Oleh :
FAKULTAS TEKNIK
JURUSAN TEKNIK SIPIL
UNIVERSITAS SEMARANG
2020
i
HALAMAN PENGESAHAN
Disusun Oleh :
NIM : C.111.13.0203
Semarang, ........................................2020
NIS.06557003102147 NIS.06557003102013
Mengetahui
NIS.06557003102020
ii
YAYASAN ALUMNI UNIVERSITAS DIPONEGORO
UNIVERSITAS SEMARANG
UPT PERPUSTAKAAN
Sekretarian : Jl. Soekarno-Hatta, Tlogosari, Semarang 50196 Telp. (024) 6702757 Fax (024) 6702272
Website : http://eskripsi.usm.ac.id e_mail : perpustakaan@usm.ac.id
NIM C.111.13.0203
: ___________________________ Email : Adhikakusuma7@gmail.com
Fakultas TEKNIK
: ___________________________ Program Studi : S1 TEKNIK SIPIL
Dengan ini saya menyerahkan hak non-eksklusif* kepada UPT Perpustakaan Universitas Semarang untuk
menyimpan, mengatur akses serta melakukan pengelolaan terhadap karya saya ini dengan mengacu pada
ketentuan akses SKRIPSI/TA elektronik sebagai berikut (beri tanda ( ✓) pada kotak yang sesuai):
Kategori Upload
Jaringan Lokal USM Jaringan Internet
(✓)
Full Document Full Document
(Judul, Halaman Persetujuan, Surat (Judul, Halaman Persetujuan, Surat Keaslian
Keaslian (Orisinalitas), Abstrak (Orisinalitas), Abstrak (Indonesia-Inggris),
( )
(Indonesia-Inggris), Daftar Isi, Bab I, Daftar Isi, Bab I, Bab II, Bab III, Bab IV, Bab V,
Publish Bab II, Bab III, Bab IV, Bab V, Bab Bab Penutup, Daftar Pustaka, Lembar
Penutup, Daftar Pustaka, Lembar Konsultasi, dan Lembar Publish)
Konsultasi, dan Lembar Publish)
Full Document Half Document
(Judul, Halaman Persetujuan, Surat (Judul, Abstrak (Indonesia-Inggris), Halaman
Keaslian (Orisinalitas), Abstrak Persetujuan, Surat Keaslian (Orisinalitas),
( )
(Indonesia-Inggris), Daftar Isi, Bab I, Daftar Isi, Bab Penutup, Daftar Pustaka)
Approve Bab II, Bab III, Bab IV, Bab V, Bab
Penutup, Daftar Pustaka, Lembar
Konsultasi, dan Lembar Publish)
Jika skripsi saya tidak di Publish atau Approve :
iii
SURAT PERNYATAAN ORISINALITAS
Nim : C.111.13.0203
1. Tugas Akhir dengan judul diatas tidak terdapat karya yang pernah diajukan
untuk memperoleh gelar sarjana di suat Perguruan Tinggi dan sepanjang
pengetahuan saya tidak terdapat karya atau pendapat pernah ditulis atau
diterbitkan oleh orang lain, kecuali yang secara tertulis diacu dalam naskah ini
dan disebutkan dalam daftar pustaka.
2. Saya bertanggung jawab sepenuhnya terhadap orisinalitas isi Tugas Akhir ini.
iv
ABSTRAK
ABSTRACT
Management in a work job is very important to consider in the field of work currently
growing rapidly. Construction management is an organization or individual that is multi-disciplinary.
Construction Management can consist of business entities that require human resources who are
experts in their respective fields who need a POAC (Planning, Organizing, Actuating, and
Controlling) by being systematic and measurable.
At present the Semarang State University in Central Java is underway in the Digitation
Building project located in the southern part of Semarang State University. The work of Digitizing
Building at Semarang State University as the owner and assignor is Semarang State University
(UNNES). As a contractor is PT. Arhadi Fajar Perkasa as the winner of the tender to realize the
project in accordance with the specifications, quality and time planned. Meanwhile, for the grand
design planning, PT. Widha and DED (Detail Engenering Design) planning are held by CV. Identity.
In this building project, there is also construction management which also acts as financial
management, namely PT. Artefak Arkindo.
The research method used in this research is literature review from various sources that
discuss. Data obtained from filling out questionnaires by respondents involved in the Semarang State
University Digitization Building project. The questionnaire used was 45 respondents who answered
the questionnaire.
v
KATA PENGANTAR
Pertama-tama kita panjatkan puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah
melimpahkan rahmat dan hidayah-nya sehingga proposal skripsi ini dapat terselesaikan
dengan baik. Tugas Akhir ini merupakan salah satu syarat untuk mencapai gelar sarjana pada
Fakultas Teknik Jurusan Sipil di Universitas Semarang.
Penulis menyadari dalam penulisan ini tidak terlepas dari berbagai yang telah
memberikan bantuan dan bimbingan. Untuk itu dengan sangat tulus dan kerendahan hati
penulis mengucapkan terimakasih kepada yang terhormat :
1. Bapak Purwanto, S.T, M.T, selaku Dekan Jurusan Teknik Sipil Universutas
Semarang
2. Ibu Ir.Diah Setiati Budiningrum, M.T selaku ketua Jurusan Teknik Sipil
Universitas Semarang
3. Bapak Kusrin, ST, MT selaku wakil ketua jurusan Teknik Sipil Universitas
Semarang
4. Ibu Lila Anggraini, ST, MT. selaku dosen pembimbing Utama
5. Bapak Ir. Bambang Tutuko, M.T, M.M. selaku dosen pembimbing Anggota
6. Kedua orang tua yang telah embimbing kami dengan sepenuh hati sampai saat
ini
7. Teman-teman yang telah memberi dukungan dan membantu kami
Semoga Allah SWT memberikan balasan yang tidak terhingga dan menerangi jalan
kita semua. Dalam menyelesaikan proposal skripsi ini, Penulis telah berusaha dengan segala
daya dan upaya, namun penulis menyadari akan keterbatasan pengetahuan, kemampuan,
pengalaman dan waktu sehingga proposal skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan, maka
dengan segenap hati dan sikap terbuka penulis menerima segala kritik dan saran yang bersifat
membangun demi kesempurnaan proposal skripsi ini dengan harapan Laporan Tugas Akhir
ini dapat bermanfaat bagi kita semua, khususnya teman-teman dari Universitas Semarang.
Semarang, 2020
Penulis
vi
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL..............................................................................................i
LEMBAR PENGESAHAN....................................................................................ii
ABSTRAK ............................................................................................................v
KATA PENGANTAR............................................................................................vi
DAFTAR TABEL..................................................................................................x
vii
2.9.2 Manajemen Konstruksi Sebagai Konsultan ......................................20
BAB III METODOLOGI PENELITIAN................................................................21
3.1 Pendahuluan ..............................................................................................21
3.2 Lokasi Penelitian .......................................................................................22
3.3 Perihal Proyek ...........................................................................................22
3.3.1 Organisasi Proyek............................................................................22
3.4 Sumber Data..............................................................................................23
3.4.1 Data Primer .....................................................................................23
3.4.2 Data Sekunder .................................................................................24
3.5 Pembuatan Kuisioner.................................................................................25
3.6 Metode Analisis dan Pengolahan Data.......................................................25
3.7 Metode Penyimpulan Data.........................................................................27
BAB IV ANALISA DATA ....................................................................................29
4.1 Analisis Deskriptif Responden...................................................................29
4.2 Data Responden.........................................................................................29
4.2.1 Kategori Responden.........................................................................29
4.2.2 Kedudukan atau Jabatan...................................................................30
4.2.3 Usia Responden bekerja dalam Proyek.............................................31
4.2.4 Pendidikan Terakhir Responden.......................................................32
4.2.5 Pengalaman Responden bekerja dalam Proyek.................................33
4.3 Data Terkait Responden ...........................................................................34
4.3.1 Nilai Proyek yang Ditangani Responden ..........................................34
4.3.2 Penerapan Sistem Kerja Manajemen Konstruksi ..............................35
4.3.3 Pengaruh Sistem Kerja Manajemen Konstruksi................................36
4.3.4 Penerapan Sistem Kerja Manajemen Konstruksi Secara Optimal .....37
4.3.5 Penggunaan Sertifikat Keahlian dan Keterampilan...........................38
4.4 Data Hasil Kuisioner Faktor Pengaruh Kinerja Manajemen Konstruksi .....39
4.5 Analisis Faktor Pengaruh Sistem Kerja Manajemen Konstruksi.................44
4.6 Rangking Faktor Pengaruh Sistem Kerja Manajemen Konstruksi ..............49
4.7 Analisa rata-rata faktor Pengaruh Sistem Kerja Manajemen Konstruksi.....56
4.8 Data Hasil Kuisioner Tindakan yang Dilakukan Manajemen Konstruksi ...58
4.9 Analisa Tindakan yang Dilakukan Manajemen Konstruksi ........................63
4.10 Rangking Tindakan yang Dilakukan Manajemen Konstruksi ...................69
4.11 Analisa rata-rata Tindakan yang Dilakukan Manajemen Konstruksi.........75
viii
BAB V PENUTUP.................................................................................................78
5.1 Kesimpulan ...............................................................................................78
5.2 Saran .........................................................................................................81
5.3 Penutup .....................................................................................................82
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................83
LAMPIRAN
ix
DAFTAR TABEL
x
DAFTAR GAMBAR
xi
BAB I
PENDAHULUAN
1
2
1.6 Keaslian
Analisis manajemen konstruksi pada proyek pembanguan gedung juga
beberapa kali pernah dilakukan, antara lain :
1. Ahmad Falasifadin (2017), meneliti tentang Analisis Sistem Kerja Manajemen
Konstruksi Dalam Proyek Pembangunan Gedung Poltekkes 5 Lantai di
Tembalang. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui sistem kerja Manajemen
Konstruksi yang diterapkan dalam proyek konstruksi sehingga dapat berjalan
dengan baik dan sesuai dengan yang dijadwalkan.
2. Syahreza Haruna (2015), meneliti tentang Analisa Penerapan Manajemen
Waktu Pada Proyek Pembangunan Gedung Pendidikan Terpadu Politeknik
Negeri Manado. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui agar waktu
pelaksanaan sesuai dengan rencana waktu yang telah dipersiapkan sebelum
proyek dimulai, dengan pengendalian menggunakan kurva S dan Network
Diagram yang akan mempermudah dan mempercepat visual antara target dan
kemajuan aktual proyek.
3. Setyadi Asnuddin (2018), meneliti tentang Penerapan Manajemen Konstruksi
Pada Tahap Controlling Proyek (Studi Kasus : Bangunan Laboratorium
Fakultas Teknik Universitas Sam Ratulangi Manado). Penelitian ini dilakukan
5
BAB I PENDAHULUAN
Dalam bab ini akan membahas tentang latar belakang masalah, tujuan
penelitian, manfaat penelitian, rumusan masalah, pembatasan masalah, serta
sistematika penulisan.
BAB II LANDASAN TEORI
Dalam bab ini berisi Bab ini berusaha menguraikan dan membahas bahan
bacaan yang relevan dengan pokok bahasan study, sebagai dasar untuk
mengkaji permasalahan yang ada dan menyiapkan landasan teori.
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
Dalam bab ini menguraikan tentang tahapan penalitian, pelaksanaan
penelitian, teknik pengumpulan data, peralatan penelitian, jenis data yang
diperlukan, pengambilan data, dan analisis data.
BAB IV ANALISIS DAN PEMECAHAN MASALAH
Dalam bab ini berusaha menguraikan analisis perhitungan dan pemecahan
permasalahan yang ada dalam penelitian ini.
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
Dalam bab ini menguraikan kesimpulan yang diperoleh dari analisis yang
telah dilakukan dan berikut saran-saran.
BAB II
LANDASAN TEORI
6
7
Manajemen konstruksi telah diakui sebagai suatu cabang manajemen yang khusus,
yang dikembangkan dengan tujuan untuk dapat melakukan koordinasi dan pengendalian
atas beberapa kegiatan pelaksanaan proyek yang sifatnya kompleks. Dengan demikian,
teknik/ manajemen yang dapat mengakomodasi kebutuhan sumber daya konstruksi selalu
dilakukan peninjauan dan penyesuaian terus menerus, setiap saat dalam menyelesaikan
pelaksanaan pekerjaan yang sedang berjalan.
Kontrol terhadap waktu dapat dilakukan jika sudah dibuat time schedule yang teliti
dan akurat yang disesuaikan dengan kemampuan kontraktor dan waktu kontrak yang telah
ditentukan oleh owner. Dalam time schedule dilengkapi dengan bobot atau nilai pekerjaan
yang berupa grafik komulatif dari masing – masing pekerjaan terhadap waktu.
Dengan adanya wewenang proyek maka akan terlihat batasan mengenai tugas,
wewenang dan tanggung jawab dari pihak – pihak yang terlibat dalam proyek baik
langsung maupun tidak langsung, sehingga tidakakan terjadi adanya tugas dan tanggung
jawab yang dilakukan secara bersamaan.
a. Pembentukan situasi dimana keputusan yang mantap dapat diambil pada tingkat
manajemen yang paling rendah dan mendelegasikan kepada yang mampu.
b. Memotivasi orang – orang untuk memberikan yang terbaik dalam batas
kemampuannya dengan menerapkan hubungan manusiawi.
c. Pembentukan semangat kerja sama kelompok dalam organisasi sehingga fungsi
organisasi dapat berjalan secara utuh.
d. Penyediaan fasilitas yang memungkinkan orang – orang yang terlibat dalam proyek
meningkatkan kemampuan dan cakupannya.
Apabila fungsi – fungsi manajemen proyek dapat direalisasikan dengan jelas dan
terstruktur, maka tujuan akhir dari sebuah proyek akan mudah terwujud, yaitu :
1. Tepat Waktu
2. Tepat Kuantitas
3. Tepat Kualitas
4. Tepat Biaya sesuai dengan biaya rencana
5. Tidak adanya gejolak sosial dengan masyarakat sekitar
6. Tercapainya K3 dengan baik
a. Planning ( Perencanaan )
Fungsi Perencanaan/Planning dari manajemen konstruksi adalah suatu
proses untuk menentukan tindakan masa depan yang tepat, melalui urutan pilihan,
dengan memperhitungkan sumber daya yang tersedia dalam rangka pencapaian
tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya. Pada tahap ini harus menentukan goal
setting atau penetapan tujuan dan membuat suatu perencanaan atau planning.
Planning meliputi pengaturan tujuan dan mencari cara bagaimana untuk mencapai
tujuan tersebut. Planning telah dipertimbangkan sebagai fungsi utama manajemen
dan meliputi segala sesuatu yang manajer kerjakan. Planning penting karena banyak
berperan dalam menggerakan fungsi manajemen yang lain. Contohnya, setiap
manajer harus membuat rencana pekerjaan yang efektif di dalam kepegawaian
organisasi. Dalam perencanaan, ada beberapa faktor yang harus dipertimbangkan.
Yaitu harus SMART :
1. Specific artinya perencanaan harus jelas maksud maupun ruang lingkupnya.
Tidak terlalu melebar dan terlalu idealis.
2. Measurable artinya program kerja atau rencana harus dapat diukur tingkat
keberhasilannya.
3. Achievable artinya dapat dicapai. Jadi bukan anggan-angan.
4. Realistic artinya sesuai dengan kemampuan dan sumber daya yang ada. Tidak
terlalu mudah dan tidak terlalu sulit. Tapi tetap ada tantangan.
5. Time artinya ada batas waktu yang jelas. Mingguan, bulanan, triwulan,
semesteran atau tahunan. Sehingga mudah dinilai dan dievaluasi.
b. Organizing ( Organisasi )
Fungsi Organizing/Organisasi dari manajemen konstruksi adalah
mengelompokkan kegiatan-kegiatan yang diperlukan, dan bagaimana hubungan
antar kegiatan tersebut dalam suatu bentuk struktur organisasi atau institusi. Dalam
hal ini organisasi berarti sebagai wadah atau tempat menyatukan pemikiran dari
sekelompok orang didalamnya diantaranya owner, Konsultan Perencana, Pihak
Kontraktor, dan Konsultan Pengawas untuk mencapai satu tujuan.
Organizing adalah proses dalam memastikan kebutuhan manusia dan fisik setiap
10
sumber daya tersedia untuk menjalankan rencana dan mencapai tujuan yang
berhubungan dengan organisasi. Organizing juga meliputi penugasan setiap
aktifitas, membagi pekerjaan ke dalam setiap tugas yang spesifik, dan menentukan
siapa yang memiliki hak untuk mengerjakan beberapa tugas. Aspek utama lain
dari organizing adalah pengelompokan kegiatan ke departemen atau beberapa
subdivisi lainnya. Misalnya kepegawaian, untuk memastikan bahwa sumber daya
manusia diperlukan untuk mencapai tujuan organisasi. Memekerjakan orang untuk
pekerjaan merupakan aktifitas kepegawaian yang khas. Kepegawaian adalah suatu
aktifitas utama yang terkadang diklasifikasikan sebagai fungsi yang terpisah
dari organizing. Agar tujuan tercapai maka dibutuhkan pengorganisasian. Dalam
organisasi biasanya diwujudkan dalam bentuk bagan organisasi. Yang kemudian
dipecah menjadi berbagai jabatan. Pada setiap jabatan biasanya memiliki tugas,
tanggung jawab, wewenang dan uraian jabatan (Job Description). Semakin tinggi
suatu jabatan biasanya semakin tinggi tugas, tanggung jawab dan wewenangnya.
Biasanya juga semakin besar penghasilannya. Dengan pembagian tugas tersebut
maka pekerjaan menjadi ringan. Berat sama dipikul, ringan sama dijinjing. Disinilah
salah satu prinsip dari manajemen. Yaitu membagi-bagi tugas sesuai dengan
keahliannya masing-masing.
c. Actuating ( Pelaksanaan )
Fungsi actuating/pelaksanaan dalam manajemen konstruksi bertujuan untuk
mewujudkan bangunan yang dibutuhkan oleh pemilik proyek, dan yang sudah
dirancang oleh konsultan perencana dalam batasan biaya dan waktu yang telah
disepakati, serta dengan mutu yang disyaratkan. Perencanaan dan pengorganisasian
yang baik kurang berarti bila tidak diikuti dengan pelaksanaan kerja. Untuk itu maka
dibutuhkan kerja keras, kerja cerdas dan kerjasama. Semua sumber daya manusia
yang ada harus dioptimalkan untuk mencapai visi, misi dan program kerja
organisasi. Pelaksanaan kerja harus sejalan dengan rencana kerja yang telah disusun.
Kecuali memang ada hal-hal khusus sehingga perlu dilakukan penyesuian. Setiap
SDM harus bekerja sesuai dengan tugas, fungsi dan peran, keahlian dan kompetensi
masing-masing SDM untuk mencapai visi, misi dan program kerja organisasi yang
telah ditetapkan.
11
Dalam tahap ini, fungsi actuating dibagi menjadi 2, yaitu fungsi staffing dan fungsi
directing. Fungsi staffing berkenaan dengan pengerahan (recruitment), penempatan,
penilaian kinerja, pelatihan, dan pengembangan tenaga kerja dalam organisasi.
Sedangkan fungsi directing merupakan usaha utuk memobilisasi sumber-sumber
daya yang dimiliki oleh organisasi agar dapat bergerak dalam satu kesatuan sesuai
dengan rencana yang telah dibuat. Dalam tahapan proses directing juga terkandung
usaha-usaha bagaimana memotivasi agar dapat bekerja dengan baik dan bagaimana
proses kepemimpinan agar tercapai tujuan.
d. Controlling ( Pengawasan )
Fungsi pengendalian dari manajemen konstruksi terdiri dari fungsi controlling,
supervising, dan koordinasi. Agar pekerjaan berjalan sesuai dengan visi, misi,
aturan dan program kerja maka dibutuhkan pengontrolan. Baik dalam bentuk
supervisi, pengawasan, inspeksi hingga audit. Kata-kata tersebut memang memiliki
makna yang berbeda, tapi yang terpenting adalah bagaimana sejak dini dapat
diketahui penyimpangan-penyimpangan yang terjadi. Baik dalam tahap
perencanaan, pelaksanaan maupun pengorganisasian. Sehingga dengan hal tersebut
dapat segera dilakukan koreksi, antisipasi dan penyesuaian-penyesuaian sesuai
dengan situasi, kondisi dan perkembangan zaman. Fungsi controlling
membandingkan apa yang seharusnya terjadi dan apa yang telah terjadi agar hasil
pelaksanaan pekerjaan bangunan sesuai dengan persyaratan/spesifikasi yang telah
ditetapkan. Fungsi supervising adalah interaksi langsung antara individu-individu
dalam suatu organisasi untuk mencapai tujuan orang tersebut. Sedangkan fungsi
koordinasi dapat dengan pihak eksternal (owner, konsultan dan lain sebagainya
untuk mencapai sasaran perusahaan dan nilai positif bagi hubungan bisnis terutama
dalam rangka penyelesaian pekerjaan/proyek, maupun dengan pihak internal
(proyek dan perusahaan) untuk memastikan bahwa kepentingan proyek bisa
dimengerti dan mendapat dukungan perusahaan, maka data komunikasi harus
lengkap, jelas, informatif, serta meyakinkan.
konstruksi proyek Anda. Pada tahap pra-konstruksi, kita akan melakukan semua yang
diperlukan studi kelayakan dan penelitian. Kemudian datang desain dan perencanaan.
Setelah spesifikasi teknis dan tujuan penjadwalan yang didefinisikan dengan baik,
pekerjaan dilanjutkan oleh pembangunan dan kontraktor untuk memulai membangun
aktual dibawah pengawasan yang ketat kami dengan menekankan pada independen dari
para profesional lain yang terlibat dalam konstruksi. Netralitas ini memungkinkan untuk
secara objektif dan tidak memihak menyarankan klien pada pilihan Konsultan dan
kontraktor, yang memungkinkan klien untuk mendapatkan manfaat maksimal.
Peranan Manajemen Konstruksi pada tahapn proyek konstruksi dapat dibagi menjadi :
1. Agency Construction Management (ACM)
Pada sistem ini konsultan manajemen konstruksi mendapat tugas dari pihak pemilik
dan berfungsi sebagai koordinator “penghubung” (interface) antara perancangan
dan pelaksanaan serta antar para kontraktor. Konsultan MK dapat mulai dilibatkan
mulai dari fase perencanaan. Pihak pemilik mengadakan ikatan kontrak langsung
dengan beberapa kontraktor sesuai dengan paket-paket pekerjaan yang telah
disiapkan.
2. Extended Service Construction Manajemen (ESCM)
Jasa konsultan MK dapat diberikan oleh pihak perencana atau pihak kontraktor.
Apabila perencana melakukan jasa Manajemen Konstruksi, akan terjadi “konflik-
kepentingan” karena peninjauan terhadap proses perancangan tersebut dilakukan
oleh konsultan perencana itu sendiri, sehingga hal ini akan menjadi suatu
kelemahan pada sistem ini. Pada type yang lain kemungkinan melakukan jasa
Manajemen Konstruksi berdasarkan permintaan Pemilik ESCM/ KONTRAKTOR.
3. Owner Construction Management (OCM)
Dalam hal ini pemilik mengembangkan bagian manajemen konstruksi profesional
yang bertanggungjawab terhadap manajemen proyek yang dilaksanakan.
4. Guaranted Maximum Price Construction Management (GMPCM)
Konsultan ini bertindak lebih ke arah kontraktor umum daripada sebagai wakil
pemilik. Disini konsultan GMPCM tidak melakukan pekerjaan konstruksi tetapi
bertanggungjawab kepada pemilik mengenai waktu, biaya dan mutu. Jadi dalam
Surat Perjanjian Kerja/ Kontrak konsultan GMPCM tipe ini bertindak sebagai
pemberi kerja terhadap para kontraktor (sub kontraktor).
13
2. Tim MK sudah berperan sejak awal disain, pelelangan dan pelaksanaan proyek
selesai, setelah suatu proyek dinyatakan layak ('feasible ") mulai dari tahap disain.
Proyek gedung dengan nilai kontrak yang besar biasanya akan membutuhkan suatu
konsultan pengawas yang mengawasi jalannya proyek. Bisanya konsultan pengawas pada
proyek gedung di sebut Manajemen Konstruksi. Adapun tugas dari manajemen konstruksi
yaitu:
1. Tahap Persiapan
a. Membantu Pemberi Tugas menyusun program penyelenggaraan proyek
mencakup Sasaran dan perumusan proyek, Identifikasi alokasi sumber
dana, Membuat proyeksi arus dana dan Identifikasi kualitas dan kuantitas proyek
dalam kaitanya dengan sasaran proyek.
b. Menentukan dan mengatur paket-paket pekerjaan.
14
2. Tahap Perancangan
a. Meneliti dan mengevaluasi dokumen pelelangan yang berkaitan dengan Building
Order yang berlaku, Asumsi-asumsi dan perhitungan-perhitungan, Kemudahan
dalam pelaksanaan dan pemeliharaan bangunan, Efisiensi penggunaan bahan,
Kelengkapan kejelasa dan konistensi gambar-gambar dalam dokumen tender,
kejelasan spesifikasi teknis dan Bill Of Quantity.
b. Mengevaluasi dokumen pelelangan (gambar dan RKS) bersama Konsulan
perencana sebelum didistribusikan kepada para Kontraktor.
c. Menyusun dan membagi paket-paket pekerjaan yang akan dilelang berikut batas
kerjanya sehingga tidak terjadi overlapping ataupun "grey area" antara paket yang
satu dengan paket yang lainnya.
3. Tahap Pelelangan
a. Menyusun schedule pelelangan.
b. Menyusun kelompok-kelompok paket pekerjaan beserta dengan rencana anggaran
biaya kelompok paket.
c. Untuk dan atas nama Pemberi Tugas melakukan seleksi calon peserta lelang (
pemborong/supplier).
d. Mengandakan rapat persiapan tender bersama konsultan perencana dan Pemberi
Tugas.
e. Menyiapkan dokumen-dokumen pelelangan.
f. Menyelenggarakan rapat penjelasan.
15
g. Memberikan masukan pada Pemberi Tugas dalam hal tata cara untuk menentukan
pemenang.
h. Menyiapkan penyusun Dokumen-dokumen kontrak.
4. Tahap Pelaksanaan
a. Mengevaluasi, mengkoordinasikan dan mengendalikan progran kegiatan konstruksi
yang disusun oleh Kontraktor, meliputi program pencapaian sasaran konstruksi,
program penyediaan dan penggunaan tenaga kerja, program penyediaan dan
penggunaan peralatan/perlengkapan, program penyediaan dan penggunaanmaterial,
program penyediaan dan penggunaaninformasi dan program penyediaan dan
penggunaan dana.
b. Melakukan pengawasan umum, pegawasan lapangan dan inspeksi kegiatan-
kegiatan pembangunan agar pelaksanaan teknis maupun administrasi dapat
diakukan secara terus-menerus sampai dengan pekerjaan diserahterimakan untuk
kedua kalinya.
c. Memeriksa jadwal waktu pelaksanaan yang diajukan oleh Kontraktor (Time
Schedule), Bar Chart dan S-Curve serta Network Planning.
d. Penetapan koreksi teknis bila terjadi penyimpangan dengan tindak lanjutnya berupa
koordinasi antara Kontraktor, Sub-Kontraktor dan Pelaksana Proyek lainnya.
e. Membantu pemberi tugas melaksanakan value engineering yang dilaksanakan oleh
konsultan value engineering atau kontraktor pemenang lelang yang mengajukan
value engineering perubahan proposal.
f. Mengendalian kegiatan konstruksi yang meliputi mengawasi pelaksaan pekerjaan
konstruksi dari segi kuantitas serta laju pencapaian volume, Mengawasi
pelaksanaan pekerjaan serta produknya maupun ketepatan waktu dan biaya
pekerjaan konstruksi, Mengumpulkan dan mengusulkan kepada pemberi tugas atas
semua perubahan-perubahan serta penyesuaian dilapangan untuk memecahkan
persoalan yang terjadi selama pekerjaan konstruksi, Menyelenggarakan rapat-rapat
lapangan secara berkala dan membuat laporan mingguan dan bulanan pekerjaan
manajemen konstruksi, Menyusun daftar kekurangan-kekurangan dan cacat-cacat
pekerjaan pada masa pelaksanaan, serta mengawasi pelaksanaan, Mengevaluasi dan
merekomendasikan 5 (lima) set gambar-gambar yang sesuai dengan pelaksanaan di
lapangan (as build Drawings) yang dibuat oleh kontraktor.
16
5. Tahap Pemeliharaan
a. Menyusun/check list pekerjaan pemeliharaan Berita Acara serta Serah Terima II
Pekerjaan Konstruksi
b. Mengevaluasi dan merekomendasikan penyusunan buku petunjuk penggunaan dan
perawatan bangunan gedung.
c. Memproses administrasi proyek, antara lain jaminan/garansi dan sertifikat-
sertifikat.
d. Menyempurnakan buku petunjuk (Manual Book) yang disusun oleh Kontraktor
mengenai penggunaan dan pemeliharaan bangunan serta perlengkapan untuk
keperluan inspeksi bangunan.
e. Menyusun laporan akhir.
17
d. Cakupan (Scope) proyek yang digarap sewajarnya, biasanya proyek yang berhasill
memliki cakupan (scope) yang jelas, tidak serakah dan hasilnya pun sempurna.
e. Biaya yang dikeluarkan ketika proyrk terselesaikan tidak jauh dari rencana awal,
maksudnya jangan sampai biaya yang dikeluarkan sudah besar, akan tetapi kualitas
dari hasil sebuah proyek mengecewakan. Atau biaya yang dikeluarkan sudah
banyak hasil proyeknya telat waktu.
f. Kualitas yang baik, maksudnya ketika dilakukan proses pengujian hasil proyek
sesuai dengan apa yang diharapkan. Jangan sampai hasil dari sebuah proyek cepat,
tapi kualitasnya dikorbankan.
g. Ketrampilan sumber daya manusia, maksudnya diperlukan SDM yang mempunyai
kompetensi yang unggul atau ahli didalam bidangnya. SDM yang mempunyai jiwa
disiplin tepat waktu, dapat membuat lingkungan kerja yang kondusif, serta pekerja
yang dapat diatur oleh manajer.
h. Komunikasi yng baik, maksudnya begini ketika tim proyek menjalankan sebuah
proyek ada baiknya menjalin hubungan secara terus menerus kepada pemilik dan
pengguna. Dan tidak menutup kemungkinan proyek yang berhasil adalah tim yang
dapat menjalin komunikasi sesama tim
i. Resiko yang ditimbulkandari sebuah proyek kecil, sebisa mungkin proyek yang
dijalankan tidak menimbulkan resiko. Diharapkan seminimal mungkin resiko
terjadi dalam sebuah proyek.
j. Yang terakhir hasil dari sebuah proyek diharapkan tidak menimbulkan suatu
permasalahan baru diperusahaan dalam artikata malah menyulitkan perusahaan
dalam menjalankan kegiatan operasional perusahaan.
Pihak-pihak yang menentukan keberhasilan dari suatu proyek :
a. Owner/ Pemilik, pihak utama yang menetukan proyek berhasil atau tidak. Karena
pihak ini merupakan ide utama sekaligus pemilik investasi materi berupa budget
pada sebuah proyek.
b. User/Pengguna, pihak kedua yang menetukan hasil proyek tersebut gagal. Karena
pada tahap ini adalah tahap dimana hasil tersebut akan digunakan. Orang yang
merasakan ketika menggunakan hasil dari proyek tersebut akan lebih nyaman atau
tidak.
c. Lingkungan/ Pihak luar seperti pemerintah, lingkungan sekitar atau bahkan Suplier
dalam suatu proyek penjualan. Pihak luar dapat merasakan langsung ketika hasil
19
suatu proyek berhasil dan terselesaikan. Cara mengukur kebutuhan dari suatu
proyek dapat digunakan beberapa tehnik, kebanyakan dari proyek besar
menggunakan tehnik Gant Chart. Tetapi untuk sebuah proyek yang kompleks dan
membutuhkan biaya yang cukup besar dapat menggunakan tehnik CPM (Critical
Path Mehtode) dan PERT (Program Evaluation and Review Technique). Dari
beberapa cara mengukur kebutuhan dari sebuah proyek disesuaikan dengan mode
dan seberapa besar proyek tersebut.
OWNER
KONSULTAN
MANAJEMEN
KONSTRUKSI
KONTRAKTOR KONSULTAN
PERENCANA
Keterangan : = Hubungan Koordinasi
a. Sistematis, apabila penelitian dilaksanakan menurut pola tetentu, dari yang paling
sederhana sampai kompleks hingga tercapai tujuan secara efektif dan efisien.
c. Mengikuti konsep ilmiah, apabila mulai dari awal sampai akhir kegiatan penelitian
mengikuti cara- cara yang sudah ditentukan, yaitu prinsip memperoleh ilmu
pengetahuan.
Penelitian mempunyai tujuan agar kegiatan penelitian tidak lepas dari kerangka
tujuan yaitu pemecahan permasalahan. Penelitian juga harus terencana dengan baik mulai
dari persiapan, pelaksanaan sampai dengan penyelesaian laporan dengan mengikuti
metodologi yang benar. Metodologi penelitian pada dasarnya merupakan cara ilmiah
untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu (Sugiyono, 1999).
21
22
OWNER
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
KONTRAKTOR PELAKSANA
PT.ARHADI FAJAR
Sub-kon Sub-kon
Sumber data terbagi menjadi dua yaitu data primer dan data sekunder. Data
primer adalah yang diperoleh secara langsung dari narasumber. Sedangkan data sekunder
adalah Data yang diperoleh dari kepustakaan, yang meliputi jurnal-jurnal buku-buku
yang berkaitan dengan pokok permasalahan. Pada penelitian ini pengambilan sampel
menggunakan metode random sampling yaitu setiap individu dalam populasi memiliki
kesempatan yang sama untuk dipilh menjadi anggota sample. Penelitian ini berdasarkan
presepsi kontraktor atau para penyedia jasa tentang masalah hubungan faktor-faktor yang
memperngarungi penerapan sistem kerja manajemen konstruksi pada proyek
pembangunan gedung di kota Semarang. Dengan target responden yaitu rerponden yang
bergerak dalam bidang usaha jasa kontrusi di Semarang. Responden yang akan diberi
kuisioner berjumlah 45. Kuisioner akan dibagikan kepada pihak-pihak yang
bersangkutan dalam proyek Gedung Digitasi Universitas Negeri Semarang.
Data primer adalah data yang diperoleh secara langsung dari narasumber. Data
primer yang dibutuhkan yaitu pendapat dari pihak Owner, Kontraktor dan Konsultan MK
tentang faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja MK. Pada penelitian ini data-data
tersebut diperoleh dengan cara sebagai berikut :
1. Observasi
Data Observasi dilakukan dengan factual, cermat dan terperinci mengenai keadaan
lapangan , permasalahan permasalahan di lapangan yang dapat mempengaruhi
kinerja Manajemen Konstruksi (MK).
2. Wawancara
Yang perlu diperhatikan dalam wawancara ini adalah informasi dari responden
meliputi Owner, Kontraktor, dan Konsultan MK berfungsi sebagai memperjelas
atas jawaban kuisioner yang telah diisi oleh responden.
3. Kuisioner
a. Bagian A
Berisi tentang data responden yang meliputi data diri yaitu nama, jabatan
dalam perusahaan, latar belakang pendidikan, dan pengalaman kerja dalam
bidang jasa konstruksi.
b. Bagian B
Berisi tentang profil data perusahaan responden yang meliputi kategori
perusahaan, jumlah karyawan, klasifikasi dan nilai kontrak pekerjaan yang
terakhir atau yang sedang dilakukan .
c. Bagian C
Pada bidang ini dibagi menjadi 2 bagian yaitu
1. Bagian C.1
Pada bagian ini berhubungan dengan pernyataan mengenai pokok-pokok
yang mempengaruhi penerapan sistem kerja manajemen konstruksi dalam
Proyek Gedung Digitasi Universitas Negeri Semarang yang
bapak/ibu/saudara ketahui terutama di lihat dari aspek dasar menejemen
konstruksi P (Planning / Perencanaan), O (Organizing/Pengorganisasi), A
(Actuating/Pelaksanaan), C (Controlling/ Pengendalian).
2. Bagian C.2
Pada bagian ini berhubungan dengan pernyataan mengenai tindakan-
tindakan yang dilakukan agar berjalan dengan baik penerapan sistem kerja
manajemen konstruksi dalam proyek Gedung Digitasi Universitas Negeri
Semarang yang bapak/ibu/saudara ketahui terutama di lihat dari aspek
dasar menejemen konstruksi P (Planning / Perencanaan), O
(Organizing/Pengorganisasi), A (Actuating/Pelaksanaan), C (Controlling/
Pengendalian).
Data ini diperoleh dengan melakukan studi pustaka yang berkaitan dengan pokok
permasalahan dalam kinerja Manajemen Konstruksi yakni meliputi Rencana Kerja dan
Syarat-syarat (RKS), dan Kerangka Acuan Kerja (KAK).
25
Pada pembuatan kuesioner ada beberapa prosedur yang diterapkan, antara lain :
Proses analisis data dimulai dengan mengumpulkan seluruh data yang telah
berhasil dari responden. Setelah dibaca, dipelajari maka langkah selanjutnya adalah
melakukan pengolahan dan analisa data. Metode yang digunakan untuk mencari
keberhasilan penerapan sistem manajemen konstruksi pada proyek Gedung Digitasi
Universitas Negeri Semarang adalah metode kuantitatif. Langkah yang dilakukan dalam
analisis data pada penelitian ini adalah sebagai berikut
tersebut. Nilai rata-rata akan digunakan untuk memberikan nilai akan pengaruh
keberhasilan dari penerapan sistem kerja manajemen konstruksi dalam proyek
Gedung Digitasi Universitas Negeri Semarang.
Dimana :
̅
IKR =
Dimana :
Setelah nilai mean dan rangking diketahui, kemudian kita menentukan range untuk
mengelompokan masing-masing variabel, dengan meberi 4 pilihan sesuai dengan tingkat
kepentingan dan untuk kepentingan dilapangan
Cara penyimpulan data adalah dengan cara menarik kesimpulan berdasarkan
analisis data yang telah dilakukan yang termasuk kategori faktor-faktor yang
mempengaruhi penerapan sistem kerja manajemen konstruksi yaitu dengan :
1. Menentukan interval yang setuju sampai yang tidak setuju dengan melihat kriteria
skor hasil analisa sebagai berikut.
Tabel 3-1 Penilaian Hasil Kuisioner
ANALISA DATA
Pada penelitian ini diperoleh dari data pribadi responden yang diolah dan hasilnya
dipergunakan untuk memberikan penjelasan ataupun gambaran tentang responden yang
akan ditampilkan dalam bentuk tabel dan grafik. Bagian ini terdiri atas :
29
30
35
30
25
20
15
10
5
0
Owner Manajemen Konstruksi Kontraktor
25
20
15
10
5
0
50
40
30
20 persentase (%)
10
0
Kurang dari 20 20 s/d 30 tahun 30 s/d 40 tahun > 40 tahun
tahun
Pada tabel 4.3 terlihat bahwa responden yang ikut berpartisipasi dalam pengisian
kuisioner lebih banyak pekerja dengan usia 30 s/d 40 tahun dengan persentase sebanyak
42,22% kemudian dilanjutkan pekerja dengan usia lebih dari 40 tahun sebanyak 40% dan
pekerja dengan usia 20 s/d 30 tahun sebanyak 17,8%.
70
60
50
40
30 persentase %
20
10
0
SMA/SMK D3 S1 S2 S3
45
40
35
30
25
20 persentase (%)
15
10
5
0
< 5 tahun 5 s/d 10 tahun 10 s/d 15 tahun > 15 tahun
Pada tabel 4. 5 terlihat bahwa responden yang ikut berpartisipasi dalam pengisian
kuisioner lebih banyak pekerja yang sudah bekerja 5 s/d 10 tahun dengan persentase
sebanyak 42,2% , pekerja yang sudah bekerja kurang dari 5 tahun sebanyak 26,7% ,
pekerja yang bekerja 10 s/d 15 tahun sebanyak 24,4% dan pekerja yang sudah bekerja
lebih dari 15 tahun sebanyak 6,7 % .
100
80
60
40 persentase %
20
0
10 jt - 100 jt 100 jt - 1 M 1 M - 50 M > 50 M lainnya
Pada tabel 4.6 menunjukan nilai proyek yang ditangani oleh responden tertinggi
dengan persentase sebanyak 80 % dengan nilai proyek lebih dari 50 M.
120
100
80
60
Persentase %
40
20
0
Sudah Belum
Pada tabel 4.7 Penereapan sistem kerja manajemen konstruksi pada proyek responden
sudah diterapkan secara keseluruhan yaitu sebesar 100%.
120
100
80
60
40
20
0
Ya, Berpengaruh Tidak, Sama Saja
Pada tabel 4.8 Pengaruh pelaksanaan sistem kerja manajemen konstruksi terhadap
waktu pelaksanaan proyek sehingga selesai tepat waktu menurut responden berpengaruh
sebesar 97,8%.
37
70
60
50
40
30
20
10
0
sudah dilaksanakan Dilaksanakan sebagian Tidak dilaksanakan lainnya
Pada tabel 4.9 menurut responden Penerapan sistem kerja Manajemen Konstruksi
secara optimal pada pelaksanaan pekerjaan proyek yang sudah dilaksanakan sebesar 57,8%
dan untuk yang di laksanakan sebagian sebesar 42,2%.
38
90
80
70
60
50
40
30
20
10
0
sudah semuanya sudah sebagian belum semuanya lainnya
Pada tabel 4.10 menurut pengisian kuesioner yang dilakukan oleh responden, tenaga
kerja pada proyek yang sudah mempunyai sertifikat keahlian dan sertifikat keterampilan
secara keseluruhan atau sudah semuanya mencapai 22,2% sedangkan yang sudah sebagian
memiliki sebesar 77,8%.
39
4.4 Data Hasil Kuisioner Faktor Pengaruh Sitem Kerja Manajemen Konstruksi
Tabel 4.11 Data rekapitulasi hasil kuisioner faktor-faktor yang mempengaruhi sistem kerja
manajemen konstruksi dalam Proses Planning, Organizing, Actuating, dan Controlling
pada proyek Gedung Digitasi Universitas Negeri Semarang
Nilai Pengaruh
Penerapan Sistem
Kerja Manajemen
Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Sistem Kerja Konstruksi
No Indikator
Manajemen Konstruksi
TB KB B SB
1 2 3 4
Nilai indeks kemudian disusun berurutan dalam suatu tabel dari nfaktor dengan
nilai rata-rata terkecil. Faktor yang memiliki nilai rata-rata terbesar ditetapkan sebagai
faktor yang paling mempengaruhi. Semakin kecil nilai rata-ratanya, maka semakin kecil
faktor yang mempengaruhi sistem kerja manajemen konstruksi pada proyek Gedung
Digitasi Universitas Negeri Semarang .
45
3 Spesifikasi yang kurang detail dan kurang akurat. 0 1 27 17 151 3,36 0,84 Berpengaruh
46
0 1 23 21
3 Adanya pekerjaan tambah kurang. 151 3,44 0,86 Berpengaruh
0 0 24 21
1 Tenaga Ahli yang kurang berpengalaman. 148 3,47 0,87 Berpengaruh
3 Mutu
0 0 20 25 3,43 Sangat
2 Kurang lengkapnya dokumen kontrak. 163 3,56 0,89
Berpengaruh
0 1 31 13
3 Rapat koordinasi tidak berkala. 151 3,27 0,82 Berpengaruh
47
0 3 25 17
3 Kerusakan bahan ditempat penyimpanan 149 3,31 0,83 Berpengaruh
Tabel 4.13 Rangking faktor-faktor yang mempengaruhi sistem kerja manajemen konstruksi
pada proyek Gedung Digitasi Universitas Negeri Semarang
3,44
1 Adanya pekerjaan tambah kurang. 1 Berpengaruh
3,56 Sangat
1 Kurang lengkapnya dokumen kontrak. 1
Berpengaruh
3 Mutu
Tenaga Ahli yang kurang 3,47
2 2 Berpengaruh
berpengalaman.
3,27
3 Rapat koordinasi tidak berkala. 3 Berpengaruh
51
1 Waktu
3,47
2 Keterlambatan datangnya material 2 Berpengaruh
2 Biaya
Standar material yang digunakan sudah 3,36
2 2 Berpengaruh
tidak tersedia lagi di pasaran.
3,36
3 Keterlambatan pembayaran oleh owner 3 Berpengaruh
1. Perencanaan (Planning)
a. Berdasarkan tabel 4.13 dapat diketahui bahwa menurut responden, faktor yang
sangat berpengaruh dalam sistem kerja manajemen konstruksi pada indikator
waktu adalah waktu yang digunakan untuk membuat gambar kerja yang
terbatas dan tidak memadai. Dengan kurangnya waktu yang digunakan pada
saat membuat gambar kerja tentunya akan mempengaruhi dari kualitas gambar
itu sendiri. Apabila waktu yang di berikan cukup, maka tentunya akan di
dapatkan gambar yang sesuai dengan spesifikasi yang diharapkan. Kemudian
faktor lain yang berpengaruh dalam sistem kerja manajemen konstruksi pada
indikator waktu adalah kekurangan waktu untuk proses recovery akibat
kegagalan dalam proses desain. Pemberian waktu yang tepat dan sesuai dalam
pembuatan desain sangatlah mempengaruhi berhasil tidaknya proses renovasi
itu sendiri.
b. Berdasarkan tabel 4.13 dapat diketahui bahwa menurut responden, faktor yang
sangat berpengaruh dalam sistem kerja manajemen konstruksi pada indikator
biaya adalah perusahaan kehilangan peluang/pasar akibat produk (hasil desain)
tidak sesuai persyaratan. Dengan hilangnya peluang pasar, maka tentunya akan
menurunkan akreditasi atau kualitas dari pada perusahaan atau PT itu sendiri
dan tentunya sulit untuk memenangkan tender yang di ikuti. Kemudian faktor
yang berpengaruh dalam sistem kerja manajemen konstruksi pada indikator
biaya adalah perhitungan volume pekerjaan yang kurang tepat dan tidak sesuai
dengan hasil desain yang sudah ditentukan. Apabila volume pekerjaan kurang
tepat atau tidak sesuai dapat menyebabkan pembengkaaan rencana anggaran
biaya.
c. Berdasarkan tabel 4.13 dapat diketahui bahwa menurut responden, faktor yang
sangat berpengaruh dalam sistem kerja manajemen konstruksi pada indikator
mutu adalah kurangnya ketersediaan tenaga ahli untuk masalah teknis selama
proses perencanaan. Dengan kurangnya tenaga ahli yang berpengalaman, maka
sangatlah mempengaruhi proses pengerjaan renovasi karena Tenaga ahli
memiliki SKA dan SKT yang telah diakui dan memiliki keahlian menurut
bidangnya, tentunya hal ini akan mempercepat proses pengerjaan apabila suatu
proyek memiliki tenaga ahli yag cukup. Kemudian faktor yang berpengaruh
dalam sistem kerja manajemen konstruksi pada indikator mutu adalah ketidak
54
cocokan desain dengan pelaksanaan. Ketika hal ini terjadi dalam suatu proyek,
maka biasanya dilakukan rapat koordinasi untuk mencari solusi dalam
pemecahan masalah desain yang terlanjur dibuat.
2. Pengorganisasian (Organizing)
a. Berdasarkan tabel 4.13 dapat diketahui bahwa menurut responden, faktor yang
sangat berpengaruh dalam sistem kerja manajemen konstruksi pada indikator
waktu adalah koordinasi yang kurang baik antar penyedia jasa konstruksi yang
terlibat dalam proyek. Kurangnya hubungan koordinasi antara penyedia jasa
sangatlah berpengaruh secara langsung terhadap jalannya suatu proyek. Apabila
antara penyedia jasa dapat bekerja sama dengan baik, maka akan dapat saling
membantu dan juga saling melengkapi kekurangan antara tiap-tiap bagian agar
nantinya proyek dapat terselesaikan tepat waktu. Kemudian faktor yang
berpengaruh dalam sistem kerja manajemen konstruksi pada indikator waktu
adalah adanya miss komunikasi antara orang lapangan dan kantor. Koordinasi
antar pekerja disini sangatlah penting mengingat pekerjaan lapangan haruslah
bedasarkan koordinasi dari orang kantor itu sendiri.
b. Berdasarkan tabel 4.13 dapat diketahui bahwa menurut responden, faktor yang
berpengaruh dalam sistem kerja manajemen konstruksi pada indikator biaya
adalah adanya pekerjaan tambah kurang. Dengan adanya pekerjaan tambah
kurang dapat mengakibatkan volume pekerjaan berubah dari yang direncanakan
sehingga berpengaruh terhadap rencana anggaran biaya.
c. Berdasarkan tabel 4.13 dapat diketahui bahwa menurut responden, faktor yang
sangat berpengaruh dalam sistem kerja manajemen konstruksi pada indikator
mutu adalah kurang lengkapnya dokumen kontrak. Kelegkapan dokumen
kontrak sangatlah penting mengingat setiap bulan pihak dari PPK akan
melakukan pemeriksaan terkait kelengkapan dokumen. Apabila dokumen tidak
lengkap, maka akan di mintai pertanggungjawaban terkait ketidak lengkapan
dokumen. Kemudian faktor yang berpengaruh dalam sistem kerja manajemen
konstruksi pada indikator mutu adalah rapat koordinasi tidak berkala. Rapat
koordinasi sangatlah penting, mengingat setiap kejadian dan permasalahan yang
terjadi di lapangan akan dibahas bersama dan dipecahkan masalahnya dalam
rapat koordinasi.
.
55
3. Pelaksanaan (Actuating)
a. Berdasarkan tabel 4.13 dapat diketahui bahwa menurut responden, faktor yang
sangat berpengaruh dalam sistem kerja manajemen konstruksi pada indikator
waktu adalah kondisi cuaca yang buruk saat kegiatan pembangunan proyek.
Kemudian faktor yang berpengaruh dalam sistem kerja manajemen konstruksi
pada indikator waktu adalah pelaksanaan manajemen peralatan dan tenaga kerja
yang kurang baik.
b. Berdasarkan tabel 4.13 dapat diketahui bahwa menurut responden, faktor yang
sangat berpengaruh dalam sistem kerja manajemen konstruksi pada indikator
biaya adalah kesalahan dalam memasukkan data keuangan proyek. Kemudian
faktor yang berpengaruh dalam sistem kerja manajemen konstruksi pada
indikator biaya adalah perhitungan prestasi pekerjaan yang tidak sesuai dengan
spesifikasi kontrak.
c. Berdasarkan tabel 4.13 dapat diketahui bahwa menurut responden, faktor yang
berpengaruh dalam sistem kerja manajemen konstruksi pada indikator mutu
adalah tidak adanya pengajuan metode pelaksanaan atau job mix desain dari
kontraktor untuk setiap tahapan pekerjaan.
4. Pengawasan (Controlling)
a. Berdasarkan tabel 4.13 dapat diketahui bahwa menurut responden, faktor yang
berpengaruh dalam sistem kerja manajemen konstruksi pada indikator waktu
adalah terjadi penyimpangan pelaksanaan di lapangan terhadap master
schedule.
b. Berdasarkan tabel 4.13 dapat diketahui bahwa menurut responden, faktor yang
sangat berpengaruh dalam sistem kerja manajemen konstruksi pada indikator
biaya adalah keterlambatan pencairan dana untuk pembelian material.
Kemudian faktor yang berpengaruh dalam sistem kerja manajemen konstruksi
pada indikator biaya adalah Keterlambatan pembayaran oleh owner.
c. Berdasarkan tabel 4.13 dapat diketahui bahwa menurut responden, faktor yang
berpengaruh dalam sistem kerja manajemen konstruksi pada indikator mutu
adalah penyimpangan terhadap pelaksanaan metode konstruksi.
56
4.7 Analisa Rata – rata Setiap Kelompok faktor-faktor yang mempengaruhi sistem
kerja manajemen konstruksi pada proyek Gedung Digitasi Universitas Negeri
Semarang
Berikut analisa rata-rata dari masing-masing tahapan yang telah didabat dari data
kuisioner.
Tabel 4.14 Analisa rata – rata setiap kelompok faktor-faktor yang mempengaruhi sistem
kerja manajemen konstruksi pada proyek Gedung Digitasi Universitas Negeri Semarang.
No Faktor yang mempengaruhi sistem kerja Rata-
Keterangan
manajemen konstruksi rata
1
Perencanaan (Planning) 3,41 Berpengaruh
2
Pengorganisasian (Organizing) 3,39 Berpengaruh
3
Pelaksanaan (Actuating) 3,44 Berpengaruh
4
Pengawasan (Controlling) 3,37 Berpengaruh
3.46
3.44
3.42
3.4
3.38
3.36
3.34
3.32
Planning Organizing Actuating Controlling
Tabel 4.15 Data rekapitulasi hasil kuisioner Tindakan-tindakan yang mempengaruhi sistem
kerja manajemen konstruksi dalam Proses Planning, Organizing, Actuating, dan
Controlling pada proyek Gedung Digitasi Universitas Negeri Semarang
Nilai Pengaruh
Penerapan Sistem
Tindakan-Tindakan yang Dilakukan Manajemen Kerja Manajemen
No Indikator Konstruksi Dalam Proses P (Planning) / Konstruksi
Perencanaan
TB KB B SB
1 2 3 4
Mempermudah proses persetujuan dalam 0 1 29 15
1 perubahan desain yang dapat mempersingkat
waktu.
Meningkatkan instruksi pekerjaan untuk 0 0 21 24
1 Waktu 2 meningkatan produktivitas antar tenaga kerja
untuk menghasilkan gambar kerja.
Mencari informasi yang bisa membantu 0 2 28 15
3 mempercepat proses recovery supaya tidak ada
tambahan biaya yang perlu dikeluarkan.
Diadakan proses monitoring secara berkala untuk
mengendalikan perkembangan perubahan 0 0 28 17
1 sehingga meminimalisir terjadinya cost over run
(pembengkakan biaya) selama proses desain.
0 1 27 17
Mengontrol dan mengurangi permasalahan yang
1
terjadi antara desain dengan pelaksanaan.
0 0 27 18
Menambah tenaga untuk membantu mempercepat
3 Mutu 2
proses perencanaan.
Nilai Pengaruh
Penerapan Sistem
Tindakan-Tindakan yang Dilakukan Kerja Manajemen
No Indikator ManajemenKonstruksi Dalam Proses O Konstruksi
(Organizing)/Pengorganisasian
TB KB B SB
1 2 3 4
Melakukan identifikasi masalah dan memberikan 0 0 24 21
1 Waktu 1 pertimbangan dalam mengambil keputusan
sehingga lebih cepat.
0 0 27 18
Melakukan koordinasi antara pihak-pihak yang
2
terlibat dalam pelaksanaan konstruksi fisik.
0 0 24 21
Membuat rencana pengkoordinasian pelaksanaan
3
kerja dilapangan
0 0 30 15
Melakukan review dan control terhadap pemilihan
1
tenaga ahli sehingga efektif dan efisien.
Nilai Pengaruh
Penerapan Sistem
Tindakan-Tindakan yang Dilakukan Manajemen
Kerja Manajemen
No Indikator Konstruksi Dalam Proses A (Actuating) /
Konstruksi
Pelaksanaan
TB KB B SB
1 2 3 4
Melakukan analisis terhadap kebutuhan kapasitas 0 0 32 13
1 peralatan, tenaga kerja yang diperlukan, maupun
jadwal penyediaan material.
0 3 25 17
Pengalihan pekerjaan lain yang dapat dikerjakan
3
saat kondisi cuaca buruk
0 0 22 23
2 Biaya Mengontrol dan mengoreksi estimasi biaya
2
pengeluaran proyek
0 0 24 21
Mengidentifikasi permasalahan dan penyelesaian
3
masalah yang menyebabkan proyek terlambat
Nilai Pengaruh
Penerapan Sistem
Tindakan-Tindakan yang Dilakukan Manajemen Kerja Manajemen
No Indikator Konstruksi Dalam Proses C (Controlling) / Konstruksi
Pengawasan
TB KB B SB
1 2 3 4
Menganalisa terhadap kendala-kendala yang
0 0 31 14
terjadi di lapangan kemudian mengejar
1
keterlambatan progres yang terjadi dengan cepat
dan tepat.
Melakukan control dan monitoring terhadap
jumlah tenaga kerja yang digunakan sehingga 0 1 18 26
2 jumlah tenaga kerja dapat tercapai sesuai
1 Waktu kebutuhan dan pekerjaan dapat selesai tepat
waktu.
Menyusun updating time schedule pelaksanaan
apabila terjadi penyimpangan pelaksanaan di 0 0 31 14
3 lapangan terhadap master schedule dalam rang
ka pencapaian target yang sudah disepakati
sebelumnya.
Melakukan persetujuan terhadap perubahan 0 1 17 27
1 material dengan spesifikasi yang setara dengan
material sebelumnya.
Mengevaluasi pelaksanaan pekerjaan apakah 0 0 29 16
2 Biaya 2 sudah sesuai dengan rencana anggaran biaya
proyek
0 0 24 21
Melakukan controlling terhadap pengeluaran
3
diluar pengeluaran proyek
4.9 Analisis tindakan tindakan-tindakan yang Dilakukan Manajemen Konstruksi Untuk Pengendalian Waktu, Biaya, dan Mutu
dalam Proses P (Planning) / Perencanaan, O (Organizing)/Pengorganisasian, A (Actuating)/Pelaksanaan, C
(Controlling)/Pengendalian pada proyek Gedung Digitasi Universitas Negeri Semarang.
1 Waktu 0 0 27 18
Melakukan koordinasi antara pihak-pihak yang terlibat 3,44
2 153 3,40 0,85 Berpengaruh
dalam pelaksanaan konstruksi fisik.
0 0 24 21
Membuat rencana pengkoordinasian pelaksanaan kerja
3 156 3,47 0,87 Berpengaruh
dilapangan
65
1 Melakukan persetujuan terhadap perubahan material dengan 0 1 17 27 161 3,58 0,89 Sangat
spesifikasi yang setara dengan material sebelumnya. Berpengaruh
1. Perencanaan (Planning)
a. Berdasarkan tabel 4.17 dapat diketahui bahwa menurut responden, tindakan
yang dilakukan manajemen konstruksi pada indikator waktu yang sangat
berpengaruh adalah meningkatkan instruksi pekerjaan untuk meningkatan
produktivitas antar tenaga kerja untuk menghasilkan gambar kerja, kemudian
tindakan yang dilakukan manajemen konstruksi yang berpengaruh dalam sistem
kerja manajemen konstruksi pada indikator waktu adalah mencari informasi
yang bisa membantu mempercepat proses recovery supaya tidak ada tambahan
biaya yang perlu dikeluarkan.
b. Berdasarkan tabel 4.17 dapat diketahui bahwa menurut responden, tindakan
yang dilakukan manajemen konstruksi pada indikator biaya yang berpengaruh
adalah fokus pada metode bagaimana mencari dan mengembangkan peluang
pasar. Apabila sudah dilakukan maka akan mempermudah dan memperlancar
pekerjaan.
c. Berdasarkan tabel 4.17 dapat diketahui bahwa menurut responden, tindakan
yang dilakukan manajemen konstruksi pada indikator mutu yang berpengaruh
adalah melakukan tindakan korektif yang tepat sasaran dan paling efektif
selama proses pengecekan spesifikasi berlangsung. Apabila sudah dilaksanakan
akan membuat pekerjaan lebih cepat dan tepat waktu.
2. Pengorganisasian (Organizing)
a. Berdasarkan tabel 4.17 dapat diketahui bahwa menurut responden, tindakan
yang dilakukan manajemen konstruksi pada indikator waktu yang berpengaruh
adalah melakukan identifikasi masalah dan memberikan pertimbangan dalam
mengambil keputusan sehingga lebih cepat. Dengan melakukan identifikasi,
maka permasalahan yang timbul akan lebih cepat terselesaikan.
b. Berdasarkan tabel 4.17 dapat diketahui bahwa menurut responden, tindakan
yang dilakukan manajemen konstruksi pada indikator biaya yang berpengaruh
adalah memimpin dan mengadakan rapat khusus apabila terjadi penyimpangan
terhadap pelaksanaan konstruksi. Supaya dapat dikoreksi bila terjadi
penyimpangan dalam pelaksanaan pekerjaan.
c. Berdasarkan tabel 4.17 dapat diketahui bahwa menurut responden, tindakan
yang dilakukan manajemen konstruksi pada indikator mutu yang berpengaruh
adalah memeriksa dan mempelajari dokumen untuk pelelangan konstruksi yang
74
Tabel 4.18 Analisa rata – rata setiap kelompok tindakan tindakan-tindakan yang
Dilakukan Manajemen Konstruksi
3.43
3.42
3.42
3.41
3.41
3.40
3.40
3.39
3.39
3.38
3.38
Planning Organizing Actuating Controlling
PENUTUP
5.1 KESIMPULAN
78
79
3. Pelaksanaan (Actuating)
a. Faktor yang sangat berpengaruh dalam sistem kerja manajemen konstruksi pada
indikator waktu adalah kondisi cuaca yang buruk saat kegiatan pembangunan
proyek.
b. Faktor yang sangat berpengaruh dalam sistem kerja manajemen konstruksi pada
indikator biaya adalah kesalahan dalam memasukkan data keuangan proyek.
c. Faktor yang sangat berpengaruh dalam sistem kerja manajemen konstruksi pada
indikator mutu adalah Tidak adanya pengajuan metode pelaksanaan atau job
mix desain dari kontraktor untuk setiap tahapan pekerjaan.
4. Pengawasan (Controlling)
a. Faktor yang sangat berpengaruh dalam sistem kerja manajemen konstruksi pada
indikator waktu adalah terjadi penyimpangan pelaksanaan di lapangan terhadap
master schedule.
b. Faktor yang sangat berpengaruh dalam sistem kerja manajemen konstruksi pada
indikator biaya adalah keterlambatan pencairan dana untuk pembelian material.
c. Faktor yang sangat berpengaruh dalam sistem kerja manajemen konstruksi pada
indikator mutu adalah penyimpangan terhadap pelaksanaan metode konstruksi.
tenaga kerja yang digunakan sehingga jumlah tenaga kerja dapat tercapai sesuai
kebutuhan dan pekerjaan dapat selesai tepat waktu.
b. Tindakan yang dilakukan manajemen konstruksi pada indikator biaya yang
sangat berpengaruh adalah melakukan persetujuan terhadap perubahan material
dengan spesifikasi yang setara dengan material sebelumnya.
c. Tindakan yang dilakukan manajemen konstruksi pada indikator mutu yang
sangat berpengaruh adalah mengawasi dan menyetujui pelaksanaan metode
pelaksanaan konstruksi yang sesuai dengan jenis pekerjaan.
5.2 Saran
5.3 Penutup
DAFTAR PUSTAKA
Jurnal Ilmiah MEDIA ENGINEERING Vol. 2, No. 4, November 2012 ISSN 2087-
9334 (247-256)