DESKRIPSI KEGIATAN
3. Tim Pengawasan
Pada umumnya pengawasan terhadap suatu pekerjaan dilaksanakan oleh
Konsultan Pengawas. Tetapi saat ini pengawasan terhadap suatu pekerjaan
biasanya langsung ditangani oleh instansi yang melibatkan staf-staf teknik. Dalam
sebuah instansi dibentuk oleh Pengguna Anggaran selaku pemilik kegiatan dengan
suatu Surat Perjanjian Pemborongan (Kontrak)
Dalam Pelaksanaan Kegiatan Perbaikan Bendungan Rotiklot di Kabupaten
Belu yang bertindak sebagai pengawas lapangan adalah Staf Pejabat Pembuat
Komitmen Prasarana Konservasi Sumber Daya Air II NTT yang biasa disebut
sebagai Pengawas Utama Kepulauan Timor dibantu oleh Pembantu Pengawas
Lapangan.
Adapun tugas pengawas utama Pekerjaan adalah :
a. Mengelola administrasi kontrak dan mengendalikan pekerjaan serta
mengawasi pekerjaan agar sesuai dengan ketentuan kontrak;
b. Melakukan uitzet/pengukuran dan perhitungan volume MC 0 dan MC 100
bersama penyedia jasa/kontraktor;
c. Memeriksa dan menyetujui laporan harian, mingguan dan bulanan serta
Berita Acara Perubahan Pekerjaaan (bila ada), Berita Acara Kemajuan Fisik
Pekerjaan, As Built Drawing, Back Up Data;
d. Melakukan koordinasi dengan Instansi terkait dan pendekatan kepada
masyarakat setempat sehubungan dengan pelaksanaan pekerjaan.
4. Penyedia Jasa / Kontraktor
Penyedia Jasa / Kontraktor adalah Perusahaan yang berbadan hukum yang
bergerak dibidang pelaksanaan pembangunan yang dalam pelaksanaannya
berpedoman pada kontrak yang telah disepakati bersama dengan Penggunan
Anggaran selaku pemilik kegiatan.
Dalam Pelaksanaan Perbaikan Bendungan Rotiklot Di Desa Fatukety,
Kecamatan Kakuluk Mesak, Kabupaten Belu, Nusa Tenggara Timur yang
bertindak sebagai kontraktor/penyedia jasa adalah perusahaan yang telah
mengikuti serangkaian proses tender/pelelangan umum dan oleh Panitia
tender/pelelangan umum dinyatakan lulus serta memenuhi syarat untuk
melaksanakan Dalam Pelaksanaan Perbaikan Bendungan Rotiklot.
Hak dan kewajiban kontraktor/Penyedia Jasa adalah :
a. Menerima pembayaran untuk pelaksanaan pekerjaan sesuai dengan cara dan
harga yang ditentukan dalam kontrak
b. Meminta petunjuk teknis dan non teknis kepada pemilik proyek
c. Melaksanakan, menyelesaikan dan memelihara pekerjaan sesuai jadwal yang
telah ditentukan dalam kontrak
d. Menyerahkan hasil pekerjaan sesuai dengan jadwal penyerahan pekerjaan
yang ditetapkan dalam kontrak
e. Penyedia Jasa berkewajiban untuk menyampaikan laporan-laporan berikut
secara
Periodik Selama Masa Kontrak :
a. Laporan harian, memuat antara lain:
a. Kuantitas dan macam Bahan di lokasi kerja;
b. Penempatan tenaga kerja untuk tiap macam tugasnya;
c. Jumlah, jenis dan kondisi Peralatan;
d. Kuantitas jenis pekerjaan yang dilaksanakan;
e. Keadaan cuaca termasuk hujan, banjir, dan peristiwa alam lainnya
yang berpengaruh terhadap kelancaran pekerjaan;
f. Catatan - catatan lain mengenai pelaksanaan pekerjaan.
b. Laporan Mingguan, memuat antara lain :
a. Rangkuman laporan harian;
b. Hasil kemajuan fisik pekerjaan mingguan;
c. Hal-hal penting lainnya;
c. Laporan Bulanan, memuat antara lain :
a. Rangkuman laporan mingguan;
b. Hasil kemajuan fisik pekerjaan bulanan;
c. Hal-hal penting lainnya;
d. Laporan lainnya : Asbuild Drawing, Dokumentasi, Back Up Data
f. Penyedia Jasa berkewajiban untuk melakukan pemeliharaan pekerjaan
terhitung sejak masa penyerahan pekerjaan pertama (PHO) selama 180
(seratus delapan puluh) hari kalender sesuai dengan ketentuan dalam
Keputusan Presiden Republik Indonesia Tahun 2003
Kontraktor/Penyedia Jasa yang baik harus mampu dalam hal :
a. Keuangan
Kontraktor/Penyedia Jasa harus memiliki keuangan yang cukup
sehingga mampu membiayai segala operasional perusahaan secara baik serta
dapat menyiapkan dana untuk biaya pelaksanaan kegiatan sebelum menerima
pembayaran/termin dari pemilik proyek/kegiatan.
b. Peralatan
Kontraktor/Penyedia Jasa harus memiliki peralatan yang cukup
sehingga dapat menunjang pelaksanaan pekerjaan sehingga hasil pekerjaan
sesuai dengan standart yang diinginkan oleh pemilik proyek/kegiatan dan
juga sesuai dengan ketentuan yang ada pada Keputusan Presiden Republik
Indonesia Nomor 80 Tahun 2003.
Sesuai dengan Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 80
Tahun 2003, peralatan minimal yang harus dimiliki oleh kontraktor / penyedia
jasa adalah Beton Mollen, Steamper, Dump Truck dan Pompa Air.
c. Tenaga Profesional
Kontraktor/Penyedia Jasa harus memiliki Tenaga teknis yang benar-
benar ahli dibidangnya, sehingga dapat mendukung pelaksanaan pekerjaan
sehingga hasil pekerjaan benar-benar memiliki mutu / kualitas yang tinggi.
Selain itu pula, Tenaga Teknik harus mempunyai wawasan yang cukup
sehingga mampu menyelesaikan segala konflik/persoalan yang mungkin
terjadi selama pelaksanaan pekerjaan. Sesuai dengan Keputusan Presiden
Republik Indonesia Nomor 80 Tahun 2003, personil inti dalam pelaksanaan
setiap kegiatan untuk usaha kecil adalah tenaga teknis sebanyak 2 orang
dengan pendidikan minimal STM Sipil (Bangunan) dan tenaga administrasi 2
orang minimal berpendidikan SMU/SLTA atau yang sederajat dengan masa
kerja minimal 2 (dua) tahun.
d. Manajemen
Kontraktor/Penyedia Jasa harus memiliki manajemen yang baik dalam
perusahaannya terutama didalam melaksanakan kegiatan/pekerjaan. Hal yang
paling pokok dan mendasar didalam mengelola manajemen
perusahaan/proyek adalah setiap anggota/karyawan/i memperhatikan tugas,
fungsi, kedudukan dan tanggung jawabnya didalam perusahaan sehingga
masing-masing anggota dapat saling menghargai didalam menjalankan
tugasnya masing-masing.
Adapun beberapa tahap dalam pengelolaan suatu proyek yaitu meliputi (Asiyanto,
2003):
1. Tahap pengembangan konsep (planning)
2. Tahap pelelangan (tender)
3. Tahap pelaksanaan (construction)
4. Tahap pemeliharaan dan pengoperasian (maintenance and operation)
2.6.3 Pihak Proyek
Hubungan antara pihak-pihak yang terlibat dalam suatu proyek umumnya
dibedakan atas hubungan fungsional, yaitu pola hubungan yang berkaitan dengan
fungsi pihak-pihak tersebut dan hubungan kerja (formal), yaitu pola hubungan yang
berkaitan dengan kerjasama antara pihak-pihak yang terlibat dalam proyek konstruksi
yang dikukuhkan dengan suatu dokumen kontrak. (Ervianto, 2002)
Secara fungsional, pihak-pihak yang berperan dalam suatu proyek konstruksi
antara lain (Ervianto, 2002):
a. Pemilik Proyek
Pemilik proyek adalah orang yang memberi tugas atau pihak yang menginginkan
fasilitas sekaligus menanggung pembiayaan proyek yang akan didirikan.
Tugas dan kewajiban pemilik proyek :
1. Menunjuk penyedia jasa (konsultan dan kontraktor).
2. Meminta laporan secara periodik mengenai pelaksanaan pekerjaan yang telah
dilakukan oleh penyedia jasa.
3. Memberikan fasilitas baik berupa sarana dan prasarana yang dibutuhkan oleh
pihak penyedia jasa untuk kelancaran pekerjaan.
4. Menyediakan lahan untuk tempat pelaksanaan pekerjaan.
5. Menyediakan dana dan kemudian membayar kepada pihak penyedia jasa
sejumlah biaya yang diperlukan untuk mewujudkan sebuah bangunan.
6. Ikut mengawasi jalannya pelaksanaan pekerjaan yang direncanakan dengan
cara menempatkan atau menunjuk suatu badan atau orang untuk bertindak
atas nama pemilik.
7. Mengesahkan perubahan dalam pekerjaan (bila terjadi).
8. Menerima dan mengesahkan pekerjaan yang telah selesai dilaksanakan oleh
penyedia jasa jika produknya telah sesuai dengan apa yang dikehendaki.
9. Memberitahukan hasil lelang secara tertulis kepada masing-masing
kontraktor.
10. Dapat mengambil alih pekerjaan secara sepihak dengan cara memberitahukan
secara tertulis kepada kontraktor jika telah terjadi hal-hal di luar kontrak yang
telah ditetapkan.
b. Konsultan Perencana
Konsultan perencana adalah suatu instansi yang ditunjuk oleh pemimpin proyek
untuk merencanakan suatu proyek atau badan usaha yang mempergunakan
keahliannya berdasarkan suatu pemberian tugas, mengerjakan perencanaan dan
pengawasan bangunan, memberikan nasihat atau jasa lain yang berhubungan
dengan perencanaan dan pengawasan pembangunan di bidang teknik bangunan.
Tugasnya yaitu:
1. Membuat perencanaan secara lengkap yang terdiri dari gambar rencana,
rencana kerja dan syarat-syarat, perhitungan struktur, rencana anggaran biaya.
2. Memberikan usulan serta pertimbangan kepada pengguna jasa dan pihak
kontraktor tentang pelaksanaan pekerjaan.
3. Memberikan jawaban dan penjelasan kepada kontraktor tentang hal-hal yang
kurang jelas dalam gambar rencana, rencana kerja dan syarat-ayarat.
4. Membuat gambar revisi bila terjadi perubahan rencana.
5. Menghadiri rapat koordinasi pengelolaan proyek.
c. Konsultan Pengawas
Konsultan pengawas adalah suatu badan hukum yang ditunjuk oleh pemilik
proyek, untuk melakukan pengawasan terhadap pelaksanaan suatu proyek agar
sesuai dengan perencanaan dan spesifikasi dalam kontrak. Tugasnya yaitu:
1. Menyelesaikan pelaksanaan pekerjaan dalam waktu yang telah ditetapkan.
2. Membimbing dan mengadakan pengawasan secara periodik dalam
pelaksanaan pekerjaan.
3. Melakukan perhitungan prestasi pekerjaan.
4. Mengkoordinasi dan mengendalikan kegiatan konstruksi serta aliran
informasi antara berbagai bidang agar pelaksanaan pekerjaan berjalan lancar.
5. Menghindari kesalahan yang mungkin terjadi sedini mungkin serta
menghindari pembengkakan biaya.
6. Mengatasi dan memecahkan persoalan yang timbul di lapangan agar dicapai
hasil akhir sesuai kualitas, kuantitas serta waktu pelaksanaan yang telah
ditetapkan.
7. Menerima atau menolak material atau peralatan yang didatangkan kontrator.
8. Menghentikan sementara bila terjadi penyimpangan dari aturan yang berlaku.
9. Menyusun laporan kemajuan pekerjaan (harian, mingguan, bulanan).
10. Menyiapkan dan menghitung adanya kemungkinan pekerjaan tambahan atau
kurang.
d. Kontraktor
Kontraktor adalah sebagai pelaksana proyek yang harus sesuai dengan
ketentuan-ketentuan yang terdapat di dalam kontrak. Tugasnya yaitu:
1. Melaksanakan pekerjaan sesuai gambar rencana, peraturan dan syarat-syarat,
Berita Acara Penjelasan Pekerjaan (BAPP) dan syarat-syarat tambahan yang
telah ditetapkan oleh pengguna jasa.
2. Membuat gambar-gambar pelaksanaan yang disahkan oleh konsultan
pengawas sebagai wakil dari pengguna jasa.
3. Menyediakan alat keselamatan kerja seperti yang diwajibkan dalam peraturan
untuk menjaga keselamatan pekerja dan masyarakat.
4. Membuat laporan hasil pekerjaan berupa laporan harian, mingguan, dan
bulanan.
5. Menyerahkan seluruh atau sebagian pekerjaan yang telah diselesaikannya
sesuai ketetapan yang telah berlaku.
Kontraktor yang baik harus mampu dalam hal :
a. Keuangan, artinya mampu membiayai operasional perusahaan secara baik
serta dapat menyiapkan dana untuk biaya pelaksanaan proyek sebelum
menerima pembayaran dari PIMPRO.
b. Peralatan, yaitu harus memiliki peralatan yang memadai yang dapat
menunjang pelaksanaan pekerjaan dan metode kerja yang dapat berjalan
sesuai dengan yang dikerjakan atau direncanakan.
c. Tenaga Profesional, yaitu tenaga profesional yang dapat menyelesaikan
masalah-masalah teknis yang dihadapi selama pelaksanaan kegiatan.
d. Manajemen, artinya kontraktor harus dapat mengelola secara profesional dan
selalu memperhatikan prinsip dan cara-cara perusahaan sehingga dapat
dikembangkan secara maksimal.
Secara umum hubungan kontraktual dan fungsional para pihak yang terlibat dalam
suatu proyek digambarkan oleh diagram hubungan seperti terlihat pada Gambar 2.1.
PEMILIK PROYEK
KONSULTAN KONTRAKTOR(PELAKS
ANA)
Perencana Pengawas
Ket : : hubungan kontraktual / garis komando
: hubungan fungsional
Gambar 2.1. Diagram Hubungan Kerja antara Para Pihak Proyek
(Sumber : Suharto, 1997)
Sehingga melihat dari hal diatas, pihak penyedia jasa perlu memberikan k3 yang
tepat untuk pekerja, diantaranya :
1. Helm Safety
Digunakan sebagai pelindung kaki dari benda tajam yang membahayakan kaki
seperti kawat bronjong dan juga batu yang panas akibat matahari
3. Sarung tangan
Digunakan sebagai pelindung tubuh pekerja dari panas matahari dan juga sebagai
seragam kerja
5. Masker
I. Pengguna Jasa
A. Struktur Organisasi Pengguna Jasa
B. Tugas dan Tanggung Jawab
1. Kepala Satuan Kerja
Tugas, Tanggung Jawab dan Wewenang Kepala Satuan Kerja meliputi:
a. Memfasilitasi pegawai di tempat kerjanya untuk menjadi Ahli K3
Konstruksi/Petugas Keselamatan Konstruksi;
b. Melaksanakan monitoring dan evaluasi terhadap pengendalian penerapan
SMKK pada paket Pekerjaan Konstruksi yang dilaksanakan oleh PPK;
c. Melaporkan hasil monitoring dan evaluasi sebagaimana dimaksud pada
butir b kepada Atasan Langsung Kepala Satuan Kerja dengan tembusan
Pejabat Struktural Eselon II dan PPK terkait;
d. Mengalokasikan biaya Penerapan SMKK untuk organisasi Pengguna Jasa
pada DIPA Satuan Kerja, antara lain untuk:
- penyediaan fasilitas, sarana, prasarana, dan alat kesehatan;
- program pembinaan penerapan SMKK.
e. Apabila ditemukan hal-hal yang sangat berbahaya, maka dapat memberi
peringatan atau meminta PPK untuk memberhentikan pekerjaan sementara
sampai dengan adanya tindakan perbaikan.
f. Menetapkan risiko keselamatan konstruksi besar.
6. Pelaksana/Pengawas
Tugas,Tanggung Jawab dan Wewenang Pelaksana/Pengawas Meliputi :
A. Tugas
a. Melakukan pengawasan secara langsung di lapangan atas pelaksanaan
pekerjaan dan memberikan laporan atas tiap masalah yang timbul
kepada Pejabat yang Melakukan Tindakan yang Mengakibatkan
Pengeluaran Anggaran Belanja/Pejabat Pembuat Komitmen.
b. Melakukan koordinasi dengan Pejabat/Instansi daerah setempat dalam
rangka pelaksanaan pekerjaan.
c. Membantu Pejabat yang Melakukan Tindakan yang Mengakibatkan
Pengeluaran Anggaran Belanja/Pejabat Pembuat Komitmen dalam
meyelesaikan pembuatan Berita Acara kemajuan pekerjaan/MC, Serah
Terima pekerjaan di lapangan maupun laporan – laporan yang telah
ditentukan.
d. Mengikuti petunjuk/pengarahan lebih lanjut dari Pejabat yang
Melakukan Tindakan yang Mengakibatkan Pengeluaran Anggaran
Belanja/Pejabat Pembuat Komitmen untuk wilayah yang bersangkutan.
B. Tanggung Jawab
Bertanggung jawab kepada Pejabat yang Melakukan Tindakan yang
Mengakibatkan Pengeluaran Anggaran Belanja/Pejabat Pembuat Komitmen.
3. Manager Teknik
Nama Jabatan : Highway Engineer
Tugas Umum Jabatan : Melaksanakan seluruh kegiatan yang
berhubungan langsung dengan
pekerjaan di lapangan.
Tanggung Jawab & uraian Tugas : Bertanggung jawab terhadap GS terhadap
bahan, alat serta seluruh penyelesaian
maupun kebutuhan perhari.
Membuat laporan periodik.
Memahami gambar kerja dan spesifikasi teknik sebagai
pedoman dalam memimpin pelaksanaan kerja di
lapangan.
Memimpin pelaksanaan pekerjaan di lapangan dengan
memperhatikan biaya, mutu dan waktu.
Membuat program kerja mingguan dan mengarahkan
kegiatan harian pada pelaksanaan laporan harian.
Melakukan koordinasi dengan mitra usaha di lapangan.
Melakukan evaluasi dan membuat laporan hasil
pelaksanaan pekerjaan di lapangan.
Menyiapkan tenaga kerja sesuai jadwal pengadaan
tenaga kerja dan mengatur pelaksanaan tugas tenaga
kerja tiap harinya.
Membuat laporan harian tentang pelaksanaan kegiatan
pekerjaan di lapangan.
Melakukan koordinasi dengan bagian administrasi dan
keuangan.
Melakukan koordinasi pekerjaan dengan pihak proyek.
Memelihara bukti – bukti kerja.