Anda di halaman 1dari 37

BAB II

DESKRIPSI KEGIATAN

2.1 Lokasi Kegiatan


Praktek Kerja Lapangan (PKL) berlokasi di Bendungan Rotiklot di Desa Fatukety,
Kecamatan Kakuluk Mesak, Kabupaten Belu, Nusa Tenggara Timur dengan titik koordinat
124º 38’ 33” BT– 125º 11’ 23” BT dan 08º 56’ 30” LS – 09º 47’ 30” LS, sebagaimana yang
disajikan pada gambar dibawah ini.

Gambar 2.1 Lokasi Proyek

2.2 Data Administrasi Kegiatan

Gambar 2.2 Papan Proyek


Proyek perbaikan bendungan rotiklot di kabupaten belu mempunyai data sebagai berikut :
1. Nama kegiatan : Kegiatan Bendungan I
2. Paket pekerjaan : Perbaikan Bendungan Rotiklot Di Kabupaten Belu
3. Nomor kontrak : HK. 02.01/SNVT.PB.l/KB.1/95/V/2023
4. Tanggal kontrak : 03 Mei 2023
5. Nilai kontrak : Rp. 50.340.384.000,00 ( Lima puluh miliar tiga
Ratus empat Puluh juta tiga ratus delapan puluh
Empat ribuh Rupiah ),-
6. Waktu pelaksanaan : 225 hari kelender
7. Sumber dana : APBN rupiah murni
8. Tahun anggaran : 2023
9. Kontraktor pelaksana : PT. Bumi Indah
10. Konsultan Pengawas : PT. Innako Internasinal Konsulindo KSO Kencana
Layana Konsultan

2.3 Data Teknik Kegiatan


Tipe pekerjaan
Tipe bronjong
tipe geotextile
Panjang L1
Volume bronjong L2
Volume bronjong L3
Volume bronjong L4
Volume total bronjong

2.4 Lingkup Pekerjaan


Secara garis besar, pelaksanaan pekerjaan sudetan menggunakan bronjong di Desa
Fatukety, Kec. Kakuluk Mesak, Kab. Belu, NTT, terdiri dari beberapa item pekerjaan yaitu :
1. Pekerjaan persiapan
Berikut ini adalah beberapa iteeem dalam pekerjaan persiapan, yaitu :
a. Mobilisasi alat dan bahan serta tenaga kerja ke lokasi proyek
b. Pengeringan (apabila lokasi digenangi air)
c. Dokumentasi kondisi awal (0%)
d. Lakukan pengukuran pada lokasi proyek
e. Melakukan tes di laboratorium untuk mengetahui tekstur dan jenis tanah
2. Pekerjaan galian
Pekerjaan galian dilakukan menggunakan alat berat yaitu excavator dengan tujuan
membuat pondasi atau matras bronjong sebagai pelindung dan pengaman tebing. Galian
tanah memiliki beberapa persyaratan, antara lain :
a. Galian dilakukan setelah dilakukan pengukuran dan pematokan yang disetujui oleh
pimpro
b. Kedalaman dan lebar galian disesuaikan dengan sketsa atau gambar kerja
c. Jika terdapat air pada sungai maka terlebih dahulu air disedot atau dikuras
d. Penyedia harus bertanggung jawab penuh apabila terjadi penggalian lebih (over
exvation) dan penyedia wajib untuk menimbun kembali dengan pengarahan pimpro
e. Hasil galian yang layak diangkut ke tempat penimbunan sementara, sedangkan
yang tidak layak dibuang ke tempat pembuangan yang telah ditentukan
f. Tempat pembuangan hasil galian paling dekat berjarak 20 m sehingga tidak
merusak atau merugikan lingkungan tata letak aliran sungai
g. Pekerjaan galian dikatakan sudah selesai dan layak dibayar jika sudah dibentuk dan
dirapikan
3. Pekerjaan pemasangan Geotixtil
Geotextile adalah lembaran sintetik yang berpori sehingga memiliki sifat tembus
air dan fleksibel, biasanya digunakan seabgai stabilitas tanah dasar. Kegunanaan
Geotextile yaitu sebagai pemisah antara air dan tanah agar tidak terdapat material tanah
yang masuk kedalam bronjong, karena hal tersebut dapat membuat fungsi bronjong
tidak dapat berfungsi dengan baik. Apabila material tanah masuk kedalam bronjong
maka daya kuat tekan pada batuan bronjong menjadi berkurang.
4. Pekerjaan pemasangan bronjong
Yang termasuk dalam pekerjaan bronjong adalah pekerjaan yang dibutuhkan
sebagai sudetan atau alitrasi. Berikut adalah bahan/material yang digunakan :
a. Bronjong kawat galvanis yang pabrikasi dengan ukuran 2,00 m x 1,00 m x 0,50m
b. Kawat ikat broniong berdiameter 2 mm sebagai pengikat antara tiap bronjong.
c. Batu kali atau batu gunung sebagai pengisi bronjong bronjong pabrikasi
berdiameter minimal Ø 20 cm. Batu yang digunakan adalah batuan yang keras,
tidak rapuh dan tidak mengandung kapur
5. Pekerjaan timbunan
Pekerjaan timbunan tanah merupakan pekerjaan akhir dari sudetan yang
direncanakan. Timbunan dilakukan sesuai dengan gambar kerja atas persetujuan direksi
pekerjaan atau direksi teknis. Dalam melakukan pekerjaan timbunan, penyedia jasa
terlebih dahulu menggunakan material hasil galian, apabila sudah habis maka material
yang digunakan yaitu material yang disediakan terlebih dahulu oleh penyedia jasa.
Timbunan yang digunakan harus memenuhi syarat kualitas dan bebas dari bahan-bahan
organic seperti tonggak-tonggak kayu, semak berlukar rerumputan, dan lainnya.
Material yang digunakan yaitu material yang memiliki sifat dan gradasi sesuai sifat dan
karakteristik yang sama dengan tanah asli/tanah hasil galian.
Pemadatan harus menggunakan alat pemadat bergetar (vibro compactor), hand
stamping atau peralatan lain yang disetujui oleh direksi pekerjaan sehingga
menghasilkan kepadatan yang maksimal.

2.5 Proses Pelelangan Dan Penentuan Pemenang


Penyelesaian sebuah proyek konstruksi secara umum melalui dua tahapan yaitu pra
konstruksi dan paska konstruksi. Pada tahapan pra konstruksi, salah satu kegiatan yang
dilakukan adalah pelalangan pekerjaan. Pelelangan menjadi salah satu tahapan penting
mengingat pada kegiatan ini ditentukan pelaksana kegiatan yang terbaik. Untuk dapat
terpilih menjadi pemenang lelangan, ada sejumlah faktor yang memberi pengaruh.
Dokumen untuk pengadaan rehabilitasi bendungan rotiklot di provinsi nusa Tenggara
timur ini disusun berdasarkan Peraturan Presiden No.54 Tahun 2010 tentang pengadaaan
barang/jasa pemerintah yang terakhir diubah dengan Peraturan Presiden No.4 Tahun 2015
beserta petunjuk teknisnya, serta elektronik, dan dimodifikasi untuk perjanjian pinjaman/
kredit/hibah Proyek pada proyek-proyek yang dibiayai oleh Bank Dunia di Indonesia.
Tahapan yang dilakukan adalah sebagai berikut :
a) Pengumuman Pelelangan
Pokja ULP mengumumkan pelaksanaan pelelangan ini melalui
website[Kementrian/Lembaga/Pemerintah Daerah/Institutive], papan pengumuman
resmi untuk masyarakat dan potal pengadaan nasional melalui LPSE,

b) Instruksi kepada peserta (IKP)


A. Umum
1) Lingkup pekerjaan
Pokja ULP mengumumkan kepada para peserta untuk menyampaikan penawaran
atas paket pekerjaan konstruksi sebagaimana tercantum dalam LDP
2) Sumber dana
Pengadaan ini dibiayai dari sumber pendanaan sebagaimana tercantum dalam
LDP
3) Persyaratan (Eligibility)
4) Larangan korupsi, kolusi dan nepotisme (KKN) serta penipuan.
5) Larangan pertentangan kepentingan
6) Satu penawaran tiap peserta
B. Document Pengadaan
1) Isi dokumen pengadaan
2) Bahasa dokumen pengadaan
3) Klasifikasi dokumen pengadaan, pemberian penjelasan dan peninjauan lapangan
4) Perubahan dokumen pengadaan
5) Tambahan waktu pemasukan dokumen penawaran
C. Penyiapan Dokumen Penawaran
1) Biaya dalam penyiapan penawaran
2) Bahasa penawaran
3) Dokumen-dokumen yang termasuk dalam penawaran
4) Harga penawaran
5) Mata uang penawaran dan cara pembayaran
6) Masa berlaku penawaran dan jangka waktu pelaksanaan
7) Pengisian form kualifikasi
8) Pakta integritas
D. Pemasukan Penawaran
1) Pemasukan/penyampaian penawaran
2) Batas akhir waktu pemasukan penawaran dan penawaran terlambat
E. Pembukaan Dan Evaluasi Penawaran
1) Pembukaan penawaran
2) Penawaran dibuka pada tanggal dan waktu yang ditetapkan olej Pojka ULP
dalam Aplikasi SPSE
3) Klarifikasi penawaran
4) Untuk membantu pemeriksaan, evaluasi dan pembandingan penawaran dan
kualifikasi peserta maka Pojka ULP atas kebijaksanaannya sendiri dapat
meminta klarifikasi dari peserta mengenai penawarannya
5) Koreksi atas kesalahan aritmatik
a. Sebelum evaluasi penawaran, dilakukan koreksi aritmatik oleh Pojka ULP
dengan ketentuan yang telah ditetapkan
b. Berdasarkan hasil koreksi artimatik, Pojka ULP menyusun daftar penawaran
dan peringkatnya mulai dari penawaran harga terkoreksi terendah
6) Evaluasi Penawaran
Pojka ULP melakukan evaluasi penawaran yang meliputi :
a. Evaluasi administrasi
b. Evaluasi Teknis
c. Evaluasi harga
d. Evaluasi kualifikasi
7) Evaluasi Kualifikasi
Pojka ULP harus menentukan apakah peserta yang terpilih adalah peserta
dengan harga terkoreksi terendah dan secara administrative fan teknis responsive
secara substansial dengan syarat-syarat yang ditentukan dalam kualifikasi seperti
yang tertera pada lembar data kaulifikasi (LDK) pada dokumen pengadaan Bab
V
8) Hak Pojka ULP Untuk Menerima Atau Menolak Penawaran
Hak Pojka ULP berhak untuk menerima atau menolak setiap penawaran dan
membatalkan proses lelang serta menolak semua penawaran setiap saat sebelum
penetapan pemenang, tanpa menimbulkan kewajiban apapun bagi peserta.
F. Penetapan pemenang
1) Penetapan pemenang
Pojka ULP harus menetapkan pemenang pemenang yang menawar dengan harga
terkoreksi terendah dan yang penawarannya dinyatakan responsive secara
substansial dalam evaluasi administrasi, teknis dan harga, serta memenuhi
ketentuan kualifikasi yang ditetapkan dalam dokumen pengadaan ini.
2) Pengunguman pemenang
Pojka ULP harus mengumumkan hasil proses lelang melalui aplikasi SPSE di
website sebagaimana tercantum dalam LDP dan melalui oapan pengumuman
resmi.
3) Sanggahan
Peserta yang memasukkan penawaran dapat menyampaikan sanggahan secara
elektronik melalui aplikasi SPSE atas penetapan pemenang kepada Pojka ULP
dalam waktu yang telah ditetapkan dengan sertai bukti terjadinya penyimpangan
dan harus ditembuskan secara offlinr (diluar aplikasi SPSE) kepada PPK,
PA/KPA dan APIP sebagaimana tercantum dalam LDP.
G. Penunjukan pemenang
1) Penunjukan penyedia
2) BAHP, Berita Acara lainnya dan Kerahasiaan Proses
H. Jaminan pelaksanaan
Pemenang akan menyerahkan jaminan pelaksanaan dengan nilai yang ditetapkan
dalam IKP 35.1 dalam waktu 14 hari sejak tanggal diterbitkannya SPPBJ.
I. Penandatanganan kontrak
Penandatanganan kontrak dilakukan paling lambat 14 hari kerja sejak diterbitkannya
SPPBJ dan setelah peserta menyerahkan jaminan pelaksanaan.

2.6 Manajemen Proyek


2.6.1 Pengertian Manajemen Proyek
Untuk mendefinisikan apa yang dimaksud dengan manajemen proyek, maka ada
baiknya kita mengetahui terlebih dahulu mengenai apa yang dimaksud dengan
manajemen dan apa yang dimaksud dengan proyek. Manajemen merupakan suatu
proses terpadu dimana individu-individu sebagai bagian dari organisasi dilibatkan
untuk melakukan proses perencanaan, pengorganisasian, serta menjalankan dan
mengendalikan aktivitas-aktivitas produksi, yang kesemuanya diarahkan pada sasaran
yang telah ditetapkan dan berlangsung terus-menerus seiring dengan berjalannya
waktu.
Sedangkan yang dimaksud dengan proyek adalah suatu usaha yang kompleks,
tidak rutin, dibatasi oleh waktu, anggaran, resource dan spesifikasi yang telah
dirancang untuk dapat memenuhi kebutuhan konsumen.
Jadi dapat disimpulkan bahwa manajemen proyek dapat diartikan sebagai suatu
proses kegiatan untuk melakukan perencanaan, pengorganiasian, pengarahan dan
pengendalian atas sumber daya organisasi yang dimiliki perusahaan untuk mencapai
tujuan tertentu dalam waktu dan sumber daya tertentu pula.
Dari definisi-definisi diatas dapat pula dikatakan bahwa manajemen adalah
proses merencanakan, mengorganisir, memimpin dan mengendalikan kegiatan anggota
serta sumber daya yang lain untuk mencapai sasaran organisasi (perusahaan) yang
telah ditentukan.
Fungsi manajemen menurut pengertian diatas dapat diuraikan lebih lanjut
sebagai berikut :
a. Merencanakan
Merencanakan berarti memilih dan menentukan langkah-langkah kegiatan yang
akan datang yang diperlukan untuk mencapai sasaran. Ini berarti langkah pertama
adalah menentukan sasaran yang hendak dicapai, kemudian menyusun urutan
langkah kegiatan untuk mencapainya, berangkat dari pengertian ini maka
perencanaan dimaksudkan untuk menjembatani antara sasaran yang akan diraih
dengan keadaan atau situasi awal, salah satu kegiatan perencanaan adalah
pengambilan keputusan, mengingat hal ini diperlukan dalam proses pemilihan
alternatif.
b. Mengorganisir
Mengorganisir dapat diartikan sebagai segala sesuatu yang berhubung dengan
cara bagaimana mengatur dan mengalokasikan kegiatan serta sumber daya
kepada para peserta kelompok agar dapat mencapai sasaran secara efisien.
Hal ini berarti perlunya pengaturan peranan masing-masing anggota, peranan ini
kemudian dijabarkan menjadi pembagian tugas, tanggung jawab dan otoritas, atas
dasar pembagian tersebut selanjutnya disusun struktur organisasi.
c. Memimpin
Kepemimpinan adalah aspek yang penting dalam mengelola suatu usaha yaitu
mengarahkan dan mempengaruhi sumber daya manusia dalam organisasi agar
mau bekerja dengan sukarela untuk mencapai tujuan yang telah digariskan.
Mengaruhkan dan mempengaruhi ini erat hubungannya dengan motiviasi,
pelatihan, penyeleksian, koordinasi dan konsultasi karena berpengaruh besar
terhadap keberhasilan dalam proses mencapai tujuan.
d. Statfing
Statfing sering dimaksudkan sebagai salah satu fungsi manajemen tetapi banyak
yang menganggap kegiatan ini merupakan bagian dari fungsi mengorganisir.
Statfing meliputi pengadaan tenaga jumlah maupun kualifikasi yang diperlukan
bagi pelaksanaan kegiatan, termasuk perekrutan (recruiting), pelatihan dan
penyeleksian untuk menempati posisi-posisi dalam organisasi.
e. Mengendalikan
Mengendalikan adalah menuntun dalam arti memantau, mengkaji dan bila perlu
mengadakan koreksi agar hasil kegiatan sesuai dengan yang telah ditentukan.
Jadi dalam fungsi ini, hasil-hasil pelaksanaan kegiatan selalu diukur dan
dibandingkan dengan rencana, oleh karena itu, umumnya telah dibuat tolak ukur,
seperti anggaran, standar mutu, jadwal penyeleksian pekerjaan, dan lain-lain. Bila
terjadi penyimpangan, maka segera dilakukan pembentukan.

Dengan demikian, pengendalian merupakan salah satu upaya untuk meyakinkan


bahwa arus kegiatan bergerak kearah sasaran yang diinginkan.
Dikutip dari Istimawan Dipohusodo (Manajemen Proyek dan Konstruksi jilid
I,1995) Manajemen merupakan proses terpadu dimana individu-individu sebagai
bagian dari organisasi dilibatkan untuk memelihara, mengembangkan, mengendalikan
dan menjalankan program-program, yang kesemuanya diarahkan pada sasaran yang
telah ditetapkan. Pengertian proyek adalah sebagai upaya yang diorganisasikan untuk
mencapai tujuan, sasaran dan harapan-harapan penting dengan menggunakan anggaran
dana serta sumber daya yang tersedia, yang harus diselesaikan dalam jangka waktu
tertentu.
Oleh karena itu, agar pelaksanaan proyek dapat berhasil perlu diperhatikan
faktor-faktor spesifik penting yang disebut ciri-ciri umum manajemen proyek, sebagai
berikut :
1. Tujuan, sasaran, harapan-harapan dan strategi proyek hendaknya dinyatakan
secara jelas dan terinci sedemikian rupa sehingga dapat dipakai untuk
mewujudkan dasar kesepakatan segenap individu dan satuan organisasi yang
terlibat.
2. Diperlukan rencana kerja, jadwal dan anggaran belanja yang realistis.
3. Diperlukan kejelasan dan kesepakatan tentang peran dan tanggung jawab diantara
semua satuan organisasi dan individu yang terlibat dalam proyek untuk berbagai
strata jabatan.
4. Diperlukan mekanisme untuk memonitor, mengkoordinasikan, mengendalikan
dan mengawasi pelaksanaan tugas dan tanggung jawab pada berbagai strata
organisasi.
5. Diperlukan mekanisme sistem evaluasi yang diharapkan dapat memberikan
umpan balik bagi manajemen. Informasi umpan balik akan dimanfaatkan sebagai
pelajaran dan dipakai sebagai pedoman di dalam upaya peningkatan produktivitas
proyek.
6. Sesuai dengan sifat dinamis suatu proyek, apabila diperlukan tim proyek atau
satuan organisasi proyek dapat dimungkinkan untuk melakukan kegiatan-kegiatan
yang mungkin harus bergerak diluar kerangka organisasi tradisional atau rutin,
akan tetapi dengan tetap berorientasi pada tercapainya produktivitas.
7. Diperlukan pengertian dan pemahaman mengenai tata cara dan dasar-dasar
peraturan birokrasi dan pengetahuan tentang cara-cara mengatasi kendala
birokrasi.
2.6.2 Pihak – Pihak Yang Terlibat Dalam Kegiatan Konstruksi
Secara umum ada 4 (empat) unsur yang terlibat dalam manajemen kegiatan
Tinjauan Pelaksanaan Pekerjaan Alih Trase Sungai Menggunakan Bronjong pada
Proyek Perbaikan Bendungan Rotiklot Di Desa Fatukety, Kecamatan Kakuluk Mesak,
Kabupaten Belu, Nusa Tenggara Timur yaitu:
1. Pemilik Kegiatan/Proyek
Pemilik Kegiatan/Proyek adalah Pemerintah Republik Indonesia melalui
Kementerian Pekerjaan Umum, Direktorat Jenderal Sumberdaya Air, dalam hal ini
melalui Balai Sungai Wilayah Sungai Nusa Tenggara II serta Pejabat Pembuat
Komitmen Prasarana Konservasi Sumber Daya Air II Satuan Kerja NVT PJSA
Nusa Tenggara II Provinsi NTT dalam Kegiatan Perbaikan Bendungan Rotiklot di
Kabupaten Belu.
2. Tim Survei, Perencanaan, Monitoring dan Evaluasi (SPME)
Pada umumnya survei dan perencanaan dilaksanakan oleh konsultan
perencana. Selain konsultan perencana, perencanaan suatu pembangunan
konstruksi dilakukan tim survei dan perencanaan yang berada pada masing-
masing instansi. Demikian halnya dengan Balai Sungai Wilayah Sungai Nusa
Tenggara II, Perencanaan dilaksanakan oleh : Kepala Seksi Perencanaan yang
membawahi semua kegiatan perencanaan. Yang dilaksanakan oleh masing-masing
petugas teknik pada masing- masing Pejabat Pembuat Komitmen (PPK).
Dalam Kegiatan Perbaikan Bendungan Rotiklot di Kabupaten Belu yang
bertindak sebagai Perencana adalah Kepala Seksi Survei, Perencanaan,
Monitoring dan Evaluasi
Hak dan kewajiban Tim Survei, Perencanaan,Monitoring dan Evaluasi (SPME)
adalah:
a. Melakukan Survei terhadap lokasi-lokasi kegiatan dengan
mempertimbangkan skala prioritas dalam penentuan lokasi kegiatan yang
akan dibangun.
b. Melakukan perencanaan dalam hal ini membuat gambar rencana sekaligus
menghitung estimate anggaran yang dibutuhkan.
c. Melakukan monitoring dalam pelaksanaan kegiatan di lapangan
d. Melakukan evaluasi kerja

3. Tim Pengawasan
Pada umumnya pengawasan terhadap suatu pekerjaan dilaksanakan oleh
Konsultan Pengawas. Tetapi saat ini pengawasan terhadap suatu pekerjaan
biasanya langsung ditangani oleh instansi yang melibatkan staf-staf teknik. Dalam
sebuah instansi dibentuk oleh Pengguna Anggaran selaku pemilik kegiatan dengan
suatu Surat Perjanjian Pemborongan (Kontrak)
Dalam Pelaksanaan Kegiatan Perbaikan Bendungan Rotiklot di Kabupaten
Belu yang bertindak sebagai pengawas lapangan adalah Staf Pejabat Pembuat
Komitmen Prasarana Konservasi Sumber Daya Air II NTT yang biasa disebut
sebagai Pengawas Utama Kepulauan Timor dibantu oleh Pembantu Pengawas
Lapangan.
Adapun tugas pengawas utama Pekerjaan adalah :
a. Mengelola administrasi kontrak dan mengendalikan pekerjaan serta
mengawasi pekerjaan agar sesuai dengan ketentuan kontrak;
b. Melakukan uitzet/pengukuran dan perhitungan volume MC 0 dan MC 100
bersama penyedia jasa/kontraktor;
c. Memeriksa dan menyetujui laporan harian, mingguan dan bulanan serta
Berita Acara Perubahan Pekerjaaan (bila ada), Berita Acara Kemajuan Fisik
Pekerjaan, As Built Drawing, Back Up Data;
d. Melakukan koordinasi dengan Instansi terkait dan pendekatan kepada
masyarakat setempat sehubungan dengan pelaksanaan pekerjaan.
4. Penyedia Jasa / Kontraktor
Penyedia Jasa / Kontraktor adalah Perusahaan yang berbadan hukum yang
bergerak dibidang pelaksanaan pembangunan yang dalam pelaksanaannya
berpedoman pada kontrak yang telah disepakati bersama dengan Penggunan
Anggaran selaku pemilik kegiatan.
Dalam Pelaksanaan Perbaikan Bendungan Rotiklot Di Desa Fatukety,
Kecamatan Kakuluk Mesak, Kabupaten Belu, Nusa Tenggara Timur yang
bertindak sebagai kontraktor/penyedia jasa adalah perusahaan yang telah
mengikuti serangkaian proses tender/pelelangan umum dan oleh Panitia
tender/pelelangan umum dinyatakan lulus serta memenuhi syarat untuk
melaksanakan Dalam Pelaksanaan Perbaikan Bendungan Rotiklot.
Hak dan kewajiban kontraktor/Penyedia Jasa adalah :
a. Menerima pembayaran untuk pelaksanaan pekerjaan sesuai dengan cara dan
harga yang ditentukan dalam kontrak
b. Meminta petunjuk teknis dan non teknis kepada pemilik proyek
c. Melaksanakan, menyelesaikan dan memelihara pekerjaan sesuai jadwal yang
telah ditentukan dalam kontrak
d. Menyerahkan hasil pekerjaan sesuai dengan jadwal penyerahan pekerjaan
yang ditetapkan dalam kontrak
e. Penyedia Jasa berkewajiban untuk menyampaikan laporan-laporan berikut
secara
Periodik Selama Masa Kontrak :
a. Laporan harian, memuat antara lain:
a. Kuantitas dan macam Bahan di lokasi kerja;
b. Penempatan tenaga kerja untuk tiap macam tugasnya;
c. Jumlah, jenis dan kondisi Peralatan;
d. Kuantitas jenis pekerjaan yang dilaksanakan;
e. Keadaan cuaca termasuk hujan, banjir, dan peristiwa alam lainnya
yang berpengaruh terhadap kelancaran pekerjaan;
f. Catatan - catatan lain mengenai pelaksanaan pekerjaan.
b. Laporan Mingguan, memuat antara lain :
a. Rangkuman laporan harian;
b. Hasil kemajuan fisik pekerjaan mingguan;
c. Hal-hal penting lainnya;
c. Laporan Bulanan, memuat antara lain :
a. Rangkuman laporan mingguan;
b. Hasil kemajuan fisik pekerjaan bulanan;
c. Hal-hal penting lainnya;
d. Laporan lainnya : Asbuild Drawing, Dokumentasi, Back Up Data
f. Penyedia Jasa berkewajiban untuk melakukan pemeliharaan pekerjaan
terhitung sejak masa penyerahan pekerjaan pertama (PHO) selama 180
(seratus delapan puluh) hari kalender sesuai dengan ketentuan dalam
Keputusan Presiden Republik Indonesia Tahun 2003
Kontraktor/Penyedia Jasa yang baik harus mampu dalam hal :
a. Keuangan
Kontraktor/Penyedia Jasa harus memiliki keuangan yang cukup
sehingga mampu membiayai segala operasional perusahaan secara baik serta
dapat menyiapkan dana untuk biaya pelaksanaan kegiatan sebelum menerima
pembayaran/termin dari pemilik proyek/kegiatan.
b. Peralatan
Kontraktor/Penyedia Jasa harus memiliki peralatan yang cukup
sehingga dapat menunjang pelaksanaan pekerjaan sehingga hasil pekerjaan
sesuai dengan standart yang diinginkan oleh pemilik proyek/kegiatan dan
juga sesuai dengan ketentuan yang ada pada Keputusan Presiden Republik
Indonesia Nomor 80 Tahun 2003.
Sesuai dengan Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 80
Tahun 2003, peralatan minimal yang harus dimiliki oleh kontraktor / penyedia
jasa adalah Beton Mollen, Steamper, Dump Truck dan Pompa Air.
c. Tenaga Profesional
Kontraktor/Penyedia Jasa harus memiliki Tenaga teknis yang benar-
benar ahli dibidangnya, sehingga dapat mendukung pelaksanaan pekerjaan
sehingga hasil pekerjaan benar-benar memiliki mutu / kualitas yang tinggi.
Selain itu pula, Tenaga Teknik harus mempunyai wawasan yang cukup
sehingga mampu menyelesaikan segala konflik/persoalan yang mungkin
terjadi selama pelaksanaan pekerjaan. Sesuai dengan Keputusan Presiden
Republik Indonesia Nomor 80 Tahun 2003, personil inti dalam pelaksanaan
setiap kegiatan untuk usaha kecil adalah tenaga teknis sebanyak 2 orang
dengan pendidikan minimal STM Sipil (Bangunan) dan tenaga administrasi 2
orang minimal berpendidikan SMU/SLTA atau yang sederajat dengan masa
kerja minimal 2 (dua) tahun.

d. Manajemen
Kontraktor/Penyedia Jasa harus memiliki manajemen yang baik dalam
perusahaannya terutama didalam melaksanakan kegiatan/pekerjaan. Hal yang
paling pokok dan mendasar didalam mengelola manajemen
perusahaan/proyek adalah setiap anggota/karyawan/i memperhatikan tugas,
fungsi, kedudukan dan tanggung jawabnya didalam perusahaan sehingga
masing-masing anggota dapat saling menghargai didalam menjalankan
tugasnya masing-masing.

Sukses atau gagalnya mengelola proyek konstruksi sangat bergantung pada


orang-orang yang mengelolanya.Proyek yang gagal dapat disimpulkan sebagai sasaran
yang tidak tercapai dan penyebab utamanya adalah sebuah atau beberapa aktifitas yang
tidak terjadi atau tercapai dari keseluruhan tugas aktifitas yang sudah
direncanakan.Untuk mencapai kesuksesan pembangunan sebuah proyek dibutuhkan
suatu manajemen yang baik.
Sebuah proyek dapat didefenisikan sebagai suatu usaha dalam jangka waktu
yang ditentukan dengan sasaran yang jelas yaitu mencapai hasil yang dirumuskan pada
waktu awal pembangunan proyek akan dimulai. Dengan demikian manajemen proyek
adalah semua perencanaan, pelaksanaan, pengendalian dan koordinasi suatu proyek
dari awal (gagasan) hingga berakhirnya proyek untuk menjamin pelaksanaan proyek
secara tepat waktu, tepat biaya, dan tepat mutu. (Ervianto, 2002).

Sasaran-sasaran utama dalam manajemen proyek dapat dikategorikan sebagai


berikut (Nugraha dkk, 1985):
1. Pengembangan dan penyelesaian sebuah proyek sesuai dengan jangka waktu yang
telah ditetapkan dan kualitas bangunan proyek harus sesuai dengan spesifikasi
teknis yang telah dirumuskan.
2. Keuntungan bagi kontraktor sebab dapat mengembangkan reputasi kualitas
pekerjaannya (Workmanship) serta mempertahankannya.
3. Menciptakan organisasi di kantor pusat maupun di lapangan yang menjamin
beroperasinya pekerjaan proyek secara kelompok (team work)
4. Terciptanya pendelegasian wewenang dan tugas yang seimbang sampai kepada
laporan manajemen yang paling bawah sehingga proses pengambilan keputusan
menjadi lebih efektif.
5. Menciptakan iklim kerja yang mendukung baik dari segi sarana, kondisi kerja,
keselamatan kerja dan komunikasi timbal balik yang terbuka antara atasan dan
bawahan.
6. Menjaga keselarasan hubungan antara sesama sehingga orang yang bekerja akan
didorong untuk memberikan yang terbaik dari kemampuan dan keahlian mereka.

Adapun beberapa tahap dalam pengelolaan suatu proyek yaitu meliputi (Asiyanto,
2003):
1. Tahap pengembangan konsep (planning)
2. Tahap pelelangan (tender)
3. Tahap pelaksanaan (construction)
4. Tahap pemeliharaan dan pengoperasian (maintenance and operation)
2.6.3 Pihak Proyek
Hubungan antara pihak-pihak yang terlibat dalam suatu proyek umumnya
dibedakan atas hubungan fungsional, yaitu pola hubungan yang berkaitan dengan
fungsi pihak-pihak tersebut dan hubungan kerja (formal), yaitu pola hubungan yang
berkaitan dengan kerjasama antara pihak-pihak yang terlibat dalam proyek konstruksi
yang dikukuhkan dengan suatu dokumen kontrak. (Ervianto, 2002)
Secara fungsional, pihak-pihak yang berperan dalam suatu proyek konstruksi
antara lain (Ervianto, 2002):
a. Pemilik Proyek
Pemilik proyek adalah orang yang memberi tugas atau pihak yang menginginkan
fasilitas sekaligus menanggung pembiayaan proyek yang akan didirikan.
Tugas dan kewajiban pemilik proyek :
1. Menunjuk penyedia jasa (konsultan dan kontraktor).
2. Meminta laporan secara periodik mengenai pelaksanaan pekerjaan yang telah
dilakukan oleh penyedia jasa.
3. Memberikan fasilitas baik berupa sarana dan prasarana yang dibutuhkan oleh
pihak penyedia jasa untuk kelancaran pekerjaan.
4. Menyediakan lahan untuk tempat pelaksanaan pekerjaan.
5. Menyediakan dana dan kemudian membayar kepada pihak penyedia jasa
sejumlah biaya yang diperlukan untuk mewujudkan sebuah bangunan.
6. Ikut mengawasi jalannya pelaksanaan pekerjaan yang direncanakan dengan
cara menempatkan atau menunjuk suatu badan atau orang untuk bertindak
atas nama pemilik.
7. Mengesahkan perubahan dalam pekerjaan (bila terjadi).
8. Menerima dan mengesahkan pekerjaan yang telah selesai dilaksanakan oleh
penyedia jasa jika produknya telah sesuai dengan apa yang dikehendaki.
9. Memberitahukan hasil lelang secara tertulis kepada masing-masing
kontraktor.
10. Dapat mengambil alih pekerjaan secara sepihak dengan cara memberitahukan
secara tertulis kepada kontraktor jika telah terjadi hal-hal di luar kontrak yang
telah ditetapkan.

b. Konsultan Perencana
Konsultan perencana adalah suatu instansi yang ditunjuk oleh pemimpin proyek
untuk merencanakan suatu proyek atau badan usaha yang mempergunakan
keahliannya berdasarkan suatu pemberian tugas, mengerjakan perencanaan dan
pengawasan bangunan, memberikan nasihat atau jasa lain yang berhubungan
dengan perencanaan dan pengawasan pembangunan di bidang teknik bangunan.
Tugasnya yaitu:
1. Membuat perencanaan secara lengkap yang terdiri dari gambar rencana,
rencana kerja dan syarat-syarat, perhitungan struktur, rencana anggaran biaya.
2. Memberikan usulan serta pertimbangan kepada pengguna jasa dan pihak
kontraktor tentang pelaksanaan pekerjaan.
3. Memberikan jawaban dan penjelasan kepada kontraktor tentang hal-hal yang
kurang jelas dalam gambar rencana, rencana kerja dan syarat-ayarat.
4. Membuat gambar revisi bila terjadi perubahan rencana.
5. Menghadiri rapat koordinasi pengelolaan proyek.

c. Konsultan Pengawas
Konsultan pengawas adalah suatu badan hukum yang ditunjuk oleh pemilik
proyek, untuk melakukan pengawasan terhadap pelaksanaan suatu proyek agar
sesuai dengan perencanaan dan spesifikasi dalam kontrak. Tugasnya yaitu:
1. Menyelesaikan pelaksanaan pekerjaan dalam waktu yang telah ditetapkan.
2. Membimbing dan mengadakan pengawasan secara periodik dalam
pelaksanaan pekerjaan.
3. Melakukan perhitungan prestasi pekerjaan.
4. Mengkoordinasi dan mengendalikan kegiatan konstruksi serta aliran
informasi antara berbagai bidang agar pelaksanaan pekerjaan berjalan lancar.
5. Menghindari kesalahan yang mungkin terjadi sedini mungkin serta
menghindari pembengkakan biaya.
6. Mengatasi dan memecahkan persoalan yang timbul di lapangan agar dicapai
hasil akhir sesuai kualitas, kuantitas serta waktu pelaksanaan yang telah
ditetapkan.
7. Menerima atau menolak material atau peralatan yang didatangkan kontrator.
8. Menghentikan sementara bila terjadi penyimpangan dari aturan yang berlaku.
9. Menyusun laporan kemajuan pekerjaan (harian, mingguan, bulanan).
10. Menyiapkan dan menghitung adanya kemungkinan pekerjaan tambahan atau
kurang.

d. Kontraktor
Kontraktor adalah sebagai pelaksana proyek yang harus sesuai dengan
ketentuan-ketentuan yang terdapat di dalam kontrak. Tugasnya yaitu:
1. Melaksanakan pekerjaan sesuai gambar rencana, peraturan dan syarat-syarat,
Berita Acara Penjelasan Pekerjaan (BAPP) dan syarat-syarat tambahan yang
telah ditetapkan oleh pengguna jasa.
2. Membuat gambar-gambar pelaksanaan yang disahkan oleh konsultan
pengawas sebagai wakil dari pengguna jasa.
3. Menyediakan alat keselamatan kerja seperti yang diwajibkan dalam peraturan
untuk menjaga keselamatan pekerja dan masyarakat.
4. Membuat laporan hasil pekerjaan berupa laporan harian, mingguan, dan
bulanan.
5. Menyerahkan seluruh atau sebagian pekerjaan yang telah diselesaikannya
sesuai ketetapan yang telah berlaku.
Kontraktor yang baik harus mampu dalam hal :
a. Keuangan, artinya mampu membiayai operasional perusahaan secara baik
serta dapat menyiapkan dana untuk biaya pelaksanaan proyek sebelum
menerima pembayaran dari PIMPRO.
b. Peralatan, yaitu harus memiliki peralatan yang memadai yang dapat
menunjang pelaksanaan pekerjaan dan metode kerja yang dapat berjalan
sesuai dengan yang dikerjakan atau direncanakan.
c. Tenaga Profesional, yaitu tenaga profesional yang dapat menyelesaikan
masalah-masalah teknis yang dihadapi selama pelaksanaan kegiatan.
d. Manajemen, artinya kontraktor harus dapat mengelola secara profesional dan
selalu memperhatikan prinsip dan cara-cara perusahaan sehingga dapat
dikembangkan secara maksimal.

Secara umum hubungan kontraktual dan fungsional para pihak yang terlibat dalam
suatu proyek digambarkan oleh diagram hubungan seperti terlihat pada Gambar 2.1.

PEMILIK PROYEK

KONSULTAN KONTRAKTOR(PELAKS
ANA)
Perencana Pengawas
Ket : : hubungan kontraktual / garis komando
: hubungan fungsional
Gambar 2.1. Diagram Hubungan Kerja antara Para Pihak Proyek
(Sumber : Suharto, 1997)

2.7 Keselamatan Kerja (K3)


Keselamatan kerja adalah sebuah Upaya dan tindakan yang biasanya dilakukan agar
melindungi karyawan dari berbagai risiko yang bisa mengancam keamanan dan keselatan
para pekerja.
Proyek konstruksi memiliki sifat khas , antara lain tepat kerja diruang terbuka yang
dipengaruhi cuaca, jangka waktu pekerjaan terbatas dan menggunakan alat berat yang
membahayakan keselamatan dan Kesehatan kerja sehingga sangat dibutuhkan k3 pada tiap
proses pekerjaan. Ada beberapa identifikasi bahaya yang dapat terjadi pada saat pekerjaan,
antara lain :
1. Tertimbun longsoran
2. Terjatuh kedalam lubang galian
3. Terkena benturan alat berat
4. Kaki tertimpa batu dan juga terkena kawat bronjon

Sehingga melihat dari hal diatas, pihak penyedia jasa perlu memberikan k3 yang
tepat untuk pekerja, diantaranya :
1. Helm Safety

Gambar 2.3 Helm Safety


Sumber : Google
Digunakan sebagai pelindung kepala dari sinar matahari dan juga benturan atau hal
lain yang membahayakan kepala
2. Sepatu

Gambar 2.4 Sepatu Lapangan


Sumber : Google

Digunakan sebagai pelindung kaki dari benda tajam yang membahayakan kaki
seperti kawat bronjong dan juga batu yang panas akibat matahari
3. Sarung tangan

Gambar 2.5 Sarung Tangan


Sumber : Google

Digunakan untuk melindugi tangan dari benda tajam


4. Baju kerja

Gambar 2.5 Baju Kerja


Sumber : Google

Digunakan sebagai pelindung tubuh pekerja dari panas matahari dan juga sebagai
seragam kerja
5. Masker

Gambar 2.6 Masker


Sumber : Google
Digunakan sebagai pelindung dari debu

2.8 Organisasi Proyek


Struktur organisasi merupakan hubungan antara tugas, wewenang dan unit kerja bagi
orang-orang dalam organisasi untuk mencapai tujuan organisasi. Struktur organisasi
menunjukkan pembagian pekerjaan pimpinan dan bawahan, tipe pekerjaan yang
dilaksanakan, pengelompokan pekerjaan yang harus dilaksanakan dan tingkatan-tingkatan
dalam manajemen.
Seperti yang telah diuraikan sebelumnya ada 4 (empat ) unsur yang terlibat dalam
suatu proyek/kegiatan yaitu : Pemilik Kegiatan/Proyek, Tim Survey, Perencanaan,
Monitoring dan Evaluasi (SPME), Tim Pengawasan dan Penyedia Jasa / Kontraktor. Pada
Perbaikan Bendungan Rotiklot Di Desa Ainiba, Kecamatan Kakuluk Mesak, Kabupaten
Belu, Nusa Tenggara Timur, yang bertindak sebagai pemilik kegiatan adalah Pengguna
Anggaran yakni Balai Wilayah Sungai Nusa Tenggara II, sedangkan yang bertindak sebagai
perencana dengan pengawas pekerjaan adalah Pejabat Pembuat Komitmen (PPK)
BENDUNGAN I SNVT PEMBANGUNAN BENDUNGAN I BWS NUSA TENGGARA II
dan yang bertindak sebagai pelaksana Kegiatan adalah PT. BUMI INDAH.
Dalam sebuah organisasi, struktur organisasi merupakan hal yang sangat penting
karena menyangkut pembagian kerja dari masing-masing unit. Demikian halnya dengan
setiap perusahaan dalam hal ini penyedia jasa/kontraktor ataupun pemilik proyek/kegiatan
juga memiliki struktur organisasi atau struktur proyek dalam pelaksanaan kegiatannya.
Hal ini merupakan salah satu syarat yang dimiliki oleh setiap organisasi / perusahaan
baik pengguna jasa maupun penyedia barang/jasa seperti yang tertuang dalam Keputusan
Presiden Republik Indonesia Nomor 80 Tahun 2003.
Adapun Struktur organisasi pada Kegiatan Pembangunan Bendungan Rotiklot di Desa
Ainiba Kecamatan Kakuluk Mesak Kabupaten Belu sebagai pihak Penyedia
Jasa/Kontraktor adalah :

I. Pengguna Jasa
A. Struktur Organisasi Pengguna Jasa
B. Tugas dan Tanggung Jawab
1. Kepala Satuan Kerja
Tugas, Tanggung Jawab dan Wewenang Kepala Satuan Kerja meliputi:
a. Memfasilitasi pegawai di tempat kerjanya untuk menjadi Ahli K3
Konstruksi/Petugas Keselamatan Konstruksi;
b. Melaksanakan monitoring dan evaluasi terhadap pengendalian penerapan
SMKK pada paket Pekerjaan Konstruksi yang dilaksanakan oleh PPK;
c. Melaporkan hasil monitoring dan evaluasi sebagaimana dimaksud pada
butir b kepada Atasan Langsung Kepala Satuan Kerja dengan tembusan
Pejabat Struktural Eselon II dan PPK terkait;
d. Mengalokasikan biaya Penerapan SMKK untuk organisasi Pengguna Jasa
pada DIPA Satuan Kerja, antara lain untuk:
- penyediaan fasilitas, sarana, prasarana, dan alat kesehatan;
- program pembinaan penerapan SMKK.
e. Apabila ditemukan hal-hal yang sangat berbahaya, maka dapat memberi
peringatan atau meminta PPK untuk memberhentikan pekerjaan sementara
sampai dengan adanya tindakan perbaikan.
f. Menetapkan risiko keselamatan konstruksi besar.

2. Pejabat Pembuat Komitmen


Tugas,Tanggung Jawab dan Wewenang Pejabat Pembuat Komitmen (PPK)
Meliputi :
A. Tugas:
a. Menyusun perencanaan pengadaan barang/jasa;
b. Menetapkan paket-paket pekerjaan disertai ketentuan mengenai
peningkatan penggunaan produksi dalam negeri dan peningkatan
pemberian kesempatan bagi usaha kecil termasuk koperasi kecil, serta
kelompok masyarakat;
c. Menetapkan dan mengesahkan harga perkiraan sendiri (HPS), jadual,
tata cara pelaksanaan dan lokasi pengadaan yang disusun oleh panitia
pengadaan/pejabat pengadaan/unit layanan pengadaan;
d. Menetapkan dan mengesahkan hasil pengadaan panitia/pejabat
pengadaan/unit layanan pengadaan sesuai kewenangannya;
e. Menetapkan besaran uang muka yang menjadi hak penyedia
barang/jasa sesuai dengan ketentuan yang berlaku;
f. Menyiapkan, menandatangani dan melaksanakan perjanjian/ kontrak
dengan pihak penyedia barang/jasa;
g. Melaporkan pelaksanaan/penyelesaian pengadaan barang/jasa kepada
Kepala Satuan Kerja;
h. Mengendalikan pelaksanakan perjanjian/kontrak;
i. Menyerahkan aset hasil pengadaan barang/jasa dan aset lainnya kepada
Menteri dengan berita acara penyerahan melalui Kepala Satuan Kerja;
j. Menandatangani pakta integritas sebelum pelaksanaan pengadaan
barang/jasa dimulai;
k. Melaksanakan rencana kerja sebagaimana telah ditetapkan dalam DIPA
sesuai kegiatannya masing-masing.
l. Menandatangani Surat Keputusan yang mengakibatkan pengeluaran
(gaji non PNS, lembur, honor, vakasi dan perjalanan dinas);
m. Menyusun Dokumen Pengadaan Barang/Jasa untuk kegiatan yang
tercantum dalam DIPA dan dokumen pendukungnya yang akan
dilaksanakan oleh penyedia barang/jasa maupun rencana kegiatan yang
akan dilaksanakan secara swakelola;
n. Menetapkan Penyedia Barang/Jasa untuk kegiatan bernilai sampai
dengan 50 milyar rupiah;
o. Menandatangani Surat Perintah Kerja /Kontrak;
p. Menandatangani Berita Acara Penyelesaian Pekerjaan, Berita Acara
Pemeriksaan Barang, Berita Acara Serah Terima Barang/Pekerjaan;
q. Menandatangani bukti-bukti dokumen pengeluaran anggaran Satuan
Kerja, baik dilakukan secara kontraktual maupun secara swakelola;
r. Menyiapkan dan menandatangani Surat Permintaan Pembayaran (SPP)
serta dokumen pendukungnya dan menyampaikan kepada Pejabat
Penguji/Penandatangan SPM dengan persetujuan Kepala Satuan
Kerja/SKS;
s. Mengajukan tagihan/perintah pembayaran kepada Bendahara
Pengeluaran untuk pembayaran yg membebani Uang Persediaan;
t. Menyusun laporan seluruh kegiatan yang dilakukannya sesuai DIPA
dan menyampaikannya kepada Kepala Satuan Kerja;
u. Menyusun usulan Rencana Kegiatan Satuan Kerja Tahunan yang
merupakan bagian dari rencana kerja dan anggaran
Kementrian/Lembaga (RKA-KL) tahun berikutnya.
B. Tanggung Jawab
a. Bertanggungjawab atas kebenaran material dan akibat yang timbul dari
kontrak/SPK atau keputusan dan surat bukti lainnya yang
ditandatanganinya.
b. Bertanggungjawab kepada Kepala Satuan Kerja Pelaksanaan Jalan
Nasional Wil. II Prov. NTT atas realisasi keuangan dan hasil/output
kegiatan yang dilaksanakan sesuai rencana kerja yang ditetapkan
dalam DIPA, serta mutu hasil/output sesuai yang direncanakan.

3. Koordinator Pengawas Lapangan


Tugas,Tanggung Jawab dan Wewenang Koordinator Pengawas Lapangan
Meliputi :
A. Tugas :
a. Memberikan petunjuk dan pengarahan kepada konsultan dan kontraktor
sehubungan dengan pelaksanaan pekerjaan dilapangan.
b. Meninjau kembali dan menguji semua data perhitungan teknis serta
desain yang ada dengan kondisi lapangan pada pelaksanaan.
c. Meneliti dan menguji kebenaran serta kelengkapan dokumen kontrak
dan melaksanakannya sesuai dengan ketentuan yang ada
d. Menguji Program mobilisasi kontraktor mengenai ketetapan waktu,
pendatangan alat, personil kontraktor serta pelaksanaan penyelesaian
fasilitas lain yang diperlukan.
e. Menguji Working / Progres Schedule dan Financial Budgeting beserta
realisasinya setiap saat.
f. Mengadakan pengawasan dan pengendalian terhadap konsultan dan
kontraktor tentang pelaksanaan pekerjaan dilapangan, serta
mengusahakan terlaksananya kerja sama yang baik antara Pengguna
Jasa, Konsultan, Penyedia Jasa dan Instasi terkait. Dengan pelaksanaan
pekerjaan sehingga dicapai hasil yang optimal
g. Menyelenggarakan pengawasan kuantitas dan kualitas pekerjaan
dilapangan.
h. Melaksanakan dan menyajikan pengumpulan data, pencatatan,
pembukuan, pelaporan dan evaluasi pelaksanaan pekerjaan.
i. Memeriksa kebenaran tagihan-tagihan dari Kontraktor pada monthly
Certificate beserta data pendukungnya.
j. Mengurus perijinan yang diperlukan untuk kelancaran pekerjaan
dilapangan.
k. Mengetahui & memahami isi dokumen kontrak sebagai pedoman kerja
dilapangan.
l. Membuat laporan-laporan kegiatan pekerjaan dilapangan sesuai dengan
ketentuan yang berlaku.
B. Tanggung Jawab
Pengawas Lapangan Bertanggung Jawab kepada Pejabat Pembuat Komitmen

4. Bendahara Pengeluaran Pembantu / Pemegang Uang Muka (PUM)


Tugas,Tanggung Jawab dan Wewenang Bendahara Pengeluaran Pembantu /
Pemegang Uang Muka (PUM) Meliputi :
A. Tugas
a. Membantu Bendahara Pengeluaran untuk menerima, menyimpan,
membayar uang terkait dengan jenis kegiatan yang dikelola oleh Pejabat
Pembuat Komitmen.
b. Menyelenggarakan tata kearsipan yang bersangkutan dengan bukti –
bukti pengeluaran.
B. Tanggung Jawab
Pemegang Uang Muka Bertanggung jawab kepada Bendahara Pengeluaran.

5. Urusan Tata Usaha


Tugas,Tanggung Jawab dan Wewenang Urusan Tata Usaha Meliputi :
A. Tugas
a. Melakukan administrasi perkantoran, rumah tangga kantor,
pemeliharaan kantor dan peralatan administrasi kepegawaian dan tata
persuratan.
b. Melakukan verifikasi kelengkapan dokumen sebagai dasar pembayaran
sebelum diajukan ke Satuan Kerja Pelaksanaan Jalan Nasional Wil. II
Prov. NTT/Satuan Kerja Sementara
c. Membuat dan mengirim laporan IKMN kepada SATUAN KERJA.
d. Membuat pertanggung jawaban atas uang muka yang diterima.
e. Melakukan pembukuan/pencatatan, baik atas permintaan uang muka,
maupun pengeluaran definitif yang membe`bani dana yang tersedia
sesuai pelaksanaan kegiatan masing-masing wilayah pada DIPA Tahun
Anggaran Tahun berjalan.
f. Mengikuti petunjuk/pengarahan lebih lanjut dari Pejabat yang
melakukan tindakn yang mengakibatkan pengeluaran anggaran
belanja/Pejabat Pembuat Komitmen untuk wilayah yang bersangkutan
B. Tanggung Jawab
Bertanggung jawab kepada Pejabat yang melakukan tindakan yang
mengakibatkan pengeluaran Anggaran Belanja/Pejabat Pembuat Komitmen.

6. Pelaksana/Pengawas
Tugas,Tanggung Jawab dan Wewenang Pelaksana/Pengawas Meliputi :
A. Tugas
a. Melakukan pengawasan secara langsung di lapangan atas pelaksanaan
pekerjaan dan memberikan laporan atas tiap masalah yang timbul
kepada Pejabat yang Melakukan Tindakan yang Mengakibatkan
Pengeluaran Anggaran Belanja/Pejabat Pembuat Komitmen.
b. Melakukan koordinasi dengan Pejabat/Instansi daerah setempat dalam
rangka pelaksanaan pekerjaan.
c. Membantu Pejabat yang Melakukan Tindakan yang Mengakibatkan
Pengeluaran Anggaran Belanja/Pejabat Pembuat Komitmen dalam
meyelesaikan pembuatan Berita Acara kemajuan pekerjaan/MC, Serah
Terima pekerjaan di lapangan maupun laporan – laporan yang telah
ditentukan.
d. Mengikuti petunjuk/pengarahan lebih lanjut dari Pejabat yang
Melakukan Tindakan yang Mengakibatkan Pengeluaran Anggaran
Belanja/Pejabat Pembuat Komitmen untuk wilayah yang bersangkutan.
B. Tanggung Jawab
Bertanggung jawab kepada Pejabat yang Melakukan Tindakan yang
Mengakibatkan Pengeluaran Anggaran Belanja/Pejabat Pembuat Komitmen.

II. Penyedia Jasa


A. Struktur Organisasi Penyedia Jasa
B. Tugas dan Tanggung Jawab
Secara Umum,Tugas, Tanggung Jawab dan Wewenang Penyedia Jasa Pelaksana
Konstruksi meliputi:
1. Berhak meminta penjelasan kepada UKPBJ tentang Risiko Keselamatan
Konstruksi termasuk kondisi dan risiko keselamatan konstruksi yang dapat
terjadi pada saat Rapat Penjelasan Pekerjaan (aanwizjing) atau pada waktu
sebelum batas akhir pemasukan penawaran;
2. Menyampaikan RKK Penawaran sebagai lampiran dokumen penawaran;
3. Apabila ditetapkan sebagai pemenang tender maka:
a. Menyampaikan RKK yang memuat seluruh kegiatan dalam pekerjaan yang
akan dilaksanakan pada saat rapat persiapan pelaksanaan Pekerjaan
Konstruksi atau disebut Preconstruction Meeting (PCM);
b. Menugaskan Ahli K3 Konstruksi untuk setiap pekerjaan yang mempunyai
Risiko Keselamatan Konstruksi Besar dan Sedang atau Petugas
Keselamatan Konstruksi untuk pekerjaan dengan Risiko Keselamatan
Konstruksi Kecil.
4. Menghitung dan memasukkan biaya penerapan SMKK dalam harga penawaran
pada daftar kuantitas dan harga sesuai kebutuhan;
a. Membuat rangkuman aktifitas pelaksanaan SMKK sebagai bagian dari
Dokumen Serah Terima Kegiatan pada akhir kegiatan;
b. Melaporkan kepada PPK dan Dinas yang membidangi ketenagakerjaan
setempat tentang kejadian berbahaya, kecelakaan konstruksi dan penyakit
akibat kerja konstruksi dalam bentuk laporan bulanan;
c. Menindaklanjuti surat peringatan yang diterima dari PPK;
d. Bertanggung jawab atas terjadinya kecelakaan konstruksi, kecelakaan
kerja dan penyakit akibat kerja apabila tidak menerapkan SMKK sesuai
dengan RKK;
e. Mengikutsertakan pekerjanya dalam program perlindungan tenaga kerja
selama kegiatan Pekerjaan Konstruksi;
f. Melakukan pengendalian Risiko Keselamatan Konstruksi, termasuk
inspeksi yang meliputi:
1) Tempat kerja;
2) Peralatan kerja;
3) Cara kerja;
4) Alat Pelindung Kerja;
5) Alat Pelindung Diri;
6) Rambu-rambu; dan
7) Lingkungan kerja konstruksi sesuai dengan RKK.

Sesuai Struktur,Tugas, dan Penyedia Jasa Pelaksana Konstruksi meliputi:


1. Direktur
Nama Jabatan : Direktur
Tugas Umum Jabatan : Pemimpin perusahan
Tanggung jawab : Bertanggung jawab tertinggi secara umum atas semua
kegiatan dan sebab akibat yang dilakukan sehubungan
dengan perusahan yang dipimpin.
Uraian tugas : Pengambil keputusan tertinggi perusahan
 Membuat keputusan dan kebijaksanaan atas semua
masalah/persoalan yang dihadapi oleh level yang
dibawahnya.
 Melaksanakan menejemen perusahan.
 Penandatanganan terhadap seluruh yang berhubungan
dengan kontrak kerja

2. Manager Pelaksanaan /Proyek


Nama Jabatan : General Superintendent
Tugas Umum Jabatan : Mengawasi dan mengendalikan mutu terhadap
pelaksanaan proyek.
Tanggung Jawab : Bertanggung Jawab terhadap project manager atas
seluruh mutu pekerjaan dan uraian tugas sesuai spesifikasi
teknik.
 Memimpin pelaksanaan kegiatan di lapangan dengan
mendayagunakan sumberdaya secara optimal dan
memenuhi persyaratan biaya, mutu dan waktu.
 Melakukan perencanaan dan pengendalian kegiatan
pelaksanaan di lapangan agar tercapai proses – proses
dan produk usahayang efisien dan produktif.
 Mengevaluasi hasil kegiatan pelaksanaan pekerjaan
dibandingkan dengan rencana pelaksanaan proyek.
 Menemui, kenali dan mencari penyelesaian dan
permasalahan yang terjadi selama proses kegiatan
pelaksanaan di lapangan agar proyek dapat diselesaikan
untuk menjamin tercapainya laba usaha dan citra
perusahan.
 Menghadiri rapat koordinasi proyek antara pemberi
kerja, pengawas proyek dan mitra usaha.
 Melakukan koordinasi kegiatan fungsional dan
pembinaan sumber daya manusia.
 Membuat laporan tentang kepegawaian, keuangan,
peralatan dan persediaan bahan bakar di proyek secara
berkala.
 Mendata perubahan – perubahan pelaksanaan terhadap
kontrak.
 Membuat instruksi kerja baru untuk item – item
pekerjaan yang Kefamenanum tersedia instruksi
kerjanya.
 Memelihara bukti – bukti kerja.

3. Manager Teknik
Nama Jabatan : Highway Engineer
Tugas Umum Jabatan : Melaksanakan seluruh kegiatan yang
berhubungan langsung dengan
pekerjaan di lapangan.
Tanggung Jawab & uraian Tugas : Bertanggung jawab terhadap GS terhadap
bahan, alat serta seluruh penyelesaian
maupun kebutuhan perhari.
 Membuat laporan periodik.
 Memahami gambar kerja dan spesifikasi teknik sebagai
pedoman dalam memimpin pelaksanaan kerja di
lapangan.
 Memimpin pelaksanaan pekerjaan di lapangan dengan
memperhatikan biaya, mutu dan waktu.
 Membuat program kerja mingguan dan mengarahkan
kegiatan harian pada pelaksanaan laporan harian.
 Melakukan koordinasi dengan mitra usaha di lapangan.
 Melakukan evaluasi dan membuat laporan hasil
pelaksanaan pekerjaan di lapangan.
 Menyiapkan tenaga kerja sesuai jadwal pengadaan
tenaga kerja dan mengatur pelaksanaan tugas tenaga
kerja tiap harinya.
 Membuat laporan harian tentang pelaksanaan kegiatan
pekerjaan di lapangan.
 Melakukan koordinasi dengan bagian administrasi dan
keuangan.
 Melakukan koordinasi pekerjaan dengan pihak proyek.
 Memelihara bukti – bukti kerja.

4. Tugas dan Tanggung Jawab Petugas K3.


Tugas Umum Jabatan : Sebagai pengaman, pengawas, pengontrol dan
pengingat kepada semua kegiatan personil di
lapangan untuk menjamin keselamatan dan
kesehatan kerja selama masa pelaksanaan
pekerjaan.

Tanggung Jawab Petugas K3 :


 Bertanggung jawab terhadap GS yang berhubungan
dengan pelaksanaan keselamatan dan kesehatan kerja
(K3).
 Membuat laporan secara periodik kepada GS yang
berkaitan dengan K3.
 Memahami metode kerja dan mengontrol keselamatan
dalam kerja.
 Memperhatikan APD yang digunakan oleh personil di
lapangan
 Merencanakan dan mengendalikan pelaksanaan dan
keselamatan kerja K3
 Selalu memberikan peringatan dan penyuluhan
kepada semua personil agar tepat menggunakan APD.

5. Administrasi & Keuangan


Nama Jabatan : Administrasi dan Keuangan
Tugas Umum Jabatan : Untuk mengatur manajemen dalam pelaksanaan bidang
keuangan, logistic dan administrasi keuangan.
Tanggung jawab & uraian tugas : Bertanggung jawab terhadap GS terhadap
administrasi logistic dan keuangan.
 Menyelenggarakan tata usaha surat menyurat dan
tata usaha pimpinan.
 Membuat laporan keuangan administrasi dan
logistic proyek mengikuti manajemen
penggunaan uang dan logistic.
 Menyelenggarakan tata usaha perjalanan dinas
dan pemeliharaan kendaraan bermotor.
 Menyelenggarakan verifikasi buikti pembayaran
dan melakukan pembayaran kepada pihak yang
terkait.
 Melakukan koordinasi terhadap seluruh
komponen proyek yang terkait bidang keuangan
dan logistic.
 Menyelenggarakan tata usaha kepegawaian di
proyek.
 Membuat Laporan Pertanggungjawaban
keuangan (berkala).
 Memelihara bukti - bukti kerja.
III. PENGAWAS PEKERJAAN
A. Struktur Organisasi Pengawas Pekerjaan

B. Tugas dan Tanggung Jawab Pengawas Pekerjaan


Tugas dan Tanggung Jawab Penyedia Jasa Konsultansi Konstruksi Pengawasan
adalah membuat RKK Perancangan yang terdiri atas:
a. Kepemimpinan dan Partisipasi Pekerja dalam Keselamatan Konstruksi
 Lembar Pakta Komitmen Keselamatan Konstruksi
b. Perencanaan Keselamatan Konstruksi
 Identifikasi Bahaya dan Pengendalian Risiko
 Peraturan Perundang-undangan dan Standar
 asaran dan Program Pengawasan
c. Dukungan Keselamatan Konstruksi
 Kompetensi
d. Operasi Keselamatan Konstruksi
 Struktur Organisasi Pengawasan Pekerjaan Konstruksi
 Pengelolaan Keselamatan Konstruksi
e. Operasi Keselamatan Konstruksi
f. Evaluasi Kinerja Keselamatan Konstruksi

Anda mungkin juga menyukai