OLEH :
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS UDAYANA
2013
1
DAFTAR ISI
2
KATA PENGANTAR
Puji dan Syukur kami panjatkan ke Hadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat
limpahan Rahmat dan Karunia-nya sehingga kami dapat menyusun dan menyelesaikan paper
ini dengan baik dan tepat pada waktunya, tidak lupa kami juga menghaturkan banyak terima
kasih kepada bapak### selaku dosen pengajar kami di kelas, karena beliau-lah kami dapat
menyusun paper ini.
Dalam pengerjaanya kami juga dibantu oleh beberapa sumber yang kami dapat melalui
media internet dan buku literatur. Selama mengerjakan paper ini kami mendapatkan banyak
wawasan tambahan mengenai ###. Oleh karena itu, kami mengucapkan terima kasih yang
sebesar-besarnya kepada semua pihak yang telah membantu dalam menyusun paper ini.
Kami menyadari bahwa masih banyak kekurangan yang mendasar pada paper ini. Oleh
karena itu kami mempersilahkan pembaca untuk memberikan saran serta kritik yang bersifat
membangun kami. Kritik konstruktif dari pembaca sangat kami harapkan untuk
penyempurnaan paper selanjutnya.
Akhir kata semoga paper ini dapat memberikan manfaat bagi kita sekalian.
Penulis
3
BAB I
PENDAHULUAN
4
banyak berlubang, berbagai macam penyakit mewabah di masyarakat, lumpuhnya
suatu transportasi yang berfungsi sebagai kelancaran perekonimian suatau daerah.
Meskipun hampir terjadi banjir tiap tahunnya namun hingga saat ini banjir
masih menjadi pekerjaan rumah bagi para perencana konstruksi dalam merencanakan
suatu sistem drainase yang baik untuk perkotaan agar tercipta sistem drainase yang
mampu menangani masalah banjir yang terjadi. Penangannan banjir tidak hanya pada
drainase, penyediaan sumur resapan di tiap – tiap rumah dan di suatu wilayah agar
disediakan sumur resapan untuk membantu penyerapan genangan air. Peranan
masyarakat dalam menangani banjir dengan selalu melakukan kegiatan gotong royong
di lingkungannya dapat membantu lancarnya aliran air pada sistem drainase.
1.4 Manfaat
Paper ini bermanfaat sebagai wawasan tambahan bagi pembaca dan juga penulis.
Dengan bertambahnya wawasan maka penulis mendapatkan beberapa informasi
tentang cara menangani solusi dalam mengatasi banjir yang terjadi di wilayah
perkotaan.
5
1.5 Batasan Masalah
Batasan masalah yang dihadapi penulis dalam penulisan paper ini :
1. Keterbatasan data banjir pada daerah Jl. Sunset Road dan Jl. Kunti
2. Informasi yang didapat masih belum cukup untuk memberi solusi terbaik
bagi penanganan banjir
6
BAB II
MATERI DAN PEMBAHASAN
2.1 Materi
7
b. Penebangan hutan
Banyaknya penebangan hutan secara liar juga menjadi salah satu penyebab
banjir. Karena penebangan hutan yang tidak diikuti dengan penanaman kembali dapat
menyebabkan erosi, sehingga tidak ada penyerapan air pada saat musim hujan.
c. Banjir kiriman
Hal ini sering terjadi didaerah dataran rendah. Banjir yang tiba-tiba datang
karena pada dataran tinggi terjadi hujan dan menyebabkan meluapnya aliran sungai
yang menuju ke dataran rendah meluap, sehingga terjadilah banjir pada dataran yang
lebih rendah.
d. Abrasi
Abrasi merupakan peristiwa terkikisnya alur-alur pantai akibat gerusan air
laut. Gerusan ini terjadi karena permukaan air laut mengalami peningkatan. Naiknya
permukaan air laut ini disebabkan mencairnya es di daerah kutub akibat pemanasan
global.
e. Banyaknya bangunan
Banyaknya bangunan juga menjadi penyebab terjadinya banjir karena
kurangnya daerah resapan air. Kebanyakan bangunan perkantoran atau perumahan
menggunakan materi padat pada halamannya, seperti aspaldan semen, sehingga air
hujan tidak dapat terserap ke tanah. Selain itu banyak rawa-rawa yang kemudian
berganti menjadi daerah perumahan atau gedung perkantoran, padahal rawa-rawa
sangat berguna sebagai daerah resapan air.
f. Perubahan lingkungan
Saat ini yang paling hangat dibicarakan akibat dari perubahan lingkungan
adalah terjadinya pemanasan global, selain itu manusia juga telah merubah
penggunaan lahan (yang juga perubahan lingkungan) yang berakibat pada
berkurangnya tutupan lahan. Semakin lama jumlah vegetasi semakin berkurang,
khususnya di daerah perkotaan. Akibat pemanasan global menyebabkan terjadinya
perubahan pada pola iklim yg akhirnya merubah pola curah hujan, makanya jngan
heran kalau sewaktu-waktu hujan bisa sangat tinggi intensitasnya dan kadang sangat
rendah.
g. Bertumpuknya sampah pada saluran air
Faktor yang satu ini sangat penting untuk diperhatikan, karena Kurangnya
kesadaran masyarakat untuk membuang sampah pada tempatnya menyebabkan
terjadinya penyumbatan pada saluran air.
8
Selain beberapa faktor diatas, ada juga faktor selain yang disebabkan oleh ulah
manusia, yaitu faktor alam, yaitu:
a. Badai
Badai juga dapat menyebabkan banjir melalui beberapa cara, di antaranya
melalui ombak besar yang tingginya bisa mencapai 8 meter. Selain itu badai juga
adanya presipitasi yang dikaitkan dengan peristiwa badai. Mata badai mempunyai
tekanan yang sangat rendah, jadi ketinggian laut dapat naik beberapa meter pada mata
guntur. Banjir pesisir seperti ini sering terjadi di Bangladesh.
b. Gempa bumi
Gempa bumi dasar laut maupun letusan pulau gunung berapi yang
membentuk kawah (seperti Thera atau Krakatau) dapat memicu terjadinya gelombang
besar yang disebut tsunami yang menyebabkan banjir pada daerah pesisir pantai
Bencana banjir yang terjadi belakangan ini telah menimbulkan korban jiwa
dan kerugian harta benda yang besar, disamping itu menyisakan pula berbagai
permasalahan, seperti :
(1) menurunnya tingkat kesehatan masyarakat akibat penyebaran wabah penyakit
menular (waterborne diseases)
(2) Munculnya berbagai kerawanan sosial, dan
(3) Menurunnya tingkat kesejahteraan masyarakat.
Sistem drainase mayor yaitu sistem saluran/badan air yang menampung dan
mengalirkan air dari suatu daerah tangkapan air hujan (Catchment Area). Pada
umumnya sistem drainase mayor ini disebut juga sebagai sistem saluran pembuangan
utama (major system) atau drainase primer. Sistem jaringan ini menampung aliran
yang berskala besar dan luas seperti saluran drainase primer, kanal-kanal atau sungai-
sungai. Perencanaan drainase makro ini umumnya dipakai dengan periode ulang
antara 5 sampai 10 tahun dan pengukuran topografi yang detail mutlak diperlukan
dalam perencanaan sistem drainase ini.
10
2. Sistem Drainase Mikro
Sistem drainase mekro yaitu sistem saluran dan bangunan pelengkap drainase yang
menampung dan mengalirkan air dari daerah tangkapan hujan. Secara keseluruhan
yang termasuk dalam sistem drainase mikro adalah saluran di sepanjang sisi jalan,
saluran/selokan air hujan di sekitar bangunan, gorong-gorong, saluran drainase kota
dan lain sebagainya dimana debit air yang dapat ditampungnya tidak terlalu besar.
Pada umumnya drainase mikro ini direncanakan untuk hujan dengan masa ulang 2,5
atau 10 tahun tergantung pada tata guna lahan yang ada. Sistem drainase untuk
lingkungan permukiman lebih cenderung sebagai sistem drainase mikro.
Jenis-jenis Drainase :
11
3. Menurut konstruksi
a. Saluran terbuka, yaitu sistem saluran yang biasanya direncanakan hanya untuk
menampung dan mengalirkan air hujan (sistem terpisah), namun kebanyakan sistem
saluran ini berfungsi sebagai saluran campuran. Pada pinggiran kota, saluran terbuka
ini biasanya tidak diberi lining (lapisan pelindung). Akan tetapi saluran terbuka di
dalam kota harus diberi lining dengan beton, pasangan batu (masonry) ataupun
dengan pasangan bata.
b. Saluran tertutup, yaitu saluran untuk air kotor yang mengganggu kesehatan
lingkungan. Sistem ini cukup bagus digunakan di daerah perkotaan terutama dengan
tingkat kepadatan penduduk yang tinggi seperti kota Metropolitan dan kota-kota
besar lainnya.
4. Menurut fungsi
a. Single Purpose, yaitu saluran yang berfungsi mengalirkan satu jenis air buangan
saja.
b. Multy Purpose, yaitu saluran yang berfungsi engalirkan beberapa jenis buangan,
baik secara bercampur maupun bergantian.
2.2 Metode
13
dengan k = 1, 2, 3, ..., n
dengan:
Yi = data hujan ke-i
Y = data hujan rerata -i
Dy = deviasi standar
n = jumlah data
14
2.2.3 Analisis Intensitas Hujan
Intensitas hujan adalah tinggi atau kedalaman air hujan per satuan waktu. Sifat
umum hujan adalah makin singkat hujan berlangsung maka intensitasnya cenderung
makin tinggi dan makin besar periode ulangnya makin tinggi intensitasnya. Untuk
menghitung intensitas curah hujan tersebut maka digunakan rumus Mononobe yaitu
:
Selanjutnya, berdasarkan data hujan jangka pendek tersebut lengkung IDF dapat
dibuat dengan salah satu dari persamaan berikut :
-Rumus Sherman :
-Rumus Ishiguro :
-Rumus Talbolt :
15
Analisa dilakukan berdasarkan data-data yang diperoleh. Data tersebut beruda
data hasil pengamatan di lapangan dan data lain baik termasuk gambar guna
memberikan gambaran kondisi wilayah. Analisa dimensi saluran menggunakan
metode saluran yang ekonomis, dengan keluaran berupa:
1. Lebar saluran (b)
2. Tinggi saluran (h)
3. Kecepatan saluran (v)
Merujuk dimensi saluran yang ada dapat ditentukan ketinggian elevasi minimum
bangunan. Aspek yang harus diperhitungkan dalam perhitungan debit banjir rencana
yang harus dilakukan dalam suatu kawasan, antara lain meliputi:
1. Aspek topografi yang diperlukan untuk menentukan luas daerah, sistem sungai,
kemiringan saluran dan lokasi badan air penerima/outlet.
2. Aspek tata guna lahan yang diperlukan untuk menentukan koefisien aliran permukaan
(C)
3. Aspek hidrologi yang diperlukan untuk menentukan besarnya beban air yang harus
dilakukan dalam kawasan.
4. Aspek ekonomi terkait dengan besarnya biaya yang dikeluarkan untuk pembangunan
berdasar design yang dibuat.
Debit banjir rencana atau design flood adalah debit maksimum di sungai atau
saluran alamiah dengan periode ulang yang sudah ditentukan yang dapat dialirkan
tanpa membahayakan proyek irigasi dan stabilitas bangunan-bangunannya.
Perhitungan debit banjir rencana pada pekerjaan ini dipergunakan untuk perencanaan
bangunan utama atau bendung yaitu bendung Alopohu yang akan dilakukan
rehabilitasi atau perencanaan ulang dikarenakan kondisinya rusak berat yang salah
satu penyebabnya adalah akibat terjangan banjir yang terjadi. Metode perhitungan
dilakukan dengan berbagai metode bergantung pada data - data yang tersedia dan
karakteristik dari data yang ada. Konsep dasar perhitungan didasarkan dari data yang
ada, pengalaman dan kepentingan sehingga langkah-langkah dalam penentuan dan
atau perhitungan yang dilakukan adalah:
1. Analisis frekuensi dengan :
−Metode Log Pearson Type III
−Metode Gumbell
16
2. Uji Kesesuaian distribusi :
−Metode Chi-Kuadrat
−Metode Smirnov-Kolmogorov
3. Debit banjir rencana digunakan metode :
−Metode Empiris Haspers
−Metode Empiris Melchior
−Metode Hidrograf Satuan Nakayasu
−Metode Hidrograf Satuan Gamma I
4. Pemilihan metode perhitungan debit banjir
2. Saluran Tertutup
Saluran yang tertutup bagian atasnya, seperti: terowongan, pipa dan gorong-gorong.
2.3 Pembahasan
17
banjir/genangan akibat hujan dengan cara mengalirkan kelebihan air permukaan ke
badan air melalui sistem saluran-saluran tersebut.
Drainase perkotaan melayani pembuangan kelebihan air pada suatu kota
dengan cara mengalirkannya melalui permukaan tanah (surface drainage) atau lewat
dibawah permukaan tanah (sub surface drainage), untuk dibuang ke sungai, laut atau
danau. Kelebihan air tersebut dapat berupa air hujan, air limbah domestic maupun air
limbah industri. Oleh karena itu, drainase perkotaan harus terpadu dengan sanitasi,
sampah, pengendalian banjir kota dan lain lain.
19
Teba di Jalan Imam Bonjol ke Tukad Badung melalui Jalan Dam Tukad Badung
sepanjang 300 meter dengan lebar sekitar 3 meter.
Kedua, Pemprov. Bali bekerja sama dengan Pemkot. Denpasar dan Pemkab.
Badung membangun saluran drainase sepanjang kurang lebih 4 km untuk
menyalurkan kelebihan volume air pada saat hujan deras.
Ketiga, Dam Ulun Tanjung – Badung yang sudah tidak berfungsi akan
dibongkar. Pembongkaran dilakukan karena lahan Subak sudah habis beralih fungsi
menjadi kawasan permukiman penduduk. Lebih-lebih keberadaan dam tersebut
menghambat laju aliran air dari Tukad Mati menuju laut.
Keempat, beberapa jembatan di Jalan Gunung Soputan dan Jalan Gunung
Tangkuban Perahu akan dibangun lebih tinggi dan lebih lebar, sementara sejumlah
dam di daerah aliran sungai Pangkung Moding, Tukad Mati dan Uma Dwi
direncanakan untuk diperbaiki untuk disesuaikan kemampuannya mengalirkan air
pada saat hujan lebat.
Di sela-sela peninjauan, Wagub Puspayoga mengatakan, banjir besar pada
Sabtu, 11 Januari 2009, tidak boleh terjadi lagi. Pemerintah Provinsi Bali akan
menggandeng Pemkab. Badung dan Pemkot. Denpasar untuk melakukan langkah-
langkah penanggulangan. Pemerintah Pusat dikabarkan siap memberikan bantuan
besar untuk tujuan tersebut.
“(Pekerjaan) ini,” demikian Puspayoga,”harus dilakukan dengan sungguh-sungguh.
Saya minta supaya dibuatkan kajian yang bagus dan komprehensif,” imbuhnya.
Mantan Walikota Denpasar ini menambahkan, jangan sampai banjir seperti 11
Januari 2009 terulang lagi di kemudian hari. “Malu kita ini,” ingat Wagub.
Kadis PU Sura Adnyana mengemukakan, siap menindaklanjuti arahan
Wagub. Menurut dia, beberapa kajian telah dilakukan. Sebagian bahkan sudah siap
dilaksanakan di lapangan pada tahun 2009 ini. Beberapa titik pengendali banjir seperti
pengangkatan jembatan di Jalan Gunung Soputan dan Jalan Gunung Tangkuban
Perahu diupayakan untuk dipiroritaskan. “Oleh karena anggaran turunnya bertahap,
pengerjaan juga akan dilakukan secara bertahap,” jelas Sura Adnyana.
Sumber : www.baliprov.go.id
20
Akibat hujan deras selama tiga hari belakangan ini, sejumlah ruas jalan di
wilayah Kuta kebanjiran. Musibah banjir juga menggenangi beberapa perumahan di
wilayah Denpasar. Adapun ruas jalan yang banjir seperti di jalan sunset road Kuta
dan Jalan Dewi Sri Kuta. Banjir juga menggenangi perumahan Bumi Mas, Sanur, dan
Banjar Mekar Jaya, Pemogan Denpasar Selatan.
"Kami terima laporan banjir di wilayah Kuta dan Sanur Denpasar. Sekarang
petugas. masih di lapangan untuk mengevakuasi warga," ujar Kepala Bidang
Rehabilitasi dan Rekonstruksi BPBD Kota Denpasar Made Prapta, Kamis (2/1/2014).
Menurut Prapta, ketinggian air di sejumlah ruas jalan di wilayah Kuta itu mencapai
50 centi meter. Sementara, volume air disejumlah perumahan diwilayah Denpasar
mencapai tinggi pinggang orang dewasa atau sekitar satu meter sehingga membuat
aktivitas warga terganggu. Prapta mengaku, beberapa warga yang terjebak akibat
rumahnya terendam banjir parah langsung dievakuasi petugas ke tempat yang lebih
aman. Menurutnya, hingga kini belum ada laporan adanya korban jiwa akibat banjir
dioawal tahun 2014 itu. "Petugas terus melakukan pendataan dan memberikan
pertolongan di lokasi banjir akibat curah hujan cukup tinggi mengguyur Kota
Denpasar," jelasnya. Prapta memaparkan, pasca banjir ini ia mengerahkan dua perahu
karet rubber boat BPPD Denpasar dan puluhan petugas diterjunkan ke lokasi untuk
mengevakuasi warga khususnya anak-anak dan warga lanjut usia. Sementara itu,
petugas SAR sejauh ini terus memantau lokasi yang masih digenangi banjir dan
mencari warga yang terjebak banjir
Sumber : www.inilah.com
21
petugas kesehatan bersiaga di beberapa tempat untuk membantu para koban tesebut.
Sampai berita ini diturunkan belum diketahui jumlah korban jiwa akibat banjir yang
menimpa sejumlah perumahan warga tersebut. Sementara itu, aliran banjir itu juga
mengakibatkan Jembatan Tegalantang di Jalan Gunung Tangkuban Perahu tidak bisa
dilalui karena derasnya air hingga meluap ke jalan. Banjir ini mengakibatkan lalu
lintas di sekitar tempat kejadian macet total.
Sumber : www.beritasatu.com
22
penanganan titik banjir di Kota Denpasar itu bersumber dari APBD Kota Denpasar,
APBD Provinsi Bali dan APBN.
Diungkapkannya, Denpasar telah memiliki program pengendalian banjir yang
notabena menjadi program PU Denpasar. Bahkan untuk penanganan banjir di
Denpasar, lanjut dia, pihaknya juga bekerjasama dengan P2LP Provinsi Bali untuk
mengurai masalah titik-titik langganan banjir. ‘’Untuk perbaikan Tukad Punggawa,
Denpasar Selatan, sekarang ini, kami anggarkan Rp 150 miliar dari APBN,’’
tandasnya.
Sumber : http://www.denpostnews.com
23
jumlah debit air hujan yang mengalir di permukaan tanah, dapat mengatasi banjir
dan menjadikan langit yang biru.
24
Akibat dari tingginya tingkat urbanisasi dan kepadatan penduduk
sedangkan di satu sisi ketersediaan lahan untuk pemukiman dan rendahnya
tingkat ekonomi masyarakat menyebabkan banyak masyarakat yang
menggunakan area-area hijau dan daerah aliran sungan (DAS) sebagai tempat
pemukiman. Akibatnya kemampuan area-area hijau untuk menyerap air dan daya
tampung sungai menerima jumlah air yang mengalir menjadi berkurang.
Untuk mengatasi banjir maka perlu upaya dari Pemerintah untuk menekan
keberadaan dari pemukiman-pemukiman di area-area tersebut dan tentu hal
tersebut harus juga ditunjang oleh kesadaran dari masyarakat sendiri.
25
26
BAB III
KESIMPULAN
Berdasarkan permasalahan tentang banjir yang terjadi di wailayah perkotaan saat ini, kami
dapat menyimpulkan beberapa faktor penyebab yang umum terjadi di wialayah perkotaan,
diantaranya adalah :
27