Anda di halaman 1dari 13

LAPORAN PRAKTIKUM HIDROGEOLOGI

[BASEFLOW]

MINGGU KE-6

Asisten Praktikum
1. Muchammad Rachmansyah Putra (15117025)
2. Alifah Saarah (15117049)

Disusun Oleh:
Agim Yustian Bakhtiar (118150026)

PROGRAM STUDI TEKNIK GEOLOGI


JURUSAN TEKNIK MANUFAKTUR DAN KEBUMIAN
INSTITUT TEKNOLOGI SUMATERA
2020
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI ............................................................................................................................................i


BAB I PENDAHULUAN ...................................................................................................................... 1
1.1 Latar belakang ...................................................................................................................... 1
1.2 Tujuan .................................................................................................................................... 2
1.3 Manfaat .................................................................................................................................. 2
BAB II TINJAUAN PUSTAKA ......................................................................................................... 3
2.1 Neraca Air .............................................................................................................................. 3
2.2 Baseflow ................................................................................................................................. 3
2.3 Air Tanah ............................................................................................................................... 4
2.4 Daerah Aliran Sungai ........................................................................................................... 4
2.5 Imbuhan Air Tanah dan Daerah resapan Air Tanah ........................................................ 5
BAB III HASIL DAN PEMBAHASAN ............................................................................................. 6
3.1 Pengolahan Data..................................................................................................................... 6
3.2 Pembahasan ........................................................................................................................... 8
BAB IV PENUTUP ............................................................................................................................ 10
Kesimpulan ...................................................................................................................................... 10
DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................................................... 11

i
BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang


Kebutuhan akan air terus mendorong manusia untuk terus mencari sumber-sumber air baru
untuk memenuhi kebutuhannya. Namun pengambilan air yang dilakukan secara serampangan
telah menyebabkan banyak degradasi hidrologi yang justru malah menyebabkan manusia
kehilangan sumber air. Maka penting untuk adanya konservasi air sebagai upaya menjaga
kebersinambungan dan ketersediaan air yang memadai baik secara kuantitas dan kualitas
dimasa yang akan datang.

Dikarenakan hal tersebut maka perlu dilakukan suatu upaya perencanaan konservasi air untuk
menjaga keberlangsungannya. Namun, sebelum bisa dilakukan koservasi maka perlu untuk
mencari data data yang berkaitan dengan kawasan konservasi, termasuk dengan mengetahui
seberapa besar air yang terimbuh kedalam sistem air tanah suatu kawasan sehingga nantinya
dapat diketahui kondisi awal dan bagaimana karakteristik hidrogeologis kawasan tersebut untuk
nantinya dapat dilakukan upaya konservasi air tanah yang terukur dan berkelanjutan.

Perencanaan konservasi air dapat dimulai dengan memahami karakteristik hidrogeologis suatu
sistem air tanah. Seperti memodelkan kondisi hidrogeologi setempat properti-propertinya.
Selain itu perlu juga untuk mengetahui batas eksploitasi yang dapat dilakukan dalam suatu
sistem untuk agar tidak terjadi defisit dan mengakibatkan keringnya sumber air. Model tersebut
dapat dipelajari dengan memahami neraca air. Dalam neraca air, terdapat komponen komponen
penting yang dihitung untuk mendapatkan suatu nilai dari karakteristik sistem. Salah satunya
adalah baseflow.

Namun ada waktu sistem mengalami suatu gangguan. Seperti akibat adanya penurunan suplai
atau resesi akibat adanya gangguan situasi atmosfer seperti musim kemarau yang menurunkan
suplai masuk air kedalam sistem. Sehingga perhitungan seberapa besar resesi baseflow perlu
dilakukan untuk mengetahui batas nilai ambil air agar tidak terjadi defisit air tanah.

1
1.2 Tujuan
Tujuan dari Praktikum Baseflow adalah:
a. Mengetahui apa itu Baseflow
b. Mengetahui faktor apa saja yang mempengaruhi besar baseflow serta pengaruhnya
dengan imbuhan air tanah

1.3 Manfaat
Manfaat dari praktikum baseflow adalah:
a. Memahami apa itu baseflow
b. Memahami faktor apa saja yang mempengaruhi besar baseflow serta pengaruhnya
dengan imbuhan air tanah

2
BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Neraca Air

Neraca air atau water balance adalah suatu metode untuk menghitung seberapa besar masuk

dan keluarnya air dalam sistem air tanah. Dapat pula didefinisikan sebagai perincian tentang

semua masukan, keluaran, dan perubahan simpanan air yang terdapat pada suatu lahan untuk

menetapkan jumlah air yang terkandung di dalam tanah yang menggambarkan perolehan air

(surplus atau defisit) dari waktu ke waktu (Hillel, 1972).Dalam perhitungan neraca air, pada

prinsipnya adalah bahwa air hujan yang turun dan tertampung dalam suatu catchment area

sebagian ada yang kembali menguap sebagai evapotranspirasi dan selebihnya ada yang masuk

kedalam tanah sebagai infiltirasi dan perkolasi dan sebagai aliran permukaan air tanah seperti

run-off. Neraca air sangat penting bagi perncanaan konservasi dan pemanfaatan air tanah

mengingat neraca air menggambarkan bagaimana kondisi input dan output masukkan air ke

dalam sistem.

2.2 Baseflow
Baseflow adalah aliran air yang mencapai muka airtanah dan mengalir di dalam akifer hingga
keluar mengisi badan sungai . baseflow juga dapat diartikan sebagai nilai discharge minimal
yang keluar saat musim hujan berakhir. Metode penghitungannya dikenal sebagai baseflow
recession yaitu pendekatan untuk menghitung besar resapan yang direpresentasikan sebagai
baseflow yang keluar menjadi air permukaan setelah musim hujan berakhir. Istilah recession
mengacu pada penurunan output (discharge) secara alami akibat ketidakhadiran input
(recharge) yang mengikuti pola eksponensial

3
2.3 Air Tanah
Air tanah adalah air yang didapat dari lapisan tanah atau batuan yang berada dibawah
permukaan (Lutgens, frederick., Turbuck, 2012). Air tanah merupaka air hujan yang
berinfiltirasi dan mengalami perkolasi sehingga nantinya akan masuk kedalam suatu lapisan
yang bersifat porous dan juga permeabel. Lapisan ini dikenal sebagi akuifer. Air tanah
dibedakan menjadi beberapa macam yaitu:
a. Air tanah freatik; air tanah ini merupakan air tanah yang letaknya dekat dengan
permukaan dan menjadi sumber air bagi sumur galian warga,
b. Air tanah dalam (artesis); air tanah yang letaknya cukup dalam, merupakan lapisan air
tanah yang terkekang.
c. Air tanah vados; merupakan air tanah yang baru berinfiltrasi dari air hujan;
d. Air konat atau air formasi; air ini merupakan air yang terkurung dalam formasi saat
pembentukan batuan sedimen. Terjadi akibat laju sedimentasi yang tinggi sehingga air
yang ada pada sedimen belum sempat terperas keluar.
e. Air juvenil; air ini berasal dari kondensasi sisa magma, muncul sebagai air panas.
(Puradimaja & Irawan, 2012)
Air tanah tidak terlepas kaitannya dengan batuan yang menjadi media penyimpanannya.
Berdasarkan karakteristik sifat material dan kemampuannya meloloskan air tanah, batuan
dikenal menjadi beberapa jenis yaitu:
a. Akuifer; merupakan batuan dengan karakteristik porous dan permeabilitas yang baik
sehingga mampu mengalirkan dan menyimpan air dalam jumlah ekonomis.
b. Akuitar; merupakan batuan yang memiliki kemampuan meloloskan air serta
menyimpannya. Namun tidak seperti akuifer, akuitar hanya bisa dalam jumlah yang
terbatas.
c. Akuiklud; adalah lapisan batuan yang mampu menyimpan air namun tidak mampu
meloloskan air.
Akuifug; adalah lapisan yang tidak dapat menyimpan dan meloloskan air

2.4 Daerah Aliran Sungai


Daerah Aliran Sungai (DAS) adalah suatu kawasan yang dibatasi oleh titik-titik tinggi di mana
air yang berasal dari air hujan yang jatuh, terkumpul dalam kawasan tersebut. Guna dari DAS
adalah menerima, menyimpan, dan mengalirkan air hujan yang jatuh di atasnya melalui sungai

4
Air Daerah Aliran Sungai (DAS) adalah air yang mengalir pada suatu kawasan yang dibatasi
oleh titik-titik tinggi di mana air tersebut berasal dari air hujan yang jatuh dan terkumpul dalam
sistem tersebut.
Sedangkan Daerah Aliran Sungai (DAS) menurut UU Nomor 17 Tahun 2019 adalah suatu
wilayah daratan yang merupakan satu kesatuan dengan sungai dan anak-anak sungainya, yang
berfungsi menampung, menyimpan, dan mengalirkan air yang berasal dari curah hujan ke danau
atau ke laut secara alamiah, yang batas di darat merupakan pemisah topografis dan batas laut
sampai dengan daerah perairan yang masih terpengaruh aktivitas daratan.

2.5 Imbuhan Air Tanah dan Daerah resapan Air Tanah


Imbuhan air tanah merupakan istilah untuk masuknnya air kedalam sistem air tanah. Imbuhan
air tanah adalah faktor pentin yang bertanggung jawab atas terisinya suatu cekungan air tanah
yang ada. Imbuhan air tanah terjadi ketika suatu wilayah mampu meneruskan air hujan
permukaan masuk kedalam sistem air tanah. Pengolahan data imbuhan air tanah dilakukan
dengan software spasial seperti Arcgis, Qgis, dan sebagainya yang nanti outputnya adalah
peta sebaran imbuhan air tanah
Daerah resapan air tanah merupakan istilah untuk daerah yang menjadi area masuknnya air
kedalam sistem air tanah. Daerah resapan air tanah berperan penting sebagai area recharge bagi
suatu cekungan air tanah. Daerah resapan air tanah adalah bagian penting dari sistem
hidrogeologi mengingat fungsinya sebagai recharge area bagi sebuah cekungan air tanah.
Konservasi wilayah ini menjadi suatu hal yang wajib untuk menjaga keberlangsungan sumber
air. Terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi banyaknya air yang mengisi sistem air tanah
melalui daerah resapan air tanh:

1. Kondisi hidrometeorologi; berupa curah hujan dan evapotranspirasi


2. Kondisi Hidrogeologi; berupa litologi dan tanah
3. Tata guna lahan

5
BAB III HASIL DAN PEMBAHASAN

3.1 Pengolahan Data


Data baseflow yang diberikan adalah berupa data curah hujan harian selama 3 tahun berturut
turut dari DAS citarum hulu. Data yang ada kemudian diolah pada software microsoft excel
dengan perhitungan

Lalu kemudian data diolah lagi untuk melihat bagaimana kondisi recharge yang diakibatkan
untuk nantinya diinterpretasikan sebagai suatu karakteristi hidrologi dari DAS Citarum Hulu.

Gambar 1 Baseflow Recession 2011

6
Gambar 2 Baseflow Recession 2012

Gambar 3 Baseflow Recession 2013

BASEFLOW RECESSION
Ko Ground
Na mpo Rechar
Q0 Qt t V0 Vt water Luas DAS
N ma Tah nen ge
K k Storage
o DA un Bas
S m3/d m3/h m3/d m3/h ha eflo km m
m3 m3 m3 2 m2 m
etik ari etik ari ri w m
181229
1 10409 12839 0.03 97.00 3034090 374224 265986618.5 1812 0.1 146.
9848
2011 120.48 472 14.86 04 61 0.966 4 % 87.35 68.78 8 .30 5 77
Citar
181229
2 um 81.53 70441 9.03 78019 0.04 96.00 1536622 170191 136643086.2 1812 0.0 75.4
9848
Hulu 2012 92 2 48 0.955 6 % 18.27 31.99 9 .30 8 0
181229
3 82.89 71616 13.03 11257 0.04 97.00 1780495 279887 150060844.7 1812 0.0 82.8
9848
2013 96 92 46 0.961 0 % 76.55 31.84 1 .30 8 0

7
3.2 Pembahasan
Berdasarkan data yang dimiliki yang ada berupa data hujan harian diketahui bahwa nilai curah
hujan akan mempengaruhi besarnya nilai dari debit sungai. Hal ini dikarenakan sumber air dari
aliran sungai yang tidak hanya berasal dari aliran permukaan tetapi juga input dari air tanah
dalam wujud baseflow. Semakin besar nilai dari curah hujan akan sangat mempengaruhi
baseflow dan input masuk lainnya yang berkaitan dengan masukknya air kedalam aliran sungai.

Air hujan yang jatuh ke bumi nantinya akan ada yang terevapotranspirasikan dan ada yang
sampai permukaan. Yang sampai permukaan akan masuk ke dalam tanah menjadi air tanah atau
ada yang turun menjad run-off. Besaran dari keduanya sangat dipengaruhi oleh curah hujan
sebagai suplay utama air. Ketiadaan recharge akan menjadikan air akan terpakai terus menerus
sehingga muka air tanah turun dan debit aliran akan mengecil. Kondisi disebut sebagai
resesi.Ketika hal ini jika berlangsung terus menerus mengakibatkan adanya penurunan muka
air tanah yang menyebabkan pada suatu ketika tidak mampu lagi menyuplai aliran stream dari
berbagai badan air. Ini yang disebut sebagai kering.

Menggunakan analisis base flow, dapat ditentukan besar dari imbuhan dan groundwater storage
suatu wilayah. Dengan melakukan analisis baseflow kita sebenarnya sedang menghitung
bagaimana cadangan air tanah ketika masuk dalam tahap resesi atau tidak ada input. Dari
kondisi ini dapat ditentukan volume simpan akuifer pada suatu waktu dimana selisihnya akan
menjadi besar kapasitas storage dari air tanah. Dengan melihat besar kapasitas penyimpanan
suatu wilayah yang dibandingkan dengan luas wilayahnya maka natinya dapat diketahui
seberapa besar dari resapan atau imbuhan air tanah yang ada.

Terdapat beberapa faktor penting yang mempengaruh imbuhan dan groundwater storage yaitu

1. Porositas dan permeabilitas


Faktor ini penting dalam hal porositas sebagai penyimpan dan permeabilitas adalah jalur
poros dan fluida. Makin besar faktor ini maka air yang masuk dan tersimpan lebih banyak
2. Cuaca atau curah hujan
Kaitannya dengan seberapa banyak hari hujan dan besar input yang masuk ke dalam tanah

Secara umum dari data yang dimiliki menunjukan adanaya resesi baseflow pada bulan Juni-
Agustus saat Angin muson Tenggara dari Australia berhembus membawa udara kering yang
merupakan saat musim kemarau di sebagian besar Indonesia. Di waktu ini Recharge dari
wilayah DAS Citarum Hulu hanya berkisar antara 0.08-0.15 m3 . Dari data menunjukkan pada
2011 merupakan tahun dimana hujan masih cukup besar nilainya sedangkan 2012-2013 turun
8
drastis dikarenakan pada 2012-2014 merupakan periodik el-nino yang menyebabkan
kekeringan di sebagian wilayah indonesia.

9
BAB IV PENUTUP

Kesimpulan

Kesimpulan praktikum Base Flow adalah


1. Secara umum Baseflow adalah aliran air yang mencapai muka airtanah dan mengalir
di dalam akifer hingga keluar mengisi badan sungai . baseflow juga dapat diartikan
sebagai nilai discharge minimal yang keluar saat musim hujan berakhir
2. Semakin besar nilai dari curah hujan akan sangat mempengaruhi baseflow dan input
masuk lainnya yang berkaitan dengan masukknya air kedalam aliran sungai
3. Terdapat beberapa faktor penting yang mempengaruh imbuhan dan groundwater storage
yaitu
a. Porositas dan permeabilitas
b. Cuaca atau curah hujan
4. Secara umum dari data yang dimiliki menunjukan adanaya resesi baseflow pada bulan
Juni-Agustus
5. Dari data menunjukkan pada 2011 merupakan tahun dimana hujan masih cukup besar
nilainya sedangkan 2012-2013 turun drastis

10
DAFTAR PUSTAKA

Lutgens, frederick., Turbuck. (2012). Essentials of Geology. New Jersey: Pearson education.

Puradimaja, D., & Irawan, D. E. (2012). Hidrogeologi Umum. Bandung: ITB.

11

Anda mungkin juga menyukai