebagai makanan
pokok, bahkan tak sedikit warga Nigeria yang mengira
bahwa Indomie merupakan produk buatan asli Nigeria.

26
Tagline Indomie di Indonesia berbeda. Jika di
Indonesia, Indomie mempunyai tagline “INDOMIE
SELERAKU”, sedangkan di Nigeria tagline Indomie
adalah “Tasty Nutrition, Good For You”.

2.8 Kompetitor
Salah satu kompetitor indomie adalah mie sedap, mie sedap
masuk ke pasar dengan harga yang lebih murah dibandingkan dengan
harga yang ditawarkan Indomie. Sehingga konsumen yang
terpengaruh harga akan lebih memilih mie sedap. Pesaing Indomie di
Australia adalah makanan pasta. Tetapi tetap saja indomie dapat lebih
unggul karena indomie memiliki ke khasan rasa dan harga yang lebih
murah harga 1 dollar per ¹ bungkus, dan penyajiannya juga mudahserta
cepat.

2.9 Analisis SWOT


a. Strenght (Kekuatan)
 Kondisi finansial yang kuat, dapat dlihat dari
perkembangan kepemilikan saham di berbagai
perusahaan.
 Memiliki banyak anak perusahaan.
 Brand yang telahdikenal lama oleh masyarakat
Indonesia terutama produk indomie.
 Kepemimpinan Direksi dan Komisaris yang matang.
 Memiliki SDM yang besar sehingga mampu produksi
yang besar pula.
b. Weakness (Kelemahan)
 Tenaga kerja yang banyak membuat perusahaan rentan
goncangan terhadap penjualan produk yang menurun.

27
c. Opportunities (Peluang)
 Pertumbuhan pasar yang terus meningkat baik
dikalangan bawah, menengah maupun atas.
 Segmentasi pasar yang tidak terlalu signifikan karena
produk yang dihasilkan terus menyesuaikan untuk
dikonsumsi pria atau wanita, baik tua maupun muda.
 Memanfaatkan w-bussiness dalam membantu
mengembangkan pangsa pasar dan memperkenlkan
produk melalui internet karena pengguna internet sama
dengan masyarakat konsumen.
 Peluang pasar yang besar dalam system distribusi yang
mencakup grup pendistribusian produk harga pasar
tradisional dengan waktu sesingkat mungkin.
d. Threat (Ancaman)
 Terus dihadapi dengan pesaing baru dengan jenis
produk yang sama.

28
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
PT Indofood Makmur didirikan dengan nama PT Panganjaya
Intikusuma berdasarkan Akta PendirianNo.228 tanggal 14 Agustus 1990 yang
diubah dengan Akta No.249 tanggal 15 November 1990 dan yang diubah
kembali dengan Akta No.171 tanggal 20 Juni 1991, semuanya dibuat
dihadapan Benny Kristanto, SH., Notaris di Jakarta dan telah mendapat
persetujuan dari Menteri kehakiman Republik Indonesia berdasarkan Surat
Keputusan No.C2-2915.HT.01.01 Th.91 tanggal 12 Juli 1991, serta telah
didaftarkan di Pengadilan Negeri Jakarta Selatan dibawah No.579, 580 dan
581 tanggal 5 Agustus 1991, dan diumumkan dalam. Berita Negara Republik
Indonesia No.12tanggal 11 Februari 1992, Tambahan No.611. Perseroan
mengubah namanya yang semula PT Panganjaya Intikusuma menjadi PT
Indofood Sukses Makmur, berdasarkan keputusan Rapat Umum Luar Biasa
Para Pemegang Saham yang dituangkan dakam Akta Risalah Rapat No.51
tanggal 5 Februari 1994 yang dibuat oleh Benny Kristianto, SH., Notaris di
Jakarta. PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk. merupakan salah satu
perusahaan mie instant dan makanan olahan terkemuka di Indonesia yang
menjadi salah satu cabang perusahaan yang dimiliki oleh Salim Group.
Pada tahun 1994, terjadi penggabungan beberapa anak perusahaan
yang berada di lingkup Indofood Group, sehingga mengubah namanya
menjadi PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk. yang khusus bergerak dalam
bidang pengolahan mie instan. Divisi mie instan merupakan divisi terbesar di
Indofood dan pabriknya tersebar di 15 kota, diantaranya Medan, Pekanbaru,
Palembang, Tangerang, Lampung, Pontianak, Manado, Semarang, Surabaya,

29
Banjarmasin, Makasar, Cibitung, Jakarta, Bandung dan Jambi sedangkan
cabang tanpa pabrik yaitu berada di Solo, Bali dan Kendari.
PT. Indofood sendiri mempunyai beberapa strategi untuk menembus
pasar internasional seperti :
a. Strategi Produksi (Production Strategy)
b. Strategi Promosi (Promotion Strategy)
c. Strategi Menjalin Hubungan Dengan Konsumen (Customer Relationship)
d. Strategi Penentuan Harga (Pricing Strategy)

Untuk bagian Segmenting PT. Indofood dibagi menjadi 3 (tiga) yaitu


segementasi geografis, demografis, dan psikografis. Sedangkan Targeting
dilakukan untuk menentukan berapa banyak segmen pasar yang akan dipilih,
dan bagaimana mengidentifikasikan segmen-segmen tersebut, dan Positioning
PT. Indofood diantaranya :
 Perusahaan Indofood menanamkan produk mi instan Indomie di
benak konsumen Indonesia bahwa produk Indomie merupakan mi
asli dan milik Indonesia
 Di Indonesia sendiri, sebutan "Indomie" sudah umum dijadikan
istilah generik yang merujuk kepada mi instan.
 Produk Indomie merupakan produk mi instan yang praktis dan
nikmat untuk dikonsumsi, dapat disajikan kapan saja dengan cepat
dan dapat dikonsumsi bersama lauk pauk lainnya.
 Di Nigeria, Indomie telah dianggap sebagai makanan pokok.

30
DAFTAR PUSTAKA

http://nailatulinayati.blogspot.com/p/profil.html?m=1

https://www.slideshare.net/mobile/AlfriantySauran1/analisis-swot-pt-indofood

https://id.m.wikipedia.org/wiki/Indofood

https://www.google.nl/amp/s/m.kumparan.com/amp/kumparanbisnis/indofood-
kantongi-laba-rp-4-14-triliun-di-tahun-2016-naik-39-persen

https://elisanarotama.blogspot.com/2014/04/v-behaviorurldefaultvmlo.html

https://arera11.blogspot.com/2016/01/paper-perusahaan-panasonic.html?m=1

http://aninditaayu12.blogspot.com/2016/08/analisis-segmenting-targeting.html?m=1

https://manfaatuntuktubuh.blogspot.com/2018/05/pt-indofood-cbp-sukses-makmur-
tbk.html?m=1

https://visimisi95.blogspot.com/2018/07/indofood-visi-misi-pt-indofood-sukses-
makmur-tbk.html

31

Anda mungkin juga menyukai