Anda di halaman 1dari 39

MAKALAH

TEKNIK PEKERJAAN BENDUNGAN DI DESA LAWE-LAWE PENAJAM


PASER UTARA

OLEH:
MOH RIZKY REZA
NIM 130309213092

POLITEKNIK NEGERI BALIKPAPAN


JURUSAN TEKNIK SIPIL
2015

LEMBAR PENGESAHAN

TEKNIK PEKERJAAN BENDUNG DI DESA LAWE-LAWE PENAJAM


PASER UTARA

SEBAGAI BAGIAN DARI PENILAIAN


DALAM MENEMPUH MATA KULIAH
MANAJEMEN PROYEK
DOSEN : H.M. MAHFUD S.Pd.,MT

DIKERJAKAN OLEH:
MOH RIZKY REZA
NIM : 130.309.213.092
NO. ABSEN : 19

DOSEN

H.M. Mahfud S.Pd.,MT

KAPRODI

Drs. Sunarno, M.En

KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan YME atas rahmat serta karunia-Nya hingga
saat ini penulis dapat menyelesaikan tugas makalah dengan judul Teknik
Pekerjaan Bendungan di Desa LAWE-LAWE PENAJAM PASER UTARA hal
ini ditunjukan untuk memenuhi salah satu mata kuliah Manajemen Proyek
Dalam pembuatan makalah ini tidak lepas dari pihak-pihak yang membatu.
Untuk itu tim mengucapkan banyak terima kasih kepada:

Tuhan YME atas rahmatnya penulis diberikan kesehatan untuk dapat

menyelesaikan tugas makalah manajemen proyek.


Keluarga penulis yang memberikan sumbangan spirit dan moril.
Dosen Pengampu yaitu Bapak H.M. Mahfud S.Pd.,MT
Dan semua pihak-pihak yang tidak bisa saya ucapkan satu per satu.
Sesuai layaknya manusia, untuk itu penulis membuka selebar-lebarnya

saran dan kritik yang bertujuan untuk membangun terhadap makalah yang disusun
oleh penulis. Semoga makalah ini bermanfaat banyak bagi para pembaca
khususnya para Mahasiswa Teknik Sipil.

Penulis,

Moh Rizky Reza


130309213092

DAFTAR ISI
Halaman
KATA PENGANTAR.......................................................................

DAFTAR ISI......................................................................................

ii

BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang..............................................................................
1.2 Rumusan Masalah.........................................................................
1.3 Tujuan Penulisan............................................................................
1.4 Metode Penulisan..........................................................................
1.5 Lokasi Pelaksanaan Bendungan...................................................

1
2
2
2

BAB II Tinjauan Pustaka.

2.1 Faktor Penyebab Banjir.................................................................


2.2 Pengertian Bendungan..................................................................
2.3 Jenis dan Manfaat Bendungan.....................................................
2.4 Bangunan Pelengkap.....................................................................
2.5 Dampak-Dampak Terhadap Bendungan......................................

BAB III Pembahasan.

3.1 Faktor tujuan pembangunan Bendungan Lawe-Lawe...............


3.2 Menetukan titik lokasi Bendungan yang tepat dan benar.........
3.3 Sasaran Pekerjaan Bendungan di desa Lawe-Lawe ..................
3.4 Teknik Pelaksanaan Pekerjaan Bendungan di desa Lawe-Lawe....
BAB IV Penutup.

4.1.

Kesimpulan..........................................................................

........

4.2.

Saran...................................................................................

.......

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Sudah 13 tahun Penajam Paser Utara terbentuk, tapi sampai saat ini belum
ada pembangunan saran prasarana irigrasi maupun bendungan untuk
pengaliran lahan sawah maupun untuk air minum. Lahan pertanian di
kabPenajam Paser Utara mencapai 81.836 Ha sangat luas di bandingkan
dengan daerah-daerah di sekitarnya dan memiliki jumlah kependudukan
172.844 jiwa, yang masing-masing sangat membutuhkan penyediaan air
minum atau air bersih.
Pada tahun 2009 untuk penyediaan air bersih masih bisa di nikmati warga
Penajam Paser utara, namun seiring waktu jumlah penduduk semakin
meningkat sangat pesat. Sehingga pada tahun 2013 hampir seluruh wilayah
Penajam Paser Utara kekeringan. Sehingga pada musim kemarau bahan pokok
naik di karena petani tidak bisa mengelolah sawah dengan maksimal di
karenakan penyediaan air tidak mencukupi.
Oleh karena itu Kabupaten Penajam Paser Utara dan KepalaBidang Bina
Marga Dinas Pekerjaan Umun Penajam Paser Utara berinisitif untuk
membanggun bendungan seluas 220 hektar yang nantinya akan menyuplai
kebutuhan air baku perusahaan air minum daerah (PDAM) setempat.
Bendungan yang nantinya berada tepat di lokasi desa Lawe-Lawe, akan
menelan dana Rp. 170 milliyar dan di targetkan rampung pada tahun 2017.
Dengan luas genangan bendungan lawe-lawe mencapai 186 hektar dengan
kapasitas air baku 11 meter kubik. Harapan warga Penajam Paser Utara untuk
kesediaan air bersih pada saat musim kemarau tidak lagi jadi kendala.
Pada Penyusunan makalah ini pokok bahasan yang diketengahkan adalah
mengenai pembangunan bendungan di desa lawe-lawe Penajam Paser Utara, yang
sedang dalam proses pengerjaan dan diharapkan akan mengurangi keterbatasan
pasokan air bersih di kabupaten Penajam Paser Utara.
1.2 Rum usan Masalah
Berdasarkan Latar Belakang diatas maka yang menjadi masalah adalah :
1. Apa faktor penyebab di bangunnya bendungan lawe-lawe ?
2. Bagaimana cara Menentukan lokasi bendungan?
3. Bagaimana teknik pelaksanaan pekerjaan bendungan ?
1.3 Batasan Masalah

Dalam hal ini permasalahan dibatasi khususnya membahas teknik


pekerjaan Bendung, tetapi hanya menjelaskan sampai pekerjaan bandan
bendung ,cofferdam.galian dan timbunan badan bendung.
1.4 Maksud dan Tujuan penulisan
1

Agar dapat mengetahui apa itu Bendungan serta tipe tipe Bendungan.

Agar kita khususnya Mahasiswa Politeknik Negeri Balikpapan dapat


menambah wawasan terhadap bangunan Bendungan.

1.5 Lokasi Pekerjaan Bendungan Lawe-Lawe.

Gambar 1.1 Lokasi Pelaksanaan Pekerjaan Bendungan Lawe-Lawe.

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Faktor Penyebab Banjir (Jurnal, Tinjauan Pusataka, Arham Bahtiar
A, 2010)
Banyak faktor menjadi penyebab terjadinya banjir. Namun secara umum
penyebab terjadinya banjir dapat diklasifikasikan dalam 2 kategori, yaitu banjir
yang disebabkan oleh sebab-sebab alami dan banjir yang diakibatkan oleh
tindakan manusia. (Robert J. Kodoatie, Sugiyanto, Banjir)
a. Yang termasuk sebab-sebab alami penyebab banjir di antaranya adalah :
1. Curah hujan
Curah hujan dapat mengakibatkan banjir apabila turun dengan
intensitas tinggi, durasi lama, dan terjadi pada daerah yang luas.
2. Pengaruh Fisiografi
Fisiografi atau geografi fisik sungai seperti bentuk, fungsi dan
kemiringan daerah pengaliran sungai (DPS), kemiringan sungai,
geometrik hidrolik (bentuk penampang seperti lebar, kedalaman,
potongan memanjang, material dasar sungai), lokasi sungai dll,
merupakan hal-hal yang mempengaruhi terjadinya banjir.
3. Menurunnya Kapasitas Sungai

Pengurangan kapasitas aliran banjir pada sungai dapat disebabkan


oleh pengendapan yang berasal dari erosi DPS dan erosi tanggul
sungai yang berlebihan dan sedimentasi di sungai yang dikarenakan
tidak adanya vegetasi penutup dan penggunaan lahan yang tidak
tepat.
4. Pengaruh Air Pasang
Air pasang laut memperlambat aliran sungai ke laut. Pada waktu
banjir bersamaan dengan air pasang yang tinggi maka tinggi
genangan atau banjir menjadi besar karena terjadi aliran balik
(backwater). Contoh ini terjadi di Kota Semarang dan Jakarta.
Genangan ini dapat terjadi sepanjang tahun baik di musim hujan
dan maupun di musim kemarau.
5. Kapasitas Drainase Yang Tidak Memadai
Hampir semua kota-kota di Indonesia mempunyai drainase daerah
genangan yang tidak memadai, sehingga kota-kota tersebut sering
menjadi langganan banjir di musim hujan.
b. Yang termasuk sebab-sebab yang timbul akibat faktor manusia adalah:
1. Menurunnya fungsi DAS di bagian hulu sebagai daerah resapan
Kemampuan DAS, khusunya di bagian hulu untuk meresapkan air /
menahan air hujan semakin berkurang oleh berbagai sebab, seperti
penggundulan hutan usaha pertanian yang kurang tepat, perluasan
kota, dan perubahan tata guna lahan lainnya. Hal tersebut dapat
memperburuk masalah banjir karena dapat meningkatkan kuantitas
dan kualitas banjir.
2. Kawasan kumuh
Perumahan kumuh yang terdapat di sepanjang tepian sungai
merupakan penghambat aliran. Luas penampang aliran sungai akan
berkurang akibat pemanfaatan bantaran untuk pemukiman kumuh
warga. Masalah kawasan kumuh dikenal sebagai faktor penting
terhadap masalah banjir daerah perkotaan.
3. Sampah
Ketidakdisiplinan masyarakat yang membuang sampah langsung ke
sungai bukan pada tempat yang ditentukan dapat mengakibatkan
naiknya muka air banjir.
4. Bendung dan bangunan lain

Bendung dan bangunan lain seperti pilar jembatan dapat


meningkatkan elevasi muka air banjir karena efek aliran balik
(backwater).
5. Kerusakan bangunan pengendali banjir
Pemeliharaan yang kurang memadai dari bangunan pengendali
banjir sehingga menimbulkan kerusakan dan akhirnya menjadi
tidak berfungsi dapat meningkatkan kuantitas banjir.
6. Perencanaan sistem pengendalian banjir tidak tepat
Beberapa sistem pengendalian banjir memang dapat mengurangi
kerusakan akibat banjir kecil sampai sedang, tetapi mungkin dapat
menambah kerusakan selama banjir-banjir yang besar. Sebagai
contoh bangunan tanggul sungai yang tinggi. Limpasan pada
tanggul pada waktu terjadi banjir yang melebihi banjir rencana
dapat menyebabkan keruntuhan tanggul, hal ini menimbulkan
kecepatan aliran air menjadi sangat besar yang melalui bobolnya
tanggul sehingga menimbulkan banjir yang besar. (Robert J.
Kodoatie, Sugiyanto, Banjir)

2.2. Pengertian Bendungan ( Tinjauan Pustaka, Ir. Hadi Susilo MM)


Bendungan adalah suatu bangunan air yang dibangun khusus untuk
membendung (menahan) aliran air yang berfungsi untuk memindahkan aliran air
atau menampung sementara dalam jumlah tertentu kapasitas/volume air dengan
menggunakan struktur timbunan tanah homogen (Earthfill Dam), timbunan batu
dengan lapisan kedap air (Rockfill Dam), konstruksi beton (Concrete Dam) atau
berbagai tipe konstruksi lainnya.
2.3. Jenis dan Manfaat Bendungan
Terdapat banyak sekali tipe bendungan yang sukar dibandingkan antara satu
dengan yang lainnya. Jadi satu bendugan dapat di pandang dari beberapa segi
yang masing-masing menghasilkan tipe yang berbeda. Maka pembagian tipe
bendungan dapat di pandag dari 7 keadaan yaitu : bedasarkan ukurannya, tujuan
pembangunannya, penggunaannya, jalannya air dan fugsinya.

Bendungan besar (Large dams)

Menurut ICOLD definisi bendungan besar adalah bendungan yang


tingginya lebih dari 500 m, diukur dari bagian terbawah pondasi sampai ke
puncak bendungan. Bendungan yang tingginya antara 10 m dan 15 m dapat pula
disebut bendungan besar asal memenuhi salah satu kriteria sebagai berikut:
a. Panjang puncak bendungan tidak kuranag dari 500 m.
b. Kapasitas waduk yang akan terbentuktidak kurang dari 1 juta m .
c. Debit banjir maksimal yang diperhitungkan tidak kurang dari 2000
m /detik.
d. Bendungan menghadapi kesulitan-kesulitan khusus pada pondasinya
e. Bendungan di desain tidak seperti biasanya
f. Bendungan kecil (Small dams, weir, bending)
Semua bendungan yang tidak memenuhi syarat sebagai bendungan besar disebut
bendungan kecil.
2

Pembagian Tipe Bendungan Berdasar Tujuan Pembangunannya


Ada 2 tipe yaitu bendungan dengan tujuan tunggal dan bendungan
serbaguna :

a) Bendungan dengan tujuan tunggal (Single purpose dams) adalah


bendungan yang dibangun untuk memenuhi satu tujuan saja.
b) Bendungan serbaguna (Multipurpose dams) adalah bendungan yang
dibangun untuk memenuhi beberapa tujuan misalnya: PLTA dan irigasi
pengendalian banjir dan lain-lain.
3

Pembagian Tipe Bendungan Berdasar Jalannya Air


Ada 2 tipe yaitu bendungan untuk di lewati air dan bendungan untuk
menahan air.

a) Bendungan untuk di lewati air (overflow dams) adalah bendungan yang


dibangun untuk dilewati air misalnya pada bangunan pelimpah
(spillway).
b) Bendungan untuk menahan air (non overflow dams) adalah bendungan
yang sama sekali tidak boleh dilewati air

Pembagian Tipe Bendungan Berdasar fungsinya


Ada 8 tipe, yaitu bendungan pendahuluan, bendungan pengelak,
bendungan utama, bendungan sisi, bendungan di tempat rendah,,
tanggul, bendungan limbah industry dan bendungan pertambangan.

a) Bendungan pengelak pendahuluan (primary cofferdam, dike) adalah


bendungan yang pertama-tama dibangun di sungai pada waktu debit air
rendah agar lokasi rencana bendungan pengelak menjadi kering yang
memungkinkan pembangunannya secara teknis.
b) Bendungan pengelak (cofferdam) adalah bendungan yang dibangun
sesudah selesainya bendungan pengelak pendahuluan sehingga lokasi
rencana

bendungan

utama

menjadi

kering

yang

memungkinkan

pembangunannya secara teknis,


c) Bendungan utama (main dam) adalah bendungan yang dibangun untuk
memenuhi satu atau lebih tujuan tertentu.
d) Bendungan sisi (high level dam) adalah bendungan yang terletak di
sebelah sisi kiri dan atau sisi kanan bendungan utama yang tinggi
puncaknya juga sama, ini dipakai untuk membuat proyek seoptimaloptimalnya, artinya dengan menambah tinggi pada bendungan utama
diperolah hasil yang sebesar-besarnya.
e) Bendungan di tempat rendah (saddle dam) adalah bendungan yang terletak
di tepi waduk yang jauh dari bendungan utama yang dibangun untuk
mencegah keluarnya air dari waduk sehingga air waduk tidak mengalir ke
daerah sekitarnya.
f) Tanggul (dyke, levee) adalah bendungan yang terletak di sebelah sisi kiri
dan atau sisi kanan bendungan utama dan di tempat yang jauh dari

10

bendungan utama yang tinggi maksimalnya hanya 5 m dengan panjang


puncaknya maksimal 5 kali tingginya.
g) Bendungan limbah industry (industrial waste dam) adalah bendungan
yang terdiri atas timbunan secara bertahap untuk menahan limbah yang
bersal dari industry.
h) Bendungan pertambangan (mine tailing dam, tailing dam) adalah
bendungan yang terdiri atas timbunan secara bertahap untuk menahan hasil
galian pertambangan dan bahan pembuatnya pun berasal dari hasil galian
pertambangan juga.
2.4. Bangunan Pelengkap.
Bangunan pelengkap adalah bangunan beserta instalasinya yang
memungkinkan beroperasinya bendungan dengan baik. Ini berarti bahwa
apabila bangunan ini tidak ada dapat membahayakan konstruksi bendungan
atau bendungan tidak dapat berfungsi dengan baik.Bangunan pelengkapnya
yaitu:
a. Bangunan pelimpah (spillway)
Ada 3 bagian yang penting dari bangunan pelimpah yaitu:
a) Saluran pengarah dan pengatur aliran
b) Saluran peluncur
c) Saluran peredam energy
b. Bangunan pengeluaran (outlet works)
Merupakan bangunan beserta instalasinya yang digunakan untuk
mengeluarkan air dari waduk dan memasukkannya ke dalam saluran air
baik yang terbuka maupun yang tertutup dan mengetur debit airnya agar
dapat dipakai.
c. Pintu air (gates)

11

Digunakan untuk membuka, mengtur dan menutup aliran air di saluran


baik yang terbuka maupun yang tertutup
d. Katup (kelep,valves)
Fungsinya sama dengan pintu air biasa, hanya dapat menahan tekanan
yang lebih tinggi.
2.5. Dampak-Dampak Terhadap Bendungan.
Manusia adalah mahluk biotik yang mana mereka sangat bergantung
terhadap biotik dan abiotik yang ada disekitarnya. Sungai adalah kehidupan bagi
mahluk yang ada di daratan, dimana air merupakan kebutuhan mutlak untuk
kelansungan mahluk hidup. Bagi mahluk hidup yang ada di bumi, Allah SWT
telah menciptakan dunia dan isinya sesuai dengan koodratnya yang dibutuhkan
bagi penghuninya.
Tetapi, manusia mengubah itu semua tanpa mempertimbangkan dengan
matang apa dampak yang ditimbulkan terhadap keseimbangan bumi ini.
Alasan yang sangat logis mengapa manusia banyak mengubah aliran sungai
menjadi sebuah waduk ataupun danau karena di dalam suatu sungai terdapat
energi yang sangat besar yang dibutuhkan manusia.
Pada tahun 1984 Nippon Koei Consulting Engineers telah menyelesaikan
Hydro Potential Study di Indonesia dan hasilnya menunjukkan bahwa potensi
tenaga air di Indonesia berjumlah 74.984 MW (Zuhal 1995). Selanjutnya menurut
penelitian Soedibyo (1996), potensi tenaga air di Indonesia tersebut merupakan
ranking ke-9 dari potensi tenaga air di dunia. Ke-10 negara dengan ranking urutan
terbesar dapat dilihat pada Tabel dibawah ini. Dengan memperhatikan potensi
tenaga air di Indonesia sebesar 74.976 MW, sedangkan total daya terpasang hanya
sebesar 3.972,41 MW, kiranya jelas bahwa potensi tenaga air di Indonesia masih
sangat besar yang dapat dikembangkan bagi sebesar-besarnya kemakmuran
rakyat.

Tabel - 5: Ranking Potensi Tenaga Air Negara-Negara di Dunia

12

Negara
NO

Potensi Tenaga Air (MW)


Uni Sovyet

1.100.000
Cina

676.000
Amerika

648.000
Canada

218.000
Jepang

130.000
Norwegia

105.000
Swedia

85.000
Perancis

76.000
Indonesia

74.976
Italia

10

60.000

(sumber Sudibyo- Perkembangan Pembangunan PLTA di Indonesia,)

13

Itulah

sebabnya,

Indonesia

memiliki

potensi

untuk

kemakmuran

masyarakatnya. indonesia merupakan salah satu negara yang sedang berkembang.


Sebagai Negara yang sedang berkembang pembangunan dalam bidang
perekonomian merupakan hal yang nomor satu. Negara Indonesia dikenal sebagai
Negara agraris sehingga pasokan air sangat di butuhkan guna memenuhi kebuhan
irigasi dan juga untuk memenuhi pasokan listrik guna meningkatkan industryindustry yang sedang tumbuh di indonesia.
Oleh karena itu, salah satu infrastuktur yang di bangun pemerintah adalah
bendungan guna mengatasi masalah kekeringan di musim kemarau dan juga
meningkatkan kebutuhan listrik nasional dan lain sebagainya demi kemakmuran
rakyatnya.
Bendungan merupakan salah satu infrastuktur yang dibangun pemerintah
melalui dinas Pekerjaan Umum (PU) yang bertujuan untuk mendukung
kesejahteran masyarakat dibidang irigasi. Bendungan adalah sebuah rintangan
yang dibangun di sungai guna menghambat aliran air sungai. Adapun fungsifungsi bendungan antara lain:

Untuk memasok air minum

Menghasilkan tenga listrik

Meningkatkan pasokan air irigasi

Memberikan kesempatan rekreasi dan

meningkatkan aspek- aspek lingkungan tertentu


Bendungan merupakan salah satu ekosistem buatan manusia, yang mana
dalam pembangunanya langsung melibatkan lingkungan yang berada di
sekitarnya. Sehingga apabila dalam pembangunan ini tidak diperhitungkan secara
matang, maka akan berdampak kepada ekositem satwa dan tumbuhan dan sosial
yang berada di hulu maupun di hilir.
Menurut Dr Agus Maryono, ahli hidrologi dari UGM, merinci berbagai
dampak yang terjadi pada saat pembangunan bendungan besar berimbas
kepada:

kerusakan hutan, lansekap dan tanah

Punahnya beberapa ekosistem flora dan fauna yang hidup

masalah sosial ekonomi masyarakat yang terkena dampak akibat


penggenangan bendungan besar ini

perubahan kualitas air bendungan akibat pembusukan hutan dan

vegetasi yang tergenang


perubahan transportasi sedimen sepanjang alur sungai

14

perubahan karakteristik banjir yang menyebabkan perubahan


habitat flora dan fauna sungai
interupsi alur sungai yang dapat menyebabkan terjadinya
kepunahan berbagai jenis ikan-ikan sungai yang bermigrasi

."Pada era Orde Baru, itu semua tidak mendapatkan perhatian semestinya,
tak ada transparansi dan kontrol publik terhadap sisi AMDAL pembangunan
bendungan," ujarnya. Pemerintah hanya menghitung dari sisi keuntungannya saja,
tidak memikirkan dampak apa yang ditimbulkan bagi lingkungan maupun
masyarakat yang berada disekitar daerah aliran sungai (DAS).
Mungkin masyarakat yang berada jauh dari DAS tidak mengalami dampak
yang berarti tapi, bagaimana mereka yang tinggal disekitar aliran sungai itu, yang
mana

kehidupan

mereka

bergantung

kepada

sungai.

Pastilah

menjadi

pertimbangan yang wajib bagi pemerintah maupun perencana terhadap


lingkungan dan manusia yang berada disekitarnya demi kesejahteran bersama
dalam membangun bendungan.
1.

DAMPAK PEMBANGUNAN BENDUNGAN


Sebelum dibangunnya bendungan kehidupan masyarakat yang berada di

sekitar aliran sungai sangat tercukupi dan bahkan makmur, dimana alam masih
bekerja sebagiamana mestinya. Merekapun masih memiliki pengahasilan dari
sungai yang mereka tempati karena ikan masih mudah untuk mereka dapati dan
lahan pertainian cukup untuk menompang kehidupannya karena pasokan air
sebagai nutrisi utama bagi tanaman masih terjaga kwalitasnya dan tercukupi untuk
ladang mereka.
Bendungan dibangun memang memiliki dampak positip bagi manusia.
Tetapi apabila dalam pembanguna suatu bendungan tidak dipertimbangkan secara
matang maka banyak masalah yang akan ditimbulkannya bagi manusia itu sendiri,
dan kesejahteran bagi masyarakat pun tidak dapat terwujuti. Adapun dampakdampak yang ditimbulkan dalam pembangunan bendungan terhadap sosial antara
lain:
a. Transmigrasi.
Dunia bendungan yang tanpa rasa telah menjadikan air menjadi api bagi rakyat
setempat, mereka semula yang telah tinggal berketurunan dan beranak pinak di
suatu pemukiman tersebut harus terpasaksa dipindakan. Karena desa yang mereka

15

tempati dulu harus ditenggelamkan untuk areal sekitar untuk waduk buatan
maupun waduk alamiah( danau).
Tak jarang dalam proses pembebasan lahan terpaksa harus ikut campur tangan
aparat militer, hal tersebut membuktikan bahwa pembangunan bendungan
masyarakat akan realitas dan praktek pelanggaran HAM dan kejahatan akan nilainilai kemanusiaan.
Bendungan Volta di Ghana misalnya, telah memindahkan secara massal lebih dari
78.000 manusia yang berasal dari 700 kota dan desa. Danau Kainji di Nigeria
memindahkan 42.000 orang, bendungan tinggi Aswan 120.000 orang, bendungan
Kariba 50.000 orang, bendungan keban di Turki 30.000 orang, bendungan
Ubolratana di Tahiland 30.000 orang, sementara proyek pamong di Vietnam
memindahkan secara massal penduduk setempat sebanyak 450.000 orang3.
Jika di perkirakan akan ada jutaan manusia di belahan bumi ini yang terdiri dari
bangsa-bangsa pribumi yang akan dipindahkan secara massal melalui tindakan
pemaksaan, dimana mereka harus meninggalakan tanah leluhur dan bertarung
dalam sebuah kehidupan baru yang tidak pasti.
Berikut perkiraan korban dari suku-suku bangsa pribumi yang akan terkena
dampak pembangunan bendungan besar di dunia.

NO NEGARA
1

Cina

JUMLAH

JUMLAH

MASYARAKAT

BENDUNGAN

1.400.000 jiwa

3 Bendungan Besar

50.000 jiwa dari


2

Brazil

34 suku bangsa
pribumi

Panama

62.000 Jiwa

KETRANGAN

Akan menggelamkan
8 Proyek Listrik

442.000 ha tanah

Tenaga air

pemukiman dan
pertanian masyarakat

Multi Bendungan
Teribachanginola

16

Akan direncanakan
dalam waktu 20 tahun,
4

Fhiliphina 100.000 jiwa

40 Bendungan besar

dan akan berpengaruh


pada 1,5 juta jiwa
rumah-rumah
masyarakat di sekita

Canada

Air irigasi

Program yang akan

untukladang-ladang

mengalihkan aliran air

pertanian

dari tiga jaringan sungai


besar .

10.000 jiwa
Tenaga Listrik untuk
industri di bahagian

Mengancam Suku Dane

selatan Alberta

dari wilayah barat-laut.

Salah satu contoh kongkrit misalnnya, dapat dilihat di Tahailand, bagaimana


praktek penindasan dibalik kamusfalse dari proyek-proyek bendungan yang
terjadi. Lebih dari 3000 orang digusur untuk proyek bendungan pembangkit listrik
tenaga air pertama Bhumibol Tahiland, yang melibatkan lembaga keuangan
Internasional (World Bank) pada tahun 1964. Pemerintah menjanjikan kepada
masyarakat yang akan di gusur akan mendapatkan ganti rugi tanah pertanian yang
layak dan rumah yang dilengkapi oleh fasilitas air, listrik serta jalan. Namun
semua hanya janji palsu .
Menurut kepala Divisi Kampanye Wahana Lingkungan Hidup Indonesia (Walhi),
Nurhidayati, menyebutkan, masyarakat yang berada di daerah genangan
(bendungan) ternyata tidak mendapatkan keuntungan dari proyek bendungan,
terusir dari tempat kelahirannya serta kehilangan nilai-nilai adat budaya yang
selama ini dipegang teguh dan dijaga kelestariannya oleh masyarakat setempat.
pembangunan bendungan di mana pun, termasuk di Indonesia, selalu saja
menimbulkan masalah (Nurhidayati). Dapat dilihat pada table dibawah ini betapa
ketidak berdayaanya masyarakat yang berada di indonesia dalam pembangun
bendungan di Kotopanjang di provinsi Riau- Sumatra Barat

17

No

Nama Desa

Jumlah KK

Wilayah Provinsi

Lokasi Pemindahan

Muaro Mahat

447

Kab. XIII koto Kampar dan

PIR Trans

Kab. Kampar Riau

Bangkinang Blok

X/G
2

Pulau Gadang

592

Kotoi Ranah Sei


Silam

Tanjung Alai

313

Ranah Koto Talago

3
Batu Bersurat
a.
4

batu bersurat

Selatan Batu
Bersurat Ranah

700

Sungkai

Pasar
b.

Batu Bersurat

Seberang
Pongkai

557
259

PIR Trans Sungai


Pagar

5
Selatan Siberuang

200

Koto Tuo

SP II

599

Selatan Muara Takus


SP II

Muara Takus

244

Selatan Siberuang
SP I

Gunung Bungsu

244

Selatan Siberuang
SP I

Desa Tanjung Balit

421

Kec Pangkalan Koto Baru

RimboDatar SPI

Kab. 50 Kota Agam


Desa Tanjung Pauh

312

Rimbo Datar SP II

10

18

TOTAL

4886

3.1 Data pemindahan warga pembangunan bendungan di kotopanjang


Sumbar- Riau

b.
Meningkatnya Pengaguran Dan Kemiskinan.
Masyarakat yang berada disekitar bendungan semulanya memiliki pekerjaan
sebagai petani dan nelayan. Pekerjaan tersebut telah dapat mencukupi kehidupan
mereka. Tapi setelah pembangunan bendungan selesai mereka yang telah
menekuni pekerjaan tersebut terpaksa harus kehilangan karena lahan yang mereka
telah tempati akan di tenggelamkan.
Dalam banyak kasus yang terjadi di beberapa Negara, imbas dari transmigrasi
yang dilakukan pemerintah adalah kehilangaan pekerjaan dan meraka harus
menghadapi kenyataan bahwa kerasnya hidup karena ketidak pastian atas jaminan
kehidupan seperti masadepan ekonomi, kebutuhan untuk terpenuhinnya
kebutuhan dasar, bahkan sering kali melahirkan konflik-konflik baru secara
horizontal.
Salah satu warga yang terkena dampak dalam pembanguna bendungan di Laos
benama Duong Dee, kepala Desa Som Long. Keluarganya telah hidup di sana
selama lebih dari tiga generasi. Ia menuturkan bendungan yang dibangun di
bagian hulu sungai telah menghancurkan mata pencaharian tradisional mereka.
Sebelum bendungan itu dibangun, ada banyak batu-batuan yang merupakan
tempat perlindungan dan perkembangbiakkan ikan. Ketika bendungan mulai
melepaskan air, air itu menutupi daerah-daerah sini dengan berbagai endapan.
Sekarang kami kesulitan memancing dan kehidupan warga juga tambah susah.
c. Sarang Penyakit.
Sementara waduk sangat membantu manusia, mereka juga dapat berbahaya juga.
Salah satu efek negatif adalah bahwa waduk dapat menjadi tempat berkembang
biak untuk vektor penyakit. Hal ini berlaku terutama di daerah tropis dimana
nyamuk (yang vektor untuk malaria ) dan keong (yang vektor untuk
Schistosomiasis ) dapat mengambil keuntungan dari air yang mengalir lambat.
d. Ancaman Keselamatan.

19

Volume air yang ditampung oleh bendungan dapat mengacam keselamatan warga
yang tinggal di hilir sungai. Karena tekanan air yang ditampung oleh bendungan
dapat melemahkan konstruksi bendungan terlebih dalam pembanguna bendungan
ini berada di daerah yang terdapat aktivitas rawan gempa.
Jika gempa bumi itu nantinya meruntuhkan bendungan yang bersangkutan dan
melepaskan volume air besar yang tersimpan dalam waduk, dapat menelan ribuan
masyarakat yang tinggal di daerah hilir. Seperti yang terjadi beberapa bulan lalu
runtuhnya situ gintung. waduk situ gintung merupakan salah satu waduk yang
dibangun pada 1932 oleh Belanda sebagai bagian dari sistem pengendalian banjir
wilayah selatan jakarta.
Mengingat kontruksi situ yang telah tua dimana kontruksi situ hanya terbuat dari
endapan tanah membuat waduk tak mampu lagi menerima volume air dalam
jumlah yang besar dan akibat ketidakmampuan tersebut waduk situ gintung
akhirnya memuntahkan bebannya ke pemukiman warga yang tinggal di hilirnya
dan

telah menelan puluhan korban jiwa dan mengahancurkan ratusan ruma

penduduk.
e. Ancaman Banjir di Pemukiman Warga.
Warga yang tinggal jauh dari bibir sungai mungkin tidak akan ditranmigrasikan ke
daerah lain. Sehingga mereka dapat tinggal di bibir waduk. Tetapi masalah
selanjutnya yang warga hadapi adalah banjir yang mengenangi pemukiman warga
ketika hujan. Banjir tidak hanya mengacam warga yang tinggal di sekitar
bendungan tetapi juga mengancam warga yang bermukim di hilir sungai karena
sewaktu hari hujan volume air yang berada di bendungan meningkat sehingga
harus dibuka untuk menstabikan volume air.
Di sebuah ladang sayur di tepi sungai, petani lokal, Ng, menggambarkan apa yang
terjadi pada saat pintu air dibuka. Begitu naik, air langsung merendam pinggir
sungai. Tidak hanya merendam daerah ini tapi juga desa saya. Kami tidak
menerima peringatan apapun, hanya melihat air makin naik. Bulan lalu juga, air
naik lagi sehingga tanaman kami rusak. Sekarang kami harus menanamnya
lagi.
Akibat dari buka tutupnya pintu air di bendungan ini berimbas kepada lahan
pertanian milik warga. Karena membuat volume air yang berada di hilir sungai
meningkat dan mengenagi sawah- sawah dan sayur-sayuran warga sehingga warga

20

mengalami gagal panen karena berhektar hektar sawah mereka membusuk akibat
terendam air.
2.

DAMPAK TERHADAP LINGKUNGAN DAN EKOSISTEM


Pembangunan bendungan selain menuai permasalahan sosial juga

berimbas kepada ekologi yang terdapat di sungai. Dimana sungai merupakan


ekosistem yang memiliki keanekaragaman hayati yang beragam dari pada di laut.
Sungai merupakan lingkungan yang memiliki kaya akan zat- zat hara dan nutrient
yang dibutuhkan mahluk hidup, dimana tempat- tempat semacam ini merupakan
tempat yang subur bagI produsen primer yaitu tumbuhan dan disinilah terdapat
beragam jenis ikan dan hewan air berkembang baik, seperti serangga, ikan dan
hewan mamalia lainnya.
Pembangunan bendungan besar kerap menuai masalah terutama terhadap
keseimbangan alam. Kalau saja kita menyaksikan lebih dari 10 juta penduduk
dunia yang terdiri dari bangsa-bangsa pribumi yang akan dan telah kehilangan
tempat tinggalnnya akibat pembangunan bendungan besar, maka saat yang sama
pula ada jutaan hektar wilayah masyarakat beserta ekosistim sumberdaya alamnya
yang harus musnah disebabkan oleh pembangunan bendunganbesar ini.
Bendungan-bendungan besar seperti ini, sangat menimbulkan pengrusakan
lingkungan yang sangat buruk, diantarannya: Menenggelamkan hutan yang sangat
luas, merubah struktur alamiah sungai dan pengerusakan biota sungai, Pembukaan
wilayah-wilayah isolasi untuk pengerukan sumber daya alam dan Hilangnnya
lahan basah pertanian yang luas.
Banyak bukti yang bisa disaksikan dari perjalanan sejarah pembangunan
yang penuh dengan praktek ekstraktif ini, misalnnya Bendungan Tucurui dan
Balbina bersama-sama menenggelamkan 6.400 kilometer persegi hutan hujan
tropis di Amazon Brazil, Bendungan Akosombo menenggelamkan yang luas
melebihi bendungan manapun diseluruh dunia, yakni 8.500 kilometer persegi atau
4 persen dari luas Ghana.
Oleh karena itu, deplesi ekologis yang disebabkan pembangunan bendungan besar
telah memperlihatkan degradasi yang sangat signifikan dari kualitas dan masa
depan lingkungan hidup. Seperti yang telah di kategorikan oleh Aspelin dan revisi
kategori yang dituliskan oleh GJ.Aditjondro,Efek bendungan besar ini tidak
hanya akan mempengaruhi degradasi wilayah sekitar bendungan akan tetapi juga

21

akan mempengaruhi wilayah-wilayah hulu dan hilir yang masih memperlihatkan


relasi aliran sumberdaya.
Dari penjelasan diatas, pembangunan bendungan besar dapat merubahan
keseimbangan lingkungan yang sangat kompleks. Adapun dampak- dampak yang
di timbulkan dari pembangunan bendungan antara lain:
a.
Menurunnya kualitas air
Tanpa kita sadari pembangunan bendungan berdampak langsung kepada
penurunan kualitas air sungai. Akibat dari itu dapat mengacam populasi ikan
bermanfaat dan menimbulkan masalah terhadap ternak dan manusia, Karena
mengubah sistem dari sungai ke danau juga menciptakan habitat yang lebih bagi
nyamuk dan siput (Lanza, 1971).
Selain itu, perubahan kualitas air bendungan juga diakibat oleh pembusukan hutan
dan vegetasi yang tergenang. Tindakan pemotongan dan pembakaran kawasan
hutan di kawasan waduk tidak dapat mencegah masalah kualitas air yang
signifikan. "Membakar biomassa menambahkan polusi udara, termasuk karbon
dioksida, ozon dan gas rumah kaca lainnya, dan zat beracun seperti merkuri,"
katanya.
Setelah terbakar, nutrisi dari abu akan memicu dan mendukung pertumbuhan
bakteri tiba-tiba kelebihan dan ganggang dalam air sebagai reservoir mengisi,
memicu riam masalah kualitas air, termasuk mengurangi oksigen terlarut sangat,
ikan membunuh, pembentukan metabolit beracun oleh cyanobacteria dan
pelepasan gas beracun dan logam seperti hidrogen sulfida dan merkuri dari
sedimen waduk.
Meninggalkan biomassa di belakang juga akan bermasalah, kata Lanza, karena
busuk vegetasi akan meningkatkan emisi gas rumah kaca dari waduk,
menggunakan oksigen yang tersedia dalam air, mematikan ikan dan menghasilkan
air yang tidak cocok untuk di konsumsi dan irigasi.
b. Menghambat aliran nutrient
Berubahnya hidrologi sungai ke danau membuat aliran air terhambat di waduk.
Sehingga nutrient yang dibutuhkan ikan di sepanjang aliran sungai menjadi
terhambat dan menumpuk di waduk. Akibat dari terhalangnya nutrisi di waduk
membuat populasi ikan- ikan yang berada di hilir menjadi lapar akan gizi.

22

c.

Bendungan menghambat ikan untuk melakukan migrasi (bertelur) dan

Punahnya spesies ikan local


Menurut para peneliti dari Universitas Umea, swedia, telah menemukan
perubahan habitat sepanjang pinggiran sungai tempat pembangunan bendungan.
Dimana salah satu dampak dari pembangunan bendungan ini adalah terjadinya
penurunan beberapa jenis ikan. Bendungan bisa menghalangi jenis ikan- ikan
tertentu yang melintas bebas, atau membuat mereka bisa lewat tetapi tidak mampu
kembali lagi. Akhirnya ada beberapa jenis ikan yang terancam punah dan sudah
punah. Diantara jenis- jenis ikan salmon semacam badar yang terbiasa
mengikuti aliran sungai.
d. Hilangnya hutan karena penggenangan
Bendungan juga menyebabkan penggenangan air terhadap ribuan hektar hutan.
Perencanaan bendungan seringkali mengabaikan nilai ekologis yang sulit
dinyatakan dari pemeliharaan tanah, pengisian kembali air tanah, stabilisasi iklim,
pemurnian air dan udara serta perlindungan terhadap kehidupan margasatwa di
dalamnya.
e. Penurunan kesuburan di bagian hilir
Pembangunan bendungan nantinya akan mencegah endapan air sungai dibawa ke
hilir dan laut. Padahal endapan tersebut mengandung bahan-bahan bergizi tinggi
untuk tanah. Menurut hasil penelitian dari Universitas Umea, di Swedia. Yang
lebih mengherankan adalah bahwa bendungan juga mempengaruhi tumbuhtumbuhan yang berada di sepanjang aliran sungai di bagian hilir. Setidaktidaknya jenis tanaman yang berada dikiri dan kanan sungai. Selama 70 tahun
pembanguna bendungan di swedia, jenis tumbuhan yang punah mencapai 15
persen.
f. Hilangnya sedimen dan terjadinya erosi di daerah pantai
Masalah ekologi selanjutnya yang disebabkan oleh hilangnya kadar sedimen dari
air di hilir adalah erosi tanah di daerah pantai atau delta. Karena semua hasil pada
beban sedimen bendungan hilir berkurang, sungai dibendung dikatakan "lapar"
untuk sedimen. Karena laju deposisi sedimen sangat berkurang membuat pasokan
deposit ( zat- zat nuttrien) untuk sungai berkurang tetapi laju erosi tetap hampir
konstan, aliran air menggerogoti di tepi sungai dan dasar sungai, mengancam
ekosistem pantai, memperdalam sungai, dan penyempitan sungai. mengurangi
23

kadar air, homogenisasi aliran sungai dan ekosistem sehingga mengurangi


variabilitas, mengurangi dukungan untuk satwa liar, dan mengurangi jumlah
sedimen mencapai dataran pantai dan delta.
g. Hilangnya lahan pertanian
Jika bendungan beroperasi, maka air waduknya mulai naik menggenangi arealareal tanah yang luas. Dalam banyak kasus, daerah yang tergenang mengandung
ribuan hektar tanah pertanian yang baik.
h. Berkembangbiaknya bibit penyakit
Bendungan besar dapat menimbulkan kondisi-kondisi yang mendatangkan
penyakit-penyakit

dimana

aliran

yang

terhambat

sangat

baik

untuk

berkembangnya nyamuk dan keong. "Mengubah sistem sungai ke danau juga


menciptakan habitat lebih untuk siput dan nyamuk yang membawa malaria,
demam berdarah dan schistosomiasis, yang menyebabkan peningkatan jumlah
kasus penyakit ini." (Lanza,1971)
i. Mempengaruhi suhu air
Di daerah tropis pengaruh suhu tidaklah berarti dalam pembangunan bendungan
akan tetapi Pembangunan bendungan di Negara yang memiliki empat musim,
berpengaruh langsung terhadap suhu air. Dimana Air waduk biasanya lebih hangat
di musim dingin dan lebih dingin di musim panas. Tetapi lain halnya setelah
pembangunan air di sungai di sungai menjadi lebih dingin di musim hujan dan
sebaliknya.
Hal ini berdampak pada tanaman dan hewan yang hidup disepanjang aliran
sungai ini,baik yang berada waduk

maupun di sungai, sehingga sering

menciptakan lingkungan yang tidak alami bagi spesies lokal. Penurunan


substansial dalam keberhasilan penangkapan ikan salmon Atlantik dan Sewin di
Sungai Towy telah membuktikan berhubungan dengan suhu air berkurang
disebabkan oleh debit air bawah dari Llyn Brianne.
Tetapi adapun dampak positif dari bendungan antara lain :
1. Untuk tempat rekreasi atau tempat olahraga.
2. Penyediaan air minum daerah (PDAM)
3. Sebagai saluran irigasi.
4. Untuk pembangkit listrik (PLTA).
5. Dan lain-lain.

24

BAB III
PEMBAHASAN
3.1.

Faktor tujuan pembangunan Bendungan Lawe-Lawe.

Ada beberapa faktor yang di timbulkan untuk pembangunan bendungan lawelawe :


1. Berlimpahnya debit air yang berada di sekitar sungai lawe-lawe.
2. Terjadinya banjir di sekitar pemukiman sungai lawe-lawe.
3. Keterbatasannya kesediaan air bersih atau air baku pada saat
musim kemarau.
4. Kurangnya sarana prasarana irigasi untuk pertanian di Penajam
Paser Utara.
3.2.

Menetukan titik lokasi Bendungan yang tepat dan benar.


Karena bendungan merupakan salah satu bagian dari proyek secara

keseluruhan maka letaknya juga di pengaruhi oleh bangunan-bangunan lain


seperti : Gedung sentral (unuk proyek PLTA), perusahaan air minum daerah

25

(PDAM), bangunan irigasi, bangunan pembelokan sungai, pembangunan


pelimpahan.
Untuk mentukan lokasi dan denah proyek harus memperhatikan 7 faktor :
1.
2.
3.
4.
5.

Tujuan pembangunan proyek bendungan.


Keadaan topografi, geologi, hidrologi, dan klimatologi setempat.
Cara pembelokan sungai.
Hubungannya dengan bangunan-bangunan lain.
Sesudah proyek selesai operasi dan beoperasi semua bangunan dan
instalasinya harus aman dari gangguan banjir, logsor, gempa bumi, angin

topan.
6. Semua bangunandan instalasinya harus dapat beoperasi dengan baik
mencapai umur yang telah di rencnakan.
7. Hasil pengalian tanah harus di teliti agar dapat di manfaatkan dengan
sebaik-baiknya sebagi bahan urugan untuk membendung urugan, pondasi
bangunan, tanah rendah dan lain-lain.
Dengan memperhatikan ke tujuh faktor tersebut di atas, dapat disusun
beberapa alternatif lokasi dan denah proyek. Ini dilaksanakan pada tahap studi
kelayakan pendahuluan.
Kemudian dilaksanakan pemetaan topografi dengan sekala lebih kecil dan
penelitian serta penyelidikan geologi seperluya. Dengan data yang lebih lengkap
memungkinkan membuat perencana yang lebih baik, demikian pula dapat
dipelajari cara pembelokan sungainya, hubungannya dengan bangunan lainnya,
cara pelaksanaan, jadwal waktu penyelesaiaan, perkiraan volume pekerjaan utama
dan biayanya.
3.3. Sasaran Pekerjaan Bendungan di desa Lawe-Lawe .
Sasaran pekerjaan bendungan ini adalah sebagai berikut :
1. Mengurangi banjir pada saat hujan deras yang mengenangi di
permukiman kususnya desa lawe-Lawe.
2. Mengendalikan limpahan air hujan untuk di jadi kan air bersih.
3. Mampu mengurangi keterbatasan air bersih pada saat musim kemarau.
4. Mampu menyuplai air untuk irigasi perairan pertanian.

3.4. Teknik Pelaksanaan Pekerjaan Bendungan di desa Lawe-Lawe.

26

Pelaksanaan pembangunan Bendungan Lawe-lawe ada beberapa tahap,


sebagai berikut:
Tahapan dalam perencanaan
1. Studi kelayakan pendahuluan.
2. Studi kelayakan.
3. Perencanaan teknis.
4. Pelaksanaan pembangunan.
3.4.1 Tahapan pelaksanaan Bendungan lawe-lawe dapat diuraikan secara
umum adalah sebagai berikut:
1. Perkerjaan Persiapan
2. Pekerjaan Awal
3. Pekerjaan Utama, meliputi:
a.

Pelaksanaan covver dam.

b.

Pelaksanaan galian badan bendung.

c.

Pengukuran secara berkala.

d.

Pekerjaan dewatering.

e.

Pelaksanaan Timbunan badan bendung.

3.5.Berikut tahapan dalam pelaksanaan konstruksi untuk Bendungan LaweLawe dapat diuraikan sebagai berikut:
1. Pekerjaan Persiapan
1.1 Mobilisasi personil dan peralatan untuk melaksanakan pekerjaan
persiapan.
1.2 Melaksanakan survey di lapangan :
-

Membuat peta topografi secara akurat dengan skala sama


dengan peta yang diberikan oleh Pemilik Proyek/Konsultan.

Klarifikasi hasil pemetaan tersebut dengan peta topografi


dari Pemilik Pekerjaan/Konsultan meliputi as bendungan,
lokasi bangunan-bangunan pelengkap seperti bangunan
pengelak, bangunan pengambilan dan bangunan pelimpah.

27

Gambar 3.1. Kegiatan pengukuran lokasi tapak bendungan

1.3 Kalau semua hasil pemetaan sudah sesuai dengan dengan peta
topografi dari Pemilik Proyek/Konsultan, langsung dibuat cross
section (potongan melintang) dari semua rencana lokasi
bangunan untuk MC-0.
1.4 Kalau ternyata hasil pemetaan tidak sama dengan peta yang
diberikan oleh Pemilik Pekerjaan/Konsultan maka dibuatkan
usulan kepada Pemilik Pekerjaan/Konsultan untuk diadakan
Review Design.
1.5 Dari peta topografi tersebut mulai direncanakan gambar/denah
lokasi bangunan-bangunan fasilitas seperti perkantoran, gudang,
laboratorium, bengkel, jalan-jalan hantar, borrow area di sekitar
bendungan, tempat-tempat pembuangan hasil galian (disposal
area/spoil bank), tempat-tempat penimbunan sementara (stock
pile), lokasi power supply, lokasi water supply, serta bangunan
28

sementara untuk para karyawan dan pegawai (mess, dapur


umum dan bedeng-bedeng kerja).
1.6 Merencanakan

struktur

organisasi

disesuaikan

dengan

kebutuhan dan tahap


tahap pelaksanaan proyek.
1.7 Merencanakan/menyiapkan

construction

schedule

(Jadwal

Waktu Pelaksanaan )
1.8 Merencanakan mobilisasi peralatan konstruksi dan tenaga kerja.
1.9 Memproses perijinan untuk pengadaan, penggunaan dan
penyimpanan bahan peledak ke pihak berwajib.
2.

Pekerjaan Awal

2.1 Mobilisasi peralatan konstruksi dan tenaga kerja disesuaikan dengan


kebutuhan, termasuk tenaga-tenaga keamanan.
2.2 Mulai mengajukan gambar-gambar kerja (shop drawing) kepada Pemilik
Pekerjaan dan Konsultan untuk bangunan-bangunan yang akan
dikerjakan secara bertahap.
2.3 Melaksanakan pekerjaan clearing & grubbing yang meliputi :
-

Daerah rencana lokasi bangunan-bangunan fasilitas

Daerah rencana inlet dan outlet dari bangunan pengelak

Daerah sepanjang as bendungan untuk persiapan pekerjaan boring


grouting pada pondasi bendungan.

Daerah borrow area/rencana pengambilan batu (quarry)

2.4 Melaksanakan pembangunan bangunan fasilitas, termasuk bangunanbangunan di quarry (gudang bahan peledak, tanggul pengaman dan
pagar, kantor, pos penjagaan, tempat penyampuran).

29

Gambar 3.2. Kegiatan Clearing & Grubbing

Gambar 3.3. Penyiapan Base Camp dan peralatan kerja


2.5 Melaksanakan grouting test pada as bendungan.
2.6 Menentukan mix design untuk bermacam-macam mutu beton.
2.7 Merencanakan

eksploitasi

quarry

(pekerjaan

quarrying)

dan

melaksanakan eksploitasinya.

30

2.8 Setelah bahan peledak siap ditempat dan disimpan dalam gudang bahan
peledak, dilaksanakan test peledakan di quarry.
2.9 Melaksanakan penyelidikan dan tes material timbunan, terutama untuk
timbunan inti bendungan (lapisan kedap air) di daerah sekitar rencana
waduk yang telah ditetapkan dalam Tender Dokumen. Untuk mengetahui
baik kuantitas maupun kualitas.
2.10

Melaksanakan penyelidikan di borrow area yang telah ditentukan

untuk material beton (daerah pengambilan pasir dan kerikil), untuk


mengetahui baik kualitas maupun kuantitasnya.
3. Pekerjaan utama.
3.1.Pekerjaan covver dam.
Tujuan pembuatan Cofferdam ini adalah sebagai landasan kerja pada area
sungai dan juga digunakan sebagai pelimpahan air sehingga tidak
mengganggu pekerjaan bangunan diatasnya.

Gambar 3.4 Pekerjaan perataan tanah covver dam.


Survey topografi mengenai lokasi pembuatan cofferdam. Hal ini untuk
mengetahui titik koordinat, elevasi timbunan dan volume tanah timbunan.
3.2.Pekerjaan galian Badan Bendung .
Pada pekerjaan ini excavator mengali badan bendung dan
dimasukan kedalam Dump Truk. Kemudian Dump Truck mengangkut
31

material ke lokasi pembuangan untuk membedakan tanah asli atau tanah


buangan/galian.

Gambar 3.5 Pekerjaan Galian Tanah dan Pembuangan tanah.


3.3.Pekerjaan pengukuran galian secara manual.
Pada pekerjaan ini pengukuran galian secara manual untuk
mendapatkan kubikasi galian yang di hasikan excavator.dan untuk
mengetahui volume yang ada pada badan Bendung. Di saksikan oleh pihak

32

Dinas PU sebagai owner,Konsultan sebagai perencana,dan Kontraktor


sebagai Pelaksana.

Gambar 3.6 Pengukuran manual kubukasi Galian.


3.4.Pekerjaan Dewatring.
Pekerjaan Dewatering / pengeringan dilakukan bilamana dilokasi
pekerjaan masih terdapat genangan air sehingga mengganggu terhadap
pelaksanaan pekerjaan. Pengeringan ini berkaitan erat dengan pembuatan
badan bendung atau covver dam. Selama dalam pelaksanaan Pekerjaan
harus selalu dalam keadaan kering dan oleh karena itu pengeringan dapat
dilakukan dengan peralatan pompa air.

33

Gambar 3.7 Genset untuk pompa dewatering.

Gambar 3.8 Pekerjaan Dewatering.


3.5.Pekerjaan Timbunan Tanah Pilihan untuk Badan bendung.
Timbunan Tanah dari Borrow Area (> 5 Km)
- Material Timbunan berasal dari lokasi borrow area dengan
kualitas dan jenis tanah tertentu
- Timbunan Tanah dilaksanakan sesuai dengan garis rencana dan
tingkatan yang tertera dalam gambar rencana.
- Timbunan dilaksanakan lapis demi lapis sehingga kepadatannya
dapat semaksimal mungkin
34

- Pemadatan timbunan tanah menggunakan Vibrator Roller secara


merata diseluruh areal timbunan .

Gambar 3.9 Pekerjaan Galian Tanah Asli untuk Timbunan.

35

BAB IV
KESIMPULAN
4.1.

Faktor Tujuan Pembangunan Bendungan Lawe-Lawe.


Tujuan dibangunnya Bendung Lawe Lawe yang terletak di
Penajam Paser Utara (PPU) adalah untuk menyimpan dan memenuhi
kebutuhan air baku PDAM, serta memenuhi kebutuhan pengairan
ribuan hektar sawah didaerah tersebut.
Pembangunan Bendung Lawe Lawe dilakukan 2 tahap, yang
menghabiskan biaya total sebesar Rp 115.353.109.000,00.
Diharapkan dengan dibangunnya Bendung Lawe Lawe, dapat
memenuhi kebutuan air masyarakat Penajam Paser Utara ( PPU ).
.

4.2.

Cara Menetukan Lokasi Bendungan Dengan Tepat.

36

Jadi untuk mentukan lokasi dan denah proyek harus memperhatikan 7


faktor di antaranya adalah Tujuan pembangunan proyek bendungan,
Keadaan topografi, geologi, hidrologi, dan klimatologi setempat, Cara
pembelokan sungai, Hubungannya dengan bangunan-bangunan lain,
Sesudah proyek selesai operasi dan beoperasi semua bangunan dan
instalasinya harus aman dari gangguan banjir, logsor, gempa bumi, angin
topan, Semua bangunan dan instalasinya harus dapat beoperasi dengan baik
mencapai umur yang telah di rencnakan, Hasil pengalian tanah harus di teliti
agar dapat di manfaatkan dengan sebaik-baiknya sebagi bahan urugan untuk
membendung urugan, pondasi bangunan, tanah rendah dan lain-lain.

4.3.

Teknik Pelaksanaan Pekerjaan Bendungan.


Jadi teknik pelaksanaan yang saya dapatkan selama mengikuti
pekerjaan lapangan (PKL) di Bendungan Lawe-Lawe ini adalah :
1. Perkerjaan Persiapan
2. Pekerjaan Awal
3. Pekerjaan Utama, meliputi Pelaksanaan covver dam,
Pelaksanaan galian badan bendung,Pengukuran secara
berkala, Pekerjaan dewatering, Pelaksanaan Timbunan
badan bendung.

4.4.

Saran.
Seharusnya pemerintah Penajam Paser Utara dan Dinas PU lebih
memfokuskan Proyek Bendungan Lawe-Lawe agar tidak tertundatunda dalam pekerjan,dan dengan memaksimalkan dana angaran agar
pelaksana kontraktor lebih efesien dalam pekerjaannya dan waktu.
Sehingga Bendungan Lawe-Lawe dapat segera beroperasi untuk
kebutuhan masyarakat Penajam Paser Utara.

37

Daftar Pustaka
http://digilib.uinsby.ac.id/gdl.php?mod=browse&op=read&id=jbptitbpp-gdl-s12005-0501chairi-1861&q=Ulang
http://www.antarakaltim.com/print/9990/pembangunan-bendungan-di-ppuditargetkan-rampung-2013
https://www.google.co.id/search?q=tahapan+pelaksanaan+bendungan&safe
Soedibyo, 1993, Teknik Bendungan, PT. Pradnya Paramita, Jakarta.
Suyono S. Dan Kensaku T, 1981, Bendungan Type Urugan, PT. Pradnya Paramita,
Jakarta.

38

Anda mungkin juga menyukai