Anda di halaman 1dari 19

KEPIMPINAN

DALAM PRESPEKTIF ISLAM


Ibnu Taimiyyah: agama
Islam tidak akan bisa
tegak dan abadi tanpa
ditunjang oleh kekuasaan,
dan kekuasaan tidak bisa
langgeng tanpa ditunjang
dengan agama..
KEPEMIMPINAN DALAM PERSPEKTIF ISLAM

Dalam Islam istilah kepemimpinan dikenal dengan kata


Imamah. Sedangkan kata yang terkait dengan
kepemimpinan dan berkonotasi pemimpin dalam Islam
ada DELAPAN istilah, yaitu;
a.Imam : al-Baqarah 124

b. Khalifah : al-Baqarah : 30
c. Malik : al-Fatihah : 4
d. Wali : al-A’raf : 3

e. 'Amir dan Ra'in,

....... ‫ﻛﻠﻜﻢ راع وﻛﻠﻜﻢ ﻣﺴﺆول ﻋﻦ راﻋﻴﺘﻪ‬


f. Sultan,

g. Rais,
h. Ulil 'amri,
Menurut Quraish Shihab, imam dan
khalifah dua istilah yang digunakan Al-
Qur'an untuk menunjuk pemimpin.
Kata imam diambil dari kata amma-
ya'ummu, yang berarti menuju, dan
meneladani.
Kata khalifah berakar dari kata khalafa
yang pada mulanya berarti "di
belakang". Kata khalifah sering
diartikan "pengganti" karena yang
menggatikan selalu berada di
belakang, atau datang sesudah yang
digantikannya.
DASAR-DASAR KEPEMIMPINAN DALAM ISLAM

1. Tidak mengambil orang kafir atau orang yang tidak


beriman sebagai pemimpin bagi orang-orang muslim
karena bagaimanapun akan mempengaruhi kualitas
keberagamaan rakyat yang dipimpinnya, sebagaimana
firman Allah dalam Al-Qur'an; Surat An-Nisaa: 144;

2. Tidak mengangkat pemimpin dari orang-orang yang


mempermainkan Agama Islam, sebagaimana firman
Allah dalam Surat Al-Maidah: 57;
3. Pemimpin harus mempunyai keahlian di bidangnya, pem-
berian tugas atau wewenang kepada yang tidak ber-
kompeten akan mengakibatkan rusaknya pekerjaan bahkan
organisasi yang menaunginya. Sebagaimana Sabda
Rasulullah saw.
"Apabila suatu urusan diserahkan kepada yang bukan ahlinya,
maka tunggulah masa kehancurannya". (H.R. Bukhori dan
Muslim).
4. Pemimpin harus bisa diterima (acceptable), mencintai dan
dicintai umatnya, mendoakan dan didoakan oleh umatnya.
Sebagaimana Sabda rasulullah saw.
"Sebaik-baiknyapemimpin adalah mereka yang kamu cintai dan
mencintai kamu, kamu berdoa untuk mereka dan mereka berdoa
untuk kamu. Seburuk-buruk pemimpin adalah mereka yang kamu
benci dan mereka membenci kamu, kamu melaknati mereka dan
mereka melaknati kamu." (H.R. Muslim).
5. Pemimpin harus mengutamakan, membela dan menda-
hulukan kepentingan umat, menegakkan keadilan,
melaksanakan syari'at, berjuang menghilangkan segala
bentuk kemunkaran, kekufuran, kekacauan, dan fitnah,
sebagaimana Firman Allah SWT. Dalam Al-Qur'an, Surat
Al-Maidah: 8

6. Pemimpin harus memiliki bayangan sifat-sifat Allah SWT


yang terkumpul dalam Asmaul Husna dan sifat-sifat
Rasul-rasulNya.
Tugas Pemimpin Dlm Islam
• Kepemimpinan adalah keperluan yang
azasi dalam kehidupan manusia. Tugas
kepemimpinan adalah memimpin jiwa-jiwa
manusia untuk tunduk dan taat kepada
Allah dan rasul-Nya, bukan sekedar hal-
hal yang bersifat material, atau dengan
kata lain mendidik iman dan taqwa.
• Pemimpin dalam Islam memiliki fungsi
ganda yang harus dilaksanakan secara
integral. Pertama, adalah
melaksanakan fungsi sebagai leader,
yakni untuk menggantikan misi
kenabian dalam rangka menjaga al-din
(likhilafati al-nubuwah fi kharosati al-
din). Kedua, fungsi manajerial, yaitu
mengatur organisasi untuk urusan
duniawi (fi syiyasati al-dunya) (Imam al-
Mawardi).
.
• Manusia dihadirkan ke bumi adalah
sebagai abdullah dan khalifatullah fi al
ardh. Kedua peran tak bisa dipisahkan,
sebagai abdullah tugasnya menjadi
khalifah dan menjadi khalifah adalah
dalam rangka abdullah. The two faces of
the same coin. Di bumi ada tanah, air,
udara, flora, fauna, dan sebagainya, dan
manusia. Jadi tugas manusia adalah
mengelola alam dan memimpin sesama
manusia. Dan setiap individu harus
bertanggung jawab
Firman Allah :

• “Ingatlah ketika Tuhanmu berfirman kepada


para Malaikat: “Sesungguhnya Aku hendak
menjadikan khalifah di muka bumi.” Mereka
berkata: “Mengapa Engkau hendak menjadikan
(khalifah) di bumi itu orang yang akan membuat
kerusakan padanya dan menumpahkan darah,
padahal kami senantiasa bertasbih dengan
memuji Engkau dan mensucikan Engkau?”
Tuhan berfirman: “Sesungguhnya Aku
mengetahui apa yang tidak kamu ketahui.” (QS
2:30)
Dan Hadits :
• “Dari Abdillah bin Umar berkata : Aku mendengar
Rasulullah saw bersabda: Kamu sekalian adalah
pemimpin, dan kamu bertangbertangggung jawab atas
apa yang kamu pimpin, seorang Imam adalah pemimpin,
dan dia bertanggung jawab dengan kepemimpinannya,
Seorang Laki-laki adalah pemimpin di dalam
keluarganya, dan dia bertanggung jawab atas
keluarganya, Seorang Perempuan adalah pemimpin di
dalam rumah suaminya, dan dia bertanggung jawab atas
rumah suaminya, dan seorang budak adalah pemimpin
atas harta tuannya, dan bertanggung atas harta tuannya,
dan seseorang adalah penjaga atas harta bapaknya dan
bertanggung jawab atas harta bapaknya. Maka kamu
sekalian adalah pemimpin dan bertanggung jawab atas
apa yang kalian pimpin.
• Menjadi khalifah adalah karena tugas mengabdi
kepada Allah (abdullah), karena itu pemimpin
sejatinya adalah Allah. Ketundukan dan
ketaatan sejatinya kepada Allah. Manusia
ditakdirkan sebagai mahluk sosial, maka harus
dan hanya bisa bekerja dalam jama’ah
(kelompok). Tak ada sukses sendiri. Di setiap
kelompok diharuskan ada pemimpinnya.
Kelompok kecil misalnya keluarga atau
kelompok dalam bepergian, maupun kelompok
besar misalnya institusi, suku atau bangsa harus
ada satu orang menjadi pemimpinnya. Untuk
mendapatkan pemimpin yang tepat, maka harus
mengikuti tuntunan Allah dan Rasul-Nya.
• Muhammad Rasulullah Saw. adalah
Pemimpin Agung umat manusia yang
harus diikuti dengan kepatuhan dan
ketaatan seluruh manusia dan semua
kelompok manusia. Maka semua
pemimpin kelompok manusia haruslah
taat kepada Allah dan Rasul-Nya.
Pemimpin kelompok yang tunduk dan taat
kepada Allah dan Rasul-Nya harus ditaati
semua anggota kelompoknya.
Firman Allah :
• “Hai orang-orang yang beriman, taatilah Allah dan taatilah
Rasul-Nya, dan ulil amri di antara kamu. Kemudian jika
kamu berlainan pendapat tentang sesuatu, maka
kembalikanlah ia kepada Allah (Al-Quran) dan Rasul
(sunnahnya), jika kamu benar-benar beriman kepada Allah
dan hari kemudian. Yang demikian itu lebih utama dan
lebih baik akibatnya.” (QS. 4: 59)
Siapa saja yang mengambil sebagai pemimpinnya selain
Allah dan Rasul-Nya maka pemimpinnya adalah iblis. Siapa
saja yang menjadikan orang-orang kafir sebagai
sahabatnya maka mereka termasuk golongan mereka.
Memilih orang Yahudi dan Nasrani menjadi pemimpin
adalah terlarang,
Firman-Nya:
“Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu
mengambil orang-orang Yahudi dan Nasrani menjadi
pemimpin-pemimpin(mu); sebahagian mereka adalah
pemimpin bagi sebahagian yang lain. Barangsiapa
diantara kamu mengambil mereka menjadi pemimpin,
maka sesungguhnya orang itu termasuk golongan
mereka. Sesungguhnya Allah tidak memberi petunjuk
kepada orang-orang yang zalim.” (QS 5: 51)
Menjadikan orang-orang kafir sebagai wali,
pelindung, penolong, teman setia juga terlarang. (QS
3:28; 3:118; 4:89; 4:139; 4:144; 9:16)
• Dalam hal kepemimpinan Muhammad Rasulullah Saw,
setidaknya ada dua hal yang penting yang bisa dipakai
sebagai standar kepemimpinan Islami, yaitu Al Amin dan
Uswah.
Al Amin akan lebih mudah dijelaskan bila kita fahami
sebagai credible, yaitu sebagai pemimpin yang dapat
dipercaya untuk melaksanakan tugas apapun dengan
sukses. Kesuksesan itu dilandasi sikap dan karya
profesional sebagai perwujudan kesalihan, dan juga karena
kepemimpinan visioner, karena kemampuannya
memandang situasi jauh ke depan.
Uswah adalah gambaran sebagai pemimpin yang integritas
dirinya keseluruhannya dapat dipercaya dan dapat ditiru
oleh siapapun, dan siapapun yang menirunya dijamin akan
sukses dunia akhiratnya. Termasuk integritasnya sebagai
pemimpin, dia adalah guru (Jawa : bisa digugu lan ditiru),
panutan, dan trendsetter.

Anda mungkin juga menyukai