Air merupakan salah satu unsur utama dalam kelangsungan hidup manusia disegala bidang kehidupan. Air tidak hanya digunakan untuk kebutuhan domestik saja tetapi juga digunakan sebagai sumber kehidupan lainnya, seperti mengairi tanaman pertanian, perikanan dan juga sebagai pembangkit listrik tenaga air. Selain memberikan banyak manfaat bagi kehidupan manusia, air juga membawa dampak yang sangat buruk apabila terlalu berlebihan dimana dapat menyebabkan banjir. Banjir yang berlebihan dapat mengakibatkan terjadinya erosi atau pengikisan pada area bantaran Sungai. Erosi dapat berubah menjadi bencana apabila laju erosi lebih cepat dari pada laju pembentukan tanah, sehingga berangsur-angsur mengikis tanah. Hal ini berdampak buruk bagi masyarakat, terutama bagi masyarakat yang tinggal di sekitar bantaran aliran sungai dan juga lahan masyarakat yang dekat dengan sungai. Tingkat kerusakan yang ditimbulkan dari erosi tebing sungai perlu ditekan agar tidak menambah kerusakan lainnya. Tingkat kerusakan ini dapat dikurangi dengan dibangunnya bangunan perkuatan tebing sungai yang berfungsi untuk melindungi tebing terhadap gerusan arus sungai dan mencegah terjadinya erosi tebing pada tebing sungai. Ada beberapa cara dalam menangani erosi tebing sungai yaitu dengan membangun perkuatan tebing sungai seperti talud, turap, gabion, dan krib. Wilayah Kabupaten Belu adalah salah satu kabupaten dari lima kabupaten/kota di Propinsi NTT, yang terletak di daratan Timor. Posisi geografis Kabupaten Belu dalam daratan Timor Propinsi NTT adalah di bagian paling timur dan berbatasan langsung dengan Negara Timor Leste. Sedangkan dalam posisi astronomis, wilayah Kabupaten Belu terletak antara koordinat 124º 38’ 33” BT– 125º 11’ 23” BT dan 08º 56’ 30” LS – 09º 47’ 30” LS. Dengan memiliki luas wilayah sebesar 2.445,57 km2. Sungai Mota Rotiklot merupakan sumber air pada Bendungan Rotiklot yang terletak di Desa Fatukety, Kecamatan Kakuluk Mesak, Kabupaten Belu. Sungai Mota Rotiklot memiliki jalur yang berkelok kelok sehingga menyebabkan erosi yang terjadi setiap tahun pada tebing sungai semakin parah. Bagian yang tererosi parah yaitu pada bagian tikungan sungai. Hal ini dikarenakan aliran sungai pada belokan atau tikungan sungai lebih cepat jika dibandingkan dengan sungai yang berpenampang lurus. Berdasarkan survei awal, perkebunan masyarakat yang berada di dekat tepi sungai terkikis akibat erosi, Perkebunan masyarakat yang terkikis oleh aliran sungai dapat dilihat pada Gambar 1. Selain beberapa dampak di atas, juga terdapat dampak lain yang disebabkan oleh erosi tebing sungai sehingga diperlukan suatu solusi untuk meminimalisir terjadi penggerusan tebing sungai secara terus menerus terutama di musim penghujan. Beberapa faktor yang menyebabkan terjadinya erosi antara lain, iklim (terutama intensitas hujan), topografi, karakteristik tanah, vegetasi penutup tanah, dan tataguna lahan (Asdak, 2010) Untuk mengatasi masalah tersebut Satuan Kerja NVT Pengembangan Bendungan BWS Nusa Tenggaran II merencanakan dan melaksanakan proyek Perbaikan Bendungan Rotiklot dimana membuat alih trase sungai dengan menggunakan bronjong sebagai perkuatan tebing. Kontraktor pelaksana pada proyek tersebut adalah PT. Bumi Indah dibawah pengawasan PT. Innako Internasinal Konsulindo Kso Kencana Layana Konsultan dengan nilai kontrak sebesar : Rp. 50.340.384.000, (Lima Puluh Milyar Tiga Ratus Empat Puluh Juta Tiga Ratus Delapan Puluh Empat Ribu Rupiah) yang berasal dari Sumber Dana Anggaran Pendapatan Belanja Negara (APBN). Dalam perencanaan alih trase sungai menggunakan bronjong ada beberapa hal yang perlu diperhatikan yaitu bronjong yang aman terhadap gaya guling, gaya geser, gaya angkat dan kemampuan daya dukung tanah. Penelitian terhadap kondisi tanah terutama di bagian tikungan sungai Mota Rotiklot di Bendungan Rotiklot , Kecamatan Kakuluk Mesak perlu dilakukan untuk dapat direncanakan dimensi bronjong yang sesuai. Desain bronjong yang sesuai dan aman dapat ditinjau dari segi stabilitas dan daya dukung sebagai bangunan perkuatan perlindungan tebing sungai sehingga hasil desain tersebut mampu diaplikasikan dalam menanggulangi permasalahan yang terjadi di desa tersebut. Berpedoman pada hal tersebut di atas maka penulis ingin mengetahui secara lebih mendalam tentang Tinjauan Pelaksanaan Pekerjaan Alih Trase Sungai Menggunakan Bronjong pada Proyek Perbaikan Bendungan Rotiklot Di Desa Fatukety, Kecamatan Kakuluk Mesak, Kabupaten Belu, Nusa Tenggara Timur melalui kegiatan Praktek Kerja Lapangan (PKL) yang dilaksanakan dari tanggal 1 September – 31 September 2023 yang berlokasi di Desa Fatukety Kecamatan Kakuluk Mesak, Kabupaten Belu. 1.2 Rumusan Masalah Sesuai dengan latar belakang diatas, Adapun beberapa subyek dalam peninjauan selama praktek kerja lapangan (PKL), yaitu : 1. Bagaimana proses pelaksanaan pekerjaan alih trase sungai menggunakan bronjong pada Proyek Perbaikan Bendungan Rotiklot Di Kecamatan Kakuluk Mesak, Kabupaten Belu, Nusa Tenggara Timur? 2. Apa saja jenis-jenis pekerjaan pelaksanaan pekerjaan alih trase sungai menggunakan bronjong pada Proyek Perbaikan Bendungan Rotiklot Di Kecamatan Kakuluk Mesak, Kabupaten Belu, Nusa Tenggara Timur? 3. Bagaimana menghitung volume pelaksanaan pekerjaan alih trase sungai menggunakan bronjong pada Proyek Perbaikan Bendungan Rotiklot Di Kecamatan Kakuluk Mesak, Kabupaten Belu, Nusa Tenggara Timur?
1.3 Maksud dan Tujuan
1.3.1 Maksud Maksud pelaksanaan pekerjaan alih trase sungai menggunakan bronjong pada Proyek Perbaikan Bendungan Rotiklot adalah untuk mengurangi atau mencegah terjadinya scouring (gerusan) pada area bantaran sungai dan sebagai pengendalian banjir wilayah hilir di dataran Ainiba dan Fatukety, Kabupaten Belu 1.3.2 Tujuan A. Tujuan Praktek Kerja Lapangan Tujuan dari Praktek Kerja Lapangan ini adalah : a. Melakukan peninjauan dan pengamatan terhadap kegiatan yang sudah dilaksanakan di lapangan sehingga diperoleh pemahaman yang benar. b. Menambah wawasan dan pola pikir. c. Mengaplikasikan dan membandingkan ilmu pengetahuan yang diperoleh pada waktu kuliah dengan kenyataan di lapangan. B. Tujuan Penulisan Laporan Tujuan dari penulisan laporan ini adalah : a. Untuk mengetahui proses pelaksanaan pekerjaan bronjong pada Pekerjaan Alih Trase Sungai Menggunakan Bronjong Di Desa Fatukety, Kecamatan Kakuluk Mesak, Kabupaten Belu, Nusa Tenggara Timur b. Untuk mengetahui jenis-jenis pekerjaan yang ada pada Pekerjaan Alih Trase Sungai Menggunakan Bronjong Di Desa Fatukety, Kecamatan Kakuluk Mesak, Kabupaten Belu, Nusa Tenggara Timur c. Untuk menghitung volume pekerjaan bronjong pada Pekerjaan Alih Trase Sungai Menggunakan Bronjong Di Desa Fatukety, Kecamatan Kakuluk Mesak, Kabupaten Belu, Nusa Tenggara Timur
1.4 Metedologi Praktek Kerja Lapangan (PKL)
Dalam penulisan laporan praktek kerja lapangan tentang Pelaksanaan Pembangunan Bendungan Rotiklot Desa Fatukety, Kecamatan Kakuluk Mesak, Kabupaten Belu penulis menggunakan 2 metode yaitu : a. Tinjauan Pustaka Tinjauan pustaka merupakan metode dengan cara studi pustaka dengan membaca buku- buku literatur sebagai panduan didalam menyusun laporan ini. b. Observasi di lapangan Observasi di lapangan merupakan metode dengan cara melakukan pengamatan secara langsung terhadap aktivitas konstruksi di lapangan dan melakukan wawancara dengan pihak-pihak yang terlibat langsung dalam pelaksanaan kegiatan tersebut.
1.5 Pembatasan masalah
Sesuai rumusan masalah diatas penulis memberikan batasan dalam laporan ini yang berkaitan dengan praktek kerja lapangan pekerjaan Bendungan Rotiklot Desa Fatukety Kecamatan Kakuluk Mesak, Kabupaten Belu, maka penulis hanya meninjau praktek kerja lapangan bagaimana prosedur/tahapan pelaksanaan pekerjaan Perbaikan Bendungan Rotiklot khususnya kegiatan pekerjaan Pekerjaan Alih Trase Sungai Menggunakan Bronjong Di Desa Fatukety, Kecamatan Kakuluk Mesak, Kabupaten Belu, Nusa Tenggara Timur
1.6 Sistematika Laporan
1. BAB I PENDAHULUAN Menguraikan tentang latar belakang, maksud dan tujuan penulisan metodologi, dan sistematika penulisan. 2. BAB II DESKRIPSI KEGIATAN Menjelaskan secara umum lokasi kegiatan dan data – data umum pelaksanaan kegiatan. 3. BAB III LANDASAN TEORI Meliputi teori – teori dan konsep dasar yang digunakan dalam pelaksanaan kegiatan 4. BAB IV TINJAUN PELAKSANAAN Meliputi analisis dan pembahasan mengenai pelaksanaan kegiatan Praktek Kerja Lapangan. 5. BAB V PENUTUP Meliputi kesimpulan dan saran dari hasil analisis pembahasan.