Anda di halaman 1dari 6

TUGAS TERSTRUKTUR

MANAJEMEN PEMASARAN KELAS AKUNTANSI PAGI A

MATERI : SEGMENTASI, TARGETING DAN POSITIONING

BUATLAH ANALISIS POSITIONING SEBUAH PRODUK YANG ANDA KENAL PADA


PASAR, ANDA DAPAT MEMILIH BARANG CONVINIENCE, ATAU BARANG SHOPPING,
ATAU BARANG SPESIAL.

Dalam tugas Analisis kali ini saya memilih sebuah produk yang merupakan barang konvinien atau
cinvinience goods dibidang konsumsi atau lebih tepatnya minuman bersoda Cola

MARKET LEADER (PEMIMPIN)


Ada banyak sekali merek minuman bersoda yang ada didunia ini, kompetisi pun semakin
ketat untuk dapat mencapai posisi pertama dihati masyarakat. Tidak mudah untuk mencari
akal, ide untuk dapar mempertahankan eksistensi perusahaan dibidang yang semakin canggih
ini. Namun hingga kini Coca cola dalam kemasan botol pertama kali dibuat pada tahun 1899
dengan menggunakan botol berbentuk Hutchinson mampu menggaet dan tetap
mempertahankan produknya sebakai pemimpin pasar untuk minuman bersoda. Strategi yang
dilakukannya adalah untuk selalu up date dengan kebutuhan pasar yang perubahannya
bergerak cepat dan dinamis. Coca cola banyak menciptakan varian carian baru produknya
untuk menjawab keinginan konsumen. Selain itu Coca cola juga melakukan perubahan slogan
dari masa ke masa.
Tahun pertama Coca Cola berdiri à “Drink Coca Cola”
Tahun 1904 à “Delicious and Refreshing”
Tahun 1917 à “Three Million a Day”
Tahun 2010 à “Open Happines”

Tercatat Coca cola telah melakukan pergantian slogan lebih dari 45 kali. Pada tahun 2001
Coca cola mengeluarkan strategi baru ”Think Local, Act Local”, diikuti dengan slogan “Life
Taste Good” dan membuat iklan yang berbeda disetiap negaranya. Kemudian Coke juga
menjadi sponsor Fiva Worl Cup pada tahun 2002 dan menjadi sponsor film yang mendunia
“Harry Potter”. Ini adalah strategi agar produk Coke semakin mendunia dimata masyarakat.
Coca Cola Di Indonesia
Meskipun produk Amerika, namun Coke diproduksi berbeda disetiap negaranya, dengan
menggunakan seni seni bekerja ala Indonesia, coke benar benar memberikan rasa
kepemilikan dan kebersamaan yang besar dalam memproduksinya, agar semua orang yang
terlibat didalam coke juga merasakan proximity atau kedekatan dengan produk ini.
sebagaimana di Negara Negara lain, produk ini diproduksi secara local, karyawannya pun
juga orang Indonesia, hingga program marketing yang dijalankan juga menggambarkan cita
rasa kehidupan masyarakat Indonesia. Coca Cola pertama kali diperkenalkan di Indonesia
pada tahun 1972 dan diproduksi secara local pada tahun 1932. Saat ini produk produk Coca
Cola diproduksi di 16 pabrik pembotolan di seluruh Indonesia.

Open Happiness “Ada disetiap Moment Penting dan Besar di Indonesia”


Coca cola mampu merebut hati masyarakat Indonesia dengan menjadi minuman yang selalu
ada di moment moment penting, perhatikan saja iklan Coke di televisi, tak lepas dari
perayaan perayaan besar, seperti piala dunia, lebaran, hari natal dan acara besar lainnya. Itu
artinya Coke ingin menyampaikan pesan bahwa coke adalah pilihan yang tepat untuk
menamani hari hari special konsumennya. Dikenyataannya pun memang terjadi, dimana
setiap lebaran hampir semua keluarga membeli Coca cola atau produk Coke lainnya untuk
disuguhkan kepada tamu. Melihat fakta ini artinya Coke telah mampu membentuk sikap
masyarakat untuk menjadi konsumen yang loyal. Ini adalah hasil yang pantas Coke tuai dari
kerja keras yang begitu panjang.

Berbaurnya coke disetiap kebahagiaan yang ada membuat coke mampu menggeser pesaing
minuman bersoda lainnya, salah satunya adalah Big Cola. Produk smilar ini adalah strategi
dengan mempergunakan nama merek yang sudah besar (coca cola) dengan mengganti sedikit
saja nama produk baru tersebut menjadi “Big Cola”, sekilas bagi siapapun yang mendengar
nama ini, pasti mengira adalah anak dari Coca Cola Company, karena ia memanfaatkan nama
Cola sebagai cara untuk mencuri perhatian konsumen coca cola untuk penasaran dan pada
akhirnya membelinya. Cara cara seperti inilah yang disebut dengan “black campaign” untuk
merebut pasar coca cola. Namun jika diperhatikan Big Cola adalah produk yang mengusung
slogan “Be England” pesan ini tersirat bahwa ini adalah produk dari Inggris, terutama bagi
masyarakat Indonesia yang anti Amerika seharusnya tidak membeli produk produk milik
Amerika, bisa menjatukan alternative pilihan ke Big Cola. Tetapi tampaknya kurang berhasil,
merek Coke terlalu kuat mendarah daging dihati konsumennya, sehingga black
campaign seperti itu nantinya juga akan memudar dan hilang dengan sendirinya.

MARKET CHALLENGER (PENANTANG)

Pepsi Cola ditemukan oleh Caleb Bradham, seorang ahli farmasi dari New Bern, North Carolina.
Seperti ahli farmasi kebanyakan pada saat itu, dia juga memasang dispenser minuman bersoda di
toko obatnya. Dia menjual minuman bersoda ciptaannya sendiri. Minuman ciptaannya yang
paling populer bernama “Brad’s drink” terbuat dari air, gula, vanilla, pepsin dan biji cola. “Brad’s
drink”, di buat pada musim panas tahun 1898, dan kemudian berubah nama menjadi “Pepsi Cola”
setelah pepsin dan biji cola digunakan dalam resepnya. Nama Pepsi Cola didaftarkan pada
tanggal 16 Juni 1903.

Sesudah 17 tahun sejak kesuksesannya, Caleb Bradham harus kehilangan Pepsi Cola karena
kekalahannya di pasar saham. Dia percaya bahwa harga gula akan naik, tetapi ternyata sebaliknya
sehingga diapun bangkrut dalam sekejap. Hal ini berakibat bangkrutnya Pepsi Cola pada tahun
1923.

Tahun 1931, Pepsi Cola di beli oleh presiden Loft Candy Company yang bernama Charles G.
Guth dan melakukan perubahan pada formula minuman tersebut. Tahun 1940, sejarah dibuat
dengan di buatnya jingle iklan pertama yang disiarkan secara nasional.

Saya memilih PepsiCo sebagai penantang dari Coca Cola karena walaupun PepsiCo diciptakan
setelan adanya Coca Cola, namun PepsiCo dalam pemasarannya hampir menyaingi Coca Cola dengan
cara mengadakan kerjasama dengan rumah makan siap saji seperti KFC dsb.

PERSAINGAN COKE VC PEPSI


Perang ini dimulai pada era tahun 60 an dimulai dengan diakuisisinya Minute Maid yang
merupakan produsen jus buah, Dunkan foods yang menjual kopi ,the dan coklat hangat serta
Belmont Spring Water. Pepsi sendiri tidak mau kalah, mereka melakukan merger dengan Frito
Lay yang merupakan pemain utama dalam pasar makanan ringan dan membentuk Pepsi-Co.
Tujuan Pepsi melakukan merger ini adalah untuk menciptakan sinergi yang diharapkan nantinya
akan meningkatkan penjualan.

Pada periode ini Coca-Cola lebih memfokuskan diri pada pasar diluar negeri dengan alasan
bahwa pasar minuman ringan didalam negeri (U.S) telah mengalami kejenuhan. Sedangkan Pepsi
sendiri tetap secara agresif mengekspansi pasar U.S dan berhasil mendapatkan pangsa pasar dua
kali lipat pada periode waktu 1950 dan 1970. Selanjutnya pada era 70 an Pepsi berhasil menyalip
penjualan Coca-Cola pada jaringan restaurannya. Selanjutnya yang dilakukan oleh Coca cola
adalah melakukan restrukturisasi dalam halfr anchis ing didalam menetapkan harga. Setelah itu
Coca-cola mengumumkan kenaikan harga yang cukup signifikan dan diikuti Pepsi dengan
menaikan harga sebesar 15 %. yang bertujuan untuk mendapatkan keleluasaan.

Perang cola di era 80 an ditandai dengan dijualnya hampir semua anak perusahaannya yang
berbisnis non CSD (Carbonate Soft Drink) kecuali Minutes Maid. Kemudian Coca cola
mengumumkan akan mengganti resep minumannya yang telah berumur 99 tahun. Hal ini
berdampak pada kehilangan sebagian besar kostumer loyalnya. Hal ini segera diantisipasi Coca-
cola dengan meluncurkan produk bernama Coca-Cola Classic yang menggunakan resep lama tiga
bulan kemudian. Selanjutnya Coca-cola meluncurkan 11 produk baru yang salah satunya adalah
Diet Coke yang diperkenalkan pada tahun 1982 dan dengan segera menjadi minuman bersoda
paling popular dan berada di peringkat 3 penjualan CSD di U.S. Pepsi juga tidak mau kalah
dengan ikut meluncurkan 13 produk minuman baru. Baik Pepsi-Co maupun Coca-cola
menawarkan lebih dari 10 produk utama minuman ringan dengan beraneka rasa dan lebih dari 17
model kaleng maupun botol kemasan yang berbeda-beda.

Pertumbuhan volume penjualan di U.S sendiri hanya berkisar 1% pada periode 80an dan
meningkat hanya mnejadi 3 sampai 7 persen pada periode berikutnya. Sedangkan permintaan di
pasaran global cenderung datar datar saja. Ketika Coca-cola mengalami kesusahan dalam
penjualannya, sebaliknya Pepsi justru diam-diam mengalami pertumbuhan dalam penjualannya
dengan cara mengekspansi beberapa perusahaan minuman ringan dari jenis lain. Sebagai
perbandingan Pepsi mengalami pertumbuhan 3% pada tahun 2004 sementara penjualan Coca-
cola berjalan ditempat.

Pada masa berikutnya konsumsi minuman ringan bersoda mulai mendapat kritikan dari pemerhati
kesehatan. Badan Nutrisi Amerika mengidentifikasikan bahwa konsumsi minuman ringan
bersoda merupakan penyebab utama terjadinya obesitas pada masyarakat Amerika Serikat.
Langkah Pepsi yang mengakuisisi perusahaan minuman non soda memang tepat. Pada tahun
2004 Pepsi berhasil menguasai pasar non CSD di U.S dengan market share sebesar 47,3%,
melampaui Coca-cola yang hanya berhasil mendapatkan pangsa pasar sebesar 27%.
Pada periode selanjutnya bisa dilihat pada gambar, bahwa dalam kurun waktu 2006 sampai 2007
market share CSD dikuasai oleh Coca Cola. Pada kurun waktu tersebut diluncurkan juga
beberapa produk baru seperti Pepsi Blue dan Coca-Cola Zero. Coca-cola zero dan Diet Coke
dipromosikan sebagai produk Cola yang memiliki kadar gula rendah. Pola hidup masyarakat yang
semakin sehat menganggap kalori berlebih yang ada pada produk Coca-cola merupakan ancaman
besar bagi berat badan mereka. Sehingga produk ini diciptakan oleh Coca-cola untuk menyasar
konsumennya yang sedang berdiet maupun masyarakat yang khawatir akan mengalami obesitas.

Produk Diet coke muncul pada tahun 1982 dengan tagline sugarfree dan low calories. Hal ini
sejalan dengan regulasi yang mulai dijalankan di beberapa negara mengenai pembatasan jumlah
kalori yang terkandung dalam minuman bersoda. Produk ini juga aman untuk dikonsumsi
penderita diabetes karena tidak mengandung gula sama sekali dan juga hanya mengandung
sedikit sekali kalori. Sedangkan produk Coca-cola Zero adalah produk Coca-colasugar free
melimpah dibandingkan dengan Diet Coke. terbaru yang dikatakan memiliki rasa yang lebih.

Pada perkembangan selanjutnya, isu yang dihadapi oleh produsen CSD (Pepsi & Coke) adalah
isu kesehatan. Siklamat yang merupakan pemanis buatan dan biasa digunakan oleh Coca-cola
ditengarai bisa menyebakan kanker. Bahkan produk Coca-cola Zero yang pemanisnya hanya
menggunakan siklamat, ditarik perederannya oleh Pemerintah Negara Venezuela.

MARKET FOLLOWER (PENGIKUT)

Saya memilih Big Cola sebagai market follower dari Coca Cola karena dilihat dari kemasan dan nama
produk hampir sama dengan Coca Cola namun belum bisa mengalahkan PepsiCo sebagai challenger
dari Coca Cola

Ada beberapa kelemahan yang membuat Big Cola sedikit sulit untuk mengalahkan Coca Cola, berikut
beberapa kelemahannya:

Kelemahan pertama Big Cola berada pada masalah positioning. Hal yang pertama dipikirikan
orang ketika melihat Big Cola kemungkinan besar adalah mengatakan, “Apa nih Big
Cola? Kirain Coca Cola”, atau “Ini sama nggak sih sama Coca Cola?”. Ada beberapa alasan
dari respon pertama para konsumen. Pertama, rasa Big Cola memang hampir sama dengan
Coca cola, hanya saja kandungan soda dalam Big Cola tidak sekuat Coca Cola. Kedua, jika
dilihat sekilas bentuk dan kemasan Big Cola hampir sama dengan Coca Cola. Dari mulai
bentuk botol dan dominasi warna merah hitamnya. Yang ketiga, nama Big Cola dan Coca
Cola cenderung mirip, sehingga orang banyak yang berpikir bahwa produk ini sama.

Kelemahan Big Cola selanjutnya adalah dari iklannya yang tidak gencar. Untuk produk
dengan posisi growth, seharusnya Big Cola beriklan lebih sering lagi.Billboard Big Cola juga
jarang terlihat. Selain itu, Big Cola juga hampir tidak pernah beriklan di media online. Salah
satu terobosan besarnya adalah menjadiOfficial England License. Namun di Indonesia, itu
tentu tidak membawa pengaruh yang besar. Ada baiknya Big Cola menjadi sponsor
sepakbola nasional atau event-event yang identik dengan anak muda dan sejuta
kreativitasnya.

MARKET NICHER (PENGGARAP CERUK PASAR)

Dalam produk Coca Cola saya memilih “Kola-Kola” sebagai market nichernya karena produk ini
merupakan versi KW dari minuman bersoda Coca Cola. Perusahaan menciptakan produk Kola-Kola
ditujukan kepada masyarakat lebih khususnya anak SD yang mungkin belum mampu membeli produk
sekelas Coca Cola.

Maretta Dyah Setyowati

0516020161

Anda mungkin juga menyukai