Anda di halaman 1dari 5

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Air merupakan salah satu unsur utama dalam kelangsungan hidup manusia disegala
bidang kehidupan. Air tidak hanya digunakan untuk kebutuhan domestik saja tetapi juga
digunakan sebagai sumber kehidupan lainnya, seperti mengairi tanaman pertanian,
perikanan dan juga sebagai pembangkit listrik tenaga air. Selain memberikan banyak
manfaat bagi kehidupan manusia, air juga membawa dampak yang sangat buruk apabila
terlalu berlebihan dimana dapat menyebabkan banjir.
Banjir yang berlebihan dapat mengakibatkan terjadinya erosi atau pengikisan pada
area bantaran Sungai. Erosi dapat berubah menjadi bencana apabila laju erosi lebih cepat
dari pada laju pembentukan tanah, sehingga berangsur-angsur mengikis tanah. Hal ini
berdampak buruk bagi masyarakat, terutama bagi masyarakat yang tinggal di sekitar
bantaran aliran sungai dan juga lahan masyarakat yang dekat dengan sungai. Tingkat
kerusakan yang ditimbulkan dari erosi tebing sungai perlu ditekan agar tidak menambah
kerusakan lainnya. Tingkat kerusakan ini dapat dikurangi dengan dibangunnya bangunan
perkuatan tebing sungai yang berfungsi untuk melindungi tebing terhadap gerusan arus
sungai dan mencegah terjadinya erosi tebing pada tebing sungai. Ada beberapa cara dalam
menangani erosi tebing sungai yaitu dengan membangun perkuatan tebing sungai seperti
talud, turap, gabion, dan krib.
Wilayah Kabupaten Belu adalah salah satu kabupaten dari lima kabupaten/kota di
Propinsi NTT, yang terletak di daratan Timor. Posisi geografis Kabupaten Belu dalam
daratan Timor Propinsi NTT adalah di bagian paling timur dan berbatasan langsung dengan
Negara Timor Leste. Sedangkan dalam posisi astronomis, wilayah Kabupaten Belu terletak
antara koordinat 124º 38’ 33” BT– 125º 11’ 23” BT dan 08º 56’ 30” LS – 09º 47’ 30” LS.
Dengan memiliki luas wilayah sebesar 2.445,57 km2.
Sungai Mota Rotiklot merupakan sumber air pada Bendungan Rotiklot yang terletak di
Desa Fatukety, Kecamatan Kakuluk Mesak, Kabupaten Belu. Sungai Mota Rotiklot
memiliki jalur yang berkelok kelok sehingga menyebabkan erosi yang terjadi setiap tahun
pada tebing sungai semakin parah. Bagian yang tererosi parah yaitu pada bagian tikungan
sungai. Hal ini dikarenakan aliran sungai pada belokan atau tikungan sungai lebih cepat jika
dibandingkan dengan sungai yang berpenampang lurus. Berdasarkan survei awal,
perkebunan masyarakat yang berada di dekat tepi sungai terkikis akibat erosi, Perkebunan
masyarakat yang terkikis oleh aliran sungai dapat dilihat pada Gambar 1.
Selain beberapa dampak di atas, juga terdapat dampak lain yang disebabkan oleh erosi
tebing sungai sehingga diperlukan suatu solusi untuk meminimalisir terjadi penggerusan
tebing sungai secara terus menerus terutama di musim penghujan. Beberapa faktor yang
menyebabkan terjadinya erosi antara lain, iklim (terutama intensitas hujan), topografi,
karakteristik tanah, vegetasi penutup tanah, dan tataguna lahan (Asdak, 2010)
Untuk mengatasi masalah tersebut Satuan Kerja NVT Pengembangan Bendungan
BWS Nusa Tenggaran II merencanakan dan melaksanakan proyek Perbaikan Bendungan
Rotiklot dimana membuat alih trase sungai dengan menggunakan bronjong sebagai
perkuatan tebing. Kontraktor pelaksana pada proyek tersebut adalah PT. Bumi Indah
dibawah pengawasan PT. Innako Internasinal Konsulindo Kso Kencana Layana Konsultan
dengan nilai kontrak sebesar : Rp. 50.340.384.000, (Lima Puluh Milyar Tiga Ratus Empat
Puluh Juta Tiga Ratus Delapan Puluh Empat Ribu Rupiah) yang berasal dari Sumber Dana
Anggaran Pendapatan Belanja Negara (APBN).
Dalam perencanaan alih trase sungai menggunakan bronjong ada beberapa hal yang
perlu diperhatikan yaitu bronjong yang aman terhadap gaya guling, gaya geser, gaya angkat
dan kemampuan daya dukung tanah. Penelitian terhadap kondisi tanah terutama di bagian
tikungan sungai Mota Rotiklot di Bendungan Rotiklot , Kecamatan Kakuluk Mesak perlu
dilakukan untuk dapat direncanakan dimensi bronjong yang sesuai. Desain bronjong yang
sesuai dan aman dapat ditinjau dari segi stabilitas dan daya dukung sebagai bangunan
perkuatan perlindungan tebing sungai sehingga hasil desain tersebut mampu diaplikasikan
dalam menanggulangi permasalahan yang terjadi di desa tersebut.
Berpedoman pada hal tersebut di atas maka penulis ingin mengetahui secara lebih
mendalam tentang Tinjauan Pelaksanaan Pekerjaan Alih Trase Sungai Menggunakan
Bronjong pada Proyek Perbaikan Bendungan Rotiklot Di Desa Fatukety, Kecamatan
Kakuluk Mesak, Kabupaten Belu, Nusa Tenggara Timur melalui kegiatan Praktek Kerja
Lapangan (PKL) yang dilaksanakan dari tanggal 1 September – 31 September 2023 yang
berlokasi di Desa Fatukety Kecamatan Kakuluk Mesak, Kabupaten Belu.
1.2 Rumusan Masalah
Sesuai dengan latar belakang diatas, Adapun beberapa subyek dalam peninjauan selama
praktek kerja lapangan (PKL), yaitu :
1. Bagaimana proses pelaksanaan pekerjaan alih trase sungai menggunakan bronjong pada
Proyek Perbaikan Bendungan Rotiklot Di Kecamatan Kakuluk Mesak, Kabupaten Belu,
Nusa Tenggara Timur?
2. Apa saja jenis-jenis pekerjaan pelaksanaan pekerjaan alih trase sungai menggunakan
bronjong pada Proyek Perbaikan Bendungan Rotiklot Di Kecamatan Kakuluk Mesak,
Kabupaten Belu, Nusa Tenggara Timur?
3. Bagaimana menghitung volume pelaksanaan pekerjaan alih trase sungai menggunakan
bronjong pada Proyek Perbaikan Bendungan Rotiklot Di Kecamatan Kakuluk Mesak,
Kabupaten Belu, Nusa Tenggara Timur?

1.3 Maksud dan Tujuan


1.3.1 Maksud
Maksud pelaksanaan pekerjaan alih trase sungai menggunakan bronjong pada Proyek
Perbaikan Bendungan Rotiklot adalah untuk mengurangi atau mencegah terjadinya
scouring (gerusan) pada area bantaran sungai dan sebagai pengendalian banjir
wilayah hilir di dataran Ainiba dan Fatukety, Kabupaten Belu
1.3.2 Tujuan
A. Tujuan Praktek Kerja Lapangan
Tujuan dari Praktek Kerja Lapangan ini adalah :
a. Melakukan peninjauan dan pengamatan terhadap kegiatan yang sudah
dilaksanakan di lapangan sehingga diperoleh pemahaman yang benar.
b. Menambah wawasan dan pola pikir.
c. Mengaplikasikan dan membandingkan ilmu pengetahuan yang diperoleh
pada waktu kuliah dengan kenyataan di lapangan.
B. Tujuan Penulisan Laporan
Tujuan dari penulisan laporan ini adalah :
a. Untuk mengetahui proses pelaksanaan pekerjaan bronjong pada Pekerjaan
Alih Trase Sungai Menggunakan Bronjong Di Desa Fatukety, Kecamatan
Kakuluk Mesak, Kabupaten Belu, Nusa Tenggara Timur
b. Untuk mengetahui jenis-jenis pekerjaan yang ada pada Pekerjaan Alih Trase
Sungai Menggunakan Bronjong Di Desa Fatukety, Kecamatan Kakuluk
Mesak, Kabupaten Belu, Nusa Tenggara Timur
c. Untuk menghitung volume pekerjaan bronjong pada Pekerjaan Alih Trase
Sungai Menggunakan Bronjong Di Desa Fatukety, Kecamatan Kakuluk
Mesak, Kabupaten Belu, Nusa Tenggara Timur

1.4 Metedologi Praktek Kerja Lapangan (PKL)


Dalam penulisan laporan praktek kerja lapangan tentang Pelaksanaan Pembangunan
Bendungan Rotiklot Desa Fatukety, Kecamatan Kakuluk Mesak, Kabupaten Belu penulis
menggunakan 2 metode yaitu :
a. Tinjauan Pustaka
Tinjauan pustaka merupakan metode dengan cara studi pustaka dengan membaca buku-
buku literatur sebagai panduan didalam menyusun laporan ini.
b. Observasi di lapangan
Observasi di lapangan merupakan metode dengan cara melakukan pengamatan secara
langsung terhadap aktivitas konstruksi di lapangan dan melakukan wawancara dengan
pihak-pihak yang terlibat langsung dalam pelaksanaan kegiatan tersebut.

1.5 Pembatasan masalah


Sesuai rumusan masalah diatas penulis memberikan batasan dalam laporan ini yang
berkaitan dengan praktek kerja lapangan pekerjaan Bendungan Rotiklot Desa Fatukety
Kecamatan Kakuluk Mesak, Kabupaten Belu, maka penulis hanya meninjau praktek kerja
lapangan bagaimana prosedur/tahapan pelaksanaan pekerjaan Perbaikan Bendungan Rotiklot
khususnya kegiatan pekerjaan Pekerjaan Alih Trase Sungai Menggunakan Bronjong Di Desa
Fatukety, Kecamatan Kakuluk Mesak, Kabupaten Belu, Nusa Tenggara Timur

1.6 Sistematika Laporan


1. BAB I PENDAHULUAN
Menguraikan tentang latar belakang, maksud dan tujuan penulisan metodologi, dan
sistematika penulisan.
2. BAB II DESKRIPSI KEGIATAN
Menjelaskan secara umum lokasi kegiatan dan data – data umum pelaksanaan kegiatan.
3. BAB III LANDASAN TEORI
Meliputi teori – teori dan konsep dasar yang digunakan dalam pelaksanaan kegiatan
4. BAB IV TINJAUN PELAKSANAAN
Meliputi analisis dan pembahasan mengenai pelaksanaan kegiatan Praktek Kerja
Lapangan.
5. BAB V PENUTUP
Meliputi kesimpulan dan saran dari hasil analisis pembahasan.

Anda mungkin juga menyukai