Anda di halaman 1dari 10

EVALUASI TENGAH

SEMESTER MANAJEMEN

KONSTRUKSI

(RC184405)

Oleh :

Mohammad Adjie Ilham R


(0311194000036)

Dosen : CAHYONO BINTANG NURCAHYO, ST, MT

PROGRAM S-1 JURUSAN TEKNIK SIPIL FTSPK – ITS

SURABAYA

2019-2020
EVALUASI TENGAH SEMESTER GENAP 2019/2020
PROGRAM SARJANA REGULER
DEPARTEMEN TEKNIK SIPIL FTSPK ITS

Mata Kuliah : Manajemen Konstruksi


Dosen : M. Arif Rohman, ST., MSc., PhD
Cahyono Bintang Nurcahyo, ST, MT
Waktu : Dikumpulkan sebelum Selasa, 24 Maret 2020 (Jam 17.00)

Petunjuk
i. ETS ini bersifat individu dan terbuka.
ii. ETS dilakukan secara daring melalui myITS Classroom.
iii. Untuk soal yang bersifat analisis, jawaban setiap individu tergantung oleh tingkat pemahaman masing-masing.
Jawaban yang berbeda, bisa jadi adalah sama-sama benar, tergantung dasar keputusan yang
melatarbelakanginya. Apabila terdapat beberapa individu yang jawabannya sama persis, maka nilai akan
dibagi rata.
iv. Keterlambatan pengumpulan akan mengakibatkan pengurangan nilai.

Soal 1. (Nilai 15)

Silakan Anda mencari satu proyek konstruksi (infrastuktur jalan, jalan tol, jembatan, gedung, waduk, bandara,
pelabuhan dan lain-lain) melalui sumber online.
a. Sebutkan dan jelaskan informasi mengenai proyek tersebut!
(data bisa dicari melalui sumber-sumber online)
b. Sebutkan ciri dan karakterisitik proyek tersebut!

Soal 2. (Nilai 20)

Berdasarkan informasi dari soal nomer 1 tersebut di atas :


a. Buatlah Siklus Hidup Proyek yang menggambarkan kegiatan proyek tersebut!
(Anda dapat mentukan sendiri jumlah dan nama-nama fase dari Siklus Hidup Proyek tersebut)
b. Identifikasikan siapa saja stakeholder (pemangku kepentingan) pada setiap fase di proyek tersebut! Jelaskan
peran masing-masing stakeholder tersebut!
(Silahkan utk memberikan nama fiktif, misal : Sponsor/Owner adalah PT. Sukolilo Infrastruktur Investama,
kecuali untuk yang dapat menggunakan nama asli)

Soal 3. (Nilai 20)

Ketika diserahi tanggung jawab untuk menangani suatu proyek, seorang Project Manager mempunyai kebebasan
untuk menentukan pilihan bentuk Struktur Organisasi pelaksanaan proyek (yaitu Functional Organization, Matrix
Organization, ataupun Projectized Organization), yang harus disesuaikan dengan kebutuhan dan karakteristik
suatu proyek tersebut.
a. Bagaimana struktur organisasi untuk tim pelaksana (kontraktor) pada proyek di soal nomer 1 tersebut?
b. Menurut Anda, apakah kelebihan dan kekurangan struktur organisasi yang berupa Projectized Organization?

Soal 4. (Nilai 45)

Seandainya Anda berada pada posisi sebagai owner (pemilik proyek) dari proyek pada soal nomer 1, uraikan
secara terperinci langkah-langkah apa yang akan Anda lakukan untuk merealisasikan proyek tersebut!
Silakan menerapkan pengetahuan yang telah Anda pelajari dari konsep manajemen proyek mulai dari pertemuan
1 sampai dengan sebelum ETS!
Soal 1. (Nilai 15)

Silakan Anda mencari satu proyek konstruksi (infrastuktur jalan, jalan tol, jembatan, gedung, waduk,
bandara, pelabuhan dan lain-lain) melalui sumber online.
a. Sebutkan dan jelaskan informasi mengenai proyek tersebut!
(data bisa dicari melalui sumber-sumber online)
b. Sebutkan ciri dan karakterisitik proyek tersebut!

Jawab :
a. Identitas Proyek

Nama Proyek : Lapangan Unitisasi Gas Jambaran – Tiung Biru


Jenis : Proyek Prioritas
Lokasi : Jawa Timur
Penanggung Jawab Proyek : PT. Pertamina EP Cepu
Rencana Mulai Konstruksi : 2017
Rencana Mulai Operasi : 2021
Status Proyek : Tahap Konstruksi (34 % hingga kuartal – III 2019)
1. Amandemen AMDAL telah disetujui KLHK pada tanggal 28 Juni
2019.
2. Proses EPC untuk Gas Processing Facility (GPF) telah berjalan.
3. Saat ini sedang dilakukan proses tender untuk drilling services.
Nilai Investasi : Rp 26.7 Triliun
Skema Pendanaan : BUMN, Pinjaman Bank BUMN dan swasta
Pemilik : PT. Pertamina EP Cepu bermitra dengan ExxonMobil Cepu Limited
Kontraktor : PT. Pertamina EP Cepu
PT Rekayasa Industri

Informasi Proyek

Proyek Pengembangan Lapangan Gas Unitisasi Jambaran – Tiung Biru yang terletak di
Kabupaten Bojonegoro, Jawa Timur. Lapangan Jambaran Tiung Biru merupakan Lapangan Unitisasi
antara Lapangan Jambaran yang masuk Wilayah Kerja Blok Cepu dan Lapangan Tiung Biru yang masuk
Wilayah Kerja Pertamina EP.
Proyek Pengembangan Lapangan Gas Unitisasi Jambaran – Tiung Biru yang terletak di
Kabupaten Bojonegoro, Jawa Timur. Lapangan Jambaran Tiung Biru merupakan Lapangan Unitisasi
antara Lapangan Jambaran yang masuk Wilayah Kerja Blok Cepu dan Lapangan Tiung Biru yang masuk
Wilayah Kerja Pertamina EP.

Pada tanggal 13 Februari 2013 SKK Migas memberikan persetujuan atas POD Lapangan
Unitisasi JTB dimana PEPC disetujui untuk membangun Gas Processing Facility (GPF) dengan kapasitas
desain produksi gas sebesar 330 MMSCFD. Dengan melakukan optimasi untuk meningkatkan
keekonomian Lapangan, maka diusulkanlah oleh KKKS WK Cepu dan KKKS PEP, POD II Revisi yaitu
Jambaran Tiung Biru Plan of Development dimana diusulkan untuk mengeluarkan Cendana dalam
Revisi tersebut. Revisi POD pengembangan lapangan gas Jambaran – Tiung Biru disetujui oleh SKK
Migas pada tanggal 17 Agustus 2015. GPF yang akan dibangun menggunakan teknologi dan dirancang
sedemikian rupa guna mendapatkan keandalan operasi dan ramah lingkungan untuk berproduksi
selama 25 tahun.

Proyek Pengembangan Lapangan Gas Unitisasi Jambaran – Tiung Biru ini merupakan salah
satu proyek strategis nasional yang ditaksir potensi penerimaan negara mencapai Rp. 48 Triliun Rupiah
diharapkan dapat memingkatkan perekonomian nasional. Pengembangan Lapangan Gas Unitisasi
Jambaran – Tiung Biru dengan cadangan Gas yakni sebesar 2.5 triliun kaki kubik (TCF) diharapkan
mampu menyuplai industri di Jawa Tengah dan Jawa Timur dan menggerakkan ekonomi nasional.

b. Ciri dan Karakteristik Proyek

1. Memiliki tujuan khusus :


Proyek Pengembangan Lapangan Gas Unitisasi Jambaran – Tiung Biru ini merupakan salah satu
proyek strategis nasional yang ditaksir potensi penerimaan negara mencapai Rp. 48 Triliun Rupiah
serta dapat menekan efisiensi belanja modal sebesar 25% dari US$ 2 Milliar menjadi US$ 1,5 Milliar,
ha diharapkan dapat memingkatkan perekonomian nasional. Serta mampu menyuplai industri di
Jawa Tengah dan Jawa Timur dan menggerakkan ekonomi nasional.

2. Bersifat sementara :
Proyek Pengembangan Lapangan Gas Unitisasi Jambaran – Tiung Biru ini memulai kontruksi
proyeknya pada tahun 2017 dan ditargetkan untuk selesai pada tahun 2021

3. Progressive elaboration / Kegiatan progosif proyek :


Sampai kuartal – III 2019, tahap kontruksi proyek sudah mencapai proges sebesar 34% dimana
secara garis besar proyek JTB memiliki 3 lingkup konstruksi. Pertama, Early Civil Work (ECW)
difungsikan sebagai masa persiapan infrastruktur sipil yang diperlukan untuk menunjang kegiatan
produksi. Kedua, pembangunan gas processing gas (GPF). Terakhir, pengeboran enam sumur dari
wellpad.
Soal 2. (Nilai 20)

Berdasarkan informasi dari soal nomer 1 tersebut di atas :


a. Buatlah Siklus Hidup Proyek yang menggambarkan kegiatan proyek tersebut!
(Anda dapat mentukan sendiri jumlah dan nama-nama fase dari Siklus Hidup Proyek tersebut)
b. Identifikasikan siapa saja stakeholder (pemangku kepentingan) pada setiap fase di proyek tersebut!
Jelaskan peran masing-masing stakeholder tersebut!
(Silahkan utk memberikan nama fiktif, misal : Sponsor/Owner adalah PT. Sukolilo Infrastruktur
Investama, kecuali untuk yang dapat menggunakan nama asli)

Jawab :
a. Siklus Hidup Proyek Pengembangan Lapangan Gas Unitisasi Jambaran – Tiung Biru

1. Initiating Process / Tahap Inisiasi :


Lapangan Tiung Biru ditemukan oleh PT Pertamina EP (PEP) pada awal 2010 melalui pengeboran
eksplorasi lokasi Tiung Biru-1 yang masuk wilayah Area III Jawa Bagian Timur (Blok Gundih).
Penemuan gas di struktur Tiung Biru setelah dievaluasi melalui kajian subsurface
assessment ternyata masih dalam satu body dengan lapangan gas Jambaran yang ditemukan
Mobil Cepu Ltd di Blok Cepu pada 2002.

Dalam perjalanannya, pengembangan lapangan gas unitisasi JTB bukannya tanpa kendala.
Pengembangan lapangan tersebut justru sempat terhambat dan terhenti ketika ExxonMobil
Cepu Limited masih menjadi mitra dalam proyek tersebut. melalui Surat Menteri ESDM Nomor
9/13/MEM.M/2017 tertanggal 3 Januari 2017 pihak PT. Pertamina EP Cepu melakukan negosiasi
dengan ExxonMobil untuk mengambil alih proyek. Setelah mengambil alihan proyek ini, PT.
Pertamina EP Cepu menjadi operator dan pengembang dalam Proyek JTB ini

2. Planning Process / Tahap Perencanaan dan Penentuan Kualitas Proyek


• Proyek Pengembangan Lapangan Gas Unitisasi Jambaran – Tiung Biru direncanakan
dalam pengerjaannya bermitra dengan ExxonMobil dalam pembangunannya
• Menggandeng kerjasama dengan pihak bank BUMN maupun pihak bank swasta dalam
haln pendanaan proyek
• Menentukan tahapan kontruksi apa saja yang dilakukan agar proyek brerjalan progesif
dan tepat pada waktunya
• Kualitas proyek yang diambil dalam pengerjaan pengembangan lapangan gas unitisasi
JTB menggunakan teknologi dirancang guna mendapatkan keandalan operasi dan aspek
ramah lingkungan untuk berproduksi selama 25 tahun

3. Executing Process / Tahap Eksekusi


• Persetujuan Desain Proyek Unitisasi Jambaran Tiung Biru (JTB) PT. Pertamina EP oleh
Kementrian ESDM
• Pelaksanaan tender secara Pelelangan Umum menggunakan metode pemasukan
penawaran Sistem 2 Tahap yang dimenangkan PT.Rekayasa Industri dengan proyek
Engineering Procurement Dan Contruction, Gas Processing Facilites (EPC GPF)
• Dalam pelaksanaan konstruksi Gas Processing Facility (GPF) diperatori oleh konsorsium
Rekind-JGC Indonesia-JGC Corporation (RJJ), menggunakan tenaga kerja lokal sebanyak
72,40 persen pada periode Juli 2019 dari total 1.634 jumlah pekerja.
• Proyek JTB memiliki 3 lingkup konstruksi. Pertama, Early Civil Work (ECW) difungsikan
sebagai masa persiapan infrastruktur sipil yang diperlukan untuk menunjang kegiatan
produksi. Kedua, pembangunan gas processing gas (GPF). Terakhir, pengeboran enam
sumur dari wellpad.
4. Monitoring and Controlling Process / Pemantauan dan Pengendalian Proyek :
• Dalam hal ini setiap perkembangan proses dari proyek JTB dalam progesnya selalu
diawasi dalam sistem pengerjaan agar sesuai dengan tujuan awal pelaksanaan proyek
JTB tersebut. Serta pengendalian disini dilaksanakan oleh PT. Pertamina EP Cepu agar
proyek bisa tepat berjalan susai target yanng direncanakan.

5. Closing Process / Tahap Penutupan :


• Adanya proses pengakhiran kontrak yang dilakukan oleh owner (Pt. Pertamina EP Cepu)
dengan kontraktor (PT. Rekayasa Industri)

b. Stakeholder (Pemangku Kepentingan) dalam Proyek tersebut


• Owner : PT, Pertamina EP Cepu
• Kontraktor : PT.Rekayasa Industri
• Mitra : ExxonMobil Cepu Limited
• Pemerintah : Kementrian ESDM, SKK Migas, Pemerintah Kabupaten Bojonegoro,
Dinas Perhubungan Kabupaten Bojonegoro
• Perusahaan Induk : PT. Pertamina (BUMN)

Soal 3. (Nilai 20)

Ketika diserahi tanggung jawab untuk menangani suatu proyek, seorang Project Manager mempunyai
kebebasan untuk menentukan pilihan bentuk Struktur Organisasi pelaksanaan proyek (yaitu Functional
Organization, Matrix Organization, ataupun Projectized Organization), yang harus disesuaikan dengan
kebutuhan dan karakteristik suatu proyek tersebut.
a. Bagaimana struktur organisasi untuk tim pelaksana (kontraktor) pada proyek di soal nomer 1
tersebut?
b. Menurut Anda, apakah kelebihan dan kekurangan struktur organisasi yang berupa Projectized
Organization?

Jawab :

a. Struktur Organisasi

Struktur Organisasi PT. Rekayasa Industri ( pada halaman selanjutnya )

Berdasarkan data yang terlampir pada halaman selanjutnya, kontraktor PT. Rekayasa
Industri menggunakan struktur organisasi Functional Organiation karena memiliki alas an sebagai
berikut
• Memiliki Komando Tunggal : Komando dipegang oleh Presiden Direktur PT. Rekayasa Industri
• Pada struktur organisasi tersebut terlihat jelas tugas dari setiap personil
• Arus informasi yang didapat berarah Vertikal ( dari bawahan ke atasan ), missal dalam hal ini
Civil Engineering Division dalam penyampaian informasi di lapangan membuat laporan kepada
Kepala Engineeering Unit yang nanti data akan diberikan kepada Operation Unit yang
mengarah ke Direktur Operasional
b. Kelebihan dan kekurangan struktur organisasi yang berupa Projectized Organization

Kelebihan :

• Setiap anggota tim memiliki alur komunikasi yang jelas dengan memiliki satu manajer
proyek yang memiliki kewenangan dalam pimpinan dan arahan.
• Dengan tim bekerja bersama di tempat yang sama dan dengan spesialisasi yang sama pula,
ada tanggapan yang lebih cepat untuk kebutuhan klien dan penyelesaian proyek tercapai
tepat waktu.
• Pengalaman belajar sewaktu bekerja menjadi meningkat dikarenakan dalam mengerjakan
proyek, mereka pasti akan belajar dari hal hal yang didaptkan oleh rekan kerja satu tim nya
• Mengambilan keputusan yang dipakai dalam pelaksanaan proyek menjadi lebih cepat
karena hasil diskusi akan langsung disampaikan ke manajer proyek mereka masing – masing.
• Dalam hubungan kerja ada komunikasi antar tenaga kerja yang efektif karena “pendeknya
garis hubung” dalam tim proyek, yang akan meningkatkan kerja sama tim.

Kekurangan :

• Jika dalam satu kali masa kerja manajer memiliki beberapa proyek yang harus ditangani dan
diselesaikan, memungkinkann adanya kesalahan komunikasi yang timbul
• Otoritas dan wewenang manajer yang sangat tinggi kadang membuat manajer memiliki sifat
kepemimpinan yang arogan sehingga membuat tim yang bekerja dibawah kepemimpinan
manajer tersebut tidak dapat bekerja dengan nyaman, sehingga membuat kinerja tim
semakin berkurang, yang dapat berdampak kepada kelangsungan proyek.
• Proyek yang memiliki jadwal dan tenggat waktu yang ketat yang menjadikan lingkungan
kerja yang penuh tekanan sehingga kinerja pun tidak maksimal.
• Ada rasa tidak aman di antara anggota tim kerja. Dimana mereka tahu bahwa mereka
mungkin kehilangan pekerjaan setelah proyek selesai. Tenaga kerja cenderung kurang loyal
kepada organisasi/perusahaan.
• Gaji untuk tenaga kerja dan peralatan untuk menunjang pekerjaan bisa lebih tinggi karena
mereka dipekerjakan untuk periode yang lebih pendek. Selain itu, biaya yang dikeluarkan
dapat menjadi jauh lebih tinggi jika proyek ditunda.
• Tenaga kerja mungkin tidak sangat terampil dalam bidang tertentu (tidak memiliki satu
keterampilan menonjol) karena mereka bekerja pada banyak proyek yang berbeda. Ini
dapat mempengaruhi kualitas hasil proyek tersebut.
Soal 4. (Nilai 45)

Seandainya Anda berada pada posisi sebagai owner (pemilik proyek) dari proyek pada soal nomer 1,
uraikan secara terperinci langkah-langkah apa yang akan Anda lakukan untuk merealisasikan proyek
tersebut!
Silakan menerapkan pengetahuan yang telah Anda pelajari dari konsep manajemen proyek mulai dari
pertemuan 1 sampai dengan sebelum ETS!

Jawab :

Jika saya berperan seagai owner (pemilik proyek) dalam hal ini adalah PT. Pertamina EP Cepu,
langkah langkah yang akan saya ambil sebagai pemilik proyek agar dapat merealisasikan proyek tersebut
adalah :

1. Dikarenakan pada awalnya Proyek Pengembangan Lapangan Gas Unitisasi Jambaran – Tiung Biru
merupakan proyek yang dipegang oleh ExxonMobil Cepu Limited, kami akan meninjau apa alasan
proyek yang dikerjakan oleh ExxonMobil Cepu Limited ini tidak menghasilkan progres proyek yang
signifikan, dalam hal ini alasan ExxonMobil Cepu Limmited tidak membuat progres yang baik
dikarenakan melihat proyek ini tidak ekonomis karena tingginya overhead cost dikarenakan Exxon
merupakan perusahaan swasta yang pasti memetingkan profit
2. Melakukan Studi Kelayakan. kami akan telusuri lebih dalam apa yang ingin dibangun oleh
ExxonMobil dan sumberdaya apa yang diambil, lalu dibandingkan dengan dana yang akan
dikeluarkan dengan apa yang didapat bukan hanya bagi perusahaan saja (PT. Pertamina EP Cepu)
tetapi juga dampak perokonomian bagi bangsa Indonesia dikarenakan PT. Pertamina merupakan
Badan Usaha Milik Negara.
3. Setelah melakukan studi kelayakan, dan dirasa banyak memberikan benefit bagi perusahaan
maupun negara, kami akan meminta persetujuan kepada SKK Migas dan Kementrian Energi dan
Sumber Daya Manusia untuk melaksanakan proyek Pengembangan Lapangan Gas Unitisasi
Jambaran – Tiung Biru dengan memberikan POD (Plan of Development) se optimal mungkin
sehingga dapat meningkatkan keekonomian lapangan.
4. Ketika POD yang diserahkan ke SKK Migas telah disetujui dan Serat Keputusan Menteri ESDM sudah
turun untuk melaksanakan proyek tersebut, maka kami akan melakukan akuisisi secara metode B2B
(business to business) kepada pihak ExxonMobil Cepu Limited.
5. Setelah proyek berada pada wewenang kami, kami akan membuka pelelangan umum dan tender
kepada perusahanan kontraktor yang ingin bekerja sama membangun proyek tersebut. Kami akan
bekerja sama dengan kontraktor dengan pengalaman yang pastinya mumpuni dan mampu
memberikan harga penawaran terendah dengan spesifikasi konstruksi yang sesuai dengan standar
kami (PT. Pertamina EP Cepu)
6. Setelah kerjasama dengan kontraktor sudah disepakati, kami akan meminta izin kepada Pemerintah
Kabupaten setempat (Bojonegoro), Dinas Perhubungan Kabupaten Bojonegoro, dan mengadakan
sosialisasi kepada masyarakat setempat bahwa akan ada proyek yang akan dibangun, serta tidak
lupa menyerap tenaga kerja sekitar dikarenakan kami merupakan perusahaan BUMN dimana kerja
kami untuk meningkatkan perokonomian nasional salah satunya dengan membuka lapangan
pekerjaan.
7. Setelah sosialisasi dilakukan dan perekrutan tenaga kerja dipenuhi, maka proyek akan kami
instruksikan untuk mulai berjalan secepatnya sehingga proyek JTB segera dapat difungsionalkan.
8. Sembari kontruksi proyek dikerjakan, kami sebagai owner juga melaksanakan fungsi kami untuk
“Testing and Comisioning” dimana hal ini dilakukan agar meminimalisir keesalahan pada proyek
dan tidak memakan waktu lama harys menunggu proyek selesai dahulu baru dilaksanakan “Testing
and Comisioning” karena hal ini akan memakan waktu lumayan lama, dan jika harus menunggu
proyek selesai dulu baru melakukan “Testing and Comisioning” makan jika diteemukan kerusakan
atau malfungsi pada proses kontruksi, perbaikan konstruksi pun akan memakan waktu yang lebih
lama dan biaya yang lebih besar.
9. Setelah “Testing and Comisioning” dilakukan dan hasilnya sesuai dengan keinginan kami sebagai
owner. Maka kami akan melakukan proses operasional pada proyek dan pada perjalannya kamo
juga akan mengadakan “maintanance” secara berkala.

Anda mungkin juga menyukai