Anda di halaman 1dari 94

LAPORAN TUGAS AKHIR

ANALISIS KINERJA MANAJEMEN


KONSTRUKSI PADA PROYEK GEDUNG
DIGITASI UNIVERSITAS NEGERI
SEMARANG

Diajukan untuk melengkapi persyaratan menempuh tugas akhir


Program S1 Jurusan Sipil Fakultas Teknik Universitas Semarang

Oleh :

ADHIKA KUSUMA TAMA


C.111.13.0203

FAKULTAS TEKNIK
JURUSAN TEKNIK SIPIL
UNIVERSITAS SEMARANG
2020

i
HALAMAN PENGESAHAN

ANALISIS KINERJA MANAJEMEN KONSTRUKSI PADA


PROYEK GEDUNG DIGITASI UNIVERSITAS NEGERI
SEMARANG

Disusun Oleh :

ADHIKA KUSUMA TAMA

NIM : C.111.13.0203

Tugas Ahir ini telah diterima dan disetujui

Sebagai salah satu persyaratan menempuh ujian akhir

Semarang, ........................................2020

Dosen Pembimbing Utama Dosen Pembimbing Anggota

Lila Anggraini, ST, MT. Ir. Bambang Tutuko M.T,M.M

NIS.06557003102147 NIS.06557003102013

Mengetahui

Ketua Program Studi Fakultas Teknik

Jurusan Teknik Sipil

Ir.Diah Setiati Budiningrum, M.T

NIS.06557003102020

ii
YAYASAN ALUMNI UNIVERSITAS DIPONEGORO 
UNIVERSITAS SEMARANG 
UPT PERPUSTAKAAN  
Sekretarian : Jl. Soekarno-Hatta, Tlogosari, Semarang 50196 Telp. (024) 6702757 Fax (024) 6702272
Website : ​http://eskripsi.usm.ac.id​ e_mail : ​perpustakaan@usm.ac.id

PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLISH

Saya yang bertanda tangan di bawah ini:


Nama : ADHIKA KUSUMA TAMA

NIM C.111.13.0203
: ___________________________ Email : Adhikakusuma7@gmail.com

Fakultas TEKNIK
: ___________________________ Program Studi : S1 TEKNIK SIPIL

Judul SKRIPSI/TA : ANALISIS KINERJA MANAJEMEN KONSTRUKSI PADA PROYEK GEDUNG


DIGITASI UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG

Dengan ini saya menyerahkan hak ​non-eksklusif* kepada UPT Perpustakaan Universitas Semarang untuk
menyimpan, mengatur akses serta melakukan pengelolaan terhadap karya saya ini dengan mengacu pada
ketentuan akses SKRIPSI/TA elektronik sebagai berikut (beri tanda (​ ​✓​)​ pada kotak yang sesuai):
Kategori Upload
Jaringan Lokal USM Jaringan Internet
(​✓​)
Full Document Full Document
(Judul, Halaman Persetujuan, Surat (Judul, Halaman Persetujuan, Surat Keaslian
Keaslian (Orisinalitas), Abstrak (Orisinalitas), Abstrak (Indonesia-Inggris),
( )
(Indonesia-Inggris), Daftar Isi, Bab I, Daftar Isi, Bab I, Bab II, Bab III, Bab IV, Bab V,
Publish Bab II, Bab III, Bab IV, Bab V, Bab Bab Penutup, Daftar Pustaka, Lembar
Penutup, Daftar Pustaka, Lembar Konsultasi, dan Lembar Publish)
Konsultasi, dan Lembar Publish)
Full Document Half Document
(Judul, Halaman Persetujuan, Surat (Judul, Abstrak (Indonesia-Inggris), Halaman
Keaslian (Orisinalitas), Abstrak Persetujuan, Surat Keaslian (Orisinalitas),
( )
(Indonesia-Inggris), Daftar Isi, Bab I, Daftar Isi, Bab Penutup, Daftar Pustaka)
Approve Bab II, Bab III, Bab IV, Bab V, Bab
Penutup, Daftar Pustaka, Lembar
Konsultasi, dan Lembar Publish)
Jika skripsi saya tidak di ​Publish ​atau ​Approve​ :

Note​ ​(​diisi oleh dosen pembimbing)​:

Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya.


29 JULI 2020
Semarang,__________________

ADHIKA KUSUMA TAMA


__________________________
Tanda tangan & nama terang Mahasiswa
Mengetahui,
Pembimbing I Pembimbing II

LILA ANGGRAINI, ST, MT. Ir. BAMBANG TUTUKO M.T, M.M

iii
SURAT PERNYATAAN ORISINALITAS

ANALISIS KINERJA MANAJEMEN KONSTRUKSI PADA PROYEK GEDUNG


DIGITASI UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG

Dipersiapkan dan ditulis oleh:

Nama : ADHIKA KUSUMA TAMA

Nim : C.111.13.0203

Bersama ini saya menyatakan bahwa:

1. Tugas Akhir dengan judul diatas tidak terdapat karya yang pernah diajukan
untuk memperoleh gelar sarjana di suat Perguruan Tinggi dan sepanjang
pengetahuan saya tidak terdapat karya atau pendapat pernah ditulis atau
diterbitkan oleh orang lain, kecuali yang secara tertulis diacu dalam naskah ini
dan disebutkan dalam daftar pustaka.
2. Saya bertanggung jawab sepenuhnya terhadap orisinalitas isi Tugas Akhir ini.

Semarang, Agustus 2020


Penulis,

ADHIKA KUSUMA TAMA


C.111.13.0203

iv
ABSTRAK

Manajemen dalam mengelola suatu kegiatan pekerjaan konstruksi sangat diperlukan


mengingat usaha di bidang konstruksi saat ini semakin berkembang pesat. Manajemen konstruksi
merupakan suatu organisasi atau perorangan yang bersifat multi disiplin. Manajemen Konstruksi
dapat berupa badan usaha yang didalamnya diperlukan sumber daya manusia yang ahli dibidangnya
masing-masing yang mencakup POAC (Planning, Organizing, Actuating, dan Controling) secara
sistimatis dan terukur.
Saat ini Universitas Negeri Semarang Jawa Tengah sedang dilakukan proyek Gedung Digitasi
letaknya di bagian selatan Universitas Negeri Semarang. Pekerjaan Gedung Digitasi Universitas
Negeri Semarang selaku owner dan pemberi tugas adalah Universitas Negeri Semarang (UNNES).
Sebagai kontraktor adalah PT. Arhadi Fajar Perkasa sebagai pemenang tender untuk merealisasikan
proyek sesuai dengan spesifikasi, mutu dan waktu yang telah direncanakan. Sedangkan untuk
perencanaan grand desain dipegang oleh PT. Widha dan perencanaan DED (Detail Engenering
Desain) dipegang oleh CV. Identitas. Didalam proyek gedung ini, terdapat juga manajemen konsruksi
yang juga bertindak selaku manajemen keuangan yaitu PT. Artefak Arkindo
Metode penelitian yang digunakan dalam dalam penelitian ini adalah dengan kajian pustaka
dari berbagai sumber yang berkaitan. Data yang didapatkan berasal dari pengisian kuisioner oleh
responden yang terlibat dalam proyek Gedung Digitasi Universitas Negeri Semarang. Kuisioner yang
digunakan sebanyak 45 responden yang berpartisipasi dalam pengisan kuesioner.

Kata kunci : Analisis, Manajemen Konstruks, Proyek Konstruksi

ABSTRACT

Management in a work job is very important to consider in the field of work currently
growing rapidly. Construction management is an organization or individual that is multi-disciplinary.
Construction Management can consist of business entities that require human resources who are
experts in their respective fields who need a POAC (Planning, Organizing, Actuating, and
Controlling) by being systematic and measurable.

At present the Semarang State University in Central Java is underway in the Digitation
Building project located in the southern part of Semarang State University. The work of Digitizing
Building at Semarang State University as the owner and assignor is Semarang State University
(UNNES). As a contractor is PT. Arhadi Fajar Perkasa as the winner of the tender to realize the
project in accordance with the specifications, quality and time planned. Meanwhile, for the grand
design planning, PT. Widha and DED (Detail Engenering Design) planning are held by CV. Identity.
In this building project, there is also construction management which also acts as financial
management, namely PT. Artefak Arkindo.

The research method used in this research is literature review from various sources that
discuss. Data obtained from filling out questionnaires by respondents involved in the Semarang State
University Digitization Building project. The questionnaire used was 45 respondents who answered
the questionnaire.

Keywords: Analysis, Construction Management, Construction Projects

v
 
 

KATA PENGANTAR
Pertama-tama kita panjatkan puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah
melimpahkan rahmat dan hidayah-nya sehingga proposal skripsi ini dapat terselesaikan
dengan baik. Tugas Akhir ini merupakan salah satu syarat untuk mencapai gelar sarjana pada
Fakultas Teknik Jurusan Sipil di Universitas Semarang.

Penulis menyadari dalam penulisan ini tidak terlepas dari berbagai yang telah
memberikan bantuan dan bimbingan. Untuk itu dengan sangat tulus dan kerendahan hati
penulis mengucapkan terimakasih kepada yang terhormat :

1. Bapak Purwanto, S.T, M.T, selaku Dekan Jurusan Teknik Sipil Universutas
Semarang
2. Ibu Ir.Diah Setiati Budiningrum, M.T selaku ketua Jurusan Teknik Sipil
Universitas Semarang
3. Bapak Kusrin, ST, MT selaku wakil ketua jurusan Teknik Sipil Universitas
Semarang
4. Ibu Lila Anggraini, ST, MT. selaku dosen pembimbing Utama
5. Bapak Ir. Bambang Tutuko, M.T, M.M. selaku dosen pembimbing Anggota
6. Kedua orang tua yang telah embimbing kami dengan sepenuh hati sampai saat
ini
7. Teman-teman yang telah memberi dukungan dan membantu kami
Semoga Allah SWT memberikan balasan yang tidak terhingga dan menerangi jalan
kita semua. Dalam menyelesaikan proposal skripsi ini, Penulis telah berusaha dengan segala
daya dan upaya, namun penulis menyadari akan keterbatasan pengetahuan, kemampuan,
pengalaman dan waktu sehingga proposal skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan, maka
dengan segenap hati dan sikap terbuka penulis menerima segala kritik dan saran yang bersifat
membangun demi kesempurnaan proposal skripsi ini dengan harapan Laporan Tugas Akhir
ini dapat bermanfaat bagi kita semua, khususnya teman-teman dari Universitas Semarang.

Semarang, 2020

Penulis

vi
  
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL..............................................................................................i

LEMBAR PENGESAHAN....................................................................................ii

LEMBAR PUBLISH .............................................................................................iii

LEMBAR ORISINALITAS ...................................................................................iv

ABSTRAK ............................................................................................................v

KATA PENGANTAR............................................................................................vi

DAFTAR ISI .........................................................................................................vii

DAFTAR TABEL..................................................................................................x

DAFTAR GAMBAR .............................................................................................xi

BAB I PENDAHULUAN ......................................................................................1


1.1 Latar Belakang ..........................................................................................1
1.2 Rumusan Permasalahan .............................................................................3
1.3 Tujuan Penelitian.......................................................................................3
1.4 Batasan Penelitian .....................................................................................3
1.5 Manfaat Penelitian.....................................................................................4
1.6 Keaslian ....................................................................................................4
1.7 Sistematika Penulisan ................................................................................5
BAB II LANDASAN TEORI.................................................................................6
2.1 Tinjauan Umum.........................................................................................6
2.2 Manajemen Proyek Konstruksi ..................................................................7
2.3 Tujuan Manajemen Konstruksi ..................................................................7
2.4 Fungsi Manajemen Konstruksi ..................................................................8
2.5 Peranan Manajemen Konstruksi ................................................................11
2.6 Penerapan Manajemen Konstruksi.............................................................13
2.7 Tugas Manajemen Konstruksi ...................................................................13
2.8 Keberhasilan Proyek..................................................................................17
2.9 Jenis Manajemen Konstruksi .....................................................................19
2.9.1 Manajemen Konstruksi Sebagai Sistem............................................19

vii
2.9.2 Manajemen Konstruksi Sebagai Konsultan ......................................20
BAB III METODOLOGI PENELITIAN................................................................21
3.1 Pendahuluan ..............................................................................................21
3.2 Lokasi Penelitian .......................................................................................22
3.3 Perihal Proyek ...........................................................................................22
3.3.1 Organisasi Proyek............................................................................22
3.4 Sumber Data..............................................................................................23
3.4.1 Data Primer .....................................................................................23
3.4.2 Data Sekunder .................................................................................24
3.5 Pembuatan Kuisioner.................................................................................25
3.6 Metode Analisis dan Pengolahan Data.......................................................25
3.7 Metode Penyimpulan Data.........................................................................27
BAB IV ANALISA DATA ....................................................................................29
4.1 Analisis Deskriptif Responden...................................................................29
4.2 Data Responden.........................................................................................29
4.2.1 Kategori Responden.........................................................................29
4.2.2 Kedudukan atau Jabatan...................................................................30
4.2.3 Usia Responden bekerja dalam Proyek.............................................31
4.2.4 Pendidikan Terakhir Responden.......................................................32
4.2.5 Pengalaman Responden bekerja dalam Proyek.................................33
4.3 Data Terkait Responden ...........................................................................34
4.3.1 Nilai Proyek yang Ditangani Responden ..........................................34
4.3.2 Penerapan Sistem Kerja Manajemen Konstruksi ..............................35
4.3.3 Pengaruh Sistem Kerja Manajemen Konstruksi................................36
4.3.4 Penerapan Sistem Kerja Manajemen Konstruksi Secara Optimal .....37
4.3.5 Penggunaan Sertifikat Keahlian dan Keterampilan...........................38
4.4 Data Hasil Kuisioner Faktor Pengaruh Kinerja Manajemen Konstruksi .....39
4.5 Analisis Faktor Pengaruh Sistem Kerja Manajemen Konstruksi.................44
4.6 Rangking Faktor Pengaruh Sistem Kerja Manajemen Konstruksi ..............49
4.7 Analisa rata-rata faktor Pengaruh Sistem Kerja Manajemen Konstruksi.....56
4.8 Data Hasil Kuisioner Tindakan yang Dilakukan Manajemen Konstruksi ...58
4.9 Analisa Tindakan yang Dilakukan Manajemen Konstruksi ........................63
4.10 Rangking Tindakan yang Dilakukan Manajemen Konstruksi ...................69
4.11 Analisa rata-rata Tindakan yang Dilakukan Manajemen Konstruksi.........75

viii
BAB V PENUTUP.................................................................................................78
5.1 Kesimpulan ...............................................................................................78
5.2 Saran .........................................................................................................81
5.3 Penutup .....................................................................................................82
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................83

LAMPIRAN

ix
DAFTAR TABEL

4.1 Kategori Responden ........................................................................................29


4.2 Kedudukan/Jabatan Responden ........................................................................30
4.3 Usia Responden yang Bekerja dalam Proyek ....................................................31
4.4 Pendidikan Terakhir Responden .......................................................................32
4.5 Pengalaman Responden Bekerja dalam Proyek.................................................33
4.6 Nilai Proyek yang Ditangani Responden ..........................................................34
4.7 Penerapan Sistem Kerja Manajemen Konstruksi...............................................35
4.8 Pengaruh Pelaksanaan Sistem Kerja Manajemen Konstruksi ............................36
4.9 Penerapan Sistem Kerja Manajemen Konstruksi Secara Optimal ......................37
4.10 Penguna sertifikat keahlian sertifikat keterampilan .........................................38
4.11 Data rekapitulasi hasil kuisioner faktor-faktor yang mempengaruhi
sistem kerja manajemen konstruksi.................................................................40
4.12 Analisis Hasil Kuisioner .................................................................................45
4.13 Rangking faktor-faktor yang mempengaruhi sistem kerja manajemen
konstruksi.......................................................................................................49
4.14 Analisa rata – rata setiap kelompok faktor-faktor yang mempengaruhi
sistem kerja manajemen konstruksi..................................................................56
4.15 Analisa Data Rekapitulasi Hasil Kuisioner Tindakan yang dilakukan
manajemen konstruksi ....................................................................................59
4.16 Analisis Hasil Data Kuisioner.........................................................................63
4.17 Analisa Rangking tindakan tindakan-tindakan yang Dilakukan Manajemen
Konstruksi......................................................................................................69
4.18 Analisa rata – rata setiap kelompok tindakan tindakan-tindakan yang

Dilakukan Manajemen Konstruksi..................................................................75

x
DAFTAR GAMBAR

1.1 Gambar Stadion Jatidiri Semarang tahap 3 .......................................................2


2.1 Bagan struktur hubungan dan tanggung jawab MK sebagai Konsultan .............20
3.1 Bagan struktur Organisasi proyek secara garis besar.........................................22
4.1 Diagram Pekerjaan Responden .........................................................................30
4.2 Diagram Kedudukan/Jabatan Responden..........................................................31
4.3 Diagram Usia Responden Bekerja dalam Proyek ..............................................32
4.4 Diagram Pendidikan Terakhir Responden.........................................................33
4.5 Diagram Pengalaman Responden Bekerja dalam Proyek ..................................34
4.6 Diagram Nilai Proyek yang Ditangani Responden ............................................35
4.7 Diagram Penerapan sistem kerja Manajemen Konstruksi ................................35
4.8 Diagram Pengaruh Pelaksanaan Sistem kerja Manajemen Konstruksi...............36
4.9 Diagram Pelaksanaan Sistem Kerja Manajemen Konstruksi .............................37
4.10 Diagram Pengguna Sertifikat Keahlian dan dan Sertifikst Keterampilan .........38
4.11 Diagram analisa rata-rata setiap kelompok faktor-faktor yang mempengaruhi
Sistem Kerja Manajemen Konstruksi .............................................................56
4.12 Diagram Analisa tindakan rata-rata yang dilakukan Manajemen Konstruksi
untuk pengendalian waktu, biaya, dan mutu ...................................................76

xi
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Manajemen dalam mengelola suatu kegiatan pekerjaan konstruksi sangat


diperlukan mengingat usaha di bidang konstruksi saat ini semakin berkembang
pesat. Manajemen konstruksi merupakan suatu organisasi atau perorangan yang
bersifat multi disiplin. Manajemen Konstruksi dapat berupa badan usaha yang
didalamnya diperlukan sumber daya manusia yang ahli dibidangnya masing-masing
yang mencakup POAC (Planning/Perencanaan, Organizing/Organisasi, Actuating /
Pelaksanaan, dan Controling/Pengawasan) secara sistimatis dan terukur. Suatu
proyek dapat dikatakan berhasil atau tidaknya tergantung dari manajemen
konstruksi itu sendiri dalam mengelola dan memanfaatkan berbagai sumber daya
yang tersedia untuk dapat dimaksimalkan hasilnya dan juga bagaimana tindakan
yang dilakukan apabila timbul masalah yang tidak di inginkan. Dengan adanya
suatu perusahaan atau perseorangan yang profesional dalam bidang manajemen
konstruksi dalam mendukung pemilik proyek untuk mengelolanya, maka akan
diharapkan dapat tercapai sasaran proyek secara efektif dan efisien.
Masing - masing pekerja nantinya akan bekerja sesuai dengan bidang yang
menjadi tanggung jawab dan dapat dihindari pertentangan yang timbul akibat
ketidak jelasan tugas dan kewajiban masing-masing orang. Semua itu merupakan
satu kesatuan yang bekerja sama dan saling membantu pada proses renovasi. Agar
pelaksanaan renovasi ini berjalan dengan lancar digunakan suatu manajemen
konstruksi yang mengatur pelaksanaan Gedung Digitasi Universitas Negeri
Semarang, agar didapat hasil yang sesuai dengan rencana awal pengerjaan.
Universitas Negeri Semarang Mendirikan Gedung Digitasi ini untuk
meningkatkan kualitas Universitas tersebut , karena dalam gedung digitasi ini
nantinya akan di lengkapi dengan system GIS (Geographic Information System).
Dengan di bangunnya Gedung Digitasi tersebut akan meningkatkan skill setiap
mahasiswa Universitas Negeri Semarang. Dalam perencanaannya sendiri stadion
ini memiliki tinggi 4 (Empat) lantai . Jenis pekerjaan yang harus dilaksanakan
dalam renovasi stadion ini antara lain : pekerjaan persiapan, pekerjaan pondasi

1
2

tiang pancang, pekerjaan struktur, pekerjaan arsitektur, pekerjaan plumbing, dan


pekerjaan finishing.
Pekerjaan Gedung Digitasi Universitas Negeri Semarang selaku owner dan
pemberi tugas adalah Universitas Negeri Semarang (UNNES). Sebagai kontraktor
adalah PT. Arhadi Fajar Perkasa sebagai pemenang tender untuk merealisasikan
proyek sesuai dengan spesifikasi, mutu dan waktu yang telah direncanakan.
Sedangkan untuk perencanaan grand desain dipegang oleh PT. Widha dan
perencanaan DED (Detail Engenering Desain) dipegang oleh CV. Identitas.
Didalam proyek gedung ini, terdapat juga manajemen konsruksi yang juga
bertindak selaku manajemen keuangan yaitu PT. Artefak Arkindo..
Dalam pelaksanaan suatu proyek, tentunya tidak dapat terhindarkan dari
berbagai permasalahan yang perlahan timbul. Contohnya saja seperti kurangnya
hubungan koordinasi antara MK dan kontraktor, keterlambatan datangnya bahan
material, atau juga jumlah tenaga kerja yang tidak sesuai dengan kapasitas proyek
itu sendiri. Hal ini menjadi tantangan serius bagaimana nantinya MK itu sendiri
akan mencoba memecahkan berbagai masalah yang terjadi agar Proyek Gedung
Digitasi Universitas Negeri Semarang ini tetap dapat berjalan sesuai rencana awal.
Dengan adanya manajemen konstruksi pada Gedung Digitasi Universitas
Negeri Semarang ini, kami ingin mengetahui sistem manajemen konstruksi yang
diterapkan sehingga dapat berjalan dengan baik dan sesuai dengan yang
dijadwalkan.

Sumber : PT. Arhadi Fajar Perkasa


Gambar 1.1 Foto Pekerjaan Gedung Digitasi UNNES
3

1.2 Rumusan Permasalahan


Rumusan masalah dari Tugas Akhir penelitian yang berjudul “Analisis Kinerja
Manajemen Konstrusi Pada Proyek Gedung Digitasi Universitas Negeri Semarang”
adalah :
1. Faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi kinerja manajemen konstruksi pada
proyek Gedung Digitasi Universitas Negeri Semarang sehingga dapat berjalan
dengan baik ?
2. Apa tindakan yang harus dilakukan untuk mengatasi permasalahan yang terjadi
agar penerapan kinerja manajemen konstruksi pada proyek Gedung Digitasi
Universitas Negeri Semarang dapat berjalan dengan baik ?

1.3 Tujuan Penelitian


Tujuan penelitian ini sebagai berikut :
1. Menganalisa penerapan kinerja manajemen konstruksi pada proyek Gedung
Digitasi Universitas Negeri Semarang Jawa Tengah.
2. Memberikan pemahaman tentang penerapan kinerja manajemen konstruksi
pada proyek Gedung Digitasi Universitas Negeri Semarang Jawa Tengah.
3. Memberikan solusi pemecahan terhadap masalah yang timbul guna membuat
proyek tetap berjalan sesuai target yang di harapkan.

1.4 Batasan Penelitian


Agar penelitian ini dapat terfokuskan, maka penelitian ini dibatasi dengan uarian-
uraian sebagai berikut.
1. Kinerja manajemen konstruksi terkait permasalahan dan tindakannya
2. Penelitian berlokasi pada proyek Gedung Digitasi Universitas Negeri Semarang
Jawa Tengah
3. Target responden yaitu karyawan Manajemen Konstruksi PT Atefak Arkindo
pada perencanaan Gedung Digitasi Unnes. Responden yang akan diberi
kuisioner berjumlah 45 orang.
4

1.5 Manfaat Penelitian


Manfaat dari penelitian ini adalah sebagai berikut :
a. Bagi Pengguna Jasa Konstruksi
Untuk mengetahui cara menerapkan kinerja manajemen konstruksi sehingga
dalam pembangunan suatu proyek dapat dikelola dengan baik, tepat mutu
dan tepat waktu.
b. Bagi Peneliti
Untuk menambah ilmu pengetahuan dan pemahaman yang lebih mendalam
tentang penerapan kinerja manajamen kostruksi pada suatu proyek sehingga
dapat dijadikan bekal saat peneliti menjalankan pelaksanaan suatu proyek
c. Bagi Ilmu Pengetahuan
Hasil dari penelitian diharapkan dapat memberi pengetahuan yang lebih
mendalam tentang manajemen konstruksi sehingga ilmu pengetahuan ini
dapat dikembangkan lebih lanjut di kemudian hari.

1.6 Keaslian
Analisis manajemen konstruksi pada proyek pembanguan gedung juga
beberapa kali pernah dilakukan, antara lain :
1. Ahmad Falasifadin (2017), meneliti tentang Analisis Sistem Kerja Manajemen
Konstruksi Dalam Proyek Pembangunan Gedung Poltekkes 5 Lantai di
Tembalang. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui sistem kerja Manajemen
Konstruksi yang diterapkan dalam proyek konstruksi sehingga dapat berjalan
dengan baik dan sesuai dengan yang dijadwalkan.
2. Syahreza Haruna (2015), meneliti tentang Analisa Penerapan Manajemen
Waktu Pada Proyek Pembangunan Gedung Pendidikan Terpadu Politeknik
Negeri Manado. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui agar waktu
pelaksanaan sesuai dengan rencana waktu yang telah dipersiapkan sebelum
proyek dimulai, dengan pengendalian menggunakan kurva S dan Network
Diagram yang akan mempermudah dan mempercepat visual antara target dan
kemajuan aktual proyek.
3. Setyadi Asnuddin (2018), meneliti tentang Penerapan Manajemen Konstruksi
Pada Tahap Controlling Proyek (Studi Kasus : Bangunan Laboratorium
Fakultas Teknik Universitas Sam Ratulangi Manado). Penelitian ini dilakukan
5

untuk mengetahui penyebab keterlambatan waktu pelaksanaan proyek.


Beberapa faktor penyebab antara lain; factor cuaca, pengadaan bahan yang
tidak sesuai dengan ketetapan waktu pelaksanaan, pengadaan peralatan yang
kurang memadai,dan sumber daya manausia yang belum optimal. Untuk itu
perlu mengetahui sejauh mana penerapan manajemen konstruksi dalam hal ini
pada waktu pelaksanaan proyek dan peranan dari pengelola proyek.
Perbedaan penelitian ini adalah penulis melakukan penelitian mengenai
Analisis Kinerja Manajemen Konstruksi pada Proyek Gedung Digitasi Universitas
Negeri Semarang. Dalam penelitian ini juga akan membahas kinerja Mk secara
keseluruhan mencakup tentang POAC (Planning, Organizing, Actuating, dan
Controling).

1.7 Sistematika Penulisan

Tugas Akhir ini derdiri dari :

BAB I PENDAHULUAN
Dalam bab ini akan membahas tentang latar belakang masalah, tujuan
penelitian, manfaat penelitian, rumusan masalah, pembatasan masalah, serta
sistematika penulisan.
BAB II LANDASAN TEORI
Dalam bab ini berisi Bab ini berusaha menguraikan dan membahas bahan
bacaan yang relevan dengan pokok bahasan study, sebagai dasar untuk
mengkaji permasalahan yang ada dan menyiapkan landasan teori.
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
Dalam bab ini menguraikan tentang tahapan penalitian, pelaksanaan
penelitian, teknik pengumpulan data, peralatan penelitian, jenis data yang
diperlukan, pengambilan data, dan analisis data.
BAB IV ANALISIS DAN PEMECAHAN MASALAH
Dalam bab ini berusaha menguraikan analisis perhitungan dan pemecahan
permasalahan yang ada dalam penelitian ini.
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
Dalam bab ini menguraikan kesimpulan yang diperoleh dari analisis yang
telah dilakukan dan berikut saran-saran.
BAB II

LANDASAN TEORI

2.1 Tinjauan Umum

Dalam buku Teori Aplikasi Manajemen Proyek Konstruksi menyatakan bahwa


proyek konstruksi memiliki karakteristik unik yang tidak berulang. Proses yang terjadi ada
suatu proyek tidak akan berulang pada proyek lainnya (Ervianto (2004). Kegiatan proyek
dapat diartikan sebagai satu kegiatan sementara yang berlangsung dalam jangka waktu
terbatas, dengan alokasi sumber daya tertentu dan dimaksudkan untuk melaksanakan tugas
yang sasarannya telah digariskan dengan jelas (Soeharto (1995). Pada dasarnya yang
dimaksud dengan proyek adalah suatu usaha untuk mencapai suatu tujuan tertentu yang
dibatasi oleh waktu dan sumber daya yang terbatas. Sehingga pengertian proyek konstruksi
adalah suatu upaya untuk mencapai suatu hasil dalam bentuk bangunan/ infrastruktur.
Bangunan ini pada umumnya mencakup pekerjaan pokok yang termasuk didalamnya
bidang teknik sipil dan arsitektur, juga tidak jarang melibatkan disiplin ilmu lain seperti ;
teknik industri, teknik mesin, teknik elektro dan sebagainya. Adapun bentuk bangunan
tersebut dapat berupa perumahan, gedung perkantoran, bendungan, terowongan, bangunan
industri dan bangunan pendukung yang banyak digunakan untuk kepentingan masyarakat
banyak.

Menurut Soehendradjati (1987), manajemen konstruksi adalah kelompok yang


menjalankan fungsi manajemen dalam proses konstruksi (tahap pelaksanaan), suatu fungsi
yang akan terjadi dalam setiap proyek konstruksi. sedangkan menurut Dipohusodo (1996),
manajemen konstruksi merupakan proses terpadu dimana individu-individu sebagai bagian
dari organisasi diliatkan untuk memelihara, mengembangkan, mengendalikan, dan
menjalankan program-program yang semuanya diarahkan pada sasaran yang telah
ditetapkan dan berlangsung menerus seiring den gan berjalannya waktu.

Proyek pekerjaan sipil mempunyai karakteristik yang berbeda jika dibandingkan


dengan industri lainnya. Kondisi ini menurut adanya rancangan dan program pembangunan
tersendiri. Konseuensi dari karakteristik proyek sipil adalah timbulnya kebutuhan akan
suatu teknik atau manajemen yang lebih fleksibel sehingga dapat diaplikasikan ke berbagai
jenis

6
7

proyek. Dengan demikian teknik manajemen harus disesuaikan untuk membentuk


manajemen baru yang sesuai dengan kondisi dan situasi masing – masing proyek.

2.2. Manajemen Proyek Konstruksi

Terdapat 2 jenis aspek manajemen pelaksana proyek konstruksi yaitu : aspek


manajemen proyek dan aspek manajemen konstruksi. Manajemen proyek dapat
didefinisikan sebagai suatu proses dari perencanaan, pengaturan, kepemimpinan, dan
pengadilan darisuatu proyek oleh para anggotanya dengan memanfaatkan sumber daya
seoptimal mungkin untuk mencapai sasaran yang telah ditentukan. Fungsi dasar
manajemen proyek terdiri dari pengelolaan – pengelolaan lingkup kerja dan waktu.
Pengelolaan aspek – aspek tersebut dengan benar merupakan kunci keberhasilan dalam
penyelenggaraan suatu proyek.

Manajemen konstruksi telah diakui sebagai suatu cabang manajemen yang khusus,
yang dikembangkan dengan tujuan untuk dapat melakukan koordinasi dan pengendalian
atas beberapa kegiatan pelaksanaan proyek yang sifatnya kompleks. Dengan demikian,
teknik/ manajemen yang dapat mengakomodasi kebutuhan sumber daya konstruksi selalu
dilakukan peninjauan dan penyesuaian terus menerus, setiap saat dalam menyelesaikan
pelaksanaan pekerjaan yang sedang berjalan.

Kontrol terhadap waktu dapat dilakukan jika sudah dibuat time schedule yang teliti
dan akurat yang disesuaikan dengan kemampuan kontraktor dan waktu kontrak yang telah
ditentukan oleh owner. Dalam time schedule dilengkapi dengan bobot atau nilai pekerjaan
yang berupa grafik komulatif dari masing – masing pekerjaan terhadap waktu.

Dengan adanya wewenang proyek maka akan terlihat batasan mengenai tugas,
wewenang dan tanggung jawab dari pihak – pihak yang terlibat dalam proyek baik
langsung maupun tidak langsung, sehingga tidakakan terjadi adanya tugas dan tanggung
jawab yang dilakukan secara bersamaan.

2.3 Tujuan Manajemen Konstruksi

Tujuan Manajemen Konstruksi adalah mengelola fungsi manajemen atau mengatur


pelaksanaan pembangunan sedemikian rupa sehingga diperoleh hasil optimal sesuai
dengan persyaratan (spesification) untuk keperluan pencapaian tujuan ini, perlu
diperhatikan pula mengenai mutu bangunan, biaya yang digunakan dan waktu pelaksanaan
Kendala – kendala yang selalu terlibat dalam proyek – proyek rekayasa sipiil biasanya
8

berhubungan dengan persyaratan kinerja, waktu penyelesaian batasan biaya, kualitas


pekerjaan dan keselamatan kerja.

Pelaksanaan proyek konstruksi berorientasi pada penyelesaian proyek sedemikian


rupa sehingga jumlah sumber daya yang digunakan dalam pelaksanaan proyek berada pada
posisi minimum. Aspek penting ini dapat dicapai melalui penggunaan teknik manajemen
yg baik antara lain :

a. Pembentukan situasi dimana keputusan yang mantap dapat diambil pada tingkat
manajemen yang paling rendah dan mendelegasikan kepada yang mampu.
b. Memotivasi orang – orang untuk memberikan yang terbaik dalam batas
kemampuannya dengan menerapkan hubungan manusiawi.
c. Pembentukan semangat kerja sama kelompok dalam organisasi sehingga fungsi
organisasi dapat berjalan secara utuh.
d. Penyediaan fasilitas yang memungkinkan orang – orang yang terlibat dalam proyek
meningkatkan kemampuan dan cakupannya.

2.4 Fungsi Manajemen Konstruksi

Pengelompokkan proyek akan berhasil baik jika semua fungsi manajemen


dijalankan secara efektif. Ini dicapai dengan jalan menyediakan sumber daya yang
dibutuhkan untuk melaksanakan setiap fungsi tersebut dan menyediakan kondisi yang tepat
sehingga memungkinkan orang – orang untuk melaksanakan tugasnya masing – masing.

Apabila fungsi – fungsi manajemen proyek dapat direalisasikan dengan jelas dan
terstruktur, maka tujuan akhir dari sebuah proyek akan mudah terwujud, yaitu :

1. Tepat Waktu
2. Tepat Kuantitas
3. Tepat Kualitas
4. Tepat Biaya sesuai dengan biaya rencana
5. Tidak adanya gejolak sosial dengan masyarakat sekitar
6. Tercapainya K3 dengan baik

Pelaksanaan proyek memerlukan koordinasi dan kerjasama antar organisasi secara


solid dan terstruktur. Dan hal inilah yang menjadi kunci pokok agar tujuan akhir proyek
dapat selesasi dengan schedule yang telah direncanakan.
9

Menurut Ervianto (2005) fungsi dasar manajemen tersebut diatas dapat


dikelompokkan menjadi empat kelompok kegiatan antara lain :

a. Planning ( Perencanaan )
Fungsi Perencanaan/Planning dari manajemen konstruksi adalah suatu
proses untuk menentukan tindakan masa depan yang tepat, melalui urutan pilihan,
dengan memperhitungkan sumber daya yang tersedia dalam rangka pencapaian
tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya. Pada tahap ini harus menentukan goal
setting atau penetapan tujuan dan membuat suatu perencanaan atau planning.
Planning meliputi pengaturan tujuan dan mencari cara bagaimana untuk mencapai
tujuan tersebut. Planning telah dipertimbangkan sebagai fungsi utama manajemen
dan meliputi segala sesuatu yang manajer kerjakan. Planning penting karena banyak
berperan dalam menggerakan fungsi manajemen yang lain. Contohnya, setiap
manajer harus membuat rencana pekerjaan yang efektif di dalam kepegawaian
organisasi. Dalam perencanaan, ada beberapa faktor yang harus dipertimbangkan.
Yaitu harus SMART :
1. Specific artinya perencanaan harus jelas maksud maupun ruang lingkupnya.
Tidak terlalu melebar dan terlalu idealis.
2. Measurable artinya program kerja atau rencana harus dapat diukur tingkat
keberhasilannya.
3. Achievable artinya dapat dicapai. Jadi bukan anggan-angan.
4. Realistic artinya sesuai dengan kemampuan dan sumber daya yang ada. Tidak
terlalu mudah dan tidak terlalu sulit. Tapi tetap ada tantangan.
5. Time artinya ada batas waktu yang jelas. Mingguan, bulanan, triwulan,
semesteran atau tahunan. Sehingga mudah dinilai dan dievaluasi.

b. Organizing ( Organisasi )
Fungsi Organizing/Organisasi dari manajemen konstruksi adalah
mengelompokkan kegiatan-kegiatan yang diperlukan, dan bagaimana hubungan
antar kegiatan tersebut dalam suatu bentuk struktur organisasi atau institusi. Dalam
hal ini organisasi berarti sebagai wadah atau tempat menyatukan pemikiran dari
sekelompok orang didalamnya diantaranya owner, Konsultan Perencana, Pihak
Kontraktor, dan Konsultan Pengawas untuk mencapai satu tujuan.
Organizing adalah proses dalam memastikan kebutuhan manusia dan fisik setiap
10

sumber daya tersedia untuk menjalankan rencana dan mencapai tujuan yang
berhubungan dengan organisasi. Organizing juga meliputi penugasan setiap
aktifitas, membagi pekerjaan ke dalam setiap tugas yang spesifik, dan menentukan
siapa yang memiliki hak untuk mengerjakan beberapa tugas. Aspek utama lain
dari organizing adalah pengelompokan kegiatan ke departemen atau beberapa
subdivisi lainnya. Misalnya kepegawaian, untuk memastikan bahwa sumber daya
manusia diperlukan untuk mencapai tujuan organisasi. Memekerjakan orang untuk
pekerjaan merupakan aktifitas kepegawaian yang khas. Kepegawaian adalah suatu
aktifitas utama yang terkadang diklasifikasikan sebagai fungsi yang terpisah
dari organizing. Agar tujuan tercapai maka dibutuhkan pengorganisasian. Dalam
organisasi biasanya diwujudkan dalam bentuk bagan organisasi. Yang kemudian
dipecah menjadi berbagai jabatan. Pada setiap jabatan biasanya memiliki tugas,
tanggung jawab, wewenang dan uraian jabatan (Job Description). Semakin tinggi
suatu jabatan biasanya semakin tinggi tugas, tanggung jawab dan wewenangnya.
Biasanya juga semakin besar penghasilannya. Dengan pembagian tugas tersebut
maka pekerjaan menjadi ringan. Berat sama dipikul, ringan sama dijinjing. Disinilah
salah satu prinsip dari manajemen. Yaitu membagi-bagi tugas sesuai dengan
keahliannya masing-masing.

c. Actuating ( Pelaksanaan )
Fungsi actuating/pelaksanaan dalam manajemen konstruksi bertujuan untuk
mewujudkan bangunan yang dibutuhkan oleh pemilik proyek, dan yang sudah
dirancang oleh konsultan perencana dalam batasan biaya dan waktu yang telah
disepakati, serta dengan mutu yang disyaratkan. Perencanaan dan pengorganisasian
yang baik kurang berarti bila tidak diikuti dengan pelaksanaan kerja. Untuk itu maka
dibutuhkan kerja keras, kerja cerdas dan kerjasama. Semua sumber daya manusia
yang ada harus dioptimalkan untuk mencapai visi, misi dan program kerja
organisasi. Pelaksanaan kerja harus sejalan dengan rencana kerja yang telah disusun.
Kecuali memang ada hal-hal khusus sehingga perlu dilakukan penyesuian. Setiap
SDM harus bekerja sesuai dengan tugas, fungsi dan peran, keahlian dan kompetensi
masing-masing SDM untuk mencapai visi, misi dan program kerja organisasi yang
telah ditetapkan.
11

Dalam tahap ini, fungsi actuating dibagi menjadi 2, yaitu fungsi staffing dan fungsi
directing. Fungsi staffing berkenaan dengan pengerahan (recruitment), penempatan,
penilaian kinerja, pelatihan, dan pengembangan tenaga kerja dalam organisasi.
Sedangkan fungsi directing merupakan usaha utuk memobilisasi sumber-sumber
daya yang dimiliki oleh organisasi agar dapat bergerak dalam satu kesatuan sesuai
dengan rencana yang telah dibuat. Dalam tahapan proses directing juga terkandung
usaha-usaha bagaimana memotivasi agar dapat bekerja dengan baik dan bagaimana
proses kepemimpinan agar tercapai tujuan.

d. Controlling ( Pengawasan )
Fungsi pengendalian dari manajemen konstruksi terdiri dari fungsi controlling,
supervising, dan koordinasi. Agar pekerjaan berjalan sesuai dengan visi, misi,
aturan dan program kerja maka dibutuhkan pengontrolan. Baik dalam bentuk
supervisi, pengawasan, inspeksi hingga audit. Kata-kata tersebut memang memiliki
makna yang berbeda, tapi yang terpenting adalah bagaimana sejak dini dapat
diketahui penyimpangan-penyimpangan yang terjadi. Baik dalam tahap
perencanaan, pelaksanaan maupun pengorganisasian. Sehingga dengan hal tersebut
dapat segera dilakukan koreksi, antisipasi dan penyesuaian-penyesuaian sesuai
dengan situasi, kondisi dan perkembangan zaman. Fungsi controlling
membandingkan apa yang seharusnya terjadi dan apa yang telah terjadi agar hasil
pelaksanaan pekerjaan bangunan sesuai dengan persyaratan/spesifikasi yang telah
ditetapkan. Fungsi supervising adalah interaksi langsung antara individu-individu
dalam suatu organisasi untuk mencapai tujuan orang tersebut. Sedangkan fungsi
koordinasi dapat dengan pihak eksternal (owner, konsultan dan lain sebagainya
untuk mencapai sasaran perusahaan dan nilai positif bagi hubungan bisnis terutama
dalam rangka penyelesaian pekerjaan/proyek, maupun dengan pihak internal
(proyek dan perusahaan) untuk memastikan bahwa kepentingan proyek bisa
dimengerti dan mendapat dukungan perusahaan, maka data komunikasi harus
lengkap, jelas, informatif, serta meyakinkan.

2.5 Peranan Manajemen Konstruksi

Peranan Manajemen Konstruksi dalam Industri Konstruksi adalah layanan yang


sangat baik yang disediakan untuk mengkoordinasikan dan mengkomunikasikan seluruh
proses konstruksi. Sebagai manajer proyek konstruksi akan menangani semua tahap
12

konstruksi proyek Anda. Pada tahap pra-konstruksi, kita akan melakukan semua yang
diperlukan studi kelayakan dan penelitian. Kemudian datang desain dan perencanaan.
Setelah spesifikasi teknis dan tujuan penjadwalan yang didefinisikan dengan baik,
pekerjaan dilanjutkan oleh pembangunan dan kontraktor untuk memulai membangun
aktual dibawah pengawasan yang ketat kami dengan menekankan pada independen dari
para profesional lain yang terlibat dalam konstruksi. Netralitas ini memungkinkan untuk
secara objektif dan tidak memihak menyarankan klien pada pilihan Konsultan dan
kontraktor, yang memungkinkan klien untuk mendapatkan manfaat maksimal.
Peranan Manajemen Konstruksi pada tahapn proyek konstruksi dapat dibagi menjadi :
1. Agency Construction Management (ACM)
Pada sistem ini konsultan manajemen konstruksi mendapat tugas dari pihak pemilik
dan berfungsi sebagai koordinator “penghubung” (interface) antara perancangan
dan pelaksanaan serta antar para kontraktor. Konsultan MK dapat mulai dilibatkan
mulai dari fase perencanaan. Pihak pemilik mengadakan ikatan kontrak langsung
dengan beberapa kontraktor sesuai dengan paket-paket pekerjaan yang telah
disiapkan.
2. Extended Service Construction Manajemen (ESCM)
Jasa konsultan MK dapat diberikan oleh pihak perencana atau pihak kontraktor.
Apabila perencana melakukan jasa Manajemen Konstruksi, akan terjadi “konflik-
kepentingan” karena peninjauan terhadap proses perancangan tersebut dilakukan
oleh konsultan perencana itu sendiri, sehingga hal ini akan menjadi suatu
kelemahan pada sistem ini. Pada type yang lain kemungkinan melakukan jasa
Manajemen Konstruksi berdasarkan permintaan Pemilik ESCM/ KONTRAKTOR.
3. Owner Construction Management (OCM)
Dalam hal ini pemilik mengembangkan bagian manajemen konstruksi profesional
yang bertanggungjawab terhadap manajemen proyek yang dilaksanakan.
4. Guaranted Maximum Price Construction Management (GMPCM)
Konsultan ini bertindak lebih ke arah kontraktor umum daripada sebagai wakil
pemilik. Disini konsultan GMPCM tidak melakukan pekerjaan konstruksi tetapi
bertanggungjawab kepada pemilik mengenai waktu, biaya dan mutu. Jadi dalam
Surat Perjanjian Kerja/ Kontrak konsultan GMPCM tipe ini bertindak sebagai
pemberi kerja terhadap para kontraktor (sub kontraktor).
13

2.6 Penerapan Manajemen Konstruksi

Penerapan konsep manajemen konstruksi yang baik adalah mulai tahap


perencanaan, namun dapat juga pada tahap - tahap lain sesuai dengan tujuan dan kondisi
proyek tersebut sehingga konsep MK dapat diterapkan pada tahap - tahap proyek sebagai
berikut

1. Manajemen Konstruksi dilaksanakan pada seluruh tahapan proyek. Pengelolaan


proyek dengan sistem MK, disini mencakup pengelolaan teknis operasional proyek,
dalam bentuk masukan - masukan dan atau keputusan yang berkaitan dengan teknis
operasional proyek konstruksi, yang mencakup seluruh tahapan proyek, mulai dari
persiapan, perencanaan, perancangan, pelaksanaan dan penyerahan proyek.

2. Tim MK sudah berperan sejak awal disain, pelelangan dan pelaksanaan proyek
selesai, setelah suatu proyek dinyatakan layak ('feasible ") mulai dari tahap disain.

3. Tim MK akan memberikan masukan dan atau keputusan dalam penyempurnaan


disain sampai proyek selesai, apabila manajemen konstruksi dilaksanakan setelah
tahap disain

4. MK berfungsi sebagai koordinator pengelolaan pelaksanaan dan melaksanakan


fungsi pengendalian atau pengawasan, apabila manajemen konstruksi dilaksanakan
mulai tahap pelaksanaan dengan menekankan pemisahan kontrak - kontrak
pelaksanaan untuk kontraktor.

2.7 Tugas Manajemen Konstruksi

Proyek gedung dengan nilai kontrak yang besar biasanya akan membutuhkan suatu
konsultan pengawas yang mengawasi jalannya proyek. Bisanya konsultan pengawas pada
proyek gedung di sebut Manajemen Konstruksi. Adapun tugas dari manajemen konstruksi
yaitu:
1. Tahap Persiapan
a. Membantu Pemberi Tugas menyusun program penyelenggaraan proyek
mencakup Sasaran dan perumusan proyek, Identifikasi alokasi sumber
dana, Membuat proyeksi arus dana dan Identifikasi kualitas dan kuantitas proyek
dalam kaitanya dengan sasaran proyek.
b. Menentukan dan mengatur paket-paket pekerjaan.
14

c. Menyusun jadwal waktu proyek terpadu dengan mempertimbangkan masalah-


masalah teknis untuk semua tahapan proyek, yaitu Tahap Persiapan
& Review,Tahap Perancangan, Tahap Pelelangan, Tahap Pelaksanaan Konstruksi
dan Tahap Pemeliharaan.
d. Mengevaluasi program kegiatan perencangan yang diusulkan oleh Pihak Konsultan
Perancangan yang meliputi Program pencapaian sasaran, Program penyediaan &
penggunaan tenaga, Program penyediaan & penggunaan informasi dan Rencana
anggaran Biaya.
e. Membantu pelaksanaan kegiatan persiapan penggunaan izin-izin (IMB, IPB, IMP,
dsb).

2. Tahap Perancangan
a. Meneliti dan mengevaluasi dokumen pelelangan yang berkaitan dengan Building
Order yang berlaku, Asumsi-asumsi dan perhitungan-perhitungan, Kemudahan
dalam pelaksanaan dan pemeliharaan bangunan, Efisiensi penggunaan bahan,
Kelengkapan kejelasa dan konistensi gambar-gambar dalam dokumen tender,
kejelasan spesifikasi teknis dan Bill Of Quantity.
b. Mengevaluasi dokumen pelelangan (gambar dan RKS) bersama Konsulan
perencana sebelum didistribusikan kepada para Kontraktor.
c. Menyusun dan membagi paket-paket pekerjaan yang akan dilelang berikut batas
kerjanya sehingga tidak terjadi overlapping ataupun "grey area" antara paket yang
satu dengan paket yang lainnya.

3. Tahap Pelelangan
a. Menyusun schedule pelelangan.
b. Menyusun kelompok-kelompok paket pekerjaan beserta dengan rencana anggaran
biaya kelompok paket.
c. Untuk dan atas nama Pemberi Tugas melakukan seleksi calon peserta lelang (
pemborong/supplier).
d. Mengandakan rapat persiapan tender bersama konsultan perencana dan Pemberi
Tugas.
e. Menyiapkan dokumen-dokumen pelelangan.
f. Menyelenggarakan rapat penjelasan.
15

g. Memberikan masukan pada Pemberi Tugas dalam hal tata cara untuk menentukan
pemenang.
h. Menyiapkan penyusun Dokumen-dokumen kontrak.

4. Tahap Pelaksanaan
a. Mengevaluasi, mengkoordinasikan dan mengendalikan progran kegiatan konstruksi
yang disusun oleh Kontraktor, meliputi program pencapaian sasaran konstruksi,
program penyediaan dan penggunaan tenaga kerja, program penyediaan dan
penggunaan peralatan/perlengkapan, program penyediaan dan penggunaanmaterial,
program penyediaan dan penggunaaninformasi dan program penyediaan dan
penggunaan dana.
b. Melakukan pengawasan umum, pegawasan lapangan dan inspeksi kegiatan-
kegiatan pembangunan agar pelaksanaan teknis maupun administrasi dapat
diakukan secara terus-menerus sampai dengan pekerjaan diserahterimakan untuk
kedua kalinya.
c. Memeriksa jadwal waktu pelaksanaan yang diajukan oleh Kontraktor (Time
Schedule), Bar Chart dan S-Curve serta Network Planning.
d. Penetapan koreksi teknis bila terjadi penyimpangan dengan tindak lanjutnya berupa
koordinasi antara Kontraktor, Sub-Kontraktor dan Pelaksana Proyek lainnya.
e. Membantu pemberi tugas melaksanakan value engineering yang dilaksanakan oleh
konsultan value engineering atau kontraktor pemenang lelang yang mengajukan
value engineering perubahan proposal.
f. Mengendalian kegiatan konstruksi yang meliputi mengawasi pelaksaan pekerjaan
konstruksi dari segi kuantitas serta laju pencapaian volume, Mengawasi
pelaksanaan pekerjaan serta produknya maupun ketepatan waktu dan biaya
pekerjaan konstruksi, Mengumpulkan dan mengusulkan kepada pemberi tugas atas
semua perubahan-perubahan serta penyesuaian dilapangan untuk memecahkan
persoalan yang terjadi selama pekerjaan konstruksi, Menyelenggarakan rapat-rapat
lapangan secara berkala dan membuat laporan mingguan dan bulanan pekerjaan
manajemen konstruksi, Menyusun daftar kekurangan-kekurangan dan cacat-cacat
pekerjaan pada masa pelaksanaan, serta mengawasi pelaksanaan, Mengevaluasi dan
merekomendasikan 5 (lima) set gambar-gambar yang sesuai dengan pelaksanaan di
lapangan (as build Drawings) yang dibuat oleh kontraktor.
16

g. Pengawasan pelaksanaan pembangunan sehari-hari dilapangan terdiri


atas Pengawasan persiapan pelaksanaan, Pengawasan terhadap dokumen-dokumen
pelaksanaan, Peraturan-peraturan (code) dan perjanjian, Asuransi, Jaminan-
jaminan, Keamanan kerja, Penyediaan bahan peralatan & perlengkapan kerja dan
buruh.
h. Membuat laporan-laporan kemajuan pekerjaan (progress report) secara berkala
untuk keperluan Pemberi Tugas.
i. Percobaan-percobaan struktur, instalasi dan lainnya dalam berbagai disiplin.
j. Pengendalian Biaya, Mutu dan Waktu pelaksanaan proyek.
k. Koordinasi antar pelaksanaan kelompok-kelompok pelaksana yang terlibat di dalam
proyek.
l. Menyelenggarakan rapat-rapat pembangunan.
m. Penyusunan, pembuatan dan penyampaian laporan-laporan.
n. Merekomendasi bahwa tahapan pembayaran telah dapat dilaksanakan berdasarkan
Berita Acara Pemeriksaan Pekerjaan.
o. Memberikan rekomendasi untuk penunjukan sub kontraktor jika diperlukan.
p. Menyusun program untuk K3 (Keselamatan & Kesehatan kerja) dengan mematuhi
ketentuan-ketentuan yang berlaku.
q. Mengkoordinasikan security dan safety proyek.

5. Tahap Pemeliharaan
a. Menyusun/check list pekerjaan pemeliharaan Berita Acara serta Serah Terima II
Pekerjaan Konstruksi
b. Mengevaluasi dan merekomendasikan penyusunan buku petunjuk penggunaan dan
perawatan bangunan gedung.
c. Memproses administrasi proyek, antara lain jaminan/garansi dan sertifikat-
sertifikat.
d. Menyempurnakan buku petunjuk (Manual Book) yang disusun oleh Kontraktor
mengenai penggunaan dan pemeliharaan bangunan serta perlengkapan untuk
keperluan inspeksi bangunan.
e. Menyusun laporan akhir.
17

2.8 Keberhasilan Proyek

Suksesnya manajemen proyek, dalam artian sukses mengelola jalannya proyek


mulai dari tahap inisiasi hingga ke tahap penutupan proyek, sering dianggap sebagai
konsep yang samar karena pihak-pihak yang terlibat dengan
proyek bisa saja memiliki pengertian dan penafsiran yang berbeda tentang suksesnya
proyek tersebut. Sebagai contoh, pihak pelaksana proyek sering melihat kesuksesan dari
keberhasilan tim melaksanakan proyek sesuai dengan perencanaan dan tujuan proyek yang
telah ditetapkan sebelumnya.
Proyek dianggap sukses apabila dikerjakan sesuai waktu, sesuai ruang lingkup dan
sesuai budget. Kadang definisi sukses hanya dilihat dari yang sifatnya sepihak untuk karir
seorang Manajer Proyek atau Sponsor Proyek. Dilain pihak, pengguna melihat kesuksesan
dari tingkat kepuasan mereka. Oleh karena itu, kesuksesan suatu proyek bisa
diklasifikasikan sebagai kesuksesan pelaksanaan, kesuksesan hasil, dan kesuksesan proyek
secara keseluruhan yang merupakan perpaduan antara sukses pelaksanaan dan sukses hasil.
Tentunya, yang diinginkan oleh organisasi adalah kesuksesan proyek secara keseluruhan
karena memuaskan semua pihak.
Tantangan utama sebuah proyek adalah mencapai tujuan proyek dengan menyadari
adanya batasan-batasan yang telah dipahami sebelumnya. Dalam mencapai keberhasilan
suatu proyek tentunya dipengaruhi oleh beberapa banyak faktor diantaranya adalah tata
kelola organisasi, manajer proyek, tim proyek, proyek yang dilaksanakan, tahapan
manajemen proyek, pengaruh luar dan metodologi manajemen proyek.
Secara umum kirteria dan cara mengukur keberhasilan dari sebuah proyek adalah,
a. Menentukan definisi tujuan (goal definition) yang jelas, maksudnya seberapa besar
proyek yang akan dilaksanakan serta kebutuhan apa yang diperlukan oleh semua
orang yang terlibat dalam pembuatan proyek.
b. Hasil dari proyek tersebut dapat diterima oleh pelanggan, deadline yang tepat, serta
sesuai anggaran atau tidak melebihi budget.
c. Komitmen yang kuat pada suatu proyek, maksudnya proyek yang berhasil adalah
proyek yang dapat memiliki komitmen dalam hal manajemen dan organisasi dalam
sebuah proyek. Sesuai yang direncanakan maksudnya tidak mengambil jalan pintas
dalam sebuah proyek. Terlihat dari harapan-harapan yang membangun di sebuah
tim yang menangani proyek.
18

d. Cakupan (Scope) proyek yang digarap sewajarnya, biasanya proyek yang berhasill
memliki cakupan (scope) yang jelas, tidak serakah dan hasilnya pun sempurna.
e. Biaya yang dikeluarkan ketika proyrk terselesaikan tidak jauh dari rencana awal,
maksudnya jangan sampai biaya yang dikeluarkan sudah besar, akan tetapi kualitas
dari hasil sebuah proyek mengecewakan. Atau biaya yang dikeluarkan sudah
banyak hasil proyeknya telat waktu.
f. Kualitas yang baik, maksudnya ketika dilakukan proses pengujian hasil proyek
sesuai dengan apa yang diharapkan. Jangan sampai hasil dari sebuah proyek cepat,
tapi kualitasnya dikorbankan.
g. Ketrampilan sumber daya manusia, maksudnya diperlukan SDM yang mempunyai
kompetensi yang unggul atau ahli didalam bidangnya. SDM yang mempunyai jiwa
disiplin tepat waktu, dapat membuat lingkungan kerja yang kondusif, serta pekerja
yang dapat diatur oleh manajer.
h. Komunikasi yng baik, maksudnya begini ketika tim proyek menjalankan sebuah
proyek ada baiknya menjalin hubungan secara terus menerus kepada pemilik dan
pengguna. Dan tidak menutup kemungkinan proyek yang berhasil adalah tim yang
dapat menjalin komunikasi sesama tim
i. Resiko yang ditimbulkandari sebuah proyek kecil, sebisa mungkin proyek yang
dijalankan tidak menimbulkan resiko. Diharapkan seminimal mungkin resiko
terjadi dalam sebuah proyek.
j. Yang terakhir hasil dari sebuah proyek diharapkan tidak menimbulkan suatu
permasalahan baru diperusahaan dalam artikata malah menyulitkan perusahaan
dalam menjalankan kegiatan operasional perusahaan.
Pihak-pihak yang menentukan keberhasilan dari suatu proyek :
a. Owner/ Pemilik, pihak utama yang menetukan proyek berhasil atau tidak. Karena
pihak ini merupakan ide utama sekaligus pemilik investasi materi berupa budget
pada sebuah proyek.
b. User/Pengguna, pihak kedua yang menetukan hasil proyek tersebut gagal. Karena
pada tahap ini adalah tahap dimana hasil tersebut akan digunakan. Orang yang
merasakan ketika menggunakan hasil dari proyek tersebut akan lebih nyaman atau
tidak.
c. Lingkungan/ Pihak luar seperti pemerintah, lingkungan sekitar atau bahkan Suplier
dalam suatu proyek penjualan. Pihak luar dapat merasakan langsung ketika hasil
19

suatu proyek berhasil dan terselesaikan. Cara mengukur kebutuhan dari suatu
proyek dapat digunakan beberapa tehnik, kebanyakan dari proyek besar
menggunakan tehnik Gant Chart. Tetapi untuk sebuah proyek yang kompleks dan
membutuhkan biaya yang cukup besar dapat menggunakan tehnik CPM (Critical
Path Mehtode) dan PERT (Program Evaluation and Review Technique). Dari
beberapa cara mengukur kebutuhan dari sebuah proyek disesuaikan dengan mode
dan seberapa besar proyek tersebut.

2.9 Jenis Manajemen Konstruksi

2.9.1. Manajemen Konstruksi Sebagai Sistem

Manajemen konstruksi secara sisitem berarti mencakup MK secara


keseluruhan baik itu dalam hal perencanaan maupun pelaksanaan di lapangan. MK
secara sistem adalah suatu sistem atau tatalaksana untuk menjalankan suatu
organisasi suatu tugas yg spesifik, dibatasi oleh waktu, sasaran dan biaya.

Berikut beberapa definisi manajemen konstruksi menurut beberapa ahli


antara lain :

1. Menurut Jacobs (2001), Manajemen proyek dapat didefinisikan sebagai


perencanaan, pengarahan, dan pengaturan sumber daya (manusia,
peralatan, bahan baku) untuk mempertemukan bagian teknik, biaya, dan
waktu suatu proyek.
2. Menurut Ervianto (2003), Manajemen proyek adalah semua perencanaan,
pelaksanaan, pengendalian, dan koordinasi suatu proyek dari awal
(gagasan) sampai selesainya proyek untuk menjamin biaya proyek
dilaksanakan tepat waktu, tepat biaya, dan tepat mutu
3. Menurut Santoso (2003), manajemen proyek adalah kegiatan
merencanakan, mengorganisasikan, mengarahkan, dan mengendalikan
sumber daya organisasi perusahaan untuk mencapai tujuan tertentu dengan
sumber daya tertentu.Manajemen proyek mempergunakan personel
perusahaan untuk ditempatkan pada tugas tertentu dalam proyek.
20

2.9.2 Manajemen Konstruksi sebagai Konsultan

OWNER

KONSULTAN
MANAJEMEN
KONSTRUKSI

KONTRAKTOR KONSULTAN
PERENCANA
Keterangan : = Hubungan Koordinasi

Gambar 2.1 manajemen konstruksi sebagai konsultan


BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
3.1. Pendahuluan

Metodologi penelitian adalah penelitian atau survey yaitu penelitian yang


mengambil sampel dari suatu populasi dan menggunakan kuesioner sebagai alat
pengumpulan data (Singaribun, 1995), Ada tiga persyaratan penting dalam mengadakan
kegiatan penelitian yaitu :

a. Sistematis, apabila penelitian dilaksanakan menurut pola tetentu, dari yang paling
sederhana sampai kompleks hingga tercapai tujuan secara efektif dan efisien.

b. Berencana, apabila penelitian dilaksanakan dengan adanya unsur kesengajaan dan


sebelumnya sudah difikirkan langkah-langkah pelaksanaannya.

c. Mengikuti konsep ilmiah, apabila mulai dari awal sampai akhir kegiatan penelitian
mengikuti cara- cara yang sudah ditentukan, yaitu prinsip memperoleh ilmu
pengetahuan.

Penelitian mempunyai tujuan agar kegiatan penelitian tidak lepas dari kerangka
tujuan yaitu pemecahan permasalahan. Penelitian juga harus terencana dengan baik mulai
dari persiapan, pelaksanaan sampai dengan penyelesaian laporan dengan mengikuti
metodologi yang benar. Metodologi penelitian pada dasarnya merupakan cara ilmiah
untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu (Sugiyono, 1999).

Berkaitan dengan strategi ragam penelitian termasuk penelitian opini, yaitu


mencari pendapat atau pandangan dari orang- orang yang berpengalaman dan sangat
berperan dalam pelaksanaan proyek konstruksi. Pengumpulan data dilakukan dengan cara
mengumpulkan data primer, yaitu langsung berhubungan dengan responden dengan cara
memberikan beberapa pertanyaan yang berupa kuesioner yang diberikan oleh peneliti,
pertanyaan disesuaikan dengan keadaan atau bidang yang akan diteliti nantinya, agar
dapat mendapat data yang akurat maka kuisioner penelitian diberikan kepada pekerja
yang ahli dibidangnya.

21
22

3.2. Lokasi Penelitian

Penelitian hanya dilakukan pada proyek Gedung Digitasi Universitas Negeri


Semarang.

3.3. Perihal Proyek

3.3.1. Organisasi Proyek

STRUKTUR ORGANISASI PROYEK SECARA GARIS BESAR

OWNER
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG

REVIEW DESAIN KONSULTAN MK

CV. IDENTITAS PT. ARTEFAK ARKINDO

KONTRAKTOR PELAKSANA

PT.ARHADI FAJAR

Sub-kon Sub-kon

Gambar 3.1 Bagan struktur Organisasi proyek secara garis besar


23

3.4. Sumber Data

Sumber data terbagi menjadi dua yaitu data primer dan data sekunder. Data
primer adalah yang diperoleh secara langsung dari narasumber. Sedangkan data sekunder
adalah Data yang diperoleh dari kepustakaan, yang meliputi jurnal-jurnal buku-buku
yang berkaitan dengan pokok permasalahan. Pada penelitian ini pengambilan sampel
menggunakan metode random sampling yaitu setiap individu dalam populasi memiliki
kesempatan yang sama untuk dipilh menjadi anggota sample. Penelitian ini berdasarkan
presepsi kontraktor atau para penyedia jasa tentang masalah hubungan faktor-faktor yang
memperngarungi penerapan sistem kerja manajemen konstruksi pada proyek
pembangunan gedung di kota Semarang. Dengan target responden yaitu rerponden yang
bergerak dalam bidang usaha jasa kontrusi di Semarang. Responden yang akan diberi
kuisioner berjumlah 45. Kuisioner akan dibagikan kepada pihak-pihak yang
bersangkutan dalam proyek Gedung Digitasi Universitas Negeri Semarang.

3.4.1. Data Primer

Data primer adalah data yang diperoleh secara langsung dari narasumber. Data
primer yang dibutuhkan yaitu pendapat dari pihak Owner, Kontraktor dan Konsultan MK
tentang faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja MK. Pada penelitian ini data-data
tersebut diperoleh dengan cara sebagai berikut :

1. Observasi

Data Observasi dilakukan dengan factual, cermat dan terperinci mengenai keadaan
lapangan , permasalahan permasalahan di lapangan yang dapat mempengaruhi
kinerja Manajemen Konstruksi (MK).

2. Wawancara

Yang perlu diperhatikan dalam wawancara ini adalah informasi dari responden
meliputi Owner, Kontraktor, dan Konsultan MK berfungsi sebagai memperjelas
atas jawaban kuisioner yang telah diisi oleh responden.

3. Kuisioner

Kuesioner disebarkan langsung kepada responden. Disini pertanyaan dibagi


menjadi 3 bagian, yaitu
24

a. Bagian A
Berisi tentang data responden yang meliputi data diri yaitu nama, jabatan
dalam perusahaan, latar belakang pendidikan, dan pengalaman kerja dalam
bidang jasa konstruksi.
b. Bagian B
Berisi tentang profil data perusahaan responden yang meliputi kategori
perusahaan, jumlah karyawan, klasifikasi dan nilai kontrak pekerjaan yang
terakhir atau yang sedang dilakukan .
c. Bagian C
Pada bidang ini dibagi menjadi 2 bagian yaitu
1. Bagian C.1
Pada bagian ini berhubungan dengan pernyataan mengenai pokok-pokok
yang mempengaruhi penerapan sistem kerja manajemen konstruksi dalam
Proyek Gedung Digitasi Universitas Negeri Semarang yang
bapak/ibu/saudara ketahui terutama di lihat dari aspek dasar menejemen
konstruksi P (Planning / Perencanaan), O (Organizing/Pengorganisasi), A
(Actuating/Pelaksanaan), C (Controlling/ Pengendalian).
2. Bagian C.2
Pada bagian ini berhubungan dengan pernyataan mengenai tindakan-
tindakan yang dilakukan agar berjalan dengan baik penerapan sistem kerja
manajemen konstruksi dalam proyek Gedung Digitasi Universitas Negeri
Semarang yang bapak/ibu/saudara ketahui terutama di lihat dari aspek
dasar menejemen konstruksi P (Planning / Perencanaan), O
(Organizing/Pengorganisasi), A (Actuating/Pelaksanaan), C (Controlling/
Pengendalian).

3.4.2. Data Sekunder

Data ini diperoleh dengan melakukan studi pustaka yang berkaitan dengan pokok
permasalahan dalam kinerja Manajemen Konstruksi yakni meliputi Rencana Kerja dan
Syarat-syarat (RKS), dan Kerangka Acuan Kerja (KAK).
25

3.5. Pembuatan Kuisioner

Pada pembuatan kuesioner ada beberapa prosedur yang diterapkan, antara lain :

1. Menetapkan variabel-variabel yang mempengaruhi keberhasilan Sistem Kinerja


Manajemen Konstruksi pada proyek Gedung Digitasi Universitas Negeri
Semarang.
2. Menyusun daftar pertanyaan berdasarkan variabel-variabel diatas.
3. Menghindari pertanyaan yang kurang jelas maksudnya dan mengubah pertanyaan
yang kurang atau tidak relevan dengan penelitian.
4. Jika ada pertanyaan yang tidak sesuai, maka diadakan perbaikan dan perubahan
terhadap pertanyaan tersebut.
5. Setelah pertanyaan yang kurang atau tidak sesuai deperbaiki, selanjutnya digunakan
untuk penelitian yang sesungguhnya terhadap 45 Responden dengan sasaran 15
(lima belas) responden dari kontraktor, 15 (lima belas) responden dari owner, 15
(lima belas) responden dari konsultas MK.

3.6. Metode Analisis dan Pengolahan Data

Proses analisis data dimulai dengan mengumpulkan seluruh data yang telah
berhasil dari responden. Setelah dibaca, dipelajari maka langkah selanjutnya adalah
melakukan pengolahan dan analisa data. Metode yang digunakan untuk mencari
keberhasilan penerapan sistem manajemen konstruksi pada proyek Gedung Digitasi
Universitas Negeri Semarang adalah metode kuantitatif. Langkah yang dilakukan dalam
analisis data pada penelitian ini adalah sebagai berikut

a. Analisis Deskriptif Responden


Data yang diberikan oleh responden melalui kuisioner yang dibagikan, akan
diolah dan digunakan untuk memberi gambaran atau penjelasan. Gambaran
atau penjelasan dalam bentuk tabel.
b. Analisis Ranking
Metode analsis ini berguna untuk menentukan ranking responden dan
memberikan prioritas terhadap variabel studi. Setelah pengumpulan data yang
telah diisi dari responden, maka hasil data analisis dengan mean rank, yang
merupakan teknik penjelasan kelompok ysng didasarkan dari nilai rata-rata
26

tersebut. Nilai rata-rata akan digunakan untuk memberikan nilai akan pengaruh
keberhasilan dari penerapan sistem kerja manajemen konstruksi dalam proyek
Gedung Digitasi Universitas Negeri Semarang.

c. Pengolahan Analisis Data


Penggunaan metode statistik dengan bantuan program aplikasi dari microsoft
excel untuk mengolah dari data sebagai berikut :
1. Menyusun tabel,tabel disusun berdasarkan data yang diperoleh dan
dikelompokkan berdasarkan pekerjaan maupun sistem dalam pekerjaan
yang terkait objek yang diteliti sehingga dapat dilihat/diamati dengan
mudah.
2. Metode Statistik nilai rata-rata ( mean ), menganalisa nilai rata-rata dari
akhir jawaban dari butir-butir tertentu pada kuisioner yang telah diisi oleh
para responden, dengan tujuan tertentu untuk mengidentifiksi prioritas dari
variabel-variabel. Untuk mendapatkan nilai IKR digunakan rumus

Dimana :

= rata-rata ukuran nilai faktor


xi = ukuran nilai faktor pada responden ke-1
n = Jumlah responden
Analisis data kuesioner menggunakan metode statistik deskriptif.
Dengan mengetahui seberapa besar faktor-faktor yang mempengaruhi
penerapan sistem kerja manajemen konstruksi dari setiap petanyaan yang
nantinya akan dihitung nilai rata-ratanya ( mean ). Dari rata-rata setiap
jawaban responden akan disusun berurutan dalam tabel dengan nilai rata-
rata terksecil. Nilai rata-rata mean terbesar ditetapkan sebagai nilai paling
baik (dominan) dari setiap pertanyaan.Metode itu juga digunakan untuk
tindakan yang perlu di lakukan agar sitem kerja manajemen konstruksi
berjalan dengan baik. Setelah itu, hasil dari kuisioner tersebut
27

diperbandingkan sebagai koefisian rangking dari setiap faktor dengan cara


mengurutkan niali rata-rata (mean) dari nilai yang tertinggi sebagai ranking
1 ( satu ).

̅
IKR =

Dimana :

IKR = Indeks Kepentingan n Relatif

̅ = nilai rata-rata (mean)

M = 4 ( pada faktor yang mempengaruhi )

Variabel yang dimiliki IKR tertinggi deberi ranking 1, kemudian


diurutkan sampai dengan nilai IKR yang paling rendah. Jika ada varriabel
dari IKR memiliki angka yang sama maka diurutkan dari kuisioner yang
paling banyak emiliki bobot nilai tertinggi. Metode analisis ini akan sangat
berguna untuk mengidentifikasi rangking dan memberi prioritas terhadap
variabel studi.

3.7. Metode Penyimpulan Data

Setelah nilai mean dan rangking diketahui, kemudian kita menentukan range untuk
mengelompokan masing-masing variabel, dengan meberi 4 pilihan sesuai dengan tingkat
kepentingan dan untuk kepentingan dilapangan
Cara penyimpulan data adalah dengan cara menarik kesimpulan berdasarkan
analisis data yang telah dilakukan yang termasuk kategori faktor-faktor yang
mempengaruhi penerapan sistem kerja manajemen konstruksi yaitu dengan :
1. Menentukan interval yang setuju sampai yang tidak setuju dengan melihat kriteria
skor hasil analisa sebagai berikut.
Tabel 3-1 Penilaian Hasil Kuisioner

Nilai Rata-Rata (X) Keterangan


3,5 < X < 4,0 Sangat Berpengaruh
2,5 < X < 3,5 Berpengaruh
28

1,5 < X < 2,5 Kurang Berpengaruh


1,0 < X < 1,5 Tidak Berpengaruh

2. Berdasarkan urutan rangking skor nantinya diambil 4 faktor yang berpengaruh


diantara faktor-faktor lain, yaitu dengan melihat rangking nilai teratas skor faktor
yang keluar didalam analisa data tersebut.Kemudian berdasarkan urutan rangking,
nantinya akan diambil faktor yang setuju dan sangat setuju. Bilamana dalam
menentukan mean, terdapat dua atau lebih variabel yang mempunyai nilai sama,
maka diurutkan dari kuisioner yang mmpunyai bobot nilai tertinggi yang paling
banyak. Dalam kuisioner ini bobot yang mempunyi nilai tertinggi adalah sangat
setuju.
BAB IV

ANALISA DATA

4.1 Analisis Deskritif Responden

Analisis Deskriptif Responden adalah analisis mengenai pengolahan data yang


digunakan untuk memberi gambaran dari hasil jawaban yang diberikan oleh responden.

Dalam laporan tugas akhir yang berjudul “ANALISIS KINERJA MANAJAMEN


KONTRUKSI PADA PROYEK GEDUNG DIGITASI UNIVERSITAS NEGERI
SEMARANG ”, dengan dilakukannya metode kuisioner untuk tugas akhir ini, dipilihlah
beberapa responden yang terlibat dalam proses pekerjaan pembangunan di lingkungan
proyek tersebut untuk dimintai waktunya dalam mengisi kuesioner.

Dari sejumlah 45 eksemplar kuisioner yang disebarkan kepada responden,


diperoleh jawaban dari responden yang diminta partisipasinya untuk pengisian kuisioner
penelitian ini.

4.2 Data Responden

Pada penelitian ini diperoleh dari data pribadi responden yang diolah dan hasilnya
dipergunakan untuk memberikan penjelasan ataupun gambaran tentang responden yang
akan ditampilkan dalam bentuk tabel dan grafik. Bagian ini terdiri atas :

4.2.1 Kategori Responden

Kategori Responden Jumlah Persentase (%)


Owner 15 33,3%
Manajemen Konstruksi 15 33,3%
Kontraktor 15 33,3%
TOTAL 45 100 %
Tabel 4.1 Kategori Responden

Sumber : Hasil Kuisioner

29
30

35
30
25
20
15
10
5
0
Owner Manajemen Konstruksi Kontraktor

Sumber : Hasil Pengolahan data kuesioner


Gambar 4.1 Diagram pekerjaan responden
Pada tabel 4.1 menunjukan pekerjaan para responden yang mengisi kuisioner
adalah Owner, Manajemen Konstruksi , dan Kontraktor dengan persentase 33,3%.

4.2.2 Kedudukan atau jabatan


Dibawah ini adalah kedudukan atau jabatan responden yang mengisi kuisioner yaitu :

Jabatan Jumlah (%)


Pejabat Pembuat Komitmen 3 6,7
Tata Usaha 5 11,1
Asisten Teknik 3 6,7
Direksi Lapangan 3 6,7
Team Leader 1 2,2
Wakil Team Leader 1 2,2
Tenaga Ahli 5 11,1
Konsultan Perencana 2 4,4
Project Manager 1 2,2
Pelaksana 3 6,7
Staf Teknik 3 6,7
Site Engineer 6 13,3
Lainnya 9 20
TOTAL 45 100
Tabel 4.2 kedudukan/Jabatan responden
Sumber : Hasil Kuisioner
31

25
20
15
10
5
0

Sumber : Hasil Pengolahan data kuesioner


Gambar 4.2 Diagram Kedudukan atau Jabatan
Pada Tabel 4.2 menunjukan kedudukan atau jabatan responden pada pembangunan
proyek Gedung Digitasi Universitas Negeri Semarang. Dari data tersebut dapat diperoleh
jumlah responden terbanyak adalah lainnya dengan persentase sebanyak 20% .

4.2.3 Usia Responden yang bekerja dalam Proyek

Pengalaman responden Jumlah Persentase (%)


< 20 tahun - 0
20 s/d 30 tahun 8 orang 17,8
30 s/d 40 tahun 19 orang 42,2
> 40 tahun 18 orang 40
TOTAL 45 Orang 100
Tabel 4.3 Usia Responden yang bekerja dalam proyek

Sumber : Hasil Kuisioner


32

50
40
30
20 persentase (%)
10
0
Kurang dari 20 20 s/d 30 tahun 30 s/d 40 tahun > 40 tahun
tahun

Sumber : Hasil Pengolahan data kuesioner


Gambar 4.3 Diagram Usia Responden yang bekerja dalam proyek

Pada tabel 4.3 terlihat bahwa responden yang ikut berpartisipasi dalam pengisian
kuisioner lebih banyak pekerja dengan usia 30 s/d 40 tahun dengan persentase sebanyak
42,22% kemudian dilanjutkan pekerja dengan usia lebih dari 40 tahun sebanyak 40% dan
pekerja dengan usia 20 s/d 30 tahun sebanyak 17,8%.

4.2.4 Pendidikan Terakhir responden

Pendidikan Terakhir Jumlah Persentase


(%)
SMA/SMK 1 2,2
D3 10 22,2
S1 27 60
S2 6 13,3
S3 1 2,2
TOTAL 45 100
Tabel 4.4 Pendidikan Terakhir Responden

Sumber : Hasil Kuisioner


33

70
60
50
40
30 persentase %
20
10
0
SMA/SMK D3 S1 S2 S3

Sumber : Hasil Pengolahan data kuesioner


Gambar 4.4 Diagram Pendidikan Terakhir Responden

Pada tabel 4.4 menunjukan pendidikan responden terbanyak adalah S1 dengan


persentase sebanyak 60 % kemudian diikuti pendidikan responden D3 dengan persentase
sebesar 22.2 %. Untuk pendidikan S2 didapat presentase 13,3 % disusul S3 dan
SMA/SMK dengan presentase paling rendah yaitu 2,2 %.

4.2.5 Pengalaman Responden bekerja dalam Proyek

Pengalaman responden jumlah Persentase (%)


< 5 tahun 12 orang 26,7
5 s/d 10 tahun 19 orang 42,2
10 s/d 15 tahun 11 orang 24,4
> 15 tahun 3 orang 6,7
TOTAL 45 Orang 100
Tabel 4.5 Pengalaman Responden bekerja dalam proyek

Sumber : Hasil Kuisioner


34

45
40
35
30
25
20 persentase (%)
15
10
5
0
< 5 tahun 5 s/d 10 tahun 10 s/d 15 tahun > 15 tahun

Sumber : Hasil Pengolahan data kuesioner


Gambar 4.5 Diagram Pengalaman Responden bekerja dalam proyek

Pada tabel 4. 5 terlihat bahwa responden yang ikut berpartisipasi dalam pengisian
kuisioner lebih banyak pekerja yang sudah bekerja 5 s/d 10 tahun dengan persentase
sebanyak 42,2% , pekerja yang sudah bekerja kurang dari 5 tahun sebanyak 26,7% ,
pekerja yang bekerja 10 s/d 15 tahun sebanyak 24,4% dan pekerja yang sudah bekerja
lebih dari 15 tahun sebanyak 6,7 % .

4.3 Data Terkait Responden


4.3.1 Nilai proyek yang ditangani oleh responden

Tabel 4.6 Nilai proyek yang ditangani responden

Nilai proyek yang ditangani responden Jumlah Persentase (%)


10.000.000,00 – 100.000.000,00 0 0
100.000.000,00 – 1.000.000.000,00 1 2
1.000.000.000,00– 50.000.000.000,00 8 8
> 50.000.000.000,00 36 80
Lainnya 0 0
TOTAL 45 Orang 100
Sumber : Hasil Kuisioner
35

100

80

60

40 persentase %

20

0
10 jt - 100 jt 100 jt - 1 M 1 M - 50 M > 50 M lainnya

Sumber : Hasil Pengolahan data kuesioner


Gambar 4.6 Diagram Nilai proyek yang ditangani responden

Pada tabel 4.6 menunjukan nilai proyek yang ditangani oleh responden tertinggi
dengan persentase sebanyak 80 % dengan nilai proyek lebih dari 50 M.

4.3.2 Penerapan Sistem Kerja Manajemen Konstruksi

Penerapan Sistem Kerja Manajemen Jumlah Persentase %


Konstruksi
Sudah 45 100%
Belum 0 0%
TOTAL 45 100%
Tabel 4.7 Penerapan sistem kerja manajemen konstruksi

Sumber : Hasil Kuisioner

120
100
80
60
Persentase %
40
20
0
Sudah Belum

Sumber : Hasil Pengolahan data kuesioner


Gambar 4.7 Penerapan sistem kerja manajemen konstruksi
36

Pada tabel 4.7 Penereapan sistem kerja manajemen konstruksi pada proyek responden
sudah diterapkan secara keseluruhan yaitu sebesar 100%.

4.3.3 Pengaruh Pelaksanaan Sistem Kerja Manajemen Konstruksi

Pengaruh Pelaksanaan Sistem Kerja Jumlah Persentase %


Manajemen Konstruksi
Ya, Berpengaruh 44 97,8%
Tidak, Sama Saja 1 2,2%
TOTAl 45 100%
Tabel 4.8 Pengaruh Pelaksanaan Sistem Kerja Manajemen Konstruksi

Sumber : Hasil Kuisioner

120

100

80

60

40

20

0
Ya, Berpengaruh Tidak, Sama Saja

Sumber : Hasil Pengolahan data kuesioner


Gambar 4.8 Pengaruh Pelaksanaan Sistem Kerja Manajemen Konstruksi

Pada tabel 4.8 Pengaruh pelaksanaan sistem kerja manajemen konstruksi terhadap
waktu pelaksanaan proyek sehingga selesai tepat waktu menurut responden berpengaruh
sebesar 97,8%.
37

4.3.4 Penerapan Sistem Kerja Manajemen Konstruksi secara optimal

Penerapan Sistem Kerja Manajemen Jumlah Persentase %


Konstruksi secara optimal
Sudah dilaksanakan 26 57,8
Dilaksanakan sebagian 19 42,2
Tidak dilaksanakan 0 0
Lainya 0 0
TOTAL 45 100
Tabel 4.9 Penerapan Sistem Kerja Manajemen Konstruksi secara optimal

Sumber : Hasil Kuisioner

70

60

50

40

30

20

10

0
sudah dilaksanakan Dilaksanakan sebagian Tidak dilaksanakan lainnya

Sumber : Hasil Pengolahan data kuesioner


Gambar 4.9 Pelaksanaan Sistem Kerja Manajemen Konstruksi

Pada tabel 4.9 menurut responden Penerapan sistem kerja Manajemen Konstruksi
secara optimal pada pelaksanaan pekerjaan proyek yang sudah dilaksanakan sebesar 57,8%
dan untuk yang di laksanakan sebagian sebesar 42,2%.
38

4.3.5 Penggunaan sertifikat keahlian dan sertifikat keterampilan

Tabel 4.10 Penguna sertifikat keahlian dan sertifikat keterampilan

Penggunaan sertifikat keahlian Jumlah Persentase %


Sudah semuanya 10 22,2
Sudah sebagian 35 77,8
Belum semuanya 0 0
Lainya 0 0
TOTAL 45 100
Sumber : Hasil Kuisioner

90
80
70
60
50
40
30
20
10
0
sudah semuanya sudah sebagian belum semuanya lainnya

Sumber : Hasil Pengolahan data kuesioner


Gambar 4.10 Diagram Penguna sertifikat keahlian dan sertifikat keterampilan

Pada tabel 4.10 menurut pengisian kuesioner yang dilakukan oleh responden, tenaga
kerja pada proyek yang sudah mempunyai sertifikat keahlian dan sertifikat keterampilan
secara keseluruhan atau sudah semuanya mencapai 22,2% sedangkan yang sudah sebagian
memiliki sebesar 77,8%.
39

4.4 Data Hasil Kuisioner Faktor Pengaruh Sitem Kerja Manajemen Konstruksi

Berikut data-data hasil penelitian tentang faktor-faktor yang mempengaruhi sistem


kerja manajemen konstruksi dalam Proses P (Planning)/Perencanaan, O
(Organizing)/Pengorganisasian, A (Actuating)/Pelaksanaan, C (Controlling)/Pengendalian
pada pembangunan proyek Gedung Digitasi Universitas Negeri Semarang. Dengan
penilaian yang dilakukan sebagai berikut :

1. Sangat Berpengaruh (SB) = nilai 3,5 ≤ × ≤ 4


2. Berpengaruh (B) = nilai 2,5 ≤ × < 3,5
3. Kurang Berpengaruh (KB) = nilai 1,5 ≤ × < 2,5
4. Tidak Berpengaruh (TB) = nilai 1 ≤ × ≤ 1,5
40

Tabel 4.11 Data rekapitulasi hasil kuisioner faktor-faktor yang mempengaruhi sistem kerja
manajemen konstruksi dalam Proses Planning, Organizing, Actuating, dan Controlling
pada proyek Gedung Digitasi Universitas Negeri Semarang

Faktor yang mempengaruhi sistem kerja manajemen konstruksi dalam proses P


(Planning)/Perencanaan

Nilai Pengaruh
Penerapan Sistem
Kerja Manajemen
Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Sistem Kerja Konstruksi
No Indikator
Manajemen Konstruksi
TB KB B SB
1 2 3 4

Perubahan desain yang dilakukan selama proyek 0 0 30 15


1
berlangsung.

1 Waktu Waktu yang digunakan untuk membuat gambar 0 2 12 31


2
kerja yang terbatas dan tidak memadai.

Kekurangan waktu untuk proses recovery akibat 0 2 31 12


3
kegagalan dalam proses desain.

Terjadinya cost over runs (pembengkakan biaya) 0 2 25 18


1
selama proses desain.

Perusahaan kehilangan peluang/pasar akibat 0 2 17 26


2 Biaya 2
produk (hasil desain) tidak sesuai persyaratan.

Perhitungan volume pekerjaan yang kurang tepat


3 dan tidak sesuai dengan hasil desain yang sudah 0 2 25 18
ditentukan.

1 Ketidak cocokan desain dengan pelaksanaan. 0 0 32 13

Kurangnya ketersediaan tenaga ahli untuk 0 1 15 29


3 Mutu 2
masalah teknis selama proses perencanaan.

Spesifikasi yang kurang detail dan kurang 0 1 27 17


3
akurat.
41

Faktor yang mempengaruhi sistem kerja manajemen konstruksi dalam proses O


(Organizing)/Pengorganisasian
Nilai Pengaruh
Penerapan Sistem
Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Sistem Kerja Kerja Manajemen
No Indikator Konstruksi
Manajemen Konstruksi
TB KB B SB
1 2 3 4
Sistem birokrasi yang rumit sehingga
1 menimbulkan lamanya proses pengambilan 0 1 29 15
keputusan terhadap suatu masalah.

1 Waktu Koordinasi yang kurang baik antar penyedia jasa 0 0 21 24


2
konstruksi yang terlibat dalam proyek.

Adanya miss komunikasi antara orang lapangan 0 2 29 14


3
dan kantor

Pemilihan Tenaga Ahli yang kurang sesuai 0 1 27 17


1
dengan konsep perencanaan.

Lemahnya koordinasi apabila terjadi 0 1 28 16


2 Biaya 2
penyimpangan pekerjaan.

3 Adanya pekerjaan tambah kurang. 0 1 23 21

1 Tenaga Ahli yang kurang berpengalaman. 0 0 24 21

3 Mutu 2 Kurang lengkapnya dokumen kontrak. 0 0 20 25

3 Rapat koordinasi tidak berkala. 0 1 31 13


42

Faktor yang mempengaruhi sistem kerja manajemen konstruksi dalam proses A


(Actuating)/Pelaksanaan
Nilai Pengaruh
Penerapan Sistem
Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Sistem Kerja Kerja Manajemen
No Indikator Konstruksi
Manajemen Konstruksi
TB KB B SB
1 2 3 4

Pelaksanaan manajemen peralatan dan tenaga 0 1 25 19


1
kerja yang kurang baik.

1 Waktu 2 Keterlambatan datangnya material 0 1 22 22

Kondisi cuaca yang buruk saat kegiatan 0 0 17 28


3
pembangunan proyek

Perhitungan prestasi pekerjaan yang tidak sesuai 0 0 30 15


1
dengan spesifikasi kontrak.

2 Biaya Kerusakan Peralatan pada saat kegiatan 0 1 22 22


2
pembangunan proyek

Kesalahan dalam memasukkan data keuangan 0 0 22 23


3
proyek

Penggunaan material yang tidak sesuai 0 1 28 16


1
spesifikasi.

Tidak adanya pengajuan metode pelaksanaan


3 Mutu 2 atau job mix desain dari kontraktor untuk setiap 0 1 24 20
tahapan pekerjaan.

3 Mutu beton terkadang tidak sesuai spesifikasi 0 1 26 18


43

Faktor yang mempengaruhi sistem kerja manajemen konstruksi dalam proses C


(Controlling)/Pengawasan
Nilai Pengaruh
Penerapan Sistem
Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Sistem Kerja Kerja Manajemen
No Indikator Konstruksi
Manajemen Konstruksi
TB KB B SB
1 2 3 4

Pelaksanaan konstruksi terlambat dari waktu 0 1 29 15


1
perencanaan.

1 Waktu Penggunaan jumlah tenaga kerja yang kurang 0 3 20 22


2
sehingga mengakibatkan keterlambatan waktu.

Terjadi penyimpangan pelaksanaan di lapangan 0 0 26 19


3
terhadap master schedule.

Standar material yang digunakan sudah tidak 0 0 29 16


1
tersedia lagi di pasaran.

Keterlambatan pencairan dana untuk pembelian 0 2 18 25


2 Biaya 2
material

3 Keterlambatan pembayaran oleh owner 0 0 29 16

Tidak kesesuaian mutu material yang digunakan 0 0 37 8


1
dengan spesifikasi teknis.

Penyimpangan terhadap pelaksanaan metode 0 0 26 19


3 Mutu 2
konstruksi.

3 Kerusakan bahan ditempat penyimpanan 0 3 25 17

Sumber : Hasil Kuisioner


44

4.5 Analisis Faktor yang Mempengaruhi Sistem Manajemen Konstruksi pada


Proyek Gedung Digitasi Universitas Negeri Semarang

Analisis dilakukan dengan cara mengurutkan variabel yang digunakan. Untuk


menentukan pengaruh yang dominan dari perubahan atau keterlambatan pelaksanaan
proyek konstruksi, yaitu dengan menghitung nilai rata-rata (mean) dari daftar kuisioner.
Sedangkan untuk mencari seberapa besar faktor yang mempengaruhi dan yang paling
menentukan, digunakan metode indeks. Adapun metode indeks ini berdasarkan model
static non parametic, yaitu dengan menghitung nilai Indeks Kepentingan Relatif (IKR).

Nilai indeks kemudian disusun berurutan dalam suatu tabel dari nfaktor dengan
nilai rata-rata terkecil. Faktor yang memiliki nilai rata-rata terbesar ditetapkan sebagai
faktor yang paling mempengaruhi. Semakin kecil nilai rata-ratanya, maka semakin kecil
faktor yang mempengaruhi sistem kerja manajemen konstruksi pada proyek Gedung
Digitasi Universitas Negeri Semarang .
45

Tabel 4.12 Analisis Hasil Kuisioner

Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Sistem Kerja


No Indikator Manajemen Konstruksi Dalam Proses P (Planning) / TB KB B SB ∑xi X XF IKR Keterangan
Perencanaan
1 2 3 4
Perubahan desain yang dilakukan selama proyek 0 0 30 15
1 150 3,33 0,83 Berpengaruh
berlangsung.
1 Waktu Waktu yang digunakan untuk membuat gambar kerja 0 2 12 31 Sangat
2 164 3,64 3,40 0,91
yang terbatas dan tidak memadai. Berpengaruh
Kekurangan waktu untuk proses recovery akibat 0 2 31 12
3 145 3,22 0,81 Berpengaruh
kegagalan dalam proses desain.
Terjadinya cost over runs (pembengkakan biaya) 0 2 25 18
1 151 3,36 0,84 Berpengaruh
selama proses desain.
2 Biaya Perusahaan kehilangan peluang/pasar akibat produk 0 2 17 26 3,41 Sangat
2 159 3,53 0,88
(hasil desain) tidak sesuai persyaratan. Berpengaruh
Perhitungan volume pekerjaan yang kurang tepat dan
3 tidak sesuai dengan hasil desain yang sudah 0 2 25 18 151 3,36 0,84 Berpengaruh
ditentukan.

1 Ketidak cocokan desain dengan pelaksanaan. 0 0 32 13 148 3,29 0,82 Berpengaruh

3 Mutu Kurangnya ketersediaan tenaga ahli untuk masalah 0 1 15 29 Sangat


2 163 3,62 3,42 0,91
teknis selama proses perencanaan. Berpengaruh

3 Spesifikasi yang kurang detail dan kurang akurat. 0 1 27 17 151 3,36 0,84 Berpengaruh
46

Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Sistem Kerja


No Indikator Manajemen Konstruksi Dalam Proses O (Organizing) TB KB B SB ∑xi X XF IKR Keterangan
/ Pengorganisasian
1 2 3 4
Sistem birokrasi yang rumit sehingga menimbulkan
0 1 29 15
1 lamanya proses pengambilan keputusan terhadap suatu 150 3,31 0,83 Berpengaruh
masalah.
1 Waktu Koordinasi yang kurang baik antar penyedia jasa 0 0 21 24 Sangat
2 164 3,53 3,37 0,88
konstruksi yang terlibat dalam proyek. Berpengaruh

Adanya miss komunikasi antara orang lapangan dan 0 2 29 14


3 145 3,27 0,82 Berpengaruh
kantor

Pemilihan Tenaga Ahli yang kurang sesuai dengan 0 1 27 17


1 151 3,36 0,84 Berpengaruh
konsep perencanaan.
2 Biaya 3,38
Lemahnya koordinasi apabila terjadi penyimpangan 0 1 28 16
2 159 3,33 0,83 Berpengaruh
pekerjaan.

0 1 23 21
3 Adanya pekerjaan tambah kurang. 151 3,44 0,86 Berpengaruh

0 0 24 21
1 Tenaga Ahli yang kurang berpengalaman. 148 3,47 0,87 Berpengaruh

3 Mutu
0 0 20 25 3,43 Sangat
2 Kurang lengkapnya dokumen kontrak. 163 3,56 0,89
Berpengaruh

0 1 31 13
3 Rapat koordinasi tidak berkala. 151 3,27 0,82 Berpengaruh
47

Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Sistem Kerja


No Indikator Manajemen Konstruksi Dalam Proses A (Actuating) / TB KB B SB ∑xi X XF IKR Keterangan
Pelaksanaan
1 2 3 4
Pelaksanaan manajemen peralatan dan tenaga kerja 0 1 25 19
1 150 3,40 0,85 Berpengaruh
yang kurang baik.
1 Waktu 0 1 22 22
2 Keterlambatan datangnya material 164 3,47 3,50 0,87 Berpengaruh

Kondisi cuaca yang buruk saat kegiatan pembangunan 0 0 17 28 Sangat


3 145 3,62 0,91
proyek Berpengaruh
Perhitungan prestasi pekerjaan yang tidak sesuai 0 0 30 15
1 151 3,33 0,83 Berpengaruh
dengan spesifikasi kontrak.
2 Biaya
Kerusakan Peralatan pada saat kegiatan pembangunan 0 1 22 22 3,44
2 159 3,47 0,87 Berpengaruh
proyek
0 0 22 23 Sangat
3 Kesalahan dalam memasukkan data keuangan proyek 151 3,51 0,88
Berpengaruh
0 1 28 16
1 Penggunaan material yang tidak sesuai spesifikasi. 148 3,33 0,83 Berpengaruh

3 Mutu Tidak adanya pengajuan metode pelaksanaan atau job


0 1 24 20 3,38
2 mix desain dari kontraktor untuk setiap tahapan 163 3,42 0,86 Berpengaruh
pekerjaan.
0 1 26 18
3 Mutu beton terkadang tidak sesuai spesifikasi 151 3,38 0,84 Berpengaruh
48

Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Sistem Kerja


No Indikator Manajemen Konstruksi Dalam Proses C (Controlling) TB KB B SB ∑xi X XF IKR Keterangan
/ Pengendalian
1 2 3 4
Pelaksanaan konstruksi terlambat dari waktu 0 1 29 15 149 3.31
1 0,83 Berpengaruh
perencanaan.

1 Waktu Penggunaan jumlah tenaga kerja yang kurang 0 3 20 22 154 3.42


2 3,39 0,86 Berpengaruh
sehingga mengakibatkan keterlambatan waktu.

Terjadi penyimpangan pelaksanaan di lapangan 0 0 26 19 154 3.42


3 0,86 Berpengaruh
terhadap master schedule.

Standar material yang digunakan sudah tidak tersedia 0 0 29 16


1 151 3,36 0,84 Berpengaruh
lagi di pasaran.
2 Biaya 3,41
Keterlambatan pencairan dana untuk pembelian 0 2 18 25 Sangat
2 159 3,53 0,88
material Berpengaruh
0 0 29 16
3 Keterlambatan pembayaran oleh owner 151 3,36 0,84 Berpengaruh

Tidak kesesuaian mutu material yang digunakan 0 0 37 8


1 143 3,18 0,79 Berpengaruh
dengan spesifikasi teknis.
3 Mutu Penyimpangan terhadap pelaksanaan metode 0 0 26 19
2 154 3,42 3,30 0,86 Berpengaruh
konstruksi.

0 3 25 17
3 Kerusakan bahan ditempat penyimpanan 149 3,31 0,83 Berpengaruh

Sumber : Hasil Pengolahan Kuisione


49

4.6 Rangking faktor-faktor yang mempengaruhi sistem kerja manajemen konstruksi


pada proyek Gedung Digitasi Universitas Negeri Semarang

Tabel 4.13 Rangking faktor-faktor yang mempengaruhi sistem kerja manajemen konstruksi
pada proyek Gedung Digitasi Universitas Negeri Semarang

Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Sistem


No Indikator Kerja Manajemen Konstruksi Dalam Mean Rangking Keterangan
Proses P (Planning) / Perencanaan

Waktu yang digunakan untuk membuat


3,64 Sangat
1 gambar kerja yang terbatas dan tidak 1
Berpengaruh
memadai.
1 Waktu
Perubahan desain yang dilakukan 3,33
2 2 Berpengaruh
selama proyek berlangsung.

Kekurangan waktu untuk proses


3,22
3 recovery akibat kegagalan dalam proses 3 Berpengaruh
desain.
Perusahaan kehilangan peluang/pasar
3,53 Sangat
1 akibat produk (hasil desain) tidak sesuai 1
Berpengaruh
persyaratan.

2 Biaya Terjadinya cost over runs


3,36
2 (pembengkakan biaya) selama proses 2 Berpengaruh
desain.

Perhitungan volume pekerjaan yang


3,36
3 kurang tepat dan tidak sesuai dengan 3 Berpengaruh
hasil desain yang sudah ditentukan.

Kurangnya ketersediaan tenaga ahli


3,62 Sangat
1 untuk masalah teknis selama proses 1
Berpengaruh
perencanaan.
Mutu
3
Spesifikasi yang kurang detail dan 3,36
2 2 Berpengaruh
kurang akurat.

Ketidak cocokan desain dengan 3,29


3 3 Berpengaruh
pelaksanaan.
50

Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Sistem


No Indikator Kerja Manajemen Konstruksi Dalam Mean Rangking Keterangan
Proses O (Organizing) / Pengorganisasian

Koordinasi yang kurang baik antar


3,53 Sangat
1 penyedia jasa konstruksi yang terlibat 1
Berpengaruh
dalam proyek.

1 Waktu Sistem birokrasi yang rumit sehingga


menimbulkan lamanya proses 3,31
2 2 Berpengaruh
pengambilan keputusan terhadap suatu
masalah.

Adanya miss komunikasi antara orang 3,27


3 3 Berpengaruh
lapangan dan kantor

3,44
1 Adanya pekerjaan tambah kurang. 1 Berpengaruh

2 Biaya Pemilihan Tenaga Ahli yang kurang 3,36


2 2 Berpengaruh
sesuai dengan konsep perencanaan.

Lemahnya koordinasi apabila terjadi 3,33


3 3 Berpengaruh
penyimpangan pekerjaan.

3,56 Sangat
1 Kurang lengkapnya dokumen kontrak. 1
Berpengaruh

3 Mutu
Tenaga Ahli yang kurang 3,47
2 2 Berpengaruh
berpengalaman.

3,27
3 Rapat koordinasi tidak berkala. 3 Berpengaruh
51

Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Sistem


No Indikator Kerja Manajemen Konstruksi Dalam Mean Rangking Keterangan
Proses A (Actuating) / Pelaksanaan

Kondisi cuaca yang buruk saat kegiatan 3,62 Sangat


1 1
pembangunan proyek Berpengaruh

1 Waktu
3,47
2 Keterlambatan datangnya material 2 Berpengaruh

Pelaksanaan manajemen peralatan dan 3,40


3 3 Berpengaruh
tenaga kerja yang kurang baik.

Kesalahan dalam memasukkan data 3,51 Sangat


1 1
keuangan proyek Berpengaruh

2 Biaya Kerusakan Peralatan pada saat kegiatan 3,47


2 2 Berpengaruh
pembangunan proyek

Perhitungan prestasi pekerjaan yang 3,33


3 3 Berpengaruh
tidak sesuai dengan spesifikasi kontrak.

Tidak adanya pengajuan metode


pelaksanaan atau job mix desain dari 3,42
1 1 Berpengaruh
kontraktor untuk setiap tahapan
pekerjaan.
3 Mutu
Mutu beton terkadang tidak sesuai 3,38
2 2 Berpengaruh
spesifikasi

Penggunaan material yang tidak sesuai 3,33


3 3 Berpengaruh
spesifikasi.
52

Faktor-Faktor yang Mempengaruhi


Sistem Kerja Manajemen Konstruksi
No Indikator Mean Rangking Keterangan
Dalam Proses C (Controlling) /
Pengendalian

Terjadi penyimpangan pelaksanaan di 3,42


1 1 Berpengaruh
lapangan terhadap master schedule.

1 Waktu Penggunaan jumlah tenaga kerja yang


3,42
2 kurang sehingga mengakibatkan 2 Berpengaruh
keterlambatan waktu.

Pelaksanaan konstruksi terlambat dari 3,31


3 3 Berpengaruh
waktu perencanaan.

Keterlambatan pencairan dana untuk 3,53 Sangat


1 1
pembelian material Berpengaruh

2 Biaya
Standar material yang digunakan sudah 3,36
2 2 Berpengaruh
tidak tersedia lagi di pasaran.

3,36
3 Keterlambatan pembayaran oleh owner 3 Berpengaruh

Penyimpangan terhadap pelaksanaan 3,42


1 1 Berpengaruh
metode konstruksi.

3 Mutu Kerusakan bahan ditempat 3,31


2 2 Berpengaruh
penyimpanan

Tidak kesesuaian mutu material yang 3,18


3 3 Berpengaruh
digunakan dengan spesifikasi teknis.

Sumber : Hasil Kuisioner


53

1. Perencanaan (Planning)
a. Berdasarkan tabel 4.13 dapat diketahui bahwa menurut responden, faktor yang
sangat berpengaruh dalam sistem kerja manajemen konstruksi pada indikator
waktu adalah waktu yang digunakan untuk membuat gambar kerja yang
terbatas dan tidak memadai. Dengan kurangnya waktu yang digunakan pada
saat membuat gambar kerja tentunya akan mempengaruhi dari kualitas gambar
itu sendiri. Apabila waktu yang di berikan cukup, maka tentunya akan di
dapatkan gambar yang sesuai dengan spesifikasi yang diharapkan. Kemudian
faktor lain yang berpengaruh dalam sistem kerja manajemen konstruksi pada
indikator waktu adalah kekurangan waktu untuk proses recovery akibat
kegagalan dalam proses desain. Pemberian waktu yang tepat dan sesuai dalam
pembuatan desain sangatlah mempengaruhi berhasil tidaknya proses renovasi
itu sendiri.
b. Berdasarkan tabel 4.13 dapat diketahui bahwa menurut responden, faktor yang
sangat berpengaruh dalam sistem kerja manajemen konstruksi pada indikator
biaya adalah perusahaan kehilangan peluang/pasar akibat produk (hasil desain)
tidak sesuai persyaratan. Dengan hilangnya peluang pasar, maka tentunya akan
menurunkan akreditasi atau kualitas dari pada perusahaan atau PT itu sendiri
dan tentunya sulit untuk memenangkan tender yang di ikuti. Kemudian faktor
yang berpengaruh dalam sistem kerja manajemen konstruksi pada indikator
biaya adalah perhitungan volume pekerjaan yang kurang tepat dan tidak sesuai
dengan hasil desain yang sudah ditentukan. Apabila volume pekerjaan kurang
tepat atau tidak sesuai dapat menyebabkan pembengkaaan rencana anggaran
biaya.
c. Berdasarkan tabel 4.13 dapat diketahui bahwa menurut responden, faktor yang
sangat berpengaruh dalam sistem kerja manajemen konstruksi pada indikator
mutu adalah kurangnya ketersediaan tenaga ahli untuk masalah teknis selama
proses perencanaan. Dengan kurangnya tenaga ahli yang berpengalaman, maka
sangatlah mempengaruhi proses pengerjaan renovasi karena Tenaga ahli
memiliki SKA dan SKT yang telah diakui dan memiliki keahlian menurut
bidangnya, tentunya hal ini akan mempercepat proses pengerjaan apabila suatu
proyek memiliki tenaga ahli yag cukup. Kemudian faktor yang berpengaruh
dalam sistem kerja manajemen konstruksi pada indikator mutu adalah ketidak
54

cocokan desain dengan pelaksanaan. Ketika hal ini terjadi dalam suatu proyek,
maka biasanya dilakukan rapat koordinasi untuk mencari solusi dalam
pemecahan masalah desain yang terlanjur dibuat.
2. Pengorganisasian (Organizing)
a. Berdasarkan tabel 4.13 dapat diketahui bahwa menurut responden, faktor yang
sangat berpengaruh dalam sistem kerja manajemen konstruksi pada indikator
waktu adalah koordinasi yang kurang baik antar penyedia jasa konstruksi yang
terlibat dalam proyek. Kurangnya hubungan koordinasi antara penyedia jasa
sangatlah berpengaruh secara langsung terhadap jalannya suatu proyek. Apabila
antara penyedia jasa dapat bekerja sama dengan baik, maka akan dapat saling
membantu dan juga saling melengkapi kekurangan antara tiap-tiap bagian agar
nantinya proyek dapat terselesaikan tepat waktu. Kemudian faktor yang
berpengaruh dalam sistem kerja manajemen konstruksi pada indikator waktu
adalah adanya miss komunikasi antara orang lapangan dan kantor. Koordinasi
antar pekerja disini sangatlah penting mengingat pekerjaan lapangan haruslah
bedasarkan koordinasi dari orang kantor itu sendiri.
b. Berdasarkan tabel 4.13 dapat diketahui bahwa menurut responden, faktor yang
berpengaruh dalam sistem kerja manajemen konstruksi pada indikator biaya
adalah adanya pekerjaan tambah kurang. Dengan adanya pekerjaan tambah
kurang dapat mengakibatkan volume pekerjaan berubah dari yang direncanakan
sehingga berpengaruh terhadap rencana anggaran biaya.
c. Berdasarkan tabel 4.13 dapat diketahui bahwa menurut responden, faktor yang
sangat berpengaruh dalam sistem kerja manajemen konstruksi pada indikator
mutu adalah kurang lengkapnya dokumen kontrak. Kelegkapan dokumen
kontrak sangatlah penting mengingat setiap bulan pihak dari PPK akan
melakukan pemeriksaan terkait kelengkapan dokumen. Apabila dokumen tidak
lengkap, maka akan di mintai pertanggungjawaban terkait ketidak lengkapan
dokumen. Kemudian faktor yang berpengaruh dalam sistem kerja manajemen
konstruksi pada indikator mutu adalah rapat koordinasi tidak berkala. Rapat
koordinasi sangatlah penting, mengingat setiap kejadian dan permasalahan yang
terjadi di lapangan akan dibahas bersama dan dipecahkan masalahnya dalam
rapat koordinasi.
.
55

3. Pelaksanaan (Actuating)
a. Berdasarkan tabel 4.13 dapat diketahui bahwa menurut responden, faktor yang
sangat berpengaruh dalam sistem kerja manajemen konstruksi pada indikator
waktu adalah kondisi cuaca yang buruk saat kegiatan pembangunan proyek.
Kemudian faktor yang berpengaruh dalam sistem kerja manajemen konstruksi
pada indikator waktu adalah pelaksanaan manajemen peralatan dan tenaga kerja
yang kurang baik.
b. Berdasarkan tabel 4.13 dapat diketahui bahwa menurut responden, faktor yang
sangat berpengaruh dalam sistem kerja manajemen konstruksi pada indikator
biaya adalah kesalahan dalam memasukkan data keuangan proyek. Kemudian
faktor yang berpengaruh dalam sistem kerja manajemen konstruksi pada
indikator biaya adalah perhitungan prestasi pekerjaan yang tidak sesuai dengan
spesifikasi kontrak.
c. Berdasarkan tabel 4.13 dapat diketahui bahwa menurut responden, faktor yang
berpengaruh dalam sistem kerja manajemen konstruksi pada indikator mutu
adalah tidak adanya pengajuan metode pelaksanaan atau job mix desain dari
kontraktor untuk setiap tahapan pekerjaan.
4. Pengawasan (Controlling)
a. Berdasarkan tabel 4.13 dapat diketahui bahwa menurut responden, faktor yang
berpengaruh dalam sistem kerja manajemen konstruksi pada indikator waktu
adalah terjadi penyimpangan pelaksanaan di lapangan terhadap master
schedule.
b. Berdasarkan tabel 4.13 dapat diketahui bahwa menurut responden, faktor yang
sangat berpengaruh dalam sistem kerja manajemen konstruksi pada indikator
biaya adalah keterlambatan pencairan dana untuk pembelian material.
Kemudian faktor yang berpengaruh dalam sistem kerja manajemen konstruksi
pada indikator biaya adalah Keterlambatan pembayaran oleh owner.
c. Berdasarkan tabel 4.13 dapat diketahui bahwa menurut responden, faktor yang
berpengaruh dalam sistem kerja manajemen konstruksi pada indikator mutu
adalah penyimpangan terhadap pelaksanaan metode konstruksi.
56

4.7 Analisa Rata – rata Setiap Kelompok faktor-faktor yang mempengaruhi sistem
kerja manajemen konstruksi pada proyek Gedung Digitasi Universitas Negeri
Semarang
Berikut analisa rata-rata dari masing-masing tahapan yang telah didabat dari data
kuisioner.

Tabel 4.14 Analisa rata – rata setiap kelompok faktor-faktor yang mempengaruhi sistem
kerja manajemen konstruksi pada proyek Gedung Digitasi Universitas Negeri Semarang.
No Faktor yang mempengaruhi sistem kerja Rata-
Keterangan
manajemen konstruksi rata
1
Perencanaan (Planning) 3,41 Berpengaruh
2
Pengorganisasian (Organizing) 3,39 Berpengaruh
3
Pelaksanaan (Actuating) 3,44 Berpengaruh
4
Pengawasan (Controlling) 3,37 Berpengaruh
3.46

3.44

3.42

3.4

3.38

3.36

3.34

3.32
Planning Organizing Actuating Controlling

Sumber : Hasil Pengolahan data kuesioner


Gambar 4.11 Diagram analisa rata – rata setiap kelompok faktor-faktor yang
mempengaruhi sistem kerja manajemen konstruksi pada proyek Gedung Digitasi
Universitas Negeri Semarang.
57

Berdasarkan tabel 4.14 dapat diketahui bahwa menurut responden, faktor-faktor


yang mempengaruhi sistem kerja manajemen konstruksi pada proyek Gedung Digitasi
Universitas Negeri Semarang didapat hasil sebagai berikut :

1. Secara keseluruhan, faktor-faktor mengenai Perencanaan (planning),


Pengorganisasian (Organizing), Pelaksanaan (Actuating), dan Pengawasan
(Controlling) pada proyek Gedung Digitasi Universitas Negeri Semarang semuanya
berpengaruh dengan hasil rata-rata yaitu 3,40.
2. Diantara faktor-faktor POAC yang paling berpengaruh adalah Pelaksanaan
(actuating) dengan hasil rata-rata yaitu 3,44. Walaupun sedikit lebih besar di
banding faktor Perencanaan (planning), Pengorganisasian (Organizing), dan
Pengawasan (Controlling).
3. Pada perencanaan (Planning), yang paling berpengaruh adalah mengenai indikator
mutu dengan rata-rata hasil yang di dapat sebesar ̅ = 3,42 walaupun nilainya
tidak jauh berbeda dengan indikator biaya dan waktu.
4. Pada Pengorganisasian (Organizing), yang paling berpengaruh adalah mengenai
indikator mutu dengan rata-rata hasil yang di dapat sebesar ̅ = 3,43 walaupun
nilainya tidak jauh berbeda dengan indikator biaya dan waktu.
5. Pada Pelaksanaan (Actuating), yang paling berpengaruh adalah mengenai indikator
waktu dengan rata-rata hasil yang di dapat sebesar ̅ = 3,50 walaupun nilainya
tidak jauh berbeda dengan indikator biaya dan mutu.
6. Pada Pengawasan (Controlling), yang paling berpengaruh adalah mengenai
indikator biaya dengan rata-rata hasil yang di dapat sebesar ̅ = 3,41 walaupun
nilainya tidak jauh berbeda dengan indikator waktu dan mutu.
58

4.8 Data Hasil Kuisioner Tindakan yang Dilakukan Manajemen Konstruksi

Berdasarkan pengalaman atau pendapat responden, tindakan-tindakan yang Dilakukan


Manajemen Konstruksi Untuk Pengendalian Waktu, Biaya, dan Mutu dalam Proses P
(Planning) / Perencanaan, O (Organizing)/Pengorganisasian, A (Actuating)/Pelaksanaan, C
(Controlling)/Pengendalian pada proyek Gedung Digitasi Universitas Negeri Semarang.

Berikut data-data hasil penelitian tentang tindakan-tindakan yang Dilakukan


Manajemen Konstruksi Untuk Pengendalian Waktu, Biaya, dan Mutu dalam Proses P
(Planning) / Perencanaan, O (Organizing)/Pengorganisasian, A (Actuating)/Pelaksanaan, C
(Controlling)/Pengendalian. Dengan penilaian yang dilakukan sebagai berikut :
1. Sangat Berpengaruh (SB) = nilai 3,5 ≤ × ≤ 4
2. Berpengaruh (B) = nilai 2,5 ≤ × < 3,5
3. Kurang Berpengaruh (KB) = nilai 1,5 ≤ × < 2,5
4. Tidak Berpengaruh (TB) = nilai 1 ≤ × ≤ 1,5
59

Tabel 4.15 Data rekapitulasi hasil kuisioner Tindakan-tindakan yang mempengaruhi sistem
kerja manajemen konstruksi dalam Proses Planning, Organizing, Actuating, dan
Controlling pada proyek Gedung Digitasi Universitas Negeri Semarang

Tindakan yang dilakukan manajemen konstruksi dalam Proses P (Planning) / Perencanaan

Nilai Pengaruh
Penerapan Sistem
Tindakan-Tindakan yang Dilakukan Manajemen Kerja Manajemen
No Indikator Konstruksi Dalam Proses P (Planning) / Konstruksi
Perencanaan
TB KB B SB
1 2 3 4
Mempermudah proses persetujuan dalam 0 1 29 15
1 perubahan desain yang dapat mempersingkat
waktu.
Meningkatkan instruksi pekerjaan untuk 0 0 21 24
1 Waktu 2 meningkatan produktivitas antar tenaga kerja
untuk menghasilkan gambar kerja.
Mencari informasi yang bisa membantu 0 2 28 15
3 mempercepat proses recovery supaya tidak ada
tambahan biaya yang perlu dikeluarkan.
Diadakan proses monitoring secara berkala untuk
mengendalikan perkembangan perubahan 0 0 28 17
1 sehingga meminimalisir terjadinya cost over run
(pembengkakan biaya) selama proses desain.

Fokus pada metode bagaimana mencari dan 0 1 24 20


2 Biaya 2 mengembangkan peluang pasar.

Melakukan evaluasi perkiraan perubahan volume


pekerjaan terhadap segala permasalahan proyek, 0 1 26 18
3 serta melaporkan kepada pemberi tugas sebagai
bahan pembuatan keputusan.

0 1 27 17
Mengontrol dan mengurangi permasalahan yang
1
terjadi antara desain dengan pelaksanaan.

0 0 27 18
Menambah tenaga untuk membantu mempercepat
3 Mutu 2
proses perencanaan.

Melakukan tindakan korektif yang tepat sasaran 0 0 23 22


3 dan paling efektif selama proses pengecekan
spesifikasi berlangsung.
60

Tindakan yang dilakukan manajemen konstruksi dalam Proses O (Organizing)/Pengorganisasian

Nilai Pengaruh
Penerapan Sistem
Tindakan-Tindakan yang Dilakukan Kerja Manajemen
No Indikator ManajemenKonstruksi Dalam Proses O Konstruksi
(Organizing)/Pengorganisasian
TB KB B SB
1 2 3 4
Melakukan identifikasi masalah dan memberikan 0 0 24 21
1 Waktu 1 pertimbangan dalam mengambil keputusan
sehingga lebih cepat.
0 0 27 18
Melakukan koordinasi antara pihak-pihak yang
2
terlibat dalam pelaksanaan konstruksi fisik.
0 0 24 21
Membuat rencana pengkoordinasian pelaksanaan
3
kerja dilapangan

0 0 30 15
Melakukan review dan control terhadap pemilihan
1
tenaga ahli sehingga efektif dan efisien.

Memimpin dan mengadakan rapat khusus apabila 0 3 19 23


2 terjadi penyimpangan terhadap pelaksanaan
2 Biaya
konstruksi.

Menyetujui dan merekomendasikan pekerjaan


0 0 31 14
tambah kurang disertai dengan pertimbangan te
3
knis dan harga kepada Pengguna Anggaran seb
elum dilaksanakan di lapangan.

Memilih dan menggunakan tenaga ahli yang 0 1 30 14


1 sudah memiliki sertifikat keahlian sehingga
pelaksanaan konstruksi dapat berjalan tepat mutu.

Memeriksa dan mempelajari dokumen untuk 0 0 25 20


3 Mutu 2 pelelangan konstruksi yang akan dijadikan dasar
dalam pengawasan pekerjaan di lapangan.

Menyelenggarakan dan memimpin rapat berkala 0 1 23 21


3 dalam rangka pengendalian mutu pelaksanaan
konstruksi di lapangan.
61

Tindakan yang dilakukan manajemen konstruksi dalam Proses A (Actuating)/Pelaksanaan

Nilai Pengaruh
Penerapan Sistem
Tindakan-Tindakan yang Dilakukan Manajemen
Kerja Manajemen
No Indikator Konstruksi Dalam Proses A (Actuating) /
Konstruksi
Pelaksanaan
TB KB B SB
1 2 3 4
Melakukan analisis terhadap kebutuhan kapasitas 0 0 32 13
1 peralatan, tenaga kerja yang diperlukan, maupun
jadwal penyediaan material.

Pengalihan menggunakan metode lain dalam 0 2 23 20


1 Waktu 2 pekerjaan khusus di proyek sehingga dapat
dialihkan dengan menggunakan alat lain

0 3 25 17
Pengalihan pekerjaan lain yang dapat dikerjakan
3
saat kondisi cuaca buruk

Melakukan evaluasi dan perhitungan prestasi 0 0 29 16


1 pekerjaan yang telah benar memenuhi spesifikasi
sesuai kontrak.

0 0 22 23
2 Biaya Mengontrol dan mengoreksi estimasi biaya
2
pengeluaran proyek

0 0 24 21
Mengidentifikasi permasalahan dan penyelesaian
3
masalah yang menyebabkan proyek terlambat

Mengawasi, menolak atau memberikan


persetujuan atas spesifikasi material yang 0 0 28 17
1 ditempatkan dilapangan agar memenuhi
persyaratan dan tes material telah dilaksanakan
dengan benar.
Memeriksa, menolak atau menyetujui metode
3 Mutu 0 0 22 23
pelaksanaan atau job mix desain yang diajukan
2
kontraktor untuk setiap jenis atau tahap-tahap baru
pekerjaan.
0 2 27 16
Mengontrol mutu beton dengan melakukan uji
3
kuat tekan beton secara berkala.
62

Tindakan yang dilakukan manajemen konstruksi dalam Proses C (Controlling) / Pengawasan

Nilai Pengaruh
Penerapan Sistem
Tindakan-Tindakan yang Dilakukan Manajemen Kerja Manajemen
No Indikator Konstruksi Dalam Proses C (Controlling) / Konstruksi
Pengawasan
TB KB B SB
1 2 3 4
Menganalisa terhadap kendala-kendala yang
0 0 31 14
terjadi di lapangan kemudian mengejar
1
keterlambatan progres yang terjadi dengan cepat
dan tepat.
Melakukan control dan monitoring terhadap
jumlah tenaga kerja yang digunakan sehingga 0 1 18 26
2 jumlah tenaga kerja dapat tercapai sesuai
1 Waktu kebutuhan dan pekerjaan dapat selesai tepat
waktu.
Menyusun updating time schedule pelaksanaan
apabila terjadi penyimpangan pelaksanaan di 0 0 31 14
3 lapangan terhadap master schedule dalam rang
ka pencapaian target yang sudah disepakati
sebelumnya.
Melakukan persetujuan terhadap perubahan 0 1 17 27
1 material dengan spesifikasi yang setara dengan
material sebelumnya.
Mengevaluasi pelaksanaan pekerjaan apakah 0 0 29 16
2 Biaya 2 sudah sesuai dengan rencana anggaran biaya
proyek
0 0 24 21
Melakukan controlling terhadap pengeluaran
3
diluar pengeluaran proyek

Mengontrol mutu material dengan merekrut 0 1 26 18


1 tenaga ahli/quality control yang berpengalaman
dan bisa dipertanggung jawabkan.

Mengawasi dan menyetujui pelaksanaan metode 0 0 24 21


3 Mutu 2 pelaksanaan konstruksi yang sesuai dengan jenis
pekerjaan.
Menanamkan rasa komitmen yang lebih tinggi
0 1 27 17
terutama dari pihak kontraktor dalam hal
3
kepatuhan melaksanakan prosedur pengendalian
mutu.
Sumber : Hasil Kuisioner
63

4.9 Analisis tindakan tindakan-tindakan yang Dilakukan Manajemen Konstruksi Untuk Pengendalian Waktu, Biaya, dan Mutu
dalam Proses P (Planning) / Perencanaan, O (Organizing)/Pengorganisasian, A (Actuating)/Pelaksanaan, C
(Controlling)/Pengendalian pada proyek Gedung Digitasi Universitas Negeri Semarang.

Tabel 4.16 Analisis Hasil Data Kuisioner

Tindakan-Tindakan yang Dilakukan Manajemen


No Indikator Konstruksi Untuk Pengendalian Waktu, Biaya, dan Mutu TB KB B SB ∑xi X XF IKR Keterangan
Dalam Proses P (Planning) / Perencanaan
1 2 3 4
Mempermudah proses persetujuan dalam perubahan desain yang 0 1 29 15
1 149 3,31 0,83 Berpengaruh
dapat mempersingkat waktu.
Meningkatkan instruksi pekerjaan untuk meningkatan
1 Waktu 0 0 21 24 Sangat
2 produktivitas antar tenaga kerja untuk menghasilkan gambar 159 3,53 3,38 0,88
kerja.
Berpengaruh
Mencari informasi yang bisa membantu mempercepat proses
0 2 28 15
3 recovery supaya tidak ada tambahan biaya yang perlu 148 3,29 0,82 Berpengaruh
dikeluarkan.
Diadakan proses monitoring secara berkala untuk mengendalikan
perkembangan perubahan sehingga meminimalisir terjadinya cost 0 0 28 17
1 152 3,38 0,84 Berpengaruh
over run (pembengkakan biaya) selama proses desain.

2 Biaya Fokus pada metode bagaimana mencari dan mengembangkan 0 1 24 20 3,39


2 peluang pasar. 154 3,42 0,86 Berpengaruh

Melakukan evaluasi perkiraan perubahan volume pekerjaan


terhadap segala permasalahan proyek, serta melaporkan kepada 0 1 26 18
3 152 3,38 0,84 Berpengaruh
pemberi tugas sebagai bahan pembuatan keputusan.
64

Tindakan-Tindakan yang Dilakukan Manajemen


No Indikator Konstruksi Untuk Pengendalian Waktu, Biaya, dan Mutu TB KB B SB ∑xi X XF IKR Keterangan
Dalam Proses P (Planning) / Perencanaan
1 2 3 4

Mengontrol dan mengurangi permasalahan yang terjadi 0 1 27 17


1 151 3,36 0,84 Berpengaruh
antara desain dengan pelaksanaan.

3 Mutu Menambah tenaga untuk membantu mempercepat proses 0 0 27 18


2 154 3,42 3,42 0,86 Berpengaruh
perencanaan.

Melakukan tindakan korektif yang tepat sasaran dan paling 0 0 23 22


3 157 3,49 0,87 Berpengaruh
efektif selama proses pengecekan spesifikasi berlangsung.

Tindakan-Tindakan yang Dilakukan Manajemen


No Indikator Konstruksi Untuk Pengendalian Waktu, Biaya, dan Mutu TB KB B SB ∑xi X XF IKR Keterangan
Dalam Proses O (Organizing) / Pengorganisasian
1 2 3 4
Melakukan identifikasi masalah dan memberikan 0 0 24 21
1 pertimbangan dalam mengambil keputusan sehingga lebih 156 3,47 0,87 Berpengaruh
cepat.

1 Waktu 0 0 27 18
Melakukan koordinasi antara pihak-pihak yang terlibat 3,44
2 153 3,40 0,85 Berpengaruh
dalam pelaksanaan konstruksi fisik.

0 0 24 21
Membuat rencana pengkoordinasian pelaksanaan kerja
3 156 3,47 0,87 Berpengaruh
dilapangan
65

Tindakan-Tindakan yang Dilakukan Manajemen


No Indikator Konstruksi Untuk Pengendalian Waktu, Biaya, dan Mutu TB KB B SB ∑xi X XF IKR Keterangan
Dalam Proses O (Organizing) / Pengorganisasian
1 2 3 4

Melakukan review dan control terhadap pemilihan tenaga 0 0 30 15


1 150 3,33 0,83 Berpengaruh
ahli sehingga efektif dan efisien.

Memimpin dan mengadakan rapat khusus apabila terjadi 0 3 19 23


2 Biaya 2 155 3,44 0,86 Berpengaruh
penyimpangan terhadap pelaksanaan konstruksi. 3,36

Menyetujui dan merekomendasikan pekerjaan tambah


kurang disertai dengan pertimbangan teknis dan harga 0 0 31 14
3 149 3,31 0,83 Berpengaruh
kepada pengguna anggaran sebelum dilaksanakan di
lapangan.
Memilih dan menggunakan tenaga ahli yang sudah
0 1 30 14
1 memiliki sertifikat keahlian sehingga pelaksanaan 148 3,29 0,82 Berpengaruh
konstruksi dapat berjalan tepat mutu.

3 Mutu Memeriksa dan mempelajari dokumen untuk pelelangan 3,39


0 0 25 20
2 konstruksi yang akan dijadikan dasar dalam pengawasan 155 3,44 0,86 Berpengaruh
pekerjaan di lapangan.

Menyelenggarakan dan memimpin rapat berkala


0 1 23 21
3 dalam rangka pengendalian mutu pelaksanaan konstruksi di 155 3,44 0,86 Berpengaruh
lapangan.
66

Tindakan-Tindakan yang Dilakukan Manajemen


No Indikator Konstruksi Untuk Pengendalian Waktu, Biaya, dan Mutu TB KB B SB ∑xi X XF IKR Keterangan
Dalam Proses A (Actuating) / Pelaksanaan
1 2 3 4
Melakukan analisis terhadap kebutuhan kapasitas
1 peralatan, tenaga kerja yang diperlukan, maupun jadwal 0 0 32 13 0,82
148 3,29 Berpengaruh
penyediaan material.
1 Waktu Pengalihan menggunakan metode lain dalam pekerjaan 3,33
2 khusus di proyek sehingga dapat dialihkan dengan 0 2 23 20
153 3,40 0,85 Berpengaruh
menggunakan alat lain
3 Pengalihan pekerjaan lain yang dapat dikerjakan saat 0 3 25 17
149 3,31 0,83 Berpengaruh
kondisi cuaca buruk

1 Melakukan evaluasi dan perhitungan prestasi pekerjaan 0 0 29 16


151 3,36
0,84
Berpengaruh
yang telah benar memenuhi spesifikasi sesuai kontrak.

2 Mengontrol dan mengoreksi estimasi biaya pengeluaran 0 0 22 23 3,44 Sangat


2 Biaya 158 3,51 0,88
proyek Berpengaruh

3 Mengidentifikasi permasalahan dan penyelesaian masalah 0 0 24 21


156 3,47 0,87 Berpengaruh
yang menyebabkan proyek terlambat
67

Tindakan-Tindakan yang Dilakukan Manajemen


No Indikator Konstruksi Untuk Pengendalian Waktu, Biaya, dan Mutu TB KB B SB ∑xi X XF IKR Keterangan
Dalam Proses A (Actuating) / Pelaksanaan
1 2 3 4
Mengawasi, menolak atau memberikan persetujuan atas
0 0 28 17
1 spesifikasi material yang ditempatkan dilapangan agar 152 3,38 0,84
Berpengaruh
memenuhi persyaratan dan tes material telah dilaksanakan
dengan benar.
Memeriksa, menolak atau menyetujui metode pelaksanaan 0 0 22 23 3,39
3 Mutu 2 atau job mix desain yang diajukan kontraktor untuk setiap 157
3,49 0,87 Berpengaruh
jenis atau tahap-tahap baru pekerjaan.
3 Mengontrol mutu beton dengan melakukan uji kuat tekan 0 2 27 16 149
3,31 0,83 Berpengaruh
beton secara berkala.

Tindakan-Tindakan yang Dilakukan Manajemen


No Indikator Konstruksi Untuk Pengendalian Waktu, Biaya, dan Mutu TB KB B SB ∑xi X XF IKR Keterangan
Dalam Proses C (Controlling) / Pengawasan
1 2 3 4
Menganalisa terhadap kendala-kendala yang terjadi di 0 0 31 14
1 lapangan kemudian mengejar keterlambatan progres yang 149 3,31 0,83
Berpengaruh
terjadi dengan cepat dan tepat.
Melakukan control dan monitoring terhadap jumlah tenaga
0 1 18 26
2 kerja yang digunakan sehingga jumlah tenaga kerja dapat 160
3,56 3,39 0,89
Sangat
1 Waktu tercapai sesuai kebutuhan dan pekerjaan dapat selesai tepat Berpengaruh
waktu.
Menyusun updating time schedule pelaksanaan
0 0 31 14
3 apabila terjadi penyimpangan pelaksanaan di 149
3,31 0,83 Berpengaruh
lapangan terhadap master schedule dalam rangka
pencapaian target yang sudah disepakati sebelumnya.
68

1 Melakukan persetujuan terhadap perubahan material dengan 0 1 17 27 161 3,58 0,89 Sangat
spesifikasi yang setara dengan material sebelumnya. Berpengaruh

2 Mengevaluasi pelaksanaan pekerjaan apakah sudah sesuai 0 0 29 16 151 3,47


2 Biaya 3,36 0,84 Berpengaruh
dengan rencana anggaran biaya proyek

3 Melakukan controlling terhadap pengeluaran diluar 0 0 24 21 156


3,47 0,87 Berpengaruh
pengeluaran proyek
Mengontrol mutu material dengan merekrut tenaga 0 1 26 18
1 ahli/quality control yang berpengalaman dan bisa 152 3,38 0,84
Berpengaruh
dipertanggung jawabkan.
2 Mengawasi dan menyetujui pelaksanaan metode 0 0 24 21 156
3 Mutu 3,47 0,87 Berpengaruh
pelaksanaan konstruksi yang sesuai dengan jenis pekerjaan.
Menanamkan rasa komitmen yang lebih tinggi terutama 0 1 27 17
3 dari pihak kontraktor dalam hal kepatuhan melaksanakan 151
3,36 0,84 Berpengaruh
prosedur pengendalian mutu.
Sumber : Hasil Kuisioner
69

4.10 Rangking Tindakan-tindakan yang Dilakukan Manajemen Konstruksi pada


proyek Gedung Digitasi Universitas Negeri Semarang
Tabel 4.17 Rangking tindakan tindakan-tindakan yang Dilakukan Manajemen Konstruksi
pada proyek Gedung Digitasi Universitas Negeri Semarang

Tindakan-Tindakan yang Dilakukan


No Indikator Manajemen Konstruksi Dalam Proses Mean Rangking Keterangan
P (Planning) / Perencanaan

Meningkatkan instruksi pekerjaan untuk


3,53 Sangat
1 meningkatan produktivitas antar tenaga 1
Berpengaruh
kerja untuk menghasilkan gambar kerja.
1 Waktu Mempermudah proses persetujuan dalam
3,31
2 perubahan desain yang dapat 2 Berpengaruh
mempersingkat waktu.
Mencari informasi yang bisa membantu
mempercepat proses recovery supaya tidak 3,29
3 3 Berpengaruh
ada tambahan biaya yang perlu
dikeluarkan.
Fokus pada metode bagaimana mencari
3,42
1 dan mengembangkan peluang pasar. 1 Berpengaruh

Diadakan proses monitoring secara berkala


untuk mengendalikan perkembangan
2 perubahan sehingga meminimalisir 3,38
2 Berpengaruh
2 Biaya terjadinya cost over run (pembengkakan
biaya) selama proses desain.

Melakukan evaluasi perkiraan perubahan


volume pekerjaan terhadap segala
3 permasalahan proyek, serta melaporkan 3,38
3 Berpengaruh
kepada pemberi tugas sebagai bahan
pembuatan keputusan.

Melakukan tindakan korektif yang tepat


3,49
1 sasaran dan paling efektif selama proses 1 Berpengaruh
pengecekan spesifikasi berlangsung.
Mutu
3
Menambah tenaga untuk membantu 3,42
2 2 Berpengaruh
mempercepat proses perencanaan.
Mengontrol dan mengurangi permasalahan 3 Berpengaruh
3,36
3 yang terjadi antara desain dengan
pelaksanaan.
70

Tindakan-Tindakan yang Dilakukan


No Indikator Manajemen Konstruksi Dalam Proses O Mean Rangking Keterangan
(Organizing) / Pengorganisasian

Melakukan identifikasi masalah dan


memberikan pertimbangan dalam 3,47
1 1 Berpengaruh
mengambil keputusan sehingga lebih
cepat.
1 Waktu
Membuat rencana pengkoordinasian 3,47
2 2 Berpengaruh
pelaksanaan kerja dilapangan

Melakukan koordinasi antara pihak-pihak


3,40
3 yang terlibat dalam pelaksanaan konstruksi 3 Berpengaruh
fisik.

Memimpin dan mengadakan rapat khusus


3,44
1 apabila terjadi penyimpangan terhadap 1 Berpengaruh
2 Biaya pelaksanaan konstruksi.

Melakukan review dan control terhadap


3,33
2 pemilihan tenaga ahli sehingga efektif dan 2 Berpengaruh
efisien.

Menyetujui dan merekomendasikan


pekerjaan tambah kurang disertai dengan
3,31
3 pertimbangan teknis dan harga kepada 3 Berpengaruh
pengguna anggaran sebelum
dilaksanakan di lapangan.

Memeriksa dan mempelajari dokumen


untuk pelelangan konstruksi yang 3,44
1 1 Berpengaruh
akan dijadikan dasar dalam pengawasan
pekerjaan di lapangan.

3 Mutu Menyelenggarakan dan memimpin


3,44
2 rapat berkala dalam rangka pengendalian 2 Berpengaruh
mutu pelaksanaan konstruksi di lapangan.

Memilih dan menggunakan tenaga ahli


yang sudah memiliki sertifikat keahlian 3,29
3 3 Berpengaruh
sehingga pelaksanaan konstruksi dapat
berjalan tepat mutu.
71

Tindakan-Tindakan yang Dilakukan


No Indikator Manajemen Konstruksi Dalam Proses A Mean Rangking Keterangan
(Actuating) / Pelaksanaan

Pengalihan menggunakan metode lain


dalam pekerjaan khusus di proyek 3,40
1 1 Berpengaruh
sehingga dapat dialihkan dengan
menggunakan alat lain
1 Waktu
Pengalihan pekerjaan lain yang dapat 3,31
2 2 Berpengaruh
dikerjakan saat kondisi cuaca buruk

Melakukan analisis terhadap kebutuhan


kapasitas peralatan, tenaga kerja yang 3,29
3 3 Berpengaruh
diperlukan, maupun jadwal penyediaan
material.

Mengontrol dan mengoreksi estimasi biaya 3,51 Sangat


1 1
pengeluaran proyek Berpengaruh

2 Biaya Mengidentifikasi permasalahan dan


3,47
2 penyelesaian masalah yang menyebabkan 2 Berpengaruh
proyek terlambat

Melakukan evaluasi dan perhitungan


3,36
3 prestasi pekerjaan yang telah benar 3 Berpengaruh
memenuhi spesifikasi sesuai kontrak.

Memeriksa, menolak atau menyetujui


metode pelaksanaan atau job mix desain 3,49
1 1 Berpengaruh
yang diajukan kontraktor untuk setiap jenis
atau tahap-tahap baru pekerjaan.

Mengawasi, menolak atau memberikan


3 Mutu persetujuan atas spesifikasi material yang
3,38
2 ditempatkan dilapangan agar memenuhi 2 Berpengaruh
persyaratan dan tes material telah
dilaksanakan dengan benar.

Mengontrol mutu beton dengan melakukan 3,31


3 3 Berpengaruh
uji kuat tekan beton secara berkala.
72

Tindakan-Tindakan yang Dilakukan


No Indikator Manajemen Konstruksi Dalam Proses C Mean Rangking Keterangan
(Controlling) / Pengawasan

Melakukan control dan monitoring


terhadap jumlah tenaga kerja yang
3,56 Sangat
1 digunakan sehingga jumlah tenaga kerja 1
Berpengaruh
dapat tercapai sesuai kebutuhan dan
pekerjaan dapat selesai tepat waktu.
Menganalisa terhadap kendala-kendala
1 Waktu yang terjadi di lapangan kemudian 3,31
2 2 Berpengaruh
mengejar keterlambatan progres yang
terjadi dengan cepat dan tepat.
Menyusun updating time schedule
pelaksanaan apabila terjadi penyimpangan
pelaksanaan di lapangan terhadap master 3,31
3 3 Berpengaruh
schedule dalam rangka pencapaian target
yang sudah disepakati
sebelumnya.
Melakukan persetujuan terhadap
3,58 Sangat
1 perubahan material dengan spesifikasi 1
Berpengaruh
yang setara dengan material sebelumnya.
2 Biaya
Melakukan controlling terhadap 3,47
2 2 Berpengaruh
pengeluaran diluar pengeluaran proyek

Mengevaluasi pelaksanaan pekerjaan


3,36
3 apakah sudah sesuai dengan rencana 3 Berpengaruh
anggaran biaya proyek

Mengawasi dan menyetujui pelaksanaan


3,47
1 metode pelaksanaan konstruksi yang 1 Berpengaruh
sesuai dengan jenis pekerjaan.

3 Mutu Mengontrol mutu material dengan


merekrut tenaga ahli/ quality control yang 3,38
2 2 Berpengaruh
berpengalaman dan bisa dipertanggung
jawabkan.
Menanamkan rasa komitmen yang lebih
tinggi terutama dari pihak kontraktor 3,36
3 3 Berpengaruh
dalam hal kepatuhan melaksanakan
prosedur pengendalian mutu.
Sumber : Hasil Kuisioner
73

1. Perencanaan (Planning)
a. Berdasarkan tabel 4.17 dapat diketahui bahwa menurut responden, tindakan
yang dilakukan manajemen konstruksi pada indikator waktu yang sangat
berpengaruh adalah meningkatkan instruksi pekerjaan untuk meningkatan
produktivitas antar tenaga kerja untuk menghasilkan gambar kerja, kemudian
tindakan yang dilakukan manajemen konstruksi yang berpengaruh dalam sistem
kerja manajemen konstruksi pada indikator waktu adalah mencari informasi
yang bisa membantu mempercepat proses recovery supaya tidak ada tambahan
biaya yang perlu dikeluarkan.
b. Berdasarkan tabel 4.17 dapat diketahui bahwa menurut responden, tindakan
yang dilakukan manajemen konstruksi pada indikator biaya yang berpengaruh
adalah fokus pada metode bagaimana mencari dan mengembangkan peluang
pasar. Apabila sudah dilakukan maka akan mempermudah dan memperlancar
pekerjaan.
c. Berdasarkan tabel 4.17 dapat diketahui bahwa menurut responden, tindakan
yang dilakukan manajemen konstruksi pada indikator mutu yang berpengaruh
adalah melakukan tindakan korektif yang tepat sasaran dan paling efektif
selama proses pengecekan spesifikasi berlangsung. Apabila sudah dilaksanakan
akan membuat pekerjaan lebih cepat dan tepat waktu.
2. Pengorganisasian (Organizing)
a. Berdasarkan tabel 4.17 dapat diketahui bahwa menurut responden, tindakan
yang dilakukan manajemen konstruksi pada indikator waktu yang berpengaruh
adalah melakukan identifikasi masalah dan memberikan pertimbangan dalam
mengambil keputusan sehingga lebih cepat. Dengan melakukan identifikasi,
maka permasalahan yang timbul akan lebih cepat terselesaikan.
b. Berdasarkan tabel 4.17 dapat diketahui bahwa menurut responden, tindakan
yang dilakukan manajemen konstruksi pada indikator biaya yang berpengaruh
adalah memimpin dan mengadakan rapat khusus apabila terjadi penyimpangan
terhadap pelaksanaan konstruksi. Supaya dapat dikoreksi bila terjadi
penyimpangan dalam pelaksanaan pekerjaan.
c. Berdasarkan tabel 4.17 dapat diketahui bahwa menurut responden, tindakan
yang dilakukan manajemen konstruksi pada indikator mutu yang berpengaruh
adalah memeriksa dan mempelajari dokumen untuk pelelangan konstruksi yang
74

akan dijadikan dasar dalam pengawasan pekerjaan di lapangan. Agar dalam


menjalankan pekerjaan konstruksi dapat mengerti akan mutu dan kualitas agar
pekerjaan menjadi lebih baik.
3. Pelaksanaan (Actuating)
a. Berdasarkan tabel 4.17 dapat diketahui bahwa menurut responden, tindakan
yang dilakukan manajemen konstruksi pada indikator waktu yang berpengaruh
adalah pengalihan menggunakan metode lain dalam pekerjaan khusus di proyek
sehingga dapat dialihkan dengan menggunakan alat lain. Pengalihan dilakukan
agar proyek tetap dapat berjalan dan tidak menghambat berjalannnya proyek
konstruksi.
b. Berdasarkan tabel 4.17 dapat diketahui bahwa menurut responden, tindakan
yang dilakukan manajemen konstruksi pada indikator biaya yang sangat
berpengaruh adalah mengontrol dan mengoreksi estimasi biaya pengeluaran
proyek. Dengan mengontrol dan mengoreksi estimasi biaya di lakukan agar
menghindari kesalahan atau pembengkakan biaya. Kemudian tindakan yang
dilakukan manajemen konstruksi yang berpengaruh dalam sistem kerja
manajemen konstruksi pada indikator biaya adalah melakukan evaluasi dan
perhitungan prestasi pekerjaan yang telah benar memenuhi spesifikasi sesuai
kontrak.
c. Berdasarkan tabel 4.17 dapat diketahui bahwa menurut responden, tindakan
yang dilakukan manajemen konstruksi pada indikator mutu yang berpengaruh
adalah memeriksa, menolak atau menyetujui metode pelaksanaan atau job mix
desain yang diajukan kontraktor untuk setiap jenis atau tahap-tahap baru
pekerjaan. Supaya nantinya mutu beton yang dipakai sesuai dengan standar
yang telah di tentukan.
4. Pengawasan (Controlling)
a. Berdasarkan tabel 4.17 dapat diketahui bahwa menurut responden, tindakan
yang dilakukan manajemen konstruksi pada indikator waktu yang sangat
berpengaruh adalah melakukan control dan monitoring terhadap jumlah tenaga
kerja yang digunakan sehingga jumlah tenaga kerja dapat tercapai sesuai
kebutuhan dan pekerjaan dapat selesai tepat waktu. Dengan dilakukan hal
tersebut maka tentunya akan dapat mempercepat jalannya suatu pekerjaan
proyek. Kemudian tindakan yang dilakukan manajemen konstruksi yang
75

berpengaruh dalam sistem kerja manajemen konstruksi pada indikator waktu


adalah menyusun updating time schedule pelaksanaan apabila terjadi
penyimpangan pelaksanaan di lapangan terhadap master schedule dalam rangka
pencapaian target yang sudah disepakati sebelumnya. Update time scheedule
dilakukan agar pekerjaan yang tambah dan kurang dapat dipantau kemajuannya.
b. Berdasarkan tabel 4.17 dapat diketahui bahwa menurut responden, tindakan
yang dilakukan manajemen konstruksi pada indikator biaya yang sangat
berpengaruh adalah melakukan persetujuan terhadap perubahan material
dengan spesifikasi yang setara dengan material sebelumnya. Dengan dilakukan
tindakan tersebut bisa menjaga agar proyek tetap berjalan dan mengurangi
terjadinya pekerjaan minus pada proyek. Kemudian tindakan yang dilakukan
manajemen konstruksi yang berpengaruh dalam sistem kerja manajemen
konstruksi pada indikator biaya adalah mengevaluasi pelaksanaan pekerjaan
apakah sudah sesuai dengan rencana anggaran biaya proyek.
c. Berdasarkan tabel 4.17 dapat diketahui bahwa menurut responden, tindakan
yang dilakukan manajemen konstruksi pada indikator mutu yang berpengaruh
adalah mengawasi dan menyetujui pelaksanaan metode pelaksanaan
konstruksi yang sesuai dengan jenis pekerjaan.
4.11 Analisa tindakan-tindakan yang Dilakukan Manajemen Konstruksi Untuk
Pengendalian Waktu, Biaya, dan Mutu pada proyek Gedung Digitasi Universitas
Negeri Semarang

Dari sejumlah 45 eksemplar kuisioner yang disebabkan kepada responden, diperoleh


jawaban dari responden yang diminta partisipasinya untuk pengisian kuisioner penelitian
ini.

Tabel 4.18 Analisa rata – rata setiap kelompok tindakan tindakan-tindakan yang
Dilakukan Manajemen Konstruksi

No Tindakan yang dilakukan Manajemen konstruksi Rata-rata Keterangan


1 Perencanaan (Planning) 3,40 Berpengaruh
2 Pengorganisasian (Organizing) 3,40 Berpengaruh
3 Pelaksanaan (Actuating) 3,39 Berpengaruh
4 Pengawasan (Controlling) 3,42 Berpengaruh
Sumber : Hasil Pengolahan Kuisioner
76

3.43
3.42
3.42
3.41
3.41
3.40
3.40
3.39
3.39
3.38
3.38
Planning Organizing Actuating Controlling

Sumber : Hasil Pengolahan data kuesioner


Gambar 4.12 Diagram analisa tindakan rata – rata yang Dilakukan Manajemen
Konstruksi Untuk Pengendalian Waktu, Biaya, dan Mutu

Berdasarkan tabel 4.18 dapat diketahui bahwa menurut responden, tindakan-tindakan


yang mempengaruhi sistem kerja manajemen konstruksi pada proyek Gedung Digitasi
Universitas Negeri Semarang didapat hasil sebagai berikut :

1. Secara keseluruhan, tindakan-tindakan mengenai Perencanaan (planning),


Pengorganisasian (Organizing), Pelaksanaan (Actuating), dan Pengawasan
(Controlling) pada proyek Gedung Digitasi Universitas Negeri Semarang semuanya
berpengaruh dengan hasil rata-rata yaitu 3,40.
2. Diantara tindakan-tindakan POAC yang paling berpengaruh adalah Pengawasan
(Controlling) dengan hasil rata-rata yaitu 3,42. Walaupun sedikit lebih besar di
banding faktor Perencanaan (planning), Pelaksanaan (Actuating), dan Pengawasan
(Controlling).
3. Pada perencanaan (Planning), yang paling berpengaruh adalah mengenai indikator
mutu dengan rata-rata hasil yang di dapat sebesar ̅ = 3,42 walaupun nilainya
tidak jauh berbeda dengan indikator biaya dan waktu.
4. Pada Pengorganisasian (Organizing), yang paling berpengaruh adalah mengenai
indikator waktu dengan rata-rata hasil yang di dapat sebesar ̅ = 3,44 walaupun
nilainya tidak jauh berbeda dengan indikator biaya dan mutu.
77

5. Pada Pelaksanaan (Actuating), yang paling berpengaruh adalah mengenai indikator


biaya dengan rata-rata hasil yang di dapat sebesar ̅ = 3,44 walaupun nilainya
tidak jauh berbeda dengan indikator waktu dan mutu.
6. Pada Pengawasan (Controlling), yang paling berpengaruh adalah mengenai
indikator biaya dengan rata-rata hasil yang di dapat sebesar ̅ = 3,47 walaupun
nilainya tidak jauh berbeda dengan indikator waktu dan mutu.
BAB V

PENUTUP

5.1 KESIMPULAN

Dari hasil penelitian tugas akhir mengenai “ANALISIS KINERJA MANAJEMEN


KONSTRUKSI PADA PROYEK GEDUNG DIGITASI UNIVERSITAS NEGERI
SEMARANG” ini disusun berdasarkan hasil pengumpulan, pengolahan dan pembahasan
data pada bab sebelumnya ( Bab IV ). Maka dapat diperoleh kesimpulan sebagai berikut :

A. Faktor yang mempengaruhi sistem kerja manajemen konstruksi dalam Proses P


(Planning)/Perencanaan, O (Organizing)/Pengorganisasian, A
(Actuating)/Pelaksanaan
, dan C (Controlling)/Pengawasan pada Proyek Gedung Digitasi Universitas Negeri
Semarang antara lain :
1. Perencanaan (Planning)
a. Faktor yang sangat berpengaruh dalam sistem kerja manajemen konstruksi
pada indikator waktu adalah waktu yang digunakan untuk membuat gambar
kerja yang terbatas dan tidak memadai.
b. Faktor yang sangat berpengaruh dalam sistem kerja manajemen konstruksi pada
indikator biaya adalah perusahaan kehilangan peluang/pasar akibat produk
(hasil desain) tidak sesuai persyaratan.
c. Faktor yang sangat berpengaruh dalam sistem kerja manajemen konstruksi pada
indikator mutu adalah kurangnya ketersediaan tenaga ahli untuk masalah teknis
selama proses perencanaan.
2. Pengorganisasian (Organizing)
a. Faktor yang sangat berpengaruh dalam sistem kerja manajemen konstruksi pada
indikator waktu adalah koordinasi yang kurang baik antar penyedia jasa
konstruksi yang terlibat dalam proyek.
b. Faktor yang sangat berpengaruh dalam sistem kerja manajemen konstruksi pada
indikator biaya adalah adanya pekerjaan tambah kurang .
c. Faktor yang sangat berpengaruh dalam sistem kerja manajemen konstruksi pada
indikator mutu adalah kurang lengkapnya dokumen kontrak.

78
79

3. Pelaksanaan (Actuating)
a. Faktor yang sangat berpengaruh dalam sistem kerja manajemen konstruksi pada
indikator waktu adalah kondisi cuaca yang buruk saat kegiatan pembangunan
proyek.
b. Faktor yang sangat berpengaruh dalam sistem kerja manajemen konstruksi pada
indikator biaya adalah kesalahan dalam memasukkan data keuangan proyek.
c. Faktor yang sangat berpengaruh dalam sistem kerja manajemen konstruksi pada
indikator mutu adalah Tidak adanya pengajuan metode pelaksanaan atau job
mix desain dari kontraktor untuk setiap tahapan pekerjaan.
4. Pengawasan (Controlling)
a. Faktor yang sangat berpengaruh dalam sistem kerja manajemen konstruksi pada
indikator waktu adalah terjadi penyimpangan pelaksanaan di lapangan terhadap
master schedule.
b. Faktor yang sangat berpengaruh dalam sistem kerja manajemen konstruksi pada
indikator biaya adalah keterlambatan pencairan dana untuk pembelian material.
c. Faktor yang sangat berpengaruh dalam sistem kerja manajemen konstruksi pada
indikator mutu adalah penyimpangan terhadap pelaksanaan metode konstruksi.

Dari hasil analisis mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi sistem kerja


manajemen konstruksi pada proyek pembangunan Gedung Digitasi Universitas
Negeri Semarang dalam proses Perencanaan (planning), Pengorganisasian
(Organizing), Pelaksanaan (Actuating), Pengawasan (Controlling). Paling dominan
adalah pada tahapan Pelaksanaan (Actuating).

B. Tindakan yang mempengaruhi sistem kerja manajemen konstruksi dalam Proses P


(Planning)/Perencanaan, O(Organizing)/Pengorganisasian, A
(Actuating)/Pelaksanaan, dan C (Controlling)/Pengawasan pada Proyek Gedung
Digitasi Universitas Negeri Semarang antara lain :
1. Perencanaan (Planning)
a. Tindakan yang dilakukan manajemen konstruksi pada indikator waktu yang
sangat berpengaruh adalah meningkatkan instruksi pekerjaan untuk
meningkatan produktivitas antar tenaga kerja untuk menghasilkan gambar
kerja.
80

b. Tindakan yang dilakukan manajemen konstruksi pada indikator biaya yang


berpengaruh adalah fokus pada metode bagaimana mencari dan
mengembangkan peluang pasar.
c. Tindakan yang dilakukan manajemen konstruksi pada indikator mutu yang
sangat berpengaruh adalah melakukan tindakan korektif yang tepat sasaran dan
paling efektif selama proses pengecekan spesifikasi berlangsung.
2. Pengorganisasian (Organizing)
a. Tindakan yang dilakukan manajemen konstruksi pada indikator waktu yang
sangat berpengaruh adalah melakukan identifikasi masalah dan memberikan
pertimbangan dalam mengambil keputusan sehingga lebih cepat.
b. Tindakan yang dilakukan manajemen konstruksi pada indikator biaya yang
sangat berpengaruh adalah memimpin dan mengadakan rapat khusus apabila
terjadi penyimpangan terhadap pelaksanaan konstruksi.
c. Tindakan yang dilakukan manajemen konstruksi pada indikator mutu yang
sangat berpengaruh adalah memeriksa dan mempelajari dokumen untuk
pelelangan konstruksi yang akan dijadikan dasar dalam pengawasan pekerjaan
di lapangan.
3. Pelaksanaan (Actuating)
a. Tindakan yang dilakukan manajemen konstruksi pada indikator waktu yang
sangat berpengaruh adalah pengalihan menggunakan metode lain dalam
pekerjaan khusus di proyek sehingga dapat dialihkan dengan menggunakan alat
lain.
b. Tindakan yang dilakukan manajemen konstruksi pada indikator biaya yang
sangat berpengaruh adalah mengontrol dan mengoreksi estimasi biaya
pengeluaran proyek.
c. Tindakan yang dilakukan manajemen konstruksi pada indikator mutu yang
sangat berpengaruh adalah memeriksa, menolak atau menyetujui metode
pelaksanaan atau job mix desain yang diajukan kontraktor untuk setiap jenis
atau tahap-tahap baru pekerjaan.
4. Pengawasan (Controlling)
a. Tindakan yang dilakukan manajemen konstruksi pada indikator waktu yang
sangat berpengaruh adalah melakukan control dan monitoring terhadap jumlah
81

tenaga kerja yang digunakan sehingga jumlah tenaga kerja dapat tercapai sesuai
kebutuhan dan pekerjaan dapat selesai tepat waktu.
b. Tindakan yang dilakukan manajemen konstruksi pada indikator biaya yang
sangat berpengaruh adalah melakukan persetujuan terhadap perubahan material
dengan spesifikasi yang setara dengan material sebelumnya.
c. Tindakan yang dilakukan manajemen konstruksi pada indikator mutu yang
sangat berpengaruh adalah mengawasi dan menyetujui pelaksanaan metode
pelaksanaan konstruksi yang sesuai dengan jenis pekerjaan.

Dari hasil analisis mengenai tindakan-tindakan yang dilakukan manajemen


konstruksi Untuk Pengendalian Waktu, Biaya, dan Mutu dalam Proses P (Planning)
/ Perencanaan, O (Organizing)/Pengorganisasian, A (Actuating)/Pelaksanaan, C
(Controlling)/Pengendalian yang paling dominan adalah
(Controlling)/Pengendalian.

5.2 Saran

Dari hasil analisa pembahasan mengenai Analisis Kinerja Manajemen


Konstruksi Pada Proyek Gedung Digitasi Universitas Negeri Semarang diatas saran –
saran yang diberikan sebagai berikut :
1. Manajemen Konstruksi harus mampu menganalisa terhadap kendala-kendala yang
diterjadi di lapangan kemudian mengejar keterlambatan progress .
2. Sebagai Manajemen Konstruksi harus mengontrol dan memonitor faktor-faktor
yang
terjadi di lapangan dalam proses Planning, Organizing, Actuating, dan Controlling
terkait indikator waktu, biaya, dan mutu .
3. Manajemen Konstruksi sebaiknya mampu menanamkan rasa komitmen yang
tinggi
terutama untuk pihak Kontraktor agar tidak terjadi miss komunikasi.
4. Manajemen Konstruksi harus bisa mengidentifikasi masalah dan memberikan
pertimbangan dalam mengambil keputusan untuk menyelesaikan suatu
permsalahan.
82

5.3 Penutup

Demikian pembahasan penelitian dengan tugas akhir dengan judul “ANALISIS


KINERJA MANAJEMEN KONSTRUKSI PADA PROYEK GEDUNG DIGITASI
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG ”, dimana dalam pembahasan tersebut didapat
faktor – faktor permasalahan yang sangat dominan dan tindakan-tindakan yang dapat
dilakukan untuk mengatasi faktor – faktor tersebut.

Tugas akhir ini banyak kekurangan karena terbatasnya waktu, pengalaman,


kemampuan, oleh karena itu segala kritik dan saran yang bersifat membangun sangat
diharapkan.
83

DAFTAR PUSTAKA

Asmara,Edi. 2002.Analisis faktor-faktor keterlambatan pada pelaksanaan proyek


konstruksi gedung.Universitas Islam Sultan Agung. Semarang.

Budi Santoso, 2003.Manajemen Proyek.Guna Widya. Jakarta.

Dipohusodo. 1996. Manajemen Proyek dan Konstruksi Jilid 1. Kanisius.


Yogyakarta.

Ervianto Wulfram .2004. Teori – Aplikasi Manajemen Proyek Konstruksi Edisi


1.Andi. Yogyakarta.

Husein Abrar, MT.2008. Manajemen Proyek, Andi, Yogyakarta

Jurnal Ilmiah MEDIA ENGINEERING Vol. 2, No. 4, November 2012 ISSN 2087-
9334 (247-256)

Soeharto. 1995 Manajemen Proyek dari Konsep Tuak Sampai Operasional.


Erlangga. Jakarta.

Suyatno.2010.Analisis Faktor Penyebab Keterlambatan Penyelesaian Proyek


Gedung Aplikasi Model Regresi. Universitas Diponegoro. Semarang.

Singaribun.1995. Marketing Management Analyzing, planning, implementation,


controling.

Tarore, H dan Mandagi, R. J. M. 2006. Sistem Manajemen Proyek dan Konstruksi


(SIMPROKON). Tim Penerbit JTS Fakultas Teknik Universitas Sam
Ratulangi. Manado.

Widhiawati, Astina dan Joni.Analisis faktor-faktor penyebab keterlambatan


pelaksanaan pekerjaan proyek konstruksi di kabupaten Tabanan Jurnal Ilmiah
Infrastruktur Teknik Sipil. Universitas Udayana. Denpasar.

Anda mungkin juga menyukai