Anda di halaman 1dari 9

MAKALAH DRAINASE LAPANGAN OLAHRAGA

Digunakan untuk memenuhi tugas mata kuliah


Drainase perkotaan

Dosen Pengampu :
Ir. Gebion Lysje Pagoray, ST. MT

Disusun oleh
PUTU ROI KARTIKA (6160505190007)

JURUSAN TEKNIK SIPIL


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS KRISTEN INDONESIA PAULUS
2019
KATA PENGANTAR
Puji Syukur saya panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena dia sebagai
limpahan rahmatnya saya dapat menyelesaikan makalah ini tepat waktu tanpa ada halangan
yang berarti dan sesuai dengan harapan. Ucapan terima kasih saya sampaikan kepada Ibu Ir.
Gebion Lysje Pagoray, ST. MT sebagi dosen mata kuliah drainase perkotaan yang memberikan
arahan dan pemahaman dalam penyusunan makalah ini. Saya menyadari bahwa dalam
penyusunan makalah ini masih banyak kekurangan karena keterbatasan saya. Saya selaku
penyusun sangat mengharapkan Kritik dan saran untuk menyelesaikan makalah ini. Semoga
apa yang ditulis dapat bermanfaat bagi semua pihak yang membutuhkan.

Makassar, 12 Januari 2024

PUTU ROI KARTIKA

i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ..................................................................................................... i
DAFTAR ISI....................................................................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN .............................................................................................. 1
A. Latar Belakang ................................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah .............................................................................................. 1
C. Tujuan ................................................................................................................ 1
BAB II PEMBAHASAN ................................................................................................. 2
A. Definisi Sistem Polder ........................................................................................ 2
B. Cara Kerja Sistem Polder .................................................................................... 2
C. Kelebihan dan Kekurangan Sumur Bor Dalam ................................................... 3
D. Estimasi Biaya ..................................................................................................... 4
E. Contoh Aplikasi di Indonesia .............................................................................. 4
BAB III PENUTUP ...................................................................................................... 5
A. Kesimpulan......................................................................................................... 5
DAFTAR PUSTAKA .................................................................................................... 6

ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pemanasan global berdampak terhadap cuaca, tinggi permukaan air laut, pantai,
pertanian, kehidupan hewan pempohonan dan Kesehatan manusia. Indikasi dampak
pemanasan global terhadap cuaca yang begitu jelas dirasakan adalah kenaikan suhu yang
ekstrim, misalnya suhu di Kalimantan yang biasanya sekitar 35 derajat Celcius naik menjadi
39 derajat Celsius. Di Sumatera, yang biasanya berkisar pada 33-34 derajat naik menjadi
37 derajat, dan di Jakarta yang biasanya 32-34 naik menjadi 36 derajat Celcius.
Ketika di atmosfer menghangat, lapisan permukaan lautan juga akan menghangat,
sehinga volumenya akan membesar dan menaikan tinggi permukaan laut.
Pemanasan juga akan mencairkan banyak es dikutub, terutama sekitar Greenland, yang
lebih memperbanyak volume air dilaut. Permasalahan banjir akibat air pasang terjadi
karena adanya penurunan tanah dan kenaikan muka air laut sebagai akibat pemanasan
global. Permukaan tanah semakin menurun akibat sifat karakteristik atau geologi
tanah, beban statis bangunan yang ada diatas tanah dan beban dinamis benda bergerak,
gaya tektonis, serta pengambilan air tanah yang berlebihan.
B. Rumusan Masalah
1. Apa Definisi Sistem Polder?
2. Bagaimana cara kerja Sistem Polder?
3. Apa saja kelebihan dan kekurangan Sistem Polder?
4. Bagaimana estimasi biayanya?
5. Dimana contoh aplikasi di Indonesia?

C. Tujuan Masalah
Mahasiswa mampu mengetahui definisi secara luas terkait Sistem Polder,
mengetahui bagaimana cara kerja dari Sistem Polder, apa saja kelebihan dan kekurangan
Sistem polder, bagaimana estimasi biauanya, serta dapat mengetahui dimana contoh
pengaplikasiannya di Indonesia

1
BAB II

PEMBAHASANA
A. Definisi Sistem Polder
Sistem polder adalah suatu metode penanganan banjir dengan kelengkapan bang
unan sarana fisik yang meliputi saluran drainase, kolam retensi, dan pompa air yang
dikendalikan sebagai satu kesatuan pengelolaan. Dengan sistem polder, lokasi
rawan banjir akan dibatasi dengan jelas sehingga ketinggian muka air, debit, dan volume
air yang harus dikeluarkan dari sistem dapat dikendalikan. Oleh karena itu, system
polder disebut juga sebagai sistem drainase yang terkendali.
Pada awalnya sebuah polder dibuat untuk tetapbertahan di Pertanian. Namun,
beberapa dekade belakangan ini juga diterapkan untuk kepentingan pengembangan
industri, simulator, fasilitas umum, dan untuk kepentingan lainnya dengan alasan
keamanan. Fungsi utama polder adalah sebagai operator muka air didalam system polder
tersebut. Untuk kepentingan peperangan, muka air di dalam sistem dikendalikan supaya
tidak terjadi banjir /genangan. Air di dalam system dikendalikan sedemikian rupa sehingga
jika terdapat kelebihan air yang dapat menyebabkan banjir bisa keluar dari sistem polder.
Sistem polder merupakan salah satu alternatif rekayasa yang dinilai tepat dan
efektif untuk mengalirkan banjir dan mendukung pengembangan Kawasan perkotaan di
daerah dataran rendah rawan banjir. Sistem polder terdiri atas tanggul, kolam retensi,
system drainase, pompa dan komponen lainya yang merupakan satu system, dan
direncanakan sesuai dengan lokasi dan permasalahan yang dihadapi. Pembangunan
sistem polder tidak dapat dilakukan secara sendiri-sendiri, melainkan perlu direncanakan
dan dilaksanakan secara terpadu, disesuaikan dengan rencana tata ruang wilayah dan tata
air secara makro. Kombinasi kapasitas pompa dan kolam retensi harus mampu
mengendalikan muka air pada suatu Kawasan polder dan tidak menimbulkan dampak
negatif terhadap sistem drainase secara makro (Pusair, 2007).
B. Cara Kerja Sistem Polder
Di dalam stasiun pompa terdapat pompa yang digunakan untuk mengeluarkan air
sudah terkumpul dalam kolam retensi atau jaringan drainase ke luar cakupan area. Prinsip
dasar kerja pompa adalah menghisap air dengan menggunakan sumber tenaga, baik itu
listrik atau solar/surya. Air dapat dibuang langsung ke laut atau sungai/banjir kanal
yang bagian hilirnya akan bermuara di laut.
Biasanya pompa digunakan pada datar rendah atau keadaan topografi yang datar,
sehingga saluran-saluran yang ada tidak mampu mengalir secara gravitasi. Jumlah dan
kapasitas pompa yang disediakan di dalam stasiun pompa harus disesuaikan dengan
volume layanan air yang harus dikeluarkan. Pompa yang menggunakan tenaga
listrik, biasa disebut dengan pompa jenis sentrifugal, sedangkan pompa yang biasa
menggunakan tenaga diesel dengan bahan bakar solar adalah pompa submersible.

2
Gambar 1.1 Sistem Polder
(Sumber: Wahyudi, S.Imam , 2010)
Latar belakang dikembangkannya sistem Polder antara lain:
a) Pengembangan kota-kota Pantai di Indonesia seperti Jakarta dan semarang
seringkali lebih didasarkan pada kepentingan pertumbuhan ekonomi.
b) Pengambangan Kawasan-kawasan ini menimbulkan banjir yang menunjukkan
ketidak seimbangan Pembangunan.
c) Perlu Upaya peningkatan / pengembangan aspek teknologi dan manajemen,
untuk pengendalian banjir dan ROB di kota-kota Pantai di Indonesia.

C. Kelebihan dan Kekurangan Sumur Bor Dalam


Keberadaan sistem polder ini ternyata juga mempunyai beberapa kelebihan di
dalamnya. Inilah yang menjadikannya banyak digunakan oleh masyarakat. Adapun
kelebihan tersebut diantaranya adalah :

• Mampu mengendalikan banjir dan genangan air akibat aliran dari hulu, hujan
setempat naiknya muka air laut (ROB).
• Dapat mengendalikan air,
• Dapat digunakan sebagai obyek wisata atau rekreasi, lahan pertanian, perikanan,
dan lingkungan industri serta perkantoran.
Adapun kekurangan Sistem Polder yaitu:
• Sistem kerja Polder sangat bergantung pada pompa.
• Problema penanganan banjir di lapangan untuk kota-kota seperti di Indonesia cukup
rumit karena ruang terbuka untuk resapan air semakin langka.
• Setiap tetes air buangan yang jatuh pada kawasan polder harus
dikeringkan dengan bantuan pompa.
• Biaya operasional dan perawatan relatif mahal.

3
D. Estimasi Biaya
Sistem polder merupakan upaya struktural penanggulangan banjir yang
konsekuensinya jelas adalah biaya yang sangat besar dan waktu yang lama, baik untuk
pembebasan tanah, Pembangunan fisik, maupun untuk pengadaan dan perawatan mesin-
mesin dan peralatan. Selain itu, yang tak kalah pentingnya adalah upaya nonstruktural
yang berkaitan dengan pendidikan publik. Upaya membangun kesadaran seperti
tidak membuang sampah di saluran air, memperbanya penanaman pohon,
menggunakan perkerasan grass-blok dan paving-blok yang berpori, atau bahkan
bagaimana bersikap ketika banjir datang akan jauh lebih berguna untuk mencegah banjir
dan meminimalisir kerugian akibat banjir yang bisa datang setiap tahun.

• Biaya Teknik yang dibutuhkan dalam proyek penanganan sistem polder semarang
timur di perkirkan sebesar 15 % dari keselurahan biaya kontruksi. Sehingga biaya
Teknik yang di butuhkan sebesar : biaya konsultan Teknik = 15 % × biaya konstruksi =
15 % × Rp 574.168.000.000,00 = Rp 86.125.200.000.000,00
• Biaya pengadaan pompa berdasarkan wawancara dengan salah satu pabrik pompa di
Indonesia, di dapat estimasi biaya pompa jenis submersible dengan kapasitas 2,5 m³/s
yaitu sebesar Rp 3.000.000.000,00 sedangkan untuk kapasitas 5m³/s sebesar Rp
6.000.000.000,00.
E. Contoh Aplikasi di Indonesia
Di Indonesia, salah satu kawasan yang sudah berhasil menerapkan Sistem Polder
ini adalah PIK1 dan PIK2, yang dirancang oleh konsultan ternama Witteveen bos
Indonesia. “Kawasan PIK2 menggunakan sistem polder, sehingga dijamin memiliki
ketahanan terhadap banjir yang tinggi,” klaim Deputy Director Witteveen bos Indonesia,
Sawarendro.
Terkait penjelasan di atas, di atas, diketahui keberadaan danau didalam kkawasan
sangatlah penting. Seperti salah satunya, danau yang luas di dalam Kawasan Pasir Putih
Residences PIK2. Kawasan Pasir Putih Residences PIK2 memiliki luas sekitar 150 hektare (ha).
Lebih dari 10 persen areanya dikhususkan sebagai area penampungan air. Tepatnya sekitar
16 ,2 ha area berupa danau yang tidak hanya cantik, sekeliling danau penampungan air ini
juga di desain dengan eksklusif, yaitu dengan hamparan pasir putih di sepanjang pinggir
danau.
Selain itu danau ini pun dilengkapi dengan fasilitas penunjang lainnya yang bisa
dimanfaatkan sebagai sarana olahraga dan rerekreasi warga sepeti jogging dan sepeda
sepanjang lebih kurang 2,5 kilometer (KM) yang menyambung hingga ke
clubhouse."Kemudian ada beberapa gazebo, trotoar, dek terapung yang bisa digunakan
untuk yoga, taman seni komunitas, taman bermain anak-anak, area bermain air untuk anak-
anak serta terdap dipula jogging track view hutan mangrove sepanjang kurang lebih 2,7 Km
disekitar kawasan Pasir Putih Residences ini,"

4
BAB III
PENUTUP
A . Kesimpulan
Salah satu upaya penanggu langan banjir adalah dengan membangun sistem
polder. Apa itu sistem polder? Sistem polder adalah suatu metode penanganan banjir
dengan kelengkapan bangunan sarana fisik yang meliputi saluran drainase, kolam retensi,
dan pompa air yang di kendalikan sebagai satu kesatuan pengelolaan. Dengan sistem
polder, lokasi rawan banjir akan dibatasi dengan jelas sehingga ketinggian muka air, debit,
dan volume air yang harus dikeluarkan dari sistem dapat dikendalikan. Oleh karena itu,
sistem polder disebut juga sebagai sistem drainase yang terkendali.
Polder identik dengan negeri kincir angin Belanda yang seperempat wilayahnya er
ada di bawah muka laut dan memiliki lebih dari 3000 polder. Sebelumnya ditemukannya
mesin pompa, kincir angin digunakan untuk menaikkan udara dari suatu polder ke polder
lain yang lebih tinggi, untuk selanjutnya di pompa kesungai, muara dan laut. Sistem
polder adalah satu cara penanganan banjir dengan bangunan fisik, yang meliputi sistem
drainase, kolam retensi, tanggul yang mengelilingi kawasan, serta pompa dan / pintu air,
sebagai satu kesatuan pengelolaan tata air tak terpisahkan.

5
DAFTAR PUSTAKA
Helmer Johan et al., 2009, Rotterdam polder System and Plan of K. Banger Polder in
Semarang, waterboard HHSK Rotterdam
Hindarko, S, 2000, Drainase Perkotaan, Penerbit Esha, Jakarta
Pusair, 2007, Sistem Polder untuk Perkotaan Rawan Air, Semiloka Pusair 2007.
Anne L Breton et Eric Beaudet, 2008, L'utilisation des terreaux en horticulture et
larehabilitation des tourbieres, L‟echo des tourbieres, no 15.
Annie boulet, 2009, L'eau et sa gestion dans le parc naturall regional de Briere, Conseil
Scientifique du Parc Naturel de Briere, France
Arnoud Molenaar, 2008, Rotterdam Waterplan transition in Urban Water Management,
Public Works, Water Management Dept., March 2008, Rotterdam

Anda mungkin juga menyukai